Resonansi Edisi 3—2009 >> Kolom Redaksi T ak terasa, bulan syawal telah berakhir. Segala prosesi bulan Ramadhan dan Syawal, yang merupakan bulan saling meminta maaf, telah berganti dengan rutinitas yang lain, walaupun tidak ada larangan untuk saling meminta maaf pada bulan selain Syawal. Masih terngiang dan segar diingatan kita, awal September yang masih merupakan bulan Puasa, gempabumi melanda sebagian ibu pertiwi, dengan korban nyawa dan harta benda yang cukup besar. Belum lagi korban berupa trauma psikologi dan luka Bencana alam, khususnya gempabumi secara bergantian melanda bumi pertiwi, Indonesia. Gempabumi dengan skala cukup besar seakan-akan berlompatan; Jawa, Sumatra, Dewan Pengurus HAGI 2008-2010 President Elan Biantoro Email : [email protected] [email protected] Sulawesi, Indonesia Timur balik Jawa. Orang awam mengaitkan kejadian gempabumi dengan kejadian, khususnya kejadian politik yang ada di negara kita, mulai pemilihan Presiden, Legislatif dan pelantikan Presiden. Kita patut bersyukur dan juga sedih. Bersedih, karena ketika terjadi bencana Secretary General Yosi Hirosiadi Email : [email protected] [email protected] alam, banyak korban yang menderita. Sebenarnya, adanya bencana alam selama daerah tersebut tidak ada hunian dan manusia, tidaklah bermasalah. Bersyukur, karena ilmu kebumian khususnya Geofisika mulai dikenal di masyarakat awam. Dahulu, masyarakat mengenal kata-kata Geofisika (BMG) identik dengan rama- Treasurer Dian Nugrahaningsih Email : [email protected] [email protected] lan cuaca, yang sifat prediksinya bisa akurat dan bisa tidak. Namun saat ini, perkataan Geofisika banyak difahami oleh mastarakat dengan adanya gempabumi. Tidaklah mengapa, lambat laun masyarakat dengan adanya sosialisasi mengenai ilmu kebumian, khususnya geofisika, kejadian lain atau prospek kekayaan yang VP Organization Martinus Sembiring Email : [email protected] [email protected] ada di bumi bisa lebih membumi lagi di masyarakat. Geofisika tidak hanya diidentikkan dengan besarnya Skala Richter, prakiraan Cuaca atau seismogram dari gempa bumi dan gunungapi yang sering diperlihatkan di TV, namun sudah mulai memahami bahwa ilmu geofisika bisa untuk deteksi arkeologi yang meru- VP PIT & Special Event Muharram J. Panguriseng Email : [email protected] [email protected] pakan kekayaan budaya yang masih banyak terpendam, deteksi sungai bawah tanah dan masih banyak lagi manfaat dari ilmu geofisika untuk kesejahteraan masyarakat dan lainnya yang sifatnya menguntungkan masyarakat.secara langsung dengan manusia juga penting, agar masyarakat merasa tertolong dengan VP Science & Technology Prof. Dr. Sri Widiantoro Email : [email protected] [email protected] peringatan-peringatan yang diberikan oleh ahli geofisika. Semoga, bencana alam dapat dikurangi dampak resikonya secara signifikan dan pemahaman masyarakat mengenai ilmu geofisika bisa bertambah, serta kekayaan bumi Indonesia bisa dilihat secara oleh parageofisikawan Indonesia. Selamat berseminar, selamat berbagi ilmu dan jangan lupa bahwa masyarakat dan pemer- VP External Affair Dicky Rahmadi Mobile : +62.812.1007791 Email : [email protected] [email protected] intah menanti pemikiran unggul dari anggota HAGI. Bravo. - Adi Susilo - SEKRETARIAT HAGI : Patra Office Tower Lt. 20 Suite 2045 Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 32-34 Jakarta, Indonesia Phone / Fax : +62-21-5250040; Email : [email protected] HAGI I Resonansi I 2009 I Edisi– 3 VP Certification Dr. Abdul Haris Mobile : +62.815.950848 Email : [email protected] [email protected] 1 >> Kolom President Meningkatkan Kebijakan Lokal dan Tetap Optimis Menatap ke Depan Bencana yang terus datang beruntun menimpa kita, khususnya gempa bumi begitu membuat ‘paranoid’ masyarakat kita. Setelah gempa Tasikmalaya, Padang dan Ujung Kulon, masyarakat awam begitu mudahnya terpengaruh oleh informasi yang menyesatkan -melalui sms, email, facebook, dan sebagainya- bahwa gempa besar akan kembali mengguncang Jakarta pada hari dan jam yang telah ditentukan. Sepertinya penjelasan para ahli gempa baik dari BMKG maupun dari HAGI tidak membuat masyarakat faham bahwa dalam skala waktu detil sampai saat ini belum ada yang bisa meramal kapan gempa terjadi. Peran kita sebagai asosiasi yang menyatakan diri mempunyai pengetahuan bidang kebumian menjadi tertantang lebih berat untuk dapat menenangkan masyarakat mengenai bencana kebumian. Ketakutan masyarakat ini tentunya sangat mengganggu ketenangan hidup, sehinggan menghambat produktivitas semua aspek kegiatan di negara kita. Ada hal yang menarik yang bisa diambil dari hasil luncheon talk HAGI-IAGI di Bidakara beberapa waktu yang lalu, yang kebetulan saat itu dihadiri oleh salah seorang pejabat Pemerintah Daerah DKI, dimana ternyata para pejabat pemerintah daerahpun sangat awam terhadap potensi bencana yang bisa terjadi di wilayah yang dikelolanya. Bencana kebumian tidak melulu hanya berupa gempa bumi saja yang mungkin terjadi di tanah air kita, namun bencana lain seperti banjir, tanah longsor, angin topan dan lainnya mungkin saja terjadi. Dalam diskusi tersebut ditekankan bahwa mensosialisasikan local wisdom (kearifan lokal) merupakan hal yang sangat penting agar masyarakat akan selalu siap bila bencana terjadi. Sosialisasi kearifan lokal tidak hanya kepada masyarakat saja, tetapi kepada semua aparat pemerintah pusat-daerah, antar departemen, tokoh masyarakat, tokoh agama dan yang paling penting adalah para guru dan institusi pendidikan . Kearifan lokal tidak hanya sekadar dimengerti, namun juga diterapkan dan merubah budaya dan pola kebiasaan hidup yang berorientasi kepada kearifan lokal tersebut seperti menyiapkan bangunan tahan gempa, memperbaiki infrastruktur yang kedap bencana sampai kepada kebijakan. Dalam skala internal, HAGI harus tetap optimis menatap ke depan. Untuk jangka pendek kita akan memilih presiden baru. Ada dua kandidat yang kualitas dan dedikasinya selama ini sudah tidak diragukan lagi yaitu Yosi Hirosiadi, yang saat ini menjabat Sekjen HAGI dan Satria Bijaksana, seorang penggiat pendidikan dan juga sebagai Chief Editor HAGI. Marilah kita laksanakan pemilu dengan demokratis. Hal lain adalah intensi kita untuk mengadakan Joint Conference & Exhibition dengan SEG di Bali Juli 2010. Perjanjian kerjasama Joint Conference & Exhibition telah ditandatangani tanggal 26 Oktober 