ilmu dan amal shaleh

advertisement
ILMU DAN AMAL SHALEH
Latar Belakang
Ilmu dan amal adalah dua hal yang selalu dipertentangkan orang, mana yang
lebih penting diantara keduanya. Tanpa ilmu, tindakan tak lebih dari aktivitas fisik yang tak
bernilai. Sementara, sebagian yang lain mengatakan bahwa amallah yang lebih utama. Sebab,
penilaian dilakukan terhadap amal bukan kepada sesuatu yang belum dilakukan.
Amal Shaleh terdiri dari dua kata yaitu amal dan shaleh. Amal artinya
melakukan/melakukan/membuat sedangkan Shaleh artinya segala sesuatu yang bersifat baik
dan berguna atau dapat diartikan sebagai kebaikan-kebaikan yang yang dilakukan menurut
perintah-perintah dan larangan-larangan yang ditentukan oleh Allah SWT. Dari itu, amal
shaleh berarti melaksanakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan Allah SWT
yang terkandung didalam islam. Manakala islam adalah agama diturunkan oleh Allah SWT
kepada manusia hanya dengan satu cara yaitu melalui ilmu. Dengan ilmu kita bisa banyak
belajar mengenai berbagai hal yang kita perlukan.
Pengertian amal dalam pandangan Islam adalah setiap amal shaleh atau setiap
perbuatan kebijakan yang diridhoi oleh Allah SWT. Dengan demikian, amal dalam Islam
tidah hanya terbatas pada ibadah tetapi, sebagaimana ilmu dalam Islam tidak hanya terbatas
pada ilmu fikih dan hukum-hukum agama. Ilmu ini mencakup semua yang bermanfaat bagi
manusia seperti ilmu agama,ilmu alam,ilmu sosial dan lain-lain. Ilmu-ilmu ini jika
dikembangkan dengan benar dan baik maka akan memberikan dampak positif bagi peradaban
manusia. Misalnya, perkembangan sains akan memberikan kemudahan dalam lapangan
praktikal manusia. Demikian juga ilmu-ilmu sosial akan memberikan penyelesaian untuk
pemecahan-pemecahan masalah di dalam masyarakat. Jadi , mengiringi ilmu dengan amal
merupakan keharusan. Ilmu tanpa diiringi amal maka hanya akan berupa konsep-konsep saja.
Oleh karena itu, amal shaleh merupakan pelaksanaan perintah-perintah dan menjauhi
larangan-larangan Allah SWT yang merupakan sesuatu yang semestinya diiringkan beserta
ilmu.
 Pengertian Ilmu dan Kedudukan Ilmu dalam Islam
Sebelum membahas hubungan ilmu dan amal shaleh akan dijelaskan terlebih dahulu
mengenai pengertian ilmu dan amal shaleh. Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa
Arab, masdar dari ‘alima-ya’lamu yang berarti tahu atau mengetahui. Ilmu dalam bentuk
jamaknya adalah ‘ulum yang artinya adalah memahami sesuatu dengan hakikatnya, dan itu
berarti keyakinan dan pengetahuan. Ilmu mengandung arti pengetahuan, tapi pengetahuan
dengan ciri-ciri khusus yaitu yang disusun secara sistematis. Ilmu menempati kedudukan
yang sangat penting dalam Islam, hal ini terlihat dari banyaknya ayat al-Qur’an yang
memandang orang berilmu dalam posisi yang tinggi dan mulia disamping hadis-hadis nabi
yang yang banyak memberi dorongan bagi umatnya untuk terus menuntut ilmu. Dalam
sebuah ayat al-Qur’an dikatakan, “Dan janganlah engkau turut apa-apa yang engkau tidak ada
ilmu padanya,sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan ditanya,”
(Al-Isra : 36). Ayat al-Qur’an tersebut menjelaskan bahwa ilmu merupakan dasar dari segala
tindakan manusia. Karena, tanpa ilmu segala tindakan manusia menjadi tidak terarah,tidak
benar, dan tidak bertujuan. Dan Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surat Al Mujadalah
ayat 11 yang artinya “Allah meninggikan beberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang
beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu (diberi ilmu pengetahuan) dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. Ayat tersebut menunujukkan dengan jelas
bahwa orang yang beriman dan berilmu akan memeperoleh kedudukan yang tinggi.
