1 BAB I Doa Yang Memindahkan Segala Gunung Yesus di dalam Matius 21:21-22 berkata,“ Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi juga jikalau kamu berate kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! hal itu akan terjadi.” Kuasa untuk memindahkan gunung! Inilah yang dikatakan Yesus. Janji Tuhan memuat hal itu bahkan lebih lagi: termasuk “segala sesuatu”. “Dan apapun yang engkau minta di dalam doa, percayalah bahwa kamu menerimanya.” Kedengarannya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, tetapi hal ini benar adanya. Mungkin saudara saat ini, engkau sedang tertekan dengan beban yang berat. Mungkin saja ada penyakit parah yang telah menghampirimu atau anggota keluargamu. Atau, engkau sedang bergumul dengan masalah keuangan yang memalukan. Apapun yang mungkin menjadi kebutuhan anda, di tangan saudara ada alat yang bisa memberi jalan keluar permasalahmu. Bagi anda yang sakit, di kamar anda sendiri ada kuasa yang menunggu untuk dilepaskan dan membebaskan anda dari segala macam penyakit dan kelemahan tubuh! Kuasa untuk memindahkan segala gunung! Ya! Tetapi, engkau harus mempelajari rahasia yang nantinya engkau bisa melepaskan kuasa ini. Hanya dengan berharap untuk segala sesuatu menjadi lebih baik tidak akan memberi hasil. Anda mungkin sudah menjumpai hal ini; namun, jenis doa yang tepat, seperti yang Yesus sampaikan ketika Dia berkata,”Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” Akan memberi jawaban yang tidak akan gagal (Yohanes14:14). Mungkin salah satu penyebab umum yang membuat orang-orang melemahkan iman mereka adalah anggapan bahwa doa-doa mereka tidak dijawab karena bukan kehendak Allah untuk menjawab doa-doa itu. Walaupun memang benar 2 bahwa ada yang meminta sesuatu yang bukan kehendak Allah, faktanya banyak hal yang mereka minta sejalan dengan kehendak Allah yang dibukakan kepada mereka. Adalah kehendak Allah orang sakit disembuhkan. Adalah kehendak Allah kita memiliki kesehatan yang baik. Adalah kehendak Allah kita mengalami kemenangan atas penindasan dan ketakutan. Adalah kehendak Allah kebutuhan kita sehari-hari dicukupi. Adalah kehendak Allah kita memiliki sukacita Allah dalam hati kita. Adalah kehendak Allah kita sejahtera dan sehat, sebagaimana jiwa kita sejahtera (3Yohanes2). Mari kita lihat pengertian yang benar. Allah tidak ingin umatNya berdamai dengan kekalahan dan kegagalan dalam kehidupan doa mereka. Dia rindu supaya umatNya memiliki hasil nyata dari doa-doa mereka sama seperti yang terjadi dengan mereka di dalam Alkitab. Doa bukanlah sumber terakhir yang kita lakukan waktu sudah mentok dengan masalah. Doa adalah bagian yang sangat penting dari hidup kita sehari-hari. Ketika kita belajar rahasia doa, seluruh hidup kita akan menjadi rangkaian mujizat. Coba lihat jawaban-jawaban doa yang dashyat yang dialami orang-orang pada zaman Alkitab. Ketika Abraham, pada usia yang sudah lanjut, merindukan anak pemberian Allah melalui isterinya Sarah, dengan ajaib Allah menguatkan kandungan Sarah, sehingga dia bisa memberi seorang anak laki-laki. Yakub, cucu Abraham, yang dulunya pengembara, tetapi kemudian menjadi Pangeran dengan Allah, bergumul dengan Allah pada malam doa, bahkan saudaranya Esau menghampiri Yakub dengan sepasukan tentara untuk balas dendam. Dia menang dengan Allah, dan Allah menang dengan Esau (Kejadian 32-33). Yerusalem diserbu oleh kekuatan Asyur yang luar biasa yang sebelumnya sudah berhasil dalam segala operasi militer khususnya. Kekuatan Hizkia tidak sebanding dengan pasukan tentara yang demikian besar. Tetapi Hizkia berdoa, dan malam itu tulah kematian menghantam pasukan yang menyerbu. Pagi harinya 185.000 orang mati (2Raja-raja 19:15-35). Tidak lama kemudian, Hizkia sakit hingga hampir mati. Secara manusia tidak ada harapan lagi untuk kesembuhannya, tetapi Hizkia memalingkan wajahnya ke dinding, dan memohon kepada Allah. Hasilnya limabelas tahun ditambahkan dalam kehidupannya (2Raja-raja 20). Elia berdoa untuk anak laki-laki seorang janda yang sudah mati. Tidak pernah sebelumnya terjadi kehidupan bisa kembali kepada seseorang yang sudah meninggal. Belum pernah ada tercatat di sepanjang sejarah tentang membangkitkan orang mati. Namun, doa Elia membalikkan waktu dan membuat anak yang meninggal itu membuka matanya dan kembali ke dunia (1 Raja-raja 17:20-23). Daniel, nabi Allah yang setia, berdoa untuk pemulihan Yerusalem, yang telah terpuruk dalam abu sejak zaman penyerbuan Nebukadnezar. Dia masih hidup untuk menyaksikannya karena Raja Koresy mengeluarkan ketetapan yang mengijinkan orang Yahudi kembali ke kota mereka untuk membangunnya 3 kembali (Daniel 9). Petrus dibuang ke dalam penjara, dan perintah sudah dikeluarkan untuk eksekusinya. Gereja berdoa tidak henti-hentinya untuk kelepasan Petrus, dan sungguh, seorang malaikat Tuhan melawat ke penjara dan melepaskan Petrus hingga selamat. Kita melihat lagi dan lagi, bagaimana Allah menjawab doa untuk setiap kebutuhan yang diimpikan oleh umatNya dan dalam setiap keadaan yang dibayangkan. Entah itu berupa kelepasan dari penyakit, mujizat penyediaan, diselamatkan dari bahaya, tuntunan Ilahi, menyelamatkan orang dari mati kehausan atau hikmat yang diperlukan untuk memerintah kerajaan. Apapun kebutuhannya Allah menyediakannya sebagai jawaban dari doa yang percaya. Hukum menerima itu positif dan pasti. Yesus berkata,“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” Apakah artinya? Artinya bahwa ada kuasa yang tak terlihat atas kita yang bisa mencari jalan keluar setiap masalah, dan yang akan mengantisipasi setiap kebutuhan dan suplai apapun yang mungkin dibutuhkan. Sebuah Kuasa yang begitu besar hingga bisa memindahkan setiap gunung jika perlu. Apakah ini kedengarannya terlalu indah untuk menjadi kenyataan? Karena Allah itu benar, janjiNya pun benar adanya. Jawaban doa yang demikian bisa menjadi milik anda juga, jikalau engkau mau meluangkan waktu untuk mempelajari rahasianya. 4 BAB II Rahasia Hadirat Allah Dalam catatan pertama kotbah Kristus, Dia mengambil waktu untuk meletakkan sejumlah prinsip yang luar biasa yang akan menentukan keberhasilan doa. Yesus hanya tertarik dengan doa yang berhasil, doa yang membawa jawaban, doa yang bisa, kalau perlu, memindahkan segala gunung. Sudah merupakan kebiasaan Yesus untuk berbicara langsung kepada pokok permasalahan. Dia tahu mana yang penting dan mana yang tidak. Dia tidak berkata kepada manusia bahwa mereka harus berdoa. Insting tersebut lahir dalam hati mereka. Bahkan orang kafir yang paling cuek sekalipun berdoa. Para nabi Baal berdoa. Orang-orang Farisi yang munafik berdoa. Yang menarik perhatian Yesus adalah menunjukkan mannusia cara yang benar untuk berdoa, supaya merka bisa melihat mujizat yang menjadi jawaban dari doa-doa mereka. Kamar Rahasia Yesus mulai dari sejak awal. Dia menunjukkan bahwa doa yang benar adalah sebuah komuni/persekutuan dengan Yang Maha Kuasa – Allah Bapa. Doa merupakan tindakan yang khidmat, dan harus dijalani dengan cara yang benar. Dia berkata bahwa sebelum berdoa mereka harus menyendiri di mana mereka bebas dari gangguan. Manusia tidak akan bisa melakukan komunikasi dengan manusia dan Yang Ilahi pada waktu yang bersamaan. Yesus menyuruh mereka untuk masuk ke dalam kamar mereka, menutup pintu dan berdoa kepada Bapa mereka di Surga Yang “melihat apa yang dikerjakan di tempat rahasia.” Untuk menekankan hal ini, Dia mengingatkan mereka akan orang Farisi yang berdoa di pojok-pojok jalan supaya dilihat oleh orang lain. Dia memperingatkan murid-muridNya untuk jangan menjadi seperti mereka: “Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat rahasia. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (Matius 6:5-6 NKJV). Kenapa orang harus sendirian waktu berdoa? Karena ketika mereka masuk ke dalam tindakan doa, mereka sedang masuk ke dalam Hadirat Allah. Ketika orang berdoa, mereka harus sadar bahwa mereka sedang menghampiri Pencipta 5 mereka, Dia yang layak menerima penghormatan dan respek yang mutlak. Penulis Perjanjian Lama berkata dengan bijaksana: “Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit.” (Pengkotbah 5:2). Pada umumnya setiap orang tahu bahwa Allah ada di Surga, tapi rahasia besar dari doa adalah menyadari dan mengerti bahwa Dia juga ada dalam setiap ruangan engkau berada. Kesadaran bahwa Allah sebenarnya hadir inilah yang membuat doa penting dan berkuasa. Ketika seseorang sadar bahwa Allah ada di dalam setiap ruangan di mana dia berada, dia tidak akan ceroboh dalam percakapannya dengan Dia. Sebagaimana Yesus berkata,” Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.” (ayat 7) Allah ada di Surga, tapi Dia juga ada di bumi. Ketika Daud diusir dari satu tempat ke tempat lainnya oleh Saul, dia siap untuk mempercayai bahwa Allah terlalu jauh sehingga Dia tidak mungkin mendengar dia tepat waktu untuk menyelamatkan dia (1 Samuel 27:1). Daud belajar bahwa di manapun dia berada, Allah juga hadir di situ. Dalam Mazmur 139:6-10, dia mengakui hal ini, walaupun dia mengaku dia tidak begitu mengerti sepenuhnya: “Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau. Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.” Allah Ada Di Mana-Mana – Dia Tidak Datang Dan Kemudian Pergi Allah ada di mana-mana. Dia maha hadir seperti udara yang kita hirup ini. Dia tidak datang dan Dia tidak pergi. Dialah yang Maha Hadir! Yesus menunjukkan bahwa menyembah Allah tidaklah dibatasi pada tempat tertentu atau waktu tertentu. Perempuan Samaria ingin mengetahui apakah Yerusalem atau gunung terdekat yang merupakan tempat yang layak untuk menyembah atau beribadah. Pertanyaan ini merupakan sebuah kontroversi yang pahit pada saat itu, dan ini terjadi kepada wanita, hal ini merupakan kesempatan emas untuk memperoleh jawaban dari seorang nabi. Yesus menjawab pertanyaan perempuan ini dengan cara di luar dugaannya: 6 “Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian” (Yohanes4:21-23) Betapa kehidupan manusia akan sangat berbeda jika mereka tahu bahwa ada dunia lain yang memperhatikan mereka! Bahkan mengetahui bahwa malaikat begitu dekat (Mazmur 34:7). Tetapi lebih dari malaikat, Hadirat Allah melihat semuanya, memperhatikan semuanya dan merekam semuanya. Tidak ada yang bisa kita sembunyikan dari Dia. “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.” Ibrani 11:6 Kita Harus Mengenali Hadirat Allah Pengenalan akan hadirat Allahlah yang akan memudahkan kita berdoa, mudah untuk memiliki iman. Walaupun Allah tidak nampak secara kasat mata, Dia hadir. Di dalam mengenali hadirat Allah inilah kita akan temukan bahwa doa bukan lagi menjadi tugas atau kewajiban, tetapi sebuah kesukaan yang luar biasa. Kehadiran Kristus adalah selalu dengan umatNya, seperti yang telah dijelaskan oleh Tuhan sendiri dalam Yohanes 14:23 Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Musa menjadi pendoa syafaat besar dalam Perjanjian Lama. Ketika umat Israel berdosa, dan Tuhan tidak mau lagi melanjutkan perjalanan dengan mereka menuju Kanaan, sebagai gantinya, Dia menawarkan untuk mengirimkan malaikatNya. Tapi Musa tidak mau sama sekali. Dia berkata, “Berkatalah Musa kepada-Nya: Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini.” (Keluaran 33:15). Dan dia meyakinkan Tuhan untuk memberikan permohonannya. Allah menjamin dengan berkata, “Lalu Ia berfirman: “Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu.” Dan Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan.” (Keluaran 33:14,11) 7 Tiba saatnya ketika Yesus harus meninggalkan murid-muridNya. Betapa mereka ingin kalau saja Yesus bisa tinggal lebih lama bersama mereka! Yesus menjelaskan kepada mereka mengapa Dia harus pergi, dengan berkata,” Jikalau Aku tidak pergi, maka Penghibur itu tidak bisa datang kepadamu.” Jikalau Yesus pergi, sang Penghibur, yang adalah Roh Kudus, akan diutus oleh Bapa ke dalam dunia. Melalui Roh Kudus, barulah Yesus bisa hadir, bukan hanya dengan sejumlah orang, tetapi dengan orang-orang percaya di mana-mana. Barulah Dia bisa menggenapi janjiNya, “Di mana dua atau tiga orang berkumpul di dalam namaKu, Aku ada di tengah-tengah mereka.” (Matius 18:20). Apakah rahasia doa yang pertama? Apakah rahasia memindahkan gununggunug dengan doa beriman? Hal yang pertama adalah mengenali Hadirat Dia yang menciptakan gunung-gunung. Kenalilah bahwa Kristus ada bersamamu di setiap saat hidupmu setiap hari. Barulah akan lebih mudah untuk mengenali Hadirat Kristus ketika engkau berdoa. Mulailah hari ini mengenali dan mempraktekan Hadirat Kristus dalam hidup anda. BAB 3 Rahasia Pujian Engkau rindu memperlajari rahasia doa yang akan memindahkan segala gunung? Doa yang akan mengubahkan banyak hal? Doa yang akan bisa mengambil sumber tanpa batas dari Allah yang Maha kuasa? Doa yang bisa membuat apa yang tidak nampak menjadi ada? Doa yang akan melepaskan kuasa Surga demi kepentingan umat manusia? Memang engkau bisa mempelajari rahasia itu, tapi siapa yang mau mempelajarinya, harus mau mengikuti aturan-ataurannya. Muri-Murid Berkata,”Tuhan, Ajarlah Kami Berdoa!” Doa Bapa Kami yang dicatat dalam Lukas, (baca Lukas 11:1-4) muridmurid telah berkata kepada Yesus,”Tuhan, ajarilah kamu untuk berdoa.” Pasti ada alasannya mengapa mereka mengajukan pertanyaan itu. Murid-murid telah menyaksikan pelayananNya yang heran dan unik. Mereka telah memperhatikan Yesus sementara Dia menyembuhkan orang sakit. Mereka telah melihat bagaimana Dia menyembuhkan orang sakit kusta dengan jamahan tanganNya. Mereka telah menyaksikan kuasa kesembuhan yang mengalir kepada orang buat dan tuli. Mereka telah memperhatikan bahkan alam tunduk pada perintahNya, dan dengan sabdaNya, angin pun menjadi tenang, dan sementara Dia berbicara, ombak dari 8 lautan yang mengamuk menjadi tenang. Bagaimana mungkin Dia bisa melakukan semuanya ini? Apakah rahasia dari kuasa yang sedemikian hebat? Pertamatama, kelihatannya seperti misteri, tapi perlahan-lahan murid-murid mempelajari rahasianya. Yesus memiliki kuasa ini karena Dia tahu bagaimana harus berdoa! Sementara mereka terus berjalan bersama Tuhan hari demi hari, suatu kerinduan datang ke dalam hati mereka untuk belajar bagaimana caranya berdoa. Suatu hari mereka coba bertanya kepada Yesus kalau Dia mau mengajari mereka. Tuhan tidak ragu untuk memenuhi permintaan mereka. Dia bukanlah pribadi yang suka menyimpan rahasia hanya untuk diriNya sendiri. Manusia selalu memonopoli kuasa – tetapi Kristus tidaklah demikian. Dia datang ke dunia untuk mengajar orang lain untuk bisa melakukan apa yang sudah Dia lakukan. Dia mau bahkan supaya murid-muridNya harus belajar untuk mengerjakan pekerjaan yang lebih besar (Yohanes 14:12). Ya, Dia mau mengajari mereka bagaimana harus berdoa. Dia mulai dengan menyatakan pada mereka,”Karena itu beginilah engkau berdoa: Bapa Kami diSurga, Dikuduskanlah namaMu.” Sewaktu Dia mengakhir doaNya, Dia menutupnya dengan kata-kata sebagai berikut,”Karena, Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan, sampai selamalamanya, Amin,” Dalam kalimat-kalimat ini Kristus menyingkapkan rahasia besar yang kedua dari doa. Doa yang mencapai Allah diawali dan diakhiri dengan penyembahan! Doa Dimulai Dengan Penyembahan Allah kita adalah Allah yang besar, Allah yang baik. Seluruh keberadaan kita ataupun keadaan kita yang akan datang sepenuhnya tergantung kepada Dia,”Sang pemberi setiap karunia yang baik dan sempurna.” Karena itu, sebagai ciptaan dari Sang Pencipta ini, kita hanya berhutang kepada Allah yaitu penyembahan dan pujian kita yang tulus. Karenanya, penyembahann adalah unsur yang pertama dalam doa. Di situlah beberapa orang telah membuat kesalahan. Doa sering kali dianggap sebagai alat yang olehnya mereka bisa menerima pertolongan pada saat sudah terdesak. Benar, itu adalah tujuan doa juga, tetapi konsep ini sebenarnya sangat jauh dari tujuan utamanya. Allah pasti akan memindahkan segala gunung; Dia akan menghentikan matahari dan bulan dalam peredarannya, jika perlu, tapi Dia juga menginginkan sesuatu dari doa juga. Apa yang kira-kira diinginkan Allah? Dia kekal. Dia yang Maha cukup – apa lagi yang bisa kita berikan kepada Dia yang memerintah alam semesta ini? Sesungguhnya ada satu yang bisa kita berikan kepada Allah. Dia senantiasa mencari dan merindukannya. Hal itu adalah penyembahan kita yang bertekun. Karena ciptaan ini berhutang segalanya kepada Allah, Penciptanya, adalah benar dan tepat ciptaan itu seharusnya menyembah Dia. Manusia wajib memuji Tuhan 9 seumur hidup mereka. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Mazmur di ayatnya yang terkahir,”Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN” (Mazmur 150:6). Kami telah menyebutkan pada bab satu catatan tentang perempuan di sumur Yakub. Dia telah mengangkat pertanyaan,”Di manakah tempat yang terbaik untuk menyembah.” Kepada satu jiwa yang malang dan gelap ini, Kristus memberi salah satu pewahyuanNya yang terbesar. Dia berkata,” Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran;sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.” (Yohanes4:23). Kristus telah menyingkapkan bahwa Allah mencari satu hal dari umat manusia; satu hal yang bisa mereka berikan, kalau mereka mau, adalah untuk menyembah Dia dalam roh dan kebenaran. Ketika Yesus ada di bumi, orang-orang religius pada zaman itu, yang sebagian besar telah membuat doa menjadi sebuah bentuk standar, ritual atau tradisi. Satu kelompok menyatakan bahwa manusia harus menyembah Allah hanya di Yerusalem saja. Yang lain berkata bahwa tempat yang pantas untuk penyembahan adalah Gunung Gerizim di Samaria. Yesus menyingkapkan bahwa baik Yerusalam maupun gunung tertentu tidak memiliki hubungan dengan di mana manusia seharusnya berdoa. Allah itu Roh. Dia ada di segala tempat. Karena itu, Dia mau semua manusia, di manapun mereka berada mereka bisa menyembah Dia. Allah mencari penyembah yang demikian. Setan juga bersaing untuk merebut penyembahan dari manusia. Ketika iblis mencobai Yesus, dia menjanjikan Yesus kerajaab dunia ini dan kemuliaannya, kalau Dia mau sujud dan menyembah dia (Matius 4:9). Yesus menolak tawaran Setan dan berate kepadanya bahwa penyembahan hanyalah bagi Allah saja. Perhatikan bagaimana Kristus, dalam doanya, memberi ucapan syukur dan pujian kepada Allah. Catatan doaNya yang pertama adalah, “ Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.” (Matius 11:25). Sebelum Kristus membangkitkan Lazarus dari kubur, Dia berterimah kasih kepada Allah bahwa Dia sudah mendengarkan Dia. Ketika anak-anak kecil memuji Tuhan sewaktu Dia masuk dengan kemenangan ke Yerusalem, bukannya menegor mereka seperti yang disampaikan kepadaNya, Dia malah berkata,” Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayibayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?” (Matius 21:16) Hal yang penting dalam seni berdoa adalah rahasia pujian dan ucapan syukur. Masuki Hadirat Allah dengan pujian. Bawalah permohonan doamu kepada Allah dengan ucapan syukur. Pujilah Dia untuk semua yang sudah Dia kerjakan. Kuasa Surga dan Bumi, kuasa untuk memindahkan gunung, akan tinggal bersama dengan orang yang telah belajar rahasia pujian. Mulailah kebiasaan untuk terus menerus memberikan Dia korban pujian mulai hari ini (Ibrani 13:15) 10 BAB 4 Rahasia Mengenai Visi Dunia “Berdoalah…Datanglah kerajaanMu. Jadilah kehendakMu di bumi seperti di Surga.” (Matius 6:10) “Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah Tuhan akan berdiri tegak di hulu gunung-gunungdan menjulang tinggi di atas bukitbukit;segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: “Mari, kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman Tuhan dari Yerusalem.” Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombaktombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang. (Yesaya 2:2-4) Ketika seseorang menunjuk kepada janji Yesus bahwa doa memiliki kuasa untuk memindahkan segala gunung, kadang-kadang hal ini membuat ekspresi bingung yang muncul pada wajah orang-orang. Pastinya, mereka berpikir kata “segala gunung” adalah kiasan. Tuhan tidak bermaksud gunung yang sebenarnya yang bisa dipindahkan dengan doa. Memang benar sering kali istilah “gunung” digunakan untuk kiasan dalam Firman, meskipun demikian hal ini tidak mengurangi kekuatan janji Tuhan. “Gunung,” sebagaimana sering digunakanan, adalah simbol untuk kerajaan. Kerajaan Kristus yang disebutkan dalam Daniel 2: 35,44-45, sebagai “gunung yang besar” yang “memenuhi bumi.” Dalam ayat di atas, yang berbicara tentang “gunung rumah Tuhan,” Yesaya menunjuk kepada Kerajaan Allah yang akan dibangun di muka bumi – suatu kerajaan yang hasilnya adalah kedamaian semesta, dengan bangsabangsa yang “menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombaktombaknya menjadi pisau pemangkas.” Meskipun demikian marilah kita bertanya. Bagaimana “gunung rumah Tuhan yang besar ini,” Kerajaan Allah bisa dibangun di atas bumi? Jawaban yang tepat adalah hal itu akan muncul sebagai jawaban doa umat-umat Tuhan! Inilah yang ditunjukkan oleh Yesus dalam doa yang Dia ajarkan kepada murid-muridNya ketika Dia berkata,”Berdoalah…Datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di Surga.” Kristus tidak akan meminta kita untuk mendoakan sesuatu yang akan pasti terjadi entah kita berdoa atau tidak. Dia tidak pernah meminta kita untuk berdoa supaya matahari terbit sementara matahari pasti akan terbit juga. 11 Tetapi, Dia memang menyatakan kepada kita untuk berdoa untuk KerajaanNya datang – Kerajaan yang akan mengatasi kerajaan dunia ini (Wahyu 11:15 dan 16:20). Kerajaan Harus Datang Dulu Ke Dalam Hati Manusia Apakah kemudian kita harus terus berdoa hingga Kerajaan jatuh dari surga? Tidak, Yesus menyatakan dengan jelas bahwa tidak akan terjadi dengan cara demikian. Dia berkata,” Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di dalam kamu.” (Lukas 17:20-21 terjemahan KJV). Kristus harus memerintah dalam hati manusia lebih dulu sebelum nantinya Dia akan memerintah atas mereka. Pekerjaan terbesar dari para pengikut Kristus adalah memberitakan Kerajaan Allah, sehingga bisa masuk ke dalam hati manusia. Ini adalah tugas yang besar yang sudah dimulai oleh para rasul dan hari ini masih belum selesai. Kristus sudah menyatakan dengan jelas, “Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” (Matius 24:14) Allah, dari kedudukanNya yang besar di atas tahta, memandang ke Bumi dangan segala kedukaan dan kesusahannya yang disebabkan karena dosa dan melanggar hukum taurat, dan Dia merindukan penebusannya. Begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga dia mengaruniakan puteraNya yang tunggal. Meskipun demikian, Dia masih menanti penginjilan kepada sejumlah besar orang-orang yang belum pernah mendengar nama Yesus. Apa yang gereja lakukan mengenai hal ini? Apa yang kita lakukan mengenai hal ini? Kebenarannya adalah doa-doa Gereja begitu lemah karena sempitnya visi mereka. Sejumlah besar orang Kristen berdoa hanya untuk kepentingan mereka pribadi. Berpa banyak gereja, yang bisa disebutkan, betul-betul tertarik kepada penginjilan dunia? Berapa banyak yang benar-benar tertarik kepada pekerjaan Allah terlepas dari denominasi mereka sendiri? Tentunya, kita