2009 di Houston Texas, bersamaan dengan penyelenggaraan SEG Annual Convention. Di bawah kepemimipnan ketua panitia Adriansyah, Ph. D. marilah kita dukung sepenuhnya kegiatan ini agar dapat minimal sesukses event yang sama yang telah kita adakan tahun 1996 dan 2006. Untuk membangun HAGI lebih ke depan lagi, kembali kita telah meresmikan dan melantik komwil baru yaitu Komisariat Wilayah Nangroe Aceh Darusalam. Dengan terbentuknya Komwil HAGI NAD, diharapkan misi HAGI menjadi sumber informasi mengenai kebencanaan dan postensi sumber daya alam bagi pemerintah daerah menjadi semakin meluas. Pada Pertemuan Ilmiah Tahunan HAGI mendatang di Yogyakarta, diharapkan juga bisa menjadi pendorong yang kuat dalam menatap masa depan secara optimis mengingat tema dari PIT kali ini adalah menekankan kepada aspek Pendidikan Geofisika, dimana pada even PIT ini juga digabungkan dengan Simposium Pendidikan Geofisika yang akan meninjau kembali kurikulum pendidikan geofisika, sesuai dengan perkembangan kemajuan ilmu geofisika dan aspek lain yang terkait dengan geofisika. Kita semua sadar bahwa peningkatan kualitas pendidikan adalah fondasi yang kuat untuk regenerasi dan perbaikan bangsa. Optimisme menatap masa depan hidup di negara yang punya banyak potensi bencana harus terus ditingkatkan sejalan denganpeningkatan kearifan lokal. Kita bisa melihat masyarakat dan pemerintah Jepang yang sudah lebih dulu menerapkan kearifan lokal secara komprehensif, sehingga jika bencana datang mereka suadah siap dan masyarakatnya tidak mengalami trauma. Mudah-mudahan pemerintahan Salam HAGI, periode kedua dari Presiden Susilo Bambang Yudoyono Elan Biantoro yang baru saja dilantik dapat mencermati pentingnya President HAGI menerapkan kearifan lokal secara komprehensif dalam semua rencana kegiatan selama lima tahun ke depan. HAGI I Resonansi I 2009 I Edisi– 3 2 >> Rubrik Profesional - Awang H. Satyana ( BPMIGAS) KEKUATAN TERSEMBUNYI BUMI : YANG MELINDUNGI DAN MEMBIMBING K etika ia hadir, ia melindungi Bumi dan makhluk di atasnya dari serbuan zarah (partikel) kosmik bermuatan yang berbahaya. Ketika ia hadir, ia membimbing para pengelana di seluruh permukaan Bumi menemukan jalannya, atau membimbing hewan besar dan kecil melintasi ribuan kilometer melalui daratan, lautan atau udara. Namun ketika ia melemah, maka kepunahan massa makhluk dalam skala besar terjadi sebab tidak ada lagi yang melindungi mereka dari serbuan zarah kosmik. Siapakah ia ini ? Ia adalah medan magnetik Bumi, yang membungkus Bumi dari sentuhan luar Alam Semesta. Medan Magnetik Bumi Kebanyakan dari kita pernah menggunakan kompas yang jarumnya selalu menunjuk ke arah utara. Dari manakah gaya atau kekuatan yang menyebabkan jarum tersebut selalu berputar dan akhirnya menunjuk ke arah utara ? Kekuatan itu berasal dari suatu gaya yang disebut medan magnetik Bumi. Dari pelajaran fisika, kita tahu bahwa sebuah magnet batang dikelilingi oleh Gambar 1 - Garis-garis gaya magnet Bumi membentuk medan magnetik sekeliling Bumi. (Dorling Kindersley, 2003a) garis-garis gaya magnet yang tidak bisa kita lihat tetapi bisa kita gambarkan saat kita menabur serbuk pasir bersifat magnetik di atas kertas yang di bawahnya didekatkan magnet batang. Garisgaris gaya magnet ini melakukan pengutuban (polarisasi) pada kedua ujung magnet batang yang kita sebut kutub utara dan selatan. Bisa kita sebutkan bahwa magnet batang ini dikelilingi medan magnetik.raksasa. HAGI I Resonansi I 2009 I Edisi– 3 Demikian pula Bumi. Jarum-jarum kompas saat kita pegang di mana pun di atas muka Bumi selalu melakukan polarisasi ke arah utara. Ini disebabkan Bumi dikelilingi medan magnetik raksasa dengan garis-garis gaya magnetnya yang terpolarisasi pada kutub utara dan kutub selatan Bumi. Bumi ibarat sebuah magnet batang raksasa. Dari mana Bumi mendapatkan medan magnetnya adalah suatu pertanyaan yang pernah sangat sulit dijawab selama 400 tahun (Ravat, 2000). Albert Einstein, fisikawan kawakan penemu teori relativitas, menganggap asal medan magnetik Bumi sebagai salah satu problem fisika sangat penting tetapi belum bisa dijawab. Namun berkat kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan modern, sekarang kita tahu bahwa medan magnetik Bumi berasal dari efek elektromagnetik di dalam inti luar Bumi yang bergerak seperti fluida. Sirkulasi material penyusun inti luar ini (leburan nikel dan besi) terjadi secara konveksi dan membangkitkan arus/medan listrik. Arus/medan listrik ini, sesuai dengan prinsip elektromagnetik, kemudian membangkitkan medan magnetik (hipotesis dinamo Elsasser Dott dan Batten, 1976) Harus diakui bahwa bagaimana tepatnya mekanisme konveksi ini dapat membangkitkan medan listrik dan magnetik belum diketahui. Tetapi, prosesnya dianggap seperti proses yang terjadi di dalam dinamo, yang dihasilkan oleh interaksi antara fluida konduktif, gravitasi, rotasi Bumi, perbedaan temperatur antara batas bagian atas dan bawah inti luar, gerakan fluida secara konvektif dan mungkin masih ada faktor-faktor lainnya. Selain membangkitkan medan magnetnya sendiri (medan magnetik internal), yang terjadi akibat efek dinamika fluida inti luar Bumi secara elektromagnetik, Bumi pun dikelilingi oleh medan magnetik eksternal yang terbentuk oleh prosesproses di luar Bumi (Ravat, 2000). Medan magnetik eksternal terbentuk oleh proses-proses fisika rumit yang terjadi di sekitar Bumi, melibatkan interaksi antara angin Matahari (arus deras zarah bermuatan dari Matahari melaju dengan kecepatan 400 km/detik), radiasi Matahari, medan magnetik Bumi internal dan atmosfer Bumi. Interaksi ini telah menutup dan menekan medan magnetik internal pada sisi dari mana angin Matahari berasal dan menyeretnya pada arah menjauhi Matahari membentuk magnetosfer (lapisan magnetik) yang unik. Zarah bermuatan yang menyembur dari Matahari tertangkap oleh magnetosfer Bumi membentuk suatu kawasan bernama sabuk radiasi van Allen. Begitulah, Bumi mempunyai kekuatan tersembunyi berupa gaya-gaya magnet yang dibentuk secara internal dan eksternal membangun semacam perisai tidak kasat mata di sekelilingnya. Kekuatan tersembunyi ini telah jutaan tahun melindungi Bumi dan makhluk di atasnya dari serbuan zarahzarah berbahaya sekaligus menunjukkan arah kepada para pengelana entah manusia atau hewan dalam mengembara atau bermigrasi. lenyapnya banyak makhluk dalam kepunahan massa. 