Mekanisme Hak Akses atas Sistem Administrasi Badan

advertisement
(Daulat Pandapotan Silitonga, SH., M.Hum)*
Direktur Perdata
Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
* Disampaikan pada Acara Diseminasi Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun
2016 Tentang Tata Cara Penyampaian Data dan Informasi oleh Instansi
Pemerintah dan / atau Lembaga Swasta dalam Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang Di Auditorium Yunus Husein, PPATK, 15
Maret, 2016, dengan topik: “
Mekanisme Hak Akses atas Sistem Administrasi Badan Hukum
(SISMINBAKUM) ke PPATK
Typologi Akses (AHU Online)
(1).
Akses untuk Proses Pendaftaran,
Perubahan, Penambahan Data
Badan Hukum
(Maintain Acces)
(2).
Akses untuk Mendapatkan Data
Perseroan
(Data Information Acces)
http://www.ahu.go.id
(AHU ONLINE)
 Ada 2 (dua) Direktorat yang berperan terhadap
pengelolaan AHU Online di Ditjen AHU:
1. Direktorat Teknologi Informasi  terkait dengan
pengelolaan teknis pemrograman, jaringan, dan fasilitas
akses (login/password/open-close acces);
2. Direktorat Perdata  terkait dengan pelaksanaan
kebijakan, analisa dan pertimbangan, dan penyusunan
struktur akses
3
Tugas dan fungsi Direkorat Perdata Ditjen AHU berdasarkan
Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI No. 29 Tahun 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM RI
Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, pelaksanaan pemantauan,
evaluasi, dan pelaporan di bidang :
1. Hukum Perdata Umum;
2. Badan Hukum (online);
3. Jaminan Fidusia (online);
4. Harta Peninggalan (online);
5. Kurator Negara dan Notariat (online).
Direktorat Perdata terdiri dari :
Subdirektorat Hukum Perdata Umum;
2. Subdirektorat Badan Hukum;
3. Subdirektorat Jaminan Fidusia;
4. Subdirektorat Harta Peninggalan dan
Kurator Negara;
5. Subdirektorat Notariat.
1.
Layanan Badan Hukum
Layanan Badan Hukum adalah layanan
pada Ditjen AHU yang berkaitan dengan
proses pengesahan pendirian, persetujuan,
pemberitahuan anggaran dasar dan Data
hingga berakhirnya status suatu Badan
Hukum yang meliputi:
• Badan Hukum Perseroan Terbatas
• Badan Hukum Yayasan
• Badan Hukum Perkumpulan
6
Layanan Badan Hukum di Ditjen Administrasi Hukum Umum
(dalam perjalanan waktu)
1. Sistem Administrasi Badan Hukum
(Sisminbakum)
2. Sistem Administrasi Badan Hukum
(SABH)
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
3. Layanan AHU Online
•
•
•
Tahun 2000 s.d Tahun 2009;
Teknologi masih sepenuhnya bekerjasama dengan
Swasta;
Khusus Layanan Badan Hukum
Hanya untuk maintain acces;
Masih ada keterlibatan Korektor Badan Hukum
(Manusia)
Tahun 2009 s.d Tahun 2013;
Teknologi sepenuhnya oleh Kementerian Hukum dan
HAM dengan bantuan pemrograman dari pihak ke-3;
Hanya untuk maintain acces, data perseroan masih
manual (surat);
Khusus Layanan Badan Hukum (terpisah dengan
Fidusia Online)
Keterlibatan Korektor Badan Hukum (Manusia) makin
berkurang
Tahun 2014 s.d sekarang
Teknologi sepenuhnya oleh Kementerian Hukum dan
HAM (ada Direktorat TI);
Untuk Seluruh Layanan;
Hanya untuk maintain acces dan data information
acces (berbayar/tidak berbayar) –NEW “SEARCHING
DATA”
Input data murni dari akses notaris dengan sistem
7
disclaimer
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyampaian Data dan
Informasi oleh Instansi Pemerintah dan/atau Lembaga Swasta dalam Pencegahan dan
Pemberantasan TPPU
 Data Administrasi Badan Hukum  Pasal 3 huruf g;
 Permintaan Tertulis  Pasal 4
 Wajib dan Dikecualikan dari Kerahasiaan  Pasal 5 dan 6;
 Elektronik dan Non Elektronik  Pasal 7;
 Ada penunjukan (designated) kepada personal tertentu  Pasal 8.
