TINJAUAN VIKTIMOLOGIS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI KOTA PALU Muhamad Reza / D 101 10 378 Abstrak Masalah penyalahgunaan narkotika merupakan masalah nasional dan masalah internasional yang tidak pernah henti-hentinya dibicarakan. Hampir setiap hari terdapat berita mengenai penyalahgunaan setiap hari terdapat berita mengenai penyalahgunaan narkotika, lebih memprihatinkan lagi bahwa narkotika bahkan telah mengancam masa depan anak. Anak sebagai bagian dari generasi muda merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan nasional yang perlu untuk dilindungi. Skripsi ini berjudul Tinjauan Viktimologis Terhadap Anak Sebagai Korban Penyalahgunaan Narkotika Di Kota Palu penulis mencoba mengemukakan permasalahan faktor apa yang menyebabkan dalam penyalahgunaan narkotika oleh anak serta bagaimana perlindungan bagi anak tersebut sebagai korban. Metode penelitian dalam karya ilmia ini adalah penelitian hukum normatif dan empiris. Penelitian ini menganalisa bahan hukum yang ada serta hasil wawancara yang telah peneliti lakukan. Data yang diperoleh dalam karya ilmia ini adalah berupa data primer dan sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan wawancara. Data tersebut kemudian dianalisis secara kualitatif untuk memperoleh jawaban dari permasalahan dalam skripsi ini. Secara keseluruhan faktor-faktor penyebab terjadinya penyalahgunaan narkotika Faktor kepribadian Faktor Keluarga Faktor Lingkungan Faktor Pendidikan Faktor Masyarakat dan Komunitas Sosial Faktor Populasi Yang Rentan Anak yang menjadi korban dilakukan melalui preventif, rehabilitasi . Pertanggung jawaban pidana anak yang terlibat dalam kejahatan narkotika tidak diatur secara jelas dalam undang-undang narkotika, namun hakim dalam menjatuhkan pertanggung jawaban terhadap anak tersebut menggunakan ketentuan perlindungan anak yang ada dengan terlebih dahulu memperhatikan laporan kemasyarakatan anak tersebut. Kata Kunci : Penyalahgunaan Narkotika Oleh Anak I PENDAHULUAN ketidakadilan, baik ditataran A. Latar Belakang pemerintahan, masyarakat dan Sebagaimana kita ketahui disekitar kita. Ini terjadi baik bahwa di Negara kita masih karena kesengajaan atau tidak terdapat sengaja disana sini 1 ini menunjukkan rendahnya kesadaran manusia untuk mewujudkan keadilan akan keadilan atau berbuat adil dalam hukum tersebut terhadap sesama manusia atau merupakan proses yang dinamis dengan sesama makhluk hidup yang memakan banyak waktu. di indonesia ini keadilan masih Upaya lemah dalam menegakan suatu didominasi keadilan dan kekuatan yang bertarung dalam benar.bentuk-bentuk keadilan di kerangka umum tatanan politik Indonesia ini seperti orang yang untuk kuat sedangkan Masalah keadilan dan hak asasi orang yang lemah pasti akan manusia dalam kaitannya dengan tertindas dan di Indonesia ini penegakan jelas bahwa keadilan belum di memang laksanakan diterapkan pekerjaan yang sederhana untuk dengan baik yang sesuai dengan direalisasikan. Banyak peristiwa aturan-aturan hukum yang ada di dalam Indonesia. menunjukkan bahwa kedua hal yang pasti baik hidup atau di Indonesia ini ini seringkali oleh juga kekuatan- mengaktualisasikannya. hukum bukan pidana merupakan kehidupan masyarakat keadilan masih lemah dan masih tersebut kurang belum bisa membedakan mana perhatian yang yang benar dan mana yang harus pemerintah padahal sangat jelas di dalam adili Indonesia dan ini menggunakan keadilan keadilan keadilan di hanya serius Pancasila, dari sebagai nya falsafah hidup bangsa Indonesia, yang masalah perikemanusiaan dan sesuai dengan UUD 1945.1 Keadilan memperoleh perikeadilan mendapat tempat bisa yang sangat penting sebagai dipahami jika ia diposisikan perwujudan dari sebagai keadaan yang hendak kemanusiaan diwujudkan oleh hukum. Upaya beradab serta sila keadilan sosial yang sila adil dan bagi seluruh rakyat Indonesia. 