Uploaded by User20133

TA(Tito Utama S)

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Inverter adalah konverter DC ke AC dengan tegangan dan frekuensinya
yang dapat diatur sehingga motor ac dapat dikendalikan secara flexible. Jenis
inverter yang sering dipakai untuk mengontrol kecepatan dari motor AC 3 fasa
adalah Variable Speed Drive ( VSD ), VSD adalah sebuah alat rectifier, filter,
inverter, dan panel control untuk mengontrol nilai output yang dihasilkan,
Variable Speed Drive (VSD) mempunyai kelebihan
sebagai soft starting,
pengatur kecepatan putaran motor AC 3 Phase, dan juga sistem balik putaran
motor AC 3 Phase.
Karena
tegangan
dan
frekuensi
yang
bervariasi
keuntungan
menggunakan VSD sebagai alat control menjadi lebih bervariatif jika
mengetahui parameter setting yang tepat untuk menjalankan motor sesuai
kebutuhan. VSD juga digunakan pada sistem Ventilasi udara untuk bangunan
bertingkat seperti untuk mengontrol Air Handling Unit.
Dengan latar belakang diatas penulis memberi judul :
ANALISIS START MOTOR 3 FASA PADA AIR HANDLING UNIT
DENGAN MENGGUNAKAN VARIABLE SPEED DRIVE
DI GEDUNG DBS CIPUTRA WORLD 1 JAKARTA
1.2
Alasan Pemilihan Judul
Berdasarkan pada latar belakang masalah , maka sebagai alasan dalam
pemilihan judul ini adalah bahwa penulis tertarik untuk membahas masalah ini.
Hal ini dikarenakan masalah yang timbul pada saat motor 3 fasa ahu start
ITBU 2017
Page 1
mengakibatkan adanya lonjakan Aus yang tinggi pada saat motor start tanpa
menggunakan VSD.
1.3
Pembatasan Masalah
Pemasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini dibatasi pada;
1. Penggunaan VSD untuk kesetabilan motor pada saat start hingga motor
running agar dapat mengetahui nilai efisiensi motor 3 fasa.
2. Perbandingan Biaya Operasional AHU dengan menggunakan VSD
1.4
Tujuan Penulisan
Dari hasil Analisis start motor 3 fasa pada air handling unit dengan
menggunakan variable speed drive diatas adalah
1.
Untuk memenuhi syarat kelulusan dan meraih gelar Sarjan Teknik (ST) di
Institut Teknologi Budi Utomo (ITBU)
1.5
2.
Mengetahui efisiensi motor pada saat awal start dengan menggunakan VSD
3.
Memahami aplikasi penggunaan VSD untuk motor AHU
Metodologi Pengumpulan Data
1.
2.
Studi Referensi

Teori Variable Speed Drive

Teori Motor Listrik 3 Fasa

Teori Heating, Ventilation, Air Conditioning ( HVAC)

