Metode Analisa Pengukuran Kepuasan Pasien Rawat Jalan (Pelanggan) di Puskesmas XYZ Mohammad Imam Shalahudin, Dosen Pengajar Politeknik Swadharma, Jakarta ABSTRAK Pembangunan kesehatan sebagai salah satu satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Untuk mewujudkan tujuan pembangunan kesehatan tersebut maka banyak hal yang dilakukan diantaranya dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Banyak metode yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan, salah satunnya adalah metode Serqual (short for service quality). Penilaian dilakukan terhadap 5 dimensi mutu pelayanan yaitu : tangibles atau bukti langsung misalnya peralatan yang digunakan, gedung, karapian dan kebersihan tata ruang, kerapian petugas ,reliability atau kehandalan yaitu kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan; assurance atau jaminan, kemampuan, keterampilan petugas dalam memberikan pelayanan; dan emphati atau perhatian pribadi petugas kepada para pelanggan. Dari hasil uji statistic diperoleh variable penelitian yang ada hubungan bermakna secara statistik terhadap kepuasan pasien rawat jalan di Puskesmas adalah variable usia (p=0,001, OR=4,498), pendidikan (p=0,000, OR=0,124), pekerjaan (p=0,000, OR=0,091) dan ekonomi (p=0,000, OR=0,110). Sedangkan variable yang tidak ada hubungan bermakna adalah jenis kelamin (p=0,568, OR=1,398). Saran dalam penelitian ini antara lain : sistem pengendalian mutu pelayanan, penghasilan berbasis kinerja, peningkat sistem pelayanan dengan kompterisasi, dan penataan tata ruang yang baik Pendahuluan kesehatan A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah perseorangan, kelompok dan satu satu upaya pembangunan nasional (Azwar, 2010). diarahkan guna tercapainya kesadaran, Upaya ataupun masyarakat penerapan pelayanan kemauan dan kemampuan untuk hidup masyarakat sehat bagi setiap penduduk agar dapat melalui puskesmas yang merupakan pusat mewujudkan penyelenggara dan pelayanan kesehatan derajat kesehatan yang optimal (UU Kesehatan 23 tahun 1992). Untuk mewujudkan tujuan sebagian keluarga, besar terwujud sehingga fungsi puskesmas sebagai pos terdepan dalam jajaran kesehatan pembangunan kesehatan tersebut maka mempunyai wewenang dan tanggng jawab banyak hal yang dilakukan diantaranya kesehatan masyarakat di wilayah kerja dengan sehingga menjadi efisien serta memberikan menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan adalah kepuasan setiap upaya yang diselenggarakan sendiri pelayanan kesehatan yang sesuai dengan atau secara bersama-sama dalam suatu kebutuhan organisasi dan terjangkau oleh mereka yang memerlukan meningkatkan kesehatan, mencegah dan serta terjamin mutunya. Upaya pemerataan menyembuhkan penyakit serta memelihara pelayan untuk memelihara kapada pemakai kesehatan pasiennya. jasa itu Suatu pelayanan, sendiri telah 1 dilakukan pemerintah sejak Repelita I dalam memberikan pelayanan; assurance dengan mendirikan puskesmas. Sampai atau jaminan, kemampuan, keterampilan tahun 1999 jumlah puskesmas di Indonesia petugas dalam memberikan pelayanan; dan 7195 buah, puskesmas pembantu 2141 emphati atau perhatian pribadi petugas buah, puskesmas perawatan 1785 buah dan kepada para pelanggan. puskesmas keliling 6440 (DepKes RI,2000). Menurut ketidakpuasan Pohan pasien (2006:181) timbul karena Sejalan dengan kemajuan ilmu dan terjadinya kesenjangan antara harapan teknologi, serta makin baiknya tingkat pasien dengan kinerja pelayanan kesehatan pendidikan yang dirasakannya sewaktu menggunakan dan sosial ekonomi masyarakat, maka mutu sebagai syarat pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang baik bertambah B. Perumusan Masalah baik perannya, mutu dapat diartikan sebagai derajat kesempurnaan Berdasarkan penjelasan di atas, maka dalam perlu dilakukan penelitian yang berkaitan pelayanan kesehatan,mutu dapat diukur dengan kepuasan pelayanan dan faktor- dengan penampilan faktor yang mempengaruhinya, serta unit- pelayanan unit pelayanan yang berkontribusi terhadap membandingkan pelayanan dengan standar kesehatan (Azwar, 2010). kepuasan pelayanan. Kepuasan pasien Banyak metode yang dapat digunakan dapat diukur salah satunya, dengan untuk mengukur kepuasan pelanggan, mengukur tingkat mutu pelayanan. Dari salah satunnya adalah metode Serqual sisi konsumen, kepuasan sangat ditentukan (short for service quality). Metode ini oleh dikembangkan oleh Parasuraman dikutip puskesmas. Oleh sebab itu, maka rumusan Fandy Tjiptono (2005) yang membuat masalah dalam penelitian ini adalah: penilaian ”Faktor-faktor kepuasan pelanggan secara baik buruknya apa pelayanan saja di yang komprehensif bagi pelayan di bidang jasa mempengaruhi kepuasan pasien rawat dengan focus utama pada aspek fungsi dari jalan di proses Kemang Kabupaten Bogor, Jawa Barat pelayanan.Penilaian dilakukan Puskesmas XYZ Kecamatan terhadap 5 dimensi mutu pelayanan yaitu : Tahun 2011? ” tangibles atau bukti langsung misalnya C.Tujuan Penelitian peralatan karapian kerapian yang dan digunakan, gedung, Untuk mengetahui faktor-faktor yang tata ruang, berhubungan dengan kepuasan pasien ,reliability atau kebersihan petugas kehandalan yaitu kemampuan petugas rawat jalan terhadap pelayanan di Puskesmas 2 TINJAUAN PUSTAKA serta mencegah penyakit, dan sasarannya A. Tinjauan Pustaka terutama masyarakat. Pengertian Pelayanan Kesehatan 1. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah diselenggarakan setiap sendiri bersama-sama dalam untuk memelihara kesehatan, penyakit perseorangan, atau dan memulihkan perbedaan pelayanan dokter secara kesehatan masyarakat, meningkatkan dan ada yang suatu organisasi mencegah serta upaya Walaupun dengan antara pelayanan namun untuk disebut sebagai suatu pelayanan kesehatan yang kedua jenis pelayanan tersebut mengobati memiliki berbagai persyaratan pokok, kesehatan yang disederhanakan dapat dibedakan atas kelompok ataupun masyarakat. (Azwar, 2010) tiga macam (Azwar, 2010), yaitu : a. Sesuai dengan kebutuhan pemakai jasa pelayanan Macam Pelayanan Kesehatan Dari banyaknya variasi pelayanan Suatu pelayanan kesehatan yang baik pelayanan adalah yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan sering dibedakan atas dua pemakai jasa pelayanan. Untuk pelayanan macam: (Azwar, 2010) kedokteran, pemakai jasa pelayanan yang kesehatan, secara a. Pelayanan umum Kedokteran (Medical dimaksud adalah penderita yang datang services) berobat, Pelayanan keshatan yang masuk dalam kesehatan masyarakat adalah masyarakat kelompok ini ditandai dengan cara pengorganisasiannya yang bersipat sendiri sedangkan untuk pelayanan secara keseluruhan. b. Dapat dijangkau oleh mereka yang (solo practice), tujuan utamanya untuk membutuhkan mengobati penyakit serta memulihkan Suatu pelayanan kesehatan yang baik kesehatan, serta sasarannya terutama untuk adalah yang dapat dijangkau oleh mereka perseorangan. yang membutuhkan. Pengertian terjangkau b. Pelayanan Kesehatan masyarakat disini tidak hanya dari sudut jarak atau (public health service) lokasi, tetapi juga dari sudut pembiayaan. Pelayanan kesehatan yang termasuk c. Sesuai dengan prinsip ilmu dan dalam kelompok ini ditandai dengan cara teknologi kedokteran pengorganisasiannya Suatu pelayanan kesehatan yang baik secara yang bersama-sama organisasi, tujuan umumnya dalam utamanya satu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan adalah sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu dan teknologi kedokteran. Dengan perkataan lain, suatu pelayanan kesehatan 3 yang baik adalah pelayanan kesehatan hubungan dokter