KEBIJAKAN DEPARTEMEN SOSIAL RI DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI RIIL KERAKYATAN DENGAN SISTEM SYARIAH Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan. Akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu adalah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Nabi-nabi, dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orangorang yang meminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, menegakkan Shalat, dan menunaikan Zakat, dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. (Q.S. 2 Al Baqarah: 177) Paradigma penanggulangan kemiskinan Pembangunan menempatkan manusia sebagai subyek pembangunan. Pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan menjadi komitmen bersama antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Visi bersama (Common Vision) dalam penanggulangan kemiskinan Dimensi intelektual : pergeseran dari pendekatan charity kepada pendekatan produktivitas dan pendekatan asset building (kerja- untung-nabung) Dimensi spritual : responsif terhadap aspirasi masyarakat miskin, program sesuai dengan kebutuhan masyarakat miskin dan mendorong ketahanan sosial masyarakat Dimensi emosional : melaksanakan program penanggulangan kemiskinan dengan sungguhsungguh (total action) dan terbebas dari perilaku korupsi, kolusi dan nepotisme Peran strategis Depsos Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, Depsos telah melaksanakan program prioritas : Program Pemberdayaan Sosial : pemberdayaan fakir miskin, pemberdayaan komunitas adat terpencil, pemberdayaan keluarga miskin, pengembangan potensi dan sumber kessos Program Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial : perlindungan anak terlantar, rehabilitasi penyandang cacat, pelayanan kepada lansia terlantar dan rehabilitasi tuna sosial Program Bantuan dan Jaminan Sosial : bantuan korban bencana alam/ sosial, jaminan kesejahteraan sosial, korban tidak kekerasan dan pekerja migran Fakir Miskin (rumah tangga sangat miskin) Masyarakat fakir miskin merupakan sasaran prioritas pembangunan kesejahteraan sosial yang menjadi tugas pokok Departemen Sosial. Penanganan fakir miskin tidaklah mudah, karena fakir miskin telah mengalami masalah kemiskinan yang telah berlangsung lama. Fakir Miskin mengalami keterbatasan dalam hal : pendidikan keterampilan sarana usaha ekonomi modal usaha Persepsi dan pola konvensional pemanfaatan Zakat, Infaq dan Shadaqah kepada Fakir Miskin memperkuat pola charity – sulit keluar dari perangkap kemiskinan (poverty trap) Kondisi tawaran kredit UMKM dari pengusaha dan perbankan sulit diakses oleh fakir miskin, karena keterbatasan kemampuan dan aset yang dimiliki. Depsos bersama PINBUK berusaha menemukan pola yang efektif agar fakir miskin dapat memperoleh kemudahan akses modal usaha tanpa anggunan dengan tetap mendorong tanggung jawab bersama melalui pola terpadu Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dan Lembaga Keuangan Mikro (LKM). Akses terhadap pelayanan sosial dasar untuk mencapai kualitas hidup dan kesejahteraan sosial KEBIJAKAN Peningkatan akses fakir miskin terhadap sumberdaya sosial ekonomi. Peningkatan peran LKM dan pengorganisasian KUBE secara profesional Peningkatan prakarsa dan peran aktif warga masyarakat dalam pemberdayaan fakir miskin. Perlindungan hak-hak dasar fakir miskin. Peningkatan kualitas manajemen pemberdayaan fakir miskin. Kegiatan Prioritas Pengembangan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS) melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) bagi fakir miskin Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro KUBE Sejahtera yang didirikan di setiap desa miskin/ terpencil untuk memfasilitasi modal usaha bagi KUBE-KUBE fakir miskin : bekerjasama dengan PINBUK sejak thn 2003 Capaian Program Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui Pola Terpadu KUBE dan LKM melalui beberapa tahapan yaitu: 1. Program Uji Coba pada Tahun 2003, dengan Program Adopsi Desa Miskin (ADEM) 2. Tahun 2004, dengan Program Adopsi Desa Miskin dan Sub Urban. 