pengetahuan dan pemanfaatan tumbuhan obat di sabang

advertisement
J.Tek.Ling
Edisi Khusus
Hal. 198 - 209
Jakarta, Juli 2006
ISSN 1441 – 318X
PENGETAHUAN DAN PEMANFAATAN TUMBUHAN OBAT
DI SABANG - PULAU WEH, NANGROE ACEH DARUSSALAM
SITI SUSIARTI
Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi – LIPI
Abstract
The understanding on medicinal herbs and its usefulness by local people are very
common in Indonesia. Most of the ethnics utilize it, without exception in Sabang - Weh
Island, Nangroe Aceh Darussalam (NAD) province. To explore what kinds of plant which
use as medicinal herbs, research was conducted in Iboih, Sabang, NAD. As a result at
least 113 plant species, belong to 85 genera and 55 families were recorded as medicinal
herbs. It was found that medicinal herbs in research site was employed either as a single
or as compound, which contains some materials. It is recognized
as 44 medicinal
compound (ramuan obat 44), eventhough it does not always consist of 44 plants.
Occasionally, this 44 medicinal compound is well known as ramuan daun segala daun.
Medicinal herbs which are used by Iboih people are terrestrial orchids, gerangsang
rimaung (Anoectochylus setaceus) and abeung - abeung (Oroxylum indicum). The later
belong to Bignoniaceae and it is one of the endangered plants.
Key words : Medicinal herbs, Sabang - Weh Island, Nangroe Aceh Darussalam
(NAD)
kebiasaan yang mentradisi selalu sejalan dengan
ajaran agama islam yang dilaksanakan.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan Penelitian
Pengetahuan
dan
pemanfaatan
tumbuhan obat oleh masyarakat lokal cukup
banyak di Indonesia, begitu pula di Sabang - P.
Weh, Nangroe Aceh Darussalam (NAD). NAD
yang mendapat julukan nama yang amat mulia
yaitu Serambi Mekah bukanlah suatu nama yang
dibuat-buat tanpa makna, tetapi dalam hal ini
sejarah telah mencatat, NAD pernah menjadi
tempat untuk bertolak menuju tanah suci Mekah.
Meskipun
demikian
informasi
mengenai
keanekaragaman hayati dari Propinsi NAD yang
luasnya 57.365,57 km2 (11) dan khususnya
Kotamadya Sabang yang luasnya 153 km2 ini
masih jarang sekali.
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mendokumentasi
pengetahuan
tentang
keanekaragaman tumbuhan terutama tumbuhan
obat di sekitar kawasan konservasi P. Weh Sabang, NAD. Hasil penelitian ini diharapkan
dapat menambah data dan informasi untuk
pengelolaan dan pengembangan selanjutnya.
Pola kehidupan masyarakat NAD diatur
oleh hukum adat yang berdasarkan kaidahkaidah hukum agama Islam (12). Nilai-nilai dasar
sosial pada masyarakat Aceh didasarkan pada
pelaksanaan tuntutan ajaran agama islam, adat
istiadat dan kebiasaan yang sudah mentradisi.
Ajaran islam menuntut ‘amar ma’ruf nahi
mungkar’, menyuruh mengajarkan yang baik
yang diridhoi Allah, meninggalkan atau
menghindari segala sesuatu yang jahat atau
buruk yang dilarangnya. Adat istiadat dan
198
2. METODOLOGI
Lokasi Penelitian dilakukan di desa Iboih,
Sabang, NAD berada di sekitar kawasan
konservasi Taman Wisata Alam dan Taman
Wisata Laut P. Weh - Sabang. Pengambilan data
lapangan dilakukan dengan cara survei
eksploratif, yaitu wawancara dan pengamatan
langsung di lapangan. Wawancara dilakukan
terhadap masyarakat setempat yang mengetahui
dan menggunakan tumbuhan obat antara lain
tetua adat dan dukun. Selain mencatat nama
lokal dari jenis tumbuhan obat, juga cara
pemakaian dan pemanfaatannya. Tumbuhan
yang tercatat di koleksi dan dibuat herbariumnya.
Spesimen bukti tumbuhan
dikumpulkan
kemudian dibawa ke Herbarium Bogoriense,
Puslitbang Biologi, LIPI untuk identifikasi nama
ilmiahnya.