Teori sistem kerja Air Handling Unit
Pengumpulan data
ITBU 2017

Data data operasional

Data spesifikasi VSD dan Motor AHU dilapangan
Page 2
3.
Uji Lapangan
Pelaksanaan start motor 3 fasa pada AHU kemudian dilanjutkan
dengan memonitoring motor yang sudah running.
1.6
Sistematika Penulisan
Uraian pembahasan tugas akhir ini disusun secara terperinci,
sehingga diperoleh hubungan dan ruang lingkup yang jelas. Pembahasan
tersebut disusun dalm beberapa bab yang masing masing babnya terdiri
dari beberapa sub yang diantara sebagai berikut ;
BAB I PENDAHULUAN,
Bab ini membahas latar belakang masalah, alasan pemilihan judul,
batasan masalah, tujuan penulisan, metodologi penelitian dan struktur
penulisan, sistematika pembahasan.
BAB II TEORI DASAR MOTOR LISTRIK, VARIABLE SPEED DRIVE, DAN
HEATING VENTILATION AIR CONDITIONING (HVAC)
Bab ini membahas tentang teori dasar cara kerja Motor Listrik dan
VSD yang diterapkan pada mesin AHU
BAB III SISTEM PENDINGIN GEDUNG DBS
Bab ini membahas tentang sistem pendingin di gedung DBS, Luas
area ruangan gedung DBS, Spesifikasi Motor AHU dan VSD,
BAB IV PENGAMBILAN DATA DAN PENYELESAIAN MASALAH,
Bab ini membahas data yang dikumpulkan dari data operasional,
perhitungan biaya operasional AHU, dan keuntungan menggunakan
VSD
ITBU 2017
Page 3
BAB V PENUTUP,
Bab ini menyajikan tentang kesimpulan dan saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
ITBU 2017
Page 4
BAB II
Landasan Teori
2.1
Motor Listrik
Motor listrik adalah suatu perangkat elektromagnetik yang digunakan untuk
mengkonversi atau mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Hasil konversi
ini atau energi mekanik ini bisa digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti
digunakan untuk memompa suatu cairan dari satu tempat ke tempat yang lain pada
mesin pompa, untuk meniup udara pada blower, digunakan sebagai kipas angin, dan
keperluan yang lain.
Gambar 2.1 Motor Listrik
Berdasarkan jenis dan karakteristik arus listrik yang masuk dan mekanisme
operasinya, motor listrik dibedakan menjadi 2, yaitu motor AC, dan motor DC.
ITBU 2017
Page 5
2.1.1
Motor AC
1. Motor sinkron, yaitu motor AC (arus bolak-balik) yang bekerja pada
kecepatan tetap atau konstan pada frekuensi tertentu. Kecepatan putaran
motor sinkron tidak akan berkurang (tidak slip) meskipun beban bertambah,
namun kekurangan motor ini adalah tidak dapat menstart sendiri. Motor ini
membutuhkan arus searah (DC) yang dihubungkan ke rotor untuk
menghasilkan medan magnet rotor. Motor ini disebut motor sinkron karena
kutup medan rotor mendapat tarikan dari kutup medan putar stator hingga
turut berputar dengan kecepatan yang sama (sinkron).
2. Motor asinkron atau yang lebih dikenal sebagai motor induksi, yaitu motor
AC yang paling umum digunakan atau diaplikasikan pada mesin-mesin di
industri. Motor induksi sangat berbeda dengan motor DC, jika pada motor
DC arus listrik dihubungkan secara langsung ke rotor melalui sikat-sikat
(brushes) dan komutator (commutator). Jadi kita bisa mengatakan motor DC
adalah
motor
konduksi
karena
menggunakan
sikat-sikat
sebagai
konduktornya. Sedangkan pada motor AC rotor tidak menerima sumber
listrik secara konduksi tapi dengan induksi, Oleh karena itu motor AC jenis
ini disebut juga sebagai motor induksi.
2.1.2
Motor DC
1.
Motor DC sumber daya terpisah/separately excited, jika arus medan
dipasok dari sumber terpisah maka disebut motor DC sumber daya
terpisah.
2.
Motor DC sumber daya sendiri atau self-excited, pada motor DC sumber
daya sendiri ini terbagi menjadi 3 type, yaitu motor seri, motor shunt, dan
motor kompon/gabungan.
 Motor seri, yaitu motor DC dimana gulungan medan dihubungkan
secara seri dengan gulungan dinamo. Sehingga arus medan sama
dengan arus dynamo.
ITBU 2017
Page 6
 Motor shunt, yaitu motor DC dimana gulungan medan dihubungkan
secara pararel dengan gulungan dinamo. Sehingga total arus jalur
merupakan jumlah arus medan dan dinamo.
 Motor kompon atau gabungan, yaitu motor DC dimana gulungan
medan dihubungkan secara seri dan pararel dengan gulungan dinamo.
Sehingga setting awal torque bagus dan stabil kecepatannya.
2.2
Variable Speed Drive
Variable speed drive merupakan sebuah alat pengatur kecepatan motor dengan
mengubah nilai frekuensi dan tegangan yang masuk ke motor. pengaturan nilai
frekuensi dan tegangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan kecepatan putaran dan
torsi motor yang di inginkan atau sesuai dengan kebutuhan. Secara sederhana prinsip
dasar inverter untuk dapat mengubah frekuensi menjadi lebih kecil atau lebih besar
yaitu dengan mengubah tegangan AC menjadi tegangan DC kemudian dijadikan
tegangan AC lagi dengan frekuensi yang berbeda atau dapat diatur.
Gambar 2.2 Diagram VSD
Untuk mengubah tegangan AC menjadi DC dibutuhkan penyearah (converter ACDC) dan biasanya menggunakan penyearah tidak terkendali (rectifier dioda) namun
ITBU 2017
Page 7
juga ada yang menggunakan penyearah terkendali (thyristor rectifier). Setelah
tegangan sudah diubah menjadi DC maka diperlukan perbaikan kualitas tegangan DC
dengan menggunakan tandon kapasitor sebagai perata tegangan. Kemudian tegangan
DC diubah menjadi tegangan AC kembali oleh inverter. Didalam rangkaiannya ada 3
blok utama ;
 Rectifier adalah rangkaian penyearah yaitu suatu rangkaian yang mengubah
tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC).
 DC Bus yang dimaksud adalah Rangkaian Filter dimana rangkaian tersebut
berfungsi untuk mengurangi faktor ripple yang terjadi pada suatu rangkaian
penyearah.
 Inverter adalah rangkaian yang mengubah tegangan searah menjadi tegangan
bolak balik.
Mengatur kecepatan motor dengan inverter akan memperoleh banyak keuntungan
yang lebih bila dibandingkan dengan cara-cara yang lain. Seperti : jangkauan yang
luas untuk pengaturan kecepatan dan torsi motor, mempunyai akselerasi dan
deselerasi yang dapat diatur, mempermudah proses monitoring/pengecekan, sistem
proteksi motor yang baik, mengurangi arus starting motor dan menghemat pemakaian
energi listrik, memperhalus start awal motor dll.
ITBU 2017
Page 8
Gambar 2.3 Variable Speed Drive
2.3
HVAC ( Heating, Ventilating, Air Conditioning )
HVAC merupakan sitem pemanas, sirkulasi udara dan pendingin yang pada
umumnya dirangkum dalam satu sistem.
Tujuan dari sebuah sitem HVAC adalah memberikan lingkungan yang nyaman bagi
penghuninya dengan mengkondisikan variabel dalam udara ruangan yang meliputi ;
temperature, humidity, air velocity, dan menyebarkannya ke dalam seluruh gedung.
Dan kepanjangan Heating, Ventilating, Air Conditioning, dimana:

Heating: proses pengaturan udara untuk menciptakan udara panas.

