PERMUTASI Merupakan suatu himpunan bilangan bulat {1,2,…,n} yang disusun dalam suatu urutan tanpa penghilangan atau pengulangan. Contoh : {1,2,3} ada 6 permutasi / susunan yang berbeda karena tempat pertama dapat diisi oleh 3 bilangan yaitu 1,2,3. Kemudian tempat kedua dapat diisi 2 bilangan dan tempat ketiga dapat diisi dengan 1 bilangan. Sehingga jumlah permutasi ada 3.2.1= 6 permutasi. Bagaimana dengan {1,2,3,4} berapa jumlah permutasinya? • Sebuah inversi dapat terjadi dalam sebuah permutasi (j1,j2,..,jk) bila sebuah bilangan bulat yang lebih besar mendahului sebuah bilangan bulat yang lebih kecil. • Jumlah inversi dapat dicari : pertama: cari banyak bilangan bulat yang < j1 dan yang mengikuti j1 didalam permutasi tersebut. Kedua : carilah banyaknya bilangan bulat yang < j2 dan yang mengikuti j2 didalam permutasi tersebut. teruskan untuk Jk yang ada. • Jumlah invers = jumlah bilangan - bilangan Contoh : • (6,1,3,4,5,2) Banyak invers = 5 + 0 + 1 + 1 + 1 = 8 disebut permutasi genap • (1,2,3,4) Banyak invers = 0 + 0 + 0 + 0 = 0 tidak ada invers, dikatakan permutasi genap • (2,4,1,3) Benyak invers = 1+2+0 =3, dikatakan permutasi ganjil Berapa invers dari {1,2,3} klasifikasikan permutasinya? Hasil Perkalian elementer bertanda • Jika permutasi genap maka gunakan tanda (+) • Jika permutasi ganjil maka gunakan tanda (-) Hasil Perkalian elementer Permutasi yg diasosiasikan Genap atau Ganjil Hasil perkalian elementer yg bertanda a11a22a33 (1,2,3) Genap + a11a22a33 a11a23a32 (1,3,2) Ganjil - a11a23a32 a12a21a33 (2,1,3) Ganjil - a12a21a33 a12a23a31 (2,3,1) Genap + a12a23a31 a13a21a32 (3,1,2) Genap + a13a21a32 a13a22a31 (3,2,1) Ganjil - a13a22a31 DETERMINAN Definisi Determinan : Determinan merupakan suatu bilangan real yang diperoleh dari Hasil Perkalian Elementer dari suatu matriks bujur sangkar, dimana setiap hasil perkalian n entri dari suatu matriks tidak boleh berasal dari baris dan kolom yg sama. Nilai dari bilangan ini akan menunjukkan apakah matriks yang bersangkutan singular atau tak singular. FUNGSI dan NOTASI • Fungsi determinan di A, disebut atau ditulis det A adalah jumlah semua perkalian elementer dari A. • Notasi | simbol lainnya yang banyak dipakai untuk menyatakan determinan dari A, selain det A adalah A. • Contoh : a11 a12 a 21 a22 a31 a32 a13 a23 a33 Perhatikan!! a11 a12 det a21 a22 a31 a32 a1 _ a2 _ a3 _ a13 a23 a11a22a33+ a12a23a31+ a13a21a32 -a a a a a a a a a 11 23 32 12 21 33 13 22 31 a33 det( A) a1 j1 a2 j2 ...anjn PERTANYAAN!! Berapakah Det (B)= ? 2 3 1 B 4 5 6 7 8 9 Cara Mencari Determinan : 1. Dengan Aturan Sarrus 2. Ekspansi Kofaktor / Uraian Laplace 3. Dengan Reduksi Baris (OBE) Menghitung Determinan dengan Reduksi Baris : • Caranya : mereduksi matriks ke bentuk eselon baris. Dapat berupa matriks segitiga atas atau matriks segitiga bawah • Dengan nilai determinannya : • Misal : A matriks segitiga yang berukuran • n x n maka det(A) adalah hasil perkalian elemen-elemen pada diagonal utama. SIFAT - SIFAT DETERMINAN Anggap A adalah matriks n x n Teorema 1. Jika unsur dalam suatu baris atau suatu kolom dari suatu matriks adalah nol, maka nilai determinannya sama dengan nol det(A) = 0 Contoh: 1 3 2 A 0 0 0 4 2 6 1 1 2 B 2 2 5 5 3 3 • Teorema 2 (Perkalian oleh konstanta ) Jika semua unsur dari satu baris atau kolom dari suatu matrik dikalikan oleh faktor k yang sama, maka