Susanti, S. 2006
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Masyarakat Iboih, Sabang – P.Weh di
sekitar kawasan konservasi umumnya pendatang
dari sekitar daerah NAD misal dari Aceh besar,
Sigli maupun Aceh Selatan. Masyarakat ini pada
umumnya masih memanfaatkan tumbuhan yang
ada di sekitar untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya termasuk tumbuhan untuk bahan obat.
Pengetahuan pemanfaatan tumbuhan obat ini di
Iboih cukup dikenal meskipun umumnya oleh
generasi yang sudah lanjut. Pengetahuan
tumbuhan obat ini ada yang sudah membuat
dokumennya meskipun dalam buku kecil.
Tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat
Iboih tercatat tidak kurang dari 113 jenis
tumbuhan (Tabel 1). Jenis-jenis tumbuhan
tersebut umumnya masih tumbuh liar dan
terdapat juga tumbuhan yang dibudidayakan.
Tumbuhan liar yang dimanfaatkan sebagai
tumbuhan obat jarang diambil dari dalam hutan
tetapi dari sekitar pemukiman. Tumbuhan yang
dibudidayakan biasanya berfungsi ganda yaitu
baik sebagai tanaman hias maupun tanaman
buah.
Jenis tumbuhan obat tersebut yang
dimanfaatkan masyarakat termasuk dalam 85
marga dan 55 suku tumbuhan. Suku yang
banyak dimanfaatkan sebagai bahan obat adalah
masing-masing dari suku Fabaceae (8 jenis),
Euphorbiaceae (6 jenis), Asteraceae, Poaceae,
Rutaceae dan Zingiberaceae (masing-masing
famili 5 jenis), Anacardiaceae, Annonaceae,
Rubiaceae dan Verbenaceae (masing-masing 4
jenis), Malvaceae, Myrtaceae, Arecaceae dan
Piperaceae (masing-masing 3 jenis), sedangkan
suku lainnya masing-masing 2 jenis dan 1 jenis.
Bagian tumbuhan yang dimanfaatkan
sebagai obat biasanya daun, kulit kayu, buah,
getah
maupun
rimpangnya.
Penggunaan
tumbuhan obat bervariasi baik dalam bentuk
tunggal maupun bentuk ramuan yang terdiri dari
beberapa jenis tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan
yang dimanfaatkan oleh masyarakat Iboih sering
untuk campuran ramuan obat. Bentuk ramuan
yang dikenal secara umum oleh masyarakat
adalah ramuan obat 44 yang berarti tersusun dari
44 macam/ jenis tumbuhan meskipun dalam
prakteknya tidak selalu tepat terdiri 44 jenis
tumbuhan. Ada juga yang mengistilahkan
ramuan ini dengan ramuan daun segala daun.
Ramuan obat 44 ini juga terdapat di pasar
tradisional Banda Aceh.
Dalam pemanfaatan tumbuhan untuk
bahan
obat,
masyarakat
Iboih
juga
memanfaatkan bahan rempah seperti pala,
bawang merah dan bawang putih. Selain itu juga
jirai hitam/ jinten hitam (Nigella sativa), jirai putih/
jinten putih (Cuminum cyminum). Jirai hitam ini
diketahui mempunyai sifat antibakteri (7). Jenis
ini mampu menghambat pertumbuhan 10 isolat
bakteri Gram positif antara lain: Bacillus cereus,
Staphylococcus aureus dan 11 isolat bakteri
Gram negatif antara lain Escheria coli dan
Pseudomonas aeruginosa. Bakteri Gram positif
yang paling sensitif adalah Bacillus polymixa
dengan perlakuan minyak atsiri biji jinten hitam
yang diperoleh dari destilasi uap.
Jenis tumbuhan yang umum dikenal dan
dimanfaatkan adalah yang berhubungan dengan
penyakit malaria dan penyakit ‘si kura’ (sakit
kembung pada perut yang konon biasanya
bersamaan dengan penyakit malaria). Jenis
tumbuhan yang dimanfaatkan adalah getah dari
nawah (Jatropha curcas) dan kulit kayu keranji
(Intsia bijuga).
Dari jenis-jenis tumbuhan obat yang
dimanfaatkan masyarakat Iboih terdapat sejenis
anggrek tanah yang sudah mulai langka yaitu
gerangsang rimaung (Anoectochylus setaceus).
Jenis ini selain dimanfaatkan sebagai obat sesak
napas dan penambah darah juga dimanfaatkan
untuk sayur sop dan dimanfaatkan sebagai
tanaman hias.
