DETEKSI PERGERAKAN HERBISIDA AMETRIN DALAM TANAH LATOSOL COKLAT DAN PODSOLIK MERAH KUNING MELALUI METODE BIOASAI Oleh Tri Bowo Laksono1, Nanik Sriyani2, dan Darmaisam Mawardi2, ABSTRAK Herbisida yang diaplikasikan ke lahan sebagai upaya pengendalian pertumbuhan gulma ternyata mengalami nasib yang beragam, seperti diserap oleh gulma dan tanaman, tercuci oleh air hujan dan air permukaan tanah, terdegradasi oleh mikroba tanah, menguap, serta bergerak ke dalam lapisan tanah yang lebih dalam. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kecepatan pergerakan herbisida ametrin dalam tanah latosol coklat dan PMK, serta mengetahui jumlah herbisida ametrin yang bergerak dalam tanah latosol coklat dan PMK. Penelitian dilaksanakan di Ruang Riset Laboratorium Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2004 hingga Januari 2005. Tahap pertama yaitu pembuatan kurva standar tanggap caisim terhadap herbisida ametrin dalam tanah latosol coklat dan PMK dengan menanam caisim pada media tanah yang diberi enam taraf konsentrasi larutan herbisida. Hasil pengamatan dibuat dalam bentuk kurva dan didapatkan nilai persamaan regresi linier respon caisim terhadap beberapa konsentrasi herbisida ametrin. Tahap kedua yaitu deteksi pergerakan herbisida ametrin dalam tanah latosol coklat dan PMK. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan kolom tanah setinggi 40 cm yang dibagi dalam empat subkolom. Herbisida diaplikasikan pada permukaan kolom tanah, kemudian pergerakan dan konsentrasinya diduga berdasarkan regresi kurva standar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kurva standar, peubah bobot kering akar tanaman caisim memperlihatkan respon yang baik terhadap herbisida ametrin dalam tanah. Persamaan regresi bobot kering akar digunakan untuk menduga pergerakan herbisida ametrin dalam tanah latosol coklat dan PMK. Hasil pendugaan menunjukkan bahwa herbisida ametrin bergerak hingga kedalaman 30--40 cm untuk jenis tanah latosol coklat dan PMK pada 1 HSA. jenis tanah latosol coklat terdeteksi sebesar 4262,98 ppm pada 1 HSA dan 0,35 ppm pada 8 MSA, sedangkan pada 12 MSA tidak terdeteksi. Untuk jenis tanah PMK terdeteksi sebesar 593,08 ppm pada 1 HSA dan pada 8 MSA terdeteksi 198,95 ppm, pada 12 MSA bioasai tidak mendeteksi jumlah herbisida ametrin.