Exported from [http://tp.ub.ac.id/mahasiswa-ftp-ciptakan-masker-nano-o-mask/] Export date : Tue, 18 Jul 2017 18:03:57 O-MASK, Masker Berteknologi Nano Pertama di Indonesia O-MASK, First Indonesian Nano Mask by FTP Students Perkembangan dan pertumbuhan sektor industri semakin cepat di Indonesia yang terus menyerap buruh dan pekerja pabrik yang besar. Sayangnya, sebagian besar pekerja pabrik tersebut tidak difasilitasi dengan alat pelindung diri (APD) yang memadai selama melaksanakan pekerjaannya. Hal ini bertambah parah ketika pekerja melaksanakan pekerjaannya di ruangan tinggi polutan dan mikroorganisme penyebab ISPA. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya total penderita ISPA di Indonesia. Sebagian besar pekerja industri tekstil dan furniture yang tersebar di Kota Malang tidak menggunakan masker selama bekerja, namun masih ada beberapa industri furniture yang mewajibkan pekerjanya menggunakan masker. Sayangnya, masker tersebut jarang diganti dan mudah sekali kotor. Berdasarkan hasil survey produk kompetitor di pasaran, telah banyak masker dan variasinya yang dijual bebas termasuk digunakan oleh pekerja industri. Salah satunya yaitu masker merk Indomart seharga Rp 6.500,-/5 pcs selain itu terdapat pula masker merk NextCare dengan harga Rp 6.300,-/3 pcs serta beberapa masker lainnya yang tidak memiliki brand yang dijual di pedagang kaki lima di pinggir jalan dengan kisaran harga Rp 5.000,-/kemasan isi 3 pcs maupun masker yang dijual di apotek yang dijual perkemasan isi 50 pcs atau dijual eceran Rp 1.500-Rp 2.000,-/pcs. Sayangnya variasi kompetitor masker saat ini masih kurang menjanjikan untuk memberikan jaminan kesehatan dari masker efektif untuk digunakan karena porinya berukuran mikrometer, sehingga masih memungkinkan komponen pencemar udara dikawasan industri. Hal itulah yang melatari kelima mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya (FTP UB) menginovasi masker keselamatan bagi pekerja industri khususnya yang bekerja di wilayah udara ambien (outdoor air pollution) untuk memperkecil risiko ISPA akibat polusi udara. Kelimanya adalah Mohammad Arham (THP 2012), Annisa Ulfa (THP 2012) , Nisa Afilasari (THP 2012), Lestari Puji (THP 2012), Dwiki Muhammad Angkasawan (TIP 2013) dibawah bimbingan Dr. Ir. Elok Zubaidah, MP yang membuat terobosan “O-Mask InSaF” (Nano Mask for Industrial Safety) dengan motto “PAMAN” (Praktis, Aman, dan Nyaman) melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) 2015. “OMask InSaF” merupakan merupakan masker yang dikombinasikan dengan teknologi nanocoating Titanium dioksida (TiO2) yang dilapiskan pada permukaan dalam dan permukaan luar masker, sehingga masker menjadi self cleaning dan memiliki poripori berukuran nano untuk menyaring dan menahan partikel polutan industri hingga yang berukuran nano seperti ammonia, debu, partikel logam bahkan bakteri patogen agar tidak ikut terhirup oleh pengguna masker, sehingga yang dihirup adalah udara bersih. Masker Omask InsaF ini dapat diperoleh dengan harga Rp 6.000,-/kemasan isi 2 pcs masker. Hal diatas menjadi keunggulan dari “O-Mask InSaF” dibanding produk masker yang beredar dipasaran. Oleh karena itu, dengan adanya “O-Mask InSaF diharapkan memberikan sebuah inovasi masker yang nyaman dan aman digunakan oleh konsumen secara umum dan pekerja industri secara khusus. Berdasarkan hasil pengujian pada 15 responden, diperoleh kesimpulan bahwa “O-Mask InSaf” memiliki ketahanan terhadap air yang baik, nyaman digunakan selama beraktivitas di lingkungan berpolusi tinggi bahkan tetap efektif dan memiliki kualitas yang sama selama penggunaan 5-7 hari jika masker digunakan dengan cara yang tepat sesuai panduan penggunaan di kemasan. Luaran yang diharapkan dari program ini adalah dapat membuka usaha produksi dan pemasaran “O-Mask InSaf” yang profitable dan berkelanjutan serta mampu menjadi solusi masker keselamatan bagi para pekerja industri dan masyarakat umum yang mampu melindungi