Tri Raahjoeningroem, MT T. Elektro - UNIKOM TEOREMA RANGKAIAN Pada bab ini akan dibahas penyelesaian persoalan yang muncul pada Rangkaian Listrik dengan menggunakan suatu teorema tertentu. Ada beberapa teorema yang dibahas pada bab ini , yaitu : 1. Teorema Superposisi 2. Teorema Substitusi 3. Teorema Thevenin 4. Teorema Norton 5. Teorema Transformasi Sumber 6. Teorema Transfer Daya Maksimum Teorema Superposisi Teorema superposisi ini hanya berlaku untuk rangkaian yang bersifat linier. Rangkaian linier adalah suatu rangkaian dimana persamaan yang muncul akan memenuhi jika y = kx, k = konstanta dan x = variabel. Pada setiap rangkaian linier dengan beberapa buah sumber tegangan/ sumber arus dapat dihitung dengan cara : Menjumlah aljabarkan tegangan/ arus yang disebabkan tiap sumber independent/ bebas yang bekerja sendiri, dengan semua sumber tegangan/ arus independent/ bebas lainnya diganti dengan tahanan dalamnya. Pengertian dari teorema diatas bahwa jika terdapat n buah sumber bebas maka dengan teorema superposisi samadengan n buah keadaan rangkaian yang dianalisis, dimana nantinya n buah keadaan tersebut akan dijumlahkan. Jika terdapat beberapa buah sumber tak bebas maka tetap saja teorema superposisi menghitung untuk n buah keadaan dari n buah sumber yang bebasnya. Rangkaian linier tentu tidak terlepas dari gabungan rangkaian yang mempunyai sumber independent atau sumber bebas, sumber dependent / sumber tak bebas linier (sumber dependent arus/ tegangan sebanding dengan pangkat satu dari tegangan/ arus lain, atau sebanding dengan jumlah pangkat satu besaran-besaran tersebut) dan elemen resistor ( R ), induktor ( L ), dan kapasitor ( C ). Analisa rangkaian dengan teorema superposisi Rangkaian berikut ini dapat dianalisa dengan mengkondisikan sumber tegangan aktif/bekerja sehingga sumber arusnya menjadi tidak aktif (diganti dengan tahanan dalamnya yaitu tak hingga atau rangkaian open circuit). Oleh sebab itu arus i dalam kondisi sumber arus OC yang mengalir di R10Ω dapat ditentukan. Kemudian dengan mengkondisikan sumber arus aktif/bekerja maka sumber tegangan tidak aktif (diganti dengan tahanan dalamnya yaitu nol atau rangkaian short circuit). Disini arus i dalam kondisi sumber tegangan SC yang mengalir di R10Ω dapat ditentukan juga. Akhirnya dengan penjumlahan aljabar kedua kondisi tersebut maka arus total akan diperoleh. Teorema Substitusi Pada teorema ini berlaku bahwa : Suatu komponen atau elemen pasif yang dilalui oleh sebuah arus yang mengalir (sebesar i) maka pada komponen pasif tersebut dapat digantikan dengan sumber tegangan Vs yang mempunyai nilai yang sama saat arus tersebut melalui komponen pasif tersebut. Jika pada komponen pasifnya adalah sebuah resistor sebesar R, maka sumber tegangan penggantinya bernilai Vs = i.R dengan tahanan dalam dari sumber tegangan tersebut sama dengan nol. Analisa rangkaian dengan teorema substitusi Rangkaian berikut dapat dianalisa dengan teorema substitusi untuk menentukan arus yang mengalir pada resistor 2Ω. Harus diingat bahwa elemen pasif yang dilalui oleh sebuah arus yang mengalir (sebesar i) maka pada elemen pasif tersebut dapat digantikan dengan sumber tegangan Vs yang mempunyai nilai yang sama saat arus tersebut melaluinya. Kemudian untuk mendapatkan hasil akhirnya analisa dapat dilakukan dengan analisis mesh atau arus loop. Teorema Thevenin Pada teorema ini berlaku bahwa : Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah sumber tegangan yang dihubungserikan dengan sebuah tahanan ekivelennya pada dua terminal yang diamati. Tujuan sebenarnya dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan analisis rangkaian, yaitu membuat rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang dihubungkan seri dengan suatu resistansi ekivalennya. Gambar dibawah ini, dengan terorema substitusi