View/Open - Repository | UNHAS

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir, kita banyak dikejutkan oleh terjadinya
bencana massal yang menyebabkan kematian banyak orang. Selain itu kasus
kejahatan yang memakan banyak korban jiwa juga cenderung tidak berkurang dari
waktu ke waktu. Pada kasus-kasus seperti ini tidak jarang kita jumpai korban jiwa
yang tidak dikenal sehingga perlu diidentifikasi.1
Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan
membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang. Identifikasi personal
sering merupakan suatu masalah dalam kasus pidana maupun perdata.Menentukan
identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyidikan karena adanya
kekeliruan dapat berakibat fatal dalam proses peradilan.2
Peran ilmu kedokteran forensik dalam identifikasi terutama pada jenazah tidak
dikenal, jenazah yang rusak, membusuk, hangus terbakar dan kecelakaan masal,
bencana alam, huru hara yang mengakibatkan banyak korban meninggal, serta
potongan tubuh manusia atau kerangka.Selain itu identifikasi forensik juga berperan
dalam berbagai kasus lain seperti penculikan anak, bayi tertukar, atau diragukan
orangtua nya.Identitas seseorang yang dipastikan bila paling sedikit dua metode yang
digunakan memberikan hasil positif (tidak meragukan).2
Forensik odontologi sudah dikenal sejak tahun 1894. Pada tahun 1894, Oscar
Amudo yang lahir di Matanzas Cuba mulai menerapkan gigi geligi untuk penegakan
hukum. Di Norwegia (1894) ditetapkan bahwa tim odontologi forensik terdiri
maupun dari anggota kepolisian, seorang dokter yang biasanya ahli patologi dan
seorang dokter gigi.3
Ilmi forensik yang diperaktekkan di Indonesia dibilang sangat tertinggal jika
dibandingkan praktek forensik di Negara maju. Selain ahlinya belum banyak, sarana
pendukungya juga tidak difasilitasi dengan baik oleh pemerintah. Banyak dokter yang
1
memandang sebelah mata terhadap ilmu forensik. Sebagian karena bagian ini lebih
banyak berkecimpung dengan mayat dengan kondisi yang sudah dingin dan
membusuk, sebagian lagi karena menjadi dokter spesialis forensik tidak potensial
untuk mendatangkan keuntungan materi dibandingkan dengan menjadi spesialis lain.4
Pada prinsipnya identifikasi adalah prosedur penentuan identits individu, baik
hidup maupun mati, yang dilakukan melalui pembandingan berbagai data dari
individu yang diperiksa dengan data dari orang yang disangka sebagai individu
tersebut. 5
Kebutuhan tentang perlunya rekam medis diseluruh dunia sebagai data yang
sangat diperlukan dalam proses identifikasi pada awal abad 20 semakin berkembang
dengan adanya akreditasi pelayanan kesehatan yang mendorong didirikannya
asosiasi-asosiasi perekam medis di setiap Negara. Akreditasi pelayanan kesehatan
dilakukan berdasarkan bukti-bukti tertulis proses pelayanan kesehatan dan
administrasi untuk dinilai.6,9
Pencatatn rekaman medik perlu disosialisasikan keseluruh masyarakat
Indonesia agar setiap individu mempunyai catatan rekaman medik gigi sehingga
memudahkan bila diperlukan sebagai salah satu sarana komunikasi antar dokter gigi
dalam proses identifikasi.6
Memasuki era globalisasi dari pasar bebas dengan tingkat persaingan yang
tajam diperlukan standar-standar yang dapat
digunakan secara nasional yang
berstandar internasinonal tetapi tetap memperhatikan kebutuhan-kebutuhan atau
keadaan di Indonesia. Perkembangan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi terutama dibidang transportasi darat, laut, dan udara. Kini pidana atau
criminal yang dahulu tradisional berkembang menjadi kejahatan transnasional (antarnegara), seperti narkoba, terorisme, cyber crime, dan lain-lain.6
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke
berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (medis) merupakan
bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi
relatif tertinggal. Di sisi yang lain, masyarakat menyadari bahwa teknologi informasi
2
merupakan salah satu hal penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi
(sebagian) masalah derasnya arus informasi. Teknologi informasi (dan komunikasi)
saat ini adalah bagian penting dalam manajemen informasi. . Di dunia medis, dengan
perkembangan pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih 750.000 artikel terbaru
di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan cepat tertinggal jika tidak
memanfaatkan berbagai hal untuk mengudapte perkembangan terbaru.7
Rekam medis berbasis komputer (Computer based patient record) Salah satu
tantangan besar dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi di rumah sakit
adalah penerapan rekam medis medis berbasis komputer. Pengertian rekam medis
berbasis komputer bervariasi, akan tetapi, secara prinsip adalah penggunaan database
untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap event dalam manajemen
pasien di rumah sakit maupun di klinik. Rekam medis berbasis komputer akan
menghimpun berbagai data klinis pasien baik yang berasal dari hasil pemeriksaan
dokter, digitasi dari alat diagnosisi (EKG, radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan
laboratorium maupun interpretasi klinis. Rekam medis berbasis komputer yang
lengkap biasanya disertai dengan fasilitas sistem pendukung keputusan (SPK) yang
memungkinkan pemberian alert, reminder, bantuan diagnosis maupun terapi agar
dokter maupun klinisi dapat mematuhi protokol klinik.7
Pada dasarnya rekam medis elektronik adalah penggunaan metode elektronik
untuk pengumpulan, penyimpanan, pengolahan serta pengaksesan rekam medis
pasien di rumah sakit yang telah tersimpan dalam suatu sistem manajemen basis data
multimedia yang menghimpun berbagai sumber data medis. Jenis data rekam medis
dapat berupa teks (baik yang terstruktur maupun naratif), gambar digital (jika sudah
menerapkan radiologi digital), suara (misalnya suara jantung), video maupun yang
berupa biosignal seperti rekaman EKG. Yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa
proses adopsi inovasi RMD di Indonesia berjalan lambat? Selain itu, yang tidak kalah
pentingnya, bagaimana mempercepatnya?.8
Alasan klasik mengapa RMD/RME tidak berkembang dengan cepat adalah
tidak adanya payung hukum yang jelas. Seringkali muncul pertanyaan, bagaimana
3
perlindungan rumah sakit jika terjadi tuntutan kepada pasien. Bagaimana keabsahan
dokumen elektronik? Jika terjadi kesalahan dalam penulisan data medis pasien,
apakah perangkat elektronik memiliki fasilitas log untuk tetap dapat mencatat data
yang telah dimasukkan sebelumnya dan tidak menghapus(delete) sehingga tetap bisa
dikenali siapa yang memasukkan data tersebut serta jenis data yang akan diganti?.
Aspek regulasi dan legal memang tidak dapat menandingi kecepatan kemajuan
teknologi informasi. Pada penjelasan UU Praktek Kedokteran pasal 46 dimungkinkan
rekam medis tersimpan dalam bentuk elektronik. Tetapi petunjuk teknisnya hingga
saat ini belum dikeluarkan oleh KKI (Konsil Kedokteran Indonesia). KKI sudah
mengeluarkan Manual Rekam Medis, tetapi itupun belum menjelaskan secara rinci
tentang rekam medis elektronik. Baru-baru ini, Depkes mempublikasikan Permenkes
no 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis sebagai pengganti Permenkes
749a/Menkes/Per/XII/1989. Tetapi ini juga tidak memberikan penjabaran secara rinci
tentang rekam medis elektronik. Hanya disebutkan bahwa penyelenggaraan rekam
medis dengan menggunakan teknologi informasi diatur lebih lanjut dengan peraturan
tersendiri (Pasal 2 ayat 2). Di sisi lain, masyarakat banyak berharap dengan UU ITE
yang baru saja disahkan oleh DPR untuk memberikan jaminan hukum terhadap
transaksi elektronik. Tentu saja mengharapkan UU ITE sebagai dasar pelaksanaan
rekam medis elektronik tidak mencukupi.8
Persoalan lain adalah ketersediaan dana. Aspek finansial menjadi persoalan
penting karena harus menyiapkan infrastruktur (komputer, jaringan kabel maupun nir
kabel, listrik, sistem pengamanan, konsultan, pelatihan dan lain-lain). Rumah sakit
biasanya memiliki anggaran terbatas, apalagi untuk teknologi informasi.8
Namun semua alasan diatas dapat ditemukan solusinya, Diperlukan adanya
kerjasama dari semua pihak khususnya pemerintah dalam menciptakan peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan.
Untuk mendorong minat dan adopsi RME/RMD, manfaat dan potensinya
harus terus menerus disosialisasikan. Sebagai contoh, RMD mampu menyimpan data
pasien dalam jumlah yang besar hanya menggunakan perangkat komputer yang bisa
4
dijinjing. Selain itu, rekam medis elektronik dapat memberikan peringatan jika dokter
salah memberikan obat atau ada reaksi antar obat. Dalam konteks ini, sosialisasi
RMD harus menjadi bagian penting dalam kampanye gerakan keselamatan pasien
(patient safety). Ada pula yang menunjukkan kelebihan rekam medis elektronik
dalam menyimpan data medis multimedia yang dapat diakses kapan saja dan dimana
saja. Meskipun belum ada rekam medis elektronik yang benar-benar sempurna,
secara teknologi sebenarnya sudah dalam fase mature.8
Kegiatan sosialisasi tidak dapat berdiri sendiri. Sosialisasi RMD harus
dilakukan secara terus menerus dan memerlukan inisiatif tingkat nasional. Jika
pemerintah serius menjadikan RMD sebagai kunci untuk meningkatkan mutu
pelayanan rumah sakit, maka harus ada tim yang secara serius merumuskan arah
pengembangan RMD. Lembaga ini harus berada di luar Ditjen Yanmed Depkes,
tetapi bertanggung jawab ke direktorat tersebut. Dengan demikian dia tidak akan
terbebani dengan kegiatan rutin (misalnya mengurusi pelaporan rutin rumah sakit).
