Doa Yang Memindahkan Segala Gunung

advertisement
1
BAB I
Doa Yang Memindahkan
Segala Gunung
Yesus di dalam Matius 21:21-22 berkata,“ Yesus menjawab mereka: “Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu percaya dan tidak bimbang, kamu
bukan saja akan dapat berbuat apa yang Kuperbuat dengan pohon ara itu, tetapi
juga jikalau kamu berate kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke
dalam laut! hal itu akan terjadi.”
Kuasa untuk memindahkan gunung! Inilah yang dikatakan Yesus. Janji
Tuhan memuat hal itu bahkan lebih lagi: termasuk “segala sesuatu”. “Dan
apapun yang engkau minta di dalam doa, percayalah bahwa kamu menerimanya.”
Kedengarannya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, tetapi hal ini benar
adanya.
Mungkin saudara saat ini, engkau sedang tertekan dengan beban yang berat.
Mungkin saja ada penyakit parah yang telah menghampirimu atau anggota
keluargamu. Atau, engkau sedang bergumul dengan masalah keuangan yang
memalukan. Apapun yang mungkin menjadi kebutuhan anda, di tangan saudara
ada alat yang bisa memberi jalan keluar permasalahmu. Bagi anda yang sakit, di
kamar anda sendiri ada kuasa yang menunggu untuk dilepaskan dan membebaskan
anda dari segala macam penyakit dan kelemahan tubuh!
Kuasa untuk memindahkan segala gunung! Ya! Tetapi, engkau harus
mempelajari rahasia yang nantinya engkau bisa melepaskan kuasa ini. Hanya
dengan berharap untuk segala sesuatu menjadi lebih baik tidak akan memberi
hasil. Anda mungkin sudah menjumpai hal ini; namun, jenis doa yang tepat,
seperti yang Yesus sampaikan ketika Dia berkata,”Jika kamu meminta sesuatu
kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.” Akan memberi jawaban
yang tidak akan gagal (Yohanes14:14).
Mungkin salah satu penyebab umum yang membuat orang-orang melemahkan
iman mereka adalah anggapan bahwa doa-doa mereka tidak dijawab karena
bukan kehendak Allah untuk menjawab doa-doa itu. Walaupun memang benar
2
bahwa ada yang meminta sesuatu yang bukan kehendak Allah, faktanya banyak
hal yang mereka minta sejalan dengan kehendak Allah yang dibukakan kepada
mereka. Adalah kehendak Allah orang sakit disembuhkan. Adalah kehendak
Allah kita memiliki kesehatan yang baik. Adalah kehendak Allah kita mengalami
kemenangan atas penindasan dan ketakutan. Adalah kehendak Allah kebutuhan
kita sehari-hari dicukupi. Adalah kehendak Allah kita memiliki sukacita Allah
dalam hati kita. Adalah kehendak Allah kita sejahtera dan sehat, sebagaimana
jiwa kita sejahtera (3Yohanes2).
Mari kita lihat pengertian yang benar. Allah tidak ingin umatNya berdamai
dengan kekalahan dan kegagalan dalam kehidupan doa mereka. Dia rindu supaya
umatNya memiliki hasil nyata dari doa-doa mereka sama seperti yang terjadi
dengan mereka di dalam Alkitab. Doa bukanlah sumber terakhir yang kita lakukan
waktu sudah mentok dengan masalah. Doa adalah bagian yang sangat penting dari
hidup kita sehari-hari. Ketika kita belajar rahasia doa, seluruh hidup kita akan
menjadi rangkaian mujizat.
Coba lihat jawaban-jawaban doa yang dashyat yang dialami orang-orang
pada zaman Alkitab. Ketika Abraham, pada usia yang sudah lanjut, merindukan
anak pemberian Allah melalui isterinya Sarah, dengan ajaib Allah menguatkan
kandungan Sarah, sehingga dia bisa memberi seorang anak laki-laki.
Yakub, cucu Abraham, yang dulunya pengembara, tetapi kemudian menjadi
Pangeran dengan Allah, bergumul dengan Allah pada malam doa, bahkan
saudaranya Esau menghampiri Yakub dengan sepasukan tentara untuk balas
dendam. Dia menang dengan Allah, dan Allah menang dengan Esau (Kejadian
32-33).
Yerusalem diserbu oleh kekuatan Asyur yang luar biasa yang sebelumnya
sudah berhasil dalam segala operasi militer khususnya. Kekuatan Hizkia tidak
sebanding dengan pasukan tentara yang demikian besar. Tetapi Hizkia berdoa,
dan malam itu tulah kematian menghantam pasukan yang menyerbu. Pagi harinya
185.000 orang mati (2Raja-raja 19:15-35).
Tidak lama kemudian, Hizkia sakit hingga hampir mati. Secara manusia tidak
ada harapan lagi untuk kesembuhannya, tetapi Hizkia memalingkan wajahnya ke
dinding, dan memohon kepada Allah. Hasilnya limabelas tahun ditambahkan
dalam kehidupannya (2Raja-raja 20).
Elia berdoa untuk anak laki-laki seorang janda yang sudah mati. Tidak
pernah sebelumnya terjadi kehidupan bisa kembali kepada seseorang yang
sudah meninggal. Belum pernah ada tercatat di sepanjang sejarah tentang
membangkitkan orang mati. Namun, doa Elia membalikkan waktu dan membuat
anak yang meninggal itu membuka matanya dan kembali ke dunia (1 Raja-raja
17:20-23).
Daniel, nabi Allah yang setia, berdoa untuk pemulihan Yerusalem, yang
telah terpuruk dalam abu sejak zaman penyerbuan Nebukadnezar. Dia masih
hidup untuk menyaksikannya karena Raja Koresy mengeluarkan ketetapan
yang mengijinkan orang Yahudi kembali ke kota mereka untuk membangunnya
3
kembali (Daniel 9).
Petrus dibuang ke dalam penjara, dan perintah sudah dikeluarkan untuk
eksekusinya. Gereja berdoa tidak henti-hentinya untuk kelepasan Petrus, dan
sungguh, seorang malaikat Tuhan melawat ke penjara dan melepaskan Petrus
hingga selamat.
Kita melihat lagi dan lagi, bagaimana Allah menjawab doa untuk setiap
kebutuhan yang diimpikan oleh umatNya dan dalam setiap keadaan yang
dibayangkan. Entah itu berupa kelepasan dari penyakit, mujizat penyediaan,
diselamatkan dari bahaya, tuntunan Ilahi, menyelamatkan orang dari mati
kehausan atau hikmat yang diperlukan untuk memerintah kerajaan. Apapun
kebutuhannya Allah menyediakannya sebagai jawaban dari doa yang percaya.
Hukum menerima itu positif dan pasti. Yesus berkata,“Mintalah, maka akan
diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu
akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap
orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu
dibukakan.” Apakah artinya? Artinya bahwa ada kuasa yang tak terlihat atas kita
yang bisa mencari jalan keluar setiap masalah, dan yang akan mengantisipasi
setiap kebutuhan dan suplai apapun yang mungkin dibutuhkan. Sebuah Kuasa
yang begitu besar hingga bisa memindahkan setiap gunung jika perlu.
Apakah ini kedengarannya terlalu indah untuk menjadi kenyataan? Karena
Allah itu benar, janjiNya pun benar adanya. Jawaban doa yang demikian
bisa menjadi milik anda juga, jikalau engkau mau meluangkan waktu untuk
mempelajari rahasianya.
4
BAB II
Rahasia Hadirat Allah
Dalam catatan pertama kotbah Kristus, Dia mengambil waktu untuk
meletakkan sejumlah prinsip yang luar biasa yang akan menentukan keberhasilan
doa. Yesus hanya tertarik dengan doa yang berhasil, doa yang membawa jawaban,
doa yang bisa, kalau perlu, memindahkan segala gunung.
Sudah merupakan kebiasaan Yesus untuk berbicara langsung kepada pokok
permasalahan. Dia tahu mana yang penting dan mana yang tidak. Dia tidak berkata
kepada manusia bahwa mereka harus berdoa. Insting tersebut lahir dalam hati
mereka. Bahkan orang kafir yang paling cuek sekalipun berdoa. Para nabi Baal
berdoa. Orang-orang Farisi yang munafik berdoa. Yang menarik perhatian Yesus
adalah menunjukkan mannusia cara yang benar untuk berdoa, supaya merka bisa
melihat mujizat yang menjadi jawaban dari doa-doa mereka.
Kamar Rahasia
Yesus mulai dari sejak awal. Dia menunjukkan bahwa doa yang benar
adalah sebuah komuni/persekutuan dengan Yang Maha Kuasa – Allah Bapa. Doa
merupakan tindakan yang khidmat, dan harus dijalani dengan cara yang benar.
Dia berkata bahwa sebelum berdoa mereka harus menyendiri di mana mereka
bebas dari gangguan. Manusia tidak akan bisa melakukan komunikasi dengan
manusia dan Yang Ilahi pada waktu yang bersamaan. Yesus menyuruh mereka
untuk masuk ke dalam kamar mereka, menutup pintu dan berdoa kepada Bapa
mereka di Surga Yang “melihat apa yang dikerjakan di tempat rahasia.”
Untuk menekankan hal ini, Dia mengingatkan mereka akan orang Farisi yang
berdoa di pojok-pojok jalan supaya dilihat oleh orang lain. Dia memperingatkan
murid-muridNya untuk jangan menjadi seperti mereka:
“Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka
suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada
tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa,
masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu
yang ada di tempat rahasia. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu.”
