IDEOLOGI A. Makna ideologi Ideologi berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata “idea” dan “logos”. Idea berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, dan cita-cita, sedangkan logos berarti ilmu. Istilah ideologi sendiri pertama kali dilontarkan oleh Antonie Destutt de Tracy (17541836), ketika bergejolaknya Revolusi Prancis untuk mendefinisikan sains tentang ide. Dalam pengertian sehari-hari “idea” disamakan artinya dengan gagasan dan atau cita-cita. Cita-cita yang dimaksudkan adalah cita-cita yang bersifat tetap yang cenderung mendorong orang untuk mencapainya, sehingga cita-cita itu sekaligus menjaddi merupakan dasar, pandangan atau paham, dari seseorang untuk melakukan perbuatan. Jika suatu negara memiliki suatu gagasan yang hendak diwujudkan atau suatu cita-cita yang ingin dicapai maka pada dasarnya Negara tersebut memiliki ideologi. Beberapa tokoh juga memberikan pengertian tentang ideologi, yaitu sebagai berikut: a. Karl Marx (Winarno,2012:6). Menurutnya Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat. b. A.S. Homby (Damayanti,2011:8). Menurutnya, ideologi adalah seperangkat gagasan yang membentuk landasan teori ekonomi dan politik yang dipegang oleh seseorang atau sekelompok orang. c. Ma’mur (Afandi,2012:81) ideologi dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang ide-ide (the science of ideas) atau ajaran ttenatng pengertian dasar. Sedangkan d. Darmodiharjo (Afandi dkk,2012:82). Menurutnya ideologi juga dapat diartikan suatu gagasan yang berdasarkan ide tertentu. e. Mubyarto (Afandi,2012:82) mendefinisikan bahwa ideologi sejumlah doktrin, kepercayaan, dan symbol symbol masyarakat atau suatu bangsa yang menjadi pegangan atau pedoman kerja untuk mencapai tujuan masyarakat atau bangsa itu. f. Osman dan Alfian (Afandi,2012:82) memaknai bahwa ideologi berintikan serangkai nilai (norma) atau sistem nilai dasar yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang dimiliki dan dipegang oleh suatu masyarakat atau bangsa sebagai wawasan atau pandangan hidup mereka. Melalui sistem nilai dasar ini mereka mengetahui bagaimana cara yang paling baik dalam bersikap dan bertingkah laku untuk mempertahankan dan membangun kehidupan duniawi bersama dengan berbagai dimensinya. g. Paspowardojo (Afandi,2012:83) mengemukakan bahwa ideologi dipahami sebagai keseluruhan pandangan, cita-cita, nilai dan keyakinan yang ingin diwujudkan secara konkrit dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. h. Ramlan Surbakti (winarno,2012:3) menyatakan ideologi adalah suatu pandangan atau suatu sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam tentang tujuan yang hendak dicapai oleh suatu masyarakat dan mengenai cara-cara yang dianggap baik untuk mencapai tujuannnya. Menurutnya ideologi dalam suatu masyarakat memiliki dua fungsi. Yang pertama,sebagai tujuan atau citacita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu masyarakat. Yang kedua,sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur penyelesaian konflik yang terjadi di masyarakat. B. Macam-macam ideologi di dunia 1. Pancasila Pancasila dinyatakan sebagai ideologi Negara Republik Indonesia dengan tujuan bahwa segala sesuatu dalam bidang pemerintahan ataupun yang berhubungan dengan hidup kenegaraan harus dilandasi dalam titik tolaknya, dibatasi dalam gerak pelaksanaannya, dan diarahkan dalam mencapai tujuannya dengan pancasila menurut Bakry (Afandi,2012:83). Sebagai ideologi, pancasila berisi seperangkat nilai, gagasan, ide, atau pemikiran dasar yang dianggap baik oleh bangsa Indonesia. Pancasila berasal dari bahasa sansekerta yaitu panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Proses perumusan pancasila diawali dengan pembentukan BPUPKI. Sidang pertama pada tanggal 1 Juni 1945 muncul beberapa ide pokok tentang dasar Negara yang dikemukan oleh Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945), Prof. Dr. Soepomo (31 Mei1945) dan Ir. Soekarno (1 Juni1945). Selain mengemukakan lima asas sebagi dasar negara, Ir. Soekarno juga mengusulkan agar dasar negara tersebut diberi nama “Pancasila”. Menurut pranaka (Winarno,2012:8) pancasila sebelum diangkat sebagai dasar negara, merupakan ideologi kebangsaan yang tumbuh dalam sejarah pergerakan di Indonesia. Setelah pancasila ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 maka ia meningkat statusnya menjadi dasar negara. Dengan ditetapkan pancasila sebagai dasar negara itu maka pancasila merupakan ideologi nasional dan sumber hukum nasional. Ideologi pancasila bagi mayarakat Indonesia memiliki fungsi sebagai berikut : a. Nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila itu dijadikan tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai masyarakat Indonesia. b. Nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila dijadikan sarana pemersatu bangsa. Oleh karena itu, diterima sebagai nilai bersama. Sebagai suatu ideologi, pancasila memiliki beberapa dimensi yang menjadikan pancasila menjadi sebuah ideologi yang bermutu tinggi. Ketiga dimensi tersebut antara lain; a. Dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pancasila yang bersifat sistematis dan rasional, yaitu hakikat nilai yang terkandung dalam ima sila pancasila. b. Dimensi normatif, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma, sebagaimana yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945. c. Dimensi realistis, pancasila harus dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bersifat realistis, artinya mampu dijabarkan dalam kehidupan nyata serta dalam berbagai bidang. Menurut Husodo (Afandi,2012:85) keberhasilan pancasila sebagai suatu ideologi, akan diukur dari terwujudnya kemajuan yang pesat, kesejahteraan yang tinggi, dan persatuan yang mantap dari seluruh rakyat Indonesia. Tokoh-tokoh ideologi pancasila a. Mr. Muhammad Yamin b. Prof. Dr. Soepomo c. Ir. Soekarno Negara penganut ideologi pancasila Indonesia merupakan satu-satunya negara yang menganut ideologi pancasila. karena dalam pancasila telah tertuang cita-cita, ide, serta gagasan yang ingin dcapai oleh bangsa Indonesia. 2. Liberalisme Liberalisme berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “liberalis” yang berarti bebas, merdeka, tak terikat dan tak tergantung. Lahirnya liberalisme untuk pertama kalinya dikobarkan oleh kaum Borjuis, Prancis pada abad ke-18 sebagai reaksi protes terhada kepincangan yang telah berakar lama di Prancis. Sebagai akibat warisan sejarah masa lampau di Prancis yang memisahkan dan membedakan hak dan kewajiban antar golongan. Ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi Liberalisme yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik (life, liberty and property). Ideologi ini mementingkan kebebasan perseorangan. Dalam ajaran liberalisme manusia pada hakikatnya adalah mahluk individu yang bebas, pribadi yang utuh dan lengkap serta terlepas dari manusia lainnya sehingga keberadaan individu lebih penting dari masyarakat. Lebih lanjut, Schapiro (Damayanti,,2011:24) menjelaskan serangkaian prinsip dari Liberalisme, yaitu: 1. Keyakinan mengenai pentingnya kemerdekaan untuk mencapai setiap tujuan yang diharapkan. 2. Semua manusia memiliki hak-hak yang sama di depan hukum yang dimaksudkan bagi kemerdekaan sipil. 3. Tujuan utama dari setiap pemerintahan adalah mempertahankan kebebasan, persamaan, dan keaman dari semua warga Negara. 4. Adanya kebebasan berpikir dan berekspresi. 5. Liberalisme yakin akan adanya kebenaran yang obyektif, bisa ditemukan melalui kegiatan berpikir menurut metode riset, eksperimen, dan verifikasi 6. Agama merupakan hal yang harus ditoleransi. 7. Liberalisme berpandangan dinamis mengenai dunia. 8. Kaum liberal adalah mereka yang idealis (hendak mencapai tujuan) melalui praktek-praktek yang dipertimbangkan. Ciri-ciri Ideologi Liberalisme sebagai berikut : 1. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik. 2. Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara 3. Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk diri sendiri. 4. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. Oleh karena itu pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah. 5. Suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar individu berbahagia, kalau masyarakat secara keseluruhan berbahagia, kebahagiaan sebagian besar individu belum tentu maksimal. Keunggulan / kelebihan ideologi liberalisme : 1. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarkat dalam mengatur kegiatan ekonomi. Masyarakat tidak perlu menunggu komando dari pemerintah. 2. Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber daya produksi. Hal ini mendorong partisipasi masyarakat dalam perekonomian. 3. Timbul persaingan untuk maju karena kegiatan ekonomi sepenuhnya diserahkan kepada masyarakat. 4. Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena barang yang kurang bermutu tidak akan laku di pasar. 5. Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif mencari keuntungan 6. Kontrol sosial dalam sistem pers liberal berlaku secara bebas. Berita-berita ataupun ulasan yang dibuat dalam media massa dapat mengandung kritikkritik tajam, baik ditujukan kepada perseorangan lembaga atau pemerintah. 7. Masyarakat dapat memilih partai politik tanpa ada gangguan dari siapapun. Kelemahan ideologi liberalisme : 1. Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Karena persaingan bersifat bebas, pendapatan jatuh kepada pemilik modal atau majikan. Sedangkan golongan pekerja hanya menerima sebagian kecil dari pendapatan. 2. Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja, sehingga yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. 3. Sering muncul monopoli yang merugikan masyarakat. 4. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan alokasi budaya oleh individu yang sering terjadi 5. Karena penyelenggaran pers dilakukan oleh pihak swasta, pemerintah sulit untuk mengadakan dan memberikan kontrol. Sehingga pers sebagai media komunikasi dan media masa sangat efektif menciptakan image dimasyarakat sesuai misi kepentingan mereka. Tokoh-tokoh ideologi Liberalisme. a. John Locke (1632 – 1704) b. Adam Simth (1723-1790) Negara yang menganut ideologi liberalisme a. Benua Amerika yang menganut ideologi liberalisme Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay dan Venezuela. b. Benua eropa: Albania, Armenia, Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Cyprus, Republik Cekoslovakia, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria, Islandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Macedonia, Moldova, Netherlands, Norwegia, Polandia, Portugal, Romania, Rusia, Serbia Montenegro, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Switzerland, Ukraina dan United Kingdom Belarusia, Bosnia-Herzegovina, Kepulauan Faroe, Georgia, Irlandia dan San Morino. c. Benua Asia: India, Iran, Israel, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand, Turki Myanmar, Kamboja, Hong Kong, Malaysia dan Singapura. d. Benua Afrika: Mesir, Senegal dan Afrika Selatan, Aljazair, Angola, Benin, Burkina Faso, Mantol Verde, Côte D'Ivoire, Equatorial Guinea, Gambia, Ghana, Kenya, Malawi, Maroko, Mozambik, Seychelles, Tanzania, Tunisia, Zambia dan Zimbabwe. Sekarang ini, kurang lebih liberalisme juga danut oleh negara Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico dan Suriname. 3. Komunisme Komunisme merupakan sebuah ideologi dunia yang muncul sebagai reaksi dari kapitalisme. Komunisme adalah paham yang mendahulukan individu pemilik dan mengesampingkan kaum buruh. Paham komunis juga menyatakan semua hal dan sesuatu yang ada di suatu negara dikuasai secara mutlak oleh negara tersebut. Penganut paham ini berasal dari Manifest der Kommunistischen yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engles, sebuah manifesto politik yang pertama kali diterbitkan pada 21 Febuari 1848. Karl Marx (Simamora,1986:114) berpendapat bahwa negara adalah alat yang berkausa,berjouis, dan digunakan untuk menekan, bila perlu dengan kekerasan,setiap usaha yang dilakukan kaum proleter untuk memperbaiki diri sendiri. Selama Negara berjuis menjadi kelas yang berkuasa, pemerintah akan menjadi alatnya dan tidak akan bersedia mendengarkan kebutuhan kelas lainnya. Dengan kata lain pemerintah dalam suatu Negara sebagai golongan yang berkuasa digunakan untuk menindas golongan yang lainnya yanglebih rendah. Salah satu doktrin komunis adalah the permanent atau continous revolution (revolusi terus-menerus). Kounisme memang memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat komunis tanpa kelas, semua orang sama. Namun, untuk menuju ke sana, ada fase diktator proletariat yaitu membersihkan kelas-kelas lawan komunisme, khususnya tuan-tuan tanah dan kapitalis. Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Ideologi komunisme menurut Darmodharjo (Afandi,2012:86) memiliki beberapa ciri khusus, seperti: a. Ateisme, artinya penganut ini tidak percaya adanya Tuhan dalam arti bahwa kehidupan manusia berdasarkan atas evolusi. Kehidupan ini dibentuk oleh hukum-hukum kehidupan tertentu. Agama dianggap sebagai penghalang kemajuan. Agama memelihara kekolotan . bahkan penganut ideologi ini diajurkan untuk bersikap anti agama. b. Dogmatisme, tidak mempercayai pikiran orang lain, artinya ajaran-ajaran yang baku berdasarkan atas pikiran Marx-Engel harus diterima begitu saja. c. Otoritas, pelaksanaan politik berdasarkan kekerasan. d. Pengkhianatan terhadap HAM, artinya tidak mengakui adanya hak-hak asasi manusia. e. Dictator, kekuasaan pemerintah dipegang oleh partai komunis, dan golongan lain dilenyapkan. f. Interprestasi ekonomi, sistem ekonomi diatur secara sentralistik, artinya pengaturan dan penguasaan ekonomi dipegang oleh pusat. Gelombang komunisme sekarang ini, tidak bisa dilepaskan dari kehadiran partai Bolshevik di Rusia. Gerakan-gerakan komunisme yang tumbuh sampai sekarang ini bisa dikatakan merupakan perkembangan dari partai Bolshenvik yang didirikan oleh lenin. Ideologi komunis ini memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan. a. Keunggulan ideologi Komunis : 1. Karena pereknomian sepenuhnya dipegang pleh pemerintah, maka pemrintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan masalah ekonomi lainnya. 