3 >> Rubrik Profesional - Awang H. Satyana ( BPMIGAS) Gambar 2 - Medan magnetik Bumi membentuk lapisan magnetik (magnetosfer) yang mengelilingi Bumi, melindungi Bumi dari angin Matahari dengan sabuk radiasi van Allen menangkap zarah-zarah bermuatan dari Matahari. (Dorling Kindersley, 2003b) Tahun 1975, baru terkuak rahasianya, rupanya mereka menggunakan medan magnetik Bumi sebagai pedoman navigasi. Para peneliti menemukan semacam miniatur magnetit (mineral bersifat magnetik) membentuk kristal tersebar dalam berbagai jaringan tubuh hewan ini. Mereka menemukan kristal magnetit pada hampir semua hewan yang melakukan migrasi, misalnya lebah, kupu-kupu, ikan tuna, mamalia pengerat dan banyak jenis burung. Berbagai burung yang suka bermigrasi ribuan km melintasi daratan dan lautan diketahui mempunyai indra magnetik yang tersembunyi di matanya. Ikan hiu dan pari menggunakan medan magnetik Bumi untuk bermigrasi dengan cara unik. Ikan hiu terkenal punya pendria listrik (electro-receptor) Namun, sebuah misteri terjadi, secara periodik medan magnetik yang sangat sensitif dalam dunia hewan yang digunakan ini melemah, yang telah mengakibatkan lenyapnya banyak untuk menemukan mangsanya berdasarkan medan listrik. Rupanya, ikan hiu ini menggunakan sensor yang sama untuk makhluk dalam kepunahan massa. mendeteksi medan magnetik Bumi berdasarkan prinsip dinamo-listrik. Karena begitu pekanya ikan-ikan ini terhadap Medan Magnetik yang Melindungi perubahan kecil medan magnetik Bumi, maka mereka dapat Kita tidak menyangkal hukum gravitasi yang membuat kita tidak mendeteksi perubahan-perubahan lokal medan magnetik melayang-layang di atas Bumi. Kita juga tidak menafikan hukum akibat proses-proses geologi, misalnya magma yang tengah yang mengatur listrik dan magnetisme. Tetapi tidak ada hukum naik ke dasar lautan sebagai pertanda erupsi gunungapi yang mengatakan bahwa Bumi harus punya medan magnetik bawah laut akan segera terjadi. yang menjadi perisai pelindung. Ini suatu keajaiban. Medan magnetik Bumi membentengi kita terhadap radiasi proton dan Badai magnetik yang terjadi secara periodik akibat angin elektron yang berlebihan dari Matahari yang bila tidak tertahan Matahari akan mengganggu medan magnetik Bumi, yang akan merusak rantai makanan global dan menyebar epidemi selanjutnya akan mengacaukan navigasi hewan-hewan yang menggunakan geomagnetisme. kanker. Medan magnetik Bumi memantulkan zarah-zarah bermuatan dari Matahari dan menyalurkannya ke dalam dua sabuk radiasi van Allen. Sabuk ini lebar, terbentang di ketinggian 1000 – 25.000 km. Sabuk bagian dalam sebagian besar menangkap proton Matahari, sabuk bagian luar terutama menangkap elektron Matahari. Tanpa perisai geomagnetik, kehidupan di Bumi mungkin tidak akan pernah punya kesempatan untuk berevolusi. Medan Magnetik yang Melemah : Kepunahan Massa Bumi mempunyai kebiasaan membalikkan medan magnetiknya berdasarkan rekaman data paleomagnetik. Berapa lama siklusnya antara yang normal dan terbalik, tidak diketahui sebab periode yang tercatat tidak menunjukkan pola tertentu. Periode yang telah tercatat adalah antara 100.000 tahun – puluhan juta tahun (Ravat, 2000). Apa yang menyebabkan pembalikan itu, juga tidak diketahui dengan Medan Magnetik yang Membimbing pasti. Sebagian besar peneliti menduga penyebabnya terletak Jarum kompas yang selalu menunjuk ke utara telah sekian lama pada instabilititas gerak konveksi fluida inti luar (Creer dan membimbing manusia menemukan jalannya di daratan, lautan Pal, 1988). dan udara. Tanpa garis-garis gaya magnet yang tersembunyi itu, jarum kompas akan kehilangan polarisasinya dan navigasi Beberapa peneliti kepunahan massa (mass extinction) mengaitkan saat-saat pembalikan medan magnetik Bumi manusia akan terganggu. (dapat berlangsung selama 1000-10.000 tahun –Ravat, 2000) Medan magnetik Bumi tidak hanya membimbing manusia dengan melemahnya medan magnetik Bumi (Dott dan Batten, bernavigasi, tetapi juga banyak membimbing makhluk pengelana 1976). Melemahnya medan magnetik Bumi ini akan sangat lainnya seperti serangga, ikan dan burung ketika mereka mengurangi daya tahan perisai Bumi tersebut terhadap melakukan migrasi sampai ribuan km jauhnya (Downer, 1999). serbuan zarah bermuatan berbahaya dari Matahari. SabukBagaimana hewan-hewan ini menemukan jalannya saat sabuk radiasi van Allen selama waktu pembalikan tersebut melakukan migrasi, telah sekian lama menjadi misteri ilmu tidak dapat menangkap zarah-zarah berbahaya. Akibatnya, jet stream angin Matahari akan menghujani Bumi dan segenap pengetahuan. berbagai jaringan tubuh hewan ini. makhluknya menyebabkan kepunahan massa dalam skala besar. HAGI I Resonansi I 2009 I Edisi– 3 4 >> Rubrik Profesional - Awang H. Satyana ( BPMIGAS) Beberapa peneliti mempercayai bahwa pembalikan medan magnetik Bumi disebabkan pecahnya batas termal mantel bagian bawah oleh suatu mantle plume yang menembus lapisan kritis (Loper et al., 1988). Proses ini telah mempercepat sirkulasi konveksi fluida inti luar Bumi yang mengganggu stabilitas elektromagnetisme. Akibat tidak langsung kejadian ini adalah terjadinya mantle degassing yang menyebabkan volkanisme melimpah di permukaan Bumi yang kemudian menyebabkan kepunahan massa. >> Special Event Buka Puasa Bersama HAGI Pada tanggal 09 September 2009, beberapa Pengurus HAGI me ngadakan silaturrahim rapat konsolidasi untuk membahas progress kegiatan dan rencana kerja yang telah dan akan dilakukan oleh HAGI. Rapat ini juga dihadiri oleh beberapa perwakilan mahasiswa dari HMGI guna membahas agenda kegiatan bersama yang akan dilakukan oleh HAGI dan HMGI yaitu “ National Geophysics Paper Contest 2009” . Demikian sekilas uraian hubungan antara lingkungan geofisika Bumi seperti medan magnetik dengan makhluk yang hidup di atasnya. *** Bahan Bacaan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Creer dan Pal, 1988, On the frequency of reversals of the geomagnetic dipole, Royal Astronomical Society. Dorling Kindersley, 2003a, Earth, Dorling Kindersley Ltd. Dorling Kindersley, 2003b, Pocket Visual Dictionary, Dorling Kindersley Ltd. Dott dan Batten, 1976, Evolution of the Earth, McGraw-Hill. Downer, 1999, Supernatural : The Unseen Powers of Animals, BBC. Loper et al., 1988, A model for correlated epidocity in magnetic field reversals, climate, and mass extinction, Journal of Geology. Ravat, 2000, Geomagnetism : internal and external fields, The Oxford Companion to the Earth, Oxford University Press. Gambar 1 - President HAGI sedang membuka rapat Konsolidasi . Awang H. Satyana BPMIGAS Gambar 2 - Diskusi antara President HAGI dengan beberapa perwakilan dari HMGI Agenda lain yang tidak kalah penting adalah pembahasan pelaksanaan Joint Convention HAGI-SEG 2010 yang akan dilaksanakan di Pulau Bali, bulan Juli tahun 2010. Dengan suasana bulan suci Ramadhan, presiden HAGI, Bapak Elan Biantoro memberikan pembekalan semangat dan tekad kepada pengurus HAGI untuk mensukseskan seluruh agenda yang telah ditetapkan dalam program kerja pengurus HAGI pusat tahun 2008-2010. Sekretariat HAGI Pusat. HAGI I Resonansi I 2009 I Edisi– 3 5 >> Rubrik Organisasi -Catatan Perjalanan Delegasi HAGI Mengikuti Konvensi SEG 2009 di Houston Texas P ada Konvensi Tahunan Society of Exploration Geophysicists 2009, HAGI mengirimkan delegasinya yang terdiri dari Elan Biantoro (President HAGI) dan Martinus Sembiring (VP Organization HAGI). Awalnya direncanakan Adrianyah, Ph.D. (Chairman Joint Convention HAGI-SEG Bali 2010) dan Yosi Hirosiadi (Sekjen HAGI) juga akan hadir, namun karena kesibukan lain dan ada kendala pengurusan visa, maka kedua aktivis HAGI tersebut urung berangkat ke Houston. Kunjungan mengikuti konvensi ini sekaligus untuk melakukan penandatangan Perjanjian antara HAGI dengan SEG mengenai Joint Convention di Bali bulan Juli 2009. Tiga orang anggota HAGI yang kebetulan hadir di Houston sengaja kami undang untuk turut bertemu dengan Board of SEG Committee, mereka adalah Parada Devi Silitonga (Pertamina-ExxonMobil Cepu dan juga sekaligus Sekjen Joint Convention HAGI-SEG 2006 di Jakarta), Mac Swardhahana (ExxonMobil), dan Toronata Tambun (Regional Manager Asia Pacific Bergen Oilfields Services). Penandatanganan Agreement of Intent to Coorporate between SEG and HAGI oleh President SEG Larry Lines dan President HAGI Elan Biantoro Berdasarkan diskusi yang dilakukan sebelum penandatanganan, Board of SEG Committee sangat terkesan dengan dua Joint Convention terdahulu di Jakarta tahun 1996 dan 2006, yang berjalan dengan sukses, sehingga mereka begitu antusias dengan rencana penyelenggaraan di Bali mendatang. Melihat sukses kedua even terdahulu, SEG sepakat untuk Berdiri : Kerry Cosby, Mac Swardhahana, Parada Devi Silitonga, Peter Pangman, Tambun, Jim Lawnick.. mengkatagorikan level konvensi di Bali nanti masuk dalam Duduk : Mary Fleming,Toronata Elan Biantoro, Larry Lines, Martinus Sembiring, Steve level IV. Hal ini cukup membanggakan sekaligus tantangan Hill untuk seluruh jajaran HAGI agar penyelenggaraan di Bali mendatang minimal akan mengulang sukses dua kegiatan mensosialisasikan rencana blok-blok yang akan ditenderkan serupa sebelumnya. akhir tahun 2009 ini. Ternyata banyak sekali peserta konvensi SEG yang sangat berminat. Penempatan Bali sebagai venue Disamping membicarakan rencana joint convention, Board of acara ini membuat tidak hanya orang yang pernah ke Bali dan SEG Committee menawarkan kepada HAGI untuk menjadi wilayah Indonesia lainnya yang menyatakan ingin hadir, associate SEG di Indonesia. Pengertian associate di sini banyak anggota SEG yang belum pernah ke Indonesia pun berbeda dengan afiliasi, mengingat beberapa negara di Asia banyak yang menyatakan akan hadir di Bali Juli 2010 Pasifik seperti Australia, Jepang dan Cina, mereka membentuk mendatang. afiliasi SEG berupa ASEG (Australia), CSEG (Cina) dan SEGJ (Jepang). Perbedaan afiliasi dengan associate adalah masalah independensinya, Board of SEG Committee sangat mengerti bahwa HAGI didirikan secara independen oleh para geofisikawan di Indonesia, sehingga mereka menawarkan ikatan kerjasamanya dalam bentuk associate, pada pertemuan tersebut HAGI menyatakan akan meninjau dahulu kebijakan organisasi berdasarkan AD/ART, dan HAGI akan menyampaikan keputusannya dalam beberapa bulan mendatang. Bila semuanya berjalan lancar, rencananya penandatanganan kerjasama berbentuk associate tersebut akan Poster informasi HAGI-SEG Joint Convention di SEG Pavillion dilakukan padsa saat Joint Convention di Bali bulan Juli 2010. Dalam konvensi SEG ini, HAGI diberikan tempat tersendiri di Pavilion SEG untuk dapat menampilkan poster informasi mengenai rencana Joint Convention di Bali. Di samping menampilkan poster dan brosur, HAGI juga menitipkan brosur informasi HAGI-SEG Joint Convention Bali 2006 pada booth Direktorat Jenderal Migas, yang membuka booth untuk HAGI I Resonansi I 2009 I Edisi– 3 Salah seorang begawan ilmu geofisika yang sangat terkenal yang kebetulan mengunjungi booth Ditjen Migas, yaitu Prof. Dr. Robert Sheriff beserta istri sudah menyatakan akan mengikuti Joint Comvention HAGI-SEG di Bali 2010. 6 The 34th HAGI Annual Conference, Exhibition and Geophysics Education Symposia Foto bersama President HAGI Elan Biantoro, Yunan M (Ditjen Migas), Toronata Tambun (BOS) bersama Prof. Dr. Robert Sheriff dan istri di depan Booth Direktorat Jenderal Migas Himpunan Ahli Geofisika Indonesia will held its 34th Annual Meeting in Jogjakarta , 8-13th November 2009. This event will take place at Sheraton Hotel, Jl. Solo, Jogjakarta. There are two main parallel events; HAGI Annual Convention and Exhibition, and Geophysics Education Seminar. We encourage participation from students, researchers, teachers, professionals from all institutions include government and privates. For this year Annual Meeting, the theme will be "Empowering Geophysics Education Toward Global Changes Era". As we know, geophysics education for sustainability, have two main aspect; geophysics curriculum systems at higher educations and Indonesian human resources. The great basics education would be increased for Global changes and also for Renewable energy. Program 9 November 2009 • • • Golf Tournament, venue : Merapi View Golf & Country Club, shot gun at 07.00 WIB (Cost: IDR 1.500.000) Geo Photo Hunting, venue : Bebeng - Candi Prambanan - Taman Sari, 06.00 - 18.00 WIB (Cost : IDR 500.000) Ice Breaker Party, venue: Pagelaran, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, 19.00 – 21.00 WIB 10 November 2009 Opening Ceremony, Mataram Room - Sheraton Mustika Hotel, 08.30 – 09.45 WIB • Opening by : Dr. Ing. Evita H. Legowo (Director General Of Oil and Gas) and Sri Sultan Hamengku Buwono X (Governor of Yogyakarta Special Region) Keynote