(Matius 6:5-6 NKJV).
Kenapa orang harus sendirian waktu berdoa? Karena ketika mereka masuk
ke dalam tindakan doa, mereka sedang masuk ke dalam Hadirat Allah. Ketika
orang berdoa, mereka harus sadar bahwa mereka sedang menghampiri Pencipta
5
mereka, Dia yang layak menerima penghormatan dan respek yang mutlak. Penulis
Perjanjian Lama berkata dengan bijaksana:
“Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas
mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau
di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit.”
(Pengkotbah 5:2).
Pada umumnya setiap orang tahu bahwa Allah ada di Surga, tapi rahasia besar
dari doa adalah menyadari dan mengerti bahwa Dia juga ada dalam setiap ruangan
engkau berada. Kesadaran bahwa Allah sebenarnya hadir inilah yang membuat
doa penting dan berkuasa. Ketika seseorang sadar bahwa Allah ada di dalam
setiap ruangan di mana dia berada, dia tidak akan ceroboh dalam percakapannya
dengan Dia. Sebagaimana Yesus berkata,” Lagipula dalam doamu itu janganlah
kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka
menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.” (ayat
7)
Allah ada di Surga, tapi Dia juga ada di bumi. Ketika Daud diusir dari satu
tempat ke tempat lainnya oleh Saul, dia siap untuk mempercayai bahwa Allah
terlalu jauh sehingga Dia tidak mungkin mendengar dia tepat waktu untuk
menyelamatkan dia (1 Samuel 27:1). Daud belajar bahwa di manapun dia berada,
Allah juga hadir di situ. Dalam Mazmur 139:6-10, dia mengakui hal ini, walaupun
dia mengaku dia tidak begitu mengerti sepenuhnya:
“Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku
mencapainya. Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari
dari hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh
tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau. Jika aku terbang dengan
sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan
menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.”
Allah Ada Di Mana-Mana – Dia Tidak Datang Dan
Kemudian Pergi
Allah ada di mana-mana. Dia maha hadir seperti udara yang kita hirup ini. Dia
tidak datang dan Dia tidak pergi. Dialah yang Maha Hadir! Yesus menunjukkan
bahwa menyembah Allah tidaklah dibatasi pada tempat tertentu atau waktu
tertentu. Perempuan Samaria ingin mengetahui apakah Yerusalem atau gunung
terdekat yang merupakan tempat yang layak untuk menyembah atau beribadah.
Pertanyaan ini merupakan sebuah kontroversi yang pahit pada saat itu, dan ini
terjadi kepada wanita, hal ini merupakan kesempatan emas untuk memperoleh
jawaban dari seorang nabi. Yesus menjawab pertanyaan perempuan ini dengan
cara di luar dugaannya:
6
“Kata Yesus kepadanya: “Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya
akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga
di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah
apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi
saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah
benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki
penyembah-penyembah demikian” (Yohanes4:21-23)
Betapa kehidupan manusia akan sangat berbeda jika mereka tahu bahwa ada
dunia lain yang memperhatikan mereka! Bahkan mengetahui bahwa malaikat
begitu dekat (Mazmur 34:7). Tetapi lebih dari malaikat, Hadirat Allah melihat
semuanya, memperhatikan semuanya dan merekam semuanya. Tidak ada yang
bisa kita sembunyikan dari Dia.
“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab
barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan
bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.”
Ibrani 11:6
Kita Harus Mengenali Hadirat Allah
Pengenalan akan hadirat Allahlah yang akan memudahkan kita berdoa,
mudah untuk memiliki iman. Walaupun Allah tidak nampak secara kasat mata,
Dia hadir. Di dalam mengenali hadirat Allah inilah kita akan temukan bahwa doa
bukan lagi menjadi tugas atau kewajiban, tetapi sebuah kesukaan yang luar biasa.
Kehadiran Kristus adalah selalu dengan umatNya, seperti yang telah dijelaskan
oleh Tuhan sendiri dalam Yohanes 14:23
Jawab Yesus: “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku
dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam
bersama-sama dengan dia.
Musa menjadi pendoa syafaat besar dalam Perjanjian Lama. Ketika umat
Israel berdosa, dan Tuhan tidak mau lagi melanjutkan perjalanan dengan
mereka menuju Kanaan, sebagai gantinya, Dia menawarkan untuk mengirimkan
malaikatNya. Tapi Musa tidak mau sama sekali. Dia berkata, “Berkatalah Musa
kepada-Nya: Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh
kami berangkat dari sini.” (Keluaran 33:15). Dan dia meyakinkan Tuhan untuk
memberikan permohonannya. Allah menjamin dengan berkata,
“Lalu Ia berfirman: “Aku sendiri hendak membimbing engkau dan
memberikan ketenteraman kepadamu.” Dan Tuhan berbicara kepada Musa
dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian
kembalilah ia ke perkemahan.”
(Keluaran 33:14,11)
7
Tiba saatnya ketika Yesus harus meninggalkan murid-muridNya. Betapa
mereka ingin kalau saja Yesus bisa tinggal lebih lama bersama mereka! Yesus
menjelaskan kepada mereka mengapa Dia harus pergi, dengan berkata,” Jikalau
Aku tidak pergi, maka Penghibur itu tidak bisa datang kepadamu.” Jikalau
Yesus pergi, sang Penghibur, yang adalah Roh Kudus, akan diutus oleh Bapa ke
dalam dunia. Melalui Roh Kudus, barulah Yesus bisa hadir, bukan hanya dengan
sejumlah orang, tetapi dengan orang-orang percaya di mana-mana. Barulah Dia
bisa menggenapi janjiNya, “Di mana dua atau tiga orang berkumpul di dalam
namaKu, Aku ada di tengah-tengah mereka.” (Matius 18:20).
Apakah rahasia doa yang pertama? Apakah rahasia memindahkan gununggunug dengan doa beriman? Hal yang pertama adalah mengenali Hadirat Dia yang
menciptakan gunung-gunung. Kenalilah bahwa Kristus ada bersamamu di setiap
saat hidupmu setiap hari. Barulah akan lebih mudah untuk mengenali Hadirat
Kristus ketika engkau berdoa. Mulailah hari ini mengenali dan mempraktekan
Hadirat Kristus dalam hidup anda.
BAB 3
Rahasia Pujian
Engkau rindu memperlajari rahasia doa yang akan memindahkan segala
gunung? Doa yang akan mengubahkan banyak hal? Doa yang akan bisa mengambil
sumber tanpa batas dari Allah yang Maha kuasa? Doa yang bisa membuat apa
yang tidak nampak menjadi ada? Doa yang akan melepaskan kuasa Surga demi
kepentingan umat manusia? Memang engkau bisa mempelajari rahasia itu, tapi
siapa yang mau mempelajarinya, harus mau mengikuti aturan-ataurannya.
Muri-Murid Berkata,”Tuhan, Ajarlah Kami Berdoa!”
Doa Bapa Kami yang dicatat dalam Lukas, (baca Lukas 11:1-4) muridmurid telah berkata kepada Yesus,”Tuhan, ajarilah kamu untuk berdoa.” Pasti
ada alasannya mengapa mereka mengajukan pertanyaan itu. Murid-murid telah
menyaksikan pelayananNya yang heran dan unik. Mereka telah memperhatikan
Yesus sementara Dia menyembuhkan orang sakit. Mereka telah melihat bagaimana
Dia menyembuhkan orang sakit kusta dengan jamahan tanganNya. Mereka telah
menyaksikan kuasa kesembuhan yang mengalir kepada orang buat dan tuli.
Mereka telah memperhatikan bahkan alam tunduk pada perintahNya, dan dengan
sabdaNya, angin pun menjadi tenang, dan sementara Dia berbicara, ombak dari
8
lautan yang mengamuk menjadi tenang. Bagaimana mungkin Dia bisa melakukan
semuanya ini? Apakah rahasia dari kuasa yang sedemikian hebat? Pertamatama, kelihatannya seperti misteri, tapi perlahan-lahan murid-murid mempelajari
rahasianya. Yesus memiliki kuasa ini karena Dia tahu bagaimana harus berdoa!
Sementara mereka terus berjalan bersama Tuhan hari demi hari, suatu kerinduan
datang ke dalam hati mereka untuk belajar bagaimana caranya berdoa. Suatu hari
mereka coba bertanya kepada Yesus kalau Dia mau mengajari mereka.
Tuhan tidak ragu untuk memenuhi permintaan mereka. Dia bukanlah pribadi
yang suka menyimpan rahasia hanya untuk diriNya sendiri. Manusia selalu
memonopoli kuasa – tetapi Kristus tidaklah demikian. Dia datang ke dunia untuk
mengajar orang lain untuk bisa melakukan apa yang sudah Dia lakukan. Dia
mau bahkan supaya murid-muridNya harus belajar untuk mengerjakan pekerjaan
yang lebih besar (Yohanes 14:12). Ya, Dia mau mengajari mereka bagaimana
harus berdoa. Dia mulai dengan menyatakan pada mereka,”Karena itu beginilah
engkau berdoa: Bapa Kami diSurga, Dikuduskanlah namaMu.” Sewaktu Dia
mengakhir doaNya, Dia menutupnya dengan kata-kata sebagai berikut,”Karena,
Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan, sampai selamalamanya, Amin,” Dalam kalimat-kalimat ini Kristus menyingkapkan rahasia
besar yang kedua dari doa. Doa yang mencapai Allah diawali dan diakhiri dengan
penyembahan!
