Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif dan Afektif pada Mata

advertisement
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu hasil penelitian
yang diukur dengan angka-angka hasil perhitungan sebagai tolak ukur
keberhasilannya, sedangkan deskriptif kualitatif artinya hasil penelitian diuraikan
secara deskriptif dan bersifat kualitatif artinya penelitian yang menggunakan
ukuran kualitas, tanpa mengukurnya dengan angka-angka hasil perhitungan
sebagai tolok ukur keberhasilannya.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Menurut
Rubino Rubiyanto, (2009: 108) “PTK adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan
pembelajaran, berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas, tindakan tersebut diberikan oleh seorang guru atau diarahkan oleh
guru yang dilakukan oleh siswa”. Penelitian Tindakan dilaksanakan karena ada
kesenjangan atau perbedaan antara harapan dan kenyataan, sehingga setelah PTK
ini dilaksanakan diharapkan terjadi keadaan yang ideal. Penelitian Tindakan Kelas
yaitu tipe kolaborasi, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas V di SD Negeri 03
Ngumbul. Pada PTK tipe kolaborasi peneliti yang merancang RPP penelitian
kolaboratif, sedangkan guru yang mengajarkan pada saat pelaksanaan penelitian.
PTK
ini
tiap
siklus
terdiri
atas
perencanaan,
pelaksanaan
tindakan,
observasi/pengamatan, dan refleksi. (Rambu-Rambu Penelitian Skripsi Program
Studi S1 PGSD Semester Genap Tahun 2011-2012)
3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul, Kecamatan
Todanan, Kabupaten Blora karena letaknya sangat strategis yang dekat dengan
rumah peneliti sehingga mempermudah peneliti untuk meminta semua berkasberkas yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
43
44
3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2011/2012 pada
bulan Januari sampai selesai.
Tabel 3.1.Perincian Waktu Penelitian
Bulan Pelaksanaan Penelitian Tahun 2012
No
Jadwal Penelitian
Januari
Februari
Maret
April
2012
2012
2012
2012
1
1.
2.
Tahap Persiapan
x
Penyusunan Proposal
x
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
x
Mengurus Perijinan
x
Menyusun Instrumen
x x x x x X x
Tahap Pelaksanaan
x
Pengumpulan Data
x x x
Analisis Data
x x x x
Perumusan
Hasil
x x x
Penelitian
3.
Tahap penyelesaian
x x
3.1.3 Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dikelas V Sekolah Dasar
Negeri 03 Ngumbul Todanan Blora dengan jumlah murid 24 siswa yang terdiri
dari 13 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Peneliti dan guru kelas sebagai
pelaku tindakan dan siswa sebagai pembelajar. Peneliti sebagai subjek yang
bertugas merencanakan, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat
kesimpulan penelitian.
3.2 Variabel Penelitian
Tugas pertama yang dihadapi dalam penelitian tindakan kelas ialah
pemilihan dan perumusan masalah. Persoalan penelitian ialah persoalan tentang
3
4
45
hubungan variabel-variabel. Dalam penelitian dikenal beberapa macam variabel.
Menurut Dwi Prayitno(2008:9), variabel dibedakan menjadi dua yaitu :
1.
Variabel Tergantung (Variabel Dependen) adalah variabel yang dipengaruhi
oleh variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri.
Penelitian tindakan kelas ini variabel dependennya adalah hasil belajar
kognitif dan afektif pada mata pelajaran IPA kelas V materi proses
pembentukan tanah. Peneliti membatasi hasil belajar kognitif yaitu hasil tes
dari materi proses pembentukan tanah untuk mendapatkan nilai formatif
siswa yang diukur melalui instrumen bentuk tes. Hasil belajar afektif yang
peneliti maksud adalah keaktifan siswa selama pembelajaran IPA materi
proses pembentukan tanah dengan model pembelajaran Numbered Heads
Together yang dapat diukur melalui instrumen lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran NHT dan angket keaktifan siswa.
2.
Variabel Bebas (Variabel Independen) adalah variabel yang mempengaruhi
variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri.