2. Pemerintah menentukan jenis kegiatan produksi sesuai dengan perencanaan sehingga pasar barang dalam negri berjalan dengan lancar. 3. Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan. 4. Jarang terjadi krisis ekonomi karena kegiatan ekonomi direncanakan oleh pemerintah. b. Kelemahan ideologi Komunis : 1. Pers dijadikan alat propaganda oleh pemerintah untuk menyebarkan nilai – nilai komunis. 2. Mematikan inisiatif individu untuk maju, sebab segala kegiatan diatur oleh pusat. 3. Sering terjadi monopoli yang merugikan masyarakat 4. Masyarakat tidak memiliki kebebasan dalam memiliki sumber daya. Tokoh-tokoh ideologi komunisme a. Karl Marx (1818-1883) b. Frederich Engels (1820-1895) Negara penganut ideologi komunisme Negara yang masih menganut ideologi komunisme adalah Tiongkok, Vietnam, Korea utara, Kuba, dan Laos. 4. Fasisme Fasisme adalah sebuah gerakan politik penindasan, nama fasisme berasal dari kata latin ‘fasces’ artinya kumpulan tangkai yang diikatkan kepada sebuah kapak, yang melambangkan pemerintahan di romawi kuno. Fasisme merupakan produk ideologiideologi yang ingin melawan kaidah-kaidah moralitas yang diturunkan kepada umat manusia melalui agama, dan menggantikannya dengan budaya pagan yang rasis, haus darah dan kejam. Fasisme sesungguhnya merupakan ideologi yang di bangun menurut hukum rimba, fasisme juga bertujuan membuat individu dan masyarakat berfikir dan bertindak seragam, untuk mencapai tujuan ini fasisme menggunakan kekuatan dan kekerasan bersama semua metode propaganda bahkan melakukan genocide (pemusnahan secara teratur terhadap suatu golongan atau bangsa). Ideologi Fasisme merupakan sebuah paham politik yang menjunjung kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Ada pula yang mengartikan bahwa ideologi Fasisme adalah suatu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah bangsa lain. Pondasi fasisme dibangun oleh sejumlah pemikir Eropa berdasarkan budaya pagan tersebut pada abad ke-19, dan dipraktikkan pada abad ke-20 oleh negaranegara seperti Italia dan Jerman. Menurut Darmodiharjo (Afandi,2012:88) Fasisme yang berkembang di Jerman menjadi Nazziesme, memiliki beberapa ciri,antara lain : a. Rasialisme, pengikut ideologi ini tidak bebas berpikir terhadap ideologi itu sendiri. Semua orang harus tunduk pada pikiran yang telah diletakkan oleh ideologi. Dogma yang telah diletakkan oleh pelaksana ideologi harus diikuti dengan patuh tanpa adanya kritik. b. Dictator, ajaran ini menganggap bahwa kritik adalah suatu kejahatan. Perlawanan terhadap ajaran dan kekuasaan pemerintah dimusnahkan dengan cara kekerasan. c. Imperialisme, adalah politik untuk menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang dibentuk sebagai imperiumnya (hak memerintah).atas dasar tersebut, mereka melakukan penguasaan atas bangsa lain. Akibatnya iimperialisme adala suatu akibat logis dari paham yang realistis itu. Menurut Ebenstein (Winarno,2012:15), unsur-unsur pokok fasisme terdiri dari tujuh unsur: 1. Ketidak percayaan pada kemampuan nalar. Bagi fasisme, keyakinan yang bersifat fanatik dan dogmatic adalah sesuatu yang sudah pasti benar dan tidak boleh lagi didiskusikan. 2. Pengingkaran derajat kemanusiaan. Bagi fasisme manusia tidaklah sama, justru pertidaksamaanlah yang mendorong munculnya idealisme mereka. Bagi fasisme, derajat pria melampaui wanita, militer melampaui sipil, anggota partai melampaui bukan anggota partai, bangsa yang satu melampaui bangsa yang lain dan yang kuat harus melampaui yang lemah. 3. Kode prilaku yang didasarkan pada kekerasan dan kebohongan. 4. 5. 6. 7. Dalam pandangan fasisme, negara adalah satu sehingga tidak dikenal istilah “oposan”. Jika ada yang bertentangan dengan kehendak negara, maka mereka adalah musuh yang harus dimusnahkan. Setiap orang akan dipaksa dengan jalan apapun untuk mengakui kebenaran pemerintah. Pemerintahan oleh kelompok elit. Dalam prinsip fasis, pemerintahan harus dipimpin oleh segelintir elit yang lebih tahu keinginan seluruh anggota masyarakat. Jika ada pertentangan pendapat, maka yang berlaku adalah keinginan si-elit. Totaliterisme. Untuk mencapai tujuannya, fasisme bersifat total dalam meminggirkan sesuatu yang dianggap “kaum pinggiran”. Hal inilah yang dialami kaum wanita, dimana mereka hanya ditempatkan pada wilayah 3 K yaitu: kinder (anak-anak), kuche (dapur) dan kirche (gereja). Bagi anggota masyarakat, kaum fasis menerapkan pola pengawasan yang sangat ketat. Sedangkan bagi kaum penentang, maka totaliterisme dimunculkan dengan aksi kekerasan seperti pembunuhan dan penganiayaan. Rasialisme dan imperialisme. Menurut doktrin fasis, dalam suatu negara kaum elit lebih unggul dari dukungan massa dan karenanya dapat memaksakan kekerasan kepada rakyatnya. Dalam pergaulan antar negara maka mereka melihat bahwa bangsa elit, yaitu mereka lebih berhak memerintah atas bangsa lainnya. Fasisme juga merambah jalur keabsahan secara rasialis, bahwa ras mereka lebih unggul dari pada lainnya, sehingga yang lain harus tunduk atau dikuasai. Dengan demikian hal ini memunculkan semangat imperialisme. Fasisime memiliki unsur menentang hukum dan ketertiban internasional. Konsensus internasional adalah menciptakan pola hubungan antar negara yang sejajar dan cinta damai. Sedangkan fasis dengan jelas menolak adanya persamaan tersebut. Dengan demikian fasisme mengangkat perang sebagai derajat tertinggi bagi peradaban manusia. Sehingga dengan kata lain bertindak menentang hukum dan ketertiban internasional. Negara yang menganut ideologi fasisme memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan. a. Keunggulan Ideologi Fasisme 1. Memiliki rasa kesatuan nasional. 2. Memiliki tingkat pengawasan dan kedisiplinan yang tinggi. 3. Dapat mengambil keputusan pemerintahan yang cepat 4. Pemerintahan dipegang oleh orang yang ahli b. kelemahan dari ideologi fasisme 1. Rakyat berhadapan dengan tekanan dan kekerasan. 2. Rakyat diperintah dengan cara-cara yang mmebuat mereka takut dan dengan demikian membuat mereka patuh. 3. Kekuasaan Negara hanya dipegang oleh partai yang berkuasa. 