Doa Dimulai Dengan Penyembahan
Allah kita adalah Allah yang besar, Allah yang baik. Seluruh keberadaan kita
ataupun keadaan kita yang akan datang sepenuhnya tergantung kepada Dia,”Sang
pemberi setiap karunia yang baik dan sempurna.” Karena itu, sebagai ciptaan dari
Sang Pencipta ini, kita hanya berhutang kepada Allah yaitu penyembahan dan
pujian kita yang tulus. Karenanya, penyembahann adalah unsur yang pertama
dalam doa.
Di situlah beberapa orang telah membuat kesalahan. Doa sering kali dianggap
sebagai alat yang olehnya mereka bisa menerima pertolongan pada saat sudah
terdesak. Benar, itu adalah tujuan doa juga, tetapi konsep ini sebenarnya sangat
jauh dari tujuan utamanya. Allah pasti akan memindahkan segala gunung; Dia
akan menghentikan matahari dan bulan dalam peredarannya, jika perlu, tapi Dia
juga menginginkan sesuatu dari doa juga. Apa yang kira-kira diinginkan Allah?
Dia kekal. Dia yang Maha cukup – apa lagi yang bisa kita berikan kepada Dia
yang memerintah alam semesta ini?
Sesungguhnya ada satu yang bisa kita berikan kepada Allah. Dia senantiasa
mencari dan merindukannya. Hal itu adalah penyembahan kita yang bertekun.
Karena ciptaan ini berhutang segalanya kepada Allah, Penciptanya, adalah benar
dan tepat ciptaan itu seharusnya menyembah Dia. Manusia wajib memuji Tuhan
9
seumur hidup mereka. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Mazmur di ayatnya
yang terkahir,”Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN” (Mazmur 150:6).
Kami telah menyebutkan pada bab satu catatan tentang perempuan di sumur
Yakub. Dia telah mengangkat pertanyaan,”Di manakah tempat yang terbaik untuk
menyembah.” Kepada satu jiwa yang malang dan gelap ini, Kristus memberi
salah satu pewahyuanNya yang terbesar. Dia berkata,” Tetapi saatnya akan datang
dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah
Bapa dalam roh dan kebenaran;sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah
demikian.” (Yohanes4:23).
Kristus telah menyingkapkan bahwa Allah mencari satu hal dari umat
manusia; satu hal yang bisa mereka berikan, kalau mereka mau, adalah untuk
menyembah Dia dalam roh dan kebenaran.
Ketika Yesus ada di bumi, orang-orang religius pada zaman itu, yang sebagian
besar telah membuat doa menjadi sebuah bentuk standar, ritual atau tradisi.
Satu kelompok menyatakan bahwa manusia harus menyembah Allah hanya di
Yerusalem saja. Yang lain berkata bahwa tempat yang pantas untuk penyembahan
adalah Gunung Gerizim di Samaria. Yesus menyingkapkan bahwa baik Yerusalam
maupun gunung tertentu tidak memiliki hubungan dengan di mana manusia
seharusnya berdoa. Allah itu Roh. Dia ada di segala tempat. Karena itu, Dia mau
semua manusia, di manapun mereka berada mereka bisa menyembah Dia. Allah
mencari penyembah yang demikian.
Setan juga bersaing untuk merebut penyembahan dari manusia. Ketika iblis
mencobai Yesus, dia menjanjikan Yesus kerajaab dunia ini dan kemuliaannya,
kalau Dia mau sujud dan menyembah dia (Matius 4:9). Yesus menolak tawaran
Setan dan berate kepadanya bahwa penyembahan hanyalah bagi Allah saja.
Perhatikan bagaimana Kristus, dalam doanya, memberi ucapan syukur dan
pujian kepada Allah. Catatan doaNya yang pertama adalah, “ Aku bersyukur
kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau
sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada
orang kecil.” (Matius 11:25). Sebelum Kristus membangkitkan Lazarus dari
kubur, Dia berterimah kasih kepada Allah bahwa Dia sudah mendengarkan Dia.
Ketika anak-anak kecil memuji Tuhan sewaktu Dia masuk dengan kemenangan
ke Yerusalem, bukannya menegor mereka seperti yang disampaikan kepadaNya,
Dia malah berkata,” Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayibayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian?”
(Matius 21:16)
Hal yang penting dalam seni berdoa adalah rahasia pujian dan ucapan syukur.
Masuki Hadirat Allah dengan pujian. Bawalah permohonan doamu kepada Allah
dengan ucapan syukur. Pujilah Dia untuk semua yang sudah Dia kerjakan. Kuasa
Surga dan Bumi, kuasa untuk memindahkan gunung, akan tinggal bersama dengan
orang yang telah belajar rahasia pujian. Mulailah kebiasaan untuk terus menerus
memberikan Dia korban pujian mulai hari ini (Ibrani 13:15)
10
BAB 4
Rahasia Mengenai Visi Dunia
“Berdoalah…Datanglah kerajaanMu. Jadilah kehendakMu di bumi seperti di
Surga.” (Matius 6:10)
“Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah Tuhan
akan berdiri tegak di hulu gunung-gunungdan menjulang tinggi di atas bukitbukit;segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan
pergi serta berkata:
“Mari, kita naik ke gunung Tuhan, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar
kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari
Sion akan keluar pengajaran dan firman Tuhan dari Yerusalem.” Ia akan menjadi
hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa;
maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombaktombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang
terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang. (Yesaya 2:2-4)
Ketika seseorang menunjuk kepada janji Yesus bahwa doa memiliki kuasa
untuk memindahkan segala gunung, kadang-kadang hal ini membuat ekspresi
bingung yang muncul pada wajah orang-orang. Pastinya, mereka berpikir kata
“segala gunung” adalah kiasan. Tuhan tidak bermaksud gunung yang sebenarnya
yang bisa dipindahkan dengan doa.
Memang benar sering kali istilah “gunung” digunakan untuk kiasan dalam Firman,
meskipun demikian hal ini tidak mengurangi kekuatan janji Tuhan. “Gunung,”
sebagaimana sering digunakanan, adalah simbol untuk kerajaan. Kerajaan Kristus
yang disebutkan dalam Daniel 2: 35,44-45, sebagai “gunung yang besar” yang
“memenuhi bumi.” Dalam ayat di atas, yang berbicara tentang “gunung rumah
Tuhan,” Yesaya menunjuk kepada Kerajaan Allah yang akan dibangun di muka
bumi – suatu kerajaan yang hasilnya adalah kedamaian semesta, dengan bangsabangsa yang “menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombaktombaknya menjadi pisau pemangkas.”
Meskipun demikian marilah kita bertanya. Bagaimana “gunung rumah Tuhan
yang besar ini,” Kerajaan Allah bisa dibangun di atas bumi? Jawaban yang tepat
adalah hal itu akan muncul sebagai jawaban doa umat-umat Tuhan! Inilah yang
ditunjukkan oleh Yesus dalam doa yang Dia ajarkan kepada murid-muridNya
ketika Dia berkata,”Berdoalah…Datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di
bumi seperti di Surga.” Kristus tidak akan meminta kita untuk mendoakan sesuatu
yang akan pasti terjadi entah kita berdoa atau tidak. Dia tidak pernah meminta kita
untuk berdoa supaya matahari terbit sementara matahari pasti akan terbit juga.
11
Tetapi, Dia memang menyatakan kepada kita untuk berdoa untuk KerajaanNya
datang – Kerajaan yang akan mengatasi kerajaan dunia ini (Wahyu 11:15 dan
16:20).
Kerajaan Harus Datang Dulu Ke Dalam Hati Manusia
Apakah kemudian kita harus terus berdoa hingga Kerajaan jatuh dari surga?
Tidak, Yesus menyatakan dengan jelas bahwa tidak akan terjadi dengan cara
demikian. Dia berkata,” Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah. Juga
orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab
sesungguhnya Kerajaan Allah ada di dalam kamu.” (Lukas 17:20-21 terjemahan
KJV). Kristus harus memerintah dalam hati manusia lebih dulu sebelum nantinya
Dia akan memerintah atas mereka. Pekerjaan terbesar dari para pengikut Kristus
adalah memberitakan Kerajaan Allah, sehingga bisa masuk ke dalam hati manusia.
Ini adalah tugas yang besar yang sudah dimulai oleh para rasul dan hari ini masih
belum selesai. Kristus sudah menyatakan dengan jelas, “Dan Injil Kerajaan ini
akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah
itu barulah tiba kesudahannya.” (Matius 24:14)
Allah, dari kedudukanNya yang besar di atas tahta, memandang ke Bumi
dangan segala kedukaan dan kesusahannya yang disebabkan karena dosa dan
melanggar hukum taurat, dan Dia merindukan penebusannya. Begitu besar kasih
Allah akan dunia ini sehingga dia mengaruniakan puteraNya yang tunggal.
Meskipun demikian, Dia masih menanti penginjilan kepada sejumlah besar
orang-orang yang belum pernah mendengar nama Yesus. Apa yang gereja lakukan
mengenai hal ini? Apa yang kita lakukan mengenai hal ini?