Ventilating: Proses pertukaran udara.
Sistem ventilasi yang ada di gedung modern terdiri dari sistem;
ITBU 2017
Page 9

Paksa (Forced) : ventilasi udara dengan bantuan alat mekanis, seperti: Supply
fan,exhaust fan.

Alami (natural): ventilasi yang terjadi secara alami tanpa bantuan alat
mekanis, seperti: pertukaran udara melalui jendela / pintu.

Campuran : ventilasi gabungan antara paksa dan alami.

Air Conditioning: Pengkondisian udara.
Ketiga fungsi diatas saling berhubungan, karena menentukan suhu dan kelembaban
udara dalam suatu ruangan. Dalam rancangan suatu gedung modern rancangan,
instalasi, control dari fungsi ini dijadikan dalam suatu system tunggal, yaitu
“HVAC”.
2.3.1
Air Handling Unit
AHU adalah alat yang digunakan untuk pengkondisian dan sirkulasi udara
sebagai bagian dari system HVAC. AHU biasanya berupa kotak besar yang terbuat
dari logam yang berisi; motor, blower, elemen pendingin, filter, peredam suara.
Di AHU terjadi proses pengkodisian udara seperti suhu, kelembaban dan kebersihan
udara. Di AHU terdapat Cooling Coil, Filter dan Blower (fan). Sedangkan Ducting
adalah saluran yang berfungsi menyalurkan udara. Dalam gambar 1 menunjukkan
bagai mana aliran udara dalam ducting dan AHU.
ITBU 2017
Page 10
Gambar 2.4 Air Handling Unit
Untuk satuan kapasitas pendinginan adalah British Thermal Unit (BTU), dan untuk
konverter perhitungan pendinginan ruangan di AHU adalah sebagai berikut;
 1 KW = 3412,14 BTU
 1 TR = 12000 BTU
 1 TR = 3,517 KW
Sedangkan untuk perhitungan AC split atau ac dengan kapasitas yang lebih kecil
adalah PK= paar de kraft = Horse Power jadi ;
 1 PK = 1 Hp = 745 Watt
 1 PK = 9000 BTU
Aliran udara di AHU berasal dari blower yang di gerakkan oleh motor induksi 3 fasa
lalu mengambil udara dingin dari pipa coil yang dialiri air dingin dari chiller, berasal
dari evaporator chiller lalu di distribusikan oleh pompa secondary melalui pipa
instalasi AHU. Udara dihembuskan atau di distribusikan ke ruangan melalui instalasi
ducting yang mengarah ke area ruangan tersebut.
ITBU 2017
Page 11
Gambar 2.5 Skema Ducting dan AHU

Return Air (RA) adalah udara yang disirkulasikan untuk didinginkan kembali
dari ruangan yang didalamnya terdapat beban panas.

Outdoor Air (OA) adalah udara segar dari luar gedung. Di dalam gedung
terdapat banyak manusia yang membutuhkan udara segar. Sedangkan di dalam
gedung, terutama di gedung-gedung besar hanya memiliki sedikit jendela. Oleh
karena itu udara segar ini disisipkan ke dalam sistem ducting untuk keperluan
manusia di dalam gedung. Banyaknya udara luar yang dialirkan dalam sistem
ini harus disesuaikan dengan keperluan.

Mixing Air adalah udara campuran dari Return Air dan Outdoor Air. Udara
campuran inilah yang akan disupply ke dalam gedung atau ruangan dengan
terlebih dahulu dibersihkan dan didinginkan.

RA dan OA bercampur menjadi Mixing air atau udara campuran. Kemudian
udara campuran ini melewati filter untuk dibersihkan. Debu-debu akan disaring
ITBU 2017
Page 12
disini sehingga menjadi lebih bersih. Setelah melewati filter udara campuran ini
akan mengalami pendinginan oleh Cooling Coil. Seteleh itu udara yang bersih
dan dingin dialirkan ke ruangan-ruangan dan gedung.
Di dalam ruangan terdapat beban panas. Udara dingin yang dialirkan ke ruangan
sehingga udara menjadi lebih sejuk. Karena udara dingin tadi menarik kalor dari
beban panas ruangan maka udara tersebut menjadi lebih panas dibandingkan sebelum
memasuki ruangan. Udara yang lebih panas inilah yang disebut dengan Return Air
(RA). Setelah itu RA akan kembali ke Ducting dan mengalami proses yang sama.
Di dalam AHU terdiri dari beberapa bagian atau komponen diantaranya adalah
Cooling coil, Blower, dan Filter yang berfungsi untuk ;
 Cooling coil merupakan sebuah penukar kalor (Heat Exchanger). Pertukaran
kalor terjadi dengan udara yang lewat penukar kalor tersebut. Cooling coil yang
lebih dingin akan menarik kalor dari udara yang lewat (Mixing Air) sehingga
udara menjadi lebih dingin, Cooling coil ini dingin karena adanya sistem
refrigerasi (bagian evaporator) atau sistem chiller.
 Blower dapat berupa kipas (fan) yang berfungsi untuk mengalirkan udara yang
di gerakkan oleh motor
 Filter mempunyai fungsi untuk membersihkan udara. Filter dapat berupa
saringan yang menahan debu-debu sehingga tidak masuk ke ruangan.
2.3.1.1 Perawatan Air Handling unit
Dalam pengoprasiannya ahu yang operational di gedung DBS mendapatkan
schedule perawatan untuk dilakukan pengecekan komponen – komponen yang ada di
AHU untuk mencegah terjadinya kerusakan dan dapat memprediksi akan terjadinya
ITBU 2017
Page 13
kerusakan pada komponen yang ada di AHU, Air Handling Unit dirawat secara
berkala yaitu ;

Weekly = Perawatan yang dilakukan dalam waktu 1 minggu
Pekerjaan yang biasanya dilakukan adalah melakukan pengecekan filter AHU
dan melakukan pengecekan temperature air yang bersikulasi di evaporator
AHU.