1 Salah satu contoh kurang Http://Makalahdanskripsi.Blogspot.Com/200 8/04/Bab-I-Pendahuluan.Html, Diakses Tanggal 04 November 2014 diperhatikannya 2 masalah keadilan dan hak asasi dalam Padahal, masalah keadilan penegakan hukum pidana adalah dan penghormatan hak asasi berkaitan dengan perlindungan manusia tidak hanya berlaku hukum terhadap korban tindak terhadap pelaku kejahatan saja, kejahatan. tetapi juga korban kejahatan Korban kejahatan yang pada dasarnya merupakan dalam pihak yang paling menderita pidana,seringkali hukum terlalu dalam suatu tindak pidana, justru mengedepankan tidak memperoleh perlindungan tersangka/terdakwa, sebagaimana hak-hak korban diabaikan. yang diberikan oleh undang-undang. Akibatnya, penyelesaian Korban perkara hak-hak sementara tidak diberikan pada saat pelaku kejahatan telah kewenangan dan tidak terlibat dijatuhi secara sanksi pidana oleh pengadilan, kondisi korban kejahatan seperti tidak dipedulikan sama sekali. aktif dalam proses penyidikan dan persidangan sehingga ia kehilangan kesempatan untuk Masalah kualitatif ini ada memperjuangkan hak-hak dan hubungannya dengan hal bahwa memulihkan keadaannya akibat Kitab Undang- Undang Hukum suatu kejahatan. Dalam kaitan Pidana dengan (KUHP) merupakan pemeriksaan suatu suatu Kodifikasi, yaitu pada tindakpidana, sering kali korban prinsipnya hanya merupakan suatu diposisikan sebagai pengumpulan semua ketentuan pemberi kesaksian, sebagai hukum pidana dalam satu kitab pelapor dalam proses undang-undang. Apabila penyidikan, dan sebagai sumber diciptakan tindak pidana baru, informasi, atau sebagai salah maka satu kunci penyelesaian perkara. prinsipnya harus dimasukan dalam KUHP. 2 Sebaliknya pada saat korban tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai saksi di 2 Wirjono Projodikoro, TindakTindak Pidana Tertentu Di Indonesia, Pt Refika Aditama, Bandung 2003, Hlm 8-9 persidangan,ia dikenakan sanksi. 3 Menurut Korban Arief Gosita, mengalami perkembangan yang menurutnya adalah kian meningkat dari tahun mereka yang menderita jasmani ketahun. dan rohaniah sebagai akibat diiringi dengan berkembangnya tindakan tindak kriminal yang membawa orang lain yang Perkembangan mencari pemenuhan kepentingan dampak diri sendiri atau orang lainyang merugikan diri sendiri bahkan bertentangan dengan lingkungan masyarakat kepentingan hak asasi pihak sekitarnya. Oleh karena itu, yang dirugikan.3 Indonesia sebagai negara yang Dalam negatif yang ini dapat penanganan berdasarkan atas hukum harus kepentingan dapat memperoleh hak untuk korban sudah saatnya untuk menjadi alat pengendali sosial diberikan (social control) yang dilengkapi perkara selain pidana, perhatian sebagai mengetahui khusus, saksi yang dengan terjadinya suatu pemaksa agar kaidah-kaidahnya kejahatan juga karena kedudukan korban sebagai ditaati hukum sederajat sebagai sehingga eksis alat tensi negara bisa terwujud secara subjek hukum yang memiliki kedudukan sanksi konsisten. didepan Masalah yang biasa (equalitybeforethelaw). dijumpai pada masyarakat yang Perhatian kepada korban dalam kian berkembang salah satunya penanganan mengenai perkara pidana tindak pidana hendaknya dilakukan atas dasar penyalahgunaan belas kasihan dan hormat atas dimana pada kenyataannya tidak martabat korban. hanya dilakukan oleh orang Dalam kehidupan perorangan masyarakat Indonesia semakin narkotika, saja tetapi juga melibatkan kelompok tertentu dalam 3 Dikdik M Arief Mansyur Dan Elisatris Gultom, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hlm 46 masyarakat. narkotika nasional 4 adalah dan Masalah masalah internasional karena penyalahgunaannya berdampak negatif melakukan terhadap perubahan Undang-Undang atas Nomor 22 kehidupan masyarakat, bangsa, Tahun 1997 tentang Narkotika dan negara. menjadi Penyalahgunaan narkotika Nomor35 Tahun 