Mengingat sebagian besar rumah sakit di Indonesia memiliki masalah klasik
keterbatasan dana, tim tersebut dapat merumuskan model standar perangkat lunak
RMD yang bersifat public domain. Perangkat lunak tersebut harus mengikuti kaidahkaidah standar informatika untuk RMD.8
Selain membuat perumusan di tingkat teknis, lembaga tersebut juga
semestinya merancang payung hukum yang memberi jaminan keabsahan informasi
rekam medis dalam bentuk elektronik. Hal lain yang harus dipertimbangkan tentu
saja menyangkut aspek keamanan, kerahasiaan dan privacy informasi medis. Model
RMD tersebut harus tertuang ke dalam buku putih yang akan menjadi pegangan bagi
setiap stakeholder yang terlibat dalam pengembangan RMD di Indonesia.8
Menjadikan RMD sebagai bagian dari kebutuhan dokter merupakan bagian
dari proses difusi inovasi. Di setiap generasi, akan selalu ada early adopters yang
akan menjadi pionir dalam mengadopsi perkembangan terkini. Dia pulalah yang akan
menjadi role model bagi sesama sejawat. Dalam berbagai literatur mengenai
keberhasilan adopsi RMD, aspek clinical leadership ini sering mengemuka.8
5
Mengingat betapa pentingnya rekaman medis,maka diperlukan adanya
kemajuan dalam hal itu. Pencatatan rekaman medik secara digital harus di ketahui
cara system pencatatnnya dan perlu dikembangkan demi untuk memajukan pelayanan
kesehatan yang lebih efektif dan efisien.
I.2 Rumusan Masalah
a. Mengetahui pengertian dari rakaman medik
b. Mengetahui fungsi dan peran dari rekaman medik
c. Mengetahui seberapa penting pencatatan rekaman medik secara digital
d. Mengetahui sitem pencatatan rekaman medik secara digital
1.3 Tujuan Penulisan
Maksud dari penulisan skripsi yang berjudul Sistem Pencatatan Rekaman
Medik Secara Digital adalah untuk lebih memahami mengenai rekaman medik dan
system pencatantannya secara digital sehingga dapat digunakan sebagai sarana
identifikasi dengan tujuan :
1. Kebutuhan etis dan kemanusiaan terhadap keluarganya.
2. Pemastian kematian seseorang secara resmi yang yuridis
3. Pencatatan identitas untuk keperluan administrasi dan pemakaman
4. Untuk pengurusan klaim dibidang hokum publik dan perdata
5. Untuk pembuktian klaim asuransi,pensiun dan lain-lain
6. Sebagai upaya awal dari suatu penyelidikan kriminal, bila ada
7. Untuk mengetahui tatacara pencatatan rekaman medik secara digital
8. Untuk mengetahui identifikasi forensik secara umum
I.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode studi kepustakaan
(library research), yaitu dengan cara mengumpulkan data-data dan literature-literatur
yang sesuai dengan judul skripsi, baik yang dilakukan di perpustakaan maupun di
6
tempat lain. Literatur yang digunakan berasal dari buku teks, jurnal ilmiah, website,
kamus, dan sumber lain yang mendukung kebutuhan penulisan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Sejarah Rakam Medis
Rekam medis sebagai catatan dan ingatan tentang praktek kedokteran telah
dikenal orang sejak zaman palaelolitikum 25.000 Sebelum Masehi yang ditemukan di
gua batu Spayol. Di Zaman Babylon, pengobatan di Mesir, Yunani dan Roma
menulis pengobatan dan pembedahan yang penting pada dinding-dinding gua, batang
kayu dan bagan tabel yang dibuat dari tanah liat yang dibakar. Selanjutnya dengan
berkembangnya Hieroglyph (tulisan mesir kuno) ditemukan catatan pengobatan pada
dinding makam dan candi Mesir serta diatas papyrus (semacam gulungan kertas yang
terbuat dari kulit). Salinan papyrus yang ditulis pada tahun 1600 SM yang ditemukan
oleh Edwin Smith pada abad ke 19 di mesir masih tersimpan di New York Academy
Of Medicine. Sedangkan di University Of Leipzig menyimpan papyrus ebers yang
ditulis pada 1550 SM yang ditemukan diantara kaki mumi didekat Thebes pada tahun
1872.9
Hippocrates yang lahir pada tahun 450 SM dikenal sebagai “ Bapak Ilmu
Kedokteran “ memerintahkan kepada murid-muridnya Thesalu, Dracon dan Dexippus
untuk mencatat dan memelihara semua penemuannya tentang penyakit pasienpasiennya secara rinci. Francis adams pada tahun 1849 menerjemahkan catatan yang
ditulis oleh Hippocrates, salah satunya adalah riwayat dan perjalanan penyakit istri
Philinus setelah melahirkan sampai meninggal. Di Roma, 600 tahun sesudah
Hippocrates, seorang dokter bernama Galen mencatat riwayat dan perjalanan
penyakit pasien yang ditulis dalam bahasa latin. Selanjutnya oleh Ibnu Sina (9801037), mengembangkan ilmu kedokteran tersebut berdasarkan catatan- catatan jaman
Hippocrates.9
Rumah sakit St Bartholomew London, Inggris, merupakan rumah sakit
pertama yang menyimpan rekam medis sejak dibuka pada tahun 1137. pada saat Raja
Henry ke 8 (1509-1547) berkuasa, rumah sakit tersebut membuat peraturan tentang
8
menjaga kerahasiaan dan kelengkapan isi rekam medis. Pada jaman ini
perkembangaan ilmu kedokteran semakin pesat seiring dengan itu diikuti pula
pencatatan kedalam rekam medis yang digunakan untuk pengelolaan pasien dan
perkembangan ilmu. Inilah rumah sakit pertama yang mempunyai perpustakaan
kedokteran yang kini catatan medis tersebut dapat disamakan dengan rekam medis.
Selanjutnya dengan mulai dikenalnya ilmu statistic pada abad 17-18 peranan data
rekam medis menjadi sangat penting untuk meghitung angka kesakitan dan kematian
di rumah sakit tertentu atau pada wilayah tertentu. Di Amerika, Rumah Sakit
Penzylvania yang didirikan pada tahun 1752 menyimpan indeks pasien yang
disimpan sampai sekarang. Sedangkan Rumah Sakit Massachusete, Boston, oleh
pustakawan Grace Whiiting Meyers (1859-1957) mulai membuat catalog catatancatatan rekam medis pasien dan menggunakan Terminology Medis (istilah-istilah
kedokteran).9
Kebutuhan tentang perlunya rekam medis diseluruh dunia pada awal abad 20
semakin berkembang dengan adanya akreditasi pelayanan kesehatan yang mendorong
didirikannya asosiasi-asosiasi perekam medis di setiap Negara. Akreditasi pelayanan
kesehatan dilakukan berdasarkan bukti-bukti tertulis proses pelayanan kesehatan dan
administrasi untuk dinilai. Pencatatan data ke dalam rekam medis dan pengelolaannya
diperlukan ilmu dan keahlian. Oleh karena itu para perekam medis mendirikan
asosiasi-asosiasi (perhimpunan) perekam medis disetiap Negara di dunia ini.
Misalnya di Amerika didirikan AHIMA (American health information management
association) dan perhimpunan di dunia menyatu dalam IFHRO (international health
record organization), sedangkan di Indonesia bernama PORMIKI (perhimpunan
organisasi profesianal perekam medis dan informasi kesehatan indonesia).9
Di Indonesia penerapan Komputerisasi rekam medis sebenarnya bukan
sesuatu yang baru. Pada tahun 1994, MMR UGM pernah mengadakan seminar
bertajuk “Menuju komputerisasi rekam medis”. Saat ini, di klinik yang khusus
melayani para pegawai dan mahasiswa di UGM (GMC= Gadjah Mada Medical
Centre) dokternya tidak lagi menggunakan status rekam medis kertas. Mouse dan
9
keyboard sudah menggantikan pena untuk mencatat gejala, hasil observasi, diagnosis
sampai dengan pengobatan. Namun, hingga kini hanya klinik tersebut satu-satunya
fasilitas kesehatan yang menggunakan rekam medis elektronik (RME) di Jogja.
Meski hanya untuk melayani pasien rawat jalan, itu sudah lumayan.8,16
Sejarah awal istilah yang digunakan untuk menyebut catatan data–data pasien
yang berkaitan dengan perawatan kesehatan adalah istilah patient record, kemudian
lebih umum digunakan istilah medical record dan kemudian dibuat klasifikasi untuk
berbagai jenis catatan atau rekaman data kesehatan seseorang.10
Istilah-istilah rekaman medik :14
 Medical Dokumen
= Dokumen Medis
 Medical Notes
= Catatan Medis
 Medical Record
= Rekam medis
 Health record
= Rekaman Kesehatan
 Personel Health Record
= Rekaman kesehatan pribadi
 Familiy Health Record
= Rekaman kesehatan keluarga
 Medical report
= Laporan medis
Di Indonesia sebelum Permenkes No. 749a Tahun 1989 digunakan istilah
catatan medis .setelah adanya Permenkes tersebut maka istilah atau sebutan secara
seragam menggunakan istilah Rekam Medis.sedangkan di negara Eropa Istilah yang
banyak digunakan adalah Medical record atau Health record.14
II.2 Pengertian, Jenis, dan Isi Rekaman Medik
II.2.1 Pengertian Rekaman Medik
Rekam medis dalam KUBI (kamus umum bahasa Indonesia ) berarti hasil
perekaman yang berupa keterangan mengenai hasil pengobatan pasien; sedangkan
rekam kesehatan yaitu hasil perekaman yang berupa keterangan mengenai kesehatan
pasien.9
Rekam Medis Kesehatan menurut Lampiran SK PB IDI No 315/PB/A.4/88
adalah rekaman dalam bentuk tulisan atau gambaran aktivitas pelayanan yang
10
diberikan oleh pemberi pelayanan medis / kesehatan kepada seorang pasien.Isinya
adalah:11
a. Kumpulan bukti bukti dalam bentuk berkas catatan dokter, perawat dan
tenaga kesehatan lainnya, hasil pemeriksaan laboratorium, gejala gejala
yang timbul. Singkatnya mengenai segala sesuatu yang telah dilakukan di
RS selama pasien dirawat, termasuk Informed Consent yang sudah
dibubuhi tanda tangan yang dilekatkan pada berkas RekamMedis tersebut.
