TUGAS KELOMPOK 3 SISTEM REPRODUKSI HEWAN DISUSUN OLEH 1. 2. 3. 4. 5. EKLESIA LEMPOY POKU APRILIA KALANGI JENLY SAWORI NIMADE SUSANTI ARIF ULAEN UNIVERSITAS NEGERI MANADO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDY PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA 2013 BAB I PENDAHULUAN Reproduksi merupakan proses penting bagi semua bentuk kehidupan. Tanpa melakukan reproduksi, tak satu spesies pun didunia ini yang mampu hidup lestari, begitu pula dengan hewan ternak baik betina maupun jantan. (Anonymous.2009 ). Reproduksi hewan jantan adalah suatu proses yang kompleks yang melibatkan seluruh tubuh hewan itu. Sistem reproduksi akan berfungsi bila makhluk hidup khususnya hewan ternak dalam hal ini sudah memasuki sexual maturity atau dewasa kelamin. Setelah mengalami dewasa kelamin, alatalat reproduksinya akan mulai berkembang dan proses reproduksi dapat berlangsung baik ternak jantan maupun betina. BAB II PEMBAHASAN MATERI SISTEM REPRODUKSI HEWAN A. Perkembangbiakan pada Hewan Rendah 1. Reproduksi Aseksual pada Hewan Rendah Pada hewan terdapat dua cara reproduksi yaitu aseksul dan seksual. Reproduksi pada hewan rendah dapat dilakukan dengan cara: Pembelahan Cara reproduksi ini biasanya di lakukan oleh golongan protozoa, dan beberapa metazoa. Seperti juga pada tumbuhan, hewan ini akan membela menjadi dua sel anak (binary fission) atau menjadi beberapa sel anak (multiple fission). Arah pembelahan sel-selnya ada yang ke arah melintang misalnya, pada Paramaecium dan ada yang ke arah membujur (memanjang) misalnya pada Euglena. Pembentukan Tunas Proses perkembangan tunas menjadi hewan dewasa di sebut blastogenesis. Tunas ini akan dapat melepaskan diri dari hewan induknya bila telah cukup matang. Cara reproduksi ini dapat kita jumpai pada Hydra atau Porifera. Gambar. Perkembangbiakan Hydra dengan Tunas Pembentukan Genunule Gemmule merupakan sejumlah sel yang banyak mengandung makanan di daerah mesoglea (lapisan tengah) dan berkumpul membentuk seperti bola dikelilingi oleh dinding tebal dari kitin. Biasanya gemmule ini di bentuk bila keadaan lingkungan tidak menguntukan. Gemmule ini akan tumbuh bila keadaan lingkungan baik kembali, Contoh : Porifera Air Tawar Regenerasi Regenerasi adalah suatu proses perkembangbiakan suatu individu dari bagian tubuhnya yang terlepas. Tetapi regenerasi dapat pula di artikan sebagai penyembuhan/pertumbuhan kembali bagian tubuh yang hilang atau rusak. Cara reproduksi semacam ini dapat anda jumpai pada : Sponge, Coelenterate, Planaria, Echinodermata dan sebagainya. Pembentukan Kuncup Contohnya Hydra yang pada bagian kakinya tumbuh kuncup. Semakin lama, kuncup itu semakin membesar dan menjadi individu baru. Gambar . Hydra membentuk kuncup Fragmentasi Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memotong bagian tubuh, kemudian potongan tubuh tersebut tumbuh menjadi individu baru. Hewan yang melakukan reproduksi secara fragmentasi adalah cacing Planaria. Gambar. Fragmentasi Cacing Planaria Cacing Planaria mempunyai daya regenerasi yang sangat tinggi. Seekor cacing Planaria yang dipotong menjadi dua bagian, masing-masing potongan akan tumbuh dan berkembang menjadi dua ekor cacing Planaria. Partenogenesis Partenogenesis yaitu terbentuknya individu baru tanpa terjadinya fertilisasi. Contoh partenogenesis yaitu telur belalang jambu yang dapat menetas meskipun tidak mengalami fertilisasi. Jadi, meskipun hanya seekor betina yang dipelihara, tetapi telur yang dihasilkan tetap dapat menetas. Sel telur dapat berkembang menjadi individu baru walaupun tanpa fertilisasi. Gambar. Partenogenesis 2. Reproduksi Seksual pada Hewan Rendah Selain