3. Tahun 2005, dengan Program KUBE Rintisan Pusat dan Daerah Eks Kerusuhan. Dari Program tersebut, capaian program diantaranya : Terbentuk KUBE : 1.969 KUBE Jumlah FM dalam KUBE : 23.798 KK Terbentuk LKM : 10 LKM Rintisan dan 87 LKM standar dengan nama LKM BMT KUBE Sejahtera 0 PETA SEBARAN KUBE DAN LKM BMT KUBE SEJAHTARA Kerjasama PINBUK dengan DEPSOS Program Tahun 2003 s/d 2005 4 LKM BMT KUBE SEJAHTERA UNIT : 037, 038, 039, 040 4 LKM BMT KUBE SEJAHTERA UNIT 001, 002, 003, 004 5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA UNIT 042, 043, 044, 045, 046 Jumlah KUBE :120 Jumlah KK : 1.200 Lokasi Prog. Banda Aceh, Aceh Besar, Bireun Jumlah KUBE :144 Jumlah KK :1293 Lokasi Prog. Kab. Deli serdang 4 LKM BMT KUBE SEJAHTERA UNIT 029, 030, 031, 032 5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA UNIT : 067, 068, 069, 070, 071 Jumlah KUBE : 65 Jumlah KK : 680 Lokasi Prog. Kab. Pontianak Jumlah KUBE : 120 Jumlah KK : 1.250 Lokasi Prog.Kab.P. Raya Waringin Timur, Kapuas, Jumlah KUBE : 42 Jumlah KK : 600 Lokasi Prog.Kab.Bone Bolango 4 LKM BMT KUBE SEJAHTERA UNIT 009, 010, 011, 012 Jumlah KUBE : 51 Jumlah KK : 500 Lokasi Prog. Kab.Palembang, Kab.Ogan ilir 5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA UNIT : 062, 063, 064, 065, 066 Jumlah KUBE : 120 Jumlah KK : 1.200 Lokasi Prog.Kab.Barito Kuala,Kab.Tapin Rantau 5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA UNIT : 072, 073, 074, 075, 076 Jumlah KUBE : 128 Jumlah KK : 1.250 Lokasi Prog.Kab. Donggala, Poso 6 LKM BMT KUBE SEJAHTERA UNIT : 082, 83, 84, 85, 86, 087 Jumlah KUBE : 120 Jumlah KK : 1.250 Lokasi Program : .Kab.Ternate, , KabTidore Kepulauan, Halut, Halbar, Halsel 5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA UNIT : 047, 48, 49, 50, 51 Jumlah KUBE : 120 Jumlah KK : 1.200 Lokasi Prog. Kab. Kota Pariaman,Kab.Padang, Kab.Agam 4 LKM BMT KUBE SEJAHTERA UNIT : 005, 006, 007, 008 Jumlah KUBE : 41 Jumlah KK : 617 Lokasi Prog.Kab.Bengkulu Utara 5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA UNIT : 077, 78, 79, 80, 081 9 LKM BMT KUBE SEJAHTERA UNIT : 013, 014, 015, 016 dan 5 LKM Uji Coba ‘03 5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA UNIT : 057, 58, 59, 60, 061 Jumlah KUBE : 116 Jumlah KK : 1.212 Lokasi Prog: Kab. Tangerang, Kab.Pandeglang, 5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA Jumlah KUBE : 50 Jumlah KK : 500 Lokasi Program : Kab. Sukabumi Jumlah KUBE : 120 Jumlah KK : 1.200 Lokasi Program : .Kab.Buleleng, Kab.Karangasem 5 LKM BMT KUBE SEJAHTERA UNIT : 052, 053, 054, 055, 056 Jumlah KUBE : 120 Jumlah KK : 1.200 Lokasi Program : Kota Surakarta, Kab. Karanganyar, Kab. Demak 4 LKM BMT KUBE SEJAHTERA UNIT : 017, 018, 019, 020 Jumlah KUBE : 41 Jumlah KK : 751 Lokasi Program : Kab.Sleman 9 LKM BMT KUBE SEJAHTERA UNIT : 021 s/d 028 dan 041 Jumlah KUBE : 220 Jumlah KK : 1.302 Lokasi Program : Kab. Sidoarjo, Kab.Gresik, Kab. Bondowoso. Jumlah KUBE : 105 Jumlah KK : 1.250 Lokasi Program : Kota Ambon, Kab.Buru, Maluku