2009 tentang yang selama ini terjadi dengan Narkotika. peran orang dewasa sebagai korban, ternyata terjadi dimana kini Undang-Undang Salah justru satu perbedaan yang disebut dalam UU No korbannya 35/2009 tentang Narkotika banyak adalah anak di bawah tersebut, dinyatakan umur. Penyalahgunaan narkotika sabu-sabu bukan lagi disebut ini bahwa tidak luput dari gaya psikotropika. Sabu-sabu sudah pergaulan bebas dan juga dimasukan kedalam UU No pengaruh keluarga yang justru 35/2009 memiliki andil yang lebih besar. golongan Untuk undangkannya mencegah memberantas narkotika dan penyalahgunaan 1. Narkotika Dengan di UU No 35/2009tentang Narkotika sangat tanggal 12 Oktober 2009 maka merugikan dan membahayakan UU ini mempunyai daya laku kehidupan masyarakat, bangsa, dan dan negara, pada Sidang Umum rangka Majelis terhadap Rakyat yang sebagai Permusyawaratan Republik Indonesia maka Permusyawaratan Rakyat Republik Nomor VI/MPR/2002 Dewan Rakyat Perwakilan Indonesia hukum pelaku narkotika, otomatis UU 4 Etimologis Narkotika berasal dari bahasa 4 Moh Rizky. Skripsi Penyalahgunaan Narkotika Menurut Uu No 35 Tahun 2009 Dari Prespektif Victimologi. Fakultas Hukum Universitas Tadulako 2012. Hlm 3-4 Republik Indonesia dan Presiden Republik secara Secara telah kepada penegakan dalam tersebut harus diterapkan. Indonesia merekomendasikan mengikat penyalahgunaan tahun 2002 melalui Ketetapan Majelis daya untuk 5 Inggris Narcose atau Narcosis korban yang selanjutnya disebut 5 anak korban adalahanak yang dalam belum berumur 18 tahun yang yang berarti Secara menidurkan. Terminologis kamus besar bahasa indonesia mengalami bahwa narkoba adalah obat mental yang dapat menenangkan saraf, ekonomi yang disebabkan oleh menghilangkan tindak pidana.” rasa sakit, menimbulkan rasa mengantuk atau penderitaan dan/atau fisik, kerugian Anak dipahami sebagai rasa individu yang belum dewasa. merangsang. 6Narkotika dalam Dewasa dalam arti anak belum bahasa yunani yaitu Narke atau memiliki kematangan rasional, Narkam emosional, moral dan sosial artinya terbius sehingga tidak merasakan apa- seperti apa. Pada kenyataannya, tindak padaumumnya. pidana narkotika menunjukkan tingkah laku atau perbuatan kecenderungan yang semakin melanggar meningkat baik secara kuantitati dilakukan oleh anak, disebabkan fmaupun oleh berbagai faktor, antara lain kualitatif dengan orang adanya dikalangan anak-anak, remaja, perkembangan dan yang muda pada umumnya.7 Menurut Undang-undang Penyimpangan hukum korban yang meluas, terutama generasi dewasa dampak cepat, yang negatif dari pembangunan arus globalisasi dibidang komunikasi dan informasi, kemajuan ilmu Nomor 11 Tahun 2012 tentang pengetahuan dan teknologi serta Sistem Peradilan Anak, Pasal 1 perubahan gaya dan cara hidup ayat (4) anak yang menjadi sebagian orang tua. Ini semua telah membawa perubahan sosial 5 Poerwadarminta, Kamus InggrisIndonesia, Jakarta Verss Luys, 1952, Hlm 112. 6 Anton M Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet Ii, Jakarta Balai Pustaka1988 Hlm 6 7 Www. Kompas. Com,Diakses Tanggal 6 Juni 2014 yang mendasar dalam kehidupan masyarakat dan sangat berpengaruh terhadap nilai dan perilaku anak. 6 Dari hasil sementara tinjauan dilakukan menjadi oleh rasa penasaran berhimpun menjadi pertanyaan- peneliti bahwa penyalahgunaan pertanyaan narkoba yang dilakukan oleh dipikiran anak seolah-olah hampir semua merebaknya didalam penyalahgunaan kota penyalahgunaan kalangan Palu narkoba anak-anak dan di yang timbul penulis tentang kasus narkotika khususnya anak sebagai korban. telah Berdasarkan uraian di atas banyak ditemukan. penulis kemudian tertarik untuk Kasus mengangkat sebuah judul skripsi “ narkotika penyalahgunaan yang korbannya TINJAUAN VIKTIMOLOGIS adalah anak semakin banyak TERHADAP terjadi. Mengherankan adalah SEBAGAI meskipun pihak yang berwajib PENYALAHGUNAAN telah NARKOTIKA banyak pengedar menangkap narkotika dan berbagai kasus menuntaskan banyak organisasi instansi yang Narkotika atau 1. Faktor-faktor berkaitan tindakan dengan penyuluhan dalam Nasional apa yang penyalahgunaan narkotika? 