pasien, dimana perhatian yang terjamin mutunya. tidak dapat diberikan secara menyeluruh 2. Masalah Pelayanan Kesehatan di tetapi disesuaikan dengan keahlian yang Indonesia dimiliki yaitu hanya terhadap keseluruhan Sejalan dengan perkembangan ilmu ataupun tubuh sakit saja. dan teknologi kedokteran maka sebagai kedokteran akibatnya ketiga persyaratan pokok diatas menyebabkan sering tidak terpenuhi. Dengan telah hubungan dokter sengan pasien dan biaya berkembangnya kesehatan menjadi mahal. terjadilah ilmu beberapa dan teknologi, perubahan dalam pelayanan kesehatan. Perubahan tersebut disatu sisi mendatangkan keuntungan seperti meningkatnya mutu pelayanan yang Peralatan 3. Pusat canggih juga kerenggangan pada Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) a. Pengertian Puskesmas Puskesmas adalah kesatuan kesehatan yang dapat dilihat dari makin organisasi menurunnya angka kesakitan, kecacatan merupakan pusat pengembangan kesehatan dan kematian. Tetapi disatu sisi perubahan masyarakat yang juga membina peran serta ini ternyata menimbulkan masalah (Azwar, masyarakat 2010),seperti : pelayanan secara menyeluruh dan terpadu a. Terkotak-kotaknya pelayanan kesehatan suatu fungsional disamping yang memberikan kepada masyarakat diwilayah kerjanya kesehatan dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, Dengan munculnya spesialisasi dan 1992). sub spesialisasi sebagai akibat kemajuan Sementara itu, menurut Azrul Azwar, ilmu dan teknologi kedokteran maka Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) menyebabkan adalah pelayanan kesehatan salah satu sarana pelayanan menjadi terkotak-kotak serta menyulitkan kesehatan masyarakat yang amat penting masyarakat yang jika berkelanjutan akan di Indonsia. Adapun yang dimaksud menyebabkan dengan tidak terpenuhinya Puskesmas ialah pelaksana kesehatan. sebagai pusat pembangunan kesehatan, b. Berubahnya sifat pelayanan pusat pembinaan peran serta masyarakat akibat dari munculnya dalam bidang yang unit kebutuhan masyarakat akan pelayanan Sebagai fungsional suatu kesehatan berfungsi serta pusat spesialisasi dan sub spesialisasi maka pelayanan kesehatan tingkat pertama yang dalam menyelenggarakan kegiatannya menyeluruh, terpadu menyelenggarakan pelayanan kesehatan akan muncul perubahan pada secara dan 4 berkesinambungan pada suatu masyarakat Pengobatan termasuk pelayanan darurat yang karena kecelakaan, Penyuluhan kesehatan bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu (Azwar, 2010:125). masyarakat, Usaha kesehatan sekolah, Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan Perawatan kesehatan masyarakat, bahwa Puskesmas Kesehatan gigi dan mulut, Kesehatan jiwa, kesatuan organisasi Kesehatan mata, Laboratorium sederhana, fungsional yang langsung memberikan Pencatatan dan pelaporan dalam rangka pelayanan system informasi kesehatan, Posyandu, merupakan suatu secara menyeluruh kepada masyarakat, yang berfungsi sebagai pusat Posyandu lanjut usia, Pembinaan pembangunan kesehatan, pusat pembinaan pengobatan tradisional dan sistem rujukan. peran serta masyarakat dalam bidang c. Fungsi Puskesmas kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan Menurut pedoman kerja puskesmas, tingkat pertama yang menyelenggarakan fungsi puskesmas adalah sebagai pusat kegiatannya secara menyeluruh, terpadu pembangunan dan berkesinambungan dalam suatu diwilayah kerjanya, membina peran serta wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha- masyarakat diwilayah kerjanya dalam usaha kesehatan pokok. rangka meningkatkan kemampuan untuk b. Kegiatan Pelayanan di Puskesmas hidup sehat dan memberikan pelayanan Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas ialah pelayanan yang meliputi curratife (pengobatan), (pencegahan), (peningkatan masyarakat kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya. preventif promotif kesehatan Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara : kesehatan) dan rehabilitative (pemulihan 1) kesehatan) yang ditujukan kepada semua swasta penduduk dan tidak dibedakan jenis dalam rangka menolong dirinya sendiri. kelamin 2) dan golongan umur, sejak Merangsang masyarakat termasuk untuk melaksanakan Memberikan petunjuk kegiatan kepada pembuahan dalam kandungan sampai tutup masyarakat tentang bagaimana menggali usia. dan menggunakan sumber daya yang ada Kegiatan pokok dilakukan di secara efektif dan efisien. puskesmas meliputi : Kesehatan ibu dan 3) anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), bimbingan teknis, materi dan rujukan Usaha Kesehatan medis maupun rujukan kesehatan pada dan masyarakat dengan ketentuan bantuan peningkatan gizi, lingkungan, Pencegahan pemberantasan penyakit Memberikan bantuan yang bersipat menular, 5 tersebut tidak menimbulkan ketergantungan. 4) penilaian mutu pelayanan kesehatan yaitu : Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat. 5) Bekerjasama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan program puskesmas (Effendy, 1998:162). 4. Mutu Pelayanan kesehatan a. Pengertian Mutu Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan. (American Society for Quality Control) dalam (Tjiptono,2001). Menurut J.M. Juran dikutip Fandy Tjiptono (2001), mutu adalah Fitness for Use atau kemapuan kecocokan penggunaan. Sementara itu, menurut B. Crosby (1979), mutu adalah kesesuaian terhadap permintaan persyaratan. Sedangkan menurut Donabedian (1980), mutu adalah sifat yang dimiliki oleh suatu program. Penilaian terhadap mutu pelayanan kesehatan pelayanan ada beberapa perbedaan dimensi dalam tidaklah mudah kesehatan karena bersipat multidimensional. Tiap orang memiliki persepsi yang berbeda tergantung dari latar belakang dan kepentingan masing-masing. Penelitian yang dilakukan oleh Roberts dan Provost, (1987) menyatakan bahwa 1) Bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan pasien, kalau cara komunikasi petugas keprihatinan serta dengan keramah pasien tamahan petugas dalam melayani pasien dan atau kesembuhan penyakit yang sedang diderita pasien. 2) Bagi kesehatan, penyelenggara mutu pelayanan pelayanan kesehatan terkait pada dimensi kesesuaian pelayanan yang diselenggarakan perkembangan ilmu dengan dan teknologi mutakhir dan atau otonomi profesi dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan pasien. 3) Bagi penyandang dana pelayanan kesehatan, mutu pelayanan kesehatan lebih terkait dengan dimensi efisiensi pemakaian sumber dana, kewajaran pembiayaan kesehatan dan atau kemampuan pelayanan kesehatan mengurangi beban anggaran penyandang dana pelayanan kesehatan. b. Mutu layanan yang berorientasi kepada kebutuhan manusia Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu maka upaya dilakukan secara terarah dan terpadu yang dikenal dengan program menjaga mutu (total quality management). Secara 6 sederhana program menjaga mutu dapat 1) diartikan yang teknis yang mengacu pada ketetapan dilaksanakan secara berkesinambungan, diagnose dan pemberian pengobatan yang sistematis, objektif dan terpadu dalam terbaikd an mampu memenuhi harapan menentukan pasien untuk sembuh dari penyakitnya. masalah sebagai suatu masalah mutu upaya dan pelayanan penyebab berdasarkan Aspek berdasarkan pada kualitas 2) Aspek berdasarkan kualitas fungsi standar yang telah ditetapkan, menetapkan yang mengacu pada keadaan lingkungan dan penyelesaian dan proses pemberian pelayanan. Oleh masalah sesuai kemampuan yang tersedia, kualitas teknis sulit dimulai, maka persepsi serta menilai hasil yang dicapai dan pasien lebih banyak menilai pada aspek menyusun fungsi dari proses