Klasifikasi tanaman brokoli

advertisement
6
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Brokoli (Brassica oleracea var. italica)
Klasifikasi tanaman brokoli (Brassica oleracea var. italica) dalam tata
nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :
Kingdom
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Capparales
Famili
: Brassicaceae
Genus
: Brassica
Spesies
: Brassica oleracea var. italica (Pasaribu 2007).
Brokoli adalah tanaman sayuran yang termasuk dalam suku kubis-
kubisan atau Brassicaceae. Brokoli berasal dari daerah Laut Tengah dan sudah
sejak masa Yunani Kuno dibudidayakan. Sayuran ini masuk ke Indonesia
belum lama (sekitar 1970-an) dan kini cukup populer sebagai bahan pangan
(Traka, 2015).
Brokoli merupakan tanaman yang hidup pada cuaca dingin. Brokoli
berasal dari daerah Laut Tengah dan sudah sejak masa Yunani Kuno
dibudidayakan. Sayuran ini masuk ke Indonesia belum lama (sekitar 1970-an)
(Dalimartha, 2015).
Tanaman brokoli merupakan tanaman yang tergolong perdu dengan
sistem perakaran yang dapat mencapai kedalaman 60-70 cm, sehingga
tanaman ini tumbuh dengan baik dan subur bila ditanam pada tanah berpori
dan gembur. Brokoli memiliki batang yang berukuran pendek, bentuk bulat,
berwarna hijau, tebal dan lunak. Pertulangan daun yang sejajar dan daun yang
berbentuk bulat telur tersusun berseling pada batang merupakan cirri dari daun
pada tanaman brokoli. Massa bunga (krop) merupakan kumpulan dari ratusan
bunga-bunga kecil yang bersatu membentuk rumpun yang rapat dan kompak.
Kultivar yang berbeda-beda pada brokoli menyebabkan warna bunga yang
bervariasi pada tanaman ini (Raleni, 2013).
6
7
Menurut Rukmana (1994) massa bunga (krop) brokoli sekitar 0,6-0,8
kg dengan diameter antara 15 – 20 cm. Pada setiap bunga, terdapat putik dan
benang sari. Benang sari terdiri dari 2 lingkaran, 4 buah benang sari panjang
yang membentuk lingkaran dalam dan 2 buah benang sari pendek yang
membentuk lingkaran luar. Putiknya terletak di tengah-tengah lingkaran.
Selain itu, bunganya tersusun dari 4 helai daun kelopak yang berwarna hijau, 4
helai daun mahkota yang berwarna kuning, dan 2 daun yang akan membentuk
polong.
Buah pada tanaman brokoli berbentuk polong dengan ukuran 3-5 cm
dan mengandung 10-30 benih pada setiap polongnya. Di dalam buah tanaman
brokoli terdapat biji yang berfungsi sebagai perbanyakan tanaman brokoli. Biji
tanaman brokoli memiliki bentuk bulat kecil dan berwarna cokelat kehitaman
(Raleni, 2013).
Brokoli tergolong ke dalam keluarga kubis-kubisan dan termasuk
sayuran yang tidak tahan terhadap panas. Akibatnya, brokoli cocok ditanam di
dataran tinggi yang lembap dengan suhu rendah, yaitu diatas 700 m dpl. Daun
dan sifat pertumbuhan brokoli mirip dengan bunga kubis, bedanya bunga
brokoli berwarna hijau dan masa tumbuhnya lebih lama dari kubis bunga.
Brokoli tersusun dari bunga-bunga (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
B. Kandungan dan Manfaat Brokoli
Brokoli
berkhasiat
mempercepat
penyembuhan
penyakit
serta
mencegah dan menghambat perkembangan sel-sel kanker di dalam tubuh.
Terutama penyakit kanker yang berkaitan dengan hormon, seperti kanker
payudara pada wanita, dan kenker prostat yang mengancam pria. Manfaat lain,
brokoli mampu mencegah serangan stroke. Ini terbukti melalui penelitian yang
dilakukan tim epidemologi dari Harvard University. Tanaman ini sangat baik
dikonsumsi penderita kencing manis. Kandungan chromium dan seratnya
dapat mengatur kadar gula darah. Brokoli memperkuat sel-sel tulang.