b. Kegunaan dari Rekam Medis merupakan 'flash back' tentang apa apa saja
yang dilakukan selama pasien dirawat di RS tersebut.10
Sedangkan menurut Huffman EK, 1992 rekam medis adalah rekaman atau
catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana pelayanan yang diberikan kepada
pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan
pelayanan yang diperolehnya serta memuat informasi yang cukup untuk
menemukenali (mengidentifikasi) pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan
serta merekam hasilnya.9,11,14
Dalam UU no 29 tentang Praktik Kedokteran tahun 2004 pada bagian
penjelasan pasal 46 ayat (1), yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang
berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. 12
Dalam Permenkes No: 269/MENKES/PER/III/2008 yang dimaksud rekam
medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien,
hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan
lain yang telah diberikan kepada pasien.13
Catatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi
mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka pelayanan
kesehatan. Sedangkan dokumen adalah catatan dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga
kesehatan tertentu, laporan hasil pemeriksaan penunjang, catatan observasi dan
11
pengobatan harian dan semua rekaman, baik berupa foto radiologi, gambar pencitraan
(imaging). dan rekaman elektro diagnostik.13
Dalam Permenkes 749a tahun 1989 tentang rekam medis disebutkan bahwa
rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada
sarana pelayanan kesehatan. Dijelaskan lebih lanjut dalam surat keputusan derektorat
jenderal pelayanan medik No. 78 tahun 1991 tentang penyelenggaraan rekam medis
di rumah sakit, bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, anamnesis, pemeriksaan, diagnosis, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada seorang pasien selama dirawat di
rumah sakit yang dilakukan di unit-unit rawat jalan termasuk di unit gawat darurat
dan unit-unit rawat inap.9
Pengertian tersebut di atas dijelaskan lagi oleh Dirjen Pelayanan Medis (1997)
“ Keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnesa,
penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis yang
diberikan kepada pasien, dan pengobatan baik yang dirawat nginap, rawat jalan,
maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat” 14
Kegiatan
Rekam
Medis
Berdasarkan
SK
Dirjen
Yanmed
No.
YM.00.03.2.2.1296 tahun 1996 , yaitu :
1) Penerimaan pasien
2) Pencatatan
3) Pengelolaan data medis
4) Penyimpanan rekam medis
5) Pengambilan kembali (retrival)
Berdasarkan Pedoman Akreditasi RS tahun 2002, Yaitu :
1) Penerimaan pasien (Pencatatan data sosial pasien)
2) Pencatatan data – data pelayanan
3) Pengelolaan data (Coding, indexing)
12
4) Pelaporan
Secara garis besar kegiatan rekam medis terdiri dari 3 kegiatan yaitu
1) Pencatatan,
2) Pengelolaan berkas/dokumen atau pengarsipan,
3) Pengelolaan data,
Rekam medis juga diartikan secara lebih luas adalah Catatan dan data sebagai
akibat hubungan langsung maupun tidak langsung dengan segala aktifitas di rumah
sakit yang berkaitan dengan pengobatan pasien.14
Kegiatan
Gambar 1
Rekam medis dalam arti luas sebagai suatu Kegiatan Rekam Medis
Ruangan /Bagian
Tempat Penerimaan Pasien
Tempat Pelaya
nan
Unit Rekam Medis
RJ
RI
UGD
RJ
RI
UGD
Penunjang
Pasien
KIB
KIUP
Pencatatan1.Identitas
Individu
2.Data Sosial
Hasil
pemeriksaan
penunjang
RM
Reg
Reg
Dilengkapi
Reg
Dilengkapi
Dilengkapi
Pengarsipan
1.Anamnesa
2.Pemeriksaan Fisik
3.Diagnosis
4.Terapi
5.Tindakan Medis
Assembling
Analisa Kuantitatif
dan Kualitatif
Tdk Lengkap
?
Lengkap
Peminjaman
Simpan
Retensi
Ya
Pemusnahan
Pengolahan
Data
Koding
Sensus Harian
Gambar 1
Sumber :
Sensus Harian
Sensus Harian
Indeks
Rekapitulasi
/penghitungan
Lap. Intern
dan Ekstern
24
Gambaran pengertian rekaman medic secara luas
Akasah,2002.PENGELOLAAN SISTEM REKAM MEDIS I
(PSRM).Defenisi, Tujuan Dan Kegunaan Rekam Medis.
POLITEKNIK PIKSI GANESHA BANDUNG
13
Rekam Medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas dan dalam bentuk
teknologi Informasi elektronik yang diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri.
Rekam medis terdiri dari catatan-catatan data pasien yang dilakukan dalam
pelayanan kesehatan. Catatan-catatan tersebut sangat penting dalam pelayanan bagi
pasien karena dengan data yang lengkap dapat memberikan informasi dalam
menentukan keputusan, baik pengobatan, penanganan, tindakan medis dan lainnya.
Dokter atau dokter gigi diwajibkan membuat rekam medis sesuai peraturan yang
berlaku.13
II.2.2 Jenis-Jenis Rekaman Medik
Rekaman medik yang dikenal saat ini terdiri dari dua jenis, yaitu :15
•
REKAM MEDIK KARTU(Manual)
•
REKAM MEDIK ELEKTRONIK
1. Rekaman medik kartu
Rekam medik dalam bentuk kartu sudah jauh dari memadai. Lebih sering,
kartu rekam medik tersebut terlalu tebal, compang-camping, tidak terorganisasi
secara rapi, bahkan tidak terbaca; catatan kemajuan, laporan konsultan, hasil radiologi
dan catatan perawat bercampur-aduk. Kartu rekam medik tersebut justru lebih
membingungkan, bukan mempermudah pelayanan; merupakan tantangan yang berat
bagi siapa saja yang mencoba memahami apa yang dialami oleh pasien”.
(Bleich,
H., MD, Computing, Vol 10 no 2, p70, 1993).15
Dalam penggunaan rekam medik kartu banyak mendapatkan kesulitan dalam
proses penggunaannya. Ada beberapa hal yang menyebabkan keterbatasan dari rekam
medik, yaitu :15
•
Isi: Sulit menemukan data
•
Fragmentasi: jika masing-masing unit atau instalasi menyimpan rekam medik
berbeda untuk orang yang sama
•
Untuk mengirimkan informasi: data perlu disalin
14
•
Tidak bisa mengintegrasikan sistem pendukung keputusan klinik dengan
informasi pasien yang telah dikumpulkan
Gambar 2.REKAM MEDIK DI RAK: tidak lengkap, sulit diakses
Sumber : Weed, L.L. Perspectives over 40 years. Proceedings of the ACM
Conference on the History of Medical Informatics, p 105. New
York: ACM 1987)
Gambar 3. KARTU REGISTER REKAM MEDIK: perlu waktu
lama, sulit dikelola
Sumber : Weed, L.L. Perspectives over 40 years. Proceedings of
the ACM Conference on the History of Medical
Informatics, p 105. New York: ACM 1987)
2. Rekam medik elektronik
Pengertian secara jelas mengenai rekam medis elektronik atau bahkan seperti
perkembangan saat ini menjadi rekam kesehatan elektronik tidak ditemukan. Rujukan
yang lengkap mengenai hal tersebut terdapat dalam berbagai publikasi Institute of
15
Medicine (IOM). Meskipun dari segi aplikasi, rekam pasien berbasis komputer sudah
diterapkan sejak sekitar 40 tahun yang lalu, namun konsepnya pertama kali diungkap
secara mendalam dalam salah satu publikasi IOM pada tahun 1991. Laporan tersebut
berjudul The Computer-Based Patient Record: An Essential Technology for Health
Care. Saat itu istilah yang digunakan masih rekam medis/pasien berbasis komputer.
Semenjak itu, seiring dengan perkembangan teknologi serta penerapannya dalam
pelayanan kesehatan berbagai konsep bermunculan.Pada akhir 1990an istilah tersebut
berganti menjadi rekam medis elektronik dan rekam kesehatan elektronik. Pada tahun
2008, National Alliance for Health Information Technology mengusulkan definisi
standar mengenai hal tersebut (tabel 1). Perkembangan istilah tersebut menunjukkan
bahwa RMD tidak hanya sekedar berubahnya kertas menjadi komputer.12
Meyakini bahwa kita akan mampu mengingat dan memproses semua variabel
yang dibutuhkan di sisi tempat tidur pasien pada waktu melakukan tindakan medis
setelah seseorang menguasai kurikulum ilmu kedokteran. Sekarang dipercaya bahwa
dibutuhkan perpanjangan elektronik atas ingatan dan kapasitas analitik sebagaimana
X-ray yang membantu penglihatan mata manusia. Para dokter harus mengandalkan
sarana-sarana tersebut, sebagaimana pengembara yang mengandalkan peta dan tidak
sekadar mengingat jalan-jalan yang harus dilalui melalui kursus geografi. Di samping
itu, para dosen dan peneliti harus menjamin bahwa sarana pengetahuan itu selalu up
to date”.
(Weed, L.L. Perspectives over 40 years. Proceedings of the ACM
Conference on the History of Medical Informatics, p 105. New York: ACM 1987).15
Tabel 1. Pengertian dasar rekam medis elektronik, rekam kesehatan elektronik dan
rekam kesehatan personal (Sumber: National Alliance for Health Information
Technology (2008, April 28). Report to the Office of the National Coordinator for
Health Information Technology on defining key health information technology terms.
Department of Health and Human Services.
Http://www.nahit.org/docs/hittermsfinalreport_051508.pdf )
Rekam medis elektronik
Rekam kesehatan
Rekam kesehatan
16
Rekaman/catatan
elektronik tentang
informasi terkait kesehatan
(health-related information)
seseorang yang yang
dibuat, dikumpulkan,
dikelola, digunakan dan
dirujuk oleh dokter atau
tenaga kesehatan yang
berhak (authorized) di satu
organisasi pelayanan
kesehatan
elektronik
personal
Rekaman/catatan elektronik
informasi terkait kesehatan
(health-related information)
seseorang yang mengikuti
standar interoperabilitas
nasional dan dapat dibuat,
dikumpulkan, dikelola,
digunakan dan dirujuk oleh
dokter atau tenaga kesehatan
yang berhak (authorized)
pada lebih dari satu
organisasi pelayanan
kesehatan
Rekaman/catatan
elektronik informasi
terkait kesehatan (healthrelated information) yang
mengikuti standar
interoperabilitas nasional
dan dapat ditarik dari
berbagai sumber namun
dikelola, dibagi serta
dikendalikan oleh
individu.
