Orisinalitas dan Kreatifitas dapat berkembang, jika kekuatan hakiki di dasari oleh langkah awal yang tepat. Dalam tulisan ini, penulis akan mencoba untuk membuat kajian berdasarkan pandangan David Bohm berkaitan dengan dimana Orisinal / keaslian gagasan + karya dan Kreativitas dapat berkembang, apabila memiliki dasar yang hakiki dari langkah awal. “Orisinalitas” sering digunakan sebagai pujian kepada kreativitas dari seniman, penulis, ilmuwan, dan pemikir. Orisinalitas telah menjadi bagian penting konsep hukum yang berkaitan dengan kekayaan intelektual / hak cipta. Pembajakan atau pemalsuan sebuah kekayaan intelektual dianggap telah melanggar hukum pidana. David Bohm membuka dalam bukunya On Creativity. Kreativitas adalah sesuatu yang tidak mungkin untuk didefinisikan dengan kata-kata. Kreativitas dipandang dengan cara yang berbeda dalam disiplin ilmu yang berbeda: dalam pendidikan disebut "inovasi", dalam bisnis biasa disebut sebagai "entrepreneurship", dalam matematika kadang-kadang disamakan dengan "pemecahan masalah", dan dalam musik adalah "kinerja atau komposisi". Sebuah produk kreatif dalam konteks yang berbeda diukur terhadap norma-norma konteks tersebut, aturan tersendiri, pendekatan dan konsep kreativitas. Kebutuhan akan kreativitas merupakan bagian penting dari sifat manusia. Ada banyak ciri yang telah dikaitkan dengan kreativitas, seperti berpikir divergen, introversi, harga diri, toleransi untuk ambiguitas, kemauan untuk mengambil risiko, perilaku / sikap, fleksibilitas, variabilitas emosional, kemampuan untuk menyerap citra, dan bahkan kecenderungan untuk neurosis dan psikosis. “Kreativitas” membawa sesuatu yang tidak ada sebelumnya, baik sebagai produk, proses atau pikiran. Kreativitas adalah dasar pengalaman manusia. Manusia disebut berkreativitas bila: Menciptakan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya, (dalam konteks ini, kadang manusia tidak menyadari telah menciptakan sesuatu yang sebenarnya sudah ada di tempat lain). Kreativitas juga Menciptakan sebuah proses baru untuk melakukan sesuatu, termasuk mengubah cara orang lain memandang sesuatu dengan cara mengembangkan cara baru untuk melihat sesuatu (membawa ide baru ke dalam sebuah eksistensi). Berpikir kreatif adalah proses berpikir yang menghasilkan kreativitas tersebut. Kreativitas tidak selalu menghasilkan produk konkret, tetapi meliputi seluruh aspek kehidupan, di antaranya berupa ide. Kreativitas sangat penting untuk menyiasati segala keterbatasan yang dimiliki manusia, memecahkan masalah pada berbagai aspek kehidupan, sekaligus menghasilkan peluang atau karya baru untuk memudahkan kehidupan kita. Sesungguhnya kita semua adalah manusia kreatif. Sebagai manusia, kita terus-menerus mengubah ideide dalam kehidupan kita. Kreativitas tidak harus berbicara tentang mengembangkan sesuatu yang baru untuk dunia, tetapi lebih utama adalah untuk melakukan dan mengembangkan sesuatu yang baru untuk diri kita sendiri. Ketika kita mengubah diri kita, perubahan dunia akan mengikutinya. David Bohm, menyelidiki fenomena kreativitas dari semua sisi: khayalan - imajinasi – penemuan – penciptaan – persepsi – deteksi (*usaha menemukan dan menentukan keberadaan, anggapan, atau kenyataan). Dalam penyelidikannya, Bohm melakukan peninjauan terhadap hubungan kreativitas dan pemikiran manusia, tindakan manusia, kesatuan alam semesta, dan realitasnya. Fenomena kreativitas yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, seni, persepsi terhadap bentuk baru, meningkatkan dan mengembangkan nya dalam kehidupan sehari-hari, menguak pandangan korespondensi realitas dalam ilmu dan seni modern dan keterkaitannya antara lintas disiplin ilmu. Bohm mengemukakan