2. Bagaimanakah pre-emptif perlindungan hukum terhadap anak sebagai melaksanakan korban disekolah-sekolah penyalahgunaan narkotika? maupun lingkungan masyarakat II PEMBAHASAN lainnya, masih tetap saja kasus penyalahgunaan KOTA menyebabkan anak terjerumus (BNN) yang telah melakukan berbagai DI B. Rumusan Masalah dengan kasus narkotika seperti Badan KORBAN PALU “ penyalahgunaan narkotika serta sudah ANAK narkotika menjamur dimasyarakat. Rasa A. Faktor-faktor yang menyebabkan anak terjerumus heran penulis kemudian berubah dalam penyalahgunaan narkotika 7 Hasil wawancara yang telah yakni BNN (Badan Narkotika peneliti lakukan di BNN Kota Nasional) Kota yang dilakukan Palu dimana korban yang melapor oleh peneliti adalah :8 kepihak 1. Faktor kepribadian BNN kota Palu penyalahgunaan narkotika untuk Beberapa hal yang dalam faktor kalangan anak-anak saat ini belum termasuk di ada, pribadi adalah pihak menulusuri BNN juga dan memberikan biologis, personal, kesehatan bahaya, dan gaya hidup yang memiliki penyuluhan akan terus rehabilitasi bagi korban tersebut, pengaruh namun saat ini pihak BNN belum sorang menerima satupun laporan atas dalam kasus tersebut, munurut kepala narkotika . seksi BNN Kota Palu, bahwa Kurangnya tidak adanya satupun pelapor dalam genetik, menetukan remaja terjerumus penyalahgunaan Pengendalian Diri yang datang dikarenakan takut Orang yang coba-coba privasi keluarga akan teungkap, menyalahgunakan kurangnya akan biasanya memiliki sedikit yang pengetahuan fungsi pemahaman panti dilakukan. orang rehabilitasi Namun tua penyalahgunaan sebenarnya anak narkotika, yang ditimbulkan, narkotika hukum tersebut harus melaporkan agar narkoba tentang bahaya yang serta aturan yang melarang penyalahgunaan narkotika. Konflik tidak ada ketergantungan serta Individu/Emosi dampak kesehatan anak dapat Yang Belum Stabil terjaga untuk masa depan anak, Orang yang karena anak merupakan generasi mengalami konflik akan penerus bagi bangsa dan Negara mengalami frustasi. Bagi Indonesia. individu yang tidak biasa Adapun hasil survey dan 8 Wawancara SeksiBNN Kota Palu,. wawancara pada lokasi penelitian 8 Kepada Kepala dalam menghadapi penyelesaian cenderung Orang masalah sibuk tua terlalu sehingga jarang menggunakan mempunyai waktu narkotika, karena berpikir mengontrol anggota keliru bahwa cemas yang keluarga. Anak yang kurang ditimbulkan perhatian dari orang tuanya individu oleh tersebut dikurangi konflik dapat cenderung dengan perhatian diluar, biasanya mengkonsumsi narkotika. mereka Terbiasa Hidup Senang / juga mencari kesibukan bersama temantemanya. Mewah Orang yang terbiasa hidup mewah kerap berupaya menghindari permasalahan yang rumit. mencari Biasanya lebih Kurangnya penerapan disiplin tanggung dan jawab lebih Tidak mereka semua penyalahgunaan narkoba menyukai yang dilakukan oleh remaja penyelesaian masalah secara dimulai dari keluarga yang instan, broken home (keluarga yang praktis, atau membutuhkan waktu yang rusak/keluarga singkat sehingga akan bermasalah), semua anak memilih cara-cara yang mempunyai potensi dapat sama untuk terlibat dalam kesenangan penyalahgunaan narkotika. simple yang memberikan melalui narkotika penyalahgunaan yang Penerapan dapat tanggung jawab anak akan secara berlebihan. resiko anak dalam Kurangnya narkotika. kontrol yang disiplin memberikan rasa euphoria 2. Faktor Keluarga yang dan kepada mengurangi terjebak ke penyalahgunaan Anak yang mempunyai tanggung jawab keluarga 9 terhadap dirinya, orang tua kemudahan dan diterima masyarakat akan mempertimbangkan beberapa hal sebelum untuk oleh dapat anggota kelompok. Kelompok mempunyai kebiasaan mencoba-coba perilaku yang sama antar menggunakan narkotika. sesama anggota. Jadi tidak aneh 3. Faktor Lingkungan Masyarakat bila berkumpul Yang kebiasaan ini juga mengarahkan perilaku yang Individualis Lingkungan individualistik sama untuk mengkonsumsi yang dalam narkotika. 