Buah bebas - WordPress.com

advertisement
BUAH
OLEH
MARTHA SELA RIANTI
SITI NURJANNAH
TRI YULIZA
WIDYAWATI PUJI LESTARI
Klasifikasi buah
Berdasarkan jenis bunga dan jenis ginesium yang
mengembangkannya, buah dibedakan menjadi:
Buah tunggal, merupakan hasil dari satu ginesium yang terdiri dari satu atau beberapa
karpel, contohnya buah polongan dan tomat.
Buah berganda, dibentuk oleh ginesium apokarp dan setiap karpel tetap dapat dikenali
pada waktu buah dewasa, contohnya buah Arbei dan Fragaria.
Buah majemuk, berasal dari perbungaan, jadi berupa kumpulan ginesium dari sejumlah
kuntum bunga, contohnya buah nanas.
Menurut Winkler (1939), klasifikasi buah adalah
menggunakan empat sifat saja, yaitu:
• Buah berganda, bila karpel suatu kuntum bunga
tak saling bersatu.
• Buah satuan, bila karpel bersatu.
• Buah bebas, jika berasal dari bakal buah superus.
• Buah piala, jika berasal dari bakal buah inferus
yang tertanam dalam jaringan non-karpel yang
berbentuk piala (cangkir) atau dari bakal buah
superus yang berasosiasi dengan hipantium.
Dinding buah yang berasal dari bakal buah disebut perikarp.
Namun, jika buah masih disertai jaingan yang tidak berasal dari
karpel, maka istilah perikarp dapat mencakup jaringan itu jika
jaringan itu berasosiasi dengan bakal buah. Pada pendewasaan
buah, terjadi berbagai perubahan ada jaringan yang tertekan
dan ada jaringan yang meluas. Sehingga dapat dibedakan tiga
lapis perikarp, yaitu: eksokarp atau epikarp, kulit luar;
mesokarp yang berupa daging; dan endokarp merupakan
bagian paling dalam yang sering keras. Namun, asal jaringan
dapat berbeda-beda, ada yang berasal dari dinding buah, dan
ada yang bersatu dengan jaringan tambahan.
• Pada buah kering, perikarp sering mempunyai
jaringan sklerenkimatis. Struktur perikarp buah
kering yang tidak membuka sering menyerupai
kulit biji.
• Pada buah berdaging, dinding terdiri dari
perikarp atau bersatu dengan jaringan
tambahan. Bagian dalam atau luar dinding buah,
atau keseluruhannya, bias menjadi berdaging
dengan adanya diferensiasi menjadi paenkim
lunak atau sukulen (tebal,berair). Selain dinding,
plasenta dan sekat (dalam buah berlokulus
banyak) juga bias menjadi berdaging.
Eksokarp pada buah jeruk (Citrus) terdiri dari
epidermis luar berkutikula dan aerenkim sub
epidermal yang merapat serta berisi kelenjar minyak
dan sel berkristal. Mesokarp terdiri dari parenkim
beruang antar sel besar dan banyak, serta terdapat
jaringan ikatan pembuluh. Endokarp terdiri dari
epidermis dalam dan beberapa lapis parenkim yang
rapat. Pada endokarp terdapat kantung berair yang
bersama-sama memenuhi lokulus. Kantung berair
itu terdiri drai struktur bersel banyak yang
berbentuk pentung bertangkai panjang dan ramping.
Pada buah tomat (Lycopersicon esculentum) yaitu
buah tanpa kulit yang jelas memiliki karpel dua,
namun dalam varietas yang dibudidayakan biasanya
jumlahnya lebih dari dua. Bagian yang berdaging
mencakup perikarp, sekat, dan plasenta yang besar.
Jenis plasentanya aksial memenuhi ruang lokulus.
Juga memasuki ruang di antara bakal biji.
Menjelang masak jaringan plasenta berdegradasi
serta bersifat lender. Perubahan warna sewaktu
pemasakan terjadi karena transformasi kloroplas
menjadi kromoplas.
Pisang (Musa acuminate) mempunyai tipe ovarium
inferiror, dengan tiga karpel. Ovarium ini kemudian
muncul sebagai buah yang mempunyai biji, atau
buah tanpa biji. Akhirnya bakal biji mengalami
degenerasi dan lokulus ditutupi oleh daging buah
yang berasal dari perikarp dan sekat. Daging buah
kaya akan amilum, biji yang masak hamper
memenuhi lokulus, dan daging buah sangat tipis.
Ikatan pembuluh bersama dengan lateks
terselubung dalam jaringan parenkim perikarp.
Perkembangan buah
Secara normal perkembangan buah terjadi
setelah pembuahan. Dua proses yang
mengakibatkan penambahan ukuran buah
adalah pembelahan dan pembelahan sel yang
terjadi secara berurutan. Banyak buah
menunjukkan bahwa perkembangan ruang antar
sel dalam parenkim buah berdaging
mendukukng bertambahnya volume.
Dalam pembentukan buah terlibat tiga macam
jaringan dengan genom yang berbeda, yaitu:
saprofit induk (2n), embrio (2n), dan endosperm
(3n). Pada masa perkembangan yang berbeda
pertumbuhan tersebar secara berbeda pada
berbagai bagian buah. Perkembangan buah
diatur oleh faktor eksternal dan internal. Salah
satu factor internal adalah perkemabangan biji.
Download