Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005 HASIL ANALISIS PROTEIN PADA PROSES DESTRUKSI DENGAN ATAU TANPA PENAMBAHAN KALIUM SULFAT NANI IRIANI Balai Penelitian Ternak, P,0, Box 221, Bogor 16002 RINGKASAN Protein adalah bahan organik yang penting di dalam tubuh, karena diperlukan terus menerus untuk pertumbuhan dan metabolisme . Untuk mengetahui kandungan protein suatu bahan perlu proses pendekstruksian . Fungsi pendekstruksian untuk merubah senyawa organik menjadi anorganik .Biasanya dalam proses pendekstruksian selalu ditambahkan Kalium Sulfat ( K2SO4 ) yang berfungsi menaikan titik didih . Namun akhir-akhir ini K2SO4 sulit didapatkan, untuk itu penulis mencoba menganalisis tanpa penambahan kalium sulfat . Hasil analisis dari heberapa jenis pakan seperti konsentrat, bungkil kelapa, bungkil kedelai dan meet bone meal, menunjukkan bahwa tanpa penambahan kalium sulfat ( K2SO4 ) tidak berpengaruh nyata terhadap hasil protein yang diperoleh . Dengan demikian caia kerja tersebut bisa sebagai alternatif apabila kalium sulfat ( K2SO4 ) tidak tersedia . Kata kunci : Proses destruksi, Kalium Sulfat (K 2 SO4 ) PENDAHULUAN Protein merupakan zat makanan yang sangat penting bagi mahluk hidup dalam menunjang pertumbuhan termasuk ternak . Protein adalah bahan organik yang penting di dalam tubuh, karena diperlukan terus menerus untuk pertumbuhan dan metabolisme, sehingga protein sangat dibutuhkan kelangsungan penyediaannya . Pemenuhan kebutuhan protein yang tidak memadai akan berakibat terganggunya pertumbuhan ternak . (Tangendjaja. 1985 ) . Menurut Djanah 1985, salah satu keberhasilan usaha peternakan ditentukan oleh pakannya, bila dikaitkan dengan keseluruhan biaya produksi sekitar 60%-80% adalah biaya pakan . Dalam pemberian pakan pada ternak `elain kuantitas juga perlu diperhatikan kualitas dari pakan tersebut, termasuk nilai kandungan proteinnya . Terdapat beberapa jenis pakan ternak yang umum diberikan diantaranya : jagung, bungkil kedelai, tepung ikan, dedak, pelet, silase dan lain sebagainya . Dari jenis- jenis pakan tersebut yang paling tinggi kandungan proteinnya adalah tepung ikan dan bungkil kedelai . Untuk mengetahui kandungan protein dari suatu bahan pakan perlu suatu proses pendekstruksian dan memerlukan temperatur yang cukup tinggi . Biasanya pada pendekstruksian ditambahkan Kalium Sulfat yang berfungsi untuk menaikan titik didih, sehingga dapat mempercepat proses destruksi . Sedangkan fungsi dari pendekstruksian adalah untuk mengubah senyawa organik menjadi anorganik . Akhir-akhir ini Kalium Sulfat sulit diperoleh dan harganya cukup mahal sehingga diperlukan pengurangan atau tidak ditambahkan sama sekali Kalium Sulfat pada pendekstruksian . Diharapkan tanpa penambahan Kalium Sulfat pada destruksi tidak mempengaruhi kadar protein dari bahan . Atas dasar tersebut diatas pada percobaan awal ini penulis mencoba melakukan destruksi contoh tanpa penambahan kalium sulfat . Sedangkan tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran seberapa jauh pengaruh terhadap kadar protein dengan tanpa penambahan kalium sulfat pada proses destruksi . BAHAN DAN CARA KERJA Percobaan ini dilaksanakan di laboratorium Balai Penelitian Ternak, Ciawi dengan menggunakan bahan alat dan cara kerja sebagai berikut : Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah beberapa jenis pakan ternak : bungkil kedelai, tepung ikan, dedak, tepung tulang, MBM, silase, bungkil kelapa, pelet yang telah di haluskan . Asam Sulfat, Kalium Sulfat, Kjeldahl katalis, dan batu didih . Alat yang digunakan adalah Block Digistor dan Auto Analyzer 11 . 73 Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005 Cara Kerja Kandungan protein dianalisis dengan menimbang sebanyak 0,4 gram contoh pada kertas saring secara duplikat, kemudian dimasukan kedalam tabung destruksi . Ditambahkan I tablet kjeldahl katalis, 2 gram Kalium Sulfat untuk yang menggunakan Kalium Sulfat, 6 ml Asam Sulfat pekat dan batu didih . Selanjutnya dipanaskan dalam Block Digistor pada suhu 400 ° C sampai larutan jernih . Setelah itu didinginkan dan diencerkan dengan 75 ml air sampai garis tera, lalu dikocok . Nitrogen yang terlarut ditetapkan dengan "Auto Analyzer II" . Prinsip kerja dari "Auto Analyzer" adalah berdasarkan metoda kolorimeter, yaitu berdasarkan pembentukan senyawa kompleks salisilat yang