Tenggara 4 LKM BMT KUBE SEJAHTERA UNIT : 033, 034, 035, 036 Jumlah KUBE : 91 Jumlah KK : 2.900 Lokasi Program : Kota Makassar Perkembangan Program LKM KUBE Sejahtera di Tiap Propinsi No. Propinsi Jml. LKM Jml. KUBE Jml. KK Dana Depsos Tabungan Masyarakat IKS Total Aset 1 Aceh 5 120 1200 2.400.000.000 196.185.000 2.596.185.000 2 Sumatera Utara 4 144 2526 750.000.000 621.722.195 3 Sumatera Barat 5 120 1200 2.400.000.000 284.082.000 4 Sumatera Selatan 4 51 500 750.000.000 164.686.735 6.729.300 925.310.229 5 Bengkulu 4 41 617 900.000.000 152.223.828 5.452.106 1.071.367.345 6 Jawa Timur 9 220 1.302 1.650.000.000 436.500.472 7.297.859 2.125.627.045 7 Jawa Tengah 5 120 1.200 2.400.000.000 219.900.000 8 DI Yogjakarta 4 41 751 750.000.000 359.095.285 6.315.241 1.144.524.046 9 Banten 9 116 1.212 1.575.000.000 186.319.250 5.478.750 1.766.798.000 10 Jawa Barat 5 85 850 675.000.000 295.000.000 11.835.000 992.132.754 11 Bali 5 120 1.200 2.400.000.000 210.205.000 12 Kalbar 4 65 1.540 900.000.000 408.896.779 14.468.291 1.396.795.303 2.684.082.000 2.619.900.000 2.610.205.000 3.130.270 1.313.872.994 Perkembangan Program LKM KUBE Sejahtera di Tiap Propinsi No. Propinsi Jml. LKM Jml. KUBE Jml. KK Dana Depsos Tabungan Masyarakat IKS Total Aset 13 Kalsel 5 120 1.200 2.400.000.000 275.300.000 2.675.300.000 14 Kalteng 5 120 1.250 2.500.000.000 206.185.000 2.706.185.000 15 Sulawesi Selatan 4 91 2.900 750.000.000 224.405.057 16 Sulawesi Tengah 5 128 1.250 2.500.000.000 284.082.000 17 Gorontalo 4 42 600 900.000.000 150.560.942 18 Maluku 5 105 1.250 2.500.000.000 219.900.000 2.719.900.000 19 Maluku Utara 6 120 1.250 2.500.000.000 321.100.000 2.821.100.000 23.798 31.600.000.000 5.216.349.543 97 1.969 9.420.549 1.002.496.616 2.784.082.000 9.873.001 80.000.367 1.095.880.630 37.051.743.962 Perkembangan Program terpadu LKM BMT dan KUBE (Des 2005) 1. Penambahan Jumlah KUBE sebanyak : 329 KUBE, dari semula 1.640 KUBE menjadi 1.969 KUBE 2. Penambahan Anggota FM sebanyak 6.298 KK, dari semula 17.500 FM yang masuk dalam program menjadi 23.789 KK yang merupakan jangkauan sasaran program 3. Terkumpulnya Dana IKS sebesar Rp. 80.000.367 4. Terkumpulnya Dana Swadaya Masyarakat maupun tabungan masyarakat sebesar Rp. 5.216.349.543,- dari Dana Penyertaan Depsos sebesar Rp. 31.600.000.000,5. Terserapnya tenaga kerja sebanyak 441 orang, terdiri dari 86 Pendamping dan 355 orang sebagai pengelola LKM, yang merupakan para pemuda terdidik yang ada di daerah sasaran program. Alokasi program penanggulangan kemiskinan melalui Penguatan Modal Usaha KUBE melalui LKM Tahun 2003 senilai Rp. 2 Milyar, Tahun 2004 senilai Rp. 8,2 Milyar, Tahun 2005 senilai Rp. 22 milyar. Walaupun dari tahun ke tahun nilai nominalnya semakin meningkat, namun dari dana yang ada baru dapat menjangkau kebutuhan modal usaha sekitar 28.000 KK fakir miskin. Perkembangan KUBE Dan Anggota Perkembangan jumlah sasaran dari 17.500 KK FM menjadi 23.798 KK. Grafik Perkembangan KUBE Program tahun 2003 s/d 2005 1,969 1,640 2,000 jumlah kube Perkembangan jumlah KUBE sebanyak 329 KUBE, dari 1.640 KUBE menjadi 1.969 KUBE. 1,500 1,000 500 0 2003 2005 tahun Grafik Perkembangan KK Program tahun 2003 s/d 2005 23,798 25,000 17,500 20,000 jumlah KK Penambahan ini dengan cara memperluas jangkauan sasaran program bagi FM yang belum dapat bergabung pada awal program. 