Dalam pemberian nama lokal dari jenis
tumbuhan obat dari masyarakat Iboih terdapat
nama yang ada hubungannya dengan agama
Islam yaitu shirothol mustaqim (Andrographis
paniculata). Dalam ajaran agama Islam, kata ini
berarti jalan yang lurus atau jalan yang benar.
Diduga kemungkinan karena tumbuhan jenis ini
benar-benar bermanfaat untuk masyarakat dalam
menyembuhkan penyakit yaitu malaria. Jenis ini
banyak ditemui bahkan di sepanjang jalan desa.
Tumbuhan obat yang dimanfaatkan
masyarakat NAD ini juga terdapat 23 jenis dan
marga yang sama dengan yang dimanfaatkan
negara tetangga Thailand seperti delima bruek
(Punica granatum), kasab (Desmodium triflorum),
belimbing sago (Averrhoa carambola) (4).
Meskipun jenis tumbuhan yang dimanfaatkan
sama,
tetapi
bagian
tumbuhan
yang
dimanfaatkan berbeda. Pada belimbing sago,
buahnya yang dimanfaatkan sebagai bahan obat
sedangkan di Thailand selain buah juga akarnya.
Ardan (3), melaporkan bahwa terdapat 75
jenis tumbuhan obat tradisional dimanfaatkan
oleh masyarakat Minangkabau di desa Kubang
Nan Raok, Solok, Sumatera Barat. Dari jumlah
tersebut, sekitar 15 jenis tumbuhan dimanfaatkan
sama sebagai tumbuhan obat di sekitar kawasan
konservasi P. Weh, NAD. Jenis tumbuhan obat
Pengetahuan dan Pemanfaatan … J. Tek. Ling. PTL-BPPT. Edisi Khusus 198-2007
199
yang sama diantaranya Andrographis paniculata,
Centella asiatica, Acorus calamus, dan Garcinia
mangostana. Sedangkan Susiarti (13), melaporkan
terdapat 91 jenis tumbuhan obat tradisional yang
dimanfaatkan oleh masyarakat Minangkabau di
sekitar kawasan C.A. Lembah Harau, Sumatera
Barat dan sekitar 22 jenis tumbuhan yang sama
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar kawasan
konservasi P. Weh, NAD. Jenis yang sama
diantaranya Alstonia scholaris, Areca catechu
dan Persea americana. Jenis tumbuhan obat
yang dimanfaatkan di Iboih sama dengan yang
dimanfaatkan masyarakat Minangkabau karena,
masyarakat yang berasal dari Aceh Selatan,
kebanyakan berasal dari Sumatera barat.
Salix
alba
di
daerah
lainnya
dimanfaatkan baik secara tradisional maupun
secara medical sebagai analgesik (6), dari marga
yang sama sajaloh (Salix tetrasperma) di Iboih,
NAD, daunnya setelah ditumbuk dimanfaatkan
untuk malaria dan campuran ramuan setelah
melahirkan.
Pada masyarakat Iboih dikenal penyakit
seperti kurap besi, kencing meran, si kura dan
barah dalam perut. Barah dalam perut yaitu
bengkak dalam perut memanfaatkan daun
rambutan dan daun durian. Di daerah Seulimeun
(1)
, Aceh Baru memanfaatkan jinten putih untuk
barah dalam perut, juga untuk campuran
penyakit cugong (leher membesar). Daun jarak di
campur gula pasir dimanfaatkan untuk sakit kura.
Sakit meuren (sakit kalau buang air)
memanfaatkan tepung kanji, air masak, air
kelapa dan garam. Muntah mencret atau
muntaber memanfaatkan daun jeramo, kulit
jamblang. Batuk darah memanfaatkan gadung
daun ara lemo, santan kelapa hijau dan pisang
abin. Demam panas atau sakit panas dingin
memanfaatkan daun langsat.
Jenis tumbuhan yang dimanfaatkan di
Iboih diantaranya, abeung - abeung (Oroxylum
indicum)
dari
suku
Bignoniaceae
dan
dikategorikan sebagai tumbuhan langka karena
jarang (2,10).
Tidak kurang dari 65 jenis dari 113 jenis
yang dimanfaatkan untuk tumbuhan obat oleh
masyarakat NAD (Tabel 1) sudah diketahui
komponen kimianya seperti alkaloid, saponin,
flavonoid, polifenol juga tanin (5,8,9,14). Pada
jerangi (Acorus calamus) rimpang dan daunnya
mengandung saponin dan flavonoid. Yodium
(Jatropha multifida), batangnya mengandung
alkaloid,
saponin,
flavonoid
dan
tanin.
