strategi penanggulangan kemiskinan melalui pola

advertisement
KEBIJAKAN DEPARTEMEN SOSIAL RI
DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI
RIIL KERAKYATAN DENGAN SISTEM
SYARIAH
Dengan Nama Allah
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur
dan barat itu suatu kebajikan. Akan tetapi sesungguhnya
kebajikan itu adalah beriman kepada Allah, Hari
Kemudian, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Nabi-nabi,
dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orangorang yang meminta-minta, dan (memerdekakan)
hamba sahaya, menegakkan Shalat, dan menunaikan
Zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya apabila
ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan
mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.
(Q.S. 2 Al Baqarah: 177)
Paradigma penanggulangan
kemiskinan
 Pembangunan menempatkan
manusia sebagai subyek
pembangunan.
 Pemberdayaan masyarakat dalam
penanggulangan kemiskinan
menjadi komitmen bersama antara
pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah.
Visi bersama (Common Vision)
dalam penanggulangan kemiskinan
 Dimensi intelektual : pergeseran dari
pendekatan charity kepada pendekatan
produktivitas dan pendekatan asset building
(kerja- untung-nabung)
 Dimensi spritual : responsif terhadap aspirasi
masyarakat miskin, program sesuai dengan
kebutuhan masyarakat miskin dan mendorong
ketahanan sosial masyarakat
 Dimensi emosional : melaksanakan program
penanggulangan kemiskinan dengan sungguhsungguh (total action) dan terbebas dari
perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme
Peran strategis Depsos
 Untuk menanggulangi masalah kemiskinan,
Depsos telah melaksanakan program prioritas :
 Program Pemberdayaan Sosial : pemberdayaan fakir
miskin, pemberdayaan komunitas adat terpencil,
pemberdayaan keluarga miskin, pengembangan
potensi dan sumber kessos
 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial :
perlindungan anak terlantar, rehabilitasi penyandang
cacat, pelayanan kepada lansia terlantar dan
rehabilitasi tuna sosial
 Program Bantuan dan Jaminan Sosial : bantuan
korban bencana alam/ sosial, jaminan kesejahteraan
sosial, korban tidak kekerasan dan pekerja migran
Fakir Miskin
(rumah tangga sangat miskin)
 Masyarakat fakir miskin merupakan sasaran prioritas
pembangunan kesejahteraan sosial yang menjadi tugas
pokok Departemen Sosial.
 Penanganan fakir miskin tidaklah mudah, karena fakir
miskin telah mengalami masalah kemiskinan yang telah
berlangsung lama.
 Fakir Miskin mengalami keterbatasan dalam hal :




pendidikan
keterampilan
sarana usaha ekonomi
modal usaha
 Persepsi dan pola konvensional pemanfaatan Zakat,
Infaq dan Shadaqah kepada Fakir Miskin memperkuat
pola charity – sulit keluar dari perangkap kemiskinan
(poverty trap)
Kondisi
 tawaran kredit UMKM dari pengusaha dan perbankan
sulit diakses oleh fakir miskin, karena keterbatasan
kemampuan dan aset yang dimiliki.
 Depsos bersama PINBUK berusaha menemukan pola
yang efektif agar fakir miskin dapat memperoleh
kemudahan akses modal usaha tanpa anggunan
dengan tetap mendorong tanggung jawab bersama
melalui pola terpadu Kelompok Usaha Bersama
(KUBE) dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM).
 Akses terhadap pelayanan sosial dasar untuk
mencapai kualitas hidup dan kesejahteraan sosial
KEBIJAKAN
 Peningkatan akses fakir miskin terhadap
sumberdaya sosial ekonomi.
 Peningkatan peran LKM dan
pengorganisasian KUBE secara profesional
 Peningkatan prakarsa dan peran aktif
warga masyarakat dalam pemberdayaan
fakir miskin.
 Perlindungan hak-hak dasar fakir miskin.
 Peningkatan kualitas manajemen
pemberdayaan fakir miskin.