Keimanan yang dimiliki seseorang akan menjadi pendorong untuk untuk menuntut ilmu dan
ilmu yang dimiliki seseorang akan membuat dia sadar bahwa betapa kecilnya manusia
dihadapan Allah, sehingga akan tumbuh rasa kepada Allah SWT bila melakukan hal-hal yang
dilarangNya.
Ilmu merupakan bagian dari wahyu Allah SWT yang diberikan kepada para
NabiNya pada awal-awal bangkitnya peradaban manusia di muka bumi ini. Ilmu ini
kemudian disebarluaskan oleh para pengikut nabi itu agar manusia mengerti,serta dapat
menggunakan dan mengembangkannya sebagai ‘alat’ untuk menjalankan tugas
kekhalifahannya. Agama menyediakan tolak ukur kebenaran ilmu (benar,salah),bagaimana
ilmu diproduksi (baik,buruk), dan tujuan-tujuan ilmu (manfaat,merugikan). Selebihnya
adalah hak manusia untuk memikirkan dinamika internal ilmu. Ilmu yang lahir dari induk
agama harus menjadi ilmu yang objektif. Artinya, suatu ilmu tidak dirasakan oleh pemeluk
agama lain,non agama, dan anti-agama sebagai norma, tapi sebagai gejala keilmuan yang
objektif semata. Meyakini latar belakang agama yang menjadi sumber ilmu atau tidak, tidak
menjadi masalah, ilmu yang berlatar belakang agama adalah ilmu yang objektif, bukan agama
menuju moralitas. Maka, objektifikasi ilmu adalah ilmu dan orang beriman untuk seluruh
manusia, tidak hanya untuk orang beriman saja.
 Pengertian Amal Shaleh
Kemudian Amal Sholeh, dua rangkaian kata ini sering kita temui karena berkaitan
dengan agama. Amal itu sendiri adalah melakukan segala sesuatu untuk menghasilkan
sesuatu. Dan shaleh berarti segala sesuatu segala sesuatu yang bersifat baik dan berguna. Jika
kedua makna tersebut amal shaleh berarti melakukan sesuatu untuk menghasilkan sesuatu
yang sifatnya baik,menguntungkan dan berguna. Terdapat beberapa janji-janji Allah SWT
kepada mereka yang beriman dan beramal shaleh. Diantaranya ialah keuntungan dunia dan
akhirat, nikmat surga, penghapusan dan pengampunan dosa-dosa, diberi petunjuk dan
panduan,dikurniakan derajat yang tinggi,dianugerahkan kekuasaan, mendapat rezeki yang
mulia (berkat), dibalas dengan pahala yang secara berterusan, dicurahkan rahmat dan
dilepaskan daripada kegelapan hidup kepada cahaya. Amal shaleh yang amat disukai oleh
Allah SWT adalah amal-amal yang telah diwajibkan kepada manusia untuk dilaksanakan
misalnya seperti shalat lima waktu. Allah SWT senang bila hambaNya menambah amal-amal
shaleh dalam rangka mendekatkan diri kepadanya akan tetapi Ia juga tidak senang bila
hambaNya melalaikan amal yang wajib karena amal yang lain walaupun itu adalah amal
shaleh. Allah SWT tidak akan menghendaki orang yang melaksanakan shalat sunnah
semalam penuh akan tetapi lalai pada shalat yang wajib karena bangun tidur terlalu siang.
Selanjutnya, amal shaleh Allah SWT setelah amal-amal wajib adalah amal yang bisa
dirasakan manfaatnya bagi hambaNya yang lain. Menuntut ilmu merupakan suatu hal yang
akan memberikan manfaat yang besar bagi setiap umat manusia. Dengan ilmu kita dapat
mengetahui hal-hal yang kita tidak tahu dan kita dapat menjalankan amal shaleh seperti yang
diperintahkan oleh Allah SWT.