Mamfaat dari rekammedik elektronik/digital, yaitu :15
•
Kemudahan penelusuran dan pengiriman informasi
•
Bisa dikaitkan dengan informasi lain yang berasal dari luar rekam medik
•
Penyimpanan lebih ringkas
•
Data dapat ditampilkan dengan cepat sesuai kebutuhan
•
Abstraksi, pelaporan lebih mudah bahkan otomatis
•
Kualitas data dan standar dapat dikendalikan
•
Dapat diintegrasikan dengan perangkat lunak pendukung keputusan
Selain lebih baik dalam proses penggunaannya jika dibandingkan dengan
rekam medik kartu, rekaman medik elektronik/digital tidaklah sempurna,juga terdapat
hambatan dalam proses penggunaannya, yaitu: 15
•
Kepercayaan terhadap komputer: keterandalan, privasi, keamanan
•
Pemanfaatan untuk keperluan klinik sehari-hari (perlu waktu untuk analisis)
•
Technophobia: sikap negatif atau gagap teknologi terhadap komputer di
tempat kerja
17
Hal- hal Yang Dapat Disimpan Dalam Rekam Medik Elektronik:15
•
Teks (kode, narasi, report)
•
Gambar (komputer grafik, gambar yang di-scan, hasil foto rontgen digital)
•
Suara (suara jantung, suara paru)
•
Video (proses operasi)
Gambar 4. Contoh Register Rekam Medis Pasien secara Elektronik
Sumber : Asmaripa Ainy ,KM Unsri.Rekam Medik & Sistem Pelaporan
Rumah Sakit
18
Gambar 5. Contoh Data Rekam Medis pada Praktek Mandiri Dokter secara
Elektronik.
Sumber : Asmaripa Ainy ,KM Unsri.Rekam Medik & Sistem Pelaporan
Rumah Sakit
Gambar 6. Contoh Formulir untuk Memasukkan Data Rekam Medis Pasien
Secara Elektronik
Sumber : Asmaripa Ainy ,KM Unsri.Rekam Medik & Sistem Pelaporan
Rumah Sakit
19
Gambar 7. Contoh PHR yang Memuat Data Rekam Medis per Pasien
Sumber : Asmaripa Ainy ,KM Unsri.Rekam Medik & Sistem Pelaporan
Rumah Sakit
Untuk mendorong minat dan adopsi RME/RMD, manfaat dan potensinya
harus terus menerus disosialisasikan. Sebagai contoh, RMD mampu menyimpan data
pasien dalam jumlah yang besar hanya menggunakan perangkat komputer yang bisa
dijinjing. Selain itu, rekam medis elektronik dapat memberikan peringatan jika dokter
salah memberikan obat atau ada reaksi antar obat. Dalam konteks ini, sosialisasi
RMD harus menjadi bagian penting dalam kampanye gerakan keselamatan pasien
(patient safety). Ada pula yang menunjukkan kelebihan rekam medis elektronik
dalam menyimpan data medis multimedia yang dapat diakses kapan saja dan dimana
saja. Meskipun belum ada rekam medis elektronik yang benar-benar sempurna,
secara teknologi sebenarnya sudah dalam fase mature.8
20
II.2.3 Isi dari rekaman medik
Dari beberapa pengertian yang sudah dijelaskan di atas dapat dikatakan
rekam medis bila ;14
1) Berisi keterangan dan catatan serta rekaman tentang pasien secara lengkap
meliputi identitas pribadi, sosial dan semua keterangan lainnya yang menjelaskan
tentang pasien tersebut.
2) Isi keterangan dan catatan tersebut meliputi ;
a) Identitas siapa yang melayani dan siapa yang dilayani
b) Pelayanan apa saja yang dilakukan atau diberikan kepada pasien
c) Alasan mengapa pelayanan tersebut diberikan atau serng disebut dengan
indikasi medis
d) Bilamana pelayanan tersebut diberikan yang menunjukan waktu
(tanggal, jam dan menit)
e) Bagaimana proses pelayanan tersebut diberikan kepada pasien
3) Memuat informasi yang cukup untuk menemukan kembali (mengidentifikasi)
pasien, berarti informasi yang terkandung dalam rekam medis harus dapat
ditemukan kembali ketika pasien tersebut datang untuk berobat pada kunjungankunjungan berikutnya.
4) Membenarkan diagnosa dan pengobatan, berarti data dan informasi dalm rekam
medis dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil pelayanan klinis guna
memperoleh kebenaran ilmiah dan hukum
5) Merekam hasilnya, berarti rekam medis harus dapat didokumentasikan sedemikian
rupa sehingga hasil rekamannya dapat digunakan untuk berbagai keperluan
pelayanan dan pengelolaan pasien
Dari pengertian menurut permenkes dan dirjen yanmed tersebut dapat
diejalaskan yang dimaksud dengan :14
1) Catatan yaitu hasil tulisan tentang sesuatu untuk diingat yang dilakukan pada
media pencatatan yaitu formulir
21
2) Rekaman yaitu segala sesuatu yang direkam (cetakan, gambar, foto, suara) untuk
dapat dibaca, dilihat, didengar kembali dalam suatu media rekaman
3) Identitas pasien adalah data yang khas yang membedakan antara individu
diantaranya yaitu :
– Nama
– Tanggal Lahir/umur
– Jenis kelamin
– Alamat
– Status perkawinan
4) Data sosial, yaitu data yang menjelaskan tentang sosial, ekonomi dan budaya dari
pasien, seeperti :
- Agama
- Pendidikan
- Pekerjaan
-
Identitas orang tua
-
Identitas penanggung jawab pembayaran
5) Anamnesa adalah suatu kegiatan wawancara anatara pasien/keluarga pasien dan
dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang berwenang untuk memperoleh
keterangan-keterangan tentang keluhan dan penyakit yang diderita pasien.
Anamnesa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a) Auto-anamnesa yaitu kegiatan wawancara langsung kepada pasien karena
pasen dianggap mampu tanya jawab
b)
Allo-anamnesa yaitu kegiatan wawancara secara tidak langsung atau
dialakuakn wawancara/tanya jawab pada keluarga pasien atau yang
mengetahui tentang pasien.
Allo-anamnesa dilakukan karena ;
-
Pasien belum dewasa (anak-anak yang belum dapat mengemukakan
pendapat terhadap apa yang dirasakan)
- Pasien dalam keadaan tidak sadar karena sesuatu
22
- Pasien tidak dapat berkomunikasi
- Pasien dalam keadaan gangguan jiwa
6. Pemeriksaan fisik, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pemeriksaan
kondisi fisik dari pasien.
Pemeriksaan fisik meliputi :
- Inspeksi,
yaitu
pemeriksaan
yang
dilakukan
dengan
cara
melihat/memperhatikan keseluruhan tubuh pasien secara rinci dan sistematis
- Palpasi, yaitu pemeriksaan fisik dengan cara meraba pada bagian tubuh
yang terlihat tidak normal
- Perkusi, yaitu pemeriksaan fisik dengan mengetuk daerah tertentu dari
bagian tubuh dengan jari atau alat, guna kemudian mendengar suara
resonansinya dan meneliti resistensinya.
- Auskultasi, yaitu pemeriksaan fisik
dengan mendengarkan bunyi-bunyi
yang terjadi karena proses fisiologi atau patoligis di dalam tubuh, biasanya
menggunakan alat bantu stetoskop.
7. Pemeriksaan Penunjang, yaitu suatu pemeriksaan medis yang dilakuan atas
indikasi tertentu guna memperoleh ketarangan yang lebih lengkap. Tujuan
pemeriksaan ini dapat bertujuan :
a) Terapeutik, yaitu untuk pengobatan tertentu
b) Diagnostik, yaitu untuk membantu menegakan diagnosis tertentu
Contoh: Pemeriksaan laboratorium, Rontagen, USG, dll
8. Diagnosis, yaitu penetapan jenis penyakit tertentu berdasarkan
analisis hasil
anamnesa dan pemeriksaan yang teliti. Penetapan ini penting sekali artinga untuk
menetukan pengobatan atau tindakan berikutnya. Diagnosis ditinjau dari segi
prosesnya, yaitu :
a) Diagnosis awal atau diagnosis kerja, yaitu penetapan diagnosis awal yang
belum diikuti dengan pemeriksaan yang lebih mendalam.
b) Diagnosis banding (deferensial diagnosis), yaitu sejumlah diagnosis (lebih
dari 1) yang ditetapkan karena adanya kemungkinan-kemungkinan
23
tertentu guna pertimbangan medis untuk ditetapkan diagnosisnya lebih
lanjut.
c) Diagnosis akhir, yaitu diagnosis yang menjadi sebab mengapa pasien
dirawat dan didasarkan pada hasil-hasil pemeriksaan yang mendalam.
Diagnosis ditinjau dari segi keadaan penyakitnya, yaitu :
a) Diagnosis utama, yaitu jenis penyakit utama yang diderita pasien setelah
dilakukan pemeriksaan yang lebih mendalam
b) Diagnosis komplikasi, yaitu penyakit komplikasi karena berasal dari
penyakit utamanya
c) Diagnosis kedua, ketiga dst atau Diagnosis Co-Morbid, yaitu penyakit
penyerta diagnosis utama yang bukan berasal dari penyakit utamanya atau
sudah ada sebelum diagnosis utama ditemukan
9) Prognosis, yaitu ramalan medis dan hasil pemeriksaan dan diagnosis berdasarkan
teori-teori
atau
hasil
penelitian
pada
penyakit
yang
bersangkutan.
Kemungkinannya yaitu :
a)
Cenderung baik (dubia ad bonam)
b)
Cenderung memburuk (dubia ad malam)
10) Terapi, yaitu pengobatan yang diberikan kepada pasien atas dasar indikasi medis
atau diagnosis yang ditemukan dokter. Terapi dapat berupa :
a) Terapi medikamentosa, yaitu pengobatan yang diberikan dalam bentuk
obat/bahan kimia
b) Terap suportif, yaitu pengobatan yang diberikan dalam bentuk dukungan
moral utuk proses penyembuhan pasien
c) Terapi invasif, yaitu pengobatan dengan melakukan tindakan yang
menyebabkan disintegrasi (tidak utuhnya) jaringan atau organ.
