IMPLIKASI STANDAR ISI BAGI PENGEMBANGAN KURIKULUM “SSN” STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) Saat ini telah ada Standar Nasional Pendidikan (SNP) melalui PP 19/2005. SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum NKRI. STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN MELIPUTI: • • • • • • • • Standar Isi Standar proses Standar kompetensi lulusan Standar pendidik dan tenaga kependidikan Standar sarana dan prasarana Standar pembiayaan Standar pengelolaan Standar penilaian STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) SKL adalah kualifikasi kemampuan lulusan (kompetensi) yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006. Standar Isi disusun berdasarkan SKL sehingga KTSP saat ini juga mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi (lihat Gambar 1: Kerangka KBK). Pengetahuan Ketrampilan KOMPETENSI Sikap GAMBAR 1: KERANGKA KBK Standar Kompetensi Kurikulum Berbasis Kompetensi Pengembangan Standar Kompetensi Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Penyelengaraan Proses Belajar Mengajar Pengembangan Penyelenggaraan Proses Belajar Mengajar Evaluasi Pengembangan Evaluasi Berdasarkan Standar Kompetensi Sertifikasi Pengembangan Sistem Sertifikasi dan Kerangka Kualifikasi STANDAR ISI (SI) SI adalah lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai SKL pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu sebagaimana ditetapkan dengan Kepmendiknas No.23/2006. STANDAR ISI Kerangka dasar Struktur Kurikulum Beban Belajar Kalender Pendidikan Kurikulum Tingkat Satauan Pendidikan Kerangka Dasar • Cakupan Kelompok Mata Pelajaran • Prinsip Pengembangan Kurikulum • Prinsip Pelaksanaan kurikulum Struktur Kurikulum Struktur Kurikulum SMP terdiri atas: Matapelajaran Muatan Lokal Pengembangan diri Beban belajar Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan untuk mengikuti program pembelajaran oleh peserta didik melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur Kalender Pendidikan Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam Standar Isi. KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) • Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU 20/2003). • Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masingmasing satuan pendidikan. Komponen KTSP a. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan b. Struktur dan muatan kurikulum (berisi mata pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri, pengaturan beban pelajaran, kriteria ketuntasan belajar, ketentuan mengenai kenaikan kelas dan kelulusan, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis lokal dan global) c. Kalender pendidikan d. Lampiran-lampiran (yaitu program tahunan, program semester, silabus, contoh RPP, SK, dan KD mulok, program pengembangan diri, dan perangkat lainnya, misalnya pemetaan KD atau indikator) IMPLIKASI Esensi KTSP adalah pengelolaan kurikulum berbasis sekolah; Dengan demikian, sekolah dituntut untuk memiliki kemandirian, kreativitas, inovasi, inisiatif dan prakarsa dalam mengelola KTSP. KTSP menuntut sekolah memiliki kapasitas/ kemampuan sumberdaya manusia dan kelembagaan yang memadai agar mampu mengelola KTSP; Untuk itu, sekolah harus melakukan pengembangan kapasitas dalam pengelolaan KTSP; Sekolah membentuk Tim Pengembang KTSP; Sekolah harus melakukan lokakarya penyusunan KTSP; Sekolah harus menyusun KTSP secara partisipatif dengan melibatkan berbagai unsur terkait, khususnya guru; Sekolah harus merancang pelaksanaan KTSP dan pemantauannya; Sekolah harus merencanakan evaluasi hasil KTSP; Sekolah harus merencanakan laporan hasil evaluasi KTSP; Sekolah merencanakan cara-cara merevisi KTSP berdasarkan hasil evaluasi; Sekolah harus pro-perubahan (kreatif, inovatif, eksperimentatif) dalam mengelola KTSP. IMPLIKASI KBK 1. Jabarkan standar kompetensi menjadi sub-sub kompetensi/kompetensi dasar termasuk indikator-indikator setiap kompetensi dasar. 