Mengkonsumsinya sejak muda, mencegah penyakit pengeroposan tulang
(osteoporosis) di usia tua (Dalimartha, 2015).
8
Brokoli juga mengandung senyawa glukorafanin, yang merupakan
bentuk alami senyawa antikanker sulforafana (sulforaphane). Selain itu,
brokoli mengandung senyawaan isotiosianat yang, sebagaimana sulforafana,
ditengarai memiliki aktivitas antikanker. Selain itu dari proses biosintesis di
dalam brokoli juga dihasilkan 3,3-diindolilmetana (DIM). Juga terdapat
kandungan lemak, protein, karbohidrat, serat, air, zat besi, kalsium, mineral,
dan bermacam vitamin (A, C, E, Vitamin, ribofalvin, nikotinamide)
(Traka, 2015).
Menurut Rubatzky dan Yamaguchi (1998), Beberapa manfaat brokoli
bagi kesehatan tubuh diantaranya adalah memperkecil resiko terjadinya
kanker kerongkongan, perut, usus besar, paru, larynx, parynx, prostat mulut,
dan payudara. Membantu menurunkan resiko gangguan jantung dan stroke.
Mengurangi resiko terkena katarak. Membantu melawan anemia. Mengurangi
resiko terkena spina bifida (salah satu jenis gangguan kelainan tulang
belakang).
Menurut Wasonowati (2009) brokoli mengandung vitamin A, B, C
kompleks, asam askorbit, thiamin, riboflavin, kalsium, zat besi, mineral, zat
antikanker sulforaphane. Banyaknya nutrisi yang terkadung pada brokoli
menyebabkan brokoli banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Brokoli memiliki
kandungan karotin, vitamin C dan kalsium yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan kubis bunga.
C. Budidaya Brokoli
1. Penyemaian
Persemaian
adalah
suatu
tempat
yang
digunakan
untuk
menyemaikan benih ataupun bagian vegetatif dari jenis tanaman tertentu
sehingga dapat menghasilkan bibit yang memenuhi persyaratan umur,
ukuran dan pertumbuhan yang cukup baik untuk ditanam di lapangan.
Memilih lokasi persemaian harus memperhatikan persyaratan sebagai
berikut: (1) Lokasi persemaian sedekat mungkin dengan lokasi penanaman
atau jalan angkutan (aksesibilitas), (2) Lapangan harus datar, (3) Cukup
tersedia air, (4) Mudah mendapatkan media, (5) Keadaan lingkungan baik,
9
sirkulasi udara lancar dan sinar matahari dapat masuk ke permukaan tanah
untuk mengurangi kerusakan bibit dari insekta dan jamur, (6) Dekat
dengan tenaga kerja (Fahrudin, 2009).
Tanaman semai apabila sudah muncul 2 daun dan sudah mekar,
tanaman semai telah siap dipindahkan ke tempat penanaman permanen
atau wadah pembibitan berupa pot sedang atau kotak pembibitan.Saat
pemindahan ke pembibitan, jarak tanam diatur lebih jarang agar bibit lebih
leluasa berkembang. Pemindahan dilakukan dengan pencabutan bibit
secara utuh. Mengingat calon tanaman ini masih lemah, hendaknya
pencabutan dilakukan dengan hati-hati. Untuk memindahkan pencabutan,
dapat menggunakan garpu (Lingga, 2004).
Media untuk persemaian harus mempunyai aerasi baik, subur dan
gembur misalnya campuran pasir, pupuk kandang dan sekam yang sudah
disterilkan dengan perbandingan 1:1:1. Dengan media yang gembur, maka
akar akan tumbuh lurus dan memudahkan pemindahan bibit ke polybag
pembesaran. Biji yang akan disemaikan ditabur merata diatas media, lalu
ditutup lagi dengan media setebal 1-2 cm dan disiram dengan gembor
sampai basah (Nurwardani, 2008).
Media tanam dapat didefinisikan sebagai kumpulan bahan atau
substrat tempat tumbuh benih yang disebarkan atau ditanam. Media tanam
banyak macam ragamnya, dapat merupakan campuran dari bermacammacam bahan atau satu jenis bahan saja asalkan memenuhi beberapa
persyaratan, antara lain cukup baik dalam memegang air, bersifat porous
sehingga air siraman tidak menggenang (becek), tidak bersifat toksik
(racun) bagi tanaman, dan yang paling penting media tanam tersebut
cukup mengandung unsur-unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan
tanaman (Widarto, 2006).