melakukan reproduksi aseksual, hawan rendah pun mampu melakukan reproduksi secara kawin (seksual) beberapa cara reproduksi seksual yang bias di lakukan hewan rendah adalah: Konjugasi Hewan tingkat rendah misalnya Paramaecium berkembang biak secara generatif melalui konjugasi. Caranya, dua sel saling mendekat pada bagian mulut selnya, kemudian terjadi tukar menukar inti sel. Gambar. Konjugasi Paramaecium Anisogami Cara reproduksi seperti ini dapat anda jumpai pada hewan-hewan seperti Hydra, Plasmodium, golongan porifera, golongan cacing, dan sebagainya. Hewan tersebut dapat menghasilkan dua jenis gamet yang berbeda dalam bentuk, ukuran serta tingkah lakunya. Gamet jantan biasanya kecil dan bergerak aktif sedangkan yang betina relatif lebih besar teapi pasif. Anisogami sesunggunya merupakan cara reproduksi seksual yang paling umum dilakukan oleh tumbuhan tinggi dan hewaqn bertulang belakang. Tetapi reproduksi semacam ini lebih di kenal denga nama fertilisasi (pembuahan). Metagenesis Suatu cara reproduksi yang saling bergantian antara reproduksi aseksual dengan reproduksi seksualnya cara reproduksi semacam ini dapat anda jumpai pada golongan Coelenterate, misalnya Obelia. Hewan ini memiliki polip yang melakukan reproduksi aseksual dan bentuk mendusa (ubur-ubur) yang melakukan reproduksi seksual. Fertilisasi Hewan tingkat rendah lain misalnya cacing dan bekicot bersifat hermaprodit. Hermaprodit yaitu satu individu menghasilkan sel sperma dan ovum. Meskipun hermaprodit, cacing dan bekicot tetap memerlukan hewan lain untuk melakukan perkawinan. Gambar. Fertilisasi Hermaprodit B. Gametogenesis Gametogenesis adalah peristiwa pembentukan sel-sel gamet di dalam kelenjar kelamin. Peristiwa pembentukan sel-sel gamet ini di bedakan atas : 1) Spermatogenesis Yaitu peristiwa pembentukan sel-sel sperma didalam tes-tes. Sel-sel sperma di dalam tes-tes berasal dari sel-sel spermatogonia. Spermatogonia ini mengalami pertumbuhan ini menjadi spermatosit. Melalui dua kali pembelahan, dari satu spermatosit (2n) akan di hasilkan 4 buah sperma yang haploid (1n). 2) Oogenesis Adalah peristiwa pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Seperti halnya sel sperma, sel telur pun terjadi melalui proses pembelahan dua kali. Sel telur dalam ovarium berasal dari sel oogonium (kalau lebih dari satu disebut oogonia). Oogonium ini akan tumbuh menjadi oosite. Dari satu oosite melalui dua kali pembelahan akan di hasilkan 4 buah sel tekur (ovum). Dari 4 buah sel telur yang di hasilkan hanya satu yang dapat di buahi (fertil) sedangkan 3 buah sel telur lainnya mengalami degenerasi dan di sebut polar body (polosit) C. Reproduksi pada Mamalia Mamalia pada umumnya merupakan hewan yang melahirkan (vivipar), kecuali pada kelas monotremata misalnya Platypus (paruh bebek) yang ofipar (bertelur). Reproduksi pada mamalia dilakukan secara seksual dan pembuahan selalu terjadi didalam tubuh (internal). Telur yang telah di buahi (zigot) akan berkembang menjadi embiro didalam rahim (uterus). Embiro tersebut di beri makan oleh tubuh induknya melalui plasenta. Alat reproduksi di bedakan atas: 1) Alat Reproduksi Jantan Alat reproduksi janatan terdiri dari 2 buah testes yang terletak didalam skrotum. Didalam testes terdapat saluran-saluran seminifer (seminiferous tubeles) yang berfungsi menghasilkan sperma. Sperma ini akan di simpan didalam epididimis, yang dihubungkan kedalam seminal vesicle oleh suatu saluran sperma yang disebut Vas deferens. Selanjutnya melalui kelenjar prostat (glandula prostata) diteruskan keseluruh ejakulasi. Dari sini akan diteruskan lagi keseluruh uretra dan berakhir pada lubang pembuangan yang terletak didalam alat kopulasi yang di sebut penis. 