sifat mekanika keramik

advertisement
SIFAT MEKANIKA KERAMIK
J jkk
Di susun oleh :
A Habiburrahman
KS-1-B
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
KERAMIK
Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya digunakan untuk berbagai
aplikasi termasuk : kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah. Tahan
korosi Sifat listriknya dapat insolator, semikonduktor, konduktor bahkan superkonduktor.
Sifatnya dapat magnetik dan non-magnetik. Dua jenis ikatan dapat terjadi dalam keramik,
yakni ikatan ionik dan kovalen. Sifat keseluruhan material bergantung pada ikatan yang
dominan.Klasifikasi bahan keramik dapat dibedakan menjadi dua kelas : kristalin dan amorf
(non kristalin). Dalam material kristalin terdapat keteraturan jarak dekat maupun jarak jauh,
sedang dalam material amorf mungkin keteraturan jarak pendeknya ada, namun pada jarak
jauh keteraturannya tidak ada. Beberapa keramik dapat berada dalam kedua bentuk tersebut,
misalnya SiO2. Jenis ikatan yang dominan (ionik atau kovalen) dan struktur internal (kristalin
atau amorf) mempengaruhi sifat-sifat bahan keramik. Sifat termal. Sifat termal penting bahan
keramik adalah kapasitas panas, koefisien ekspansi termal, dan konduktivitas termal.
Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan untuk mengabsorbsi panas dari lingkungan.
Panas yang diserap disimpan oleh padatan antara lain dalam bentuk vibrasi (getaran) atom/ion
penyusun padatan tersebut.
Keramik biasanya memiliki ikatan yang kuat dan atom-atom yang ringan. Jadi getarangetaran atom-atomnya akan berfrekuensi tinggi dan karena ikatannya kuat maka getaran yang
besar tidak akan menimbulkan gangguan yang terlalu banyak pada kisi kristalnya. Hantaran
panas dalam padatan melibatkan transfer energi antar atom-atom yang bervibrasi. Vibrasi
atom akan mempengaruhi gerakan atom-atom lain di tetangganya dan hasilnya adalah
gelombang yang bergerak dengan kecepatan cahaya yakni fonon. Fonon bergerak dalam
bahan sampai terhambur baik oleh interaksi fonon-fonon maupun cacat kristal. Keramik
amorf yang mengandung banyak cacat kristal menyebabkan fonon selalu terhambur sehingga
keramik merupakan konduktor panas yang buruk. Mekanisme hantaran panas oleh elektron,
yang dominan pada logam, tidak dominan di keramik karena elektron di keramik sebagian
besar terlokalisasi. Contoh paling baik penggunaan keramik untuk insulasi panas adalah pada
pesawat ruang angkasa. Hampir semua permukaan pesawat tersebut dibungkus keramik yang
terbuat dari serat silika amorf. Titik leleh aluminium adalah 660 oC. Ubin menjaga suhu
tabung pesawat yang terbuat dari Al pada atau dibawah 175 oC, walaupun eksterior pesawat
mencapau 1400 oC.
Sifat Optik. Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat
ditransmisikan, diabsorbsi, atau dipantulkan. Bahan bervariasi dalam kemampuan untuk
mentransmisikan cahaya, dan biasanya dideskripsikan sebagai transparan, translusen, atau
opaque. Material yang transparan, seperti gelas, mentransmisikan cahaya dengan difus, seperti
gelas terfrosted, disebut bahan translusen.
Batuan yang opaque tidak mentransmisikan
cahaya. Dua mekanisme penting interaksi cahaya dengan partikel dalam padatan adalah
polarisasi elektronik dan transisi elektron antar tingkat energi. Polarisasi adalah distorsi awan
elektron atom oleh medan listrik dari cahaya. Sebagai akibat polarisasi, sebagian energi
dikonversikan menjadi deformasi elastik (fonon), dan selanjutnya panas. Seperti dalam atom
elektron-elektron dalam bahan berada dalam tingkat-tingkat energi tertentu. Absorbsi energi
menghasilkan perpindahan elektron dari tingkat dasar ke tingkat tereksitasi.Ketika elektron
kembali ke keadaan dasar disertai dengan pemancaran radiasi elektromagnetik.
