HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN SOCIAL LOAFING PADA MAHASISWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Program Magister Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Dalam Ilmu Psikologi Diajukan oleh: Patria Mukti S 300 090 029 PROGRAM STUDI SAINS PSIKOLOGI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 Halaman Persetujuan HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN SOCIAL LOAFING PADA MAHASISWA Diajukan oleh : PATRIA MUKTI S 300 090 029 Telah disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji Telah disetujui oleh : Dr. Yadi Purwanto, MM, MBA, Psi Pembimbing utama _____________________ Surakarta, 26 November 2013 Universitas Muhammadiyah Surakarta Program Pascasarjana Direktur Prof. Dr. Khudzaifah Dimyati, SH, M. Hum. ii ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN SOCIAL LOAFING PADA MAHASISWA PATRIA MUKTI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dan motivasi berprestasi dengan social loafing pada mahasiswa. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta dari angkatan 2010 sampai 2013 yang diambil secara acak setiap angkatan diambil sampel sebanyak 30 mahasiswa. Alat ukut dalam penelitian ini menggunakan skala kepercayaan diri, skala motivasi berprestasi dan skala social loafing. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil penelitian data diperoleh hasil F regresi sebesar 46,614 dengan p = 0,000 (p ˂ 0,01), berarti ada hubungan yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dan motivasi berprestasi dengan social loafing. Artinya variabel kepercayaan diri dan motivasi berprestasi dapat digunakan sebagai prediktor untuk memprediksikan social loafing. Hasil analisis korelasi sebesar -0,580 ; p = 0,000 (p < 0,01), berarti ada hubungan negative yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan social loafing. Hasil analisis korelasi sebesar -0,645 ; p = 0,000 (p < 0,01), berarti ada hubungan negative yang sangat signifikan antara motivasi berprestasi dengan social loafing. Dari hasil analisis data diketahui bahwa kepercayaan diri pada subjek tergolong tinggi, motivasi berprestasi pada subjek tergolong sedang dan social loafing pada subjek tergolong rendah. Sumbangan efektif kepercayaan diri dan motivasi berprestasi terhadap social loafing sebesar 44,30% ditunjukkan dari koefisien determinan R square = 0,443. Hal ini berarti masih terdapat 55,70% faktor lain yang mempengaruhi social loafing diluar faktor kepercayaan diri dan motivasi berprestasi. Berdasar hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dan motivasi berprestasi dengan social loafing pada mahasiswa. Kata kunci : kepercayaan diri, motivasi berprestasi, social loafing iii ABSTRACT THE CORRERELATION BETWEEN SELF CONFIDENCE AND ACHIEVEMENT MOTIVATION WITH SOCIAL LOAFING PATRIA MUKTI This study aims to determine the relationship between self confidence and achievement motivation with social loafin . The subjects in this study were students of the Faculty of Psychology, University of Muhammadiyah Surakarta class of 2010 through 2013 are taken randomly drawn sample of each class of 30 students. Measureing instrumens used are self confidence scale, achievement motivation scale and social loafing scale. Data analysis techniques in this study using multiple regression analysis . Based on the results of data obtained by the results of the regression F= 46.614 with p = 0.000 ( p ˂ 0.01 ) , there was a significant relationship between self confidence and achievement motivation with social loafing. This means that the variable confidence and achievement motivation can be used as a predictor to predict social loafing. The results of the correlation analysis -0.580 , p = 0.000 ( p < 0.01 ) , means there is a very significant negative relationship between self confidence with social loafing . The results of the correlation analysis -0.645 , p = 0.000 ( p < 0.01 ) , means there is a very significant negative relationship between achievement motivation