BAB 2 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANJARNEGARA 2.1 KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten Banjarnegara terletak antara 7⁰12’ – 7⁰31’ Lintang Selatan dan 109⁰29’ – 109⁰45’50” Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di bagian tengah Provinsi Jawa Tengah sebelah barat yang membujur dari arah barat ke timur. Batas wilayah administrasi Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut : a. Sebelah Utara : Kab. Pekalongan dan Kab. Batang b. Sebelah Timur : Kab. Wonosobo c. Sebelah Selatan : Kab. Kebumen d. Sebelah Barat : Kab. Purbalingga dan Kab. Banyumas Wilayah Kabupaten Banjarnegara memiliki luas 1.070 Km2. Kabupaten Banjarnegara terbagi dalam 20 kecamatan yang terdiri dari 266 desa dan 12 kelurahan, serta terbagi dalam 953 dusun, 5.150 Rukun Tetangga (RT) dan 1.312 Rukun Warga (RW). Kecamatan hasil pemekaran dari Kecamatan Banjarnegara dan Kalibening yang terealisasi pada tanggal 1 Juni 2004, yaitu Kecamatan Pagedongan dan Kecamatan Pandanarum. Luas wilayah, banyaknya desa/kelurahan, RT dan RW dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.1 Kedudukan Ibukota Kecamatan, Jumlah Desa, Kelurahan dan Dusun Dirinci menurut Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 Banyaknya No. Kecamatan Ibukota Kecamatan Dusun Desa Kelurahan Total 1. Susukan Susukan 15 15 43 2. Purworejo Klampok Klampok 8 8 35 3. Mandiraja Mandiraja Kulon 16 16 50 4. Purwonegoro Purwonegoro 13 13 60 5. Bawang Manktrianom 18 18 61 6. Banjarnegara Kutabanjarnegara 4 9 13 18 7. Pagedongan Pagedongan 9 9 42 8. Sigaluh Gembongan 14 1 15 37 9. Madukara Kutayasa 18 2 20 60 10. Banjarmangu Banjarmangu 17 17 51 11. Wanadadi Wanadadi 11 11 35 12. Rakit Rakit 11 11 52 13. Punggelan Punggelan 17 17 79 14. Karangkobar Leksana 13 13 41 15. Pagentan Pagentan 16 16 58 16. Pejawaran Panusupan 17 17 56 17. Batur Batur 8 8 37 18. Wanayasa Wanayasa 17 17 49 19. Kalibening Kalibening 16 16 57 20. Pandanarum Beji 8 8 32 Jumlah 266 12 278 953 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 1 Sedangkan luas wilayah Kabupaten Banjarnegara menurut kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut: No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Tabel 2.2 Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara Menurut Kecamatan Tahun 2010 Jumlah Desa/ Luas Prosentase Terhadap Kecamatan Kelurahan (Ha) Luas Kabupaten Susukan 15 5.265,67 4,92 % Purworejo Klampok 8 2.186,67 2,04 % Mandiraja 16 5.261,58 4,92 % Purwonegoro 13 7.386,53 6,90 % Bawang 18 5.520,64 5,16 % Banjarnegara 13 2.624,20 2,45 % Pagedongan 9 8055,24 7,53 % Sigaluh 15 3.955,95 3,70 % Madukara 20 4.820,15 4,51 % Banjarmangu 17 4.635,61 4,33 % Wanadadi 11 2.827,41 2,64 % Rakit 11 3.244,62 3,03 % Punggelan 17 10.284,01 9,61 % Karangkobar 13 3.906,94 3,65 % Pagentan 16 4.618,98 4,32 % Pejawaran 17 5.224,97 4,88 % Batur 8 4.717,10 4,41 % Wanayasa 17 8.201,13 7,67 % Kalibening 16 8.377,56 7,83 % Pandanarum 8 5.856,05 5,47 % Jumlah 278 106.971 100,00 % Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 2.2 KONDISI FISIK WILAYAH Kondisi fisik wilayah Kabupaten Banjarnegara dapt diliat dari aspek bentukan alam dan topografi, kondisi geologi, kondisi hidrologi atau kondisi air tanah dan air permukaan serta kondisi klimatologi. 2.2.1 Bentukan Alam dan Topografi Bila ditinjau dari bentuk tata alam dan penyebaran geografis, maka Kabupaten Banjarnegara dapat digolongkan dalam tiga wilayah yaitu: a. Bagian utara, terdiri dari daerah pegunungan Kendeng dengan relief bergelombang dan curam, bagian ini meliputi wilayah Kecamatan Kalibening, Karangkobar, Pagentan, Pejawaran, Batur, Madukara, Banjarmangu dan Punggelan; b. Bagian tengah, terdiri wilayah dengan relief yang datar merupakan lembah sungai Serayu yang subur mencakup sebagian wilayah Kecamatan Banjarnegara, Madukara, Bawang, Purwonegoro, Mandiraja, Purworejo Klampok, Susukan, Rakit, Wanadadi dan Banjarmangu; c. Bagian selatan, terdiri dari wilayah dengan relief yang curam merupakan bagian dari pegunungan Serayu meliputi Kecamatan Banjarnegara, Bawang, Purwonegoro, Mandiraja Purworejo Klampok dan Susukan. .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 2 Kabupaten Banjarnegara mempunyai ketinggian yang bervariasi, meskipun kebanyakan berada pada ketinggian 100 m dpl karena letaknya yang berada pada jalur pegunungan; yang sebagian besar berada pada ketinggian 100–500 mdpl (37,04%); 500–1.000 mdpl (28,74%); dan >1.000 mdpl (24,4%); sedangkan wilayah dengan ketinggian kurang dari 100 mdpl hanya seluas 9,82% saja. Adapun ketinggian topografi setiap daerah di Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut : 1. Kurang dari 100 mdpl meliputi luas 9,82 % dari luas wilayah Kabupaten yang meliputi Kecamatan Susukan, Purworejo Klampok, Mandiraja, Purwonegoro dan Bawang. 2. Antara 100-500 mdpl, meliputi luas 37,04 % luas wilayah Kabupaten Banjarnegara yang meliputi Kecamatan Susukan, Mandiraja, Purwonegoro, Bawang, Banjarmangu, Banjarnegara, Wanadadi, Rakit, Punggelan dan Madukara. 3. Antara 500-1.000 mdpl, meliputi luas 28,74 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, yang meliputi Kecamatan Banjarmangu, Sigaluh dan sebagian Banjarnegara. 4. Lebih dari 1.000 mdpl, meliputi luas 24,4 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, yang meliputi Kecamatan Karangkobar, Wanayasa, Kalibening, Pagentan, Pejawaran dan Batur. Ditinjau dari segi kemiringan, dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) kemiringan, yaitu: a. Antara 0 – 15 % meliputi luas 24,61% dari luas wilayah Kabupaten banjarnegara yang meliputi Kecamatan Susukan, Purworejo Klampok, Mandiraja, Purwanegara, Pagedongan, Bawang dan Rakit. b. Diatas 15 – 40 %, meliputi luas 45,04 % dari luas wilayah kabupaten Banjarnegara yang meliputi Kecamatan Madukara, Banjarmangu, Wanadadi, Punggelan, Karangkobar, Pagentan, Wanayasa dan Kalibening. c. Lebih dari 40 % meliputi luas 30,35 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi Kecamatan Susukan, Banjarnegara, Sigaluh, Banjarmangu, Pejawaran dan Batur. Berikut merupakan tabel ketinggian wilayah Kabupaten Banjarnegara. Tabel 2.3 Ketinggian Wilayah Kabupaten Banjarnegara No. Ketinggian 1. < 100 mdpl 2. 100-500 mdpl .Buku Kecamatan Susukan Purworejo Klampok Mandiraja Purwonegoro Susukan Mandiraja Purwonegoro Bawang Banjarmangu Banjarnegara Wanadadi Rakit Keterangan luas 9,82 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara luas 37,04 % Banjarnegara luas wilayah Kabupaten Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 3 No. Ketinggian 3. 500-1.000 mdpl 4. > 1.000 mdpl Kecamatan Punggelan Madukara Banjarmangu Sigaluh Banjarnegara Pagedongan Karangkobar Wanayasa Wanayasa Kalibening Pagentan Pandanarum Pejawaran Batur Keterangan luas 28,74 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara luas 24,4 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 Apabila ditinjau dari kemiringan lahan, wilayah Kabupaten Banjarnegara memiliki tiga jenis tingkat kemiringan. Berikut merupakan tingkat kemiringan di Banjarnegara. Tabel 2.4 Kelerengan Wilayah Kabpaten Banjarnegara No. Kelerengan 1. Antara 0 – 15 % 2. Diatas 15 – 40 % 3. Lebih dari 40 % Kecamatan Susukan Purworejo Klampok Mandiraja Purwanegara Pagedongan Bawang Rakit Madukara Banjarmangu Wanadadi Punggelan Karangkobar Pagentan Wanayasa Kalibening Susukan Banjarnegara Sigaluh Banjarmangu Pejawaran Batur Keterangan luas 24,61% dari luas wilayah Kabupaten banjarnegara meliputi luas 45,04 % dari luas wilayah kabupaten Banjarnegara luas 30,35 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 4 2.2.2 Kondisi Geologi Kabupaten Banjarnegara memiliki kondisi geologi meliputi: jenis tanah, struktur geologi dan gerakan tanah yang sangat berpengaruh dalam kondisi lingkungan fisik di Kabupaten Banjarnegara. 2.2.2.1 Jenis Tanah Jenis tanah yang cenderung berbeda pada sebagian besar wilayah di Kabupaten Banjarnegara memerlukan penanganan yang berbeda. Jenis tanah yang ada di kabupaten Banjarnegara adalah: a. Tanah aluvial : dengan asosiasinya, berwarna kelabu coklat dan hitam, sifatnya bera neka ragam. Produktivitas tanah rendah hingga tinggi sesuai untuk pertanian. terdapat pada Kecamatan Batur, Kalibening, Rakit, Punggelan, Susukan, Purworejo Klampok, dan Wanadadi. b. Tanah latosol : berarsosiasi dengan andosol, sifatnya agak asam hingga netral, warnanya beraneka ragam yaitu kelabu, coklat, hitam coklat kemerah-merahan. Tingkat kesuburan tanah sedang sampai tinggi. Sesuai untuk usaha pertanian, kebun campuran, pertanian sayur-sayuran dan hutan. Terdapat pada Kecamatan Susukan, Purworejo Klampok, Purwonegoro, Wanadadi, Rakit, Bawang, Sigaluh, Madukara, Banjarnegara, Wanayasa, Pejawaran, Kalibening, Karangkobar, Banjarmangu, Pagedongan, Mandiraja, Punggelan, Pandanarum ,dan Pegentan c. Tanah andosol : dengan asosiasi berwarna coklat, coklat kekuning-kuningan, bersifat netral sampai asam. Produktivitas tanah sedang hingga tinggi, cocok untuk tegalan, kebun campuran dan hutan. Terdapat di Kecamatan Wanayasa, Pejawaran, Pegentan, dan Batur. d. Tanah grumosol : asosiasinya dengan tanah mediteran, sifatnya agak netral, warna kelabu hingga hitam, merah kekuning-kuningan, merah hingga coklat. Produktivitasnya rendah sampai sedang, cocok dipergunakan untuk usaha-usaha persawahan dan tegalan. terdapat di Kecamatan Kalibening, Karangkobar, Pagentan, Wanadadi, Wanayasa, Madukara, dan Banjarmangu e. Tanah podsolik merah kuning : tanah bertekstur liat, struktur blok di lapisan bawah, konsistensi teguh, bersifat asam dengan pH kurang dari 5,5. Terbentuk pada daerah dengan curah hujan antara 2500 sampai 3000 mm tiap tahun serta biasanya berada pada ketinggian di atas 25 meter di atas permukaan laut. Terdapat di sekitar tegalan pada Kecamatan Pandarum, Kalibening, dan Punggelan. f. Tanah litosol : tanah yang beraneka sifat dan warnanya. Jenis tanah ini kurang baik untuk pertanian, terdapat di Kecamatan Banjarmangu. Berikut merupakan tabel jenis tanah dan pesebarannya di Kabupaten Banjarnegara. .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 5 Tabel 2.5 Jenis Tanah Di Kabupaten Banjarnegara No. Jenis Tanah 1. 2. Aluvial kelabu coklat dan hitam Batur, Kalibening, Rakit, Punggelan, Susukan, Purworejo Klampok, dan Wanadadi Latosol kelabu, coklat, hitam coklat kemerah-merahan Susukan, Purworejo Klampok, Purwonegoro, Wanadadi, Rakit, Bawang, Sigaluh, Madukara, Banjarnegara, Wanayasa, Pejawaran, Kalibening, Karangkobar, Banjarmangu, Pagedongan, Mandiraja, Punggelan, Pandanarum ,dan Pegentan Andosol coklat, coklat kekuning-kuningan Grumosol kelabu hingga hitam, merah kekuningkuningan, merah hingga coklat Podsolik Merah Kuning litosol 3. 4. 5. 6. Persebaran Wanayasa, Pejawaran, Pagentan, dan Batur. Kalibening, Karangkobar, Pagentan, Wanadadi, Wanayasa, Madukara, dan Banjarmangu Pandanarum, Kalibening, dan Punggelan Banjarmangu Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 2.2.2.2 Struktur Patahan Berdasarkan peta geologi Kabupaten Banjarnegara dapat dijelaskan mengenai kondisi geologi sebagai berikut : 1. Pembagian Formasi Endapan Berdasarkan hasil survey nasional tentang geologi regional, Kabupaten Banjarnegara termasuk wilayah jalur fisiografi pegunungan Serayu Selatan. Adapun Stratigrafi Daerah terdiri dari batuan yang tertua yaitu batuan molion (metamorf) yang terdiri dari : Sekis Kristalin, Sabak, Serpil Hitam, Filit, Kwarsit dan batuan batu Gamping. 