pelayanan. melaksanakan saran cara tindak lanjut untuk meningkatkan mutu layanan. Menurut pelayanan Azwar 3) (2010), kesehatan mutu merupakan kebutuhan dan tuntutan para pemakai jasa pelayanan kesehatan (health needs and demands) yang apabila berhasil dipenuhi akan menimbulkan perasaan puas terhadap pelayanan kesehatan diselenggarakan. kesehatan yang Mutu menunjuk pelayanan pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Menurut Mangold (1991) dikutip Rosyid (1997), memberikan penilaian terhadap mutu pelayanan kesehatan dari berbagai aspek yaitu: Aspek pasien image atau pandangan terhadap rumah sakit secara keseluruhan. Hal ini terbentuk dari pengalaman pasien terhadap rumah sakit, baik oleh pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain yang disampaikan dari mulut ke mulut. Menurut Anderson (1979) ada tiga kategori utama dalam pelayanan kesehatan yaitu : 1) Karakteristik predisposisi Dimana setiap individu mempunyai kecendrungan yang berbeda-beda dalam menggunakan dikarenakan pelayanan ada kesehatan cirri-ciri demogratif seperti jenis kelamin, umur; ciri-ciri struktur social seperti : tingkat pendidikan, pekerjaan, kesukuan manfaat-manfaat dan lain-lain; kesehatan seperti: keyakinan, bahwa pelayanan kesehatan dapat menolong proses kesembuhan penyakit. 7 2) Karakteristik pemungkin/ pelayanan, keramahan, perhatian, privacy, pendukung Penggunaan fasilitas pelayanan makanan, tarif dan sebagainya. kesehatan yang ada sangat tergantung pada c. Standar dan kemampuan konsumen untuk membayar. kesehatan 3) Karakteristik kebutuhan Untuk Penggunaan fasilitas mutu dapat pelayanan menyelenggarakan pelayanan pelayanan kesehatan yang bermutu maka kesehatan akan dilaksanakan bila telah upaya yang dilakukan secara terarah dan dirasakan atau terpadu yang dikenal dengan program keinginan pasien untuk berobat (subject menjaga mutu (total quality management). assessment) dan evaluasi atau setelah Secara sederhana program menjaga mutu pasien dokter dapat diartikan sebagai suatu upaya yang (clinical diagnotis). Dengan kata lain dilaksanakan secara berkesinambungan, kebutuhan sistematis, objektif, dan terpadu dalam sebagai mendapat kebutuhan pemeriksaan merupakan dasar stimulus untuk menggunakan fasilitas kesehatan. Menurut Jacobalis (1989), menyebutan bahwa baik buruknya suatu mutu menetapkan masalah masalah mutu srtandar dan pelayanan yang telah penyebab berdasarkan ditetapkan, berdasarkan pengalaman dan persepsi menetapkan dan subjektif yang akan mengacu pada salah penyelesaian masalah satu aspek yang paling berkesan baginya. kemampuan yang tersedia, serta menilai Aspek penampilan hasil yang dicapai dan menyusun saran keprofesian atau aspek kelinis, terkait tindak lanjut untuk lebih meningkatkan dengan pengetahuan, sikap, prilaku serta mutu pelayanan. tersebut adalah pengalaman dan pengamalan ilmu dari tenaga profesi seperti: melaksanakan sesuai cara dengan Standar adalah rumusan tentang tingkat dokter, ideal tercapai yang diinginkan. lazimnya perawat/bidan dan tenaga profesi lainnya. ukuran tingkat ideal tercapai tersebut Efisien dan efektifitas yaitu pemanfaatan tidaklah disusun terlalu kaku, melainkan sumber daya rumah sakit secara berdaya dalam bentuk minimal dan maksimal. guna dan berhasil guna, keselamatan Penyimpangan yang terjadi tetapi masih pasien terkait dengan factor resiko pada dalam batas-batas yang dibenarkan disebut fasilitas, dengan nama toleransi (Azwar, 2010). obat-obatan, perawat/bidan, pasien Suatu standar yang baik memiliki meliputi kepuasan fisik, mental dan social beberapa syarat antara lain : bersifat jelas, pasien terhadap lingkungan, suhu udara, masuk akal, mudah dimengerti, dapat kebersihan dicapai, , serta dokter, kepuasan kenyamanan, kecepatan abash, meyakinkan, mantap, 8 spesifik serta eksplisit (tidak terpengaruh mengenal dan memecahkan masalah mutu oleh perubahan waktu, bersifat khas dan pelayanan kompleks. gambling). Indikator d. Penerapan Jaminan Mutu yang digunakan untuk menilai kemajuan pelaksanaan jaminan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas mutu di puskesmas meliputi tiga kelompok Puskesmas variable yang dimonitor, yaitu : sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan yang salah satu 1) Quality of care misinya a) Tingkat kepatuhan (compliance rate) adalah menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang merata dan b) Tingkat kepuasan (satisfaction) terjangkau oleh masyarakat, harus pula 2) Rate of adoption of quality assurance menyelenggarakan kegiatan jaminan mutu seiring dengan upaya procces meningkatkan a) Kompetensi klinik (clinical competensi) jangkauan pelayanannya. Tujuan program b) Pengetahuan petugas tentang standar jaminan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas (Djamal, 2000) mencakup dua hal pokok, yaitu : pelayanan c) Jumlah QI tolls/teknik yang telah ditetapkan 1) Tujuan antara yang ingin dicapai d) Jumlah pelayanan kesehatan yang adalah diketahuinya mutu pelayanan di sudah dilaukan pengukuran dengan puskesmas. menggunakan daftar tilik 2) Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah e) Frekuensi pertemuan jaminan mutu makin meningkatnya mutu pelayanan 3) Utilization kesehatan di puskesmas. a) Visit rate : perbandingan antara jumlah Setelah melaksanakan kegiatan ujicoba/rintisan jaminan mutu dibeberapa puskesmas, maka jaminan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dilaksanakan kunjungan puskesmas dengan jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas. b) Kunjungan penduduk muskin: perbandingan antara jumlah kunjungan dengan menggunakan pendekatan evolusi. penduduk Pendekatan penduduk miskin di wilayah kerja evolusi adalah cara miskin pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan puskesmas. kesehatan secara bertahap, dimulai dari c) Kunjungan menyadari pentingnya mutu pelayanan jumlah kunjungan kesehatan, mengenal dan dengan jumlah memecahkan penyebab masalah mutu, mengapresiasi perlunya data/informasi selanjutnya dengan asuransi: jumlah perbandingan peserta peserta asuransi asuransi terdaftar di puskesmas. 5. Kepuasan Pasien 9 3. Analisis Pelanggan yang Beralih ( loss a. Pengertian Kepuasan Pasien Menurut Richard Oliver dikutip Jmaes G. Bernes (2003), kepuasan adalah custumer analysis ) Organisasi menghubungi pelanggan tanggapan pelanggan atas terpenuhinya yang telah berhenti menggunakan jasa kebutuhannya. yang diberikan dan mencari tahu alasan Sementara itu, menurut Philip Kotler dikutip Tony Wijaya (2011:153), kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan yang terjadi. 