11) Tindakan medis, yaitu suatu intervensi medis yang dilakukan pada seseorang
berdasar atas indikasi medis tertentu yang dapat mengakibatkan integritas
jaringan atau organ terganggu. Tindakan tersebut dapat berupa :
a) Tindakan terapetik yang bertujuan untuk pengobatan
24
b) Tindakan diagnostik yang bertujuan untuk menegakan atau menetapkan
diagnosis. Tindakan medis hanya dapat dilakukan apabila telah dilakukan
informed consent, yaitu persetujuan atau penolakan pasien yang
bersangkutan terhadap tindakan medis yang akan diterimanya setelah
memperoleh informasi lengkap tentang tindakan tersebut.
Data-data yang harus dimasukkan dalam Medical Record dibedakan untuk
pasien yang diperiksa di unit rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat. Setiap
pelayanan apakah itu di rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat dapat membuat
rekam medis dengan data-data sebagai berikut:13
1. Rekam Medis Pasien Rawat Jalan
Data pasien rawat jalan yang dimasukkan dalam medical record sekurangkurangnya antara lain:
1. Identitas Pasien
2. Tanggal dan waktu.
3. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit).
4. Hasil Pemeriksaan fisik dan penunjang medis.
5. Diagnosis
6. Rencana penatalaksanaan
7. Pengobatan dan atau tindakan
8. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
9. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik dan
10. Persetujuan tindakan bila perlu.
2. Rekam Medis Pasien Rawat Inap
Data pasien rawat inap yang dimasukkan dalam medical record sekurangkurangnya antara lain:
1. Identitas Pasien
2. Tanggal dan waktu.
25
3. Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit).
4. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.
5. Diagnosis
6. Rencana penatalaksanaan / TP (treatment planning)
7. Pengobatan dan atau tindakan
8. Persetujuan tindakan bila perlu
9. Catatan obsservasi klinis dan hasil pengobatan
10. Ringkasan pulang (discharge summary)
11. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan.
12. Pelayanan lain yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan tertentu dan
13. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
3. Rekam Medis Pasien Gawat Darurat
Data untuk pasien gawat darurat yang harus dimasukkan dalam medical
record sekurang-kurangnya antara lain:
1. Identitas Pasien
2. Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan
3. Identitas pengantar pasien
4. Tanggal dan waktu.
5. Hasil Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit).
6. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang medis.
7. Diagnosis
8. Pengobatan dan/atau tindakan
9. Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit
gawat darurat dan rencana tindak lanjut.
10. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan.
11. Sarana transportasi
yang digunakan bagi pasien yang akan
dipindahkan ke sarana pelayanan kesehatan lain dan
26
12. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Khusus isi rekam medis pasien akibat bencana maka ditambahkan
o
jenis bencana dan lokasi dimana pasien ditemukan;
o
kategori kegawatan dan nomor pasien bencana masal dan
o
identitas orang yang menemukan pasien;
Rekam medis untuk pelayanan dokter spesialis dan dokter gigi spesialis dapat
dikembangkan sesuai kebutuhan.Rekam medis yang dibuat dalam pelayanan di
ambulance atau pengobatan masal sama seperti rekam medis gawat darurat dan rekam
medis disimpan di sarana kesehatan.Rekam medis harus segera dibuat dan dilengkapi
oleh dokter dan dokter gigi setelah memberikan pelayanan.13
Ringkasan Pulang (discharge summary) atau resume medis.Harus dibuat oleh
dokter atau dokter gigi yang melakukan perawatan pasien. Isi ringkasan pulang
sekurang-kurangnya memuat:13
1. identitas pasien;
2. diagnosis masuk dan indikasi pasien dirawat;
3. ringkasan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosis akhir, pengobatan
dan tindak lanjut; dan
4. nama dan tanda tangan dokter atau dokter gigi yang memberikan pelayanan
kesehatan.
Contoh Data Identitas Pasien antara lain:
-
Nama :
-
Jenis Kelamin :
-
Tempat Tanggal lahir :
-
Umur :
-
Alamat :
-
Pekerjaan :
-
Pendidikan :
-
Golongan Darah :
-
Status pernikahan :
27
-
Nama orang tua :
-
Pekerjaan Orang tua :
-
Nama suami/istri :
Rekam Medis yang lengkap memuat 4 macam data data seperti:11
1. Data Pribadi
Nama, nomor KTP, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status
perkawinan, alamat sekarang, keluarga terdekat, pekerjaan, nama dokter dan
keterangan yang diperlukan untuk identifikasilainnya.
2. Data Finansia
Nama / alamat majikan / perusahaan, perusahaan asuransi yang menanggung,
tipe asuransi,nomor polis,dsb.
3. Data Sosial
Kewarganegaraan / kebangsaan, hubungan keluarga, agama, penghidupan,
kegiatan masyarakat dan data data lain mengenai kedudukan sosial pasien.
4. Data Medis
Merupakan
rekam
klinis
dari
pasien,
rekaman
pengobatan
yang
berkesinambungan yang diberikan kepada pasien selama ia dirawat di RS.
Data data ini memuat hasil hasil pemeriksaan fisik, riwayat penyakit,
pengobatan yang diberikan, laporan kemajuan pengobatan, instruksi dokter,
laporan lab klinik, laporan laporan konsultasi, anestesi, operasi, formulir
Informed Consent, catatan perawat dan laporan / catatan lain yang terjadi dan
dibuat selama pasien dirawat.
Pembuatan
rekam
medis
dilaksanakan
melalui
pencatatan
dan
pendokumentasian hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien.Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus
dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung.Bila terjadi
kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis dapat dilakukan
28
pembetulan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan
dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang
bersangkutan.13
Dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan bertanggungjawab atas pencatatan
atau pendokumentasian pada rekam medis.
II.3 Fungsi dan Peran Rekam Medik di Sarana Pelayanan Kesehatan
II.3.1 Fungsi rekam medik
Rekam medis berisi rekaman riwayat penyakit pasien beserta tindakan apa
yang telah dilakukan. Salah satu fungsinya adalah dokter bisa tahu perkembangan
penyakit pasien lewat rekaman medis tersebut. "Jadi kalau si pasien datang lagi,
dokter tinggal membaca catatan itu tanpa banyak bertanya lagi."17
Selain itu ada beberapa fungsi yang lebih penting dari rekaman medik, yaitu :
1. Dokumentasi
Rekam medis merupakan sarana untuk penyimpanan berbagai dokumen
yang berkaitan dengan kesehatan pasien.
2. Alat bukti
Untuk kasus malapraktik, rekam medis bisa menjadi alat bukti di
pengadilan. Dari rekaman medis itu akan terbuka, tindakan salah apa yang telah
dilakukan dokter atau perawat bersangkutan. Dokter tidak boleh menghapus
tulisan apapun pada rekaman medis. "Kalau ada kesalahan tulisan, dokter tidak
boleh menghapus, tapi hanya boleh mencoret sekali sehingga tulisan semula
masih bisa dibaca, serta diparaf," jelas dokter yang hobi memasak ini.17
Dari catatan yang tertera di rekam medis, pasien juga bisa mengajukan
protes jika pasien tidak puas, misalnya, karena biayanya terlalu tinggi. "Dari
catatan medis itu akan terlihat jumlah infus yang digunakan, obat-obatan apa saja
yang diminum serta berapa lama dirawat inap." 17
Dokter juga sering terbantu dengan data dalam rekam medis dalam keadaan
darurat misalnya kecelakaan. Si pasien yang dibawa ke rumah sakit dalam
29
keadaan pingsan, misalnya, nama dalam tanda pengenal bisa dipakai untuk
mencari catatan kesehatan di pasien, seperti golongan darah.17
3. Identifikasi Jenazah
Fungsi yang tidak kalah penting dari rekam medis adalah untuk identifikasi
jenazah yang sulit dikenali. Dalam suatu kecelakaan hebat misalnya, rekam medis
sangat membantu dalam mengenali jenazah.17
4. Acuan dalam memberikan pelayanan kesehatan
Dapat digunakan sebagai acuan dokter dan tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan baik dalam menentukan diagnosis, memberikan
pengobatan, tindakan medis dan pelayanan selanjutnya bagi pasien. Rekam medis
yang baik, benar, lengkap dan jelas dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi
pasien.18
5. Bahan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan
Rekam medis dapat menjadi informasi tentang perkembangan penyakit,
pengobatan, tindakan medis terutama untuk perkembangan ilmu pengetahuan
dalam pengajaran dan penelitian. Dengan rekam medis juga dapat ditentukan
angka statistik kasus penyakit, angka kematian, angka kelahiran dan hal-hal yang
berkaitan dengan kesehatan. 18
6. Sebagai dasar pembayaran biaya pelayanan kesehatan
Rekam medis juga dapat digunakan untuk menentukan jumlah biaya yang
harus dibayar oleh pasien dalam pelayanan kesehatan.11
II.3.2 Peran rekam medik
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke
berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis)
merupakan bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi
informasi relatif tertinggal. Sebagai contoh, ketika transaksi finansial secara
elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan,
sebagian besar rumah sakit di Indonesia baru dalam tahap perencanaan
pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang
30
padat modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan
bagian kecil. Di AS, negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan
maupun teknologi informasinya, rumah sakit rerata hanya menginvestasinya 2%
untuk teknologi informasi.18
Di sisi yang lain, masyarakat menyadari bahwa teknologi informasi
merupakan salah satu tool penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi
(sebagian) masalah derasnya arus informasi. Teknologi informasi (dan komunikasi)
saat ini adalah bagian penting dalam manajemen informasi. Selain memiliki potensi
dalam memfilter data dan mengolah menjadi informasi, TI mampu menyimpannya
dengan jumlah kapasitas jauh lebih banyak dari cara-cara manual. Konvergensi
dengan teknologi komunikasi juga memungkinkan data kesehatan di-share secara
mudah dan cepat. Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik perkembangan
yang sangat cepat. Setiap dua tahun, akan muncul produk baru dengan kemampuan
pengolahan yang dua kali lebih cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar
serta berbagai aplikasi inovatif terbaru. Dengan berbagai potensinya ini, adalah naif
apabila manajemen informasi kesehatan di rumah sakit tidak memberikan perhatian
istimewa.18
II.4 Tantangan dan Peluang dalam Penggunaan Sistem Pencatatan Rekaman
Medik Secara Digital
II.4.1 Tantangan Penggunaan system pencatatan rekaman medik secara digital
Dalam berbagai kesempatan, seringkali disebutkan bahwa tantangan utama
pengembangan sistem informasi di rumah sakit adalah aspek finansial. Hal ini
dibuktikan bahwa di berbagai negara, investasi teknologi informasi di rumah sakit
rata-rata adalah 2,5% dari total anggaran mereka. Padahal, di sektor lain, dapat
mencapai tiga kali lipat.6
Faktor kedua adalah aspek legal dan security. Masih banyak pihak yang
mencurigai bahwa rekam medis elektronik tidak memiliki payung legalitas yang jelas.