Dalam padatan elektron yang energinya tertinggi ada dalam orbital-orbital dalam pita
valensi dan orbital-orbital yang tidak terisi biasanya dalam pita konduksi. Gap antara pita
valensi dan pita konduksi disebut gap energi. Range energi cahaya tampak 1,8 sampai 3,1 eV.
Bahan dengan gap energi di daerah ini akan mengabsorbsi energi yang berhubungan. Bahan
itu akan tampak transparan dan berwarna. Contohnya, gap energi CdS sekitar 2,4 eV dan
mengabsorbsi komponen cahaya biru dan violet dari sinar tampak. Tampak bahan tersebut
berwarna kuning-oranye. Bahan dengan gap energi kurang dari 1,8 eV akan opaque, sebab
semua cahaya tampak akan diabsorbsi. Material dengan gap energi lebih besar 3,1 eV tidak
akan menyerap range sinar tampak dan akan tampak transparan dan tak berwarna. Cahaya
yang diemisikan dari transisi elektron dalam padatan disebut luminesensi. Bila terjadi dalam
selang waktu yang pendek disebut flouresensi, bila didalam selang waktu yang lebih panjang
disebut fosforisensi. Cahaya yang ditransmisikan dari satu medium ke medium lain, misalnya
dari gelas ke air akan mengalami pembiasan. Pembelokan cahaya ini adalah akibat perubahan
kecepatan rambat yang asal mulanya dari polarisasi elektronik. Karena polarisasi meningkat
dengan naiknya ukuran atom. Gelas yang mengandung ion-ion berat (seperti kristal timbal)
memiliki indeks bias yang lebih besar dari gelas yang mengandung atom-atom ringan (seperti
gelas soda). Hamburan cahaya internal dalam bahan yang sebenarnya transparan mungkin
dapat mengakibatkan bahan menjadi translusen atau opaque. Hamburan semacam ini terjadi
antara lain di batas butiran, batas fasa, dan pori-pori. Banyak aplikasi memanfaatkan sifat
optik bahan keramik ini. Transparansi gelas membuatnya bermanfaat untuk jendela, lensa,
filter, alat masak, alat lab, dan objek-objek seni. Pengubahan antara cahaya dan listrik adalah
dasar penggunaan bahan semikonduktor seperti GaAs dalam laser dan meluasnya penggunaan
LED dalam alat-alat elektronik. Keramik fluoresensi dan fosforisensi digunakan dalam
lampu-lampu listrik dan layar-layar tv. Akhirnya serat optik mentransmisikan percakapan
telepon dan data komputer yang didasarkan atas refleksi internal total sinyal cahaya.
BAB II
SIFAT MEKANIK KERAMIK
Keramik adalah semua benda-benda yang terbuat dari tanah liat/lempung yang
mengalami suatu proses pengerasan dengan pembakaran suhu tinggi. Pengertian keramik
yang lebih luas dan umum adalah “Bahan yang dibakar tinggi” termasuk didalamnya semen,
gips, metal dan lainnya.
Keramik dapat dibedakan beberapa jenis menurut kepadatannya :
1. Gerabah (Earthenware), dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah
dibentuk dan dibakar pada suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis ini struktur dan teksturnya
sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar harus dilapisi
glasir, semen atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik berkualitas rendah
apabila dibandingkan dengan keramik batu (stoneware) atau porselin. Bata, genteng, paso,
pot, anglo, kendi, gentong dan sebagainya termasuk keramik jenis gerabah. Genteng telah
banyak dibuat berglasir dengan warna yang menarik sehingga menambah kekuatannya.
2. Keramik Batu (Stoneware), dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan bahan
tahan api sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi (1200°-1300°C). Keramik jenis ini
mempunyai struktur dan tekstur halus dan kokoh, kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis
termasuk kualitas golongan menengah.
3. Porselin (Porcelain), adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan
lempung murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan porselin
jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut keramik putih. Pada
umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan ada yang lebih tinggi
lagi hingga mencapai 1500°C. Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh sebenarnya
mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat serta keras seperti gelas. Oleh
karena keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi penggelasan
atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan bagus,
disamping mempunyai daya tarik tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas porselin.