4. Sistem pemerintahan otoriter. Tokoh-tokoh ideologi fasisme a. Plato (Farhini,2012) menganggap manusia sebagai suatu spesies hewan, dan menganjurkan agar mereka “dikembangkan” melalui “perkawinan paksa”. b. Charles Darwin (Farhini,2012) Meng-klaim bahwa makhluk hidup berevolusi dari makhluk hidup lainnya sebagai hasil dari peristiwa kebetulan, merupakan produk filsafat pagan. Unsur penting kedua dari teori Darwinisme, “perjuangan untuk bertahan hidup”, juga merupakan kepercayaan pagan. Para filsuf Yunani-lah yang pertama kali mengemukakan adanya peperangan di antara makhluk hidup untuk bertahan hidup di alam. Negara penganut ideologi Fasisme Italia merupakan negara pertama yang menjadi Fasis (1922) menyusul jerman tahun 1933 dan kemudian Spanyol melalui perang saudara yang pecah tahun 1936. Pada abad ke-20, fasisme muncul di Italia dalam bentuk Benito Mussolini. 5. Nasionalisme Nasionalisme adalah suatu ideologi yang meletakkan bangsa di pusat masalahnya dan berupaya meninggikan derajat bangsa. Dalam Wikipedia (2013) mengartikan bahwa Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia. Menurut Marsa (2011), nasionalisme merupakan suatu gerakan ideologi untuk mencapai dan mempertahankan otonomi, kesatuan, dan identitas bagi suatu populasi yang anggotanya bertekad untuk membentuk suatu bangsa yang berpotensi. Sasaran umum nasionalisme yaitu otonomi nasional, kesatuan nasional, dan identitas nasional. Doktrin nasionalisme dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dunia di bagi menjadi bangsa-bangsa, masing-masing dengan karakter, sejarah, dan takdir tersendiri. Bangsa adalah satu-satunya sumber kekuasaan politik. Kesetiaan kepada bangsa mengalahkan semua kesetiaan lain. Agar menjadi bebas, setiap individu harus menjadi bagian dari suatu bangsa. Setiap bangsa menuntut ekspresi diri dan otonom seutuhnya. Perdamaian dan keadilan global menuntut adanya suatu dunia yang terdiri dari bangsa-bangsa otonom. Wikipedia (2013) menjelaskan tentang bentuk-bentuk dari nasionalisme, yaitu: a. Nasionalisme kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak rakyat"; "perwakilan politik". b. Nasionalisme etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat. c. Nasionalisme romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik secara semulajadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme. Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik; kisah tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik. d. Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan sebagainya. e. Nasionalisme kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Secara sistematis, bilamana nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang berkonflik kepada kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah. f. Nasionalisme agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan. Mulanya sejumlah nasionalisme menjadi sebab akibat lahirnya dua perang dunia. Tapi, dari perang itulah memicu lahirnya berbagai nasionalisme baru. Maka dapat dikatakan bahwa nasionalisme mempunyai kapasitas untuk berkembang di setiap benua dan di bawah rezim apapun. Oleh karena itu, selama masih ada bangsa dengan sejarah dan karakteristiknya, maka selama itu pula nasionalisme tetap ada. Begitu juga dengan identitas nasional yang akan menjadi salah satu landasan dasar bagi tatanan dunia kontemporer. 6. Sosialisme Sosialisme secara etimologi berasal dari bahasa Perancis yaitu sosial yang berarti kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar tahun 1830. Sosialisme adalah paham yang menghendaki segala sesuatu harus diatur bersama dan hasilnya dinikmati bersama-sama. Dengan kata lain sosialisme adalah paham yang menghendaki kemakmuran bersama. Menurut W. Surya Indra (Winarno,2012:22) sosialisme adalah ajaran kemasyarakatan (pandangan hidup) tertentu yang berhasrat menguasai sarana-sarana produksi serta pembagian hasil produksi secara merata. Umumnya sebutan itu dikenakan bagi aliran yang masing-masing hendak mewujudkan masyarakat yang berdasarkan hak milik bersama terhadap alat-alat produksi, dengan maksud agar produksi tidak lagi diselenggarakan oleh orang-orang atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya memperoleh laba tetapi sematamata untuk melayani kebutuhan masyarakat. Dalam arti tersebut menurut Mudhofir (Winarno,2012:23) ada empat macam aliran yang dinamakan sosialisme: 1. sosial demokrat, 2. komunisme, 3. anarkhisme, 4. sinkalisme Sosialisme ini muncul kira-kira pada awal abad 19, tetapi gerakan ini belum berarti dalam lapangan politik. Baru sejak pertengahan abad 19 yaitu sejak terbit bukunya Marx, Manifes Komunis (1848), sosialisme itu seakan-akan sebagai faktor yang sangat menentukan jalannya sejarah umat manusia.Paham sosialis berkeyakinan bahwa perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Paham sosialis juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh secara bertahap. Kesengsaraan kaum buruh akibat penindasan kaum kapitalis menimbulkan pemikiran para cendekiawan untuk mengusahakan perbaikan nasib. Selain itu sosialisme merupakan suatu paham yang menjadikan kebersamaan sebagai tujuan hidup manusia dan mengutamakan segala aspek kehidupan bersama manusia. Kepentingan bersama dan kepentingan individu harus dikesampingkan. Negara harus selalu campur tangan dalam segala kehidupan, demi tercapainya tujuan negara. Sosialisme sebagai ideologi politik adalah suatu keyakinan dan kepercayaan yang dianggap benar oleh para pengikutnya mengenai tatanan politik yang mencitacitakan terwujutnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi, dan tanpa kekerasan.Sosialisme sebagai ideologi politik timbul dari keadaan yang kritis di bidang sosial, ekonomi dan politik akibat revousi industri. Adanya kemiskinan, kemelaratan, kebodohan kaum buruh, maka sosialisme berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan secara merata. Menurut Michael Newmann (Simamora,1986:120) Sosialisme adalah ideologi yang di tandai oleh: 1. Komitmennya untuk menciptakan masyarakat yang egalitarian (sama). 2. Seperangkat kepercayaan bahwa orang biasa membangun sistem egalitarian alternative yang didasarka pada nilai-nilai solidaritas dan kerjasama. 3. Pandangan yang optimistic yang memandang manusia dan kemampuannya dapat bekerja sama antara satu dengan yang lainnya. Dan 4. Keyakinan bahwa adalah mungkin untuk membuat perubahan secara nayata di dunia ini melalui agen-agen yang terdiri atas mereka-mereka yang sadar. Sosialisme sama seperti Kapitalisme, memiliki “pecahan”. Sosialisme sendiri adalah konsep induk dari ideologi – ideologi yang muncul kemudian, dimana satu sama lain kerap bertolak belakang dalam kegiatannya. Ideologi – ideologi tersebut adalah Sosialisme Utopia, Sosialisme Marxisme, Sosialisme Komunise, Anarkisme, Sosial Demokrasi, dan sejenisnya. Tokoh-tokoh ideologi sosialisme a. Karl Marx (1818-1883) sebagai pelopor utama gagasan “sosialisme ilmiah”. b. FredericH Engels (1820-1895). Bersama Karl Marx menulis buku Communist Manifesto c. Nama-nama penting lain dalam Ideologi Sosialisme adalah C.H. Saint Simon (1760-1825), F.M Charles Fourier (1772-1837), EtinneCabet (1788-1856), Wilhelm Weiling (1808-1871), dan Louis Bland (1811-1882). Negara yang menganut Ideologi Sosialisme Negra yang menganut Ideologi Sosialisme adalah Negara-negara di Eropa Barat serta Kuba dan Venezuela. 