Hal ini juga terkait dengan upaya untuk menjamin agar data yang tersimpan dapat
31
melindungi aspek privacy, confidentiality maupun keamanan informasi secara umum.
Sebenarnya, teknologi informasi memberikan harapan baru, yaitu teknologi enkripsi
maupun berbagai penanda biometrik (sidik jari maupun pemindai retina) yang justru
lebih protektif daripada tandatangan biasa.6
RME/RMD sebenarnya merupakan salah satu komponen dari sistem
manajemen kesehatan. Subsistem manajemen kesehatan merupakan salah satu
komponen dari sistem kesehatan. Sistem kesehatan juga merupakan salah satu
subsistem dari sistem pemerintahan. Ada berbagai perundangan yang sebenarnya
memberi warna atau bersentuhan dengan keberadaan RME atau RKE. Sampai saat ini
belum ada satu perundangan menyebut secara spesifik istilah rekam medis elektronik
atau rekam kesehatan elektronik. Namun demikian, di setiap perundangan terdapat
beberapa hal yang sebenarnya menjadi dasar mengapa RME/RKE dapat diterapkan.
Beberapa perundangan tersebut adalah:12
1.UU 29 2004: Praktek Kedokteran
2.UU 40 2004: Sistem Jaminan Sosial Nasional
3.UU 23 2006: Administrasi Kependudukan
4.UU 11 2008: Informasi dan Transaksi Elektronik
5.UU 14 2008: Keterbukaan Informasi Publik
6.UU 36 2009: Kesehatan
7.UU 44 2009: Rumah sakit
8.Permenkes 511 tahun 2002: Strategi pengembangan SIKNAS dan SIKDA
9.Kepmenkes 844/2006: Kodefikasi data
10.Kepmenkes 269/2008: Rekam medis
Namun, yang menjadi persoalan adalah hingga saat ini belum ada satu produk
hukumpun yang secara teknis mengatur mengenai RME/RMD. Hal ini sebenarnya
wajar karena hingga saat ini belum ada satu komite/organisasi yang khusus mengkaji
secara mendalam mengenai RME/RMD. Sebenarnya, ada perhimpunan rekam medis
(PORMIKI), ada pula pendidikan khusus mengenai rekam medis. Demikian juga
diskusi mengenai pentingnya RME/RMD sudah mulai muncul. Yang belum adalah
32
upaya bersama untuk membahas mengenai RME/RMD yang cukup mendalam dan
melibatkan berbagai ahli/profesi.12
Tantangan berikutnya adalah kesiapan pengguna, dalam hal ini adalah tenaga
medis. Pengalaman menunjukkan bahwa salah satu pionir pengembangan sistem
pakar (expert system) adalah dunia kedokteran. Akan tetapi, sejarah menunjukkan
bahwa aplikasi MYCIN (ditemukan pada awal 1970-an oleh Prof. Shortliffe, seorang
ahli penyakit dalam dari Stanford University) ternyata tidak banyak diterapkan di
dunia medis. Sistem tersebut, yang bertujuan membantu dokter dalam memberikan
antibiotik yang tepat sesuai dengan jenis bakterinya, ternyata dianggap lambat,
menghambat pekerjaan dokter, dan seakan membodohi dokter. Sistem pakar tersebut
dianggap lebih cocok bagi mahasiswa kedokteran atau orang awam yang sama sekali
belum pernah mendapatkan pengetahuan mengenai bagaimana memberikan terapi
kepada orang sakit.19
II.4.2 Peluang dalam Penggunaan Sistem Pencatatan Rekaman Medik Secara
Digital
Beratnya tantangan di atas tidak berarti tidak serta merta menutup peluang
yang ada. Dari sisi pengguna, sebenarnya dokter yang semakin computer literate
dengan teknologi informasi juga terus meningkat. Di Kanada, lima puluh persen
dokter yang berusia di bawah 35 tahun sudah menggunakan PDA. Mereka, sebagian
besar memanfaatkannya untuk membaca referensi obat. Hal ini ditunjang dengan
munculnya berbagai situs yang menyediakan e-book dan referensi obat yang dapat
diinstall ke PDA. Salah satunya adalah epocrates (htttp://www.epocrates.com) yang
menyediakan drug reference gratis untuk palmtop. Lainnya, memanfaatkan PDA
untuk penjadwalan. Akan tetapi, baru sebagian kecil yang menggunakannya untuk
manajemen pasien. Hal ini terkait dengan masih terbatasnya fasilitas yang user
friendly untuk entry data pasien melalui PDA.6
Selain itu, sistem informasi rumah sakit juga harus menyediakan fasilitas
untuk sinkronisasi data dari/ke PDA. Oleh karena itu, saat ini aplikasi yang
berkembang mengarah kepada teknologi web yang menjanjikan portabilitas data yang
33
lebih baik. Aplikasi ini juga didukung oleh teknologi wireless yang memungkinkan
dokter dapat melakukan entry data di samping tempat tidur pasien secara langsung
(computerized physician order entry).20
Saat ini, penyedia aplikasi sistem informasi klinik sudah semakin banyak
(khususnya di luar negeri). Para vendor tersebut juga berkompetisi untuk
menunjukkan keunggulannya masing-masing. Vendor sistem informasi rumah sakit
ada yang berangkat dari peranannya sebagai penyedia alat-alat medis (medical
devices), ada pula yang berbasis pengalaman sebagai pengembangan sistem.
Sehingga, ada yang memiliki keunggulan sebagai penyedia sistem informasi
laboratorium yang sekaligus menyediakan alat pemeriksaan laboratorium. Ada pula
vendor yang menawarkan perangkat keras radiologi digital sekaligus dengan software
PACS (picture archiving and communication systems) untuk mendukung sistem
radiologi tanpa film konvensional (filmless). Kecenderungan pemanfaatan teknologi
elektronik ini juga akan berimbas pada konsep paperless yang ditandai dengan
meluruhnya peran kertas (menjadi elektronik) sebagai media perekam medis. Upaya
pengembangan sistem informasi klinis ini diharapkan dapat mendongkrak mutu
pelayanan (pencegahan kesalahan peresepan obat), produktivitas klinisi (rekam medis
dapat diakses secara cepat dan bersama-sama), serta mendorong efisiensi
(menghindari permintaan pemeriksaan laboratorium berulang dikarenakan kertas
hasil pemeriksaan sebelumnya tercecer).6
Bagi rumah sakit yang berbudget terbatas, aplikasi yang bersifat open source
pun sebenarnya tersedia. Salah satu diantaranya adalah OpenVistA yang
dikembangkan oleh Departement of Veteran Affairs AS dan tersedia dengan harga
US$ 25(dua puluh lima dolar). Akan tetapi, dibalik peluang tersebut, sebenarnya
masih banyak tantangan lain yang harus diselesaikan. Isu standar pertukaran data,
interoperabilitas (antara alat medis dengan komputer maupun perangkat komunikasi)
masih menjadi topik yang belum tuntas. Indonesia pun baru mengadopsi standar
diagnosis (ICD 10), sedangkan standar yang berkaitan aspek teknologi informasi
34
tersebut masih belum diadopsi. Oleh karena itu, memang benar pendapat salah satu
pakar, teknologi informasi di rumah sakit merupakan journey, bukan destination.6
II.5 Konsep Penerapan (cara) dan Regulasi Rekaman Medik Digital
III.5.1 Konsep penerapan pencatatan rekaman medik secara digital
Mengingat pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
cukup pesat, komunitas rekam medis perlu memahami berbagai konsep serta aplikasi
medical informatics (informatika kedokteran). Informatika kedokteran (kadang
disebut juga informatika kesehatan) adalah disiplin yang terlibat erat dengan
komputer dan komunikasi serta pemanfaatannya di lingkungan kedokteran dikenal
sebagai informatika kedokteran (medical informatics).18
Secara terapan, aplikasi informatika kedokteran meliputi rekam medik
elektronik, sistem pendukung keputusan medik, sistem penarikan informasi
kedokteran, hingga pemanfaatan internet dan intranet untuk sektor kesehatan,
termasuk merangkaikan sistem informasi klinik dengan penelusuran bibliografi
berbasis internet (online). Dengan demikian, komunitas rekam medis akan memiliki
wawasan yang luas mengenai prospek teknologi informasi serta mampu
menjembatani klinisi (pengguna dan penyedia utama informasi kesehatan) dengan
para ahli komputer (informatika) yang bertujuan merancang desain aplikasi dan
sistem agar dapat menghasilkan produk aplikasi manajemen informasi kesehatan di
rumah sakit yang lebih efektif dan efisien.18
Pemeriksaan terhadap seluruh keadaan gigi dan mulut pasien dilakuakan dan
dicatatkan pada kunjungan pertama atau kesempatan pertama, sehingga memberikan
gambaran secara keseluruhan. Data ini dicatat dalam bentuk rekaman medic gigi
secara menyeluruh, juga sangat berharga sebagai data untuk keperluan identifikasi
jika diperlukan sewaktu-waktu.21
Pencatatan rekaman medik perlu disosialisasikan keseluruh masyarakat
Indonesia agar setiap individu mempunyai catatan rekaman medik gigi sehingga
35
memudahkan bila diperlukan sebagai salah satu sarana komunikasi antar dokter gigi
dalam proses identifikasi.21
36
BAB III
PEMBAHASAN
Rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa,
bilamana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang
memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya serta
memuat informasi yang cukup untuk menemukenali (mengidentifikasi) pasien,
membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya.