4. Survei Kepuasan Pelanggan Organisasi yang responsif akan seseorang setelah membandingkan kinerja melakukan survei kepuasan pelanggan (hasil) yang ia rasakan dibandingkan secara berkala. Cara pengukuran survei dengan harapannya. antara lain: pengukuran secara langsung Berdasarkan uraian para ahli tersebut dimana pelanggan diberi pertanyaan dan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dibuat skala untuk menjawabnya; derived kedua memiliki satisfaction dimana kesamaan, yaitu menyangkut komponen pertanyaan mengenai kepuasan pelanggan (harapan atau kinerja mereka mengharapkan suatu pelayanan hasil yang dirasakan). tertentu dan seberapa besar yang mereka b. Mengukur Kepuasan Pasien rasakan; problem analysis dengan meminta definisi tersebut Untuk mengukur kepuasan pasien pelanggan pelanggan diberi seberapa besar menuliskan masalah yang menurut Kotler dikutip Tony Wijaya mereka hadapi dan perbaikan yang mereka (2011:154) adalah sebagai berikut: sarankan; importance performance rating 1. Sistem, keluhan dan saran dengan meminta pelanggan membuat Organisasi yang berorientasi kepada peringkat dari berbagai elemen pelayanan pelanggan mempermudah pelanggannya didasari oleh kepentingan elemen dimata memberikan saran dan keluhan, diantarnya pelanggan serta seberapa jauh rumah sakit dengan memenuhi elemen tersebut. menggunakan kotak saran, memberikan kartu komentar pada psien Sementara itu, Fredy yang pulang atau menempatkan staf untuk Rangkuti menangani keluhan pelanggan. dipengaruhi dua variabel, kedua variabel 2. Ghost Shopping tersebut Dengan mengutus orang berpura-pura (perceived (2002:21) menurut yaitu jasa service) kualitas yang dan jasa dirasakan jasa yang menjadi pelanggan dan melaporkan titik- diharapkan (expected service). Pengukuran titik kekuatan dan kelemahan organisasi kualitas jasa lebih sulit dibandingkan tersebut. dengan mengukur kualitas produk nyata, 10 sebab atribut yang melekat pada jasa tidak mudah untuk diidentifikasi. yang harus antara persepsi manajemen dan spesifikasi kualitas Menurut Tjiptono (2000: 97) langkahlangkah 2. Kesenjangan diambil dalam jasa. Kadang kala manajemen mampu memahami secara tepat apa yang mengukur kualitas jasa adalah: diinginkan 5. Spesifikasi determinan kualitas jasa. mereka tidak menyusun standar kinerja Langkah ini menyangkut variabel yang yang jelas. Hal ini dapat terjadi karena digunakan untuk mengukur kualitas tiga jasa komitmen total manajemen terhadap 6. Perangkat standar kualitas jasa yang bisa diukur. Kualitas jasa yang dimaksud adalah menyangkut tentang standar atau instrument kualitas jasa faktor, atau yaitu karena tidak tetapi adanya adanya kelebihan permintaan. 3. Kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa variabel. beberapa dan penyampaian jasa. penyebab Ada terjadinya custumer kesenjangan ini, misalnya karyawan perceived quality pada industri jasa yang kuarang terlatih, beban kerja yang dilakukan oleh Leonard L Berry, A melampaui batas, ketidak mampuan Parasuraman dan Valerie A Zeithaml memenuhi standar kerja, atau bahkan 1985, ketidakmauan 1988 mengenai pelanggan, kualitas jasa, kurangnya sumber daya, yang bisa digunakan untuk mengukur Penelitian oleh (Rangkuti, 2002: 22) mengidentifikasi lima kesenjangan (gap) yang menyebabkan kegagalan penyampaian jasa, yaitu: 1. Kesenjangan tingkat standar kinerja yang ditetapkan. 4. Kesenjangan antara penyampaian jasa komunikasi harapan memenuhi tingkat eksternal. Seringkali kepentingan pelanggan konsumen dan persepsi manajemen. dipengaruhi oleh iklan dan pernyataan Pada kenyataannya pihak manajemen atau janji yang dibuat oleh perusahaan. suatu perusahaan tidak selalu dapat Resiko yang dihadapi oleh perusahaan merasakan atau memahami secara tepat apabila janji tidak dipenuhi akan apa menyebabkan persepsi negatif terhadap yang diinginkan oleh para pelanggannya. Akibatnya manajemen tidak mengetahui bagaimana produk- kualitas jasa perusahaan. 5. Kesenjangan antara jasa yang produk jasa didesain dan jasa-jasa dirasakan dan jasa yang diharapkan. pendukung (sekunder) apa saja yang Kesenjangan diinginkan oleh konsumen. pelanggan ini terjadi mengukur apabila kinerja atau 11 persepsi perusahaan dengan cara yang intangible (tak berwujud fisik), pelanggan berbeda, atau bila pelanggan keliru umumnya menggunakan beberapa atribut mempersepsikan kualitas jasa tersebut. atau faktor berikut: a. Kepuasan Pasien Sebagai Salah Satu 1) Bukti langsung-tangibles Indikator Mutu Pelayanan Meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, Metode yang dapat digunakan untuk pegawai dan sarana komunikasi. mengukur kepuasan pelanggan, salah satu 2) Keandalan-reliability adalah metode Serqual (Short for service Kemampuan memberikan pelayanan quality). Metode ini dikembangkan oleh yang dijanjikan dengan segera, akurat Parasuraman, et al dikutip Tony Wijaya dan memuaskan. Kriteria mutu layanan (2011:155) yang yang pelanggan secara membuat kepuasan komprehensif bagi paling diprioritaskan oleh anggota pelanggan, yaitu sikap empati pelayanan di bidang jasa dengan fokus petugas utama pada aspek fungsi dan proses memiliki tingkat kehadiran pada waktu pelayanan. Penilaian dilakukan terhadap layanan lima dimensi mutu pelayanan yaitu: membutuhkan petugas layanan yang 1) Tangibles langsung, memiliki komitmen terhadap waktu misalnya peralatan yang digunakan, layanan. Dengan terbuktinya kinerja gedung, kerapihan dan kebersihan tata front line staf berpengaruh terhadap ruang, pembentukan mutu layanan, maka atau bukti kerapihan petugas, dan sebagainya. atau kamampuan kehandalan petugas yaitu dalam memberikan pelayanan . tanggap petugas dalam memberikan pelayanan. petugas dalam memberikan pelayanan. atau perhatian tinggi. senantiasa Pelanggan yang mengarah pada kinerja perlu menjadi perhatian selanjutnya. Keinginan para staf dan karyawan untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan cepat 4) Assurance atau jaminan, kemampuan, keterampilan modifikasi yang 3) Daya tanggap-responsiveness 3) Respons siveness atau kemauan dan 5) Empathy yang upaya-upaya 2) Reliability daya layanan tanggap. 4) Jaminan-assurance Mencakup pengetahuan, kemampuan, pribadi kesopanan dan sifat dapat dipercaya petugas kepada pelanggan. yang dimiliki para staf, bebas dari Nina bahaya, risiko atau keragu-raguan. Rahmayanty (2010:173-174), dalam mengevaluasi jasa yang bersifat 5) Empati-emphaty 12 Meliputi kemudahan dalam melakukan dapat dilihat dari dimensi atau kriteria hubungan, berikut: perhatian komunikasi pribadi yang dan baik, memahami kebutuhan pelanggan. Dalam pelanggan 2) Responsiveness (ketanggapan) mengevaluasi terhadap 1) Reliability (keandalan) kepuasan pelayanan suatu 3) Competence (kemampuan) 4) Acces (mudah diperoleh) perusahaan, faktor-faktor penentu yang 5) Courtesy (keramahan) digunakan bisa berupa kombinasi dari 6) Comunication (komunikasi) faktor penentu kepuasan terhadap produk 7) Credibility (dapat dipercaya) dan jasa. Umumnya yang sering digunakan 8) Security (keamanan) perushaaan untuk mengetahui kepuasan 9) Understanding (knowing the costumer) pelanggan adalah aspek pelayanan dan kualitas barang atau jasa yang dibeli. c. Faktor-faktor yang 10) Tangibles (bukti nyata yang kasat Menentukan mata) Kesepuluh dimensi tersebut di atas Kualitas Jasa Sebuah (memahami pelanggan) perusahaan jasa sebisa dapat dikonversi ke dalam lima dimensi, mungkin dapat memberikan jasa yang Parasuraman, berkualitas tinggi secara konsisten dan (Rangkuti, 2002: 29) mengkonversi dari kontinyu dibandingkan dengan pesaing, kesepuluh dimensi kualitas jasa sebagai dalam berikut: rangka memenuhi harapan pelanggan. Usaha jasa terbilang cukup 1) Tangibles Zeithamal & (berwujud) Bery yaitu, rumit dan sangat kompleks dari pada penampilan fasilitas fisik, peralatan, barang yang mempunyai wujud konkrit, personel dan media komunikasi sehingga menyulitkan seseorang untuk 2) Reliability (keandalan) yaitu, mengidentifikasinya dalam waktu yang kemampuan untuk melaksanakan jasa singkat. yang dijanjikan dengan tepat dan Akan tetapi beberapa pakar di bidang pemasaran mencoba melakukan studi atau terpercaya. 