with social loafing . From the analysis of the data found that confidence is high on the subject, achievement motivation in subjects classified as moderate and social loafing on the subject is low. Effective contribution of self confidence and achievement motivation on social loafing indicated by 44.30 % of the determinant coefficient R square = 0.443 . This means there are 55.70 % of other factors that affect social loafing outside the confidence factor and achievement motivation. Based on these results we can conclude that there is a significant relationship between self confidence and achievement motivation with social loafing. Keywords : self-confidence , achievement motivation , social loafing iv Latar belakang masalah mengerjakan Tugas merupakan bagian yang tidak bisa di pisahkan dalam hanya ikut nama saja, menurut mahasiswa tersebut ada berbagai proses faktor yang menyebabkan hal tersebut pembelajaran di dunia perkuliahan. Dalam diantaranya mengerjakan tugas kelompok ada orang mahasiswa semester atas atau kakak yang benar-benar memberikan kontribusi tingkat, mengandalkan anggota kelompok maksimal serta ada yang tidak sungguh- lain yang dipandang lebih pintar karena sungguh kepada takut salah, mengganggap bahwa tugas kelompok. Hal seperti demikian disebut terlalu mudah sehingga cukup hanya kemalasan dikerjakan memberi sosial kontribusi (social loafing), hal anggota oleh kelompoknya beberapa anggota tersebut sesuai dengan pendapat dari kelompok saja, dan kadang ada anggota Latane, William dan Harkins (2011) yang kelompok yang tidak tahu apa yang harus mengatakan dikerjakan terjadinya salah satu kemalasan kemungkinan harus disuruh baru karena mengerjakan. Beberapa faktor penyebab kepercayaan bahwa orang lain di dalam diatas mempengaruhi seseorang dalam kelompok atau peran mereka di dalam sebuah kelompok. menurut Selain itu menurut Tung (dalam Fauzi, mahasiswa yang diinterview mengatakan 2005) ada dua faktor yang menyebabkan dalam kemalasan sosial salah satunya individu mengerjakan. akan melakukan Selain mengerjakan sosial dan itu tugas kelompok banyak diantara anggota kelompoknya kurang tidak mengerjakan secara maksimal bahkan kontribusinya ada beberapa anggota lain yang tidak ikut individu merasa tidak termotivasi untuk 1 termotivasi tidak karena berarti. merasa Sehingga berprestasi didalam pengerjaan tersebut. motivasi Selain hal diatas rasa kurang percaya diri mahasiswa? dalam memunculkan sebuah ide atau Tujuan Penelitian gagasan dalam kelompok juga berpengaruh dengan Tujuan social dari loafing penelitian ini pada adalah terhadap sikap kemalasan seseorang untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan bekerja di dalam kelompok. Orang yang diri dan memiliki kepercayaan diri tinggi akan social memiliki sikap selalu menempatkan ayau antara kepercayaan diri dengan social memposisikan diri sendiri sebagai yang loafing dan mengetahui hubungan motivasi pertama, karena merasa dirinya mampu berprestasi dengan social loafing (Lauster, 1992) oleh karena itu orang tidak Manfaat Penelitian percaya diri akan memiliki sikap selalu motivasi berprestasi loafing, mengetahui dengan hubungan Hasil penelitian ini nantinya dapat menempatkan dirinya sebagai yang orang diharapkan terakhir, karena menilai dirinya tersebut perkembangan ilmu pengetahuan psikologi tidak mampu. Rasa kurang percaya diri maupun kepentingan praktis. yang 1. Teoritis kurang itulah yang menjadikan memiliki Penelitian pada potensinya. bermanfaat untuk menambah kasanah uraian diatas, maka di harapkan bagi seseorang enggan atau tidak bekerja sesuai Berdasarkan ini manfaat akan ilmu pengetahuan khususnya di bidang muncul pertanyaan penelitian yaitu apakah psikologi pendidikan dan ada hubungan antara kepercayaan diri dan perkembangan mengenai hubungan 2 antara kepercayaan diri dan motivasi mengembangkan kesadaran diri, berpikir berprestasi dengan social loafing. secara positif, memiliki kemandirian dan 2. Praktis kemampuan a. Bagi pimpinan fakultas