Lokakarya Fungsional Non Pene/i6 1997 RUMPUT GAJAH SEBAGAI PENGGANTI KONTROL ANALISIS MAKRO MINERAL PADA HIJAUAN Yetty Sinaga Balai Penelitian Ternak Ciawi, P .O . Box 221, Bogor 16002 PENDAHULUAN Mineral adalah unsur yang sangat dibutuhkan oleh hewan, sedangkan hewan tidak dapat membuat mineral oleh karena itu harus disediakan di dalam makanannya . Mineral mempunyai peranan penting dalam makanan ternak, zat-zat mineral merupakan 3% sampai 5% penyusun tubuh hewan . Di dalam tubuh ternak mengandung sejumlah unsur-unsur mineral yang esensial bagi seluruh ternak, yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ternak (kesehatan) dan bagi hasil-hasil produk dari ternak (daging, susu, telur dan wol) . Pertumbuhan hijauan pakan pada tanah tropik memperlihatkan kekurangan sejumlah unsur makro dan mikro mineral yang tinggi sehingga untuk melengkapinya perlu ditambahkan unsur mineral dalam makanan ternak . Telah diketahui ada 15 unsur mineral esensial yang dibutuhkan oleh ternak, baik sebagai makro mineral maupun mikro mineral, unsur-unsur yang termasuk dalam makro mineral seperti : Kalsium (Ca), Fosfor (P), Belerang (S), Kalium (K), Natrium (Na), Magnesium (Mg), sedangkan yang termasuk dalam unsur mikro mineral adalah : Besi (Fe), Mangan (Mn), Kobal (Co), Yodium (I), Selenium (Se), Molibdenum (Mo) . Sebagai penemuan baru ada tujuh unsur mineral yang diduga dibutuhkan oleh temak yaitu : Arsen (As), Chrom (Cr), Fluor (F), Nikel (Ni), Silikon (Si), Timah (Sn) dan Vanadium (V) . Untuk analisis makro mineral di atas selama ini selalu dipakai daun tomat (Srm) dan batang Carnation (Netherland), sebagai kontrol . Keuntungan penggunaan kontrol daun tomat (Srm) telah mempunyai sertifikatnya dan untuk batang Carnation (Netherland) adalah hasil analisa yang didapat harus selalu dikirim kembali ke Netherland dan hasilnya akan dibandingkan dengan laboratorium-laboratorium yang telah menjadi anggota Kontrol Netherland (anggota Kontrol Netherland ada 248 yang terdiri dari berbagai negara dalam hal ini "Balitnak Ciawi" No . 021) sehingga dapat diketahui kebenaran cara kerja di laboratorium Balitnak Ciawi . Karena untuk mendapatkan kontrol daun tomat (Srm) harus membeli dengan harga sangat mahal dan untuk menjadi anggota Kontrol Netherland diperlukan biaya yang cukup tinggi maka dicari cara lain yaitu penggunaan 92 Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 kontrol bahan lokal untuk mengganti kontrol dari luar negeri . Dalam percobaan ini, dipakai rumput gajah sebagai kontrol lokal dan dibandingkan dengan kontrol daun tomat (Srm) dan batang Carnation (Netherland) . BAHAN DAN CARA KERJA Percobaan dilakukan di laboratorium mineral "Balai Penelitian Ternak, Ciawi-Bogor" . Adapun tujuan dari percobaan ini untuk mengetahui kadar makro mineral dalam hal ini dilakukan kadar Kalsium (Ca) dan Fosfor (P) dengan menggunakan alat "Spektrofotometer Serapan Atom" dan "Spektrofotometer" . Bahan-Bahan Bahan kimia : asam klorida pekat (HCI p .a .), asam klorida (HCI) 1 :3, asam nitrat pekat (HNO3 p .a .), kalsium karbonat (CaC0 3), kalium hidrogen fosfat (KH2PO4), strontium klorida (SrCI 2) 5%, amonium molibdat, ammonium meta vanadat . Bahan yang dianalisa : rumput gajah, daun tomat (Srm), batang carnation (Netherland) . Gas yang digunakan : asetilin, udara tekan . Alat yang digunakan : oven, tanur listrik, mesin penggiling contoh, piala gelas, labu ukur, neraca, pipet oxford, diluter fison, cawan porselin, eksikator, spektrofotometer serapan atom (SSA), spektrofotometer . Cara Kerja Pembuatan larutan-larutan : Pembuatan larutan HCL 1 :3 . 