7. Konservatisme Konservatisme adalah paham politik yang ingin mempertahankan tradisi dan stabilitas sosial, melestarikan pranata yang sudah ada, menghendaki perkembangan setapak demi setapak, serta menentang perubahan yang radikal, atau secara singkatnya konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai tradisional. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Latin, conservāre, melestarikan; "menjaga, memelihara, mengamalkan". Karena berbagai budaya memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di berbagai kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Pada masa Revolusi Perancis pada 1789 konservatisme mulai muncul sebagai suatu sikap atau alur pemikiran yang khas. Banyak orang yang mengusulkan bahwa bangkitnya kecenderungan konservatif sudah terjadi lebih awal, pada masa-masa awal Reformasi. Ciri-ciri ideologi Konservatisme a. Lebih mementingkan lembaga-lembaga kerajaan dan gereja b. Agama dipandang sebagai kekuatan utama disamping upaya pelestarian tradisi dan kebiasaan dalam tata kehidupan masyarakat. c. Lembaga-lembaga yang sudah mapan seperti keluarga, gereja, dan Negara semuanya dianggap suci.Konservatisme juga menentang radikalisme dan skeptisisme. Paham konservatisme itu ditanda dengan gejala-gejala sebagai berikut : 1. Masyarakat yang terbaik adalah masyarakat yang tertata. Masyarakat harus memiliki struktur (tata) yang stabil sehingga setiap orang mengetahui bagaimana ia harus berhubungan dengan orang lain. 2. Paham konservatif berpandangan bahwa pengaturan yang tepat atas kekuasaan akan menjamin perlakuan yang sama terhadap semua orang, sehinga diperlukan suatu pemerintah yang memiliki kekuasaan yang mengikat tetapi bertanggung jawab. 3. Paham ini menekankan tanggung jawab pada pihak penguasa dalam masyarakat untuk membantu pihak yang lemah. Sisi konservatif inilah yang menimbulkan kesejahteraan dengan program-program jaminan sosial bagi yang berpenghasilan rendah. Tokoh-tokoh ideologi konservatisme a. Edmund Burke (1729-1797) gigih mengajukan argumen menentang Revolusi Perancis, juga bersimpati dengan sebagian dari tujuan-tujuan Revolusi Amerika. Burke mengembangkan gagasan-gagasan ini sebagai reaksi terhadap gagasan ‘tercerahkan’ tentang suatu masyarakat yang dipimpin oleh nalar yang abstrak. Negara penganut ideologi konservatisme Negara penganut ideologi Konservatisme yaitu Inggris, Kanada, Bulgaria, Denmark, Hongaria, Belanda, Swedia. 8. Kapitalisme Kapitalisme berasal dari kata kapital, yang artinya modal. Kapitalisme merupakan suatu paham yang meyakini bahwa pemilik modal dapat melaksanakan usahanya yang meraih keuntungan yang sebesar-besarnya. Kapitalisme mulai muncul pertama kali di Eropa, pada abad ke-16 hingga abad ke-19. Pada masa itu, dunia perekonomian di Eropa dalam masa perkembangan. Kondisi saat itu memperlihatkan bahwa sekelompok individu maupun kelompok dapat bertindak sebagai suatu badan tertentu. Kapitalisme merupakan salah satu cara pandang manusia dalam menjalani kegiatan ekonominya. Kapitalisme dianggap paham bagi pemilik modal yang mengagungkan persaingan bebas atau kompetisi untuk sebanyak-banyaknya menumpuk modal melalui produksi barang dan penemuan-penemuan teknologi dengan tidak memperdulikan kenyataan perusahaan yang ada disekitarnya, sehingga keberadaan kapitalis dianggap sebagai wujud penindasan terhadap masyarakat dengan kondisi ekonomi lemah. Akibatnya, paham kapitalisme mendapat kritikan dari banyak pihak, bahkan ada yang ingin melenyapkannya. Ciri-ciri ideologi kapitalisme: 1. Mencari keuntungan dengan berbagai cara dan sarana kecuali yg terangterangan dilarang negara karena merusak masyarakat seperti heroin dan semacamnya. 2. Mendewakan hak milik pribadi dengan membuka jalan selebar-lebarnya agar tiap orang mengerahkan kemampuan dan potensi yang ada untuk meningkatkan kekayaan dan memeliharanya serta tidak ada yg menjahatinya. Karena itu dibuatlah peraturan-peraturan yg cocok utk meningkatkan dan melancarkan usaha dan tidak ada campur tangan negara dalam kehidupan ekonomi kecuali dalam batas-batas yg yg sangat diperlukan oleh peraturan umum dalam rangka mengokohkan keamanan. 3. Kompetisi sempurna. 4. Kebebasan ekonomi bagi tiap individu di mana ia mempunyai hak untuk menekuni dan memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemauannya. Beberapa ide-ide pokok yang dikembangkan oleh ideologi kapitalisme, yaitu: 1. Pemilik modal lebih utama daripada kaum pekerja 2. Motivasi utama berproduksi adalah untuk meraih keuntungan sebanyakbanyaknya 3. Unsur material serta faktor-faktor produksi berada pada swasta 4. Perokonomian harus dijalankan secara liberal dan tidak mengenal proteksi 5. Untuk kemajuan ekonomi harus ada kompetisi dan mengikuti logika pasar. Tokoh-tokoh ideologi kapitalisme Adam Smith adalah seorang tokoh ekonomi kapitalis klasik Negara penganut ideologi kapitalisme Negara yang menganut paham kapitalisme adalah Inggris, Belada, Spanyol, Australia, Portugis, dan Perancis. 9. Anarkisme Anarkisme sebenarnya berasal dari kata Yunani anarchy, yang secara harfiah berarti “tidak mempunyai pemerintahan”. Ideologi anarikisme ini berkaitan dengan Mikail Bakunin, yang percaya bahwa kebebasan individu yang sepenuhnya hanya bisa diwujudkan setelah negara dan lembaga - lembaga pendukungnya dihancurkan. (Wijianto,2004:47). Paham anarkisme ini mengajarkan bahwa satu-satunya wewenang yang mempunyai kekuatan moral dan keabsahan adalah wewenang oleh setiap individu diberikan kepada dirinya. Tak seorang pun bisa dipaksa untuk melakukan suatu tindakan kecuali tindakan yang berasal dari dirinya sendiri. Pembuatan peraturan dan kebijakan adalah hak istimewa setiap individu, karena merekalah yang mempunyai kepentingan dan kebutuhan. Sejauh masih ada organisasi, anarkisme akan terus mendesak asosiasi - asosiasi warga negara yang bebas dan spontan. Dengan demikian menurut kaum anarkisme tatanan sosial yang paling tinggi dan yang paling bermoral, sesungguhnya berasal dari setiap orang yang mempunyai pengertian yang besar ke saling ketergantungan kepada orang-orang lain. Dan kebebasan serta keleluasaan dalam saling ketergantungan merupakan satu-satunya sumber wewenang yang sah bagi diri individu. Bisa dikatakan selain memiliki kebebasan individu, kaum anarkisme juga menganut kebersamaan dan kesetaraan seperti sosialisme. Pada dasarnya penekanan dalam pemikiran kaum anarkis tidak pada kekerasan dan tindakan langsung melainkan pada pendidikan dan kesadaran umum akan sifat nyata manusia. Namun, dalam sejarahnya, para anarkis sering kali menggunakan kekerasan sebagai cara yang ampuh untuk memperjuangkan ide-idenya. Tokoh –tokoh ideologi anarkisme a. Alexander Berkman b. Ba Jin c. Daniel Cohn-Bendit d. Emma Goldman e. Errico Malatesta f. Pierre-Joseph Proundhon 10. Demokrasi Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini disebabkan karena demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu negara. Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang tepatnya diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara. Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu negara umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica dengan kekuasaan negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Inu Kencana Syafiie (Damayanti,2012:34) merinci prinsip-prinsip demokrasi sebagai berikut, yaitu adanya pembagian kekuasaan, pemilihan umum yang bebas, manajemen yang terbuka, kebebasan individu, peradilan yang bebas, pengakuan hak minoritas, pemerintahan yang berdasarkan hukum, pers yang bebas, beberapa partai politik, konsensus, persetujuan, pemerintahan yang konstitusional, ketentuan tentang pendemokrasian, pengawasan terhadap administrasi negara, perlindungan hak asasi, pemerintah yang mayoritas, persaingan keahlian, adanya mekanisme politik, kebebasan kebijaksanaan negara, dan adanya pemerintah yang mengutamakan musyawarah. 1. Macam-Macam Demokrasi a. Menurut cara penyaluran kehendak rakyat, demokrasi dibedakan atas : Demokrasi Langsung Demokrasi Tidak Langsung b. Menurut dasar prinsip ideologi, demokrasi dibedakan atas : Demokrasi Konstitusional (Demokrasi Liberal) Demokrasi Rakyat (Demokrasi Proletar) c. Menurut dasar yang menjadi titik perhatian atau prioritasnya, demokrasi dibedakan atas : Demokrasi Formal Demokrasi Material Demokrasi Campur d. Menurut dasar wewenang dan hubungan antara alat kelengkapan negara, demokrasi dibedakan atas : Demokrasi Sistem Parlementer Demokrasi Sistem Presidensial Adapun ide-ide dan ciri-ciri pokok paham demokrasi adalah 1. Kedaulatan sekaligus pemerintahan di tangan rakyat, dari rakyat dan kembali kepada rakyat 2. Adanya kebebasan untuk apa saja yang diberikan kepada rakyat 3. Persamaan hak-hak dan kewajiban bagi semua rakyat 4. Kontrol kepada kekuasaan secara ketat oleh rakyat yang direpresentasikan oleh lembaga politik maupun secara langsung seperti pers yang yang bebas 5. Partisipasi politik oleh seluruh komponen masyarakat 6. Penguatan pada apa yang disebut civil society, yang sebagai akibatnya dominasi militer ditolak 7. Agama di mata demokrasi menjadi urusan pribadi-pribadi atau rakyat. Negara penganut ideologi Demokrasi Meskipun ide dasarnya sama atau mirip, namun dalam pelaksanaan paham demokrasi mempunyai beberapa model yang berbeda-beda, yaitu: 1. Demokrasi liberal yang berkembang di negara-negara industri maju seperti Amerika, Perancis, dan Australia. 2. Demokrasi kerakyatan yang berkembang di negara-negara komunis seperti Rusia, Cina, Kuba, Vietnam dan Eropa Timur. 3. Demokrasi radikal yang berkembang di beberapa negara yang sparatis. 4. Demokrasi negara ketiga seperti Indonesia yang selalu mencari bentuk yang lebih tepat. Demokrasi di sini biasanya disesuaikan dengan budaya bangsanya, meskipun pada akhirnya cenderung terjebak ke dalam demokrasi liberal. 11. Marxisme Ideologi ini dikembangkan oleh Karl Marx. Menurut Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie S.H (Wijianto,2004: 56) ideologi Marxisme-Leninisme ini berisi sistem berpikir mulai dari tataran nilai dan prinsip dasar yang kemudian dikembangkan hingga praktis operasional dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ideologi Marxisme ini meliputi ajaran dan paham tentang a. hakikat realitas alam berupa ajaran materialisme dialektis dan ateisme b. ajaran makna sejarah sebagai materialisme historis c. norma-norma rigid bagaimana masyarakat harus ditata, bahkan tentang bagaimana individu harus hidup d. legitimasi monopoli kekuasaan oleh sekelompok orang atas nama kaum proletar. Selain itu, Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H. (Wijianto,2004:56) juga menyebutkan bahwa awal dan inti dari ajaran Karl Marx adalah kritik dan gugatan terhadap sistem dan struktur sosial yang eksploitatif berdasarkan ideologi kapitalis. Pemikiran Karl Marx ini kemudian dikembangkan oleh Engels dan Lenin dan disebut sebagai ideologi sosialisme-komunisme. Andi (2008) berpendapat bahwa ideologi yang dikemukakan oleh Karl Marx dan pengikutnya merupakan sebuah ideologi yang timbul sebagai respon terhadap ideologi kapitalis. Kedua ideologi ini, Marxisme dan kapitalis, saling bertentangan satu sama lain. Ideologi yang dikemukakan oleh Karl Marx tersebut lebih menekankan pada sifat kolektivisme, sedangkan ideologi kapitalis lebih menekankan pada sifat individualisme. Namun, pendapat Karl Marx mengenai pengertian ideologi dan pelaksanaannya memiliki sisi positif dan sisi negatif. Sisi negatif dari pendapat Karl Marx berasal dari kesimpulan analisis yang dilakukannya. Kesimpulan analisis yang dilakukan oleh Karl Marx menyebutkan bahwa ideologi hanyalah sebuah ilusi, pandangan yang menyesatkan tentang dunia, dan kepalsuan (Heywood,1998:27). Di samping sisi negatif tersebut, pendapat Karl Max juga memliki sisi positif, yaitu lebih menekankan pada sifat kolektivisme pada ideologi yang diterapkannya. Penekanan pada sifat kolektivisme tersebut sangat bagus jika diterapkan pada masa sekarang. Hal ini dikarenakan meningkatnya tingkat individualisme dalam kehidupan bermasyarakat sekarang ini. Oleh karena itu, penerapan ideologi tersebut dapat memperkecil tingkat individualisme masyarakat. Tokoh-tokoh ideologi marxisme Karl Marx merupakan pencetus ideologi ini. Negara penganut ideologi marxisme Negara yang pernah menganut ideologi ini adalah Inggris, Belanda, Portugal, Prancis dan Spanyol 12. Feminisme Paham feminisme adalah sebuah paham yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak perempuan dengan pria. Ketika terjadi Revolusi Prancis terjadilah pendeklarasian Hak-Hak Asasi Manusia, tapi perempuan tidak termasuk di dalamnya karena dalam pandangan mereka perempuan tidaklah dipandang sebagai manusia utuh. Ketika itu, perempuan, baik dari kalangan atas, menengah ataupun bawah, tidak memiliki hak-hak seperti hak untuk mendapatkan pendidikan, berpolitik, hak atas milik dan pekerjaan. Oleh karena itulah, kedudukan perempuan tidaklah sama dengan laki-laki dihadapan hukum. Deklarasikan Hak-hak Asasi Perempuan baru dibuat pada tahun 1791. Ideologi feminisme bukanlah ideologi yang berasal dari Barat melainkan berasal dari kemanusian. Ideologi yang hendak mendudukkan perempuan sebagai seorang