Variabel independen adalah model pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT).Numbered Heads Together (NHT) merupakan pendekatan
struktur informal dalam cooperative learning. NHT merupakan struktur
sederhana dan terdiri atas 4 tahap yaitu Penomoran (Numbering),
Mengajukan Pertanyaan (Questioning), Berpikir Bersama (Heads Together),
dan Menjawab (Answering) yang digunakan untuk mereview fakta-fakta dan
informasi dasar yang berfungsi untuk mengatur interaksi para siswa.
Prinsipnya metode ini membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil, dan
setiap siswa dalam kelompok akan mendapatkan nomor, nomor inilah yang
digunakan sebagai patokan guru dalam menunjuk siswa untuk mengerjakan
tugasnya. Pelaksanaan pembelajaran dengan Numbered Heads Together dapat
diamati melalui lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan model
pembelajaran Numbered Heads Together.
46
3.3 Sumber Data
Data penelitian ini yang dapat dikumpulkan berupa informasi
kegiatan proses pembelajaran tentang pemahaman siswa dalam penguasaan
materi proses pembentukan tanah. Data penelitian ini dikumpulkan dari
berbagai sumber antara lain:
a. Siswa, untuk mendapatkan data tentang pemahaman materi dan hasil
belajar dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran (Kunandar,
2008: 122).
b. Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
dan hasil belajar kognitif dan afektif siswa serta aktivitas siswa. Selain
itu, guru sebagai fasilitator dalam membantu menyiapkan dan
menyelesaikan penelitian tindakan kelas khususnya guru Ilmu
Pengetahuan Alam kelas V Sekolah Dasar Negeri 03 Ngumbul
Kecamatan Todanan Kabupaten Blora yang bersangkutan.
c. Tempat dan proses berlangsungnya pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar Negeri 03 Ngumbul Kecamatan Todanan Kabupaten Blora.
d. Dokumen atau arsip berupa daftar presensi, daftar nilai, rencana
pelaksanaan pembelajaran, foto-foto, dan dokumen yang ada di
sekolah
yang
dapat
membantu
peneliti
untuk
mengamati
perkembangan siswa sebagai sumber data yang tepat.
e. Observasi/pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti di kelas
dalam proses pembelajaran IPA dapat menjadi sumber data yang tepat.
f. Teman Sejawat dan kolaborator, sebagai sumber data untuk melihat
secara komprehensif, baik dari sisi siswa maupun guru (Kunandar,
2008: 122).
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi/Pengamatan
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik
atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
47
terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Nana Syaodih Sukmadinata,
2007: 220). Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari
pelaksanaan siklus penelitian tindakan kelas dianalisis secara deskripsif
dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan
yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran (Kunandar 2008: 128).
Observasi adalah pengamatan yang diperoleh secara langsung
dengan jalan melihat dan mengamati kegiatan guru dan siswa, dengan
demikian data tersebut dapat bersifat objektif dalam melukiskan aspekaspek kepribadian siswa menurut keadaan yang sebenarnya serta dalam
menyimpulkan hasil penelitian tidak berat sebelah atau hanya
menekankan pada salah satu segi saja dari kemampuan atau prestasi IPA
siswa.
Metode observasi digunakan untuk mengamati pelaksanaan
pembelajaran melalui model pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT) pada mata pelajaran IPA peserta didik kelas V SD Negeri 03
Ngumbul Kecamatan Todanan Kabupaten Blora dan untuk mengamati
aktivitas keaktifan siswa selama proses pembelajaran.
Ranah afektif yang diukur diantaranya sikap dan keaktifan siswa
yang diukur menggunakan instrumen dengan format penilaian dalam
bentuk observasi. Instrumen berupa observasi dilakukan jika guru mau
mengamati langsung karakteristik afektif siswa.
b. Tes
Merupakan alat penilaian yang berupa serentetan pertanyaan yang
memiliki jawaban yang benar dan salah, atau alat lain yang digunakan
untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, dan kemampuan
memecahkan masalah soal IPA.
“Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan
untuk mengukur ketrampilan pengetahuan, intelegensi, bakat, minat yang
dimiliki individu atau kelompok”. (Suharsimi Arikunto, 2006: 150).