Juga bahannya sangat peka dan cemerlang terhadap warna-warna glasir.
4. Keramik Baru (New Ceramic), adalah keramik yang secara teknis, diproses untuk
keperluan teknologi tinggi seperti peralatan mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong
pesawat, kristal optik, keramik metal, keramik multi lapis, keramik multi fungsi, komposit
keramik, silikon, bioceramic, dan keramik magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini
disesuaikan dengan keperluan yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan
panas, tahan karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan komponen teknis
lainnya.
Jika dilihat pembuatannya, bahan mentah keramik digolongkan menjadi 5 (lima) yaitu :
1. Bahan Pengikat Contoh : kaolin, ball clay, fire clay, red clay
2. Bahan Pelebur Contoh
: felspar, kapur
3. Bahan Pengisi Contoh
: silika, grog (samot)
4. Bahan Tambahan Contoh : water glass, talk, pyrophillit
5. Bahan Mentah Glasir. (Bahan yang membuat lapisan gelas pada permukaan benda keramik
setelah melalui proses pembakaran pada suhu tertentu), diantaranya adalah :
- bahan mengandung SiO2 – pasir kuarsa – lempung – felspar·
- bahan mengandung oksida basa – potas felspar – batu kapur – soda abu·
- Bahan mengandung Al2O3 – kaolin – felspar
- Bahan tambahan
- bahan pewarna Contoh : senyawa cobalt, senyawa besi, senyawa nikel, senyawa chrom dan
sebagainya.
- bahan perekat Contoh
- bahan penutup Contoh
- bahan pelebur Contoh
: gum
ksida sirkon, oksida seng
: asam borat, borax, Na2CO3, K2CO3, BaCO3 ,Pb3O4 dan
sebagainya. - untuk bahan opacifer
: SnO2, ZrO dan sebagainya –
Keramik biasanya material yang kuat, dan keras dan juga tahan korosi.Sifat-sifat ini
bersama dengan kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi, membuat keramik
merupakan material struktural yang menarik. Aplikasi struktural keramik maju termasuk
komponen untuk mesin mobil dan struktur pesawat.Misalnya, TiC mempunyai kekerasan 4
kali kekerasan baja. Jadi, kawat baja dalam struktur pesawat dapat diganti dengan kawat TiC
yang mampu menahan beban yang sama hanya dengan diameter separuhnya dan 31 persen
berat. Semen dan tanah liat adalah contoh yang lain, keduanya dapat dibentuk ketika basah
namun ketika kering akan menghasilkan objek yang lebih keras dan lebih kuat. Material yang
sangat kuat seperti alumina (Al2O3) dan silikon karbida (SiC) digunakan sebagai abrasif
untuk grinding dan polishing. Keterbatasan utama keramik adalah kerapuhannya, yakni
kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan deformasi plastik yang sedikit. Ini merupakan
masalah khusus bila bahan ini digunakan untuk aplikasi struktural. Dalam logam, elektronelektron yang terdelokalisasi memungkinkan atom-atomnya berubah-ubah tetangganya tanpa
semua ikatan dalam strukturnya putus. Hal inilah yang memungkinkan logam terdeformasi di
bawah pengaruh tekanan.Tapi, dalam keramik, karena kombinasi ikatan ion dan kovalen,
partikel-partikelnya tidak mudah bergeser. Keramiknya dengan mudah putus bila gaya yang
terlalu besar diterapkan.
Faktor rapuh terjadi bila pembentukan dan propagasi keretakan yang cepat. Dalam
padatan kristalin, retakan tumbuh melalui butiran (trans granular) dan sepanjang bidang
cleavage (keretakan) dalam kristalnya. Permukaan tempat putus yang dihasilkan mungkin
memiliki tekstur yang penuh butiran atau kasar. Material yang amorf tidak memiliki butiran
dan bidang kristal yang teratur, sehingga permukaan putus kemungkinan besar mulus
penampakannya.
Kekuatan tekan penting untuk keramik yang digunakan untuk struktur seperti bangunan.
Kekuatan tekan keramik biasanya lebih besar dari kekuatan tariknya.Untuk memperbaiki
sifat ini biasanya keramik di-pretekan dalam keadaan tertekan.