Media tanam yang baik adalah media tanam yang mampu
menyediakan air dan unsur hara dalam jumlah yang cukup bagi
pertumbuhan tanaman. Fungsi media tanam antara lain sebagai tempat
unsur hara, mampu memegang air yang tersedia bagi tanaman, dapat
10
melakukan pertukaran udara antara akar dan atmosfer di atas media dan
harus dapat menyokong pertumbuhan tanaman (Zaki, 2003).
Persemaian tidak memerlukan tanah yang terlalu subur. Tanah
subur mengakibatkan pertumbuhan bibit yang terlalu cepat. Sebaiknya
tanah persemaian yang kurang subur, maka pertumbuhan akar bibit relatif
lebih besar daripada batangnya. Tanaman persemaian dapat dipelihara
dalam kotak-kotak tanah dan dalam kantong-kantong kertas atau
dibedengan untuk persemaian yang berjarak cukup didalam barisan agar
mudah dipisahkan atau dipindahkan (Fiandika, 2006).
2. Pindah Tanam (Transplanting)
a. Persiapan Lahan
Tanah yang akan ditanami digemburkan dengan cara dicangkul
sebaik-baiknya. Tanah yang telah dicangkul akan menjadi remah
sehingga aerasinya berjalan baik dan zat-zat beracun pun akan hilang.
Rumput-rumputan (gulma) dihilangkan, terutama akar alang-alang
supaya akar-akar tanaman sayur dapat tumbuh dengan bebas tanpa
persaingan dan perebutan unsur hara dengan gulma (Sunarjono, 2003).
Mengolah tanah berarti mengubah tanah pertanian dengan
mempergunakan suatu alat pertanian sedemikian rupa sehingga dapat
diperoleh susunan tanah sebaik-baiknya, ditinjau dari struktur dan
porositas tanah. Yang paling penting dalam pengolahan tanah selain
menjamin
struktur
dan
porositasnya
adalah
untuk
menjamin
keseimbangan antara air, udara dan suhu dalam tanah. Maka
pengolahan tanah mutlak perlu guna menciptakan lingkungan yang
cukup baik (Aak, 1983).
Tujuan pengolahan tanah pada hakekatnya terdiri dari berbagai
pekerjaan modifikasi tanah dalam perakaran tanaman yang secara
langsung atau tidak langsung bertujuan untuk memperbaiki daerah
tersebut bagi pertumbuhan akar, ketersediaan hara dan meningkatkan
produksi. Pekerjaan ini meliputi usaha-usaha yang bertujuan untuk :
11
1. Menggemburkan tanah untuk penetrasi akar
2. Menimbun residu (sisa-sisa) tanaman sebelumnya
3. Memperbaiki lingkungan tanah agar sesuai untuk pertumbuhan
benih atau bibit
4. Memperbaiki infiltrasi air
5. Memperbaiki aerasi tanah akibat perubahan struktur
6. Mengendalikan gulma (Arkin dan Taylor, 1981).
Pengolahan lahan penting dilakukan untuk menanam sayuran.
Tanah dicangkul supaya struktur tanah menjadi remah, tanah menjadi
gembur sehingga lebih mudah untuk ditanami. Selain itu juga fungsi
dari pencangkulan yaitu supaya tanah bersih dari batu atau gulma.
Penggemburan tanah dilakukan dengan mencangkul hingga kedalaman
30 sampai 40 cm. Tanah lalu dibiarkan selama beberapa hari agar
hama dan penyakit mati karena terkena sinar matahari (Pracaya, 2010).
Pertumbuhan tanaman sayuran sangat dipengaruhi oleh
keadaan fisik dan struktur lahan tanamnya. Untuk itu perlu dilakukan
pengolahan tanah. Kegiatan pengolahan tanah yang umum dilakukan
sebelum penanaman adalah penggemburan dan pembuatan bedengan.