Monthly = Perawatan yang dilakukan dalam waktu 1 bulan
Pekerjaan perawatan yang dilaksakan tiap periode ini adalah seperti
membersihkan filter,body, ruangan, serta panel AHU

Quartly = Perawatan yang dilakukan dalam waktu per 4 bulan
Pekerjaan perawatan yang dilakukan diperiode ini cakupannya lebih luas dan
banyak dengan penambahan membersihkan coil AHU dengan menggunakan
Chemical agar kerak atau lumut yang menempel dapat dengan mudah
dibersihkan, dan pengecekan fan belt motor blower AHU untuk mengetahui
kondisi VBelt tersebut apakah masih layak digunakan atau perlu diganti, serta
melakukan injeksi pelumasan bearing dengan Grease.

Yearly = Perawatan yang dilakukan dalam waktu 1 tahun
Pekerjaan perawatan yang dilakukan diperiode ini cakupannya menyeluruh
untuk AHU berserta Komponen yang ada di dalamnya seperti pengecekan noise
pada bearing motor AHU dan bearing blower AHU, serta pengecekan
Performance dari motor AHU itu sendiri yaitu dilihat dari
Flow yang
dihembuskan dalam kondisi frekuensi maksimal, serta disertai nilai arus yang di
dihasilkan oleh AHU,
2.3.2
Cara Kerja AHU Dengan Menggunakan VSD
Air Handling Unit atau AHU berfungsi untuk mengalirkan udara ke suatu area
agar area tersebut sejuk atau dingin. Blower AHU digerakkan oleh Motor 3fasa yang
dikendalikan melalui Variable Speed Drive, dimana VSD dapat menurunkan
ITBU 2017
Page 14
frekuensi dengan sendirinya menyesuaikan dengan set point yang di inginkan
mengikuti pembacaan sensor temperature yang terpasang di instalasi AHU yang
terhubung dengan modul BAS ( Building Auto System ) bila dalam pengoperasiannya
keadaan AUTO , dan apabila pengoperasiannya dalam Keadaan MANUAL untuk
frekuensinya akan tetap tidak berubah meskipun temperature yang di inginkan sudah
tercapai mengikuti set point yang diinginkan.
2.3.3
Sistem intalasi MOTOR AHU
Untuk intalasi motor 3 phase yang di gunakan ada dua yaitu;
 Sistem DOL ( Direct On Line )
 Sistem dengan menggunakan Variable Speed Drive
Untuk sistem DOL daya motor disediakan langsung Oleh PLN dimana rangkaian
instalasinya langsung ke motor 3 phase tersebut.
Sedangkan sistem yang menggunakan Variable Speed Drive daya motor di alirkan
oleh Variable Speed Drive dengan keluaran yang lebih rendah tetapi tidak
mengurangi kecepatan maksimal dari motor tersebut.
ITBU 2017
Page 15
Gambar 2.6 Sistem intalasi motor 3 Fasa

Start Motor AHU dengan sistem Direct On Line (DOL)
Start motor 3 phasa tanpa vsd akan menghasilkan Daya yang sangat besar bisa
mencapai 2 kali beban penuh karena jatuhnya tegangan yang disebabkan Arus yang
besar pada saat start,
ITBU 2017
Page 16
Gambar 2.7 Instalasi Tanpa VSD
Bila motor 3 fasa pada ahu ini start tanpa menggunakan VSD atau menggunakan
sistem Direct On Line atau DOL perubahan aliaran udara yang dihasilkan oleh
blower yang digerakan motor 3 fasa diatur dengan menggunakan katup atau Dumper.
Saat diperlukan udara settingan 100% maka dumper akan dibuka 100% dan
kebutuhan udara yang diperlukan diukur menggunakan alat ukur atau sensor udara
Flow meter
ITBU 2017
Page 17
Gambar 2.8 Penggunaan Damper pada AHU

