Nama : Ni Putu Ratna Ayu Lestari Nim : 2014091008 Prodi : Pendidikan Sosiologi Jurusan : Sosiologi Fakultas Hukum Dan Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha SOAL UTS : 1. Sebagai ilmu pengetahuan Sosiologi memenuhi unsur-unsur yang salah satunya yakni non etis. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan unsur non etis tersebut disertai dengan contoh konkret penerapannya! 2. Jelaskan masing-masing bagian dari hukum tiga tahap masyarakat yang dikemukakan oleh Auguste Comte! Jelaskan pula apakah seluruh hukum tersebut masih berlaku di era saat ini! 3. Interaksi sosial adalah cara-cara berhubungan yg dapat dilihat apabila orang perorangan dan kelompok2 manusia saling bertemu dan menentukan sistem, aturan, norma, dan nilai yg dapat menciptakan kehidupan yg dinamis. Jelaskan berdasarkan literature atau sumber yang anda temui mengapa seseorang bisa tumbuh menjadi seorang teroris! 4. Interaksi sosial pada dasarnya didasarkan oleh berbagai faktor di antaranya imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Jelaskan dan disertai contoh masing-masing faktor tersebut! 5. Sekalipun di antara kita mengatakan bahwa kita adalah warga negara Indonesia namun sulit sekali di antara kita untuk mencapai consensus (kesepakatan), bahkan tak jarang muncul konflik-konflik berdarah yang terjadi antar kelompok yang berbeda pendapat. Jelaskan mengapa hal ini bisa terjadi berdasarkan perspektif teori kelompok sosial (kelompok primer dan sekunder)! 6. Beberapa pandangan klasik mengatakan bahwa masyarakat desa lebih religius dan cenderung menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan ketimbang masyarakat kota. Namun seiring perkembangan dan perubahan sosial yang ada, arus urbanisasi mengakibatkan banyaknya orang-orang desa pindah dan menetap di kota dan menyebarluaskan nilai-nilai yang ia bawa dari daerah asalnya. Setujukah anda terhadap pandangan klasik tersebut? Jelaskanlah jawaban anda disertai dengan contoh! JAWABAN : 1.Salah satu ciri-ciri ilmu sosiologi yakni bersifat nonetis yang bermakna memandang suatu permasalahan bukan dari segi buruk atau baiknya fakta tertentu, melainkan untuk menjelaskan fakta tersebut secara analitis.Sosiologi adalah bidang ilmu yang mengkaji suatu fenomena maupun masalah secara obyektif tanpa mempersoalkan nilainya.Oleh karena itu sosiologi tidak membahas tentang tata susila, benar atau salahnya suatu tindakan, dan tidak membicarakan tingkah laku baik atau buruk yang terjadi di masyarakat. Tugas ahli sosiologi adalah mengungkapkan tentang tindakan sosial sebagai fakta atau fenomena sosial budaya.: Contoh ciri non etis yang melekat pada sosiologi: • • • mengkaji hubungan sebab-akibat dari bentrokan antar etnis atau antar desa mempelajari latar belakang menjamurnya pengemis di bulan puasa mengkaji hubungan sebab-akibat dari kasus tawuran antarpelajar. Sumber: https://brainly.co.id/tugas/1186195 2. •Tahap Teologis dan Militer (Teologis). Tahap ini merupakan periode paling lama dalam sejarah manusia dan disebut sebagai masa kekanakan intelegensia manusia. Pada tahap ini manusia mempercayai adanya kekuatan-kekuatan supranatural yang muncul dari kekuatan zat adikodrati atau jimat atau kekuatan yang berasal dari luar diri manusia atau muncul dari kekuatan tokoh-tokoh agamis yang diteladani oleh manusia. Dalam kehidupan sosial, masyarakat di sini hidup berdasarakan pada penaklukan, yaitu hubungan sosial bersifat militer yang senantiasa menaklukkan dan menundukkan masyarakat lain. • Tahap Metafisik (Revolutionary crisis). Tahapan ini merupakan fase transisi antara tahap teologis menuju ke tahap positfistik sehingga disebut dengan masa remaja intelegensia manusia. Tahap ini ditandai dengan adanya satu kepercayaan manusia akan hukum-hukum alam secara abstrak yang diilustrasikan dengan bentuk pemikiran yang bersifat filosofis, abstrak dan universal. Jadi, kepercayaannya bukan lagi kepada kekuatan dewa-dewa yang spesifik akan tetapi pemikiran manusia terbelenggu oleh konsep filosofis dan metafisis yang ditanamkan oleh filosof maupun orang agamawan secara abstrak dan universal (agen-agen ghaib digantikan dengan kekuatan abstrak), seperti “Akal Sehat”nya Abad Pencerahan. •Tahap Positif dan Ilmu Pengetahuan (scientific stage). Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam pemikiran evolusionisme sosial Auguste Comte dan dianggap sebagai masa dewasa intelegensia manusia. Pada tahap ini pikiran manusia tidak lagi mencari ide-ide absolut yang asli, yang menakdirkan alam semesta dan menjadi penyebab fenomena. akan tetapi pikiran manusia mulai mencari hukum-hukum yang menentukan fenomena, atau menemukan rangkaian hubungan yang tidak berubah dan memiliki kesamaan ( tahap berfikir secara ilmiah). Tahap ini manusia mulai mempercayai data empiris sebagai sumber pengetahuan terakhir namun bersifat sementara dan tidak mutlak. Namun, melalui analisis sosial tersebut memungkinkan manusia dapat merumuskan hukum-hukum yang seragam, sehingga manusia mulai maju dan berkembang di depan ilmu pengetahuan. Menurut saya ,tidak semuanya berlaku di era saat ni ,ada salah satu yaitu tahapan pertama yakni teologis dengan kondisi masyarakat masa praaksara. Pada masa itu, kepercayaan manusia masih seputar animisme dan dinamisme. Masyarakat masih berpegang teguh pada segala bentuk kekuatan supranatural baik yang berasal dari benda maupun roh leluhur. Kemudian masuk pada tahap metafisis yang penanggalan dengan merebaknya pengaruh Hindu-Budha dan kepercayaan lain yang diiringi dengan pengetahuan pengetahuan. Pada tahap ini masyarakat mulai mempercayai adanya dewa yang memengaruhi kehidupan mereka. Di sisi lain, mereka juga mulai mengembangkan pengetahuan melalui aktivitas niaga, pelayaran hingga penggunaan mata uang. Sumber : https://moraref.kemenag.go.id/documents/article/98077985952857935/download#:~:text=Di %20dalam%20teori%20perubahan%20sosialnya,)%20dan%20Positif%20(ilmiah). 3.Penyebab seseorang menjadi teroris atau faktor utama terorisme adalah masalah kemiskinan dan kebodohan. Atau, karena faktor adanya masalah ketidakadilan pemerintah dalam melakukan distribusi ekonomi pada rakyat. munculnya terorisme karena cakupannya terlalu luas dan didasari oleh banyak motif. Namun, agama menjadi salah satu faktor penyebab yang tidak dapat dipungkiri lagi karena inilah yang menjadi dasar utama dari para pelaku teror dalam melakukan kegiatan terornya. Faktor-faktor lain dapat disebut sebagai faktor pendukung, misalnya ideologi yang radikal maupun keterbelakangan ekonomi. Sebagai gambaran, keterbelakangan ekonomi dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan kegiatan teror akibat ketidakpuasan terhadap pemerintah yang sedang berkuasa yang cenderung mengikuti gaya kapitalisme Barat dengan menggunakan neoliberalisme sebagai landasan dalam kegiatan ekonomi. Sumber : https://wendygipn.wordpress.com/2014/08/24/mengapa-terorisme-banyak-munculdi-indonesia/ 4. • Imitasi Imitasi adalah tindakan orang lain, baik sikap, tingkah laku, maupun penampilan fisiknya. Imitasi ini bisa menjadi hal yang positif kalau hal yang ditiru tersebut merupakan hal yang baik di mata masyarakat. Keberlakuan, hal yang ditiru tersebut merupakan hal negatif, tentunya akan buruk di mata masyarakat. Contohnya : penyanyi yang memakai dandanan dan perhiasan yang berlebihan akan menimbulkan reaksi yang negatif di lingkungan sosial. • Sugesti Sugesti adalah pengaruh atau pandangan yang diberikan satu pihak yang diberikan pihak lain, sehingga ada proses saling mempengaruhi dan menerima pandangan tersebut secara tidak berpikir, tanpa berpikir papanjang.Contohnya calon presiden yang melakukan kampanye untuk menyakinkan masyarakat untuk memilihnya pada saat pemilu. • Identifikasi Identifikasi yaitu kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain, umumnya orang yang diidolakan. Identifikasi adalah bentuk lanjutan dari proses imitasi dan sugesti yang memiliki pengaruh yang sangat kuat. Contohnya, seorang penggemar K-pop yang sangat mengidolakan Irene Red Velvet, kemudian mulai mengubah penampilan agar mirip dengan idolanya tersebut, mulai dari cara berpakaian, model rambut, dan make up . • Simpati Simpati adalah suatu proses dimana seseorang merasa tertarik dengan orang lain sehingga ingin mengerti pihak lain untuk lebih memahaminya. Misalnya, ketika mendapatkan siaran mengenai berita tentang anak hilang melalui aplikasi Whatsapp, sikap simpati yang muncul adalah pesan tersebut ke orang lain agar anak tersebut segera ditemukan. • Empati Mirip dengan