Penggemburan
tanah
dapat
menciptakan
kondisi
lahan
yang
dibutuhkan oleh tanaman agar mampu tumbuh dengan baik. Tahap
penggemburan meliputi pencangkulan untuk memperbaiki struktur
tanah
serta
sirkulasi
udaranya
dan
pemberian
pupuk
dasar
(Haryanto, 2007).
b. Pemberian Mulsa
Mulsa adalah bahan atau material yang digunakan untuk
menutupi permukaan tanah atau lahan pertanian dengan tujuan tertentu
yang prinsipnya adalah untuk meningkatkan produksi tanaman
(Lakitan,1995). Mulsa adalah semua bahan yang digunakan pada
permukaan tanah terutama untuk menghalangi hilangnya air karena
penguapan atau untuk mematikan tanaman pengganggu. Mulsa sering
juga disebut sersah (Buckman, 1969). Mulch retains soil moisture,
12
prevents erosion, blocks weeds and promotes a steady soil
temperature. “Mulsa mempertahankan kelembaban tanah, mencegah
erosi,
blok
gulma
dan
mempromosikan
suhu
tanah
stabil
(Cunningham, 2000).
Mulsa adalah proses atau praktek yang meliputi tanah / tanah
untuk
membuat
lebih
kondisi
yang
menguntungkan
untuk
pertumbuhan tanaman, pengembangan dan produksi tanaman yang
efisien ( Sulkarnain, 1990). Mulsa adalah material penutup tanaman
budidaya yang dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah serta
menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat
tanaman tersebut tumbuh dengan baik (Ravael, 2012).
Menurut Setjanata (1983), fungsi mulsa atau penutup tanah
adalah berpengaruh :
a. Positif terhadap tanaman maupun tanah itu sendiri
b. Baik diterapkan pada pertanian organik maupun pertanian biasa
c. Berperan untuk meningkatkan kesuburan tanah
d. Mengurangi penyiraman, karena penguapan air dari tanah menjadi
berkurang
e. Menjaga suhu tanah lebih stabil, suhu di sekitar perakaran tetap
sejuk hingga akar bisa bekerja lebih optimal
f. Pengendali gulma
g. Mengurangi erosi air atau angin
h. Menambah keindahan lahan pertanian.
c. Penanaman
Penanaman merupakan proses pemindahan bibit (tanaman
muda) dari persemaian ke kebun. Penanaman dilakukan dengan hatihati agar bibit tidak rusak, terutama akarnya. Bibit yang dipindahkan
ke kebun, perlu dilindungi dari teriknya sinar matahari. Perlindungan
tersebut untuk mencegah penguapan berlebihan karena tanaman muda
belum dapat mengambil air dari dalam tanah. Bahan yang digunakan
untuk melindungi tanaman muda itu, antara lain pelepah pisang atau
13
dedaunan. Pelindung atau tutup dapat dibuka setelah tanaman tumbuh,
yakni 5-7 hari (Dewangga, 2005).
Pada saat transplanting dilakukan, umur tanaman berbanding
terbalik dengan jumlah akar rambut yang tertinggal. Artinya semakin
panjang umur tanaman, akan mengakibatkan lebih sedikitnya akar
rambut yang tertinggal. Hal ini tentunya berhubungan dengan
kemampuan tanaman tersebut
dalam mengadakan absorbs air dan
unsur hara. Pada umumnya tanaman/bibit sudah dapat dipindahkan
setelah terlihat pemunculan daun sebenarnya (true leavesi) sebanyak 23 helai. Ukuran dan umur tanaman juga berhubungan langsung dengan
makin luasnya permukaan daun (transpirasi) (Tjionger, 2008).
Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung
(direct planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus
disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian. Penanaman secara
langsung ke lapangan biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih)
tersebut berukuran besar dan jumlah persediaannya melimpah. Benih
yang berukuran besar tetapi kalau jumlahnya terbatas, maka benih
tersebut seyogyanya disemaikan terlebih dulu (Sugityo, 2001).
3. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Pada musim kemarau atau di lahan kurang air perlu penyiraman
tanaman. Penyiraman ini dilakukan dari awal sampai panen.
