Memberikan Kesaksian yang Saksama tentang Kerajaan

advertisement
Memberikan Kesaksian—Cetakan Besar
”Memberikan Kesaksian
yang Saksama tentang
Kerajaan Allah”
Edisi Cetakan Besar
btlp-IN
”Memberikan Kesaksian
yang Saksama tentang
Kerajaan Allah”
Edisi Cetakan Besar
Buku ini milik
5 2010
WATCH TOWER BIBLE AND TRACT SOCIETY OF PENNSYLVANIA
Hak Cipta Dilindungi
Penerbit
Saksi-Saksi Yehuwa Indonesia
Jakarta, Indonesia
Cetakan November 2012
Publikasi ini tidak diperjualbelikan, dan disediakan sebagai
bagian dari pekerjaan pendidikan Alkitab sedunia yang
ditunjang oleh sumbangan sukarela.
Kecuali disebutkan sumbernya, semua kutipan ayat diambil dari
Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru.
“Bearing Thorough Witness” About God’s Kingdom—Large Print
Indonesian (btlp-IN)
Made in Japan
Dibuat di Jepang
Pemberita Kerajaan yang kami kasihi,
Bayangkan seandainya Saudara salah seorang rasul
yang berdiri di Gunung Zaitun. Yesus menampakkan
diri di hadapan Saudara. Sesaat sebelum ia naik ke
surga, ia berkata, ”Kamu akan menerima kuasa pada
waktu roh kudus datang ke atasmu, dan kamu akan
menjadi saksiku di Yerusalem maupun di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke bagian yang paling
jauh di bumi.” (Kis. 1:8) Apa reaksi Saudara?
Barangkali Saudara merasa tugas tersebut terlalu
berat. Saudara mungkin bertanya-tanya, ’Bagaimana
kami—sekelompok kecil murid—bisa memberikan kesaksian sampai ”ke bagian yang paling jauh di bumi”?’
Bisa jadi Saudara teringat akan peringatan yang Yesus
berikan pada malam sebelum kematiannya, ”Seorang
budak tidak lebih besar daripada majikannya. Jika mereka telah menganiaya aku, mereka akan menganiaya
kamu juga; jika mereka telah menjalankan perkataanku, mereka akan menjalankan perkataanmu juga.
Tetapi mereka akan melakukan semuanya itu terhadap
kamu oleh karena namaku, sebab mereka tidak mengenal dia yang mengutus aku.” (Yoh. 15:20, 21) Sambil
memikirkan kata-kata itu, Saudara mungkin bertanya,
’Bagaimana saya dapat memberikan kesaksian yang
saksama sambil menghadapi tentangan dan penganiayaan?’
Dewasa ini, kita menghadapi pertanyaan-pertanyaan
yang sama. Tugas kita sebagai Saksi-Saksi Yehuwa pun
mengharuskan kita memberikan kesaksian yang saksama ke ”bagian yang paling jauh di bumi”, kepada
”orang-orang dari segala bangsa”. (Mat. 28:19, 20)
Bagaimana pekerjaan ini bisa terlaksana, khususnya
mengingat tentangan yang dinubuatkan?
Kisah Para Rasul memberi kita catatan yang menakjubkan tentang bagaimana para rasul dan rekan-rekan
Kristen mereka pada abad pertama M, dengan bantuan Yehuwa, berhasil memenuhi tugas mereka. Publikasi
yang sedang Saudara baca ini dirancang untuk membantu Saudara memeriksa catatan itu dan merasakan
suasana mendebarkan dari peristiwa-peristiwa dramatis
yang dicatat di dalamnya. Saudara akan terkagum-kagum pada banyaknya kesamaan antara hamba-hamba
Allah abad pertama dan umat-Nya dewasa ini. Saudara akan melihat bahwa berbagai kesamaan itu tidak
saja berkaitan dengan pekerjaan yang kita lakukan,
tetapi juga cara kita diorganisasi untuk melakukan
pekerjaan tersebut. Dengan merenungkan kesamaan-kesamaan itu, Saudara tentu akan semakin yakin bahwa
Allah Yehuwa terus memberikan pengarahan kepada
bagian dari organisasi-Nya yang ada di bumi.
Kami berharap dan berdoa bahwa dengan menyelidiki
buku Kisah, Saudara akan semakin diyakinkan bahwa
Yehuwa akan membantu Saudara dan bahwa kuasa roh
kudus-Nya akan mendukung Saudara. Semoga dengan
demikian Saudara termotivasi untuk terus ”memberikan kesaksian yang saksama tentang Kerajaan Allah”
dan membantu orang-orang lain untuk menempuh jalan
keselamatan.—Kis. 28:23; 1 Tim. 4:16.
Saudara-saudaramu,
Badan Pimpinan
Saksi-Saksi Yehuwa
DA F T A R I S I
PASAL
HALAMAN
PENGANTAR
1. ”Pergilah dan Buatlah . . . Murid” 7
BAGIAN 1
”Kamu Telah Memenuhi Yerusalem
dengan Ajaranmu”
2. ”Kamu Akan Menjadi Saksiku” 21
3. ”Dipenuhi dengan Roh Kudus” 33
4. ”Orang Biasa yang Tidak Terpelajar” 49
5. ”Kita Harus Menaati Allah sebagai
Penguasa” 67
BAGIAN 2
”Timbullah Penganiayaan yang Hebat
terhadap Sidang Jemaat”
6. Stefanus—”Menyenangkan dan Penuh
dengan Kuasa” 84
7. Menyatakan ”Kabar Baik mengenai
Yesus” 98
8. Sidang Jemaat ”Memasuki Masa
Kedamaian” 113
PASAL
BAGIAN 3
HALAMAN
”Orang-Orang dari Bangsa-Bangsa . . .
Menerima Firman Allah”
9. ”Allah Tidak Berat Sebelah” 132
10. ”Firman Yehuwa Semakin Bertumbuh” 147
BAGIAN 4
”Disuruh oleh Roh Kudus”
11. ”Dipenuhi dengan Sukacita dan
Roh Kudus” 161
12. ”Berbicara dengan Penuh Keberanian
dengan Wewenang dari Yehuwa” 177
BAGIAN 5
”Rasul-Rasul dan para Tua-Tua
Berkumpul”
13. ”Terjadi Pertikaian . . . yang Tidak Kecil” 193
14. ”Kami Telah Sampai kepada
Kebulatan Hati” 208
BAGIAN 6
”Marilah Kita Kembali dan Mengunjungi
Saudara-Saudara”
15. ”Menguatkan Sidang-Sidang Jemaat” 226
16. ”Melangkahlah ke Makedonia” 243
17. ”Ia Bertukar Pikiran dengan Mereka
dari Tulisan-Tulisan Kudus” 260
PASAL
HALAMAN
18. ’Carilah Allah, . . . dan Temukanlah Dia’ 274
19. ”Teruslah Berbicara dan Jangan Diam” 292
BAGIAN 7
”Mengajar . . . di Hadapan Umum dan
dari Rumah ke Rumah”
20. ”Bertumbuh dan Menang” sekalipun
Ditentang 310
21. ”Aku Bersih dari Darah Semua Orang” 325
22. ”Biarlah Kehendak Yehuwa Terjadi” 341
BAGIAN 8
”Memberitakan Kerajaan Allah . . .
tanpa Rintangan”
23. ”Dengarlah Pembelaanku” 24. ”Tabahlah!” 25. ”Aku Meminta Banding kepada Kaisar!” 26. ”Tidak Seorang Pun dari Antara Kamu
Akan Kehilangan Jiwa” 27. ”Memberikan Kesaksian yang
Saksama” 356
373
386
401
418
PENUTUP
28. ”Sampai ke Bagian yang Paling Jauh
di Bumi” 435
PASAL 1
”Pergilah dan Buatlah . . . Murid”
Gambaran umum buku Kisah Para Rasul
dan kaitannya dengan zaman kita
REBECCA, seorang Saksi Yehuwa yang masih muda di
Ghana, menganggap sekolahnya sebagai daerah pengabarannya. Ia selalu membawa bacaan Alkitab di tas sekolahnya. Selama waktu istirahat, ia mencari kesempatan untuk memberikan kesaksian kepada teman-teman
sekolahnya. Beberapa teman sekelas Rebecca sudah mulai belajar Alkitab dengannya.
2
Di Pulau Madagaskar, tidak jauh dari pesisir timur
Afrika, dua orang perintis secara rutin berjalan kaki sejauh kira-kira 25 kilometer di tengah panas terik untuk pergi ke sebuah desa terpencil. Di sana, mereka
mengadakan sejumlah pelajaran Alkitab dengan para
peminat.
Untuk menemui orang-orang yang tinggal di sepan´
jang Sungai Paraguay dan Sungai Parana, Saksi-Saksi di
3
Paraguay bersama 15 relawan dari negeri-negeri lain
1-6. Ceritakan pengalaman, termasuk yang Saudara ingat, yang memperlihatkan bahwa Saksi-Saksi Yehuwa mengabar dalam beragam situasi.
”PERGILAH DAN BUATLAH . . . MURID”
7
membuat sebuah kapal. Kapal sebesar 127 meter kubik
itu cukup luas untuk menampung 12 orang. Dari rumah
terapung ini, para pemberita Kerajaan yang bersemangat
itu menyebarkan kabar baik ke daerah-daerah yang tidak
bisa dijangkau dengan sarana lain.
4
Jauh di utara sana, Saksi-Saksi di Alaska memanfaat-
kan kesempatan unik untuk mengabar kepada para turis
pada masa liburan musim panas. Ketika cuaca menghangat, kapal-kapal pesiar datang membawa banyak wisatawan dari berbagai bangsa. Maka, Saksi-Saksi setempat
sudah siap di dermaga dengan memajang banyak lektur
Alkitab yang menarik dalam berbagai bahasa. Di wilayah
itu juga, pesawat sangat berguna untuk menjangkau
desa-desa terpencil, sehingga kabar baik dapat disebarkan kepada masyarakat Aleut, Atabaskan, Simsian, dan
Tlingit.
5
Larry, di Texas, AS, memiliki daerah yang istimewa
—panti wreda tempat ia tinggal. Meskipun tidak dapat
beranjak dari kursi roda akibat kecelakaan, Larry selalu
sibuk. Ia menceritakan berita Kerajaan, termasuk harapan dari Alkitab bahwa di bawah pemerintahan Kerajaan
ia kelak bisa berjalan lagi.—Yes. 35:5, 6.
8
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
6
Untuk menghadiri kebaktian di bagian utara Myan-
mar, sekelompok Saksi menempuh tiga hari perjalanan
dengan feri dari Mandalay. Karena bersemangat memberitakan kabar baik, mereka membawa lektur Alkitab,
yang mereka tawarkan kepada sesama penumpang. Setiap kali feri berhenti di sebuah kota atau desa, para
penginjil yang energik itu turun dan dengan cepat mengerjakan daerah permukiman untuk menawarkan lektur. Sekembalinya ke feri, para pemberita Kerajaan itu
mendapat ”daerah baru”, yakni para penumpang yang
baru saja naik.
7
Sebagaimana diperlihatkan beberapa contoh di atas,
para penyembah Yehuwa yang bersemangat di seluruh
dunia sedang ”memberikan kesaksian yang saksama tentang kerajaan Allah”. (Kis. 28:23) Mereka berkunjung
dari rumah ke rumah, mendekati orang-orang di jalan,
dan berbicara kepada orang-orang melalui telepon. Entah sedang naik bus, berjalan di taman, atau sedang beristirahat di tempat kerja, mereka mencari-cari kesempatan untuk memberikan kesaksian tentang Kerajaan
Allah. Metodenya bisa berbeda-beda, tetapi tujuannya
7. Dengan cara apa saja para penyembah Yehuwa memberikan kesaksian tentang
Kerajaan Allah, dan apa tujuan mereka?
”PERGILAH DAN BUATLAH . . . MURID”
9
sama—memberitakan kabar baik di mana pun orang berada.—Mat. 10:11.
8
Pembaca yang kami kasihi, apakah Saudara termasuk
di antara para pemberita Kerajaan yang kini aktif di lebih dari 235 negeri? Jika ya, itu berarti Saudara turut
berperan serta dalam perluasan pemberitaan Kerajaan
yang menakjubkan ini! Apa yang telah dicapai di ladang
sedunia bisa disebut sebagai mukjizat. Meskipun menghadapi berbagai rintangan dan tantangan yang amat sulit—bahkan pelarangan pemerintah dan penganiayaan
keji—Saksi-Saksi Yehuwa terus memberikan kesaksian
yang saksama tentang Kerajaan Allah kepada orangorang dari segala bangsa.
9
Ada pertanyaan yang menarik untuk dipikirkan:
Mengapa segala rintangan, bahkan tentangan dari Setan,
tidak bisa menghentikan gerak maju pekerjaan pemberitaan Kerajaan? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita
perlu mengadakan kilas balik ke abad pertama M. Lagi
pula, bukankah kita Saksi-Saksi Yehuwa zaman modern
sedang meneruskan pekerjaan yang dimulai pada saat
itu?
8, 9. (a) Mengapa perluasan pekerjaan pemberitaan Kerajaan bisa disebut sebagai mukjizat? (b) Pertanyaan menarik apa yang timbul, dan apa yang perlu kita
lakukan untuk mendapatkan jawabannya?
10
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
10
Tugas yang Jauh Jangkauannya
Pendiri sidang Kristen, Yesus Kristus, mengabdikan
dirinya untuk memberitakan kabar baik tentang Kerajaan Allah; itulah pekerjaan utamanya. Ia pernah menjelaskan, ”Aku harus menyatakan kabar baik tentang kerajaan Allah, karena untuk itulah aku diutus.” (Luk. 4:43)
Yesus tahu bahwa ia memulai suatu pekerjaan yang tidak
bisa ia tuntaskan sendirian. Tidak lama sebelum kematiannya, ia menubuatkan bahwa kabar baik Kerajaan akan
diberitakan ”di semua bangsa”. (Mrk. 13:10) Namun, bagaimana ini akan dilakukan, dan oleh siapa?
11
Setelah kematian dan kebangkitannya, Yesus menam-
pakkan diri kepada murid-muridnya dan memberi mereka tugas yang penting ini, ”Karena itu pergilah dan
buatlah orang-orang dari segala bangsa menjadi murid,
baptislah mereka dengan nama Bapak dan Putra dan roh
kudus, ajarlah mereka menjalankan semua perkara yang
aku perintahkan kepadamu. Dan, lihat! aku menyertai
kamu sepanjang masa sampai penutup sistem ini.” (Mat.
28:19, 20) Kata-kata ”aku menyertai kamu” menunjukkan
bahwa Yesus akan membantu murid-muridnya dalam
10. Yesus membaktikan dirinya untuk melakukan apa, dan apa yang ia ketahui
tentang pekerjaan ini?
11. Tugas penting apa yang Yesus berikan kepada murid-muridnya, dan dukungan apa yang akan mereka peroleh untuk melaksanakannya?
”PERGILAH DAN BUATLAH . . . MURID”
11
pekerjaan mengabar dan membuat murid. Mereka butuh
dukungan, sebab Yesus telah menubuatkan bahwa mereka akan menjadi ”sasaran kebencian semua bangsa”.
(Mat. 24:9) Ada lagi sumber dukungan yang bisa diandalkan oleh murid-murid. Persis sebelum naik ke surga, Yesus memberi tahu bahwa mereka akan diberi kuasa oleh
roh kudus untuk menjadi saksi-saksinya ”sampai ke bagian yang paling jauh di bumi”.—Kis. 1:8.
12
Sekarang, timbul beberapa pertanyaan penting: Apa-
kah para rasul Yesus dan murid-murid lain pada abad
pertama menganggap serius tugas tersebut? Apakah sekelompok pria dan wanita Kristen yang relatif sedikit itu
memberikan kesaksian yang saksama tentang Kerajaan
Allah sekalipun menderita penganiayaan yang bengis?
Benarkah mereka mendapat bantuan dari surga dan dukungan dari roh kudus Yehuwa dalam pekerjaan membuat murid? Pertanyaan ini dan pertanyaan terkait lainnya dijawab dalam buku Kisah di Alkitab. Kita harus
mengetahui jawabannya. Mengapa? Yesus berjanji bahwa
pekerjaan yang ia tugaskan akan terus berlangsung ”sampai penutup sistem ini”. Karena itu, tugas itu berlaku
bagi semua orang Kristen sejati, termasuk kita yang
12. Pertanyaan penting apa saja yang timbul, dan mengapa kita harus mengetahui jawabannya?
12
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
hidup pada zaman akhir ini. Maka, kita sangat tertarik
pada catatan sejarah yang dimuat dalam buku Kisah.
13
Gambaran Umum Buku Kisah
Siapakah penulis buku Kisah? Dalam buku itu sen-
diri tidak pernah disebutkan nama penulisnya, tetapi dari
kata-kata pembukaannya jelaslah bahwa penulis Kisah
sama dengan penulis Injil Lukas. (Luk. 1:1-4; Kis. 1:1, 2)
Karena itu, sejak dahulu, Lukas, seorang ’tabib yang dikasihi’ dan sejarawan yang teliti, sudah dianggap sebagai
penulis Kisah. (Kol. 4:14) Buku ini membahas peristiwaperistiwa yang terjadi selama jangka waktu kira-kira
28 tahun, mulai dari kenaikan Yesus ke surga pada tahun
33 M hingga pemenjaraan rasul Paulus di Roma sekitar
tahun 61 M. Karena Lukas mengubah kata ganti ”mereka” menjadi ”kami” dalam narasinya, tersirat bahwa ia
hadir di banyak peristiwa yang ia ceritakan. (Kis. 16:8-10;
20:5; 27:1) Sebagai periset yang sangat teliti, Lukas tentu
memperoleh informasi langsung dari Paulus, Barnabas,
Filipus, dan narasumber lain yang disebutkan dalam
catatannya.
14
Apa isi buku Kisah? Sebelumnya, dalam Injilnya, Lu-
kas menulis tentang apa yang dikatakan dan dilakukan
13, 14. (a) Siapa penulis buku Kisah, dan bagaimana ia memperoleh informasinya? (b) Apa isi buku Kisah?
”PERGILAH DAN BUATLAH . . . MURID”
13
oleh Yesus. Namun, dalam buku Kisah, Lukas melaporkan apa yang dikatakan dan dilakukan oleh para pengikut Yesus. Maka, Kisah bercerita tentang orang-orang
yang melaksanakan suatu pekerjaan yang luar biasa, meskipun banyak di antara mereka dianggap oleh orang luar
sebagai ”orang biasa yang tidak terpelajar”. (Kis. 4:13)
Singkatnya, catatan terilham ini memberi tahu kita bagaimana sidang Kristen berdiri dan berkembang. Kisah
memperlihatkan bagaimana orang-orang Kristen abad
pertama mengabar—metode dan sikap mereka. (Kis. 4:
31; 5:42) Buku ini menyoroti peranan roh kudus dalam
penyebaran kabar baik. (Kis. 8:29, 39, 40; 13:1-3; 16:6; 18:
24, 25) Kisah menonjolkan tema Alkitab, yang menyangkut Kerajaan Allah di bawah Kristus, dan memperlihatkan keberhasilan penyebaran berita Kerajaan meski ada
tentangan sengit.—Kis. 8:12; 19:8; 28:30, 31.
15
Ya, dengan memeriksa buku Kisah, hati kita akan ter-
getar dan iman kita akan dikuatkan! Jika kita merenungkan teladan para pengikut Kristus masa awal yang berani
dan penuh semangat, hati kita akan tersentuh. Kita akan
tergugah untuk meniru iman rekan-rekan kita pada abad
pertama itu. Dengan demikian, kita akan lebih diperlengkapi agar dapat memenuhi tugas untuk ’pergi dan
15. Apa saja manfaatnya jika kita memeriksa buku Kisah?
14
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
membuat murid’. Publikasi yang sedang Saudara baca ini
dirancang untuk membantu Saudara mempelajari buku
Kisah dengan saksama.
Alat Bantu B elajar Alkitab untuk Kita
16
Apa tujuan umum publikasi ini? Ada tiga, yaitu:
(1) memperkuat keyakinan kita bahwa Yehuwa melalui
roh kudus-Nya mendukung pekerjaan memberitakan Kerajaan dan membuat murid, (2) menggugah semangat
kita dalam pelayanan dengan mempelajari teladan para
pengikut Kristus abad pertama, dan (3) memperdalam
respek kita terhadap organisasi Yehuwa dan para pengemban tanggung jawab dalam pekerjaan pengabaran dan
pengawasan sidang-sidang.
17
Bagaimana penyusunan publikasi ini? Buku ini diba-
gi menjadi delapan bagian, yang masing-masing membahas sebagian buku Kisah. Pasal-pasal berikutnya tidak
bertujuan untuk membahas buku Kisah ayat demi ayat,
tetapi untuk menarik pelajaran dari peristiwa-peristiwa
yang diceritakan di dalamnya dan membantu kita mengerti bagaimana kita secara pribadi dapat menerapkan
pokok-pokok yang dipelajari. Setiap pasal diawali dengan
16. Apa tiga tujuan publikasi ini?
17, 18. Bagaimana penyusunan publikasi ini, dan fitur apa saja yang akan berguna dalam pelajaran Alkitab secara pribadi?
”PERGILAH DAN BUATLAH . . . MURID”
15
kalimat yang merupakan inti bahasan pasal tersebut dan
kutipan ayat yang menunjukkan bagian buku Kisah yang
akan dibahas.
18
Ada fitur-fitur lain dalam publikasi ini yang akan ber-
guna dalam pelajaran Alkitab secara pribadi. Dalam
edisi ukuran biasa, gambar-gambar indah yang melukiskan peristiwa-peristiwa mendebarkan dalam buku Kisah
akan membantu Saudara membayangkan kejadiannya seraya Saudara merenungkan catatan Alkitab itu. Di banyak pasal ada kotak-kotak yang memuat keterangan
tambahan yang berguna. Ada kotak tentang profil seorang tokoh Alkitab yang imannya patut ditiru. Kotak
lain memuat lebih banyak perincian tentang tempat, peristiwa, kebiasaan, atau tokoh-tokoh lain yang disebutkan
di buku Kisah. Margin halaman yang lebar memungkinkan Saudara membuat catatan selama belajar.
19
Publikasi ini dapat membantu Saudara memeriksa
diri dengan jujur. Tidak soal berapa lama Saudara telah
melayani sebagai pemberita Kerajaan, hendaknya Saudara dari waktu ke waktu merenung dan menganalisis prioritas hidup Saudara dan sikap Saudara terhadap pelayanan Kristen. (2 Kor. 13:5) Tanyai diri sendiri, ’Apakah saya
mempertahankan perasaan mendesak dalam pelayanan
19. Pemeriksaan diri apa yang hendaknya kita lakukan dari waktu ke waktu?
16
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
saya? (1 Kor. 7:29-31) Apakah saya memberitakan kabar
baik dengan penuh keyakinan dan semangat? (1 Tes. 1:
5, 6) Apakah saya berpartisipasi sebanyak mungkin dalam pekerjaan mengabar dan membuat murid?’—Kol.
3:23.
20
Mari kita terus camkan bahwa kita telah diberi tu-
gas untuk melakukan pekerjaan penting—mengabar dan
membuat murid. Seraya hari demi hari berlalu, tugas itu
kian mendesak. Akhir sistem ini terus mendekat dengan
cepat. Belum pernah ada begitu banyak kehidupan yang
dipertaruhkan. Kita tidak tahu berapa banyak lagi orang
yang berkecenderungan benar yang akan menyambut berita kita. (Kis. 13:48) Akan tetapi, kita bertanggung jawab untuk membantu orang-orang seperti itu sebelum
terlambat.—1 Tim. 4:16.
21
Maka, sangatlah penting agar kita meniru teladan
para pemberita Kerajaan yang bersemangat pada abad
pertama. Semoga dengan menyelidiki publikasi ini, Saudara akan tergerak untuk mengabar dengan lebih bersemangat dan lebih berani lagi. Dan, semoga tekad Saudara diperkuat untuk terus ”memberikan kesaksian yang
saksama tentang kerajaan Allah”.—Kis. 28:23.
20, 21. Mengapa tugas yang diberikan kepada kita sangat mendesak, dan apa
seharusnya tekad kita?
”PERGILAH DAN BUATLAH . . . MURID”
17
TAHUN-TAHUN PENTING DALAM PENYEBARAN
KEKRISTENAN SELAMA ABAD PERTAMA M
33
Yesus dibangkitkan
Yesus menugasi para pengikutnya
untuk membuat murid
Pencurahan roh kudus pada hari
Pentakosta
Sidang Kristen didirikan
Petrus dipenjarakan, dibebaskan
melalui mukjizat
44
Herodes Agripa I wafat
8 46
Stefanus dibunuh sebagai martir
Sida-sida Etiopia dibaptis
Bala kelaparan yang dinubuatkan
terjadi
Paulus membawa bantuan
kemanusiaan ke Yerusalem
8 34
8 47-48
8 33 -34
Saul dari Tarsus ditobatkan
8 34 -36
Saul mengabar di Damaskus
8 36
Paulus ke Yerusalem untuk pertama
kalinya sebagai pengikut Kristus
Paulus mengunjungi Petrus di
Yerusalem (Gal. 1:18)
36
Kornelius ditobatkan
Orang-orang non-Yahudi mulai
menjadi Kristen
8 41
Injil Matius ditulis
Penglihatan Paulus tentang ”surga
yang ketiga” (2 Kor. 12:2)
8 44
Agabus menubuatkan bala kelaparan
Yakobus (putra Zebedeus) dibunuh
sebagai martir
18
Perjalanan utusan injil Paulus
yang pertama
8 49
Masalah sunat di Antiokhia
Rapat di Yerusalem
Paulus mengoreksi Petrus
(Gal. 2:11-14)
8 49 -52
Perjalanan utusan injil Paulus
yang kedua
Barnabas dan Markus mengabar
di Siprus
8 49 -50
Klaudius mengusir orang Yahudi
dari Roma
8 50
Lukas bergabung dengan Paulus
di Troas
Penglihatan Paulus tentang pria
Makedonia
Paulus berkunjung ke Filipi
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Sidang di Filipi didirikan
Sidang di Tesalonika didirikan
Paulus berkunjung ke Athena
8 59 -61
8 50 -52
8 60-61
Paulus berkunjung ke Korintus
1 Tesalonika ditulis
Galatia ditulis
8 51
2 Tesalonika ditulis
8 52-56
Perjalanan utusan injil Paulus
yang ketiga
Pemenjaraan Paulus yang pertama
di Roma
Kolose ditulis
Efesus ditulis
Filemon ditulis
Filipi ditulis
8 60 -65
Injil Markus ditulis
8 61
Paulus berkunjung ke Efesus
Kisah ditulis
Ibrani ditulis
8 55
8 61-64
1 Korintus ditulis
Titus diutus ke Korintus
2 Korintus ditulis
1 Timotius ditulis
Titus ditinggalkan di Kreta
(Tit. 1:5)
Titus ditulis
8 52-55
8 56
Roma ditulis
Paulus membangkitkan Eutikhus
di Troas
Paulus dan Lukas tinggal bersama
Filipus di Kaisarea
Paulus ditangkap di Yerusalem
seb. 62
8 56 -58
8 64
Paulus ditahan di Kaisarea
Injil Lukas ditulis
2 Petrus ditulis
8 58
Festus menggantikan Feliks
58
Herodes Agripa II mendengar
pembelaan Paulus
”PERGILAH DAN BUATLAH . . . MURID”
Yakobus ditulis
8 62-64
1 Petrus ditulis
8 65
Pemenjaraan Paulus yang kedua
di Roma
2 Timotius ditulis
Titus pergi ke Dalmatia (2 Tim. 4:10)
Paulus dieksekusi
19
BAG IAN 1 ˙ KISAH 1: 1–6: 7
”KAMU TELAH MEMENUHI
Y E RU SAL E M
DENGAN AJARANMU”
KISAH 5:28
Begitu menerima pencurahan roh kudus pada hari
Pentakosta 33 M, murid-murid Yesus langsung sibuk
memberikan kesaksian tentang Kerajaan Allah. Dalam bagian ini, kita akan membahas laporan menarik
tentang lahirnya sidang Kristen, semakin gencarnya
kesaksian di Yerusalem, dan keberanian para rasul
dalam menghadapi tentangan yang kian memuncak.
PASAL 2
”Kamu Akan Menjadi Saksiku”
Bagaimana Yesus mempersiapkan rasul-rasulnya
untuk memimpin pekerjaan pengabaran
Berdasarkan Kisah 1:1-26
MEREKA belum puas. Bagi para rasul, pekan-pekan belakangan ini terasa sungguh menggetarkan hati! Kebangkitan
Yesus telah mengubah keputusasaan mereka yang pilu menjadi sukacita yang menggebu. Selama 40 hari terakhir, Yesus telah berulang kali menampakkan diri, menyampaikan
lebih banyak ajaran dan anjuran kepada para pengikutnya.
Namun, pada hari ini, ia akan menampakkan diri untuk
terakhir kalinya.
2
Sambil berdiri bersama-sama di Gunung Zaitun, para
rasul menyimak baik-baik setiap kata yang Yesus ucapkan. Setelah ia selesai berbicara—terlalu cepat, rasanya—ia
mengangkat tangannya dan memberkati mereka. Kemudian, ia mulai terangkat dari tanah! Para pengikutnya menatapnya lekat-lekat sementara ia naik ke langit. Akhirnya, awan menyembunyikannya dari pandangan mereka. Ia
1-3. Bagaimana perpisahan Yesus dengan para rasulnya, dan pertanyaan apa saja
yang timbul?
”KAMU AKAN MENJADI SAKSIKU”
21
telah pergi, tetapi mereka masih terus menatap langit.
—Luk. 24:50; Kis. 1:9, 10.
3
Peristiwa itu menjadi titik balik dalam kehidupan rasul-
rasul Yesus. Apa yang akan mereka lakukan sekarang setelah Majikan mereka, Yesus Kristus, naik ke surga? Tentu,
Majikan mereka pasti telah mempersiapkan mereka untuk
melanjutkan pekerjaan yang telah ia mulai. Bagaimana ia
memperlengkapi mereka untuk tugas penting ini, lalu bagaimana tanggapan mereka? Dan, apa kaitannya dengan
orang Kristen dewasa ini? Jawabannya yang membesarkan
hati ada dalam pasal pertama buku Kisah.
”Banyak Bukti Positif” (Kis. 1:1-5)
4 Lukas mengawali catatannya dengan menyapa Teofilus.
Injil yang Lukas tulis sebelumnya juga ditujukan kepadanya.1 Lukas dengan jelas menunjukkan bahwa tulisannya
ini adalah kelanjutan dari kisah yang pertama. Mula-mula,
ia merangkum peristiwa-peristiwa yang dicatat di akhir Injilnya, dengan menggunakan kata-kata yang berbeda dan
menambahkan beberapa perincian baru.
1 Dalam Injilnya, Lukas menyapa pria ini ”yang sangat mulia, Teofilus”, sehingga bagi beberapa orang tersirat bahwa Teofilus mungkin adalah tokoh terkemuka
yang belum beriman. Akan tetapi, di Kisah, Lukas menyapanya dengan kata-kata,
”Hai, Teofilus.” Beberapa pakar memperkirakan bahwa Teofilus menjadi orang
percaya setelah membaca Injil Lukas; karena itu, menurut mereka, Lukas tidak
lagi menggunakan sapaan kehormatan. Ia menulis kepada pria itu sebagai saudara rohaninya.
4. Bagaimana Lukas mengawali catatannya di buku Kisah?
22
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
5
Apa yang akan menjaga agar iman para pengikut Yesus
tetap kuat? Di Kisah 1:3, kita membaca, ”Melalui banyak
bukti positif, [Yesus] memperlihatkan dirinya hidup.” Di
Alkitab, hanya Lukas ’tabib yang dikasihi’ inilah yang
menggunakan kata yang diterjemahkan menjadi ”bukti positif ”. (Kol. 4:14) Kata tersebut adalah istilah teknis dalam
tulisan medis kala itu, yang memaksudkan bukti yang jelas,
meyakinkan, dan andal. Bukti seperti itulah yang Yesus berikan. Berkali-kali, ia menampakkan diri kepada para pengikutnya, kadang kepada satu atau dua orang, kadang kepada semua rasul, dan sekali peristiwa kepada lebih dari
500 orang percaya. (1 Kor. 15:3-6) Benar-benar bukti yang
positif !
6
Iman orang Kristen sejati dewasa ini pun didasarkan
atas ”banyak bukti positif ”. Adakah bukti bahwa Yesus
pernah hidup di bumi, mati untuk dosa-dosa kita, dan dibangkitkan? Ya, ada! Dalam Firman Allah yang terilham,
berbagai laporan saksi mata yang dapat diandalkan menyediakan segala bukti meyakinkan yang kita butuhkan.
Jika kita mempelajari laporan ini dengan sungguh-sungguh, iman kita bisa sangat dikuatkan. Ingat , bukti yang
kuat itulah yang menentukan apakah seseorang memiliki
5, 6. (a) Apa yang akan membantu para pengikut Yesus menjaga iman mereka
tetap kuat? (b) Bagaimana iman orang Kristen dewasa ini didasarkan atas ”banyak bukti positif ”?
”KAMU AKAN MENJADI SAKSIKU”
23
iman sejati atau cuma sikap asal percaya. Hanya dengan
iman sejati seseorang bisa memperoleh kehidupan abadi.
—Yoh. 3:16.
7
Yesus juga ”memberitahukan perkara-perkara tentang
kerajaan Allah”. Misalnya, ia menjelaskan nubuat yang
memp erlihatkan bahwa Mesias akan menderita dan
mati. (Luk. 24:13-32, 46, 47) Sewaktu Yesus memperjelas
peranannya sebagai Mesias, ia menandaskan tema Kerajaan Allah, sebab dialah Calon Rajanya. Kerajaan selalu
menjadi tema pengabaran Yesus, dan para pengikutnya dewasa ini menonjolkan tema yang sama sewaktu mengabar.
—Mat. 24:14; Luk. 4:43.
”S ampai ke Bagian yang Paling Jauh di Bumi” (Kis. 1:6-12)
8 Pertemuan para rasul bersama Yesus di Gunung Zaitun
adalah pertemuan mereka yang terakhir di bumi. Dengan
antusias mereka bertanya, ”Tuan, apakah engkau akan memulihkan kerajaan bagi Israel pada masa ini?” (Kis. 1:6)
Dari satu pertanyaan ini tersingkaplah dua gagasan salah
para rasul. Pertama, mereka mengira Kerajaan Allah akan
dipulihkan bagi Israel jasmani. Kedua, mereka yakin bahwa
7. Teladan apa yang Yesus berikan kepada para pengikutnya dalam mengajar dan
mengabar?
8, 9. (a) Dua gagasan salah apa yang dimiliki para rasul Yesus? (b) Bagaimana
Yesus menyesuaikan cara berpikir para rasul, dan apa pelajarannya bagi orang
Kristen dewasa ini?
24
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Kerajaan yang dijanjikan itu akan langsung memerintah,
”pada masa ini”. Bagaimana Yesus membantu mereka menyesuaikan cara berpikir mereka?
9
Yesus kemungkinan besar tahu bahwa gagasan yang
pertama akan segera dikoreksi. Malah, sepuluh hari lagi,
para pengikutnya akan menyaksikan lahirnya suatu bangsa
baru, yakni Israel rohani! Sebentar lagi, Allah akan memutuskan hubungan dengan orang Israel jasmani. Mengenai
gagasan kedua, Yesus dengan ramah mengingatkan mereka,
”Bukan bagianmu untuk memperoleh pengetahuan tentang
masa atau musim yang telah Bapak tempatkan dalam kewenangannya.” (Kis. 1:7) Yehuwa-lah yang menentukan jadwalnya. Sebelum mati, Yesus sendiri mengatakan bahwa
pada saat itu, Putra pun tidak mengetahui ’hari dan jam’
akhir tersebut akan datang ”kecuali Bapak”. (Mat. 24:36)
Demikian pula sekarang, jika orang-orang Kristen terlalu
memikirkan kapan sistem ini berakhir, mereka sebenarnya
memusingkan sesuatu yang bukan bagian mereka.
10
Namun, jangan sampai kita meremehkan para rasul Ye-
sus, yang adalah orang-orang yang sangat beriman. Mereka
menerima koreksi dengan rendah hati. Selain itu, sekalipun pertanyaan mereka muncul dari cara berpikir yang
10. Seperti para rasul, sikap apa yang hendaknya kita kembangkan, dan mengapa?
”KAMU AKAN MENJADI SAKSIKU”
25
keliru, itu juga menyingkapkan sikap yang baik. Yesus telah
berulang kali mendesak para pengikutnya, ”Tetaplah berjaga-jaga.” (Mat. 24:42; 25:13; 26:41) Mereka waspada secara
rohani, dengan antusias menunggu-nunggu bukti bahwa Yehuwa akan segera bertindak. Sikap seperti itulah yang perlu kita kembangkan dewasa ini. Malah, pada ”hari-hari terakhir” yang mendekati klimaksnya ini, kita harus semakin
waspada.—2 Tim. 3:1-5.