15,000 10,000 5,000 0 2003 2005 tahun Perbandingan Dana Program dari DEPSOS dengan Dana IKS, dan Swadaya Masyarakat (modal & tabungan) Dengan adanya program ini, masyarakat dapat mengumpulkan : IKS sebanyak Rp. 80.000.367,- dan Dana Swadaya Tabungan Masyarakat sebesar Rp. 5.216.349.543,- , sekitar 14 % dari Dana Penyertaan Depsos Sebasar Rp. 31.600.000.000,- Grafik Perkembangan Aset KUBE dan LKM Sejahtera 2003-2005 Simpanan, dll; IKS 5.216.349.543 80.000.367 14.14% 0.25% Dana DEPSOS 31.600.000.000 85.65% SERAPAN TENAGA KERJA Koordinator Pendamping 19 355 86 Pendamping Pengelola LKM KUBE Sejahtera Pengurus LKM KUBE Sejahtera 258 Koordinator Pendamping Pendamping Pengurus LKM Pengelola LKM Contoh Kasus Keberhasilan FM setelah mengikuti KUBE & LKM LKM KUBE Sejahtera Unit 021, Tropodo Krian Sidoarjo. Cak Kirman warga setempat, tersisihkan dari masyarakat karena dia dikenal sebagai pemabuk berat. Dengan pendekatan dan kebijakan dari pendamping dia bisa memperoleh pembiayaan dan pendampingan LKM KUBE, awal kali hanya Rp. 150 ribu yang dia gunakan jualan ayam. Setelah 10 bulan pembiayaannya meningkat menjadi Rp. 1 juta dan beralih jualan kambing, kini dia memiliki 21 ekor kambing, 1 ekor sapi dan berhasil membeli tanah. Dia juga telah bertaubat tidak lagi mabuk dan telah bisa diterima warga masyarakat lainnya. Cak Kirman bahkan kemudian bisa mengajak mantan temannya sesama pemabuk, Cak Susat untuk memperoleh pembiayaan dan pendampingan dari LKM KUBE. Dia sekarang buka warung kopi dan telah memiliki tabungan yang cukup di LKM Satu lagi yang telah disadarkan Cak Kirman adalah Sulasmani, dengan pembiayaan Rp. 150 ribu dia mulai jualan jamu keliling jalan kaki. Kini, usahanya cukup berkembang dan tidak lagi jalan kaki karena telah punya sepeda. Dia bercita cita dalam waktu yang tidak lama lagi setelah pembiayaannya yang kini telah menjadi Rp. 1 juta lunas dia akan mengajukan pembiayaan sepeda motor. CAK KIRMAN memperoleh “UMKM Award 2006” mengalahkan 700 UMKM lainnya Hasil Kualitatif yang dicapai 1.Muncul cara pandang bahwa ”tidak ada yang dapat merubah nasibnya kecuali dirinya sendiri” 2.Cara pandang kegiatan ekonomi rumah tangganya dari (Pendapatan = Konsumsi) menjadi (Pendapatan = Konsumsi + Tabungan) dan pada saatnya menjadi (Pendapatan = Konsumsi + Tabungan + Investasi) Terkumpulnya dana Iuran Kesetiakawanan Sosial sebesar Rp. 80 Juta dimanfaatkan oleh KUBE fakir miskin untuk menyantuni anggota masyarakat yang hidupnya sangat tergantung pada orang lain (fakir non potensial). Artinya telah tercipta suatu kondisi fakir miskin jika diberikan kepercayaan dan kesempatan untuk maju dan berusaha, akhirnya fakir miskin yang tadinya diasumsikan selalu sebagai ”peminta-minta” sekarang dapat menjadi ”pemberi bantuan” bagi orang yang jauh lebih susah hidupnya. Pada masa yang akan datang Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanggulangan Kemiskinan akan bertumpu pada penerapan pola terpadu KUBE dengan LKM BMT sebagai upaya untuk memperkuat infrastruktur sosial ekonomi di tingkat lokal. Keberadaan LKM BMT yang tumbuh berkembang dan dimiliki oleh masyarakat akan terus dikembangkan sebagai pusat pelayanan kesejahteraan sosial bagi rumah tangga miskin Refleksi pengalaman bekerjasama dgn PINBUK Departemen Sosial berkeyakinan bahwa pelaksanaan pola terpadu KUBE dan LKM BMT pada masa yang akan datang akan memberikan dampak yang positif dalam meningkatkan akses modal usaha bagi warga yang miskin. Keterbatasan kemampuan masyarakat miskin dalam mengelola bantuan, aksesbilitas pemasaran, kualitas hasil usaha, dan cara berusaha; harus dibantu dengan : suatu mekanisme pendampingan oleh lembaga – lembaga usaha sosial ekonomi yang ada