nilai dari determinan yang baru, sama dengan k kali nilai determinan yang diketahui. • Teorema 3 ( Transposisi ) : Nilai suatu determinan tidak berubah jika baris - barisnya ditulis sebagai kolom kolomnya, dalam urutan yang sama. Teorema 4 (Penukaran Baris atau Kolom) Jika sembarang dua baris atau kolom suatu matriks dipertukarkan, maka nilai determinan yang baru adalah nilai determinan yang lama dikali dengan –1. Contoh : Jika matriks B diperoleh dari pertukaran dua baris atau kolom matriks A, maka det(B) = - det(A) • Teorema 5 Jika setiap unsur dalam suatu baris atau kolom dari suatu determinan dinyatakan sebagai suatu binomial, maka determinan itu dapat ditulis sebagai jumlah dari dua determinan • Teorema 6 (Baris-baris atau Kolom-kolom yang sebanding ) Jika unsur-unsur yang berkaitan dari dua baris atau kolom suatu determinan adalah sebanding, maka nilai determinan itu sama dengan nol. • Teorema 7 ( Penambahan baris atau kolom ) • Nilai suatu determinan tidak berubah jika unsur - unsur dari suatu baris atau kolom diubah dengan menambahkan pada unsurunsur tadi sembarang konstanta kali unsur - unsur yang berpadanan dari sembarang baris ( atau kolom secara berturut - turut) lainnya. Contoh : Jika B adalah matriks yang dihasilkan dari penggandaan suatu baris A ditambahkan pada kolom lainnya, maka det(B) = det(A) • Teorema 8 (Determinan dari hasil kali matriks) Untuk sembarang matriks A dan B yang berukuran n x n Det (AB) = det (BA) = det A det B • Teorema 9 (Determinan dari inverse matriks) Jika matriks A dapat dibalik (mempunyai inverse) maka A taksingular jika dan hanya jika det(A) ≠ 0, sedangkan Jika matriks A tidak dapat dibalik (tidak mempunyai inverse) maka A singular jika dan hanya jika det(A) = 0 • Teorema 10 (Determinan dari matriks segitiga atas / bawah) • Jika A adalah suatu matriks segitiga n x n (segitiga atas,segitiga bawah atau diagonal), maka det(A) adalah hasil kali anggota diagonal utamanya sehingga det(A) = a11a22a33…ann • Contoh : Carilah det(A)? 0 1 5 A 3 6 9 2 6 1 Sifat-sifat Determinan • det(A) = det(AT) • det(kA) = kndet(A) Misalkan A dan B matriks bujur sangkar, maka • det(A+B) ≠ det(A)+det(B) • det(AB) = det(A)det(B) Jika A dapat dibalik, maka det(A) ≠ 0 • Det(A-1) = 1/det(A) • Det((kA)-1) = 1/(kn.det(A)) Pertanyaan? 1 2 A 2 5 3 1 B 1 3 Buktikan semua sifat determinan semuanya adalah benar Kerjakan!! Cari determinan A, A1, A2, A3 4 8 12 1 2 3 0 1 4 A 0 1 4 A 0 1 4 1 A2 1 2 3 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 3 1 A3 2 3 2 1 2 1 Carilah det(A)=? (ubah dalam bentuk matriks segitiga atau diagonal) 1 1 2 3 5 9 6 3 A 1 2 6 2 8 6 1 2 Hitunglah det(A) dimana 0 1 5 det( A) 3 6 9 2 6 1 0 1 5 A 3 6 9 2 6 1 Pertukarkan R1 dengan R2 det(B)=-det(A) 3 6 9 0 1 5 2 6 1 Faktor bersama 3*R1 diambil det(B)=k.det(A) 1 2 3 3 0 1 5 2 6 1 1 2 3 0 0 3 1 10 5 R3: -2*R1+R3 sehingga det(B)=det(A) 1 2 R3:-10*R2+R3 5 3 3 0 1 5 0 0 55 faktor bersama –55 *R3 diambil 1 2 3 (3)( 55) 0 1 5 0 0 1 (3)( 55)(1) 165 Minor dan Kofaktor Definisi: jika A adalah matriks bujursangkar, maka minor anggota aij dinyatakan oleh Mij dan didefinisikan sebagai determinan sub matriks yang masih tersisa setelah baris ke-i dan kolom ke-j dihilangkan dari A, kemudian Cij=(-1)I+jMij yang disebut kofaktor anggota aij dengan Mij adalah minor. Carilah Minor dan Kofaktor dari matriks A! 1 1 2 3 