Dalam pengukuran hasil belajar ranah kognitif mayoritas
menggunakan tes tertulis. Adapun bentuk tes yang akan digunakan yaitu
tes objektif (pilihan ganda). Dalam tes objektif jawaban tes sudah tertentu
48
siswa hanya memilih jawaban dari alternatif yang dibuat oleh penulis
soal. Dinamakan pilihan berganda karena penulis butir soal selalu
menyediakan lebih dari dua alternatif jawaban untuk dipilih satu
diantaranya sebagai jawaban yang benar atau yang paling benar.
Hasil tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa
dan keberhasilan tindakan. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data
nilai formatif siswa pada mata pelajaran IPA semester II tentang proses
pembentukan tanah pada pelajaran IPA kelas V SD Negeri 03 Ngumbul.
c. Angket/Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui
pos untuk diisi dan dikembalikan atau dijawab dibawah pengawasan
peneliti. Kuesioner ditujukan kepada responden, untuk memperoleh data
yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Ranah afektif yang diukur diantaranya sikap dan keaktifan siswa
yang diukur menggunakan instrumen dengan format penilaian dalam
bentuk kuesioner. Instrumen bentuk kuesioner atau angket digunakan bila
akan menggali ranah afektif dari siswa, angket dibagikan dan diisi oleh
siswa yang fungsinya untuk mengetahui respon siswa atau tingkat respon
siswa dalam pembelajaran IPA materi proses pembentukan tanah dengan
penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).Dalam
penelitian ini peneliti memilih angket atau kuesioner dengan bentuk
pertanyaan angket tertutup.
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
a. Lembar Observasi
Dalam penelitian ini digunakan lembar observasi pelaksanaan
pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads Together
(NHT) terhadap pembelajaran IPA dengan model pembelajaran
Numbered Heads Together. Lembar observasi keaktifan siswa pada
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) digunakan sebagai
pedoman
penelitian
dalam
melakukan
observasi
pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered
49
Heads Together (NHT). Sedangkan lembar observasi digunakan pada
setiap pembelajaran untuk mengetahui hasil belajar afektif siswa
sehingga kegiatan observasi tidak terlepas dari konteks permasalahan
dan tujuan penelitian.
Tabel. 3.2.
Kisi-Kisi Lembar Observasi
Pelaksanaan Pembelajaran Dengan Numbered Heads Together
Aspek
Indikator
No. Item Jumlah
Item
Melakukan
1) Kegiatan Awal
1, 2, 3
3
kegiatan
2) Kegiatan Inti
4
1
pembelajaran
sesuai dengan
a. Penomoran(Numbering)
5, 6
2
tahapan
b.
Mengajukan
pertanyaan
7
1
pelaksanaan
(Questioning)
model
c.
Berfikir bersama(Heads 8, 9, 10
3
pembelajaran
Together)
Numbered
d.
Menjawab
11, 12,
5
Heads
pertanyaan(Answering)
13, 14,
Together
15
3) Kegiatan Penutup
16, 17,
3
18
Jumlah
18
b. Butir soal tes
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes
kemampuan mengerjakan soal tes tentang materi proses pembentukan
tanah. Tes ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar
kognitif siswa mengenai materi proses pembentukan tanah dengan
penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).
Pembuatan butir soal tes peneliti membuat kisi-kisi soal, adapun
kisi-kisi soal tersebut adalah sebagi berikut:
50
No
1.
Tabel. 3.3.