Kebenarannya adalah doa-doa Gereja begitu lemah karena sempitnya visi
mereka. Sejumlah besar orang Kristen berdoa hanya untuk kepentingan mereka
pribadi. Berpa banyak gereja, yang bisa disebutkan, betul-betul tertarik kepada
penginjilan dunia? Berapa banyak yang benar-benar tertarik kepada pekerjaan
Allah terlepas dari denominasi mereka sendiri? Tentunya, kita harus memperluas
visi kita kepada pandangan yang lebih luas. Penginjilan dunia hanya bisa
sepenuhnya dilaksanakan dengan menyatukan segenap usaha dari seluruh Tubuh
Kristus. Barulah setelah itu, dunia akan percaya bahwa Kristus adalah Putera
Allah:
“supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam
Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia
percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 17:21)
Sekarang inilah waktunya untuk Gereja berdoa seperti yang
diajarkanYesus,”Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu, di bumi seperti di
Surga.” Biarlah Gereja mendoakan jemaatnya menjadi satu supaya dunia percaya
bahwa Yesus Kristus sungguh diutus oleh Bapa. Mereka yang mendoakan doa
yang tidak egois ini boleh juga berdoa,”Berilah kami pada hari ini makanan kami
12
yang secukupnya,” dan mereka tidak perlu lagi menunggu terlalu lama untuk
memperoleh jawaban.
Singkatnya, setelah percakapan kita, Allah memberikan kita visi untuk
kebangun rohani dunia. Panggilan kepada Injil menguasai seluruh keberadaan
kita sampai-sampai seluruh ambisi lain dalam hidup ini sirna. Kita akan temukan
bahwa kita akan lebih baik memberitakan Injil daripada melakukan hal lainnya di
dunia ini.
Kebanyakan dari pekerjaan penginjilan kita terjadi selama masa tahun kesulitan
di Amerika (masa depresi ekonomi). Itu adalah hari-hari di mana seseorang dapat
membuktikan apakah dia mendapat panggilan dari Allah atau tidak. Sering kali
seorang penginjil akan menemukan jumlah total dari persembahan kasih yang
dia terima di akhir minggu itu hanyalah berkisar tiga sampai lima dolar. Tetapi
berapa pun jumlah angka keuangan itu, kami bisa dengan tulus berkata kami tidak
tergoda sedikitpun untuk meninggalkan pelayanan.
Meskipun demikian, dari awal, kami merasa sangat tidak puas mengenai
satu hal. Hasilnya tidak sesuai dengan kebutuhan yang bergitu besar. Gereja
memenangkan yang terhilang, satu per satu, tetapi semuanya ini hanyalah
seperti setetes air dari satu ember dalam hubungannya dengan penginjilan
dunia. Firman Tuhan menyatakan dengan sangat jelas bahwa Allah bertujuan
supaya Injil Kerajaan ini harus diberitakan sebagai kesaksian bagi segala bangsa.
Sesungguhnya Dia berkata,”beritakanlah Injil kepada segala makhluk.” Tetapi
dengan cara yang telah dilakukan selama ini, hal itu tidak akan pernah tercapai.
Pada masa itu, Allah menunjukkan kepada kami, begitu juga kepada banyak
orang lainnya, bahwa kebangunan rohani sedang datang dan akan menjangkau
banyak orang. Bagaimana kami berdoa dan menantikan kedatangan kebangunan
rohani itu. Suatu kebangunan rohani yang bias menjangkau seluruh dunia, dengan
puluhan ribu pengunjung!
Kemudian, Allah mengirim kebangunan rohani itu! Dengan sederet penyediaan
yang aneh, kami di bawa ke pusat kebangunan rohani itu. Merupakan kehormatan
bagi kami untuk bisa membagikan dalam pertemuan kesatuan organisasi yang
pertama dari lawatan yang sekarang ini. Sementara waktu berjalan, ini merupakan
sukacita bagi kami untuk melihat banyaknya teman sekerja yang terlibat dalam
kampanye-kampanye besar di luar negeri – kebangunan rohani yang menjangkau
puluhan, bahkan ratusan ribu orang. Seluruh bangsa sedang dikobarkan kembali.
Di mana misionari telah bekerja keras tiada akhir selama bertahun-tahun dengan
hasil seadanya, lawatan terbesar datang. Kebangunan rohani ini tidak lama lagi
terbukti lebih besar dari apapun yang pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.
Kita bersyukur pada Tuhan untuk mereka yang sudah diberikan visi dunia
oleh Tuhan. Dalam mendoakan “Datanglah KerajaanMu, jadilah KehendakMu di
bumi, sperti di Surga,” mereka menerima upah pribadi dalam bentuk kebahagiaan
yang dalam. Semuanya ini adalah tanda dari apa yang akan terjadi. Sebelum gereja
13
memperluas visi untuk apa yang akan dicapai, kita harus masuk ke KKR doa
kebangunan rohani yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Allah memberi kita
semua visi kebangunan rohani dunia; suatu kebangunan rohani yang melampaui
batas organisasi atau denominasi; kebangunan rohani yang akan melanda seluruh
Gereja. Sementara kita berdoa “Datanglah KerajaanMu,” kita akan temukan
bahwa Dia akan mengurus kebutuhan pribadi kita. Sementara Allah mencurahkan
berkatNya atas seluruh dunia, kita akan menerima segala kelimpahan, bahkan
lebih dari kapasitas kita untuk menerima.
Jika kita mau mempelajari rahasi memindahkan gunung dengan doa, maka
kita harus menerima visi dunia. Kita harus berdoa untuk tuaian dunia. Kita harus
mendoakan untuk keselamatan ratusan juta juta jiwa tanpa Kristus. Kita harus
berdoa bahwa Kerajaan Allah akan datang, dan kerajaanNya akan terjadi di bumi
– dan barangsiapa yang mendoakan hal ini dengan tidak egois akan melihat segala
gunung dipindahkan dan kebutuhannya tidak akan pernah tidak terjawab.
14
BAB 5
Rahasia Berdoa Dalam Kehendak Allah
“Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.
(Matius 6:10)
“Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala
rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman
yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai
kasih, aku sama sekali tidak berguna.” (1Korintus 13:2)
Allah telah menjanjikan kita kuasa untuk memindahkan segala gunung,
tetapi kita harus yakin bahwa kita memindahkan gunung yang ingin Tuhan
pindahkan. Allah tidak pernah memamerkan kuasaNya, dan Dia juga tidak
pernah memperagakan kuasanya secara khusus hanya untuk menghibur seperti
pertunjukan. Memindahkan gunung tidak akan berguna kecuali hal tersebut
dilakukan untuk mencapai tujuan yang ada di dalam kehendak Allah, dan kecuali
tindakan tersebut dimotivasi oleh kasih untuk kemanusiaan. Sebagaimana Paulus
katakan, “Sekalipun kita bisa memindahkan gunung tetapi tidak memiliki kasih,
maka hal itu tidak berarti.”
Dari sini kita bisa melihat semua factor yang penting dari kehendak Allah.
Sangat penting ketika kita berdoa,”Jadilah kehendakMu di bumi, seperti di
Surga,” dengan demikian kita mencari kehendak Allah dikerjakan dalam hidup
kita. Seperti 1 Yohanes 5:14.
Manusia Adalah Buatan Allah
Manusia adalah mahkota ciptaan Allah. Dia dibuat dalam gambar dan rupa
Allah dan diberikan kekuasaan atas bumi (Kejadian 1:26). Kediamannya adalah
Taman Eden, dan di dalam Fridaus ini tidak ada dosa, tidak ada penyakit, tidak ada
kesakitan, tidak ada penderitaan maupun kematian. Sebelum manusia memilih
untuk tidak taat kepada Allah, segala sesuatu bergerak dalam orbit kehendak
Allah yang sempurna.
Manusia dalam Taman Eden membuat pilihan yang jahat, dan sebagai
hasilnya, keluar dari kehendak Allah. Meskipun demikian, Allah masih memiliki
rencana untuk menyelamtkannya dengan mengutus Kristus ke dalam dunia untuk
menebus dia. Pada akhirnya, manusia seharusnya bisa memiliki semua yang sejak
semula dimiliki oleh Adam dan juga lebih lagi. Melalui Kristus, segalanya akan
menjadi miliknya sesuai dengan yang diminta. Sebagaimana Yesus katakan:
15
“Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan
kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan
dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap
orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu
dibukakan.” (Lukas 11:9-10)
Kalau demikian mengapa banyak anak-anak Allah kelihatannya tidak mampu
untuk menikmati janji itu? Mengapa mereka sering sekali gagal mendapat jawaban
doa? Mengapa begitu sedikit mujizat yang terjadi dalam hidup mereka? Mengapa
belum ada gunung yang sanggup dipindahkan? Mungkinkah ini karena ada
sesuatu yang hilang, sesuatu yang kurang dalam hidup mereka yang merampas
keuntungan janji itu dari mereka?
Misteri Doa Yang Tidak Dijawab
Di sini terletak jawaban misteri dari banyak doa yang tidak terjawab. Allah
sudah memiliki pola untuk kehidupan setiap orang yang lahir ke dunia ini. Untuk
setiap makhluk yang diciptakan segambar dan serupa dengan Allah ada tujuan
khusus. Momen yang paling luar biasa dalam setiap pengalaman orang Kristen
adalah ketika dia menemukan tujuan mengapa dia hadir di bumi ini.
