6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Brokoli (Brassica oleracea var. italica) Klasifikasi tanaman brokoli (Brassica oleracea var. italica) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Capparales Famili : Brassicaceae Genus : Brassica Spesies : Brassica oleracea var. italica (Pasaribu 2007). Brokoli adalah tanaman sayuran yang termasuk dalam suku kubis- kubisan atau Brassicaceae. Brokoli berasal dari daerah Laut Tengah dan sudah sejak masa Yunani Kuno dibudidayakan. Sayuran ini masuk ke Indonesia belum lama (sekitar 1970-an) dan kini cukup populer sebagai bahan pangan (Traka, 2015). Brokoli merupakan tanaman yang hidup pada cuaca dingin. Brokoli berasal dari daerah Laut Tengah dan sudah sejak masa Yunani Kuno dibudidayakan. Sayuran ini masuk ke Indonesia belum lama (sekitar 1970-an) (Dalimartha, 2015). Tanaman brokoli merupakan tanaman yang tergolong perdu dengan sistem perakaran yang dapat mencapai kedalaman 60-70 cm, sehingga tanaman ini tumbuh dengan baik dan subur bila ditanam pada tanah berpori dan gembur. Brokoli memiliki batang yang berukuran pendek, bentuk bulat, berwarna hijau, tebal dan lunak. Pertulangan daun yang sejajar dan daun yang berbentuk bulat telur tersusun berseling pada batang merupakan cirri dari daun pada tanaman brokoli. Massa bunga (krop) merupakan kumpulan dari ratusan bunga-bunga kecil yang bersatu membentuk rumpun yang rapat dan kompak. Kultivar yang berbeda-beda pada brokoli menyebabkan warna bunga yang bervariasi pada tanaman ini (Raleni, 2013). 6 7 Menurut Rukmana (1994) massa bunga (krop) brokoli sekitar 0,6-0,8 kg dengan diameter antara 15 – 20 cm. Pada setiap bunga, terdapat putik dan benang sari. Benang sari terdiri dari 2 lingkaran, 4 buah benang sari panjang yang membentuk lingkaran dalam dan 2 buah benang sari pendek yang membentuk lingkaran luar. Putiknya terletak di tengah-tengah lingkaran. Selain itu, bunganya tersusun dari 4 helai daun kelopak yang berwarna hijau, 4 helai daun mahkota yang berwarna kuning, dan 2 daun yang akan membentuk polong. Buah pada tanaman brokoli berbentuk polong dengan ukuran 3-5 cm dan mengandung 10-30 benih pada setiap polongnya. Di dalam buah tanaman brokoli terdapat biji yang berfungsi sebagai perbanyakan tanaman brokoli. Biji tanaman brokoli memiliki bentuk bulat kecil dan berwarna cokelat kehitaman (Raleni, 2013). Brokoli tergolong ke dalam keluarga kubis-kubisan dan termasuk sayuran yang tidak tahan terhadap panas. Akibatnya, brokoli cocok ditanam di dataran tinggi yang lembap dengan suhu rendah, yaitu diatas 700 m dpl. Daun dan sifat pertumbuhan brokoli mirip dengan bunga kubis, bedanya bunga brokoli berwarna hijau dan masa tumbuhnya lebih lama dari kubis bunga. Brokoli tersusun dari bunga-bunga (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). B. Kandungan dan Manfaat Brokoli Brokoli berkhasiat mempercepat penyembuhan penyakit serta mencegah dan menghambat perkembangan sel-sel kanker di dalam tubuh. Terutama penyakit kanker yang berkaitan dengan hormon, seperti kanker payudara pada wanita, dan kenker prostat yang mengancam pria. Manfaat lain, brokoli mampu mencegah serangan stroke. Ini terbukti melalui penelitian yang dilakukan tim epidemologi dari Harvard University. Tanaman ini sangat baik dikonsumsi penderita kencing manis. Kandungan chromium dan seratnya dapat mengatur kadar gula darah. Brokoli memperkuat sel-sel tulang. Mengkonsumsinya sejak muda, mencegah penyakit pengeroposan tulang (osteoporosis) di usia tua (Dalimartha, 2015). 