IKN - WordPress.com

advertisement
KONSEP-KONSEP DASAR
DALAM IKN
Diampu oleh Moh. Ikmal, S.Pd.
Konsep IKN
Perspektif etimologis :
IKN merupakan terjemahan “civic” atau civicus
(latin) atau citizen (inggris) yg bermakna :
a. Warga negara
b. Penduduk dari suatu kota
c. Sesama warga negara, penduduk, dan orang
setanah air
d. Bawahan atau kaula
Perspektif terminologis :
1.
Dimond (1970) : IKN sbg studi yg berhubungan dg
tugas-tugas pemerintah dan hak-hak kewajiban WN
2.
Eksiklopedi politik dan pembangunan pancasila
(1988) : IKN sbg studi yg mengkaji WN dari
perspektif HTN yaitu WN dilihat dari siapa yg
menjadi WN, hak dan kewajibannya, cara
memperoleh dan hilangnya kewarganegaraan.
Konsep Warga Negara
Peserta aktif dalam
kegiatan bernegara
Warga Negara
Siap memerintah dan diperintah
Who has the right to live in a
country because he or she was born
there/has been legally accepted as a
permanent resident
Konsep Kewarganegaraan
Status keanggotaan institusi negara
Konstruksi legal
Kewarganegaraan
Ide kewarganegaraan
Prinsip warga
negara sebagai
subjek politik
Liberal
Hak dasar
Otoriter
Posisi netral
Partisipasi dalam
komunitas publik
Amelioration (upaya
pencegahan)
Self-sufficiency
(pemenuhan diri)
Hermeneutik
Dialektis Non Legalistik
Keseimbanga
n kepentingan
negara dan
warga
Konsep Ilmu Kewarganegaraan
Cab.ILMU POLITIK
“hak dan kewajiban
WN”
IKN
DEMOKRASI
POLITIK
Demokrasi
Ekonomi
HUKUM
TATA
NEGARA
Demokrasi
Sosial
YURIDIS
FORMAL
SosioPolitik
ISI DEMOKRASI POLITIK :
1. Teori demokrasi politik
2. Konstitusi negara
3. Sistem politik
4. Pemilihan umum
5. Lembaga decision maker
6. Presiden
7. Lembaga yudikatif dan
legislatif
8. Output dan sistem politik
9. Kemakmuran umum dan
pertahanan negara
10. Perubahan sosial
Hak, kewajiban,
tanggungjawab, dan
peranan warga negara
baik di bid.spritual,
sosial, ekonomi,
yuridis, kultural sesuai
pembukaan UUD 45
dan UUD 45
TUJUAN IKN
Melakukan kajian-kajian untuk
menghasilan teori-teori, konsepkonsp, dan generalisasi mengenai
peranan warga negara (bid. Politik,
ekonomi, sosial budaya) agar tercipta
warga negara yang baik
Ruang lingkup kajian IKN
(Soemantri, 1976)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Teori demokrasi politik
Konstitusi negara
Sistem politik
Pemilihan umum
Lembaga decision maker
Presiden
Lembaga yudikatif dan legislatif
Output dan sistem politik
Kemakmuran umum dan pertahanan negara
Perubahan sosial
Ruang lingkup kajian IKN
(Ahmad Sanusi, 1972)

Cakupan IKN meliputi kedudukan dan
peranan warga Negara dalam
menjalankan hak dan kewajibannya
sesuai dengan konstitusi Negara yg
bersangkutan
Sasaran ilmu kewarganegaraan
(IKN)
OBJEK MATERIA (Bahan Yg Dikaji)
1. Demokrasi politik
2. Demokrasi ekonomi
3. Demokrasi social
OBJEK FORMA (pusat perhatian) : adalah
dimensi peranan warga Negara atau hak dan
kewajiban warga Negara sebagai anggota
institusi politik negara
Pendekatan IKN