8
SABH
Sistem Administrasi Badan Hukum yang selanjutnya
disingkat SABH adalah pelayanan jasa hukum pengesahan
badan Perseroan, Yayasan dan Perkumpulan dengan
menggunakan sistem teknologi informasi secara elektronik
dan dapat diakses secara online yang diselenggarakan oleh
Direktorat
Jenderal
Administrasi
Hukum
Umum
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.
Dipadukan dengan layanan lain dan disempurnakan = AHU
Online
• Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAM NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN
ATAS PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAM NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG TATA
CARA PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUMDAN PERSETUJUAN
PERUBAHAN
ANGGARAN
DASAR
SERTA
PENYAMPAIAN
PEMBERITAHUAN
PERUBAHANANGGARAN DASAR DAN PERUBAHAN DATA PERSEROAN TERBATAS

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAM NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA
PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUM DAN PERSETUJUAN
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR SERTA PENYAMPAIAN PEMBERITAHUAN PERUBAHAN
ANGGARAN DASAR DAN DATA YAYASAN

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAM NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA
PENGAJUAN PERMOHONAN PENGESAHAN BADAN HUKUM DAN PERSETUJUAN
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR PERKUMPULAN
Pelayanan Melalui AHU Online
Menteri Hukum dan HAM RI Bapak Amir Syamsuddin
meresmikan sekaligus menyampaikan sambutan pada
acara Peluncuran Pelayanan Ditjen AHU online guna
memberikan layanan hukum kepada masyarakat,
instansi maupun lembaga tersebut untuk
mewujudkan pelayanan prima dengan mengutamakan
pelayanan yang profesional, cepat, tepat, efisien,
murah dan bebas pungli, di Jakarta, pada hari Selasa,
tanggal 25 Maret 2014.
1. Ease of doing
bussiness
2. Sistem Integritas
(anti KKN)
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
45 Tahun 2014 Tentang Jenis dan Tarif Penerimaan
Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian
Hukum dan HAM;
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10
Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun
2014 Jenis dan Tarif Penerimaan Bukan Pajak Yang
Berlaku Pada Kementerian Hukum dan Ham.
Data Perseroan
 Data Perseroan Yang Terdapat Dalam Database AHU
Online adalah data Perseroan yang terdaftar sejak
tahun 2000 sampai saat ini.
 Terhadap Data Perseroan tersebut dapat langsung
dilakukan Searching Data oleh pemohon
 Terhadap Data Perseroan sebelum tahun 2000, saat ini
sedang dilakukan Migrasi Data Perseroan ke dalam
Data Base
13
SEARCHING DATA ONLINE
1.Pemohon masuk ke website ahu online melalui
http://ahu.go.id
2. Pemohon klik logo “perseroan”
3. Mengisi nama perseroan pada pencarian data
perseroan.
4. Pemohon akan mendapatkan jawaban bahwa suatu
perseroan tidak ditemukan? Terdaftar.
5. Apabila Pemohon menginginkan informasi dan data
yang lebih detail terkait perseroan tersebut maka
Pemohon harus membeli voucher di bank.
14
6. Sesuai Ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 10
Tahun 2015, untuk “searching data” dikenakan biaya
sebesar Rp. 50.000,7. Setelah melakukan pembayaran di bank maka
pemohon akan memperoleh nomor voucher dan diisi
termasuk alamat email pemohon.
8. Data perseroan akan dikirim melalui email ke
pemohon.
9. Untuk searching data perseroan sebesar Rp. 50.000,pemohon akan mendapatkan data perseroan terakhir.
15
10. Apabila Pemohon akan mendapatkan data company
profil secara lengkap dari pendirian perseroan,
sesuai Peraturan pemerintah Nomor 10 Tahun 2015,
maka pemohon harus membayar sebesar Rp.
500.000,11. Tata caranya sesuai dengan searcing data biasa, akan
tetapi voucher yang dibeli sebesar Rp. 500.000,12. Data yang didapat oleh Pemohon adalah company
profile perseroan secara lengkap dari awal pendirian
sampai data terakhir.
16
Perlunya Data Perseroan
 Data perseroan merupakan profil dari suatu perseroan
yang ada di Indonesia.