2. Formasi Batuan Formasi batuan di Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut: Batuan Grewake dan Lempung Hitam tersingkap di daerah Kalitengah sampai Merden Batuan Metasedimen tersingkap di daerah Kalitengah hingga daerah Kebutuhan Duwur Batuan Filit dan Sekis singkapannya banyak ditemukan di lereng selatan pegunungan Serayu Selatan. 2.2.3 Kondisi Hidrogeologi Sumberdaya air memiliki komponen berupa air tanah dan air permukaan. Sungai yang menjadi sumber air permukaan utama adalah Sungai Serayu, Pekacangan, Gintung, Merawu dan Sungai Tulis dengan anak-anak sungainya. Sifat sungai tersebut umumnya adalah prenial (mengalir sepanjang tahun) dan merupakan bagian DAS (Daerah Aliran Sungai) Serayu. Berikut merupakan jumlah mata air dan sungai yang mengalir di daerah resapan Kabupaten Banjarnegara: .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 6 Tabel 2.6 Jumlah Mata Air dan Sungai yang Mengalir di Daerah Resapan Kabupaten Banjarnegara No. Kecamatan Mata Air 1. Rakit 42 2. Punggelan. 6 3. Wanadadi 4 4. Banjarmangu 9 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Madukara Pagentan Pejawaran Batur Wanayasa Karangkobar Kalibening 20 9 13 0 0 0 0 Nama Sungai Serayu, Pekacangan Pekacangan Kedawun, Pandanaran, Wujil, Cacaban, Gintung Serayu, Pekacangan Serayu, Merawu, Kandangwangi, Lumajang, Pekacangan Serayu, Merawu, Langkrang, Bangbang Merawu, Bojong, Jawar Bojong, Penaraban, Putih, Dalak Anget, Panaraban, Putih, Dalak Panaraban, Gondang, Sibebek, Merawu, Sigembol Urang, Pandanarum, Jrampang, Ragajaya Gintung, tarsana, Bangbang Duwur, Brukah Sumber : Laporan Rencana Identifikasi Lokasi DPP-KTP2D Kab. Banjarnegara, 2007 Mata air di Kabupaten Banjarnegara umumnya terdapat di daerah bawah (selatan), mata air terbanyak di Kecamatan Rakit (42 mata air), sedangkan daerah perbukitan terdapat di Kecamatan Pejawaran, Pagentan dan sebagian Banjarmangu. Air tanah merupakan potensi yag sangat penting selain air permukaan. Air tanah merupakan air yang menempati rongga-rongga dalam antar butir dalam batuan. Air tanah sangat terkait dengan lingkungan geologis suatu wilayah, sehingga dikenal dengan kondisi hidrogeologi. Tabel 2.7 Karakteristik hidrogeologi Kabupaten Banjarnegara Litologi Utama ENDAPAN ALLUVIAL KOMPLEKS VULKANIK KUARTER .Buku Satuan Hidrogeologi Karakteristik Hidrogeologi Endapan Aluvial Holosen (Lempung, debu, kerakal dan pasir. Tersusun oleh endapan Sungai Serayu, endapan aluvial tengah bagian utara basin Serayu. Cakupan wilayah : Pungelan dan Wanadadi Endapan Teras Pleistosen (Batu pasir tufaan, tuff, konglomerat dan breksi tuffan, endapan akibat pelapukan cukup dalam). Cakupan Wilayah : Rakit, Wanadadi, Banjarmangu dan Madukara Lereng Bawah Vulkan Kuarter (Breksi vulkan kasar tak termampatkan, lahar dingin dan aliran debris, tuff pasiran dan aliran lava). Cakupan wilayah: Kalibening, Madukara, Pejawaran Akuifer luas dengan trasmisibilitas sedang hingga agak tinggi, maka featik dan peizometrik dekat permukaan, ketebalan akuifer mencapai 150 meter, konduktivitas akuifer mencapai 150 meter, konduktivitas hidroulik mencapai 8 – 18 m/hari, debit sumur rerata 10-30 lt/detik, dan specific yield 3-28% Akuifer luas dengan trasmisibilitas sedang, distribusi pelapisan air tidak teratur, muka featik dan peizometrik dekat permukaan, ketebalan akuifer mencapai 80 m, konduktivitas hidroulik mencapai 5-15m/hr, debit sumur rerata 1020lt/detik, dan specific yield 21% Akuifer luas dan produktif dengan transmisibilitas sedang hingga tinggi, muka freatik dan piezometrik dekat permukaan atau di atas permukaan (air tanah artetis), ketebalan akuifer mencapai 200 m, konduktivitas hidroulik mencapai 10-40 m/hari, debit sumur arttis (rerata) dan specific yield 23-28%. Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 7 Litologi Utama Satuan Hidrogeologi Karakteristik Hidrogeologi Lereng Tengah Vulkan Kuarter (lahar aglomemerat dominan, Breksi vluvio vulkan dan tuff kasar, pada zona rendah (900 – 1.200 m), aliran lava dan piroklastik dominan pada zona tinggi (1.200 – 1.500 m). Cakupan wilayah: Batur, Wanayasa dan Karangkobar. Lereng Atas Vulkan Kuarter (Aliran lava – andesit porus, aliran breksi dan breksi piroklastik). Cakupan wilayah: Batur dan Pejawaran BATUAN DASAR PREKUARTER Batuan Vulkanik Prekuarter (Andesit Aglomerat, endapan lahar dan aliran lava (ava bantal), batu pasir tuffan halus, batunapal dan marl) Cakupan Wilayah: Kalibening Batuan Marine Pre-Kuarter (batupasir halus – kasar, batusabak, batu lempung dan marl, konglomerat dan breksi – andesit). Cakupan wilayah : Pagentan, Wanayasa, Karangkobar dan Punggelan Batuan Marine Eosien dan Miosen (Batuanlempung marl dan marl dengan dasar tuff halus – sedang dan lapisan tipis batulumpur serta konglomerat) Cakupan wilayah: Kalibening Akuifer luas dan produktif dengan transmisibilitas tinggi pada beberapa satuan yang lebih rendah, muka freatik permukaan, sebagian sebagai daerah tangkapan, ketebalan bantuan bantuan permeabel paling sedikit 300 m, permeabilitas 20-50lt/detik, dan specific yield 23-28%. Akifer melayang secara lokal dengan kedalaman dangkal, muka air tanah umumnya sangat dalam dan tidak teratur, daerah tangkapan dan transmisibilitas sangat tinggi, debit sumur < 10lt/detik, serta dan specific yield sangat kecil Akuifer lokal dan kecil dengan trasmisibilitas rendah pada ,kedalaman dangkal di dalam batuan hasil rombakan dan termampatkan, permeabilitas < 5m/hari, pada beberapa tempat terdapat akuifer dangkal setempat dalam endapan abu kuarter, Debit sumur <5 lt/detik dan specific yield berkisar 21 - 27 % Akuifer bersifat lokal dan dangkal, transmisibilitas sangat rendah (hanya pada zona pelapukan intensif dan pada batuan berpasir dengan retakan-retakan) Akuifer tidak produktif (dangkal maupun kedalaman yang lebih luas). specific yield dan debit sumur sangat kecil Sumber : Hydrogeological Map of the Serayu River Basin, 1987 dalam Laporan Rencana Identifikasi Lokasi DPP-KTP2D Kab. Banjarnegara, 2008 Berdasarkan kondisi hidrogeologi tersebut, wilayah pada bagian Selatan yaitu Wanadadi, Punggelan, Rakit, Banjarmangu dan Madukara memiliki potensi air tanah dan akuifer potensial. Dengan karakteristik air tanah akuifer luas dengan transmisibilitas sedang hingga tinggi. Tabel 2.8 Potensi Air Tanah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 Cekungan Air Tanah No 33 Nama Purwokerto Purbalingga .Buku Luas (Km²) 1.318 Wilayah Administrasi (Kabupaten) Litologi Akuifer Utama Peringkat Penyelidikan Banyumas Purbalingga Banjarnegara Endapan sungai: pasir dan kerakal: Batuan gunung api G. Slamet tak teruraikan: Breksi gunung api, lava, lapilli dan tuf; Lava G. Diketahui Jumlah Air Tanah (juta m³/tahun) Bebas Ter-tekan (Q1) (Q2) 503 10 Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 8 Cekungan Air Tanah No Nama Wilayah Administrasi (Kabupaten) Luas (Km²) 40 Karangkobar 316 Banjarnegara 42 Wonosobo 666 Wonosobo Banjarnegara Peringkat Penyelidikan Litologi Akuifer Utama Slamet: lava andesit berongga: Endapan lahar G. Slamet: lahar mengandung bongkah batuan beku. Bartuan gunung api Jembangan: lava, breksi dan lahar. Batuan gunung api G.Sindoro-G.Sumbing: lava, breksi piroklastik dan lahar; Batuan gunung api Jembangan: rombakan gunung api, lava, breksi piroklastik dan lahar. Jumlah Air Tanah (juta m³/tahun) Bebas Ter-tekan (Q1) (Q2) Diketahui 153 4 Diketahui 210 8 Sumber : Kepmen ESDM No.716 K/40/MEM/2003 tentang Batas Horizontal Cekungan Air Tanah Di Pulau Jawa dan Pulau Madura. Mata air Kabupaten Banjarnegara apabila dilihat dari segi hidrologi memiliki potensi yang cukup besar untuk dimanfaatkan sebagai kebutuhan rumah tangga, irigasi, industri dan lainnya. Yang bersumber dari Sungai Serayu, Pekacangan, Tulis, Merawu, Sapi dan sungai kecil lainnya. Selain itu Banjarnegara juga memiliki beberapa telaga seperti Telaga Balaikambang, Telaga Sewiwi, dan Telaga Merdada. Sedangkan waduk buatan yang dimiliki yaitu PLTA Panglima Besar Sudirman dan PLTA Tulis yang dikembangkan sebagai pembangkit tenaga listrik, irigasi, perikanan dan objek wisata. 2.2.4 Kondisi Klimatologi Kondisi klimatologi Kabupaten Banjarnegara seperti halnya kebanyakan wilayah di Indonesia yang beriklim tropis, dengan bulan basah umumnya lebih banyak daripada bulan kering. Temperatur udara berkisar antara 20–26ºC, temperatur terdingin yaitu 3–18ºC dengan temperatur terdingin tercatat pada musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng. Kelembaban udara berkisar antara 80%–85 % dengan curah hujan tertinggi rata-rata 3.000 mm/tahun. Semakin tinggi tempat itu dari permukaan air laut, maka curah hujan dan frekuwensi hujannya semakin tinggi. Pada umumnya bulan basah terjadi antara bulan September–Maret, sedangkan bulan kering berkisar antara April–Agustus. Puncak musim hujan berada pada bulan Desember–Januari. Kabupaten Banjarnegara bagian Utara merupakan wilayah yang memiliki curah hujan yang paling tinggi dibandingkan dengan wilayah tengah maupun selatan. .Buku Jul. Agt. Sep. Okt. Nov. Des. hari mm Jun. Susukan Mei 51B Apr. 1 Lokasi Stasiun Pengamat Mrt. Stasiun Feb. No Jan. Tabel 2.9 Banyaknya Hari Hujan Dan Curah Hujan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 (mm – hari) 26 527 22 312 23 400 22 277 19 287 10 219 19 318 10 425 24 658 26 583 21 505 17 491 Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 9 Purworejo Klampok hari - - - - - - - - - - - - mm - - - - - - - - - - - - 3 57 Purworejo Klampok 4 58 Mandiraja 5 58B Purwonegoro 6 60D Bawang 7 62 Banjarnegara 8 62C Sigaluh 9 62D Madukara 10 62C Banjarmangu 11 60 Wanadadi 12 58A Rakit 13 60C Punggelan 14 64 Karangkobar 15 67 Pagentan 16 65 Pejawaran 17 65 Batur 18 63 Wanayasa 19 59 Kalibening hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm hari mm 27 530 23 626 26 425 26 538 29 471 25 677 30 510 31 509 - 17 414 22 714 20 522 24 700 25 469 21 704 27 878 28 461 - 18 365 19 499 21 543 24 880 25 703 24 649 26 507 31 550 - 16 315 16 227 20 209 23 489 20 291 19 411 26 645 29 364 - 20 347 20 538 21 468 19 695 25 568 19 539 24 562 29 470 - 8 355 3 241 9 429 12 287 16 285 16 296 12 327 16 179 - 14 221 14 213 19 299 16 295 20 154 19 434 18 350 14 161 - 8 185 3 156 9 152 12 173 16 257 16 194 12 169 16 199 - 17 596 20 700 22 579 24 624 27 173 20 530 26 652 29 366 - 20 447 23 609 25 573 23 501 23 395 17 501 26 540 25 481 - 20 425 14 259 20 453 26 578 26 695 19 653 28 570 28 445 - 20 470 22 493 22 392 23 648 23 524 22 529 23 501 28 545 - Des. Okt. Agt. Jul. Mei Apr. Feb. Nov. 36B Sep. 2 Jan. Lokasi Stasiun Pengamat Jun. Stasiun Mrt. No Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 2.3 KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA Dalam merencanakan suatu daerah tidak dapat terlepas dari masalah kependudukan yang ada di suatu wilayah. Kondisi kependudukan suatu wilayah yang perlu diperhatikan meliputi jumlah dan perkembangan penduduk; kepadatan penduduk; struktur perkembangan penduduk, serta mata pencaharian pendduduk. Adapun karakteristik kependudukan yang ada di Kabupaten Banjarnegara lebih lanjut akan dibahas berikut ini. .