Start Motor AHU dengan Sistem VSD
Start Motor 3 fasa dengan sistem VSD menimbulkan arus yang rendah karena
memulai start running dari kecepatan nominal dan terus naik secara konstan ke
kecepatan maksimal, serta start motor yang halus dibandingkan dengan sistem tanpa
VSD.
ITBU 2017
Page 18
Gambar 2.9 Instalasi dengan VSD
Pada instalasi ini AHU tidak memerlukan penggunaan Damper. Perubahan dilakukan
dengan merubah kecepatan motor melalui VSD, apabila diperlukan aliran udara
sebesar 80% maka putaran motor akan berubah menjadi 80% atau 40 Hz bila setting
untuk batas nominal frekuensi = 0 HZ dan batas maksimal frekuensi = 50 Hz
Gambar 2.10 AHU tanpa Damper
ITBU 2017
Page 19
BAB III
SISTEM PENDINGIN GEDUNG DBS
Di gedung DBS pendinginan ruangan menggunakan Chiller dengan jenis Water
Cool atau pendinginan dengan media air yang di sirkulasikan oleh pompa untuk di
alirkan ke pipa-pipa riser AHU.
Jadwal perasional AHU di gedung DBS dimulai dari pagi sampai dengan sore
hari dengan sistem AUTO di kontrol dari komputer BAS (Building Automatic
System) yang sudah di jadwalkan untuk jam ON dan OFF nya. Pada dasarnya di
Gedung DBS AHU bisa di operasionalkan secara dua sistem yaitu sistem AUTO dan
MANUAL dimana ada selektor switch yang digunakan untuk melakukan
pengaturannya, Bila AHU Operasional dengan cara Manual akan terjadi pemborosan
waktu, tenaga dan energi listrik.
Tabel 3.1 Jadwal Operasional AHU
3.1
HARI
ON
OFF
Senin – Jum’at
06:00
18:00
Sabtu
06:00
13:00
Instalasi Sistem Pendingin
 Diagram satu garis sistem kelistrikan di Gedung DBS
Untuk sistem kelistrikan sendiri gedung DBS Panel LVMDP, Genset dan
Trafo berada di lt.11berikut single line Diagram Gedung DBS dari Panel
LVMDP ke lantai lantai yang di distribusikan aliran listrik;
ITBU 2017
Page 20
Gambar 3.1 Single Line Diagram LVMDP 1
Gambar 3.2 Single Line Diagram LVMDP 2
ITBU 2017
Page 21
Gambar 3.3 Single Line Diagram LVMDP ke lt. 1 sampai lt.17
ITBU 2017
Page 22
Gambar 3.4 Single Line Diagram LVMDP dari Panel lt.1sampai lt.12
ITBU 2017
Page 23
Gambar 3.5 Single Line Diagram Panel sampai lt.40
 Sistem pendinginan ada di tiap lantai dan untuk mesin pendinginan central
ada di lantai 11 dengan daya 1000 TR (Ton Refrigrant) dan ada 2 unit.
Dengan spesifikasi sebagai berikut;
Merk= YORK
Model= SSS33LK – 50
Volt – Phase – Hz = 380 / 415 - 3 – 50
Max. Start Current = 3300
Max. FLA
=1050
Min. FLA
= 215
ITBU 2017
Page 24

Max. HP
= 900
Max. LRA
= 7333
Pengamanan instalasi di panel MCC (Motor Control Center) AHU adalah
sebagai berikut;
o
MCCB 3 Fasa
Mold Case Circuit Breaker adalah salah satu pengaman listrik yang
mempunyai 2 fungsi yaitu sebagai pengaman dan alat penghubung, dari
segi pengaman maka mccb berfungsi sebagai pengaman gangguan hubung
singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu mccb mempunyai
kemampuan pemutusan yang dapat diatur sesuai yang diinginkan.
o
MCB model GV 3 Fasa
Mini Circuit Breaker berfungsi sebagai Proteksi melindungi circuit dari
gangguan beban lebih (Overload), gangguan hubungan pendek (short
circuit) bila terjadi di instalasi, MCB bekerja dengan cara pemutusan
Hubungan yang diakibatkan oleh aliran listrik yang melebihi kapasitas
dengan menggunakan elektromagnet/bimetal, cara kerja MCB ini
memanfaatkan pemuaian dari bimetal yang panas akibat arus yang
mengalir untuk memutus aliran listrik. Kapasitas MCB menggunakan
Satuan Ampere (A).
o
Kontaktor LC1 D25
Kontaktor biasanya dipergunakan untuk proteksi dan otomasi yang
dihubungkan terlebih dahulu dengan alat control ataupun timer yang
diguakan
sebagai
pemicu
pada
kontaktor
,
sehingga
mampu
menghubungkan atau memutus aliran listrik bila mana diperlukan, dan
untuk keamanan kontaktor dapat di hubungkan dengan alarm,sensor panas
atau peralatan lainnya sebagai pengaman suatu peralatan
ITBU 2017
Page 25
o
Surge Arrester
Surge Arrester adalah alat yang berfungsi sebagai pelindung sistem
kelistrikan
terhadap tegangan lebih tanpa harus memutus jaringan
sesaatpun, dan berfungsi menetralkan arus petir yang masuk melalui jalur
instalasi yang dilindunginya. Cara kerja arrester
saat terjadi lonjakan
tegangan di jaringan instalasinyta maka pada sisi kutup anoda surge
arrester akan melepaskan lonjakan tegangan ke arah katoda yang terhubung
dengan Grounding.
o
Relay
Relay adalah komponen elektronika yang dioperasikan menggunakan
listrik
relay berfungsi sebagai pengaman dan penghubung dari sistem
kontrol yang dihubungkan ke kontaktor. Cara kerja relay apabila
kumparan coil dialiri arus listrik maka akan miuncul gaya elektromagnetik
yang dapat menarik Armature (penghubung spring dengan contact
point/saklar) sehingga dapta berpindah dari posisi sebelumnya (NC)
menjadi posisi terbuka (NO).

