BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring berjalannya

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Seiring berjalannya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga
terjadi perubahan yang cepat dalam dunia pendidikan. Maka dari itu, seluruh orang
yang terlibat dalam pendidikan harus siap menghadapi perubahan yang ada.
Diantaranya memperhatikan berbagai proses pembelajaran di semua lini pendidikan,
Salah satu proses pembelajaran yang penting, yang perlu dikembangkan dan yang
membangun pemikiran yang sistematis, logis dan kritis adalah pembelajaran
matematika. Jadi matematika merupakan salah satu komponen penting dari serangkaian
mata pelajaran yang mempunyai peranan dalam pendidikan dan mendukung
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Sundayana, 2015: 1). Namun, sampai
saat ini masih banyak siswa yang merasa matematika sebagai pelajaran yang sulit, tidak
menyenangkan, bahkan momok yang menakutkan. Hal ini dikarenakan masih banyak
siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal matematika. Banyak
orang yang memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit, meskipun
demikian, semua orang harus mempelajarinya karena matematika adalah sarana untuk
memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, seperti halnya bahasa, membaca, dan
menulis. Kesulitan matematika harus diatasi sedini mungkin, kalau tidak akan
menghadapi banyak masalah pada setiap jenjang pendidikan, matematika selalu
diperlukan termasuk dalam kehidupan sehari-hari (Sundayana, 2015: 25 – 26).
Kebanyakan konsep dalam matematika bersifat abstrak. Sedangkan, umumnya
siswa berpikir dari hal-hal yang konkret menuju hal-hal yang abstrak. Maka salah satu
jembatan agar siswa mampu berpikir abstrak tentang matematika adalah dengan
menggunakan media pendidikan berupa alat peraga. Sesuai dengan tingkat
perkembangan intelektual anak SD yang masih dalam tahap operasi konkret, siswa SD
dibantu untuk menerima konsep-konsep matematika yang abstrak melalui benda-benda
konkret. Untuk membantu hal tersebut dilakukan manipulasi-manipulasi objek yang
digunakan untuk belajar matematika yang lazim yang disebut alat peraga. Dengan
adanya alat peraga, siswa dapat mengikuti pelajaran matematika dengan gembira
sehingga minat dalam mempelajari matematika semakin besar. Siswa akan senang,
tertarik, semangat, dan bersikap positif terhadap pelajaran matematika.
Berdasarkan pengalaman peneliti selama menjadi guru matematika, siswa SD sering
mengalami kesulitan dalam beberapa pokok bahasan seperti bangun datar, bangun
ruang, operasi hitung, dan pengukuran sudut. Berdasarkan kurikulum 2013, dijelaskan
di dalam silabus mata pelajaran matematika sekolah dasar, materi tentang sudut telah
dipelajari siswa saat berada di kelas III SD dimana hanya sebatas pengenalan siswa
terhadap jenis-jenis sudut. Dilanjutkan kembali, di kelas IV SD dengan materi
pengukuran sudut menggunakan busur derajat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru SD, siswa masih mengalami
kesulitan dalam menggunakan busur, membedakan jenis-jenis sudut, dan melukis sudut.
Di sisi lain, peneliti pun melihat keterbatasan dari busur, dimana besar sudut pada busur
hanya sampai 180 0 . Maka dari itu, peneliti berinisiatif untuk mendesain media
pembelajaran berupa jam mekano. Jam mekano yang didesain sedemikian rupa oleh
peneliti menggunakan konsep antara jam dan sudut. Jam mekano merupakan gabungan
dari dua buah busur sehingga besar sudutnya sebesar 360 0 dilengkapi dengan waktu
(berupa jam sederhana). Melalui penggunaan jam mekano ini diharapkan dapat
memudahkan siswa dalam belajar tentang pengukuran sudut dan waktu, mulai dari
mengukur sudut sampai pada melukis sudut dengan menggunakan jam mekano yang
didesain oleh peneliti.
Di samping itu, peneliti ingin melihat kemampuan berpikir kreatif matematis siswa
melalui serangkaian aktivitas dan permainan yang didesain peneliti. Salah satu aktivitas
dan permainan yang membantu pemahaman tentang sudut adalah permainan hand
shapes games dan Arranging The Time and Clock arm (angle) . Permainan hand shapes
games adalah suatu bentuk permainan menggunakan pergelangan tangan, dimana siswa
dilatih untuk membentuk dan mengenal berbagai sudut yang menjadikan pembelajaran
tentang sudut yang tadinya bersifat abstrak menjadi konkret (nyata). Setelah siswa
memahami tentang pengukuran sudut dan jenis-jenis sudut selanjutnya siswa dilatih
untuk memahami keterkaitan antara sudut dan waktu menggunakan Arranging the time
and clock arm (angle) melalui sistem memasangkan antara sudut dan waktu.
Adapun dalam penelitian ini, peneliti melakukan pembelajaran dengan pendekatan
PMRI. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ini bertujuan
meningkatkan kualitas pendidikan matematika, salah satu upaya untuk mengubah
pendidikan Matematika di Indonesia. PMRI merupakan hasil adaptasi dari pendekatan
yang dikembangkan di Belanda yang disebut Realistic Mathematics Education (RME).
Selain menggunakan pendekatan PMRI, peneliti menggunakan design research.
Design research merupakan penelitian pengembangan/ development research (Akker,
et all., 2006: 4-5). Di samping itu, design research didefinisikan sebagai suatu
pendekatan yang bertujuan untuk membuat suatu teori baru, alat, praktik yang berguna
dan secara potensial berdampak pada kegiatan belajar dan mengajar dalam latar yang
natural. Design research dikembangkan sebagai suatu penelitian formatif yang menguji
dan memperhalus desain pembelajaran (educational design) berdasarkan teori yang
didapat dari penelitian sebelumnya (Collins, et all., 2004: 18).
Ada beberapa penelitian yang berkaitan desain media jam mekano pada pengukuran
sudut dan waktu bagi siswa SD Kelas IV diantaranya:1) Penelitian yang dilakukan oleh
Novita Sari dan Bustang (2012), yang menggunakan jam analog sebagai salah satu
media pengukuran sudut, desain tersebut akan diimplementasikan di kelas VB SD Negeri
98 Palembang; 2) Penelitian yang dilakukan oleh Sari, Pramitha, dkk (2015) yang berjudul
“ Desain Pembelajaran Materi Pengukuran Sudut Dengan Pendekatan PMRI untuk Kelas
VI yang bertujuan menghasilkan lintasan belajar siswa dalam pembelajaran pengukuran
sudut berdasarkan pendekatan PMRI di kelas VI. Jadi, Novita Sari dan Bustang
menekankan pada media berupa jam analog dan Sari, Pramitha, dkk menekankan materi
pengukuran sudut dengan menggunakan pendekatan PMRI. Kami dalam penelitian ini
tertarik untuk mendalami materi tentang sudut dan waktu dengan menggunakan media
pembelajaran berupa jam mekano.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian yang berjudul:
“Desain Media Pembelajaran Jam Mekano pada Pokok Bahasan Pengukuran
Sudut dan Waktu di Kelas IV SD”
1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: Bagaimana menghasilkan media pembelajaran jam mekano dan
LIT yang real dan menyenangkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif
matematis siswa pada pokok bahasan pengukuran sudut dan waktu?
Download