4. Faktor Pendidikan kehidupan kota besar cenderung kurang peduli Pendidikan akan bahaya dengan orang lain, sehingga penyalahgunaan setiap sekolah-sekolah orang hanya narkoba di juga permasalahan merupakan salah satu bentuk dirinya tanpa peduli dengan kampanye anti penyalahgunaan orang sekitarnya. Akibatnya narkoba. banyak pengetahuan yang dimiliki oleh memikirkan individu dalam Kurangnya masayarakat kurang peduli siswa-siswi akan bahaya dengan penyalahgunaan narkotika juga dapat narkotika yang memberikan andil terhadap meluas di kalangan remaja meluasnya penyalahgunaan dan anak-anak. narkotika dikalangan pelajar. semakin Pengaruh Teman Sebaya 5. Faktor juga penting dan Komunitas Sosial Pengaruh teman atau kelompok Masyarakat Faktor berperan dan terhadap yang mempengaruhi termasuk kondisi penggunaan narkoba. Hal sosial seorang remaja atnara ini disebabkan antara lain lain hilangnya nilai-nilai dalam karena sebuah keluarga dan sebuah menjadi syarat 10 hubungan, hilangnya perhatian Kota Paluyaitu Nukman Said dengan komunitas, dan S.Sos menyatakan bahwa adanya susahnya berdaptasi dengan korban penyalahgunaan narkotika baik (bisa dikatakan merasa oleh anak seharusnya dilindungi seperti alien, diasingkan) oleh pihak manapun yaitu Orang 6. Faktor Populasi tua korban tersebut atau pihak Yang BNN yang ada dimana pun baik Rentan Remaja masa kini hidup diKota Palu maupun di Kota dalam sebuah lingkaran besar, manapun karena anak merupakan dimana sebagian remaja berada kelompok sangat rentan dengan dalam yang perkembangan emosionsal anak terhadap tersebut sehingga masih belum beresiko lingkungan tinggi penyalahgunaan Banyak narkotika. remaja Ketika anak tersebut mulai menjadi korban penyalahgunaan narkotika, narkotika maka tindakan yang amphetamine-type yang dilakukan oleh orang tua (termasuk tersebut harus melaporkan ke mencoba-coba seperti stabil. stimulants didalamnya alkohol, tembakau pihak dan obat-obatan yang diminum mendapatkan tanpa resep atau petunjuk dari dibidang dokter, serta obat psikoaktif) psikologis anak tersebut agar anak sehingga tersebut bias melanjutkan masa menimbulkan BNN guna untuk perlindungan kesehatan, dengan baik maupun berbagai macam masalah pada depan sebagai akhirnya. generasi bangsa kedepan. Oleh Hukum karena itu untuk melindungi anak terhadap anak sebagai korban yang menjadi korban pecandu penyalahgunaan Narkotika narkotika, orang tua atau wali dari B. Perlindungan Hasil wawancara yang anak yang menjadi korban dilakukan peneliti di BNN Kota pecandu narkotika berkewajiban Palu Seksi melaporkan kepada pejabat yang Pemberdayaan Masyarakat BNN ditunjuk oleh pemerintah untuk terhadap Kepala 11 mendapatkan perawatan. pengobatan Ketentuan dan memulihkan dan mengembangkan tersebut kemampuan fisik, mental dan terdapat dalam Pasal 55 Undang- sosial Undang No. 35 Tahun 2009 bersangkutan. Tentang Narkotika, yaitu yang penderita Ada 2 yang (dua) macam berbunyi sebagai berikut : rehabilitasi yang dimaksud, yaitu (1) Orang tua atau wali dari Pecandu Narkotika yang belum cukup umur wajib melaporkan kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. (2) Pecandu Narkotika yang sudah cukup umur wajib melaporkan diri atau dilaporkan oleh keluarganya kepada pusat kesehatan masyarakat, rumahsakit, dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk mendapatkan pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Pengobatan dan perawatan rehabilitasi medis dan rehabilitasi terhadap pecandu melalui rehabilitasi. Rehabilitasi dengan narkotika maksud Undang-Undang 2009 No.35 tentang Rehabilitasi Tahun Narkotika. medis pecandu narkotika dilaksanakan 1) Rehabilitasi medis Pecandu Narkotika dilakukan dirumah sakit yang ditunjuk oleh Menteri. 