11
Yesus mengingatkan para rasulnya tentang apa yang
terutama harus mereka pikirkan. Ia berkata, ”Kamu akan
menerima kuasa pada waktu roh kudus datang ke atasmu,
dan kamu akan menjadi saksiku di Yerusalem maupun di
seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke bagian yang paling jauh di bumi.” (Kis. 1:8) Berita tentang kebangkitan
Yesus harus diumumkan pertama-tama di Yerusalem, tempat orang-orang membunuh Yesus. Dari sana, berita itu
akan merebak ke seluruh Yudea, lalu ke Samaria, kemudian ke tempat-tempat yang lebih jauh lagi.
12
Sungguh tepat bahwa Yesus menyebutkan tugas untuk
mengabar setelah ia mengulangi janjinya untuk mengirim
roh kudus guna membantu mereka. Ini adalah salah satu
dari 42 pemunculan ungkapan ”roh kudus” dalam buku
11, 12. (a) Tugas apa yang Yesus berikan kepada para pengikutnya? (b) Mengapa tepat bahwa Yesus mengaitkan roh kudus dengan tugas untuk mengabar?
26
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Kisah. Catatan Alkitab yang hidup ini berulang kali menandaskan bahwa kita tidak bisa melaksanakan kehendak
Yehuwa tanpa bantuan roh kudus. Maka, alangkah pentingnya agar kita selalu berdoa meminta roh itu! (Luk.
11:13) Kita membutuhkannya sekarang lebih daripada yang
sudah-sudah.
13
Ungkapan ”bagian yang paling jauh di bumi” telah ber-
ubah maknanya sejak masa awal itu. Akan tetapi, sebagaimana disebutkan di pasal sebelumnya, Saksi-Saksi Yehuwa
dengan sepenuh hati menerima tugas untuk memberikan
kesaksian ini, karena tahu bahwa Allah ingin agar segala
macam orang mendengar kabar baik tentang Kerajaan-Nya.
(1 Tim. 2:3, 4) Apakah Saudara sibuk melakukan pekerjaan penyelamatan ini? Saudara tidak bakal menemukan pekerjaan yang lebih memuaskan dan menyenangkan di mana
pun juga! Yehuwa akan memberikan kekuatan yang Saudara butuhkan. Buku Kisah berisi banyak keterangan tentang
metode yang benar untuk digunakan dan sikap yang perlu
dikembangkan agar efektif.
14
Sebagaimana disebutkan di awal pasal ini, Yesus ter-
angkat dari tanah dan hilang dari pandangan. Namun,
13. Seberapa luaskah tugas pengabaran yang diberikan kepada umat Allah dewasa ini, dan mengapa kita harus menyambutnya dengan penuh semangat?
14, 15. (a) Apa yang dikatakan para malaikat tentang kembalinya Kristus, dan
apa artinya? (Lihat juga catatan kaki.) (b) Bagaimana Kristus memang kembali
”dengan cara yang sama” seperti kepergiannya?
”KAMU AKAN MENJADI SAKSIKU”
27
ke-11 rasul tetap berdiri di sana, memandang ke langit.
Akhirnya, dua malaikat menampakkan diri dan menegur
mereka dengan lembut, ”Orang-orang Galilea, mengapa
kamu berdiri memandang ke langit? Yesus ini yang diangkat ke langit meninggalkan kamu, akan datang dengan cara
yang sama seperti yang kamu lihat dia naik ke langit.” (Kis.
1:11) Apakah yang dimaksud para malaikat itu adalah bahwa Yesus akan kembali dengan tubuh yang sama, seperti
yang diajarkan beberapa agama? Tidak. Mengapa?
15
Para malaikat itu mengatakan bahwa Yesus akan kem-
bali, bukan dengan bentuk yang sama, melainkan ”dengan
cara yang sama”.1 Dengan cara bagaimana ia pergi? Ia sudah tidak kelihatan lagi sewaktu para malaikat itu berbicara. Hanya sedikit orang, yakni para rasul, yang melihat bahwa Yesus telah meninggalkan kawasan bumi dan pergi
menuju Bapaknya di surga. Yesus akan kembali dengan
cara yang serupa. Dan, memang demikian. Dewasa ini, hanya orang-orang yang berpemahaman rohani yang menyadari bahwa Yesus telah hadir dengan kuasa sebagai raja.
(Luk. 17:20) Kita perlu memahami bukti kehadirannya dan
memberitahukannya kepada orang lain agar mereka juga
bisa mengerti betapa mendesaknya situasi sekarang ini.
1 Di ayat ini, Alkitab menggunakan kata Yunani tropos, yang berarti ”cara”, dan
bukan mor·fe, yang berarti ”bentuk”.
28
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
”Tunjukkanlah Yang Mana . . . yang Telah Engkau Pilih”
(Kis. 1:13-26)
16 Tidaklah mengherankan bahwa para rasul ”kembali ke
Yerusalem dengan sukacita yang besar”. (Luk. 24:52) Namun,
bagaimana mereka akan menanggapi bimbingan dan petunjuk Kristus? Kisah pasal 1, ayat 13 dan 14, menceritakan bahwa mereka berkumpul di sebuah ”ruang atas”, dan ada beberapa perincian menarik tentang pertemuan semacam itu.
Banyak rumah di Palestina kala itu memiliki ruang di lantai atas, yang bisa dicapai melalui tangga di luar rumah.
”Ruang atas” ini mungkin ada di bagian atas rumah yang disebutkan di Kisah 12:12, milik ibu dari Markus. Namun, tidak soal ruang itu milik siapa, kemungkinan besar itu adalah ruang sederhana yang bisa digunakan para pengikut
Kristus untuk berkumpul. Siapa saja yang datang, dan apa
yang mereka lakukan?
17
Perhatikan bahwa pertemuan itu bukan hanya dihadiri
oleh para rasul, atau pria-pria saja. Ada juga ”beberapa wanita”, termasuk ibu Yesus, Maria. Itulah terakhir kalinya ia
disebutkan secara langsung dalam Alkitab. Tentu, kita membayangkan bahwa dalam acara itu Maria tidak sedang mencari
kedudukan terkemuka tetapi dengan rendah hati berkumpul
16-18. (a) Dari Kisah 1:13, 14, apa yang kita pelajari tentang pertemuan ibadat Kristen? (b) Pelajaran apa yang bisa kita peroleh dari teladan ibu Yesus,
Maria? (c) Mengapa pertemuan Kristen sangat penting dewasa ini?
”KAMU AKAN MENJADI SAKSIKU”
29
untuk beribadat bersama saudara-saudari rohaninya. Ia pasti
merasa terhibur karena empat putranya yang lain, yang belum menjadi orang percaya semasa hidup Yesus, kini ada
bersamanya. (Mat. 13:55; Yoh. 7:5) Sejak kematian dan kebangkitan kakak tiri mereka, sikap mereka telah berubah.
—1 Kor. 15:7.
18
Perhatikan juga mengapa murid-murid itu berkumpul:
”Dengan sehati mereka semua berkanjang dalam doa.” (Kis.
1:14) Pertemuan selalu menjadi bagian yang sangat penting
dalam ibadat Kristen. Kita berkumpul untuk saling menganjurkan, untuk menerima pengajaran serta nasihat, dan yang
terutama, untuk turut beribadat kepada Bapak surgawi kita,
Yehuwa. Doa dan nyanyian kita pada kesempatan seperti itu
sangat menyenangkan Allah dan sangat penting bagi kita. Semoga kita tidak pernah mengabaikan pertemuan yang suci
dan membina ini!—Ibr. 10:24, 25.
19
Para pengikut Kristus itu kini menghadapi masalah pen-
ting di bidang pengorganisasian, dan rasul Petrus mengambil prakarsa untuk menanganinya. (Ayat 15-26) Kita senang
karena Petrus sudah banyak berubah dalam waktu beberapa minggu setelah ia tiga kali menyangkal Tuannya. (Mrk.
14:72) Kita semua cenderung berbuat dosa, dan kita perlu
19-21. (a) Apa yang kita pelajari dari peran aktif Petrus dalam sidang?
(b) Mengapa Yudas perlu diganti, dan apa yang bisa kita pelajari dari caranya
hal itu ditangani?
30
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
sering diingatkan bahwa Yehuwa itu ”baik dan siap mengampuni” orang-orang yang dengan tulus bertobat.—Mz. 86:5.
20
Petrus menyadari bahwa Yudas, rasul yang mengkhianati
Yesus, harus diganti. Akan tetapi, dengan siapa? Petrus mengatakan bahwa rasul baru itu haruslah orang yang telah
mengikuti Yesus sepanjang pelayanan-Nya dan menyaksikan
kebangkitan-Nya. (Kis. 1:21, 22) Hal itu selaras dengan janji Yesus sendiri, ”Kamu yang telah mengikuti aku, kamu sendiri juga akan duduk di atas dua belas takhta, menghakimi
kedua belas suku Israel.” (Mat. 19:28) Yehuwa tampaknya
bermaksud agar ke-12 rasul yang mengikuti Yesus selama pelayanannya di bumi kelak menjadi ”dua belas batu fondasi”
Yerusalem Baru. (Pny. 21:2, 14) Itu sebabnya, Allah memungkinkan Petrus mengerti bahwa nubuat ”biarlah jabatannya
sebagai pengawas diambil orang lain” berlaku atas Yudas.
—Mz. 109:8.
21
Bagaimana pemilihan dilakukan? Dengan melempar
undi, suatu kebiasaan yang umum pada zaman Alkitab. (Ams.
16:33) Akan tetapi, itulah terakhir kalinya Alkitab memperlihatkan undi digunakan untuk tujuan tersebut. Kelihatannya, metode ini tidak berlaku lagi setelah pencurahan roh
kudus tidak lama kemudian. Namun, perhatikan mengapa
undi digunakan pada kesempatan ini. Para rasul berdoa,
”Engkau, oh, Yehuwa, yang mengetahui hati semua orang,
”KAMU AKAN MENJADI SAKSIKU”
31
tunjukkanlah yang mana dari kedua orang ini yang telah engkau pilih.” (Kis. 1:23, 24) Mereka ingin agar Yehuwa-lah yang
memilihkan. Matias, yang kemungkinan besar termasuk di
antara 70 murid yang Yesus utus untuk mengabar, terpilih.
Demikianlah Matias menjadi salah seorang dari ”kedua belas rasul itu”.1—Kis. 6:2.
22
Peristiwa ini mengingatkan kita akan pentingnya peng-
organisasian di kalangan umat Allah. Hingga sekarang, priapria yang bertanggung jawab dipilih untuk melayani sebagai
pengawas di sidang. Para penatua dengan cermat mempertimbangkan persyaratan Alkitab untuk para pengawas, lalu
berdoa memohon bimbingan roh kudus. Dengan demikian,
sidang menganggap pria-pria itu dilantik oleh roh kudus. Kita
sendiri tetap tunduk dan taat kepada kepemimpinan mereka, dengan menggalang semangat kerja sama dalam sidang.
—Ibr. 13:17.
23
Setelah dikuatkan karena beberapa kali menyaksikan bah-
wa Yesus telah dibangkitkan dan setelah diperteguh dengan
pemurnian di bidang pengorganisasian, para murid pun benar-benar siap untuk apa yang akan terjadi. Pasal berikut
akan membahas peristiwa penting itu.
1 Paulus belakangan diangkat menjadi ”rasul bagi bangsa-bangsa”, tetapi ia tidak pernah terhitung di antara ke-12 rasul. (Rm. 11:13; 1 Kor. 15:4-8) Ia tidak
mengikuti Yesus sewaktu Yesus melayani di bumi, sehingga ia tidak memenuhi
syarat untuk hak istimewa tersebut.
22, 23. Mengapa kita harus tunduk dan taat kepada pria-pria yang mengemban
tanggung jawab dalam sidang dewasa ini?
32
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
PASAL 3
”Dipenuhi dengan Roh Kudus”
Pengaruh pencurahan roh kudus
pada hari Pentakosta
Berdasarkan Kisah 2:1-47
SUASANA ramai amat terasa di jalan-jalan Yerusalem.1
Asap naik dari mezbah di bait sementara orang-orang
Lewi menyanyikan Halel (Mazmur 113 sampai 118), kemungkinan dengan gaya antifonal, atau bersahut-sahutan.
Para pendatang memadati jalan-jalan. Mereka berasal dari
tempat-tempat yang sangat jauh seperti Elam, Mesopotamia, Kapadokia, Pontus, Mesir, dan Roma.2 Dalam rangka
apa? Untuk merayakan Pentakosta, yang juga disebut ”hari
buah-buah masak yang pertama”. (Bil. 28:26) Perayaan tahunan ini menandai akhir panen barli dan permulaan panen gandum. Ini adalah hari yang penuh sukacita.
2
Sekitar pukul sembilan di pagi yang sejuk pada mu-
sim semi tahun 33 M itu, terjadilah sesuatu yang masih menakjubkan hingga berabad-abad kemudian. Tiba-tiba,
1 Lihat kotak ”Yerusalem—Pusat Yudaisme”, di halaman 34.
2 Lihat kotak ”Roma—Ibu Kota Sebuah Imperium”, di halaman 35; ”Orang Yahudi di Mesopotamia dan Mesir”, di halaman 36; dan ”Kekristenan di Pontus”,
di halaman 37.
1. Gambarkan suasana Perayaan Pentakosta.
2. Peristiwa menakjubkan apa yang terjadi pada Pentakosta 33 M?
”DIPENUHI DENGAN ROH KUDUS”
33
YERUSALEM
—PUSAT YUDAISME
Banyak peristiwa di pasal-pasal awal buku Kisah terjadi di Yerusalem. Kota ini terdapat di antara bukit-bukit di
pegunungan tengah Yudea, kira-kira 55 kilometer di sebelah
timur Laut Tengah. Pada tahun 1070 SM, Raja Daud menaklukkan benteng di puncak Gunung Zion, yang terletak di
lokasi ini, dan kota yang berkembang di sekitarnya menjadi
ibu kota bangsa Israel kuno.
Tidak jauh dari Gunung Zion terdapat Gunung Moria,
dan menurut kisah turun-temurun orang Yahudi kuno,
di sanalah Abraham nyaris mengorbankan Ishak, kira-kira
1.900 tahun sebelum berbagai peristiwa yang diceritakan di
buku Kisah. Gunung Moria menjadi bagian kota itu sewaktu
Salomo membangun bait Yehuwa yang pertama di atasnya.
Bangunan ini menjadi titik pusat kehidupan dan ibadat masyarakat Yahudi.
Ke bait Yehuwa inilah semua orang Yahudi yang saleh
secara rutin berkumpul dari segala penjuru bumi yang berpenduduk untuk mempersembahkan korban, beribadat, dan
memperingati perayaan musiman. Mereka melakukannya
untuk menaati perintah Allah, ”Tiga kali setahun setiap pria
di antaramu harus datang ke hadapan Yehuwa, Allahmu, di
tempat yang dipilihnya.” (Ul. 16:16) Yerusalem juga adalah
tempat kedudukan Sanhedrin Agung, yaitu mahkamah
agung Yahudi dan dewan pemerintahan nasional.
34
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
ROMA—IBU KOTA SEBUAH IMPERIUM
Selama jangka waktu yang dibahas dalam buku Kisah,
Roma merupakan kota yang paling besar dan secara politik
paling penting di dunia kala itu. Roma adalah ibu kota sebuah
imperium yang pada puncak kejayaannya menguasai wilayah
yang terbentang dari Inggris hingga Afrika Utara dan dari Samudra Atlantik hingga Teluk Persia.
Roma adalah tempat berbaurnya berbagai macam kebudayaan, ras, bahasa, dan takhayul. Jaringan jalan yang dipelihara
dengan baik mendatangkan banyak musafir dan barang dagangan dari setiap penjuru imperium tersebut. Di pelabuhan
Ostia tidak jauh dari situ, kapal-kapal, yang mengarungi rute
perdagangan yang ramai, membongkar muatannya berupa bahan makanan dan barang mewah yang khusus dibawa untuk
kota ini.
Pada abad pertama M, lebih dari satu juta orang tinggal di
Roma. Mungkin setengah penduduknya adalah para budak
—penjahat yang terhukum, anak-anak yang dijual atau ditelantarkan oleh orang tua mereka, dan tawanan yang ditangkap
selama operasi militer Romawi. Di antara para budak yang dibawa ke Roma ada juga orang-orang Yahudi dari Yerusalem,
mengingat kota itu ditaklukkan oleh Jenderal Romawi Pompeius pada tahun 63 SM.
Sebagian besar penduduknya yang merdeka tinggal berdesak-desakan di rumah susun dan menggantungkan hidupnya
pada subsidi pemerintah. Akan tetapi, para kaisar mendandani ibu kota dengan bangunan-bangunan umum yang luar
biasa megah. Di antaranya ialah teater-teater dan stadion-stadion besar yang menyuguhkan tontonan seperti pertunjukan
drama, pertandingan gladiator, dan perlombaan kereta kuda
—semuanya gratis demi menghibur rakyat banyak.
”DIPENUHI DENGAN ROH KUDUS”
35
ORANG YAHUDI DI
MES OP OTAMIA DAN MESIR
The History of the Jewish People in the Age of Jesus Christ
(175 SM–135 M) menyatakan, ”Di Mesopotamia, Media, dan
Babilonia tinggal keturunan penduduk kerajaan [Israel] sepuluh suku, dan kerajaan Yehuda, yang pernah dibuang ke
sana oleh Asiria dan Babilonia.” Menurut Ezra 2:64, hanya
ada 42.360 pria Israel, beserta istri dan anak-anak mereka, yang pulang ke Yerusalem dari pembuangan di Babilon. Itu terjadi pada tahun 537 SM. Flavius Yosefus mengatakan bahwa pada abad pertama M, jumlah orang
Yahudi yang ”tinggal di sekitar Babilonia” mencapai puluhan ribu. Pada abad ketiga sampai kelima M, komunitas-komunitas ini menghasilkan karya yang dikenal sebagai
Talmud Babilonia.
Berbagai dokumen membuktikan bahwa orang Yahudi
sudah tinggal di Mesir setidaknya sejak abad keenam SM.
Pada masa itu, Yeremia mengirim pesan untuk orangorang Yahudi yang tinggal di berbagai tempat di Mesir, termasuk Memfis, yang disebut juga Nof. (Yer. 44:1) Kemungkinan besar, banyak orang Yahudi berimigrasi ke Mesir
selama masa Helenistik (masa penyebaran kebudayaan Yunani). Yosefus mengatakan bahwa orang Yahudi ada di antara penduduk pertama Aleksandria. Belakangan, ada bagian kota itu yang dikhususkan untuk mereka. Pada abad
pertama M, penulis Yahudi bernama Filo menyatakan bahwa satu juta rekan sebangsanya tinggal di seluruh Mesir,
mulai dari ”pinggiran Libia hingga perbatasan Etiopia”.
36
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
KEKRISTENAN DI P ONTUS
Di antara mereka yang mendengarkan ceramah Petrus
pada Pentakosta 33 M, ada juga orang-orang Yahudi dari
Pontus, sebuah distrik di bagian utara Asia Kecil. (Kis. 2:9)
Beberapa dari mereka pasti membawa kabar baik itu ke
kampung halaman mereka, sebab sewaktu Petrus menulis
suratnya yang pertama, ia menyebut tentang orang-orang
percaya yang ”tersebar” di berbagai tempat, salah satunya Pontus.1 (1 Ptr. 1:1) Tulisannya menyingkapkan bahwa
orang-orang Kristen tersebut telah ”dipedihkan oleh berbagai cobaan” karena iman mereka. (1 Ptr. 1:6) Kemungkinan, ini mencakup tentangan dan penganiayaan.
Ujian lebih lanjut yang dihadapi orang Kristen di Pontus
tersirat dalam korespondensi antara Kaisar Trayanus dan
Plinius Muda, gubernur provinsi Bitinia dan Pontus di wilayah Romawi. Plinius menulis dari Pontus sekitar tahun
112 M, dan melaporkan bahwa ”wabah” Kekristenan mengancam setiap orang, tidak soal jenis kelamin, usia, dan status sosial. Plinius memberikan kesempatan kepada orangorang yang dituduh Kristen untuk menyangkalnya; mereka
yang tidak mau, ia eksekusi. Siapa pun yang mengutuki
Kristus atau mengucapkan doa kepada para dewa atau patung Trayanus, ia bebaskan. Plinius mengakui bahwa
”orang-orang yang benar-benar Kristen tidak bisa dipaksa
melakukan” hal-hal itu.
1 Kata ”tersebar” secara harfiah berarti ”dari masyarakat Diaspora”. Istilah
ini erat kaitannya dengan orang Yahudi, sehingga menunjukkan bahwa banyak
orang yang mula-mula menjadi Kristen berasal dari komunitas Yahudi.
”DIPENUHI DENGAN ROH KUDUS”
37
terdengarlah dari langit ”bunyi gaduh sama seperti tiupan
angin kencang”, atau ”bagaikan deru angin hebat”. (Kis.
2:2; Kitab Suci Komunitas Kristiani) Bunyi bising itu memenuhi rumah tempat berkumpulnya sekitar 120 murid Yesus. Lalu, sesuatu yang menakjubkan terjadi. Terlihatlah lidah-lidah seperti api, dan masing-masing hinggap di atas
kepala setiap murid.1 Lalu, mereka ”dipenuhi dengan roh
kudus” dan mulai berbicara dalam berbagai bahasa asing!
Sewaktu mereka meninggalkan rumah itu, para pendatang
yang berjumpa dengan mereka di jalan-jalan Yerusalem terheran-heran, sebab murid-murid itu bisa berbicara kepada
mereka! Ya, mereka masing-masing mendengar para murid
”berbicara dalam bahasa mereka”.—Kis. 2:1-6.
3
Catatan yang menggugah hati ini melukiskan suatu
tonggak sejarah dalam ibadat sejati—berdirinya bangsa Israel rohani, yakni sidang Kristen terurap. (Gal. 6:16) Tetapi, masih ada lagi. Pada waktu berceramah kepada kumpulan orang pada hari itu, Petrus menggunakan kunci
pertama dari tiga ’kunci kerajaan’, yang masing-masing
1 Itu bukan ”lidah-lidah” api sungguhan, melainkan ”lidah-lidah seperti api”,
yang agaknya menunjukkan bahwa wujud yang terlihat di atas kepala setiap murid saat itu mirip dan berkilau bagai nyala api.
3. (a) Mengapa Pentakosta 33 M dapat disebut sebagai tonggak sejarah dalam
ibadat sejati? (b) Bagaimana ceramah Petrus berkaitan dengan penggunaan
”kunci-kunci kerajaan”?
38
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
akan membuka kesempatan bagi suatu kelompok untuk
menerima berkat istimewa. (Mat. 16:18, 19) Kunci yang
pertama ini memungkinkan orang Yahudi dan proselit Yahudi untuk menerima kabar baik dan diurapi dengan roh
kudus Allah.1 Dengan demikian, mereka akan menjadi bagian dari Israel rohani yang memiliki harapan untuk memerintah sebagai raja dan imam dalam Kerajaan Mesianik.
(Pny. 5:9, 10) Belakangan, hak istimewa itu diulurkan kepada orang Samaria dan kemudian kepada orang non-Yahudi. Pelajaran apa yang bisa diperoleh orang Kristen
dewasa ini dari peristiwa-peristiwa penting pada Pentakosta 33 M?
”S emua B erkumpul di Tempat yang S ama” (Kis. 2:1-4)
4
Sidang Kristen mula-mula terdiri dari kira-kira 120 mu-
rid yang semuanya ”berkumpul di tempat yang sama”—di
sebuah ruang atas—dan yang diurapi roh kudus. (Kis. 2:1)
Pada akhir hari tersebut, anggota terbaptis dari sidang itu
sudah berjumlah ribuan orang. Dan, itu baru awal pertumbuhan organisasi yang terus berkembang hingga dewasa ini!
Ya, suatu masyarakat yang terdiri atas pria dan wanita yang
takut akan Allah—sidang Kristen zaman modern—adalah
1 Lihat kotak ”Siapa yang Dimaksud dengan Proselit?” di halaman 40.
4. Bagaimana sidang Kristen zaman modern merupakan perluasan dari sidang
yang terbentuk pada tahun 33 M?
”DIPENUHI DENGAN ROH KUDUS”
39
SIAPA YANG DIMAKSUD DENGAN PRO SELIT?
”Orang Yahudi maupun proselit” mendengar pengabaran Petrus pada Pentakosta 33 M.—Kis. 2:10.
Salah seorang pria yang memenuhi syarat untuk mengurus ”hal yang penting” berupa pembagian makanan
setiap hari adalah Nikolaus, yang disebut sebagai ”seorang proselit dari Antiokhia”. (Kis. 6:3-5) Proselit
adalah orang non-Yahudi yang telah berganti agama menjadi penganut Yudaisme. Mereka dianggap Yahudi dalam
segala segi karena telah menerima Allah dan Hukum Israel, menolak semua allah lain, disunat (jika laki-laki), dan
menyatu dengan bangsa Israel.
Setelah dibebaskan dari pembuangan di Babilon pada
tahun 537 SM, banyak orang Yahudi bermukim jauh dari
negeri Israel tetapi terus mempraktekkan Yudaisme. Karena itu, orang-orang di seluruh wilayah Timur Dekat
kuno dan tempat-tempat lain bisa mengenal agama Yahudi. Para penulis zaman dahulu, misalnya Horatius dan
Seneka, menyatakan bahwa banyak orang di berbagai negeri, yang tertarik kepada orang Yahudi dan kepercayaan
mereka, bergabung ke komunitas mereka dan menjadi
proselit.
sarana untuk memberitakan ”kabar baik kerajaan . . . di seluruh bumi yang berpenduduk sebagai suatu kesaksian kepada semua bangsa” sebelum akhir sistem ini.—Mat. 24:14.
40
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
5
Sidang Kristen itu juga akan menjadi sumber kekuatan
rohani bagi para anggotanya, baik dari kaum terurap maupun, belakangan, dari ”domba-domba lain”. (Yoh. 10:16)
Paulus menghargai dukungan timbal balik yang diberikan
para anggota sidang, dan hal ini ia nyatakan sewaktu menulis kepada jemaat Kristen di Roma, ”Aku ingin sekali
bertemu denganmu, untuk memberikan karunia rohani kepadamu supaya kamu diteguhkan; atau, lebih tepat, supaya ada pertukaran anjuran di antara kamu, masing-masing
melalui iman orang lain, baik imanmu maupun imanku.”
—Rm. 1:11, 12.
6
Dewasa ini, sidang Kristen memiliki tujuan yang sama
seperti sidang di abad pertama. Pada waktu itu, Yesus
memberi murid-muridnya pekerjaan yang menantang namun menyenangkan. Ia memberi tahu mereka, ”Buatlah
orang-orang dari segala bangsa menjadi murid, baptislah
mereka dengan nama Bapak dan Putra dan roh kudus, ajarlah mereka menjalankan semua perkara yang aku perintahkan kepadamu.”—Mat. 28:19, 20.
7
Sidang Kristen Saksi-Saksi Yehuwa adalah sarana yang
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan itu dewasa ini.
5. Apa berkat yang dinikmati dengan menjadi bagian dari sidang Kristen, pada
abad pertama maupun sekarang?
6, 7. Bagaimana sidang Kristen dewasa ini melaksanakan tugas dari Yesus untuk mengabar kepada semua bangsa?
”DIPENUHI DENGAN ROH KUDUS”
41
Tentu saja, tidaklah mudah untuk mengabar kepada orangorang dari berbagai bahasa. Namun, Saksi-Saksi Yehuwa
telah memproduksi lektur Alkitab dalam lebih dari 400 bahasa. Jika Saudara rutin berhimpun bersama sidang Kristen ini dan ikut dalam pekerjaan memberitakan Kerajaan dan membuat murid, Saudara memiliki alasan untuk
bersukacita. Saudara termasuk di antara relatif sedikit
orang di bumi dewasa ini yang memiliki hak istimewa untuk memberikan kesaksian yang saksama tentang nama
Yehuwa!
8
Untuk membantu Saudara bertekun sambil bersukacita
selama masa yang kritis ini, Allah Yehuwa telah menyediakan persaudaraan seluas dunia. Paulus menulis kepada
orang-orang Kristen Ibrani, ”Biarlah kita memperhatikan
satu sama lain untuk menggerakkan kepada kasih dan perbuatan yang baik, dengan tidak mengabaikan pertemuan
kita, sebagaimana kebiasaan beberapa orang, tetapi saling
menganjurkan, dan terlebih lagi demikian seraya kamu melihat hari itu mendekat.” (Ibr. 10:24, 25) Sidang Kristen
adalah karunia dari Yehuwa agar kita bisa menganjurkan
dan dianjurkan. Tetaplah dekat dengan saudara-saudari rohani Saudara. Jangan pernah mengabaikan perhimpunan
Kristen!
8. Bagaimana tiap-tiap anggota sidang diberkati?
42
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
”Masing-Masing Mendengar . . . Bahasa Mereka”
(Kis. 2:5-13)
9 Bayangkan kehebohan orang-orang Yahudi dan para
proselit dari berbagai bangsa yang berkumpul pada hari
Pentakosta 33 M itu. Kebanyakan dari yang hadir kemungkinan besar bisa memahami satu bahasa umum, barangkali
bahasa Yunani atau Ibrani. Tetapi, kini ’mereka masing-masing mendengar para murid berbicara dalam bahasa mereka sendiri’. (Kis. 2:6) Orang-orang itu pasti tersentuh mendengar kabar baik dalam bahasa ibu mereka. Memang,
orang Kristen dewasa ini tidak dikaruniai kesanggupan
mukjizat untuk berbicara dalam bahasa asing. Tetapi, banyak yang telah menyediakan diri untuk menyebarkan berita Kerajaan kepada orang-orang dari semua kelompok
bangsa. Caranya? Ada yang mempelajari bahasa baru agar
dapat melayani di sidang terdekat yang berbahasa asing
atau bahkan pindah ke negeri asing. Sering kali, orangorang yang mendengar sangat terkesan.
10
Misalnya Christine, yang mengikuti kursus bahasa Gu-
jarati bersama tujuh Saksi lainnya. Sewaktu ia bertemu dengan rekan sekerja yang berbahasa Gujarati, ia menyapa
wanita muda itu dengan menggunakan bahasa aslinya.
Wanita itu terkesan dan ingin tahu mengapa Christine
9, 10. Bagaimana beberapa orang telah menyediakan diri untuk menjangkau
orang-orang yang berlainan bahasa?
”DIPENUHI DENGAN ROH KUDUS”
43
bersusah-susah mempelajari bahasa Gujarati. Christine
bisa memberikan kesaksian yang bagus. Wanita muda
itu mengatakan kepada Christine, ”Tidak ada agama lain
yang menganjurkan anggotanya untuk mempelajari bahasa
yang begitu sulit. Pasti ada hal penting yang ingin kalian
sampaikan.”
11
Tentu saja, tidak semua dari kita bisa mempelajari ba-
hasa lain. Meskipun demikian, kita bisa menyampaikan berita Kerajaan kepada orang-orang yang berbahasa lain. Caranya? Salah satunya dengan menggunakan publikasi Kabar
Baik bagi Orang-Orang dari Segala Bangsa. Buku kecil ini
memuat berita singkat dalam banyak bahasa. Perhatikan
sebuah pengalaman tentang cara memanfaatkan publikasi
ini. Satu keluarga Saksi berkunjung ke tiga taman nasional
tidak lama setelah buku kecil itu diperkenalkan. Di sana,
mereka bertemu dengan orang-orang dari Belanda, Filipina, India, dan Pakistan. Sang suami mengatakan, ”Mereka
semua sebenarnya bisa berbahasa Inggris sedikit-sedikit,
namun mereka terkesan sewaktu kami menunjukkan berita kita dalam bahasa mereka sendiri, mengingat mereka begitu jauh dari kampung halaman. Mereka pun paham bahwa kita melakukan pekerjaan yang seragam di seluruh
dunia.”
11. Bagaimana buku kecil Kabar Baik bagi Orang-Orang dari Segala Bangsa
bisa dimanfaatkan?
44
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
”Petrus Bangkit B erdiri” (Kis. 2:14-37)
12 ”Petrus bangkit berdiri” untuk berbicara kepada kumpulan orang dari berbagai bangsa itu. (Kis. 2:14) Ia menjelaskan kepada semua yang mendengarkan bahwa kesanggupan untuk berbicara dalam berbagai bahasa secara mukjizat
telah Allah karuniakan sebagai penggenapan nubuat yang disampaikan Yoel, ”Aku akan mencurahkan rohku ke atas segala macam orang.” (Yl. 2:28) Sebelum naik ke surga, Yesus
memberi tahu murid-muridnya, ”Aku akan memohon kepada Bapak dan ia akan memberikan kepadamu penolong yang
lain,” yang Yesus sebut sebagai ”roh itu”.—Yoh. 14:16, 17.
13
Kata-kata penutup Petrus kepada kumpulan orang itu
cukup tegas, ”Hendaklah seluruh keturunan Israel mengetahui dengan pasti bahwa Allah telah menjadikan dia Tuan dan
juga Kristus, Yesus ini yang kamu pantek.” (Kis. 2:36) Memang, kebanyakan pendengar Petrus tidak secara langsung
hadir sewaktu Yesus dibunuh di tiang siksaan. Tetapi, sebagai bagian dari bangsa Yahudi, mereka sama-sama memikul
tanggung jawab atas perbuatan itu. Namun, perhatikan bahwa Petrus berbicara dengan penuh respek kepada rekan-rekan sebangsanya dan berupaya menggugah hati mereka.
12. (a) Bagaimana nabi Yoel menyinggung mukjizat yang terjadi pada Pentakosta 33 M? (b) Mengapa penggenapan nubuat Yoel pada abad pertama telah
ditunggu-tunggu?
13, 14. Bagaimana Petrus berupaya menyentuh hati pendengarnya, dan bagaimana kita bisa meniru pendekatannya?
”DIPENUHI DENGAN ROH KUDUS”
45
Tujuan Petrus adalah memotivasi para pendengarnya untuk
bertobat, bukan menuduh mereka. Apakah orang banyak itu
merasa tersinggung dengan kata-kata Petrus? Sama sekali tidak. Sebaliknya, setelah mendengar itu, ”tertikam hati mereka”, dalam arti tersentuh. Mereka bertanya, ”Apa yang harus kami lakukan?” Tentu, karena pendekatannya yang positif
itulah Petrus dapat menyentuh hati banyak orang, sehingga
mereka tergerak untuk bertobat.—Kis. 2:37.
14
Kita bisa meniru cara Petrus menggugah hati. Sewaktu
memberikan kesaksian, tidak setiap pandangan keliru yang
dikemukakan penghuni rumah perlu dipersoalkan. Sebaliknya, lebih baik kita membicarakan hal-hal yang dapat disetujui bersama. Jika kita mencari titik temu dengan pendengar
kita, selanjutnya kita dapat dengan bijaksana meyakinkan
mereka dengan menggunakan Firman Allah. Sering kali, apabila kebenaran Alkitab disampaikan dengan cara yang positif, orang-orang berhati benar akan lebih menyambut.
”Hendaklah Kamu Masing-Masing Dibaptis” (Kis. 2:38-47)
15 Pada hari Pentakosta 33 M yang menggetarkan hati itu,
Petrus mengatakan kepada orang Yahudi dan proselit yang
mau mendengar, ”Bertobatlah, dan hendaklah kamu masing15. (a) Apa yang dikatakan oleh Petrus, dan apa tanggapan orang-orang?
(b) Mengapa ribuan orang yang mendengar kabar baik pada Pentakosta itu memenuhi syarat untuk dibaptis pada hari itu juga?
46
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
masing dibaptis.” (Kis. 2:38) Alhasil, kira-kira 3.000 orang
dibaptis, kemungkinan besar di kolam-kolam yang ada di Yerusalem atau sekitarnya.1 Apakah ini tindakan yang terburuburu? Apakah kisah ini menjadi preseden bagi pelajar Alkitab dan anak-anak dari orang tua Kristen untuk cepat-cepat
dibaptis sebelum mereka siap? Sama sekali tidak. Ingat, orangorang Yahudi dan proselit Yahudi yang dibaptis pada hari
Pentakosta 33 M adalah pelajar Firman Allah yang rajin, dan
mereka adalah anggota dari bangsa yang telah dibaktikan kepada Yehuwa. Selain itu, mereka sudah mempertunjukkan
semangat—misalnya dengan mengadakan perjalanan yang sangat jauh untuk menghadiri perayaan tahunan itu. Setelah
menerima kebenaran penting tentang peranan Yesus Kristus
dalam pelaksanaan maksud-tujuan Allah, mereka siap untuk
terus melayani Allah—tetapi kini sebagai pengikut Kristus
yang terbaptis.
16
Berkat Yehuwa pasti ada pada kelompok itu. Catatan
itu mengisahkan, ”Semua yang menjadi orang percaya bersatu dan segala sesuatu menjadi milik mereka bersama,
dan mereka menjual harta dan milik mereka lalu membagi-bagikan hasilnya kepada semua orang, sesuai dengan
1 Sebagai gambaran, pada tanggal 7 Agustus 1993, di kebaktian internasional
Saksi-Saksi Yehuwa di Kiev, Ukraina, 7.402 orang dibaptis di enam kolam. Seluruh acara baptisan selesai dalam waktu dua jam lima belas menit.
