HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI

advertisement
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI
DENGAN SOCIAL LOAFING PADA MAHASISWA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada
Program Magister Sains Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Magister Dalam Ilmu Psikologi
Diajukan oleh:
Patria Mukti
S 300 090 029
PROGRAM STUDI SAINS PSIKOLOGI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
Halaman Persetujuan
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI
DENGAN SOCIAL LOAFING PADA MAHASISWA
Diajukan oleh :
PATRIA MUKTI
S 300 090 029
Telah disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji
Telah disetujui oleh :
Dr. Yadi Purwanto, MM, MBA, Psi
Pembimbing utama
_____________________
Surakarta, 26 November 2013
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Program Pascasarjana
Direktur
Prof. Dr. Khudzaifah Dimyati, SH, M. Hum.
ii
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI
DENGAN SOCIAL LOAFING PADA MAHASISWA
PATRIA MUKTI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dan
motivasi berprestasi dengan social loafing pada mahasiswa. Sampel dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta dari angkatan 2010
sampai 2013 yang diambil secara acak setiap angkatan diambil sampel sebanyak 30 mahasiswa.
Alat ukut dalam penelitian ini menggunakan skala kepercayaan diri, skala motivasi berprestasi
dan skala social loafing. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi
berganda. Berdasarkan hasil penelitian data diperoleh hasil F regresi sebesar 46,614 dengan p =
0,000 (p ˂ 0,01), berarti ada hubungan yang sangat signifikan antara kepercayaan diri dan
motivasi berprestasi dengan social loafing. Artinya variabel kepercayaan diri dan motivasi
berprestasi dapat digunakan sebagai prediktor untuk memprediksikan social loafing. Hasil
analisis korelasi
sebesar -0,580 ; p = 0,000 (p < 0,01), berarti ada hubungan negative yang
sangat signifikan antara kepercayaan diri dengan social loafing. Hasil analisis korelasi
sebesar -0,645 ; p = 0,000 (p < 0,01), berarti ada hubungan negative yang sangat signifikan
antara motivasi berprestasi dengan social loafing. Dari hasil analisis data diketahui bahwa
kepercayaan diri pada subjek tergolong tinggi, motivasi berprestasi pada subjek tergolong
sedang dan social loafing pada subjek tergolong rendah. Sumbangan efektif kepercayaan diri
dan motivasi berprestasi terhadap social loafing sebesar 44,30% ditunjukkan dari koefisien
determinan R square = 0,443. Hal ini berarti masih terdapat 55,70% faktor lain yang
mempengaruhi social loafing diluar faktor kepercayaan diri dan motivasi berprestasi. Berdasar
hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara
kepercayaan diri dan motivasi berprestasi dengan social loafing pada mahasiswa.
Kata kunci : kepercayaan diri, motivasi berprestasi, social loafing
iii
ABSTRACT
THE CORRERELATION BETWEEN SELF CONFIDENCE AND ACHIEVEMENT
MOTIVATION WITH SOCIAL LOAFING
PATRIA MUKTI
This study aims to determine the relationship between self confidence and achievement
motivation with social loafin . The subjects in this study were students of the Faculty of
Psychology, University of Muhammadiyah Surakarta class of 2010 through 2013 are taken
randomly drawn sample of each class of 30 students. Measureing instrumens used are self
confidence scale, achievement motivation scale and social loafing scale. Data analysis
techniques in this study using multiple regression analysis . Based on the results of data
obtained by the results of the regression F= 46.614 with p = 0.000 ( p ˂ 0.01 ) , there was a
significant relationship between self confidence and achievement motivation with social
loafing. This means that the variable confidence and achievement motivation can be used as a
predictor to predict social loafing. The results of the correlation analysis
-0.580 , p = 0.000
( p < 0.01 ) , means there is a very significant negative relationship between self confidence
with social loafing . The results of the correlation analysis
-0.645 , p = 0.000 ( p < 0.01 ) ,
means there is a very significant negative relationship between achievement motivation with
social loafing . From the analysis of the data found that confidence is high on the subject,
achievement motivation in subjects classified as moderate and social loafing on the subject is
low. Effective contribution of self confidence and achievement motivation on social loafing
indicated by 44.30 % of the determinant coefficient R square = 0.443 . This means there are
55.70 % of other factors that affect social loafing outside the confidence factor and achievement
motivation. Based on these results we can conclude that there is a significant relationship
between self confidence and achievement motivation with social loafing.