Ketika seseorang menemukan kehendak Allah dalam kehidupannya, maka
kuasa Surga dan bumi bekerja untuk kebaikannya. Sebagaimana ada tertulis,
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” (Roma 8:28). Ketika seseorang
berkomitmen sepenuhnya pada kehendak Allah, dia pada akhirnya dengan senang
sekali menemukan bahwa masalah kehidupan yang paling rumit sekalipun
dengan sendirinya memiliki jalan keluar yang penuh misteri. Bagaimana ini
mungkin terjadi? Allah yang menjadikan planet, matahari, bulan dan bintang, dan
kemudian membuat semuanya terorbit dalam jalur yang sudah ditetapkan sesuai
dengan kehendak Allah yang tidak bisa ditolak, sekarang juga akan membuat
segala sesuatu dalam hidup seseorang mengikuti jalur orbit yang seharusnya .
Bagaimana Allah Menunujukkan Kehendaknya
Kepada Kami Dalam Membangun Bangunan
Christ For The Nations
Pentingnya kehendak Allah dalam melaksanakan apapun sementara ini
menjadi jelas dalam pekerjaan kami dengan majalah VOICE OF HEALING. Pada
tahu 1951, kami bermaksud membangun kantor di Dallas. Pada waktu itu, kami
tidak mempunyai uang untuk membiayai poyek ini.
16
Kami tahu bahwa gerakan ini harus ada di dalam kehendak Allah yang mutlak
supaya bisa berhasil. Tiap hari kamu membawa hal ini kepada Tuhan dalam doa.
Suatu kali kami siap bergerak, tetapi Allah menahan kami. Barangsiapa yang
menanti-nantikan Tuhan tidak akan terburu-buru. Hari demi hari kami menaruh
hal ini dihadapan Allah. Akhirnya, saatnya tiba ketika Allah berkata, “Sekaranglah
waktunya. Bangkit dan bangunlah.” Kami yakin kami bergerak dalam kehendak
Allah.
Namun, kami menemukan bahwa setiap langkah perlu didoakan dengan hatihati. Pertama, kami harus memilih lokasi gedung. Kami hampir saja membuat
perjanjian kontrak untuk sebidang tanah, tetapi tidak jadi karena masalah teknis
hukum tidak terduga. Kelihatannya kami tertahan. Kami tidak sepenuhnya
menyadari apa yang telah Allah siapkan untuk kami, tapi Allah mengetahuinya,
dan melindungi kami dari membuat kesalahan. Sampai pada akhirnya kami
berkesempatan mendapat lokasi yang sesuai dengan keperluan kami, waktu itu
kami tidak sepenuhnya mengerti bahwa lokasi yang pertama sebenarnya tidak
akan cukup untuk pertumbuhan kami di masa yang akan datang. Badan Tata
Kota telah bermaksud menandai area tersebut untuk rumah tinggal, tetapi melalui
kesalahan juru tulis kami diberikan ijin untuk membangun. Kemudian, ketika
masalah itu diketahui, Badan Tata Kota memutuskan untuk membiarkan kami
meneruskan. Kami selalu sudah merasakan bahwa lokasi ini ideal, dan Allah
memberikannya kepada kami.
Sekarang, kami tiba pada saat-saat yang kritis. Kalau Allah ada dalam
pergerakan kami, Dia harus menyediakan $20.000 bagi kami dalam waktu
yang amat singkat. Apakah Allah menjumpai kami? Ya! Mujizat terjadi. Dalam
beberapa bulan saja kami memiliki gedung yang bagus berdiri, tetapi ini hanyalah
sebagian kecil dari apa yang kami akan perlukan dalam beberapa tahun ke depan.
Dengan segera, pelayanan Christ For the Nations yang semakin besar,
menuntut perluasan lahan, tetapi dari mana kami akan memperoleh uangnya? Allah
memberikan kami jawaba dengan cara yang tidak kami duga. Dia memberkati
kami dalam pelayanan literatur Firman Tuhan, yang tidak hanya memampukan
kami untuk menopang keluarga kami, tetapi kemajuan ini memampukan kami
untuk melanjutkan program perluasan kami. Hal ini juga ditambah dengan
pemberian sukarela, yang mengijinkan kami bergerak maju dengan kecepatan
yang luar biasa.
Sementara kami memandang ke depan, kami bisa melihat tanggung jawab
yang lebih besar di depan. Kami telah belajar bahwa ketika setiap langkah
didoakan dan dengan jelas ada di dalam kehendak Allah, mujizat yang diperlukan
akan selalu terjadi.
Tiang Awan
Rencana Allah untuk menuntun umatNya yang telah ditebus digambarkan
dengan indah dalam kisah tentang bagaimana Dia memimpin bangsa Israel keluar
17
dari Mesir. Mereka tahu bahwa mereka akan mengadakan perjalanan menuju
Tanah Perjanjian, tetapi mereka tidak akan ditinggalkan dengan kekuatan dan
hikmat mereka sendiri, bahkan dalam mengadakan perjalan singkat itu sendiri.
Mereka harus dipimpin oleh Hadirat Allah yang berdiam dalam Awan Kemah
Suci. Ketika Awan itu bergerak maju, mereka pun bergerak maju, dan ketika awan
itu menunggu, mereka pun menunggu:
“Apabila awan itu naik dari atas Kemah Suci, berangkatlah orang Israel dari
setiap tempat mereka berkemah. Tetapi jika awan itu tidak naik, maka mereka pun
tidak berangkat sampai hari awan itu naik. Sebab awan TUHAN itu ada di atas
Kemah Suci pada siang hari, dan pada malam hari ada api di dalamnya, di depan
mata seluruh umat Israel pada setiap tempat mereka berkemah.” (Keluaran 40:3638)
Merupakan hal yang serius untuk dicatat bahwa ketika bangsa Israel menolak
untuk mengikuti Awan itu, generasi tersebut tidak pernah diijinkan masuk ke
dalam Tanah Perjanjian.
Pelajarannya sangat jelas. Semuanya ini ditulis sebagai peringatan untuk
kita (1Korintus 10:11). Ketika kita melihat tragedi yang sama yang terjadi pada
orang-orang Kristen yang tidak lagi maju dalam pengalaman keKristenan mereka,
kita tahu bahwa dalam satu hal mereka entah telah menolak atau mengabaikan
tuntunan Ilahi dalam hidup mereka. Mereka yang rindu doanya dijawab harus rela
apapun harganya untuk mengikuti pimpinan Kristus dalam hidup mereka seharihari.
Betapa menyedihkan kisah orang-orang yang tiap-tiap hari terus menerus
berteriak-teriak minta didoakan oleh orang ini dan itu; yang mengaku bahwa
Allah tidak menjawab doa-doa mereka. Sekalipun mereka berdoa, kelihatannya
tidak ada yang terjadi, dan masalah mereka menjadi semakin besar. Apakah yang
salah? Mengapa orang-orang ini babak belur? Mungkinkah hidup mereka dalam
beberapa hal di luar kehendak Allah yang telah disingkapkan? Alasan kegagalan
mereka yang terus menerus biasanya ada di sana. Yesus berkata untuk berdoa,
“Datanglah KerajaanMu. Jadilah kehendakMu di bumi seperti di Surga.” Dan dia
yang berdoa harus memasukkannya sehingga berarti, “Tuhan biarlah kehendakMu
terjadi dalam hidupku.” Karena kehendak Allah hanya bisa dikerjakan di Bumi
ketika hal itu dikerjakan dalam kehidupan manusia.
Bahkan, ketika jiwaNya tersiksa dalam pergumulan yang sengit, Dia sanggup
berdoa, “Bapa, jikalau mungkin, lalukanlah cawan ini dari padaKu; meskipun
demikian, bukan kehendakKu yang jadi, tetapi kehendakMu yang jadi.” (Matius
26:39). Kristus menyerahkan diriNya ke dalam kehendak Allah, sekalipun itu
berarti Dia harus minum dari cawan yang pahit pada akhirnya.
Jika kita mau melihat segala gunung dipindahkan seperti yang dilihat
Kristus, maka kita seperti Kristus, harus berdoa, “Bukan kehendakku melainkan
18
kehendakMu.” Jika kita mau menerima jawaban doa seperti yang diterima
Kristus, maka kita harus mengkomitmetkan diri kita, seperti yang Dia lakukan,
kepada kehendak Allah. Ini artinya kematian kepada kehidupan diri sendiri. Ini
artinya penyaliban. Tetapi dengan kematian, akan juga muncul hidup kebangkitan
sebagai kompensasinya, dan disertai dengan sukacita dan damai dalam Roh Kudus.
Sekalipun Kristus menanggung penderitaan di jam-jam terakhir hidupNya, Allah
juga memberikan Dia suatu sukacita yang membuat Dia berkata,” Semuanya itu
Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu
menjadi penuh.” (Yohanes15:11)
Sekarang kita telah mempelajari rahasia penting lainnya mengenai doa. Kita
harus seperti Kristus berdoa, “Bukan kehendakKu tapi kehendakMu yang jadi.”
Setiap langkah yang engkau ambil harus diserahkan kepada Allah. Bukan supaya
Allah memberkati rencana kita, tetapi supaya kita mencari kehendak Allah dan
meminta Dia memberkati kita dalam melakukannnya. Allah akan memberi kita
kuasa untuk memindahkan gunung jika hal itu untuk mencapai tujuan yang
ada dalam kehendak Allah. “ Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku
tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan
menerimanya” (Yohanes 15:7)
19
BAB 6
Rahasia Mengenai Menjaga Hubungan Tiap Hari
“Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya” (Lukas 11:3)
Dalam kata-kata ini, ada petunjuk kepada rahasia penting lainnya dalam seni
doa untuk mengubah sesuatu. Ini adalah prinsip hubungan tiap hari dengan Allah
yang hidup. Yesus mengajar manusia berdoa dengan berkata,”berikanlah kami
setiap hari makanan kami yang secukupnya.”