manusia yang utuh yang setara hak-haknya dengan kaum pria. Ada beberapa aliran dari kaum feminis yang berkembang sampai saat ini: a. Feminis Liberal Feminisme Liberal ialah pandangan untuk menempatkan perempuan yang memiliki kebebasan secara penuh dan individual. Feminis Liberal memilki pandangan mengenai negara sebagai penguasa yang tidak memihak antara kepentingan kelompok yang berbeda yang berasal dari teori pluralisme negara. b. Feminis Radikal Aliran ini muncul sebagai tanggapan atas kultur seksisme atau dominasi sosial berdasar jenis kelamin c. Feminis Post Modern Aliran ini menganut ide yang anti absolut dan anti otoritas, berpendapat bahwa gender tidak bermakna identitas atau struktur sosial. d. Feminis Anarkis Feminisme Anarkisme lebih bersifat sebagai suatu paham politik yang mencita-citakan masyarakat sosialis dan menganggap negara dan sistem patriaki-dominasi lelaki adalah sumber permasalahan yang sesegera mungkin harus dihancurkan. e. Feminis Marxis Aliran ini memandang masalah perempuan dalam kerangka kritik kapitalisme. Kaum Marxis berpendapat bahwa negara memiliki kemampuan untuk memelihara kesejahteraan, namun disisi lain, negara bersifat kapitalisme yang menggunakan sistem perbudakan kaum wanita sebagai pekerja. f. Feminis Sosialis Feminisme sosialis berjuang untuk menghapuskan sistem kepemilikan. Lembaga perkawinan yang melegalisir pemilikan pria atas harta dan pemilikan suami atas istri dihapuskan seperti ide Marx yang menginginkan suatu masyarakat tanpa kelas, tanpa pembedaan gender. Feminisme sosialis menggunakan analisis kelas dan gender untuk memahami penindasan perempuan. g. Feminis Postkolonial Fokus utama feminisme poskolonial pada intinya menggugat penjajahan, baik fisik, pengetahuan, nilai-nilai, cara pandang, maupun mentalitas masyarakat. Dilihat dari keragaman istilah setiap aliran, pada dasarnya tujuan utama dibuatnya paham feminism utamanya yaitu tidak menggerakkan kaum perempuan supaya bekerja tapi menggerakkan pekerja perempuan supaya sadar dan memperjuangkan hak-hak mereka. Tokoh-tokoh ideologi feminisme a. Marquis De Condercot b. Marry Wallstonecraff, lewat bukunya The Right of Woman pada tahun 1972 13. Leninisme Leninisme adalah versi Rusia dari marxisme. Leninisme merupakan pemikiran Vladimir Lenin yang didasarkan pada pemahamannya mengenai Marxisme. Leninisme mengandung beberapa konsep penting, salah satunya adalah mengenai peran partai revolusioner. Partai ini merupakan tipe yang unik dari partai politik, ia terdiri dari anggota yang berdedikasi, disiplin, teruji, dan terlatih dengan baik dalam hal memahami komunisme. Elit partai dijalankan dalam organisasi yang sentralistis, sebuah bagian yang substansial dalam partai komunis. Partai komunis kebanyakan menggunakan teori sentralisme demokrasi Lenin, di mana hanya ada segilintir orang yang mengendalikan partai (atau organisasi) yang memiliki pemahaman yang paling baik di antara anggota lainnya (sentralis), meski begitu penentuan siapa saja yang bisa duduk dalam kepemimpinan tetap ditentukan melalui pemilihan (demokrasi). Untuk mewujudkan sebuah negara berdasarkan Marxisme setidaknya dibutuhkan dua tahap dalam pandangan Leninisme, diantaranya, hak milik pribadi atas alat-alat produksi diganti menjadi milik sosial, di mana sarana-sarana produktif seperti pabrik, toko, bengkel, dan tanah pertanian menjadi milik negara atau koperasi. Perbedaan dalam kebutuhan dan kemampuan bekerja orang belum bisa di perhitungkan, sehingga pada permulaan masih akan ada ketidaksamaan material dan banyak kekurangan. Untuk mengatur keadaan tersebut diperlukan negara sebagai pengatur, sehingga menurut Leninisme negara adalah alat, bukan tujuan. Tokoh-tokoh ideologi leninisme Vladimir Lenin (1870–1924), yang mengemnbangkan teori politik dan ekonomi sosialis dari Marxisme dan penafsiran pribadi Lenin terhadap teori Marxis yang sesuai dengan kondisi sosial masyarakat agraris di Kekaisaran Rusia (1721–1917). 14. Trotskyisme Trotskyisme berasal dari nama pendirinya, Leon Trotsky (1879-1940). Ia memiliki ajaran mengenai revolusi abadi. Isinya berupa pernyataan bahwa revolusi dapat berhasil dan mendukung keinginan sosialnya bila revolusi itu meluas di luar batas Rusia. Menurutnya, meluasnya revolusi sosialisme akan dapat mengatasi kekuatan kapitalisme Eropa. Trotsky tidak mendukung kebijakan ekonomi baru kapitalis semu. Kebijakan ini telah dilaksanakan oleh Stalin pada tahun 1921 dan dicetuskan kembali pada tahun 1928 oleh Stalin. Menurut Trotsky, kegagalan kebijakan ekonomi tersebut untuk mempersatukan petani dan menganjurkan semangat borjuis di antara pengusaha kecil. Hal ini merupakan cermin kemunduran dalam perkembangan sosialisme di Rusia. Selanjutnya, Trotsky mencetuskan kembali teori produksi dan distribusi secara kebersamaan, yang diprakarsai oleh negara. Tokoh-tokoh ideologi trotskysme Leon Trotsky (1879-1940) sebagai pencetus ideologi ini. 15. Stalinisme Stalinisme berasal dari nama Stalin (1879-1953). Ia adalah tokoh sosialis Soviet yang menguasai negara pada tahun 1903-an. Menurut Stalin, sosialisme harus berada di satu negara, yaitu Soviet. Bagi Stalin, Soviet harus menjadi benteng sosialisme, yang merupakan model pembangunan sosialisme yang akan mengilhami kaum sosialis di seluruh dunia. Tentu saja hal ini bertentangan dengan ide Trotsky, yang menginginkan sosialisme meluas ke luar Rusia. Selanjutnya, pada tahun 1928 Stalin membuat program produksi pertanian secara kebersamaan dan program pembangunan lima tahun pertama di Uni Soviet. Ditambah dengan serangkaian program perkembangan lainnya, Stalin ingin menjadikan Uni Soviet sebagai negara berkekuatan industri sekaligus militer. Akibatnya, jutaan petani menjadi korban program pembangunan Stalin ini. Tokoh-tokoh ideologi stalinisme Joseph Stalin sebagai pencetus ideologi ini. 16. Maoisme Maoisme berasal dari nama Mao Zedong. Ia adalah pemimpin Partai Komunis Cina (PKC). Maoisme merupakan ideologi komunis di Tiongkok. Berbeda dengan komunisme di negara-negara lain, Maoisme lebih mementingkan peran petani daripada buruh. Karena kondisi Tiongkok menempatkan kaum buruh sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kapitalisme. Mao Zedong membentuk tentara petani dan menjalankan hal-hal berikut : a. Pendistribusian kembali tanah, tujuannya untuk memberi keuntungan bagi para petani miskin. b. Membatasi eksploitasi petani oleh tuan tanah dan para lintah darat. c. Melembagakan pajak dan program kesejahteraan. d. Memperkuat organisasi politik dan militer komunis. Tokoh-tokoh ideologi maosisme Mao Zedong sebagai pencetus ideologi ini. 17. Neoliberalisme Pada perkembangannya, ideologi Liberalisme terpecah. Suatu lebih mendekati Sosialisme, dan lainnya mendekati Kapitalisme (ekonomi). Neoliberalisme adalah pecahan pecahan ideologi