Keywords : self-confidence , achievement motivation , social loafing
iv
Latar belakang masalah
mengerjakan
Tugas merupakan bagian yang tidak
bisa
di
pisahkan
dalam
hanya
ikut
nama
saja,
menurut mahasiswa tersebut ada berbagai
proses
faktor yang menyebabkan hal tersebut
pembelajaran di dunia perkuliahan. Dalam
diantaranya
mengerjakan tugas kelompok ada orang
mahasiswa semester atas atau kakak
yang benar-benar memberikan kontribusi
tingkat, mengandalkan anggota kelompok
maksimal serta ada yang tidak sungguh-
lain yang dipandang lebih pintar karena
sungguh
kepada
takut salah, mengganggap bahwa tugas
kelompok. Hal seperti demikian disebut
terlalu mudah sehingga cukup hanya
kemalasan
dikerjakan
memberi
sosial
kontribusi
(social
loafing),
hal
anggota
oleh
kelompoknya
beberapa
anggota
tersebut sesuai dengan pendapat dari
kelompok saja, dan kadang ada anggota
Latane, William dan Harkins (2011) yang
kelompok yang tidak tahu apa yang harus
mengatakan
dikerjakan
terjadinya
salah
satu
kemalasan
kemungkinan
harus
disuruh
baru
karena
mengerjakan. Beberapa faktor penyebab
kepercayaan bahwa orang lain di dalam
diatas mempengaruhi seseorang dalam
kelompok
atau
peran mereka di dalam sebuah kelompok.
menurut
Selain itu menurut Tung (dalam Fauzi,
mahasiswa yang diinterview mengatakan
2005) ada dua faktor yang menyebabkan
dalam
kemalasan sosial salah satunya individu
mengerjakan.
akan
melakukan
Selain
mengerjakan
sosial
dan
itu
tugas
kelompok
banyak diantara anggota kelompoknya
kurang
tidak mengerjakan secara maksimal bahkan
kontribusinya
ada beberapa anggota lain yang tidak ikut
individu merasa tidak termotivasi untuk
1
termotivasi
tidak
karena
berarti.
merasa
Sehingga
berprestasi didalam pengerjaan tersebut.
motivasi
Selain hal diatas rasa kurang percaya diri
mahasiswa?
dalam memunculkan sebuah ide atau
Tujuan Penelitian
gagasan dalam kelompok juga berpengaruh
dengan
Tujuan
social
dari
loafing
penelitian
ini
pada
adalah
terhadap sikap kemalasan seseorang untuk
mengetahui hubungan antara kepercayaan
bekerja di dalam kelompok. Orang yang
diri dan
memiliki kepercayaan diri tinggi akan
social
memiliki sikap selalu menempatkan ayau
antara kepercayaan diri dengan social
memposisikan diri sendiri sebagai yang
loafing dan mengetahui hubungan motivasi
pertama, karena merasa dirinya mampu
berprestasi dengan social loafing
(Lauster, 1992) oleh karena itu orang tidak
Manfaat Penelitian
percaya diri akan memiliki sikap selalu
motivasi berprestasi
loafing,
mengetahui
dengan
hubungan
Hasil penelitian ini nantinya dapat
menempatkan dirinya sebagai yang orang
diharapkan
terakhir, karena menilai dirinya tersebut
perkembangan ilmu pengetahuan psikologi
tidak mampu. Rasa kurang percaya diri
maupun kepentingan praktis.
yang
1. Teoritis
kurang
itulah
yang
menjadikan
memiliki
Penelitian
pada potensinya.
bermanfaat untuk menambah kasanah
uraian
diatas,
maka
di
harapkan
bagi
seseorang enggan atau tidak bekerja sesuai
Berdasarkan
ini
manfaat
akan
ilmu pengetahuan khususnya di bidang
muncul pertanyaan penelitian yaitu apakah
psikologi
pendidikan
dan
ada hubungan antara kepercayaan diri dan
perkembangan
mengenai
hubungan
2
antara kepercayaan diri dan motivasi
mengembangkan kesadaran diri, berpikir
berprestasi dengan social loafing.
