UMB UI 2009 Biologi Kode Soal 999 Doc Name: UMBUI2009BIO999 halaman 1 Version : 2012-10 | 01.Ganggang yang mempunyai sifat prokariot dijumpai pada … (A) Chlorophyta (B) Chrysophyta (C) Cyanophyta (D) Phaeophyta (E) Rhodophyta 02. Spermatozoid dan ovum tumbuhan paku terdapat pada … (A) Sporangium (B) Indusium (C) Protalium (D) Strobilus (E) Sporofil 03. Kandungan glukosa dalam urin mengindikasikan adanya gangguan pada ... (A) Glomerulus (B) Tubulus kontortus proksimal (C) Lengkung henle (D) Tubulus kolektivus (E) Uretur 04. Pembuatan antibodi monoklonal melibatkan proses ... (A) Pembentukan kimera (B) Pembentukan hibridoma (C) Pembentukan organisme transgenik (D) Transformasi materi genetik (E) Transduksi materi genetik 05. Pertumbuhan lumut kerak dapt digunakan sebagai indikator terjadinya pencemaran udara. SEBAB Lumut kerak mempunyai toleransi yang tinggi terhadap pencemaran udara. 06. Kacang hijau (Phascolus radiatus) merupakan anggota takson Spermatophyta. SEBAB Kacang hijau (Phascolus radiatus) merupakan tumbuhan yang mimiliki bunga. Bacaan 1 Cacing tanah merupakan hewan yang penting dalam proses penyuburan tanah, karena beperan dalam menurunkan rasio C/N tanah. Tanah yang subur baik untuk pertumbuhan tanaman. Daya reproduksi cacing tanah sangat dipengaruhi oleh jenis pakan. Studi 1 Untuk mengetahui hubungan antara jenis pakan dengan jumlah kokon yang dihasilkan,laju konsumsi, rasio C/N pakan, dan kandungan tanin pakan telah dilakukan percobaan dengan hasil pada tabel berikut : Pakan Laju Rasio C/N Kandungan tanin (%) Jumlah kokon / individ u/10 bulan Feses sapi Feses kuda Jeram padi Dedak padi 40,6 7,2 0.20 83 30,8 9,6 0,38 72 28,3 15,0 2,50 66 23,7 17,4 2,93 60 Feses 24,2 domin an 18,5 3,01 58 konsumsi (mg/g berat tubuh/ hari ) Studi 2 Untuk mengetahui hubungan antara laju konsumsi dengan feses yang dihasilkan oleh cacing tanah, dapat dihitung dengan efisiensi daya cerna. Hasil perhitungan tersebut tertera pada tabel Pakan Daya cerna (%) Feses sapi Feses kuda Jerami padi Dedak padi Feses domba 22 33 45 48 50 Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di www.zenius.net dengan memasukkan kode 878 ke menu search. Copyright © 2012 Zenius Education UMB UI 2009 Biologi—Kode Soal 999 Doc name: UMBUI2009BIO999 Version: 2012-10 | 07. Dari studi 2 dapat disimpulkan bahwa pakan cacing tanah yang paling efisien untuk tubuh cacing tanah adalah ... (A) feses sapi (B) feses kuda (C) jerami padi (D) dedak padi (E) feses domba 08. Dari hasil percobaan studi, dapat diketahui bahwa pakan cacing tanah yang banyak menghasilkan feses adalah ... (A) Jerami padi (B) Feses sapi (C) Dedak padi (D) Feses kuda (E) Feses domba 09. Pernyataan berikut yang sesuai dengan hasil wacana studi 1 adalah ... (A) laju konsumsi berkorelasi dengan rasio C/N dan kandungan tanin pakan. (B) laju konsumsi tidak berkorelasi dengan kandungan tanin pakan. (C) dedak padi adalah pakan yang paling tidak disukai karena rasio C/N yang rendah (D) feses jerami padi lebih disukai oleh cacing dibandingkan dedak padi karena kandungan tanin jerami padi lebih tinggi daripada dedak padi. (E) feses kuda lebih disukai dibandingkan dengan dedak padi karena feses kuda kandungan tanin lebih rendah dan rasio C/N lebih tinggi. Bacaan 2 Keluarga Ranu menuntut bahwa bayi X yang bergolongan darah A, N yang diterima dari pegawai rumah sakit bukanlah anaknya. Mereka