Kisi-Kisi Soal Tes IPA Materi Proses Pembentukan Tanah
StandarKompetensi
Kompetensi
Indikator
Item soal
Dasar
7.Memahami
7.1.Mendeskripsi a. Menggolong 1, 2, 6, 8, 9,
perubahan yang
kan proses
kan batuan 12, 16, 18, 21,
terjadi di alam dan
pembentukan
berdasarkan 22, 23, 26, 29,
hubungannya
tanah karena
warna,
32, 34, 39, 40
dengan penggunaan
pelapukan.
kekerasan
sumber daya alam.
permukaan
(kasar dan
halus)
b. Menjelaskan 4, 7, 10, 14,
proses
24, 27, 28, 30,
pembentukan 31,33, 35
tanah karena
pelapukan
c. Menggolong
kan susunan
tanah beserta
jenisjenisnya
Jumlah
3, 5, 11, 13,
15, 17, 19, 20,
25, 37, 38
40
c. Angket Keaktifan Siswa
Dalam menyususn kuesioner ini peneliti menggunakan skala
Likert, skala likert ini disebut juga Methode of Summated Rating
karena nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan dijumlahkan
sehingga mendapat nilai Total (Hadi ; 1987). Skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena tertentu (Sugiyono, 2001:86).
Didalam skala Likert alternatif jawaban selalu berbentuk rating seperti :
sering sekali, sering, jarang, jarang sekali, tidak pernah. Jadi dengan
skala likert ini peneliti ingin mengetahui bagaimana keaktifan belajar
51
siswa SD Negeri 03 Ngumbul. Angket pertanyaan ini menggunakan
lima alternatif jawaban dengan bobot skor sebagai berikut:
Sering sekali
=5
Jarang sekali
=2
Sering
=4
Tidak pernah
=1
Jarang
=3
Angket yang akan digunakan adalah angket tertutup dengan
alternatif jawaban yaitu sering sekali, sering, jarang, jarang sekali, tidak
pernah. Dalam penelitian ini angket keaktifan belajar IPA siswa kelas V
materi proses pembentukan tanah (terlampir). Berikut kisi-kisi angket
keaktifan siswa:
Tabel 3.4.
Kisi – Kisi Angket Keaktifan Belajar IPA Siswa Kelas V Materi Proses
Pembentukan Tanah
No.
1.
Aspek yang
diteliti
Kerjasama
Indikator
a. Berdiskusi dengan teman
b. Kompak
dalam
pelaksanaan
kegiatan
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
Bertanya dan menjawab pertanyaan
Membaca dan mencatat
Memberi pendapat
Mencari literatur
Mengerjakan tugas
Menjaga ketertiban kelas
Menjaga buku sumber ataupun
media yang digunakan
Nomor
Pertanyaan
3,4
6
2.
Keseriusan dalam
Belajar
1, 7
11, 13
5
8
15
12
9, 10
3.
Tanggung Jawab
4.
Perasaan
a. Suka, gembira
14
5.
Pengamatan
a. Melihat, mendengar
2
Jumlah Soal
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif komparatif yaitu dengan menggunakan data berupa nilai tes yang
dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif yaitu hasil penelitian yang
15
53
diukur dengan angka-angka yang diperoleh dari hasil perhitungan nilai tes
tertulis sebagai tolak ukur keberhasilannya dan deskriptif kualitatif yaitu hasil
penelitian diuraikan secara deskriptif dan bersifat kualitatif artinya penelitian
yang menggunakan ukuran kualitas, tanpa mengukurnya dengan angka-angka
hasil perhitungan sebagai tolak ukur keberhasilannya, deskriptif dengan
menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan keaktifan siswa
yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Deskriptif kualitatif diperoleh dari
lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi keaktifan
siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads
Together, kemudian hasilnya dianalisis dengan indikator kinerja, yaitu
membandingkan nilai pra siklus, siklus 1 dan nilai siklus 2. Dari hasil tersebut
kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil deskriptif data.
1) Analisis Data Observasi Pelaksanaan Pembelajaran dan Lembar
Observasi
Keaktifan
Siswa
Terhadap
Pembelajaran
Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Dengan Menggunakan Analisis Deskriptif Kualitatif.
Data kualitatif berupa data hasil observasi keaktifan siswa
dan dalam pelaksanaan model pembelajaran NHT, dianalisis dengan
analisis deskriptif kualitatif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat
yang
dipisah-pisahkan
menurut
kategori
untuk
memperoleh
kesimpulan.
Pengamatan dan penilaian terhadap aktivitas siswa bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Numbered
Heads Together (NHT) pada pembelajaran IPA materi proses
pembentukan tanah.