Penyiangan dilakukan 2 kali atau disesuaikan dengan kondisi gulma,
bila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan
dengan penyiangan (Endrizal, 2010).
b. Penyulaman
Media tanam yang digunakan sama dengan media yang
digunakan dalam persemaian dilakukan penyiraman secara intensif
pada pagi dan sore hari. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan
gembor berlubang halus agar tanaman yang baru dipindahkan tidak
rusak, penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang mati atau
14
pertumbuhannya terganggu. Penyulaman dilakukan dengan segera
minimal seminggu setelah tanaman dipindahkan permanen agar
diperoleh pertumbuhan yang serempak (Suhendar, 2007).
c. Penyiangan
Membersihkan tanaman dari rumput dan tanaman liar yang
mungkin menjadi tempat hidup dan bertelur ataupun makanan
serangga sangat diperlukan, dalam usaha mengurangi populasi
serangga. Memusnahkan sisa tanaman yang berada di lahan pertanian
juga termasuk dalam usaha sanitasi untuk memberantas hama, karena
sisa tanaman itu akan memungkinkan hama dapat bertahan hidup
sampai masa tanam berikutnya. Hal ini berlaku pada tanaman semusim
(Jumin, 2005).
d. Pemupukan
Pupuk adalah bahan pengubah sifat biologi tanah supaya
menjadi lebih baik. Pupuk selain berfungsi menggemburkan tanah juga
untuk membantu pertumbuhan tanaman (Ahira, 2004). Pupuk adalah
bahan-bahan yang memberikan zat makanan kepada tanaman. Zat
makanan (hara) tersebut berupa unsur kimia yang digunakan oleh
tanaman untuk pertumbuhan dan mempertahankan pertumbuhannya
(Sudarmoto, 1997).
Pupuk adalah bahan atau zat makanan yang diberikan atau
ditambahkan kepada tanaman dengan maksud agar supaya zat
makanan untuk tanaman itu bertambah. Pupuk biasanya diberikan pada
tanah, tetapi dapat pula diberikan lewat daun atau batang sebagai
larutan. Karbondioksida yang diberikan ke udara dalam rumah kaca
dapat pula dipandang sebagai pupuk (Suhardi, 1983). Pemupukan
adalah hal yang diperlukan melengkapi unsur alami mineral dalam
tanah untuk mempertahankan pertumbuhan tanaman secara optimum
(Collins, 2009).
Tanaman perlu diberikan pupuk. Jenis pupuk yang diberikan
adalah pupuk kandang atau kompos. Pupuk tersebut berfungsi untuk
15
menyediakan hara organik bagi tanaman, memperbaiki struktur tanah,
dan menahan air dalam tanah. Pupuk kandang atau kompos yang
digunakan harus yang telah jadi. Pupuk tersebut sudah tidak busuk dan
mengurai lagi sehingga tidak menghasilkan panas. Adanya panas dari
proses membusuknya pupuk mentah dapat mengakibatkan tanaman
menjadi layu dan akhirnya mati (Sunarjono, 2003).
Pemupukan merupakan jalan termudah dan tercepat dalam
menangani masalah kahat hara, namun bila kurang memperhatikan
kaidah-kaidah pemupukan, pupuk yang diberikan juga akan hilang
percuma. Unsur hara N, P, dan K merupakan nutrisi utama yang
digunakan untuk meningkatkan pertumbuhan, produksi dan mutu
(Embletonet
al,
1973).
Dosis
pupuk
yang
terlalu
banyak
mengakibatkan unsur hara makro yang berlebih dan gejala yang
nampak adalah daun - daun berwarna pucat sampai hijau kekuning–
kuningan, daun sebelah bawah nampak hangus dan mati sebelum
waktunya sementara ujung tanaman tetap hijau (Sutopo,2012).
Pupuk yang memberikan N, P dan K disebut pupuk lengkap.
Kelas pupuk merupakan persen dalam berat dari nitrogen (dinyatakan
sebagai unsur N), fosfor (dinyatakan sebagai P2O5) dan kalium
(dinyatakan sebagai K2O). Fosfor dan kalium biasanya tidak
dinyatakan sebagai unsur-unsurnya, karena telah menjadi kebiasaan.
Pada akhir-akhir ini mulai terdapat kebiasaan menyatakan analisis
pupuk dalam unsurnya , tapi masih terbatas di kalangan ilmuwan
(Harjadi, 1988).