berwarna hijau emerald dan dapat dideteksi pada panjang gelombang 660 nm . Perhitungan : _ tinggi puncak contoh X ppm standar x fp tinggi puncak standar Kadar total N :x 100 mg contoh x 1000 Kadar protein kasar : total N x 6,25 Keterangan : fp : faktor pengenceran 75 ml HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam percobaan awal ini penulis melakukan analisis dua kali penimbangan . Hasil protein yang diperoleh dari kedua proses destruksi dilakukan pengamatan, dilihat dan dicacat setiap perubahan yang terjadi sehingga memperoleh data dari analisis tersebut . Dari hasil analisis beberapa jenis pakan dengan pendekstruksian tanpa Kalium Sulfat dan penambahan Kalium Sulfat dapat dilihat pada Tabel I . Pada analisis ini dilakukan dua kali penimbangan dan hasilnya dirata - ratakan . Tabel 1 . Hasil rataan kadar protein tanpa penambahan Kalium Sulfat dan dengan penambahan Kalium Sulfat (K2 SO 4 ) No Jenis contoh Penambahan K,S0 4 Tanpa penambahan K2 SO4 I Konsentrat 1 Konsentrat 2 Konsenrat 3 Meat bone meal (MBM) Bungkil kelapa Bungkil kedelai 23,46 19,75 18,98 47,88 19,75 43,98 23,16 20,65 18,15 47,17 20,86 43,73 2 3 4 5 6 Hasil analisis pada perlakuan pertama yaitu dengan penambahan Kalium Sulfat pada proses destruksi menunjukkan perbedan yang cukup bevariasi antara 0 .05 %-4 % bila dibandingkan dengan hasil analisis perlakuan kedua . Hal ini disebabkan fungsi Kalium Sulfat dapat menaikkan titik didih sehingga proses pemecahan senyawa organik menjadi anorganik terurai seluruhnya . Pada perlakuan kedua yaitu tanpa penambahan Kalium Sulfat tidak terlihat pengaruhnya terhadap proses desruksi . Tetapi pada konsentrat 3 dan terjadi sedikit kenaikan hal ini mungkin disebabkan terjadi kontaminasi pada saat bungkil kelapa pendekstruksian . Bila kita lihat dari hasil analisis protein dari kedua perlakuan tidak terlihat berbeda nyata . Hal ini menujukkan bahwa sebetulnya dalam proses destruksi walaupun tanpa penambahan kalium sulfat hasil analisis protein masih cukup baik . Dari tabel diatas dapat dilihat pada umumnya dari beberapa jenis pakan tanpa penambahan kalium sulfat pada proses destruksi tidak banyak berpengaruh terhadap kadar protein . Dengan demikian hasil sementara dari percobaan awal ini walaupun tanpa penambahan Kalium Sulfat ( K 2 SO 4 ) proses destruksi masih berjalan dengan baik . Namun demikian uji coba lanjutan sangat diperlukan guna meyakinkan hipotesa tersebut . Untuk menunjang hasil dari analisis diatas dilakukan pula validasi dari contoh bungkil kedelai yaitu dengan melakukan sepuluh kali ulangan . Uji validasi ini dilakukan untuk memperlihatkan bahwa metoda yamg digunakan dan hasil yang diperoleh sudah cukup baik . 74 Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian 2005 Uji validasi dari contoh bungkil kedelai pada destruksi dengan penambahan Kalium Sulfat dan tanpa penambahan Kalium Sulfat dapat dilihat pada Tabel 2 . Tabel 2 . Uji validasi bungkil kedelai pada destruksi penamahan Kalium Sulfat dan tanpa penambahan Kalium Sulfat . No I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Penambahan Kalium sulfat (K2 SO4 ) Tanpa penambahan Kalium sulfat (K2 SO 4 ) 42,74 43,64 44,38 44,63 43,55 44,22 44,57 45,03 43,52 44,54 43,17 43,98 44,38 44,58 44,38 43,57 43,18 44,78 44,78 44,38 Rata-rata 44,12 Rata-rata 44,08 Dari tabel diatas terlihat bahwa dengan sepuluh kali ulangan kadar protein yang diperoleh rata-rata hampir sama, antara penambahan kalium sulfat dan tanpa penambahan kalium sulfat yaitu 44,08 % dan 44,12 % terjadi perbedan sebesar 0,09 % . KESIMPULAN Dari hasil analisis diatas dapat disimpulkan bahwa tanpa penambahan Kalium Sulfat ( K2 SO4 ) pada proses destruksi tidak berpengaruh terhadap kadar protein, dengan perbedaan antara 0,5 % - 4 % . Dernikian juga kadar protein dari hasil validasi dengan perbedaan sebesar 0,09 % . Dengan demikian cara kerja tersebut dapat dilakukan sebagai alternatif apabila Kalium Sulfat ( K2SO4 ) tidak tersedia . DAFTAR BACAAN Anonimous, 1976 . Technicon Instrumen Manual Bradsstreat, R . 1965 . The Kjeldhl Method for Organik Nitrogen . Academic Press . New Yorkand London . Djanah . D. 1985 . Berternak Ayam dan Itik . CV . Yasaguna Jakarta . Tangendjaja . B . 1985 Analisa Bahan dan Manfaatnya dalam Menyususn Ransum Ternak . Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4 (3) : 60-64 . 75