berpendapat bahwa bayinya tertukar dengan bayi Y yang diserahkan ke keluarga Danu. Keluarga Ranu beralasan bahwa bayi Y yang bergolongan darah O, N sama dengan golongan darah suaminya, yaitu tuan Ranu. Golongan darah Nyonya Ranu belum diketahui. halaman 2 Keluarga Ranu juga beralasan bahwa golongan darah ayah sangat menentukan golongan darah anak daripada golongan darah ibu, sebab sesuai dengan ajaran agama, ayah adalah pemimpin keluarga sehingga ayah mempunyai kelebihan daripada ibu. Sebagai akibatnya golongan darah ayahlah yang menentukan golongan darah anak. Keluarga Danu sangat yakin bahwa bayi Y adalah anaknya, sebab bayi Y bergolongan darah O, N, sama dengan golongan darah isterinya, yaitu Nyonya Danu. Golongan darah Tuan Danu belum diketahui sebagaimana keluarga Ranu, Keluarga Danu juga mempunyai alasan, yaitu golongan darah anak sangat ditentukan oleh golongan darah ibu, karena ibulah yang mengandung anak. Dengan demikian masuk akal bila golongan darah anak sesuai dengan golongan darah ibu. Ternyata, golongan darah orangtua Tuan Danu maupun Nyonya Ranu telah diketahui, yaitu golongan darah orangtua Tuan Danu, baik ayah maupun ibunya adalah AB,N,dan golongan darah orangtua Nyonya Ranu baik ayah maupun ibunya adalah A,M,N. Memang sangat kasihan terhadap bayi X yang bergolongan darah A,N sebab tidak ada satu keluarga pun yang mengakuinya sebagai anaknya. 10. Berdasarkan naskah di atas, golongan darah anak-anak hasil perkawinan Tuan Danu dan Nyonya Danu adalah ... (A) A, N (B) B, MN (C) O, N (D) O, MN (E) AB, N 11. Bayi Y bergolongan darah O, N pasti anak keluarga Ranu. SEBAB Anak-anak hasil perkawinan Tuan Ranu dengan Nyonya Ranu pasti bergolongan darah O, N. Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di www.zenius.net dengan memasukkan kode 878 ke menu search. Copyright © 2012 Zenius Education UMB UI 2009 Biologi—Kode Soal 999 Doc name: UMBUI2009BIO999 Version: 2012-10 | 12. Berdasarkan naskah di atas, faktor yang menentukan penyelesaian masalah adalah sistem golongan darah ABO dan MN bagi bayi Y SEBAB Berdasarkan naskah di atas, penggunaan dua sistem golongan darah lebih meyakinkan dalam penyelesaian masalah. 13. Berdasarkan golongan darahnya, bayi X ada kemungkinan anak keluarga Ranu atau Danu. SEBAB Anak keluarga Ranu atau Danu masih ada kemungkinan bergolongan darah A, N. Bacaan 3 Kebakaran hutan selain dapat mengubah struktur maupun komposisi komunitas vegetasi dan fauna tanahnya dapat pula mengubah faktor lingkungan fisika dan kimianya. Kebakaran hutan dapat meningkatkan individu dan fauna tanahnya untuk membuktikan hal tersebut telah dilakukan penelitian di hutan pinus bekas kebakaran satu tahun pasca kebakaran. Studi 1 Untuk mengetahui adanya perubahan komposisi komunitas fauna tanah akibat kebakaran , telah dilakukan peneltian pada lahan hutan pinus yang telah terbakar dan tidak terbakar sebagai pembanding. Di tiap lahan dipasang masing-masing 10 buah perangkap yang diatur 2 jalur dan jarak antara perangkap perangkap sekitar 10 m. Hasil tangkapan hewan tanah dikumpulkan setiap minggu, kemudian dikelompokkan dan dihitung. Hasil tertera pada gambar berikut, halaman 3 Studi 2 Dari hasil pengukuran faktor lingkungan yang meliputi suhu tanah, pH tanah, kandungan bahan organik tanah, tebal serasah dan kelembaban udara tertera pada tabel berikut, Faktor lingkungan Hutan pinus Hutan pinus terbakar