bahwa Kreativitas sejati hanya dapat berkembang ketika kita berhenti berpikir mekanis. Dia mengidentifikasi trend dalam seni dan ilmu jauh dari simbolisme menuju paradigma murni yang berpusat di sekitar hubungan dan 'struktur ide'. David Bohm percaya bahwa jenius dapat memikirkan pemikiran-pemikiran yang berbeda sebab dapat mentoleransikan dua perasaan yang bertentangan, antara dua hal yang berlawanan atau dua hal yang tidak sesuai. Bohm meneliti kehidupan Einstein dan rekan-rekannya-Heisenberg, Pauli dan Bohr -dan menemukan bahwa mereka menghabiskan bertahun-tahun secara terbuka mengungkapkan ide dan memantul dari satu sama lain. Mereka saling adu konsep tanpa berusaha untuk mengubah pikiran orang lain. Mereka merasa bebas untuk mengusulkan apa pun. Kolaborasi bebas ini menghasilkan berbagai terobosan dan penemuan yang kemudian menjadi dasar dari fisika modern. Bohm lalu mengembangkan teori komunikasi yang berbasis pada teori kuantum dan teori relativitas. Menurutnya, dialog bukan diskusi. Bahkan, dialog berlawanan dengan diskusi yang punya kecenderungan menuju sebuah goal tertentu, mencapai sebuah persetujuan, memecahkan persoalan atau memenangkan opini seseorang. Dialog bukan sebuah teknik untuk memecahkan persoalan atau sarana resolusi konflik. Banyak orang terjebak pada penyamarataan dialog dan diskusi. Lebih parah lagi, meskipun judulnya dialog, yang terjadi adalah debat, baik debat terbuka maupun debat internal dalam diri kita sendiri. Bagi Bohm, tujuan dialog adalah menyingkap ketidaklogisan dalam pemikiran kita. Dengan melakukan itu, sangat mungkin untuk menemukan atau membangun kembali sebuah kesadaran kolektif yang original dan kreatif. Proses dialog adalah proses penyadaran. Dalam dialog, sekelompok orang dapat mengeksplorasi prasangka-prasangka (apriori, pre-judgments) yang secara halus mengontrol suatu proses komunikasi. Prasangka (ide, keyakinan, perasaan) inilah yang sebenarnya berperan penting dalam menentukan suatu komunikasi sukses atau gagal. Dialog dengan demikian menjadi sarana observasi secara kolektif untuk menyingkap nilai-nilai dan intensiintensi tersembunyi yang mengontrol perilaku kita. Dalam bahasa Bohm, dialog adalah suatu arena dimana ‘collective learning’ terjadi yang memunculkan perasaan harmoni, persahabatan dan kreatifitas. Karena kondisi alamiah dialog yang eksploratif, maka menurut Bohm, tidak ada suatu metode yang tetap dan aturan yang baku untuk ditetapkan sebagai dasar dialog. Bagi Bohm, esensi dialog adalah belajar, Bukan sebagai hasil dari (mengkonsumsi tubuh informasi atau doktrin yang diberikan oleh otoritas, atau sebagai sarana memeriksa atau mengkritik teori tertentu atau program, melainkan sebagai bagian yang berlangsung Proses partisipasi kreatif antara rekanrekan". Dalam pemikiran Bohm, beban terberat dalam memulai dialog adalah mengenal pikiran, dorongan dan prasangka yang ada di dalam diri kita. Karenanya, selain mendengarkan orang lain, hal yang tak kalah penting dalam dialog adalah mendengarkan diri kita sendiri (menurut Bohm, mendengar sama pentingnya dengan berbicara). Dalam proses ini kita harus membawa ke permukaan segala reaksi, dorongan, perasaan dan opini sehingga hal-hal tersebut bisa dilihat dan dirasakan dan juga direfleksikan oleh orang lain. Dengan menaruh perhatian pada dorongan dan perasaan yang selama ini begitu kuat mendeterminasi secara bawah sadar bagaimana kita melihat dan bersikap terhadap orang lain maka perasaan itu, layaknya pencuri, akan merasa malu dan melepaskan cengkramannya. Jika tahapan ini sudah bisa dicapai, maka kita akan bisa melihat makna yang lebih dalam yang terbentang dalam proses pemikiran kita dan merasakan struktur yang