Sosiologi – X EkoSos A. Sejarah kelahiran sosiologi dan perkembangannya 1. Pengertian Sosiologi Istilah sosiologi pertama kali dikemukakan oleh ahli filsafat, moralis sekaligus sosiolog berkebangsaan Perancis, Auguste Comte melalui sebuah karyanya yang berjudul Le Cours de Philosophie Positive. Secara etimologis / asal kata, sosiologi berasal dari kata socius dan logos. Dalam bahasa Latin socius berarti teman atau sesama dan logos yang artinya ilmu. Jadi, secara harfiah sosiologi berarti membicarakan atau memperbincangkan pergaulan hidup manusia. Pengertian tersebut akhirnya diperluas menjadi ilmu pengetahuan yang membahas dan mempelajari kehidupan manusia dalam masyarakat. Sejak abad pencerahan ( abad ke- 17 M ), terjadi sejumlah perubahan besar di dunia, terutama di Eropa. Akan tetapi perubahan yang revolusioner terjadi sepanjang abad ke-18 M. Perubahan itu dikatakan revolusioner karena dengan cepat struktur/tatanan masyarakat lama berganti dengan struktur yang baru. Revolusi social sepanjang abad ke-18 itu, paling jelas tampak dalam Revolusi Amerika, Revolusi Industri, dan Revolusi Perancis. Ketiga revolusi itu berpengaruh ke seluruh dunia.. Sebagai contoh, Revolusi Industri yang terjadi di Inggris dan menimbulkan gejolak masyarakat ditandai oleh munculnya kelas penguasa baru yang disebut golongan kapitalis. Kemudian fenomena yang muncul akibat kesenjangan kaum buruh dan majikan pada akhir abad pertengahan tersebut adalah pertentangan kelas. Menurut Karl Mark bahwa Kaum Proletar yang miskin, lemah dan dieksploitasi oleh kaum Kapitalis Penguasa, pada suatu saat akan menyadari kepentingan bersama sehingga mereka bersatu dan memberontak. Gejolak Abad revolusi itu menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan masyarakat harus dapat dianalisis. Sejak abad ke-19, sejumlah ilmuwan menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan social. Para ilmuwan berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia. Untuk membangun teori itu, perhatian mereka tercurah pada perbandingan masyarakat dan peradaban manusia dari masa ke masa. 2. Fakta Sosial Adalah: cara bertindak, berfikir dan berperasaan yang berada di luar individu, dan mempunyai kekuatan memaksa yang mengendalikan individu. Fakta sosial dapat mengendalikan dan memaksa individu; sebab fakta sosial bagi pelanggarnya dikenakan sanksi. 3. Tindakan Sosial Menurut Weber, masyarakat adalah produk dari tindakan individu-individu yang berbuat dalam kerangka fungsi nilai, motif, dan kalkulasi rasional. Sehingga menurutnya, sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang Tindakan Sosial. Tindakan sosial dapat dibedakan menjadi empat tipe berikut: instrumental berorientasi nilai tradisional afektif 4. Masyarakat Secara etimologis, masyarakat berasal dari kata dalam bahasa Arab: syaraka yang berarti berpartisipasi atau berperan serta. Sedangkan istilah society berasal dari kata Latin: socius yang berarti kawan. Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. 5. Sekelompok manusia yang permanen melakukan interaksi antar individu dengan individu, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Naluri yang dimiliki manusia untuk selalu hidup berkelompok dan diterima lingkunganya disebut dengan gregariousness Masalah Sosial a. Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain : Faktor Ekonomi : Kemiskinan, pengangguran, dll. Faktor Budaya : Perceraian, kenakalan remaja, dll. Faktor Biologis : Penyakit menular, keracunan makanan, dsb. Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dsb. b. Masalah sosial yang ada dalam masyarakat tetapi tidak diakui sebagai masalah disebut: Masalah sosial laten. B. Nilai dan Norma Sosial 1. Pengertian nilai. Soerjono Soekanto mendefinisikan nilai sebagai konsepsi abstrak dari dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. Nilai Sosial adalah: Sikap dan perasaan yang diterima secara luas oleh masyarakat dan merupakan dasar untuk merumuskan apa yang benar dan penting. 2. Ciri-ciri nilai Secara umum ciri-ciri nilai sosial adalah: a. Nilai sosial merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi atarwarga masyarakat. b. Nilai sosial disebarkan diantara warga masyarakat (bukan dari bawaan lahir). c. Nilai sosial terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar). d. Nilai sosial merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia. e. Nilai sosial bervariasi antara kebudayaan masyarakat satu dengan kebudayaan masyarakat yang lain. f. Nilai sosial dapat mempengaruhi perkembangan seseorang. g. Nilai sosial memiliki pengaruh yang berbeda intensitasnya antarwarga masyarakat. h. Nilai sosial cenderung memiliki keterkaitan antara satu dengan lainnya. 