8 Brokoli juga mengandung senyawa glukorafanin, yang merupakan bentuk alami senyawa antikanker sulforafana (sulforaphane). Selain itu, brokoli mengandung senyawaan isotiosianat yang, sebagaimana sulforafana, ditengarai memiliki aktivitas antikanker. Selain itu dari proses biosintesis di dalam brokoli juga dihasilkan 3,3-diindolilmetana (DIM). Juga terdapat kandungan lemak, protein, karbohidrat, serat, air, zat besi, kalsium, mineral, dan bermacam vitamin (A, C, E, Vitamin, ribofalvin, nikotinamide) (Traka, 2015). Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1998), Beberapa manfaat brokoli bagi kesehatan tubuh diantaranya adalah memperkecil resiko terjadinya kanker kerongkongan, perut, usus besar, paru, larynx, parynx, prostat mulut, dan payudara. Membantu menurunkan resiko gangguan jantung dan stroke. Mengurangi resiko terkena katarak. Membantu melawan anemia. Mengurangi resiko terkena spina bifida (salah satu jenis gangguan kelainan tulang belakang). Menurut Wasonowati (2009) brokoli mengandung vitamin A, B, C kompleks, asam askorbit, thiamin, riboflavin, kalsium, zat besi, mineral, zat antikanker sulforaphane. Banyaknya nutrisi yang terkadung pada brokoli menyebabkan brokoli banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Brokoli memiliki kandungan karotin, vitamin C dan kalsium yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kubis bunga. C. Budidaya Brokoli 1. Penyemaian Persemaian adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyemaikan benih ataupun bagian vegetatif dari jenis tanaman tertentu sehingga dapat menghasilkan bibit yang memenuhi persyaratan umur, ukuran dan pertumbuhan yang cukup baik untuk ditanam di lapangan. Memilih lokasi persemaian harus memperhatikan persyaratan sebagai berikut: (1) Lokasi persemaian sedekat mungkin dengan lokasi penanaman atau jalan angkutan (aksesibilitas), (2) Lapangan harus datar, (3) Cukup tersedia air, (4) Mudah mendapatkan media, (5) Keadaan lingkungan baik, 9 sirkulasi udara lancar dan sinar matahari dapat masuk ke permukaan tanah untuk mengurangi kerusakan bibit dari insekta dan jamur, (6) Dekat dengan tenaga kerja (Fahrudin, 2009). Tanaman semai apabila sudah muncul 2 daun dan sudah mekar, tanaman semai telah siap dipindahkan ke tempat penanaman permanen atau wadah pembibitan berupa pot sedang atau kotak pembibitan.Saat pemindahan ke pembibitan, jarak tanam diatur lebih jarang agar bibit lebih leluasa berkembang. Pemindahan dilakukan dengan pencabutan bibit secara utuh. Mengingat calon tanaman ini masih lemah, hendaknya pencabutan dilakukan dengan hati-hati. Untuk memindahkan pencabutan, dapat menggunakan garpu (Lingga, 2004). Media untuk persemaian harus mempunyai aerasi baik, subur dan gembur misalnya campuran pasir, pupuk kandang dan sekam yang sudah disterilkan dengan perbandingan 1:1:1. Dengan media yang gembur, maka akar akan tumbuh lurus dan memudahkan pemindahan bibit ke polybag pembesaran. Biji yang akan disemaikan ditabur merata diatas media, lalu ditutup lagi dengan media setebal 1-2 cm dan disiram dengan gembor sampai basah (Nurwardani, 2008). Media tanam dapat didefinisikan sebagai kumpulan bahan atau substrat tempat tumbuh benih yang disebarkan atau ditanam. Media tanam banyak macam ragamnya, dapat merupakan campuran dari bermacammacam bahan atau satu jenis bahan saja asalkan memenuhi beberapa persyaratan, antara lain cukup baik dalam memegang air, bersifat porous