1 liter HCI pekat ditambahkan 3 liter air suling, kocok sampai homogen . Pembuatan stronsium klorida 5% : Ditimbang 15,214 gram SrCI 2 6H 2 0 lalu dilarutkan ke dalam labu ukur 100 ml dengan air suling kemudian ditera, dipipet 70 ml larutan ini ke dalam labu ukur 100 ml dan ditambahkan 10 ml HCI pekat, kemudian ditera dengan air suling dan dikocok sampai homogen . Pembuatan larutan molibdovanadat : Ditimbang 50 gram amonium molybdat dan 2,5 gram amonium metavanadat, dilarutkan di dalam labu ukur 1000 ml dengan air suling lalu ditera . Pembuatan larutan standar kalsium (Ca) 1000ppm, Fosfor (P) 1000 ppm dan deret standar ; standar kalsium 1000 ppm : Ditimbang 2,4970 gram CaCO 3 yang telah dikeringkan dalam oven 105 ° C dilarutkan dengan 50 ml HCI dan dipanaskan sampai kira-kira isinya tinggal 10 ml (sampai larutan benar- 93 Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 benar bening) . Kemudian dilarutkan dengan air suling dalam labu ukur 1000ml, kemudian ditera . Untuk membuat larutan deret standar Ca 0 ; 50 ; 100 ; 200 ; 300 ; 400 ppm . Dipipet 0 ; 5 ; 10 ; 20 ; 30 ; 40 ml larutan standar Ca 1000 ppm, ke dalam labu ukur 100 ml dilarutkan dengan air suling kemudian ditera dan dikocok sampai homogen . Standar fosfor 1 .000 ppm : Ditimbang 4,3940 gram KH 2 PO 4 yang telah dikeringkan dalam oven 105 ° C dilarutkan dengan air suling di dalam labu ukur 1 .000 ml ditera dan dikocok sampai homogen . Untuk membuat standar P : 0, 50, 100, 200, 300, 400 ppm dipipet 0, 5, 10, 20, 30, 40, ml larutan standar P 1 .000 ppm, kedalam labu ukur 100 ml dilarutkan dengan air suling kemudian ditera dan dikocok hingga homogen . Persiapan pembuatan contoh kontrol rumput gajah Rumput gajah ± 100 kg yang diambil dari kebun kemudian dipotongpotong ± 5 cm dan dikeringkan dalam oven 80° C selama ± 10 hari, lalu digiling dengan ukuran 1 mm . Kemudian disimpan di botol tertutup dan diletakkan di dalam freezer . Persiapan larutan contoh Ditimbang 2,0000 gram daun tomat (Srm), batang carnation (Netherland) sebanyak 2 kali dan contoh rumput gajah sebanyak 10 kali yang telah dikeringkan dalam oven 80°C selama 2 jam, di dalam cawan porselen . Contoh-contoh tadi diabukan dalam tanur listrik selama satu malam pada suhu 55 °C . Setelah itu didinginkan dalam eksikator lalu ditimbang sebagai kadar abu . Kemudian abu tersebut dilarutkan dengan larutan HCI 1 :3 sebanyak ± 25 ml ke dalam piala gelas 100 ml, juga dibuat larutan blanko (hanya HCI 1 :3 saja) . Larutan didestruksi dan setelah itu (hampir mendidih) ditambahkan HNO 3 pekat sebanyak 3 tetes dan dibiarkan mendidih sampai kira-kira volume terakhir 10 ml (1/2 bagian) . Diencerkan dengan air suling ke dalam labu ukur 200 ml kemudian ditera dan dikocok sampai benar-benar homogen, larutan ini adalah larutan contoh yang slap digunakan untuk pemeriksaan analisa makro mineral yaitu Ca, P, Mg, K dan Na . Tetapi percobaan ini yang dianalisis hanya kadar Ca dan P dan dilakukan 3 kali percobaan pada 3 minggu yang berbeda . Pemerikasaan larutan contoh Pemeriksaan kadar kalsium (Ca) Dipipet deret standar, larutan contoh larutan daun tomat (SRM) dan larutan batang Carnetion (Netherlland) serta larutan blanko dengan menggunakan alat Diluter Fison ke dalam botol Me Cartney, (0,50 ml contoh yang 94 Lokekarya Fungsional Non Peneliti 1997 dipipet dan 9,50 ml air suling) . Ditambahkan larutan stronsium 5% sebanyak 0,50 ml lalu dikocok sampai homogen, larutan ini diperiksa dengan alat Spektrofotometer Serapan Atom dengan panjang gelombang 422,4 nm untuk mendapatkan kadar kalsium (Ca) . Pemeriksaan kadar fosfor (P) Dipipet deret standar, larutan contoh, larutan daun tomat (Srm) dan larutan batang carnation (Netherland) serta larutan blanko dengan alat "Diluter Fison" ke dalam botol Mc Cartney, lalu ditambahkan larutan amonium molibdovanadat sebanyak 2 ml kemudian dikocok sampai homogen sehingga