2) Lembaga rehabilitasi tertentu yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah atau masyarakat dapat melakukan rehabilitasi medis Pecandu Narkotika setelah mendapat persetujuan Menteri. Selain undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika yang mengatur tentang narkotika ada pula regulasi lain yang mengatur tentang korban narkotikayaitu peraturan bersama narkotika dilakukan pecandu sosialsesuai ketentuan Pasal 56 yang fasilitas diterbitkan Mahkamah bagi oleh Agung Ketua Republik Indonesia, Menteri Hukum Dan dilakukan, Hak Asasi Manusia Republik untuk Indonesia, 12 Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Menteri waspada dan sadar akan akibat- Sosial Republik Indonesia, Jaksa akibat yang tidak diinginkan yang Agung mungkin menimbulkan korban, Republik Kepala Indonesia, Kepolisian Republik Indonesia, Badan Narkotika Republik Negara kerugian Kepala perlindungan anak yang tidak Nasional karena rasional pelaksanaan positif, Indonesia, tentang penanganan pecandu narkotika bermanfaat. Dalam menjatuhkan penyalahgunaan putusan kepada anak pengguna dan korban narkotika bertanggungjawab dan tidak tidak kedalam lembaga narkotika hakim dapat melihat dalam peraturan Undang-Undang Nomor 11 Tahun tersebut telah ditentukan bahwa 2012 tentang Peradilan Anak dan lembaga korban Undang-Undang Nomor 23 Tahun narkotika 2002 Tentang Perlindungan Anak rehabilitasi, rehabilitasi penyalahgunbaan adalah rehabilitasi medis rehabilitasi Rehabilitasi Medis social. adalah kegiatan dan perlindungan anak proses danmemberikan ruang bagi hakim pengobatan secara untuk untuk membebaskan pecandu dari ketergantungan adalah mengakomodasi suatu terpadu Narkotika. telah Rehabilitasi suatu proses menerapkan undang- tersebut dalam undang menjatuhkan putusan atas pidana sosial yang dilakukan anak, peran hakim kegiatan begitu dominan pemulihan secara terpadu, baik Kepala BNN Pusat fisik, mental maupun sosial, agar menegaskan bahwa segala upaya bekas pecandu Narkotika dapat dalam kembali narkoba sosial melaksanakan dalam fungsi kehidupan para rangka mengembangkan upaya di Indonesia masalah sudah banyak dilakukan terutama oleh bermasyarakat Dalam menyelesaikan penegak hukum, namun sampai saat ini pengguna narkoba belum perlindungan anak, maka harus berkurang bahkan cendrung bertambah. Salah satu 13 hal yang permasalahan dapat menyebabkan tersebut diselesaikan Melalui proses assesment belum terpadu setiap pengguna narkoba adalah diperiksa kondisi pandangan masyarakat terhadap ketergantungannya dan kemudian pengguna narkoba yang masih di para pengguna itu dikirimkan ke cap sebagai pelaku kejahatan, pusat sampah masyarakat dan berbagai Diharapkan kerja sama yang baik stigma lainnya sehingga mereka dengan aparat penegak hukum justru dihukum badan di penjara.9 yang Menurut Kepala Seksi pusat rehabilitasi. “menjangkau” pengguna narkotika agar Polisi sebelum Pemberdayaan Masyarakat BNN membuat Berita Acara Kota Palu Nukman Saud S.Sos Pemeriksaan (BAP) merujuk bahwa dilakukan korban ke Tim Assement terpadu oleh TAT ( Team Assessment guna mendapatkan rekomendasi Terpadu) adapun team asesment hasil tersebut yaitu terdiri dari tim kesehatan/ketergantungan korban. dokter yaitu, Assesment Anak, Berdasarkan hasil rekomendasi Assesment Tim pelaksanaan Kesehatan/Sidik, pemeriksaan Assement inilah (di Assesment Hukum, diperaturan Kepolisian sering dikenal dengan bersama juga di sebutkan bahwa istilah visum et repertum) Polisi team assessment terpadi terdiri membuat BAP dari Tim Asesmen terpadu terdiri sementara selama dari : Tim Dokter yang meliputi proses peradilan si korban