 Dari data perseroan tersebut akan terlihat status perseroan
tersebut, kondisi permodalan sampai pengurus dan
pemegang saham terakhir yang sangat berguna bagi pihak
pihak yang berkepentingan, salah satunya untuk sistem
pengadaan barang /jasa, Untuk kepentingan hukum dalam
rangka penyelidikan, penyidikan dan persidangan/
pengadilan, Kepolisian, Kejaksaan, KPK, Kementerian
Keuangan juga perusahaan atau pihak pihak terkait yang
akan melakukan perjanjian dengan perseroan tersebut.
17
Pengguna Data Perseroan
Masyarakat;
2. Pemerintah;
3. Penegak Hukum;
Untuk kepentingan penegakan hukum, Instansi
Penegak Hukum telah mengadakan Nota Kesepahaman
(MOU) dengan Ditjen Administrasi Hukum Umum,
seperti dengan Kepolisian, KPK, Kementerian
Keuangan,KPPU dan PPATK.
1.
PPATK telah mengadakan Nota Kesepahaman dengan
Kementerian Hukum dan HAM
Tentang
Akses Data Sistem Administrasi Badan Hukum
Nomor : M.HH-07.HM.05.02
Tahun 2013
Nomor : NK.63/1.02/PPATK/02/13
PPATK
sepakat
untuk
mengadakan kerjasama dalam
rangka
akses
data
Sistem
Administrasi
Badan
Hukum
(SABH)
Petunjuk Teknis Akses Data Sistem
Administrasi Badan Hukum Antara PPATK dan
Kementerian Hukum Dan HAM
I. Definisi SABH
II. Pejabat Penghubung
Sistem Komputerisasi pendirian
badan Hukum yang diterapkan
di Kemenkumham, dengan
alamat database
http://beno.sisminbakum.go.id;
PPATK dan Kemenkumham
masing-masing menunjuk 1
(satu) orang pejabat
penghubung untuk
pelaksanaan akses database
SABH;
Lanjutan....
III. Pengguna
PPATK menunjuk 2 (dua) orang
pengguna yang mendapatkan user
ID dan password sebagai petugas
yang dapat melakukan akses
database SABH;
IV. Mekanisme akses Database
SABH
Pengguna berwenang membuka
database SABH untuk melakukan :
1.
Pencarian data perusahaan,
nama pendiri, pemegang
saham dan direksi perusahaan
2. Pencarian data pendukung,
yaitu identitas
pendiri/pemegang saham
perusahaan atau direksi/
pengurus perusahaan,
diantaranya berupa KTP,
NPWP, dan TTL
Informasi Data Perseroan Untuk PPATK
Informasi data perseroan yang diajukan oleh PPATK, di
dasarkan pada MOU antara Ditjen AHU dan PPATK,
sehingga mereka langsung dapat menarik data yang ada
pada database Sistem Administrasi Badan Hukum
dengan tanpa membayar biaya PNBP
Sistem AHU Online
 Sejak tahun 2014 Ditjen AHU mengembangkan




layanan AHU Online.
Beberapa layanan Ditjen AHU mengalami perubahan,
termasuk SABH.
Seluruh layanan AHU kini dapat diakses melalui
http://ahu.go.id, termasuk akses data SABH.
User ID dan password yang sebelumnya telah
diberikan perlu diupdate sehingga dapat digunakan
pada sistem AHU Online.
Dengan Sistem AHU Online, pencarian data terkait
Badan Hukum lebih cepat, lengkap dan komprehensif.
Analisa Resiko (Risk Assesment)?
 Dapat dikembangkan dalam sistem;
 Tidak mengurangi tujuan utama pembentukan sistem AHU Online;
 Menggunakan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2015 tentang Pihak Pelapor Dalam
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang  Notaris sebagai
Pelapor
 Dapat dikembangkan dalam sistem, untuk mendukung kewajiban notaris menerapkan
prinsip KYC/CDD;
 Berbentuk format isian dan disclaimer;
Tantangan:
- Pemahaman terhadap AML/CFT oleh Notaris dan Verifikator Data Kemenkumham;
- Mekanisme KYC/CDD oleh Notaris dan Verifikator Data Kemenkumham;
“Belum ada mekanisme
Pelatihan”
Sekian Terima kasih
25
Download