Catatan merupakan tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau dokter gigi
mengenai tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien dalam rangka pelayanan
kesehatan. Sedangkan dokumen adalah catatan dokter, dokter gigi, dan/atau tenaga
kesehatan tertentu, laporan hasil pemeriksaan penunjang, catatan observasi dan
pengobatan harian dan semua rekaman, baik berupa foto radiologi, gambar pencitraan
(imaging). dan rekaman elektro diagnostik.
Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan isi rekam medis milik
pasien,oleh karena itu rekam medis harus sangat dijaga kerahasiaannya. dan disimpan
oleh petugas yang ditunjuk oleh pimpinan sarana kesehatan.Pemaparan isi rekam
medis hanya boleh dilakukan oleh dokter yang merawat pasien dengan izin tertulis
pasien.Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat memaparkan isi rekam medis
tanpa izin pasien berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Pimpinan
sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas hilangnya, rusaknya, pemalsuan,
37
penggunaan oleh orang/badan yang tidak berhak. Berdasarkan alasan keamanan
diciptakan sistim keamanan pada sistim elektro medical record (EMR).10
Kebutuhan tentang perlunya rekam medis diseluruh dunia pada awal abad 20
semakin berkembang dengan adanya akreditasi pelayanan kesehatan yang mendorong
didirikannya asosiasi-asosiasi perekam medis di setiap Negara. Akreditasi pelayanan
kesehatan dilakukan berdasarkan bukti-bukti tertulis proses pelayanan kesehatan dan
administrasi untuk dinilai. Pencatatan data ke dalam rekam medis dan pengelolaannya
diperlukan ilmu dan keahlian. Oleh karena itu para perekam medis mendirikan
asosiasi-asosiasi (perhimpunan) perekam medis disetiap Negara di dunia ini.
Misalnya di Amerika didirikan AHIMA (American health information management
association) dan perhimpunan di dunia menyatu dalam IFHRO (international health
record organization), sedangkan di Indonesia bernama PORMIKI (perhimpunan
organisasi profesianal perekam medis dan informasi kesehatan indonesia).
Memasuki era globalisasi dari pasar bebas dengan tingkat persaingan yang
tajam diperlukan standar-standar yang dapat
digunakan secara nasional yang
berstandar internasinonal tetapi tetap memperhatikan kebutuhan-kebutuhan atau
keadaan di Indonesia. Perkembangan yang pesat dalam ilmu pengetahuan dan
teknologi terutama dibidang transportasi darat, laut, dan udara. Kini pidana atau
criminal yang dahulu tradisional berkembang menjadi kejahatan transnasional (antarnegara), seperti narkoba, terorisme, cyber crime, dan lain-lain.6
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke
berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (medis) merupakan
38
bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi
relatif tertinggal. Di sisi yang lain, masyarakat menyadari bahwa teknologi informasi
merupakan salah satu hal penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi
(sebagian) masalah derasnya arus informasi. Teknologi informasi (dan komunikasi)
saat ini adalah bagian penting dalam manajemen informasi. . Di dunia medis, dengan
perkembangan pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih 750.000 artikel terbaru
di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun), dokter akan cepat tertinggal jika tidak
memanfaatkan berbagai hal untuk mengudapte perkembangan terbaru.7
Diperlukan adanya perkembangan dalam system pencatatan rekam medik
yang lebih baik, salah satu metode yang dilakukan adalah ”Sistem Pencatatan Rekam
Medik Secara Digital”. Dalam system ini, kita tidak mengunakan data rekaman
berupa kertas, namuan secara komputerisasi. Data-data pasien langsung disimpan
dalam perangkat lunak berupa tool/aplikasi, yang kemudian dilakukan proses
digitalisasi yang mana dibuat dalam suatu web/situs yang nantinya bisa
dipublikasikan secara online dan tetap dijaga kerahasiaannya.22
Rekam medis berbasis komputer (Computer based patient record) Salah satu
tantangan besar dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi di rumah sakit
adalah penerapan rekam medis medis berbasis komputer. Pengertian rekam medis
berbasis komputer bervariasi, akan tetapi, secara prinsip adalah penggunaan database
untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap event dalam manajemen
pasien di rumah sakit maupun di klinik. Rekam medis berbasis komputer akan
menghimpun berbagai data klinis pasien baik yang berasal dari hasil pemeriksaan
39
dokter, digitasi dari alat diagnosisi (EKG, radiologi, dll), konversi hasil pemeriksaan
laboratorium maupun interpretasi klinis. Rekam medis berbasis komputer yang
lengkap biasanya disertai dengan fasilitas sistem pendukung keputusan (SPK) yang
memungkinkan pemberian alert, reminder, bantuan diagnosis maupun terapi agar
dokter maupun klinisi dapat mematuhi protokol klinik.7
Pada dasarnya rekam medis elektronik adalah penggunaan metode elektronik
untuk pengumpulan, penyimpanan, pengolahan serta pengaksesan rekam medis
pasien di rumah sakit yang telah tersimpan dalam suatu sistem manajemen basis data
multimedia yang menghimpun berbagai sumber data medis. Jenis data rekam medis
dapat berupa teks (baik yang terstruktur maupun naratif), gambar digital (jika sudah
menerapkan radiologi digital), suara (misalnya suara jantung), video maupun yang
berupa biosignal seperti rekaman EKG.8
Dengan cara ini, para petugas forensik akan lebih mudah dalam melakukan
identifikasi, karena mereka dapat secara langsung mendapatkan data-data yang
mereka butuhkan di tempat mana saja melalui jaringan internet online.20
Kita mengetahui bahwa Rekam medis merupakan kumpulan data-data pasien.
Karena data-data yang disimpan tersebut sangat dibutuhkan bagi pasien, dokter dan
dokter gigi. Data rekam medis dapat berupa manual maupun elektronik. Data rekam
medis manual sangat membutuhkan keamanan dari gangguan baik binatang seperti
kutu buku, bahaya kebakaran, banjir dan lainnya. Data rekam medis elektronik juga
membutuhkan spase dalam menyimpannya dan membutuhkan keamanan baik dari
virus maupun ancaman. Kabar gembira sekarang Microsoft Corp telah meluncurkan
40
situs HealthVault yang bermanfaat untuk menyimpan data rekam medis pasien
walaupun sementara hanya digunakan Amerika Serikat. Hal ini akan memberikan
peluang karena setiap orang dapat menyimpan data rekam medis pribadi ke Health
Vault tetapi sekaligus ancaman karena dengan adanya tempat menyimpan dan
mengolah data pasien yang gratis apakah keamanan data-data tersebut dapat terjaga.
HealthVault juga menyediakan tempat untuk menyimpan artikel atau makalah
kesehatan. Agar dapat mengakses user dapat membuat ID Windows Live. Ada yang
menanggapi HealthVault dengan antusias maupun pesimistik, setuju atau tidak setuju
tidak setuju yang terpenting kita dapat mengambil nilai yang positif dan mampu
menerapkan perkembangan rekam medis.18
Catatan medis elektronik adalah sebuah program perangkat lunak yang
dengan mudah melakukan penyimpanan catatan medis elektronik yang dikenal
sebagai EMR dalam bidang medis. Catatan medis yang disimpan dalam format
elektronik itu akan berisi info medis seorang pasien, software tersebu melacak
kondisi kesehatan medis dalam jangka waktu tertentu. Penggunaan utama catatan ini
adalah selain untuk catatan pasien biasa digunakan sebagai dokumen hukum. di
pusat-pusat perawatan digunakan untuk memantau pengobatan atau perawatan
keperluan administrasi. Jadi perangkat lunak medis elektronik sangat membantu dan
mudah untuk rumah sakit untuk mengetahui apa yang terjadi dengan pasien pada
waktu tertentu.Untuk lebih spesifik EMR akan memiliki informasi seperti
karakteristik sosial, perkembangan pasien, obat-obatan yang diperlukan, baik atau
tidak mendukung kehidupan dibutuhkan, riwayat kesehatan, hasil tes laboratorium
41
dan sebagainya. Untuk staf medis baik itu dokter, perawat, dan administrator rumah
sakit lain ketika mereka memiliki catatan medis elektronik perangkat lunak yang
mereka
miliki,
mereka
akan
dapat
mengorganisir,
mengotomatisasi
dan
menyederhanakan cara bekerja, ini adalah tabungan yang besar dalam beban kerja
dan belum lagi waktu yang berharga, yang menyediakan berkas yang lengkap dan
relevan di ujung jari Anda.18
Pembuatan
rekam
medis
dilaksanakan
melalui
pencatatan
dan
pendokumentasian hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien.Setiap pencatatan ke dalam rekam medis harus
dibubuhi nama, waktu dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan secara langsung.Bila terjadi
kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis dapat dilakukan
pembetulan dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan
dan dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang
bersangkutan.Dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan bertanggungjawab atas
pencatatan atau pendokumentasian pada rekam medis.13
Informasi tentang identitas, diagnosis, riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan
dan riwayat pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter gigi,
tenaga kesehatan tertentu, petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan
kesehatan.Informasi
tentang
identitas,
diagnosis,
riwayat
penyakit,
riwayat
pemeriksaan dan riwayat pengobatan dapat dibuka dalam hal:
1. Untuk kepentingan kesehatan pasien;
42
2. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum atas perintah pengadilan;
3. Permintaan dan/atau persetujuan pasien sendiri;
4. Permintaan
institusi/lembaga
berdasarkan
ketentuan
perundang-
undangan; dan
5. Untuk kepentingan penelitian, pendidikan, dan audit medis, sepanjang
tidak menyebutkan identitas pasien.
Permintaan rekam medis untuk tujuan tersebut diatas harus dilakukan secara
tertulis kepada pimpinan sarana pelayanan kesehatan.