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 10 2.3.1 Jumlah dan Perkembangan Penduduk Jumlah Penduduk Kabupaten Banjarnegara dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk sebesar 903.059 jiwa pada tahun 2006 menjadi sebesar 932.688 jiwa pada tahun 2010. Secara umum pertambahan penduduk di Kabupaten Banjarnegara tidak mengalami peningkatan yang pesat. Dalam 5 tahun terakhir rata-rata tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Banjarnegara adalah sebesar 0,78%. Peningkatan jumlah penduduk juga terjadi pada tiap-tiap kecamatan yang ada di Kabupaten Banjarnegara. Diperinci tiap kecamatan, jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Punggelan yaitu sebesar 70.278 jiwa pada tahun 2006 dan 72.468 jiwa pada tahun 2010. Sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Pandanarum yaitu sebesar 21.777 jiwa pada tahun 2006 dan 22.157 jiwa pada tahun 2010. Berdasarkan angka pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun di Kabupaten Banjarnegara dapat diketahui bahwa pertumbuhan penduduk terbesar adalah pada tahun 2008/2009 yaitu sebesar 0,88% dan pertumbuhan terkecil adalah pada tahun 2005/2006 yaitu 0,67%. Jika dirinci tiap kecamatan dalam 5 tahun terakhir, maka dapat diketahui bahwa rata-rata angka pertumbuhan penduduk tertinggi adalah berada di Kecamatan Sigaluh yaitu sebesar 1,63% dan pertumbuhan penduduk terendah adalah berada di Kecamatan Pagentan sebesar 0,25%. Untuk lebih lengkapnya jumlah dan pertumbuhan penduduk Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 2.10 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2006 – 2010 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. Kecamatan Susukan Purworejo Klampok Mandiraja Purwonegoro Bawang Banjarnegara Pagedongan Sigaluh Madukara Banjarmangu Wanadadi Rakit Punggelan Karangkobar Pagentan Pejawaran Batur Wanayasa Kalibening Pandanarum Jumlah 2006 2007 2008 2009 2010 60.211 46.646 66.581 69.871 53.003 60.175 34.952 28.739 40.799 39.988 29.457 49.176 70.278 28.009 37.033 41.366 37.855 43.330 43.813 21.777 903.059 61.021 47.026 66.729 70.603 53.426 60.267 35.268 29.273 41.024 40.380 29.644 49.654 70.878 28.151 37.157 41.829 38.119 43.891 44.327 21.846 910.513 61.522 47.465 66.829 71.114 53.613 60.505 35.718 29.886 41.449 40.597 29.821 50.224 71.507 28.261 37.290 42.167 38.487 44.345 44.898 21.932 917,630 61.944 47.937 67.087 71.927 53.957 60.637 36.292 30.247 41.819 41.011 29.897 50.770 72.029 28.484 37.382 42.641 38.861 45.418 45.365 21.956 925.661 62.603 48.317 67.303 72.396 54.279 60.946 36.809 30.657 42.077 41.261 29.931 51.387 72.468 28.788 37.408 43.080 39.094 46.135 45.592 22.157 932.688 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 11 Tabel 2.11 Angka Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Banjarnegara Diperinci Tiap Kecamatan Tahun 2005/2006– 2009/2010 (dalam persen) No. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, Kecamatan Susukan Purworejo Klampok Mandiraja Purwonegoro Bawang Banjarnegara Pagedongan Sigaluh Madukara Banjarmangu Wanadadi Rakit Punggelan Karangkobar Pagentan Pejawaran Batur Wanayasa Kalibening Pandanarum Jumlah 2005/ 2006 2006/ 2007 2007/ 2008 2008/ 2009 2009/ 2010 Rata-rata Pertumbuhan 0,75 0,85 0,32 0,61 0,16 0,29 0,19 1,35 0,98 0,63 0,64 0,38 0,60 0,88 0,81 0,88 0,92 0,97 1,32 0,68 0,67 1,35 0,81 0,22 1,05 0,80 0,15 0,90 1,86 0,55 0,98 0,63 0,97 0,85 0,51 0,33 1,12 0,70 1,29 1,17 0,32 0,83 0,82 0,93 0,15 0,72 0,35 0,39 1,28 2,09 1,04 0,54 0,60 1,15 0,89 0,39 0,36 0,81 0,97 1,03 1,29 0,39 0,78 0,69 0,99 0,39 1,14 0,64 0,22 1,61 1,21 0,89 1,02 0,25 1,09 0,73 0,79 0,25 1,12 0,97 2,42 1,04 0,11 0,88 1,06 0,79 0,32 0,65 0,60 0,51 1,42 1,36 0,62 0,61 0,11 1,22 0,61 1,07 0,07 1,03 0,60 1,58 0,50 0,92 0,76 0,98 0,88 0,27 0,89 0,60 0,32 1,30 1,63 0,77 0,79 0,40 1,11 0,77 0,69 0,25 1,02 0,81 1,58 1,00 0,43 0,78 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Banjarnegara dapat dipengaruhi oleh kondisi tingkat kelahiran, kematian dan migrasi dari penduduknya. Pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh tingkat kelahiran dan kematian saja disebut pertumbuhan alami dan pertumbuhan penduduk yang dipengaruhi oleh tingkat kelahiran, kematian dan migrasi disebut pertumbuhan non alami. Secara umum jumlah kelahiran dan kematian di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010 yaitu jumlah kelahiran sebesar 6.309 jiwa dan jumlah kematian sebesar 2.315 jiwa, sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah kelahiran di Kabupaten Banjarnegara jauh lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah kematian. Apabila diperinci tiap kecamatan, pada tahun tersebut 2010 jumlah kelahiran tertinggi terdapat di Kecamatan Madukara yaitu sebesar 533 jiwa sedangkan untuk jumlah kelahiran terendah terdapat di Kecamatan Pagentan sebesar 51 jiwa. Pada tahun yang sama, jumlah kematian tertinggi di Kecamatan Madukara sebesar 380 jiwa, sedangkan jumlah kematian terendah di Kecamatan Pagentan sebesar 18 jiwa. Migrasi di Kabupaten Banjarnegara pada Tahun 2010, penduduk yang datang berjumlah 1.888 jiwa dan penduduk yang pindah berjumlah 2.139 jiwa. Diperinci tiap kecamatan, migrasi datang tertinggi terdapat di Kecamatan Madukara yaitu sebesar 408 jiwa dan terkecil di Kecamatan Pagentan yaitu sebesar 4 jiwa, sedangkan migrasi pindah yang terbesar di Kecamatan .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 12 Madukara yaitu sebesar 404 jiwa dan terkecil di Kecamatan Wanayasa yaitu sebesar 5 jiwa, Untuk melihat kondisi kematian, kelahiran, migrasi datang, dan migrasi pergi secara lengkap dapat dilihat pada Tabel dibawah ini: 1, 2, 3, 4, 5, Tabel 2.12 Banyaknya Kelahiran dan Kematian Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 Penduduk Jumlah Jumlah Kecamatan Datang Tengah Tahun Kelahiran Kematian Susukan 62.278 473 161 19 Purworejo Klampok 48.149 415 170 195 Mandiraja 67.200 326 194 95 Purwonegoro 72.161 481 197 142 Bawang 54.137 338 169 165 6, Banjarnegara 60.671 345 127 169 112 7, Pagedongan 36.556 292 22 25 42 8, Sigaluh 30.440 289 72 104 104 9, Madukara 41.920 533 380 408 404 10, 11, 12, Banjarmangu Wanadadi Rakit 41.108 29.867 51.091 233 203 355 54 45 75 33 79 41 59 173 25 13, Punggelan 42.266 474 180 108 200 14, Karangkobar 28.615 166 53 140 80 15, Pagentan 37.388 51 18 4 17 16, Pejawaran 42.879 362 144 19 36 17, Batur 38.985 172 60 30 33 18, Wanayasa 45.702 447 53 44 5 19, Kalibening 45.491 195 81 29 42 20, Pandanarum 22.041 159 60 39 22 928.945 6.309 2.315 1.888 2.139 No, Jumlah Pergi 6 272 124 191 192 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 2.3.2 Kepadatan Penduduk Jumlah rumah tangga tahun 2010 di Kabupaten Banjarnegara adalah 245.242 KK dengan rata-rata per KK adalah 4 jiwa, sedangka angka kepadatan penduduk sebesar 872 jiwa/Km2. jumlah rumah tangga terbesar adalah di Kecamatan Purwonegoro yaitu 21.314 keluarga, jumlah rumah tangga terkecil adalah di Kecamatan Pandanarum yaitu sebesar 6.411 keluarga. Kemudian jika dilihat berdasarkan jumlah kepadatan penduduknya maka, angka kepadatan penduduk tertinggi adalah di Kecamatan Banjarnegara yaitu sebesar 2.323 jiwa/Km2, dan angka kepadatan penduduk terendah adalah di Kecamatan Pandanarum yaitu sebesar 378 jiwa/Km2. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah rumah tangga dan angka kepadatan penduduk di Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada tabel di bawah ini: .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 13 Tabel 2.13 Banyaknya Desa/Kelurahan, Luas, Penduduk, Rumah Tangga dan Rata-rata Anggota Rumah Tangga Menurut Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Thn 2010 Jmlh Jmlh Jmlh Luas Kepadatan Rata-rata No Kecamatan Desa/ Penduduk Rmh Tangga (Km2) (Jiwa/Km2) (Jiwa/KK) Kelurahan (Jiwa) (KK) 1, Susukan 15 62.603 15.875 1.189 4 52,66 2, Purworejo Klampok 8 48.317 11.570 2.209 4 21,87 3, Mandiraja 16 67.303 16.853 1.279 4 52,61 4, Purwonegoro 13 72.396 21.314 980 3 73,86, 5, Bawang 18 54.279 15.066 982 4 55,25 6, Banjarnegara 13 60.946 14.542 2.323 4 26,24 7, Pagedongan 9 36.809 8.889 457 4 80,51 8, Sigaluh 15 30.657 8.313 775 4 39,56 9, Madukara 20 42.077 10.310 873 4 48,20 10, Banjarmangu 17 41.261 12.251 890 3 46,36 11, Wanadadi 11 29.931 8.561 1.059 3 28,27 12, Rakit 11 51.361 14.766 1.583 3 32,45 13, Punggelan 17 72.468 18.272 705 4 102,84 14, Karangkobar 13 28.788 7.553 726 4 39,67 15, Pagentan 16 37.408 10.015 810 4 46,19 16, Pejawaran 17 43.080 10.726 824 4 52,25 17, Batur 8 39.094 9.729 829 4 47,17 18, Wanayasa 17 46.135 12.872 563 4 82,01 19, Kalibening 16 45.592 11.354 544 4 83,78 20, Pandanarum 8 22.157 6.411 378 3 58,56 Jumlah 278 1.069,71 932.688 245.242 872 4 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 2.3.3 Struktur Penduduk Struktur penduduk di Kabupaten Banjarnegara ditinjau menurut umur, mata pencaharian dan tingkat pendidikan penduduk. 2.3.3.1 Struktur Penduduk Menurut Umur Struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin pada Kabupaten Banjarnegara dapat menggambarkan usia produktif, usia anak-anak dan usia tidak produktif. Usia anak-anak meliputi usia di bawah 15 tahun sedangkan usia produktif antara 15 sampai dengan 59 tahun, sedangkan usia tidak produktif pada usia di atas 60 tahun, Dilihat dari kondisi tersebut maka Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010 memiliki struktur umur dominan pada usia produktif, disusul usia sekolah dan usia belum dan tidak produktif, Kondisi penduduk menurut struktur umur ini dapat dilihat pada Tabel dibawah ini : Tabel 2.14 Penduduk Menurut Kelompok umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 No, Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah .Buku 1 0-4 40.602 38.662 79.264 2 5-9 46.583 46.767 93.350 3 10 - 14 48.876 43.811 92.687 Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 14 No, Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah 4 15 - 19 42.511 38.250 80.761 5 20 - 24 34.427 33.979 68.406 6 25 - 29 32.522 35.530 68.052 7 30 - 34 32.231 37.330 59.561 8 35 - 39 36.529 39.030 75.559 9 40 - 44 34.818 35.345 70.163 10 45 - 49 28.754 29.198 57.952 11 50 - 54 25.634 23.830 49.464 12 55 - 59 17.929 16.769 34.698 13 60+ 44.994 47.777 92.771 466.410 466.278 932.688 Jumlah Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 No, Tabel 2.15 Penduduk Menurut Kelompok Usia Dewasa/Anak-anak dan Jenis Kelamin Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 Dewasa Anak-anak Kecamatan Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Jumlah 1, Susukan 22.081 22.717 9.094 8.711 62.603 2, Purworejo Klampok 17.333 17.236 7.139 6.609 48.317 3, Mandiraja 23.341 24.828 9.614 9.520 67.303 4, Purwonegoro 25.655 26.147 10.567 10.027 72.396 5, Bawang 19.235 19.604 7.922 7.518 54.279 6, Banjarnegara 21.407 22.207 8.817 8.515 60.946 7, Pagedongan 13.035 13.304 5.368 5.102 36.809 8, Sigaluh 11.075 10.857 4.562 4.163 30.657 9, Madukara 14.888 15.220 6.132 5.837 42.077 10, Banjarmangu 14.614 14.910 6.019 5.718 41.261 11, Wanadadi 10.636 10.780 4.381 4.134 29.931 12, Rakit 18.166 18.605 7.482 7.134 51.387 13, Punggelan 25.691 26.163 10.582 10.032 72.468 14, Karangkobar 10.247 10.352 4.220 3.969 28.788 15, Pagentan 13.338 13.428 5.493 5.149 37.408 16, Pejawaran 15.382 15.442 6.335 5.921 43.080 17, Batur 13.926 14.047 5.735 5.386 39.094 18, Wanayasa 16.440 16.570 6.771 6.354 46.135 19, Kalibening 15.938 16.689 6.565 6.400 45.592 20, Pandanarum 