Masyarakat NAD memanfaatkan getah dari
yodium ini pada bekas luka, dengan cara
menggosokkan. Dari komponen – komponen
kimia yang sudah diketahui ini masih perlu diteliti
lebih lanjut seperti bioassaynya.
4. KESIMPULAN
Pengetahuan
dan
pemanfaatan
tumbuhan obat oleh masyarakat di Iboih, sekitar
kawasan konservasi P.Weh, NAD, tidak kurang
dari 113 jenis dari 85 marga dan 55 suku.
Tumbuhan yang dimanfaatkan umumnya masih
tumbuh liar, hanya sebagian yang sudah
dibudidayakan. Sejumlah jenis tumbuhan obat
yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
mengatasi 37 macam penyakit. Penyakit yang
umum pada masyarakat Iboih adalah penyakit
malaria. Dalam meramu tumbuhan obat dikenal
juga dengan sebutan ramuan 44. Jenis
tumbuhan yang dimanfaatkan terdapat jenis yang
sama dengan yang dimanfaatkan masyarakat
Minangkabau di Sumatera Barat.
Tabel 1. Daftar jenis tumbuhan obat , kosmetika dan racun yang dimanfaatkan oleh masyarakat di
sekitar kawasan konservasi di Pulau Weh - Sabang, N.A.D.
No
1
2
3
4
200
Nama Ilmiah
Nama Daerah (Nama Umum)
Acanthaceae
Andrographis paniculata
Sirotal mustakim (Sambiroto)
Acanthaceae
Graptophyllum pictum
Puding
Amaranthaceae
Amaranthus sp.
Lakoh sekeum
Amaryllidaceae
Crinum asiaticum
Gandarusa (bawang2-an)
Bgn. Yg
digunakan
Daun
Daun
Cara pemanfaatan / Kegunaan
Langsung direbus/dijemur dulu
lalu tambah air, diminum
/malaria
Campuran ramuan / pendarahan
, paska bersalin
Ket
L
B
Daun, bunga
Campuran ramuan / paska
bersalin
L
Daun
Digarang (sangrai), dipakai
untuk perban / patah tulang
L
Susanti, S. 2006
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Anacardiacaae
Anacardium occidentale
Jambe anak male (Jambu
monyet)
Anacardiaceae
Rangas
Anacardiaceae
Lannea coromandelica
Kedondong pagar
Anacardiaceae
Mangifera indica
Mangga
Annonaceae
Kunyitnyit
Annonaceae
Annona muricata
Sirsak
Annonaceae
Annona reticulata
Ba’ serba
Annonaceae
Cananga odorata
Bungong seula-nga
Apiaceae
Centella asiatica
Pegaga
Apiaceae
Cuminum cyminum
Jirai putih
Apocynaceae
Alstonia scholaris
Rubeek
Apocynaceae
Ochrosia oppositifolia
Mempelam pasih ( mangga
laut)
Araceae
Acorus calamus
Jerangi (jeringau)
Araliaceae
Notophanax sp.
Tapak dara
Arecaceae
Ba’ iboih
Arecaceae
Areca catechu
Pinang
Arecaceae
Cocos nucifera
Ba’ U (kelapa)
Asclepiadaceae
Calotropis gigantea
Rubi pasih
Asteraceae
Blumea balsamifera
Capa (Sembung)
Asteraceae
Chromalaena odorata
Rapuh atut
Kulit kayu
Dikikis, ditumbuk, direndam air
panas 20 menit, diminum
/muntaber
B
Daun muda
Campuran ramuan obat / gatal
berair
Campuran ramuan 44
L
Daun
L,B
Buah (biji)
Campuran ramuan / patah
tulang
B
Daun
Mengandung racun
L
Daun
Campur bawang merah, abu,
diremas, diminum airnya / batuk,
Buahnya / sakit kuning
Campuran ramuan / gusi
bengkak
B
Bunga
Campuran untuk membuat
bedak
B
Daun
L
Kulit kayu
Campur kunyit, temulawak,
direbus
/ kesehatan, stamina
Campuran ramuan obat
/ paska bersalin, barah perut,
kurang sehat badan
Direndam , diminum / malaria
L
Kulit kayu
Direbus / malaria
L
Rimpang
Campuran ramuan obat
/ sawan pada anak
B
Daun
Direbus / kencing manis
B
Pelepah btg
muda
Daun tua
(kuning)
Diperas, diminum airnya /
pendarahan
Campuran ramuan 44
L
Buah
Santan, minyak atau airnya
/gatal berair, keracunan , paska
bersalin
Digosokkan pada bekas terkena
kutu babi