3. Berdasarkan dominan atau tidaknya, nilai sosial dapat dibagi menjadi dua macam: a. Nilai dominan Adalah nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai lainnya. Ukuran dominan tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut: Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut. Seberapa lama nnilai tersebut telah dianut oleh anggota masyarakat Tinggi rendahnya usaha orang untuk dapat melaksanakan nilai tersebut Prestise atau kebanggan bagi orang yang melaksanakan nilai tersebut b. Nilai mendarah daging (internalized value) Adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berfikir atau pertimbangan logis (bawah sadar). Biasanya nilai ini telah tersosialisasi semenjak kecil. Umumnya bila nilai ini tidak dilakukan maka akan ada konsekuensi seperti rasa malu, atau bahkan merasa sangat bersalah. 4. Jenis-jenis nilai menurut Prof. Dr. Notonegoro : a. Nilai material : nilai yang berguna bagi jasmani manusia . Contoh: makanan, minuman, pakaian b. Nilai kerohanian : Nilai rohani adalah segala hal yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan rohani atau spiritual yang bersifat universal. Macam-macam nilai kerohanian: a. Nilai kebenaran b. Nilai keindahan (estetika) c. Nilai kebaikan atau nilai moral (etika) d. Nilai religius c. Nilai vital : nilai yang berguna bagi manusia dalam melaksanakan aktivitas. Contoh, sepeda motor bagi seorang ibu untuk mengantar anaknya pergi sekolah dan berbelanja ke pasar; kalkulator bagi bendahara kelas; buku paket bagi siswa saat belajar; motor bagi tukang ojek. 1. Pengertian norma Norma adalah aturan atau kaidah yang mengatur kehidupan bersama baik yang berupa keharusan, anjuran, maupun larangan di dalam kehidupan bermasyarakat. 2. Ciri-ciri norma Secara umum ciri-ciri dari norma sosial adalah: a. Bersifat formal dan non formal b. Mempunyai kekuatan untuk mengikat suatu masyarakat c. Adanya sanksi bagi yang melanggar d. Menjadi acuan dalam kehidupan suatu masyarakat. 3. Pembagian norma sosial berdasarkan sifatnya a. Norma formal Adalah norma yang bersumber dari lembaga masyarakat yag formal atau resmi, norma ini biasanya tertulis. b. Norma informal Adalah norma yang biasanya tidak tertulis dan jumlahnya jauh lebih banyak jika dibandingakan dengan norma yang formal. 4. Berdasarkan daya mengikat dan sanksi yang tersedia bagi para pelanggarnya, norma utama dibagi atas: a. Norma kesopanan merupakan norma yang berpangkal pada aturan tingkah laku yang diakui di masyarakat, seperti cara berpakaian, cara bersikap, dan berbicara dalam bergaul. Norma ini bersifat relatif, berarti terdapat perbedaan yang disesuaikan dengan tempat, lingkungan, dan waktu. Contohnya, memakai pakaian yang minim bagi perempuan di tempat umum adalah tidak sopan, tetapi di kolam renang diharuskan memakai pakaian renang yang tentu saja minim. b. Norma kesusilaan didasarkan pada hati nurani atau akhlak manusia. Norma ini bersifat universal, yang setiap orang di seluruh dunia mengakui dan menganut norma ini. Akan tetapi, bentuk dan perwujudannya mungkin berbeda. Contohnya, tindakan pembunuhan atau perkosaan tentu banyak ditolak oleh masyarakat di manapun. c. Norma agama didasarkan pada ajaran atau akidah suatu agama. Norma ini menuntut ketaatan mutlak setiap penganutnya. Contohnya, rukun Islam dan rukun iman dalam agama Islam; menjalankan sepuluh perintah Tuhan dalam agama Katholik dan Protestan; menjalankan Dharma dalam agama Hindu. d. Norma hukum didasarkan pada perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dengan ketentuan yang sah dan terdapat penegak hukum sebagai pihak yang berwenang menjatuhkan sanksi. Contohnya, seorang terdakwa yang melakukan pembunuhan terencana divonis oleh hakim dengan dikenakan hukuman minimal 15 tahun penjara. e. Norma kebiasaan didasarkan pada hasil perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi suatu kebiasaan. Contohnya, mudik di hari raya. Norma yang ada dalam masyarakat pada dasarnya adalah untuk mengatur, mengendalikan, memberi arah, memberi sanksi dan ganjaran terhadap tingkah laku masyarakat. Setiap masyarakat selalu memiliki aturan yang mengatur kehidupan agar tertib sosial. Untuk itu, diperlukan adanya nilai dan norma sosial. Pada dasarnya, masyarakat mengharapkan dan memaksa anggotanya untuk mengikuti norma sosial yang ada. C. Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial 1. Pengertian interaksi sosial yaitu hubungan timbal balik yang dinamis antara individu dan individu, antara individu dan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok baik dalam kerja sama, persaingan,ataupun pertikaian. Yang menjadi unsur pembentuk interaksi sosial adalah Tindakan Sosial Interaksi sosial melibatkan proses-proses sosial yang bermacam-macam, yang menyusun unsur-unsur dinamis dari masyarakat, yaitu proses-proses tingkah laku yang dikaitkan dengan struktur sosial. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa interaksi sosial merupakan suatu proses fundamental dalam masyarakat. Tipe-tipe interaksi itu sangat mempengaruhi ciri-ciri masyarakat, tetapi interaksi itu juga dipengaruhi oleh normanorma sosial yang ada di masyarakat. 2. Ciri-ciri interaksi sosial sebagai berikut. Dilakukan dua orang dan ada reaksi dari pihak lain. Adanya kontak sosial dan komunikasi. Bersifat timbal balik, positif, dan berkesinambungan. Ada penyesuaian norma dan bentuk-bentuk interaksi sosial. Pola interaksi sosial terjalin dengan baik harus berdasarkan kebutuhan yang nyata, efektivitas, efisiensi, penyesuaian diri pada kebenaran,penyesuaian pada norma, tidak memaksa mental, dan fisik. 3. Faktor-faktor pendorong proses Interaksi. Proses interaksi dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung misalnya melalui tatap muka langsung. Secara tidak langsung dapat melalui saranasarana komunikasi misalnya surat, radiogram, telepon, internet dan interlokal. Berlangsungnya suatu proses interaksi didasari oleh faktor-faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri secara terpisah atau dalam keadaan yang bergabung: a. Faktor Imitasi Faktor imitasi dapat mendorong seseorang untuk memusuhi kaidah-kaidah dan nilainilai yang berlaku, tetapi juga bisa mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negatif, sebab yang ditiru mungkin tindakan-tindakan yang menyimpang. b. Faktor Sugesti Faktor ini berlangsung kalau seseorang memberi sesuatu pandangan yang berasal dari dirinya, yang kemudian diterima oleh pihak lain.Berlangsungnya sugesti, dapat juga terjadi karena pihak yang menerimadilanda oleh emosi. c. Faktor Identifikasi Identifikasi, yaitu kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menyamakan dirinya dengan pihak lain.Identifikasi bersifat lebih mendalam daripada imitasi dan sugesti.Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya ataupun dengan disengaja. d. Faktor Simpati Simpati, yaitu suatu proses di mana seseorang merasa tertarik kepada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan seseorang memegang peranan yang sangat penting. Proses simpati akan dapat berkembang jika terdapat saling pengertian pada kedua belah pihak. 4. Syarat –syarat terjadinya interaksi sosial, yaitu: a. Kontak Sosial Kontak merupakan tahap permulaan dari terjadinya interaksi sosial. Kontak sosial tersebut dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu sebagai berikut. Antara orang-perorangan, misalnya kalau anak kecil mempelajari kebiasaankebiasaan dalam keluarga. Antara orang-perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya, misalnya antara partai politik dengan anggotanya. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya,misalnya dua buah kontraktor saling kerja sama memborong bangunan. b. Komunikasi Adanya komunikasi sosial, baik langsung (tanpa perantara) maupun tidak langsung, yaitu melalui media komunikasi. Tidak selamanya kontak diikuti oleh komunikasi. Contohnya ketika akan bicara maka seseorang akan bertemu dengan lawan bicaranya. Berarti untuk berkomunikasi, seseorang harus melakukan kontak terlebih dulu. 5. Beberapa proses sosial dasar yang merupakan bentuk interaksi sosial menurut Soerjono Soekanto, yaitu adanya kerja sama, persaingan, konflik,akomodasi, dan asimilasi. a. Kerja Sama/Kooperasi Kerja sama dirumuskan sebagai bekerja bersama, menuju tujuan bersama. Apabila dua orang atau lebih atau grup bekerja atau bertindak bersama dalam mengejar tujuan bersama maka telah terbentuk kooperasi.Dengan demikian jumlah sumbangan interaksi para partisipan kurang penting dalam memahami kooperasi sebagai proses sosial. b. Akomodasi Akomodasi ini juga disebut sebagai kooperasi antagonistik. Dengan demikian, akomodasi dapat dipandang sebagai proses interaksi sosialyang menghasilkan interaksi sosial, atau sebagai suatu jalan keluar untuk mengatasi persaingan dan konflik yang ada. Akomodasi merupakan suatu proses mengembangkan persetujuan kerja sementara di antara individu atau grup-grup yang sedang berada dalam keadaan konflik. c. Asimilasi Asimilasi sebagai suatu proses difusi budaya melalui individu-individu dan grup-grup secara budaya menjadi sama. Proses ini terjadi bila dua kebudayaan yang berbeda bertemu dan kebudayaan yang dominan berasimilasi dengan kebudayaan yang lain. Proses asimilasi ditandai dengan pengembangan sikap-sikap yang sama, walaupun kadang-kadang bersifat emosional, bertujuan mencapai kesatuan atau paling sedikit suatu integrasi dalam organisasi, pikiran, dan tindakan. Asimilasi dapat terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut: Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda. Terjadi pergaulan antarindividu atau kelompok secara intensif dalam waktu yang relatif lama. Kebudayaan setiap kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri. d. Akulturasi Akulturasi (acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya yang asli.