kita dapat melihat rangkaian sirkit B dapat diganti dengan sumber tegangan yang bernilai sama saat arus melewati sirkit B pada dua terminal yang kita amati yaitu terminal a-b. Setelah kita dapatkan rangkaian substitusinya, maka dengan menggunakan teorema superposisi didapatkan bahwa : Ketika sumber tegangan V aktif/bekerja maka rangkaian pada sirkit linier A tidak aktif (semua sumber bebasnya mati diganti tahanan dalamnya), sehingga didapatkan nilai resistansi ekivelnnya. Ketika sirkit linier A aktif/bekerja maka pada sumber tegangan bebas diganti dengan tahanan dalamnya yaitu nol atau rangkaian short circuit. Dengan menggabungkan kedua keadaan tadi (teorema superposisi) maka didapatkan : i i1 i sc V i i sc (1) Rth Pada saat terminal a-b di open circuit (OC), maka i yang mengalir samadengan nol (i = 0), sehingga : i V isc Rth 0 Voc isc Rth Voc isc .Rth (2) Dari persamaan (1) dan (2) , didapatkan : i R V V 1 i sc i sc th (V i sc .Rth ) Rth Rth Rth Rth i.Rth V Voc V Voc i.Rth Menentukan resistansi pengganti (Rth) Cara memperoleh resistansi pengganti (Rth) adalah dengan mematikan atau menon aktifkan semua sumber bebas pada rangkaian linier A (untuk sumber tegangan tahanan dalamnya = 0 atau rangkaian short circuit dan untuk sumber arus tahanan dalamnya = atau rangkaian open circuit). Jika pada rangkaian tersebut terdapat sumber dependent atau sumber tak bebasnya, maka untuk memperoleh resistansi penggantinya, terlebih dahulu kita mencari arus hubung singkat (isc), sehingga nilai resistansi penggantinya (Rth) didapatkan dari nilai tegangan pada kedua terminal tersebut yang diopen circuit dibagi dengan arus pada kedua terminal tersebut yang di- short circuit . Langkah-langkah penyelesaian dengan teorema Thevenin Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, open circuit kan pada terminal a-b kemudian hitung nilai tegangan dititik a-b tersebut (Vab = Vth). Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan diukur pada titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara diganti dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas diganti rangkaian short circuit dan untuk sumber arus bebas diganti dengan rangkaian open circuit) (Rab = Rth). Jika terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari nilai tahanan pengganti Theveninnya didapatkan dengan cara : Rth Vth I sc Untuk mencari Isc pada terminal titik a-b tersebut dihubungsingkatkan dan dicari arus yang mengalir pada titik tersebut (Iab = Isc). Gambarkan kembali rangkaian pengganti Theveninnya, kemudian pasangkan kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan. Teorema Norton Pada teorema ini berlaku bahwa : Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah sumber arus yang dihubungparalelkan dengan sebuah tahanan ekivelennya pada dua terminal yang diamati. Tujuan teorema Norton adalah untuk menyederhanakan analisis rangkaian, yaitu dengan membuat rangkaian pengganti yang berupa sumber arus yang diparalel dengan suatu tahanan ekivalennya. i V i sc RN Langkah-langkah penyelesaian dengan teorema Norton Cari dan tentukan titik terminal a-b dimana parameter yang ditanyakan. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut, short circuit kan pada terminal a-b kemudian hitung nilai arus dititik a-b tersebut (Iab = Isc = IN). Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan diukur pada titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara diganti dengan tahanan dalamnya (untuk sumber tegangan bebas diganti rangkaian short circuit dan untuk sumber arus bebas diganti dengan rangkaian open circuit) (Rab = RN = Rth). Jika terdapat sumber tak bebas, maka untuk mencari nilai tahanan pengganti Nortonnya didapatkan dengan cara : RN Voc IN Untuk mencari Voc pada terminal titik a-b tersebut dibuka dan dicari tegangan pada titik tersebut (Vab = Voc). Gambarkan kembali rangkaian pengganti Nortonnya, kemudian pasangkan kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter yang ditanyakan. Teorema Transformasi Sumber Sumber tegangan yang dihubungserikan dengan resistansi dapat diganti dengan sumber arus yang dihubungparalelkan dengan resistansi yang sama atau sebaliknya. Teorema ini berguna untuk menyederhanakan rangkaian dengan multi sumber tegangan atau multi sumber arus menjadi satu sumber pengganti (Teorema Millman) Langkah-langkah analisa Ubah semua sumber tegangan ke sumber arus Jumlahkan semua sumber arus paralel dan tahanan paralel it V1 V2 V3 R1 R2 R3 1 1 1 1 Rt R1 R2 R3 Konversikan hasil akhir sumber arus ke sumber tegangan Vek it .Rt Rek Rt Teorema Transfer Daya Maksimum Teorema ini menyatakan bahwa : Transfer daya maksimum terjadi jika nilai resistansi beban samadengan nilai resistansi sumber, baik dipasang seri dengan sumber tegangan ataupun dipasang paralel dengan sumber arus. Hal ini dapat dibuktikan dengan penurunan rumus sebagai berikut : PL VL .i i.RL .i i 2 .RL dim ana : Vg i R g RL sehingga : Vg PL ( ) 2 .RL R g RL Dengan asumsi Vg dan Rg tetap, dan PL merupakan fungsi RL, maka untuk mencari nilai maksimum PL adalah : PL ( Vg R g RL ) .R L Vg 2 2 .R L V g ( R g R L ) 2 R L 2 ( Rg RL ) 2 dPL 2 V g ( R g R L ) 2 2( R g R L ) 3 R L dRL 2 RL 1 2 0 Vg 2 ( R g RL ) 3 ( R g RL ) R g RL 2 0 Vg 3 ( R g RL ) sehingga : RL Rg Teorema transfer daya maksimum adalah daya maksimum yang dikirimkan ketika beban RL samadengan beban intern sumber Rg. Maka didapatkan daya maksimumnya : PLmax Vg 2 4Rg Transformasi Resistansi Star – Delta () Jika sekumpulan resistansi yang membentuk hubungan tertentu saat dianalisis ternyata bukan merupakan hubungan seri ataupun hubungan paralel yang telah kita pelajari sebelumnya, maka jika rangkaian resistansi tersebut membentuk hubungan star atau bintang atau rangkaian tipe T, ataupun membentuk hubungan delta atau segitiga atau rangkaian tipe , maka diperlukan transformasi baik dari star ke delta ataupun sebaliknya. Tinjau rangkaian Star () Tinjau node D dengan analisis node dimana node C sebagai ground. VD V A VD VB VD 0 R1 R3 R2 VD ( V V 1 1 1 ) A B R1 R3 R2 R1 R3 VD ( R2 R3 R1 R2 R1 R3 V A VB ) R1 R2 R3 R1 R3 VD R2 R3 R1 R2 VA VB R2 R3 R1 R2 R1 R3 R2 R3 R1 R2 R1 R3 i1 R 2 R3 V A VD V A VD V A 1 R1 R2 ( VA VB ) R1 R1 R1 R1 R1 R2 R3 R1 R2 R1 R3 R2 R3 R1 R2 R1 R3 i1 R 2 R3 R2 VA VB (1) R2 R3 R1 R2 R1 R3 R2 R3 R1 R2 R1 R3 i2 i2 R 2 R3 VB VD VB VD VB 1 R1 R2 ( VA VB ) R3 R3 R3 R3 R3 R2 R3 R1 R2 R1 R3 R2 R3 R1 R2 R1 R3 R1 R2 R1 R3 R1 R2 VA VB (2) R3 ( R2 R3 R1 R2 R1 R3 ) R3 ( R2 R3 R1 R2 R1 R3 ) Tinjau rangkaian Delta () Tinjau node A dengan analisis node dimana node C sebagai ground : V A VB V A i1 RA RB ( 1 1 1 )V A V B i1 R A RB RA Bandingkan dengan persamaan (1) pada rangkaian Star () : R2 R3 R2 VA VB i1 R2 R3 R1 R2 R1 R3 R2 R3 R1 R2 R1 R3 ( 1 1 1 )VA VB i1 RA RB RA sehingga : 1 R2 RA R2 R3 R1 R2 R1 R3 RA R2 R3 R1 R2 R1 R3 R2 R2 R3 1 1 R A RB R2 R3 R1 R2 R1 R3 R2 R3 1 1 RB R2 R3 R1 R2 R1 R3 R A R2 R3 R2 1 RB R2 R3 R1 R2 R1 R3 R2 R3 R1 R2 R1 R3 R3 1 RB R2 R3 R1 R2 R1 R3 RB R2 R3 R1 R2 R1 R3 R3 Tinjau node B : VB V A VB i2 RA RC 1 1 1 VA ( )V B i 2 RA R A RC Bandingkan dengan persamaan (2) pada rangkaian Star () : R1 R2 R1 R3 R1 R2 VA VB i2 R3 ( R2 R3 R1 R2 R1 R3 ) R3 ( R2 R3 R1 R2 R1 R3 ) 1 1 1 VA ( )VB i2 RA RA RC sehingga : 1 1 R1 R2 RA RC R3 ( R2 R3 R1 R2 R1 R3 ) 1 R1 R2 1 RC R3 ( R2 R3 R1 R2 R1 R3 ) RA R1 R2 R1 R3 R1 R2 1 . RC R3 ( R2 R3 R1 R2 R1 R3 ) R3 ( R2 R3 R1 R2 R1 R3 ) R1 1 RC ( R2 R3 R1 R2 R1 R3 ) RC R2 R3 R1 R2 R1 R3 R1 Perumusan Transformasi Star () ke Delta () RA R2 R3 R1 R2 R1 R3 R2 RB R2 R3 R1 R2 R1 R3 R3 RC R2 R3 R1 R2 R1 R3 R1 Perumusan Transformasi Delta () ke Star () R1 R A RB R A RB RC R2 RB RC R A RB RC R3 R A RC R A RB RC