Kegiatan Prioritas
 Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif (UEP)
dan Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) melalui
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) bagi fakir
miskin
 Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro
KUBE Sejahtera yang didirikan di setiap desa
miskin/ terpencil untuk memfasilitasi modal
usaha bagi KUBE-KUBE fakir miskin :
bekerjasama dengan PINBUK sejak thn 2003
Capaian Program
Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Pola
Terpadu KUBE dan LKM melalui beberapa tahapan
yaitu:
1. Program Uji Coba pada Tahun 2003, dengan Program Adopsi Desa
Miskin (ADEM)
2. Tahun 2004, dengan Program Adopsi Desa Miskin dan Sub Urban.
3. Tahun 2005, dengan Program KUBE Rintisan Pusat dan Daerah Eks
Kerusuhan.
Dari Program tersebut, capaian program diantaranya :
 Terbentuk KUBE
: 1.969 KUBE
 Jumlah FM dalam KUBE
: 23.798 KK
 Terbentuk LKM
: 10 LKM Rintisan dan 87 LKM standar
dengan nama LKM BMT KUBE Sejahtera
0
PETA SEBARAN KUBE DAN LKM BMT KUBE SEJAHTARA
Kerjasama PINBUK dengan DEPSOS Program Tahun 2003 s/d 2005
4 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
UNIT : 037, 038, 039, 040
4 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
UNIT 001, 002, 003, 004
5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA UNIT
042, 043, 044, 045, 046
Jumlah KUBE :120
Jumlah KK
: 1.200
Lokasi Prog. Banda Aceh,
Aceh Besar, Bireun
Jumlah KUBE :144
Jumlah KK
:1293
Lokasi Prog. Kab. Deli serdang
4 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
UNIT 029, 030, 031, 032
5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
UNIT : 067, 068, 069, 070, 071
Jumlah KUBE : 65
Jumlah KK
: 680
Lokasi Prog. Kab. Pontianak
Jumlah KUBE : 120
Jumlah KK
: 1.250
Lokasi Prog.Kab.P. Raya Waringin
Timur, Kapuas,
Jumlah KUBE : 42
Jumlah KK
: 600
Lokasi Prog.Kab.Bone Bolango
4 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
UNIT 009, 010, 011, 012
Jumlah KUBE : 51
Jumlah KK
: 500
Lokasi Prog. Kab.Palembang,
Kab.Ogan ilir
5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
UNIT : 062, 063, 064, 065, 066
Jumlah KUBE : 120
Jumlah KK
: 1.200
Lokasi Prog.Kab.Barito
Kuala,Kab.Tapin Rantau
5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
UNIT : 072, 073, 074, 075, 076
Jumlah KUBE : 128
Jumlah KK
: 1.250
Lokasi Prog.Kab. Donggala, Poso
6 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
UNIT : 082, 83, 84, 85, 86, 087
Jumlah KUBE : 120
Jumlah KK
: 1.250
Lokasi Program : .Kab.Ternate, ,
KabTidore Kepulauan, Halut, Halbar,
Halsel
5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
UNIT : 047, 48, 49, 50, 51
Jumlah KUBE : 120
Jumlah KK
: 1.200
Lokasi Prog. Kab. Kota
Pariaman,Kab.Padang,
Kab.Agam
4 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
UNIT : 005, 006, 007, 008
Jumlah KUBE : 41
Jumlah KK
: 617
Lokasi Prog.Kab.Bengkulu Utara
5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
UNIT : 077, 78, 79, 80, 081
9 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
UNIT : 013, 014, 015, 016
dan 5 LKM Uji Coba ‘03
5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
UNIT : 057, 58, 59, 60, 061
Jumlah KUBE : 116
Jumlah KK
: 1.212
Lokasi Prog: Kab. Tangerang,
Kab.Pandeglang,
5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
Jumlah KUBE : 50
Jumlah KK
: 500
Lokasi Program : Kab. Sukabumi
Jumlah KUBE : 120
Jumlah KK
: 1.200
Lokasi Program : .Kab.Buleleng,
Kab.Karangasem
5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
UNIT : 052, 053, 054, 055, 056
Jumlah KUBE : 120
Jumlah KK
: 1.200
Lokasi Program : Kota Surakarta, Kab.