Dalam pelaksanaan pembelajaran teradapat 18 pernyataan dan terdapat 4
skor yang harus diisi dan dinilai oleh observer. Penilaian tentang keaktifan siswa
ini dengan menggunakan cara daftar cek (check lists). Kegunaan daftar cek ini
untuk menentukan kemajuan siswa pada saat melakukan berbagai jenis kegiatan.
Adapun kriteria skor yaitu: Skor 1 jika pernyataan tersebut 25% dilaksanakan
dalam praktik pembelajaran, skor 2 jika pernyataan tersebut 50% dilaksanakan
54
dalam praktik pembelajaran, skor 3 jika pernyataan tersebut 75% dilaksanakan
dalam praktik pembelajaran, skor 4 jika pernyataan tersebut dilaksanakan hampir
mencapai 100% dilaksanakan dalam praktik pembelajaran. Pada lembar observasi
pelaksanaan pembelajaran NHT peneliti memberi patokan minimal skor 3 dengan
penyataan 75% pembelajaran Numbered Heads Together telah diterapkan dalam
kegiatan pembelajaran.
2) Analisis Hasil Belajar Siswa Dianalisis Dengan Deskriptif Kuantitatif.
Data berupa hasil belajar IPA yang dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Adapun penyajian
data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk presentase.Hasil belajar
siswa selama proses pembelajaran diperoleh dari nilai tes evaluasi dan
jawaban LKS yang dihitung menggunakan rumus berikut:
a. Menghitung nilai evaluasi akhir
b. Peningkatan ketuntasan mengikuti ketentuan sekolah bahwa
“siswa dinyatakan lulus dalam setiap tes jika nilai yang
diperoleh ≥ 63 dengan nilai maksimal 100”. Maka dalam
penelitian ini juga menggunakan ketentuan yang ditetapkan
sekolah, untuk menentukan persen (%) ketuntasan siswa dengan
menggunakan perhitungan persen (%) ketuntasan sebagai
berikut:
Tuntas Belajar Klasikal =
3) Analisis Angket Keaktifan Siswa Terhadap Pembelajaran IPA di
Analisis Dengan Deskriptif Kualitatif.
Data kualitatif berupa data hasil observasi keaktifan siswa
dan dalam pelaksanaan model pembelajaran NHT, dianalisis dengan
analisis deskriptif kualitatif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat
yang
dipisah-pisahkan
menurut
kategori
untuk
memperoleh
kesimpulan.
Angket keaktifan siswa ini dibuat dengan menggunakan skala
Likert. Skala Likert adalah skala yang dibunakan untuk mengukur
55
persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai
sebuah peristiwa atau fenomena sosial, berdasarkan definisi
operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Cara menghitung skor
skala Likert yaitu:
Pernyataan positif:
Sering sekali
=5
Jarang sekali
=2
Sering
=4
Tidak pernah
=1
Jarang
=3
Aspek yang akan diukur yaitu keaktifan siswa pada
pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran NHT.
Angket keaktifan terdiri dari 15 butir soal. Maka jumlah skor tertinggi
untuk item SERING SEKALI ialah 15 x 5 = 75, sedangkan item
TIDAK PERNAH ialah 1 x 15 = 15. Jadi, skor maksimal yang
diperoleh yaitu 75 dan nilai minimal yaitu 15. Sedangkan untuk
menentukan kriteria keaktifan harus dicari terlebih dahulu rentang
skornya.