3) Responsiveness (ketanggapan) yaitu, mencari pendekatan tentang dimensi atau kemampuan untuk membantu faktor utama yang menentukan kualitas pelanggan dalam memberikan jasa jasa. Menurut Parasuraman, Zeithamal & dengan cepat dan tanggap. Bery (Rangkuti, 2002: 29), bahwa untuk 4) Assurance (keyakinan atau jaminan) dapat menentukan standar kualitas jasa yaitu, pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka 13 untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. komunikasi eksternal, dimana harapan 5) Emphaty (empati) yaitu, merupakan syarat 4) Gap antara penyampaian jasa dan untuk peduli, memberikan klien dipenuhi oleh pernyataan- pernyataan yang dibuat oleh orang perhatian pribadi pada pelanggan yang mewakili ( representatives ) serta Pada hakikatnya pengukuran kualitas iklan penyaji jasa. suatu jasa dengan 5) Gap antara jasa yang dirasakan dengan pengukuran kepuasan pelanggan yaitu jasa yang diharapkan. Gap ini terjadi ditentukan oleh kinerja yang dirasakan bila klien mengukur kinerja pemberi atau perceived performance. Parasuraman, jasa dengan cara berlainan dan salah et al dikutip Tony Wijaya (2011:156) satu dalam memoersepsikan kualitas merumuskan jasa tersebut. memyoroti hampir sama model persyaratan kualitas yang utama untuk Kelima gap tersebut dapat digunakan memberikan kualitas yang diharapkan. untuk Model ini memidifikasi lima kesenjaan pelanggan yang menyebabkan kegagalan penyediaan pelanggan. jasa, kelima gap tersebut adalah: B. Kerangka Berpikir 1) Gap antara harapan klien dan persepsi mengidentifikasi dan kebutuhan evaluasi Penelitian mutu kepuasan suatu pelayanan manajemen dimana manajemen tidak kesehatan dapat dilihat dari berbagai selalu dapat merasakan apa yang dimensi, salah satunya adalah dari segi diinginkan pelanggan secara tepat. pengguna 2) Gap antara persepsi manajemen dan Pelayanan spesifikasi jasa pelayanan kesehatan kesehatan. sendiri hakekatnya mampu memenuhi kebutuhan dan tuntunan para merasakan secara tepat apa yang pemakai jasa pelayanan kesehatan agar diinginkan klien, tetapi manajemen kesehatan mereka senantiasa dapat tetap tidak menyusun suatu standar kinerja terpelihara. tertentu. pelayanan mungkin 3) Gap antara spesifikasi kualitas jasa dan penyampaian jasa, diselenggarakan pada dimaba manajemen kualitas jasa Dengan ditunjukkan demikian oleh untuk mutu tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam dimana memenuhi kebutuhan dan tuntunan setiap penyampaian jasa kurang dilatih atau pasien serta kepuasan pasien terhadap bekerja melampaui batas sehingga pelayanan yang diterima. tidak dapat atau tidak mau memenuhi standar kinerja yang telah ditetapkan. Masalah kepuasan merupakan masalah yang bersifat subjektif pada tiap orang, 14 tergantung dari latar belakang yang dimiliki oleh tiap orang. Disamping itu Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat Tahun 2011. untuk menyatakan suatu pelayanan sebagai 2. Ada hubungan kelompok umur dengan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta kepuasan paien rawat jalan terhadap mendapatkan penilaian sebagai pelayanan pelayanan yang memuaskan, pelayanan itu juga harus Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor sesuai standar dan etika profesi yang telah Jawa Barat Tahun 2011. disepakati bersama. Berdasarkan di Puskesmas XYZ 3. Ada hubungan Tingkat pendidikan uraian pada tinjauan dengan kepuasan paien rawat jalan pustaka sebelumnya, maka peneliti akan terhadap pelayanan di Puskesmas XYZ mencoba menguraikan kerangka berpikir Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor sebagai berikut : Jawa Barat Tahun 2011. 4. Ada Variabel Dependen hubungan pekerjaan dengan kepuasan paien rawat jalan terhadap pelayanan Karakteristik Pasien : 1. Jenis kelamin 2. Kleompok Umur 3. Tingkat pendidikan 4. Pekerjaan 5. Tingkat Penghasilan di Puskesmas XYZ Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Harapan Pasien Terhadap 1. Pelayanan Loket Pendaftaran 2. Pelayanan Dokter 3. Pelayanan Perawat 4. Pelayanan Bidan 5. Fasilitas Medis dan non Medis 6. Keadaan Lingkungan Fisik Kepuasan Pasien Rawat Rawat Jalan Puskesmas Jawa Barat Tahun 2011. 5. Ada hubungan penghasilan dengan kepuasan paien rawat jalan terhadap pelayanan di Puskesmas XYZ Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat Tahun 2011. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Kerangka Berpikir Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepuasan Pasien Rawat jalan Di Puskesmas XZY Kabupaten Bogor Tahun 2011 1. Analisa Univariat. Penelitian dilaksanakan selama 10 hari kerja , dari tanggal 28 Mei 2011 sampai dengan tanggal 7 Juni 2011, di unit rawat C. Hipotesis jalan Puskesmas XYZ Kecamatan Kemang 1. Ada hubungan jenis kelamin dengan kepuasan paien rawat jalan terhadap pelayanan di Puskesmas XYZ Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dimulai dari jam buka pendaftaran sampai selesai dilaksanakan. 15 Tabel 3 Tabel Responden Berdasarkan Usia Responden di Puskesmas XYZ Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat. Variabel 17 - 27 Tahun 28 - 38 Tahun 39 – 49 Tahun >49 Tahun Jumlah Frekwensi 42 19 19 20 100 % 42 % 19 % 19 % 20 % 100 Berdasarkantabel setelah dilakukan penelitian skala umur menjadi interval, dengan umur termuda 17 umur tertua 60 tahun,berdasarkan rata-rata umur sebagian besar penguna pelayanan kesehatan di XYZ Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat adalah yang berumur 17 - 27 tahun yaitu sebanyak 42 responden ( 42 % ), sedangkan sebagian kecil pengguna pelayanan kesehatan adalah yang berumur 28 – 49 tahun sebanyak 19 responden ( 19 % ). Tabel 4 Tabel Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Responden di Puskesmas XYZ Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat Variabel Laki- Laki Perempuan Jumlah kecil pengguna pelayanan kesehatan adalah laki- Frekwensi 33 67 100 % 33 % 67 % 100 Variabel Frekwensi % SD SMP SMU AKADEMI D1/D2/D3 SARJANA S1/S2/S3 31 17 46 4 31 % 17 % 46% 4% 2 2% Berdasarkan karekteristik pendidikan table distribusi terakhir menurut responden diatas, dapat dilihatbahwa yang paling banyak adalah tamat SMA yaitu sebanyak 46 responden ( 46 % ) dan yang paling sedikit adalah sarjana yaitu sebanyak 2 responden (2%) Tabel 6 Tabel Responden Berdasarkan Pekerjaan Responden Responden di Puskesmas XYZ Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat Pelajar Pegawai Negri Sipil Karyawan Swasta Wiraswasta Lain-Lain 6 2 6 % 2 % 38 38 % 5 49 100 5 % 49 % 100 distribusi karakteristik responden menurut kelamin diatas, dilihat sebagian besar dapat table responden Jumlah Berdasarkan sebagian distribusi umur menggunakan skala rasio kemudian Puskesmas sedangkan Tabel 5. Tabel Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden di Puskesmas XYZ Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat umur diatas,didalam definisi oprasional dan perempuan laki sebanyak 33 responden ( 33 % ) karakteristik responden menurut kelompok tahun sebanyak 67 responden ( 67 % ) adalah pengguna jenis bahwa pelayanan Berdasarkan tabel distribusi karakteristik responden menurut status pekerjaan responden diatas,dapat dilihat 16 bahwa sebagian besar adalah pedagang,ibi rumah tangga dan buruh sebanyak 49 responden ( 49 % ) dan yang paling sedikit adalah adalah pegawai negri sipil 2 Puskesmas XYZ Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat, tahun 2011 Variable Pelayan an Loket Pendaft aran responden ( 2 % ). Berdasarkan Frekwensi 53 42 5 % 53 % 42 % 5 % 100 100 table P.3 diatas,dapat Pelayan an Dokter P.5 P.6 P.7 P.8 P.9 Pelayan an Perawat P.1 P.11. P.12. P.13. P.14. P.15. distribusi karakteristik responden menurut tingkat ekonomi P.2 P.4 Tabel 7 Tabel Responden Berdasarkan Tingkat Ekonomi Responden Responden di Puskesmas XYZ Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat Variabel Rendah < 1 Juta Menengah = 1 Juta-2 Juta Tinggi => 3 Juta Jumlah P.1 dilihat bahwa Pelayan an Bidan P.16. P.17. P.18. sebagian