Daun
Biji
Daun, getah
Daun, akar
Direbus, diminum/malaria dan
mandi/ paska bersalin
Daun
Diremas / luka
Pengetahuan dan Pemanfaatan … J. Tek. Ling. PTL-BPPT. Edisi Khusus 198-2007
L,
B
R
B
B
L
L
L
201
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
202
Asteraceae
Elephantopus scaber
Tutup bumo
Asteraceae
Hyptis capitata
Rumput cirik ba-bi
Asteraceae
Tagetes erectus
Serunai
Bignoniaceae
Oroxylum indicum
Abeung-abeung
Bombacaceae
Durio zibethinus
Rin (durian)
Bromeliaceae
Ananas comosus
Nanas
Caricaceae
Carica papaya
Petik (Pepaya)
Clusiaceae
Calophyllum inophylum
Bunut (nyamplung)
Clusiaceae
Garcinia mangostana
Manggis
Convolvulaceae
Ipomoea aquatica
Un rumpun
Crassulaceae
Kalanchoe laciniata
Sesejuk (sidingin)
Dioscoreaceae
Dioscorea sp
Gadung hitam
Euphorbiaceae
Aleurites moluccana
Kemiri
Euphorbiaceae
Euphorbia hirta
Tingku boh (gendong buah)
Euphorbiaceae
Glochidion molle
Uke keleung (kutu elang)
Euphorbiaceae
Jatropha curcas
Nawah (jarak pagar)
Euphorbiaceae
Jatropha multifida
Yodium
Euphorbiaceae
Phyllanthus niruri
Ba’me tano (Meniran)
Fabaceae
Abrus precatorius
Saga
Daun, akar
Direbus / kencing meran
,diabetes?
L
Daun
Campuran ramuan / gusi
bengkak
L
Daun
Diperas,campur air, kapur sirih,
diminum /sakit perut
L,
B
Pucuk daun
Campuran ramuan obat / masuk
angin
L
Daun
Campuran ramuan obat /
malaria dan kurang sehat badan
B
Daun muda
Campuran ramuan / pendarahan
B
Daun
Daun (campur kunyit) ditumbuk
/ malaria
B
Pucuk daun
Diremas / besihkan mata
L
Kulit kayu
Direbus /sakit maag
B
Daun
campur gula batu
berdarah
L
Daun
Ditumbuk, digosokkan ke badan
/ demam panas
B
daun
Campuran ramuan / batuk pada
anak-anak
L,
B
Daun
Campuran ramuan / patah
tulang
L,B
Getah
Diteteskan / mata merah
L
Daun
Campuran ramuan obat
/ terkena guna-guna (magis)
L
Getah
Campuran ramuan/ diare pada
bayi, muntah darah dan si’kura’
L
Getah
Digosokkan langsung / luka
B
Daun
Direbus,diminum /malaria ,
campur kunyit / batu ginjal
L
Daun
Campur bawang merah yang
diparut, air / batuk
L
Susanti, S. 2006
/ batuk
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
Fabaceae
Cassia alata
Linggang (ketepeng)
Fabaceae
Cassia siamea
Cibrik (johar)
Fabaceae
Derris sp.
Jinu
Fabaceae
Desmodium triflorum
Kasab
Fabaceae
Erythrina sp.
Dadap
Fabaceae
Intsia bijuga
Keranji
Fabaceae
Tamarindus indica
Asam
Lamiaceae
Hyptis suaveolens
Si rukus-rukus
Lauraceae
Cinnamomum burmanii
Kayu manis
Lauraceae
Persea americana
Puket (apokad)
Lecythidaceae
Barringtonia macrocarpa
Puntit blang
Leeaceae
Leea indica
Jerumo manok
Liliaceae
Alium sativa
Bawang putih
Liliaceae
Allium cepa
Bawang merah
Loranthaceae
Benalu
Lythraceae
Lawsonia inermis
Pacar
Magnoliaceae
Jeumpa putih
Magnoliaceae
Michelia champaca
Jeumpa merah
Malvaceae
Gossypium arboreum
Kapas kain
Malvaceae
Hibiscus tiliaceus
Ba’seron (waru)
Daun
Campur kapur sirih, digosokkan
/ kurap, gatal-gatal
L
Daun
Campur kunyit, direbus
/ sakit kuning
L
Akar
Ditumbuk /racun ikan
L,
B
Daun
Campur abu dapur, bawang
merah tunggal dan air, diperas
/ batuk pada anak2 dan dewasa
Campuran ramuan obat /
keracunan
L
Kulit kayu
Ditumbuk, diletakkan pd perut/
si’kura’, malaria
L
Daun
Campuran ramuan 44
L
Daun
Direbus / malaria
L
Kulit kayu
Ditumbuk, campur air
/ sakit kepala
R
Daun
Campuran ramuan obat
/ kencing meran (diabetes?)