Karanganyar, Kab. Demak
4 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
UNIT : 017, 018, 019, 020
Jumlah KUBE : 41
Jumlah KK
: 751
Lokasi Program : Kab.Sleman
9 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
UNIT : 021 s/d 028 dan 041
Jumlah KUBE : 220
Jumlah KK
: 1.302
Lokasi Program : Kab. Sidoarjo,
Kab.Gresik, Kab. Bondowoso.
Jumlah KUBE : 105
Jumlah KK
: 1.250
Lokasi Program : Kota Ambon,
Kab.Buru, Maluku Tenggara
4 LKM BMT KUBE SEJAHTERA
UNIT : 033, 034, 035, 036
Jumlah KUBE : 91
Jumlah KK
: 2.900
Lokasi Program : Kota Makassar
Perkembangan Program LKM KUBE Sejahtera di
Tiap Propinsi
No.
Propinsi
Jml.
LKM
Jml.
KUBE
Jml.
KK
Dana Depsos
Tabungan
Masyarakat
IKS
Total Aset
1
Aceh
5
120
1200
2.400.000.000
196.185.000
2.596.185.000
2
Sumatera Utara
4
144
2526
750.000.000
621.722.195
3
Sumatera Barat
5
120
1200
2.400.000.000
284.082.000
4
Sumatera Selatan
4
51
500
750.000.000
164.686.735
6.729.300
925.310.229
5
Bengkulu
4
41
617
900.000.000
152.223.828
5.452.106
1.071.367.345
6
Jawa Timur
9
220
1.302
1.650.000.000
436.500.472
7.297.859
2.125.627.045
7
Jawa Tengah
5
120
1.200
2.400.000.000
219.900.000
8
DI Yogjakarta
4
41
751
750.000.000
359.095.285
6.315.241
1.144.524.046
9
Banten
9
116
1.212
1.575.000.000
186.319.250
5.478.750
1.766.798.000
10
Jawa Barat
5
85
850
675.000.000
295.000.000
11.835.000
992.132.754
11
Bali
5
120
1.200
2.400.000.000
210.205.000
12
Kalbar
4
65
1.540
900.000.000
408.896.779
14.468.291
1.396.795.303
2.684.082.000
2.619.900.000
2.610.205.000
3.130.270
1.313.872.994
Perkembangan Program LKM KUBE Sejahtera di
Tiap Propinsi
No.
Propinsi
Jml.
LKM
Jml.
KUBE
Jml.
KK
Dana Depsos
Tabungan
Masyarakat
IKS
Total Aset
13
Kalsel
5
120
1.200
2.400.000.000
275.300.000
2.675.300.000
14
Kalteng
5
120
1.250
2.500.000.000
206.185.000
2.706.185.000
15
Sulawesi Selatan
4
91
2.900
750.000.000
224.405.057
16
Sulawesi Tengah
5
128
1.250
2.500.000.000
284.082.000
17
Gorontalo
4
42
600
900.000.000
150.560.942
18
Maluku
5
105
1.250
2.500.000.000
219.900.000
2.719.900.000
19
Maluku Utara
6
120
1.250
2.500.000.000
321.100.000
2.821.100.000
23.798
31.600.000.000
5.216.349.543
97
1.969
9.420.549
1.002.496.616
2.784.082.000
9.873.001
80.000.367
1.095.880.630
37.051.743.962
Perkembangan Program
terpadu LKM BMT dan KUBE (Des 2005)
1. Penambahan Jumlah KUBE sebanyak : 329 KUBE, dari semula 1.640
KUBE menjadi 1.969 KUBE
2. Penambahan Anggota FM sebanyak 6.298 KK, dari semula 17.500 FM
yang masuk dalam program menjadi 23.789 KK yang merupakan
jangkauan sasaran program
3. Terkumpulnya Dana IKS sebesar Rp. 80.000.367
4. Terkumpulnya Dana Swadaya Masyarakat maupun tabungan
masyarakat sebesar Rp. 5.216.349.543,- dari Dana Penyertaan Depsos
sebesar Rp. 31.600.000.000,5. Terserapnya tenaga kerja sebanyak 441 orang, terdiri dari 86
Pendamping dan 355 orang sebagai pengelola LKM, yang merupakan
para pemuda terdidik yang ada di daerah sasaran program.