diharapkan bisa sebagai mengajar mencapai untuk segala memiliki serta sesuatu yang masukan cara diinginkannya. Kepercayaan diri merupakan yang bisa sikap yang dimiliki setiap orang tetapi mengoptimalkan semua setiap orang memiliki tingkat tetapi kemampuan idividu mahasiswa. kepercayaan diri yang berbeda-beda. Ada b. Diharapkan penelitian ini dapat yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi memberikan informasi kepada ada juga yang memiliki kepercayaan diri mahasiswa mengenai social loafing sehingga bisa yang rendah. meminimalisir Berdasarkan uraian di atas dapat dampak negatifnya. c. Bagi peneliti disimpulkan pengertian hendak kepercayaan diri adalah suatu keyakinan mengambil tema sama di harapkan seseorang terhadap segala aspek kelebihan penelitian yang dimilikinya dan keyakinan tersebut ini yang bahwa dapat dijadikan sebagai referensi. membuatnya merasa mampu untuk bisa Landasan Teori mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Kepercayaan Diri Faktor-faktor Menurut Anthony (1992) kepercayaan yang mempengaruhi terbentuknya kepercayaan diri : diri merupakan sikap pada diri seseorang Kepercayaan diri dapat dipengaruhi yang dapat menerima kenyataan, dapat oleh 3 beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor 1. Pendidikan. internal dan faktor eksternal: mempengaruhi a) Faktor internal, meliputi: seseorang. 1. Konsep diri. keperayaan diri Terbentuknya pada Pendidikan kepercayaan diri 2. Pekerjaan. Rogers (dalam Kusuma, seseorang 2005) mengemukakan bahwa bekerja diawali dengan perkembangan konsep dapat diri yang diperoleh dalam pergaulan dan kemandirian serta rasa percaya suatu kelompok. diri. 2. Harga diri. Maslow (dalam Kusuma, mengembangkan kreatifitas 3. Lingkungan dan Pengalaman hidup. 2005 ) Harga diri yaitu penilaian yang Lingkungan dilakukan terhadap diri sendiri. lingkungan keluarga dan masyarakat. 3. Kondisi fisik. Perubahan kondisi fisik disini merupakan Aspek-aspek kepercayaan diri juga berpengaruh pada kepercayaan Menurut Lauster (1992) orang yang diri. memiliki kepercayaan diri yang positif 4. Pengalaman hidup. Lauster (1997) adalah : mengatakan bahwa kepercayaan diri a. Keyakinan akan kemampuan diri diperoleh yang b. Optimis mengecewakan adalah paling sering c. Obyektif menjadi d. Bertanggung jawab dari sumber pengalaman timbulnya rasa rendah diri. e. Rasional dan realistis b) Faktor eksternal meliputi: 4 Motivasi Berprestasi Menurut pengertian dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor Mc Clelland motivasi (1987) eksternal. berprestasi Faktor internal adalah faktor yang didefinisikan sebagai suatu keinginan yang timbul dari dalam diri individu yang ada dalam diri seseorang yang mendorong mempunyai pengeruh terhadap motivasi orang tersebut untuk berusaha mencapai berprestasi. Faktor internal tersebut : suatu standart atau ukuran keunggulan. kemampuan, kebutuhan, minat, harapan ukuran keunggulan ini dapat dengan acuan atau keyakinan prestasi orang lain akan tetapi juga dapat Sedangkan faktor eksternal adalah dengan membandingkan prestasi yang faktor yang timbul dari luar diri inividu yang dibuat sebelumnya. Motivasi berprestasi mempengeruhi motivasi yaitu lingkungan. diartikan Faktor oleh sebagai suatu mangkunegara yang dapat mempengeruhi motivasi berprestasi adalah atau adanya norma baku mutu yang harus mengerjaka suatu kegiatan atau tugas dicapai, adanya situasu kompetesi, jenis dengan sebaik baiknya agar mencapai tugas dan situasi yang menantang, disiplin prestrasi dengan predikat terpuji. tata tertib yang ada, dan keadaan sosial Faktor-Faktor ekonomi. untuk yang dalam lingkungan diri seseorang dorongan (2009) melakukan Mempengaruhi Motivasi Berprestasi Aspek-aspek Motivasi Berprestasi Menurut Mc Clelland (dalam Prasetya, 2011) menyatakan bahwa Sementara motivasi itu beberapa aspek-aspek motivasi berprestasi yang tinggi menurut berprestasi yang dimiliki oleh individu McClelland (1987) yaitu : 5 a) Risiko pemilihan tugas. Adanya f) Keinginan menjadi yang terbaik. kecenderungan pada individu yang Mangkunegara motivasi berprestasinya tinggi untuk mengemukanan lebih realistis dalam memilih tugas. motivasi berprestasi meliputi : b) Umpan balik. Adanya umpan balik lakukan bahwa dengan b) Berani mengambil dan memikul resiko c) Memiliki tujuan realistic miliki terhadap orang lain. d) Memiliki c) Tanggung jawab. Adanya tanggung recana menyeluruh jawab atas tugas yang dikerjakannya. Inovatif aspek-aspek tinggi membandingkan prestasi yang mereka d) Kreatif-inovatif. 