Pendekatan legalistik (perundangundangan)
Pendekatan sosio-politik
Dialektis
Hubungan civics dengan ilmu politik
dan pendidikan kewarganegaraan
Politik= Politics=Polis=Negara kota=city state.
Ilmu Politik=political science, mengkaji :
1. Type of regimes= masalah yang timbul
dalam pemerintahan=sesuai tipe pemerintahan
(demokrasi, autokrasi, monarkhi, oligarkhi)
2. Partisipation= bagaimana warga Negara
ikut serta dalam kebijaksanaan
3. The concept of pluralism =
menjembatani keanekaragaman
4. Decision making= pengambilan
keputusan yang tepat.
Hub civics dg PKn


Dari sisi subtansi civics: demokrasi politik, yang
menyangkut: konteks ide demokrasi, konstitusi
negara, input sistem politik, partai politik dan
kelompok penekan, pemilihan umum, lembagalembaga pengambil keputusan,presiden sebagai
kepala negara, lembaga yudikatif, output dari sistem
demokrasi politik, kesejahteraan umum dan
pertahanan negara, perubahan sosial dan demokrasi
politik.
Civic education : pendidikan kewarganegaraan=
program sekolah, kegiatan mengajar, kepentingan
masyarakat dalam struktur kurikulum
Civic sebagai ilmu


Ciri ilmu= apa? – ontologi, bagaimana?
Epistemologi, untuk apa? Aksiologi.
Civics= ilmu= karena memiliki objek
kajian, sejumlah metode, bersifat
objektif dan sistematis, eksperimental,
dan dapat memperluas pengetahuan





Objektif= bebas prasangka=menjauhi subyektifitas.
Sistematis= menghubungkan secara logis dari
berbagai bagian atau unsur yang satu sama lain
berkaitan secara fungsional
Eksperimental= kesimpulan dari penelitian
Memperluas pengetahuan= temuan baru
Metode= pendekatan terhadap keseluruhan dunia
empiris/ nyata yang dapat dikenal manusia melalui
pengalamannya.
Sejarah CIVIC di AS dan
perkembangannya di Indonesia


Secara historis, mata pelajaran civics
untuk pertama kalinya diperkenalkan di
USA pada pertengahan tahun 1880-an
(Budimansyah, 2008: 2)
Abad 19 civics dimasukkan kedalam
kurikulum sekolah

ketika sebagian besar orang-orang berimigrasi ke
Amerika Serikat yang berasal dari benua Eropa
seperti Perancis, Inggris, Jerman, Belanda, Italia,
Spanyol, Portugis dan lainnya, dimana anak-anak
mereka memiliki pengetahuan yang sedikit sekali
tentang masalah Amerika. Itulah sebabnya
pemerintah Amerika Serikat berusaha untuk
mempersatukan bangsa Amerika melalui kegiatan
pendidikan di sekolah.
Perkembangan civics di
indonesia

Sebelum proklamasi kemerdekaan
– Terbit buku Indische Burerschapkunde, yang di bicarakan
dalam buku tersebut, masalah masyarakat pribumi.
Pengaruh barat, bidang sosial, ekonomi, hukum,
ketatanegaraan dan kebudayaan, masalah pertanian,
masalah perburuhan. Kaum menengah dalam industri dan
perdagangan, terbentuknya dewan rakyat, masalah
pendidikan, kesehatan masyarakat, pajak, tentara dan
angkatan laut

Rech en Plich (Bambang Daroeso, 1986: 8-9) karangan J.B.
Vortman yang dibicarakan dalam buku tersebut yaitu : Badan
pribadi yang mengutarakan masyarakat dimana kita hidup,
obyek hukum dimana dib icarakan eigondom eropah dan hakhak atas tanah. Masalah kedaulatan raja terhadap kewajibankewajiban warga negara dalam perinta Hindia Belanda.
Masalah Undang-Undang, sejarah alat pembayaran dan
kesejahteraaan
Masa sesudah kemerdekaan