 Alokasi program penanggulangan
kemiskinan melalui Penguatan Modal
Usaha KUBE melalui LKM
 Tahun 2003 senilai Rp. 2 Milyar,
 Tahun 2004 senilai Rp. 8,2 Milyar,
 Tahun 2005 senilai Rp. 22 milyar.
 Walaupun dari tahun ke tahun nilai
nominalnya semakin meningkat, namun
dari dana yang ada baru dapat
menjangkau kebutuhan modal usaha
sekitar 28.000 KK fakir miskin.
Perkembangan KUBE Dan Anggota
 Perkembangan jumlah
sasaran dari 17.500 KK FM
menjadi 23.798 KK.
Grafik Perkembangan KUBE Program tahun 2003 s/d 2005
1,969
1,640
2,000
jumlah kube
 Perkembangan jumlah KUBE
sebanyak 329 KUBE, dari
1.640 KUBE menjadi 1.969
KUBE.
1,500
1,000
500
0
2003
2005
tahun
Grafik Perkembangan KK Program tahun 2003 s/d 2005
23,798
25,000
17,500
20,000
jumlah KK
 Penambahan ini dengan cara
memperluas jangkauan
sasaran program bagi FM
yang belum dapat bergabung
pada awal program.
15,000
10,000
5,000
0
2003
2005
tahun
Perbandingan Dana Program dari DEPSOS
dengan Dana IKS, dan Swadaya Masyarakat
(modal & tabungan)
 Dengan adanya program
ini, masyarakat dapat
mengumpulkan :
IKS sebanyak Rp.
80.000.367,- dan Dana
Swadaya Tabungan
Masyarakat sebesar
Rp. 5.216.349.543,- ,
sekitar 14 % dari Dana
Penyertaan Depsos
Sebasar Rp.
31.600.000.000,-
Grafik Perkembangan Aset KUBE dan LKM Sejahtera
2003-2005
Simpanan, dll;
IKS
5.216.349.543
80.000.367
14.14%
0.25%
Dana DEPSOS
31.600.000.000
85.65%
SERAPAN TENAGA KERJA
Koordinator
Pendamping 19
355
86 Pendamping
Pengelola LKM
KUBE Sejahtera
Pengurus LKM
KUBE Sejahtera
258
Koordinator Pendamping
Pendamping
Pengurus LKM
Pengelola LKM
Contoh Kasus Keberhasilan
FM setelah mengikuti KUBE
& LKM
 LKM KUBE Sejahtera Unit 021, Tropodo Krian Sidoarjo.
Cak Kirman warga setempat, tersisihkan dari masyarakat
karena dia dikenal sebagai pemabuk berat. Dengan
pendekatan dan kebijakan dari pendamping dia bisa
memperoleh pembiayaan dan pendampingan LKM KUBE,
awal kali hanya Rp. 150 ribu yang dia gunakan jualan
ayam. Setelah 10 bulan pembiayaannya meningkat
menjadi Rp. 1 juta dan beralih jualan kambing, kini dia
memiliki 21 ekor kambing, 1 ekor sapi dan berhasil
membeli tanah. Dia juga telah bertaubat tidak lagi mabuk
dan telah bisa diterima warga masyarakat lainnya.
 Cak Kirman bahkan kemudian bisa mengajak mantan
temannya sesama pemabuk, Cak Susat untuk
memperoleh pembiayaan dan pendampingan dari LKM
KUBE. Dia sekarang buka warung kopi dan telah
memiliki tabungan yang cukup di LKM
 Satu lagi yang telah disadarkan Cak Kirman adalah
Sulasmani, dengan pembiayaan Rp. 150 ribu dia mulai
jualan jamu keliling jalan kaki. Kini, usahanya cukup
berkembang dan tidak lagi jalan kaki karena telah punya
sepeda. Dia bercita cita dalam waktu yang tidak lama
lagi setelah pembiayaannya yang kini telah menjadi Rp.