di dalam masyarakat, terutama yang sudah terorganisir dengan baik (seperti LKM-BMT), mempunyai jaringan usaha yang luas dan mampu meningkatkan kemampuan usaha dan memberikan jaminan akses pasar kepada KUBE. penataan infrastruktur sosial ekonomi di tingkat lokal, seperti menghadirkan Lembaga Keuangan Mikro yang fleksibel ditengah-tengah kehidupan masyarakat, sehingga rumah tangga miskin dapat memperoleh kemudahan akses modal usaha. Rencana pengembangan 2007-2010 Revitalisasi BMT KUBE Sejahtera 001 s.d 097 dgn membangun aliansi strategis dengan pihak Perbankan dan Corporate/ BUMN (PK-BL) Reintegrasi terhadap program BMT Kube dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (P2KP & PPK) ALUR KERJASAMA PELATIHAN DAN PEMBIAYAAN USAHA MENTERI SOSIAL LPSM/ASSOSIASI/ INDUK LKM PERBANKAN BUSINESS PLAN PHBL (KM) PKBL BUMN PROGRAM KEMITRAAN BINA LINGKUNGAN BANTUAN MODAL DIKLAT Chanelling/Eksekusi Standarisasi SOP + Support IT PERBARINDO - BPR LKM PENDAMPING/PSM ASBISINDO - BPRS IKSP - KSP KKMB - PSM Perguliran Pendampingan POKMAS/KUBE/POKTAN PINBUK - BMT GEMAPKM - ALTRABAKU USAHA MANDIRI SEJAHTERA KERJASAMA PELATIHAN DALAM PELATIHAN KUBE Perbankan MENTERI SOSIAL Pendampingan POKMAS/KUBE - FM PK BL Pembekalan PSM PENDAMPING DANA DIKLAT Standarisasi SOP & Support IT bagi LKM Pelatihan MOT, TOT, TOK oleh PINBUK Linkage Program / PHBL Kredit Pola Langsung TOT PUSAT TOT & TOK PROVINSI TOK KABUPATEN KECAMATAN LKMB BUSINESS PLAN & SUP - 005 MOT PUSAT PSM KUBE/POKMAS USAHA MANDIRI DS SASARAN UMKM YANG HENDAK DIBIAYAI Target Market : BANK >Rp 500 jt F I N A N C E S E R V I C E S Target Market : MICRO BANKING Rp 250 jt Target Market : MICRO FINANCE Rp 50 jt Rp 5 jt Target Market: Rp 1 jt K.S.M. COMDEV FUND POTENTIAL PASSIVE TYPE POTENTIAL ACTIVE FEASIBLE Scalability Competency Wilayah layanan LKM (Jakarta Micro Finance) ELIGIBLE Track Record Capacity BANKABLE Lack of Coll. Asset Untuk pengembangan tahap lanjutan MITRA STRATEGIS OPERASIONAL LKM DANA MASYARAKAT Dana Program LKB/LKBB • Bank MDR BNI 46 • PNM BTN • BRI PEGADAIAN • PERBARINDO dll. KONSULTAN KEUANGAN MITRA BANK (KKMB) LKM Dana PKBL BUMD/N DANA PROGRAM INSTANSI PEMERINTAH PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PT. PNM) BANK MANDIRI BPR LKM BPR CONTOH POLA PENYALURAN KREDIT LAYAK UNTUK USAHA MIKRO KSP,USP, KOPERASI, BMT KKMB KKMB USAHA MIKRO KETERANGAN BAGAN: 1 2 3 4 5 6 7 8 POLA LANGSUNG POLA LINKAGE BANK MANDIRI POLA KKMB POLA LINKAGE MELALUI KKMB POLA KERJASAMA I POLA KERJASAMA II POLA LINKAGE PT PNM I POLA LINKAGE PT PNM II : : : : : : : : BANK MANDIRI – USAHA MIKRO BANK MANDIRI – BPR – USAHA MIKRO BANK MANDIRI – KKMB – USAHA MIKRO BANK MANDIRI – BPR – KKMB – USAHA MIKRO BANK MANDIRI – PT PNM – LKM – KKMB – USAHA MIKRO BANK MANDIRI – PT PNM – LKM – USAHA MIKRO PT PNM – LKM – USAHA MIKRO PT PNM – KSP/USP/KOPERASI/BMT – USAHA MIKRO CATATAN: Dalam Pola 8, KSP/USP, Koperasi dan BMT berfungsi sebagai Lembaga Keuangan sekaligus KKMB (Pendamping) Catatan Penutup Aktualisasi nilai dan norma keagamaan secara fungsional sehingga terwujud etika, sikap dan perilaku sehari-hari yang: Padu (integratif) dan jujur Bertanggung jawab dan transparant Taat pada aturan, hukum agama dan masyarakat Hormat pada hak orang lain Amal saleh tiada putus, cinta kerja dan karya, pekerja keras dan cerdas Sikap menabung dan berinvestasi Disiplin waktu BMT (Pendekatan Syariah) merupakan program masa depan bangsa Indonesia jika berniat berpihak kepada rakyat miskin Pemberantasan Kemiskinan Kewajiban Kita Semua