Liberaisme yang mendekati Kapitalisme. Sementara yang mendekati Sosialisme disebut sebagai New Liberalism (Liberalisme Baru). ideologi Neoiberalisme ini di tuding menunggangi aksi militer AS dan sekutunya di timur tengah dan Asia selatan. Neoliberalisme adalah cara pandang kebijakan yang menekan pada kebutuhan untuk adanya kompetisi pasar yang bebas (free market competition). Liberalism sekaligus merupakan ideologi (seperangkat gagasan yang terorganisir) dan praktek (seperangkat kebijakan). Pinsip-prinsip Neoliberalisme adalah: a. Keyakinan bahwa perkembangan ekonomi yang berkelanjutan adalah penting untuk mencapai kemajuan umat manusia. b. Kepercayaan diri bahwa pasar bebas adalah tempat alokasi sumber daya yang paling efektif. c. Penekanannya pada peran minimal intevensi Negara dalam hubungan social dan ekonomi. d. Komitmennya pada kemerdekaan perdagangan dan permodalan. Tokoh-tokoh ideologi neoliberalisme Milton Friedman bersama Friedrich August Hayek (ekonom dari Austria) menjadi peletak dasar bangunan Neoliberalisme. 18. Demokrasi islam Ideologi Demokrasi islam adalah sistem politik yang berdasar akidah agama Islam. Islam dilahirkan dari proses berfikir yang menghasilkan keyakinan yang teguh terhadap keberadaan atau wujud Allah sebagai Sang Pencipta dan Pengatur Kehidupan, alam semesta dan seluruh isinya, termasuk manusia. Darinya lahir keyakinan akan keadilan dan kekuasaan Allah Yang Maha Tahu dan Maha Pengatur, Allah telah mewahyukan aturan hidup, yaitu syariat Islam yang sempurna dan diperuntukkan bagi manusia. Syariat Islam tersebut bersumber pada Al Qur’an dan Al Hadist. Dari keyakinan ini tumbuhlah keyakinan akan adanya rasul dari golongan manusia, yang menuntun dan mengajarkan manusia untuk mentaati penciptanya, dan meyakini akan adanya hari perjumpaan dengan Allah SWT. Aturan hidup yang dimaksud merupakan aturan hidup yang bersumber dari wahyu Allah. Aturan ini mengatur berbagai cara hidup manusia yang berlaku dimana saja dan kapan saja, tidak terikat ruang dan waktu. Dari peraturan yang mengikat individu ataupun masyarakat dan bahkan sistem kenegaraan. Seluruhnya ada diatur dalam Islam. Ciri-ciri ideologi Demokrasi islam 1. Wahyu Allah SWT kepada Rasulullah SAW. Menjadi landasannya. 2. Dasar kepemimpinan ideologis (menyatukan antara hukum Allah SWT dengan kehidupan). 3. Kesesuaian dengan fitrah. segala aturan apapun harus berasal dari Allah SWT melalui wahyu-Nya. 4. Pembuat hukum dan aturan ( Allah SWT lewat wahyu-Nya). 5. Seluruh perbuatan terikat dengan hukum syaro’. Perbuatan bisa dilakukan bila sesuai dengan hukum syaro’. 6. Tujuan tertinggi yang hendak dicapai ditetapkan oleh Allah SWT. 7. Tolok ukur kebahagiaan yaitu mencapai ridho Allah SWT, yang terletak dalam ketaatan dalam setiap perbuatan. 8. Kebebasan pribadi dalam berbuat yang distandarisasi oleh hukum syaro’. Bila sesuai, bebas dilakukan. Bila tidak, maka tidak boleh dilakukan. 9. Pandangan terhadap masyarakat yang merupakan kumpulan individu yang memiliki perasaan dan pemikiran yang satu serta diatur oleh hukum yang sama. 10. Dasar perekonomian yaitu setiap orang bebas menjalankan perekonomian dengan membatasi sebab pemilikan dan jenis pemiliknya. Sedangkan jumlah kekayaan yang dimiliki tidak boleh dibatasi. Penganut ideologi Islam percaya jika sebelum kehidupan adalah berasal dari Allah SWT, saat kehidupan bertujuan untuk mendapatkan ridha-Nya, dan setelah meninggal kembali kepada-Nya dengan pertanggungjawaban. Ideologi Islam mulai dijelmakan dalam sistem pemerintahan islam sejak tahun 622 masehi di Madinah oleh Rasulullah SAW. Sepanjang riwayatnya, ideologi ini mampu memberikan solusi dan kemakmuran bagi masyarakatnya. Tokoh-tokoh ideologi Demokrasi islam Pertama kali dicetuskan oleh Jamal-al-Din Afghani atau Sayyid Muhammad bin Safdar al-Husayn (1838 - 1897) Negara penganut ideologi Demokrasi islam Ideologi demokrasi islam, pernah di terapkan di Turki. Namun tak lagi diterapkan sejak 3 Maret 1924, saat runtuhnya Khalifah Turki Hutsmani. Sejak saat itu, Islam sebagai ideologi tak lagi diterapkan secara menyeluruh. 19. Ideologi Fundamentalisme Menurut kamus besar bahasa Indonesia, fundalisme adalah paham yang cenderung memperjuangkan sesuatu secara radikal. Secara definitive istilah fundamentalisme tidak ada bedanya antara fundamentalisme dalam agama maupun dalam politik. Fundamentalisme keagamaan adalah paham politik yang menjadikan agama sebagai ideologi berbangsa dan bernegara. Paham ini menjadikan agama sebagai basis ideologinya dan agama dipakai sebagai pusat pemerintahannya dan pemimpin tertinggi negara tersebut haruslah seorang petinggi agama. Segala kegiatan pemerintahan dan hukum-hukumnya juga diambil dari kitab suci . Dan dasar negara sendiri memakai ideologi agama. James Barr yang merupakan rujukan utama dalam bidang fundamentalisme. Istilah fundamentalisme ini bermula dari essay yang berjudul “Fundamentals” yang muncul di Amerika sekitar tahun 1910-1915. Sayangnya pada sekarang ini pemahaman ini sering dianggap sebagai bagian dari agama. Di sini, fundamentalisme sebenarnya berfungsi sebagai pelestari pemahaman keagamaan yang berkembang dan dianut pada zaman dulu. Kini hanya sekedar ta’wil dan pandangan belakang diidentikkan dengan golongan Islam politik. Ciri-ciri paham fundalisme : c. Menolak perubahan. d. Intoleransi. e. Tertutup. f. Kekakuan Madzhab. g. Keras. h. Tunduk kepada tradisi. i. Menentang pertumbuhan dan perkembangan. Tokoh-tokoh ideologi fundalisme a. James Barr. Merupakan rujukan utama dalam bidang fundamentalisme. b. Garaudy Negara-negara yang menganut paham fundalisme a. Vatikan di Roma. b. Arab Saudi : Islam. c. Tibet : Budha. d. India : Hindu. e. Cina : Kong Ho Cu dan Taoisme. f. Israel : Yahudi. g. Jepang : Shinto. DAFTAR PUSTAKA Afandi,dkk.2012.Pendidikan Pancasila.Bandung:Alfabeta. Damayanti,Septina.2011.Pendidikan Kewarganegaraa.Solo:CV. Sindunata. http://aishkhuw.blogspot.com/2008/12/ideologi-islam.html http://cari-disini-aja.blogspot.com/2008/12/ideologi-marxisme.html http://farhinindri.wordpress.com/?s=ideologi http://farhinindri.wordpress.com/2012/08/29/ideologi-dunia/ http://id.harunyahya.com/id/Buku/3204/fasisme-ideologi-berdarah-darwinisme http://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalisme http://imamgakure.blogspot.com/2012/07/komunisme-komunisme-adalah-paham-yang.html http://pena98gerakan.wordpress.com/2010/12/07/ideologi-besar-dunia/ http://zakkiakhiyo.blogspot.com/2012/03/ideologi-yang-berkembang-didunia.html Simamora,Sahat.1986.Ideologi Politik Kontemporer.Jakarta:PT Bina Aksara. Syafiie,Inu Kencana.2012.Ekologi Pemerintahan.Jakarta.PT Pertija. Wijianto.2004.Kewarganegaraan.Jakarta:PT Piranti Dharma Kalokatama. Winarno.2012.Pendidikan Kewarganegaraan.Solo:PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.