1 juta lunas dia akan mengajukan pembiayaan sepeda
motor.
 CAK KIRMAN memperoleh “UMKM Award 2006”
mengalahkan 700 UMKM lainnya
Hasil Kualitatif yang dicapai
1.Muncul cara pandang bahwa ”tidak
ada yang dapat merubah
nasibnya kecuali dirinya sendiri”
2.Cara pandang kegiatan ekonomi
rumah tangganya dari (Pendapatan
= Konsumsi) menjadi
(Pendapatan = Konsumsi +
Tabungan) dan pada saatnya
menjadi (Pendapatan = Konsumsi
+ Tabungan + Investasi)
 Terkumpulnya dana Iuran Kesetiakawanan
Sosial sebesar Rp. 80 Juta dimanfaatkan oleh
KUBE fakir miskin untuk menyantuni anggota
masyarakat yang hidupnya sangat tergantung
pada orang lain (fakir non potensial).
 Artinya telah tercipta suatu kondisi fakir miskin
jika diberikan kepercayaan dan kesempatan
untuk maju dan berusaha, akhirnya fakir miskin
yang tadinya diasumsikan selalu sebagai
”peminta-minta” sekarang dapat menjadi
”pemberi bantuan” bagi orang yang jauh lebih
susah hidupnya.
 Pada masa yang akan datang Program
Pemberdayaan Masyarakat dalam
Penanggulangan Kemiskinan akan bertumpu
pada penerapan pola terpadu KUBE dengan
LKM BMT sebagai upaya untuk memperkuat
infrastruktur sosial ekonomi di tingkat lokal.
Keberadaan LKM BMT yang tumbuh
berkembang dan dimiliki oleh masyarakat akan
terus dikembangkan sebagai pusat pelayanan
kesejahteraan sosial bagi rumah tangga miskin
Refleksi pengalaman
bekerjasama dgn PINBUK
 Departemen Sosial berkeyakinan bahwa
pelaksanaan pola terpadu KUBE dan
LKM BMT pada masa yang akan datang
akan memberikan dampak yang positif
dalam meningkatkan akses modal usaha
bagi warga yang miskin.
 Keterbatasan kemampuan masyarakat miskin
dalam mengelola bantuan, aksesbilitas
pemasaran, kualitas hasil usaha, dan cara
berusaha; harus dibantu dengan :
 suatu mekanisme pendampingan oleh lembaga –
lembaga usaha sosial ekonomi yang ada di dalam
masyarakat, terutama yang sudah terorganisir dengan
baik (seperti LKM-BMT),
 mempunyai jaringan usaha yang luas dan mampu
meningkatkan kemampuan usaha dan memberikan
jaminan akses pasar kepada KUBE.
 penataan infrastruktur sosial ekonomi di tingkat
lokal, seperti menghadirkan Lembaga Keuangan Mikro
yang fleksibel ditengah-tengah kehidupan masyarakat,
sehingga rumah tangga miskin dapat memperoleh
kemudahan akses modal usaha.