harus memperluas visi kita kepada pandangan yang lebih luas. Penginjilan dunia hanya bisa sepenuhnya dilaksanakan dengan menyatukan segenap usaha dari seluruh Tubuh Kristus. Barulah setelah itu, dunia akan percaya bahwa Kristus adalah Putera Allah: “supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 17:21) Sekarang inilah waktunya untuk Gereja berdoa seperti yang diajarkanYesus,”Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu, di bumi seperti di Surga.” Biarlah Gereja mendoakan jemaatnya menjadi satu supaya dunia percaya bahwa Yesus Kristus sungguh diutus oleh Bapa. Mereka yang mendoakan doa yang tidak egois ini boleh juga berdoa,”Berilah kami pada hari ini makanan kami 12 yang secukupnya,” dan mereka tidak perlu lagi menunggu terlalu lama untuk memperoleh jawaban. Singkatnya, setelah percakapan kita, Allah memberikan kita visi untuk kebangun rohani dunia. Panggilan kepada Injil menguasai seluruh keberadaan kita sampai-sampai seluruh ambisi lain dalam hidup ini sirna. Kita akan temukan bahwa kita akan lebih baik memberitakan Injil daripada melakukan hal lainnya di dunia ini. Kebanyakan dari pekerjaan penginjilan kita terjadi selama masa tahun kesulitan di Amerika (masa depresi ekonomi). Itu adalah hari-hari di mana seseorang dapat membuktikan apakah dia mendapat panggilan dari Allah atau tidak. Sering kali seorang penginjil akan menemukan jumlah total dari persembahan kasih yang dia terima di akhir minggu itu hanyalah berkisar tiga sampai lima dolar. Tetapi berapa pun jumlah angka keuangan itu, kami bisa dengan tulus berkata kami tidak tergoda sedikitpun untuk meninggalkan pelayanan. Meskipun demikian, dari awal, kami merasa sangat tidak puas mengenai satu hal. Hasilnya tidak sesuai dengan kebutuhan yang bergitu besar. Gereja memenangkan yang terhilang, satu per satu, tetapi semuanya ini hanyalah seperti setetes air dari satu ember dalam hubungannya dengan penginjilan dunia. Firman Tuhan menyatakan dengan sangat jelas bahwa Allah bertujuan supaya Injil Kerajaan ini harus diberitakan sebagai kesaksian bagi segala bangsa. Sesungguhnya Dia berkata,”beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” Tetapi dengan cara yang telah dilakukan selama ini, hal itu tidak akan pernah tercapai. Pada masa itu, Allah menunjukkan kepada kami, begitu juga kepada banyak orang lainnya, bahwa kebangunan rohani sedang datang dan akan menjangkau banyak orang. Bagaimana kami berdoa dan menantikan kedatangan kebangunan rohani itu. Suatu kebangunan rohani yang bias menjangkau seluruh dunia, dengan puluhan ribu pengunjung! Kemudian, Allah mengirim kebangunan rohani itu! Dengan sederet penyediaan yang aneh, kami di bawa ke pusat kebangunan rohani itu. Merupakan kehormatan bagi kami untuk bisa membagikan dalam pertemuan kesatuan organisasi yang pertama dari lawatan yang sekarang ini. Sementara waktu berjalan, ini merupakan sukacita bagi kami untuk melihat banyaknya teman sekerja yang terlibat dalam kampanye-kampanye besar di luar negeri – kebangunan rohani yang menjangkau puluhan, bahkan ratusan ribu orang. Seluruh bangsa sedang dikobarkan kembali. Di mana misionari telah bekerja keras tiada akhir selama bertahun-tahun dengan hasil seadanya, lawatan terbesar datang. Kebangunan rohani ini tidak lama lagi terbukti lebih besar dari apapun yang pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Kita bersyukur pada Tuhan untuk mereka yang sudah diberikan visi dunia oleh Tuhan. Dalam mendoakan “Datanglah KerajaanMu, jadilah KehendakMu di bumi, sperti di Surga,” mereka menerima upah pribadi dalam bentuk kebahagiaan yang dalam. Semuanya ini adalah tanda dari apa yang akan terjadi. Sebelum gereja 13 memperluas visi untuk apa yang akan dicapai, kita harus masuk ke KKR doa kebangunan rohani yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Allah memberi kita semua visi kebangunan rohani dunia; suatu kebangunan rohani yang melampaui batas organisasi atau denominasi; kebangunan rohani yang akan melanda seluruh Gereja. Sementara kita berdoa “Datanglah KerajaanMu,” kita akan temukan bahwa Dia akan mengurus kebutuhan pribadi kita. Sementara Allah mencurahkan berkatNya atas seluruh dunia, kita akan menerima segala kelimpahan, bahkan lebih dari kapasitas kita untuk menerima. Jika kita mau mempelajari rahasi memindahkan gunung dengan doa, maka kita harus menerima visi dunia. Kita harus berdoa untuk tuaian dunia. Kita harus mendoakan untuk keselamatan ratusan juta juta jiwa tanpa Kristus. Kita harus berdoa bahwa Kerajaan Allah akan datang, dan kerajaanNya akan terjadi di bumi – dan barangsiapa yang mendoakan hal ini dengan tidak egois akan melihat segala gunung dipindahkan dan kebutuhannya tidak akan pernah tidak terjawab. 14 BAB 5 Rahasia Berdoa Dalam Kehendak Allah “Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. (Matius 6:10) “Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.” (1Korintus 13:2) Allah telah menjanjikan kita kuasa untuk memindahkan segala gunung, tetapi kita harus yakin bahwa kita memindahkan gunung yang ingin Tuhan pindahkan. Allah tidak pernah memamerkan kuasaNya, dan Dia juga tidak pernah memperagakan kuasanya secara khusus hanya untuk menghibur seperti pertunjukan. Memindahkan gunung tidak akan berguna kecuali hal tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan yang ada di dalam kehendak Allah, dan kecuali tindakan tersebut dimotivasi oleh kasih untuk kemanusiaan. Sebagaimana Paulus katakan, “Sekalipun kita bisa memindahkan gunung tetapi tidak memiliki kasih, maka hal itu tidak berarti.” Dari sini kita bisa melihat semua factor yang penting dari kehendak Allah. Sangat penting ketika kita berdoa,”Jadilah kehendakMu di bumi, seperti di Surga,” dengan demikian kita mencari kehendak Allah dikerjakan dalam hidup kita. Seperti 1 Yohanes 5:14. Manusia Adalah Buatan Allah Manusia adalah mahkota ciptaan Allah. Dia dibuat dalam gambar dan rupa Allah dan diberikan kekuasaan atas bumi (Kejadian 1:26). Kediamannya adalah Taman Eden, dan di dalam Fridaus ini tidak ada dosa, tidak ada penyakit, tidak ada kesakitan, tidak ada penderitaan maupun kematian. Sebelum manusia memilih untuk tidak taat kepada Allah, segala sesuatu bergerak dalam orbit kehendak Allah yang sempurna. Manusia dalam Taman Eden membuat pilihan yang jahat, dan sebagai hasilnya, keluar dari kehendak Allah. Meskipun demikian, Allah masih memiliki rencana untuk menyelamtkannya dengan mengutus Kristus ke dalam dunia untuk menebus dia. Pada akhirnya, manusia seharusnya bisa memiliki semua yang sejak semula dimiliki oleh Adam dan juga lebih lagi. Melalui Kristus, segalanya akan menjadi miliknya sesuai dengan yang diminta. Sebagaimana Yesus katakan: 15 “Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” (Lukas 11:9-10) Kalau demikian mengapa banyak anak-anak Allah kelihatannya tidak mampu untuk menikmati janji itu? Mengapa mereka sering sekali gagal mendapat jawaban doa? Mengapa begitu sedikit mujizat yang terjadi dalam hidup mereka? Mengapa belum ada gunung yang sanggup dipindahkan? Mungkinkah ini karena ada sesuatu yang hilang, sesuatu yang kurang dalam hidup mereka yang merampas keuntungan janji itu dari mereka? Misteri Doa Yang Tidak Dijawab Di sini terletak jawaban misteri dari banyak doa yang tidak terjawab. Allah sudah memiliki pola untuk kehidupan setiap orang yang lahir ke dunia ini. Untuk setiap makhluk yang diciptakan segambar dan serupa dengan Allah ada tujuan khusus. Momen yang paling luar biasa dalam setiap pengalaman orang Kristen adalah ketika dia menemukan tujuan mengapa dia hadir di bumi ini. Ketika seseorang menemukan kehendak Allah dalam kehidupannya, maka kuasa Surga dan bumi bekerja untuk kebaikannya. Sebagaimana ada