NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL (KASUS PADA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA) Oleh: Priyo Adi Nugroho 12062012 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2017 1 2 ABSTRAK Priyo Adi Nugroho, 12062012, ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH BERBASIS AKRUAL (Kasus Pada Pemerintah Kota Yogyakarta), Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Mercu Buana Yogyakarta, 2017. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perubahan basis akuntansi dari basis kas menjadi basis akrual sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Pemerintah Daerah sebagai entitas pelaporan wajib mengikuti perubahan kebijakan tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kesiapan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengimplementasikan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual. Setelah melakukan tinjauan pustaka, kemudian dilakukan penelitian dengan menggunakan metode analisis deskriptif. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif terhadap empat vaiabel yaitu: komitmen, sumber daya manusia, infrastruktur dan sistem informasi yang dikumpulkan melalui metode kuesioner.. Untuk pengukurannya menggunakan skala likert 5 point. Skala likert digunakan untuk merangking seberapa siap terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. Kuesioner diuji kepada 30 pegawai Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Yogyakarta. Data tersebut diolah dengan SPSS for windows untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Dari hasil pengolahan uji validitas dan reliabilitas menggunakan SPSS tersebut dinyatakan valid dan reliabel. Sedangkan data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner terhadap 40 pelaksana akuntansi pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta, dengan kuesioner kembali sebanyak 40 buah atau tingkat respon sebesar 100%. Melalui SPSS pula analisis deskriptif penilaian responden terhadap masing-masing variabel dibuat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta telah siap dalam menerapkan SAP Berbasis Akrual dilihat dari aspek komitmen, sumber daya manusia, infrastruktur dan sistem informasi. Kata kunci: Akuntansi pemerintahan, kesiapan pemerintah daerah dalam menerapkan SAP Berbasis Akrual, komitmen, sumber daya manusia, infrastruktur, sistem informasi 3 A. PENDAHULUAN A.1. Latar Belakang Reformasi keuangan negara telah dimulai sejak tahun 2003 ditandai dengan lahirnya Undang-Undang nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mensyaratkan pemerintah untuk menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual paling lambat 5 tahun sejak diterbitkannya undang-undang tersebut sesuai dengan yang tersebut pada Pasal 36 Ayat 1(satu) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang berbunyi: “Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 13, 14, 15, dan 16 undang-undang ini dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun. Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas.” Kemudian sebagai pedoman pelaksanaannya diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Namun sampai dengan batas waktu yang disyaratkan pada UU Nomor 17 Tahun 2003 untuk menerapkan sistem akuntansi berbasis akrual untuk pemerintah yaitu 5 (lima) tahun sejak dikeluarkannya undang-undang tersebut, sampai dengan tahun 2008 pemerintah belum berhasil menerapkannya. Baru pada tahun 2010 dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan untuk mengganti Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Pada PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan ini disebutkan bahwa standar akuntansi pemerintahan yang digunakan adalah standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual sesuai yang tercantum dalam Pasal 4 Ayat 1 PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang berbunyi: ”Pemerintah menerapkan SAP Berbasis Akrual.” Sedangkan jangka waktu untuk pemerintah menerapkan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual tersebut direvisi yaitu paling lambat lima tahun sejak dikeluarkannya peraturan tersebut yaitu pada tahun 2015 pemerintah wajib menerapkan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Dan untuk memberikan pedoman/petunjuk kepada pemerintah daerah dalam menerapkan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual, Kementerian Dalam Negeri mengeluarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Daerah Berbasis Akrual pada Pemerintahan Daerah. 