7.921 7.932 3.263 3.041 22.157 330.349 337.038 136.061 129.240 932.688 Jumlah Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 15 2.3.3.2 Struktur Penduduk Menurut Mata Pencaharian Struktur penduduk menurut mata pencaharian dapat menggambarkan kondisi perekonomian penduduk dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Jenis mata pencaharian penduduk yang Utama Kabupaten Banjarnegara mempunyai banyak ragamnya, dari pertanian, industri, perdagangan, angkutan dan komunikasi, keuangan dan jasa-jasa. Dari jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Banjarnegara, yaitu sebanyak 1,073,187, jiwa, sesuai data banyaknya penduduk berumur 10 tahun keatas menurut lapangan usaha tahun 2008 yang memiliki mata pencaharian hanya sebanyak 422,317 jiwa, Mata pencaharian utama sebagian besar penduduk di Kabupaten Banjarnegara adalah di sektor pertanian, yaitu sebanyak 206,032 jiwa, sedangkan paling rendah adalah di sektor Listrik, Gas dan Air Minum, yaitu sebanyak 116 jiwa. Untuk jelasnya mengenai jumlah penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada tabel dibawah ini: No, 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Tabel 2.16 Penduduk Usia 10 tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Kerja Utama di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 Jenis Kelamin Lapangan Usaha Utama Jumlah Laki-laki Perempuan 129,889 76,143 206,032 Pertanian Pertambangan dan 3,276 917 4,193 Penggalian 12,581 26,797 39,378 Industri 116 116 Listrik, Gas dan Air Minum 28,829 28,829 Bangunan 31,879 38,571 70,450 Perdagangan 12,408 45 12,453 Angkutan Bank Lemb, Keuangan 2,852 1,487 4,339 Lainnya 34,993 21,534 56,527 Jasa-jasa Jumlah 256,823 165,494 422,317 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 2.3.3.3 Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Jumlah penduduk berdasarkan jenjang pendidikan yang ditamatkan, khususnya mereka yang telah berumur 6 tahun ke atas, sebagian besar hanya tamat Sekolah Dasar (SD), Tingkat partisipasi kasar SD sebesar 103,95% sedangkan tingkat partisipasi murni SD adalah 98,05%, Angka partisipasi kasar Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 95,81%, sedangkan angka partisipasi murni sebesar 88,29%, Pada angka partisipasi Kasar SMA di Kabupaten Banjarnegara sebesar 51,06% dan angka partisipasi murni sebesar 45,91% .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 16 Tabel 2.17 Angka Partisipasi Kasar Dirinci Menurut Kecamatan dan Tingkat Sekolah di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 Angka Partisipasi Kasar (%) No, Kecamatan SD SMP SMA 1, Susukan 102,90 82,33 - 2, Purworejo Klampok 176,87 153,68 234,71 3, Mandiraja 96,29 92,79 3,71 4, Purwonegoro 97,07 73,93 20,18 5, Bawang 93,30 97,48 144,03 6, Banjarnegara 94,90 153,43 373,08 7, Pagedongan 90,16 65,40 7,88 8, Sigaluh 103,17 72,68 64,27 9, Madukara 112,93 148,81 5,27 10, Banjarmangu 187,44 83,58 13,38 11, Wanadadi 89,04 144,44 64,97 12, Rakit 98,91 98,92 8,43 13, Punggelan 99,89 82,30 26,48 14, Karangkobar 104,62 119,23 71,67 15, Pagentan 91,18 80,53 5,10 16, Pejawaran 104,48 84,00 3,34 17, Batur 113,35 70,59 13,66 18, Wanayasa 99,77 82,95 11,40 19, Kalibening 114,73 81,58 32,05 20, Pandanarum 71,82 80,29 7,12 103,95 95,81 51,06 Jumlah Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 Tabel 2.18 Angka Partisipasi Murni Dirinci Menurut Kecamatan dan Tingkat Sekolah di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 Angka Partisipasi Murni (%) No, Kecamatan SD SLTP SLTA .Buku 1. Susukan 2. Purworejo Klampok 99,02 79,74 - 169,11 146,28 220,59 3. Mandiraja 91,86 86,92 1,84 4. Purwonegoro 94,14 70,38 16,85 5. Bawang 87,74 93,26 137,93 6. Banjarnegara 91,80 144,59 361,55 7. Pagedongan 81,98 53,57 7,03 8. Sigaluh 98,30 65,24 56,87 9. Madukara 105,42 136,54 3,81 10. Banjarmangu 175,13 74,31 5,11 11. Wanadadi 85,25 136,70 59,42 12. Rakit 89,74 91,44 4,09 Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 17 No, Kecamatan Angka Partisipasi Murni (%) SD SLTP SLTA 13. Punggelan 93,37 75,06 21,00 14. Karangkobar 96,76 108,26 59,46 15. Pagentan 84,47 63,63 2,35 16. Pejawaran 97,20 70,34 1,80 17. Batur 105,01 61,90 9,31 18. Wanayasa 93,88 73,03 6,53 19. Kalibening 107,42 73,69 17,18 20. Pandanarum 69,01 72,57 4,44 Jumlah 98,05 88,29 45,91 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 2.4 PENDIDIKAN Fasilitas pendidikan di Kabupaten Banjarnegara meliputi TK, SD, SMP, SMA dan politeknik, serta fasilitas pendidikan agama mulai dari Madrasah Diniyyah (MD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan Madrasah Aliyah (MA), baik negeri maupun swasta. Kondisi fasilitas pendidikan di Kabupaten Banjarnegara dapat didiskripsikan sebagai berikut: a. Fasiilitas Pendidikan Umum Fasilitas pendidikan playgroup di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2008 sebanyak 409 unit, yang tersebar di seluruh wilayah kabupaten, Persebaran playgroup terbesar berada di Kecamatan Punggelan sebanyak 47 unit, kemudian Kecamatan Rakit sebesar 39 unit, Sedangkan fasilitas pkaygroup terkecil di kecamatan Susukan sebanyak 3 unit, Fasilitas pendidikan Taman Kanak-kanak di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2008 adalah 280 unit, dengan penyebaran terbesar pada Kecamatan Rakit (32 TK) dan jumlah terkecil di Kecamatan Pagentan yang hanya memiliki 3 Taman Kanak-kanak, Fasilitas SD baik negeri maupun swasta berjumlah 652 unit pada Tahun 2008, dengan penyebaran terbesar pada Kecamatan Susukan (52 unit) dan terkecil pada Kecamatan Pandanarum (21 SD negeri), Fasilitas SMP berjumlah 80 unit pada Tahun 2008, dengan penyebaran terbesar pada Kecamatan Banjarnegara (9 unit) dan terkecil pada Kecamatan Pandanarum (1 unit), Fasilitas SMA baik negeri maupun swasta di Kabupaten Banjarnegara berjumlah 13 unit pada Tahun 2008 yang terdapat di Kecamatan Banjarnegara (3 unit), Kecamatan Purworejo Klampok (2 unit), Kecamatan Mandiraja, Purwonegoro, Bawang, Sigaluh, Wanadadi, Karangkobar, Batur dan Kalibening masing-masing 1 unit, Fasilitas SMK tersedia di Kabupaten Banjarnegara sebanyak 16 unit, yang tersebar di Kecamatan Banjarnegara sebanyak 6 unit; Purworejo Klampok (3 unit); Kecamatan Bawang (2 unit); Kecamatan Sigaluh, Banjarmangu, Wanadadi, Punggelan dan Wanayasa masing-masing 1 unit, Politeknik Banjarnegara terdapat di Kecamatan Madukara, STIE Taman Siswa dan STIMIK Tunas Bangsa terdapat di Kecamatan Banjarnegara, .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 18 Selengkapnya mengenai keberadaan fasilitas pendidikan formal umum pada Kabupaten Banjarnegara seperti pada Tabel di bawah ini, Tabel 2.19 Banyaknya Sarana Pendidikan Umum dirinci Menurut Kecamatan Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 No Kecamatan Playgroup TK SD SMP SMA SMK Polteknik 1 Susukan 16 21 50 2 Purworejo Klampok 18 19 34 3 Mandiraja 17 18 47 4 Purwonegoro 20 25 49 5 Bawang 28 13 36 6 Banjarnegara 25 17 39 7 Pagedongan 19 9 22 8 Sigaluh 24 12 23 9 Madukara 18 18 30 10 Banjarmangu 18 18 29 11 Wanadadi 9 10 25 12 Rakit 23 33 34 13 Punggelan 21 19 43 14 Karangkobar 9 7 27 15 Pagentan 23 4 29 16 Pejawaran 21 5 29 17 Batur 12 4 24 18 Wanayasa 16 13 31 19 Kalibening 8 6 33 20 Pandanarum 7 7 20 352 278 654 Jumlah Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 b. Fasilitas Pendidikan Agama Fasilitas MI pada tahun 2010 baik negeri maupun swasta berjumlah 200, yang tersebar hampir di semua kecamatan di Kabupaten Banjarnegara dengan persebaran terbesar di Kecamatan Punggelan sebanyak 11 unit, sedangkan pesebaran terkecil berada di Kecamatan , Fasilitas MTs pada tahun 2010, baik negeri maupun swasta berjumlah 35 unit, dengan penyebaran terbesar pada Kecamatan Banjarnegara dan Rakit (masing-masing 4 unit), sedangkan jumlah terkecil pada Purworejo Klampok, Bawang, Banjarmang, Wanadadi, Karangkobar, Pejawaran dan Batur (masing-masing 1 unit), Fasilitas Madrasah Aliyah baik swasta maupun negeri di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010 adalah 14 unit yang terdapat di Kecamatan Banjarnegara (3 unit); Kecamatan Pagedongan (2 unit); Kecamatan Purworejo Klampok, Bawang, Sigaluh, Madukara, Wanadadi, Rakit, Karangkobar, Wanayasa dan Kalibening (masing-masing 1 unit), .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 19 Selain ke-empat kelompok fasilitas pendidikan keagamaan yang ada di Kabupaten Banjarnegara juga terdapat fasilitas pendidikan informal berupa pondok pesantren yang tercatat pada tahun 2010, adalah 121 Ponpes, dengan penyebaran tertinggi di Kecamatan Punggelan yaitu 15 unit, sedangkan paling sedikit 1 unit di Kecamatan Pagentan, Selengkapnya mengenai keberadaan fasilitas pendidikan pada Kabupaten Banjarnegara seperti pada Tabel di bawah ini, Tabel 2.20 Banyaknya Sarana Pendidikan Formal Agama dirinci Menurut Kecamatan Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 Fas Pend, Fas Pend. Formal Agama No Kecamatan Informal MI MTs MA Pesantren 1 Susukan 2 Purworejo Klampok 10 1 3 Mandiraja 13 3 10 4 Purwonegoro 8 2 5 5 Bawang 16 1 1 8 6 Banjarnegara 4 4 3 10 7 Pagedongan 17 3 2 4 8 Sigaluh 6 2 1 3 9 Madukara 6 2 1 10 10 Banjarmangu 12 1 11 Wanadadi 9 1 1 4 12 Rakit 19 4 1 9 13 Punggelan 26 3 14 Karangkobar 5 1 15 Pagentan 3 16 Pejawaran 10 1 7 17 Batur 4 1 6 18 Wanayasa 17 3 1 10 19 Kalibening 7 2 1 6 20 Pandanarum 3 35 14 121 Jumlah 5 200 3 1 3 4 15 1 3 1 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 2.5 KESEHATAN Fasilitas kesehatan pada wilayah ini mencakup jumlah Rumah Sakit Umum (RSU), rumah sakit bersalin, rumah bersalin, puskesmas, puskesmas pembantu, praktek dokter, apotik dan toko obat, Kecamatan Banjarnegara merupakan kecamatan terlengkap dalam penyediaan fasuilitas ini, Keberadaan fasilitas kesehatan pada wilayah Kabupaten Banjarnegara dapat didiskripsikan sebagai berikut: .