tertulis, “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8:28). Ketika seseorang berkomitmen sepenuhnya pada kehendak Allah, dia pada akhirnya dengan senang sekali menemukan bahwa masalah kehidupan yang paling rumit sekalipun dengan sendirinya memiliki jalan keluar yang penuh misteri. Bagaimana ini mungkin terjadi? Allah yang menjadikan planet, matahari, bulan dan bintang, dan kemudian membuat semuanya terorbit dalam jalur yang sudah ditetapkan sesuai dengan kehendak Allah yang tidak bisa ditolak, sekarang juga akan membuat segala sesuatu dalam hidup seseorang mengikuti jalur orbit yang seharusnya . Bagaimana Allah Menunujukkan Kehendaknya Kepada Kami Dalam Membangun Bangunan Christ For The Nations Pentingnya kehendak Allah dalam melaksanakan apapun sementara ini menjadi jelas dalam pekerjaan kami dengan majalah VOICE OF HEALING. Pada tahu 1951, kami bermaksud membangun kantor di Dallas. Pada waktu itu, kami tidak mempunyai uang untuk membiayai poyek ini. 16 Kami tahu bahwa gerakan ini harus ada di dalam kehendak Allah yang mutlak supaya bisa berhasil. Tiap hari kamu membawa hal ini kepada Tuhan dalam doa. Suatu kali kami siap bergerak, tetapi Allah menahan kami. Barangsiapa yang menanti-nantikan Tuhan tidak akan terburu-buru. Hari demi hari kami menaruh hal ini dihadapan Allah. Akhirnya, saatnya tiba ketika Allah berkata, “Sekaranglah waktunya. Bangkit dan bangunlah.” Kami yakin kami bergerak dalam kehendak Allah. Namun, kami menemukan bahwa setiap langkah perlu didoakan dengan hatihati. Pertama, kami harus memilih lokasi gedung. Kami hampir saja membuat perjanjian kontrak untuk sebidang tanah, tetapi tidak jadi karena masalah teknis hukum tidak terduga. Kelihatannya kami tertahan. Kami tidak sepenuhnya menyadari apa yang telah Allah siapkan untuk kami, tapi Allah mengetahuinya, dan melindungi kami dari membuat kesalahan. Sampai pada akhirnya kami berkesempatan mendapat lokasi yang sesuai dengan keperluan kami, waktu itu kami tidak sepenuhnya mengerti bahwa lokasi yang pertama sebenarnya tidak akan cukup untuk pertumbuhan kami di masa yang akan datang. Badan Tata Kota telah bermaksud menandai area tersebut untuk rumah tinggal, tetapi melalui kesalahan juru tulis kami diberikan ijin untuk membangun. Kemudian, ketika masalah itu diketahui, Badan Tata Kota memutuskan untuk membiarkan kami meneruskan. Kami selalu sudah merasakan bahwa lokasi ini ideal, dan Allah memberikannya kepada kami. Sekarang, kami tiba pada saat-saat yang kritis. Kalau Allah ada dalam pergerakan kami, Dia harus menyediakan $20.000 bagi kami dalam waktu yang amat singkat. Apakah Allah menjumpai kami? Ya! Mujizat terjadi. Dalam beberapa bulan saja kami memiliki gedung yang bagus berdiri, tetapi ini hanyalah sebagian kecil dari apa yang kami akan perlukan dalam beberapa tahun ke depan. Dengan segera, pelayanan Christ For the Nations yang semakin besar, menuntut perluasan lahan, tetapi dari mana kami akan memperoleh uangnya? Allah memberikan kami jawaba dengan cara yang tidak kami duga. Dia memberkati kami dalam pelayanan literatur Firman Tuhan, yang tidak hanya memampukan kami untuk menopang keluarga kami, tetapi kemajuan ini memampukan kami untuk melanjutkan program perluasan kami. Hal ini juga ditambah dengan pemberian sukarela, yang mengijinkan kami bergerak maju dengan kecepatan yang luar biasa. Sementara kami memandang ke depan, kami bisa melihat tanggung jawab yang lebih besar di depan. Kami telah belajar bahwa ketika setiap langkah didoakan dan dengan jelas ada di dalam kehendak Allah, mujizat yang diperlukan akan selalu terjadi. Tiang Awan Rencana Allah untuk menuntun umatNya yang telah ditebus digambarkan dengan indah dalam kisah tentang bagaimana Dia memimpin bangsa Israel keluar 17 dari Mesir. Mereka tahu bahwa mereka akan mengadakan perjalanan menuju Tanah Perjanjian, tetapi mereka tidak akan ditinggalkan dengan kekuatan dan hikmat mereka sendiri, bahkan dalam mengadakan perjalan singkat itu sendiri. Mereka harus dipimpin oleh Hadirat Allah yang berdiam dalam Awan Kemah Suci. Ketika Awan itu bergerak maju, mereka pun bergerak maju, dan ketika awan itu menunggu, mereka pun menunggu: “Apabila awan itu naik dari atas Kemah Suci, berangkatlah orang Israel dari setiap tempat mereka berkemah. Tetapi jika awan itu tidak naik, maka mereka pun tidak berangkat sampai hari awan itu naik. Sebab awan TUHAN itu ada di atas Kemah Suci pada siang hari, dan pada malam hari ada api di dalamnya, di depan mata seluruh umat Israel pada setiap tempat mereka berkemah.” (Keluaran 40:3638) Merupakan hal yang serius untuk dicatat bahwa ketika bangsa Israel menolak untuk mengikuti Awan itu, generasi tersebut tidak pernah diijinkan masuk ke dalam Tanah Perjanjian. Pelajarannya sangat jelas. Semuanya ini ditulis sebagai peringatan untuk kita (1Korintus 10:11). Ketika kita melihat tragedi yang sama yang terjadi pada orang-orang Kristen yang tidak lagi maju dalam pengalaman keKristenan mereka, kita tahu bahwa dalam satu hal mereka entah telah menolak atau mengabaikan tuntunan Ilahi dalam hidup mereka. Mereka yang rindu doanya dijawab harus rela apapun harganya untuk mengikuti pimpinan Kristus dalam hidup mereka seharihari. Betapa menyedihkan kisah orang-orang yang tiap-tiap hari terus menerus berteriak-teriak minta didoakan oleh orang ini dan itu; yang mengaku bahwa Allah tidak menjawab doa-doa mereka. Sekalipun mereka berdoa, kelihatannya tidak ada yang terjadi, dan masalah mereka menjadi semakin besar. Apakah yang salah? Mengapa orang-orang ini babak belur? Mungkinkah hidup mereka dalam beberapa hal di luar kehendak Allah yang telah disingkapkan? Alasan kegagalan mereka yang terus menerus biasanya ada di sana. Yesus berkata untuk berdoa, “Datanglah KerajaanMu. Jadilah kehendakMu di bumi seperti di Surga.” Dan dia yang berdoa harus memasukkannya sehingga berarti, “Tuhan biarlah kehendakMu terjadi dalam hidupku.” Karena kehendak Allah hanya bisa dikerjakan di Bumi ketika hal itu dikerjakan dalam kehidupan manusia. Bahkan, ketika jiwaNya tersiksa dalam pergumulan yang sengit, Dia sanggup berdoa, “Bapa, jikalau mungkin, lalukanlah cawan ini dari padaKu; meskipun demikian, bukan kehendakKu yang jadi, tetapi kehendakMu yang jadi.” (Matius 26:39). Kristus menyerahkan diriNya ke dalam kehendak Allah, sekalipun itu berarti Dia harus minum dari cawan yang pahit pada akhirnya. Jika kita mau melihat segala gunung dipindahkan seperti yang dilihat Kristus, maka kita seperti Kristus, harus berdoa, “Bukan kehendakku melainkan 18 kehendakMu.” Jika kita mau menerima jawaban doa seperti yang diterima Kristus, maka kita harus mengkomitmetkan diri kita, seperti yang Dia lakukan, kepada kehendak Allah. Ini artinya kematian kepada kehidupan diri sendiri. Ini artinya penyaliban. Tetapi dengan kematian, akan juga muncul hidup kebangkitan sebagai kompensasinya, dan disertai dengan sukacita dan damai dalam Roh Kudus. Sekalipun Kristus menanggung penderitaan di jam-jam terakhir hidupNya, Allah juga memberikan Dia suatu sukacita yang membuat Dia berkata,” Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.” (Yohanes15:11) Sekarang kita telah mempelajari rahasia penting lainnya mengenai doa. Kita harus seperti Kristus berdoa, “Bukan kehendakKu tapi kehendakMu yang jadi.” Setiap langkah yang engkau ambil harus diserahkan kepada Allah. Bukan supaya Allah memberkati rencana kita, tetapi supaya kita mencari kehendak Allah dan meminta Dia memberkati kita dalam melakukannnya. Allah akan memberi kita kuasa untuk memindahkan gunung jika hal itu untuk mencapai tujuan yang ada dalam kehendak Allah. “ Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya” (Yohanes 15:7) 19 BAB 6 Rahasia Mengenai