Allah telah menetapkan hukum tertentu untuk memerintah alam semestaNya.
Sudah terbukti, bahwa tidak ada area lain yang mengalami hukum yang tak
pernah berubah sepert di area doa. Doa yang berhasil berarti hubungan setiap
hari dengan Allah. Ketika kehidupan rohani manusia mulai menurun, pada
umumnya, penyebabnya bisa ditelusuri pada kurangnya doa yang kosisten setiap
hari. Mereka yang sudah menyelidiki tercengang pada waktu mereka mengetahui
betapa sedikitnya waktu yang disediakan oleh banyak orang, bahkan pelayan
Tuhan untuk doa yang sesungguhnya. Mungkin lima atau sepuluh menit per
hari yang dihabiskan untuk mengucapkan doa, dan kemudian merka bangun dan
meneruskan kegiatan mereka. Tidak heran kekuatan kegelapan bisa memobilisasi
untuk melawan mereka dan dalam beberapa kasus betul-betul melumpuhkan
usaha mereka.
Hal-hal yang nantinya membentuk kesuksesan hidup dibentuk dalam
krusialnya jam-jam doa setiap hari. Allah harus bekerja dengan bahan yang
diberikan, dan kalau seandainya tidak cukup, Dia menjadi terbatas di dalam hal
yang Dia bisa lakukan. Banyak orang tidak menyadari bahwa ada bahan yang
nyata di dalam doa. Bukti dari hal ini bisa dilihat dalam Wahyu 8:3, ketika Allah
menyimpan doa-doa orang-orang kudusNya, umatNya, dan merkea memiliki
bagian dalam melaksanakan rencanaNya di bumi.
Allah telah menetapkan bahwa manusia dapat memiliki segala sumber di
Surga pada waktu mereka memintanya. “Segala kuasa di Surga dan di Bumi telah
diserahkan kepadaku,” Kata Yesus, “Pergilah ke seluruh dunia dan beritakan injil
kepada segala mahkluk. Seperti Bapa mengutus Aku demikianlah Aku mengutus
kamu.” Gereja bisa menjalani tugas yang penting ini karena segala kuasa telah
disediakan, tetapi kuasa tersebut hanya tersedia bagi mereka yang mau setiap hari
menjaga hubungan dengan Allah mereka.
“Berikanlah kami setiap hari makanan kami secukupnya,”Yesus tidak
meminta kita berdoa untuk persedian satu tahun, atau satu bulan, atau bahkan
persedian roti untuk satu minggu. Allah mau supaya kita setiap hari mengucapkan
kebergantungan akan Dia. Dia menginginkan kita setiap hari merasa membutuhkan
kekuatan HadiraNya, kuasa pemeliharaanNya.
20
Manna Setiap Hari
Pelajaran terbesar akan kebergantungan setiap hari pada Allah diajarkan
dalam hal pemberian manna kepada bangsa Israel. Mereka menerima hanya
cukup untuk persedian satu hari. Tidak satu orangpun yang boleh mengumpulkan
untuk persediaan beberapa hari dan menyimpannya untuk hari esok. Mereka yang
mencoba melakukannya pada akhirnya menemukan manna tersebut berulat dan
tidak layak dimakan oleh manusia. Ada satu kesalahan umum yang dibuat oleh
banyak orang Kristen… Mereka mau memiliki kesembuhan, mereka tidak bisa
“kehilangan,” dibandingkan daripada kesehatan yang datang dari kebergantungan
setiap hari yang asalnya dari kobaran kuasa Roh Allah. Mereka lebih baik memilih
jaminan keuangan yang tidak bisa membawa mereka setiap hari untuk masuk
dalam kamar rahasia dan meminta Allah untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Mereka ingin memiliki baptisan Roh Kudus yang tidak memerlukan penantian
akan Allah tiap hari untuk urapan baru. Namun, kerinduan yang demikian tidak
sejalan dengan tujuan Allah. Rencana Allah melibatkan kebergantungan tiap hari
akan Dia. Tanpa Dia, kita tidak bisa melakukan apa-apa. Kalau kita mau berhasil
menyelesaikan kehendakNya dalam hidup kita, kita tidak boleh membiarkan satu
haripun berlalu tanpa komunikasi yang sangat penting itu dengan Allah. “Manusia
hidup bukan dari roti saja tapi dari setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah.”
Manusia dengan hati-hati makan makanan jasmani, tetapi mereka tidak begitu
memperhatikan manusia batiniah, yang memerlukan pembaharuan setiap hari.
Sama seperti tubuh merasakan efek kerja tanpa diisi makanan, demikian juga roh
akan menderita kalau tidak diberi makan Roti Hidup.
Daniel adalah ilustrasi yang mengagumkan mengenai orang yang belajar
rahasia kesuksesan yang sesungguhnya. Hidupnya mencapai usia seabad, pada
masa kerajaan jatuh dan bangkit. Saat itu adalah salah satu era yang paling bergolak
dalam sejarah dunia. Berkali-kali, kehidupan Daniel dalam bahaya. Dia pernah
dihukum untuk dibinasakan bersama dengan semua orang berhikmat di Babel. Kali
lainnya, dia dibuang hidup-hidup ke dalam lubang liang singa yang buas. Dalam
kesempatan lain hidupnya diselamatkan dengan ajaib. Hikmat dan integritasnya
membuat Daniel bangkit dan dikenan oleh regim/penguasa selanjutnya. Karena
Roh Allah berdiam dalam dirinya, dia dikagumi dan dihormati oleh raja dan ratu
(Daniel 5:11). Setiap kali saat darurat muncul, mereka berpaling kepada Daniel
minta tolong. Pada masa yang gemilang di abad itu, hidupnya berpengaruh atas
bangsa-bangsa. Keberaniannya dan imannya yang tanpa takut membuat raja-raja
tersentuh untuk mengakui Allah yang sebenarnya.
Apakah rahasia dari kuasa Daniel? Jawabannya adalah doa merupakan hal
yang serius baginya. Dia berlari kepada Allah bukan hanya pada waktu krisis
muncul. Krisis adalah hal yang wajar dalam hidupnya, tetapi ketika krisis itu
datang, dia selalu tahu apa yang harus dia lakukan. Tiga kali sehari dia menjumpai
Allah dan mengucap syukur. Ini adalah kebiasaanya sehari-hari, dan dia tidak
mengijinkan apapun untuk mengganggunya.
21
Pelajaran Dari Tembok Yang Retak
Pentingnya doa setiap hari, bertemu Allah setiap hari dan bukan Cuma
sekedar doa yang diucapkan seadanya, dengan kuat diilustrasikan dalam kisah
dari pedagang Armenia yang Kristen yang membawa dagangannya dengan
karavan menyeberangi padang gurun ke sebuah kota di Turki Armenia. Karena
sejak kecil dibesarkan oleh orang tua Kristen, dia telah membentuk kebiasaan
dalam hidupnya untuk menyerahkan seluruh keberadaannya ke dalam tangan
Allah.Pada waktu insiden ini terjadi, negeri itu diduduki oleh bandit-bandit yang
hidup dari merampok karavan. Tanpa diketahui oleh pedagang itu, sekelompok
bandit telah mengikuti karavan, dengan maksud hendak merampoknya di tempat
pertama mereka berkemah di tanah datar. Pada jam yang sudah ditentukan, di
dalam malam yang gelap, mereka mendekat. Anehnya semua sunyi. Kelihatannya
tidak ada penjaga, tidak ada pengawas, tetapi sementara mereka terus mendekat,
dengan kagetnya mereka menemukan tembok yang tinggi di mana belum pernah
ada tembok berdiri di situ sebelumnya. Mereka terus membuntuti, tetapi malam
berikutnya mereka menemukan tembok yang sama yang tidak bisa ditemb us.
Pada malam ketiga tembok itu berdiri, tetapi ada retak-retak di dalamnya di
mana mereka bisa masuk.Kapten dari perampok itu ketakutan dengan misteri ini,
lalu dia membangunkan pedagang tersebut.“Apakah artinya ini?” dia bertanya.
“Sejak engkau meninggalkaan Ezerum, kami sudah mengikuti, dengan maksud
merampokmu. Malam pertama dan kedua kami menemukan tembok tinggi di
sekeliling karavan, tapi malam ini, kami masuk melalui bagian yang retak. Kalau
engkau memberitahukan kami apa rahasia kami tidak akan merampok anda.”
Pedagang itu sendiri kaget dan penuh dengan tanda Tanya. “Temanku,” dia
berkata,”Aku tidak melakukan apa-apa untuk mendirikan tembok mengelilingi
kami. Yang saya lakukan adalah berdoa setiap malam, menyerahkan diriku dan
semua yang ada bersamaku kepada Allah. Aku sepenuhnya percaya di dalam
Dia yang menjagai aku dari yang jahat; tapi malam ini, karena sangat capek dan
mengantuk, aku menaikkan doa yang separuh hati dan sekedar diucapkan. Pasti
itulah sebabnya anda bisa menerobos masuk!”
