1. Puji yuniarti (09049) Kritik : tulisannya tidak tertata dengan rapi dan baik dan gambar yang disajikan kurang lengkap dan jelas. Tambahan materi untuk no. 1 bagin kelompok 4: Ovulasi KENDALI HIPOFISIS TERHADAP OVARIUM Perubahan dalam ovarium terutama dikendalikan oleh hipofise anterior yang menghasilkan produksi 3 hormon utama : 1. FSH – follicle stimulating hormone, yang merangsang pertumbuhan folikel ovarium 2. LH – Luteinizing Hormone, yang menyebabkan ovulasi dan menyebabkan luteinisasi sel granulosa setelah ovulasi 3. Prolactine KENDALI HIPOFISIS TERHADAP OVARIUM Pada akhir siklus menstruasi kadar estrogen rendah. Rendahnya kadar estrogen ini merangsang produksi FSH oleh hipofise. Selanjutnya FSH menstimulasi pertumbuhan sejumlah folikel ovarium. Folikel yang terstimulasi akan meningkatkan kadar kadar estrogen dan kenaikan kadar estrogen dapat mempengaruhi hipofisis sehingga menyebabkan penurunan kadar FSH ( proses umpan balik negatif ). Pada sebagian besar kasus, dari 10 – 20 folikel tumbuh dibawah pengaruh FSH namun hanya satu diantaranya (folikel dominan) yang dapat tumbuh cukup besar dan memiliki densitas reseptor FSH yang cukup memadai sehingga dapat memberikan respon dengan rendahnya kadar FSH sehingga dapat terus berkembang sampai tahapan ovulasi. Kadar estrogen terus meningkat. Pada pertengahan siklus menstruasi situasi ovarium mengendalikan adanya perubahan fungsi hipofise. Peningkatan kadar estrogen yang terjadi akan menyebabkan terjadinya ‘surge’ kadar FSH dan LH ( proses umpan balik positif ). Peristiwa ini akan memicu terjadinya ovulasi. Peranan LH dalam hal ini adalah untuk : 1. Menyebabkan adanya produksi prostaglandin dan ensim proteolitik lokal sehingga dapat terjadi ekstrusi sel telur dari folikel yang telah matang 2. Pertumbuhan corpus luteum sehingga menghasilkan progesteron. Fertilisasi Gambar : Fertilisasi. Embryogenesis Fertilisasi hingga pembentukan Blastomer Pada Xenopus, sel telur yang telah mengalami fertilisasi mengalami pembelahan dan membentuk banyak sel kecil yang akhirnya membentuk struktur blastomer, tanpa terjadi perubahan massa. Dengan kata lain, sel embrio katak tidak bertambah besar, hanya bertambah kompleks, berbeda dengan sel embrio manusia yang terus membesar. 12 pembelahan awal yang terjadi pada embrio katak bersifat sinkron atau bersamaan waktunya, namun membentuk struktur yang asimetris. Perbedaan pembelahan ini dipengaruhi oleh kutub yang terjadi pada sel embrio hewan, yaitu kutub animal dan kutub vegetal. Pada katak, bagian kutub vegetal yang berisi kuning telur terdapat dalam jumlah yang lebih sedikit atau membelah lebih sedikit. Sel embriogenik ini akan terus membelah dan membentuk struktur blastomer, yaitu struktur kumpulan sel yang membentuk bola padat. Pembentukan Ektoderm, Mesoderm, dan Endoderm Blastomer akan melanjutkan pembelahan dan menambah jumlah sel. Saat jumlah sel mencukupi, sel-sel dari kutub animal akan berusaha membungkus sel dari kutub vegetal, yang disebut sebagai proses Gastrulasi, untuk menjadi prekursor awal pembentukan organ dan jaringan tubuh dewasa. Prekursor jaringan ini mulai dapat diamati dari sejak fase blastomer, saat pembentukan kutub animal dan vegetal mulai terlihat. Prekursor jaringan ini memiliki struktur awal berupa lapisan yang akan terbentuk selama proses Gastrulasi.. Lapisan tersebut dapat dibagi menjadi 3, yaitu: 1. Ektoderm : lapisan yang akan memberi bentuk luar hewan keseluruhan dan merupakan prekursor epidermis dan sistem saraf, dibentuk dari sebagian besar kutub animal. 2. Endoderm : lapisan yang dibuat dari kutub vegetal dan merupakan prekursor usus dan organ internal, dibentuk dari sebagian besar kutub vegetal. 3. Mesoderm : merupakan lapisan prekursor otot, jaringan penghubung, dan komponen lainnya yang akan menghubungkan antara ektoderm dan endoderm, dibentuk dari sebagian kutub animal dan kutub vegetal. Fase Blastula Blastula terbentuk ketika sel embrio katak (struktur blastomer) terus membelah, bergerak, dan membentuk rongga pada bagian dalam (membentuk struktur bola berongga). Pada katak, rongga ini disebut blastocoel dan terisi cairan internal yang dibatasi oleh sel epitel. Fase Gastrula Saat blastula terus mengalami pembelahan dan pertambahan jumlah sel, kutub animal akan berusaha membungkus kutub vegetal dengan bergerak dan melakukan invaginasi, yang sering disebut sebagai proses gastrulasi. Gastrulasi ini berlangsung dengan urutan kronologis sebagai berikut: a. b. c. Pembentukan blastopore (saluran invaginasi) Pembentukan lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm. Selanjutnya sel bermigrasi dan berkohesi dengan bantuan senyawa cadherin dan integrin Fase Neurula dan pembentukan janin Fase gastrula ini dilanjutkan dengan: Pembentukan neurula dan notochord (pembentukan batang mesoderm sepanjang tubuh calon janin yang nantinya menjadi vertebra / tulang belakang) Pembentukan janin (diferensiasi sel saraf, organ, jaringan lainnya) Setelah seluruh fase berlangsung, sel terus tumbuh dan berkembang sampai keluar dari rahim atau telur dan menjadi organisme dewasa, lalu menghasilkan sel gamet dan melakukan pembuahan sel, dan siklus ini pun terulang kembali. Implantasi Setelah implantasi, sel-sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus berkembang , membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh darah maternal untuk menjadi PLASENTA, yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi jaringan embrioblas yang akan tumbuh menjadi janin.