secara positif, memiliki kemandirian dan
2. Praktis
kemampuan
a. Bagi pimpinan fakultas diharapkan
bisa
sebagai
mengajar
mencapai
untuk
segala
memiliki
serta
sesuatu
yang
masukan
cara
diinginkannya. Kepercayaan diri merupakan
yang
bisa
sikap yang dimiliki setiap orang tetapi
mengoptimalkan
semua
setiap
orang
memiliki
tingkat
tetapi
kemampuan idividu mahasiswa.
kepercayaan diri yang berbeda-beda. Ada
b. Diharapkan penelitian ini dapat
yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi
memberikan
informasi
kepada
ada juga yang memiliki kepercayaan diri
mahasiswa mengenai social loafing
sehingga
bisa
yang rendah.
meminimalisir
Berdasarkan uraian di atas dapat
dampak negatifnya.
c. Bagi
peneliti
disimpulkan
pengertian
hendak
kepercayaan diri adalah suatu keyakinan
mengambil tema sama di harapkan
seseorang terhadap segala aspek kelebihan
penelitian
yang dimilikinya dan keyakinan tersebut
ini
yang
bahwa
dapat
dijadikan
sebagai referensi.
membuatnya merasa mampu untuk bisa
Landasan Teori
mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya.
Kepercayaan Diri
Faktor-faktor
Menurut Anthony (1992) kepercayaan
yang
mempengaruhi
terbentuknya kepercayaan diri :
diri merupakan sikap pada diri seseorang
Kepercayaan diri dapat dipengaruhi
yang dapat menerima kenyataan, dapat
oleh
3
beberapa
faktor
yang
dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu faktor
1. Pendidikan.
internal dan faktor eksternal:
mempengaruhi
a) Faktor internal, meliputi:
seseorang.
1. Konsep
diri.
keperayaan
diri
Terbentuknya
pada
Pendidikan
kepercayaan
diri
2. Pekerjaan. Rogers (dalam Kusuma,
seseorang
2005) mengemukakan bahwa bekerja
diawali dengan perkembangan konsep
dapat
diri yang diperoleh dalam pergaulan
dan kemandirian serta rasa percaya
suatu kelompok.
diri.
2. Harga diri. Maslow (dalam Kusuma,
mengembangkan
kreatifitas
3. Lingkungan dan Pengalaman hidup.
2005 ) Harga diri yaitu penilaian yang
Lingkungan
dilakukan terhadap diri sendiri.
lingkungan keluarga dan masyarakat.
3. Kondisi fisik. Perubahan kondisi fisik
disini
merupakan
Aspek-aspek kepercayaan diri
juga berpengaruh pada kepercayaan
Menurut Lauster (1992) orang yang
diri.
memiliki kepercayaan diri yang positif
4. Pengalaman hidup. Lauster (1997)
adalah :
mengatakan bahwa kepercayaan diri
a. Keyakinan akan kemampuan diri
diperoleh
yang
b. Optimis
mengecewakan adalah paling sering
c. Obyektif
menjadi
d. Bertanggung jawab
dari
sumber
pengalaman
timbulnya
rasa
rendah diri.
e. Rasional dan realistis
b) Faktor eksternal meliputi:
4
Motivasi Berprestasi
Menurut
pengertian
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
Mc
Clelland
motivasi
(1987)
eksternal.
berprestasi
Faktor internal adalah faktor yang
didefinisikan sebagai suatu keinginan yang
timbul dari dalam diri individu yang
ada dalam diri seseorang yang mendorong
mempunyai pengeruh terhadap motivasi
orang tersebut untuk berusaha mencapai
berprestasi. Faktor internal tersebut :
suatu standart atau ukuran keunggulan.
kemampuan, kebutuhan, minat, harapan
ukuran keunggulan ini dapat dengan acuan
atau keyakinan
prestasi orang lain akan tetapi juga dapat
Sedangkan faktor eksternal adalah
dengan membandingkan prestasi yang
faktor yang timbul dari luar diri inividu yang
dibuat sebelumnya. Motivasi berprestasi
mempengeruhi motivasi yaitu lingkungan.