speaker : Karen Agustiawan (President Director of Pertamina) • Panel Discussion, 10.00 – 12.00 WIB Panelist : − Dr. Kirbani Sri Brotopuspito (UGM) − Prof. Manfred P. Hochstein (University of Auckland) − Syamsu Alam, Ph.D (Pertamina) Moderator : Adriansyah, Ph.D (Pertamina) Suasana makan malam bersama para peserta Konvensi SEG dari Indonesia di Kim Son Restaurant, Houston • Geophysics Education Symposium, 13.00 – 16.30 WIB 11-12 November 2009 Oral Session, 08.30 – 16.00 WIB • Selanjutnya pada hari kedua, delegasi HAGI banyak bertemu dengan anggota HAGI lainnya yang mengikuti SEG Annual Convention di Houston, mereka ada yang datang dari Indonesia seperti rombongan BPMIGAS (ada tiga orang), rombongan Ditjen Migas (3 orang), KKKS, Elnusa, dan ada juga anggota HAGI yang sedang berada di Amerika untuk bekerja maupun menempuh pendidikan. Malam harinya President HAGI mengundang semua warga Indonesia yang hadir pada SEG Annual Convention untuk mengikuti makan malam bersama di Kim Son Restaurant, sebuah rumah makan Vietnam yang terletak tidak jauh dari lokasi convention. (EB). HAGI I Resonansi I 2009 I Edisi– 3 10-12 November 2009 Poster Session, 08.30 – 16.00 WIB Exhibition, 08.00 – 16.00 WIB Student Forum Ladies Programs • • • • 13 November 2009 • Field Trip to Dieng Plateau, (Cost: Free of charge bagi yang terdaftar sebagai participant PIT, tempat terbatas) 13-14 November 2009 • Post-Convention Course: Data & Knowledge Management: From Assessment, Implementation and Auditing. (Cost : IDR 10.000.000) 7 >> Rubrik Organisasi—Martinus Sembiring Pengukuhan HAGI Komisariat Wilayah Aceh & Seminar Nasional Potensi Kebencanaan dan Sumber Daya Alam Aceh S etelah HAGI berhasil membentuk komisariat wilayah di ujung timur Indonesia pada bulan April 2009, kini giliran bagian barat negeri ini juga akhirnya dapat terbentuk komisariat wilayah HAGI. Pembentukan HAGI Komwil Aceh didasari oleh pentingnya sebuah wadah organisasi profesi sebagai tempat para ahli dan pemerhati masalah kebumian untuk berbagi ilmu dan komunikasi mengingat semakin meningkatnya kebutuhan informasi kebumian di daerah Aceh dan sekitarnya yang dikenal mempunyai potensi sumber daya alam maupun potensi kebencanaan yang sangat besar. Patut dibanggakan sumber daya manusia di NAD sendiri yang semakin meningkat, terlihat dari banyaknya ahli geofisika yang berpendidikan magister maupun doktoral yang bekerja di perguruan tinggi seperti Universitas Syiah Kuala maupun di beberapa instansi negeri dan swasta di NAD. Berdirinya HAGI Komwil Aceh juga disambut baik oleh Rektor Universitas Syiah Kuala, seperti sambutan yang dibacakan oleh Wakil Rektor, Bapak Prof. Dr. Syamsul Rizal. Pengurus HAGI Pusat juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada komunitas ahli kebumian di NAD yang telah membentuk komisariat wilayah di Aceh. HAGI berharap instansi dan perusahaan yang berhubungan dengan organisasi ini dapat saling berbagi informasi dan bekerjasama dalam membangun kembali serta mengembangkan daerah Aceh dengan segala potensi yang ada. HAGI Pusat akan memberikan dukungan untuk mengimplementasikan tujuan tersebut dengan melakukan pelatihan di Aceh, seperti kursus maupun workshop bidang geofisika. Demikian sambutan Sesi tanya jawab acara seminar Bapak Martinus Sembiring yang mewakili President HAGI yang berhalangan hadir pada kesempatan tersebut. Rencana pembentukan Komwil Aceh sudah dilakukan beberapa bulan sebelumnya antara Secretary General, Bapak Yosi Hirosiadi (Pertamina Hulu) dengan Bapak Didik Sugiyanto, MT yang merupakan dosen di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Setelah semua persyaratan dan administrasi untuk berdirinya sebuah komwil terpenuhi, barulah diputuskan untuk melakukan pengukuhan komwil tersebut. Acara pengukuhan Komwil Aceh dipimpin langsung oleh Vice President Organization, Bapak Martinus Sembiring (NGC) dan dihadiri oleh para pengurus HAGI Pusat lainnya, serta pejabat di HAGI I Resonansi I 2009 I Edisi– 3 lingkungan Universitas Syiah Kuala dan Dinas Pertambangan dan Energi NAD, juga para peserta seminar nasional. Acara diselenggarakan di kampus Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh pada tanggal 10 Oktober 2009 dan diikuti dengan Seminar Nasional dengan tema “Potensi Kebencanaan dan Sumber Daya Alam di Wilayah Aceh dan sekitarnya”. Ketua acara ini adalah Dr. Nazli Ismail (Unsyiah). Acara ini dibuka oleh Wakil Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Syamsul Rizal mewakili Rektor yang berhalangan hadir. Dalam Penyerahan Memento dari Bapak Prof. Dr. Syamsul Rizal (Unsyiah) kepada bapak Martinus Sembiring (HAGI Pusat) sambutannya, Rektor Universitas Syiah Kuala sangat antusias dan menyambut baik berdirinya HAGI Komwil Aceh. Beliau sangat berharap potensi sumber daya alam di NAD dan sekitarnya dapat dikelola dengan baik oleh Putra Indonesia sendiri maupun dengan melakukan kerjasama dengan pihak asing, tetapi juga harus memperhatikan budaya setempat sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan untuk kemajuan rakyat NAD. Demikian juga dengan pemahaman Foto bersama para pengurus HAGI Komwil Aceh dengan pengurus HAGI Pusat potensi bencana di wilayah Aceh dan sekitarnya untuk mengantisipasi bencana yang dapat menimbulkan kerugian moril dan materil, serta dapat digunakan untuk perencanaan pengembangan dan pembangunan daerah Aceh. 8 >> Rubrik Organisasi—Martinus Sembiring >> Rubrik Organisasi Laporan Pengumpulan dan Penyaluran Dana Bantuan Korban Gempa Tasikmalaya dan Sumatera Barat 2009 Unsyiah juga berencana untuk meresmikan Jurusan Teknik Geofisika dan akan menerima mahasiswa angkatan pertama pada tahun ajaran 2010-2011. Dengan berdirinya jurusan tersebut, diharapkan semakin banyak tenaga ahli bidang geofisika Pengumpulan dana disosialisasikan melalui milis HAGI pada yang handal di negeri ini untuk menjawab tantangan dalam periode 12-17 September 2009 yang berhasil menggalang dana pengelolaan potensi kebencanaan maupun potensi sumber daya Rp 4.550.000,- dari anggota dan HAGI menambahkan Rp alam yang melimpah di tanah air. 6.450.000,- sehingga menjadi Rp 11.000.000,-. Pengurus HAGI Pusat yang hadir pada acara ini adalah Secretary General Yosi Hirosiadi (Pertamina Hulu), VP Organization Martinus Sembiring (NGC), Advisory Board Yusuf Surachman (BPPT) yang merupakan tenaga ahli HAGI dan Katrin Leksandri (Secretariat). Dari 14 kabupaten dan kota di Jawa Barat yang terkena dampak bencana, HAGI memilih untuk menyalurkan dana bantuan tersebut ke dua lokasi yang ditetapkan Satkorlak Jabar sebagai daerah dengan tingkat kerusakan paling parah. a. Pembicara pada acara seminar tersebut adalah Yusuf Surachman, Ph. D. (BPPT), Dr. Dirhamsyah (Universitas Syiah Kuala) dan Yosi Hirosiadi (Pertamina Hulu). Acara seminar ini dimoderatori oleh Dr. M. Syukri (Universitas Syiah Kuala) dan b. dihadiri oleh sekitar 80 peserta. Ketua HAGI Komwil Aceh yang telah terpilih secara aklamasi adalah Bapak Didik Sugiyanto, MT dari Universitas Syiah c. Kuala. Surat pengukuhan Komwil Aceh telah ditandantangani sebelumnya oleh President HAGI. Lokasi pertama, Desa Lengkongjaya Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya. Dana sejumlah Rp 5.000.000,- disalurkan pada tanggal 21 September 2009 dan diterima langsung oleh Kepala Desa Cigalontang. Lokasi kedua, Desa Sumberjaya Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis. Dana sejumlah Rp 5.000.000,disalurkan pada tanggal 22 September 2009 dan diterima oleh Lurah Sumberjaya. Lokasi ketiga, Kecamatan Pangalengan Kabupaten Ban dung. Dana sejumlah Rp 1.000.000,- disalurkan pada tanggal 29 September 2009 melalui para relawan dengan koordinasi LSM Kemanusiaan. Foto bersama para pengurus HAGI Komwil Aceh dengan pengurus HAGI Pusat, pembicara dan moderator seminar. Penyerahan Bantuan HAGI kepada Kepala Desa Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya HAGI menyampaikan selamat bekerja dan berkarya kepada Pengurus HAGI Komwil Aceh dan menyampaikan dukungannya untuk penyelenggaraan program-program Pengumpulan dana untuk korban gempa Sumatera Barat 30 pengurus untuk 2 tahun ke depan. (MS) September 2009 melalui milis HAGI dan Luncheon Talk HAGI -IAGI sampai pada tanggal 3 November 2009 telah berhasil menggalang dana sejumlah Rp 2.833.024,- kemudian ditambahkan HAGI sehingga menjadi Rp 12.833.024,-. Penyaluran bantuan ini akan dilakukan setelah penyelenggaraan acara PIT 34 HAGI di Jogjakarta pada 9-12 November 2009 dengan harapan jumlah sumbangan yang terkumpul dari anggota HAGI akan bertambah pada acara tersebut. Andi M. Adiwiarta. HAGI I Resonansi I 2009 I Edisi– 3 9 Reguler Course HAGI 2009 ada Minggu ke-3 bulan Juli 2009 Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) menggelar kursus Reguler yang bertempat di Melia Purosani Hotel, Yogyakarta. Kali ini 2 (dua) kursus diselenggarakan secara bersamaan, yaitu : P Sedangkan “Carbonate Reservoir and Seismology for Exploration and Development” yang berlangsung 5 (lima) hari terdiri dari 4 (empat) hari dikelas dan 1 (satu) hari field trip. Materi kursus mencakup aspek geologi dan aspek geofisika karbonat : 1. How To Get A Better Seismic Data for Shallow and Deep Targets Instructor: I.S.Aji Ronoatmojo (ELNUSA) & A.D.Guntara (PERTAMINA) Day 1 : Day 2 : 2.Carbonate Reservoir and Seismology for Exploration and Development Instructor: N. Alit Ascaria, Ph.D (Premier Oil) & Wahyu Tryoso, Ph.D (ITB ) Kursus dibuka oleh Ketua Komwil HAGI Yogya, Dr. Wiwit Suryanto. Peserta kursus berasal dari BPMIGAS, dan beberapa perusahaan minyak nasional maupun internasional yaitu PT. Bumi Resources, ConocoPhillips, JOB PPS, Petrochina, PT Pertamina EP, PT Pertamina EP Reg. KTI, dan JOB PPEJ, serta perusahaan oil services yaitu dari PT. Saripari Geosains dan PT Fairfield Indonesia. Day 3 : Day 4 : Day 5 : Introduction for carbonate sedimentology and reservoir: Carbonate Components, Carbonate Pore Classification Classification of Carbonate Rocks According to Depositional Texture, Environmental Controls, Depositional Environments, Facies and Depositional Systems of Carbonates Sedimentary Facies Patterns, Depositional Models and Nomenclature, Carbonate Stratigraphy of Platform Field Trip to Carbonate Complex Parangtritis: Evolution from Sediment to Rock: Carbonate, Sedimentation Diagenetic-Reservoir Carbonate Seismology Data Processing Aspects Interpretation Aspects: resolution and reservoir imaging, Petrophysical Properties Advance Interpretation Tools Reservoir Characterization: Inversion and AVO (Amplitude Versus Offset). Kursus “How To Get A Better Seismic Data for Shallow and Deep Targets” yang dilaksanakan dalam 4 (empat) hari berturut-turut dengan materi kursus terdiri dari : Day 1 : Geophysical Introduction, Sampling and Quantization, Vibroseis, Air Gun Uncertainty in the Non Linear Accelerated Sensor, Geophone Coupling Case, Point Receiver (Un Array), Vibroseis QC and Cases Day 2 : Geophysical Sampling Theory, Basic Modeling, Parameter Estimation, Land Simulation, TZ Simulation, Marine Simulation Day 3 : Land Simulation Workshop, Marine Simulation Workshop, Plan & Budgeting, Operational Handling, Data QC Day 4 : Workshop, Case Study Bersama peserta dan instruktur (Wahyu Triyoso, Ph.D) pada Carbonate Reservoir and Seismology for Exploration and Development. Peserta dan instruktur kursus “How To Get A Better Seismic Data for Shallow and Deep Targets” foto bersama Ketua Komwil HAGI Yogya, Dr. Wiwit Suryanto sebelum kursus dimulai. Peserta dan instruktur (N. Alit Askaria, Ph.D) dalam suasana makan malam seusai field trip seharian di Parangtritis Complex. HAGI I Resonansi I 2009 I Edisi– 3 10 Reguler Course HAGI 2009 >> Special Event -National Geophysics Paper Contest Pada tanggal 27-31 Juli 2009, Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) kembali mengadakan kursus reguler dengan mengusung tema ‘Preserved Amplitude Seismic Data Processing and Modeling for Exploration and Development’ bertempat di Hotel Sheraton Bandung. Peserta kursus berasal PT. Pertamina (Hulu), BPMIGAS, Expan Petrogas, JOB Pertamina – Petrochina East Java, BOB Bumi Siak Pusako – Pertamina Hulu, Conoco Phillips dan Pertamina EP. Kursus tersebut dibuka oleh Vice Secretary General HAGI yaitu Roy Baroes, kemudian dilanjutkan dengan sesi kursus dengan 2 (dua) intruktur secara bergantian yaitu Wahyu Tryso, PhD dan Sonny Winardhie, Ph.D dari ITB. Kursus ini dilaksanakan selama 4 hari berturut-turut dengan cakupan materi yang disampaikan, yaitu : N • • Para Finalis National Geophysics Paper Cobntest 2009 adalah : • • Reviews on the basic seismic processing steps. Preserved amplitude processing procedures including preserved amplitude pre-stack time (PSTM) and prestack depth migration (PSDM) processing. How to make the best use of the preserved amplitude data to deliver optimal subsurface model for field exploration utilizing conventional and recent technologies in direct hydrocarbon indicator (DHI), Spectral Decomposition, Wave-shape Classification and Relative Impedance Inversion. How to integrate the available information (wells and seismic) to deliver integrated subsurface model for field development using Amplitude versus Offset (AVO) Modeling, Seismic Inversion including Simultaneous Angle Dependant Inversion and Geo-statistical approaches. ational Geophysics Paper Contest (NGPC) merupakan kontes paper pertama yang dibuat oleh HMGI. Acara puncak berlangsung pada tanggal 3 September 2009 di Bandung. Pada tahap pertama, panitia NGPC memanggil peserta dari seluruh Indonesia untuk mengirimkan abstrak untuk paper dengan tema, “Geophysics: A Contribution For Indonesia”. Total ada 40 abstrak yang diterima panitia dari seluruh Indonesia. Seluruh abstrak itu diseleksi menjadi 8 finalis untuk maju ke tahap berikutnya dengan mengirimkan Full Paper dan diundang oleh panitia untuk melakukkan presentasi terhadap paper yang diterima. Reviewer dan penjurian abstrak dipercayakan kepada ahli-ahli kebumian dari Institut Teknologi Bandung yaitu : Dr. Agus Laesanpura, Dr. Susanti Alawiyah, Sabri. ST. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Final NGPC diadakan di ruangan auditorium CC Timur Institut Teknologi Bandung, pada pukul 07.30 WIB. Diawali dengan pembukaan dari ketua pelaksana : Almira Alodia B, kemudian oleh Ketua HMGI : Abdul Rachim Winata, lalu oleh Ketua HAGI : Bpk. Elan Biantoro dan penjurian terhadap para finalis dilakukan oleh : 1. 2. 3. 4. Suasana kursus yang berlangsung dengan sistem interactive learning Cholisina Anik, Kartika Andryana (Unibraw). Andika Perbawa, Indah Hermansyah Putri, (ITB). David Sahara, Adrianto Widi Kusumo, (ITB) Samson Handiwan Sinaga, Pasca T. S. Siburian, Einstein Situmorang, (Unpad). Rian Amukti, Suharno, (Unila). Herlan Darmawan, Ilham Nurdien, Abdul Jabar (UGM) Mawar Indah Nursina, Fajar Rubyanto, Wahid Seetiadi (UGM). Annas Budi Astuti, Diego Syafaat R (UGM) Dr. Hendra Grandis dari ITB Dr. Wahyu Srigutomo dari ITB Dr. Abdul Haris dari UI Dr. Eko Widianto VP Pertamina EPTC Acara presentasi ini selesai pada pukul 16.00. Dan dewan juri mengumumkan 3 finalis terbaik yaitu : • Juara 1, memperoleh hadiah sebesar Rp. 5.000.000,- ialah : Andika Perbawa & Indah Hermansyah Putri dari ITB • Juara 2, memperoleh hadiah sebesar Rp. 3.000.000,- ialah : Cholisina Anik & Kartika Andryana dari Unibraw • Juara 3, memperoleh hadiah sebesar Rp. 2000.000,- ialah : David Sahara & Adrianto Widi Kusumo dari ITB Sebagai acara penutup, seluruh peserta dan panitia diundang untuk menghadiri acara malam, saling diskusi dan tukar pikiran terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan NGPC 2009 sebagai evaluasi dan masukan bagi pelaksanaan agenda serupa di tahun-tahun mendatang. Panitia NGPC 2009. Peserta kursus “ Preserved Amplitude Seismic Data Processing and Modeling for Exploration and Development”. HAGI I Resonansi I 2009 I Edisi– 3 11 Special Event HAGI Luncheon Talk HAGI – IAGI Gempa Indonesia 2009: Setelah Tasikmalaya, Padang dan Jambi G empa bumi yang beberapa waktu lalu terjadi dibeberapa daerah di negeri kita cukup membawa duka yang cukup dalam bagi kita semua. Tindakan pencegahan terhadap bencana gempa bumi itu sendiri hampir mustahil dilakukan, yang bisa kita lakukan adalah melakukan upaya mitigasi terhadap bencana gempa, yaitu meminimalisir kerusakan-kerusakan yang diakibatkan gempa tersebut. Agar dapat meminimalisir dampak negatif dari gempa, kita harus memahami perilaku dari gempa tersebut. Dalam upaya untuk memahami fenomena kegempaan di Indonesia, HAGI bersama IAGI menyelenggarakan Luncheon Talk. Tema utama yang dibicarakan pada bincang-bincang tersebut adalah Potensi "Gempa Indonesia: Setelah Tasikmalaya, Padang, dan Jambi 2009". Acara yang berlangsung pada 8 Oktober 2009 bertempat di Hotel Bumi Karsa Bidakara, Jakarta Selatan. Kemudian dengan memahami perilaku seismotektonik tersebut dan mengkombinasikannya dengan data GPS serta shallow crustal earthquake data, pemetaan terhadap estimasi displacement dapat dilakukan sepanjang permukaan yang diteliti. Beliau memaparkan hal ini dalam rangkain riset beliau sepanjang tahun 2006 kemarin. Pak Fauzi, Ph.D., dari BMKG, dalam presentasi di sesi ketiga acara siang itu memaparkan analisa terhadap beberapa gempa yang terjadi belakangan ini antara lain gempa Jawa Barat yang terjadi pada tangal 2 September 2009, Sumatra Barat yang terjadi tanggal 30 September 2009, serta gempa Jambi, pada tanggal 1 Oktober 2009 yang lalu. Analisa ini meliputi analisa mekanika fokus berdasarkan data seismogram yang diterima oleh BMKG. Di akhir presentasi beliau, beliau Hadir sebagai pemakalah pada siang itu antara lain, Wahyu Triyoso, Ph.D. (HAGI-ITB), Dr. Yusuf Surachman Djajadihardja (HAGI-BPPT), dan Fauzi, Ph.D (BMKG). Diskusi Dengan moderator Dr. Hery Harjono (HAGI-LIPI). Peserta Luncheon Talk sedang menyimak paparan materi yang disampaikan oleh narasumber. Para Pembicara dan Moderator merincikan fakta-fakta yang sekitar gempa yang terjadi belakangan ini, antara lain bahwa, Gempa di Jawa Barat adalah gempa interplate, berada pada lempeng kontinen. Berbeda dengan gempa Sumatra Barat yang merupakan gempa yang terjadi di lempeng lautan. Sementara itu, gempa Jambi yang terjadi di Sesar Sumatra pada segmen Seblat/Kerinci. Tampil sebagai pembicara pertama, Pak Iyung, begitu Dr. Yusuf Surachman biasa dipanggil, memaparkan presentasi mengenai Geometri Subduksi Lempeng Indo-Australia di Perairan Barat Sumatra. Beliau juga menampilkan penampang data seismik duntuk beberapa lintasan yang memotong subduksi Sumatra tersebut. Data seismik ini dihasilkan dari suvey oleh Kapal Barujana Jaya VIII. Pada sesi kedua, Wahyu Triyoso Ph.D, dari ITB, memaparkan presentasinya mengenai mekanika sesar dan hubungannya dengan potensi kegempaan. Presentasi beliau adalah sari-sari dari hasil riset unggulan terpadu yang dilakukan beliau pada tahun 2003-2007. Dari beberapa kejadian gempa besar yang terjadi di Indonesia, menurut beliau, magnitude dari gempa akan berkorelasi dengan konstanta elastik dan dimensi dari sesar. Tempat kejadian gempa akan terjadi di sekitar