Kewarganegaraan
(1957),
Isi
pelajaran
kewarganegaraan
adalah
membahas
cara
memperoleh dan kehilangan kewarganegaraan.
Civics (1961) Isi civics banyak membahas tentang
sejarah kebangkitan nasional . Uud, pidato-pidato
politik kenegaraan yang terutama diarahkan untuk
“nation and character building” Bangsa Indonesia
seperti pada waktu pelaksanaan civics di America
pada
tahun-tahun
setelah
declaration
of
Independence Amerika

Pendidikan Kewargaan Negara (1968), Diberlakukannya kurikulum
1975, PKn pada prinsipnya merupakan unsur dari PMP. Lahirnya UU
no.2 Tahun 1989 tentang SPN (Sistem Pendidikan Nasional).
menunjuk pasal 39 ayat 2, yang menentukan bahwa PKn bersama
dengan pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama harus di muat
dalam kurikulum semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan maka PKn
akan mengalami perkembangan lagi. Menurut ali emran (1976: 4) isi
PKn meliputi :
– Untuk SD : pengetahuan Kewargaan negara, sejarah Indonesia, ilmu Bumi.
– Untuk SMP : Sejarah kebangsaan, kejadian setelah kemerdekaan, UUD
1945, Pancasila, Ketetapan MPRs.
– Untuk SMA : Uraian pasal-pasal dari UUD 1945 yang dihubungkan dengan
tatanegara, sejarah, ilmu bumi dan ekonomi.


Tahun 1970 PKn difusikan ke dalam mata pelajaran IPS
Tahun 1972, dalam seminar di Tawangmangu Surakarta, menetapkan
istlah ilmu kewargaan Negara (IKN) sebagai pengganti CIVICS, dan
pendidikan Kewargaan Negara (PKn) sebagai istilah civic Education.
Dengan demikian, IKN lebih bersifat teoritis dan PKn lebih bersifat
praktis antara keduanya merupakan kesatuan tak terpisahkan, karna
perkembangan PKn sangat tergantung pada perkembangan IKN.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) Menurut
Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 mengintegraiskan antara pengajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan dengan nama mata pelajaran PPKn.
Kualifikasi Individu Warga
Negara



Sebagai makhluk individu
Sebagai makhluk social dan politik
Sebagai makhluk tuhan
Perkembangan PKn pada masa
transisi demokrasi

PKn orde baru lebih lebih ditentukan faktor
kepentingan untuk membangun negara (state
Building) ketimbang untuk membangun bangsa
(Nation Building).
1.
2.
3.
4.
Kemerosotan nilai estetika dan moral para penyelenggara
negara yang sudah kehilangan semangat pengabdian,
pengorbanan kejujuran dan keikhlasan.
Hukum lebih merupakan alat kekuasaan dari pada alat
keadiland an kebenaran.
Fandalisme, paternalisme dan absolutisme
Posisi dan peran ABRI lebih merupakan alat kekuasaan
dari pada alat negara untuk mengabdi kepada kepentingan
rakyat.
Era reformasi

Dalam era reformasi, tantangan PPKn semakin berat. P4
dipermasalahkan substansinya, karena tidak memberikan
gambaran yang tepat tentang nilai Pancasila sebagai satu
kesatuan. Dengan adanya perubahan UU No. 2 tahun 1989
yang diubah dengan UU No. 2 tahun 2003 tidak dieksplisitkan
lagi nama pendidikan Pancasila, sehingga tinggal Pendidikan
Kewarganegaraan.
Begitu
pula
kurikulum
2004
memperkenalkan
istilah
Pengganti
PPKn
dengan kewarganegaraan / pendidikan kewarganegaraan.
Perubahan nama ini juga diikuti dengan perubahan isi PKn yang
lebih memperjelas akar keilmuan yakni politik, hukum dan
moral.
Download