Letak Sistem Pendingin
Untuk Gedung DBS BANK Tower sendiri terdiri dari 40 lantai dan yang
digunakan untuk ruang perkantoran adalah lantai 8 sampai dengan lantai 40 dan
Lobby lantai 1, Total = 34 lantai yang digunakan untuk ruang perkantoran dan
untuk penempatan Ruang Air Handling Unit ada di dalam sisi bagian barat
gedung.
Di instalasi sistem pendingin ada Instrumen-instrumen pokok diantaranya
adalah:
 Chiller
ITBU 2017
Page 26
 AHU
 Cooling Tower
 Pump
Gambar 3.6 Skematik sistem pendingin Gedung
Bagian – bagian penting dalam sistem pendingin udara;
 CHILLER (unit pendingin).
Chiller adalah mesin refrigerasi yang berfungsi untuk mendinginkan air pada
sisi evaporatornya. Air dingin yang dihasilkan selanjutnya didistribusikan ke
mesin penukar kalor ( FCU / Fan Coil Unit ).
ITBU 2017
Page 27
 AHU (Air Handling Unit)
AHU Adalah suatu mesin penukar kalor, dimana udara panas dari ruangan
dihembuskan melewati coil pendingin didalam AHU sehingga menjadi udara
dingin dan di distribuskan ke ruangan yang akan di dinginkan.
 COOLING TOWER ( khusus untuk chiller jenis Water Cooler ).
Cooling tower adalah suatu mesin yang berfungsi untuk mendinginkan air
yang dipakai pendinginan condenssor chiller dengan cara melewat air panas pada
filamen didalam cooling tower yang dihembus oleh udara sekitar dengan blower
yang suhunya lebih rendah.
 POMPA SIRKULASI.
Ada dua jenis pompa sirkulasi, yaitu :
o
Pompa sirkulasi air dingin (Chilled Water Pump)
pompa berfungsi mensirkulasikan air dingin dari Chiller ke Koil pendingin
AHU / FCU.
o
Pompa
Sirkulasi
air
pendingin
(Condenser
Water
Pump).
Pompa ini hanya untuk Chiller jenis Water Cooled dan berfungsi untuk
mensirkulasikan air pendingin dari kondensor Chiller ke Cooling Tower dan
seterusnya.
3.2
Spesifikasi Peralatan
Di Gedung Bank DBS memiliki AIR HANDLING UNIT yang ada mempunyai
spesifikasi sebagai berikut;
Type Blower
= ADH 630 R
Cooling Capacity
= 185 KW
Flow
= 9000 (l/S)
Spesifikasi Motor AHU:
ITBU 2017
Page 28
F.L Input
= 16,6 A
Freq
= 50 Hz
Rpm
= 1450
KW
= 15
HP
= 20
Dan untuk spesifikasi VSD yang digunakan adalah
3.3
Type
= ATV212HD15N4
Input Volt
= 380/480 b
Capacity
= 15KW
Kebutuhan Energi
untuk Luas ruangan perkantoran yang akan di dinginkan AHU sebagai berikut
Panjang
= 56,5 meter
Lebar
= 20
meter
Tinggi ruangan = 3,25 meter
Untuk Lantai gedung DBS yang digunakan untuk ruang perkantoran terdiri
dari 33 lantai dimulai dari lantai 8 sampai dengan lantai 40 yang masingmasing lantai disupply oleh 1 unit AHU dan 1 unit AHU untuk mensupply
lobby utama dengan spesifikasi AHU yang sama, namun berbeda instalasinya
yaitu tanpa menggunakan Variable Speed Drive (VSD) dan 33unit lainnya
menggunakan VSD.
ITBU 2017
Page 29
 Perhitungan untuk beban yang di dinginkan AHU adalah
( L x W x H x I x E ) : 60 = kebutuhan AC atau pendinginan dalamBTUh
Keterangan ;
L
= 56,5 x 3,28 = 185,32 feet ( Panjang Ruangan )
W
= 20 x 3,28 = 65,6 feet ( Lebar Ruangan )
H
= 3,25 x 3,28 = 10,66 feet ( Tinggi Ruangan )
I
= 18 (ruangan berada di lantai atas dan tidak ber insulasi)
E
= 16 (Pengaruh arah dinding terpanjang menghadap utara)
Maka beban yang akan di dinginkan oleh AHU adalah ;
= ( 185,32 x 65,6 x 10,66 x 18 x 16) : 60
= 37.322.938 : 60
= 622.049 BTUh
Dan untuk kapasitas Pendinginan yang dapat dihasilkan AHU adalah
= 185 x 3412,14
= 631.245,9 BTUh
Maka dikatakan cukup untuk mendapatkan suhu ruangan yang nyaman 24 derajat
celcius untuk standarnya.
3.4
Cara kerja Air Handling Unit
Secara umum pada sitem pendingin udara yang menggunakan AHU
ini
adalah menyedot udara dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan
udara segar dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah
sesuai keinginan. Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan
sentrifugal dan koil pendingin. Udara menjadi dingin setelah melewati koil. Setelah
itu udara yang telah mengalami penurunan temperature (udara terkondisi) di
distribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran instalasi ducting.
ITBU 2017
Page 30
Untuk pengaturan kecepatan putaran motor atau frekuensi motor di atur oleh
VSD sesuai dengan settingan temperatur ruangan yang di inginkan. Apabila suhu
temperature sudah tercapai maka frekuensi Motor VSD akan menurun dengan
sendirinya, dan apabila temperature yang di inginkan belum tercapai maka frekuensi
motor akan naik sampai frekuensi maksimal untuk mendapatkan nilai temperature
yang diinginkan.
Gambar 3.7 Komponen AHU
Komponen-komponen yang ada di dalam AHU :
1. Filter merupakan penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-partikel
lainnya sehingga diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih. Filter ini
dibedakan berdasarkan kelas-kelasnya.
2. Motor merupakan komponen penggerak utama blower yang dihubungkan oleh
v-belt untuk menggerakkan Blower.
ITBU 2017
Page 31
3. Centrifugal fan merupakan kipas/blower sentrifugal yang berfungsi untuk
mendistribusikan udara melewati ducting menuju ruangan-ruangan
4.
Koil pendingin, merupakan komponen yang berfungsi menurunkan
temperatur udara.
ITBU 2017
Page 32
BAB IV
PENGUKURAN DAN ANALISA
Pada bab ini membahas hasil pengukuran dan analisa, pengukuran dilakukan
pada motor Air Handling Unit yang pada instlasinya menggunakan Variable Speed
Drive dan tidak menggunakan Variable Speed Drive atau Direct On Line.
Dengan Spesifikasi Motor 3 phasa
F.L Input
= 16,6 A
Freq
= 50 Hz
Rpm
= 1450
KW
= 15
HP
= 20
4.1
Pengukuran Dengan Instalasi Direct On Line
Pengukuran yang dilakukan dengan sistem DOL (tanpa VSD) pada instalasi
motor AHU 3 fasa menggunakan peralatan Tang Ampere. Arus motor pada
saat start yang di dapat dari hasil pengukuran adalah di angka 16,7A lalu naek
ke 19,6 A di awal dan langsung melonjak ke 28,4 A baru turun kembali
Running normal setelah Start dan turun ke = 16,5 A
ITBU 2017
Page 33
Gambar 4.1 Grafik Start Motor AHU tanpa VSD
4.2
Pengukuran Dengan menggunakan Instalasi Variable Speed Drive
Pengukuran dilakukan dengan sumber tegangan dari panel 3 fasa (380), sumber
daya melalui Variable Speed Drive terlebih dahulu sebelum masuk ke terminal
Motor, pengukuran dilakukan dengan tang ampere dan settingan di VSD
ITBU 2017