Menjaga Hubungan Tiap Hari “Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya” (Lukas 11:3) Dalam kata-kata ini, ada petunjuk kepada rahasia penting lainnya dalam seni doa untuk mengubah sesuatu. Ini adalah prinsip hubungan tiap hari dengan Allah yang hidup. Yesus mengajar manusia berdoa dengan berkata,”berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya.” Allah telah menetapkan hukum tertentu untuk memerintah alam semestaNya. Sudah terbukti, bahwa tidak ada area lain yang mengalami hukum yang tak pernah berubah sepert di area doa. Doa yang berhasil berarti hubungan setiap hari dengan Allah. Ketika kehidupan rohani manusia mulai menurun, pada umumnya, penyebabnya bisa ditelusuri pada kurangnya doa yang kosisten setiap hari. Mereka yang sudah menyelidiki tercengang pada waktu mereka mengetahui betapa sedikitnya waktu yang disediakan oleh banyak orang, bahkan pelayan Tuhan untuk doa yang sesungguhnya. Mungkin lima atau sepuluh menit per hari yang dihabiskan untuk mengucapkan doa, dan kemudian merka bangun dan meneruskan kegiatan mereka. Tidak heran kekuatan kegelapan bisa memobilisasi untuk melawan mereka dan dalam beberapa kasus betul-betul melumpuhkan usaha mereka. Hal-hal yang nantinya membentuk kesuksesan hidup dibentuk dalam krusialnya jam-jam doa setiap hari. Allah harus bekerja dengan bahan yang diberikan, dan kalau seandainya tidak cukup, Dia menjadi terbatas di dalam hal yang Dia bisa lakukan. Banyak orang tidak menyadari bahwa ada bahan yang nyata di dalam doa. Bukti dari hal ini bisa dilihat dalam Wahyu 8:3, ketika Allah menyimpan doa-doa orang-orang kudusNya, umatNya, dan merkea memiliki bagian dalam melaksanakan rencanaNya di bumi. Allah telah menetapkan bahwa manusia dapat memiliki segala sumber di Surga pada waktu mereka memintanya. “Segala kuasa di Surga dan di Bumi telah diserahkan kepadaku,” Kata Yesus, “Pergilah ke seluruh dunia dan beritakan injil kepada segala mahkluk. Seperti Bapa mengutus Aku demikianlah Aku mengutus kamu.” Gereja bisa menjalani tugas yang penting ini karena segala kuasa telah disediakan, tetapi kuasa tersebut hanya tersedia bagi mereka yang mau setiap hari menjaga hubungan dengan Allah mereka. “Berikanlah kami setiap hari makanan kami secukupnya,”Yesus tidak meminta kita berdoa untuk persedian satu tahun, atau satu bulan, atau bahkan persedian roti untuk satu minggu. Allah mau supaya kita setiap hari mengucapkan kebergantungan akan Dia. Dia menginginkan kita setiap hari merasa membutuhkan kekuatan HadiraNya, kuasa pemeliharaanNya. 20 Manna Setiap Hari Pelajaran terbesar akan kebergantungan setiap hari pada Allah diajarkan dalam hal pemberian manna kepada bangsa Israel. Mereka menerima hanya cukup untuk persedian satu hari. Tidak satu orangpun yang boleh mengumpulkan untuk persediaan beberapa hari dan menyimpannya untuk hari esok. Mereka yang mencoba melakukannya pada akhirnya menemukan manna tersebut berulat dan tidak layak dimakan oleh manusia. Ada satu kesalahan umum yang dibuat oleh banyak orang Kristen… Mereka mau memiliki kesembuhan, mereka tidak bisa “kehilangan,” dibandingkan daripada kesehatan yang datang dari kebergantungan setiap hari yang asalnya dari kobaran kuasa Roh Allah. Mereka lebih baik memilih jaminan keuangan yang tidak bisa membawa mereka setiap hari untuk masuk dalam kamar rahasia dan meminta Allah untuk memenuhi kebutuhan mereka. Mereka ingin memiliki baptisan Roh Kudus yang tidak memerlukan penantian akan Allah tiap hari untuk urapan baru. Namun, kerinduan yang demikian tidak sejalan dengan tujuan Allah. Rencana Allah melibatkan kebergantungan tiap hari akan Dia. Tanpa Dia, kita tidak bisa melakukan apa-apa. Kalau kita mau berhasil menyelesaikan kehendakNya dalam hidup kita, kita tidak boleh membiarkan satu haripun berlalu tanpa komunikasi yang sangat penting itu dengan Allah. “Manusia hidup bukan dari roti saja tapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah.” Manusia dengan hati-hati makan makanan jasmani, tetapi mereka tidak begitu memperhatikan manusia batiniah, yang memerlukan pembaharuan setiap hari. Sama seperti tubuh merasakan efek kerja tanpa diisi makanan, demikian juga roh akan menderita kalau tidak diberi makan Roti Hidup. Daniel adalah ilustrasi yang mengagumkan mengenai orang yang belajar rahasia kesuksesan yang sesungguhnya. Hidupnya mencapai usia seabad, pada masa kerajaan jatuh dan bangkit. Saat itu adalah salah satu era yang paling bergolak dalam sejarah dunia. Berkali-kali, kehidupan Daniel dalam bahaya. Dia pernah dihukum untuk dibinasakan bersama dengan semua orang berhikmat di Babel. Kali lainnya, dia dibuang hidup-hidup ke dalam lubang liang singa yang buas. Dalam kesempatan lain hidupnya diselamatkan dengan ajaib. Hikmat dan integritasnya membuat Daniel bangkit dan dikenan oleh regim/penguasa selanjutnya. Karena Roh Allah berdiam dalam dirinya, dia dikagumi dan dihormati oleh raja dan ratu (Daniel 5:11). Setiap kali saat darurat muncul, mereka berpaling kepada Daniel minta tolong. Pada masa yang gemilang di abad itu, hidupnya berpengaruh atas bangsa-bangsa. Keberaniannya dan imannya yang tanpa takut membuat raja-raja tersentuh untuk mengakui Allah yang sebenarnya. Apakah rahasia dari kuasa Daniel? Jawabannya adalah doa merupakan hal yang serius baginya. Dia berlari kepada Allah bukan hanya pada waktu krisis muncul. Krisis adalah hal yang wajar dalam hidupnya, tetapi ketika krisis itu datang, dia selalu tahu apa yang harus dia lakukan. Tiga kali sehari dia menjumpai Allah dan mengucap syukur. Ini adalah kebiasaanya sehari-hari, dan dia tidak mengijinkan apapun untuk mengganggunya. 21 Pelajaran Dari Tembok Yang Retak Pentingnya doa setiap hari, bertemu Allah setiap hari dan bukan Cuma sekedar doa yang diucapkan seadanya, dengan kuat diilustrasikan dalam kisah dari pedagang Armenia yang Kristen yang membawa dagangannya dengan karavan menyeberangi padang gurun ke sebuah kota di Turki Armenia. Karena sejak kecil dibesarkan oleh orang tua Kristen, dia telah membentuk kebiasaan dalam hidupnya untuk menyerahkan seluruh keberadaannya ke dalam tangan Allah.Pada waktu insiden ini terjadi, negeri itu diduduki oleh bandit-bandit yang hidup dari merampok karavan. Tanpa diketahui oleh pedagang itu, sekelompok bandit telah mengikuti karavan, dengan maksud hendak merampoknya di tempat pertama mereka berkemah di tanah datar. Pada jam yang sudah ditentukan, di dalam malam yang gelap, mereka mendekat. Anehnya semua sunyi. Kelihatannya tidak ada penjaga, tidak ada pengawas, tetapi sementara mereka terus mendekat, dengan kagetnya mereka menemukan tembok yang tinggi di mana belum pernah ada tembok berdiri di situ sebelumnya. Mereka terus membuntuti, tetapi malam berikutnya mereka menemukan tembok yang sama yang tidak bisa ditemb us. Pada malam ketiga tembok itu berdiri, tetapi ada retak-retak di dalamnya di mana mereka bisa masuk.Kapten dari perampok itu ketakutan dengan misteri ini, lalu dia membangunkan pedagang tersebut.