B
Buah
Campuran ramuan obat
/ gatal berair (sakit rengas)
L
Pucuk bunga
Campur lada, ditumbuk,
dibungkus dg. daun nawah
/ bisul pada ibu jari
Campuran ramuan obat
/ masuk angin, gusi bengkak,
paska bersalin dll.
Campuran ramuan obat
/demam, masuk angin,
pendarahan
Ditumbuk, untuk mandi
/ kurang sehat . Campuran
ramuan /kena guna-guna
Campuran ramuan/ bersalin
L
Daun
Umbi
Umbi
Daun, btg
atau cabang
Daun
Bunga
L
R
R
L
B
Campuran ramuan bedak / kudis
dan penyakit kulit lainnya
Campuran ramuan bedak / kudis
dan penyakit kulit lain
B
Daun
Campuran ramuan obat
/ batuk pada bayi
B
Pucuk daun
Campur air,diperas
/panas dalam / tek. darah tinggi
L
bunga
Pengetahuan dan Pemanfaatan … J. Tek. Ling. PTL-BPPT. Edisi Khusus 198-2007
B
203
64
65
66
67
68a
68b
68c
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
204
Malvaceae
Sida rhombifolia
Ba’ jrun
Melastomataceae
Melastoma affine
Un bee
Meliaceae
Azadirachta indica
Buing
Meliaceae
Sandoricum koetjape
Setui (sentul)
Musaceae
Musa paradisiaca
Pisang abe
Musaceae
Musa paradisiaca
Pisang emas
Musaceae
Musa paradisiaca
Pisang raja
Myristicaceae
Myristica fragrans
Pala
Myrtaceae
Eugenia aromatica
Cengkeh
Myrtaceae
Psidium guajava
Gelimah (jambu klutuk)
Myrtaceae
Syzygium cumini
Jambe kling (jamblang)
Daun
Digiling, campur beras, ditaruh
di perut sebagai bedak
L
Daun
Langsung kunyah atau direbus
/ diare, disentri
L
Kulit, daun
Direbus /diabetes , malaria
L
Kulit kayu
Campuran ramuan 44
L,B
Buah muda
Dikerok, diperas, diambil airnya,
tambah garam /sakit maag
B
Kulit buah
Kulit bgn dalam dioleskan ke
kulit
/ bekas cacar
Campuran ramuan /
pendarahan
B
Buah
(biji)
Diparut, ditempelkan /sakit
kepala
R
Bunga
Campuran ramuan obat
/ paska bersalin
B
Daun
Diremas atau direbus / diare
B
Daun
L
Nyctagynaceae
Mirabilis jalapa
Ba’ jret
Orchidaceae
Anoectochilus setaceus
Gerangsang rimaung
Oxalidaceae
Averrhoa belimbi
Belimbing sunti (b. wuluh)
Oxalidaceae
Averrhoa carambola
Belimbing sago
Pandanaceae
Pandanus sp.
Sekai (pandan duri)
Piperaceae
Piper betle
Sirih selasih
Piperaceae
Piper nigrum
Lada
Piperaceae
Piper sp.