Rencana pengembangan
2007-2010
 Revitalisasi BMT KUBE Sejahtera 001
s.d 097 dgn membangun aliansi strategis
dengan pihak Perbankan dan Corporate/
BUMN (PK-BL)
 Reintegrasi terhadap program BMT Kube
dengan Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (P2KP &
PPK)
ALUR KERJASAMA PELATIHAN DAN PEMBIAYAAN USAHA
MENTERI SOSIAL
LPSM/ASSOSIASI/
INDUK LKM
PERBANKAN
BUSINESS PLAN
PHBL (KM)
PKBL BUMN
PROGRAM KEMITRAAN
BINA LINGKUNGAN
BANTUAN MODAL
DIKLAT
Chanelling/Eksekusi
Standarisasi SOP + Support IT
PERBARINDO - BPR
LKM
PENDAMPING/PSM
ASBISINDO - BPRS
IKSP - KSP
KKMB - PSM
Perguliran
Pendampingan
POKMAS/KUBE/POKTAN
PINBUK - BMT
GEMAPKM - ALTRABAKU
USAHA MANDIRI SEJAHTERA
KERJASAMA PELATIHAN DALAM PELATIHAN KUBE
Perbankan
MENTERI SOSIAL
Pendampingan
POKMAS/KUBE - FM
PK
BL
Pembekalan PSM
PENDAMPING
DANA DIKLAT
Standarisasi SOP
& Support IT bagi LKM
Pelatihan MOT, TOT, TOK
oleh PINBUK
Linkage Program / PHBL
Kredit Pola Langsung
TOT
PUSAT
TOT & TOK
PROVINSI
TOK
KABUPATEN
KECAMATAN
LKMB
BUSINESS PLAN
& SUP - 005
MOT
PUSAT
PSM
KUBE/POKMAS
USAHA MANDIRI
DS
SASARAN UMKM YANG HENDAK DIBIAYAI
Target Market :
BANK
>Rp 500 jt
F
I
N
A
N
C
E
S
E
R
V
I
C
E
S
Target Market :
MICRO BANKING
Rp 250 jt
Target Market :
MICRO FINANCE
Rp 50 jt
Rp 5 jt
Target Market:
Rp 1 jt
K.S.M.
COMDEV
FUND
POTENTIAL
PASSIVE
TYPE
POTENTIAL
ACTIVE
FEASIBLE
Scalability
Competency
Wilayah layanan LKM (Jakarta Micro Finance)
ELIGIBLE
Track Record
Capacity
BANKABLE
Lack of Coll.
Asset
Untuk pengembangan tahap lanjutan
MITRA STRATEGIS OPERASIONAL LKM
DANA
MASYARAKAT
Dana Program LKB/LKBB
• Bank MDR BNI 46
• PNM
BTN
• BRI
PEGADAIAN
•
PERBARINDO dll.
KONSULTAN
KEUANGAN MITRA
BANK (KKMB)
LKM
Dana PKBL
BUMD/N
DANA PROGRAM
INSTANSI
PEMERINTAH
PT. PERMODALAN
NASIONAL MADANI
(PT. PNM)
BANK MANDIRI
BPR
LKM
BPR
CONTOH POLA PENYALURAN
KREDIT LAYAK UNTUK USAHA MIKRO
KSP,USP,
KOPERASI,
BMT
KKMB
KKMB
USAHA MIKRO
KETERANGAN BAGAN:
1
2
3
4
5
6
7
8
POLA LANGSUNG
POLA LINKAGE BANK MANDIRI
POLA KKMB
POLA LINKAGE MELALUI KKMB
POLA KERJASAMA I
POLA KERJASAMA II
POLA LINKAGE PT PNM I
POLA LINKAGE PT PNM II
:
:
:
:
:
:
:
:
BANK MANDIRI – USAHA MIKRO
BANK MANDIRI – BPR – USAHA MIKRO
BANK MANDIRI – KKMB – USAHA MIKRO
BANK MANDIRI – BPR – KKMB – USAHA MIKRO
BANK MANDIRI – PT PNM – LKM – KKMB – USAHA MIKRO
BANK MANDIRI – PT PNM – LKM – USAHA MIKRO
PT PNM – LKM – USAHA MIKRO
PT PNM – KSP/USP/KOPERASI/BMT – USAHA MIKRO
CATATAN: Dalam Pola 8, KSP/USP, Koperasi dan BMT berfungsi sebagai Lembaga Keuangan sekaligus KKMB
(Pendamping)
Catatan Penutup
 Aktualisasi nilai dan norma keagamaan secara fungsional sehingga
terwujud etika, sikap dan perilaku sehari-hari yang:
 Padu (integratif) dan jujur
 Bertanggung jawab dan transparant
 Taat pada aturan, hukum agama dan masyarakat
 Hormat pada hak orang lain
 Amal saleh tiada putus, cinta kerja dan karya, pekerja keras dan
cerdas
 Sikap menabung dan berinvestasi
 Disiplin waktu
BMT
(Pendekatan Syariah)
merupakan program masa depan
bangsa Indonesia jika berniat
berpihak kepada
rakyat miskin
Pemberantasan Kemiskinan Kewajiban Kita Semua
Download