Para bandit itu dimenangkan oleh kesaksiannya. Kemudian di situ juga,
mereka menyerahkan diri mereka kepada Yesus Kristus, dan diselamatkan. Dari
perampok karavan, mereka menjadi orang-orang yang takut akan Allah. Orang
Armenia itu, tidak akan pernah lupa akan retak-retak pada tembok doanya.
Dengan demikian, kita mempelajari rahasia lainnya dari doa yang penuh kuasa.
Barangsiapa mau memindahkan gunung harus menjadikan doa sebagai kebiasaan
hidup. Dia, seperti Daniel, harus secara teratur berjumpa dengan Alah. Doa harus
menjadi hal yang alami seperti bernafas. Dengan doa yang demikian, manusia
mengalahkan kekuatan spiritual atau roh yang telah berencan mengalahkan
mereka di mana tidak ada kekuatan manusia bisa mengalahkannya. Dengan doa
yang terus menerus seperti itu, musuh dihambat, dan pagar perlindungan tetap
terus ada melingkupi kita dan yang jahat itu tidak bisa menyentuh kita.
22
BAB 7
Rahasia Doa Yang Bisa Mengantisipasi Kejahatan
“Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam
sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Kata Iblis
kepada-Nya: “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu,
sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada
siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu
akan menjadi milik-Mu.”” (Lukas 4:5-7)
“dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami
dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan
kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]” (Matius 6:13)
Doa yang memindahkan gunung benar-benar ada. Namun, barangsiapa
yang mau berdoa dengan doa ini harus juga mau menghadapi dan mengalahkan
pencobaan yang pasti akan terjadi dalam memindahkan gunung. Dalam ayat
tersebut di atas, kita telah diberitahu bahwa Kristus dibawa ke atas puncak
gunung di mana Dia menerima tawaran yang menggiurkan dari pangeran dunia
ini. Dari sudut pandang yang menguntungkan di atas gunung itu, dalam sekejap,
iblis menunjukkan kerajaan-kerajaan dunia ini dan kemuliaannya kepada Yesus.
Kristus menolak tawaran iblis dengan mendeklarasikan bahwa hanya Allah yang
patut disembah.
Gunung-gunung sering kali dijadikan tempat pertemuan untuk pengujian
orang-orang kudus. Di gunung juga bangsa Israel menyaksikan guntur dan
kilat dan goncangan dari gunung Sinai. Ini merupakan pemandangan yang
mengagumkan dan menginspirasi yang menyebabkan mereka untuk mundur
dan berkata pada Musa, “ Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan
mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati.”
(Keluaran 20:19). Tetapi Musa menjawab, “Janganlah takut, sebab Allah telah
datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut
akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa.” (ayat 20).
Di atas gunung Moria juga Abraham mendapat ujian berat dalam hidupnya
ketika dia diminta untuk menyerahkan Ishak, putra satu-satunya. “ Karena iman
maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah
menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun
kepadanya telah dikatakan: “Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan
disebut keturunanmu.” (Ibrani 11:17-19). Keteguhan Abraham dalam menghadapi
ujian membuat dia disebut “bapa orang beriman.”
Di atas bukit Karmel juga Elia menantang nabi-nabi Baal, dan memanggil
Israel kembali kepada Allah dengan berkata,” Lalu Elia mendekati seluruh rakyat
23
itu dan berkata: “Berapa lama lagi kamu berlaku timpang dan bercabang hati?
Kalau TUHAN itu Allah, ikutilah Dia, dan kalau Baal, ikutilah dia.” Tetapi rakyat
itu tidak menjawabnya sepatah kata pun.” (1Raja-raja 18:21). Di sana, di hadapan
orang-orang, dia menunjukkan iman yang mempercayai Allah yang supranatural,
yang ketika menjawab doanya api turun dari Surga dan memakan habis korban
itu.
Barangsiapa yang ingin memindahkan gunung harus mau menghadapi
tantangan dari segala gunung. Mereka harus bisa menimbang seberapa tinggi dan
mengukurnya. Dan selalu, semakin tinggi gunung yang didaki, semakin besar
pula pencobaannya. Di puncaknya dia akan berhadapan dengan si pencoba itu
sama seperti yang dialami Kristus.
Cepat atau lambat, dia akan menghadapi pencobaan iblis yang paling
halus – kesombongan dan ambisi manusia. Setan, yang tau bahwa Kristus telah
mengalahkan semua cobaan lainnya dengan sukses, memberikan kepadaNya satu
lagi – janji bahwa seluruh kerajaan dunia akan menjadi milikNya, kalau Dia mau
memberikan penyembahan kepada Setan.
Rahasia Untuk Menang Atas Cobaan
Semua manusia pasti menghadapi pencobaan, demikian juga dengan Kristus
yang harus menghadapinya, tetapi kita tidak boleh lari ke dalamnya. Tidak ada
gunanya menaruh diri kita ke dalam pencobaan itu. Inilah sebabnya mengapa
Kristus mengajar manusia berdoa dengan kalimat, “Janganlah membawa kami
kepada pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat.” Di sinilah antisipasi
Ilahi, dan kelepasan dari yang jahat, sebelum semuanya itu menimpa kita!
Seorang ibu, yang adalah orang Kristen yang masih baru, belajar rahasia
perlindungan yang disediakan oleh Allah. Doa telah menjadi bagian yang sangat
penting dalam kehidupannya, dan dia menjadi peka dengan pimpinan Roh. Hidup
setiap hari dalam pimpinan Roh membuat dia bisa berdoa tepat pada waktunya
untuk bisa mencegah tragedi dari kehidupan anaknya. Inilah kesaksiannya:
“Suatu hari di musim gugur, tepat saat sebelum sekolah berakhir, suatu
ketakutan yang hebat tiba-tiba mencengkram hati saya. Sesuatu yang tragis
hendak akan terjadi. Saya tahu bahwa salah satu anak-anak saya sedang ada
dalam bahaya. Ini merupakan pengalaman baru buat saya sebab saya hanya
mengenal kebahagaiaan sejak saya menerima keselamatan. Saya menyadari ini
adalah peringatan dari Allah, jadi saya mulai berdoa. Kelegaan muncul. Suatu
ketenangan yang luar biasa datang melingkupi saya. Saya bangkit dan berterima
kasih kepada Tuhan.”
“Ketika saya melihat anak-anak saya berlarian di jalan, saya keluar dari
pagar dan menghampiri mereka. Sementara mereka mendekat, salah satu anak
perempuan saya melaporkan bahwa salah satu anak lelaki tetangga kami ditabrak
mobil.”
24
“Johnny, anak lelaki saya, datang dengan ekspresi bingung di wajahnya. Dia
berkata,’Mama, mobil itu seharusnya menabrak saya juga, karena kami semua
sedang menyeberangi jalan bersama-sama, tetapi hal itu terjadi begitu cepat angin
dari mobil itu mengangkat saya dan mengeluarkan saya dari jalan.’ Saya katakan
kepadanya bahwa itu adalah tangan Allah yang memindahkan dia keluar dari jalur
bahaya.”
Sejumlah Doa Terlambat Diucapkan
Sejumlah doa terlambat diucapkan. Beberapa ornag mencari Allah dengan
sungguh-sungguh setelah mereka terjebak masalah, tidak menyadari bahwa
kalau saja mereka berdoa lebih cepat, mereka mungkin bisa terhidar dari
perangkap. Bisa mengetahui kejahatan sebelum terjadi dan menghindari adalah
hal yang benar-benar bisa terjadi. “ Kalau orang bijak melihat malapetaka,
bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena
celaka.” (Amsal 27:12). Bagaimana bisa seseorang berharap menghidari jebakan
yang terus-menerus dilancarkan oleh iblis terhadap dirinya? Jawabnya terletak
bukan pada kemampuan pandangan dan hikmat manusia, sebab penulis yang
sama menambahkan, “Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu dan
janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.” (Amsal 3:5).
Ada tempat perlindungan yang tersembunyi dari pandangan orang-orang
biasa yang lalu lalang dan disimpan bagi barangsiapa yang “menjungkir balikkan
gunung.”
Ayub menyinggung hal ini:
“Jalan ke sana tidak dikenal seekor burung buas pun, dan mata elang tidak
melihatnya; binatang yang ganas tidak menginjakkan kakinya di sana dan singa
tidak melangkah melaluinya.”
(Ayub 28:7-9)
Tempat keamanan dan perlindungan dari yang jahat dengan jelas disingkapkan
dalam Mazmur 91:
“Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam
naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: “Tempat perlindunganku
dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.” Sungguh, Dialah yang akan
melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang
busuk. Dengan kepak-Nya Ia akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya
engkau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok.”
Di sini ada kelepasan yang dijanjikan dari jebakan Setan! Ekspresi “jerat
penangkap burung” adalah lukisan yang jelas mengenai pekerjaan Setan yang
sibuk menyiapkan jerat untuk umat Allah. Banyak juga yang terjerat di dalamnya,
dan Allah dalam belas kasihNya, membebaskan mereka dari jerat itu. Bukankah
jauh lebih baik diberitahu lebih dulu, supaya mereka bisa menghindari jerat itu?
Memang adalah satu hal saat jatuh ke dalam lubang dan diselamatkan. Tetapi
25
merupakan satu hal lain lagi untuk bisa melihat bahaya dan menghindarinya.