besar responden dengan status P.19. ekonomi 53 P.20. responden (53 %) sedangkan yang paling P.21. paling tinggi adalah sedikit sebanyak 5 responden (5 %) 2. Penilaian Responden Terhadap pelayanan Dari hasil penelitian ini,dijelaskan secara rinci tentang pernyataan responden terhadap pelayanan yang diberikan beserta hasil pembobotannya.Untuk Pelayan an Fasilitas Medis Dan Non Medis Keadaa n Lingkun gan Fisik kuesioner P.25. P.26. P.27. P.28. P.29. P.30. P.31. Dokter jaga selalu ada di Puskesmas Dokter memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti tentang penyakit yang diderita Dokter memeriksa dengan ramah dan sopan Dokter memberikan tindakan yang cepat pada saat dibutuhkan Dokter memeriksa pasien tanpa memandang status pasien Perawat memberikan pelayanan dengan ramah dan sopan Perawat memberikan perhatian terhadap keluhan penyakit yang diderita Perawat melayani anda dengan tulus dan penuh kasih saying Perawat berkomunikasi dengan santai dan terbuka Perawat memberikan penjelasan yang mudah dimengerti tentang keperawatan yang diderita Bidan bekerja selama 24 jam Bidan memberikan motivasi dan perhatian terhadap pasien Bidan mendengarkan keluhan yang disampaikan pasien Bidan melayani anda dengan tulus dan penuh kasih saying Bidan berkomunikasi dengan santai dan terbuka Bidan memberikan penjelasan yang mudah dimengerti tentang keperawatan yang diderita Waktu tunggu untuk melayani Ketersediaan obat-obatan memadai Kemampuan berkomunikasi petugas apotek baik Petugas apotek memberikan penjelasan yang mudah dimengerti tentang penggunaan obat Pelayanan petugas apotek sopan dan ramah Ruang tunggu nyaman Ruang pemeriksaan bersih Ventilasi udara cukup Kamar mandi /WC bersih Penerangan yang ada cukup Tabel 5 Distribusi dan Pelaksanaan Responden Terhadap pelayanan Rawat Jalan di Puskesmas XYZ Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat yaitu sangat baik atau sangat puas, baik atau puas, cukup baik atau atau netral, kurang baik atau kurang puas, tidak baik atau tidak puas. Tabel 4 Daftar pernyataan kepuasan pasien terhadap pelayanan rawat jalan di P.22. P.23. P.24. Pertanyaan Jam buka pendaftaran sesuai jadwal Pendaftaran pasien berurutan dari yang datang lebih awal Prosedur pendaftaran mudah dan tidak berbelit-belit Petugas memberikan pelayanan dengan sopan Waktu tunggu sebelum periksa tidak terlalu lama S B Perta nyaa n Harapan B C B K B S Ps Jml Pelaksanaan Ps N K Ps Bob ot 17 Nil ai Ind eks Ki ner ja Pelayanan Loket Pendaftaran 43 18 100 20 10 2 32 29 100 52 78 P.1 5 34 86 18 226 P.2 13 26 64 29 223 P.3 9 25 39 27 100 36 75 78 27 216 P.4 5 28 39 28 100 20 84 78 28 210 P.5 10 22 45 23 100 40 66 90 23 219 P.6 3 34 Pelayanan Dokter 43 20 100 12 P.7 17 26 34 23 100 68 P.8 8 39 34 19 100 32 P.9 12 21 31 36 100 P.10 12 24 28 7 71 P.11 7 25 24 P.12 8 26 24 7 65 P.13 6 25 22 11 P.14 7 25 19 P.15 7 19 56 10 2 78 86 20 220 68 23 237 68 19 236 48 11 7 63 62 36 209 48 72 56 7 183 Pelayanan Perawat 10 66 28 75 48 10 161 32 78 48 7 165 64 24 75 44 11 154 14 65 28 75 38 14 155 14 96 28 57 11 2 14 211 Pelayanan Bidan 1 4 0 P.16 0 1 2 3 4 1 8 P.17 0 2 0 2 4 0 6 0 2 8 P.18 0 1 2 1 4 0 3 4 1 8 P.19 0 1 1 2 4 0 3 2 2 7 P.20 0 1 1 2 4 0 3 2 2 7 P.21 0 1 1 1 3 0 3 2 1 6 17 221 21 149 P.22 3 P.23 5 Pelayanan Fasilitas Medis dan non Medis 34 45 17 99 12 10 90 2 20 24 21 70 20 60 48 P.24 6 17 30 18 71 24 51 60 18 153 P.25 6 21 22 21 69 24 63 44 21 152 P.26 7 21 27 15 69 28 63 54 15 160 66 55 156 92 18 215 96 21 213 10 6 12 6 27 192 P.27 2 9 Keadaan Lingkungan Fisik 33 55 99 8 27 P.28 0 35 46 18 99 0 P.29 3 28 48 21 100 12 10 5 84 P.30 2 17 53 27 99 8 51 P.31 2 23 63 11 99 8 69 11 214 56. 5 55. 75 54 52. 5 54. 75 55 59. 25 59 52. 25 45. 75 40. 25 41. 25 38. 5 38. 75 52. 75 2 2 2 1.7 5 1.7 5 1.5 55. 25 37. 25 38. 25 38 buka pendaftaran sesuai jadwal yaitu sebanyak 43 responden dengan bobot 318. 2) Pelayanan Dokter Dari tabel 5 diatas, pada kinerja terhadap variabel pelayanan dokter. Pada kinerja terlihat sebagian besar responden menyatakan cukup baik pada pernyataan ke tujuh dokter memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti tentang penyakit yang diderita sebanyak 34 responden dengan bobot 333. 3) Pelayanan Perawat Dari tabel 5 diatas, pada kinerja terhadap variabel pelayanan perawat . pada kinerja terlihat sebagian besar responden menyatakan cukup baik terutama pada pernyataan ke memberikan penjelasan dimengerti limebelas tentang perawat yang mudah keperawatan yang diderita, yaitu sebanyak 56 responden dengan bobot 304. 4) Pelayanan Bidan 40 Dari 39 53. 75 53. 25 terhadap variabel pelayanan bidan,pada 48 53. 5 kinerja tabel 5 diatas,pada terlihat menyatakan baik kinerja sebagian besar terutama pada pernyataan keenambelas bidan bekerja selama 24 jam, yaitu sebanyak 2 1) Pelayanan Loket Pendaftaran responden dengan bobot 12. Dari tabel 5 diatas, pada kinerja terhadap variabel pelayanan loket 5) Pelayanan Fasilitas Medis dan Non medis pendaftaran , pada kinerja terlihat sebagian Dari Tabel 5 diatas, pada kinerja besar responden menyatakan cukup baik terhadap variabel pelayanan fasilitas terutama pada pernyataan medis ke satu jam dan non medis sebagian 18 responden besar menyatakan cukup baik terutama pada pernyataan ke dua puluh dua, yaitu sebanyak 45 Tabel 7 Distribusi tingkat kepuasan responden Di puskesmas xyz kabupaten bogor Tahun 2011 responden dengan bobot 308. Tingkat Kepuasan Tidak Puas Puas Jumlah No 6) Keadaan Lingkungan Fisik Dari tabel 5 diatas, pada kinerja 1 2 terhadap variabel keadaan lingkungan fisik sebagian menyatakan cukup besar Frekuensi ∑ % 52 52,0 48 48,0 100 100 responden Berdasarkan tabel diatas sebagian terutama besar (52,0%) pengunjung Puskesmas baik pada pernyataan cukup baik pada merasa tidak puas dan sebagian pernyataan ke tiga puluh satu , yaitu (48,0%) yang menyatakan puas. sebanyak 63 responden dengan bobot b. Jenis Kelamin 313 TINGKAT KEPUASAN RESPONDEN TERHADAP PELAYANAN Tabel 6 Distribusi Kepuasan Responden Terhadap Berbagai Pelayan di Puskesmas XYZ Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor Jawa Barat Tahun 2011 No Pelayanan 1 Pelayanan Loket Pendaftaran Pelayanan Dokter Pelayanan Perawat Pelayanan Bidan Pelayanan Fasilitas Medis dan Non Medis Keadaan Lingkungan Fisik 2 3 4 5 6 Tingkat kepuasan Tot Puas Tidak (%) Puas (%) al 85.0 15,0 100 92,0 92.0 92.0 92.0 8.0 8.0 8.0 8.0 100 100 100 100 87.0 13.0 100 puas terhadap pelayanan loket pendaftaran %, pelayanan Tabel 8 Distribusi jenis kelamin responden Di puskesmas xyz kabupaten bogor Tahun 2011 No 1 2 Usia Responden Laki-laki Perempuan Jumlah Frekuensi ∑ 33 67 100 % 33,0 67,0 100 Berdasarkan tabel diatas sebagian kecil (33,0%) jenis sebagian kelamin laki-laki dan besar (67,0%) jenis kelamin perempuan c. Usia Responden. Penilaian responden yang menyatakan 85.5 kecil dokter 92,0 %, Pelayanan Bidan 92,0 %, Pelayanan Tabel 9 Distribusi usia responden Di puskesmas xyz kabupaten bogor Tahun 2011 No 1 2 Usia Responden ≤ 35 Tahun > 35 tahun Jumlah Frekuensi ∑ % 54 54,0 46 46,0 100 100 fasiliatas medis dan non medis 92,0 %, dan keadaan lingkungan fisik 87,0 %. a. Tingkat Kepuasan Responden 19 Berdasarkan tabel usia diatas ≤ 35 Berdasarkan tabel diatas lebih besar tahun lebih besar (54,0%) dibanding usia > (51,0%) responden ekonomi rendah dan 35 tahun (46,0%). lebih kecil (49,0%) ekonomi tinggi. d. Pendidikan Responden. Tabel 10 Distribusi tingkat pendidikan Di puskesmas xyz kabupaten bogor Tahun 2011 No 1 2 Frekuensi ∑ % 48 48,0 52 52,0 100 100 Tingkat Pendidikan Dasar Tinggi Jumlah