diartikan
Faktor
oleh
sebagai
suatu
mangkunegara
yang
dapat
mempengeruhi motivasi berprestasi adalah
atau
adanya norma baku mutu yang harus
mengerjaka suatu kegiatan atau tugas
dicapai, adanya situasu kompetesi, jenis
dengan sebaik baiknya agar mencapai
tugas dan situasi yang menantang, disiplin
prestrasi dengan predikat terpuji.
tata tertib yang ada, dan keadaan sosial
Faktor-Faktor
ekonomi.
untuk
yang
dalam
lingkungan
diri
seseorang
dorongan
(2009)
melakukan
Mempengaruhi
Motivasi Berprestasi
Aspek-aspek Motivasi Berprestasi
Menurut Mc Clelland (dalam Prasetya,
2011)
menyatakan
bahwa
Sementara
motivasi
itu
beberapa
aspek-aspek
motivasi berprestasi yang tinggi menurut
berprestasi yang dimiliki oleh individu
McClelland (1987) yaitu :
5
a) Risiko
pemilihan
tugas.
Adanya
f) Keinginan menjadi yang terbaik.
kecenderungan pada individu yang
Mangkunegara
motivasi berprestasinya tinggi untuk
mengemukanan
lebih realistis dalam memilih tugas.
motivasi berprestasi meliputi :
b) Umpan balik. Adanya umpan balik
lakukan
bahwa
dengan
b) Berani mengambil dan memikul resiko
c) Memiliki tujuan realistic
miliki terhadap orang lain.
d) Memiliki
c) Tanggung jawab. Adanya tanggung
recana
menyeluruh
jawab atas tugas yang dikerjakannya.
Inovatif
aspek-aspek
tinggi
membandingkan prestasi yang mereka
d) Kreatif-inovatif.
2009)
a) Memiliki tanggung jawab pribadi yang
yang konkrit tentang apa yang sudah
mereka
(Puryani,
dan
kerja
yang
berjuang
untuk
merealisasikan tujuan tersebut
adalah
e) Memanfaatkan
umpan
balik
yang
melakukan sesuatu dengan cara yang
konkret dalam semua kegiatan yang
berbeda dengan cara sebelumnya.
dilakukan
Kreatif adalah mencari cara baru untuk
f) Mencari
kesempatan
untuk
menyelesaikan tugas dengan seefektif
merealisasikan rencana yang telah
dan seefisien mungkin.
diprogramkan
e) Waktu penyelesaian tugas individu
Social Loafing
yang memiliki motivasi berprestasi
Kemalasan
sosial
Loafing)
tinggi berusaha menyelasaikan tugas
adalah
dalam waktu yang cepat serta tidak
yang berada dalam situasi kelompok untuk
suka membuang waktu.
menggunakan sedikit kemampuan yang
6
kecenderungan
(Social
individu-individu
dimilikinya ketika individu-individu tersebut
fasilitasi social dengan kehadiran orang
diminta
lain, sementara yang daya sosialnya
untuk
berpartisipasi
guna
mencapai tujuan bersama, Myers (dalam
rendah mengalami pemalasan.
Wiyara,1997). Sementara itu Baron & Birne
(1997)
juga
mengungkapkan
2. Jenis pemerhati
bahwa
Jika
yang
hadir
belum
pernah
kemalasan sosial (Social Loafing) adalah
menyaksikan keberhasilan seseorang
kecenderungan seorang angggota dalam
di masa lalu, orang tersebut akan
suatu kelompok untuk tidak bekerja sesuai
bertambah
potensinya. Individu cenderung melakukan
pemerhati
usaha
kebolehannya.
seperlunya
hanya
untuk
menunjukkan performance yang baik atau
semangat
ini
agar
para
menyaksikan
3. Harga diri
untuk menghindari rasa bersalah karena
Bagi orang dengan harga diri rendah,
tidak berbuat apa-apa.
kehadiran
Faktor-faktor yang mempengaruhi Social
menurunkan
Loafing
orang-orang dengan harga diri yang
orang
prestasi.
lain
justru
Sebaliknya,
Beberapa faktor yang memengaruhi
tinggi terdorong untuk berprestasi
kemalasan sosial telah diungkapkan oleh
sebaik-baiknya dengan adanya orang
Sarwono (1997) diantaranya adalah sebagai
lain. Orang dengan harga diri tinggi ini
berikut:
ingin menunjukkan kepada orang lain
1. Faktor kepribadian
kemampuannya yang tinggi itu.