4 Dalam Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 Pasal 1 Ayat 10 disebutkan bahwa: “Basis Akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. “ Dalam mengimplementasikan sistem akuntansi pemerintahan berbasis akrual dapat dipengaruhi beberapa faktor, antara lain: komitmen, sumber daya manusia (SDM), infrastruktur dan sistem informasi. A.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. 2. 3. 4. 5. Bagaimanakah kesiapan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengimplementasikan SAP Berbasis Akrual dilihat dari aspek komitmen? Bagaimanakah kesiapan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengimplementasikan SAP Berbasis Akrual dilihat dari aspek sumber daya manusia? Bagaimanakah kesiapan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengimplementasikan SAP Berbasis Akrual dilihat dari aspek infrastruktur? Bagaimanakah kesiapan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengimplementasikan SAP Berbasis Akrual dilihat dari aspek sistem informasi? Bagaimanakah kesiapan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam mengimplementasikan SAP Berbasis Akrual dilihat dari keseluruhan aspek komitmen, sumber daya manusia, infrastruktur dan sistem informasi? 5 B. TINJAUAN/KAJIAN PUSTAKA B.1. Landasan Teori B.1.1. Pemerintahan Daerah Menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 1: Ayat (2): “Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.” Ayat (3): “Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.” B.1.2. Akuntansi Pemerintahan Definisi Akuntansi Pemerintahan Menurut Para Ahli- Menurut Revrisond Baswir (2000:7), Akuntansi Pemerintahan (termasuk akuntansi untuk lembaga non profit pada umumnya) merupakan bidang akuntansi yang berkaitan dengan lembaga pemerintahan dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk tidak mencari laba. Walaupun lembaga pemerintah senantiasa berukuran besar, namun sebagaimana dalam perusahaan ia tergolong sebagai lembaga mikro. B.1.3. Perkembangan Akuntansi Pemerintahan Menurut PP No. 24 Tahun 2005 komponen laporan keuangan pokok terdiri dari : 1. Laporan Realisai Anggaran 2. Neraca 3. Laporan Arus Kas 4. Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan menurut SAP (PP No 71 tahun 2010) komponen laporan keuangan terdiri dari : 1. Laporan realisasi Anggaran (LRA) 2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL) 3. Neraca 4. Laporan Operasional (LO) 5. Laporan Arus Kas (LAK) 6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan 7. Catatan atas Laporan Keuangan 6 2.1.4. Basis Akuntansi 1. Basis Kas 2. Basis Kas Menuju Akrual 3. Basis Akrual 2.1.5. Standar Akuntansi Pemerintahan Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Pasal 1 Ayat (3) tentang standar akuntansi pemerintahan: “Standar akuntansi pemerintahan yang selanjutnya disingkat SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.” 2.1.6. Komitmen Komitmen adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain (organisasi) yang tercermin dalam tindakan kita. 2.1.7. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. 2.1.8. Infrastruktur Infrastruktur sama saja dengan sarana prasarana, yaitu segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses. 2.1.9. Sistem Informasi Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. 2.2. Tinjauan Pustaka Berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Seperti pada penelitian Ririz Setiawati Kusuma (2013) yang meneliti Analisis Kesiapan Pemerintah dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual dengan studi kasus pada Pemerintah Kabupaten Jember. Persamaannya terletak pada kajian analisis terhadap kesiapan pemerintah daerah dalam menerapakan Standar akuntansi berbasis akrual. 7 C. METODE PENELITIAN C.1. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk memperoleh deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan aktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti. C.2. Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner yang disebar dan ditujukan kepada Pelaksana Akuntansi yang ada di Lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. Pertanyaan survey menggunakan pertanyaan yang digunakan pada penelitian sebelumnya oleh Ririz Setiawati Kusuma (2013). C.3. Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. b. c. d. Komitmen, Sumber daya manusia, Infrastruktur, dan Sistem informasi. C.4. Metode Analisis Data C.4.1. Uji Instrumen Data a. Uji Validitas Uji validitas adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana validitas data diperoleh dari penyebaran kuisioner. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran dilakukan dua kali atau lebih (Umar 2003:176). C.4.2. Analisis Deskripstif Kualitatif Langkah-langkah analisis deskriptif: a. Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema dan Pola Jawaban b. Mencari Alternatif Penjelasan bagi Data c. Menulis Hasil Penelitian 8 D. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN D.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen-Instrumen Penelitian Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dilakukan kepada 30 Pegawai Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Yogyakarta. Dari hasil pengolahan data kuesioner untuk pengujian validitas dan reliabilitas yang dilakukan kepada 30 Pegawai Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Yogyakarta, dapat diketahui bahwa pengujian validitas didapat nilai rxy > 0,361, sehingga seluruh pertanyaan dalam kuesioner pada item-item pertanyaan pada variabel Kesiapan Pemerintah Daerah dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual adalah valid. Sedangkan untuk pengujian reabilitasnya dapat diketahui bahwa koefisien Cronbach's Alpha > 0,60 sehingga seluruh pertanyaan dalam kuesioner pada variabel Kesiapan Pemerintah Daerah dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual adalah reliabel. D.2. Analisis Deskriptif D.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 40 responden, maka dapat diidentifikasikan mengenai karakteristik responden sebagai berikut: a. Jenis Kelamin Responden Dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah perempuan sebanyak 26 responden atau 65,0% dan laki-laki sebanyak 14 responden atau 35,0%. Hal ini menunjukkan bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta lebih banyak kelamin perempuan yang lebih banyak dibutuhkan oleh instansi ini. b. Umur Dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini adalah kebanyakan berusia 31-35 tahun sebanyak 12 responden atau 30,0% dan sebagian kecil berusia lebih dari 26-30 tahun sebanyak 3 responden atau 7,5%. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi umur sebagian besar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta adalah usia dewasa pertengahan. 9 c. Tingkat Pendidikan Dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini adalah sebagian besar berpendidikan D3 sebanyak 16 responden atau 40,0% dan berpendidikan S2 sebanyak 1 responden atau 2,5%. Hal ini menunjukkan bahwa dari segi pendidikan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta mayoritas mempunyai pendidikan tinggi (ahli madya). D.2.2. Analisis Deskripsi Variabel a. Aspek Komitmen Berdasarkan pengolahan 40 data responden penelitian, diketahui kebanyakan responden menilai indikator variabel Aspek Komitmen Kesiapan Pemerintah Daerah dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual, Siap (Mean 3,90). Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki kesiapan komitmen utama untuk tugas dengan baik hendaknya menjunjung azas, visi dan misi pemakaian SAP berbasis akrual, responden memiliki kesiapan disiplin serta memiliki tanggung jawab dan komitmen terhadap tugasnya untuk melayani dan siap dengan memanfaatkan sistem akuntansi pemerintahan, responden memiliki kesiapan dalam keberanian dalam bersikap, dalam melaksanakan tugas layanan publik dengan peningkatan melalui pendekatan SAP, responden memiliki kesiapan dukungan dasar dalam pelaksanaan administrasi publik dengan memanfaatkan SAP dalam bentuk peraturan perundangan dan maupun peraturan pendukung lainnya, pemerintah bertanggung jawab moral, terhadap rencana di aplikasikannya SAP dalam menunjang optimasi kinerja pemerintah, pemerintah memiliki inovasi dan obyektif untuk memanfaatkan SAP dalam mendukung optimasi bidang tugas pemerintahan, pemerintah mempunyai sikap komitmen pembangunan SAP dalam mendukung optimasi bidang tugas pemerintahan daerah, pemerintah untuk mempunyai prinsip transparan dalam mendiskusikan permasalahan pembangunan SAP dalam mendukung optimasi bidang tugas pemerintahan daerah, pemerintah daerah mempunyai/memiliki keinginan dan kemauan untuk mencapai hasil kerja yang baik dengan pembangunan SAP sebagai sarana mendukung optimasi bidang tugas pemerintahan daerah, pemerintah mempunyai strategi pendekatan yang humanis transparan, demokratis, dan akuntable dalam pembangunan SAP dalam mendukung optimasi bidang tugas pemerintahan daerah, dan pemerintah mempunyai motivasi untuk mencapai hasil kerja yang baik dengan pembangunan SAP sebagai sarana mendukung optimasi bidang tugas pemerintahan daerah. 10 b. Aspek Kesiapan SDM terhadap Pelaksanaan SAP Berdasarkan pengolahan 40 data responden penelitian, diketahui kebanyakan responden menilai indikator variabel Aspek Kesiapan SDM terhadap Pelaksanaan SAP, Kesiapan Pemerintah Daerah dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual, Siap (Mean 3,84). Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah memiliki komitmen dalam pelaksanaan SAP sebagai sarana mendukung optimasi bidang tugas pemerintahan daerah, pemerintah memiliki rasa kepuasan dalam bidang tugas dengan pelaksanaan SAP mendukung optimasi kinerja pemerintahan khususnya bidang keuangan, responden membutuhkan perhatian dan penghargaan (Reward and punishment) untuk menyelesaikan segala aktivitas khususnya dalam upaya mendukung hasil kerja optimal di bidang keuangan dengan menggunakan SAP, pemerintah membutuhkan dukungan lingkungan kerja yang sesuai untuk menyelesaikan segala aktivitas khususnya dalam upaya mendukung hasil kerja optimal di bidang keuangan dengan menggunakan SAP, pemerintah memiliki alasan serta harapan terhadap optimasi bidang tugas pemerintahan daerah dengan pelaksanaan SAP di bidang keuangan, pemerintah memiliki/membutuhkan adanya dorongan dan kesempatan untuk berprestasi dari atasan untuk melaksanakan tugas pemerintahan daerah dengan menggunakan SAP di bidang keuangan, pemerintah membutuhkan ruangan kerja, dan lingkungan nyaman baik khususnya untuk mampu meningkatkan optimasi bidang tugas pemerintahan daerah dengan pelaksanaan SAP di bidang keuangan, pemerintah memiliki /kemauan untuk bekerja keras, disiplin dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan SAP sebagai sarana mendukung optimasi bidang tugas pemerintahan daerah, responden membutuhkan promosi atasan atas prestasi kerja yang diraih atas pelaksanaan SAP sebagai sarana mendukung optimasi bidang tugas pemerintahan daerah, responden memiliki loyalitas atas pelaksanaan SAP sebagai sarana mendukung optimasi bidang tugas pemerintahan daerah, dan responden memiliki kemampuan yang sesuai untuk melaksanakan SAP sebagai sarana mendukung optimasi bidang tugas pemerintahan daerah. c. Aspek Kesiapan Infrastruktur terhadap Pelaksanaan SAP Berdasarkan pengolahan 40 data responden penelitian, diketahui kebanyakan responden menilai indikator variabel Aspek Infrastruktur Kesiapan Pemerintah Daerah dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual, Siap (Mean 3,67). Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah mempunyai kemauan dan komitmen untuk menyiapkan sarana ruangan yang memadai khususnya untuk operasi perangkat SAP, pemerintah mempunyai kemauan dan komitmen untuk menyiapkan 11 dukungan sarana prasarana perangkat lunak yang memadai khususnya untuk operasi SAP, pemerintah mempunyai kemauan dan komitmen untuk menyiapkan dukungan sarana prasarana basis data pendukung operasionalisasi yang berkesinambungan khususnya untuk operasi SAP, pemerintah mempunyai kemauan dan komitmen untuk menyiapkan dukungan sarana administrasi yang memadai khususnya untuk operasi SAP, pemerintah mempunyai kemauan dan komitmen untuk menyiapkan dukungan anggaran yang memadai khususnya untuk operasi SAP, dan pemerintah mempunyai kemauan dan komitmen untuk menyiapkan dukungan sumberdaya manusia berkualitas yang memadai khususnya untuk operasi SAP. d. Aspek Kesiapan Sistem Informasi terhadap Pelaksanaan SAP Berdasarkan pengolahan 40 data responden penelitian, diketahui kebanyakan responden menilai indikator variabel Aspek Sistem Informasi Kesiapan Pemerintah Daerah dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual, Siap (Mean 4,04). Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah mempunyai Platform pelaksanaan kegiatan yang dituangkan dalam Rencana jangka Menengah maupun jangka pendek dengan transparasi, akuntabilitas, dalam bidang keuangan, membutuhkan dukungan SAP, pemerintah didukung oleh sistem mekanisme penyelenggaraan SAP clear dan clean dalam meningkatkan pelaksanaan kegiatan pemerintahan dalam bidang keuangan, pemerintah didukung oleh sistem Manajemen Informasi yang dilaksanakan secara cermat, tepat, akurat, presisi di tingkat pemerintah provinsi sampai kabupaten, pemerintah didukung oleh sistem dalam perangkat lunak SAP yang implementatif khususnya tanpa adanya frekuensi perubahan yang berulang kali, pemerintah didukung oleh pelatihan peningkatan kualitas pemangku pelaksana sistem perangkat lunak SAP, dan pemerintah memperoleh pendampingan dalam operasionalisasi pelaksanaan sistem perangkat lunak SAP. e. Kesiapan Pemerintah Daerah dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Berdasarkan pengolahan 40 data responden penelitian, diketahui kebanyakan responden menilai indikator variabel Kesiapan Pemerintah Daerah dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual, Siap (Mean 3,87). Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Yogyakarta sudah memiliki kesiapan dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual. 12 E. KESIMPULAN DAN SARAN E.1. Kesimpulan 1. Dilihat dari aspek komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta sudah memiliki kesiapan dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual. 2. Dilihat dari aspek sumber daya manusia Pemerintah Kota Yogyakarta sudah memiliki kesiapan dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual. 3. Dilihat dari aspek infrastruktur Pemerintah Kota Yogyakarta sudah memiliki kesiapan dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual. 4. Dilihat dari aspek sistem informasi Pemerintah Kota Yogyakarta sudah memiliki kesiapan dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual. 5. Dilihat dari keseluruhan aspek komitmen, sumber daya manusia, infrastruktur dan sistem informasi Pemerintah Kota Yogyakarta sudah memiliki kesiapan dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual. E.2. Saran 1. Pemerintah Kota Yogyakarta menjaga dan meningkatkan komitmen dari pelaksana akuntansi dalam melakukan pelaporan keuangan sebagai implementasi SAP berbasis akrual; 2. Pemerintah Kota Yogyakarta meningkatkan kompetensi sumber daya manusia dan meningkatkan pemahaman menyeluruh terkait dengan kebijakan akuntansi dan sistem akuntansi terutama jurnal standar sesuai dengan SAP berbasis akrual; 3. Pemerintah Kota Yogyakarta meningkatkan infrastruktur yang mendukung pelaporan keuangan dan penerapan SAP berbasis akrual; 4. Pemerintah Kota Yogyakarta meningkatkan sistem informasi dengan cara melakukan pemeliharaan dan updating sistem informasi sesuai dengan perubahan kebijakan akuntansi dan sistem akuntansi. 13 DAFTAR PUSTAKA Arikunto,S.2006. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi.Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Arinta, Kustadi. 1996. Pengantar Akuntansi Pemerintahan. Bandung: Citra Aditya Bakti. Bachtiar, Arif dkk. 2002. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta : Salemba Empat. Baswir, Revrisond. 2000. Akuntansi Pemerintahan Indonesia. Yogyakarta: BPFE. Dora, Sofia. 2014. Analisis Kesiapan Pemerintah dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual (Studi Kasus pada BPBD Kota Medan). Skripsi. Tidak diterbitkan. Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Nommensen Medan. Faradillah, Andi. 2013. Analisis Kesiapan Pemerintah dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual (Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010). Skripsi. Tidak diterbitkan. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin Makassar. Ghozali, Imam. (2002). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: UNDIP. Grigg, Neil, & Fontane G. Darrel, 2000. Infrastructure System Management & Optimization. Internasional Seminar “Paradigm & Strategy of Infrastructure Management” Civil Engeenering Departement Dipononegoro University. Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat. Hasibuan, Malayu SP. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN. https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi https://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_manusia http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-akuntansi-pemerintahan.html Indriantoro, dan Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. 14 Kusuma,Ririz Setyawati. 2013. Analisis Kesiapan Pemerintah Dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Jember). Skripsi. Tidak diterbitkan. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Jember. Republik Indonesia. 2003. UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Jakarta: Sekretariat Negara. Muchtar, A.M. 2002. Audit Sistem Informasi: Pendekatan Terstuktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis.Edisi ke-1. Yogyakarta: Andi Offset. Republik Indonesia. 2003. UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Jakarta: Sekretariat Negara. Republik Indonesia. 2004. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah. Jakarta: Sekretariat Negara. Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Sekretariat Negara. Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Sekretariat Negara. Republik Indonesia. 2013. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 64 Tahun 2013 Tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Daerah Berbasis Akrual pada Pemerintahan Daerah. Jakarta: Sekretariat Negara. Sudjana.2005. Metode Statistika Edisi ke-6. Bandung : Tarsito Tanjung , Abdul Hafiz.2012. Akuntansi Pemerintahan Daerah. Bandung: Alfabeta. Umar, Husein. 2003. Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka. 15