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 20 Rumah sakit terdapat 4 unit, yaitu di Kecamatan Purworejo Klampok, Purwonegoro, Bawang dan Banjarnegara masing-masing 1 unit, Balai Pengobatan terdapat 33 unit yang tersebar di 13 Kecamatan, antara lain: Banjarnegara sebanyak 7 unit; Madukara 5 unit; Purwonegoro dan Purworejo Klampok masing-masing 4 unit; Bawang 3 unit; Sigaluh dan Wanadadi masing-masing 2 unit; serta Pagedongan, Banjarmangu, Rakit, Wanayasa, Kalibening dan Pandanarum (masing-masing 1 unit), Rumah sakit bersalin terdapat 1 buah, yaitu di Kecamatan Banjarnegara, Puskesmas tersebar merata di setiap kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, rata-rata setiap Kecamatan memiliki 2 Puskesmas, kecuali Kecamatan Pagedongan, Karangkobar, Pejawaran, Kalibening dan Pandanarum masing-masing hanya memiliki 1 puskesmas, Puskesmas Pembantu tersebar merata di setiap kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Kecamatan memiliki 4 Puskesmas Pembantu yaitu Kecamatan Mandiraja; Kecamatan Purwonegoro, Bawang, Sigaluh, Punggelan, Pejawaran dan Wanayasa (masing-masing 3 unit); sedangkan yang memiliki jumlah Puskesmas Pembantu terkecil yaitu di Kecamatan Purworejo Klampok, Banjarmangu, Rakit, Batur, Kalibening dan Pandanarum (masing-masing 1 unit), Puskesmas Keliling tersebar di seluruh Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Rata-rata setiap Kecamatan memiliki 2 Puskesmas Keliling, kecuali Kecamatan Pagedongan, Karangkobar, Pejawaran, Kalibening dan Pandanarum (memiliki 1 unit Puskesmas Keliling), Toko Obat di Kabupaten Banjarnegara berjumlah 7 unit, yang tersebar di Kecamatan Banjarnegara (3 unit); Karangkobar (2 unit); dan Purworejo Klampok dan Wanadadi masingmasing 1 unit, Laboratorium hanya terdapat di Kecamatan Banjarnegara, sebanyak 1 unit, Apotik di kabupaten Banjarnegara tidak terdapat di seluruh kecamatan, namun hanya terdapat di kecamatan tertentu, Jumlah apotek terbanyak terdapat di Kecamatan Banjarnegara sebanyak 11 unit, Sedangkan jumlah apotik terkecil di Kecamatan Mandiraja, Rakit, Batur dan Kalibening masing-masing 1 unit, Untuk lebih jelasnya mengenai penyebaran fasilitas kesehatan pada wilayah ini dapat dilihat pada Tabel di bawah ini, Tabel 2.21 Banyaknya Sarana Kesehatan Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 Puskes Puskes Tk, No Kecamatan RS BP RSB Puskesmas Laborat Apotik Pmbntu Ling Obat 1 1 3 Susukan Purworejo Klampok Mandiraja 4 Purwonegoro 1 5 Bawang 6 Banjarnegara 7 Pagedongan 8 Sigaluh 9 Madukara 2 .Buku 2 2 2 2 1 2 2 4 2 1 4 2 3 2 2 1 3 2 3 2 2 1 7 2 2 2 1 1 2 1 2 2 3 2 5 2 2 2 4 1 1 3 4 1 11 Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 21 Puskes Ling 2 Tk, Obat 2 Puskes Pmbntu 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 Punggelan 2 3 2 14 Karangkobar 1 2 1 15 Pagentan 2 2 2 16 Pejawaran 1 3 1 17 Batur 2 1 2 18 Wanayasa 1 2 3 2 19 Kalibening 1 1 1 1 20 Pandanarum 1 1 1 1 35 42 35 No Kecamatan RS 10 Banjarmangu 1 11 Wanadadi 12 Rakit 13 Jumlah BP 4 33 RSB Puskesmas 1 Laborat Apotik 2 1 2 2 1 1 7 1 27 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 2.6 SOSIAL MASYARAKAT 2.6.1 Fasilitas Peribadatan Fasilitas peribadatan yang tersedia di wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi masjid, mushola/ langgar, gereja, pura dan wihara, Fasilitas peribadatan berupa Masjid dan Mushola/ langgar tersebar merata di seluruh kecamatan se Banjarnegara, namun fasilitas peribadatan lain, hanya terdapat pada kecamatan tertentu, Masjid sebagai tempat ibadah kaum Muslim tersedia sebanyak 1453 unit, Penyebaran terbanyak terdapat pada Kecamatan Punggelan sebanyak 138 unit, disusul kemudian pada Kecamatan Wanayasa, Sementara jumlah terendah terdapat pada Kecamatan Pagedongan yaitu sebanyak 36 unit, Fasilitas mushola/langgar yang mempunyai jangkauan pelayanan lebih kecil daripada masjid tersedia sebanyak 2868 unit, Penyebaran terbesar terdapat pada wilayah Kecamatan Mandiraja, yaitu sebanyak 317, Sementara jumlah terendah pada Kecamatan Pandanarum sebanyak 10 unit, Fasilitas gereja sebagai tempat ibadah pemeluk Nasrani (Protestan dan Katholik) tersedia sebanyak 7 unit yang tersebar di Kecamatan Purworejo Klampok, Purwonegoro, Banjarnegara (masing-masing 2 unit) dan Kecamatan Mandiraja sebanyak 1 unit, Vihara (tempat ibadah pemeluk Budha) terdapat 7 unit, masing masing 2 fasilitas di Kecamatan Purwonegoro, Pagentan, Serta masing-masing 1 unit di Kecamatan Banjarnegara, Mandiraja dan Madukara, Pura (tempat ibadah pemeluk Hindu) tidak terdapat di Kabupaten Banjarnegara, Selengkapnya mengenai keberadaan fasilitas peribadatan pada Kabupaten Banjarnegara seperti pada Tabel berikut, .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 22 1 Tabel 2.22 Banyaknya Sarana Tempat Ibadah Dirinci Menurut Jenis dan Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 Langgar/ Kecamatan Masjid Gereja Vihara Pura Mushola Susukan 53 137 2 Purworejo Klampok 46 115 2 3 Mandiraja 52 317 1 1 4 Purwonegoro 80 256 2 2 5 Bawang 90 217 6 Banjarnegara 84 126 2 1 7 Pagedongan 36 123 8 Sigaluh 55 69 9 Madukara 75 150 10 Banjarmangu 55 182 11 Wanadadi 82 116 12 Rakit 57 277 13 Punggelan 138 301 14 Karangkobar 91 46 15 Pagentan 83 98 16 Pejawaran 79 70 17 Batur 79 81 18 Wanayasa 96 115 19 Kalibening 73 62 20 Pandanarum 49 10 1453 2868 No Jumlah 1 2 7 7 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 2.6.2 Fasilitas Pelayanan Umum Fasilitas pelayanan umum yaitu pelayanan perkantoran dari pemerintah pemerintah yang mendukung pada kegiatan pelayanan umum yang meliputi pelayanan pemerintahan dan pelayanan kewarganegaraan yang meliputi hak dan kewajiban sebagai warga negara, Pelayanan umum dari perkantoran milik pemerintah meliputi keamanan, birokrasi, dan pelayanan umum lainnya, dengan bangunan gedung berupa 1 buah kantor Pemerintah Daerah Kabupaten, 20 kantor Kecamatan, dan 278 kantor Kepala Desa/Kelurahan, Perkantoran lainnya meliputi kantorkantor Dinas dilingkungan Kabupaten Banjarnegara, kantor-kantor Dinas dan Departemen, Kantor Polisi dan Hankam, Fasilitas pelayanan umum ini telah tersebar sesuai dengan skala pelayanannya, untuk skala pelayanan kabupaten hampir semua fasilitas ada di Kecamatan Banjarnegara sebagai Ibukota Kabupaten, sedangkan untuk fasilitas pelayanan umum dengan skala kecamatan ada di Ibu Kota Kecamatan masing-masing, .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 23 2.6.3 Kebudayaan Masyarakat Dalam perang Diponegoro, R,Tumenggung Dipoyudo IV berjasa kepada pemerintah mataram, sehingga di usulkan oleh Sri Susuhunan Pakubuwono VII untuk di tetapkan menjadi bupati banjar berdasarkan Resolutie Governeor General Buitenzorg tanggal 22 agustus 1831 nomor I, untuk mengisi jabatan Bupati Banjar yang telah dihapus setatusnya yang berkedudukan di Banjarmangu dan dikenal dengan Banjarwatulembu dan usul tersebut disetujui, Persoalan meluapnya Sungai Serayu menjadi kendala yang menyulitkan komunikasi dengan Kasunanan Surakarta, Kesulitan ini menjadi sangat dirasakan menjadi beban bagi bupati ketika beliau harus menghadiri Pasewakan Agung pada saat-saat tertentu di Kasultanan Surakarta, Untuk mengatasi masalah ini diputuskan untuk memindahkan ibukota kabupaten ke selatan Sungai Serayu, Daerah Banjar (sekarang Kota Banjarnegara) menjadi pilihan untuk ditetapkan sebagai ibukota yang baru, Kondisi daerah yang baru ini merupakan persawahan yang luas dengan beberapa lereng yang curam, Di daerah persawahan (Banjar) inilah didirikan ibukota kabupaten (Negara) yang baru sehingga nama daerah ini menjadi Banjarnegara (Banjar : Sawah, Negara : Kota), 2.7 KONDISI UTILITAS WILAYAH 2.7.1 Jaringan Air Bersih Penyediaan air bersih perkotaan bertujuan untuk menunjang perkembangan pembangunan di Kabupaten Banjarnegara, Tanpa adanya air bersih yang layak dan cukup, perkotaan tidak dapat berkembang baik, Oleh karena itu, tuntutan yang semakin besar terhadap air bersih di Kabupaten Banjarnegara harus diiringi dengan kualitas dan kuantitas pelayanan yang baik pula, Prasarana air bersih untuk Kabupaten Banjarnegara selama ini dilayani oleh sistem pelayanan air bersih perpipaan (PDAM) dan non perpipaan, Walaupun belum merata menjangkau seluruh penduduk, sistem penyediaan air bersih PDAM saat ini telah dapat melayani setiap wilayah yang ada di Kabupaten Banjarnegara terutama yang dekat dengan jalan raya, A. Perpipaan (PDAM) PDAM adalah penyedia utama air bersih perkotaan di Kabupaten Banjarnegara, Akan tetapi karena keterbatasan investasi, kondisi PDAM belum dapat berkembang optimal sehingga cakupan pelayanannya juga tergolong masih sangat rendah, Sampai tahun 2008, pelayanan kebutuhan air bersih yang dapat dijangkau oleh sambungan air dari PDAM Kabupaten Banjarnegara baru 8,180 pelanggan/rumah tangga, atau hanya terlayani 3,39% dari 241,527 rumah tangga, Pelayanan PDAM masih sangat terbatas pada bagian pusat kota dan sekitarnya, Oleh karena itu, perlu penambahan jaringan pelayanan air bersih PDAM guna memenuhi kebutuhan masyarakat pada daerah yang belum terlayani, PDAM Kabupaten Banjarnegara dibagi ke dalam beberapa cabang pelayanan sesuai dengan area pelayanannya, PDAM Kabupaten Banjarnegara mengelola beberapa sumber air baku dengan memanfaatkan air permukaan dan air tanah, Tetapi alternatif sumber air baku yang lebih dioptimalkan pemanfaatannya berasal dari air permukaan, yaitu Sungai Serayu, .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 24 Air tanah yang dimanfaatkan sebagai sumber air baku oleh PDAM adalah air tanah dangkal dan air tanah dalam, Namun sumber air tanah dangkal hanya dapat dimanfaatkan pada musim penghujan saja karena pada musim kemarau sumur biasanya mengalami kekeringan, Tabel 2.23 3 Banyaknya Pelanggan Air PDAM dan Jumlah Pemakaian Air (m ) yang Dipakai Dirinci Menurut IKK di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 No IKK Banyaknya Jumlah Pemakaian Air Pelanggan (m3) 1 Susukan/ Pwj, Klampok 797 163,041 2 Mandiraja/ Purwonegoro 237 40,233 3 Bawang 414 104,293 4 Banjarnegara 5,151 1,094,223 5 Wanadadi/ Punggelan 723 101,120 6 Kaeangkobar/ Pejawaran 423 45,663 7 Wanayasa/ Kalibening 435 55,763 8,180 1,604,336 Jumlah Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 Tabel 2.24 Banyaknya Air Minum yang Disalurkan oleh PDAM Menurut Jenis Pelanggan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 No, I, II, Jenis Jumlah Air Minum yang Disalurkan Pelanggan Jumlah (m3) Nilai (Rp, 000) Sosial Sosial Umum 109,00 59,498,00 43,191,75 Sosial Khusus 224,00 66,082,00 91,707,16 Rumah Tangga A 7,360,00 1,341,590,00 2,082,309,14 Rumah Tangga B 172,00 27,950,00 61,480,29 95,00 64,031,00 175,266,36 220,00 42,286,00 162,182,40 Non Niaga Rumah Tangga C Rumah Tangga D Instansi Pemerintah III, Niaga Niaga Kecil Niaga Besar IV, Industri Industri Kecil Industri Besar V, .Buku Khusus Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 25 No, Jenis Jumlah Air Minum yang Disalurkan Pelanggan Jumlah (m3) Nilai (Rp, 000) Pelabuhan Tangki 2,899,00 Jumlah 8,180,00 1,604,336,00 2,616,137,10 Tahun 2007 8,268,00 1,659,258,00 2,015,658,93 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 B. Non-perpipaan Sumber air bersih yang menggunakan non-perpipaan yaitu berasal langsung dari sungai dan sumur. Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Banjarnegara juga memanfaatkan secara langsung aliran sungai Serayu dan anak sungai lainnya untuk keperluan mencuci dan mandi serta irigasi pertanian, Selain itu, ada pula yang menggunakan sumur artetis maupun sumur gali, Bagi pemukiman yang letaknya dekat dengan sungai, mereka langsung mengambil air dari sungai dengan pipa-pipa yang dialirkan dari sungai menuju kerumah masing-masing, sedangkan pemukiman yang jauh dari sungai, mereka menggunakan sumur artesis untuk keperluan MCK sehari-hari, 2.7.2 Jaringan Listrik Secara umum jaringan listrik telah menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten ini memiliki potensi sumber pembangkit listrik yang cukup besar, diantaranya adalah Waduk Mrica sebagai sumber pembangkit PLTA Mrica dan Panas Bumi Dieng sebagai sumber pembangkit PLTP Dieng, Namun disisi lain potensi pembangkit listrik yang ada di Waduk Mrica terjadi permasalahan sedimentasi endapan lumpur sehingga menyebabkan debit air yang ada di dalam waduk tersebut menjadi berkurang yang akhirnya Gambar Kondisi Jaringan Listrik di Kabupaten Banjarnegara berdampak pada pelayanan supply listrik menjadi berkurang, Sejauh ini jumlah pelanggan PLN pada tahun 2010 adalah sebanyak 128,735 pelanggan, dengan masing-masing rumah tangga menerima supply listrik sesuai standar kebutuhan sebesar 1300 VA, Selain itu PLN juga mampu memenuhi kebutuhan listrik untuk fasilitas umum dan penerangan umum sebesar 30 dan 10 dari total kebutuhan untuk rumah tangga, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini, Tabel 2.25 Banyaknya Pelanggan Listrik PLN Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 No Kecamatan Banyaknya Pelanggan .Buku 1 Susukan 2,151 2 Purworejo Klampok 2,315 3 Mandiraja 9,503 Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 26 No Kecamatan Banyaknya Pelanggan 4 Purwonegoro 12,257 5 Bawang 11,258 6 Banjarnegara 15,994 7 Pagedongan 2,953 8 Sigaluh 5,602 9 Madukara 6,946 10 Banjarmangu 6,228 11 Wanadadi 5,242 12 Rakit 5,833 13 Punggelan 8,485 14 Karangkobar 5,556 15 Pagentan 3,986 16 Pejawaran 5,273 17 Batur 6,266 18 Wanayasa 5,252 19 Kalibening 4,670 20 Pandanarum 2,965 Jumlah 128,735 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 Pembangkit yang sudah beroperasi: 1. PLTA Pangsar Sudirman 3 x 60,3 MW 180,9 MW 2. PLTA Tulis 2 x 6,2 MW 12,4 MW 3. PLTP Dieng 60 MW 60,0 MW 4. PLTM Plumbungan 1,6 MW 5. PLTM Siteki 1,2 MW 6. PLTM Tapen 1,0 MW 7. PLTMH Karangtengah 300 Kw 0,3 MW 8. PLTMH Pesangkalan 20 Kw 0,02 MW 9. PLTMH Blimbing I (Sedang Solo) 100 Kw 0,1 MW .