Orang yang mempunyai daya sosial
(social efficacy) yang tinggi mengalami
7
4. Ketrampilan
Untuk
teori dari Myers (dalam Wiyara, 1997),
karateka
yang
terlatih,
adalah sebagai berikut:
kehadiran orang lain meningkatkan
1. Menurunnya motivasi individu untuk
prestasi (pukulan dan tendangan
terlibat
semakin
kesalahan
Seseorang menjadi kurang termotivasi
berkurang), sedangkan bagi yang
untuk terlibat atau melakukan suatu
tidak terlatih, kehadiran orang lain
kegiatan tertentu pada saat orang
justru akan menurunkan prestasinya.
tersebut
akurat,
5. Persepsi terhadap kehadiran orang lain
lain
yang
hadir
meningkatkan
(misalnya,
suporter
kegiatan
berada
dalam
kelompok.
keadaan
bersama-sama dengan orang lain.
Jika perlu beranggapan bahwa orangorang
dalam
2. Sikap pasif. Anggota kelompok lebih
akan
memilih untuk diam dan ‘memberikan
semangatnya
kesempatan’ kepada orang lain untuk
tim
melakukan usaha kelompok. Sikap pasif
sendiri), akan terjadi fasilitasi sosial.
ini didorong oleh adanya anggapan
Akan
hadir
bahwa tujuan kelompok telah dapat
dianggap akan menurunkan semangat
dipenuhi oleh partisipasi orang lain
(misalnya, suporter tim lawan), akan
dalam kelompok tersebut.
tetapi,
untuk
kalau
yang
terjadi pemalasan sosial.
3. Pelebaran tanggung jawab. Usaha
Aspek-aspek Social Loafing
Gejala
kemalasan
untuk
sosial
dapat
mencapai
merupakan
diketahui melalui aspek-aspek berdasarkan
usaha
tujuan
kelompok
bersama
yang
dilakukan oleh para anggotanya. Setiap
anggota kelompok bertanggung jawab
8
akan keberhasilan pencapaian tujuan
pemahaman
atau
kesadaran
tersebut. Keadaan ini mengakibatkan
evaluasi dari orang lain (evaluation
munculnya pelebaran tanggung jawab
apprehension) terhadap dirinya.
di mana individu yang merasa dirinya
METODE PENELITIAN
telah
Identifikasi Variabel Penelitian.
memberikan
kontribusi
yang
akan
memadai bagi kelompok tidak tergerak
Variabel penelitian yang akan diteliti dalam
untuk memberikan lagi kontribusinya
penelitian ini adalah :
dan akan menunggu partisipasi anggota
1. Variable bebas: Kepercayaan diri
lain untuk menyelesaikan tanggung
dan motivasi berprestasi
jawab kelompok.
2. Variabel tergantung: Social Loafing
4. Free ride atau mendompleng pada
usaha
orang
lain.
Individu
Definisi Operasional Gejala Penelitian
yang
Definisi operasional dalam penelitian ini
memahami bahwa masih ada orang lain
adalah sebagai berikut :
yang mau melakukan usaha kelompok
1) Kepercayaan diri
cenderung
tergoda
untuk
Kepercayaan
diri
adalah
suatu
mendompleng (free ride) begitu saja
keyakinan seseorang terhadap segala aspek
pada individu lain dalam melakukan
kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan
usaha kelompok tersebut.
tersebut membuatnya merasa mampu
5. Penurunan kesadaran akan evaluasi
untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam
dari orang lain. kemalasan sosial dapat
hidupnya.
juga
2) Motivasi Berprestasi
terjadi
kelompok
karena dalam
terjadi
penurunan
situasi
pada
9
Motivasi
berprestasi
adalah
suatu
Metode Pengumpulan Data
keinginan yang ada dalam diri seseorang
Metode pengumpulan data dalam
yang mendorong orang tersebut untuk
penelitian ini menggunakan alat ukur skala.
berusaha mencapai suatu standart atau
Skala yang digunakan dalam penelitian ini
ukuran keunggulan.
terdiri
3) Social Loafing
berdasarkan teori Lauster (1992) yang
Kecenderungan individu yang berada
dalam
situasi
kelompok
dari
skala
kepercayaan
diri
meliputi aspek keyakinan akan kemampuan
untuk
diri,
optimisme,
objektif,
bertanggung
menggunakan sedikit kemampuan atau
jawab, serta rasional dan realistis. Skala
potensi yang dimilikinya dalam bekerja dan
motivasi berprestasi berdasarkan teori
hanya melakukan usaha seperlunya saja.
yang dikemukakan Mangkunegara (2009).