berada dokter dan psikolog Tim Hukum dalam terdiri dari unsur Polri, BNN, rehablitasi. Kejaksaan dan Kemenkumham. tahanan dan untuk menunggu di fasilitas Rehabilitasi adalah pilihan utama bagi korban terutama bagi pemakai pemula yang terperosok dalam 9 Http://Hukum.Kompasiana.Com/201 4/03/31/Pengguna-Narkoba-Wajib-DiRehabilitasi-Bukan-Di-Penjara643549.Html, Diakses Tanggal 14 Okotber 2014 berbahaya penggunaan bahan tersebut. Mereka jangan dipenjara. Para pengguna 14 Pelaksaan Wajib Pecandu Narkoba Adapun proses pemula disebutkan sebagai korban karena faktor lingkungan yang tidak kondusif sehingga mereka inilah diselamatkan yang dengan mewakili harus agar mereka bisa perawatan di dan hingga dalam bahasa sehari-hari disebut pengobatan. seperti informasi, menciptakan dan melayani Atau proses interaksi dengan individu atau menjamin kelompok masyarakat tertentu seorang pengguna narkoba untuk direhabilitasi penyampaian masyarakat. mendapatkan Negara Sesuai Cara partisipasi “sakauw”. Kalau sudah seperti itu, segera berkesinambungan. 1. Penjangkauan memiliki risiko ketagihan yang harus dan urutan adalah: itu akan menyerang fungsi otak kronis pengobatan dukungan secara komprehensif Soalnya, akibat kecanduan bersifat memiliki Continuum of Care, yaitu proses rehabilitasi.10 yang pemerintah metode tersendiri yang disebut program wajib lapor ke puskesmas dengan tujuan yang dilakukan oleh Pihak BNN yang terperangkap kepada kecanduan. Mereka Lapor dalam yang rangka mewujudkan suatu tujuan tertentu. tercantum dalam Undang-undang 2. Pengkajian dan Peraturan Pemerintah. Rangkaian pemeriksaan 1. Undang-undang No. 35 Tahun 2009, Pasal 54: Pecandu narkoba dan korban penyalahgunaan wajib menjalani rehabilitasi medis dan sosial 2. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2011 tentang yang dilakukan secara menyeluruh tentang keadaan klien narkoba terhadap terkait pemakaian dan dampaknya dirinya lingkungannya. didapat 10 Http://Kesehatan.Kompasiana.Com/ Medis/2014/03/02/Bnn-MenyediakanRehabilitasi-Gratis-Bagipemakai-Narkoba636735.Html, Diakses Tanggal 14 Oktober 2014 informasi serta Sehingga lengkap tentang keadaan klien sebelum dilakukan terapi atau tindakan lain yang diperlukan 15 3. Detoksifikasi teungkap, Salah satu tahapan awal kurangnya pemahaman akan fungsi panti dalam proses pemulihan bagi rehabilitasi yang para penyalahguna narkoba Namun sebenarnya orang tua yang memberikan layanan anak yang dilakukan. penyalahgunaan medis untuk membehentikan narkotika proses beserta melaporkan agar tidak ada akibat yang ditimbulkan serta ketergantungan serta dampak pemeriksaan dan tindak lanjut kesehatan anak dapat terjaga dari untuk masa depan anak, karena kecanduan kondisi medis klien (pasien). anak tersebut merupakan III PENUTUP penerus bagi A. Kesimpulan Negara Indonesia. harus generasi bangsa dan 1. Hasil wawancara yang telah Adapun Faktor yang dari peneliti lakukan di BNN Kota hasil survey dan wawancara Palu pada lokasi penelitian yakni dimana korban yang melapor kepihak BNN kota BNN Palu penyalahgunaan narkotika Nasional) untuk kalangan anak-anak saat dilakukan oleh penelitiadalah ini belum ada, pihak BNN juga :11 terus 1) Faktor kepribadian menulusuri dan (Badan Kota Narkotika palu memberikan penyuluhan akan 2) Faktor Keluarga bahaya, 3) Faktor Lingkungan rehabilitasi bagi korban tersebut, namun saat ini 4) Faktor Pendidikan pihak BNN belum menerima 5) Faktor satupun laporan atas kasus Masyarakat yang dan Komunitas Sosial tersebut, munurut kepala seksi 6) Faktor BNN Kota Palu, bahwa tidak Rentan Populasi Yang Kepada Kepala adanya satupun pelapor yang datang dikarenakan takut privasi keluarga akan 11 Wawancara SeksiBNN Kota Palu,. 