2009) a) Memiliki tanggung jawab pribadi yang yang konkrit tentang apa yang sudah mereka (Puryani, dan kerja yang berjuang untuk merealisasikan tujuan tersebut adalah e) Memanfaatkan umpan balik yang melakukan sesuatu dengan cara yang konkret dalam semua kegiatan yang berbeda dengan cara sebelumnya. dilakukan Kreatif adalah mencari cara baru untuk f) Mencari kesempatan untuk menyelesaikan tugas dengan seefektif merealisasikan rencana yang telah dan seefisien mungkin. diprogramkan e) Waktu penyelesaian tugas individu Social Loafing yang memiliki motivasi berprestasi Kemalasan sosial Loafing) tinggi berusaha menyelasaikan tugas adalah dalam waktu yang cepat serta tidak yang berada dalam situasi kelompok untuk suka membuang waktu. menggunakan sedikit kemampuan yang 6 kecenderungan (Social individu-individu dimilikinya ketika individu-individu tersebut fasilitasi social dengan kehadiran orang diminta lain, sementara yang daya sosialnya untuk berpartisipasi guna mencapai tujuan bersama, Myers (dalam rendah mengalami pemalasan. Wiyara,1997). Sementara itu Baron & Birne (1997) juga mengungkapkan 2. Jenis pemerhati bahwa Jika yang hadir belum pernah kemalasan sosial (Social Loafing) adalah menyaksikan keberhasilan seseorang kecenderungan seorang angggota dalam di masa lalu, orang tersebut akan suatu kelompok untuk tidak bekerja sesuai bertambah potensinya. Individu cenderung melakukan pemerhati usaha kebolehannya. seperlunya hanya untuk menunjukkan performance yang baik atau semangat ini agar para menyaksikan 3. Harga diri untuk menghindari rasa bersalah karena Bagi orang dengan harga diri rendah, tidak berbuat apa-apa. kehadiran Faktor-faktor yang mempengaruhi Social menurunkan Loafing orang-orang dengan harga diri yang orang prestasi. lain justru Sebaliknya, Beberapa faktor yang memengaruhi tinggi terdorong untuk berprestasi kemalasan sosial telah diungkapkan oleh sebaik-baiknya dengan adanya orang Sarwono (1997) diantaranya adalah sebagai lain. Orang dengan harga diri tinggi ini berikut: ingin menunjukkan kepada orang lain 1. Faktor kepribadian kemampuannya yang tinggi itu. Orang yang mempunyai daya sosial (social efficacy) yang tinggi mengalami 7 4. Ketrampilan Untuk teori dari Myers (dalam Wiyara, 1997), karateka yang terlatih, adalah sebagai berikut: kehadiran orang lain meningkatkan 1. Menurunnya motivasi individu untuk prestasi (pukulan dan tendangan terlibat semakin kesalahan Seseorang menjadi kurang termotivasi berkurang), sedangkan bagi yang untuk terlibat atau melakukan suatu tidak terlatih, kehadiran orang lain kegiatan tertentu pada saat orang justru akan menurunkan prestasinya. tersebut akurat, 5. Persepsi terhadap kehadiran orang lain lain yang hadir meningkatkan (misalnya, suporter kegiatan berada dalam kelompok. keadaan bersama-sama dengan orang lain. Jika perlu beranggapan bahwa orangorang dalam 2. Sikap pasif. Anggota kelompok lebih akan memilih untuk diam dan ‘memberikan semangatnya kesempatan’ kepada orang lain untuk tim melakukan usaha kelompok. Sikap pasif sendiri), akan terjadi fasilitasi sosial. ini didorong oleh adanya anggapan Akan hadir bahwa tujuan kelompok telah dapat dianggap akan menurunkan semangat dipenuhi oleh partisipasi orang lain (misalnya, suporter tim lawan), akan dalam kelompok tersebut. tetapi, untuk kalau yang terjadi pemalasan sosial. 3. Pelebaran tanggung jawab. Usaha Aspek-aspek Social Loafing Gejala kemalasan untuk sosial dapat mencapai merupakan diketahui melalui aspek-aspek berdasarkan usaha tujuan kelompok bersama yang dilakukan oleh para anggotanya. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab 8 akan keberhasilan pencapaian tujuan pemahaman atau kesadaran tersebut. Keadaan ini mengakibatkan evaluasi dari orang lain (evaluation munculnya pelebaran tanggung jawab apprehension) terhadap dirinya. di mana individu yang merasa dirinya METODE PENELITIAN telah Identifikasi Variabel Penelitian. memberikan kontribusi yang akan memadai bagi kelompok tidak tergerak Variabel penelitian yang akan diteliti dalam untuk memberikan lagi kontribusinya penelitian ini adalah : dan akan menunggu partisipasi anggota 1. Variable bebas: Kepercayaan diri lain untuk menyelesaikan tanggung dan motivasi berprestasi jawab kelompok. 2. Variabel tergantung: Social Loafing 4. Free ride atau mendompleng pada usaha orang lain. Individu Definisi Operasional Gejala Penelitian yang Definisi operasional dalam penelitian ini memahami bahwa masih ada orang lain adalah sebagai berikut : yang mau melakukan usaha kelompok 1) Kepercayaan diri cenderung tergoda untuk Kepercayaan diri adalah suatu mendompleng (free ride) begitu saja keyakinan seseorang terhadap segala aspek pada individu lain dalam melakukan kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan usaha kelompok tersebut. tersebut membuatnya merasa mampu 5. Penurunan kesadaran akan evaluasi untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam dari orang lain. kemalasan sosial dapat hidupnya. juga 2) Motivasi Berprestasi terjadi kelompok karena dalam terjadi penurunan situasi pada 9 Motivasi berprestasi adalah suatu Metode Pengumpulan Data keinginan yang ada dalam diri seseorang Metode pengumpulan data dalam yang mendorong orang tersebut untuk penelitian ini menggunakan alat ukur skala. berusaha mencapai suatu standart atau Skala yang digunakan dalam penelitian ini ukuran keunggulan. terdiri 3) Social Loafing berdasarkan teori Lauster (1992) yang Kecenderungan individu yang berada dalam situasi kelompok dari skala kepercayaan diri meliputi aspek keyakinan akan kemampuan untuk diri, optimisme, objektif, bertanggung menggunakan sedikit kemampuan atau jawab, serta rasional dan realistis. Skala potensi yang dimilikinya dalam bekerja dan motivasi berprestasi berdasarkan teori hanya melakukan usaha seperlunya saja. yang dikemukakan Mangkunegara (2009). Populasi dan Sampel Adapun aspek yang akan diukur yaitu : Populasi dalam penelitian adalah tanggung jawab pribadi, selalu berjuang mahasiswa S1 Fakultas Psikologi Universitas untuk mencapai harapan, peduli, tidak suka Muhammadiyah Surakarta angkatan 2009 membuang waktu, tidak ragu-ragu, dalam sampai 2012 sebanyak 120 mahasiswa. bertindak selalu terarah pada tujuan, ulet Teknik sampling yang digunakan dalam dalam melaksanakan tugas dan skala social penelitian ini adalah Stratified Purposive loafing berdasarkan kajian teori oleh Myers Random tepat (1983). Dalam skala ini ada lima aspek, mengingat teknik sampling ini mengambil yaitu menurunnya motivasi individu untuk secara acak dengan ukuran sampel yang terlibat dalam kegiatan kelompok, sikap ada pada tiap tingkatan. pasif, Sampling ini dianggap 10 pelebaran tanggung jawab, Hasil analisis korelasi mendompleng pada usaha orang lain, dan sebesar - Penurunan kesadaran akan evaluasi dari 0,580 ; p = 0,000 (p < 0,01), berarti ada orang lain. hubungan negative yang sangat signifikan Metode Analisis Data antara kepercayaan diri dengan social Dalam penelitian ini analisis data yang loafing. Semakin tinggi kepercayaan diri, digunakan adalah dengan metode statistik. maka semakin rendah social loafing pada Adapun teknik analisis data yang digunakan mahasiswa. Hasil analisis korelasi dalam penelitian menggunakan ini teknik adalah dengan sebesar -0,645 ; p = 0,000 (p < 0,01), berarti Analisis Regresi ada hubungan negative yang sangat Ganda. signifikan Hasil dan Pembahasan dengan social loafing. Semakin tinggi Berdasarkan hasil perhitungan antara motivasi berprestasi motivasi