Populasi dan Sampel
Adapun aspek yang akan diukur yaitu :
Populasi
dalam
penelitian
adalah
tanggung jawab pribadi, selalu berjuang
mahasiswa S1 Fakultas Psikologi Universitas
untuk mencapai harapan, peduli, tidak suka
Muhammadiyah Surakarta angkatan 2009
membuang waktu, tidak ragu-ragu, dalam
sampai 2012 sebanyak 120 mahasiswa.
bertindak selalu terarah pada tujuan, ulet
Teknik sampling yang digunakan dalam
dalam melaksanakan tugas dan skala social
penelitian ini adalah Stratified Purposive
loafing berdasarkan kajian teori oleh Myers
Random
tepat
(1983). Dalam skala ini ada lima aspek,
mengingat teknik sampling ini mengambil
yaitu menurunnya motivasi individu untuk
secara acak dengan ukuran sampel yang
terlibat dalam kegiatan kelompok, sikap
ada pada tiap tingkatan.
pasif,
Sampling
ini
dianggap
10
pelebaran
tanggung
jawab,
Hasil analisis korelasi
mendompleng pada usaha orang lain, dan
sebesar -
Penurunan kesadaran akan evaluasi dari
0,580 ; p = 0,000 (p < 0,01), berarti ada
orang lain.
hubungan negative yang sangat signifikan
Metode Analisis Data
antara kepercayaan diri dengan social
Dalam penelitian ini analisis data yang
loafing. Semakin tinggi kepercayaan diri,
digunakan adalah dengan metode statistik.
maka semakin rendah social loafing pada
Adapun teknik analisis data yang digunakan
mahasiswa. Hasil analisis korelasi
dalam
penelitian
menggunakan
ini
teknik
adalah
dengan
sebesar -0,645 ; p = 0,000 (p < 0,01), berarti
Analisis
Regresi
ada
hubungan
negative
yang
sangat
Ganda.
signifikan
Hasil dan Pembahasan
dengan social loafing. Semakin tinggi
Berdasarkan
hasil
perhitungan
antara
motivasi
berprestasi
motivasi berprestasi, maka semakin rendah
diperoleh nilai koefisien korelasi R = 0,666,
social loafing pada mahasiswa
= 46,614; p = 0,000 (p < 0,01). Hasil
Berdasarkan hasil analisis regresi linier
ini menunjukkan ada hubungan yang
berganda diperoleh nilai persamaan yaitu :
sangat signifikan antara kepercayaan dan
Y = 191,842 + (-0,338)X1 + (-0,718)X2
motivasi berprestasi dengan social loafing.
Persamaan regresi tersebut dapat
Artinya variabel kepercayaan diri dan
dijelaskan
motivasi
digunakan
sebesar 191,842 artinya jika kepercayaan
sebagai prediktor untuk memprediksikan
diri dan motivasi berprestasi nilainya
social loafing.
adalah 0, maka social loafing nilainya
berprestasi
dapat
sebagai
sebesar 191,842.
11
berikut;
Konstanta
Koefisien regresi variabel kepercayaan
Hasil analisis regresi beranda dengan
diri sebesar -0,338; artinya jika variabel
bantuan computer SPSS 17 for windows,
bebas lain nilainya tetap dan kepercayaan
diperoleh nilai koefisien korelasi R = 0,666,
diri mengalami kenaikan 1 point, maka
= 46,614; p = 0,000 (p < 0,01). Hasil
social
loafing
mengalami
penurunan
ini menunjukkan ada hubungan yang
sebesar 0,338 poin. Koefisien bernilai
sangat signifikan antara kepercayaan dan
negative artinya terjadi hubungan negative
motivasi berprestasi dengan social loafing.