Selama masa pertumbuhannya, tanaman brokoli membutuhkan
banyak nutrisi. Nutrisi yang dibutuhkan adalah pupuk yang
mengandung unsur N, P, K. Apabila selama pertumbuhan tanaman
brokoli mengalami kekurangan unsur N, maka akan terjadi penundaan
pematangan massa bunga (krop), kehilangan hasil, dan menurunnya
kualitas dari tanaman brokoli (Wasonowati 2009).
16
Pupuk organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan
organik asal tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara
tersedia bagi tanaman. Pupuk organik adalah pupuk yang sebagian
besar atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari
tanaman dan atau hewan yang telah melaluiproses rekayasa, dapat
berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan organik
untuk
memperbaiki
sifat
fisik,
kimia,
dan
biologi tanah
(Rohendi, 2005).
Pupuk organik yang diberikan ke dalam tanah akan
menghasilkan humus. Humus yang terbentuk bersama-sama dengan
liat membentuk agregat tanah yang stabil (Stevenson, 1981).
Terbentuknya agregat tanah tersebut menyebabkan sifat fisik tanah
lainnya seperti bobot isi, ruang pori total, dan permeabilitas tanah
menjadi lebih baik yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yang lebih baik pula. Pupuk organik juga akan
memberikan sumbangan unsur hara ke dalam tanah. Semakin tinggi
kandungan unsur hara dalam pupuk organik, akan mempertinggi
ketersediaan unsur hara tanah apabila diberikan ke dalam tanah
sehingga hasil tanaman dapat meningkat (Thamrin, 2000).
Menurut Novitam (1999) cara aplikasi pupuk organik adalah :
a. Penebaran pupuk organik sebaiknya diikuti dengan pengolahan
tanah seperti pembajakan atau penggemburan tanah agar pupuk
organik dapat mencapai lapisan tanah yang lebih dalam
b. Pemberian pupuk organik dengan dosis kecil tetapi sering lebih
baik daripada dosis banyak yang diberikan sekaligus
c. Pada media tanam pot, perbandingan antara kompos dan tanah
yang ideal adalah 1 : 1, sementara itu perbandingan pupuk kandang
dan tanah yang ideal adalah 1 : 3
d. Jika harus menggunakan pupuk organik yang belum terurai
sempurna harus diberi jeda waktu antara pemberian pupuk organik
dan penanaman bibit yaitu minimal satu minggu.
17
Pemupukan harus dilakukan secara berimbang, artinya dosis
dan waktu pemberian unsur N, P2O5, dan K2O harus sesuai dengan
kebutuhan tanaman karena kelebihan atau kekurangan salah satu unsur
hara akan menghambat penyerapan unsur hara yang lain. Dalam
hubunganya dengan serangan OPT, kelebihan unsur terutama N akan
menyebabkan hama tertarik kepada tanaman dengan kandungan
nitrogen yang tinggi tersebut. Kelebihan unsur N, terutama NH4
menyebabkan sela tanaman membesar sehingga dinding sel tanaman
tersebut. Kebutuhan unsur hara untuk tanaman adalah N 160 kg/ha,
P2O5 72 kg/ha, dan K2O 120 kg/ha (Sumpena 2014).
Pemberian pupuk kandang 20 t/ha menjadikan tanah seimbang
secara fisik, kimia maupun biologi. Secara fisik, pupuk kandang
membentuk agregat tanah
yang mantap.
Keadaan ini besar
pengaruhnya terhadap porositas dan aerasi persediaan air dalam tanah,
sehingga berpengaruh terhadap perkembangan akar tanaman. Secara
kimia, pupuk kandang sebagai bahan organik dapat menyerap bahan
yang bersifat racun seperti aluminium (Al), besi (Fe), dan mangan
(Mn) serta dapat meningkatkan pH tanah. Secara biologi, pemberian
pupuk kandang ke dalam tanah akan memperkaya jasad organisme
dalam tanah. Organisme tersebut sangat membantu dalam penguraian
bahan organik sehingga tanah lebih cepat matang (Muslihat, 2003).
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik
pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara
tinggi. Misalnya urea berkadar N 45-46% (setiap 100 kg urea terdapat
45-46 kg hara nitrogen), (Lingga dan Marsono, 2000). Pupuk
anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk tunggal
dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya
mengandung satu unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P, pupuk K dan
sebagainya. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih
dari satu unsur hara misalnya N + P, P + K, N + K, N + P + K dan
sebagainya (Hardjowigeno, 2004).