berprestasi, maka semakin rendah diperoleh nilai koefisien korelasi R = 0,666, social loafing pada mahasiswa = 46,614; p = 0,000 (p < 0,01). Hasil Berdasarkan hasil analisis regresi linier ini menunjukkan ada hubungan yang berganda diperoleh nilai persamaan yaitu : sangat signifikan antara kepercayaan dan Y = 191,842 + (-0,338)X1 + (-0,718)X2 motivasi berprestasi dengan social loafing. Persamaan regresi tersebut dapat Artinya variabel kepercayaan diri dan dijelaskan motivasi digunakan sebesar 191,842 artinya jika kepercayaan sebagai prediktor untuk memprediksikan diri dan motivasi berprestasi nilainya social loafing. adalah 0, maka social loafing nilainya berprestasi dapat sebagai sebesar 191,842. 11 berikut; Konstanta Koefisien regresi variabel kepercayaan Hasil analisis regresi beranda dengan diri sebesar -0,338; artinya jika variabel bantuan computer SPSS 17 for windows, bebas lain nilainya tetap dan kepercayaan diperoleh nilai koefisien korelasi R = 0,666, diri mengalami kenaikan 1 point, maka = 46,614; p = 0,000 (p < 0,01). Hasil social loafing mengalami penurunan ini menunjukkan ada hubungan yang sebesar 0,338 poin. Koefisien bernilai sangat signifikan antara kepercayaan dan negative artinya terjadi hubungan negative motivasi berprestasi dengan social loafing. antara kepercayaan diri dengan social Artinya variabel kepercayaan diri dan loafing, yaitu apabila kepercayaan diri motivasi tinggi maka semakin rendah social loafing. sebagai prediktor untuk memprediksikan faktor yang menyebabkan kemalasan sosial variabel bebas lain nilainya tetap dan salah satunya individu kurang termotivasi motivasi berprestasi mengalami kenaikan 1 karena merasa kontribusinya tidak berarti. point, maka social loafing mengalami Sehingga individu merasa tidak termotivasi penurunan sebesar 0,718 poin. Koefisien untuk bernilai negative artinya terjadi hubungan dengan social motivasi loafing, berprestasi didalam pengerjaan tersebut. Selain pendatat Tung diatas hasil berprestasi yaitu digunakan pendapat Tung (dalam Fauzi, 2005) ada dua berprestasi sebesar -0,718; artinya jika antara dapat social loafing. Hal ini sesuai dengan Koefisien regresi variabel motivasi negative berprestasi penelitian ini juga sesuai dengan pendapat apabila dari Lauster (1992) yang menyatakan motivasi berprestasi tinggi maka semakin bahwa orang yang memiliki kepercayaan rendah social loafing. diri tinggi akan memiliki sikap selalu 12 menempatkan/memposisikan diri sendiri yang menyatakan bahwa kepercayaan diri sebagai yang pertama, karena merasa seseorang sangat mempengaruhi sikap dirinya mampu oleh karena itu orang tidak social percaya diri akan memiliki sikap selalu mengerjakan tugas kelompok. menempatkan dirinya sebagai yang orang loafing Peranan pada atau mahasiswa yang sumbangan efektif terakhir, karena menilai dirinya tersebut kepercayaan diri terhadap social loafing tidak kurang sebesar = 12,36 % dan sumbangan efektif percaya diri dalam memunculkan sebuah motivasi berprestasi terhadap social loafing ide kelompok sebesar = 31,94 %. Total sumbangan efektif berpengaruh terhapat sikap pemalasan kepercayaan diri dan motivasi berprestasi seseorang untuk bekerja. Rasa kurang adalah 44,30 % yang ditunjukkan dengan percaya diri yang kurang itulah yang dilai menjadikan seseorang enggan atau tidak terdapat 55,70 % faktor-faktor lain yang bekerja sesuai pada potensinya. Menurut mempengaruhi Sarwono variabel kepercayaan diri dan motivasi mampu. atau Sehingga gagasan (1997) rasa dalam Sikap tidak bisa mengembangkan penilaian positif terhadap = 0,443. Hal ini berarti masih social loafing di luar berprestasi. diri sendiri maupun terhadap lingkungan Berdasarkan hasil analisis diketahui atau situasi yang dihadapinya membuat kepercayaan diri pada subjek tergolong seseorang malas dalam melakukan suatu tinggi, nilai rincian mean empirik sebesar pekerjaan dan kurang percaya diri dalam 86,16 dan mean hipotetik sebesar 67,5. menggapai Untuk suatu keberhasilan. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini motivasi berprestasi subjek tergolong sedang, nilai mean empiric 13 104,77 dan mean hipotetik sebesar 87,5. motivasi Berprestasi, maka semakin Sedangkan untuk social loafing pada subjek rendah social loafing, begitu sebaliknya. penelitian tergolong rendah, dengan nilai 4. Subjek penelitian memiliki kepercayaan mean empiric 87,57 dan mean hipotetik diri yang tergolong tinggi dan motivasi sebesar 115. berprestasi tergolong sedang hal ini Penutup diperoleh Kesimpulan kepercayaan 1. Ada hubungan yang sangat signifikan berprestasi yang lebih besar dari pada antara kepercayaan diri dan motivasi rerata berprestasi loafing dengan social loafing. dari rerata empitik dan motivasi diri hipotetik, sedangkan social tergolong rendah hal ini Artinya variabel kepercayaan diri dan diperoleh dari rerata empirik lebih besar motivasi berprestasi secara bersama- dari rerata hipotetik. sama dapat digunakan sebagai prediktor Saran-Saran untuk memprediksikan social loafing. 1. Bagi pimpinan Fakultas dan dosen. 2. Ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kepercayaan Berdasarkan hasil penelitian diatas maka diri diharapkan mampu membuat regulasi dengan social loafing. Semakin tinggi yang kepercayaan diri, maka semakin rendah memberikan tugas kelompok kepada social loafing, begitu sebaliknya. mahasiswa supaya mahasiswa mampu tegas dan bijaksana dalam memberikan potensi terbaiknya dalam 3. Ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara motivasi berprestasi dengan social loafing. Semakin tinggi 14 mengerjakan tugas kelompok, seperti terutama tugas memberikan pengawasan, monitor secara langsung melibatkan faktor lain misalnya faktor maupun tidak langsung dalam tugas kepribadian, kelompok ketrampilan, dengan memberikan sosiogram untuk penilaian keaktifan kehadiran setiap individu yang diberikan kepada seluruh anggota kelompok jenis persepsi orang lain, pemerhati, terhadap pengindaran tanggung jawab, besar kecilnya kuota sehingga kelompok, evaluasi teman sebaya. keaktifan individu dalam kelompok dapat Daftar Pustaka dinilai. Latane, B., Williams, K., & Harkins, S. Many Hands Make Light The Work: The Causes and Consequences of Social Loafing. Online. Internet. Accessed 2 Januari 2011. http://www.stanford.edu/~krolla g/org_site/soc_psych/lat ne_soc_loaf.html Fauzi P.M,2005, Is Out of Sight, Out of Mind? An Empirical Study of Social Loafing In, information systems research, 16: 2 2. Bagi mahasiswa. Diharapkan mahasiswa dapat mempertahankan perilaku social loafing yang tergolong rendah dengan cara selalu aktif kelompok, terlibat dalam mempertahankan kepercayaan diri dan mampu meningkatkan motivasi berprestasi diri dan teman-temannya untuk Lauster untuk terlibat dalam kegiatan kelompok. (1992). Tes kepribadian (terjemahan D. H Gulo). Jakarta: PT. Gramedia Bumi Aksara. McClelland, D.C. 1987. Memacu masyarakat Berprestasi (terjemahan oleh Suyanto). Jakarta : Intermedia 3. Bagi peneliti selanjutnya. Penelitian ini hanya meninjau sebagian saja dari faktor-faktor yang mempengaruhi social loafing, selanjutnya penelitian sehingga yang social bagi Mangkunegara, P.A, 2009. Managemen Sumber Daya manusia Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. peneliti ingin melakukan loafing sebaiknya 15 Puryani, D. (2012). Kontribusi Motivasi Berprestasi, Religiusitas, dan Dukungan Sosial Terhadap Kecemasan Menghadapi Tes Pada Siswa SMP Negeri 3 Simo Kabupaten Boyolali. Tesis (tidak diterbitkan). Surakarta : Program Magisters Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Wiyara, B. 1997. Hubungan Antara Persepsi Mahasiswa Peserta Perkuliahan Tentang Audiens Perkuliahan Dengan Munculnya Social Loafing Pada Kegiatan Tanya Jawab Dalam Perkuliahan. Skripsi (tidak diterbitkan), Surabaya: Fakultas Psikologi, Universitas Airlangga Baron, R & Byrne, D.1997. Social Psychologi Understanding Human Interaction. New York: Ally & Bacon.Inc. Sarwono, S.W. 1997. Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka 16