sehingga air siraman tidak menggenang (becek), tidak bersifat toksik (racun) bagi tanaman, dan yang paling penting media tanam tersebut cukup mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman (Widarto, 2006). Media tanam yang baik adalah media tanam yang mampu menyediakan air dan unsur hara dalam jumlah yang cukup bagi pertumbuhan tanaman. Fungsi media tanam antara lain sebagai tempat unsur hara, mampu memegang air yang tersedia bagi tanaman, dapat 10 melakukan pertukaran udara antara akar dan atmosfer di atas media dan harus dapat menyokong pertumbuhan tanaman (Zaki, 2003). Persemaian tidak memerlukan tanah yang terlalu subur. Tanah subur mengakibatkan pertumbuhan bibit yang terlalu cepat. Sebaiknya tanah persemaian yang kurang subur, maka pertumbuhan akar bibit relatif lebih besar daripada batangnya. Tanaman persemaian dapat dipelihara dalam kotak-kotak tanah dan dalam kantong-kantong kertas atau dibedengan untuk persemaian yang berjarak cukup didalam barisan agar mudah dipisahkan atau dipindahkan (Fiandika, 2006). 2. Pindah Tanam (Transplanting) a. Persiapan Lahan Tanah yang akan ditanami digemburkan dengan cara dicangkul sebaik-baiknya. Tanah yang telah dicangkul akan menjadi remah sehingga aerasinya berjalan baik dan zat-zat beracun pun akan hilang. Rumput-rumputan (gulma) dihilangkan, terutama akar alang-alang supaya akar-akar tanaman sayur dapat tumbuh dengan bebas tanpa persaingan dan perebutan unsur hara dengan gulma (Sunarjono, 2003). Mengolah tanah berarti mengubah tanah pertanian dengan mempergunakan suatu alat pertanian sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh susunan tanah sebaik-baiknya, ditinjau dari struktur dan porositas tanah. Yang paling penting dalam pengolahan tanah selain menjamin struktur dan porositasnya adalah untuk menjamin keseimbangan antara air, udara dan suhu dalam tanah. Maka pengolahan tanah mutlak perlu guna menciptakan lingkungan yang cukup baik (Aak, 1983). Tujuan pengolahan tanah pada hakekatnya terdiri dari berbagai pekerjaan modifikasi tanah dalam perakaran tanaman yang secara langsung atau tidak langsung bertujuan untuk memperbaiki daerah tersebut bagi pertumbuhan akar, ketersediaan hara dan meningkatkan produksi. Pekerjaan ini meliputi usaha-usaha yang bertujuan untuk : 11 1. Menggemburkan tanah untuk penetrasi akar 2. Menimbun residu (sisa-sisa) tanaman sebelumnya 3. Memperbaiki lingkungan tanah agar sesuai untuk pertumbuhan benih atau bibit 4. Memperbaiki infiltrasi air 5. Memperbaiki aerasi tanah akibat perubahan struktur 6. Mengendalikan gulma (Arkin dan Taylor, 1981). Pengolahan lahan penting dilakukan untuk menanam sayuran. Tanah dicangkul supaya struktur tanah menjadi remah, tanah menjadi gembur sehingga lebih mudah untuk ditanami. Selain itu juga fungsi dari pencangkulan yaitu supaya tanah bersih dari batu atau gulma. Penggemburan tanah dilakukan dengan mencangkul hingga kedalaman 30 sampai 40 cm. Tanah lalu dibiarkan selama beberapa hari agar hama dan penyakit mati karena terkena sinar matahari (Pracaya, 2010). Pertumbuhan tanaman sayuran sangat dipengaruhi oleh keadaan fisik dan struktur lahan tanamnya. Untuk itu perlu dilakukan pengolahan tanah. Kegiatan pengolahan tanah yang umum dilakukan sebelum penanaman adalah penggemburan dan pembuatan bedengan. Penggemburan tanah dapat menciptakan kondisi lahan yang dibutuhkan oleh tanaman agar mampu tumbuh dengan baik. Tahap penggemburan meliputi pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah serta sirkulasi udaranya dan pemberian pupuk dasar (Haryanto, 2007). b. Pemberian Mulsa Mulsa adalah bahan atau material yang digunakan untuk menutupi permukaan tanah atau lahan pertanian dengan tujuan tertentu yang prinsipnya adalah untuk meningkatkan produksi tanaman (Lakitan,1995). Mulsa adalah semua bahan yang digunakan pada permukaan tanah terutama untuk menghalangi hilangnya air karena penguapan atau untuk mematikan tanaman pengganggu. Mulsa sering juga disebut sersah (Buckman, 1969). Mulch retains soil moisture, 12 prevents erosion, blocks weeds and promotes a steady soil temperature. “Mulsa mempertahankan kelembaban tanah, mencegah erosi, blok gulma dan mempromosikan suhu tanah stabil (Cunningham, 2000). Mulsa adalah proses atau praktek yang meliputi tanah / tanah untuk membuat lebih kondisi yang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman, pengembangan dan produksi tanaman yang efisien ( Sulkarnain, 1990). Mulsa adalah material penutup tanaman budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik (Ravael, 2012). Menurut Setjanata (1983), fungsi mulsa atau penutup tanah adalah berpengaruh : a. Positif terhadap tanaman maupun tanah itu sendiri b. Baik diterapkan pada pertanian organik maupun pertanian biasa c. Berperan untuk meningkatkan kesuburan tanah d. Mengurangi penyiraman, karena penguapan air dari tanah menjadi berkurang e. Menjaga suhu tanah lebih stabil, suhu di sekitar perakaran tetap sejuk hingga akar bisa bekerja lebih optimal f. Pengendali gulma g. Mengurangi erosi air atau angin h. Menambah keindahan lahan pertanian. c. Penanaman Penanaman merupakan proses pemindahan bibit (tanaman muda) dari persemaian ke kebun. Penanaman dilakukan dengan hatihati agar bibit tidak rusak, terutama akarnya. Bibit yang dipindahkan ke kebun, perlu dilindungi dari teriknya sinar matahari. Perlindungan tersebut untuk mencegah penguapan berlebihan karena tanaman muda belum dapat mengambil air dari dalam tanah. Bahan yang digunakan untuk melindungi tanaman muda itu, antara lain pelepah pisang atau 13 dedaunan. Pelindung atau tutup dapat dibuka setelah tanaman tumbuh, yakni 5-7 hari (Dewangga, 2005). Pada saat transplanting dilakukan, umur tanaman berbanding terbalik dengan jumlah akar rambut yang tertinggal. Artinya semakin panjang umur tanaman, akan mengakibatkan lebih sedikitnya akar rambut yang tertinggal. Hal ini tentunya berhubungan dengan kemampuan tanaman tersebut dalam mengadakan absorbs air dan unsur hara. Pada umumnya tanaman/bibit sudah dapat dipindahkan setelah terlihat pemunculan daun sebenarnya (true leavesi) sebanyak 23 helai. Ukuran dan umur tanaman juga berhubungan langsung dengan makin luasnya permukaan daun (transpirasi) (Tjionger, 2008). Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung (direct planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara langsung ke lapangan biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut berukuran besar dan jumlah persediaannya melimpah. Benih yang berukuran besar tetapi kalau jumlahnya terbatas, maka benih tersebut seyogyanya disemaikan terlebih dulu (Sugityo, 2001). 3. Pemeliharaan a. Penyiraman Pada musim kemarau atau di lahan kurang air perlu penyiraman tanaman. Penyiraman ini dilakukan dari awal sampai panen. Penyiangan dilakukan 2 kali atau disesuaikan dengan kondisi gulma, bila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan (Endrizal, 2010). b. Penyulaman Media tanam yang digunakan sama dengan media yang digunakan dalam persemaian dilakukan penyiraman secara intensif pada pagi dan sore hari. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor berlubang halus agar tanaman yang baru dipindahkan tidak rusak, penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang mati atau 14 pertumbuhannya terganggu. Penyulaman dilakukan dengan segera minimal seminggu setelah tanaman dipindahkan permanen agar diperoleh pertumbuhan yang serempak (Suhendar, 2007). c. Penyiangan Membersihkan tanaman dari rumput dan tanaman liar yang mungkin menjadi tempat hidup dan bertelur ataupun makanan serangga sangat diperlukan, dalam usaha mengurangi populasi serangga. Memusnahkan sisa tanaman yang berada di lahan pertanian juga termasuk dalam usaha sanitasi untuk memberantas hama, karena sisa tanaman itu akan memungkinkan hama dapat bertahan hidup sampai masa tanam berikutnya. Hal ini berlaku pada tanaman semusim (Jumin, 2005). d. Pemupukan Pupuk adalah bahan pengubah sifat biologi tanah supaya menjadi lebih baik. Pupuk selain berfungsi menggemburkan tanah juga untuk membantu pertumbuhan tanaman (Ahira, 2004). Pupuk adalah bahan-bahan yang memberikan zat makanan kepada tanaman. Zat makanan (hara) tersebut berupa unsur kimia yang digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan mempertahankan pertumbuhannya (Sudarmoto, 1997). Pupuk adalah bahan atau zat makanan yang diberikan atau ditambahkan kepada tanaman dengan maksud agar supaya zat makanan untuk tanaman itu bertambah. Pupuk biasanya diberikan pada tanah, tetapi dapat pula diberikan lewat daun atau batang sebagai larutan. Karbondioksida yang diberikan ke udara dalam rumah kaca dapat pula dipandang sebagai pupuk (Suhardi, 1983). Pemupukan adalah hal yang diperlukan melengkapi unsur alami mineral dalam tanah untuk mempertahankan pertumbuhan tanaman secara optimum (Collins, 2009). Tanaman perlu diberikan pupuk. Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang atau kompos. Pupuk tersebut berfungsi untuk 15 menyediakan hara organik bagi tanaman, memperbaiki struktur tanah, dan menahan air dalam tanah. Pupuk kandang atau kompos yang digunakan harus yang telah jadi. Pupuk tersebut sudah tidak busuk dan mengurai lagi sehingga tidak menghasilkan panas. Adanya panas dari proses membusuknya pupuk mentah dapat mengakibatkan tanaman menjadi layu dan akhirnya mati (Sunarjono, 2003). Pemupukan merupakan jalan termudah dan tercepat dalam menangani masalah kahat hara, namun bila kurang memperhatikan kaidah-kaidah pemupukan, pupuk yang diberikan juga akan hilang percuma. Unsur hara N, P, dan K merupakan nutrisi utama yang digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan, produksi dan mutu (Embletonet al, 1973). Dosis pupuk yang terlalu banyak mengakibatkan unsur hara makro yang berlebih dan gejala yang nampak adalah daun - daun berwarna pucat sampai hijau kekuning– kuningan, daun sebelah bawah nampak hangus dan mati sebelum waktunya sementara ujung tanaman tetap hijau (Sutopo,2012). Pupuk yang memberikan N, P dan K disebut pupuk lengkap. Kelas pupuk merupakan persen dalam berat dari nitrogen (dinyatakan sebagai unsur N), fosfor (dinyatakan sebagai P2O5) dan kalium (dinyatakan sebagai K2O). Fosfor dan kalium biasanya tidak dinyatakan sebagai unsur-unsurnya, karena telah menjadi kebiasaan. Pada akhir-akhir ini mulai terdapat kebiasaan menyatakan analisis pupuk dalam unsurnya , tapi masih terbatas di kalangan ilmuwan (Harjadi, 1988). Selama masa pertumbuhannya, tanaman brokoli membutuhkan banyak nutrisi. Nutrisi yang dibutuhkan adalah pupuk yang mengandung unsur N, P, K. Apabila selama pertumbuhan tanaman brokoli mengalami kekurangan unsur N, maka akan terjadi penundaan pematangan massa bunga (krop), kehilangan hasil, dan menurunnya kualitas dari tanaman brokoli (Wasonowati 2009). 