tidak terbakar Suhu tanah (°C) pH tanah Kandungan bahan organik(%) Tebal serasah (cm) Kelembaban udara (%) 20 50 55 17 45 65 0,1 7,5 7,2 8,5 Studi 3 Keberadaan suatu hewan di suatu habitat tergantung dari toleransi hewan tersebut terhadap lingkungan. Hal tersebut dapat diukur dengan frekuensi kehadiran. Bila suatu spesies frekuensi kehadiran sangat tinggi maka keberadaan hewan tersebut akan sangat kuat (C4), apabila frekuensi kehadiran cukup tinggi, maka keberadaan hewan tersebut kuat (C3) bila frekuensi kehadiran hewan tersebut sedang, maka keberadaan hewan tersebut kurang kuat (C2), bila frekuensi kehadiran rendah, maka keberadaan hewan tersebut hanya kebetulan (C1). Berikut ini adalah hasil perhitungan frekuensi kehadiran hewan tanah di dalam lahan pinus bekas terbakar (PT) maupun tidak terbakar (PK). Kelompok hewan PT PK Orthoptera Collembola Hymenoptera Isopoda Coleoptera C3 C2 C4 C3 C3 C1 C2 C3 C4 C2 C3 C2 Ket: luas lingkaran menunjukkan jumlah individu total fauna tanah. Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di www.zenius.net dengan memasukkan kode 878 ke menu search. Copyright © 2012 Zenius Education UMB UI 2009 Biologi—Kode Soal 999 Doc name: UMBUI2009BIO999 Version: 2012-10 | 14. Bila kita bandingkan antara hewan tanah pada lahan pinus bekas terbakar dan tidak terbakar pada studi 1, tampak bahwa … (A) Lahan pinus bekas kebakaran kelimpahan Orthoptera lebih rendah (B) Lahan pinus tidak terbakar kelimpahan Collembola lebih rendah (C) Lahan pinus bekas kebakaran kelimpahan total fauna lebih tinggi dan kelimpahan Orthoptera meningkat (D) Lahan pinus bekas kebakaran kelimpahan total fauna tanah meningkap tetapi kelimpahan Orthoptera menurun (E) Lahan pinus bekas kebakaran kelimpahan Hymenoptera menurun 15. Pernyataan berikut yang sesuai dengan hasil pengukuran faktor lingkungan pada studi 2, yaitu ... (A) Pada lahan pinus bekas terbakar suhu lebih tinggi karena adanya kenaikan kelembaban udara (B) pH tanah pada lahan pinus bekas terbakar lebih tinggi karena adanya penambahan unsur mineral (C) Kandungan bahan organis pada lahan pinus bekas terbakar menurun akibat menurunnya tebal serasah (D) Kenaikan suhu tanah pada lahan pinus bekas terbakar akibat kecepatan angin yang lebih (E) Kelembaban udara pada lahan pinus terbakar menurun akibat meningkatnya pH tanah. 16. Dari hasil perhitungan studi 3, diperoleh hasil bahwa kelompok hewan tanah yang paling sensitif terhadap kebakaran adalah ... (A) Isopoda (B) Orthoptera (C) Hymenoptera (D) Collembola (E) Coleoptera halaman 4 17. Dari hasil perhitungan jumlah individu hewan tanah pada studi 1, dan pengukuran faktor lingkungan pada studi 2 dapat dijelaskan bahwa.. (A) Meningkatnya jumlah individu Collembola di lahan pinus bekas terbakar akibat menurunnya naungan oleh vegetasi (B) Jumlah total populasi Arthropoda pada lahan pinus bekas terbakar meningkat akibat menurunnya semua faktor lingkungan yang diukur (C) Jumlah total populasi Arthropoda pada lahan pinus bekas terbakar maupun yang tidak terbakar relatif konstan (D) Meningkatnya jumlah individu Orthoptera pada lahan pinus bekas terbakar akibat menurunnya kelembaban udara (E) Meningkatnya jumlah individu Orthoptera di lahan pinus bekas terbakar akibat naiknya pH tanah Kunci dan pembahasan soal ini bisa dilihat di www.zenius.net dengan memasukkan kode 878 ke menu search. Copyright © 2012 Zenius Education