Sifat Hantaran Listrik. Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal
sangat baik sebagai isolator. Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO3) dapat dipolarisasi
dan digunakan sebagai kapasitor. Keramik lain menghantarkan elektron bila energi
ambangnya dicapai, dan oleh karena itu disebut semikonduktor. Tahun 1986, keramik jenis
baru, yakni superkonduktor temperatur kritis tinggi ditemukan. Bahan jenis ini di bawah suhu
kritisnya memiliki hambatan = 0. Akhirnya, keramik yang disebut sebagai piezoelektrik dapat
menghasilkan respons listrik akibat tekanan mekanik atau sebaliknya.Sering pula digunakan
bahan yang disebut dielektrik. Bahan ini adalah isolator yang dapat dipolarisasi pada tingkat
molekular. Material semacam ini digunakan untuk menyimpan muatan listrik.
Kekuatan dielektrik bahan adalah kemampuan bahan tersebut untuk menyimpan
elektron pada tegangan tinggi. Bila kapasitor dalam keadaan bermuatan penuh, hampir tidak
ada arus yang lewat. Namun dengan tegangan tinggi dapat mengeksitasi elektron dari pita
valensi ke pita konduksi. Bila hal ini terjadi arus mengalir dalam kapasitor, dan mungkin
disertai dengan kerusakan material karena meleleh, terbakar atau menguap. Medan listrik
yang diperlukan untuk menghasilkan kerusakan itu disebut kekuatan dielektrik.Beberapa
keramik mempunyai kekuatan dielektrik yang sangat besar. Porselain misalnya sampai 160
kV/cm. Sebagian besar hantaran listrik dalam padatan dilakukan oleh elektron. Di logam,
elektron penghantar dihamburkan oleh vibrasi termal meningkat dengan kenaikan suhu, maka
hambatan logam meningkat pula dengan kenaikan suhu. Sebaliknya, elektron valensi dalam
keramik tidak berada di pita konduksi, sehingga sebagian besar keramik adalah isolator.
Namun, konduktivitas keramik dapat ditingkatkan dengan memberikan ketakmurnian. Energi
termal juga akan mempromosikan elektron ke pita konduksi, sehingga dalam keramik,
konduktivitas meningkat (hambatan menurun) disertai dengan kenaikan suhu pada bagian dari
keramik tersebut.
Beberapa keramik memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat ini
merupakan bagian bahan "canggih" yang sering digunakan sebagai sensor. Dalam bahan
piezoelektrik, penerapan gaya atau tekanan dipermukaannya akan menginduksi polarisasi dan
akan terjadi medan listrik, jadi bahan tersebut mengubah tekanan mekanis menjadi tegangan
listrik. Bahan piezoelektrik digunakan untuk tranduser, yang ditemui pada mikrofon, dan
sebagainya. Dalam bahan keramik, muatan listrik dapat juga dihantarkan oleh ion-ion.Sifat ini
dapat diubah-ubah dengan merubah komposisi, dan merupakan dasar banyak aplikasi
komersial, dari sensor zat kimia sampai generator daya listrik skala besar.Salah satu teknologi
yang paling prominen adalah sel bahan bakar. Kemampuan penghantaran ion didasarkan
kemampuan keramik tertentu untuk memungkinkan anion oksigen bergerak, sementara pada
waktu yang sama tetap berupa isolator. Zirkonia, ZrO2, yang distabilkan dengan kalsia (CaO),
adalah contoh padatan ionik.
2.1 Serbuk Keramik Silikat
Efek Domino pada Pemrosesan Keramik Sesuai dengan sifat alami keramik, bahan
baku keramik yang digunakan untuk produksi mempunyai banyak kendala yang
mempengaruhi pada sifat akhir benda jadi dibandingkan dengan kelompok bahan lain misal
logam atau polimer. Hal ini dikarenakan tidak terdapat tahapan penghalusan lanjut untuk
keramik, tidak seperti logam (peleburan – pembekuan – deformasi plastik). Pada dasarnya,
“apa yang masuk – itulah yang keluar”. Semua ketidak-sempurnaan pada bahan baku
diperbanyak kedalam pembesaran ketidak-sempurnaan dalam produk yang disinter. Efek
domino ini menekankan ketergantungan dari sifat akhir produk keramik dalam karakteristik
semua tahapan pemrosesan, dan secara umum dalam karakteristik bahan baku, secara harfiah
bila terdapat kesalahan dalam satu tahap pemrosesan keramik maka akan mempengaruhi
secara nyata hasil akhir keramiknya.