antara kepercayaan diri dengan social
Artinya variabel kepercayaan diri dan
loafing, yaitu apabila kepercayaan diri
motivasi
tinggi maka semakin rendah social loafing.
sebagai prediktor untuk memprediksikan
faktor yang menyebabkan kemalasan sosial
variabel bebas lain nilainya tetap dan
salah satunya individu kurang termotivasi
motivasi berprestasi mengalami kenaikan 1
karena merasa kontribusinya tidak berarti.
point, maka social loafing mengalami
Sehingga individu merasa tidak termotivasi
penurunan sebesar 0,718 poin. Koefisien
untuk
bernilai negative artinya terjadi hubungan
dengan
social
motivasi
loafing,
berprestasi
didalam
pengerjaan
tersebut. Selain pendatat Tung diatas hasil
berprestasi
yaitu
digunakan
pendapat Tung (dalam Fauzi, 2005) ada dua
berprestasi sebesar -0,718; artinya jika
antara
dapat
social loafing. Hal ini sesuai dengan
Koefisien regresi variabel motivasi
negative
berprestasi
penelitian ini juga sesuai dengan pendapat
apabila
dari Lauster (1992) yang menyatakan
motivasi berprestasi tinggi maka semakin
bahwa orang yang memiliki kepercayaan
rendah social loafing.
diri tinggi akan memiliki sikap selalu
12
menempatkan/memposisikan diri sendiri
yang menyatakan bahwa kepercayaan diri
sebagai yang pertama, karena merasa
seseorang sangat mempengaruhi sikap
dirinya mampu oleh karena itu orang tidak
social
percaya diri akan memiliki sikap selalu
mengerjakan tugas kelompok.
menempatkan dirinya sebagai yang orang
loafing
Peranan
pada
atau
mahasiswa
yang
sumbangan
efektif
terakhir, karena menilai dirinya tersebut
kepercayaan diri terhadap social loafing
tidak
kurang
sebesar = 12,36 % dan sumbangan efektif
percaya diri dalam memunculkan sebuah
motivasi berprestasi terhadap social loafing
ide
kelompok
sebesar = 31,94 %. Total sumbangan efektif
berpengaruh terhapat sikap pemalasan
kepercayaan diri dan motivasi berprestasi
seseorang untuk bekerja. Rasa kurang
adalah 44,30 % yang ditunjukkan dengan
percaya diri yang kurang itulah yang
dilai
menjadikan seseorang enggan atau tidak
terdapat 55,70 % faktor-faktor lain yang
bekerja sesuai pada potensinya. Menurut
mempengaruhi
Sarwono
variabel kepercayaan diri dan motivasi
mampu.
atau
Sehingga
gagasan
(1997)
rasa
dalam
Sikap
tidak
bisa
mengembangkan penilaian positif terhadap
= 0,443. Hal ini berarti masih
social
loafing
di
luar
berprestasi.
diri sendiri maupun terhadap lingkungan
Berdasarkan hasil analisis diketahui
atau situasi yang dihadapinya membuat
kepercayaan diri pada subjek tergolong
seseorang malas dalam melakukan suatu
tinggi, nilai rincian mean empirik sebesar
pekerjaan dan kurang percaya diri dalam
86,16 dan mean hipotetik sebesar 67,5.
menggapai
Untuk
suatu
keberhasilan.
Hal
tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini
motivasi
berprestasi
subjek
tergolong sedang, nilai mean empiric
13
104,77 dan mean hipotetik sebesar 87,5.
motivasi Berprestasi, maka semakin
Sedangkan untuk social loafing pada subjek
rendah social loafing, begitu sebaliknya.
penelitian tergolong rendah, dengan nilai
4. Subjek penelitian memiliki kepercayaan
mean empiric 87,57 dan mean hipotetik
diri yang tergolong tinggi dan motivasi
sebesar 115.
berprestasi tergolong sedang hal ini
Penutup
diperoleh
Kesimpulan
kepercayaan
1. Ada hubungan yang sangat signifikan
berprestasi yang lebih besar dari pada
antara kepercayaan diri dan motivasi
rerata
berprestasi
loafing
dengan
social
loafing.
dari
rerata
empitik
dan
motivasi
diri
hipotetik,
sedangkan
social
tergolong rendah hal ini
Artinya variabel kepercayaan diri dan
diperoleh dari rerata empirik lebih besar
motivasi berprestasi secara bersama-
dari rerata hipotetik.
sama dapat digunakan sebagai prediktor
Saran-Saran
untuk memprediksikan social loafing.