2) Alat Reproduksi Betina Alat reproduksi betina terdiri dari 2 buah ovarium (indum telur). Sel telur akan masak didalam folikel graaf (Graafian vollicle) ovarium ini melalui infundibulum akan di hubungkan ke dalam uterus (rahim) oleh saluran falompian (fallopian tube) atau saluran telur. Dari uterus melalui bagian servik akan di teruskan di dalam vagina. D. Hormon Reproduksi Hormon yang erat hubungannya dengan reproduksi adalah gonadetropin. Hormon ini terdiri dari beberapa hormon diantaranya: FSH (Follicle Stimulating Hormone), yang berfungsi merangsang pertumbuhan folikel (gelembung kecil yang berisi ovum) pematangan volikel ini dirangsang oleh SFH. LH (Luteinizing Hormone), menyebabkan volikel yang telah masak pecah dan ovum (sel telur) keluar. Peristiwa ini di sebut ovulasi. LH menyebabkan pula folikel yang telah pecah berubah menjadi kopus luteum yang menghasilkan hormon progesteron, suatu hormon yang membantu pertumbuhan uterus sebagai persiapan untuk kehamilan. Pada laki-laki FSH dan LH mengatur pembentukan testosterone sebagai hormone kelamin jantaan. E. Perkembangbiakan pada Hewan Tingkat Tinggi Perkembangbiakan secara seksual pada hewan melibatkan alat reproduksi, sel kelamin/gamet jantan dan gamet betina, serta proses pembuahan atau fertilisasi. Pembuahan pada hewan ada dua jenis, yaitu pembuahan yang terjadi di dalam tubuh induk betina dan pembuahan yang terjadi di luar tubuh. Pembuahan di dalam tubuh induk betina disebut fertilisasi internal. Sedangkan pembuahan di luar tubuh induk betina disebut fertilisasi eksternal. Pembuahan eksternal biasanya terjadi pada hewan yang hidup di dalam air, misalnya katak dan ikan. Jumlah sel telur dan sperma yang dihasilkan sangat banyak, sehingga dapat memperbesar peluang terjadinya pembuahan. Pembuahan eksternal dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe acak dan tipe sarang. Pada tipe acak, proses pelepasan sel telur dan sperma di lakukan di sembarang tempat. Sedangkan pada tipe sarang, ada tempat tertentu untuk melepaskan sperma dan sel telur, sehingga peluang terjadinya pembuahan lebih besar. Pada fertilisasi internal, pembuahan yang terjadi dalam tubuh induk betina. Jadi sperma dari induk jantan harus dimasukkan ke dalam tubuh betina melalui kopulasi. Alat reproduksi menghasilkan sel kelamin. Sel kelamin jantan/sperma dihasilkan oleh testis, sedangkan sel kelamin betina (ovum/sel telur) dihasilkan oleh ovarium (indung telur). Proses pembentukan sel kelamin jantan dan betina disebut gametogenesis. Proses pembentukan sel kelamin jantan disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan sel kelamin betina disebut oogenesis. Setelah terjadi pembuahan atau fertilisasi, akan terbentuk zigot yang kemudian berkembang menjadi embrio. Perkembangan dan kelahiran embrio dapat terjadi melalui tiga cara, yaitu vivipar, ovipar, dan ovovivipar.. Vivipar (hewan beranak), yaitu hewan yang embrionya berkembang dan mendapat makanan di dalam uterus (rahim) induk betina. Contohnya adalah kerbau, sapi, kucing. Gambar. Contoh Vivipar Ovipar (hewan bertelur), yaitu hewan yang embrionya berkembang di dalam telur. Telur hewan ini dikeluarkan dari dalam tubuh dan dilindungi olehcangkang. Embrio memperoleh makanan dari cadangan makanan yang terdapat di dalam telur. Beberapa hewan ovipar mengerami telurnya hingga menetas, misalnya ayam dan merpati. Namun banyak pula induk yang menimbun telur dengan pasir atau bahkan membiarkan begitu saja. Gambar. Contoh Ovipar Ovovivipar (hewan betelur dan beranak), yaitu hewan yang embrionya berkembang di dalam telur, tetapi