5 9 6 3 A 1 2 6 2 8 6 1 2 Perluasan Kofaktor Teorema : Determinan suatu matriks An x n bisa dihitung dengan mengalikan anggota2 pada sebarang baris (atau kolom) dengan kofaktornya dan menjumlahkan hasil kali yang diperoleh yaitu untuk setiap 1 ≤ i ≤ n dan 1 ≤ j ≤ n Terhadap baris tertentu : det( A) ai1Ci1 ai 2Ci 2 ... ainCin Terhadap kolom tertentu : det( A) a1 j C1 j a2 j C2 j ... anjCnj 1 i n 1 j n Bentuk perluasan menjadi det(A) = a11C11+a12C12+a13C13 = a11C11+a21C21+a31C31 = a21C21+a22C22+a23C23 = a12C12+a22C22+a32C32 = a31C31+a32C32+a33C33 = a13C13+a23C23+a33C33 Bentuk perluasan menjadi det(A) = a11C11+a12C12+a13C13 = a11C11+a21C21+a31C31 = a21C21+a22C22+a23C23 = a12C12+a22C22+a32C32 = a31C31+a32C32+a33C33 = a13C13+a23C23+a33C33 PERHATIAN!!! • Untuk ordo matriks yang lebih tinggi >(3x3), perluasan kofaktor dan operasi baris kadang-kadang bisa digunakan secara bersamasama yang disebut dengan cara penghilangan baris dan kolom untuk menghitung determinan Contoh : Carilah determinan dari matriks berikut 1 0 3 A 2 4 3 5 4 2 Kerjakan!!! Cari determinan dengan cara penghilangan baris dan kolom 3 1 A 2 3 5 2 6 2 1 1 4 1 5 7 5 3 Adjoin suatu Matriks • Jika A adalah sebarang matriks nxn dan Cij adalah kofaktor dari aij maka matriks C11 C12 .. C1n C C .. C 22 2n 21 : : : : Cn1 Cn 2 .. Cnn Disebut matriks kofaktor dari A. • Transpose dari matriks ini disebut Adjoin A dan dinyatakan dengan Adj(A) Contoh : 3 2 1 A 1 6 3 2 4 0 Kofaktor dari A adalah C11=12 C12=6 C13=-16 C21=4 C22=2 C23=16 C31=12 C32=-10 C33=16 Membentuk matriks kofaktornya adalah 6 16 12 4 2 16 12 10 16 4 12 12 Adj ( A) 6 2 10 16 16 16 • Teorema : Jika A adalah suatu matriks yang dapat dibalik, maka 1 A adj ( A) det( A) 1 EKSPANSI KOFAKTOR DAN MENENTUKAN INVERS • A matriks bujur sangkar. • Matriks Aij = matriks yang didapat dengan membuang baris ke i dan kolom ke j dari matriks A. • Mij = det Aij , • .Mij disebut minor ke ij dari A • Bilangan kij = (-1)i+j mij, disebut kofaktor ke ij dari A Apakah matriks A dapat dibalik? 1 2 3 A 6 7 1 3 1 4 Aturan Cramer • Untuk mencari solusi dari SPL tertentu (matriks nxn) • Teorema :Jika Ax=b merupakan suatu sistem n persamaan linier dalam n peubah sedemikian sehingga (A) ≠ 0, maka sistem tersebut mempunyai penyelesaian yang unik. Penyelesaian ini adalah det( A1 ) det( A2 ) det( A ) n … xn x1 x2 det( A) det( A) det( A) Dengan Aj adalah matriks yang diperoleh dengan menggantikan anggota kolom ke j dari A dengan anggota matriks b b1 b 2 b : bn CONTOH: • TENTUKAN PENYELESAIAN DARI SPL BERIKUT DENGAN MENGGUNAKAN ATURAN CRAMER X1 + 2X3 = 6 -3X1 + 4X2 + 6X3 = 30 -X1 – 2X2 + 3 X3 = 8 Carilah Solusi dari SPL berikut (gunakan aturan Cramer)!! x- 4y+ z=6 4x- y+2z=-1 2x+2y -3z =-20 Aplikasi Determinan : Mencari Penyelesaian SPL dengan Aturan Cramer • Contoh Soal : • 2x + 8y +6z = 20 • 4x + 2y – 2z = -2 • 3x – y + z = 11 Sistem Linear Berbentuk Ax = x • Sistem linier ini merupakan sistem linier homogen tersamar, karena x - Ax = 0 • Untuk menentukan nilai-nilai di mana sistem tersebut mempunyai suatu penyelesaian tak trivial, nilai yang seperti ini disebut suatu nilai karakteristik atau nilai eigen. • Jika adalah suatu nilai eigen dari A, maka penyelesaian tak trivial disebut vektor eigen dari A yang berpadanan dengan . • Sistem ini mempunyai penyelesaian tak trivial jika dan hanya jika det (I – A) = 0