tidak koheren dari setiap tindakan kita yang secara otomatis selalu kita lakukan. Jika setiap kelompok masyarakat yang berdialog mampu mengungkap setiap prasangka yang tersembunyi itu maka seluruh proses yang mengalir dari pikiran, ke perasaan, ketindakan dapat menyingkapkan sesuatu yang lebih dalam, makna yang lebih halus, yang membawa ke suatu koherensi baru atau dalam istilah Bohm, collective intelligence. Secara teknis Bohm menyarankan agar peserta dalam proses dialog itu berkisar antara 20 sampai 40 orang yang duduk saling berhadapan satu dengan yang lain dalam suatu lingkaran. Sementara untuk lamanya berdialog, Bohm melihat durasi dua jam adalah batas maksimal. Jika waktu berdialog terlalu lama, akan beresiko terjadi kebosanan yang berakibat pada berkurangnya kualitas dialog. Hubungan dialog mempunyai ciri yang alamiah , hal tersebut dapat mengurangi dan menyempurnakaan logika tidak hanya dari segi tata bahasa. Mereka juga dapat membicarakan subjek yang berfariasi. Kreativitas dan kecerdasan, dipengaruhi dari berbagai faktor, seperti berpikir konvergen dan divergen, faktor lingkungan, akses ke alat manipulatif untuk menguji ide-ide seperti teknologi komputer, dan pentingnya pemikiran reflektif dan evaluasi pikiran. Pikiran merupakan sumber dasar kreativitas itu sendiri. Pikiran adalah hal yang kita miliki yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, dimana pikiran menjadi salah satu yang mengontrol manusia secara individu. Kreativitas merupakan potensi alam. Namun seseorang dalam banyak kasus, kreativitas menciptakan sesuatu yang orisinil, memudar seiring berjalannya waktu. (Secara psikologis, merosotnya dorongan menciptakan sesuatu yang orisinil dikarenakan seseorang sudah merasa puas, atau sebaliknya, perasaan jenuh, tidak adanya penghargaan dari orang lain, tidak memiliki tujuan dalam mencipta, dst). Untuk hidup dengan cara yang kreatif memerlukan persepsi ekstrim dan sensitif dari perintah dan struktur hubungan kepada individu, masyarakat, dan alam. Untuk menulis soneta atau untuk menyusun sebuah lukisan abstrak, atau untuk menemukan beberapa teori baru dalam matematika membutuhkan kreativitas yang harus beroperasi dalam konteks suatu bentuk seni atau matematika tertentu. Misalnya, Kreativitas Cézanne dalam seni, diarahkan penemuan bentuk-bentuk baru dan perintah komposisi dalam konteks bentuk tertentu kebebasan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Impresionis. Beberapa karya Bach terbesar sama-sama dibuat dalam batas-batas yang ketat counterpoint. Agar kreativitas berkelanjutan dan keaslian terhadap sebuah penemuan / karya berkembang dengan baik, sangat relevan untuk membawa perubahan kreatif dalam budaya dan masyarakat di segala sistem dan aspek kehidupan. Berpikir mekanis tetap diperlukan untuk konteks tertentu, namun untuk dorongan dasar dalam berkreativitas, harus berhenti berpikir secara mekanis, dan berani menguraikannya, di mana perubahan yang kreatif akan sangat bermanfaat bagi masyarakat dan individu. Misalnya, lewat pendidikan, harus tidak lagi bergantung pada penghargaan, berhenti menempatkan nilai terlalu tinggi pada otoritas yang sewenang-wenang, ilmu pengetahuan yang monoton, dan teknik-teknik yang monoton. David Joseph Bohm (20 Desember 1917 - 27 Oktober 1992) Bohmn adalah seorang fisikawan kuantum Amerika yang memberikan kontribusi untuk teori fisika, filsafat, dan neuropsikologi. Karena dianggap Komunis selama era McCarthy, Bohm meninggalkan AS, menetap di Brasil dan terakhir menjadi warga negara Inggris. Bohm secara luas dianggap sebagai salah satu fisikawan teoritis yang paling penting dari abad ke-20. Jakarta, 10 Nopember 2012 Penulis, (Leonardo Adi Dharma Widya).