telur tetap berada di dalam tubuh induk betina. Setelah cukup umur, telur akan pecah di dalam tubuh induk dan anaknya keluar. Contohnya adalah kadal dan ikan hiu. Anak itik menetas dari telur, itik termasuk hewan ovipar. Gambar. Contoh Ovovivipar Berikut ini beberapa contoh Reproduksi Seksual pada Hewan 1. Reproduksi pada Ikan Pada umumnya ikan bertelur (ovipar) dan pembuahannya terjadi di luar tubuh induk betinanya. Alat kelamin jantan terdiri dari sepasang testis berwarna putih. Sperma dialirkan melalui saluran vas deferens yang bermuara di lubang urogenital. Lubang urogenital merupakan lubang yang dipakai untuk keluarnya urin dan sperma. Gambar a. alat kelamin jantan pada ikan, b. alat kelamin betina pada ikan Alat kelamin betina terdiri dari sepasang ovarium. Ovarium menghasilkan sel telur. Sel telur dikeluarkan melewati oviduk dan kemudian dialirkan ke lubang urogenital. Setelah ikan betina mengeluarkan sel telur di sembarang tempat atau di tempat tertentu, maka akan diikuti oleh ikan jantan dengan mengeluarkan sperma. 2. Reproduksi pada Katak Katak termasuk hewan amfibi yang hidup di darat dan air. Pembuahan katak terjadi secara eksternal yang dilakukan di air. Katak bersifat ovipar atau bertelur. Alat kelamin jantan terdiri dari sepasang testis yang berwarna putih kekuningan. Gambar a. alat kelamin jantan katak, b. alat kelamin betina katak Testis menghasilkan sperma. Sperma melewati vas efferentia dan menuju kloaka. Kloaka merupakan tempat keluarnya sperma, saluran urin, dan sisa pembuangan makanan. Alat kelamin betina terdiri dari sepasang ovarium yang menghasilkan sel telur. Telur melewati oviduk dan menuju kloaka. Pada saat kawin (kopulasi), katak jantan akan naik ke punggung katak betina. Dengan jarinya, katak jantan menekan katak betina sehingga katak betina mengeluarkan sel telur ke dalam air. Saat keluarnya telur, katak jantan akan mengeluarkan spermanya. Terjadilah pembuahan sel telur di dalam air dan akan berkembang menjadi zigot. 3. Reproduksi pada Reptilia Umumnya reptilia bersifat ovipar, walaupun ada sebagian yang ovovivipar. Pada reptilia jantan, alat kelaminnya terdiri dari sepasang testis, epididimis dan vas deferens. Memiliki alat kelamin khusus yang disebut hemipenis dan dikeluarkan melalui kloaka saat kawin. Sedangkan reptilia betina memiliki alat kelamin terdiri dari sepasang ovarium dan oviduk. Telur bermuara di oviduk. Pada reptil ovovivipar telur akan menetas dalam oviduk. Gambar a. alat kelamin jantan reptil, b. alat kelamin betina reptil 4. Reproduksi pada Burung Burung berkembangbiak dengan cara bertelur (ovipar). Umumnya telur akan dierami hingga menetas. Embrio di dalam telur memerlukan suhu tertentu untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Alat kelamin burung jantan terdiri dari sepasang testis. Sperma yang dihasilkan testis akan menuju vas deferens dan kloaka. Sedangkan alat kelamin betina pada burung terdiri dari ovarium kiri dan oviduk. Gambar a. alat kelamin jantan pada burung, b. alat kelamin betina pada burung Saat kawin, kloaka jantan dan betina saling mendekat sehingga ketika sperma keluar dari kloaka jantan akan langsung masuk ke kloaka betina sehingga sel telur dapat dibuahi. Telur burung mempunyai struktur sebagai berikut :. Cangkang telur, terbuat dari zat kapur yang berpori untuk keluar masuknya udara. Di sebelah dalam cangkang terdapat dua buah membran yang pada salah satu ujungnya tidak saling melekat, sehingga terbentuk rongga udara. Albumen (putih telur), berupa cairan kental berwarna putih bening yang berfungsi sebagai cadangan makanan dan melindungi embrio dari guncangan. Kuning telur, terdapa di