=
=
=12
Jadi rentang skornya yaitu 12, setelah rentang skor diketahui dapat
ditentukan intervalnya. Berikut kriteria interpretasi skor:
Tabel 3.5. Kriteria Interpretasi Skor
Interval
Kriteria
63-75
Sangat Aktif
51-62
Aktif
39-50
Cukup Aktif
27-38
Kurang Aktif
15-26
Tidak Aktif
56
3.6 Indikator Kinerja
Indikator kinerja adalah penanda yang dapat digunakan sebagai dasar
penentuan berhasil tidaknya penelitian yang dicobakan. Untuk mengukur
keberhasilan tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini, tolok ukurnya
adalah sistem belajar tuntas yaitu pencapaian nilai KKM ≥ 63. Keberhasilan
belajar (hasil belajar kognitif) diukur apabila setiap siswa telah mencapai nilai ≥
63 maka dikatakan berhasil tuntas dan apabila sebanyak 100% siswa telah
mencapai nilai 63 maka dikatakan tuntas secara klasikal. Sedangkan aktivitas
belajar siswa (keaktifan siswa) dikatakan berhasil ditingkatkan jika skor minimal
yang diperoleh melalui angket keaktifan siswa yaitu 51-62 (kriteria aktif). Pada
lembar observasi pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran
Numbered Heads Together
indikator kinerja yang ditentukan peneliti yaitu
minimal skor 3 dengan penyataan 75% pembelajaran Numbered Heads Together
telah diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.
3.7 Rencana Tindakan
Kegiatan penelitian tindakan kelas ini diawali dengan kegiatan
observasi sebagai penjajakan untuk memperoleh informasi dan gambaran
terhadap permasalahan di kelas yang akan diteliti sebagai data awal dan
dilanjutkan dengan membahas hasil observasi, merencanakan dan
menerapkan tindakan. Rancangan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan analisis.
Dalam penelitian tindakan kelas ini direncanakan beberapa siklus,
tergantung pada pencapaian KKM.
Pelaksanaan tiap siklus dalam penelitian ini merupakan siklus
kegiatan yang terdiri dari dua siklus dan masing-masing siklus meliputi
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
refleksi.
56
57
3.8 Prosedur Penelitian
3.8.1 Siklus I
1. Tahap perencanaan
a. Membuat
perencanaan
pembelajaran
sesuai
dengan
model
pembelajaran NHT.
b. Membentuk kelompok secara acak tanpa melihat kepandaian siswa.
c. Membuat lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa selama
mendapat tindakan.
d. Menyusun tes akhir siklus I untuk mengetahui hasil belajar yang
telah dilaksanakan.
2. Tindakan
Pelaksanaan tindakan kelas peneliti menjelaskan pembelajaran
sesuai dengan rencana yang dituangkan dalam rencana pembelajaran
yaitu pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Heads
Together (NHT) di kelas V SDN 03 Ngumbul Kecamatan Todanan
Kabupaten Blora tahun ajaran 2011/2012.
Kegiatan dalam proses pembelajaran sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
Proses Pembelajaran
Apersepsi tentang materi yang akan dipelajari.
Menyampaikan tujuan yang ingin dicapai setelah
proses pembelajaran berlangsung
Alokasi waktu
10 Menit
b. Kegiatan inti
Proses pembelajaran
Alokasi waktu
a. Guru menyiapkan bahan ajar sesuai dengan
45 menit
materi yang telah disusun pada RPP dengan
menggunakan metode NHT.
Fase: Penomoran
b. Siswa dibagi menjadi 3-4 kelompok yang telah
dirancang oleh guru secara acak.
c. Setiap siswa diberi kepala nomor dalam setiap
kelompok oleh guru.
Fase: Mengajukan Pertanyaan
d. Siswa diberi pertanyaan-pertanyaan yang telah
disediakan oleh guru tentang materi jenis-jenis
batuan (elaborasi)
Fase: Berfikir bersama
58
e. Siswa menyelesaikan tugas-tugas yang telah
disediakan oleh guru bersama teman satu
kelompoknya (eksplorasi).
f. Peneliti bersama guru kelas mengamati jalanya
kerjasama dalam kelompok.
g. Guru berkeliling mengamati dan membimbing
kerjasama dalam kelompok
Fase: Menjawab pertanyaan
h. Siswa menuliskan jawaban dipapan tulis
sebagai perwakilan dari masing-masing
kelompok berdasarkan kepala nomor kelompok
sesuai yang dipanggil oleh guru (elaborasi).
i. Siswa bersama siswa lain dan guru
memberikan skor atas jawaban kelompok yang
benar (elaborasi).
j. Siswa menjawab semua pertanyaan hingga
semua pertanyaan yang diajukan oleh guru
terjawab semua (elaborasi).
k. Siswa yang mendapat skor terbanyak mendapat
penghargaan dari guru (konfirmasi).
c. Kegiatan akhir
Proses Pembelajaran
Alokasi waktu
Siswa bersama dengan guru membuat kesimpulan
15 menit
bersama mengenai materi yang telah dipelajari.
Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I yang telah
disediakan oleh guru.
3. Pengamatan
a. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk melakukan observasi
b. Pengamat
mengamati
jalannya
pembelajaran
untuk
menilai
kemampuan guru dalam mengelola kelas serta aktivitas siswa dalam
pembelajaran.
c. Pengamat mengisi lembar observasi pelaksanaan pembelajaran NHT
berdasarkan hasil pengamatan.
4. Refleksi
Dilakukan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan proses
dan hasil yang diperoleh dari tindakan yang telah dilakukan. Melakukan
analisis terhadap temuan-temuan yang berupa hambatan, kekurangan,
kelamahan yang dijumpai selama pelaksanaan siklus I sebagai masukan
untuk siklus ke II.
Indikator keberhasilan pada siklus ini yaitu dikatakan berhasil jika:
59
1. Nilai rata-rata tes formatif ≥ 63
2. Keaktifan siswa dengan kriteria aktif dengan skor 51-62
3.8.2 Siklus II
Rancangan pelaksanaan siklus II dilakukan setelah mengevaluasi tindakan
pada siklus I. Pada siklus II dilakukan tahapan-tahapan seperti siklus I tetapi
didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada
siklus I, sehingga kelemahan-kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus
I tidak terjadi kembali pada siklus II.
1. Tahap perencanaan
a. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus
I. Selanjutnya peneliti mengidentifikasi dan merumuskan kembali
masalah yang muncul pada siklus I.
b. Membuat
kembali
pembelajaran
siklus
II
dengan
lebih
mengembangkan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan
model NHT.
c. Membuat lembar observasi pelaksanaan pembelajaran NHT siklus
II.
d. Membuat tes evaluasi siklus II.
2. Tindakan
a. Guru menyiapkan bahan ajar sesuai dengan materi yang telah
disusun pada RPP siklus II dengan menggunakan model NHT.
b. Menjelaskan dan mengulang kembali materi proses pembentukan
tanah serta penjelasan pembelajaran dengan model NHT.
c. Mengatur siswa berdasarkan kelompok yang telah dirancang oleh
guru secara acak.
d. Siswa menyelesaikan tugas-tugas yang telah disediakan oleh guru
bersama teman satu kelompoknya.
e. Guru berkeliling mengamati dan membimbing kerjasama dalam
kelompok dan meminta siswa yang bisa untuk menjelaskan
jawaban kepada siswa yang belum bisa.
60
f. Siswa menuliskan jawabnya di papan tulis sebagai perwakilan dari
masing-masing kelompok berdasarkan kepala nomor kelompok
yang telah di panggil oleh guru.
g. Memberi kesempatan siswa dari kelompok lain dan memberikan
skor atas jawban kelompok yang benar.
h. Siswa menjawab semua pertanyaan yang telah diajukan oleh guru
sehingga semua pertanyaan terjawab semua.
i. Siswa yang mendapat skor terbanyak akan mendapat penghargaan
dari guru.
j. Pada akhir pembelajaran siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II
secara mandiri.
3. Pengamatan
a. Peneliti mengamati jalannya pembelajaran pada siklus II mencatat
temuan yang ada pada waktu penelitian melaksanaan kegitan
KBM.
b. Observer mengisi lembar observasi pelaksanaan pembelajaran
NHT berdasarkan hasil pengamatan
4. Refleksi
Data-data yang telah dicatat dalam lembar pengamatan baik
siswa maupun guru serta penilaian dalam menyelesaikan tes formatif
dianalisis untuk mendapat kesimpulan. Hasil analisis dicatat apakah
pada setiap tahapan sudah menunjukkan peningkatan atau belum.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan keaktifan siswa serta hasil
pembelajaran pada mata pelajaran IPA Materi Proses Pembentukan
Tanah, dengan demikian pelaksanaan pembelajaran dapat lebih
optimal.
Download