Yesus mengajar manusia lebih baik berdoa untuk dilepaskan dari pencobaan,
bukannya untuk diselamatkan dari bahaya itu setelah menjerat mereka.
Pelajaran untuk mengantisipasi pencobaan sebelum hal itu menguasai kita
sangat jelas digambarkan dalam drama Getsemani. Di sana, di malam yang amat
penting itu, Yesus menghadapi krisis yang terbesar dalam, hidupNya. Kuasa
kegelapan berusaha sekuat tenaga dengan sia-sia memusatkan kekuatan mereka
untuk menggagalkan tujuan Allah dalam satu serangan sengit terhadap Yesus.
Sementara Yesus berdoa pada malam yang mengerikan itu, jiwaNya tenggelam
dalam kesakitan itu. “PeluhNya menjadi seperti tetesan darah,” menitik dari
alisNya ke tanah. Dia berjuang dalam pertarungan yang mematikan sementara
murid-muridNya tertidur, jelas-jelas tidak mengetahui drama yang sedang
menarik perhatian seluruh Semesta. Meskipun demikian, Yesus terus berdoa
sampai kemenangan memahkotai usahanya. “Maka seorang malaikat dari langit
menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.” (Lukas
22:43)
Tetapi bagi murid-murid keadaannya juga tidak begitu baik. Mereka juga
sedang akan menghadapi krisi terbesar dalam hidup mereka. Dengan segera
si pengkhianat itu akan muncul, dan mereka akan terlempar dalam kepanikan
dan kebingungan. Namun, dalam saat-saat yang sangat berharga ini, ketika
mereka seharusnya membentengi diri mereka amelawan badai yang kapan saja
bisa menimpa mereka, mereka terus melanjutkan tidur mereka. Kristus bahkan
menginterupsi doaNya karena Dia berusaha membangunkan mereka dari resiko
yang akan mereka hadapi. “Bangun dan berdoalah,” kataNya, “supaya kamu tidak
jatuh dalam pencobaan.” Tetapi tidak berhasil.
Murid-murid terus tidur sampai tiba saatnya. Para serdadu datang, dan mereka
bangun dalam kebingungan yang sangat. Petrus, dalam kepanikan berbicara
sebelum dipikirkan, yang pada akhirnya dengan kaget menyadarri bahwa dia
sudah menyangkal Tuhannya. Dengan pahit dia menangisi tindakkannya yang
pengecut. Apa yang mungkin dia mau lakukan atau beri untuk bisa membalikkan
waktu, bahkan jika hanya untuk beberapa jam saja? Kesalahannya yang terbesar
adalah dia tidak berdoa ketika pencobaan mengancam. Dia tidak mendengarkan
sungguh-sungguh perkataan-perkataan Yesus ketika Dia mengingatkannya untuk
“bangun dan berdoa,” sebaliknya, dia malah tidur, sementara dunia runtuh di
kakinya.
Sebuah Peringatan Bagi Waktu Kita
Peringatan untuk berjaga-jaga dan berdoa bukanlah peringatan yang ditujukan
Yesus pada murid-muridNya saja. Peringatan ini juga berlaku bagi semua orang
Kristen segala zaman, dan khususnya tepat untuk saat ini. Ketika Yesus memberi
26
kotbah yang luar biasa mengenai kejadian-kejadian yang akan terjadi sebelum
kedatanganNya yang Ke Dua kali, Dia mengingatkan bahwa “kekuatiran hidup”
akan menyebabkan hari itu datang seperti menimpa banyak orang “yang tidak
berjaga-jaga”. “Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini” (Lukas 21:35).
Dia memberi peringatan khusus bagi mereka yang akan hidup pada hari itu:
“Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk
luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan
Anak Manusia.” (Lukas 21:36)
Langlah-Langkah Penting Untuk Menerima Keselamatan
1.MENGAKUI: “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah” (Roma 3:23).” Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa
ini!”(Lukas 18:13. Di bawah penerangan firman, engkau harus menyatakan
bahwa engkau orang berdosa.
2. BERTOBAT : “… Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan
binasa atas cara demikian.”(Lukas 13:3). “Karena itu sadarlah dan bertobatlah,
supaya dosamu dihapuskan…”(Kisah Rasul 3:19). Engkau harus melihat
buruknya dosa dan kemudian bertobat dari segala perbuatan itu.
3.PENGAKUAN DOSA : “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia
dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita
dari segala kejahatan.” (1 Yohanes1:9). “Karena dengan hati orang percaya dan
dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.”(Roma 10:10).
Akuilah dosamu kepada Allah.
4.MENINGGALKAN: “Baiklah orang fasik meninggalkanjalannya, dan
orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada Tuhan, maka
Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan
dengan limpahnya.” (Yesaya 55:7). Menyesal karena dosa tidaklah cukup. Kita
harus mau mengakhirinya sekali untuk selamanya.
5.PERCAYA : Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia
telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”(Yohanes 3:16).
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan
percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang
mati, maka kamu akan diselamatkan.” (Roma10:9). Percaya dalam pekerjaan
Kristus di salib sudah genap.
27
6.MENERIMA : “Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang
kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya
diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya
dalam nama-Nya;” (Yohanes 1:11-12). Kristus harus diterima secara pribadi
masuk ke dalam hati dengan iman, kalau engkau rindu memiliki pengalaman
Lahir Baru ini. (Full Gospel Businessman International).
Jika engkau rindu menerima Yesus Kristus ke dalam jiwa dan kehidupanmu, mari
berdoa:
Bapa di Surga,
Dan Bapa, tunjukkan kepadaku
Aku bersyukur Engkau mengasihi aku. selangkah demi selangkah rencana yang
Aku minta PuteraMu Yesus Kristus,
sudah Engkau buat untuk hidupku.
mari masuk dalam hidupku.
Aku memberi hidup dan diriku
Aku tahu aku telah berdosa dan
kepadaMu.
melakukan perbuatan yang tidak
Aku menyembah dan memujiMu,
berkenan di hadapanMu.
pencipta dan Tuhanku.
Aku minta ampunilah segala dosaAku akan terus bersyukur untuk
dosaku dan tahirkanlah hidupku.
pengorbanan PuteraMu di kayu salib
Tolong aku untuk mengikut Engkau dan sehingga aku bisa beroleh hidup yang
ajaranMu.
kekal dengan Engkau.
Lindungi aku dari Setan dan Iblis.
Tolong aku untuk memenangkan orang
Ajari aku untuk mengutamakan Engkau
lain kepada Kristus.
dalam seluruh pikiran dan tindakanku. Aku menantikan kembalinya Kristus
Tolong aku mengasihi sesamu seperti
untuk membawa aku ke Surga.
Engkau telah mengasihi aku.
Datanglah segera Tuhan Yesus, Amin.
Bagaimana Caranya Menerima Baptisan Roh Kudus
1. Anda harus lahir baru. Ini artinya meminta Yesus mengampuni dosa-dosa
anda dan kemudian menerima pengampunan Allah, dengan mengetahui, “ Karena
semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,” dan
“Sebab, barangsiapa berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.” (Roma
3:23 dan 10:13).
2. Kalau saat ini anda sudah menerima Kristus menjadi Juruselamat, Roh
Kudus hidup di dalam anda. Yohanes 14:7; 1 Korintus 3:16; 6:19
3. Roh Kudus adalah seorang Pribadi dan akan berbicara sendiri jika anda
mengijinkan Dia melakukannya.
4. Roh Kudus akan memakai bibir, lidah dan suara anda jika anda mengijinkan
Dia–sama seperti waktu anda berkata-kata dengan bahasa Indonesia.
28
5. Ketika anda dipenuhi dengan Roh Kudus, dengan iman anda harus mulai
untuk melakukan pengucapan. Kisah Rsul 2:4 berkata,”Maka penuhlah mereka
dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain,
seperti yang diberikan Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.”
6. Menerima Kristus menjadi Juruselamat memerlukan suatu tindakan iman.
Kesembuhan adalah hasil dari suatu tindakan iman. Berbahasa roh adalah suatu
tindakan iman.
7. Ketika dengan iman anda mulai berbahasa roh, Roh Kudus akan memberi
ucapan–kata-kata untuk diucapkan. Di situlah yang supranatural terlibat.
8. Setiap orang percaya diperintahkan untuk “penuh dengan Roh,” Efesus
5:18, bahkan juga ibu Yesus, Maria, dan saudara-saudara kandung Yesus. Yakobus,
Yusuf, Simon dan Yudas (Matius 13:55), (Kisah Rasul 1:14) dan murid-muridNya
menerima (Kisah Rasul 2:4). Menerima Roh Kudus adalah suatu keharusan.
9. Relaks. “Inilah tempat perhentian…”Yesaya 26:12
10. Roh Kudus adalah sebuah karunia. Kisah Rasul 8:20,2:38,39; 11:17;
Lukas 11:13. Anda tidak mengemis atau bekerja demi menerima karunia. Anda
tinggal menerimanya saja.
11. Mulailah hari anda setiap hari dengan berdoa dalam Roh untuk
membangun diri anda–hal ini sama halnya dengan mengisi batere rohani anda. 1
Korintus 14:4,18
12. Terimalah sekarang, dengan menyembah Yesus dalam hatimu dan
memperkatakan dengan iman di dalam bahasa-bahasa yang asing sebagaimana
yang diberikan oleh Roh Kudus kepada anda untuk mengatakannya.
29
30
Download