2.2 Mineralogi Keramik
Keramik secara tradisional berdasar pada mineral oksida, atau mineral-mineral lain
dimana dapat berubah menjadi oksida-oksida luluh, seperti hidroksida, karbonat, sulfida,
halida, phospatat dll. Mineral-mineral ini merupakan gabungan dari sebagian besar unsur
yang ada dipermukaan bumi ini. Bagaimanapun juga, berkenaan dengan keunggulan oksigen
dalam kerak bumi, hampir setengah unsur yang telah dikenali terjadi secara normal sebagai
oksida, biasanya oksida kompleks seperti silikat. Struktur silikat meliputi sejumlah besar
unsur-unsur dalam tabel periodik. Jadi, kita dapat secara nyata mengatakan bahwa “ separo
dari dunia ini adalah keramik. ”Deret unsur-unsur relatif besar dimana sering terdapat dalam
keramik meliputi: O, Al, Si, Ca, Mg, Ti, Na, K. Hal ini menarik untuk dicatat, bahwa
beberapa keramik penting menunjukkan konsentrasi yang agak tinggi pada air laut. Sungguh,
sebagian besar MgO dengan kemurnian tinggi (suatu bahan tahan api yang penting) sekarang
ini disediakan dari air laut. Bagaimanapun juga, sebagian besar mineral penting dalam
keramik berasal dari transformasi batu beku dari perapian (igneous rock), seperti halnya
granit atau basal dimana kristal terbentuk dari magma (siapa tahu lumpur lapindo merupakan
bahan baku keramik maju yang tersedia). Batu-batu semacam ini adalah silikat kompleks,
dimana komposisi dapat menggambarkan kandungan dari oksida biner sederhana seperti
silika, alumina, alkali dll.
Silika, oksida yang relatif besar di Bumi (62% berat dari kerak kontinental Bumi)
adalah dasar dari klasifikasi ini. Batu dengan proporsi SiO2 yang tinggi (dan biasanya
mengandung alumina yang tingi – dimana merupakan komponen kedua terbesar di kerak
Bumi, mengandung 16% berat) dikenal dengan nama asidik (acidic), dan dengan silika rendah
(dan biasanya mengandung magnesia yang tinggi {[3,1% dari kerak bumi] dan/atau kalsia
[5,7% dari kerak bumi]): didefinisikan sebagai dasar. Alumina agak tidak umum dalam
batuan dasar, dan sebaliknya: magnesia adalah tidak umum dalam batuan asidik. Hal ini
sangat menguntungkan untuk produksi bahan tahan api khususnya: kontaminasi silang dari
batuan dasar dan asidik akan menyebabkan kehilangan ketahanan api yang signifikan, yaitu
secara signifikan menurunkan titik lebur yang mengkontaminasi bahan. Kristalisasi dari
batuan beku dari perapian menjadikan formasi dari silikat dan mineral-mineral lain penting
dalam pemrosesan keramik. Istimewanya, hal ini dipercaya dimana kerusakan dari beberapa
silikat, diikuti dengan sedimentasi, membentuk formasi mineral tanah liat.Bahan baku dasar
untuk keramik tradisional termasuk lempung, silika SiO2, dan Fledspars (K, Na) AlSi3O8,
dan beberapa industri kimiawi lain. Tidak ada mineral-mineral yang digunakan dalam
pemrosesan tradisional keramik dapat diperlakukan sebagai “komposisi tetap”.Yaitu, mereka
tidak mempunyai komposisi yang diberikan oleh formula kimia. Sebagai contoh, kandungan
silika pada lepung Kaolin secara umum bervariasi pada 45% berat sampai 50% berat, dan
alumina 35 % berat sampai 40% berat. Keseimbangan dipengaruhi oleh komponen yang
mudah menguap (air dan organiks), dari 10% berat sampai 15% berat. Jumlah ini dapat
dibandingkan dengan formula kimiawi ideal dari mineral-mineral silikat terpilih berikut:
Mineral Formula Kimia Ideal Kaolinit Al2(Si2O5)(OH)4
Halosit Al2(Si2O5)(OH)4 2H2O
Piropillit Al2(Si2O5)2(OH)2
Monmorilonit (Al1,67 Na0,33 Mg0,33)(Si2O5)2(OH)2
Mika Al2K(Si1.5Al0,5)2 (OH)2
Ilit Al2-xMgxK-1-x-y(Si1,5-yAl0.5+YO5)2(OH)2
2.3 Pemrosesan Mineral
Teknik modern dan keramik unggul membutuhkan serbuk kemurnian tinggi dimana
akan sangat menguntungkan dan mempunyai karakteristik tertentu (keuntungan dijabarkan
dalam seluruh proses penggilingan (milling) dan klasifikasi prosedur serbuk keramik). Salah
satu kemungkinan klasifikasi dari bahan baku keramik berhubungan dengan teknik
pemrosesan maju/unggul yaitu:
Mineral mentah (crude minerals) : tanah liat (gerabah, ubin, bola, bentonit), serpihan, bauksit
mentah, kianit mentah.
Mineral Industri : bola lempung dimurnikan, kaolin, bentonit dimurnikan, piropilit, talek,
feldspar, nepelin syenit, wolastonit, spodumen, pasir kaca, batu api tembikar (potter’s flint),
kianit, bauksit, sirkon, rutil, bijih krom, kaolin kalsinasi, dolomit, dan banyak lagi yang lain
Industri Kimia: magnesia kalsinasi (dari air laut), alumina fusi, magnesia fusi, silikon karbida
(proses Acheson), abu soda, barium karbonat, titania, titaniat kalsinasi, oksida besi,
feritkalsinasi, sirkonia kalsinasi stabil, pigmen sirkonia, pigmen sirkon kalsinasi.
Operasi peremukan dan penggerindaan awal pada deposit mineral ditujukan
membebaskan komponen yang tidak dikehendaki (ketidak-murnian, organik) dengan
menempatkan dan/atau pemisahan magnetik, dan pengumpulan partikel-halus mineral murni
(misal lempung) dengan pengambangan (floating). Secara alami, lempung hasil proses
mempunyai variasi yang lebar dalam komposisi dan ukuran partikel, tergantung pada lokasi
dan pemrosesan mineral. Sebagai contoh, salah satu pencemar yang paling tidak dikehendaki
dalam kaolin adalah oksida besi, dimana akan secara efektif menghitamkan barang yang
putih. Kaolin Georgia kualitas tinggi dikenal akan kemurniannya (rendah besi) dan sifat
perapian putih bagus. Bola lempung pada umumnya lebih banyak mengandung bahan organik
(menunjukkan “hilangnya” permulaan dalam diagram komposisional) dan lebih plastic.
BAB III
KESIMPULAN
Makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan tentang keramik. Dalam pembuatan
makalah ini, mahasiswa dituntut supaya bersifat mandiri untuk meningkatkan pengetahuan
yang berguna dan membawa kemajuan kepada kehidupan sehari-hari. Mahasiswa juga dapat
menimba pengatahuan dan sifat-sifat material keramik. Secara umumnya, keramik kristalin
dan amorf (non kristalin). Dalam material kristalin terdapat keteraturan jarak dekat maupun
jarak jauh, sedang dalam material amorf mungkin keteraturan jarak pendeknya ada, namun
pada jarak jauh keteraturannya tidak ada. Beberapa keramik dapat berada dalam kedua bentuk
tersebut, misalnya SiO2.
Kesimpulannya, makalah ini yang baik haruslah mempunyai
harapan-harapan yang tinggi, mudah dimengerti dan supaya dapat diterima oleh para
pembaca. Makalah ini telah mencapai aspek-aspek yang telah dikemukakan dan berpotensi
untuk menjadi pengetahuan yang popular dikalangan masyarakat sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
http://ellyawan.dosen.akprind.ac.id/?p=19
http://www.kimianet.lipi.go.id/
Download