Berdasarkan tabel diatas tingkat pendidikan dasar lebih kecil (48,0%) dibanding tingkat pendidikan tinggi e. Pekerjaan Responden Tabel 11 Distribusi pekerjaan responden Di puskesmas xyz kabupaten bogor Tahun 2011 1 2 Jenis Pekerjaan Tidak Bekerja Bekerja Jumlah a. Hasil Uji Chi-Sguare variabel Jenis Kelamin terhadap Tingkat Kepuasan Pengunjung Puskesmas XYZ Kabupaten Bogor Tahun 2011. Tabel 13 Hubungan jenis kelamin dan tingkat kepuasaan Puskesmas XZY tahun 2011 Tingkat Kepuasan Tidak Puas Puas n % N % 19 57, 14 42, 33 6 34 4 49, 50, 3 7 52 52, 48 48, 0 0 Jenis Kelamin Laki-laki Perempua n (52,0%). No 2. Analisa Bivariat. Frekuensi ∑ % 40 40,0 60 60,0 100 100 Berdasarkan tabel diatas sebagian kecil Jumlah Total N 33 67 % 100 100 100 100 OR (95%CI ) P Valu e 1,398 0,603,24 0,56 8 Hasil analisa hubungan antara jenis kelamin dengan tingkat kepuasan pengunjung, ada sebanyak 14 (42,4%) pengunjung yang menyatakan puas pada jenis kelamin laki-laki. Sedangakan diantara jenis kelamin perempuan, ada 34 (50,7%) pengunjung yang menyatakan (22,0%) responden tidak bekerja dan tidak puas. Hasil uji statistik diperoleh sebagian besar (60,0%) yang bekerja nilai p=0,568 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi tingkat f. Penghasilan Responden. kepuasan pengunjung antara pengunjung Tabel 12 Distribusi tingkat penghasilan responden Di puskesmas XYZ Tahun 2011 No 1 2 Tingkat Ekonomi Rendah Tinggi Jumlah Frekuensi ∑ 51 49 100 % 51,0 49,0 100 laki-laki dan perempuan (tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat kepuasan pengunjung dengan jenis kelamin). Dari hasil analisa diperoleh pula nilai OR= 1,398 artinya jenis kelamin perempuan mempunyai peluang 1,398 kali 20 untuk menyatakan puas dibanding jenis kelamin laki-laki.. b. Hasil Uji Chi-Sguare variabel Usia Responden terhadap Tingkat Kepuasan Pengunjung Puskesmas XYZ Kabupaten Bogor Tahun 2011. Tabel 14 Hubungan kelompok usia dan tingkat kepuasaan Puskesmas XYZ tahun 2011 Kelomp ok Usia ≤ 35 Tahun > 35 tahun Jumlah Tingkat Kepuasan Tidak Puas Puas n % N % 37 68,5 17 31,5 N 54 15 32,6 31 67,4 46 52 52,0 48 48,0 10 0 Hasil analisa OR (95 %CI ) 4,49 8 1,94 10,4 4 Total % 10 0 10 0 P Va lu e 0, 00 1 10 0 c. Hasil Uji Chi-Sguare variabel Tingkat Pendidikan terhadap Tingkat Kepuasan Pengunjung Puskesmas XYZ Kabupaten Bogor Tahun 2011. Tabel 15 Hubungan tingkat pendidikan dan tingkat kepuasaan Puskesmas XYZ tahun 2011 Tingkat Kepuasan Tingkat Pendidik an Total Tdk Puas P (95%CI) Value 0,000 N % N % N % Dasar 13 27,1 35 72,9 48 100 0,124 Tinggi 39 75,0 13 25,0 52 100 0,05-0,30 Jumlah 52 52,0 48 48,0 100 100 Hasil tingkat hubungan OR Puas analisa pendidikan hubungan antara dengan tingkat antara kepuasan pengunjung, ada sebanyak 35 kelompok usia dengan tingkat kepuasan (72,9%) pengunjung yang menyatakan pengunjung, puas pada ada sebanyak 17(31,5%) tingkat pendidikan dasar. pengunjung yang menyatakan puas pada Sedangakan diantara tingkat pendidikan kelompok umur ≤ 35 Tahun. Sedangakan tinggi, ada 13 (25,0%) pengunjung yang diantara kelompok umur >35 tahun, ada menyatakan tidak puas. Hasil uji statistik 31(67,4%) pengunjung yang menyatakan diperoleh tidak puas. disimpulkan Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,000 ada maka perbedaan dapat proporsi nilai p=0,001 maka dapat disimpulkan ada tingkat perbedaan kepuasan tingkat pendidikan dasar dan tinggi (ada pengunjung antara kelompok umur ≤ 35 hubungan yang signifikan antara tingkat Tahun dan > 35 tahun (ada hubungan yang kepuasan signifikan kepuasan pendidikan). Dari hasil analisa diperoleh pengunjung dengan kelompok umur). Dari pula nilai OR= 0,124 artinya tingkat hasil analisa diperoleh pula nilai OR= pendidikan tinggi mempunyai peluang 4,498 artinya kelompok umur > 35 tahun 0,124 mempunyai peluang 4,498 kali untuk dibanding tingkat pendidikan rendah. menyatakan puas dibanding kelompok d. Hasil Uji Chi-Sguare variabel Pekerjaan terhadap Tingkat Kepuasan proporsi antara umur ≤ 35 Tahun. tingkat tingkat kepuasan pengunjung pengunjung kali untuk dengan antara tingkat menyatakan puas 21 Pengunjung Puskesmas Kabupaten Bogor Tahun 2011. Tabel 16 XYZ Tabel 17 Hubungan ekonomi dan tingkat kepuasaan Puskesmas xyz tahun 2011 Hubungan pekerjaan dan tingkat kepuasaan Puskesmas xyz tahun 2011 Tingkat Kepuasan Tdk Puas Puas n % N % 8 20, 32 80, 44 0 16 0 73, 26, 3 7 52 52, 48 48, 0 0 Pekerjaa n Tdk Bekerja Bekerja Jumlah Total N 40 60 100 Hasil analisa hubungan pekerjaan dengan tingkat % 100 100 OR (95% CI) 0,091 0,040,24 Ting kat Ekon P Valomi Rend ue ah 0,0 Tingg 00 i Jumla h Tingkat Kepuasan Tidak Puas Puas n % N % N % 14 38 27, 5 77, 6 52, 0 37 11 72, 5 22, 4 48, 0 51 49 10 0 10 0 10 0 52 48 OR (95% CI) Total 10 0 P Value 0,110 0,040,27 0,000 100 antara kepuasan Hasil analisa hubungan antara tingkat ekonomi dengan tingkat kepuasan pengunjung, ada sebanyak 32 (80,0%) pengunjung, ada sebanyak 37 (72,5%) pengunjung yang menyatakan puas pada pengunjung yang menyatakan puas pada responden responden tidak bekerja. Sedangakan tingkat ekonomi diantara responden yang bekerja, ada 16 Sedangakan (26,7%) pengunjung yang menyatakan ekonomi tidak puas. Hasil uji statistik diperoleh pengunjung yang menyatakan tidak puas. nilai p=0,000 maka dapat disimpulkan ada Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,000 perbedaan kepuasan maka dapat disimpulkan ada perbedaan pengunjung antara responden yang tidak proporsi tingkat kepuasan pengunjung bekerja dan bekerja (ada hubungan yang antara responden yang ekonomi rendah signifikan dan tinggi (ada hubungan yang signifikan proporsi antara tingkat tingkat kepuasan diantara rendah. tinggi, ada 11 (22,4%) antara analisa diperoleh pula nilai OR= 0,091 dengan tingkat ekonomi). Dari hasil artinya bekerja analisa diperoleh pula nilai OR= 0,110 mempunyai peluang 0,091 kali untuk artinya tingkat responden ekonomi tinggi menyatakan puas dibanding responden mempunyai peluang 0,110 kali untuk tidak bekerja. menyatakan e. Hasil Tingkat Uji Ekonomi responden kepuasan yang pengunjung dengan pekerjaan). Dari hasil tingkat tingkat responden puas pengunjung dibanding ekonomi Chi-Sguare variabel rendah. terhadap Tingkat 4 Pembahasan Hasil Penelitian Kepuasan Pengunjung Puskesmas XYZ 1. Keterbatasan Penelitian Kabupaten Bogor Tahun 2011. 22 Penelitian yang dilakukan mempunyai hubungan yang signifikan antara jenis keterbatasan yaitu keterbatasan waktu, kelamin dengan kepuasaan pasien rawat biaya dan keterbatasan pengetahuan dari jalan. Peluang jenis kelamin perempuan peneliti mengenai lebih banyak (1,398 kali) dibanding jenis seluruh faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien kelamin laki-laki. rawat jalan di Puskesmas. Oleh karena itu, Hal ini berbeda dengan penelitian ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas yang dilakukan Abraham dan Shanley terhadap (1996) faktor- faktor yang menyatakan bahwa pasien mempengaruhi kepuasan pasien rawat perempuan lebih cenderung puas terhadap jalan pelayanan kesehatan dibandingkan dengan di Puskesmas meliputi predisposisi terdiri dari faktor jenis kelamin, laki-laki. usia, pendidikan, pekerjaan, dan ekonomi. Perbedaan tersebut kemungkinan Penelitian ini juga mempunyai kelemahan karena yaitu kemungkinan adanya recall bias dari wilayah responden karena jawaban yang diberikan karakteristik daerah tersebut. bukan jawaban sesungguhnya. 