1. Bagi pimpinan Fakultas dan dosen.
2. Ada hubungan negatif yang sangat
signifikan
antara
kepercayaan
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka
diri
diharapkan mampu membuat regulasi
dengan social loafing. Semakin tinggi
yang
kepercayaan diri, maka semakin rendah
memberikan tugas kelompok kepada
social loafing, begitu sebaliknya.
mahasiswa supaya mahasiswa mampu
tegas
dan
bijaksana
dalam
memberikan potensi terbaiknya dalam
3. Ada hubungan negatif yang sangat
signifikan antara motivasi berprestasi
dengan social loafing. Semakin tinggi
14
mengerjakan
tugas
kelompok,
seperti
terutama
tugas
memberikan
pengawasan, monitor secara langsung
melibatkan faktor lain misalnya faktor
maupun tidak langsung dalam tugas
kepribadian,
kelompok
ketrampilan,
dengan
memberikan
sosiogram untuk penilaian keaktifan
kehadiran
setiap individu yang diberikan kepada
seluruh
anggota
kelompok
jenis
persepsi
orang
lain,
pemerhati,
terhadap
pengindaran
tanggung jawab, besar kecilnya kuota
sehingga
kelompok, evaluasi teman sebaya.
keaktifan individu dalam kelompok dapat
Daftar Pustaka
dinilai.
Latane, B., Williams, K., & Harkins, S. Many
Hands Make Light The Work: The
Causes and Consequences of
Social Loafing. Online. Internet.
Accessed 2 Januari 2011.
http://www.stanford.edu/~krolla
g/org_site/soc_psych/lat
ne_soc_loaf.html
Fauzi P.M,2005, Is Out of Sight, Out of
Mind? An Empirical Study of
Social Loafing In, information
systems research, 16: 2
2. Bagi mahasiswa. Diharapkan mahasiswa
dapat mempertahankan perilaku social
loafing yang tergolong rendah dengan
cara
selalu
aktif
kelompok,
terlibat
dalam
mempertahankan
kepercayaan
diri
dan
mampu
meningkatkan motivasi berprestasi diri
dan
teman-temannya
untuk
Lauster
untuk
terlibat dalam kegiatan kelompok.
(1992).
Tes
kepribadian
(terjemahan D. H Gulo). Jakarta:
PT. Gramedia Bumi Aksara.
McClelland,
D.C.
1987.
Memacu
masyarakat
Berprestasi
(terjemahan
oleh
Suyanto).
Jakarta : Intermedia
3. Bagi peneliti selanjutnya. Penelitian ini
hanya meninjau sebagian saja dari
faktor-faktor yang mempengaruhi social
loafing,
selanjutnya
penelitian
sehingga
yang
social
bagi
Mangkunegara, P.A, 2009. Managemen
Sumber
Daya
manusia
Perusahaan. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
peneliti
ingin
melakukan
loafing
sebaiknya
15
Puryani, D. (2012). Kontribusi Motivasi
Berprestasi,
Religiusitas,
dan
Dukungan
Sosial
Terhadap
Kecemasan Menghadapi Tes Pada
Siswa SMP Negeri 3 Simo
Kabupaten Boyolali. Tesis (tidak
diterbitkan). Surakarta : Program
Magisters
Sains
Psikologi
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta
Wiyara, B. 1997. Hubungan Antara Persepsi
Mahasiswa Peserta Perkuliahan
Tentang Audiens Perkuliahan
Dengan Munculnya Social Loafing
Pada Kegiatan Tanya Jawab
Dalam Perkuliahan. Skripsi (tidak
diterbitkan), Surabaya: Fakultas
Psikologi, Universitas Airlangga
Baron, R &
Byrne, D.1997. Social
Psychologi
Understanding
Human Interaction. New York:
Ally & Bacon.Inc.
Sarwono, S.W. 1997. Psikologi Sosial.
Jakarta: Balai Pustaka
16
Download