 Beramal dengan Ilmu
Kita dapat beramal dengan ilmu dengan menggunakan dasar pemikiran, perasaan dan
perlaksanaan.

Pemikiran
Kita harus mengakui ajaran Islam yang tidak hanya menangani persoalan rohani saja tetapi
juga persoalan politik/pengurusan kehidupan.

Perasaan
Kita suka dan senang dengan kesyumulan Islam. Kita bermanis muka dengan mereka yang
memperkatakan dan memperjuangkan supaya terlaksananya Islam yang syimul bukan
sebaliknya bermasam muka, mencemooh dan lebih parah lagi jika menghalang perjuangan ini
seperti yang telah dilakukan Abu Jahal, Abu Lahab dan musyirikin terhadap Rasulullah saw
dan para sahabatnya.

Perlaksanaan
Kita harus berusaha melaksanakan Islam yang syumul dengan menegakkan khilafah.
Jika khilafah tidak ada pada masa ini, kita semestinya bersama dengan jemaah. Langkah yang
semestinya kita lakukan untuk menjadi hamba yang mulia adalah dengan menjadikan diri kita
muslim yang berilmu dan beramal shaleh.
Beramal tanpa berilmu sangat tidak rasional bagaikan kapal yang diombang
ambingkan gelombang ditengah samudera luas sementara keinginan untuk cepat sampai ke
daratan sangatlah tinggi, maka hanya mukzizat Allahlah yang paling berperan ketika itu.
Begitu juga dalam kehidupan ini, ibadah bukan hanya sekedar berdiri, rukuk, maupun sujud
dalam shalat saja. Namun, setiap dirii akan dituntut untuk melaksanakan apa sesungguhnya
hikmah dibalik perintah shalat itu , begitu juga ibadah-ibadah lainnya selain menunaikannya
dengan ikhlas perealisasian dari hikmah yang terkandung didalamnya harus menjadi prioritas
utama dan tidak bisa di kesampingkan sama sekali. Jelasnya raihlah keinginan dunia akhirat
itu sebanyak-banyaknya dan imbangi ilmu itu dengan amaliah ikhlas dan penuh
kekhusyukkan. Intinya manusia dapat menilai dan melakukan sesuatu dengan cermat dan
hati-hati dan tidak ada kebajikan dalam ibadah kecuali diiringi dengan tafakur,tawakal,
maupun perbuatan makruf lainnya.
Orang yang selalu menggunakan ilmu dan pemikiran akan menghasilkan ladang amal
dan akan selalu menjaga amalannya itu dari perbuatan-perbuatan tercela dalam hidup
bersosialisasi dalam masyarakatnya. Sedangkan orang yang beramal tanpa dilandasi ilmu dan
pemikiran, jelas akan diombang ambingkan oleh hawa nafsu sehingga akan melahirkan
kerugian dan kesia-siaan dalam amaliah tersebut.
 Hal-hal yang Berfokus pada Hubungan Ilmu dan Amal Shaleh
Hubungan ilmu dengan amal dapat difokuskan pada dua hal. Pertama, ilmu adalah
pemimpin dan pembimbing amal perbuatan. Amal boleh lurus dan berkembang bila didasari
dengan ilmu. Berbuat tanpa didasari pengetahuan tidak ubahnya dengan berjalan bukan
dengan di jalan yang benar, tidak mendekatkan pada tujuan melainkan menjauhkan. Dalam
semua aspek kegiatan manusia harus disertai dengan ilmu, baik itu yang berupa amal ibadah
maupun amal perbuatan lainnya. Sedangkan kedua, sesungguhnya ilmu dan amal saling
beriringan. Barangsiapa berilmu maka dia harus berbuat, baik itu ilu yang berhubungan
dengan masalah ibadah maupun ilmu-ilmu yang lain. Tidak ada faedahnya ilmu yang tidak
diamalkan. Amal merupakan buah dari ilmu, jika ada orang yang memiliki ilmu tapi tidak
berilmu maka seperti pohon yang tidak menghasilkan manfaat bagi penanamnya. Begitu pula
tidak ada manfaatnya ilmu fikih yang dimiliki oleh fakih jika dia tidak mengubahnya menjadi
perbuatan. Begitu juga, tidak faedahnya teori-teori atau penemuan-penemuan yang ditemukan
seorang ilmuwan jika tidak diubah menjadi perbuatan nyata. Karena wujud dari pengetahuan
itu adalah amal dan karya nyatanya.