simpati. Namun, pada empati kita benar-benar merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan orang lain. Misalnya, seorang ibu yang meninggal karena penyakit kanker yang akan mengikuti komunitas dengan latar belakang anggota yang sama sebagai sarana berbagi informasi dan penggalangan dana sebagai bentuk dukungan materil dan moril untuk orang-orang yang memiliki nasib yang sama. • Motivasi Mirip dengan sugesti namun lebih rasional. Motivasi memberikan pengaruh kepada orang lain namun tetap dapat diterima secara lebih kritis, rasional dan bertanggung jawab. Misalnya, ketika dipuji oleh guru karena mendapatkan nilai yang bagus, kita akan lebih termotivasi untuk belajar agar nilai kita tetap bagus. Sumber : https://pahamify.com/blog/artikel/sosiologi-tindakan-dan-interaksi-sosial/ 5.Analisis penyebab konflik berdasarkan pendekatan teori kelompok sosial primer dan sekunder yaituKelompok sosial primer (primary group) adalah suatu kelompok yang jumlah anggotanya hanya sedikit mempunyai hubungan dekat dan langgeng. Akan tetapi perlu dicatat bahwa tidak semua anggota yang jumlahnya sedikit bisa disebut dengan kelompok primer. Dapat kita ketahui ciri-ciri kelompok sosial primer yaitu: •Terdapat interaksi sosial yang lebih erat antar anggotanya. Di dalam kelompok tersebut ada hubungan yang mereka bisa sangat kenal satu sama lain, kelompok tersebut disebut dengan face to face group. • Bersifat irasional dan tidak didasari dengan pamrih. Dalam kelompok-kelompok tersebut kebanyakan identik dengan kekeluargaan dan lebih mengedepankan rasa simpati Sedangkan Kelompok sosial sekunder (secondary group) adalah kelompok-kelompok besar yang terdiri dari banyak orang. Hubungannya tidak harus mengenal secara pribadi kurang akrab dan mempunyai sifat yang tidak langgeng, karena didasari pada kepentingan yang sama. Kelompok sekunder bertujuan mencapai suatu tujuan tertentu sehingga kelompok tersebut lebih mempunyai peran sebagai sarana bukan hanya tujuan. Kelompok ini sifatnya formal, impersional, parsial dan dilandaskan pada pemanfaatan kelompok semata. Sumber : https://www.alihamdan.id/jenis-jenis-kelompok-sosial/ 6.Menurut pendapat saya,saya setuju dengan pernyataan diatas dimana masyarakat di desa menetap ke kota dengan membawa dan menyebarkan nilai-nilai dari asal daerahnya,nilainilai yang dimaksud yaitu Di tengah-tengah kehidupan masyarakat kota yang serba hedonis, pragmatis, dan lebih memudarnya kohesi sosial masyarakat perkotaan mungkin mereka memerlukan suntikan nilai-nilai baik, kearifan lokal yang masih banyak dilestarikan di desadesa bahkan di kampung-kampung. Ada beberapa nilai desa yang menurut hemat saya bisa disuntikkan atau ke kota. • Gotong Royong Salah satu nilai di masyarakat desa yang masih lestari adalah semangat gotong royong. Kita sering menyaksikan bagaimana masyarakat desa bergotong royong membersihkan desa atau bahkan membangun desa. • Tolong Menolong dan saling memberi Salah satu ciri yang melekat dari masyarakat di desa adalah kuatnya nilai solidaritas dan saling tolong menolong. Mungkin di kota-kota kita biasa menyaksikan orang atau mungkin sebuah keluarga yang kelaparan sedangkan di dekatnya ada rumah orang kaya yang hidup serba kecukupan dan bermewah-mewahan. Sementara orang kaya tadi mungkin tidak tahu atau bahkan tidak mau tahu menahu tentang kondisi tetangga sekitarnya yang kelaparan. • Memakan sesuatu yang alami Salah satu nilai penting yang bisa kita serap dari orang di desa adalah mereka biasa memakan makanan yang alami. Entah itu buatan sendiri atau bahkan hasil memanam sendiri. Jarang di desa-desa kita melihat orang memakan pizza atau junk foods bahkan. Karena selain tidak tersedia, mungkin lidah mereka tak terbiasa. Mereka lebih suka ketela/singkok godog atau jagung bakar hasil tanaman sendiri atau beli di pasar. Contohnya adalah hal yang biasa orang memakan papaya atau mangga hasil tanamannya sendiri di depan atau di belakang rumah. Kebiasaan ini selain sehat juga baik bagi lingkungan sekitar. Karena orang terbiasa menanam. Entah tanaman kecil atau tanaman besar. Udara pun jadi tetap segar dan paling gak bisa meminalisir polusi atau asap. Sumber : https://www.kompasiana.com/ayahabil/5cade4c0cc52834ee80806a3/membawanilai-nilai-desa-ke-kota