Culut
Biji
Campur kedondong pgr, kulit
waru, kulit setui, daun sekai,
daun pinang, dijemur,
direbus,diminum (mandi)/ paska
bersalin, dsbt obat 44 macam
Ditumbuk sebagai bedak / panu
Daun,
batang
Dicincang,direbus sebagai sayur
sop / tambah darah
L
Bunga
Dg. ujung rambut ibu di
gosokkan kegigi bayi /sakit
gomen dan panas
Dimakan sebagai obat
/ tekanan darah tinggi
B
Daun
Campuran ramuan 44
L
Daun
Diremas, disaring / bersihkan
mata
B
Buah
Ditumbuk, ditempelkan / sakit
kepala
R
Daun,
akar,
batang
Diperas, campur sedikit air,
diminum / batuk senak (asma)
L
Buah
buah
Susanti, S. 2006
B
B
B
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
Poaceae
Buluh
Poaceae
Andropogon nardus
Ba’re (sereh)
Poaceae
Imperata cylindrica
Lalang (alang-alang)
Poaceae
Paspalum conjugatum
Benaleung tamboh
Poaceae
Zea mays
Jagung
Polypodiaceae
Diplazium esculentum
Paku makan (pakis)
Punicaceae
Punica granatum
Delima bruek (delima)
Ranunculaceae
Nigella sativa
Jirai hitam
Rasaceae
Rosa chinensis
Mawar
Rhamnaceae
Colubrina asiatica
Peria pasih (peria laut)
Rubiaceae
Anthocephalus morindaefolius
Medang
Rubiaceae
Gardenia jasminoides
Melur
Rubiaceae
Morinda citrifolia
Boh kemude (mengkudu)
Rubiaceae
Uncaria gambir
Gambir
Rutaceae
Citrus aurantifolia
Kuyun padi (jeruk nipis)
Rutaceae
Citrus aurantium
Boh menthe
Rutaceae
Citrus hystrix
Boh kruet (jeruk purut)
Rutaceae
Citrus sp.
Boh makin
Rutaceae
Clausena harmandiana
Rabun
Salicaceae
Salix tetrasperma
Pucuk
Akar,
batang
Bunga tua
Campuran ramuan obat
/ kencing meran
Campuran ramuan / malaria,
masuk angin
L
B
Dibakar sebagai abu, campur
minyak kelapa (kelapa hijau)
/kudis
Campuran ramuan / kencing
‘meran’(tdk lancar)
L
Tongkol
Campuran ramuan obat / gatal
B
Daun
Campuran ramuan obat
/ batuk pada bayi
L
Buah muda
Ditumbuk, campur air, diminum /
diare
B
Biji
Campuran ramuan obat / paska
bersalin, sawan dll
R
Bunga
Campur air / badan panas, dan
campuran membuat bedak
B
Daun
Diperas, campur air, mandi
/gabag, cacar air
L,B
Kulit kayu
Campuran ramuan / sakit barah
pada perut (tumor?)
L
Daun
campur inggu (sejenis damar),
air lalu diminum / badan panas
B
Buah
Campuran ramuan obat
/ kurang sehat badan
L
Getah
Campuran ramuan obat /
muntaber
R
Daun, buah
Campuran ramuan obat /
malaria, masa kehamilan,
sawan
Diperas, ambil airnya, campuran
ramuan / malaria
B
Dibelah 2, bgn tengah diolesi
kapur sirih, dipanggang,
digosokkan/kurap besi . Air
buahnya/barah,usus buntu
Campuran ramuan obat
B
Akar
Buah
Buah
Daun
L
B
B
Buah
Campuran ramuan obat /
muntaber
L
Daun
Ditumbuk, tambahkan air /
malaria, campuran ramuan
L
Pengetahuan dan Pemanfaatan … J. Tek. Ling. PTL-BPPT. Edisi Khusus 198-2007
205
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
Sajaloh
Sapindaceae
Erioglosum sp.
Kelayu
Sapotaceae
Achras zapota
Sawo
Solanaceae
Solanum torvum
Trung cawing
Verbenaceae
Callicarpa longifolia
Dama beso
Verbenaceae
Stachytarpeta jamaecensis
Ekor anjing
Verbenaceae
Vitex sp.
Mane
(Laban)
Verbenaceae
Vitex trifolia
Grupeung
Zingiberaceae
Curcuma longa
Kunyit
Zingiberaceae
Curcuma xanthorrhiza
Kunyit ketumbu (temulawak)
Zingiberaceae
Etlingera elatior
Un kala
Zingiberaceae
Kaempferia galanga
Cekuk
(kencur)
Zingiberaceae
Zingiber officinale
Halia
(jahe)
Panci-panci
Daun
paska bersalin
Campuran ramuan obat /
muntaber
L
Bh muda
Ditumbuk, diperas / diare
B
Akar, daun
Ditumbuk, tambahkan air,
diminum
/ batuk yang sudah lama
Campuran ramuan/ gusi
bengkak, malaria
L,
B
Daun
Campur kapur sirih / luka
bengkak setelah jatuh
L
Daun muda
Campur jirai hitam dan jirai
putih, digiling, ditempelkan /
patah tulang
Campuran ramuan obat /
sawan (ayan)
L
Rimpang
Campuran ramuan
/ sakit kuning , gatal berair
B
Rimpang
Diambil sarinya / malaria,
campur madu, telur / tambah
darah paska bersalin
Campuran ramuan obat / masa
kehamilan
B
Rimpang
Campuran untuk membuat
bedak
B
Rimpang
Direbus / masuk angin, badan
kurang sehat
B
Daun
Campuran ramuan / gusi
bengkak
L
Akar, batang,daun
Daun
Daun
L
L
L
Keterangan : L = Tumbuh secara liar (belum dibudidayakan penduduk)
B = Sudah dibudidayakan
R = Umumnya sebagai tumbuhan rempah
Raok (Sumatera Barat). Hal: 132-138.