16 2. Hasil penelitian yang dilakukan masa depan dengan oleh peneliti di BNN Kota Palu sebagai tentang perlindungan hukum kedepan.Oleh karena itu untuk terhadap anak sebagai korban melindungi anak yang menjadi penyalahgunaan korban Bahwa narkotika. Kepala Pemberdayaan generasi baik pecandu bangsa narkotika, Seksi orang tua atau wali dari anak Masyarakat yang menjadi korban pecandu BNN Kota Palu yaitu Nukman narkotika Said S.Sos menyatakan bahwa melaporkan adanya korban penyahgunaan yang ditunjuk oleh pemerintah narkotika oleh anak seharusnya untuk dilindungi oleh pihak manapun pengobatandanperawatan. yaitu orang tua korban tersebut Ketentuantersebut terdapat atau pihak BNN yang ada dalam Undang- dimana pun baik diKota Palu Undang No. 35 Tahun 2009 maupun di tentang Narkotika, yaitu yang karena anak Kota manapun merupakan kepada pejabat mendapatkan Pasal 55 berbunyi sebagai berikut : kelompok sangat rentan dengan perkembangan berkewajiban 1) Orang tua atau wali dari emosionsal Pecandu Narkotika yang anak tersebut sehingga masih belum cukup umur wajib belum melaporkan kepada pusat tersebut stabil. menjadi penyalahgunaan maka Ketika tindakan anak korban kesehatan narkotika sakit, dan/atau yang lembaga rehabilitasi medis dilakukan oleh Orang Tua dan rehabilitasi sosial yang tersebut harus melaporkanya ke ditunjuk oleh Pemerintah pihak untuk BNN mendapatkan yang rumah masyarakat, guna untuk Perlindungan mendapatkan pengobatan dan/atau dibidang kesehatan, maupun perawatan melalui psikologis anak tersebut agar rehabilitasi anak tersebut bias melanjutkan rehabilitasi sosial. 17 medis dan 2) Pecandu Narkotika yang dari masing-masing anak sudah cukup umur wajib karena anak merupaka masa melaporkan atau yang oleh mengetahui diri dilaporkan keluarganya kepada pusat sangat yang kesehatan baru. generasi rentan untuk segala sesuatu Dan sebagai muda seharusnya masyarakat, rumah sakit, lebih dan/atau memilih teman bergaul, sebab lembaga berhati-hati dalam rehabilitasi medis dan jika kita salah pilih teman rehabilitasi sosial yang lebih-lebih yang sudah kita ditunjuk oleh Pemerintah tahu telah menjadi pecandu untuk mendapatkan hendaknya kita berfikir lebih pengobatan dan/atau dulu untuk bersahabat dengan perawatan melalui rehabilitasi medis mereka. dan 2. Untuk kepada Negara agar rehabilitasi sosial. lebih dan tegas menangani kasus yang ada B. Saran 1. Harapan peneliti agar di negara kita cepat terutama disekitar kita tentang narkotika masyarakat sehingga penyebarluasan yang umum menyadari akan bahaya terjadi memakai atau mengkonsumsi sebelumnya bisa teratasi dan Narkotika lebih efektif untuk penanganan dan khsusnya kepada orang tua lebih ketat mengawasan rehabilitasi. perkembangan 3. 18 dampak kasus DAFTAR PUSTAKA A. BUKU-BUKU Anton M Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet Ii, Jakarta Balai Pustaka1988 Dikdik M Arief Mansyur Dan Elisatris Gultom, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Moh Rizky. Skripsi Penyalahgunaan Narkotika Menurut Uu No 35 Tahun 2009 Dari Prespektif Victimologi. Fakultas Hukum Universitas Tadulako 2012. Poerwadarminta, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta Verss Luys, 1952), Wirjono Projodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu Di Indonesia, Pt Refika Aditama, Bandung 2003, B. HASIL WAWANCARA Wawancara Kepada Kepala Seksibnn Kota Palu,. C. INTERNET Http://Makalahdanskripsi.Blogspot.Com/2008/04/Bab-I-Pendahuluan.Html, Www. Kompas. Com, Http://Hukum.Kompasiana.Com/2014/03/31/Pengguna-Narkoba-Wajib-DiRehabilitasi-Bukan-Di-Penjara-643549.Html, Http://Kesehatan.Kompasiana.Com/Medis/2014/03/02/Bnn-MenyediakanRehabilitasi-Gratis-Bagipemakai-Narkoba-636735.Html, D. PERUNDANG-UNDANGAN Undang-UndangNomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor VI/MPR/2002 19 BIODATA NAMA : MUHAMMAD REZA TEMPAT, TANGGAL LAHIR : PALU 15 APRIL 1989 ALAMAT RUMAH : JALAN YOJO KODI NO 30 C ALAMAT EMAIL : [email protected] NO HP :081341451114 20