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 27 Kecamatan No 1 Nama Susukan 2 Purworejo Klampok 3 Tabel 2.26 Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga dan Ratio Elektrifikasi di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 Kegiatan Jml Jml Jml Jml (KK) Jml (KK) Pelanggan Jml (KK) Penduduk Desa/Kel Dusun Total Miskin Pln (2010) Berlistrik (Jiwa) PLTMH PLTS 15 43 61,522 15,260 4,495 7,316 7,316 8 35 47,465 11,532 4,357 7,451 Mandiraja 16 50 66,829 16,868 7,507 9,285 4 Purwonegoro 13 60 71,114 21,426 6,914 9,117 5 Bawang 18 61 53,613 14,503 4,960 6 Banjarnegara 4/9 18 60,505 14,357 7 Pagedongan 9 42 35,718 8 Sigaluh 14 /1 37 29,886 9 Madukara 18/2 60 10 Banjarmangu 17 11 Wanadadi 12 Jml (Dukuh) Ada Kk Blm Berlistrik 38 Ratio Elekt 47,94 7,451 31 64,61 30 9,315 24 55,22 100 9,217 32 43,02 10,055 10,055 18 69,33 4,696 12,048 12,048 4 83,92 8,730 4,294 5,873 6,003 33 68,76 8,067 2,440 5,548 5,548 11 68,77 41,449 10,153 3,821 6,706 6,706 15 66,05 51 40,597 11,943 4,370 6,199 6,199 21 51,9 11 35 29,821 8,445 4,228 5,211 5,211 10 61,71 Rakit 11 52 50,224 15,729 5,541 6,750 6,750 16 42,91 13 Punggelan 17 79 71,507 18,173 10,837 8,191 8,191 35 45,07 14 Karangkobar 13 41 28,261 7,508 3,892 4,382 4,382 6 58,36 15 Pagentan 16 58 37,290 9,978 4,274 3,544 3,544 11 35,52 16 Pejawaran 17 56 42,167 12,415 4,716 5,622 5,622 12 45,28 17 Batur 8 37 38,487 8,806 3,176 5,466 5,466 3 62,07 18 Wanayasa 17 49 44,345 11,488 4,274 5,201 5,201 5 45,27 19 Kalibening 16 57 44,898 10,474 4,922 7,681 7,681 6 73,33 20 Pandanarum 8 32 21,932 5,672 2,600 4,539 4,539 4 80,02 266/12 953 917,630 241,527 96,316 136,185 136,445 335 56,49 Jumlah Sumber : PSDA dan ESDM Kabupaten Banjarnegara, 2010 .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara 100 100 30 160 2.7.3 Jaringan Telekomunikasi Penyedia jasa di bidang Telekomunikasi di Kabupaten Banjarnegara adalah PT, Telkom yang menyediakan sarana telekomunikasi yang terdiri dari Telepon Kabel, Flexi, Data Internet, Telkom Vision (Yes TV), penyedia saluran data langsung yang dapat digunakan oleh seluruh pelanggan di wilayah Kabupaten Banjarnegara, Pengguna Jumlah pengguna jasa Telekomunikasi yang menjadi pelanggan Telkom termasuk layanan wartel yang dapat digunakan seluruh masyarakat di Kabupaten Banjarnegara, Sistem Jaringan Sistem Jaringan yang dimiliki PT, Telkom adalah: Jaringan Kabel Tanah Jaringan Kabel Udara Jaringan Transmisi antar Kota sebagai penghubung dengan Serat Optik ataupun lewat Transmisi Frekuensi Udara Jaringan kabel tersebut diatas untuk melayani Telepon kabel baik untuk Voice, data ataupun internet, sedangkan jaringan Transmisi antar kota untuk menghubungkan dari satu kota ke kota lainnya dan bahkan untuk Sambungan Langsung Internasional (SLI), Gambar Kondisi Jaringan Telekomunikasi di Kabupaten Banjarnegara Jangkauan Pelayanan Jangkauan pelayanan jaringan Telkom, mulai jaringan kabel tanah maupun kabel udara telah menjangkau 20 Kecamatan di wilayah Kabupaten Banjarnegara, PT, Telkom tetap berupaya memberikan pelayanan jasa telekomunikasi dengan Telkom Flexi-nya yang secara fungsi kegunaan sama, bisa telepon lokal, SLJJ, internet dan lain sebagainya, 2.7.4 Sistem Pengairan Sumber air yang dimanfaatkan untuk pengairan di Kabupaten Banjarnegara terdiri dari sungai dan waduk, Sungai yang dimanfaatkan sebagai sumber pengairan yang dapat mengairi areal sawah seluas 15,615 hektar adalah Sungai Serayu dengan anak-anak sungainya : Kali Tulis, Kali Merawu, Kali Pekacangan, Kali Gintung dan Kali Sapi, sedangkan waduk yang dimanfaatkan untuk mengairi areal sawah tersebut adalah Waduk Mrica dan Waduk Tulis, Kecamatan Mandiraja memiliki luasan lahan sawah paling besar yaitu 1,630,703 atau 10,44% dari luas lahan sawah yang terdapat di Kabupaten Banjarnegara, sedangkan Kecamatan Wanayasa merupakan kecamatan yang paling sedikit lahan sawahnya yaitu 99,602 ha atau 0,7% dari seluruh luas lahan sawal- Kabupaten Banjarnegara, Diantara kecamatan-kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, terdapat kecamatan yang tidak memiliki iahan persawahan, yaitu Kecamutan Batur, Debit air terbanyak di Kabupaten Banjarnegara terdapat di Kecamatan Purwanegara dengan jumlah debit maksimal sebesar 457,5 mm3, Sedangkan debit air minimal terdapat di Kecamatan Susukan, dengan jumlah debit air sebanyak 0,3 mm3, Data tersebut dapat diketahui .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 29 bahwa Kecamatan Purwanegara memiliki sumber air permukaan terbanyak dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya, Sawah di Kabupaten Banjarnegara sebagian besar adalah sawah irigasi yaitu irigasi teknis seluas 6,177 ha, irigasi tadah hujan seluas 4,417 ha, irigasi desa/non PU 2,467 ha, irigasi sederhana seluas 1,774 ha dan irigasi setengah teknis seluas 608 ha, Berikut ini ditampilkan data mengenai panjang saluran irigasi per kecamatan Kabupaten Banjarnegara yang dirinci menurut jenis saluran dan data mengenai daerah irigasi serta sumber air yang digunakan untuk mengairi persawahan di Kabupaten Banjarnegara, 2.7.5 Jaringan Air Limbah Sistem air limbah di Kabupaten Banjarnegara hingga saat ini masih ditangani secara individu oleh tiap-tiap rumah tangga dan masing-masing industri (industri rumah tangga), Air limbah rumah tangga langsung di buang ke saluran pembuangan/se-lokan, Untuk industri, sebagian kecil memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah), air sebelum dibuang ke perairan umum diolah di dalam unit ini dulu, Jumlah air limbah buangan diperhitungkan dengan asumsi 80% dari air bersih yang dipergunakan menjadi air limbah, Besarnya pemakaian air bersih ratarata perjiwa perhari 70 liter. 2.7.6 Kondisi Persampahan Jaringan persampahan di Kabupaten Banjarnegara melayani Kota Banjarnegara dan ibukota-ibukota kecamatan, yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum di Kabupaten Banjarnegara, dengan sistem pooling yang dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), Sedangkan untuk masyarakat yang tinggal di pedesaan membuang sampah dengan cara tradisional (dibakar/dikubur). Sampah di Kabupaten Banjarnegara berasal dari sampah Permukiman, pertokoan dan pasar, perkantoran, penyapuan jalan serta sampah dari sarana umum lainnya. Gambar Kondisi Tempat Pembuangan Sampah di Kabupaten Banjarnegara Tempat Pembuangan Akhir Sampah .Buku Tempat Pembuangan Sampah Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 30 Sistem persampahan yang diterapkan dijelaskan secara umum yaitu (1) sampah dikelola swadaya masyarakat sampai ke TPS, (2) pembuangan sampah dari TPS ke TPA yang dilakukan oleh DKP. Sarana pengumpulan sampah di Kabupaten Banjarnegara yang tersedia adalah a. 6 truk sampah; b. 150 gerobak sampah; c. 15 Tempat Pembuangan Sampah; d. 1 Tempat Pembuangan Akhir Sampah; dan e. 1 truk tinja, Dinas Kebersihan dan Pertamanan mampu mengangkut sampah 88,25% dari total sampah 3 166 m per hari. 2.7.7 Sistem Jaringan Jalan dan Transportasi Sistem jaringan jalan di Kabupaten Banjarnegara dilalui oleh jalur utama yang menghubungkan wilayah-wilayah penting di Propinsi Jawa Tengah, Menurut fungsinya, jaringan yang ada meliputi fungsi kolektor dan lokal, Jalan Kolektor adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan/pembagian dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi, Sedangkan Jalan Lokal adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri--ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. Jika dikelompokkan menurut wewenang pembinaannya, maka jalan dapat dibedakan atas: 1. Jalan Nasional adalah : a. Jalan Arteri Primer dan; b. Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan antar lbukota Provinsi. 2. Jalan Provinsi adalah : a. Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan Ibukota Provinsi dengan Ibukota Kabupaten/Kota, b. Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan antar lbukota Kabupaten/Kota. 3. Jalan Kabupaten adalah : a. Jalan Lokal Primer, b. Jalan Sekunder lain, selain jalan Arteri Primer dan jalan Kolektor Primer, 4. Jalan Kota adalah jaringan jalan sekunder di dalam Kota. Di Kabupaten Banjarnegara jaringan jalan yang ada dapat diidentifikasikan sebagai berikut : a. Kolektor Primer, merupakan jalur jalan utama di Kabupaten Banjarnegara yang menghubungkan Ibukota Banjarnegara dengan Kota Purbalingga (arah barat) dan Kota Wonosobo (arah timur) yang melalui Kecamatan Susukan kearah timur sampai dengan Kecamatan Sigaluh kearah barat. b. Lokal Primer, merupakan jalur jalan utama yang menghubungkan Ibukota Banjarnegara ke Kabupaten Pekalongan melalui Kecamatan Banjarmangu, Karangkobar, Wanayasa dan Kalibening. .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 31 c. Lokal Primer, merupakan jalur jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Wanadadi ke arah utara melalui Kecamatan Rakit, Punggelan, Pandanarum sampai dengan Kecamatan Kalibening, d. Lokal Primer, merupakan jalur jalan utama yang menghubungkan Kabupaten Banjarnegara ke Kabupaten Kebumen melalui Desa Panggisari Kecamatan Mandiraja ke arah selatan menuju Gombong Kabupaten Kebumen, e. Lokal Primer, merupakan jalur jalan utarna dari Ibukota Banjarnegara melalui Kecamatan Pagedongan ke arah selatan rnenuju perbatasan Kabupaten Kebumen, f. Lokal Primer, merupakan jalur jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Sigaluh ke arah utara melalui Kecamatan Madukara, Kecamatan Pagentan, Kecarnatan Pejawaran sampai dengan Kecamatan Batur, g. Lokal Primer, merupakan jalur jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Banjarmangu ke arah barat laut melalu Kecamatan Pandananrm sampai dengan Kecamatan Kalibening, h. Kolektor sekunder, merupakan jalur jalan utama yang menghubungkan Kecamatan Wanayasa ke arah timur sampai dengan Kecamatan Batur, i. Kolektor sekunder, jalan penghubung antar kecamatan se-Kabupaten Banjarnegara, Pengembangan jaringan jalan di wilayah Kabupaten Banjarnegara khususnya di wilayah kecamatan yang memiliki kawasan hutan yang dikelola olah pihak Perhutani biasanya sulit dilakukan, Hal ini menyebabkan aksesibilitas di wilayah kecamatan tersebut sangat terbatas karena minimnya akses jaringan jalan, Sebagai contoh adalah Kecamatan Pagedongan, Wanayasa, Pandanarum dan Kalibening, yang memiliki kawasan hutan produksi yang dikelola oleh pihak Perhutani, Di wilayah kecamatan-kecamatan tersebut, disamping kondisi topografi wilayah yang kurang memadai untuk perluasan jaringan jalan, perizinan dari pihak Perhutani juga sulit diperoleh berkaitan dengan perluasan jaringan transportasi yang melalui kawasan hutan produksi tersebut. Panjang jalan di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2007 menjadi 888,441 km dan pada tahun 2008 adalah 1045,184 Km, Dilihat dari jenis permukaannya, jalan di Kabupaten Banjarnegara dibagi atas tiga bagian, yaitu jalan aspal, jalan kerikil/ batu dan jalan tanah, Khusus untuk jalan aspal terdiri atas jalan kabupaten, jalan propinsi dan jalan nasional, Berikut ini ditampilkan perkembangan kondisi jalan di Kabupeten Banjarnegara dari tahun 2006 -2007, Kondisi sistem jaringan jalan yang ada di Kabupaten Banjarnegara dikelompokkan berdasarkan status jalan, dan keadaan jalan yang menggambarkan bahwa jalan beraspal di wilayah ini cukup memadai, ini dapat dilihat dari Tabel di bawah ini. Tabel 2.27 Daftar Panjang Jalan Menurut Keadaan dan Status di Kabupaten Banjarnegara Keadaan Tahun 2010 Status Jalan (Km) Keadaan Jalan Jalan Jalan Negara Provinsi Kabupaten A, Jenis Permukaan Aspal 57,693 99,080 693,076 .