Dalam:
Prosiding
Seminar
Nasional
Etnobotani III. 5-6 Mei 1998, Denpasar, Bali,
Puslit. Biologi-LIPI, Univ. Udayana & Univ.
Mahasaraswati.
DAFTAR PUSTAKA
1. Alwisol, 1989. Pandangan Masyarakat Aceh
Mengenai
Kesehatan.
Penelitian
di
Kecamatan Seulimeun, Aceh Baru. Dalam:
Sianipar, Alwisol, M. Yusuf. Dukun, Mantra,
Dan Kepercayaan Masyarakat. Hal. 139 –
198.
2.
3.
206
Anonim, 2003. Indonesian Biodiversity
Strategy and Action Plan. National
Document. National Development Planning
Agency (Bappenas) 2003. 140 hal.
Ardan, A.S. 1998. Penggunaan Tumbuhan
Obat Oleh Masyarakat Desa Kubang Nan
4.
Brun,V. & T. Schumacher. 1987. Traditional
Herbal Medicine in Northern Thailand.
University of California Press. London.
5. Djumidi dkk. 1999. Inventaris Tanaman Obat
Indonesia. V. Badan Litbang Kesehatan.
Dep.Kes. R.I.
6.
Farnsworth, N.R. 1988. Screening Plants
For New Medicines. In: Wilson & Peter
Susanti, S. 2006
(Eds.). Biodiversity. National Academy
Press. Washington D.C. p: 83 – 97.
7.
Hasan, C.M. & M.A. Rashid. 2001.
Chemistry And Biological Studies on Some
Medicinal Plants of Bangladesh. In: Kosela
dkk. (Eds.). Proc. Int. Seminar on Natural
Products Chemistry and utilization of Natural
Resources. p: 34 – 55.
8.
Hutapea, J.R. 1993. Inventaris Tanaman
Obat
Indonesia.
II.
Badan
Litbang
Kesehatan. Dep.Kes. R.I.
9.
Hutapea, J.R. & Soerahso. 1994. Inventaris
Tanaman Obat Indonesia. III. Badan Litbang
Kesehatan. Dep.Kes. R.I.
10. Mogea,
J.P.,
D.
Gandawidjaja,
H.
Wiriadinata, R.E. Nasution & Irawati. 2001.
Tumbuhan Langka Indonesia. Puslit. Biologi
– LIPI.
11. Puteh,A. 2001. Strategi dan Kebijakan
Pengembangan Wilayah dan Perkotaan Di
Provinsi
Nangroe
Aceh
Darussalam.
Lokakarya
Terbatas
Pengembangan
Wilayah dan Perkotaan Propinsi Nangroe
Aceh Darussalam. 25 Nopember 2001.
12. Sulaiman,N.; R.Sufi & T.A. Jalil. 1992. Aceh,
Manusia, Masyarakat, Adat Dan Budaya.
Edisi I. Pusat Dokumentasi & Informasi
Aceh. Banda Aceh.
13. Susiarti, S. 2001. Kajian Pemanfaatan
Tumbuhan Obat Dan Racun Di Sekitar
Kawasan Cagar Alam Lembah Harau,
Sumatera Barat. Hal: 48-57. Dalam:
Prosiding Seminar Sehari Hasil – Hasil
Penelitian Bidang Ilmu Hayat. Pusat Studi
Ilmu Hayati IPB.
14. Syamsuhidayat, S.S. & J.R. Hutapea. 1991.
Inventaris Tanaman Obat Indonesia. I.
Badan Litbang Kesehatan. Dep.Kes. R.I.
Pengetahuan dan Pemanfaatan … J. Tek. Ling. PTL-BPPT. Edisi Khusus 198-2007
207
Download