bagian tengah albumen. Pada kuning telur ini terdapat calon embrio. Agar kuning telur tetap pada posisinya, maka terdapat kalaza yang berfungsi menjaga posisi kuning telur. Pada saat telur dierami, embrio mulai tumbuh. Kuning telur dan putih telur diserap melalui pembuluh darah yang terbentuk mengelilingi kuning telur. Bagian-bagian yang berperan dalam mendukung pertumbuhan embrio adalah sebagai berikut. Amnion, merupakan cairan ketuban yang terdapat pada suatu kantung tempat tumbuhnya embrio. Alantois, merupakan tempat penyimpanan hasil ekskresi, mengangkut O2 ke dalam embrio dan CO2 keluar dari embrio. Tali pusat, yaitu bagian yang menghubungkan kuning telur dengan alantois. 5. Reproduksi pada Mamalia Mamalia berkembang biak dengan cara melahirkan anak (vivipar). Proses pembuhannya berlangsung di dalam tubuh induk betina (fertilisasi internal). Setelah dilahirkan, anak hewan mamalia menyusui kepada induknya. Meskipun demikian, ada beberapa jenis mamalia yang tidak melahirkan anaknya, tetapi bertelur. Contohnya adalah platipus (Ornithorynchus anatinus). Semua hewan Mamalia memiliki alat reproduksi yang hampir serupa. Untuk mempelajarinya, amatilah alat reproduksi tikus berikut ini. Tikus jantan mempunyai sepasang testis yang berfungsi untuk menghasilkan sperma. Sperma dikeluarkan melalui saluran sperma yang disebut vas deferens. Untuk memasukkan sperma ke dalam tubuh hewan betina, digunakan penis. Tikus betina mempunyai sepasang ovarium yang berfungsi untuk menghasilkan sel telur atau ovum. Sel telur yang telah dilepaskan dari ovarium (ovulasi) keluar melalui saluran telur dan akhirnya sampai di uterus. Jika sel telur ini dibuahi oleh sperma, akan terbentuk zigot yang akan tumbuh dan berkembang menjadi embrio. Tikus mampu mengandung lebih dari satu embrio. Namun tidak semua Mamalia memiliki kemampuan seperti ini. Setiap embrio memperoleh nutrisi dan oksigen dari plasenta yang dihubungkan melalui tali pusat. Jika sudah tiba masa lahirnya, embrio lepas dari uterus dan dikeluarkan melalui vagina. BAB III KESIMPULAN Reproduksi pada hewan rendah dilakukan secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan, pembentukan, tunas, pembentukan gemmule dan regenerasi, sedangkan secara aseksual dilakukan dengan konyugasi, anisogami dan metagenesis. Pada mamalia reproduksi hanya dilakukan secara seksual melalui persatuan antara sel telur dan sel sperma. Peristiwa persatuan antara sel telur dan sel sperma ini disebut fertilisasi atau pembuahan. Sperma sebagai sel kelamin jantan dibentuk dalam tes-tes melalui spermatogenesis sedangkan sel telur dibentuk di dalam ovarium melalui oogenesis. Reproduksi merupakan proses pembentukkan individu baru. Reproduksi dapat terjadi secara generative dan secara vegetative. Reproduksi pada hewan dapat terjadi secara seksual maupun aseksual. Konsep reproduksi aseksual tidak dapat didefinisikan dengan tepat (Karena terlalu banyak variasi), tetapi jelas bahwa proses ini tidak berkaitan dengan proses pembentukian gamet. Reproduksi aseksual dapat berlangsung dengan cara pembelahan, fragmentasi atau budding / bertunas. DAFTAR PUSTAKA Kastawi, Yusuf.dkk. 2003. Zoologi Avertebrata. Jica: Malang. Tim Ganesha Operation. 2004. Instan Biologi SMA.Erlangga: Jakarta. Oemarjati, Boen S dan Wisnu Wardhana. 1990. Taksonomi Avertebrata Pengantar Praktikum Laboratorium. UI Press: Jakarta. Akhyar,M. Salman. 2004. BIOLOGI untuk SMA Kelas 1(KelasX) Semester2. Bandung : Grafindo Media Pratama. Http://www.google.com http://syaifulsman2barru.wordpress.com/2013/05/21/sistem-reproduksi-pada-hewan/ http://biologimediacentre.com/sistem-reproduksi-1-reproduksi-pada-hewan/