“Apakah artinya ini?” dia bertanya. “Sejak engkau meninggalkaan Ezerum, kami sudah mengikuti, dengan maksud merampokmu. Malam pertama dan kedua kami menemukan tembok tinggi di sekeliling karavan, tapi malam ini, kami masuk melalui bagian yang retak. Kalau engkau memberitahukan kami apa rahasia kami tidak akan merampok anda.” Pedagang itu sendiri kaget dan penuh dengan tanda Tanya. “Temanku,” dia berkata,”Aku tidak melakukan apa-apa untuk mendirikan tembok mengelilingi kami. Yang saya lakukan adalah berdoa setiap malam, menyerahkan diriku dan semua yang ada bersamaku kepada Allah. Aku sepenuhnya percaya di dalam Dia yang menjagai aku dari yang jahat; tapi malam ini, karena sangat capek dan mengantuk, aku menaikkan doa yang separuh hati dan sekedar diucapkan. Pasti itulah sebabnya anda bisa menerobos masuk!” Para bandit itu dimenangkan oleh kesaksiannya. Kemudian di situ juga, mereka menyerahkan diri mereka kepada Yesus Kristus, dan diselamatkan. Dari perampok karavan, mereka menjadi orang-orang yang takut akan Allah. Orang Armenia itu, tidak akan pernah lupa akan retak-retak pada tembok doanya. Dengan demikian, kita mempelajari rahasia lainnya dari doa yang penuh kuasa. Barangsiapa mau memindahkan gunung harus menjadikan doa sebagai kebiasaan hidup. Dia, seperti Daniel, harus secara teratur berjumpa dengan Alah. Doa harus menjadi hal yang alami seperti bernafas. Dengan doa yang demikian, manusia mengalahkan kekuatan spiritual atau roh yang telah berencan mengalahkan mereka di mana tidak ada kekuatan manusia bisa mengalahkannya. Dengan doa yang terus menerus seperti itu, musuh dihambat, dan pagar perlindungan tetap terus ada melingkupi kita dan yang jahat itu tidak bisa menyentuh kita. 22 BAB 7 Rahasia Doa Yang Bisa Mengantisipasi Kejahatan “Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya: “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.”” (Lukas 4:5-7) “dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]” (Matius 6:13) Doa yang memindahkan gunung benar-benar ada. Namun, barangsiapa yang mau berdoa dengan doa ini harus juga mau menghadapi dan mengalahkan pencobaan yang pasti akan terjadi dalam memindahkan gunung. Dalam ayat tersebut di atas, kita telah diberitahu bahwa Kristus dibawa ke atas puncak gunung di mana Dia menerima tawaran yang menggiurkan dari pangeran dunia ini. Dari sudut pandang yang menguntungkan di atas gunung itu, dalam sekejap, iblis menunjukkan kerajaan-kerajaan dunia ini dan kemuliaannya kepada Yesus. Kristus menolak tawaran iblis dengan mendeklarasikan bahwa hanya Allah yang patut disembah. Gunung-gunung sering kali dijadikan tempat pertemuan untuk pengujian orang-orang kudus. Di gunung juga bangsa Israel menyaksikan guntur dan kilat dan goncangan dari gunung Sinai. Ini merupakan pemandangan yang mengagumkan dan menginspirasi yang menyebabkan mereka untuk mundur dan berkata pada Musa, “ Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati.” (Keluaran 20:19). Tetapi Musa menjawab, “Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa.” (ayat 20). Di atas gunung Moria juga Abraham mendapat ujian berat dalam hidupnya ketika dia diminta untuk menyerahkan Ishak, putra satu-satunya. “ Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: “Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu.” (Ibrani 11:17-19). Keteguhan Abraham dalam menghadapi ujian membuat dia disebut “bapa orang beriman.” Di atas bukit Karmel juga Elia menantang nabi-nabi Baal, dan memanggil Israel kembali kepada Allah dengan berkata,” Lalu Elia mendekati seluruh rakyat 23 itu dan berkata: “Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati? Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia.” Tetapi rakyat itu tidak menjawabnya sepatah kata pun.” (1Raja-raja 18:21). Di sana, di hadapan orang-orang, dia menunjukkan iman yang mempercayai Allah yang supranatural, yang ketika menjawab doanya api turun dari Surga dan memakan habis korban itu. Barangsiapa yang ingin memindahkan gunung harus mau menghadapi tantangan dari segala gunung. Mereka harus bisa menimbang seberapa tinggi dan mengukurnya. Dan selalu, semakin tinggi gunung yang didaki, semakin besar pula pencobaannya. Di puncaknya dia akan berhadapan dengan si pencoba itu sama seperti yang dialami Kristus. Cepat atau lambat, dia akan menghadapi pencobaan iblis yang paling halus – kesombongan dan ambisi manusia. Setan, yang tau bahwa Kristus telah mengalahkan semua cobaan lainnya dengan sukses, memberikan kepadaNya satu lagi – janji bahwa seluruh kerajaan dunia akan menjadi milikNya, kalau Dia mau memberikan penyembahan kepada Setan. Rahasia Untuk Menang Atas Cobaan Semua manusia pasti menghadapi pencobaan, demikian juga dengan Kristus yang harus menghadapinya, tetapi kita tidak boleh lari ke dalamnya. Tidak ada gunanya menaruh diri kita ke dalam pencobaan itu. Inilah sebabnya mengapa Kristus mengajar manusia berdoa dengan kalimat, “Janganlah membawa kami kepada pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat.” Di sinilah antisipasi Ilahi, dan kelepasan dari yang jahat, sebelum semuanya itu menimpa kita! Seorang ibu, yang adalah orang Kristen yang masih baru, belajar rahasia perlindungan yang disediakan oleh Allah. Doa telah menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupannya, dan dia menjadi peka dengan pimpinan Roh. Hidup setiap hari dalam pimpinan Roh membuat dia bisa berdoa tepat pada waktunya untuk bisa mencegah tragedi dari kehidupan anaknya. Inilah kesaksiannya: “Suatu hari di musim gugur, tepat saat sebelum sekolah berakhir, suatu ketakutan yang hebat tiba-tiba mencengkram hati saya. Sesuatu yang tragis hendak akan terjadi. Saya tahu bahwa salah satu anak-anak saya sedang ada dalam bahaya. Ini merupakan pengalaman baru buat saya sebab saya hanya mengenal kebahagaiaan sejak saya menerima keselamatan. Saya menyadari ini adalah peringatan dari Allah, jadi saya mulai berdoa. Kelegaan muncul. Suatu ketenangan yang luar biasa datang melingkupi saya. Saya bangkit dan berterima kasih kepada Tuhan.” “Ketika saya melihat anak-anak saya berlarian di jalan, saya keluar dari pagar dan menghampiri mereka. Sementara mereka mendekat, salah satu anak perempuan saya melaporkan bahwa salah satu anak lelaki tetangga kami ditabrak mobil.” 24 “Johnny, anak lelaki saya, datang dengan ekspresi bingung di wajahnya. Dia berkata,’Mama, mobil itu seharusnya menabrak saya juga, karena kami semua sedang menyeberangi jalan bersama-sama, tetapi hal itu terjadi begitu cepat angin dari mobil itu mengangkat saya dan mengeluarkan saya dari jalan.’ Saya katakan kepadanya bahwa itu adalah tangan Allah yang memindahkan dia keluar dari jalur bahaya.” Sejumlah Doa Terlambat Diucapkan Sejumlah doa terlambat diucapkan. Beberapa ornag mencari Allah dengan sungguh-sungguh setelah mereka terjebak masalah, tidak menyadari bahwa kalau saja mereka berdoa lebih cepat, mereka mungkin bisa terhidar dari perangkap. Bisa mengetahui kejahatan sebelum terjadi dan menghindari adalah hal yang benar-benar bisa terjadi. “ Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.” (Amsal 27:12). Bagaimana bisa seseorang berharap menghidari jebakan yang terus-menerus dilancarkan oleh iblis terhadap dirinya? Jawabnya terletak bukan pada kemampuan pandangan dan hikmat manusia, sebab penulis yang sama menambahkan, “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.” (Amsal 3:5). Ada tempat perlindungan yang tersembunyi dari pandangan orang-orang biasa yang lalu lalang dan disimpan bagi barangsiapa yang “menjungkir balikkan gunung.” Ayub menyinggung hal ini: “Jalan ke sana tidak dikenal seekor burung buas pun, dan mata elang tidak melihatnya; binatang yang ganas tidak menginjakkan kakinya di sana dan singa tidak melangkah melaluinya.” (Ayub 28:7-9) Tempat keamanan dan perlindungan dari yang jahat dengan jelas disingkapkan dalam Mazmur 91: “Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.” Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.” Di sini ada kelepasan yang dijanjikan dari jebakan Setan! Ekspresi “jerat penangkap burung” adalah lukisan yang jelas mengenai pekerjaan Setan yang sibuk menyiapkan jerat untuk umat Allah. Banyak juga yang terjerat di dalamnya, dan Allah dalam belas kasihNya, membebaskan mereka dari jerat itu. Bukankah jauh lebih baik diberitahu lebih dulu, supaya mereka bisa menghindari jerat itu? Memang adalah satu hal saat jatuh ke dalam lubang dan diselamatkan. Tetapi 25 merupakan satu hal lain lagi untuk bisa melihat bahaya dan menghindarinya. Yesus mengajar manusia lebih baik berdoa untuk dilepaskan dari pencobaan, bukannya untuk diselamatkan dari bahaya itu setelah menjerat mereka. Pelajaran untuk mengantisipasi pencobaan sebelum hal itu menguasai kita sangat jelas digambarkan dalam drama Getsemani. Di sana, di malam yang amat penting itu, Yesus menghadapi krisis yang terbesar dalam, hidupNya. Kuasa kegelapan berusaha sekuat tenaga dengan sia-sia memusatkan kekuatan mereka untuk menggagalkan tujuan Allah dalam satu serangan sengit terhadap Yesus. Sementara Yesus berdoa pada malam yang mengerikan itu, jiwaNya tenggelam dalam kesakitan itu. “PeluhNya menjadi seperti tetesan darah,” menitik dari alisNya ke tanah. Dia berjuang dalam pertarungan yang mematikan sementara murid-muridNya tertidur, jelas-jelas tidak mengetahui drama yang sedang menarik perhatian seluruh Semesta. Meskipun demikian, Yesus terus berdoa sampai kemenangan memahkotai usahanya. “Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.” (Lukas 22:43) Tetapi bagi murid-murid keadaannya juga tidak begitu baik. Mereka juga sedang akan menghadapi krisi terbesar dalam hidup mereka. Dengan segera si pengkhianat itu akan muncul, dan mereka akan terlempar dalam kepanikan dan kebingungan. Namun, dalam saat-saat yang sangat berharga ini, ketika mereka seharusnya membentengi diri mereka amelawan badai yang kapan saja bisa menimpa mereka, mereka terus melanjutkan tidur mereka. Kristus bahkan menginterupsi doaNya karena Dia berusaha membangunkan mereka dari resiko yang akan mereka hadapi. “Bangun dan berdoalah,” kataNya, “supaya kamu tidak jatuh dalam pencobaan.” Tetapi tidak berhasil. Murid-murid terus tidur sampai tiba saatnya. Para serdadu datang, dan mereka bangun dalam kebingungan yang sangat. Petrus, dalam kepanikan berbicara sebelum dipikirkan, yang pada akhirnya dengan kaget menyadarri bahwa dia sudah menyangkal Tuhannya. Dengan pahit dia menangisi tindakkannya yang pengecut. Apa yang mungkin dia mau lakukan atau beri untuk bisa membalikkan waktu, bahkan jika hanya untuk beberapa jam saja? Kesalahannya yang terbesar adalah dia tidak berdoa ketika pencobaan mengancam. Dia tidak mendengarkan sungguh-sungguh perkataan-perkataan Yesus ketika Dia mengingatkannya untuk “bangun dan berdoa,” sebaliknya, dia malah tidur, sementara dunia runtuh di kakinya. Sebuah Peringatan Bagi Waktu Kita Peringatan untuk berjaga-jaga dan berdoa bukanlah peringatan yang ditujukan Yesus pada murid-muridNya saja. Peringatan ini juga berlaku bagi semua orang Kristen segala zaman, dan khususnya tepat untuk saat ini. Ketika Yesus memberi 26 kotbah yang luar biasa mengenai kejadian-kejadian yang akan terjadi sebelum kedatanganNya yang Ke Dua kali, Dia mengingatkan bahwa “kekuatiran hidup” akan menyebabkan hari itu datang seperti menimpa banyak orang “yang tidak berjaga-jaga”. “Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini” (Lukas 21:35). Dia memberi peringatan khusus bagi mereka yang akan hidup pada hari itu: “Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.” (Lukas 21:36) Langlah-Langkah Penting Untuk Menerima Keselamatan 1.MENGAKUI: “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23).” Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini!”(Lukas 18:13. Di bawah penerangan firman, engkau harus menyatakan bahwa engkau orang berdosa. 2. BERTOBAT : “… Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.”(Lukas 13:3). “Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan…”(Kisah Rasul 3:19). Engkau harus melihat buruknya dosa dan kemudian bertobat dari segala perbuatan itu. 3.PENGAKUAN DOSA : “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” (1 Yohanes1:9). “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.”(Roma 10:10). Akuilah dosamu kepada Allah. 4.MENINGGALKAN: “Baiklah orang fasik meninggalkanjalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya.” (Yesaya 55:7). Menyesal karena dosa tidaklah cukup. Kita harus mau mengakhirinya sekali untuk selamanya. 5.PERCAYA : Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”(Yohanes 3:16). “Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” (Roma10:9). Percaya dalam pekerjaan Kristus di salib sudah genap. 27 6.MENERIMA : “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;” (Yohanes 1:11-12). Kristus harus diterima secara pribadi masuk ke dalam hati dengan iman, kalau engkau rindu memiliki pengalaman Lahir Baru ini. (Full Gospel Businessman International). Jika engkau rindu menerima Yesus Kristus ke dalam jiwa dan kehidupanmu, mari berdoa: Bapa di Surga, Dan Bapa, tunjukkan kepadaku Aku bersyukur Engkau mengasihi aku. selangkah demi selangkah rencana yang Aku minta PuteraMu Yesus Kristus, sudah Engkau buat untuk hidupku. mari masuk dalam hidupku. Aku memberi hidup dan diriku Aku tahu aku telah berdosa dan kepadaMu. melakukan perbuatan yang tidak Aku menyembah dan memujiMu, berkenan di hadapanMu. pencipta dan Tuhanku. Aku minta ampunilah segala dosaAku akan terus bersyukur untuk dosaku dan tahirkanlah hidupku. pengorbanan PuteraMu di kayu salib Tolong aku untuk mengikut Engkau dan sehingga aku bisa beroleh hidup yang ajaranMu. kekal dengan Engkau. Lindungi aku dari Setan dan Iblis. Tolong aku untuk memenangkan orang Ajari aku untuk mengutamakan Engkau lain kepada Kristus. dalam seluruh pikiran dan tindakanku. Aku menantikan kembalinya Kristus Tolong aku mengasihi sesamu seperti untuk membawa aku ke Surga. Engkau telah mengasihi aku. Datanglah segera Tuhan Yesus, Amin. Bagaimana Caranya Menerima Baptisan Roh Kudus 1. Anda harus lahir baru. Ini artinya meminta Yesus mengampuni dosa-dosa anda dan kemudian menerima pengampunan Allah, dengan mengetahui, “ Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,” dan “Sebab, barangsiapa berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.” (Roma 3:23 dan 10:13). 2. Kalau saat ini anda sudah menerima Kristus menjadi Juruselamat, Roh Kudus hidup di dalam anda. Yohanes 14:7; 1 Korintus 3:16; 6:19 3. Roh Kudus adalah seorang Pribadi dan akan berbicara sendiri jika anda mengijinkan Dia melakukannya. 4. Roh Kudus akan memakai bibir, lidah dan suara anda jika anda mengijinkan Dia–sama seperti waktu anda berkata-kata dengan bahasa Indonesia. 28 5. Ketika anda dipenuhi dengan Roh Kudus, dengan iman anda harus mulai untuk melakukan pengucapan. Kisah Rsul 2:4 berkata,”Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” 6. Menerima Kristus menjadi Juruselamat memerlukan suatu tindakan iman. Kesembuhan adalah hasil dari suatu tindakan iman. Berbahasa roh adalah suatu tindakan iman. 7. Ketika dengan iman anda mulai berbahasa roh, Roh Kudus akan memberi ucapan–kata-kata untuk diucapkan. Di situlah yang supranatural terlibat. 8. Setiap orang percaya diperintahkan untuk “penuh dengan Roh,” Efesus 5:18, bahkan juga ibu Yesus, Maria, dan saudara-saudara kandung Yesus. Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas (Matius 13:55), (Kisah Rasul 1:14) dan murid-muridNya menerima (Kisah Rasul 2:4). Menerima Roh Kudus adalah suatu keharusan. 9. Relaks. “Inilah tempat perhentian…”Yesaya 26:12 10. Roh Kudus adalah sebuah karunia. Kisah Rasul 8:20,2:38,39; 11:17; Lukas 11:13. Anda tidak mengemis atau bekerja demi menerima karunia. Anda tinggal menerimanya saja. 11. Mulailah hari anda setiap hari dengan berdoa dalam Roh untuk membangun diri anda–hal ini sama halnya dengan mengisi batere rohani anda. 1 Korintus 14:4,18 12. Terimalah sekarang, dengan menyembah Yesus dalam hatimu dan memperkatakan dengan iman di dalam bahasa-bahasa yang asing sebagaimana yang diberikan oleh Roh Kudus kepada anda untuk mengatakannya. 29 30