Dalam laporan singkat rekam medic pasien merupakan uraian lengkap
mengenai riwayat, pemeriksaan fisik, diagnosa, tindakan pasien. Rekam medik dapat
meliputi beberapa elemen berbeda yang paling sering dimasukkan adalah catatan
tertulis, radiografi, study model, surat konsul, laporan konsultan, fotografi klinis,
hasil dari pemeriksaan khusus, serep obat, hasil laboratorium, informasi pemeriksaan
pasien, dan riwayat medis secara keseluruhan. Yang jelas hal ini merupakan
informasi
yang
sangat
banyak
dan
sangat
penting
bagi
praktisi
untuk
mempertahankan hal ini dengan cara yang mudah dilakukan. Dalam catatan tertulis,
yang harus ada adalah:

Data pengenal – nama, tangal lahir, nomor telpon, dan keterangan
kontak gawat darurat.

Riwayat medis – melalui pemeriksaan, meliputi:
43
o
Nama dan nomor telpon dokter
o
Pemeriksaan yang oleh dokter gigi yang bersangkutan mengenai
kesehatan umum dan penampilan pasien.
o
Adanya perawatan yang sedang dilakukan.
o
Adanya kelainan perdarahan, riwayat alergi obat, merokok dan
alkohol.
o
Adanya kelainan jantung
o
Riwayat medis keluarga yang behubungan.
o
Kehamilan.
o
Toleransi fisik dan emosional untuk perawatan.

Riwayat perawatan gigi

Poemeriksaan klinis termasuk grafik yang akurat.

Diagnosa.

Rencana perawatan

Dokumentasi informed consent.
Dental record juga merupakan alat bukti yang sah menurut hukum, menurut
yang tercantum dalam Menteri Kesehatan Siti Fadillah Supari yangmenertibkan
aturan baru yang lebih fleksibel, yakni Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008.
Beleid ini meruakan peraturan pelaksanaan dari pasal 47 ayat (3) Undang-undang
Praktek Kedokteran, sanksi hukum dental record dalam pasal 79 U praktik
Kedokteran secara tegas mengatur bahwa setiap dokter atau dokter gigi yang dengan
44
sengaja tidak membuat rekam medis dapat dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 1 tahun atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,-. Dokter dan dokter gigi
yang tidak membuat rekam medic selain mendapat sanksi hkum juga dapat dikenakan
sanksi disiplin dan etik sesuai dengan UUPraktik Kedokteran Idonesia (KODEKI)
dan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia(KODEGI).
Forensic kedokteran gigi merupakan profesi yang saling melengkapi baik
dalam kedokteran gigi dan bidang hukum. Elemen yang paling penting dalam
forensic kedokteran gigi adalah bahwa praktisi umum menyediakan rekam
antemortem (sebelum kematian) untuk membantu identifikasi korban. Dokter gigi
forensic bisa dipangil untuk mengidentifikasi korban yang tidak dapat diidentifikasi
secara visual. Hal ini meliputi kasus korban terbakar, korban yang sudah membusuk
atau korban mutilasi. Identifikasi korban biasanya dilakukan dengan cara
membandingkan rekam antemortem (sebelum kematian) dan rekam postmortem
(setelah kematian).
Pelayanan NHS mengemukakan bahwa dental record sebaiknya disimpan
hingga dua tahun. Perundang-undangan mengatakan bahwa rekam medic perawatan,
radiografi, fotogradi, dan model studi sebaiknya disimpan hinga perawatan dan
perawatan control selesai. Bagaimanapun pasien dapat menurut apabila terjadi
kesalahan berdasarkan tuduhan atau pelanggaran kontrak. Terdapat batasan waktu
yang dilakukan seperti:

Selama 3 tahun sejak perlakuan tindakan
45

Selama 3 tahu dari tanggal pasien tidak mendapatkan perawatan.

Jika ada tuntutan berdasarkan pelangaran kontrak, tindakan harus
dtingkatkan selama tahun di Skotlandia dan 6 tahun di Inggris dan
Wales.
Oleh sebab itu tuntutan akibat kelainan mungkin saja dapat terjadi dalam
beberapa tahun setelah perawatan dan penyimpanan rekam medic untuk waktu
minimum 2 tahun dianggap tidak adekuat. Organisasi kesehatan menyarankan bahwa
rekam medic sebaiknya disimpan selamanya. Hal ini dapat saja menyebabkan
keterbatasan dalam ruang, sehingga saran ini diberikan dengan beberapa tambahan
sebagai berikut.

Rekam medic perawatan, X-ray, model studi dan persuratan disimpan
selama 11 tahun sejak setelah perawatan.

Untuk anak-anak, penyimpanan rekam medic dilakukan hingga anak
tesebut berusia 25 tahun.

Model orthodontic – model sebelum dan setelah perawatan disimpan
selamanya dan model sementara dibuat setelah 5 tahun.
Daerah penyimpanan rekam medic ini harus aman dan jalan masuk harus
diawasi dengan ketat. Dengan mengikuti peraturan ini, dental record pasien akan
tersedia jika terjadi adanya tuntutan.
46
BAB IV
PENUTUP
IV. 1. Kesimpulan
Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien
pada sarana pelayanan kesehatan. Rekam Medis harus dibuat secara tertulis, lengkap
dan jelas dan dalam bentuk teknologi Informasi elektronik yang diatur lebih lanjut
dengan peraturan tersendiri.
Rekaman medik yang dikenal saat ini terdiri dari dua jenis, yaitu :
•
REKAM MEDIK KARTU(Manual)
•
REKAM MEDIK ELEKTRONIK
REKAMAN MEDIK KARTU
Rekam medik dalam bentuk kartu sudah jauh dari memadai. Lebih sering,
kartu rekam medik tersebut terlalu tebal, compang-camping, tidak terorganisasi
secara rapi, bahkan tidak terbaca catatan kemajuan, laporan konsultan, hasil radiologi
dan catatan perawat bercampur-aduk. Kartu rekam medik tersebut justru lebih
membingungkan, bukan mempermudah pelayanan merupakan tantangan yang berat
bagi siapa saja yang mencoba memahami apa yang dialami oleh pasien.
REKAM MEDIC ELEKTRONIK
Pengertian secara jelas mengenai rekam medis elektronik atau bahkan seperti
perkembangan saat ini menjadi rekam kesehatan elektronik tidak ditemukan.
47
Meskipun dari segi aplikasi, rekam pasien berbasis komputer sudah diterapkan sejak
sekitar 40 tahun yang lalu, namun konsepnya pertama kali diungkap secara mendalam
dalam salah satu publikasi IOM pada tahun 1991. Saat itu istilah yang digunakan
masih rekam medis/pasien berbasis komputer. Semenjak itu, seiring dengan
perkembangan teknologi serta penerapannya dalam pelayanan kesehatan berbagai
konsep bermunculan. Pada akhir 1990an istilah tersebut berganti menjadi rekam
medis elektronik dan rekam kesehatan elektronik. Pada tahun 2008, National Alliance
for Health Information Technology mengusulkan definisi standar mengenai hal
tersebut. Perkembangan istilah tersebut menunjukkan bahwa RMD tidak hanya
sekedar berubahnya kertas menjadi computer. Meyakini bahwa kita akan mampu
mengingat dan memproses semua variabel yang dibutuhkan di sisi tempat tidur
pasien pada waktu melakukan tindakan medis setelah seseorang menguasai
kurikulum ilmu kedokteran. Sekarang dipercaya bahwa dibutuhkan perpanjangan
elektronik atas ingatan dan kapasitas analitik sebagaimana X-ray yang membantu
penglihatan mata manusia. Para dokter harus mengandalkan sarana-sarana tersebut,
sebagaimana pengembara yang mengandalkan peta dan tidak sekadar mengingat
jalan-jalan yang harus dilalui melalui kursus geografi. Di samping itu, para dosen dan
peneliti harus menjamin bahwa sarana pengetahuan itu selalu up to date.
Mamfaat dari rekam medik elektronik/digital, yaitu :
•
Kemudahan penelusuran dan pengiriman informasi
•
Bisa dikaitkan dengan informasi lain yang berasal dari luar rekam medik
•
Penyimpanan lebih ringkas
48
•
Data dapat ditampilkan dengan cepat sesuai kebutuhan
•
Abstraksi, pelaporan lebih mudah bahkan otomatis
•
Kualitas data dan standar dapat dikendalikan
•
Dapat diintegrasikan dengan perangkat lunak pendukung keputusan
Selain lebih baik dalam proses penggunaannya jika dibandingkan dengan
rekam medik kartu, rekaman medik elektronik/digital tidaklah sempurna, juga
terdapat hambatan dalam proses penggunaannya, yaitu:
•
Kepercayaan terhadap komputer: keterandalan, privasi, keamanan
•
Pemanfaatan untuk keperluan klinik sehari-hari (perlu waktu untuk analisis)
•
Technophobia: sikap negatif atau gagap teknologi terhadap komputer di
tempat kerja
Hal- hal Yang Dapat Disimpan Dalam Rekam Medik Elektronik:
•
Teks (kode, narasi, report)
•
Gambar (komputer grafik, gambar yang di-scan, hasil foto rontgen digital)
•
Suara (suara jantung, suara paru)
•
Video (proses operasi)
Untuk mendorong minat dan adopsi RME/RMD, manfaat dan potensinya
harus terus menerus disosialisasikan. Sebagai contoh, RMD mampu menyimpan data
pasien dalam jumlah yang besar hanya menggunakan perangkat komputer yang bisa
dijinjing. Selain itu, rekam medis elektronik dapat memberikan peringatan jika dokter
salah memberikan obat atau ada reaksi antar obat. Dalam konteks ini, sosialisasi
RMD harus menjadi bagian penting dalam kampanye gerakan keselamatan pasien
49
(patient safety). Ada pula yang menunjukkan kelebihan rekam medis elektronik
dalam menyimpan data medis multimedia yang dapat diakses kapan saja dan dimana
saja. Meskipun belum ada rekam medis elektronik yang benar-benar sempurna,
secara teknologi sebenarnya sudah dalam fase mature.
IV.2 Saran
Disarankan kepada semua dokter gigi agar membuat dental record atau rekam
medik digital dari setiap pasiennya, agar pendataan terhadap pasien yang telah ditulis
di rekam medik digital dapat tersusun dengan rapi dan tentunya dengan
dipergunakannya rekam medic digital ini lebih mempermudah dokter gigi untuk
mengontrol setiap data pasien dan dapat ditammpilkan secara cepat sesuai kebutuhan.
50
Download