larutan berwarna kuning lalu diperiksa dengan alat Spektrofotometer dengan panjang gelombang 400 nm untuk mendapatkan kadar fosfor (P) . Parameter alat Kadar Kalsium (Ca) Alat : Spektrofotometer Serapan Atom, model Varian 575 Posisi lampu : 2 Arus lampu :3,5 A Panjang gelombang :422,4 nm Celah :0,5 nm double beam Kadar Fosfor (P) Alat : Spektrofotometer model Varian AA 634 Panjang gelombang :400 nm Celah :0,5 nm double beam Perhitungan Kadar Ca dan P Volume air 1 %Ca/%P = (Abs c- Abs b) x 3 F x x bobot contoh 10 .000 Keterangan : Abs c=Absorbans contoh Abs b=Absorbans blanko F= konsentrasi standar absorbans standar 95 Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 . Kadar Ca dan P dan rumput gajah, daun tomat (Srm) dan batang carnation (Netherland) dengan 3 kali pengerjaan pada 3 minggu yang berbeda Jenis contoh Rumput gajah Rata-rata Std deviasi Koefisien keragaman (%) Daun tomat (SRM) Rata-rata Std deviasi Koefisien keragaman (%) Batang carnation (Netherland) Rata-rata Std deviasi Koefisien keragaman (%) 0,35 0,35 0,36 0,34 0,36 0,36 0,34 0,36 0,37 0,34 0,35 ±0,01 2,86 0,36 0,36 0,37 0,37 0,35 0,33 0,32 0,33 0,36 0,35 0,35 ±0,02 5,71 Minggu II Minggu III Ca P Ca P (%) 0,34 0,36 0,35 0,33 0,36 0,36 0,34 0,34 0,37 0,36 0,37 0,35 0,32 0,36 0,34 0,34 0,35 0,36 0,35 0,35 0,35 0,35 0,36 0,34 0,36 0,35 0,35 0,35 0,37 0,34 0,34 0,36 0,34 0,36 0,35 0,36 0,36 0,35 0,35 0,36 0,35 0,35 0,35 0,35 ±0,01 ±0,01 ±0,02 ±0,01 5,71 2,86 2,86 2,86 3,01 3,01 3,00 ±0,03 1,00 0,34 0,34 0,34 ±0,02 5,88 2,98 3,03 3,00 ±0,03 1,00 0,35 0,34 0,34 ±0,02 5,88 2,99 3,01 3,66 ±0,03 1,00 0,34 0,34 0,34 ±0,02 5,88 1,86 1,86 1,86 ±0,09 4,83 0,70 0,71 0,70 ±0,03 4,28 1,89 1,89 1,90 ±0,11 5,26 0,69 0,69 0 .69 ±0,02 2,90 1,90 1,90 1,90 ±0,10 5,26 0,70 0,71 0,70 ±0,03 4,28 Minggu I Ca P Analisis kalsium (Ca) dengan menggunakan AAS dan fosfor (P) dengan spektrofotometer pada contoh dengan waktu yang berbeda memperlihatkan hasil yang sama yaitu masing-masing untuk kontrol rumput gajah, daun tomat (SRM) serta batang Carnation (Netherland) tidak menunjukkan adanya perbedaan . 96 Lokakarya Fungsional Non Peneli8 1997 Dengan standar deviasi yang kecil (<0,05) memperlihatkan bahwa variasi nilai ulangan contoh yang dikerjakan sangat kecil . Hal ini menunjukkan bahwa kesalahan dari cara kerja ataupun kesalahan dari alat yang digunakan di laboratorium Balitnak Ciawi sangat kecil . Dari contoh daun tomat (SRM) dan batang Carnation (Netherland) diperoleh kadar Ca masing-masing 3% dan 1,91% sedangkan rumput gajah di bawah 1 % (0,35%) . Tetapi dalam penggunaan kontrol yang terpenting adalah konsistensi nilai maka walaupun kadar Ca kecil, rumput gajah tetap dapat digunakan sebagai kontrol . Dengan menggunakan rumput gajah sebagai kontrol tidak diperoleh kesulitan dalam mencari kontrol dari luar negeri, karena hasil kadar Ca dan P yang selalu tetap . Selain itu rumput gajah mudah diperoleh dan disiapkan dalam jumlah banyak. KESIMPULAN Dengan dilakukan percobaan di atas dengan menggunakan kontrol pembanding tadi maka rumput gajah dapat digunakan dan dianggap layak sebagai kontrol untuk analisis makromineral pada hijauan . DAFTAR BACAAN Anggorodi, R . 1989 . Kemajuan metabolisme dalam Ilmu Makanan Ternak . Jakarta Penerbit UI (Ul-pers) . Under Wood, E . J . 1986 . The Mineral Nutrition of Livestock . Rome, Food and Agriculture Organization of the United Nation . Me . Dowell, I . R . 1983 . Mineral for Grazing Ruminants in Tropical Regions, 1983/L .R . Me Dowell dkk . Gainville, Florida : University of Florida, Institute of Food and Agricultural Science, 1983 . Netherland Report, 1990 . National Bereau of Standards Certificate of Analysis. Standard Reference Material (SRM) 1573 . Tomato leaves . 97