16. Bagaimana orang Kristen abad pertama memperlihatkan semangat rela berkorban?
”DIPENUHI DENGAN ROH KUDUS”
47
kebutuhan setiap orang.”1 (Kis. 2:44, 45) Semua orang Kristen sejati pasti ingin meniru semangat yang pengasih dan
rela berkorban seperti itu.
17
Pembaktian dan baptisan Kristen mencakup beberapa
langkah berdasarkan Alkitab. Seseorang harus memperoleh
pengetahuan tentang Firman Allah. (Yoh. 17:3) Ia perlu memperlihatkan iman dan bertobat dari perbuatannya
di masa lalu, benar-benar mempertunjukkan penyesalan.
(Kis. 3:19) Kemudian, ia harus berubah haluan, atau berbalik, dan mulai melakukan perbuatan yang benar dan selaras dengan kehendak Allah. (Rm. 12:2; Ef. 4:23, 24)
Setelah langkah-langkah itu, ia perlu membuat pembaktian kepada Allah dalam doa lalu dibaptis.—Mat. 16:24;
1 Ptr. 3:21.
18
Apakah Saudara seorang murid Yesus Kristus yang te-
lah berbakti dan terbaptis? Jika ya, bersyukurlah atas hak
istimewa yang telah diulurkan kepada Saudara. Seperti murid-murid abad pertama yang dipenuhi roh kudus, Saudara
dapat menjadi sarana ampuh untuk memberikan kesaksian
dan melakukan kehendak Yehuwa!
1 Pengaturan sementara ini memenuhi kebutuhan yang timbul karena para
pendatang itu tinggal lebih lama di Yerusalem untuk mendapat lebih banyak
pencerahan rohani. Pembagian ini dilakukan secara sukarela dan tidak bisa disalahartikan sebagai suatu bentuk komunisme.—Kis. 5:1-4.
17. Apa langkah-langkah yang diperlukan agar seseorang memenuhi syarat untuk dibaptis?
18. Hak istimewa apa yang terbuka bagi murid-murid Kristus yang terbaptis?
48
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
PASAL 4
”Orang Biasa yang Tidak Terpelajar”
Para rasul bertindak berani,
dan Yehuwa memberkati mereka
Berdasarkan Kisah 3:1–5:11
SINAR mentari sore itu menerpa orang-orang yang ramai
berseliweran. Umat Yahudi yang saleh dan murid-murid Yesus mulai memadati kompleks bait. Sebentar lagi ”jam berdoa”.1 (Kis. 2:46; 3:1) Di antara kerumunan itu, Petrus dan
Yohanes berupaya mendekati gerbang bait yang dinamakan
Indah, yang memiliki sepasang pintu megah berlapiskan perunggu Korintus yang berkilauan. Di tengah-tengah ingar-bingarnya suara orang yang bercakap-cakap dan bunyi langkah
orang yang berjalan, seorang pengemis setengah baya, yang
cacat sejak lahir, berseru meminta sedekah.—Kis. 3:2; 4:22.
2
Ketika Petrus dan Yohanes makin dekat, pengemis itu me-
mohon-mohon sedekah dengan kalimat yang sudah sering ia
ulangi. Kedua rasul itu berhenti, sehingga si pengemis menatap mereka dengan penuh harap. ”Perak dan emas tidak aku
miliki,” kata Petrus, ”tetapi apa yang kupunyai, itulah yang
1 Doa dipanjatkan di bait bersamaan dengan dipersembahkannya korban pada
pagi dan petang hari. Korban petang dipersembahkan pada ”jam kesembilan”,
atau kira-kira pukul tiga sore.
1, 2. Mukjizat apa yang dilakukan Petrus dan Yohanes di dekat gerbang bait?
”ORANG BIASA YANG TIDAK TERPELAJAR”
49
kuberikan kepadamu: Dengan nama Yesus Kristus, orang Nazaret, berjalanlah!” Bayangkan betapa tercengangnya orang
banyak sewaktu Petrus memegang tangan pria cacat itu dan
—untuk pertama kali sepanjang hidupnya—ia bisa berdiri tegak! (Kis. 3:6, 7) Dapatkah Saudara membayangkan pria itu
memandangi kedua kakinya yang sudah sembuh dan mencoba-coba melangkah? Tidak heran, ia mulai melompat-lompat
dan dengan lantang memuji Allah!
3
Dengan perasaan menggebu, orang banyak itu berlari me-
nuju Petrus dan Yohanes di serambi Salomo. Di sinilah, di
tempat Yesus pernah berdiri dan mengajar, Petrus memberi
tahu mereka apa sebenarnya makna kejadian barusan. (Yoh.
10:23) Kepada orang banyak dan pria yang tadinya cacat itu
Petrus menawarkan suatu pemberian yang nilainya lebih besar daripada perak atau emas. Pemberian ini tidak sekadar
bisa memulihkan kesehatan. Ini adalah kesempatan untuk
bertobat, untuk menerima penghapusan dosa, dan menjadi
pengikut dari ”Wakil Utama kehidupan” yang Yehuwa lantik,
Yesus Kristus.—Kis. 3:15.
4
Sungguh hari yang luar biasa! Satu orang telah disembuh-
kan secara jasmani dan sekarang bisa berjalan. Ribuan lainnya bisa memperoleh kesembuhan rohani sehingga dapat
3. Pemberian luar biasa apa yang dapat diterima oleh orang banyak dan pria
yang tadinya cacat itu?
4. (a) Penyembuhan mukjizat itu menjadi bibit konfrontasi apa? (b) Dua pertanyaan apa yang akan kita bahas?
50
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
berjalan dengan layak di hadapan Allah. (Kol. 1:9, 10) Selain
itu, peristiwa pada hari tersebut menjadi bibit konfrontasi
antara pengikut Kristus yang loyal dan para penguasa yang
akan berupaya agar pengikut Yesus tidak memenuhi perintahnya untuk mengabarkan berita Kerajaan. (Kis. 1:8) Apa
yang dapat kita pelajari dari metode serta sikap Petrus
dan Yohanes—”orang biasa yang tidak terpelajar”—sewaktu
memberikan kesaksian kepada orang banyak?1 (Kis. 4:13)
Dan, bagaimana kita bisa meniru cara mereka serta muridmurid lain menghadapi tentangan?
Bukan ’dengan Kuasa S endiri’ (Kis. 3:11-26)
5 Petrus dan Yohanes berdiri di hadapan orang banyak itu,
dan tahu bahwa belum lama ini, beberapa dari mereka mungkin berteriak-teriak agar Yesus dipakukan. (Mrk. 15:8-15; Kis.
3:13-15) Renungkan keberanian Petrus sewaktu ia tanpa gentar menyatakan bahwa pria cacat itu disembuhkan dengan
nama Yesus. Petrus tidak mengencerkan kebenaran. Dengan
terus terang ia mengutuk keterlibatan orang-orang itu dalam pembunuhan Kristus. Akan tetapi, Petrus tidak memendam kebencian terhadap mereka, sebab mereka telah
”bertindak karena kurang pengetahuan”. (Kis. 3:17) Ia mengimbau mereka sebagai sesama saudaranya dan berfokus pada
1 Lihat kotak ”Petrus—Dari Nelayan Menjadi Rasul yang Dinamis”, di halaman 52, dan ”Yohanes—Murid yang Dikasihi Yesus”, di halaman 56.
5. Apa yang kita pelajari dari cara Petrus berbicara kepada orang banyak?
”ORANG BIASA YANG TIDAK TERPELAJAR”
51
PETRUS—DARI NELAYAN MENJADI
RASUL YANG DINAMIS
Dalam Alkitab, Petrus disebut dengan lima nama. Ia dikenal sebagai Simeon dalam bahasa Ibrani dan padanannya dalam bahasa Yunani, yakni Simon, lalu sebagai Petrus dan padanannya dalam bahasa Semitik, yakni Kefas.
Sang rasul juga dipanggil Simon Petrus, bentuk kombinasi dua nama.—Mat. 10:2; Yoh. 1:42; Kis. 15:14.
Petrus mempunyai istri, dan ibu mertua serta saudara
lelakinya tinggal juga di rumahnya. (Mrk. 1:29-31) Ia adalah nelayan dari Betsaida, sebuah kota di tepi utara Laut
Galilea. (Yoh. 1:44) Belakangan, ia tinggal di Kapernaum
yang tidak jauh dari sana. (Luk. 4:31, 38) Di perahu Petrus-lah Yesus duduk ketika berbicara kepada orang banyak yang berkumpul di pantai Laut Galilea. Segera setelah itu, atas perintah Yesus, Petrus menjaring banyak
sekali ikan melalui suatu mukjizat. Petrus berlutut ketakutan, tetapi Yesus mengatakan kepadanya, ”Janganlah
merasa takut lagi. Mulai sekarang engkau akan menangkap manusia hidup-hidup.” (Luk. 5:1-11) Petrus
menjadi nelayan bersama Andreas, saudaranya, juga Yakobus dan Yohanes. Mereka berempat meninggalkan
bisnis penangkapan ikan itu ketika menyambut undangan Yesus untuk menjadi pengikutnya. (Mat. 4:18-22; Mrk.
1:16-18) Kira-kira setahun kemudian, Petrus termasuk di
antara 12 orang yang Yesus pilih sebagai ”rasul-rasul”nya, artinya ”orang-orang yang diutus”.—Mrk. 3:13-16.
Yesus memilih Petrus, Yakobus, dan Yohanes untuk menemaninya pada beberapa peristiwa khusus.
52
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Mereka menyaksikan transfigurasi Yesus, melihat dia
membangkitkan putri Yairus, dan berbagi kesedihan dengannya di taman Getsemani. (Mat. 17:1, 2; 26:36-46;
Mrk. 5:22-24, 35-42; Luk. 22:39-46) Ketiga orang ini,
bersama Andreas, menanyai Yesus tentang tanda
kehadirannya.—Mrk. 13:1-4.
Sifat Petrus terus terang, dinamis, dan kadang-kadang
impulsif. Kelihatannya dia sering angkat suara sebelum
rekan-rekannya yang lain. Dalam catatan Injil, katakata Petrus lebih banyak daripada gabungan kata-kata
ke-11 rasul lainnya. Petrus mengajukan pertanyaan sementara yang lain tetap diam. (Mat. 15:15; 18:21; 19:27-29;
Luk. 12:41; Yoh. 13:36-38) Dialah yang berkeberatan ketika Yesus membasuh kakinya dan kemudian, setelah ditegur, meminta agar Yesus membasuh tangan dan kepalanya juga!—Yoh. 13:5-10.
Emosi yang kuat menggerakkan Petrus untuk meyakinkan Yesus bahwa Ia tidak perlu menderita dan dibunuh. Yesus mengoreksi dia dengan tegas karena pemikiran yang salah itu. (Mat. 16:21-23) Pada malam terakhir
Yesus di bumi, Petrus mengumumkan bahwa meskipun
semua rasul lain meninggalkan Yesus, dia tidak bakal melakukannya. Sewaktu para musuh menangkap Yesus, Petrus dengan berani membela dia dengan pedang dan belakangan mengikuti dia hingga ke halaman rumah imam
besar. Namun, tidak lama kemudian, Petrus menyangkal
Majikannya tiga kali lalu menangis dengan getir sewaktu
menyadari perbuatannya.—Mat. 26:31-35, 51, 52, 69-75.
Tak lama sebelum Yesus untuk pertama kalinya menampakkan diri di Galilea kepada para rasul setelah
”ORANG BIASA YANG TIDAK TERPELAJAR”
53
kebangkitannya, Petrus mengatakan bahwa ia akan menangkap ikan, dan rasul-rasul lain ikut bersamanya. Ketika mengenali bahwa orang yang ada di pantai adalah Yesus, Petrus tanpa pikir panjang menceburkan diri ke air
dan berenang ke pantai. Setelah Yesus menyiapkan sarapan ikan untuk para rasulnya, ia bertanya apakah Petrus mengasihinya lebih daripada ”ini”—maksudnya, ikan
yang ada di depan mereka. Di sini Yesus mendesak Petrus
untuk mengikuti dia sepenuh waktu, dan bukannya mengejar karier, misalnya dalam bisnis penangkapan ikan.
—Yoh. 21:1-22.
Sekitar tahun 62-64 M, Petrus memberitakan kabar
baik di Babilon, dalam wilayah Irak zaman sekarang,
yang dihuni banyak orang Yahudi. (1 Ptr. 5:13) Di Babilon, Petrus menulis suratnya yang pertama, dan mungkin
yang kedua, dari dua surat terilham yang menyandang namanya. Yesus mempercayakan kepada Petrus ”kuasa yang
perlu untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat”.
(Gal. 2:8, 9) Dengan keibaan hati dan semangat, Petrus
melaksanakan tugasnya.
hal-hal positif dari berita Kerajaan. Jika mereka bertobat dan
beriman kepada Kristus, ”musim yang menyegarkan” akan
datang untuk mereka dari Yehuwa. (Kis. 3:19) Kita pun perlu berani dan terus terang sewaktu mengumumkan penghakiman dari Allah yang akan segera terjadi. Pada waktu
yang sama, kita tidak boleh bersikap keras, kasar, atau suka
54
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
mengecam. Sebaliknya, kita memandang orang yang kita kabari sebagai calon saudara kita, dan seperti Petrus, kita khususnya berfokus pada hal-hal positif dari berita Kerajaan.
6
Para rasul adalah orang-orang yang bersahaja. Mereka ti-
dak mau dianggap sebagai sumber mukjizat itu. Petrus mengatakan kepada orang banyak itu, ”Mengapa kamu heran
akan kejadian ini, atau mengapa kamu menatap kami seolaholah kami membuat dia berjalan dengan kuasa atau pengabdian saleh kami sendiri?” (Kis. 3:12) Petrus dan rasul-rasul
lainnya tahu bahwa kebaikan apa pun yang mereka lakukan
dalam pelayanan berasal dari kuasa Allah, bukan kuasa mereka sendiri. Karena itu, dengan bersahaja mereka menyatakan bahwa Yehuwa dan Yesus-lah yang patut dipuji.
7
Kita pun perlu menunjukkan kesahajaan sewaktu menga-
bar. Memang, kepada orang Kristen zaman modern roh Allah
tidak memberikan kuasa untuk melakukan penyembuhan
mukjizat. Sekalipun demikian, kita bisa membantu orangorang mengembangkan iman kepada Allah dan Kristus serta
memperoleh pemberian yang sama seperti yang Petrus tawarkan—kesempatan untuk menerima pengampunan dosa dan
disegarkan oleh Yehuwa. Setiap tahun, ratusan ribu orang
6. Bagaimana Petrus dan Yohanes memperlihatkan kerendahan hati dan kesahajaan?
7, 8. (a) Pemberian apa yang bisa kita tawarkan kepada orang-orang? (b) Bagaimana janji berupa ”pemulihan segala sesuatu” sedang digenapi dewasa ini?
”ORANG BIASA YANG TIDAK TERPELAJAR”
55
YOHANES—MURID YANG
DIKASIHI YESUS
Rasul Yohanes adalah putra Zebedeus dan saudara rasul Yakobus. Kelihatannya, ibunya bernama Salome, yang
mungkin adalah saudara kandung Maria, ibu Yesus. (Mat.
10:2; 27:55, 56; Mrk. 15:40; Luk. 5:9, 10) Karena itu, bisa
jadi Yohanes masih berkerabat dengan Yesus. Keluarga Yohanes tampaknya makmur secara materi. Bisnis penangkapan ikan Zebedeus cukup besar sehingga ia memiliki orang-orang upahan. (Mrk. 1:20) Salome menyertai
Yesus, mengurus kebutuhannya sewaktu ia berada di Galilea, dan belakangan membawa rempah-rempah untuk jenazah Yesus sebagai persiapan penguburan. (Mrk. 16:1;
Yoh. 19:40) Yohanes mungkin mempunyai rumah sendiri.
—Yoh. 19:26, 27.
Yohanes mungkin adalah murid Yohanes Pembaptis yang
berdiri bersama Andreas sewaktu Yohanes Pembaptis melihat Yesus dan mengatakan, ”Lihat, Anak Domba Allah!”
(Yoh. 1:35, 36, 40) Setelah perkenalan ini, Yohanes putra Zebedeus tampaknya mengikuti Yesus ke Kana dan menjadi
saksi mata mukjizat Yesus yang pertama. (Yoh. 2:1-11)
Gambaran yang Yohanes berikan tentang kegiatan Yesus
berikutnya di Yerusalem, Samaria, dan Galilea begitu hidup
dan terperinci sehingga hal itu menyiratkan bahwa sang penulis Injil juga menyaksikan peristiwa-peristiwa tersebut.
Iman Yohanes terbukti dari fakta bahwa dia—seperti Yakobus, Petrus, dan Andreas—langsung meninggalkan jala, perahu, dan mata pencahariannya sewaktu dipanggil untuk
menjadi pengikut Yesus.—Mat. 4:18-22.
56
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Yohanes tidaklah semenonjol Petrus dalam catatan Injil.
Akan tetapi, Yohanes juga memiliki kepribadian yang bersemangat, sebagaimana nyata dari nama panggilan yang Yesus
berikan kepada dia dan Yakobus, saudaranya—Boanerges,
artinya ”Putra-Putra Guntur”. (Mrk. 3:17) Pada mulanya,
Yohanes ambisius untuk menjadi terkemuka, sampai-sampai ia dan saudaranya menyuruh ibu mereka meminta
agar Yesus memberikan kepada kedua putranya kedudukan
istimewa dalam Kerajaannya. Walaupun mementingkan
diri, keinginan itu juga membuktikan bahwa mereka beriman akan kenyataan Kerajaan. Ambisi kedua bersaudara
ini juga memberikan kesempatan bagi Yesus untuk menasihati semua rasulnya tentang perlunya kerendahan hati.
—Mat. 20:20-28.
Yohanes menunjukkan sifatnya yang keras sewaktu ia
mencoba mencegah seorang pria yang bukan pengikut
Yesus agar tidak mengusir hantu-hantu dengan nama
Yesus. Pada kesempatan lain, Yohanes ingin menyuruh
api turun dari langit guna memusnahkan penduduk sebuah desa di Samaria yang tidak mau menanggapi sewaktu
Yesus mengirim utusan-utusan untuk membuat persiapan
baginya. Karena reaksinya itu, Yesus menghardik Yohanes.
Rupanya, seiring berlalunya waktu, Yohanes mengembangkan keseimbangan dan belas kasihan yang tampaknya tidak ia miliki sebelumnya. (Luk. 9:49-56) Meskipun
memiliki kelemahan, Yohanes adalah ”murid yang dikasihi
Yesus”. Karena itu, sewaktu hampir meninggal, Yesus mempercayakan ibunya, Maria, untuk diurus oleh Yohanes.
—Yoh. 19:26, 27; 21:7, 20, 24.
”ORANG BIASA YANG TIDAK TERPELAJAR”
57
Yohanes hidup lebih lama daripada rasul-rasul lainnya,
tepat seperti yang Yesus nubuatkan. (Yoh. 21:20-22) Yohanes melayani Yehuwa dengan setia selama kira-kira 70 tahun. Menjelang akhir hidupnya, selama pemerintahan Kaisar Romawi Domitianus, Yohanes diasingkan ke Pulau
Patmos ”karena berbicara tentang Allah dan memberikan
kesaksian mengenai Yesus”. Di sana, sekitar tahun 96 M,
Yohanes menerima penglihatan yang dicatat di buku Penyingkapan. (Pny. 1:1, 2, 9) Menurut kisah turun-temurun,
setelah Yohanes dibebaskan, ia pergi ke Efesus, tempat ia
menulis Injil yang dikenal sebagai Injil Yohanes serta surat
yang dikenal sebagai 1, 2, dan 3 Yohanes, dan meninggal di
Efesus sekitar tahun 100 M.
menyambut tawaran ini dan menjadi murid Kristus yang
terbaptis.
8
Ya, kita hidup pada zaman ”pemulihan segala sesuatu”
yang Petrus sebutkan. Sebagai penggenapan firman yang
”Allah katakan melalui mulut nabi-nabinya yang kudus di zaman dahulu”, Kerajaan didirikan di surga pada tahun 1914.
(Kis. 3:21; Mz. 110:1-3; Dan. 4:16, 17) Tidak lama setelah itu,
Kristus mulai mengawasi pekerjaan pemulihan rohani di bumi. Alhasil, jutaan orang telah dibawa ke firdaus rohani, menjadi rakyat Kerajaan Allah. Mereka telah menanggalkan kepribadian lama yang rusak dan ”mengenakan kepribadian
baru yang diciptakan menurut kehendak Allah”. (Ef. 4:22-24)
58
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Sehubungan dengan penyembuhan pengemis cacat, hal menakjubkan itu terlaksana bukan dengan upaya manusia, melainkan dengan roh Allah. Seperti Petrus, kita harus dengan
berani dan efektif menggunakan Firman Allah untuk mengajar orang lain. Keberhasilan apa pun dalam membantu
orang menjadi murid Kristus dicapai dengan kuasa Allah, bukan kuasa kita sendiri.
”Kami Tidak Dapat B erhenti B erbicara” (Kis. 4:1-22)
9 Kehebohan terjadi setelah Petrus berbicara dan setelah
pria yang tadinya cacat itu berjingkrak-jingkrak serta berteriak-teriak. Sebagai tanggapan, kepala penjaga bait—yang dilantik untuk mengawasi keamanan wilayah bait—dan imamimam kepala bergegas memeriksanya. Kemungkinan besar,
mereka ini orang Saduki, sebuah sekte yang kaya dan kuat secara politik yang mengupayakan hubungan damai dengan
orang Romawi, menolak hukum lisan yang sangat disukai
orang Farisi, dan mencemooh kepercayaan akan kebangkitan.1 Betapa kesalnya mereka sewaktu melihat Petrus dan Yohanes di dalam bait, dengan berani mengajarkan bahwa Yesus telah dibangkitkan!
10
Para penentang itu dengan marah menjebloskan Petrus
dan Yohanes ke penjara lalu menyeret mereka ke hadapan
1 Lihat kotak ”Imam Besar dan Imam-Imam Kepala”, di halaman 60.
9-11. (a) Bagaimana reaksi para pemimpin Yahudi terhadap pengabaran Petrus
dan Yohanes? (b) Apa tekad para rasul?
”ORANG BIASA YANG TIDAK TERPELAJAR”
59
IMAM BESAR
DAN IMAM-IMAM KEPALA
Imam besar mewakili umat di hadapan Allah. Pada
abad pertama M, ia juga mengetuai Sanhedrin. Ia disertai
oleh para pemimpin orang Yahudi yang disebut imamimam kepala. Mereka antara lain ialah mantan imam
besar, misalnya Hanas, dan pria-pria dewasa lain dari
keluarga tertentu—mungkin hanya empat atau lima
keluarga—yang darinya imam besar dipilih. ”Dengan sekadar menjadi anggota dari salah satu keluarga istimewa
¨
ini,” tulis seorang pakar bernama Emil Schurer, ”seseorang menikmati kedudukan terhormat” di kalangan
imam.
Menurut Alkitab, imam besar bertugas seumur hidupnya. (Bil. 35:25) Akan tetapi, selama jangka waktu
yang dibahas dalam buku Kisah, para gubernur dan raja
Romawi yang berkuasa di bawah wewenang Roma mengangkat dan memecat imam besar semau mereka. Namun,
kelihatannya para penguasa kafir ini memilih calonnya
dari garis keluarga imam keturunan Harun.
mahkamah agung Yahudi keesokan harinya. Dari sudut pandang para penguasa yang merasa hebat itu, Petrus dan Yohanes adalah ”orang biasa yang tidak terpelajar”, yang tidak
berhak mengajar di bait. Para rasul tidak pernah belajar di
sekolah keagamaan mana pun yang diakui. Namun, keterusterangan serta keyakinan mereka menyebabkan majelis
60
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
pengadilan itu heran. Mengapa Petrus dan Yohanes bisa begitu efektif ? Salah satu alasan adalah karena ”keduanya dahulu bersama Yesus”. (Kis. 4:13) Majikan mereka telah mengajar dengan wewenang dari Allah, tidak seperti para ahli
taurat.—Mat. 7:28, 29.
11
Majelis pengadilan memerintahkan para rasul untuk ber-
henti mengabar. Dalam masyarakat itu, perintah pengadilan
tersebut sangat berpengaruh. Hanya beberapa minggu sebelumnya, majelis yang sama menyatakan bahwa Yesus ”patut
dihukum mati”. (Mat. 26:59-66) Namun, Petrus dan Yohanes
tidak terintimidasi. Berdiri di depan pria-pria yang kaya, terpelajar, dan berpengaruh ini, Petrus dan Yohanes dengan berani namun penuh respek menyatakan, ”Apakah adil-benar
di hadapan Allah untuk mendengarkan kepadamu sebaliknya
daripada kepada Allah, putuskanlah bagi dirimu sendiri. Tetapi mengenai kami, kami tidak dapat berhenti berbicara tentang perkara-perkara yang telah kami lihat dan dengar.”
—Kis. 4:19, 20.
12
Dapatkah Saudara memperlihatkan keberanian seperti
mereka? Bagaimana perasaan Saudara sewaktu mendapat kesempatan untuk memberikan kesaksian kepada orang-orang
yang kaya, terpelajar, atau berpengaruh di masyarakat? Bagaimana jika anggota keluarga, teman sekolah, atau rekan
sekerja mengejek kepercayaan Saudara? Apakah Saudara
12. Apa yang dapat membantu kita mengembangkan keberanian serta keyakinan?
”ORANG BIASA YANG TIDAK TERPELAJAR”
61
terintimidasi? Jika ya, Saudara bisa mengatasi perasaan seperti itu. Sewaktu di bumi, Yesus mengajar para rasulnya bagaimana mereka dapat membela kepercayaan dengan yakin
dan penuh respek. (Mat. 10:11-18) Setelah dibangkitkan, Yesus berjanji bahwa ia akan terus menyertai para muridnya
”sepanjang masa sampai penutup sistem ini”. (Mat. 28:20) Di
bawah arahan Yesus, ”budak yang setia dan bijaksana” mengajar kita caranya membela kepercayaan kita. (Mat. 24:45-47;
1 Ptr. 3:15) Itu dilakukan melalui pengajaran di perhimpunan, seperti Sekolah Pelayanan Teokratis, dan melalui publikasi Alkitab, misalnya Bertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab. Apakah Saudara memanfaatkan semua ini? Jika Saudara
memanfaatkannya, keberanian serta keyakinan Saudara akan
bertambah. Dan, seperti para rasul, Saudara tidak akan membiarkan apa pun menghentikan Saudara berbicara tentang kebenaran rohani menakjubkan yang telah Saudara lihat dan
dengar.
”Mereka B erseru kepada Allah” (Kis. 4:23-31)
13 Segera setelah dibebaskan dari tahanan, Petrus dan Yohanes bertemu dengan para anggota sidang lainnya. Bersamasama, ”mereka berseru kepada Allah” dan berdoa memohon
keberanian untuk terus mengabar. (Kis. 4:24) Petrus tahu betul betapa bodohnya mengandalkan kekuatan diri sendiri
13, 14. Jika kita menghadapi tentangan, apa yang hendaknya kita lakukan, dan
mengapa?
62
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
sewaktu berupaya melakukan kehendak Allah. Baru beberapa minggu sebelumnya, ia dengan yakin mengatakan kepada
Yesus, ”Meskipun semua orang lain tersandung sehubungan
dengan engkau, aku tidak akan pernah tersandung!” Akan tetapi, sebagaimana Yesus nubuatkan, Petrus segera menyerah
pada rasa takut kepada manusia dan menyangkal sahabat sekaligus gurunya. Namun, Petrus belajar dari kesalahannya
itu.—Mat. 26:33, 34, 69-75.
14
Tekad semata tidak akan menopang Saudara sewaktu
menjalankan tugas sebagai saksi Kristus. Sewaktu penentang
mencoba mematahkan iman Saudara atau berupaya menghentikan pengabaran Saudara, ikuti teladan Petrus dan Yohanes. Berdoalah kepada Yehuwa memohon kekuatan. Cari dukungan dari sidang. Beri tahu para penatua dan orang-orang
matang lainnya tentang kesulitan yang Saudara hadapi. Doa
orang lain bisa menjadi daya pendukung yang kuat.—Ef. 6:
18; Yak. 5:16.
15
Jika Saudara pernah menyerah kepada tekanan dan ber-
henti mengabar selama beberapa waktu, jangan berkecil hati.
Ingatlah, semua rasul berhenti mengabar untuk sementara
waktu setelah kematian Yesus tetapi segera aktif kembali.
(Mat. 26:56; 28:10, 16-20) Ketimbang membiarkan kesalahan
masa lalu membebani diri Saudara, dapatkah Saudara belajar
15. Mengapa mereka yang selama beberapa waktu pernah berhenti mengabar
bisa berbesar hati?
”ORANG BIASA YANG TIDAK TERPELAJAR”
63
dari pengalaman dan memanfaatkannya untuk menguatkan
orang lain?
16
Apa yang hendaknya kita doakan sewaktu kalangan ber-
wenang menindas kita? Coba perhatikan, para murid tidak
meminta agar dibebaskan dari cobaan. Mereka ingat betul
kata-kata Yesus, ”Jika mereka telah menganiaya aku, mereka
akan menganiaya kamu juga.” (Yoh. 15:20) Sebaliknya, murid-murid yang loyal ini memohon agar Yehuwa ’memperhatikan’ ancaman para penentang. (Kis. 4:29) Para murid
dengan jelas memahami situasi sesungguhnya, menyadari
bahwa penganiayaan yang mereka hadapi sebenarnya adalah
penggenapan nubuat. Mereka tahu bahwa, seperti doa yang
Yesus ajarkan kepada mereka, kehendak Allah akan ’terjadi
di bumi’, tidak soal apa yang dikatakan para penguasa manusia.—Mat. 6:9, 10.
17
Agar dapat melakukan kehendak Allah, para murid ber-
doa kepada Yehuwa, ”Perkenankanlah budak-budakmu untuk
terus membicarakan firmanmu dengan segala keberanian.”
Bagaimana Yehuwa langsung menanggapinya? ”Berguncanglah tempat mereka berkumpul; dan mereka sekalian dipenuhi
dengan roh kudus dan membicarakan firman Allah dengan
penuh keberanian.” (Kis. 4:29-31) Tidak ada yang dapat menghentikan pelaksanaan kehendak Allah. (Yes. 55:11) Tidak soal
16, 17. Apa yang dapat kita pelajari dari doa para pengikut Kristus di Yerusalem?
64
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
seberapa mustahil situasinya, tidak soal seberapa kuat para
penentang, jika kita berdoa kepada Allah, kita bisa yakin bahwa Ia akan mengaruniakan kekuatan sehingga kita dapat terus membicarakan firman-Nya dengan berani.
B ertanggung Jawab, ”Bukan kepada Manusia,
melainkan kepada Allah” (Kis. 4:32–5:11)
18 Sidang yang baru terbentuk di Yerusalem itu segera berkembang hingga beranggotakan lebih dari 5.000 orang.1 Meskipun berasal dari berbagai latar belakang, para murid memiliki ”satu hati dan jiwa”. Mereka bersatu dalam pikiran
yang sama dan dalam jalan pikiran yang sama. (Kis. 4:32;
1 Kor. 1:10) Para murid tidak sekadar berdoa kepada Yehuwa agar memberkati upaya mereka, tetapi membantu satu
sama lain secara rohani, dan kalau perlu, secara materi.
(1 Yoh. 3:16-18) Misalnya, seorang murid bernama Yusuf,
yang dipanggil Barnabas oleh para rasul, menjual tanah miliknya dan tanpa pamrih menyumbangkan seluruh hasilnya
untuk membantu mereka yang berasal dari negeri-negeri yang
jauh agar dapat tinggal lebih lama di Yerusalem dan bisa belajar lebih banyak tentang iman baru mereka.
19
Sepasang suami istri bernama Ananias dan Safira juga
1 Pada tahun 33 M, orang Farisi di Yerusalem hanya berjumlah sekitar 6.000
dan orang Saduki lebih sedikit lagi. Inilah yang mungkin menjadi alasan lain
mengapa kedua kelompok ini merasa makin terancam oleh ajaran Yesus.
18. Apa yang dilakukan para anggota sidang di Yerusalem untuk satu sama lain?
19. Mengapa Yehuwa menghukum mati Ananias dan Safira?
”ORANG BIASA YANG TIDAK TERPELAJAR”
65
menjual harta mereka dan memberikan sumbangan. Mereka
memberikan kesan telah memberikan semuanya, padahal mereka ’secara diam-diam menahan sebagian dari hasil penjualannya’. (Kis. 5:2) Yehuwa menghukum mati suami istri ini,
bukan karena jumlah yang mereka berikan kurang banyak, tetapi karena motif mereka fasik dan mereka menipu. Mereka
”berbuat curang, bukan kepada manusia, melainkan kepada
Allah”. (Kis. 5:4) Seperti orang-orang munafik yang Yesus kecam, Ananias dan Safira lebih berminat mencari kemuliaan
dari manusia ketimbang perkenan Allah.—Mat. 6:1-3.
20
Seperti murid-murid yang setia di Yerusalem abad perta-
ma, jutaan Saksi zaman modern dengan murah hati mendukung pekerjaan pengabaran sedunia dengan memberikan
sumbangan sukarela. Tidak seorang pun dipaksa memberikan
waktu atau uangnya untuk mendukung pekerjaan ini. Ya, Yehuwa tidak mau kita melayani Dia dengan enggan atau terpaksa. (2 Kor. 9:7) Sewaktu kita memberi, yang Yehuwa perhatikan bukanlah jumlahnya, melainkan motifnya. (Mrk. 12:
41-44) Kita sama sekali tidak mau menjadi seperti Ananias
dan Safira, yakni melakukan dinas kepada Allah karena motif mementingkan diri atau mencari kemuliaan. Sebaliknya,
seperti Petrus, Yohanes, dan Barnabas, semoga dinas kita kepada Yehuwa selalu dimotivasi oleh kasih yang tulus kepada
Allah dan sesama kita.—Mat. 22:37-40.
20. Pelajaran apa saja yang kita peroleh tentang memberi kepada Yehuwa?
66
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
PASAL 5
”Kita Harus Menaati Allah
sebagai Penguasa”
Para rasul mengambil pendirian yang menjadi
preseden bagi semua orang Kristen sejati
Berdasarkan Kisah 5:12–6:7
PARA hakim Sanhedrin meradang dalam amarah! Rasul-rasul Yesus sedang diadili oleh mahkamah agung
ini. Mengapa? Alasannya disebutkan oleh Yusuf Kayafas,
imam besar serta ketua Sanhedrin, yang membentak mereka, ”Kami dengan tegas memerintahkan kamu untuk tidak terus mengajar atas dasar nama itu.” Saking marahnya, sang ketua tidak bisa mengucapkan nama Yesus.
”Akan tetapi,” lanjut Kayafas, ”kamu telah memenuhi Yerusalem dengan ajaranmu, dan kamu bertekad mendatangkan darah orang itu ke atas kami.” (Kis. 5:28) Perintahnya jelas: Berhenti mengabar—atau dihukum!
2
Apa tanggapan para rasul? Tugas mereka untuk me-
ngabar berasal dari Yesus, yang mendapat wewenang dari
Allah. (Mat. 28:18-20) Apakah rasa takut pada manusia
akan membuat para rasul menyerah dan bungkam? Atau,
1-3. (a) Mengapa para rasul dihadapkan ke Sanhedrin, dan apa masalah sesungguhnya? (b) Mengapa kita ingin sekali mengetahui pendirian para rasul?
”KITA HARUS MENAATI ALLAH SEBAGAI PENGUASA”
67
apakah mereka akan berani untuk berpendirian teguh dan
terus mengabar? Masalah sesungguhnya ialah: Apakah
mereka akan menaati Allah atau manusia? Tanpa ragu, rasul Petrus berbicara mewakili semua rasul. Kata-katanya
tandas dan tegas.
3
Sebagai orang Kristen sejati, kita ingin sekali menge-
tahui tanggapan para rasul terhadap ancaman Sanhedrin.
Tugas untuk mengabar berlaku atas kita juga. Dan, sewaktu menjalankan tugas dari Allah ini, kita pun menghadapi tentangan. (Mat. 10:22) Para penentang mungkin
berupaya membatasi atau melarangkan pekerjaan kita.
Apa yang akan kita lakukan? Kita bisa mendapat manfaat dengan memperhatikan pendirian para rasul dan situasi yang terjadi sampai mereka diadili di hadapan Sanhedrin.1
”Malaikat Yehuwa Membuka Pintu-Pintu” (Kis. 5:12-21a)
4 Ingat bahwa sewaktu pertama kali diperintahkan un-
tuk berhenti mengabar, Petrus dan Yohanes menjawab,
”Kami tidak dapat berhenti berbicara tentang perkaraperkara yang telah kami lihat dan dengar.” (Kis. 4:20) Setelah pertemuan dengan Sanhedrin itu, Petrus dan Yohanes, bersama semua rasul lain, terus mengabar di bait.