bidang sesar dan bergantung pada slip-rate-nya. Selain itu, gempa memiliki tendensi perulangan, dan akan terjadi lagi setelah beberapa saat. HAGI I Resonansi I 2009 I Edisi– 3 Sambutan oleh President HAGI Bpk. Elan Biantoro Beberapa diskusi dan pertanyaan juga sempat disampaikan oleh hadirin yang ada di ruangan tersebut antara lain dari pemerintah DKI Jakarta mengenai perlunya informasi yang akurat kepada pemerintah daerah dari para ahli kebumian tentang potensi bencana sehingga bisa diantisipasi oleh Pemda melalui kebijakan perencanaan pembangunan yang terpadu. Sosialisasi dan penerangan kepada para siswa serta masyarakat dirasa sangat perlu melalui media yang komunikatif seperti poster dan karikatur – karikatur yang menjelaskan mengenai antisipasi menghadapi bencana. (FM) 12 >> PEMILU HAGI 2009—PROFIL KANDIDAT PRESIDEN HAGI PERIODE 2010-2012 Satria Bijaksana Yosi Hirosiadi Visi HAGI sebagai organisasi profesi sekaligus organisasi keilmuan di bidang geofisika yang bermartabat di tingkat nasional, regional, dan internasional Visi Menjadikan HAGI sebagai Organisasi Profesi Ilmu Kebumian yang kompeten, terpercaya dan mandiri Misi Misi 1. Menyempurnakan sistem organisasi yang mampu 1. mendukung pengembangan HAGI sebagaiorganisasi profesi dan organisasi keilmuan yang mengacu pada standar dan kaidah internasional. 2. Meningkatkan kepakaran dan reputasi anggota melalui pelatihan, kolaborasi riset, penerbitan karya bermutu dan 2. hubungan kerjasama dengan oranisasi sejenis di tingkat internasional. 3. Meningkatkan peran dan reputasi HAGI di dalam masyarakat melalui • Kesetaraan (engagement) dalam memecahkan masalahmasalah yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia, 3. khususnya yang terkait dengan bidang kebumian, • Pengenalan bidang keilmuan pada masyarakat, khususnya generasi muda, • Penanganan isu kesetaraan dalam komunitas geofisika, baik itu yang terkait dengan gender (jenis kelamin), geografis kewilayahan, etnisitas, lapangan pekerjaan, dan 4. penghargaan. Personal & Contact Details • • • • • • • Full Name and Title: Satria Bijaksana, Ph.D. Date of Birth: March 24, 1965 Nationality: Indonesian Country of Residence: Indonesian Institution: Faculty of Mathematics and Natural Science Bandung Institute of Technology, Bandung 40132 Indonesia. (tel :+62-22-2500834) (Fax: +62-22-2506452 ) Email : [email protected] Mobile Phone : +62-816-617228 HAGI I Resonansi I 2009 I Edisi– 3 Membuat keanggotaan HAGI menjadi lebih bermanfaat kepada seluruh Anggota HAGI, serta mengupayakan pengembangan dan pemanfaatan ilmu geofisika secara menyeluruh baik untuk kepentingan umum, pendidikan/ akademik, maupun industri. Meningkatkan peran HAGI dalam kehidupan bermasyarakat dan menjadikan HAGI sebagai organisasi profesi yang menjadi sumber informasi dan tenaga ahli dalam upaya untuk penanggulangan/mitigasi dan informasi bencana alam, pengembangan sumber daya alam, industri dan riset ilmu kebumian. Meningkatkan peran dan reputasi HAGI di dalam masyarakat melalui : • Menjembatani antara, riset/litbang dan pendidikan dengan industri. • Aktif meningkatkan pendidikan ilmu kebumian untuk mencetak kader HAGI yang lebih kompeten. Membawa HAGI lebih berperan di area Regional dan Internasional. Personal & Contact Details • • • • Full Name: Yosi Hirosiadi Contact details: JOB Pertamina – Petrochina East Java Patra Office Tower 5th floor, Jl. Gatot Subroto Kav 32 – 34 Jakarta 12950 Ph : 62-21-5201680 ext. 205 E-mail : [email protected] Mobile : +62-812-8171824 13 Kalender Kursus Himpunan Ahli Geofisika—2009 Title Start End Instructors Venue Fee 4D Microgravity Technology for Reservoir Monitoring Nov 18, 2009 Nov 20, 2009 Dr Eko Widianto Dr. Gunawam A.K Bandung Seismic Acquisition for Non-Geophysicist Nov 16, 2009 Nov 20, 2009 Elan Biantoro I. S. Ajironoatmojo Bandung USD 1850 Bengkulu Field Trip: Forearc Basin, HC Potential, Tsunami Observation Nov 30, 2009 Des 4, 2009 Elan Biantoro Bengkulu USD 2500 Petroleum Geology of Indonesia: Current Knowledge Des 7, 2009 Des 11, 2009 Awang H. Satyana Bali USD 2250 Reservoir Characterization Using Seismic Inversion Des 7, 2009 Des 9, 2009 Dr. Leonard Lisapaly Yogyakarta USD 1750 USD 1600 Kalender Kursus Himpunan Ahli Geofisika—2010 Title Start End Instructors Venue Fee Petroleum Geochemistry: Essential Concepts & Methods for Exploration & Production Feb 8, 2010 Feb 12, 2010 Awang H. Satyana Bali USD 2250 How To Get A Better Seismic Data for Shallow and Deep Targets Apr 19, 2010 Apr 23, 2010 I. S. Aji Ronoatmojo A. D. Guntara Bali USD 2000 Carbonate Reservoir and Seismology for Exploration and Development Apr 19, 2010 Apr 23, 2010 N. Alit Ascaria, Ph.D Adriansyah, Ph.D Bali USD 2000 Non-Seismic Exploration Technology : Principle and Practise of Electromagnetic Methods Jun 21, 2010 Jun 4, 2010 Hendra Grandis, Ph.D Dr. Djedi S. Widarto Bandung USD 2000 Preserved Amplitude Seismic Data Processing and Modelling for Exploration and Development Jun 19, 2010 Jun 23, 2010 Wahyu Tryoso, Ph.D Sony Winardhie, Ph.D Bandung USD 3000 Seismic Modeling: Seismic Inversion and AVO for Exploration and Development Jun 19, 2010 Jun 23, 2009 Adriansyah, Ph.D Dr. Leonard Lisapaly Lombok USD 2000 Petroleum Geology of Indonesia: Current Knowledge Jun 19, 2010 Jun 23, 2010 Awang H. Satyana Lombok USD 2000 Practice Geodetic and Remote Sensing Technology in Exploration Activities Aug 16, 2010 Aug 20, 2009 Ketut Wikantika, Ph.D Dr. Irwan Meilano Bandung USD 2000 Data & Knowledge Management: From Assessment, Implementation and Auditing Aug 16, 2010 Aug 20, 2010 Prajuto Bandung IDR 10000000 Field Trip Satonda, NTB Sep 20, 2010 Sep 23, 2010 Awang H. Satyana Heryadi Rachmad Pulau Satonda, NTB USD 2750 4D Microgravity Technology for Reservoir Monitoring Oct 18, 2010 Oct 22, 2010 Dr. Eko Widianto Dr. Wawan G.A. Kadir Bandung USD 1600 Seismic Acquisition for Non-Geophysicist (3 days class, 2 days field trip) Oct 18, 2010 Oct 22, 2010 Elan Biantoro I. S. Aji Ronoatmojo Bandung USD 1850 Bengkulu Field Trip: Forearc Basin, HC Potential, Tsunami Observation Nov 15, 2010 Nov 18, 2010 Dr. Eko Widianto Dr. Wawan G.A. Kadir Bengkulu USD 2500 PLEASE REGISTER AS SOON AS POSSIBLE TO: HAGI SECRETARIAT Patra Office Tower lt.20 Suite 2045; Jl. Jend. Gatot Subroto, Kav. 32– 34 Phone: +62.21.5250040 Fax: +62.21.5250040 E-mail address: [email protected]