2. Kembangkan silabus dan materi ajar yang benar-benar mengacu pada standar kompetensi/subskompetensi/kompetensi dasar, rencanakan pengalaman belajarnya, alokasi waktunya, dan sumber bahannya. 3. Kembangkan dan laksanakan proses belajar dan mengajar berdasarkan KBK dengan menggunakan pendekatan pembelajaran tuntas, belajar dengan mengejakan, pembelajaran mandiri, pembelajaran kontekstual, dan pendekatan lain yang relevan. 4. Rencanakan dan laksanakan evaluasi berdasarkan standar kompetensi (evaluasi otentik) termasuk di dalamnya jenis penilaian, jenis instrumen, dan rumusan soalnya. 5. Berikan sertifikat sebagai pengakuan terhadap kompetensi yang telah dicapai oleh peserta didik. Perbaikan KTSP Secara Terus Menerus Rencana KTSP Refleksi Implementasi dan Revisi Evaluasi Rencana, Implementasi dan Hasil KTSP Rencana KTSP - Cakupan Isi KTSP - Kualitas KTSP Implementasi KTSP Hasil KTSP - Kesesuaian Implementasi KTSP dengan Rencana - Kesesuaian Hasil dengan Rencana KTSP RENCANA KTSP Rencana KTSP yang baik harus bersumber pada Standar Isi dan kebutuhan serta kemampuan sekolah. Rencana KTSP harus dinamis, dalam arti, aktif dan proaktif mengikuti perubahan konteks misalnya peraturan perundang-undangan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni, dan kebutuhan (peserta didik, keluarga, sektor-sektor serta sub-sub sektornya). IMPLEMENTASI KTSP Implementasi KTSP sangat terkait dengan pertanyaan apakah pelaksanaan yang telah digariskan dalam pase rencana KTSP digunakan sepenuhnya dan seberapa efektif. Untuk menjawab pertanyaan ini, pengawasan pelaksanaan KTSP yang akan memberikan informasi. Bagian pengawasan pelaksanaan KTSP ini bertugas memantau kesesuaian pelaksanaan dengan spesifikasi dan mengeceknya apakah sudah sesuai dengan yang ditulis dalam rencana KTSP. HASIL KTSP Hasil KTSP sangat ditentukan oleh implementasi dan implementasi juga ditentukan oleh rencana. Jika salah satu atau dua-duanya yaitu rencana KTSP dan implementasi rendah mutunya, maka mutu hasil KTSP akan rendah pula. Untuk itu, penjamin dan pengawas KTSP harus terlibat secara intensif dalam dua wilayah tersebut (rencana dan implementasi KTSP). BEBERAPA PESAN BAGI PENGELOLAAN KTSP “SSN” • KTSP harus memberikan bekal dasar untuk mengaktualkan potensi spiritual, intelektual, emosional dan pisikal peserta didik; • KTSP memiliki sifat alamiah untuk menjadi tua, layu dan kering, jika tidak dijaga, dipelihara, disiram, dan dikembangkan; • KTSP SSN merupakan pusat keunggulan dan pusat gravitasi dari SMP-SMP di sekitarnya sehingga harus mampu menunjukkan keunggulannya; • KTSP SSN harus pro-perubahan yaitu kreatif dan inovatif berdasarkan hasil eksperimentasi yang dilakukan untuk menemukan kemungkinankemungkinan KTSP baru; • Oleh karena itu, KTSP SSN jangan sampai tertambat pada tradisi dan kelumrahan masa lalu; • Pengembang KTSP SSN harus memperbanyak bentuk-bentuk sinergi positif dengan pihakpihak lain; • PBM SSN jangan hanya mementingkan jawaban baku yang dianggap benar oleh guru, tetapi harus mengembangkan daya kreasi, inovasi dan eksperimentasi; • Untuk memacu kemajuan KTSP perlu ditumbuhkan persaingan tetapi perlu diimbangi dengan nilai kolaborasi dengan model-model kegiatan kolektif (tim, gugus tugas, regu kerja, dsb.); • Perlu dikembangkan proses belajar mengajar yang bermatra individual-sosial-kultural agar sikap dan perilaku peserta didik sebagai makhluk individual tidak terlepas dari kaitannya dengan kehidupan masyarakat; • Harmonisme proses pendidikan antara nilainilai religi (sebagai acuan makna hidup dan penangkal arus materialisme dan pragmatisme), solidaritas (kesetiakawanan), seni (syahdu, memperhalus dan memperkaya citarasa), ekonomi (materalisme), teori/iptek (untuk keenakan hidup), dan kuasa (politik). • Bangunlah kultur akademik di sekolah sebagai sumber penggalangan konformisme sikap dan perilaku bagi warga sekolah; • Harmonisme lingkungan pendidikan dalam keluarga, sekolah dan masyarakat harus dijaga dalam menanamkan nilai-nilai tertentu dan jangan sampai ada diskrepansi, apalagi konflik atau bahkan kotradiksi/benturan.