1 Lihat kotak ”Sanhedrin—Mahkamah Agung Yahudi”, di halaman 69.
4, 5. Mengapa Kayafas dan orang-orang Saduki ”dipenuhi kecemburuan”?
68
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
SANHEDRIN
—MAHKAMAH AGUNG YAHUDI
Meskipun Yudea adalah salah satu provinsi di Imperium Romawi, Roma mengizinkan orang Yahudi untuk
menjalankan tradisi mereka dan pada dasarnya memerintah diri sendiri. Kejahatan dan kasus sipil yang sepele
ditangani oleh pengadilan setempat, tetapi kasus-kasus
yang tidak dapat diselesaikan oleh pengadilan tersebut dilimpahkan ke Sanhedrin Agung di Yerusalem. Badan ini
berfungsi sebagai mahkamah agung Yahudi dan dewan
pemerintahan nasional. Sanhedrin juga mengeluarkan keputusan final mengenai penafsiran hukum Yahudi, dan
wewenangnya dihormati oleh orang Yahudi di manamana.
Ruang sidang Sanhedrin tampaknya berlokasi di wilayah bait atau tidak jauh dari sana. Dewan tersebut
terdiri dari 71 anggota—imam besar, sebagai ketua; para
bangsawan imam lainnya, termasuk orang Saduki; para
bangsawan non-imam, dan para penulis yang terpelajar.
Keputusan mahkamah ini tidak dapat diganggu gugat.
Para rasul mengadakan tanda-tanda yang hebat, seperti
menyembuhkan orang sakit dan mengusir hantu-hantu.
Mereka melakukannya ”di Serambi Salomo”, yakni halaman beratap di sisi timur bait, tempat berkumpulnya banyak orang Yahudi. Bayangan Petrus pun tampaknya bisa
”KITA HARUS MENAATI ALLAH SEBAGAI PENGUASA”
69
menyembuhkan! Banyak orang yang disembuhkan secara jasmani juga menerima firman yang mendatangkan
kesembuhan rohani. Alhasil, ”orang-orang yang percaya
akan Tuan terus bertambah, banyak sekali pria maupun
wanita”.—Kis. 5:12-15.
5
Kayafas serta para anggota sekte Saduki lainnya ”di-
penuhi kecemburuan” dan memerintahkan agar para rasul dijebloskan ke penjara. (Kis. 5:17, 18) Mengapa orang
Saduki begitu marah? Para rasul mengajarkan bahwa Yesus telah dibangkitkan, sedangkan orang Saduki tidak percaya akan adanya kebangkitan. Para rasul mengatakan
bahwa hanya dengan beriman kepada Yesus seseorang dapat diselamatkan, tetapi orang Saduki takut dihukum oleh
Roma jika masyarakat berpaling kepada Yesus sebagai Pemimpin. (Yoh. 11:48) Tidak heran, orang Saduki bertekad
membungkam para rasul!
6
Dewasa ini pun, provokator utama penganiayaan atas
hamba-hamba Yehuwa berasal dari kalangan agama. Para
penentang itu sering menggunakan pengaruh mereka atas
kalangan berwenang pemerintah dan media untuk membungkam pengabaran kita. Perlukah kita heran? Tidak.
6. Dewasa ini, siapa penyulut utama penganiayaan atas hamba-hamba Yehuwa,
dan mengapa kita tidak perlu heran?
70
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Berita kita menelanjangi agama palsu. Dengan menerima
kebenaran Alkitab, orang-orang berhati jujur dimerdekakan dari kepercayaan serta kebiasaan yang tidak berdasarkan Alkitab. (Yoh. 8:32) Maka tidak heran, bukan, apabila berita kita sering membuat para pemimpin agama
dipenuhi kebencian dan kecemburuan?
7
Sementara duduk di penjara menunggu persidangan,
para rasul mungkin menyangka bahwa mereka bakal segera mati sebagai martir di tangan musuh. (Mat. 24:9) Akan
tetapi, pada malam itu, terjadilah sesuatu yang sangat tidak disangka-sangka—”malaikat Yehuwa membuka pintupintu penjara”.1 (Kis. 5:19) Lalu, sang malaikat memberi
mereka perintah spesifik, ”Berdirilah di bait, dan teruslah
berbicara.” (Kis. 5:20) Perintah itu pastilah meyakinkan
para rasul bahwa apa yang mereka lakukan memang benar. Kata-kata sang malaikat bisa jadi juga menguatkan
mereka untuk tetap teguh tidak soal apa yang terjadi. Dengan iman yang kuat dan keberanian, para rasul ”masuk
ke dalam bait pada waktu fajar dan mulai mengajar”.
—Kis. 5:21.
1 Dari kira-kira 20 kali malaikat disebutkan secara spesifik di buku Kisah, inilah yang pertama. Sebelumnya, di Kisah 1:10, malaikat secara tidak langsung
disebut ”pria berpakaian putih”.
7, 8. Perintah sang malaikat pastilah menghasilkan pengaruh apa atas para rasul, dan apa yang sebaiknya kita tanyakan kepada diri sendiri?
”KITA HARUS MENAATI ALLAH SEBAGAI PENGUASA”
71
8
Kita masing-masing sebaiknya bertanya, ’Apakah saya
akan memiliki iman serta keberanian yang dibutuhkan
untuk terus mengabar jika mengalami keadaan serupa?’
Kita bisa mendapat kekuatan dengan mengetahui bahwa
pekerjaan penting ”memberikan kesaksian yang saksama
tentang kerajaan Allah” didukung dan dibimbing oleh malaikat.—Kis. 28:23; Pny. 14:6, 7.
”Kita Harus Menaati Allah sebagai Penguasa
S ebaliknya daripada Manusia” (Kis. 5:21b-33)
9
Kayafas dan hakim-hakim lain di Sanhedrin sudah
siap untuk menangani para rasul. Tanpa mengetahui apa
yang telah terjadi di penjara, mereka mengirim beberapa
petugas untuk menjemput para tahanan. Bayangkan betapa terkejutnya para petugas itu sewaktu mendapati bahwa para tahanan telah raib, padahal penjaranya ”terkunci dengan sangat aman dan penjaga-penjaga berdiri di
depan pintu”. (Kis. 5:23) Kepala penjaga bait segera tahu
bahwa para rasul sudah kembali ke bait, memberikan
kesaksian tentang Yesus Kristus—kegiatan yang justru
membuat mereka dipenjarakan! Kepala penjaga beserta
para petugasnya bergegas pergi ke bait untuk menciduk
para tahanan dan mengawal mereka ke Sanhedrin.
9-11. Apa tanggapan para rasul ketika Sanhedrin menyuruh mereka berhenti mengabar, dan bagaimana hal itu menjadi preseden bagi orang Kristen sejati?
72
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
10
Sebagaimana diceritakan di awal pasal ini, para pe-
mimpin agama itu dengan murka menyuruh para rasul
berhenti mengabar. Apa tanggapan para rasul? Petrus
menjadi juru bicara dan menjawab dengan berani, ”Kita
harus menaati Allah sebagai penguasa sebaliknya daripada manusia.” (Kis. 5:29) Dengan demikian, para rasul menetapkan preseden bagi orang Kristen sejati sepanjang zaman. Penguasa manusia tidak wajib lagi ditaati apabila
mereka melarangkan apa yang Allah perintahkan atau memerintahkan apa yang Allah larangkan. Karena itu, pada
zaman kita, jika ”kalangan berwenang yang lebih tinggi”
melarangkan pekerjaan pengabaran, kita tidak bakal berhenti melakukan tugas dari Allah untuk memberitakan
kabar baik. (Rm. 13:1) Sebaliknya, kita akan mencari
cara-cara yang bijaksana untuk terus memberikan kesaksian yang saksama tentang Kerajaan Allah.
11
Sebagaimana dapat diduga, jawaban para rasul yang
berani mengobarkan kemarahan para hakim yang sudah
kesal itu. Mereka bertekad untuk ”menyingkirkan” para
rasul. (Kis. 5:33) Kematian sebagai martir kini tampak
pasti bagi para saksi yang berani dan bersemangat itu.
Tapi tunggu dulu! Bantuan segera datang dengan cara
yang tak terduga.
”KITA HARUS MENAATI ALLAH SEBAGAI PENGUASA”
73
”Kamu Tidak Akan Dapat Memusnahkan Mereka”
(Kis. 5:34-42)
12
Gamaliel, ”guru Hukum yang dihormati oleh segenap
umat”, angkat bicara.1 Pakar hukum ini pastilah sangat
direspek oleh rekan-rekannya, sebab ia bisa mengendalikan situasi, bahkan ”memerintahkan untuk membawa ke
luar [para rasul] sejenak”. (Kis. 5:34) Dengan menyebutkan beberapa contoh pemberontakan di masa lalu yang
segera padam setelah pemimpinnya mati, Gamaliel mendesak majelis hakim untuk bersabar dan toleran terhadap
para rasul, yang Pemimpinnya, Yesus, baru saja mati. Argumen Gamaliel amat meyakinkan, ”Jangan mencampuri
perkara orang-orang ini, tetapi biarkan mereka; (karena,
jika siasat ini atau pekerjaan ini dari manusia, ini akan
musnah; tetapi jika ini dari Allah, kamu tidak akan dapat
memusnahkan mereka;) sebaliknya, mungkin kamu ternyata melawan Allah.” (Kis. 5:38, 39) Para hakim itu
mengindahkan nasihatnya. Namun, mereka tetap memerintahkan agar para rasul didera dan menyuruh mereka
”berhenti berbicara atas dasar nama Yesus”.—Kis. 5:40.
1 Lihat kotak ”Gamaliel—Terhormat di Kalangan para Rabi”, di halaman 75.
12, 13. (a) Nasihat apa yang Gamaliel berikan kepada rekan-rekannya, dan apa
yang mereka lakukan? (b) Bagaimana Yehuwa mungkin turun tangan demi umatNya dewasa ini, dan apa yang bisa kita yakini jika kita diizinkan ”menderita
demi keadilbenaran”?
74
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
GAMALIEL—TERHORMAT
DI KALANGAN PARA RABI
Gamaliel yang disebutkan di Kisah biasanya dikenal sebagai Gamaliel sang Penatua, cucu dari Hilel, pendiri
salah satu dari dua aliran Farisi, yakni yang lebih liberal.
Gamaliel memiliki kedudukan terkemuka di Sanhedrin
dan sangat terhormat di kalangan para rabi sehingga
dialah orang pertama yang dianugerahi gelar kehormatan ”Raban”. Menurut Misnah, ”Ketika Raban Gamaliel,
sang Penatua, wafat, kemuliaan Hukum berakhir dan lenyaplah kemurnian serta hal berpantang.” Dialah yang
dianggap membuat berbagai peraturan yang manusiawi.
”Yang khususnya penting,” kata Encyclopaedia Judaica,
”adalah keputusannya untuk memperbolehkan seorang
wanita menikah lagi atas bukti dari satu orang yang
menyaksikan kematian suaminya.” Konon, ia juga memberlakukan hukum yang melindungi istri dari suami yang
tidak bermoral dan janda dari anak-anak yang tidak bermoral. Dan kabarnya, ia memperjuangkan agar orang
miskin non-Yahudi mendapatkan hak yang sama untuk
memungut sisa seperti orang miskin Yahudi.
13
Dewasa ini, seperti pada masa itu, Yehuwa bisa mem-
bangkitkan tokoh terkemuka seperti Gamaliel untuk turun tangan demi kepentingan umat-Nya. (Ams. 21:1) Yehuwa bisa menggunakan roh-Nya untuk menggerakkan
para penguasa, hakim, atau pembuat undang-undang yang
”KITA HARUS MENAATI ALLAH SEBAGAI PENGUASA”
75
berpengaruh untuk bertindak sesuai dengan kehendakNya. (Neh. 2:4-8) Akan tetapi, seandainya Ia mengizinkan
kita ”menderita demi keadilbenaran”, ada dua hal yang
bisa kita yakini. (1 Ptr. 3:14) Pertama, Allah dapat memberi kita kekuatan untuk bertahan. (1 Kor. 10:13) Kedua,
para penentang ”tidak akan dapat memusnahkan” pekerjaan Allah.—Yes. 54:17.
14
Setelah didera, apakah para rasul patah semangat
atau melemah tekadnya? Sama sekali tidak! Mereka ”pergi dari hadapan Sanhedrin, dengan bersukacita”. (Kis. 5:
41) ”Bersukacita”—mengapa? Pasti bukan karena rasa sakit akibat didera. Mereka bersukacita karena tahu bahwa
mereka dianiaya demi mempertahankan integritas kepada
Yehuwa dan demi mengikuti jejak Anutan mereka, Yesus.
—Mat. 5:11, 12.
15
Seperti saudara-saudara kita di abad pertama, kita
bertekun dengan sukacita sewaktu menderita demi kabar
baik. (1 Ptr. 4:12-14) Tentu, kita tidak suka diancam, dianiaya, atau dipenjarakan. Akan tetapi, kita merasakan
kepuasan yang dalam karena mempertahankan integritas.
Perhatikan, misalnya, Henryk Dornik, yang bertekun selama bertahun-tahun meski diperlakukan dengan kejam di
14, 15. (a) Bagaimana perasaan para rasul setelah didera, dan mengapa? (b) Ceritakan sebuah pengalaman yang memperlihatkan bahwa umat Yehuwa bertekun
dengan sukacita.
76
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
bawah rezim totaliter. Ia ingat bahwa pada bulan Agustus 1944, kalangan berwenang memutuskan untuk mengirim dia dan kakak lelakinya ke kamp konsentrasi. Para
penentang berkata, ”Percuma saja mereka dibujuk. Mereka senang kalau mati sebagai martir.” Saudara Dornik menjelaskan, ”Meskipun tidak ingin menjadi martir,
saya bersukacita karena telah menderita dengan tabah
dan bermartabat demi keloyalan saya kepada Yehuwa.”
—Yak. 1:2-4.
16
Para rasul tidak membuang-buang waktu dan lang-
sung kembali bekerja memberikan kesaksian. Tanpa gentar, ”setiap hari di bait dan dari rumah ke rumah, mereka tanpa henti terus mengajar dan menyatakan kabar
baik tentang Kristus”.1 (Kis. 5:42) Para pemberita yang
bersemangat ini bertekad untuk memberikan kesaksian
yang saksama. Perhatikan bahwa mereka mengabar ke rumah-rumah orang, sesuai dengan petunjuk Yesus Kristus.
(Mat. 10:7, 11-14) Tidak diragukan, dengan cara itulah mereka berhasil memenuhi Yerusalem dengan ajaran mereka.
Dewasa ini, Saksi-Saksi Yehuwa dikenal karena mengikuti
1 Lihat kotak ”Mengabar ’dari Rumah ke Rumah’ ”, di halaman 78.
16. Bagaimana para rasul memperlihatkan bahwa mereka bertekad untuk memberikan kesaksian yang saksama, dan bagaimana kita mengikuti metode
pengabaran para rasul?
”KITA HARUS MENAATI ALLAH SEBAGAI PENGUASA”
77
MENGABAR ”DARI RUMAH KE RUMAH”
Meskipun Sanhedrin melarang mereka mengabar, para
murid terus mengabar dan mengajar ”setiap hari di bait
dan dari rumah ke rumah”. (Kis. 5:42) Apa tepatnya arti
ungkapan ”dari rumah ke rumah”?
Dalam bahasa Yunani asli, frasa kat oikon secara harfiah berarti ”sesuai dengan rumah”. Menurut beberapa
penerjemah, istilah ka·ta mengandung makna ”distributif”, yakni bahwa pengabaran para murid didistribusikan,
atau disebarkan, dari satu rumah ke rumah lainnya. Istilah ka·ta digunakan dengan cara serupa di Lukas 8:1,
yang menyebutkan bahwa Yesus mengabar ”dari kota ke
kota dan dari desa ke desa”.
Bentuk jamaknya, kat oikous, digunakan di Kisah
20:20. Rasul Paulus memberi tahu para pengawas Kristen, ”Aku tidak menahan diri untuk . . . mengajar kamu
di hadapan umum dan dari rumah ke rumah.” Beberapa
orang berpendapat bahwa yang Paulus bicarakan di ayat
ini adalah soal mengajar di rumah para penatua. Tetapi,
ayat berikutnya menunjukkan bahwa bukan demikian
halnya. Ayat itu mengatakan, ”Namun aku memberikan
kesaksian dengan saksama kepada orang Yahudi maupun orang Yunani tentang pertobatan kepada Allah dan
iman kepada Tuan kita, Yesus.” (Kis. 20:21) Rekan-rekan
seiman sudah bertobat dan beriman kepada Yesus. Maka,
pengabaran dan pengajaran dari rumah ke rumah jelas
ditujukan bagi orang yang belum percaya.
78
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
metode pengabaran para rasul. Dengan berkunjung ke setiap rumah di daerah kita, jelaslah bahwa kita pun ingin
saksama, memberi setiap orang kesempatan mendengar
kabar baik. Apakah Yehuwa memberkati pelayanan dari
rumah ke rumah yang kita lakukan? Ya! Jutaan orang telah menyambut berita Kerajaan pada zaman akhir ini,
dan banyak yang mendengar kabar baik untuk pertama
kalinya dari Saksi yang mengetuk pintu rumah mereka.
Pria-Pria yang Memenuhi Syarat untuk Mengurus
”Hal yang Penting” (Kis. 6:1-6)
17
Sidang yang masih muda itu kini menghadapi bahaya
terselubung yang mengancamnya dari dalam. Apa itu? Banyak murid yang dibaptis di Yerusalem sebenarnya adalah
pendatang dan mereka ingin belajar lebih banyak sebelum
pulang ke negeri mereka. Murid-murid yang tinggal di Yerusalem dengan sukarela menyumbangkan uang untuk
memenuhi kebutuhan akan makanan dan keperluan lain.
(Kis. 2:44-46; 4:34-37) Pada saat-saat itu, muncullah suatu masalah yang peka. ”Dalam pembagian makanan sehari-hari”, para janda yang berbahasa Yunani ”diabaikan”. (Kis. 6:1) Namun, para janda yang berbahasa Ibrani
tidak diabaikan. Kalau begitu, problem ini kelihatannya
17-19. Masalah apa yang timbul yang berpotensi memecah belah, dan petunjuk
apa yang para rasul berikan untuk membereskannya?
”KITA HARUS MENAATI ALLAH SEBAGAI PENGUASA”
79
menyangkut diskriminasi. Masalah seperti inilah yang biasanya sangat berpotensi untuk memecah belah.
18
Para rasul, yang bertindak sebagai badan pimpinan
dari sidang yang sedang berkembang itu, menyadari tidaklah bijaksana bagi mereka untuk ”meninggalkan firman
Allah demi membagi-bagikan makanan”. (Kis. 6:2) Guna
membereskan masalah, mereka memerintahkan agar para
murid mencari tujuh pria yang ”penuh dengan roh dan
hikmat” yang dapat diangkat oleh para rasul untuk mengurus ”hal yang penting ini”. (Kis. 6:3) Pria-pria yang
memenuhi syarat dibutuhkan karena pekerjaan itu kemungkinan tidak cuma membagikan makanan, tetapi juga
menangani uang, membeli barang, dan mencatat segalanya dengan teliti. Pria-pria yang dipilih semuanya mempunyai nama Yunani, yang mungkin membuat mereka lebih mudah diterima oleh para janda yang sakit hati itu.
Setelah mempertimbangkan dan mendoakan pengusulan
tersebut, para rasul mengangkat ketujuh pria itu untuk
mengurus ”hal yang penting ini”.1
19
Apakah karena mengurus pembagian makanan, ketu-
juh pria terlantik itu lalu dibebaskan dari tanggung jawab
memberitakan kabar baik? Tentu saja tidak! Salah satu
1 Pria-pria itu mungkin memenuhi syarat-syarat umum menjadi penatua, sebab
penanganan ”hal yang penting ini” merupakan soal yang serius. Akan tetapi,
Alkitab tidak menunjukkan kapan persisnya pria-pria mulai dilantik sebagai penatua atau pengawas di sidang Kristen.
80
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
pria yang terpilih adalah Stefanus, yang akan terbukti sebagai pemberi kesaksian yang berani dan efektif. (Kis. 6:
8-10) Filipus juga salah satu dari ketujuh pria itu, dan ia
disebut ”sang penginjil”. (Kis. 21:8) Jadi, jelaslah, ketujuh pria itu terus menjadi pemberita Kerajaan yang
bersemangat.
20
Umat Yehuwa dewasa ini mengikuti pola yang ditetap-
kan para rasul. Pria-pria yang diusulkan untuk mengemban tanggung jawab sidang harus memperlihatkan hikmat
ilahi dan membuktikan bahwa roh kudus bekerja pada
diri mereka. Di bawah petunjuk Badan Pimpinan, priapria yang memenuhi syarat Alkitab dilantik untuk melayani sebagai penatua atau hamba pelayanan di sidang-sidang.1 (1 Tim. 3:1-9, 12, 13) Mereka yang memenuhi syarat
dapat dikatakan dilantik oleh roh kudus. Pria-pria yang
suka bekerja keras ini mengurus banyak ”hal yang penting”. Misalnya, para penatua mungkin mengatur bantuan praktis untuk kaum lansia yang setia yang benar-benar
membutuhkan. (Yak. 1:27) Beberapa penatua sibuk dalam
membangun Balai Kerajaan, mengorganisasi kebaktian,
atau berperan sebagai penghubung rumah sakit. Hamba
1 Sidang mengusulkan ketujuh pria yang cakap itu, tetapi yang melantik mereka
adalah para rasul.
20. Bagaimana umat Allah dewasa ini mengikuti pola yang ditetapkan para
rasul?
”KITA HARUS MENAATI ALLAH SEBAGAI PENGUASA”
81
pelayanan mengurus banyak tugas yang tidak secara langsung berkaitan dengan penggembalaan atau pengajaran.
Semua pria terlantik itu harus menyeimbangkan tanggung
jawab sidang dan organisasi dengan kewajiban dari Allah
untuk memberitakan kabar baik Kerajaan.—1 Kor. 9:16.
21
”Firman Allah S emakin B ertumbuh” (Kis. 6:7)
Dengan dukungan Yehuwa, sidang yang baru terben-
tuk itu berhasil mengatasi penganiayaan dari luar dan
problem yang berpotensi memecah belah dari dalam. Berkat Yehuwa sungguh nyata, sebab kita diberi tahu, ”Firman Allah semakin bertumbuh, dan jumlah murid semakin berlipat ganda secara luar biasa di Yerusalem; dan
sekumpulan besar imam mulai taat kepada iman itu.”
(Kis. 6:7) Ini baru satu dari beberapa laporan tentang kemajuan yang terdapat dalam buku Kisah. (Kis. 9:31; 12:24;
16:5; 19:20; 28:31) Dewasa ini, tidakkah kita juga berbesar
hati sewaktu mendengar laporan tentang kemajuan pekerjaan pemberitaan Kerajaan di bagian lain dunia?
22
Pada abad pertama M, para pemimpin agama yang
marah itu tidak mau menyerah. Gelombang penganiayaan
sudah tampak di depan mata. Tidak lama lagi, Stefanus
akan menjadi target tentangan yang kejam, seperti yang
akan kita lihat di pasal berikut.
21, 22. Apa yang memperlihatkan bahwa Yehuwa memberkati sidang yang baru
terbentuk itu?
82
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
BAG IAN 2 ˙ KISAH 6: 8–9: 43
”TIMBULLAH PENGANIAYAAN
YANG HEBAT TERHADAP
SIDANG JEMAAT”
KISAH 8:1
Apakah tentangan yang memuncak menyebabkan
orang Kristen abad pertama berhenti memberikan kesaksian tentang Kerajaan Allah? Justru sebaliknya.
Dalam bagian ini, kita akan melihat bahwa penganiayaan keji malah menghasilkan perluasan pekerjaan
pengabaran.
PASAL 6
Stefanus—”Menyenangkan
dan Penuh dengan Kuasa”
Belajar dari kesaksian Stefanus yang berani
di hadapan Sanhedrin
Berdasarkan Kisah 6:8–8:3
STEFANUS berdiri di hadapan majelis pengadilan. Di sebuah ruang yang besar dan megah, kemungkinan besar dekat bait di Yerusalem, 71 pria duduk membentuk setengah
lingkaran besar. Majelis pengadilan itu, Sanhedrin, bersidang hari ini untuk menghakimi Stefanus. Para hakimnya
adalah tokoh-tokoh yang berkuasa dan berpengaruh, yang
kebanyakan tidak suka dengan murid Yesus ini. Dan, yang
memanggil mereka bersidang hari ini adalah Imam Besar Kayafas, yang mengetuai persidangan beberapa bulan
sebelumnya, sewaktu Sanhedrin menyatakan bahwa Yesus Kristus patut dihukum mati. Apakah Stefanus ketakutan?
2
Ada yang luar biasa berkenaan dengan wajah Stefanus
pada saat itu. Para hakim menatap dia dan melihat bahwa mukanya ”seperti muka malaikat”. (Kis. 6:15) Malaikat
1-3. (a) Situasi menakutkan apa yang Stefanus hadapi, namun bagaimana reaksinya? (b) Pertanyaan apa saja yang akan kita bahas?
84
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
membawa pesan dari Allah Yehuwa, dan karena itu mereka sama sekali tidak gentar, namun tenang dan penuh damai. Begitu juga dengan Stefanus—bahkan para hakim
yang penuh kebencian itu bisa melihatnya. Mengapa ia
bisa begitu tenang?
3
Orang Kristen dewasa ini bisa belajar banyak dari ja-
waban pertanyaan tersebut. Kita pun perlu tahu, bagaimana Stefanus sampai berada dalam situasi menegangkan itu.
Bagaimana ia sebelumnya membela imannya? Dan, apa
saja yang dapat kita tiru darinya?
4
”Mereka Menggerakkan Orang-Orang” (Kis. 6:8-15)
Kita sudah belajar bahwa Stefanus adalah aset berhar-
ga bagi sidang Kristen yang baru terbentuk. Di pasal sebelumnya dalam buku ini diberitahukan bahwa ia termasuk di antara ketujuh pria yang rendah hati yang rela
membantu para rasul sewaktu diminta memberikan pertolongan. Kerendahan hatinya semakin menonjol jika kita
mengingat karunia yang dianugerahkan kepada pria ini. Di
Kisah 6:8, kita membaca bahwa ia bisa mengadakan ”mukjizat-mukjizat dan tanda-tanda yang hebat”, seperti halnya
beberapa rasul. Kita juga diberi tahu bahwa ia ”menyenangkan dan penuh dengan kuasa”. Apa artinya?
4, 5. (a) Mengapa Stefanus adalah aset berharga bagi sidang? (b) Apa artinya
Stefanus ”menyenangkan dan penuh dengan kuasa”?
STEFANUS—”MENYENANGKAN DAN PENUH DENGAN KUASA”
85
5
Stefanus kelihatannya memiliki sikap yang ramah, lem-
but, dan berkepribadian menarik. Cara bicaranya mampu
membuat banyak pendengarnya yakin akan ketulusan hatinya dan manfaat dari kebenaran yang ia ajarkan. Ia penuh kuasa karena roh Yehuwa bekerja dalam dirinya, sebab ia dengan rendah hati mengikuti arahan roh tersebut.
Alih-alih menjadi besar kepala karena karunia serta kesanggupan yang ia miliki, ia menujukan semua pujian kepada Yehuwa dan memperlihatkan kepedulian dan kasih
kepada orang-orang yang ia ajak berbicara. Maka, tidak heran jika para penentangnya menganggap dia sebagai ancaman yang patut diperhitungkan!
6
Beberapa orang tampil untuk berbantah dengan Stefa-
nus, tetapi ”mereka tidak dapat mempertahankan diri menentang hikmat dan roh yang mendorong dia berbicara”.1
Karena jengkel, ”secara diam-diam mereka menghasut”
beberapa pria untuk menuduh pengikut Kristus yang
tidak bersalah ini. Mereka juga ”menggerakkan orang1 Beberapa penentang berasal dari ”Sinagoga Orang yang Dimerdekakan”. Mereka mungkin pernah ditawan oleh orang Romawi dan belakangan dimerdekakan,
atau mungkin mereka adalah budak-budak yang dimerdekakan yang menjadi proselit Yahudi. Ada yang berasal dari Kilikia. Saul dari Tarsus juga berasal dari
daerah itu, namun kisah ini tidak memberitahukan apakah dia ada di antara
orang-orang Kilikia yang tidak dapat bertahan menentang Stefanus.
6-8. (a) Penentang Stefanus melancarkan dua tuduhan apa terhadapnya, dan
mengapa? (b) Mengapa teladan Stefanus bisa bermanfaat bagi orang Kristen dewasa ini?
86
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
orang”, para tua-tua, dan penulis-penulis, yang dengan
paksa membawa Stefanus ke hadapan Sanhedrin. (Kis. 6:
9-12) Para penentang melancarkan dua tuduhan: Ia menghujah Allah dan menghujah Musa. Apa maksudnya?
7
Para penuduh itu mengatakan bahwa Stefanus meng-
hujah Allah karena berbicara menentang ”tempat kudus
ini”—bait di Yerusalem. (Kis. 6:13) Ia menghujah Musa,
tuduh mereka, karena ia berbicara menentang Hukum
Musa, mengganti kebiasaan yang telah diturunkan oleh
Musa. Ini tuduhan yang sangat serius, sebab orang Yahudi kala itu sangat mengagung-agungkan bait, berbagai
perincian Hukum Musa, dan banyak tradisi lisan yang
mereka tambahkan pada Hukum itu. Jadi, tuduhan itu
mengartikan bahwa Stefanus adalah orang berbahaya, yang
pantas mati!
8
Sungguh menyedihkan, kalangan agama juga sering
menggunakan taktik serupa untuk mempersulit hambahamba Allah. Hingga hari ini, penentang dari kalangan
agama kadang-kadang menghasut pemimpin sekuler untuk
menganiaya Saksi-Saksi Yehuwa. Bagaimana seharusnya
reaksi kita jika dihadapkan pada tuduhan yang palsu atau
diputar balik? Ada banyak yang dapat kita pelajari dari
Stefanus.
STEFANUS—”MENYENANGKAN DAN PENUH DENGAN KUASA”
87
9
Dengan B erani Memberikan Kesaksian tentang
”Allah Kemuliaan” (Kis. 7:1-53)
Sebagaimana disebutkan di awal, wajah Stefanus terli-
hat tenang, bagaikan muka malaikat, sementara ia mendengar tuduhan-tuduhan terhadap dirinya. Sekarang, Kayafas berpaling kepadanya dan mengatakan, ”Apakah hal-hal
ini benar?” (Kis. 7:1) Kini giliran Stefanus untuk berbicara. Dan, ia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu!
10
Beberapa kritikus menyatakan bahwa pembelaan Ste-
fanus yang panjang lebar itu tidak menjawab apa yang dituduhkan kepadanya. Namun, sebenarnya, Stefanus memberikan teladan yang sangat bagus bagi kita mengenai
caranya ”membuat pembelaan” tentang kabar baik. (1 Ptr.
3:15) Ingatlah bahwa Stefanus dituduh menghujah Allah
dengan menghina bait dan menghujah Musa dengan menentang Hukum. Jawaban Stefanus merangkum tiga tahap
sejarah Israel, dengan beberapa pokok yang ia tandaskan
dengan cermat. Mari kita bahas ketiga tahap sejarah ini
satu per satu.
11
Zaman para patriark. (Kis. 7:1-16) Stefanus mulai de-
ngan berbicara tentang Abraham, yang direspek oleh
orang Yahudi karena imannya. Berawal dari pokok yang
9, 10. Apa yang dikatakan kritikus tentang pembelaan Stefanus di hadapan Sanhedrin, dan apa yang perlu kita ingat?
11, 12. (a) Bagaimana Stefanus menggunakan contoh Abraham dengan efektif?
(b) Mengapa Yusuf relevan untuk disebutkan dalam pembelaan Stefanus?
88
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
sama-sama mereka setujui ini, Stefanus menandaskan bahwa Yehuwa, ”Allah kemuliaan”, pertama kali menampakkan diri kepada Abraham di Mesopotamia. (Kis. 7:2) Sebenarnya, Abraham kala itu adalah penduduk asing di
Tanah Perjanjian. Ia belum mempunyai bait ataupun Hukum Musa. Bagaimana mungkin seseorang bisa berkeras
bahwa kesetiaan kepada Allah harus selalu bergantung
pada hal-hal seperti itu?
12
Yusuf, keturunan Abraham, juga sangat dihormati
oleh para pendengar Stefanus, tetapi Stefanus mengingatkan mereka bahwa kakak-kakak Yusuf sendiri, yakni bapak-bapak leluhur suku-suku Israel, menganiaya pria yang
saleh itu dan menjualnya sebagai budak. Namun, ia digunakan oleh Allah untuk menyelamatkan Israel dari bala
kelaparan. Stefanus pasti melihat dengan jelas kemiripan
antara Yusuf dan Yesus Kristus, tetapi ia tidak menyebutkan persamaan itu supaya hadirinnya terus mendengarkan
dia.
13
Zaman Musa. (Kis. 7:17-43) Stefanus mengatakan
banyak hal tentang Musa—langkah yang bijaksana
mengingat banyak anggota Sanhedrin adalah orang Saduki, yang menolak semua buku dalam Alkitab kecuali
13. Bagaimana pembahasan tentang Musa menjawab tuduhan terhadap Stefanus, dan hal itu turut mengembangkan tema apa?
STEFANUS—”MENYENANGKAN DAN PENUH DENGAN KUASA”
89
”MARTIR” DALAM PENGERTIAN APA?
Kata ”martir” berasal dari kata Yunani martys, artinya
”saksi”—yaitu, orang yang menyaksikan suatu perbuatan
atau peristiwa. Namun, ada arti lainnya. Dalam Alkitab,
kata martys juga berarti ”aktif”, demikian pernyataan
sebuah kamus bahasa Yunani, ”dipanggil untuk memberitahukan apa yang telah ia lihat dan dengar, mengumumkan
apa yang ia ketahui”. Semua orang Kristen sejati wajib
memberikan kesaksian tentang apa yang mereka ketahui
tentang Yehuwa dan maksud-tujuan-Nya. (Luk. 24:48; Kis.
1:8) Alkitab menyebut Stefanus sebagai ’saksi’ karena berbicara tentang Yesus.—Kis. 22:20, Kingdom Interlinear.
Orang-orang yang memberikan kesaksian Kristen sering
ditentang, ditangkap, dipukuli, bahkan dibunuh. Karena itu, bahkan sejak abad kedua M, pengertian kata
”martir” berkembang sehingga memaksudkan orang yang
mengalami dampak-dampak tersebut karena tidak mau
menyangkal imannya. Dalam pengertian inilah Stefanus
bisa disebut sebagai martir Kristen yang pertama. Akan tetapi, pada mulanya, orang dianggap ”martir” karena ia
memberikan kesaksian, bukan karena ia mati.
yang ditulis oleh Musa. Ingatlah juga, bahwa Stefanus dituduh menghujah Musa. Kata-kata Stefanus langsung menjawab tuduhan itu, sebab ia memperlihatkan bahwa ia
sangat menghormati Musa dan Hukum. (Kis. 7:38) Ia
memperlihatkan bahwa Musa juga ditolak oleh orang90
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
orang yang ingin ia selamatkan. Mereka menolak dia sewaktu dia berusia 40 tahun. Dan, lebih dari 40 tahun
kemudian, mereka menantang kepemimpinannya dalam sejumlah peristiwa.1 Dengan cara inilah Stefanus secara bertahap mengembangkan sebuah tema kunci: Umat Allah
berulang kali menolak orang-orang yang Yehuwa lantik untuk memimpin mereka.
14
Stefanus mengingatkan hadirinnya bahwa Musa telah
menubuatkan bangkitnya seorang nabi seperti Musa dari
Israel. Siapakah dia, dan bagaimana dia akan disambut?
Stefanus menyimpan jawabannya untuk bagian penutup.
Ia menyebutkan pokok utama lain: Musa tahu bahwa tempat mana pun bisa dijadikan kudus, seperti halnya tanah
di sekitar semak yang bernyala, tempat Yehuwa berfirman
kepadanya. Maka, apakah ibadat kepada Yehuwa dapat dibatasi di satu bangunan saja, misalnya bait di Yerusalem?
Mari kita lihat.
15
Tabernakel dan bait. (Kis. 7:44-50) Stefanus meng-
ingatkan majelis hakim bahwa sebelum adanya bait di
1 Stefanus menyebutkan keterangan yang tidak kita temukan di tempat lain dalam Alkitab, misalnya fakta tentang pendidikan Musa di Mesir, usianya saat ia
pertama kali lari dari Mesir, dan berapa lama ia tinggal di Midian.
14. Penggunaan contoh Musa mendukung pokok-pokok apa dalam pembelaan
Stefanus?
15, 16. (a) Mengapa tabernakel penting dalam argumen yang Stefanus kembangkan? (b) Bagaimana Stefanus menggunakan topik bait Salomo dalam
pembahasannya?
STEFANUS—”MENYENANGKAN DAN PENUH DENGAN KUASA”
91
Yerusalem, Allah menyuruh Musa membangun tabernakel
—kemah ibadat yang bisa dipindah-pindah. Siapa yang berani berkata bahwa tabernakel lebih buruk daripada bait,
mengingat Musa sendiri beribadat di sana?