18
Agar praktis, pekebun biasanya memakai pupuk mejemuk.
Umumnya di pasaran beredar pupuk dengan kandungan utama
Nitrogen, fosfor, dan kalium dengan berbagai perbandingan. Besar
kecilnya perbandingan itu dicantumkan di label kemasan. Tulisan
20;10;10 artinya kandungan nitrogen paling tinggi sehingga tepat
digunakan untuk masa pertumbuhan (Lingga dan Marsono, 2000).
Ada beberapa keuntungan dari pupuk anorganik, yaitu (1)
Pemberiannya dapat terukur dengan tepat, (2) Kebutuhan tanaman
akan hara dpat dipenuhi dengan perbandingan yang tepat, (3) Pupuk
anorganik tersedia dalam jumlah cukup, dan (4) Pupuk anorganik
mudah diangkut karena jumlahnya relatif sedikit dibandingkan dengan
pupuk organik. Pupuk anorganik mempunyai kelemahan, yaitu selain
hanya mempunyai unsur makro, pupuk anorganik ini sangat sedikit
ataupun
hampir
tidak
mengandung
unsur
hara
mikro
(Lingga dan Marsono, 2000).
4. Panen dan Pasca Panen
Panen dilakukan bila sayur sudah memenuhi syarat layak
konsumsi. Perlu diketahui ada sayuran yang dipanen dalam waktu kurang
dari satu bulan. Ada yang dipanen setelah 3 bulan dan ada yang dipanen
berkali-kali juga hanya sekali panen saja. Hal ini tergantung pada jenis
sayurannya dan bagian yang dipanen. Standar layak konsumsi pun
berbeda. Kebiasaan makan dan cara masak turut berpengaruh. Ada yang
lebih suka dipanen sangat muda, muda, atau bahkan setengah tua atau
masak (Sunarjono, 2007).
Untuk menaikkan kualitas brokoli penanganan pasca panen yang
harus dilakukan dengan hati-hati agar penurunan mutu dapat diperkecil.
Sifat-sifat penting yang menentukan kualitas brokoli adalah kepadatan,
warna, keutuhan, dan besarnya diameter bunga. Brokoli mempunyai daya
tahan sangat rendah setelah panen, kuncup bunganya akan cepat membuka
dan berkembang. Warna bunga juga akan cepat berubah dari hijau ke
kuning. Laju respirasi yang cepat menjadi ciri sayuran ini karena bagian
19
bunga adalah organ yang disusun oleh jaringan muda dan sangat aktif
dalam proses biologis (Sabari, 1994).
Pencucian pada brokoli dilakukan karena adanya kontaminasi fisik
terutama debu atau tanah. Pencucian dilakukan dengan tujuan untuk
menghilangkan kotoran serta residu pestisida (insektisida atau fungisida).
Secara tradisional pencucian pada brokoli dapat menggunakan air namun
untuk mendapatkan hasil yang lebih baik bisa ditambahkan klorin ke
dalam air pencucian agar mikroba dapat dihilangkan dengan lebih efektif.
Selain klorin dapat juga menggunakan cairan khusus pencuci sayur dan
buah untuk menghilangkan sisa pestisida. Setelah pencucian biasanya
bahan dikeringkan dengan cara meniriskannya di alam terbuka atau
dengan cara mengalirkan udara panas. (Yusuf, 2015)
Trimming yaitu membuang bagian-bagian yang tidak diinginkan
pada brokoli tersebut. Bagian-bagian ini perlu dibuang karena memang
tidak diperlukan dan akan memperpendek masa simpan brokoli apabila
tidak dibuang. Trimming dilakukan secara manual menggunakan alat pisau
dengan cara pengikisan atau pemotongan. Bagian yang sering dibuang
biasanya pada pangkal batang dan sisa daun-daun di bawah kepala bunga.
Hal ini bertujuan untuk meratakan batang brokoli agar penampakannya
lebih bagus. Akan tetapi pembuangan bagian-bagian tersebut tidak boleh
terlalu
banyak
(Refilia, 2012)
.
karena
akan
sangat
mempengaruhi
penyusutan
Download