Low Frequency = 0 Hz

High Frequency = 50 Hz
Page 34
Saat start arus motor Ahu Naik secara pelahan dimulai dari 0 A di frekuensi 0
Hz lalu mulai naik di frekuensi10Hz = 1,2 A dan di frekuensi 25 Hz = 3,8 A sampai
dengan Frekuensi 50 Hz = 11,2 A, dan setelah Running Normal ; 11,2 A pada
keluaran atau out put VSD
Gambar 4.2 Grafik Start Motor AHU dengan VSD
ITBU 2017
Page 35
4.3
Perbandingan Arus Start Motor Antara sistem Direct On Line dan Variable
Speed Drive
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Start Motor tanpa VSD dan VSD
Terlihat perbedaan yang sangat jauh dari arus start yang dihasilkan dari kedua
Start motor AHU tersebut. Start motor yang menggunakan VSD sangat halus karena
mototr bergerak dari frekuensi terendah dan secara perlahan naik ke frekuensi
tertinggi.
ITBU 2017
Page 36
4.4
Analisa Arus Motor
Tabel 4.1 Arus Motor AHU Start & Running
Kondisi
Motor AHU tanpa VSD
Motor AHU Dengan VSD
( Arus )
( Arus )
Start
16,7 A
0A
Running
16,5 A
11,2 A
Untuk Arus motor pada saat running adalah arus rata-rata dari hasil pengukuran yang
dilakukan.dari masing-masing phasa.
Tabel 4.2 Pengukuran Arus Motor AHU 3 Fasa
I
I
I
I
I
(r)
(s)
(t)
(total)
(rata-rata)
Tanpa VSD
16,5
16,6
16,4
49,5
16,5
VSD
11,2
11,3
11,1
33,6
11,2
Arus Motor yang diukur pada saat Start “ON’ 4 detik dan Arus running di ukur
setelah AHU running Normal dan Stabil
Start Motor 3 Fasa AHU tanpa VSD menghasilkan Arus yang tinggi mencapai 130%
dari arus Motor, berbeda dengan Motor AHU yang menggunakan VSD pada saat start
Motor running secara perlahan dan lebih soft, sehingga penggunaan Variable Speed
Drive untuk Motor AHU 3 Fasa sangat baik digunakan untuk efisiensi sumber daya
ITBU 2017
Page 37
Listrik, namun terkadang yang menjadi kendala suatu perusahaan adalah harga VSD
yang masih sangat Tinggi.
4.5
Analisa Perhitungan Biaya Operasional Konsumsi Listrik
Operasional AHU
= 06;00 – 18;00 (senin s/d jum’at)
= 07;00 – 13;00 (sabtu)
LWBP
= 22;00 - 17;00
= 61 jam / minggu
WBP
= 17;00 - 22;00
= 5 jam/ minggu
Tarif PLN Gol B3
= Rp. 1.035,78,- ( LWBP )
= Rp. 1.553,67,- ( WBP )
Total pengoprasian Dalam waktu 1 Bulan
LWBP = 61 jam x 4(minggu) = 244 jam (perbulan)
WBP = 5 jam x 4(minggu) = 20 jam (perbulan)