16
Belakangan, sewaktu Salomo membangun bait di Ye-
rusalem, ia diilhami untuk menyampaikan suatu pelajaran penting dalam doanya. Seperti yang Stefanus katakan,
”Yang Mahatinggi tidak tinggal di rumah yang dibuat dengan tangan.” (Kis. 7:48; 2 Taw. 6:18) Yehuwa bisa saja
menggunakan bait untuk mendukung maksud-tujuan-Nya,
tetapi Ia tidak dibatasi olehnya. Kalau begitu, untuk apa
para penyembah-Nya perlu merasa bahwa ibadat yang
murni bergantung pada bangunan buatan tangan manusia? Stefanus menutup argumennya dengan kata-kata yang
jitu, mengutip dari buku Yesaya, ”Surga adalah takhtaku,
dan bumi adalah tumpuan kakiku. Rumah macam apa
yang akan kamu dirikan bagiku? kata Yehuwa. Atau apa
tempat untuk istirahatku? Bukankah tanganku yang membuat segala sesuatu?”—Kis. 7:49, 50; Yes. 66:1, 2.
17
Setelah meninjau pembelaan Stefanus kepada San-
hedrin sampai tahap ini, tidakkah Saudara setuju bahwa ia terampil dalam menyingkapkan tabiat buruk para
17. Bagaimana pembelaan Stefanus (a) menyingkapkan kesalahan para pendengarnya dan (b) menjawab tuduhan terhadap dirinya?
92
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
penuduhnya? Ia memperlihatkan bahwa maksud-tujuan
Yehuwa itu progresif dan dinamis, tidak statis dan dibelenggu tradisi. Orang-orang yang terbelenggu pada pemujaan bangunan bait yang indah di Yerusalem dan kebiasaan
serta tradisi yang telah berkembang di seputar Hukum
Musa sama sekali tidak memahami tujuan Hukum dan
bait! Secara tidak langsung, Stefanus mengajukan pertanyaan yang sangat penting ini: Tidakkah kamu seharusnya
menghormati Hukum dan bait dengan menaati Yehuwa?
Ya, kata-kata Stefanus menjadi pembelaan yang sangat bagus tentang tindakannya sendiri, karena ia mengerahkan
upaya terbaik untuk menaati Yehuwa.
18
Apa yang dapat kita pelajari dari pembelaan Stefanus?
Ia mengenal baik isi Tulisan-Tulisan Kudus. Demikian
pula, kita perlu rajin belajar Firman Allah jika kita ingin
menangani ”firman kebenaran dengan tepat”. (2 Tim. 2:15)
Dari Stefanus, kita juga bisa belajar tentang cara bicara yang menyenangkan dan tidak menyinggung perasaan. Para pendengarnya sangat membencinya! Tetapi, selama mungkin, ia bisa mempertahankan titik temu dengan
membahas hal-hal yang mereka junjung tinggi. Ia juga menyapa mereka dengan respek, memanggil para tua-tua
itu ”bapak-bapak”. (Kis. 7:2) Kita pun perlu menyajikan
18. Apa saja yang hendaknya kita tiru dari Stefanus?
STEFANUS—”MENYENANGKAN DAN PENUH DENGAN KUASA”
93
kebenaran Firman Allah dengan ”cara yang lembut dan
respek yang dalam”.—1 Ptr. 3:15.
19
Akan tetapi, kita tidak menahan diri menyampaikan
kebenaran tentang Firman Allah karena takut menyakiti
hati orang; kita juga tidak melembutkan berita penghakiman Yehuwa. Stefanus mencontohkan hal ini. Tidak diragukan, ia bisa melihat bahwa semua bukti yang ia
ungkapkan di hadapan Sanhedrin tidak akan banyak mempengaruhi hakim-hakim yang keras hati itu. Karena itu,
digerakkan oleh roh kudus, ia menutup pembelaannya dengan tanpa gentar memperlihatkan bahwa mereka persis
seperti bapak-bapak leluhur mereka yang telah menolak
Yusuf, Musa, dan semua nabi. (Kis. 7:51-53) Hakim-hakim
itu bahkan telah membunuh sang Mesias, yang kedatangannya sudah dinubuatkan oleh Musa dan semua nabi. Sesungguhnya, merekalah yang paling melanggar Hukum
Musa!
20
”Tuan Yesus, Terimalah Rohku” (Kis. 7:54–8:3)
Mendengar kebenaran yang tak dapat disangkal dalam
kata-kata Stefanus, kemarahan hakim-hakim itu pun meluap. Lupa untuk menjaga wibawa, mereka mengertakkan
19. Bagaimana Stefanus dengan berani menyampaikan berita penghakiman Yehuwa kepada Sanhedrin?
20, 21. Bagaimana reaksi Sanhedrin mendengar kata-kata Stefanus, dan bagaimana Yehuwa menguatkan dia?
94
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
gigi sambil memandang Stefanus. Pria setia itu pasti menyadari bahwa ia, sama seperti Majikannya, Yesus, tidak
akan mendapat belas kasihan.
21
Stefanus membutuhkan keberanian untuk menghadapi
apa yang akan segera terjadi, dan ia pasti sangat dikuatkan
oleh penglihatan yang pada waktu itu dikaruniakan dengan baik hati oleh Yehuwa kepadanya. Stefanus melihat
kemuliaan Allah, dan ia melihat Yesus berdiri di sebelah
kanan Bapaknya! Ketika Stefanus menceritakan penglihatannya, hakim-hakim itu menutupi telinga mereka. Mengapa? Sebelumnya, Yesus pernah mengatakan kepada majelis hakim yang sama bahwa ia adalah Mesias dan bahwa
tidak lama lagi, ia akan berada di sebelah kanan Bapaknya. (Mrk. 14:62) Penglihatan Stefanus membuktikan
bahwa Yesus mengatakan yang benar. Bahwa Sanhedrin
sebenarnya mengkhianati dan membunuh sang Mesias!
Dengan serentak, mereka segera membawa Stefanus untuk
dilempari dengan batu sampai mati.1
22
Seperti Majikannya, Stefanus mati dengan hati damai,
1 Tidak dapat dipastikan apakah Sanhedrin mendapat wewenang di bawah
hukum Romawi untuk memerintahkan hukuman mati. (Yoh. 18:31) Namun, kematian Stefanus tampaknya adalah pembunuhan oleh massa yang mengamuk,
dan bukan karena keputusan pengadilan.
22, 23. Bagaimana kematian Stefanus serupa dengan kematian Majikannya, dan
bagaimana orang Kristen dewasa ini bisa memiliki keyakinan yang kuat seperti
Stefanus?
STEFANUS—”MENYENANGKAN DAN PENUH DENGAN KUASA”
95
percaya sepenuhnya kepada Yehuwa, dan mengampuni
para pembunuhnya. Ia mengatakan, ”Tuan Yesus, terimalah rohku,” mungkin karena ia masih bisa melihat Putra
manusia bersama Bapaknya dalam penglihatan itu. Tidak
diragukan, Stefanus mengetahui kata-kata Yesus yang menguatkan, ”Akulah kebangkitan dan kehidupan.” (Yoh.
11:25) Akhirnya, Stefanus berdoa langsung kepada Allah
dengan suara keras, ”Yehuwa, jangan perhitungkan dosa
ini atas mereka.” Setelah mengatakan hal itu, ia tidur dalam kematian.—Kis. 7:59, 60.
23
Stefanus kemudian dicatat sebagai martir pertama
dari antara para pengikut Kristus. (Lihat kotak ” ’Martir’
dalam Pengertian Apa?” di halaman 90.) Namun, sungguh
menyedihkan, ia bukan yang terakhir. Hingga hari ini, beberapa hamba Yehuwa yang setia telah dibunuh oleh kaum
fanatik dari kalangan agama dan politik, juga oleh para
penentang keji lainnya. Meskipun demikian, mereka mempunyai alasan untuk memiliki keyakinan yang kuat seperti
Stefanus. Yesus kini sudah menjadi Raja, dan menjalankan kuasa yang sangat besar yang dikaruniakan Bapaknya.
Tidak ada yang akan menghalangi dia membangkitkan
para pengikutnya yang setia.—Yoh. 5:28, 29.
96
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
24
Ada seorang pemuda yang mengamati semua ini, na-
manya Saul. Ia menyetujui pembunuhan Stefanus, bahkan
menjaga pakaian para pelempar batu. Tidak lama setelah
itu, ia memimpin suatu gelombang penganiayaan yang kejam. Akan tetapi, kematian Stefanus akan memberikan pengaruh jangka panjang. Teladannya malah menguatkan
orang Kristen lain untuk tetap setia dan meraih kemenangan yang serupa. Selain itu, Saul—yang belakangan lebih sering dipanggil Paulus—merasa amat menyesal bila
mengingat keterlibatannya dalam kematian Stefanus. (Kis.
22:20) Ia telah membantu pembunuhan Stefanus, tetapi
belakangan ia menyadari, ”Aku adalah penghujah dan
penganiaya dan orang yang suka menghina.” (1 Tim. 1:13)
Jelaslah, Paulus tidak pernah melupakan Stefanus dan
pembelaan hebat yang ia sampaikan pada hari itu. Malah,
beberapa ceramah dan tulisan Paulus mengembangkan
tema yang juga disebutkan dalam pembelaan Stefanus.
(Kis. 7:48; 17:24; Ibr. 9:24) Akhirnya, Paulus benar-benar
belajar untuk mengikuti teladan iman dan keberanian
yang diberikan Stefanus, orang yang ”menyenangkan dan
penuh dengan kuasa”. Pertanyaannya sekarang, Apakah
kita juga?
24. Bagaimana Saul terlibat dalam kematian Stefanus sebagai martir, dan apa
saja pengaruh jangka panjang dari kematian pria yang setia itu?
STEFANUS—”MENYENANGKAN DAN PENUH DENGAN KUASA”
97
PASAL 7
Menyatakan ”Kabar Baik
mengenai Yesus”
Filipus memberikan teladan sebagai seorang penginjil
Berdasarkan Kisah 8:4-40
GELOMBANG penganiayaan yang hebat telah menghantam, dan Saul mulai ”bertindak bengis” terhadap sidang
jemaat—ungkapan yang dalam bahasa aslinya menggambarkan kekejaman yang buas. (Kis. 8:3) Murid-murid melarikan diri, dan kelihatannya, tujuan Saul untuk membasmi Kekristenan akan terwujud. Namun, terpencarnya
orang Kristen ternyata membuahkan hasil yang tidak diduga-duga. Apa itu?
2
Orang Kristen yang tercerai-berai tersebut mulai ”me-
nyatakan kabar baik tentang firman itu” di negeri-negeri
pengungsian. (Kis. 8:4) Bayangkan! Penganiayaan tidak saja
gagal membungkam kabar baik, tetapi sebaliknya, itu justru membantu penyebarannya! Dengan mencerai-beraikan
murid-murid, para penganiaya tanpa sengaja memperluas
pekerjaan pengabaran Kerajaan ke daerah-daerah yang
1, 2. Bagaimana upaya membungkam kabar baik menjadi bumerang bagi para
penentang di abad pertama?
98
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
jauh. Seperti yang akan kita lihat, hal serupa telah terjadi pada zaman modern ini.
3
”Mereka yang Tercerai-berai” (Kis. 8:4-8)
Filipus termasuk di antara ”mereka yang tercerai-be-
rai”.1 (Kis. 8:4; lihat kotak ”Filipus ’sang Penginjil’ ”, di
halaman 100.) Ia pergi ke Samaria, sebuah kota yang sebagian besar penduduknya belum mendengar kabar baik,
sebab Yesus pernah memberikan petunjuk kepada para rasul, ”Jangan pergi ke jalan bangsa-bangsa, dan jangan masuk ke dalam kota orang Samaria; tetapi, sebaliknya, teruslah pergi kepada domba-domba yang hilang dari keturunan
Israel.” (Mat. 10:5, 6) Akan tetapi, Yesus tahu bahwa, pada
akhirnya, Samaria akan mendapat kesaksian yang saksama, sebab sebelum naik ke surga, ia berkata, ”Kamu akan
menjadi saksiku di Yerusalem maupun di seluruh Yudea
dan Samaria dan sampai ke bagian yang paling jauh di
bumi.”—Kis. 1:8.
4
Filipus mendapati Samaria ”sudah putih dan siap untuk
1 Dia bukan rasul Filipus, melainkan Filipus yang, di Pasal 5 buku ini, disebut sebagai salah seorang di antara ”tujuh pria yang memenuhi syarat”. Mereka
diangkat untuk mengatur pembagian makanan harian kepada janda-janda Kristen yang berbahasa Yunani dan yang berbahasa Ibrani di Yerusalem.—Kis. 6:1-6.
3. (a) Siapakah Filipus? (b) Mengapa sebagian besar penduduk Samaria belum
mendengar kabar baik, tetapi apa yang Yesus nubuatkan akan terjadi di daerah
itu?
4. Bagaimana orang Samaria menanggapi pengabaran Filipus, dan apa yang
mungkin menjadi salah satu faktor penyebabnya?
MENYATAKAN ”KABAR BAIK MENGENAI YESUS”
99
FILIPUS ”SANG PENGINJIL”
Sewaktu para pengikut Kristus tercerai-berai akibat
penganiayaan, Filipus pergi ke Samaria. Ia pasti membina
kerja sama erat dengan badan pimpinan abad pertama, sebab ”ketika rasul-rasul di Yerusalem mendengar bahwa
Samaria telah menerima firman Allah, mereka mengutus
Petrus dan Yohanes kepada orang-orang di situ”. Hasilnya,
murid-murid baru di sana menerima karunia cuma-cuma
berupa roh kudus.—Kis. 8:14-17.
Setelah kejadian yang dicatat di Kisah pasal 8, Filipus
hanya disebutkan satu kali lagi. Sekitar 20 tahun sejak
pengabaran Filipus yang pertama, rasul Paulus dan rekan-rekan seperjalanannya sedang menuju Yerusalem pada
akhir perjalanan utusan injil Paulus yang ketiga. Mereka
berlabuh di Ptolemais. ”Hari berikutnya,” kata Lukas,
”kami berangkat dan tiba di Kaisarea, dan kami masuk ke
rumah Filipus, sang penginjil, yakni salah seorang dari ketujuh pria itu, dan kami tinggal bersamanya. Pria ini
mempunyai empat anak perempuan, perawan-perawan,
yang bernubuat.”—Kis. 21:8, 9.
Kelihatannya, Filipus telah menetap di daerah tugasnya
dan berumah tangga. Patut diperhatikan bahwa Lukas
menyebut dia ”sang penginjil”. Dalam Alkitab, istilah
tersebut memaksudkan orang yang meninggalkan tempat asalnya untuk memberitakan kabar baik di daerah
yang belum dikerjakan. Jadi, jelaslah, semangat Filipus
dalam pelayanan tetap kuat. Dan, karena keempat putrinya bernubuat, Filipus pasti mengajar keluarganya untuk
mengasihi serta melayani Yehuwa.
100
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
dipanen”. (Yoh. 4:35) Beritanya membawa angin segar bagi
orang-orang yang tinggal di sana, dan tidaklah sulit untuk
tahu penyebabnya. Selama ini, orang Yahudi tidak mau
berurusan dengan orang Samaria; banyak yang bahkan memandang hina mereka. Sebaliknya, orang Samaria merasa
bahwa kabar baik tidaklah membeda-bedakan golongan,
dan hal itu sangat kontras dengan cara berpikir orang Farisi yang diskriminatif. Dengan bersemangat memberikan
kesaksian kepada orang Samaria tanpa pandang bulu, Filipus memperlihatkan bahwa ia tidak dicemari oleh prasangka orang-orang yang memandang rendah mereka. Maka
tidak heran, banyak orang Samaria mendengarkan Filipus
”dengan sehati”.—Kis. 8:6.
5
Dewasa ini, seperti halnya pada abad pertama, peng-
aniayaan tidak bisa membungkam pengabaran umat Allah.
Memaksa orang Kristen pindah dari satu tempat ke tempat lain—entah ke penjara atau ke negeri lain—sering
kali malah turut memperkenalkan berita Kerajaan kepada orang-orang di tempat yang baru. Misalnya, selama Perang Dunia II, Saksi-Saksi Yehuwa dapat memberikan kesaksian yang luar biasa di kamp-kamp konsentrasi Nazi.
5-7. B erikan beberapa contoh bahwa terpencarnya orang Kristen menghasilkan
penyebaran kabar baik.
MENYATAKAN ”KABAR BAIK MENGENAI YESUS”
101
Seorang Yahudi yang bertemu dengan Saksi-Saksi di sana
menceritakan, ”Ketabahan para narapidana Saksi Yehuwa
meyakinkan saya bahwa iman mereka didasarkan pada
Alkitab—dan saya pun menjadi Saksi.”
6
Dalam beberapa kasus, para penganiaya justru menda-
pat kesaksian dan menyambutnya. Misalnya, sewaktu seorang Saksi bernama Franz Desch dipindahkan ke kamp
konsentrasi Gusen di Austria, ia bisa mengadakan pelajaran Alkitab dengan seorang perwira SS. Bayangkan sukacita
mereka sewaktu bertahun-tahun kemudian, kedua orang itu
bertemu kembali di sebuah kebaktian Saksi-Saksi Yehuwa
dan keduanya sudah menjadi pemberita kabar baik!
7
Pengalaman serupa terjadi sewaktu penganiayaan me-
nyebabkan orang Kristen melarikan diri ke negeri lain. Pada
tahun 1970-an, misalnya, kesaksian besar diberikan di Mozambik ketika Saksi-Saksi dari Malawi terpaksa lari ke
sana. Sekalipun belakangan tentangan timbul di Mozambik, pekerjaan pengabaran terus berlanjut. ”Memang, ada
yang berkali-kali ditangkap dan ditahan karena kegiatan
pengabaran,” kata Francisco Coana. ”Namun, karena banyak orang menyambut berita Kerajaan, kami yakin Allah
membantu kami, sama seperti Ia membantu orang-orang
Kristen abad pertama.”
102
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
8
Tentu saja, penganiayaan bukan satu-satunya alasan per-
kembangan Kekristenan di daerah-daerah asing. Beberapa
puluh tahun belakangan ini, perubahan politik dan ekonomi telah memungkinkan berita Kerajaan tersebar kepada orang-orang dari berbagai bahasa dan kebangsaan. Beberapa orang dari daerah yang terimbas perang atau kesulitan
ekonomi telah lari ke tempat-tempat yang lebih stabil dan
mulai belajar Alkitab di negeri ke mana mereka pindah.
Arus pengungsi telah menyebabkan munculnya daerah-daerah berbahasa asing. Di sebuah kota—San Diego, Kalifornia, AS—lebih dari seratus bahasa digunakan, dan banyak sidang Saksi-Saksi Yehuwa berbahasa asing telah
dibentuk di sana. Apakah Saudara berupaya memberikan kesaksian kepada orang-orang ”dari semua bangsa dan suku
dan umat dan bahasa” di daerah Saudara?—Pny. 7:9.
9
”B eri Aku Juga Wewenang Itu” (Kis. 8:9-25)
Filipus mengadakan banyak tanda di Samaria. Misal-
nya, ia menyembuhkan orang-orang yang cacat dan bahkan mengusir roh-roh jahat. (Kis. 8:6-8) Seorang pria sangat terkesan dengan karunia mukjizat yang Filipus miliki.
Ia adalah Simon, seorang tukang sihir yang sangat disegani
8. Bagaimana perubahan politik dan ekonomi telah mempengaruhi pekerjaan pengabaran?
9. Siapakah Simon, dan apa yang tampaknya membuat dia terkesan pada
Filipus?
MENYATAKAN ”KABAR BAIK MENGENAI YESUS”
103
sehingga orang-orang mengatakan tentang dia, ”Pria ini
adalah Kuasa Allah.” Sekarang, Simon menyaksikan sendiri kuasa yang sesungguhnya dari Allah, sebagaimana nyata dalam mukjizat yang dilakukan oleh Filipus, dan Simon
menjadi orang percaya. (Kis. 8:9-13) Namun, belakangan
motif Simon diuji. Bagaimana?
10
Sewaktu para rasul mengetahui adanya pertambahan
di Samaria, mereka mengutus Petrus dan Yohanes ke sana.
(Lihat kotak ”Petrus Menggunakan ’Kunci-Kunci Kerajaan’ ”, di halaman 105.) Setibanya di Samaria, kedua rasul
meletakkan tangan ke atas murid-murid baru, dan mereka masing-masing menerima roh kudus.1 Sewaktu Simon
melihat hal ini, ia sangat tertarik. ”Beri aku juga wewenang itu,” katanya kepada para rasul, ”agar siapa pun yang
ke atasnya aku meletakkan tanganku dapat menerima roh
kudus.” Simon bahkan menawarkan sejumlah uang kepada mereka, dengan harapan bisa membeli hak istimewa
suci tersebut!—Kis. 8:14-19.
1 Jelaslah, murid-murid baru pada masa itu biasanya diurapi, atau menerima,
roh kudus sewaktu dibaptis. Hal ini memberi mereka harapan di masa depan untuk memerintah sebagai raja dan imam bersama Yesus di surga. (2 Kor. 1:21, 22;
Pny. 5:9, 10; 20:6) Akan tetapi, dalam kasus khusus ini, murid-murid baru itu tidak diurapi sewaktu mereka dibaptis. Mereka menerima roh kudus—dan berbagai
karunia mukjizat yang menyertainya—hanya setelah Petrus dan Yohanes meletakkan tangan mereka di atas orang-orang Kristen yang baru dibaptis itu.
10. (a) Apa yang Petrus dan Yohanes lakukan di Samaria? (b) Apa yang Simon
lakukan setelah melihat murid-murid baru menerima roh kudus sewaktu Petrus
dan Yohanes meletakkan tangan ke atas mereka?
104
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
PETRUS MENG GUNAKAN
”KUNCI-KUNCI KERAJAAN”
Yesus memberi tahu Petrus, ”Aku akan memberikan
kepadamu kunci-kunci kerajaan surga.” (Mat. 16:19) Apa yang
Yesus maksudkan? Dengan menyebutkan ”kunci-kunci”, Yesus
menunjukkan bahwa Petrus akan membuka pintu pengetahuan
dan kesempatan bagi kelompok-kelompok tertentu untuk
memasuki Kerajaan Mesianik. Pada peristiwa apa saja Petrus
menggunakan kunci-kunci ini?
˘ Petrus menggunakan kunci pertama pada Pentakosta 33 M
sewaktu ia mendesak orang-orang Yahudi dan proselit
Yahudi untuk bertobat dan dibaptis. Kira-kira 3.000 orang
melakukannya dan menjadi calon ahli waris Kerajaan.—Kis.
2:1-41.
˘ Kunci kedua digunakan tidak lama setelah kematian Stefanus
sebagai martir. Dalam peristiwa ini, Petrus dan Yohanes
meletakkan tangan ke atas orang-orang Samaria yang baru
dibaptis, dan setelah itu murid-murid baru tersebut menerima
roh kudus.—Kis. 8:14-17.
˘ Petrus menggunakan kunci ketiga pada tahun 36 M. Pada
waktu itu, ia mengulurkan harapan untuk mendapat warisan
surgawi kepada orang-orang non-Yahudi yang tidak bersunat.
Ini terjadi ketika sang rasul memberikan kesaksian kepada
Kornelius, orang pertama dari antara orang non-Yahudi tak
bersunat yang menjadi murid Kristen.—Kis. 10:1-48.
11
Petrus menjawab Simon dengan tegas. ”Biarlah perak-
mu binasa bersamamu,” kata sang rasul, ”karena engkau
11. Teguran apa yang Petrus berikan kepada Simon, dan bagaimana tanggapannya?
MENYATAKAN ”KABAR BAIK MENGENAI YESUS”
105
pikir dengan uang engkau dapat memiliki karunia cumacuma dari Allah. Engkau tidak mempunyai bagian maupun jatah dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di
hadapan Allah.” Petrus lalu mendesak Simon untuk bertobat dan berdoa memohon ampun. ”Mohonlah kepada Yehuwa,” kata Petrus, ”agar, jika mungkin, siasat hatimu itu
diampuni.” Rupanya, Simon bukan orang yang fasik; ia
ingin melakukan apa yang benar, tetapi saat itu ia memiliki pandangan yang salah. Maka, ia memohon kepada para
rasul, ”Kamu sekalian, buatlah permohonan bagiku kepada Yehuwa agar tidak satu pun dari hal-hal yang kamu katakan itu menimpaku.”—Kis. 8:20-24.
12
Teguran yang Petrus berikan kepada Simon menjadi
peringatan bagi orang Kristen dewasa ini. Sesungguhnya,
istilah ”simoni” berasal dari insiden ini. ”Simoni” memaksudkan praktek jual beli jabatan, khususnya dalam konteks
keagamaan. Sejarah Susunan Kristen yang murtad sarat
dengan praktek ini. Malah, edisi kesembilan The Encyclopædia Britannica (1878) menyatakan, ”Penelitian sejarah tentang rapat pemilihan Paus meyakinkan sang peneliti bahwa tidak pernah ada pemilihan yang berlangsung tanpa
simoni, dan simoni yang dipraktekkan dalam rapat tersebut
12. Apa artinya ”simoni”, dan bagaimana praktek itu menjadi jerat dalam Susunan Kristen?
106
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
sering kali adalah yang paling bejat, paling tidak tahu malu,
dan paling terang-terangan.”
13
Orang Kristen harus mewaspadai dosa simoni. Misal-
nya, mereka tidak boleh berupaya mendapatkan perkenan
dengan melimpahkan hadiah dan pujian yang berlebihan
kepada orang-orang yang tampaknya bisa memberikan hak
istimewa tambahan dalam sidang. Di pihak lain, orangorang yang dianggap bisa memberikan perkenan harus waspada agar tidak menunjukkan sikap pilih kasih terhadap
orang-orang kaya. Kedua situasi tersebut merupakan bentuk-bentuk simoni. Ya, semua hamba Allah harus membawakan diri sebagai ”yang lebih kecil”, menanti roh Yehuwa membuat pelantikan untuk hak istimewa dinas. (Luk.
9:48) Tidak ada tempat dalam organisasi Allah bagi orangorang yang berupaya ”mencari kemuliaan mereka sendiri”.
—Ams. 25:27.
”Apakah Engkau Sungguh-Sungguh Mengerti Apa yang
S edang Engkau Baca?” (Kis. 8:26-40)
14
Malaikat Yehuwa sekarang menyuruh Filipus pergi ke
jalan yang menurun dari Yerusalem ke Gaza. Pertanyaan
13. Dengan cara apa saja orang Kristen harus mewaspadai simoni?
14, 15. (a) Siapakah ”sida-sida Etiopia” dan bagaimana Filipus menemukan dia?
(b) Bagaimana orang Etiopia itu menanggapi berita Filipus, dan mengapa baptisannya bukan tindakan yang terburu-buru? (Lihat catatan kaki.)
MENYATAKAN ”KABAR BAIK MENGENAI YESUS”
107
apa pun yang ada di benak Filipus tentang mengapa ia harus pergi ke sana segera terjawab setelah ia bertemu dengan seorang sida-sida Etiopia yang sedang ”membaca kitab
nabi Yesaya dengan suara keras”. (Lihat kotak ” ’Sida-Sida’
dalam Pengertian Apa?” di halaman 109) Roh kudus Yehuwa menggerakkan Filipus untuk menghampiri kereta
orang itu. ”Apakah engkau sungguh-sungguh mengerti apa
yang sedang engkau baca?” tanyanya kepada orang Etiopia itu sambil berlari di samping kereta. ”Bagaimana mungkin aku dapat mengerti,” jawabnya, ”jika tidak ada yang
menuntun aku?”—Kis. 8:26-31.
15
Orang Etiopia itu mengundang Filipus untuk naik ke
keretanya. Bayangkan serunya pembahasan mereka setelah itu! Siapa yang dimaksud dengan ”domba”, atau ’hamba’, dalam nubuat Yesaya sudah lama merupakan misteri.
(Yes. 53:1-12) Namun, sepanjang perjalanan, Filipus menjelaskan kepada sida-sida Etiopia itu bahwa nubuat tersebut digenapi oleh Yesus Kristus. Seperti orang-orang yang
dibaptis pada Pentakosta 33 M, orang Etiopia itu—yang
sudah menjadi proselit Yahudi—langsung tahu apa yang
harus ia lakukan. ”Lihat!” katanya kepada Filipus. ”Sebuah tempat yang banyak airnya; apa yang mencegah aku
untuk dibaptis?” Orang Etiopia itu langsung dibaptis oleh
108
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
”SIDA-SIDA” DALAM PENGERTIAN APA?
Kata Yunani eu·noukhos, yang diterjemahkan
”sida-sida”, bisa berarti orang yang dihilangkan kemampuannya untuk menghasilkan keturunan atau
sekadar berarti pejabat tinggi istana. Pejabat istana
yang mengawasi harem seorang raja mungkin benarbenar dikastrasi, tetapi emaskulasi tidak dituntut bagi
pejabat lainnya, misalnya juru minuman raja atau
pengawas perbendaharaan. Orang Etiopia yang dibaptis oleh Filipus pastilah pejabat semacam itu, sebab ia
mengawasi perbendaharaan kerajaan. Bisa dikatakan,
ia seorang menteri keuangan.
Orang Etiopia itu juga seorang proselit—yakni
orang non-Yahudi yang telah menganut ibadat kepada Yehuwa. Malah, ia baru saja dari Yerusalem untuk
beribadat. (Kis. 8:27) Oleh karena itu, kita bisa menyimpulkan bahwa orang Etiopia itu tidak mungkin
seorang sida-sida dalam pengertian harfiah, sebab Hukum Musa melarang orang yang dikastrasi menjadi
bagian dari jemaat Israel.—Ul. 23:1.
Filipus!1 (Lihat kotak ”Baptisan di ’Tempat yang Banyak
Airnya’ ” di halaman 111.) Setelah itu, Filipus dibawa ke
1 Ini bukan tindakan yang terburu-buru. Sebagai seorang proselit Yahudi, orang
Etiopia itu sudah mempunyai pengetahuan tentang Tulisan-Tulisan Kudus, termasuk berbagai nubuat tentang Mesias. Setelah mendapat keterangan mengenai
peranan Yesus dalam maksud-tujuan Allah, ia bisa langsung dibaptis.
MENYATAKAN ”KABAR BAIK MENGENAI YESUS”
109
tempat tugas yang baru di Asdod, dan ia terus memberitakan kabar baik di sana.—Kis. 8:32-40.
16
Orang Kristen dewasa ini memiliki hak istimewa un-
tuk ikut dalam pekerjaan seperti yang dilakukan Filipus.
Sering kali, mereka bisa menyampaikan berita Kerajaan
kepada orang-orang yang mereka temui dalam suasana yang
tidak resmi, misalnya dalam perjalanan. Pada banyak kasus tampak jelas bahwa pertemuan mereka dengan orang
yang berhati jujur bukanlah suatu kebetulan. Ini tidak
mengherankan, karena Alkitab menunjukkan bahwa para
malaikat membimbing pekerjaan pengabaran agar beritanya sampai kepada ”setiap bangsa dan suku dan bahasa
dan umat”. (Pny. 14:6) Bimbingan malaikat dalam pengabaran sudah dinubuatkan oleh Yesus. Dalam perumpamaannya tentang gandum dan lalang, Yesus mengatakan
bahwa selama waktu panen—penutup sistem ini—”penuaipenuai adalah para malaikat”. Ia menambahkan bahwa
makhluk-makhluk roh itu akan ”mengumpulkan dari kerajaannya semua hal yang menyebabkan sandungan dan
orang-orang yang melanggar hukum”. (Mat. 13:37-41) Pada
waktu yang sama, para malaikat itu juga akan mengumpulkan calon-calon ahli waris Kerajaan—dan kemudian
16, 17. Bagaimana malaikat terlibat dalam pekerjaan pengabaran dewasa ini?
110
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
BAPTISAN DI ”TEMPAT YANG
BANYAK AIRNYA”
Bagaimana baptisan Kristen dilakukan? Ada yang berpendapat bahwa menuangkan atau memercikkan air ke
kepala seseorang sudah memadai. Akan tetapi, sida-sida
Etiopia dibaptis di ”sebuah tempat yang banyak airnya”.
Kisahnya mengatakan, ”Mereka berdua turun ke dalam air,
Filipus maupun sida-sida itu.” (Kis. 8:36, 38) Jika menuangkan atau memercikkan air memang sudah cukup,
perlukah sida-sida itu menghentikan keretanya di tempat
yang banyak airnya? Sejumlah kecil air, misalnya yang terdapat di sebuah kirbat, tentu sudah cukup. Bahkan, ia
kemungkinan besar memiliki kirbat seperti itu karena ia
sedang bepergian di ”jalan yang sepi”.—Kis. 8:26.
Menurut kamus A Greek-English Lexicon, karya Liddell
dan Scott, kata Yunani ba·ptizo—asal kata ”membaptis”—berarti ”mencelup, membenamkan”. Kisah-kisah
Alkitab tentang baptisan cocok dengan definisi ini. Yohanes 3:23 menyatakan bahwa Yohanes ”membaptis di Aenon
dekat Salim, karena ada banyak sekali air di sana”. Demikian pula, mengenai pembaptisan Yesus dikatakan, ”Setelah
keluar dari air, [Yesus] melihat langit terbelah.” (Mrk.
1:9, 10) Maka, orang Kristen sejati sepatutnya dibaptis
dengan cara dibenamkan seluruhnya ke dalam air.
”suatu kumpulan besar” dari ”domba-domba lain”—yang
ingin Yehuwa tarik ke dalam organisasi-Nya.—Pny. 7:9;
Yoh. 6:44, 65; 10:16.
MENYATAKAN ”KABAR BAIK MENGENAI YESUS”
111
17
Sebagai bukti bahwa hal itu sedang berlangsung, be-
berapa orang yang kita temui dalam pelayanan mengatakan bahwa mereka baru saja berdoa memohon bimbingan rohani. Perhatikan pengalaman tentang dua penyiar
Kerajaan yang mengabar bersama seorang anak kecil. Menjelang siang, ketika kedua Saksi itu sudah ingin berhenti,
anak itu tidak biasa-biasanya ingin pergi ke rumah berikut. Bahkan, dia pergi sendiri dan mengetuk pintu! Sewaktu seorang wanita muda membukakan pintu, kedua
Saksi itu mendekat untuk berbicara kepadanya. Ternyata,
wanita itu menjelaskan bahwa ia baru saja berdoa agar
ada yang mengunjungi dia guna membantunya mengerti
Alkitab. Sebuah pelajaran Alkitab pun dibentuk!
18
Sebagai anggota sidang Kristen, Saudara memiliki hak
istimewa untuk bekerja sama dengan para malaikat dalam
pekerjaan pengabaran yang berlangsung pada skala yang
lebih hebat daripada yang sudah-sudah. Jangan pernah remehkan hak istimewa tersebut. Dengan terus bertekun,
Saudara akan merasakan sukacita besar sementara Saudara terus memberitakan ”kabar baik mengenai Yesus”.
—Kis. 8:35.
18. Mengapa kita tidak boleh meremehkan pelayanan kita?
112
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
PASAL 8
Sidang Jemaat ”Memasuki
Masa Kedamaian”
Saul, si penganiaya bengis,
menjadi rohaniwan yang bersemangat
Berdasarkan Kisah 9:1-43
SEGEROMBOLAN orang berwajah garang sedang menuju
Damaskus, dengan niat menjalankan suatu rencana jahat.
Mereka mau mencari murid-murid Yesus yang dibenci untuk diseret ke luar dari rumah mereka, diikat, dipermalukan, dan digelandang ke Yerusalem guna menghadapi
kemurkaan Sanhedrin.
Si pemimpin gerombolan, yang bernama Saul, sudah
terlibat dalam suatu penumpahan darah.1 Belum lama ini,
ia menonton dan setuju sewaktu rekan-rekannya merajam
mati Stefanus, murid Yesus yang saleh. (Kis. 7:57–8:1) Tidak puas mengobrak-abrik pengikut Yesus yang tinggal di
Yerusalem, Saul menjadi provokator yang siap mengobarkan api penganiayaan di tempat lain. Ia ingin memberantas sebuah sekte yang dianggap hama dan dikenal sebagai
”Jalan Itu”.—Kis. 9:1, 2; lihat kotak ”Wewenang Saul di
Damaskus”, di halaman 114.
2
1 Lihat kotak ”Saul si Orang Farisi”, di halaman 118.
1, 2. Niat apa yang akan Saul laksanakan di Damaskus?
SIDANG JEMAAT ”MEMASUKI MASA KEDAMAIAN”
113
WEWENANG SAUL DI DAMASKUS
Bagaimana Saul bisa mendapat wewenang untuk menangkapi orang Kristen di sebuah kota di negeri lain? Sanhedrin
dan imam besar menjalankan wewenang moral atas orang
Yahudi di mana-mana, dan kuasa imam besar tampaknya mencakup wewenang untuk mengekstradisi para kriminal. Oleh
karena itu, surat-surat dari imam besar sudah cukup membuat
para tua-tua di sinagoga-sinagoga di Damaskus bekerja sama.