 Hubungan Ilmu dan Amal Shaleh
Pada dasarnya Ilmu dan amal adalah satu, amal tanpa ilmu bukanlah amal dan ilmu
tanpa amal bukanlah ilmu,sebagaimana dikatakan oleh Ja’far al-Shadiqa ra. Al-Qur’an juga
mengatakan bahwa kalimat al-Thayyibah (ilmu dan makrifah) kepada Allah yang akan
sampai kepada-Nya,sementara amal shaleh tak ubahnya sebagai roket pendorong yang
menghampirkan hal-hal tersebut kepada Allah SWT. Tentu saja, tanpa ilmu, tak ada yang
akan dibawa oleh sang roket, sementara tanpa amal,ilmu bersangkutan akan tetap berada di
landas pacu. Tentang mana yang lebih dulu yang harus diraih, ilmu atau amal dapat dikatakan
bahwa dengan ilmulah seseorang dapat melakukan amal. Dengan demikian, ilmu harus diraih
terlebih dahulu, baru dengannya dapat melakukan amal. Akan tetapi, ilmu yang
sesungguhnya adalah pemberian dari Allah SWT. Oleh karena itu, perlu syarat-syarat yang
diperlukan, syarat tersebut adalah ketakwaan. Dan ketakwaan merupakan jenis amal.
Sehingga, dengan demikian, amallah yang harus tersedia terlebih dahulu agar seseorang dapat
memperoleh ilmu.
Ilmu merupakan aspek teoritis dari pengetahuan. Dengan pengetahuan inilah
manusia melakukan perbuatan amalnya. Jika manusia memiliki ilmu tapi miskin amalnya,
maka ilmu tersebut akan menjadi sia-sia. Jelas akan sia-sia sekali kita beramal beribadah,
sementara sifat dan perilaku tercela masih juga dipelihara dalam diri, dan hal ini disebabkan
oleh kurangnya ilmu dalam beramal khususnya ilmu yang berhubungan dengan apa yang
sedang kita lakukan dalam proses ibadah. Ilmu dan amal adalah dua komponen yang harus
berlandaskan pada keinginan untuk merealisasikan amaliah, ilmu dan amal tidak dapat
dipisahkan, kehilangan salah satu dari keduanya akan menimbulkan kesalahan demi
kesalahan bahkan kesesatan. Dalam beberapa riwayat dijelaskan mengenai hubungan antara
ilmu dan amal. Imam Ali Abi Thalib berkata, “Ilmu adalah pemimpin amal dan amal adalah
pengikutnya. “Demikian juga dengan perkataan Rasulullah saw, “Barang siapa beramal tanpa
ilmu maka apa yang dirusaknya jauh lebih banyak dibandingkan yang diperbaikinya. Dari
riwayat tersebut maka jika orang itu berilmu maka ia harus diiringi dengan amal. Amal ini
akan mempunyai nilai jika dilandasi dengan ilmu, begitu juga dengan ilmu akan mempunyai
nilai atau makna jika diiringi dengan amal. Keduanya tidak dapat dipisahkan dalam perilaku
manusia. Sebuah perpaduan yang saling melengkapi dalam kehidupan manusia yaitu setelah
berilmu lalu beramal.