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 32 Keadaan Jalan Negara Kerikil Tanah Tidak dirinci Jumlah B, Kondisi Jalan Baik Sedang Rusak Rusak Berat Jumlah C, Kelas Jalan Kelas I Kelas II Kelas III Kelas III A Kelas III B Kelas III C Kelas tidak dirinci Jumlah Status Jalan (Km) Jalan Provinsi - Jalan Kabupaten 126,591 68,774 - 57,693 99,080 888,441 15,590 42,103 - 82,750 16,330 - 57,693 99,080 331,250 144,708 145,753 266,700 888,411 - - 57,693 - 99,080 - 57,693 99,080 888,411 888,411 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 2.8 KONDISI PEREKONOMIAN Kondisi Sektor Pertanian Tanaman Pangan Pertanian tanaman pangan merupakan salah satu sektor dimana produk yang dihasilkan menjadi kebutuhan pokok hidup rakyat, Sebanyak 14% atau 14,568 Ha termasuk lahan sawah, sehingga Kabupaten Banjarnegara juga memproduksi tanaman pangan seperti padi sawah, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang hijau, dan kedelai. Kabupaten Banjarnegara memiliki lahan non pertanian lebih besar daripada lahan pertanian yaitu 86% atau 92,403 Ha. Luas panen padi Kabupaten Banjarnegara sebesar 25,436 Ha, terdiri dari 23,634 Ha sawah basah dan 1,802 Ha sawah kering (padi gogo), Jumlah produksi padi sawah di Kabupaten Banjarnegara tahun 2010 adalah 134,879,1 ton yang tersebar pada seluruh kecamatan kecuali Batur, Jumlah produksi terbesar terdapat di Kecamatan Mandiraja sebesar 18,237,2 ton dan jumlah produksi terkecil terdapat di Kecamatan Pejawaran karena tidak memiliki lahan pertanian sawah, Sedangkan untuk padi gogo jumlah produksinya adalah 6,061,15 ton dan ada beberapa kecamatan yang tidak mengasilkan padi gogo, diantaranya Banjarnegara, Sigaluh, Madukara, Banjarmangu, Wanadadi, Karangkobar, Pagentan, Pejawaran, Batur, Wanayasa, Kalibening dan Pandanarum. .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 33 Tanaman palawija yang terdapat di Kabupaten Banjarnegara antara lain jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang kedelai, kacang tanah dan kacang hijau, Jumlah produksi tanaman palawija antara lain jagung sebesar 92,859,92 ton dari 25,792 Ha luas panen yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Banjarnegara, Produksi tanaman Ubi Kayu sebesar 243,297,25 ton dari 11,142 Ha, Produksi tanaman Kacang Tanah sebesar 4,917,55 ton dari 4,273 Ha, Produksi tanaman Kedelai sebesar 139,76 ton dari 149 Ha. Sedangkan jumlah produksi tanaman ubi jalar sebesar 3,956,40 ton dari 291 Ha serta jumlah produksi kacang hijau 10,95 ton dengan luas lahan 10 Ha. Tanaman Sayuran Kondisi tanaman sayur-sayuran di Kabupaten Banjarnegara terdiri atas bawang daun, kentang, kubis, petsai/sawi, wortel, kacang merah, kacang panjang, cabe, tomat, buncis, ketimun, labu siam, kangkung, bayam, petai, jengkol, mlinjo dan terong. Tanaman Buah-buahan Kabupaten Banjarnegara menghasilkan buah-buahan dalam jumlah yang cukup besar, Jenis buah-buahan yang ada di Kabupaten Banjarnegara dan produksinya dalam tahun 2007 adalah; Pisang (10,566,200 Kg), Salak (193,644,800 Kg), Nenas (51,100 Kg), Jambu Biji (284,700 Kg), Pepaya (1,333,800 Kg), Durian (1,586,000 Kg), Rambutan (7,970,600 Kg), duku (306,900 Kg), Jeruk siam (13,516 Kg), Mangga (4,997 Kg), Manggis (307 Kg), Alpukat (606 Kg), Belimbing (303 Kg), Jambu Air (378 Kg), Sawo (721 Kg), Sirsak (340 Kg), Melinjo (4,722 Kg) dan Sukun (1,300 Kg). Kondisi Peternakan Kondisi peternakan di Kabupaten Banjarnegara dikelopokan menjadi 3 jenis, yaitu ternak besar (kuda, sapi potong, sapi perah dan kerbau), ternak kecil (kambing dan domba) dan ternak unggas dan kelinci (ayam, itik, puyuh, unggas lainnya dan kelinci), Ternak sapi potong kerbau, kuda, kambing dan domba tersebar di seluruh kecamatan, begitu juga dengan ternak unggas juga tersebar di seluruh kecamatan. 2.9 TATA RUANG WILAYAH Berdasarkan potensi dan karakteristik yang dimiliki oleh wilayah Kabupaten Banjarnegara, diantaranya adalah sebagai daerah agraris yang memiliki sumberdaya manusia yang cukup, dan memiliki beberapa produk unggulan, seperti; produk pertanian padi, perikanan, peternakan, tanaman sayuran, dan lain-lain, Berdasarkan Rencana tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Banjarnegara, tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah “mewujudkan ruang Kabupaten berbasis pertanian dan pariwisata yang unggul dalam sistem wilayah terpadu dan berkelanjutan”, Perwujudan tujuan ini merupakan upaya untuk mewujudkan wilayah pembangunan yang berkembangan dengan mempertimbangkan potensi daerah dengan memperhatikan kelestarian alamnya, Terdapat 4 (empat) kunci dalam tujuan di atas, yaitu : .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 34 1. Pengembangan pertanian; sektor pertanian merupakan sektor yang paling penting di Kabupaten Banjarnegara, pengembangan sektor ini harus dioptimalkan agar dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk, 2. Pengembangan pariwisata; potensi pariwisata di Kabupaten Banjarnegara sangat beragam dan potensial dikembangkan sebagai ikon daerah, 3. Sistem wilayah terpadu; pengembangan wilayah Kabupaten Banjarnegara dilakukan melalui keterpaduan kawasan perdesaan dan perkotaan, 4. Berkelanjutan; karakter wilayah Kabupaten Banjarnegara yang terdiri atas hulu (kawasan bagian Utara) dan hilir (kawasan bagian tengah-selatan) membutuhkan penanganan alam yang tepadu dengan prinsip kelestarian lingkungan, Kebijakan penataan ruang Kabupaten Banjarnegara untuk mewujudkan tujuan penataan ruang tersebut, meliputi : a. Pengembangan pusat-pusat pelayanan mendorong pertumbuhan dan pemerataan perkembangan wilayah; b. Peningkatan keterhubungan kawasan perkotaan –perdesaan; c. Pengembangan prasarana wilayah Kabupaten; d. Pengendalian alih fungsi lahan pertanian produktif; e. Pengembangan pariwisata alam dan buatan; f. Pengembangan kawasan perkotaan yang mampu berfungsi sebagai pusat pemasaran hasil komoditas Kabupaten; g. Peningkatan pengelolaan kawasan lindung; h. Pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung lingkungan hidup dan daya tampung lingkungan hidup; dan i. 2.9.1 Pengembangan kawasan strategis Kabupaten, Rencana Struktur Ruang Kabupaten Banjarnegara Berdasarkan hasil analisa tentang struktur wilayah, Kabupaten Banjarnegara dibagi menjadi beberapa hirarki, Hirarki perkotaan tersebut dibentuk oleh perkembangan dan pertumbuhan perkotaan itu sendiri, Sedangkan, perkembangan dan pertumbuhan perkotaan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : kependudukan, kelengkapan fasilitas dan aksesibilitas, Pada variabel kependudukan pendekatan yang digunakan adalah jumlah, kepadatan penduduk dan penduduk menurut tingkat pendidikan, Pada variabel kelengkapan fasilitas, yang diperhitungkan adalah fasilitas yang memiliki skala pelayanan wilayah (kecamatan, sub wilayah, wilayah), meliputi fasilitas perekonomian (perdagangan dan jasa) dan fasilitas sosial (pendidikan dan kesehatan), Pada variabel kelengkapan aksesibilitas, yang diperhitungkan adalah kondisi jalan dan kelas jalan, Dalam suatu wilayah pengembangan akan terdapat banyak kota dengan berbagai ukuran, Untuk mengarahkan pembangunan dari suatu wilayah, maka perlu dikenal dengan baik bagaimana peranan kota-kota tersebut termasuk hirarkinya di dalam suatu wilayah, Untuk menentukan hirarki kota-kota dalam suatu wilayah dengan cara meninjau jumlah pelayanan yang .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 35 dapat diemban oleh sebuah kota, Hirarki kekotaan tersebut terdiri atas Hirarki I meliputi Kecamatan Mandiraja, Banjarnegara, Madukara, Karangkobar, Purworejo Klampok, dan Kalibening, Hirarki Kota II Kecamatan Purwonegoro, Bawang dan Rakit, Hirarki III meliputi Kecamatan Susukan, Banjarmangu dan Wanayasa, Selanjutnya, Hirarki IV meliputi Kecamatan Pagedongan, Sigaluh, Wanadadi, Pagentan, Pejawaran, Batur dan Punggelan, Pada hirarki V hanya terdapat Kecamatan Pandanarum, Dengan mempertimbangkan kondisi wilayah Kabupaten Banjarnegara, maka untuk memudahkan dalam dalam pembagian sistem pusat pelayanan, maka akan ditentukan pula sistem perwilayahan pembangunan dalam Satuan Wilayah Pembangunan berdasarkan keterkaitannya dengan sistem pelayanan, A. Rencana Sistem Pusat Pelayanan Perkotaan Struktur perkotaan wilayah Kabupaten Banjarnegara direncanakan mengikuti konsep dan skenario perkembangan wilayah Kabupaten Banjarnegara yaitu perkembangan Banjarnegara Bagian Utara, Selatan dan Tengah, Banjarnegara Bagian Selatan yang didukung oleh jalur utama Temanggung-Banyumas meliputi Kecamatan Sigaluh, Pagedongan, Bawang, Purwonegoro, Mandiraja, Purworejo Klampok dan Susukan, Arah perkembangan Banjarnegara Bagian Tengah yang merupakan pusat perkembangan Kabupaten Banjarnegara terdiri atas Kecamatan Banjarnegara, Rakit, Madukara, Banjarmangu dan Wanadadi, Sedangkan, Bagian Utara yang merupakan dataran tinggi yang memliki akses jalan menuju Kabupaten Pekalongan, Batang dan Wonosobo terdiri atas Kecamatan Pagentan, Karangkobar, Punggelan, Pandanarum, Kalibening, Wanayasa, Pejawaran dan Batur. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka rencana sistem pusat-pusat kegiatan di wilayah Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada Tabel di bawah ini: Tabel 2.28 Rencana Struktur Perkotaan di Wilayah Kabupaten Banjarnegara Hirarki I Struktur Kota Pusat Kegiatan Lokal (PKL) II Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) III Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) .Buku Keterangan Kawasan Perkotaan yang akan dikembangkan menjadi PKL adalah kota-kota yang wilayah pelayanannya telah berkembang lebih dari 1 administrasi kecamatan, Skala fasilitas/kegiatan yang dikembangkan di kota ini memiliki pelayanan sebagian atau satu wilayah Kabupaten, Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) merupakan kawasan perkotaan yang dalam jangka waktu tertentu akan diusulkan menjadi Pusat Kegiatan Lokal (PKL), Kawasan Perkotaan yang akan dikembangkan menjadi PPK adalah kota-kota ibukota kecamatan yang memiliki skala kecamatan dan Kawasan Perkotaan - Kawasan Perkotaan Banjarnegara - Kawasan Perkotaan Purworejo Klampok - Kawasan Perkotaan Karangkobar - Kawasan Perkotaan Sigaluh - Kawasan Perkotaan Pagedongan - Kawasan Perkotaan Bawang - Kawasan Perkotaan Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 36 Hirarki Struktur Kota Keterangan beberapa desa, Kota-kota ini merupakan pusat pemerintahan, aktifitas sosial, serta kegiatan perekonomian di tingkat lokal (kecamatan), Kawasan Perkotaan Purwonegoro - Kawasan Perkotaan Susukan - Kawasan Perkotaan Rakit - Kawasan Perkotaan Rakit - Kawasan Perkotaan Madukara - Kawasan Perkotaan Banjarmangu - Kawasan Perkotaan Wanadadi - Kawasan Perkotaan Pagentan - Kawasan Perkotaan Punggelan - Kawasan Perkotaan Pandanarum - Kawasan Perkotaan Wanayasa - Kawasan Perkotaan Pejawaran - Kawasan Perkotaan Batur - Kawasan Perkotaan Mandiraja - Kawasan Perkotaan Kalibening Sumber : Rencana Tim Penyusun, 2010 B. Rencana Sistem Perwilayahan Sistem perwilayahan merupakan tindak lanjut dari hirarki kota-kota yang telah ditentukan, Pada hirarki kota, kota-kota hanya dilihat sebagai titik-titik dalam ruang, Sementara dalam sistem perkotaan, kota-kota membentuk suatu sistem yang didasari hubungan saling ketergantungan (interdependency) dan keterkaitan (linkage) antara kota satu dengan yang lain secara hirarkis, Dalam sistem perkotaan ini pada hakikatnya terdapat unsur jangkauan wilayah pelayanan, Pembagian sistem wilayah selain didasarkan pada skenario pengembangan wilayah dan hirarki kota yang ada, serta potensi dan permasalahan masing-masing wilayah, Secara sosial ekonomi wilayah Kabupaten banjarnegara terbagai atas 3 kelompok utama, yaitu : wilayah bagian utara yang memiliki orientasi pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Karangkobar, wilayah bagian selatan-timur yang memiliki orientasi pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Banjarnegara, dan Wilayah selatan-barat yang memiliki orientasi pusat pelayanan di Kawasan Perkotaan Purworejo Klampok, Berdasarkan pada karakteristik diatas maka wilayah pengembangan Kabupaten Banjarnegara di bagi menjadi : a. Wilayah Pengembangan I, meliputi : Kecamatan Batur, Kecamatan Pagentan, Kecamatan Pejawaran, Kecamatan Wanayasa, Kecamatan Kalibening, Kecamatan Pandanarum, dan Kecamatan Karangkobar, Pusat Pelayanan wilayah pengembangan I adalah kawasan perkotaan Karangkobar, Rencana pengembangan fungsi utama di wilayah pengembangan I adalah : - Pariwisata - Pertanian Lahan Kering, Hortikultura, dan perkebunan - Agropolitan - Konservasi Lingkungan - Sumberdaya Energi .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 37 - Sumberdaya Mineral b. Wilayah Pengembangan II, meliputi : Kecamatan Madukara, Kecamatan Banjarmangu, Kecamatan Punggelan, Kecamatan Wanadadi, Kecamatan Banjarnegara, Kecamatan Bawang, Kecamatan Pagedongan, Kecamatan Sigaluh, Pusat Pelayanan wilayah pengembangan II adalah kawasan perkotaan Banjarnegara, Rencana pengembangan fungsi utama di wilayah pengembangan II adalah : - Perdagangan dan Jasa - Industri - Pendidikan - Perikanan - Pariwisata - Pertanian lahan basah (sawah), Pertanian Lahan Kering, dan Perkebunan - Sumberdaya Energi - Sumberdaya Mineral c. Wilayah Pengembangan III, meliputi : Kecamatan Rakit, Kecamatan Purwonegoro, Kecamatan Mandiraja, Kecamatan Purworejo Klampok, Kecamatan Susukan, Pusat Pelayanan wilayah pengembangan III adalah kawasan perkotaan Purworejo Klampok, Rencana pengembangan fungsi utama di wilayah pengembangan III adalah : - Perdagangan dan Jasa - Hasil Kerajinan - Pertanian lahan basah (sawah) - Perikanan (Minapolitan) - Industri - Sumberdaya mineral Selengkapnya mengenai pembagian wilayah pengembangan di Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada Tabel di bawah ini, Satuan Wilayah Pembangunan Wilayah Pengembangan I Wilayah Pengembangan II .Buku Tabel 2.29 Rencana Sistem Perwilayahan Kabupaten Banjarnegara Pusat Rencana Fungsi Penopang Wilayah Pelayanan Pelayanan Kegiatan Wilayah Pariwisata Kecamatan Batur - Pertanian Lahan Kering, Kecamatan Pagentan Hortikultura, dan perkebunan Kawasan Kecamatan Pejawaran Perkotaan Kecamatan Wanayasa - Agropolitan Karangkobar Kecamatan Kalibening - Konservasi Lingkungan Kecamatan Pandanarum - Sumberdaya Energi Kecamatan Karangkobar - Sumberdaya Mineral - Perdagangan dan Jasa Kecamatan Madukara - Industri Kawasan Kecamatan Banjarmangu Perkotaan Kecamatan Punggelan - Perikanan Banjarnegara Kecamatan Wanadadi - Pendidikan Kecamatan Banjarnegara - Pariwisata Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 38 Satuan Wilayah Pembangunan Pusat Pelayanan Wilayah Pelayanan Kecamatan Bawang Kecamatan Pagedongan Kecamatan Sigaluh Wilayah Pengembangan III Kawasan Perkotaan Purworejo Klampok Kecamatan Rakit Kecamatan Purwonegoro Kecamatan Mandiraja Kecamatan Purworejo Klampok Kecamatan Susukan - - Rencana Fungsi Penopang Kegiatan Wilayah Pertanian lahan basah (sawah), Pertanian Lahan Kering, dan Perkebunan Sumberdaya Energi Sumberdaya Mineral Perdagangan dan Jasa Hasil Kerajinan Pertanian lahan basah (sawah) Perikanan (Minapolitan) Industri Sumberdaya Mineral Sumber : Rencana Tim Penyusun, 2010 C. Sistem Pengembangan Sistem Perdesaan Pengembangan sistem perdesaan di Kabupaten Banjarnegara dilakukan melalui pendekatan agropolitan, Kawasan Agropolitan terdiri dari Kota Pertanian dan Desa-Desa sentra produksi pertanian yang ada di sekitarnya, dengan batasan yang tidak ditentukan oleh batasan administrasi Pemerintahan, tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan skala ekonomi yang ada, Dengan kata lain Kawasan Agropolitan adalah Kawasan Agribisnis yang memiliki fasilitas perkotaan antara lain jaringan jalan, lembaga pasar, lembaga keuangan, perkantoran, lembaga penyuluhan dan alih teknologi, lembaga pendidikan, transportasi, telekomunikasi, listrik, air bersih, lembaga pertanian, lembaga kesehatan dan sarana prasarana umum, Selanjutnya, Pengembangan Kawasan Agropolitan adalah pembangunan ekonomi berbasis pertanian di kawasan agribisnis, yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi, yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh Pemerintah, Di wilayah Kabupaten Banjarnegara selain ditetapkan kebijakan menjadi Kawasan Agropolitan JAKABAYA (Kecamatan Pejawaran, Karangkobar, Batur, dan Kecamatan Wanayasa), Kawasan agropolitan JAKABAYA juga terdiri dari beberapa Kawasan Sentra Produksi (KSP) dan Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) yang terdiri dari: 1. Kawasan Sentra Produksi (KSP) Kentang, yang meliputi Desa Batur, Sumberrejo, Bakal, Pekasiran, Kepakisan dan Karangtengah yang berada di Kecamatan Batur, dengan Desa Sumberrejo sebagai Desa Pusat Pertumbuhannya (DPP); 2. Kawasan Sentra Produksi (KSP) Kobis, yang meliputi Desa Gembol, Grogol, Ratamba, Penusupan dan sidengkok yang berada di wilayah Kecamatan Pejawaran dan Batur, Sumberejo dan Pesurenan dengan Desa Ratamba sebagai DPP; 3. Kawasan Sentra Produksi (KSP) Domba Batur, yang meliputi Desa Batur, Sumberejo, Pekasiran dan Kepakisan yang berada di Kecamatan Batur dengan Desa Pekasiran sebagai DPP; .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 39 4. Kawasan Sentra Produksi (KSP) Cabai, yang meliputi Desa Darmayasa, Biting, Pejawaran, Penusupan, berada di Kecamatan Pejawaran; Desa Leksana, Purwodadi, Gumelar di Kecamatan Karangkobar, dengan Desa Biting sebagai DPP; 5. Kawasan Sentra Produksi (KSP) Jagung, yang meliputi seluruh desa di Kecamatan Karangkobar, Pejawaran dan sebagian Wanayasa dengan Desa Slatri sebagai DPP; 6. Kawasan sentra Produksi (KSP) Ubi Kayu, yang meliputi Desa seluruh desa di Kecamatan Karangkobar, dengan Desa Sampang sebagai DPP; 7. Kawasan Sentra Produksi (KSP) Teh, meliputi Kecamatan Wanayasa, Selain Kawasan agropolitan JAKABAYA, juga terdapat daerah-daerah yang cukup berpotensi untuk dikembangkan menjadi Kawasan Agropolitan dengan konsep agribisnis, yang mencakup tiga hal, yaitu : 1. Indutri hulu pertanian atau disebut agribisnis hulu, yaitu agribisnis yang menghasilkan sarana produksi (input) pertanian (the manufacture and distribution of farm supllies), seperti industri kimia (pupuk, pestisida, obat-obatan hewan), indsutri agro-otomotive (mesin peranian, peralatan peranian, mesin dan peralatan pengolahan hasil pertanian) dan indsutri pembibitan/ pembenihan tanaman/hewan), 2. Pertanian dalam arti luas (production operation of the farm) disebut juga off the farm agribisnis, yaitu pertanian pertanaman pangan, tanaman holtikulural, tanaman obat-obatan, perkebunan, peternakan, perikanan laut/ air tawar serta kehutanan, 3. Industri hilir pertanian atau disebut juga agribisnis hilir, yaitu indsutri yang mengolah hasil pertanian menjadi produk-produk olahan, baik produk antara (intermediated product) maupun produk akhir (storage processing and distribution of farm commodities and items mode from them), Dengan demikian, pembangunan agribisnis bukan hanya pembangunan pertanian saja, akan tetapi merupakan pembangunan pertanian yang menyertakan industri pertanian dan jasanya, Pembangunan agribisnis adalah pembangunan keunggulan bersaing, di atas keunggulan komparatif melalui transformasi pembangunan yang digerakkan oleh kekuatan modal (capital driven) menjadi pembangunan yang digerakkan oleh kekuatan inovasi (innovation driven), Secara umum, membangun agribisnis di wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah mengintegrasikan pembangunan pertanian, industri dan jasa serta membangun ekonomi rakyat, ekonomi daerah, membangun industri kecil-menengah, koperasi, membangun daya saing perekonomian bangsa dan negara dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan, .Buku Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 40 2.9.2 Penggunaan Lahan Penggunaan lahan menurut jenisnya di Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2010 dibagi menjadi 2 yaitu Lahan Sawah dan lahan bukan sawah/lahan kering, untuk lahan sawah di Kabupaten Banjarnegara mempunyai luas 14,568 ha dan lahan kering mempunyai luas 92,403 ha, Berdasarkan penggunaan lahan menurut penggunaannya di Kabupaten Banjarnegara terdiri dari sawah, bangunan/pekarangan, tegalan/kebun, kolam/empang, hutan rakyat, hutan negara, sementara tidak diusahakan, perkebunan dan lain-lain, Dari luas lahan Kabupaten Banjarnegara 106,971 ha, paling banyak diusahakan untuk kegiatan tegalan/kebun adalah 45,49%, hutan negara adalah 14,77% dan yang diusahakan untuk sawah adalah 13,62%, sedangkan yang dimanfaatkan untuk kegiatan bangunan adalah 15,37%, Untuk lebih jelasnya penggunaan lahan Kabupaten Banjarnegara dapat dilihat pada Tabel dibawah ini : Tabel 2.30 Penggunaan Lahan Menurut jenisnya di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010 Luas Penggunaan No, Penggunaan Lahan Prosentase Lahan (ha) 1 Lahan Sawah 14,568 Irigasai teknis 6,198 Irigasi 1/2 teknis 629 Irigasi sederhana 2,553 Irigasi desa/non PU 1,463 Irigasi tadah hujan 3,725 Pasang surut Lebak/ polder, lainnya 2 Bukan Lahan Sawah 92,403 Bangunan/ pekarangan & hal 16,437 Tegalan/ kebun 48,660 Ladang/ huma Padang rumput Rawa tdk ditanami padi Tambak Kolam/ empang 513 Sementara tdk diusahakan Hutan rakyat 4,066 Hutan negara 15,800 Perkebunan negara 2,131 Lainnya 4,796 Jumlah 106,971 Sumber : Kabupaten Banjarnegara Dalam Angka, 2010 .Buku 5,79 0,59 2,39 1,37 3,48 0,00 0,00 15,37 45,49 0,00 0,00 0,00 0,00 0,48 0,00 3,80 14,77 1,99 4,48 100,00 Putih Sanitasi Kabupaten Banjarnegara II - 41