Instalasi tanpa Variable Speed Drive
Arus listrik rata-rata = 16,5 A
Tegangan rata-rata
= 389 V
Cos φ
= 0,99
Daya aktif ( P ) = √3 x V x I x Cos φ
= 1,73 x 389 x 16,5 x 0,99 = 10.992,96 watt
= 11 kW
ITBU 2017
Page 38
Perhitungan biaya operasional = P x jam x tarif LWBP / WBP
LWBP = 11 x 244 x Rp. 1.035,78,- = Rp. 2.780.033,- / bulan
WBP = 11 x 20 x Rp. 1.553,67,- = Rp. 341.807,- / bulan
Biaya total pengoperasian AHU selama 1 bulan
= Rp. 2.780.033,- + Rp. 341.807,= Rp. 3.121.840, Instalasi dengan Variable Speed Drive
Arus listrik rata-rata = 11,2 A
Tegangan rata-rata
= 389 V
Cos φ
= 0,99
Daya aktif ( P ) = √3 x V x I x Cos φ
= 1,73 x 389 x 11,2 x 0,99 = 7.461,89 Watt
= 7,5 kW
Perhitungan biaya operasional = P x Jam x Tarif LWBP / WBP
LWBP = 7,5 x 244 x Rp. 1.035,78 = Rp. 1.895.477,- / bulan
WBP = 7,5 x 20 x Rp. 1.553,67 = Rp. 233.050,- / bulan
Biaya total pengoperasian AHU selama 1 bulan
= Rp. 1.895.477,- + Rp. 233.050,= Rp. 2.128.527,-
ITBU 2017
Page 39
Perbandingan Biaya tanpa VSD dan dengan VSD
= Rp. 3.121.840,- ˗ Rp. 2.128.527,= Rp. 993.313,- / unit AHU
Dengan adanya penggunaan Variable speed Drive di AHU maka pengelola atau
Manajemen gedung dapat menghemat Rp.993.313,- untuk setiap unit AHU sehingga
untuk 33 unit VSD ;
33 x Rp. 993.313,- = Rp. 32.779.329,- per bulan
4.6
Analisa Ekonomi Pemasangan VSD
Biaya Investasi dengan adanya Variable Speed Drive yang dipasang
pada instalasi AHU di gedung Bank DBS maka akan mempunyai rincian
Sbiaya sebagai berikut;
Harga Satuan VSD = Rp. 17.100.000,= 33 x Rp. 17.100.00,= Rp. 564.300.000,Biaya Pemasangan
Ppn 10%
Total Biaya Investasi VSD
= Rp. 350.000,= 33 x Rp. 350.000,= Rp. 11.550.000,= Rp. 564.300.000,- + Rp. 11.550.000,= Rp. 575.850.000,= Rp. 57.585.000,= Rp. 633.435.000,-
Dengan adanya perhitungan biaya investasi seperti diatas dapat disimpulkan bahwa ;
Return On Investment (ROI) atau pengembalian biaya investasi dapat yang dilakukan
oleh pengelola Gedung Bank DBS melalui penghematan biaya energy listrik dapat
kembali dalam jangka waktu ;
= Rp. 633.435.000,- : Rp. 32.779.329,= ± 19 Bulan
ITBU 2017
Page 40
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil Pengukuran dan pembahasan bahwa Motor Air Handling Unit
(AHU) yang berkapasitas 20HP, Dapat dioperasikan:
1. Secara Langsung / Direct On Line (DOL)
2. Dengan Variable Speed Drive (VSD)
A. Pengoperasian menggunakan VSD memberikan keuntungan:
 Arus Start
Yang tadinya mencapai 28 A sebelum ke arus operasi sebesar
16.5A, menjadi 0 A yang kemudian merambat naik ke arus operasi
sebesar 11.2 A Disini ada penghematan Daya Tersambung ke PLN
 Arus Running
Arus yang di dapatkan Turun dari 16.5 A menjadi 11.2 A sehingga
ada penghematan daya dari 11 kW menjadi 7.5 kW , bila
dirupiahkan dengan TDL PLN, menghemat sebesar Rp.993.313,- /
bulan / unit AHU
B. Investasi Variable Speed Drive
Biaya untuk Investasi 1 unit VSD sebesar Rp.19.195.000,-,
Return On Investment (ROI) atau pengembalian investasi yang
dilakukan selama = Rp.19.195.000,- : Rp.993.313,- = 19 bulan
ITBU 2017
Page 41
5.2 Saran
Karena ROI dari Investasi VSD selama 19 bulan, maka Pengelola Gedung
DBS Ciputra World 1 Jakarta, telah memasang VSD untuk33 Unit Motor
AHU nya. Namun untuk masing-masing Motor AHU belum terpasang kWH
meter, maka sebaiknya dipasang kWH meter tersebut untuk mengetahui
berapa pemakaian energi untuk masing-masing AHU nya dalam 1 bulan.
ITBU 2017
Page 42
DAFTAR PUSTAKA
1.
Modul Mata kuliah Mesin Tak Serempak Institut Teknologi Budi Utomo
2.
Modul Mata Kuliah Konversi Energi Institut Teknologi Budi Utomo
3.
Zulchairi.2008. Analisa Penghematan Energi Di Senayan City Pada Instalasi Air
Handling Unit Dengan Penggunaan Variable Speed Drive
4.
Hariyanto J. 2017. Pemakaian Utilitas
5.
AS Build Drawing Ciputra World 1 Jakarta
6.
Muhammad Taufan.2011. Jenis Sistem Pengkondisian Udara
http://engineeringbuilding.blogspot.com/2011/02/jenis-sistem-pengkondisianudara.html
ITBU 2017
Page 43
Download