16 Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman. Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melaluiproses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah (Rohendi, 2005). Pupuk organik yang diberikan ke dalam tanah akan menghasilkan humus. Humus yang terbentuk bersama-sama dengan liat membentuk agregat tanah yang stabil (Stevenson, 1981). Terbentuknya agregat tanah tersebut menyebabkan sifat fisik tanah lainnya seperti bobot isi, ruang pori total, dan permeabilitas tanah menjadi lebih baik yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang lebih baik pula. Pupuk organik juga akan memberikan sumbangan unsur hara ke dalam tanah. Semakin tinggi kandungan unsur hara dalam pupuk organik, akan mempertinggi ketersediaan unsur hara tanah apabila diberikan ke dalam tanah sehingga hasil tanaman dapat meningkat (Thamrin, 2000). Menurut Novitam (1999) cara aplikasi pupuk organik adalah : a. Penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan pengolahan tanah seperti pembajakan atau penggemburan tanah agar pupuk organik dapat mencapai lapisan tanah yang lebih dalam b. Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering lebih baik daripada dosis banyak yang diberikan sekaligus c. Pada media tanam pot, perbandingan antara kompos dan tanah yang ideal adalah 1 : 1, sementara itu perbandingan pupuk kandang dan tanah yang ideal adalah 1 : 3 d. Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai sempurna harus diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik dan penanaman bibit yaitu minimal satu minggu. 17 Pemupukan harus dilakukan secara berimbang, artinya dosis dan waktu pemberian unsur N, P2O5, dan K2O harus sesuai dengan kebutuhan tanaman karena kelebihan atau kekurangan salah satu unsur hara akan menghambat penyerapan unsur hara yang lain. Dalam hubunganya dengan serangan OPT, kelebihan unsur terutama N akan menyebabkan hama tertarik kepada tanaman dengan kandungan nitrogen yang tinggi tersebut. Kelebihan unsur N, terutama NH4 menyebabkan sela tanaman membesar sehingga dinding sel tanaman tersebut. Kebutuhan unsur hara untuk tanaman adalah N 160 kg/ha, P2O5 72 kg/ha, dan K2O 120 kg/ha (Sumpena 2014). Pemberian pupuk kandang 20 t/ha menjadikan tanah seimbang secara fisik, kimia maupun biologi. Secara fisik, pupuk kandang membentuk agregat tanah yang mantap. Keadaan ini besar pengaruhnya terhadap porositas dan aerasi persediaan air dalam tanah, sehingga berpengaruh terhadap perkembangan akar tanaman. Secara kimia, pupuk kandang sebagai bahan organik dapat menyerap bahan yang bersifat racun seperti aluminium (Al), besi (Fe), dan mangan (Mn) serta dapat meningkatkan pH tanah. Secara biologi, pemberian pupuk kandang ke dalam tanah akan memperkaya jasad organisme dalam tanah. Organisme tersebut sangat membantu dalam penguraian bahan organik sehingga tanah lebih cepat matang (Muslihat, 2003). Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi. Misalnya urea berkadar N 45-46% (setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen), (Lingga dan Marsono, 2000). Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K dan sebagainya. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara misalnya N + P, P + K, N + K, N + P + K dan sebagainya (Hardjowigeno, 2004). 18 Agar praktis, pekebun biasanya memakai pupuk mejemuk. Umumnya di pasaran beredar pupuk dengan kandungan utama Nitrogen, fosfor, dan kalium dengan berbagai perbandingan. Besar kecilnya perbandingan itu dicantumkan di label kemasan. Tulisan 20;10;10 artinya kandungan nitrogen paling tinggi sehingga tepat digunakan untuk masa pertumbuhan (Lingga dan Marsono, 2000). Ada beberapa keuntungan dari pupuk anorganik, yaitu (1) Pemberiannya dapat terukur dengan tepat, (2) Kebutuhan tanaman akan hara dpat dipenuhi dengan perbandingan yang tepat, (3) Pupuk anorganik tersedia dalam jumlah cukup, dan (4) Pupuk anorganik mudah diangkut karena jumlahnya relatif sedikit dibandingkan dengan pupuk organik. Pupuk anorganik mempunyai kelemahan, yaitu selain hanya mempunyai unsur makro, pupuk anorganik ini sangat sedikit ataupun hampir tidak mengandung unsur hara mikro (Lingga dan Marsono, 2000). 4. Panen dan Pasca Panen Panen dilakukan bila sayur sudah memenuhi syarat layak konsumsi. Perlu diketahui ada sayuran yang dipanen dalam waktu kurang dari satu bulan. Ada yang dipanen setelah 3 bulan dan ada yang dipanen berkali-kali juga hanya sekali panen saja. Hal ini tergantung pada jenis sayurannya dan bagian yang dipanen. Standar layak konsumsi pun berbeda. Kebiasaan makan dan cara masak turut berpengaruh. Ada yang lebih suka dipanen sangat muda, muda, atau bahkan setengah tua atau masak (Sunarjono, 2007). Untuk menaikkan kualitas brokoli penanganan pasca panen yang harus dilakukan dengan hati-hati agar penurunan mutu dapat diperkecil. Sifat-sifat penting yang menentukan kualitas brokoli adalah kepadatan, warna, keutuhan, dan besarnya diameter bunga. Brokoli mempunyai daya tahan sangat rendah setelah panen, kuncup bunganya akan cepat membuka dan berkembang. Warna bunga juga akan cepat berubah dari hijau ke kuning. Laju respirasi yang cepat menjadi ciri sayuran ini karena bagian 19 bunga adalah organ yang disusun oleh jaringan muda dan sangat aktif dalam proses biologis (Sabari, 1994). Pencucian pada brokoli dilakukan karena adanya kontaminasi fisik terutama debu atau tanah. Pencucian dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan kotoran serta residu pestisida (insektisida atau fungisida). Secara tradisional pencucian pada brokoli dapat menggunakan air namun untuk mendapatkan hasil yang lebih baik bisa ditambahkan klorin ke dalam air pencucian agar mikroba dapat dihilangkan dengan lebih efektif. Selain klorin dapat juga menggunakan cairan khusus pencuci sayur dan buah untuk menghilangkan sisa pestisida. Setelah pencucian biasanya bahan dikeringkan dengan cara meniriskannya di alam terbuka atau dengan cara mengalirkan udara panas. (Yusuf, 2015) Trimming yaitu membuang bagian-bagian yang tidak diinginkan pada brokoli tersebut. Bagian-bagian ini perlu dibuang karena memang tidak diperlukan dan akan memperpendek masa simpan brokoli apabila tidak dibuang. Trimming dilakukan secara manual menggunakan alat pisau dengan cara pengikisan atau pemotongan. Bagian yang sering dibuang biasanya pada pangkal batang dan sisa daun-daun di bawah kepala bunga. Hal ini bertujuan untuk meratakan batang brokoli agar penampakannya lebih bagus. Akan tetapi pembuangan bagian-bagian tersebut tidak boleh terlalu banyak (Refilia, 2012) . karena akan sangat mempengaruhi penyusutan