saluran pernapasan dari paparan polusi udara. Saat ini, O-Mask dipasarkan dengan sistem offline di apotek dan toko obat maupun online melalui media sosial facebook, twitter, bbm dan blog. (dse) Development and growth of the industrial sector growing rapidly in Indonesia, which continues to absorb the workers and factory workers were great. Unfortunately, most of the plant workers are not facilitated with personal protective equipment (PPE) appropriate for carrying out the work. This is worsened when workers carry out their work in a high indoor pollutants and microorganisms that cause respiratory infection. This is evidenced by the increased total patient ISPA in Indonesia. Most of the workers of the textile industry and furniture scattered in Malang not use masks during work, but there are still some furniture industries that require workers to use a mask. Unfortunately, these masks are rarely changed and easily soiled. According to the result of competitor product in market, there were many maskers and its variations sold freely including industry worker’s masker. One of them is Indomart brand masker with the price 6.500,/3 pcs also besides that there is masker branded NextCare with the price 6.300,-/3 pcs also other maskers which has not brand sold in street vendors of roadside with the price for about 5.000,-/3 pcs or masker sold in pharmacy sold 50 pcs or sold retail for about 1.500 to 2.000.-/pcs. Unfortunately variations mask competitors are still less promising to guarantee the health of the mask is effective for use as micrometer-sized pores, so it is still possible component area of industrial air pollutants. It's what's behind the five students of UB's Faculty of Agricultural Technology (FTP UB) innovated safety masks for industrial workers especially those working in the ambient air (outdoor air pollution) to minimize the risk of respiratory infection as a result of air pollution. All five are Mohammad Arham (THP 2012), Annisa Ulfa (THP 2012), Nisa Afilasari (THP 2012), Puji Lestari (THP 2012), Dwiki Muhammad Angkasawan (TIP 2013) under the guidance of Dr. Ir. Elok Zubaidah, the MP who made the breakthrough "O-Mask Insaf" (Nano Mask for Industrial Safety) with the motto "PAMAN" (Practical, safe, and comfortable) through the Entrepreneurship Student Creativity Program (PKM-K) 2015. "O-Insaf Mask" is a mask that is combined with nano-coating technology Titanium dioxide (TiO2) that is coated on the inner surface and the outer surface of the mask, so the mask becomes self-cleaning and have a nano-sized pores to filter and hold industrial pollutant particles nano-sized up as ammonia, dust, metal particles even pathogenic bacteria that do not participate inhaled by the user mask, so that inhaled air is clean. Insaf Omask mask can be obtained at a price of 6.000 Rupiahs per packaging contents 2 pcs mask. This above is an advantage of the "O-Mask Insaf" than the mask product in the market. Therefore, the presence of "O-Mask Insaf expected to provide an innovative mask comfortable and safe use by consumers in general and workers in particular industries. Based on the test results of 15 respondents, we concluded that the "O-Mask Insaf" have good water resistance, convenient to use during exercise in polluted environments even remains effective and have the same quality for the use of 5-7 days if a mask is used in a manner appropriate guidelines on the use of the packaging. The expectation of this program is that it can open up the business of production and marketing of "O-Mask Insaf" profitable and sustainable and that can be a safety mask solution for industrial workers and the general public is able to protect the respiratory tract from exposure to air pollution. Currently, the O-Mask marketed with offline systems in pharmacies and drug stores as well as online through social media facebook, twitter, blackberry messenger and blogs. (dse/Translated by Ratri)