—Kis. 9:1, 2.
Lagipula, pemerintah Romawi telah memberi orang Yahudi
hak untuk mengurus masalah pengadilan mereka sendiri. Karena itu, jelaslah mengapa orang Yahudi bisa lima kali
menghukum rasul Paulus dengan ”empat puluh pukulan kurang satu”. (2 Kor. 11:24) Buku 1 Makabe menyebut tentang
sepucuk surat yang ditulis oleh seorang konsul Romawi kepada penguasa Mesir Ptolemeus VIII pada tahun 138 SM
yang menuntut, ”Kalau ada orang jahat yang melarikan diri
dari negeri orang-orang Yahudi kepadamu, maka hendaklah
kamu menyerahkan orang itu kepada imam besar Simon, supaya orang itu dihukum menurut hukum mereka.” (1 Mak. 15:21)
Pada tahun 47 SM, Julius Caesar meneguhkan wewenang yang
sebelumnya diberikan kepada imam besar beserta hak sang
imam untuk membereskan pertanyaan apa pun yang timbul
mengenai kebiasaan-kebiasaan Yahudi.
3
Tiba-tiba, suatu cahaya cemerlang menyelimuti Saul.
Rekan-rekan seperjalanannya melihat cahaya itu tetapi lidah mereka kelu saking kagetnya. Saul, yang menjadi buta,
3, 4. (a) Apa yang terjadi pada Saul? (b) Pertanyaan apa saja yang akan kita
bahas?
114
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
terjatuh ke tanah. Tanpa melihat apa-apa, Saul mendengar
suatu suara dari langit berkata, ”Saul, Saul, mengapa engkau menganiaya aku?” Saul terperangah dan bertanya, ”Siapakah engkau, Tuan?” Saul pastilah terkejut bukan main
saat mendengar jawaban, ”Akulah Yesus, yang engkau aniaya.”—Kis. 9:3-5; 22:9.
4
Apa yang dapat kita pelajari dari kata-kata pertama Ye-
sus kepada Saul? Bagaimana kita bisa mendapat manfaat
dengan meninjau peristiwa-peristiwa seputar pertobatan
Saul? Dan, pelajaran apa yang dapat kita peroleh dari caranya sidang jemaat menggunakan masa kedamaian yang
terjadi setelah pertobatan Saul?
”Mengapa Engkau Menganiaya Aku?” (Kis. 9:1-5)
5 Sewaktu menghentikan Saul di jalan menuju Damaskus,
Yesus tidak bertanya, ”Mengapa engkau menganiaya muridmuridku?” Sebagaimana disebutkan di atas, ia mengatakan,
”Mengapa engkau menganiaya aku?” (Kis. 9:4) Ya, Yesus
sendiri merasakan cobaan yang dialami para pengikutnya.
—Mat. 25:34-40, 45.
6
Jika Saudara sedang ditindas karena iman Saudara ke-
pada Kristus, yakinlah bahwa Yehuwa maupun Yesus tahu
apa yang Saudara alami. (Mat. 10:22, 28-31) Pada masa sekarang, cobaan mungkin tidak disingkirkan. Ingatlah, Yesus
5, 6. Apa yang dapat kita pelajari dari kata-kata Yesus kepada Saul?
SIDANG JEMAAT ”MEMASUKI MASA KEDAMAIAN”
115
memperhatikan keterlibatan Saul dalam pembunuhan Stefanus, dan ia melihat Saul menyeret murid-murid yang setia dari rumah mereka di Yerusalem. (Kis. 8:3) Namun,
Yesus tidak campur tangan pada waktu itu. Sekalipun demikian, Yehuwa, melalui Kristus, memberikan kepada Stefanus dan murid-murid lain kekuatan yang mereka butuhkan untuk tetap setia.
7
Saudara juga bisa bertekun menanggung penganiayaan
jika melakukan hal berikut: (1) Bertekadlah untuk tetap loyal, apa pun yang terjadi. (2) Mintalah bantuan Yehuwa.
(Flp. 4:6, 7) (3) Serahkan pembalasan ke tangan Yehuwa.
(Rm. 12:17-21) (4) Percayalah bahwa Yehuwa akan memberi Saudara kekuatan untuk bertekun sampai tiba waktunya Ia menyingkirkan cobaan tersebut.—Flp. 4:12, 13.
”S aul, S audaraku, Tuan . . . Telah
Mengutus Aku” (Kis. 9:6-17)
8 Setelah menjawab pertanyaan Saul, ”Siapakah engkau,
Tuan?” Yesus mengatakan kepadanya, ”Bangunlah dan masuklah ke kota, dan apa yang harus kaulakukan akan diberitahukan kepadamu.” (Kis. 9:6) Saul yang tidak bisa melihat dituntun ke tempat ia menginap di Damaskus, dan di
situ ia berpuasa serta berdoa selama tiga hari. Sementara
7. Apa yang harus Saudara lakukan agar dapat bertekun menanggung penganiayaan?
8, 9. Kira-kira, bagaimana perasaan Ananias sehubungan dengan tugasnya?
116
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
itu, Yesus berbicara tentang Saul kepada seorang murid di
kota itu, seorang pria bernama Ananias, yang ”dilaporkan
baik oleh semua orang Yahudi” yang tinggal di Damaskus.
—Kis. 22:12.
9
Bayangkan perasaan Ananias yang pastilah bercampur
baur! Bagaimana tidak, sang Kepala sidang, Yesus Kristus
yang telah dibangkitkan, berbicara langsung kepadanya,
dan secara khusus memilih dia untuk suatu tugas istimewa. Kehormatan yang besar, sekaligus tugas yang berat! Sewaktu diperintahkan untuk berbicara kepada Saul, Ananias menjawab, ”Tuan, aku telah mendengar dari banyak
orang mengenai pria ini, betapa banyak hal merugikan yang
dia lakukan terhadap orang-orang kudusmu di Yerusalem.
Dan di sini dia mempunyai wewenang dari imam-imam kepala untuk membelenggu semua orang yang berseru kepada namamu.”—Kis. 9:13, 14.
10
Yesus tidak menegur Ananias karena mengutarakan ke-
khawatirannya. Namun, Yesus memberinya petunjuk yang
jelas. Dan, Yesus mengangkat martabatnya dengan memberitahukan alasan mengapa ia meminta Ananias melakukan
tugas yang unik ini. Yesus mengatakan tentang Saul, ”Pria
ini adalah bejana yang terpilih bagiku untuk membawa
10. Apa yang kita pelajari tentang Yesus dari caranya ia menanggapi sikap Ananias?
SIDANG JEMAAT ”MEMASUKI MASA KEDAMAIAN”
117
SAUL SI ORANG FARISI
”Pemuda yang bernama Saul”, yang muncul di buku Kisah pada saat perajaman Stefanus, berasal dari Tarsus.
Tarsus adalah ibu kota salah satu provinsi Romawi, yakni
Kilikia, di sebelah selatan Turki modern. (Kis. 7:58) Ada
cukup banyak orang Yahudi yang tinggal di kota itu. Saul
sendiri menulis bahwa ia ”disunat pada hari kedelapan,
dari keturunan Israel, dari suku Benyamin, seorang
Ibrani yang lahir dari orang-orang Ibrani; berkenaan
dengan hukum, seorang Farisi”. Hal-hal itu dipandang sebagai ciri seorang Yahudi sejati!—Flp. 3:5.
Kota asal Saul adalah kota perdagangan yang besar dan
makmur, pusat kebudayaan Yunani. Karena dibesarkan di Tarsus, Saul bisa berbahasa Yunani. Kemungkinan
besar, ia memperoleh pendidikan dasarnya di sebuah
sekolah Yahudi. Saul belajar untuk menjadi pembuat
kemah, keterampilan yang khas dari daerah asalnya.
Mungkin sekali Saul mempelajari keterampilan ini semasa kanak-kanak dari ayahnya.—Kis. 18:2, 3.
Buku Kisah juga menyingkapkan bahwa Saul terlahir
sebagai warga negara Romawi. (Kis. 22:25-28) Ini berarti
salah seorang leluhurnya sudah menjadi warga negara
Romawi. Bagaimana keluarga Saul memperoleh kewarganegaraan tersebut tidak diketahui. Namun yang pasti, hak
istimewa itu menempatkan mereka di jajaran masyarakat
elite di provinsi mereka. Jadi, karena latar belakang serta
pendidikannya, Saul mengenal baik tiga kebudayaan—Yahudi, Yunani, dan Romawi.
118
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Kemungkinan, sewaktu berusia kurang dari 13 tahun,
Saul pindah sejauh 840 kilometer ke Yerusalem untuk
meneruskan pendidikan. Di kota itu, Saul menjadi murid
Gamaliel, seorang guru ajaran Farisi yang sangat dihormati.—Kis. 22:3.
Pendidikan tambahan itu, yang kini bisa disamakan dengan pendidikan universitas, terdiri dari pengajaran
dan penghafalan Tulisan-Tulisan Kudus dan juga hukum
lisan Yahudi. Murid Gamaliel yang berprestasi biasanya
memiliki karier yang menjanjikan, dan tampaknya Saul
adalah murid seperti itu. Belakangan, ia menulis, ”Dalam
Yudaisme aku membuat kemajuan yang lebih besar daripada banyak orang yang sebaya dari rasku, karena aku
jauh lebih bergairah untuk ajaran turun-temurun bapak-bapakku.” (Gal. 1:14) Tentu, semangat Saul untuk
ajaran Yahudi itulah yang mengubahnya menjadi sosok
penganiaya yang ditakuti oleh sidang Kristen yang baru
terbentuk.
namaku kepada bangsa-bangsa maupun kepada raja-raja
dan putra-putra Israel. Karena aku akan memperlihatkan
kepadanya dengan jelas betapa banyak perkara yang harus
ia derita demi namaku.” (Kis. 9:15, 16) Ananias langsung
menaati Yesus. Ia menemui Saul si penganiaya itu dan berkata kepadanya, ”Saul, saudaraku, Tuan itu, Yesus yang menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui sewaktu datang, telah mengutus aku, agar penglihatanmu
SIDANG JEMAAT ”MEMASUKI MASA KEDAMAIAN”
119
dipulihkan dan agar engkau dipenuhi dengan roh kudus.”
—Kis. 9:17.
11
Ada beberapa fakta yang dapat kita pahami dari peris-
tiwa-peristiwa menyangkut Yesus, Ananias, dan Saul. Misalnya, Yesus berperan aktif dalam mengarahkan pekerjaan
pengabaran, seperti yang ia janjikan. (Mat. 28:20) Meskipun dewasa ini ia tidak berbicara secara langsung kepada
orang-orang, Yesus tetap mengarahkan pekerjaan pengabaran melalui budak yang setia, yang kini telah ia angkat untuk mengurus pelayan-pelayan rumahnya. (Mat. 24:45-47)
Di bawah arahan Badan Pimpinan, para penyiar, perintis,
dan utusan injil dikirim untuk mencari orang-orang yang
ingin lebih mengenal Kristus. Seperti yang disebutkan di
pasal sebelumnya, banyak orang seperti itu telah berdoa
memohon bimbingan dan telah dikunjungi oleh Saksi-Saksi
Yehuwa.—Kis. 9:11.
12
Ananias dengan taat menerima tugasnya dan diberkati.
Apakah Saudara menaati perintah untuk memberikan kesaksian yang saksama, sekalipun tugas itu membuat Saudara merasa sedikit waswas? Bagi beberapa orang, pergi dari
rumah ke rumah dan menemui orang-orang yang tidak dikenal bisa membuat mereka cemas. Yang lain merasa sulit
11, 12. Apa yang kita pelajari dari peristiwa-peristiwa menyangkut Yesus, Ananias, dan Saul?
120
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
untuk mengabar kepada orang-orang di tempat mereka berbisnis, di jalan, atau melalui telepon. Ananias mengatasi
rasa takutnya dan mendapat kehormatan untuk membantu
Saul menerima roh kudus.1 Ananias berhasil karena ia percaya kepada Yesus dan memandang Saul sebagai saudaranya. Kita bisa mengatasi rasa takut jika kita, seperti Ananias, percaya bahwa Yesus masih membimbing pekerjaan
pengabaran, berempati terhadap orang-orang, dan memandang bahkan orang yang paling mengintimidasi kita sebagai calon saudara.—Mat. 9:36.
”Dia Memberitakan Yesus” (Kis. 9:18-30)
13
Saul segera bertindak sesuai dengan apa yang ia pel-
ajari. Setelah disembuhkan, ia dibaptis dan bergaul akrab
dengan murid-murid di Damaskus. Namun, bukan itu saja.
”Segera dia memberitakan Yesus di sinagoga-sinagoga, bahwa Pribadi ini adalah Putra Allah.”—Kis. 9:20.
14
Jika Saudara sedang belajar Alkitab tetapi belum di-
baptis, apakah Saudara ingin seperti Saul dan bertindak
1 Sebagai aturan umum, karunia roh kudus diteruskan melalui para rasul. Akan
tetapi, dalam situasi yang unik ini, tampaknya Yesus memberikan wewenang kepada Ananias untuk meneruskan karunia roh kepada ’bejana pilihan-Nya’, yakni
Saul. Setelah pertobatannya, Saul untuk waktu yang cukup lama tidak bisa mengadakan kontak dengan ke-12 rasul, padahal kemungkinan besar ia terus aktif
selama waktu tersebut. Maka, Yesus rupanya memastikan agar Saul memiliki
kuasa yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pengabarannya.
13, 14. Jika Saudara sedang belajar Alkitab tetapi belum dibaptis, apa yang dapat Saudara pelajari dari teladan Saul?
SIDANG JEMAAT ”MEMASUKI MASA KEDAMAIAN”
121
tegas sesuai dengan apa yang Saudara pelajari? Memang,
Saul menyaksikan sendiri mukjizat yang Kristus lakukan,
dan hal ini pasti turut memotivasi dia untuk bertindak.
Akan tetapi, orang-orang lain juga menyaksikan mukjizat
yang Yesus lakukan. Misalnya, sekumpulan orang Farisi
melihat dia menyembuhkan pria yang tangannya layu, dan
sejumlah besar orang Yahudi pada umumnya tahu bahwa
Yesus membangkitkan Lazarus yang telah mati. Namun,
banyak dari mereka tetap bersikap masa bodoh, bahkan memusuhi. (Mrk. 3:1-6; Yoh. 12:9, 10) Sebaliknya, Saul sama
sekali berubah sikap. Mengapa Saul menyambut sedangkan
yang lain tidak? Karena ia lebih takut kepada Allah daripada manusia dan ia sangat menghargai belas kasihan yang telah Kristus perlihatkan kepadanya. (Flp. 3:8)
Jika Saudara memberikan tanggapan serupa, Saudara tidak
akan membiarkan apa pun menghentikan Saudara ikut dalam pekerjaan pengabaran dan memenuhi syarat untuk
dibaptis.
15
Dapatkah Saudara bayangkan perasaan terkejut, kaget,
dan marah yang tentu semakin menjadi-jadi di antara hadirin sewaktu Saul mulai memberitakan tentang Yesus di sinagoga-sinagoga? ”Bukankah pria ini yang menghancurkan
15, 16. Apa yang Saul lakukan di sinagoga-sinagoga, dan bagaimana tanggapan
orang-orang Yahudi di Damaskus?
122
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
orang-orang yang berseru kepada nama ini di Yerusalem,”
tanya mereka. (Kis. 9:21) Sewaktu menjelaskan perubahan
sikapnya tentang Yesus, Saul ”membuktikan secara logis
bahwa inilah Kristus”. (Kis. 9:22) Akan tetapi, logika bukan kunci yang bisa membuka segalanya. Logika belum tentu bisa membuka setiap pikiran yang dipasung tradisi atau
setiap hati yang dibelenggu kesombongan. Namun, Saul
tidak menyerah.
16
Tiga tahun kemudian, orang Yahudi di Damaskus ma-
sih memusuhi Saul. Akhirnya, mereka berupaya membunuh dia. (Kis. 9:23; 2 Kor. 11:32, 33; Gal. 1:13-18) Sewaktu
rencana itu diketahui, Saul dengan bijaksana memutuskan
untuk meninggalkan kota itu dengan diturunkan dalam sebuah keranjang melalui lubang di tembok kota. Menurut
Lukas, yang membantu Saul lari pada malam itu adalah
”murid-muridnya [Saul]”. (Kis. 9:25) Hal itu menunjukkan bahwa setidaknya beberapa orang yang mendengarkan
Saul di Damaskus menyambut pengabarannya dan menjadi
pengikut Kristus.
17
Pada waktu Saudara mulai memberi tahu keluarga, te-
man, dan orang-orang lain tentang hal-hal bagus yang Saudara pelajari, Saudara mungkin mengira bahwa mereka
17. (a) Apa saja reaksi orang ketika mendengar kebenaran Alkitab? (b) Apa yang
hendaknya terus kita lakukan, dan mengapa?
SIDANG JEMAAT ”MEMASUKI MASA KEDAMAIAN”
123
semua akan menerima kebenaran Alkitab yang begitu logis. Beberapa mungkin menerima, tetapi banyak yang tidak mau. Malah, anggota-anggota keluarga Saudara sendiri
mungkin memperlakukan Saudara seperti musuh. (Mat.
10:32-38) Akan tetapi, jika Saudara terus meningkatkan kemampuan untuk bertukar pikiran mengenai Alkitab dan
menjaga tingkah laku Kristen, orang-orang yang menentang Saudara akhirnya mungkin berubah sikap.—Kis. 17:2;
1 Ptr. 2:12; 3:1, 2, 7.
18
Ketika Saul tiba di Yerusalem, dapat dimaklumi bahwa
murid-murid di sana tidak mempercayai pengakuannya
bahwa ia sudah menjadi murid. Akan tetapi, sewaktu Barnabas membenarkan hal itu, para rasul pun menerima
Saul, dan ia tinggal bersama mereka untuk beberapa waktu. (Kis. 9:26-28) Saul berlaku bijaksana, tetapi ia tidak
malu akan kabar baik. (Rm. 1:16) Ia dengan berani mengabar di Yerusalem, tempat ia pernah menganiaya murid-murid Yesus Kristus dengan bengis. Orang Yahudi di Yerusalem terkejut bahwa tokoh andalan mereka telah membelot,
maka mereka sekarang berupaya membunuhnya. ”Ketika
saudara-saudara mengetahui hal ini,” kisah itu menyatakan,
”mereka membawa [Saul] ke Kaisarea dan mengirim dia ke
18, 19. (a) Sewaktu Barnabas membenarkan pernyataan Saul, apa hasilnya?
(b) Bagaimana kita bisa meniru Barnabas dan Saul?
124
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Tarsus.” (Kis. 9:30) Saul tunduk kepada arahan Yesus sebagaimana dinyatakan melalui sidang. Baik Saul maupun
sidang mendapat manfaatnya.
19
Perhatikan bahwa Barnabas berinisiatif untuk mem-
bantu Saul. Tidak diragukan, kebaikan hati ini turut membina persahabatan akrab di antara kedua hamba Yehuwa
yang bersemangat ini. Apakah Saudara, seperti Barnabas,
rela membantu orang-orang baru dalam sidang, misalnya
bekerja sama dengan mereka dalam dinas lapangan dan
membantu mereka maju secara rohani? Jika demikian, Saudara akan diberkati dengan limpah. Kalau Saudara adalah
penyiar baru kabar baik, apakah Saudara, seperti Saul,
mau menerima bantuan yang ditawarkan kepada Saudara?
Dengan bekerja bersama para penyiar yang lebih berpengalaman, keterampilan Saudara dalam pelayanan akan meningkat, sukacita Saudara akan bertambah, dan Saudara
akan menjalin ikatan persahabatan yang bisa langgeng
seumur hidup.
”Banyak Orang Menjadi Percaya” (Kis. 9:31-43)
20 Setelah Saul bertobat dan pergi dengan aman, ”sidang
jemaat di seluruh Yudea, Galilea, dan Samaria memasuki masa kedamaian”. (Kis. 9:31) Bagaimana para murid
20, 21. Bagaimana hamba-hamba Allah di zaman dahulu dan sekarang memanfaatkan sebaik-baiknya ”masa kedamaian”?
SIDANG JEMAAT ”MEMASUKI MASA KEDAMAIAN”
125
menggunakan ”masa yang menyenangkan” ini? (2 Tim. 4:2)
Menurut kisahnya, mereka ”dibangun”. Para rasul dan saudara-saudara penanggung jawab menguatkan iman para
murid dan memimpin sidang jemaat seraya mereka semua
”berjalan dalam takut akan Yehuwa dan dalam penghiburan roh kudus”. Sebagai contoh, Petrus menyisihkan waktu
untuk menguatkan murid-murid di kota Lida di Dataran
Syaron. Berkat upayanya, banyak orang yang tinggal di sekitar kota itu berpaling ”kepada Tuan”. (Kis. 9:32-35) Murid-murid tidak tersimpangkan oleh tujuan-tujuan lain tetapi mereka mengerahkan diri untuk memperhatikan satu
sama lain dan memberitakan kabar baik. Hasilnya, jemaat
itu ”terus berlipat ganda”.
21
Menjelang akhir abad ke-20, Saksi-Saksi Yehuwa di ba-
nyak negeri memasuki ”masa kedamaian” serupa. Rezimrezim yang sudah puluhan tahun menindas umat Allah
tiba-tiba berakhir, dan beberapa pelarangan atas pekerjaan
pengabaran dilonggarkan atau dicabut. Puluhan ribu Saksi
memanfaatkan kesempatan ini untuk mengabar kepada
umum, dan hasilnya luar biasa. Misalnya, sewaktu SaksiSaksi Yehuwa di Rusia memperoleh pengakuan resmi pada
tahun 1991, ada kurang dari 16.000 penyiar Kerajaan di negeri itu. Hanya 16 tahun kemudian, pada tahun 2007, ada
lebih dari 150.000 pemberita kabar baik yang bersemangat.
126
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
22
Apakah Saudara memanfaatkan kebebasan yang Sauda-
ra miliki? Jika Saudara tinggal di negeri yang menikmati
kebebasan beragama, Setan senang memikat Saudara agar
mengejar kekayaan materi, bukan kepentingan Kerajaan.
(Mat. 13:22) Jangan tersimpangkan. Daya gunakan masa
kedamaian relatif apa pun yang mungkin Saudara nikmati sekarang. Anggaplah hal itu sebagai kesempatan untuk memberikan kesaksian yang saksama dan membangun
sidang. Ingat, situasi kita bisa berubah dalam sekejap.
23
Perhatikan apa yang terjadi pada seorang murid yang
bernama Tabita, atau Dorkas. Ia tinggal di Yopa, sebuah
kota dekat Lida. Saudari yang setia ini menggunakan waktu dan asetnya dengan bijaksana, banyak sekali ”melakukan
perbuatan baik dan memberikan pemberian belas kasihan”.
Namun, tiba-tiba ia jatuh sakit dan meninggal.1 Kematiannya membuat murid-murid di Yopa sangat berdukacita,
khususnya para janda yang pernah merasakan kebaikan
hatinya. Sewaktu Petrus tiba di rumah tempat jenazahnya sedang dipersiapkan untuk dimakamkan, ia melakukan
1 Lihat kotak ”Dorkas—’Ia Banyak Sekali Melakukan Perbuatan Baik’ ”, di halaman 128.
22. Bagaimana Saudara bisa memanfaatkan sebaik-baiknya kebebasan yang
Saudara miliki?
23, 24. (a) Apa saja yang kita pelajari dari kisah tentang Tabita? (b) Apa hendaknya tekad kita?
SIDANG JEMAAT ”MEMASUKI MASA KEDAMAIAN”
127
D ORKAS —”IA BANYAK SEKALI
MELAKUKAN PERBUATAN BAIK”
Dorkas adalah seorang anggota sidang Kristen di kota pelabuhan Yopa. Rekan-rekan seimannya mengasihi dia karena
”ia banyak sekali melakukan perbuatan baik dan memberikan pemberian belas kasihan”. (Kis. 9:36) Seperti banyak
orang Yahudi yang tinggal di daerah yang dihuni orang Yahudi maupun non-Yahudi, Dorkas mempunyai dua nama—satu
nama Ibrani atau Aram, dan satu lagi nama Yunani atau
Latin. Nama Yunaninya, Dorkas, diterjemahkan menjadi
”Tabita” dalam bahasa Aram. Keduanya berarti ”Kijang”.
Rupanya Dorkas jatuh sakit dan tiba-tiba meninggal. Sesuai dengan kebiasaan, jenazahnya dimandikan sebagai
persiapan pemakaman, lalu dibaringkan di sebuah ruang
atas, mungkin di rumahnya sendiri. Iklim panas di Timur Tengah mengharuskan pemakaman dilakukan pada hari yang
sama atau keesokan harinya. Orang Kristen di Yopa mendengar bahwa rasul Petrus sedang berada di Lida yang tidak
jauh dari sana. Ada cukup waktu bagi Petrus untuk datang
ke Yopa sebelum Dorkas dimakamkan, sebab jarak antara
kedua kota itu hanya 18 kilometer—kira-kira empat jam berjalan kaki. Maka, sidang itu mengutus dua pria untuk
memohon agar Petrus datang secepatnya. (Kis. 9:37, 38) Seorang pakar mengatakan, ”Menurut kebiasaan umum orang
Yahudi zaman dahulu, utusan dikirim berdua-dua; alasannya
antara lain agar yang satu bisa meneguhkan kesaksian yang
lain.”
Apa yang terjadi ketika Petrus tiba? Kisahnya memberi tahu kita, ”Mereka membawanya naik ke ruang atas;
dan semua janda datang kepadanya sambil menangis dan
128
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
mempertunjukkan banyak pakaian dalam dan pakaian luar
yang pernah dibuat oleh Dorkas ketika ia masih ada bersama
mereka.” (Kis. 9:39) Dorkas dikasihi oleh anggota-anggota
sidangnya antara lain karena ia biasa menjahitkan baju untuk mereka. Ia membuat semacam kemeja panjang yang
dikenakan langsung di badan, dan mantel atau jubah, yang dikenakan di luar kemeja itu. Tidak disebutkan apakah Dorkas
membeli sendiri semua bahannya atau hanya menjahitkan
bagi mereka. Yang pasti, ia dikasihi karena kebaikan hati dan
”pemberian belas kasihan”.
Apa yang Petrus lihat di ruang atas itu pasti menyentuh hatinya. ”Perkabungan ini jauh berbeda dengan yang terjadi di
rumah Yairus, yang gaduh oleh para wanita peratap dan peniup seruling upahan,” kata pakar Alkitab Richard Lenski.
”Ini bukan perkabungan pura-pura seperti itu.” (Mat. 9:23)
Perkabungan ini sungguhan dan mendalam. Karena suaminya tidak pernah disebutkan, banyak orang menyimpulkan
bahwa Dorkas seorang lajang.
Sewaktu Yesus menugasi para rasulnya, ia memberi mereka kuasa untuk ’membangkitkan orang mati’. (Mat. 10:8)
Petrus pernah menyaksikan Yesus melakukan mukjizat tersebut, misalnya membangkitkan putri Yairus, tetapi
tidak ada catatan sebelumnya bahwa seorang rasul membangkitkan orang mati. (Mrk. 5:21-24, 35-43) Tetapi, kini
Petrus menyuruh orang-orang keluar dari ruang atas itu,
lalu ia berdoa dengan sungguh-sungguh, dan hasilnya: Tabita membuka matanya dan duduk. Alangkah bersukacitanya
orang-orang Kristen di Yopa sewaktu Petrus kemudian bisa
memperlihatkan kepada orang-orang kudus dan janda-janda
itu bahwa Dorkas yang mereka kasihi sudah hidup kembali!
—Kis. 9:40-42.
SIDANG JEMAAT ”MEMASUKI MASA KEDAMAIAN”
129
mukjizat yang belum pernah dilakukan oleh rasul-rasul Yesus Kristus lainnya. Petrus berdoa lalu menghidupkan kembali Tabita! Dapatkah Saudara membayangkan sukacita
para janda dan murid-murid lain sewaktu Petrus memanggil mereka kembali ke kamar dan memperlihatkan bahwa
Tabita telah hidup kembali? Peristiwa ini pasti sangat menguatkan mereka untuk menghadapi cobaan yang bakal terjadi! Tidak heran, mukjizat itu ”kemudian diketahui di seluruh Yopa, dan banyak orang menjadi percaya kepada
Tuan”.—Kis. 9:36-42.
24
Ada dua pokok penting yang kita pelajari dari kisah
yang mengharukan tentang Tabita. (1) Hidup ini singkat.
Maka, alangkah pentingnya membuat nama yang baik di
hadapan Allah selagi kita bisa melakukannya! (Pkh. 7:1)
(2) Harapan kebangkitan itu pasti. Yehuwa memperhatikan
berbagai tindakan kebaikan hati yang Tabita lakukan, dan
Ia memberkati dia. Allah akan mengingat kerja keras kita
dan akan membangkitkan kita seandainya kehidupan kita
berakhir sebelum Armagedon. (Ibr. 6:10) Maka, entah saat
ini kita sedang mengalami ”masa yang susah” atau sedang menikmati ”masa kedamaian”, mari kita bertekun dalam memberikan kesaksian yang saksama tentang Kristus.
—2 Tim. 4:2.
130
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
BAG IAN 3 ˙ KISAH 10: 1–12: 25
”ORANG-ORANG DARI
BAN GSA-BAN GSA . . .
MENERIMA FIRMAN ALLAH”
KISAH 11:1
Apakah orang Yahudi pengikut Yesus bersedia memberitakan kabar baik kepada orang non-Yahudi yang
tidak bersunat? Di bagian ini, kita akan melihat
bagaimana roh Yehuwa membuka hati orang-orang
Kristen dan membantu mereka mengatasi prasangka,
sehingga menjadi daya dorong yang besar bagi pekerjaan memberikan kesaksian kepada semua bangsa.
PASAL 9
”Allah Tidak Berat Sebelah”
Pengabaran mulai menjangkau orang non-Yahudi
yang tidak bersunat
Berdasarkan Kisah 10:1–11:30
KALA itu musim gugur tahun 36 M. Sinar mentari yang hangat mengenai Petrus saat ia berdoa di atas atap datar sebuah
rumah dekat laut di kota pelabuhan Yopa. Sudah beberapa
hari ia menginap di rumah itu. Kesediaannya untuk tinggal
di sana menunjukkan, hingga taraf tertentu, sikapnya yang tidak berprasangka. Si tuan rumah, yang bernama Simon, bekerja sebagai penyamak kulit, dan tidak semua orang Yahudi
mau tinggal bersama orang yang berprofesi demikian.1 Namun, Petrus masih akan mendapat pelajaran penting tentang
sikap Yehuwa yang tidak berat sebelah.
2
Sementara berdoa, Petrus mengalami trans dan mendapat
penglihatan. Apa yang ia lihat pasti akan membuat orang
1 Sebagian orang Yahudi memandang rendah penyamak kulit karena pekerjaan
itu mengharuskan dia memegang kulit serta bangkai binatang dan bahan-bahan
lain yang menjijikkan. Para penyamak dianggap tidak pantas datang ke bait, dan
tempat usaha mereka harus berjarak sedikitnya 50 hasta, atau kira-kira 22 meter,
dari sebuah kota. Hal ini setidaknya turut menjelaskan mengapa rumah Simon
ada ”di tepi laut”.—Kis. 10:6.
1-3. Penglihatan apa yang Petrus dapatkan, dan mengapa kita perlu memahami
maknanya?
132
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Yahudi mana pun merasa jijik. Ada wadah menyerupai sehelai kain yang turun dari langit, dan di dalamnya terdapat berbagai binatang yang najis menurut Hukum. Ketika disuruh
menyembelih dan memakannya, Petrus menjawab, ”Aku tidak pernah memakan apa pun yang cemar dan najis.” Bukan
cuma sekali, tetapi tiga kali ia diperintahkan, ”Jangan lagi
menyebut cemar hal-hal yang telah ditahirkan Allah.” (Kis.
10:14-16) Penglihatan itu membuat Petrus bingung, tetapi tidak untuk waktu lama.
3
Apa makna penglihatan Petrus? Kita perlu memahami
maknanya, sebab penglihatan itu menyimpan kebenaran yang
amat dalam tentang cara Yehuwa memandang orang-orang.
Sebagai orang Kristen sejati, kita tidak bisa memberikan kesaksian yang saksama tentang Kerajaan Allah kalau kita tidak belajar untuk memandang orang-orang seperti Allah memandang mereka. Untuk menyingkapkan makna penglihatan
Petrus, mari kita periksa kejadian-kejadian dramatis seputar
hal itu.
”S enantiasa Membuat Permohonan kepada Allah”
(Kis. 10:1-8)
4 Tanpa sepengetahuan Petrus, sehari sebelumnya di Kaisarea, kira-kira 50 kilometer di sebelah utara, seorang pria
bernama Kornelius juga mendapat penglihatan dari Allah.
4, 5. Siapakah Kornelius, dan apa yang terjadi ketika ia berdoa?
”ALLAH TIDAK BERAT SEBELAH”
133
KORNELIUS DAN BALA TENTARA ROMAWI
Kaisarea merupakan pusat pemerintahan dan militer
untuk provinsi Yudea. Pasukan di bawah komando sang
gubernur terdiri dari 500 hingga 1.000 tentara kavaleri
dan lima kohor infanteri (satu kohor besarnya bisa bervariasi dari 500 hingga 1.000 prajurit). Anggota pasukan
ini biasanya direkrut bukan dari warga negara Romawi,
melainkan dari provinsi-provinsi taklukan. Kebanyakan
berdinas di Kaisarea, tetapi ada garnisun-garnisun kecil
yang tersebar di seluruh Yudea. Satu kohor secara permanen berpangkalan di Menara Antonia di Yerusalem
untuk memantau Gunung Bait dan kota itu. Penjagaan
tentara Romawi di kota itu biasanya diperketat selama
hari-hari raya Yahudi untuk mengantisipasi adanya keributan.
Satu kohor dibagi menjadi enam senturi, yang masingmasing terdiri dari 100 orang di bawah komando seorang
senturion. Dalam teks Yunaninya, Kisah 10:1 mengatakan bahwa Kornelius adalah seorang senturion dari
Pasukan Italia, yang mungkin berpangkalan di Kaisarea.
Unit ini mungkin adalah Kohor Italia Kedua dari Relawan Berkewarganegaraan Romawi.1 Senturion memiliki
status sosial dan militer yang tinggi, dan juga kaya. Gaji
mereka mungkin 16 kali lipat gaji tentara biasa.
1 Dalam bahasa Latin, Cohors II Italica voluntariorum civium Romanorum.
Keberadaannya di Siria pada tahun 69 M telah dibuktikan.
134
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Kornelius, seorang senturion dalam bala tentara Romawi,
adalah ”pria yang saleh”.1 Ia juga kepala keluarga teladan, sebab ia ”takut akan Allah bersama segenap rumah tangganya”.
Kornelius bukan proselit Yahudi; ia orang non-Yahudi yang
tidak bersunat. Namun, ia beriba hati kepada orang-orang Yahudi yang berkekurangan dan memberi mereka bantuan materi. Pria yang tulus itu ”senantiasa membuat permohonan
kepada Allah”.—Kis. 10:2.
5
Kira-kira pukul 15.00, Kornelius sedang berdoa sewaktu
ia mendapat penglihatan tentang malaikat yang mengatakan,
”Doa-doa dan pemberian belas kasihanmu telah naik sebagai
pengingat di hadapan Allah.” (Kis. 10:4) Sebagaimana diperintahkan malaikat itu, Kornelius mengutus beberapa orang
untuk memanggil rasul Petrus. Sebagai orang non-Yahudi
yang tidak bersunat, Kornelius akan segera memasuki sebuah
pintu kesempatan yang selama ini tertutup baginya. Ia akan
segera menerima berita keselamatan.
6
Apakah dewasa ini Allah menjawab doa orang-orang
tulus yang ingin mengetahui kebenaran tentang diri-Nya?
1 Lihat kotak ”Kornelius dan Bala Tentara Romawi”, di halaman 134.
6, 7. (a) Ceritakan pengalaman, termasuk yang Saudara ingat, yang memperlihatkan bahwa Allah menjawab doa orang-orang tulus yang ingin mengetahui
kebenaran tentang diri-Nya. (b) Apa yang dapat kita simpulkan dari pengalaman semacam itu?
”ALLAH TIDAK BERAT SEBELAH”
135
Perhatikan sebuah contoh. Seorang wanita di Albania menerima majalah Menara Pengawal yang memuat artikel tentang
membesarkan anak.1 Ia memberi tahu Saksi yang datang
ke rumahnya, ”Percaya tidak? Saya baru saja berdoa kepada Allah meminta bantuan untuk membesarkan putri-putri
saya. Dan, Ia mengutus kalian! Memang ini yang saya butuhkan!” Wanita itu dan putri-putrinya mulai belajar, dan belakangan suaminya juga ikut belajar.
7
Apakah ini contoh satu-satunya? Sama sekali tidak! Ada
banyak sekali pengalaman semacam itu di seluruh dunia
—terlalu banyak untuk dianggap kebetulan belaka. Jadi,
apa yang dapat kita simpulkan? Pertama, Yehuwa menjawab
doa orang-orang tulus yang mencari Dia. (1 Raj. 8:41-43; Mz.