3. Hubungan umur dengan kepuasaan Ketidak tepatan jawaban dapat terjadi karena responden faktor yang kelamin berbeda, masing-masing sesuai dengan pasien rawat jalan Puskesmas XYZ pemahaman kurang, jenis Kabupaten Bogor Tahun 2011. banyak Dari hasil uji Chi-Sguare antara pertanyaan yang menyangkut pendapat umur dengan kepuasaan pasien rawat jalan responden yang tidak bisa lepas dari ada subyektifitas individu responden sendiri, kepuasaan pasien rawat jalan antara yang sehingga masalah subyektifitas tidak bisa kelompok umur ≤ 35 tahun dan > 35 diabaikan. tahun. Hal ini menandakan ada hubungan 2. Hubungan jenis kelamin dengan yang signifikan antara umur dengan perbedaan proporsi (p=0,001) jalan kepuasaan pasien rawat jalan. Peluang Puskesmas XYZ Kabupaten Bogor kelompok umur > 35 tahun lebih banyak Tahun 2011. (4,498 kali) dibanding kelompok umur ≤ kepuasaan pasien rawat Dari hasil uji Chi-Sguare antara jenis kelamin dengan kepuasaan pasien rawat jalan tidak ada perbedaan proporsi 35 tahun Hal ini sama dengan penelitian Aday (1980) yang dikutip dari Lizarni (2000) (p=0,568) kepuasaan pasien rawat jalan yang berhubungan dengan tingkat antara yang jenis kelamin laki-laki dan kepuasan pasien di institusi perempuan. Hal ini menandakan tidak ada kesehatan di Amerika menyatakan bahwa pelayanan 23 usia < 35 tahun, jenis kelamin, pendidikan rawat menrngah (p=0,000) kepuasaan pasien rawat jalan kebawah dan tingkat jalan ada tidak proporsi penghasilan rendah cenderung merasa antara tidak puas daripada sebaliknya. bekerja. Hal ini menandakan ada hubungan 4. responden perbedaan bekerja dan dengan yang signifikan antara pekerjaan dengan jalan kepuasaan pasien rawat jalan. Peluang Puskesmas XYZ Kabupaten Bogor responden yang bekerja lebih banyak Tahun 2011. (0,091 kali) dibanding yang tidak bekerja. Hubungan kepuasaan pendidikan pasien rawat Dari hasil uji Chi-Sguare antara tingkat pendidikan dengan kepuasaan Hal ini sama dengan penelitian Sarwono (1996), menyatakan dengan pasien rawat jalan ada perbedaan proporsi kasus pelayanan yang sama untuk kasus (p=0,000) kepuasaan pasien rawat jalan yang sama dapat terjadi kepuasan yang antara tingkat pendidikan dasar dan tinggi. dirasakan pasien akan berbada, hal ini Hal ini menandakan ada hubungan yang tergantung pada latar pendidikan pasien itu signifikan sendiri. antara tingkat pendidikan Faktor tersebut lain: dengan kepuasaan pasien rawat jalan. pangkat, Peluang tingkat pendidikan tinggi lebih sosial, pendidikan, latar belakang sosial banyak (0,124 kali) dibanding tingkat budaya, sifat pendidikan dasar. kelamin, sikap mental, dan keperibadian Hal ini sama dengan penelitian Lumenta (1989), menyatakan pasien yang tingkat antara ekonomi, kedudukan umum kesukuan, jenis seseorang. 6. Hubungan Tingkat Ekonomi dengan berpendidikan rendah umumnya cukup kepuasaan puas dengan pelayanan kesehatan dasar Puskesmas XYZ Kabupaten Bogor saja dan tidak menganggap penting arti Tahun 2011. pasien rawat jalan teknologi medis, sedangkan mereka yang Dari hasil uji Chi-Sguare antara berpendidikan tinggi umumnya tidak puas tingkat ekonomi dengan kepuasaan pasien dengan pelayanan kesehatan dasar. rawat jalan ada perbedaan proporsi (p=0,000) kepuasaan pasien rawat jalan 5. dengan antara responden ekonomi rendah dan jalan tinggi. Hal ini menandakan ada hubungan Puskesmas XYZ Kabupaten Bogor yang signifikan antara tingkat ekonomi Tahun 2011. dengan kepuasaan pasien rawat jalan. Hubungan kepuasaan pekerjaan pasien rawat Dari hasil uji Chi-Sguare antara Peluang responden yang tingkat ekonomi tingkat pekerjaan dengan kepuasaan pasien 24 tinggi lebih banyak (0,110 kali) dibanding Proporsi terbesar (54,0%) usia ≤ 35 yang ekonomi rendah. tahun dan usia > 35 tahun (46,0%) Hal ini sama dengan penelitian Sarwono (1996), menyatakan dengan 3) Tingkat Pendidikan. Proporsi terbesar (52,0%) kasus pelayanan yang sama untuk kasus berpendidikan tinggi dan berpendidikan yang sama dapat terjadi kepuasan yang rendah (48,0%). dirasakan pasien akan berbada, hal ini 4) Pekerjaan ibu. tergantung pada latar pendidikan pasien itu Proporsi terbesar (60,0%) responden sendiri. bekerja dan tidak bekerja (40,0%). Faktor pangkat, tersebut tingkat antara lain: ekonomi, kedudukan 5) Tingkat Ekonomi. sosial, pendidikan, latar belakang sosial Proporsi budaya, sifat ekonomi rendah dan tingkat ekonomi umum kesukuan, jenis kelamin, sikap mental, dan keperibadian seseorang. terbesar (51,0%) tingkat tinggi (49,0%). 2. Hubungan faktor karekteristik individu KESIMPULAN DAN SARAN dengan kepuasan pasien rawat jalan di A. Kesimpulan Puskesmas XYZ Kabupaten Bogor Berdasarkan tujuan penelitian yang Tahun 2011 : ingin dicapai dari hasil analis yang a. Ada hubungan bermakna. dilakukan terhadap variable penelitian, 1). Kelompok Usia. maka dapat disimpulkan bahwa : Faktor kelompok usia yang 1. Proporsi dan karakteristik variabel dikelompokan usia ≤ 35 tahun dan usia > penelitian. 35 tahun, ada hubungan signifikan dengan a. Jumlah responden di Puskesmas XYZ kepuasan pasien rawat jalan, kelompok dari 100 sampel dimana proporsi usia > 35 tahun mempunyai peluang lebih terbesar (52,0%) responden menyatakan besar tidak puas dan yang menyatakan puas pelayanan rawat jalan dibanding usia ≤ 35 (48,0%) tahun. b. Proporsi rersponden di Puskesmas XYZ berdasarkan fakror karakteristik individu : 1) Jenis Kelamin untuk merasa puas terhadap 2). Tingkat Pendidikan. Faktor tingkat pendidikan yang dikelompokan pendidikan dasar dan tinggi, ada hubungan signifikan dengan kepuasan Proporsi terbesar (67,0%) jenis kelamin pasien rawat jalan, kelompok pendidikan perempuan dan laki-laki (33,0%). rendah mempunyai peluang lebih besar 2) Kelompok Usia. 25 untuk merasa puas terhadap pelayanan seluruh rawat jalan dibanding pendidikan tinggi melalui gugus kendali mutu 3). Pekerjaan 2. Faktor pekerjaan yang dikelompokan karyawan sebagai tim kerja Pendapat karyawan harus mengaju pada basis kinerja karyawan sendiri, tidak bekerja dan bekerja, ada hubungan sehingga signifikan dengan kepuasan pasien rawat memberikan jalan, kelompok tidak bekerja mempunyai pasien. peluang lebih besar untuk merasa puas 3. terhadap pelayanan rawat jalan dibanding yang masih perlu mendapat perhatiaan yang bekerja adalah : 4). Tingkat Ekonomi Faktor tingkat terpacu pelayanan untuk optimal pada Pada tingkat kepuasan pengunjung a) Informasi alur pelayanan dan yang prosedur pelayanan dengan tulisan yang dikelompokan ekonomi rendah dan tinggi, besar dan ditempatkan pada tempat ada hubungan signifikan dengan kepuasan yang pasien rawat jalan, kelompok tingkat Puskesmas ekonomi rendah mempunyai peluang lebih b) Tempat pendaftaran dan rekam besar medik selayaknya komputerisasi, agar untuk merasa ekonomi karyawan puas terhadap pelayanan rawat jalan dibanding yang mudah dibaca pengunjung pelayanan cepat dan akurat tingkat ekonomi tinggi 4. b. Tidak ada hubungan bermakna. antara umur, pendidikan, pekerjaan, dan 1). Jenis Kelamin ekonomi Faktor kelamin dengan kepuasan pelayanan yang rawat jalan di Puskesmas, maka perlu dikelompokan laki-laki dan perempuan, dilakukan penyuluhan kepada pengunjung tidak ada hubungan signifikan dengan dengan memperhatikan kelompok yang kepuasan pasien rawat jalan, kelompok disuluh jenis pelayanan kesehatan baik. kelamin jenis Pada hasil penelitian ada hubungan perempuan mempunyai agar pemahaman peluang lebih besar untuk merasa puas 5. terhadap pelayanan rawat jalan dibanding dibuat yang jenis kelamin laki-laki. memasang B. Saran sehingga pengunjung tidak merasa jenuh. 1. Pengaturan sedemikian tataruang terhadap pelayanan menarik poster-poster dengan penyuluhan, Perlu dilakukan pengendalian mutu secara terpadu, dengan mengikutsertakan 26