Ilmu yang tidak dilanjutkan dengan perbuatan, mungkin kita dapat menyebutnya
sebagai pengetahuan teoritis. Namun, apa faedahnya ilmu teoritis jika kita tidak
menerjemahkannya kedlam ilmu praktik, dan kemudian meneruskannya menjadi perbuatan
yang mendatangkan hasil. Jika ilmu tidak dipraktikan maka akan memberikan dampak yang
negatif. Padahal,kaedah islam menekankan bahwa ilmu senantiasa menyeru pada amal
perbuatan. Keduanya tidak ubahnya sebagai dua benda yang senantiasa bersama dan tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Jika amal memenuhi seruan ilmu maka umat akan menjadi
baik dan berkembang. Namun jika tidak, maka ilmu akan meninggalkan amal perbuatan, dan
dia akan tetap tinggal tanpa faedah apapun. Jika demikian nilai apa yang dimiliki seorang
manusia yang memiliki segudang teori dan pengetahuan namun tidak mempraktikannya
dalam dunia nyata. Pertalian ilmu dengan amal tidak hanya dituntut dari parapelajar agama
dan para ahli yang mendalami suatu ilmu, melainkan juga dituntut dari setiap orang, baik
yang memiliki ilmu sedikit ataupun banyak. Namun, tentunya orang-orang yang berilmu
memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam hal ini karena mereka memiliki kemampuan
yang lebih. Allah SWT berfirman didalam surat Ash-Shaff ayat 2-3 , “Wahai orang-orang
yang berfirman, mengapa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. Sungguh
besar murka Allah SWT, kamu mengatakan apa-apa yang kamu tidak kerjakan.
Jika kita memperhatikan ayat-ayat al-Qur’an niscaya kita akan menemukan bahwa alQur’an senantiasa menggandengkan ilmu dengan amal. Makna ilmu diungkapkan dalam
bentuk kata iman pada banyak tempat,dengan pengertian bahwa iman adalah ilmu atau
keyakinan. Diantaranya ialah “Demi waktu ashar, sesungguhnya manusia berada dalam
kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, dan saling menasehati
dalam kebenaran dan kebijakan.” (Al-‘Ashr :1-3). Dalam ayat lain dikatakan “Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi
tempat tinggal.” (Al-Kahfi :107). Demikian juga dengan ayat “Orang-orang yang beriman
dan beramal shaleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.” (Ar-Ra’d :29).
Ayat-ayat tersebut menjelaskan tentang betapa ilmu dan amal saleh memiliki kaitan yang erat
yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Karena keduanya bagai dua keping mata uang
yang saling memberi arti. Inilah yang sejalan dengan ucapan Imam Ali Abi Thalib, ”Iman
dan amal adalah dua saudara yang senantiasa beriringan dan dua sahabat yang tidak
terpisahkan. Allah tidak akan menerima salah satu dari keduanya kecuali disertai
sahabatnya.”
 Kesimpulan
Dengan perspektif kesepaduan ilmu dan amal, maka akan memberikan perkembangan
ke arah perbaikan dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat akan berlomba-lomba dalam
memberikan amal saleh satu sama lain. Imam Ali Abi Thalib berkata, “Jangan sampai
ilmumu menjadi kebodohan dan keyakinanmu menjadi keraguan. Jika engkau berilmu, maka
beramallah, dan jika engkau yakin maka majulah”. Dengan ilmu yang benar serta amal shaleh
masyarakat bergerak dari kebodohan menuju kepintaran, dari ketertinggalan menuju
kemajuan dan dari kehancuran menuju kebangkitan. Allah SWT menempatkan orang yang
berilmu dan beramal shaleh sesuai dengan ilmunya pada derajat yang paling tinggi. Jelasnya,
Allah yang memiliki segala sesuatu dan Maha Pemberi pasti memuliakan derajat orang-orang
yang didalam dirinya terdapat tiga hal yaitu keimanan yang kokoh, ilmu pengetahuan yang
bermanfaat dan selalu melakukan amal shaleh, sabar, ikhlas, dan selalu bertawakal padaNya.
Ilmu adalah landasan iman, hakekat pencarian ilmu pengetahuan pada diri manusia
sesungguhnya adalah dalam rangka mengenal Alllah SWT dengan segala
konsekuensinya.Dan hubungan antara ilmu dan amal shaleh tidak dapat dipisahkan karena
dua hal tersebut saling mempengaruhu satu sama lain.
Download