65:2) Kedua, dalam pengabaran, kita didukung oleh malaikat.
—Pny. 14:6, 7.
”Petrus S angat Bingung” (Kis. 10:9-23a)
8
Masih di atas atap, ”Petrus sangat bingung” memikirkan
makna penglihatan itu ketika para utusan Kornelius datang.
(Kis. 10:17) Apakah Petrus, yang tiga kali mengatakan tidak
mau makan makanan yang dianggap najis menurut Hukum,
bersedia pergi bersama pria-pria itu dan masuk ke rumah
1 Artikel tersebut, yang berjudul ”Nasihat yang Andal untuk Membesarkan
Anak”, dimuat dalam terbitan 1 November 2006, halaman 4 sampai 7.
8, 9. Apa yang diberitahukan roh kepada Petrus, dan bagaimana tanggapannya?
136
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
seorang non-Yahudi? Dengan satu atau lain cara, roh kudus
memberitahukan kehendak Allah dalam soal ini. Petrus diberi tahu, ”Lihat! Ada tiga pria mencarimu. Bangunlah, turun dan pergilah bersama mereka, jangan ragu sedikit pun,
karena akulah yang mengutus mereka.” (Kis. 10:19, 20) Tidak
diragukan, penglihatan yang baru Petrus dapatkan tentang binatang-binatang najis itu mempersiapkan dirinya untuk menuruti arahan roh kudus.
9
Setelah mengetahui bahwa Kornelius telah mendapat in-
struksi ilahi untuk memanggilnya, Petrus mengundang para
utusan non-Yahudi itu untuk masuk ke rumah ”dan menjamu mereka”. (Kis. 10:23a) Sang rasul yang taat itu sudah mulai menyesuaikan diri dengan perkembangan baru dalam
pelaksanaan kehendak Allah.
10
Sampai hari ini, Yehuwa terus mengarahkan umat-Nya
secara progresif. (Ams. 4:18) Melalui roh kudus-Nya, ia membimbing ”budak yang setia dan bijaksana”. (Mat. 24:45) Kadang-kadang, ada penyesuaian tentang pengertian Firman
Allah atau perubahan prosedur organisasi. Kita sebaiknya
bertanya kepada diri sendiri, ’Bagaimana saya menanggapi
pemurnian semacam itu? Apakah saya tunduk kepada arahan roh Allah dalam soal ini?’
10. Bagaimana Yehuwa mengarahkan umat-Nya, dan pertanyaan apa saja yang
perlu kita renungkan?
”ALLAH TIDAK BERAT SEBELAH”
137
Petrus ”Memerintahkan Mereka untuk Dibaptis”
(Kis. 10:23b-48)
11 Sehari setelah mendapat penglihatan, Petrus beserta sembilan orang lainnya—ketiga utusan Kornelius dan ”keenam
saudara [Yahudi]” dari Yopa—berangkat menuju Kaisarea.
(Kis. 11:12) Karena menanti kedatangan Petrus, Kornelius
sudah mengumpulkan ”sanak saudara dan sahabat-sahabat
akrabnya”—kelihatannya semuanya orang non-Yahudi. (Kis.
10:24) Begitu tiba, Petrus melakukan sesuatu yang tadinya tidak terbayangkan olehnya: Ia memasuki rumah orang nonYahudi yang tidak bersunat! Petrus menjelaskan, ”Kamu tahu
benar bahwa menurut hukum, seorang Yahudi sama sekali tidak diperbolehkan untuk menggabungkan diri atau datang
kepada orang dari ras lain; namun Allah telah memperlihatkan kepadaku bahwa aku tidak boleh menyebut siapa pun cemar atau najis.” (Kis. 10:28) Akhirnya Petrus memahami bahwa pelajaran yang harus ia tarik dari penglihatan itu tidak
terbatas pada jenis-jenis makanan yang boleh dimakan. Ia ”tidak boleh menyebut siapa pun [bahkan orang non-Yahudi]
cemar”.
12
Orang-orang yang hadir sudah menunggu dan siap men-
dengarkan Petrus. ”Kami semua hadir di hadapan Allah
untuk mendengar semua hal yang diperintahkan Yehuwa
11, 12. Apa yang Petrus lakukan setibanya di Kaisarea, dan apa yang kini ia
ketahui?
138
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
kepadamu untuk dikatakan,” jelas Kornelius. (Kis. 10:33) Bayangkan perasaan Saudara jika mendengar kata-kata seperti
itu dari seorang peminat! Petrus mengawali kata-katanya dengan pernyataan tegas ini, ”Sesungguhnya aku menyadari
bahwa Allah tidak berat sebelah, tetapi orang dari bangsa
mana pun yang takut kepadanya dan mengerjakan keadilbenaran diperkenan olehnya.” (Kis. 10:34, 35) Petrus kini tahu
bahwa dalam memandang orang-orang, Allah tidak dipengaruhi oleh ras, kebangsaan, atau faktor lahiriah lainnya. Petrus selanjutnya memberikan kesaksian tentang pelayanan, kematian, serta kebangkitan Yesus.
13
Lalu, terjadilah sesuatu yang belum pernah ada, ”Keti-
ka Petrus masih berbicara,” roh kudus dicurahkan ke atas
”orang-orang dari bangsa-bangsa” tersebut. (Kis. 10:44, 45)
Inilah satu-satunya kasus yang dilaporkan dalam Alkitab bahwa roh dicurahkan sebelum pembaptisan. Karena menyadari
bahwa ini merupakan tanda perkenan Allah, Petrus ”memerintahkan mereka [orang-orang non-Yahudi itu] untuk dibaptis”. (Kis. 10:48) Pertobatan orang non-Yahudi pada tahun
36 M tersebut menandai berakhirnya masa perkenan istimewa bagi orang Yahudi. (Dan. 9:24-27) Dengan mengambil peranan utama dalam peristiwa ini, Petrus menggunakan ’kunci
13, 14. (a) Apa yang penting sehubungan dengan pertobatan Kornelius dan orang
non-Yahudi lainnya pada tahun 36 M? (b) Mengapa kita tidak boleh menghakimi orang berdasarkan ciri lahiriah?
”ALLAH TIDAK BERAT SEBELAH”
139
kerajaan’ yang ketiga, yakni yang terakhir. (Mat. 16:19) Kunci ini membuka pintu bagi orang non-Yahudi yang tidak bersunat untuk menjadi orang Kristen yang diurapi roh.
14
Sebagai pemberita Kerajaan dewasa ini, kita menyadari
bahwa ”Allah tidak berat sebelah”. (Rm. 2:11) Ia menghendaki agar ”segala macam orang diselamatkan”. (1 Tim. 2:4)
Maka, jangan pernah menghakimi orang berdasarkan ciri-ciri
lahiriah. Tugas kita adalah memberikan kesaksian yang saksama tentang Kerajaan Allah, dan hal itu berarti mengabar
kepada semua orang, tidak soal ras, kebangsaan, rupa, atau
latar belakang agama mereka.
”Mereka Tidak Membantah Lagi, dan Mereka
Memuliakan Allah” (Kis. 11:1-18)
15
Tentu dengan antusias ingin melaporkan apa yang baru
terjadi, Petrus berangkat ke Yerusalem. Kelihatannya, berita
bahwa orang non-Yahudi yang tidak bersunat telah ”menerima firman Allah” sudah mendahului dia. Tidak lama setelah
Petrus tiba, ”para pendukung sunat mulai bersoal jawab dengan dia”. Mereka tidak senang karena Petrus telah memasuki ”rumah pria-pria yang tidak bersunat dan makan
bersama mereka”. (Kis. 11:1-3) Masalahnya bukan apakah
orang non-Yahudi bisa menjadi pengikut Kristus atau tidak.
15, 16. Mengapa beberapa orang Kristen Yahudi bersoal jawab dengan Petrus,
dan alasan apa yang ia berikan untuk tindakannya?
140
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Murid-murid Yahudi itu amat berkeras bahwa orang nonYahudi perlu menjalankan Hukum—termasuk sunat—agar
bisa menyembah Yehuwa dengan cara yang diperkenan. Jelaslah, beberapa murid Yahudi merasa sulit untuk melepaskan
Hukum Musa.
16
Alasan apa yang Petrus berikan untuk tindakannya? Me-
nurut Kisah 11:4-16, ia menguraikan empat bukti petunjuk
surgawi, (1) penglihatan ilahi yang ia peroleh (Ayat 4-10);
(2) perintah roh (Ayat 11, 12); (3) kunjungan malaikat kepada Kornelius (Ayat 13, 14); dan (4) pencurahan roh kudus
atas orang-orang non-Yahudi itu. (Ayat 15, 16) Petrus mengakhirinya dengan pertanyaan yang sangat meyakinkan, ”Karena itu, jika Allah memberikan karunia cuma-cuma [berupa
roh kudus] yang sama kepada mereka [orang non-Yahudi yang
menjadi Kristen] seperti yang juga ia berikan kepada kita
[orang Yahudi] yang telah percaya kepada Tuan Yesus Kristus, siapakah aku sehingga aku sanggup merintangi Allah?”
—Kis. 11:17.
17
Kesaksian Petrus menjadi ujian penting bagi orang-orang
Kristen Yahudi itu. Dapatkah mereka menyingkirkan segala
prasangka dan menerima orang-orang non-Yahudi yang baru
17, 18. (a) Kesaksian Petrus menjadi ujian apa bagi orang Kristen Yahudi?
(b) Mengapa bisa jadi tidak mudah untuk menjaga persatuan sidang, dan pertanyaan apa saja yang sebaiknya kita renungkan?
”ALLAH TIDAK BERAT SEBELAH”
141
dibaptis itu sebagai rekan Kristen mereka? Kisahnya memberi tahu kita, ”Ketika mereka [para rasul dan orang Kristen
Yahudi lainnya] mendengar hal-hal ini, mereka tidak membantah lagi, dan mereka memuliakan Allah, dengan mengatakan, ’Jadi, Allah telah mengaruniakan pertobatan untuk tujuan kehidupan kepada orang-orang dari bangsa-bangsa juga.’ ”
(Kis. 11:18) Sikap yang positif itu melindungi persatuan
sidang.
18
Menjaga persatuan dewasa ini bisa jadi tidak mudah, ka-
rena penganut ibadat sejati berasal ”dari semua bangsa dan
suku dan umat dan bahasa”. (Pny. 7:9) Karena itu, ada keanekaragaman ras, kebudayaan, dan latar belakang di banyak
sidang. Sebaiknya kita bertanya kepada diri sendiri, ’Apakah
saya sudah mencabut semua sisa prasangka dari hati saya
sampai ke akar-akarnya? Apakah saya bertekad untuk tidak
pernah membiarkan sifat-sifat dunia yang memecah belah
—misalnya nasionalisme, sukuisme, kebanggaan budaya, dan
rasisme—mempengaruhi cara saya memperlakukan saudarasaudari Kristen saya?’ Ingatlah apa yang terjadi pada Petrus (Kefas) beberapa tahun setelah orang-orang non-Yahudi
pertama menjadi Kristen. Karena terpengaruh prasangka
orang lain, ia ”undur dan memisahkan diri” dari orang-orang
Kristen non-Yahudi dan harus dikoreksi oleh Paulus. (Gal.
2:11-14) Marilah kita selalu mewaspadai jerat prasangka.
142
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
”Banyak Orang Menjadi Percaya” (Kis. 11:19-26a)
19 Apakah para pengikut Yesus mulai mengabar kepada
orang non-Yahudi yang tidak bersunat? Perhatikan apa yang
terjadi selanjutnya di Antiokhia Siria.1 Kota ini memiliki sejumlah besar penduduk Yahudi, tetapi di sana tidak ada banyak kebencian antara orang Yahudi dan non-Yahudi. Jadi,
suasana di Antiokhia kondusif untuk mengabar kepada orang
non-Yahudi. Di kota itulah beberapa murid Yahudi mulai
memberitakan kabar baik kepada ”orang-orang berbahasa Yunani”. (Kis. 11:20) Pengabaran ini ditujukan bukan hanya kepada orang Yahudi yang berbahasa Yunani melainkan juga
kepada orang non-Yahudi yang tidak bersunat. Yehuwa memberkati pekerjaan itu, dan ”banyak orang menjadi percaya”.
—Kis. 11:21.
20
Untuk menggarap ladang yang siap panen ini, sidang di
Yerusalem mengutus Barnabas ke Antiokhia. Karena begitu
banyaknya orang berminat di sana, ia merasa kewalahan. Siapa lagi yang paling cocok membantu kalau bukan Saul,
yang akan menjadi rasul bagi bangsa-bangsa? (Kis. 9:15; Rm.
1:5) Apakah Barnabas menganggap Saul sebagai saingan?
Justru sebaliknya, Barnabas memperlihatkan kesahajaan. Ia
1 Lihat kotak ”Antiokhia Siria”, di halaman 144.
19. Orang Kristen Yahudi di Antiokhia mulai mengabar kepada siapa, dan apa
hasilnya?
20, 21. Bagaimana Barnabas memperlihatkan kesahajaan, dan bagaimana kita
bisa menirunya dalam pelayanan kita?
”ALLAH TIDAK BERAT SEBELAH”
143
ANTIOKHIA SIRIA
Antiokhia Siria terletak di tepi Sungai Orontes, sekitar
30 kilometer ke arah hulu dari kota pelabuhan Seleukia di
Laut Tengah, dan sekitar 550 kilometer di sebelah utara Yerusalem. (Kis. 13:4) Seleukus I Nikator, penguasa pertama
Imperium Seleukus, mendirikan Antiokhia pada tahun
300 SM. Sebagai ibu kota imperium itu, Antiokhia segera
menjadi kota yang sangat penting. Pada tahun 64 SM, Jenderal Romawi Pompeius menjadikan Siria salah satu
provinsi Romawi, dengan Antiokhia sebagai ibu kotanya.
Pada abad pertama M, metropolitan itu menjadi kota ketiga paling besar dan paling kaya di antara kota-kota di
Imperium Romawi, setelah Roma dan Aleksandria.
Antiokhia adalah pusat perdagangan sekaligus pusat politik. Barang-barang dari seluruh Siria melewati kota ini
sebelum diekspor ke bagian lain di daerah sekitar Laut Tengah. ”Karena letaknya dekat perbatasan antara daerah
Yunani-Romawi yang berpenduduk dan negara-negara timur,” kata seorang pakar, ”kota itu memiliki budaya yang
jauh lebih beragam daripada kota-kota yang bahkan paling
Helenistik.” Antiokhia memiliki banyak penduduk Yahudi, dan menurut sejarawan Yahudi Flavius Yosefus, mereka
”memproselitkan banyak sekali orang Yunani” yang tinggal
di sana.
berinisiatif pergi ke Tarsus, mencari Saul, dan membawanya
ke Antiokhia untuk membantu. Selama setahun mereka berdua membina murid-murid di sidang itu.—Kis. 11:22-26a.
144
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
21
Bagaimana kita bisa memperlihatkan kesahajaan dalam
melaksanakan pelayanan kita? Bersahaja berarti mengakui
keterbatasan kita. Kita semua memiliki kelebihan serta kesanggupan yang berbeda-beda. Misalnya, beberapa orang
mungkin efektif dalam penempatan lektur tapi sulit mengadakan kunjungan kembali atau memulai pelajaran Alkitab.
Jika Saudara ingin meningkatkan diri dalam beberapa aspek
pelayanan, mengapa tidak meminta bantuan? Dengan mengambil inisiatif seperti itu, Saudara bisa lebih produktif dan
menuai lebih banyak sukacita dalam pelayanan.—1 Kor. 9:26.
”Mengirimkan Bantuan” (Kis. 11:26b-30)
22 Di Antiokhia-lah pertama kalinya ”murid-murid dengan
bimbingan ilahi disebut orang Kristen”. (Kis. 11:26b) Nama
yang Allah perkenan itu sangat tepat untuk menggambarkan
orang-orang yang mengikuti jalan hidup Kristus. Setelah makin banyak orang dari bangsa-bangsa menjadi Kristen, apakah ikatan persaudaraan terjalin di antara orang Kristen
Yahudi dan non-Yahudi? Perhatikan apa yang terjadi ketika
timbul bala kelaparan yang hebat sekitar tahun 46 M.1 Pada
zaman dahulu, bala kelaparan berdampak parah atas orang
miskin, yang tidak punya persediaan uang ataupun makanan.
Selama bala kelaparan ini, orang Kristen Yahudi yang tinggal
1 Sejarawan Yahudi Yosefus menyebutkan bahwa ”bala kelaparan yang hebat”
ini terjadi pada masa pemerintahan Kaisar Klaudius (41-54 M).
22, 23. Bagaimana saudara-saudara di Antiokhia menyatakan kasih persaudaraan, dan bagaimana umat Allah dewasa ini melakukan hal serupa?
”ALLAH TIDAK BERAT SEBELAH”
145
di Yudea, yang kebanyakan miskin, sangat membutuhkan makanan dan hal-hal lain. Begitu mengetahui kebutuhan ini,
saudara-saudara di Antiokhia—termasuk orang Kristen nonYahudi—”mengirimkan bantuan” kepada saudara-saudara di
Yudea. (Kis. 11:29) Benar-benar pernyataan kasih persaudaraan yang sejati!
23
Serupa halnya dengan umat Allah dewasa ini. Apabila
kita tahu bahwa saudara-saudara kita—di negeri lain atau di
daerah kita sendiri—berkekurangan, kita dengan rela berupaya membantu mereka. Panitia Cabang akan segera membentuk panitia bantuan kemanusiaan untuk menolong saudarasaudari kita yang mungkin terkena dampak bencana alam,
misalnya badai, gempa bumi, dan tsunami. Semua upaya bantuan itu menunjukkan bahwa kita benar-benar bersaudara.
—Yoh. 13:34, 35; 1 Yoh. 3:17.
24
Sebagai orang Kristen sejati, kita mencamkan makna
penglihatan yang Petrus terima di atap rumah di Yopa lebih
dari 1.900 tahun yang silam. Kita menyembah Allah yang tidak berat sebelah. Ia menghendaki agar kita memberikan kesaksian yang saksama tentang Kerajaan-Nya, yang berarti mengabar kepada semua orang tidak soal ras, bangsa, atau
kedudukan sosial mereka. Maka, mari kita bertekad untuk memberikan kepada semua orang yang mau mendengar,
kesempatan untuk menyambut kabar baik.—Rm. 10:11-13.
24. Bagaimana kita bisa memperlihatkan bahwa kita mencamkan makna penglihatan yang Petrus terima?
146
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
PASAL 10
”Firman Yehuwa
Semakin Bertumbuh”
Petrus diselamatkan, dan penganiayaan tidak bisa
menghentikan penyebaran kabar baik
Berdasarkan Kisah 12:1-25
DENGAN suara nyaring berdentang, gerbang besi yang kokoh menutup di belakang Petrus. Dengan tangan dirantai
pada dua penjaga Romawi yang mengapitnya, ia digiring
menuju selnya. Kemudian, ia harus melewatkan waktu berjam-jam, mungkin berhari-hari, menanti apa yang bakal
terjadi atas dirinya. Tak ada apa-apa yang bisa ia lihat
kecuali dinding dan jeruji penjara, rantainya, dan para
penjaganya.
2
Vonisnya ternyata buruk. Raja Herodes Agripa I ingin
Petrus mati.1 Malah, Petrus akan ditampilkan ke hadapan
orang-orang setelah Paskah, dan vonis kematiannya adalah
hadiah untuk menyenangkan orang banyak. Itu bukan ancaman kosong. Seorang rasul lain—Yakobus—baru saja
dieksekusi oleh raja yang sama.
1 Lihat kotak ”Raja Herodes Agripa I”, di halaman 148.
1-4. Situasi sulit apa yang Petrus hadapi, dan bagaimana perasaan Saudara seandainya ada dalam situasi dia?
”FIRMAN YEHUWA SEMAKIN BERTUMBUH”
147
RAJA HERODES AGRIPA I
Herodes Agripa I, yang mengeksekusi Yakobus dan memenjarakan Petrus, adalah cucu Herodes Agung. Herodes
adalah nama suatu dinasti yang memerintah atas orang Yahudi. Keluarga ini adalah orang Idumea, atau orang
Edom. Orang Idumea sudah dianggap sebagai orang Yahudi, karena mereka dipaksa menyunatkan diri sekitar tahun
125 SM.
Herodes Agripa I lahir pada tahun 10 SM, dan dididik di
Roma. Ia menjalin persahabatan dengan beberapa anggota keluarga kerajaan. Salah satunya ialah Gayus, lebih
dikenal sebagai Kaligula, yang menjadi kaisar pada tahun 37 M. Ia segera memaklumkan Agripa sebagai raja
atas Iturea, Trakhonitis, dan Abilene. Belakangan, Kaligula
memperluas daerah kekuasaan Agripa sehingga mencakup
Galilea dan Perea.
Agripa sedang di Roma sewaktu Kaligula dibunuh pada
tahun 41 M. Menurut laporan, Agripa berperan penting dalam menyelesaikan krisis yang menyusul. Ia ikut
dalam negosiasi menegangkan antara Klaudius, sahabatnya yang juga berkuasa, dan Senat Romawi. Hasilnya,
Klaudius dimaklumkan sebagai kaisar dan perang sipil dapat dielakkan. Sebagai imbalan jasa Agripa menjadi
penengah, Klaudius menganugerahkan kepadanya kekuasaan atas Yudea dan Samaria juga, yang sejak tahun 6 M
dijalankan oleh para prokurator (gubernur Romawi). Demikianlah Agripa menguasai daerah yang sama seperti
yang diperintah Herodes Agung.
148
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Ibu kota Agripa adalah Yerusalem, dan di sana ia berhasil mengambil hati para pemimpin agama. Konon, ia
cermat menjalankan hukum serta tradisi Yahudi dengan,
antara lain, mempersembahkan korban di bait setiap hari,
membaca Hukum di hadapan umum, dan memainkan ”peran sebagai pelindung gigih iman Yahudi”. Akan tetapi,
pengakuannya sebagai penyembah Allah ternyata palsu,
karena ia menyelenggarakan pertarungan gladiator serta
tontonan kafir di teater. Agripa digambarkan berwatak
”licik, suka berpura-pura, suka berfoya-foya”.
3
Malam menjelang eksekusi pun tiba. Apa yang Petrus
pikirkan di keremangan sel penjaranya? Apakah ia mengingat bahwa beberapa tahun sebelumnya, Yesus memberi
tahu bahwa suatu hari Petrus akan diikat dan digiring di
luar kemauannya—hingga menemui kematian? (Yoh. 21:
18, 19) Barangkali Petrus berpikir bahwa waktunya sudah
tiba.
4
Seandainya Saudara ada dalam situasi Petrus, bagaima-
na perasaan Saudara? Banyak orang akan berputus asa, mengira bahwa semua harapan telah sirna. Namun, bagi seorang pengikut sejati Yesus Kristus, adakah situasi yang
benar-benar tanpa harapan? Apa yang dapat kita pelajari
dari cara Petrus dan rekan-rekan Kristennya menanggapi
penganiayaan yang mereka alami? Mari kita lihat.
”FIRMAN YEHUWA SEMAKIN BERTUMBUH”
149
’Didoakan dengan Sungguh-Sungguh’ (Kis. 12:1-5)
5
Sebagaimana kita pelajari dalam pasal sebelumnya di
publikasi ini, pertobatan Kornelius dan keluarganya yang
bukan orang Yahudi adalah perkembangan yang menggetarkan bagi sidang Kristen. Akan tetapi, orang Yahudi yang tidak percaya pasti sangat terkejut ketika tahu bahwa banyak
orang Kristen Yahudi kini dengan leluasa beribadat bersama
orang-orang non-Yahudi.
6
Herodes, seorang politikus yang licin, memandang hal
ini sebagai kesempatan untuk mengambil hati orang Yahudi, maka ia mulai menindas orang Kristen. Ia mungkin pernah mendengar bahwa rasul Yakobus sangat akrab dengan
Yesus Kristus. Oleh karena itu, Herodes ”menyingkirkan Yakobus, saudara Yohanes, dengan pedang”. (Kis. 12:2) Ini benar-benar cobaan berat bagi sidang! Yakobus adalah salah
satu dari tiga orang yang menyaksikan transfigurasi Yesus
dan mukjizat-mukjizat lain yang tidak disingkapkan kepada rasul-rasul lain. (Mat. 17:1, 2; Mrk. 5:37-42) Yesus menyebut Yakobus dan saudaranya, Yohanes, sebagai ”Putra-Putra Guntur” karena antusiasme mereka yang menyala-nyala.
(Mrk. 3:17) Maka, sidang kehilangan seorang saksi yang
berani dan setia sekaligus rasul yang dikasihi.
5, 6. (a) Mengapa dan bagaimana Raja Herodes Agripa I menyerang sidang
Kristen? (b) Mengapa kematian Yakobus menjadi cobaan bagi sidang?
150
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
7
Orang Yahudi senang dengan eksekusi Yakobus, sesuai
dengan harapan Agripa. Ia pun semakin berani, sehingga
kini ia mengincar Petrus. Sebagaimana digambarkan di awal,
ia menangkap Petrus. Akan tetapi, Agripa mungkin ingat
bahwa penjara tidak selalu efektif untuk menahan para rasul, sebagaimana diperlihatkan di Pasal 5 buku ini. Herodes tidak mau mengambil risiko, ia menyuruh agar Petrus
dirantai di antara dua penjaga, dengan 16 penjaga bergiliran siang dan malam untuk memastikan bahwa sang rasul
tidak bisa lolos. Jika sampai lolos, para penjaga itu sendiri
akan dijatuhi hukuman yang bakal diterima Petrus. Dalam
keadaan genting demikian, apa yang bisa dilakukan oleh
rekan-rekan Kristen Petrus?
8
Sidang jemaat tahu persis apa yang harus dilakukan. Ki-
sah 12:5 mengatakan, ”Oleh karena itu Petrus ditahan dalam penjara; namun sidang jemaat terus mendoakan dia dengan sungguh-sungguh kepada Allah.” Ya, doa demi saudara
yang mereka kasihi merupakan permohonan yang sungguhsungguh dan sepenuh hati. Kematian Yakobus tidak membuat mereka terpuruk dalam keputusasaan; mereka pun tidak menganggap bahwa berdoa sia-sia saja. Doa sangat
berarti bagi Yehuwa. Jika doa itu selaras dengan kehendakNya, Ia akan menjawabnya. (Ibr. 13:18, 19; Yak. 5:16) Inilah
7, 8. Apa yang dilakukan sidang jemaat ketika Petrus dipenjarakan?
”FIRMAN YEHUWA SEMAKIN BERTUMBUH”
151
pelajaran yang perlu dicamkan oleh orang Kristen dewasa
ini.
9
Apakah Saudara tahu ada rekan seiman yang dirundung
banyak cobaan? Mereka mungkin mengalami penganiayaan,
larangan pemerintah, atau bencana alam. Mengapa tidak
menyebutkan mereka dalam doa-doa Saudara yang sepenuh
hati? Saudara mungkin juga mengenal beberapa orang yang
mengalami kesulitan yang tidak begitu kentara, misalnya
problem keluarga, perasaan kecil hati, atau suatu tantangan atas iman mereka. Jika Saudara merenung sebelum berdoa, Saudara bisa mengingat beberapa orang yang dapat
Saudara sebutkan namanya ketika berbicara kepada Yehuwa, sang ”Pendengar doa”. (Mz. 65:2) Bukankah Saudara
juga ingin agar saudara-saudari berbuat yang sama bagi Saudara, seandainya Saudara mengalami saat-saat yang sulit?
”Ikuti Aku” (Kis. 12:6-11)
10 Apakah Petrus cemas akan bahaya yang ia hadapi? Kita
tidak bisa memastikannya, tetapi pada malam terakhirnya
di penjara, ia tertidur pulas di antara dua penjaga yang bersiaga. Pria beriman ini pasti tahu bahwa apa pun yang terjadi esok, ia aman bersama Yehuwa. (Rm. 14:7, 8) Namun,
9. Apa yang dapat kita pelajari dari teladan rekan-rekan Kristen Petrus dalam
hal berdoa?
10, 11. Gambarkan caranya malaikat Yehuwa membebaskan Petrus dari penjara.
152
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Petrus pasti tidak menyangka bahwa suatu kejadian luar
biasa bakal segera terjadi. Tiba-tiba, cahaya cemerlang menerangi selnya. Seorang malaikat berdiri di sana, rupanya
tanpa terlihat para penjaga, dan mendesak Petrus untuk segera bangun. Lalu, rantai yang mengikat tangannya—yang
tampaknya tak terpatahkan—tiba-tiba jatuh begitu saja!
11
Sang malaikat memberi Petrus serangkaian perintah
pendek, ”Cepat, bangun! . . . Ikatlah pinggangmu dan ikatlah kasutmu. . . . Kenakan pakaian luarmu.” Petrus segera
mematuhinya. Akhirnya, sang malaikat mengatakan, ”Ikuti
aku,” dan Petrus menurutinya. Mereka meninggalkan sel
itu, berjalan melalui para penjaga yang ditempatkan di luar,
dan berjalan dengan senyap ke gerbang besi yang kokoh.
Bagaimana mungkin mereka bisa melewatinya? Kalaupun
pertanyaan itu sempat terlintas di benak Petrus, itu langsung terjawab. Ketika mereka mendekat, gerbang itu terbuka ”dengan sendirinya”. Tahu-tahu, mereka sudah keluar
dari gerbang itu dan berada di jalan, lalu malaikat itu raib.
Petrus ditinggal di sana, dan ia pun tersadar bahwa semua
itu benar-benar terjadi. Ini bukan penglihatan. Ia bebas!
—Kis. 12:7-11.
12
Tidakkah hati kita terhibur jika merenungkan kua-
sa Yehuwa yang tak terbatas untuk menyelamatkan
12. Mengapa kita bisa terhibur jika merenungkan bagaimana Yehuwa menyelamatkan Petrus?
”FIRMAN YEHUWA SEMAKIN BERTUMBUH”
153
hamba-hamba-Nya? Petrus ditahan oleh raja yang didukung
oleh kuasa pemerintahan yang paling kuat hingga saat itu.
Namun, Petrus bisa keluar begitu saja dari penjara! Memang, Yehuwa tidak melakukan mukjizat demikian untuk
semua hamba-Nya. Ia tidak berbuat demikian untuk Yakobus; dan Ia tidak berbuat demikian untuk Petrus di kemudian hari, sewaktu kata-kata Yesus tentang sang rasul akhirnya tergenap. Orang Kristen dewasa ini tidak mengharapkan
pembebasan melalui mukjizat. Akan tetapi, kita ingat bahwa Yehuwa tidak berubah. (Mal. 3:6) Dan, Ia akan segera
menggunakan Putra-Nya untuk membebaskan berjuta-juta
orang dari penjara yang paling ketat, yakni kematian. (Yoh.
5:28, 29) Janji-janji seperti itu bisa sangat menguatkan kita
sewaktu kita mengalami cobaan dewasa ini.
”Mereka Melihat Dia dan Tercengang” (Kis. 12:12-17)
13 Petrus berdiri di jalan yang gelap sambil berpikir. Lalu,
ia memutuskan ke mana ia akan pergi. Tidak jauh dari sana,
tinggal seorang wanita Kristen bernama Maria. Kelihatannya, Maria adalah seorang janda yang berkecukupan, karena ia memiliki rumah yang cukup besar untuk menampung
sidang jemaat. Ia ibu dari Yohanes Markus, yang disebutkan buku Kisah untuk pertama kalinya di sini dan yang
13-15. (a) Bagaimana reaksi anggota sidang yang berkumpul di rumah Maria
ketika Petrus datang? (b) Ke mana buku Kisah mengalihkan fokusnya, tetapi pengaruh apa yang terus Petrus berikan atas saudara-saudari rohaninya?
154
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
akhirnya menjadi seperti putra bagi Petrus. (1 Ptr. 5:13)
Pada malam itu, banyak anggota sidang masih berada di rumah Maria meski malam telah larut, sedang berdoa dengan
khusyuk. Tidak diragukan, mereka berdoa agar Petrus dibebaskan—tetapi mereka tidak menyangka bahwa Yehuwa
akan menjawabnya secepat itu!
14
Petrus mengetuk pintu gerbang, yang mengarah ke ha-
laman di depan rumah itu. Seorang hamba perempuan bernama Roda—nama khas Yunani yang berarti ”Mawar”—datang untuk membuka gerbang. Betapa terkejutnya ia ketika
mendengar suara dari balik gerbang. Itu suara Petrus! Bukannya membukakan gerbang, gadis yang kegirangan itu
membiarkan Petrus berdiri di jalan, berlari kembali ke rumah, dan berupaya meyakinkan sidang jemaat bahwa Petrus datang. Mereka mengatakan bahwa ia gila, tetapi ia bukan gadis yang mudah menyerah. Ia terus menegaskan bahwa
itu memang benar. Beberapa orang sedikit ragu dan mengatakan bahwa itu mungkin malaikat dalam rupa Petrus.
(Kis. 12:12-15) Sementara itu, Petrus terus mengetuk sampai,
akhirnya, mereka pergi ke gerbang dan membukanya.
15
Di gerbang, ”mereka melihat dia dan tercengang”! (Kis.
12:16) Petrus harus menenangkan orang-orang yang ribut
kegirangan itu agar ia bisa menceritakan apa yang terjadi,
dan menyuruh agar hal itu disampaikan kepada Yakobus
”FIRMAN YEHUWA SEMAKIN BERTUMBUH”
155
sang murid dan saudara-saudara, lalu ia pergi sebelum para
prajurit Herodes bisa menemukan dia. Petrus pergi untuk
meneruskan pelayanannya yang setia di tempat lain yang
lebih aman. Selain sumbangsihnya dalam menuntaskan masalah sunat, sebagaimana diceritakan di Kisah pasal 15, ia
tidak disebut-sebut lagi. Buku Kisah selanjutnya mengalihkan fokusnya ke pengabaran dan perjalanan rasul Paulus.
Akan tetapi, kita bisa yakin bahwa Petrus menguatkan iman
saudara-saudarinya ke mana pun ia pergi. Sewaktu ia meninggalkan rumah Maria, suasana hati orang-orang itu pasti
amat bersukacita.
16
Kadang-kadang, Yehuwa memberi hamba-hamba-Nya se-
suatu yang jauh lebih besar daripada yang mereka harapkan, sehingga saking bersukacitanya, mereka sulit mempercayainya. Itulah yang dirasakan saudara-saudari rohani
Petrus pada malam itu. Itu juga yang mungkin kadang-kadang kita rasakan sewaktu kita menikmati berkat Yehuwa
yang limpah dewasa ini. (Ams. 10:22) Di masa depan, kita
akan melihat semua janji Yehuwa dipenuhi dalam skala global. Perwujudan yang mulia itu pasti akan jauh melampaui
apa pun yang bisa kita bayangkan sekarang. Maka, selama
kita terus setia, kita pasti menikmati banyak saat bahagia
di masa depan.
16. Mengapa akan ada banyak kesempatan untuk bersukacita di masa depan?
156
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
”Malaikat Yehuwa Memukulnya” (Kis. 12:18-25)
17
Lolosnya Petrus juga mengagetkan Herodes—tapi bagi-
nya ini bukan kejutan yang menyenangkan. Herodes segera
memerintahkan pencarian yang teliti, kemudian menyuruh
agar para penjaga Petrus diinterogasi. Mereka ”dibawa untuk dihukum”, kemungkinan besar dieksekusi. (Kis. 12:19)
Herodes Agripa bukan orang yang beriba hati atau berbelaskasihan. Sampai kapan orang yang kejam ini lolos dari
hukuman?
18
Agripa mungkin merasa dipermalukan karena gagal
mengeksekusi Petrus, tetapi harga dirinya yang terluka itu
segera terobati. Ada suatu pertemuan diplomatik dengan
musuh-musuhnya yang hendak berdamai, dan ia tentu menanti-nantikan saatnya berpidato di hadapan orang banyak.
Lukas melaporkan bahwa sebagai persiapan, ”Herodes mengenakan pakaian luar kerajaan”. Sejarawan Yahudi Yosefus menulis bahwa pakaian Herodes dibuat dari perak, sehingga jika cahaya menyinari sang raja, ia akan tampak
berkilau penuh kemuliaan. Kemudian, sang politikus angkuh itu mulai berpidato. Orang banyak menyanjung-nyanjung dia dengan berseru, ”Suara allah, dan bukan suara
manusia!”—Kis. 12:20-22.
17, 18. Bagaimana sampai Herodes disanjung-sanjung?
”FIRMAN YEHUWA SEMAKIN BERTUMBUH”
157
19
Kemuliaan demikian hanya milik Allah, dan Allah mem-
perhatikan! Herodes sebenarnya punya kesempatan untuk
menghindari bencana. Ia bisa saja menegur orang banyak
itu atau sedikitnya tidak menyetujui mereka. Namun, ia
menjadi contoh nyata dari peribahasa: ”Kesombongan mendahului kehancuran.” (Ams. 16:18) ”Seketika itu, malaikat
Yehuwa memukulnya,” sehingga si egomaniak yang besar
kepala itu menderita kematian yang mengerikan. Herodes
”dimakan cacing-cacing dan mengembuskan napas terakhir”.
(Kis. 12:23) Selain itu, menurut Yosefus, Agripa tiba-tiba
sakit dan menambahkan bahwa sang raja menyimpulkan dirinya sekarat karena menerima sanjungan orang banyak. Yosefus menulis bahwa Agripa masih hidup selama lima hari
sebelum mengembuskan napas terakhir.1
20
Kadang-kadang, orang-orang yang tidak saleh tampak-
nya bisa melakukan berbagai kejahatan tanpa mendapat hukuman. Kita tidak perlu heran, karena ”seluruh dunia berada
dalam kuasa si fasik”. (1 Yoh. 5:19) Namun, hamba-hamba
Allah yang setia adakalanya bersusah hati apabila orang
1 Seorang dokter dan pengarang buku menulis bahwa gejala yang digambarkan Yosefus dan Lukas mungkin disebabkan oleh cacing-cacing gilik yang
menggumpal dan menyumbat usus sehingga berakibat fatal. Cacing-cacing itu kadang-kadang dimuntahkan, atau merayap keluar dari tubuh si pasien pada saat
kematian. Sebuah karya referensi mengatakan, ”Keakuratan Lukas yang berprofesi sebagai dokter menonjolkan betapa mengerikannya kematian [Herodes].”
19, 20. (a) Mengapa Herodes dihukum oleh Yehuwa? (b) Penghiburan apa yang
kita peroleh dari kisah tentang Herodes Agripa yang mati mendadak?
158
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
jahat tampaknya kebal hukum. Karena itulah, kisah semacam ini menghibur hati kita. Kita seolah-olah melihat Yehuwa turun tangan, mengingatkan semua hamba-Nya bahwa Ia pencinta keadilan. (Mz. 33:5) Cepat atau lambat,
keadilan-Nya akan menang.
21
Kisah ini ditutup dengan pelajaran yang lebih membe-
sarkan hati lagi, ”Firman Yehuwa semakin bertumbuh dan
tersebar.” (Kis. 12:24) Laporan tentang kemajuan dan perluasan pekerjaan pengabaran ini bisa jadi mengingatkan
kita akan berkat Yehuwa atas pekerjaan yang sama pada zaman modern. Jelaslah, catatan di Kisah pasal 12 bukan semata-mata tentang kematian rasul yang satu dan keluputan rasul yang lain. Itu adalah catatan tentang Yehuwa yang
menggagalkan upaya Setan untuk menghancurkan sidang
Kristen dan untuk menghentikan kegiatan pengabaran yang
bersemangat. Serangan-serangan itu gagal, dan siasat semacam itu juga pasti gagal. (Yes. 54:17) Sebaliknya, orangorang yang berpihak kepada Yehuwa dan Yesus Kristus adalah bagian dari pekerjaan yang tidak akan pernah gagal.
Tidakkah hal itu membesarkan hati? Sungguh besar hak istimewa kita untuk turut menyebarkan ”firman Yehuwa”
dewasa ini!
21. Pelajaran utama apa yang terdapat dalam Kisah pasal 12, dan mengapa hal
itu bisa menghibur kita dewasa ini?
”FIRMAN YEHUWA SEMAKIN BERTUMBUH”
159
BAG IAN 4 ˙ KISAH 13: 1–14: 28
”DISURUH OLEH
ROH KUDUS”
KISAH 13:4
Di bagian ini, kita akan mengikuti rasul Paulus dalam perjalanan utusan injilnya yang pertama. Di kota
demi kota, sang rasul dianiaya. Namun, di bawah
bimbingan roh kudus, ia terus memberikan kesaksian, membentuk sidang-sidang baru. Laporan yang
mendebarkan ini pasti akan menggugah kita untuk
semakin bersemangat dalam pelayanan kita.
PASAL 11
”Dipenuhi dengan Sukacita
dan Roh Kudus”
Teladan Paulus dalam menghadapi orang-orang yang
bermusuhan dan tidak menyambut
Berdasarkan Kisah 13:1-52
INILAH hari yang mendebarkan bagi sidang jemaat Antiokhia. Dari semua nabi dan guru di sana, Barnabas dan
Saul telah dipilih oleh roh kudus untuk menyampaikan
kabar baik ke tempat-tempat yang jauh.1 (Kis. 13:1, 2)
Memang, beberapa pria yang cakap pernah diutus sebelumnya. Namun, di masa lalu, para utusan injil pergi ke
daerah-daerah yang sudah menerima Kekristenan. (Kis.
8:14; 11:22) Kali ini, Barnabas dan Saul—beserta Yohanes Markus, yang akan menjadi pelayan—bakal diutus
ke negeri-negeri yang kebanyakan penduduknya belum
mendengar kabar baik.
2
Sekitar 14 tahun sebelumnya, Yesus pernah berkata
kepada para pengikutnya, ”Kamu akan menjadi saksiku
di Yerusalem maupun di seluruh Yudea dan Samaria
1 Lihat kotak ”Barnabas—’Putra Penghiburan’ ”, di halaman 162.
1, 2. Apa yang unik mengenai perjalanan yang akan dilakukan Barnabas dan
Saul, dan bagaimana pekerjaan mereka akan turut menggenapi Kisah 1:8?
”DIPENUHI DENGAN SUKACITA DAN ROH KUDUS”
161
BARNABAS—”PUTRA PENGHIBURAN”
Yusuf, penduduk asli Siprus keturunan Lewi, adalah seorang anggota terkemuka dalam sidang masa awal di
Yerusalem. Para rasul memberinya nama panggilan lain,
yang menggambarkan kepribadiannya—Barnabas, artinya
”Putra Penghiburan”. (Kis. 4:36) Apabila Barnabas melihat ada kebutuhan di antara rekan-rekan seimannya, ia
segera memenuhinya.
Pada Pentakosta 33 M, ada 3.000 murid baru yang dibaptis. Kemungkinan besar, banyak dari mereka datang
ke Yerusalem untuk menghadiri perayaan dan tidak
berencana untuk tinggal selama itu di sana. Sidang membutuhkan dana untuk mengurus kebutuhan orang banyak
tersebut. Karena itu, Barnabas menjual sebidang tanah
dan dengan murah hati membawa uangnya kepada para
rasul sebagai sumbangan.—Kis. 4:32-37.
Sebagai pengawas Kristen yang matang, Barnabas suka
membantu orang lain. Dialah yang membantu Saul dari
Tarsus yang baru bertobat sementara semua murid lain
takut kepada Saul karena reputasinya sebagai penganiaya. (Kis. 9:26, 27) Barnabas bersikap rendah hati ketika
dia dan Petrus diberi nasihat keras oleh Paulus tentang
bagaimana sepantasnya hubungan antara orang Kristen
Yahudi dan non-Yahudi. (Gal. 2:9, 11-14) Beberapa contoh ini menunjukkan bahwa Barnabas benar-benar hidup
sesuai dengan arti namanya—”Putra Penghiburan”.
162
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
dan sampai ke bagian yang paling jauh di bumi.” (Kis.
1:8) Pelantikan Barnabas dan Saul untuk melayani sebagai utusan injil akan mempercepat penggenapan nubuat
yang Yesus katakan!1
Disisihkan ”demi Pekerjaan” Itu (Kis. 13:1-12)
3
Dewasa ini, berkat penemuan seperti mobil dan pe-
sawat, perjalanan jauh dapat ditempuh dalam satu atau
dua jam saja. Tidak demikian halnya pada abad pertama M. Kala itu, perjalanan darat terutama ditempuh dengan berjalan kaki, sering kali melintasi medan yang berat. Satu hari perjalanan, yang mungkin hanya sejauh
30 kilometer, sungguh melelahkan!2 Maka, meskipun
Barnabas dan Saul pastinya sangat antusias untuk memulai tugas mereka, mereka tentu sadar bahwa akan
dibutuhkan perjuangan dan kerelaan berkorban.—Mat.
16:24.
4
Tetapi, mengapa Barnabas dan Saul yang ditunjuk
oleh roh kudus untuk disisihkan ”demi pekerjaan” itu?
1 Hingga saat itu, sudah ada sidang-sidang sampai sejauh Antiokhia Siria—sekitar 550 kilometer di sebelah utara Yerusalem.
2 Lihat kotak ”Kondisi Perjalanan”, di halaman 164.
3. Apa yang menyulitkan perjalanan jauh pada abad pertama?
4. (a) Apa yang memerintahkan pemilihan Barnabas dan Saul, dan bagaimana
rekan-rekan seiman menanggapi pelantikan tersebut? (b) Bagaimana kita bisa
mendukung orang-orang yang menerima tugas teokratis?
”DIPENUHI DENGAN SUKACITA DAN ROH KUDUS”
163
KONDISI PERJALANAN
Pada zaman dahulu, perjalanan lewat darat lebih lambat, lebih melelahkan, dan mungkin lebih mahal daripada
berlayar. Akan tetapi, satu-satunya cara untuk pergi ke banyak tempat adalah dengan berjalan kaki.
Seseorang bisa berjalan sejauh kira-kira 30 kilometer sehari. Ia tidak terlindung dari matahari, hujan, panas, dan
dingin, juga dari bahaya perampokan. Rasul Paulus mengatakan bahwa ia sering berada ”dalam perjalanan, sering berada dalam bahaya karena sungai-sungai, bahaya
karena para penyamun”.—2 Kor. 11:26.
Berbagai tempat di seluruh Imperium Romawi dihubungkan dengan jaringan jalan raya berlapis batu. Di sepanjang jalan-jalan itu dapat ditemukan penginapan
yang satu sama lainnya berjarak sehari berjalan kaki. Di
antaranya terdapat kedai-kedai minum yang menyediakan
bahan-bahan pokok. Para penulis dari zaman itu menggambarkan penginapan dan kedai minum sebagai tempat
yang jorok, penuh sesak, panas, dan banyak kutu. Tempat-tempat ini dikenal sering didatangi orang-orang yang
paling dibenci masyarakat. Pengurus penginapan kerap
merampok para musafir dan menyediakan pelacur sebagai
salah satu servis yang ditawarkan.
Tidak diragukan, orang Kristen sebisa mungkin menghindari tempat-tempat seperti itu. Tetapi, sewaktu bepergian di daerah-daerah di mana tidak ada kerabat atau
sahabat, mereka tidak punya banyak pilihan.
164
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
(Kis. 13:2) Alkitab tidak mengatakannya. Yang pasti, roh
kudus memerintahkan pemilihan pria-pria itu. Tidak ada
petunjuk bahwa para nabi dan guru di Antiokhia berkeberatan dengan keputusan tersebut. Sebaliknya, mereka
mendukung sepenuhnya pelantikan itu. Bayangkan perasaan Barnabas dan Saul sewaktu saudara-saudara rohani
mereka, tanpa rasa iri, ”berpuasa dan berdoa dan meletakkan tangan ke atas kedua orang itu dan membiarkan
keduanya pergi”. (Kis. 13:3) Kita juga semestinya mendukung orang-orang yang menerima tugas teokratis, termasuk pria-pria yang dilantik sebagai pengawas sidang.
Ketimbang iri terhadap orang-orang yang menerima hak
istimewa itu, kita hendaknya ”menghormati mereka melebihi yang biasa dengan kasih oleh karena pekerjaan mereka”.—1 Tes. 5:13.
5
Setelah berjalan ke Seleukia, pelabuhan dekat Antio-
khia, Barnabas dan Saul berlayar ke Pulau Siprus, sejauh
kira-kira 200 kilometer.1 Sebagai penduduk asli Siprus,
Barnabas pasti bersemangat untuk menyampaikan kabar
1 Pada abad pertama, sebuah kapal bisa berlayar sejauh kira-kira 150 kilometer sehari jika anginnya bagus. Dalam kondisi yang tidak mendukung, perjalanan
itu membutuhkan waktu yang lebih lama.
5. Gambarkan apa yang tersangkut dalam memberikan kesaksian di Pulau
Siprus.
”DIPENUHI DENGAN SUKACITA DAN ROH KUDUS”
165
baik kepada orang-orang di daerah asalnya. Setibanya di
Salamis, kota di pesisir timur pulau itu, kedua pria ini
tidak membuang waktu. Segera, ”mereka memberitakan
firman Allah di sinagoga-sinagoga orang Yahudi”.1 (Kis.
13:5) Barnabas dan Saul menjelajahi Siprus dari ujung
ke ujung, kemungkinan besar memberikan kesaksian di
kota-kota penting di sepanjang perjalanan. Bergantung
pada rute yang mereka tempuh, para utusan injil ini
mungkin berjalan sejauh kira-kira 220 kilometer!
6
Siprus abad pertama sarat dengan ibadat palsu. Hal
ini khususnya nyata sewaktu Barnabas dan Saul tiba
di Pafos, di pesisir barat pulau itu. Di sana, mereka
bertemu dengan ”tukang sihir dan nabi palsu, seorang
Yahudi bernama Bar-Yesus, dan ia menyertai Prokonsul Sergius Paulus, seorang pria yang cerdas”.2 Pada
abad pertama, banyak orang Romawi terpelajar—bahkan ”pria yang cerdas”, seperti Sergius Paulus—sering
meminta petunjuk tukang sihir atau ahli nujum ketika membuat keputusan penting. Meskipun demikian,
1 Lihat kotak ”Sinagoga Yahudi”, di halaman 167.
2 Siprus berada di bawah kekuasaan Senat Romawi. Pejabat tertinggi di pulau
itu adalah seorang gubernur provinsi yang bergelar prokonsul.
6, 7. (a) Siapakah Sergius Paulus, dan mengapa Bar-Yesus berupaya menghalanginya agar tidak mendengarkan kabar baik? (b) Bagaimana Saul menangkal
tentangan dari Bar-Yesus?
166
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
SINAG O GA YAHUDI
Secara harfiah, ”sinagoga” berarti ”pengumpulan”. Kata
itu memaksudkan himpunan atau kumpulan orang Yahudi dan belakangan mengartikan tempat atau bangunan di
mana perhimpunan itu diadakan.
Konon, sinagoga-sinagoga mulai didirikan pada masa
70 tahun pembuangan orang Yahudi di Babilon atau segera setelah itu. Sinagoga berfungsi sebagai tempat untuk
pengajaran, ibadat, pembacaan Tulisan-Tulisan Kudus, dan
pemberian nasihat rohani. Pada abad pertama M, setiap
kota di Palestina mempunyai sinagoga sendiri. Di kotakota besar bahkan ada lebih dari satu, dan Yerusalem
mempunyai banyak sinagoga.
Akan tetapi, setelah pembuangan di Babilon, tidak semua orang Yahudi kembali ke Palestina. Banyak yang
mengadakan perjalanan ke luar negeri untuk alasan bisnis.
Bahkan sejak abad kelima SM, komunitas Yahudi tersebar
di 127 distrik yurisdiksi di Imperium Persia. (Est. 1:1; 3:8)
Belakangan, masyarakat Yahudi juga berkembang di kotakota sekeliling Laut Tengah. Orang Yahudi yang terpencar
itu belakangan dikenal sebagai masyarakat Diaspora, dan
mereka juga mendirikan sinagoga di mana pun mereka
menetap.
Di sinagoga, Hukum dibacakan dan dijelaskan setiap Sabat. Pembacaan dilakukan dari panggung, yang dikelilingi
tempat duduk pada ketiga sisinya. Setiap pria Yahudi yang
saleh boleh berpartisipasi dalam membaca, berkhotbah,
dan menasihati.
”DIPENUHI DENGAN SUKACITA DAN ROH KUDUS”
167
Sergius Paulus tertarik pada berita Kerajaan dan ”sungguh-sungguh berupaya mendengar firman Allah”. Hal itu
tidak bisa diterima oleh Bar-Yesus, yang juga dikenal dengan gelar profesionalnya, yakni Elimas, yang berarti
”Tukang Sihir”.—Kis. 13:6-8.
7
Bar-Yesus tidak menyukai berita Kerajaan. Ya, satu-
satunya cara ia bisa melindungi kedudukannya yang berpengaruh sebagai penasihat Sergius Paulus adalah dengan ”memalingkan prokonsul itu dari iman”. (Kis. 13:8)
Tetapi, Saul tidak akan tinggal diam dan membiarkan tukang sihir istana itu mengalihkan perhatian Sergius Paulus. Maka, apa yang Saul lakukan? Catatan itu melaporkan, ”Saul, yang juga adalah Paulus, yang dipenuhi
dengan roh kudus, menatap dia [Bar-Yesus] dan mengatakan, ’Hai, orang yang penuh dengan segala macam kecurangan dan segala macam kejahatan, engkau putra
Iblis, engkau musuh segala yang adil-benar, tidakkah engkau akan berhenti membengkokkan jalan-jalan Yehuwa
yang benar? Oleh karena itu, lihat! tangan Yehuwa datang
atasmu, dan engkau akan menjadi buta, tidak akan melihat cahaya matahari untuk suatu jangka waktu.’ Seketika itu suatu kabut tebal dan kegelapan menimpanya, dan
168
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
ia berputar-putar mencari orang untuk menuntunnya.” 1
Apa hasil mukjizat itu? ”Setelah melihat apa yang terjadi, prokonsul itu pun menjadi orang percaya, sebab dia
terpukau oleh pengajaran Yehuwa.”—Kis. 13:9-12.
8
Paulus tidak terintimidasi oleh Bar-Yesus. Demiki-
an pula, kita hendaknya tidak ciut hati apabila para
penentang berupaya menggoyahkan iman orang-orang
yang berminat akan berita Kerajaan. Tentu saja, ucapan
kita hendaknya ”selalu menyenangkan, dibumbui dengan
garam”. (Kol. 4:6) Pada waktu yang sama, kita tidak
mau membahayakan kesejahteraan rohani seorang peminat hanya demi menghindari konflik. Kita pun hendaknya tidak takut untuk menyingkapkan agama palsu,
yang terus ”membengkokkan jalan-jalan Yehuwa yang
benar” seperti yang dilakukan Bar-Yesus. (Kis. 13:10)
Seperti Paulus, semoga kita berani memberitakan kebenaran dan berupaya menggugah orang-orang yang berhati jujur. Dan, sekalipun dukungan Allah mungkin
1 Sejak saat itu, Saul disebut sebagai Paulus. Ada yang berpendapat bahwa ia
menggunakan nama Romawi itu demi menghormati Sergius Paulus. Akan tetapi, fakta bahwa ia mempertahankan nama Paulus bahkan setelah meninggalkan
Siprus menunjukkan alasan lain—bahwa Paulus, sebagai ”rasul bagi bangsabangsa”, memutuskan untuk menggunakan nama Romawinya sejak waktu itu.
Mungkin juga ia menggunakan nama Paulus karena pengucapan nama Ibraninya,
yakni Saul, dalam bahasa Yunani kedengaran sangat mirip dengan sebuah kata
Yunani yang berkonotasi buruk.—Rm. 11:13.
8. Bagaimana dewasa ini kita bisa meniru keberanian Paulus?
”DIPENUHI DENGAN SUKACITA DAN ROH KUDUS”
169
tidak semencolok dukungan dalam kasus Paulus, kita
bisa yakin bahwa Yehuwa akan menggunakan roh kudus-Nya untuk menarik orang-orang yang layak ke dalam
kebenaran.—Yoh. 6:44.
”Kata Anjuran” (Kis. 13:13-43)
9
Rupanya, ada suatu perubahan sewaktu pria-pria itu
meninggalkan Pafos dan berlayar ke Perga, di pesisir
Asia Kecil, sejauh kira-kira 250 kilometer lewat laut. Di
Kisah 13:13, kelompok itu disebut sebagai ”orang-orang
itu, bersama-sama Paulus”. Tampaknya, Paulus kini memimpin kegiatan kelompok itu. Akan tetapi, tidak ada
petunjuk bahwa Barnabas merasa iri terhadap Paulus.
Sebaliknya, kedua pria itu terus bekerja sama melaksanakan kehendak Allah. Paulus dan Barnabas memberikan teladan yang bagus bagi para pengemban tanggung
jawab di sidang dewasa ini. Alih-alih bersaing mengejar
kedudukan yang terkemuka, orang Kristen mengingat
perkataan Yesus, ”Kamu semua adalah saudara.” Ia menambahkan, ”Barang siapa meninggikan dirinya akan direndahkan, dan barang siapa merendahkan dirinya akan
ditinggikan.”—Mat. 23:8, 12.
9. Bagaimana Paulus dan Barnabas memberikan teladan bagus bagi para
pengemban tanggung jawab di sidang dewasa ini?
170
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
10
Setibanya di Perga, Yohanes Markus meninggalkan
Paulus dan Barnabas lalu pulang ke Yerusalem. Tidak dijelaskan mengapa ia tiba-tiba pergi. Paulus dan Barnabas
melanjutkan perjalanan, dari Perga ke Antiokhia di Pisidia, sebuah kota di provinsi Galatia. Ini bukan perjalanan yang mudah, sebab Antiokhia Pisidia berada pada ketinggian 1.100 meter di atas permukaan laut. Jalur-jalur
di pegunungan yang berbahaya itu terkenal rawan perampok. Lebih parah lagi, kemungkinan besar pada saat
itu Paulus mengalami beberapa gangguan kesehatan.1
11
Di Antiokhia Pisidia, Paulus dan Barnabas masuk ke
sinagoga pada hari Sabat. Catatan itu menceritakan, ”Setelah pembacaan Hukum dan Kitab Para Nabi di depan
umum, para ketua sinagoga mengutus orang kepada mereka untuk mengatakan, ’Hai, saudara-saudara, jika ada
kata anjuran yang kamu miliki bagi umat ini, katakanlah.’ ” (Kis. 13:15) Paulus pun berdiri untuk berbicara.
12
Paulus memulai dengan menyapa hadirinnya, ”Hai,
orang Israel dan kamu yang takut akan Allah.” (Kis.
13:16) Hadirin Paulus terdiri dari orang-orang Yahudi
1 Surat Paulus kepada orang-orang Galatia ditulis beberapa tahun setelahnya.
Dalam surat itu, Paulus menulis, ”Aku pertama kali menyatakan kabar baik kepadamu karena suatu penyakit pada tubuhku.”—Gal. 4:13.
10. Gambarkan perjalanan dari Perga ke Antiokhia Pisidia.
11, 12. Sewaktu berbicara di sinagoga di Antiokhia Pisidia, bagaimana Paulus
menggugah minat hadirinnya?
”DIPENUHI DENGAN SUKACITA DAN ROH KUDUS”
171
dan proselit. Bagaimana Paulus menggugah minat para
pendengar itu, yang tidak mengakui peranan Yesus dalam maksud-tujuan Allah? Pertama-tama, Paulus meringkaskan sejarah bangsa Yahudi. Ia menjelaskan bagaimana
Yehuwa ”meninggikan umat itu selama mereka menjadi
penduduk asing di tanah Mesir” dan bagaimana setelah
pembebasan mereka, Allah ”bersabar menghadapi cara
mereka bertindak di padang belantara” selama 40 tahun.
Paulus juga menceritakan bagaimana orang Israel berhasil menduduki Tanah Perjanjian dan bagaimana Yehuwa
”membagikan tanah mereka berdasarkan pengundian”.
(Kis. 13:17-19) Ada yang berpendapat bahwa Paulus bisa
jadi mengacu ke ayat-ayat tertentu yang baru saja dibacakan dengan suara keras sebagai bagian dari perayaan
Sabat. Jika memang demikian, ini contoh lain lagi bahwa Paulus tahu caranya ”menjadi segala sesuatu bagi segala macam orang”.—1 Kor. 9:22.
13
Kita juga hendaknya berupaya menggugah minat
orang yang kita kabari. Misalnya, dengan mengetahui latar belakang agama seseorang, kita terbantu untuk memilih topik-topik yang khususnya akan menarik baginya.
Selain itu, kita bisa mengutip beberapa ayat Alkitab yang
mungkin dikenalnya. Meminta orang itu membaca dari
13. Bagaimana kita bisa menggugah hati pendengar kita?
172
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Alkitabnya sendiri bisa menjadi cara yang efektif. Carilah cara-cara untuk menggugah hati pendengar Saudara.
14
Paulus kemudian membahas bagaimana garis ketu-
runan raja-raja Israel mengarah kepada ”seorang juru selamat, yaitu Yesus”, yang didahului oleh Yohanes Pembaptis. Selanjutnya, Paulus menggambarkan bagaimana
Yesus dibunuh dan dibangkitkan dari antara orang mati.
(Kis. 13:20-37) ”Karena itu, ketahuilah,” kata Paulus,
”bahwa melalui Pribadi inilah pengampunan dosa sedang
diberitakan kepadamu . . . Dengan perantaraan Pribadi
ini setiap orang yang percaya dinyatakan tidak bersalah.”
Kemudian, sang rasul memberikan peringatan ini kepada
para pendengarnya, ”Perhatikanlah agar apa yang dikatakan dalam Kitab Para Nabi tidak menimpa kamu, ’Perhatikanlah, hai, para penghina, heranlah dan lenyaplah,
karena aku melakukan suatu pekerjaan pada zamanmu,
pekerjaan yang tidak akan kamu percayai bahkan jika diceritakan kepadamu secara terperinci.’ ” Tanggapan hadirin yang mendengar kata-kata Paulus sungguh luar biasa.
”Orang-orang memohon agar perkara-perkara ini disampaikan kepada mereka pada sabat berikutnya,” lapor Alkitab. Selain itu, setelah perhimpunan di sinagoga itu
14. (a) Bagaimana Paulus mulai menyampaikan kabar baik tentang Yesus, dan
peringatan apa yang ia berikan? (b) Bagaimana tanggapan orang banyak setelah mendengar kata-kata Paulus?
”DIPENUHI DENGAN SUKACITA DAN ROH KUDUS”
173
bubar, ”banyak dari antara orang-orang Yahudi dan proselit-proselit yang menyembah Allah mengikuti Paulus
dan Barnabas”.—Kis. 13:38-43.
”Kami B erpaling kepada Bangsa-Bangsa” (Kis. 13:44-52)
15
Pada Sabat berikutnya, ”hampir seluruh kota itu”
berkumpul untuk mendengarkan Paulus. Beberapa orang
Yahudi tidak senang akan hal itu, dan ”dengan menghujah, mereka menentang hal-hal yang sedang dibicarakan
Paulus”. Dengan berani, ia dan Barnabas memberi tahu
mereka, ”Firman Allah memang perlu disampaikan pertama-tama kepadamu. Karena kamu menolaknya dan tidak menilai dirimu layak mendapatkan kehidupan abadi,
lihat! kami berpaling kepada bangsa-bangsa. Sebenarnya,
Yehuwa telah menetapkan perintah atas kami dengan
kata-kata ini, ’Aku telah menetapkan engkau sebagai terang bagi bangsa-bangsa, agar engkau menjadi keselamatan sampai ke ujung bumi.’ ”—Kis. 13:44-47; Yes. 49:6.
16
Orang-orang non-Yahudi yang mendengarkan bersu-
kacita, dan ”semua orang yang memiliki kecenderungan
yang benar untuk kehidupan abadi menjadi orang percaya”. (Kis. 13:48) Firman Yehuwa segera menyebar ke
15. Apa yang terjadi pada Sabat berikutnya?
16. Bagaimana reaksi orang-orang Yahudi terhadap kata-kata tegas para utusan injil, dan bagaimana Paulus dan Barnabas menanggapi tentangan itu?
174
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
seluruh daerah itu. Reaksi orang-orang Yahudi sangat
berbeda. Para utusan injil itu memberi tahu mereka bahwa meskipun firman Allah disampaikan pertama-tama
kepada mereka, mereka telah menolak sang Mesias dan
karena itu akan menerima hukuman dari Allah. Orangorang Yahudi menghasut wanita-wanita yang mempunyai
nama baik serta pria-pria terkemuka di kota itu, ”dan mereka menimbulkan penganiayaan terhadap Paulus dan
Barnabas dan mencampakkan mereka ke luar perbatasan”. Bagaimana tanggapan Paulus dan Barnabas? Mereka ”mengebaskan debu kaki terhadap orang-orang itu
lalu pergi ke Ikonium”. Apakah itu akhir dari Kekristenan di Antiokhia Pisidia? Sama sekali tidak! Para murid
yang ditinggalkan ”terus dipenuhi dengan sukacita dan
roh kudus”.—Kis. 13:50-52.
17
Cara orang-orang setia ini menanggapi tentangan
memberi kita pelajaran berharga. Kita tidak berhenti
mengabar, bahkan sewaktu orang-orang terkemuka di dunia ini berupaya menghalangi pemberitaan kita. Perhatikan juga bahwa sewaktu orang-orang Antiokhia menolak berita mereka, Paulus dan Barnabas ”mengebaskan
debu kaki”. Ini bukan berarti mereka marah, melainkan
17-19. Dengan cara apa saja kita bisa meniru teladan Paulus dan Barnabas, dan
bagaimana hal itu menambah sukacita kita?
”DIPENUHI DENGAN SUKACITA DAN ROH KUDUS”
175
menunjukkan bahwa mereka sudah tidak bertanggung jawab lagi atas apa yang akan terjadi. Para utusan injil ini
sadar bahwa mereka tidak bisa mengendalikan reaksi
orang lain. Yang bisa mereka kendalikan adalah apakah
mereka akan terus mengabar. Dan memang, mereka terus
mengabar sewaktu melanjutkan perjalanan ke Ikonium!
18
Bagaimana dengan para murid yang ditinggalkan di
Antiokhia? Mereka memang berada di daerah yang bersikap bermusuhan. Tetapi, sukacita mereka tidak bergantung pada sambutan yang positif. Yesus mengatakan,
”Berbahagialah mereka yang mendengar firman Allah
dan memeliharanya!” (Luk. 11:28) Dan, memang itulah
tekad para murid di Antiokhia Pisidia.
19
Seperti Paulus dan Barnabas, semoga kita selalu
ingat bahwa tanggung jawab kita adalah memberitakan
kabar baik. Keputusan untuk menerima atau menolak
berita itu sepenuhnya ada di tangan pendengar kita. Jika
orang-orang yang kita kabari tampaknya tidak menyambut, kita bisa menarik pelajaran dari murid-murid abad
pertama. Dengan menghargai kebenaran dan membiarkan diri kita dibimbing oleh roh kudus, kita juga bisa
bersukacita, sekalipun menghadapi tentangan.—Gal. 5:
18, 22.
176
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
PASAL 12
”Berbicara dengan
Penuh Keberanian dengan
Wewenang dari Yehuwa”
Paulus dan Barnabas mempertunjukkan kerendahan hati,
ketekunan, serta keberanian
Berdasarkan Kisah 14:1-28
LISTRA gempar. Seorang pria yang timpang sejak lahir
bisa melompat-lompat senang setelah disembuhkan oleh
dua orang yang tidak dikenal. Orang-orang terperangah
keheranan, dan seorang imam membawa mahkota dedaunan untuk dua pria yang disangka sebagai dewa oleh
kumpulan orang itu. Lembu-lembu mendengus dan melenguh ketika imam dari Zeus itu bersiap untuk menyembelihnya. Teriakan protes keluar dari mulut Paulus dan
Barnabas. Sambil mengoyak pakaian, mereka melompat
ke tengah-tengah kumpulan orang itu, dan dengan susah
payah barulah mereka dapat menahan kumpulan orang
itu agar tidak menyembah mereka.
2
Kemudian, tibalah orang-orang Yahudi yang menen-
tang dari Antiokhia Pisidia dan Ikonium. Dengan fitnah
1, 2. Serangkaian peristiwa apa yang terjadi sewaktu Paulus dan Barnabas berada di Listra?
”BERBICARA DENGAN PENUH KEBERANIAN”
177
yang penuh kebencian, mereka meracuni pikiran orangorang Listra. Kumpulan orang yang tadinya ingin memuja Paulus kini mengepung dia serta melemparinya dengan
batu sampai pingsan. Setelah melampiaskan kemarahan,
mereka menyeret Paulus yang babak belur itu ke luar
gerbang kota, karena dikira sudah mati.
3
Bagaimana sampai insiden dramatis ini terjadi? Apa
yang bisa dipelajari oleh para pemberita kabar baik dewasa ini dari peristiwa-peristiwa seputar Barnabas, Paulus,
dan penduduk Listra yang plinplan itu? Dan, bagaimana para penatua Kristen bisa meniru teladan Barnabas
dan Paulus yang dengan setia bertekun dalam pelayanan mereka, ”berbicara dengan penuh keberanian dengan
wewenang dari Yehuwa”?—Kis. 14:3.
”S ejumlah B esar Orang . . . Menjadi Orang Percaya”
(Kis. 14:1-7)
4
Beberapa hari sebelumnya, Paulus dan Barnabas ter-
paksa pergi dari kota Romawi Antiokhia Pisidia setelah
orang-orang Yahudi menentang dan menimbulkan kesulitan bagi mereka. Alih-alih menjadi kecil hati, kedua
pria itu ”mengebaskan debu kaki” terhadap penduduk
3. Pertanyaan apa saja yang akan kita bahas di pasal ini?
4, 5. Mengapa Paulus dan Barnabas pergi ke Ikonium, dan apa yang terjadi di
sana?
178
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
kota yang tidak menyambut tersebut. (Kis. 13:50-52; Mat.
10:14) Paulus dan Barnabas pergi dengan damai dan membiarkan para penentang menerima konsekuensinya dari
Allah. (Kis. 18:5, 6; 20:26) Kedua utusan injil itu tetap
bersukacita dan meneruskan perjalanan pengabaran mereka. Setelah berjalan kira-kira 150 kilometer ke arah
tenggara, mereka tiba di dataran tinggi yang subur di
antara Pegunungan Taurus dan Pegunungan Sultan.
5
Mula-mula, Paulus dan Barnabas singgah di Ikonium,
kota yang kental kebudayaan Yunaninya dan salah satu
yang terpenting di provinsi Galatia.1 Di kota ini terdapat
masyarakat Yahudi yang berpengaruh dan banyak proselit non-Yahudi. Sesuai dengan kebiasaan mereka, Paulus
dan Barnabas masuk ke sinagoga dan mulai mengabar.
(Kis. 13:5, 14) Mereka ”berbicara sedemikian rupa sehingga sejumlah besar orang Yahudi maupun orang Yunani
menjadi orang percaya”.—Kis. 14:1.
6
Mengapa cara Paulus dan Barnabas berbicara begitu
efektif? Paulus memiliki segudang hikmat Alkitab. Ia dengan terampil merujuk sejarah, nubuat, dan Hukum Musa
untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias yang
1 Lihat kotak ”Ikonium—Kota Orang Frigia”, di halaman 180.
6. Apa yang menjadikan Paulus dan Barnabas guru-guru yang efektif, dan bagaimana kita bisa meniru mereka?
”BERBICARA DENGAN PENUH KEBERANIAN”
179
IKONIUM—KOTA ORANG FRIGIA
Ikonium berlokasi di dataran tinggi yang subur dan
banyak airnya. Kota itu terletak di persimpangan
rute perdagangan penting yang menghubungkan Siria
dengan Roma, Yunani, dan provinsi Asia.
Penduduk Ikonium menyembah Sibele, dewi kesuburan dari Frigia, yang ibadatnya mengandung
unsur-unsur yang diserap dari ibadat Yunani selama
masa Helenistik. Kota itu berada di bawah pengaruh Romawi pada tahun 65 SM, dan pada abad
pertama M, kota itu menjadi pusat perdagangan dan
pertanian yang besar dan makmur. Meskipun Ikonium dihuni oleh masyarakat Yahudi yang berpengaruh,
kota itu tampaknya masih kental kebudayaan Helenistiknya. Catatan Kisah bahkan menyebutkan adanya
penduduk Yahudi dan ”Yunani”.—Kis. 14:1.
Ikonium terletak di perbatasan antara wilayah Likaonia dan Frigia di Galatia. Beberapa penulis zaman
dahulu, termasuk Sisero dan Strabo, menyebut Ikonium sebagai kota di Likaonia, dan dari segi geografis,
kota itu memang merupakan bagian dari wilayah itu.
Tetapi, catatan Kisah membedakan Ikonium dari
Likaonia, wilayah yang menggunakan ”bahasa Likaonia”. (Kis. 14:1-6, 11) Karena itu, para kritikus
berpendapat bahwa buku Kisah tidak akurat. Namun,
pada tahun 1910, arkeolog menemukan inskripsi di
kota itu yang menunjukkan bahwa bahasa Frigia-lah
180
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
yang digunakan di Ikonium selama dua abad setelah
kunjungan Paulus dan Barnabas. Oleh karena itu, tepatlah bahwa penulis Kisah membedakan Ikonium
dari kota-kota di Likaonia.
dijanjikan. (Kis. 13:15-31; 26:22, 23) Barnabas memancarkan kepedulian terhadap orang-orang. (Kis. 4:36, 37; 9:27;
11:23, 24) Mereka tidak mengandalkan pengertiannya sendiri tetapi berbicara ”dengan wewenang dari Yehuwa”.
Bagaimana Saudara bisa meniru para utusan injil itu
dalam kegiatan pengabaran Saudara? Lakukan hal berikut: Kenali Firman Allah sebaik mungkin. Cari ayat-ayat
yang kemungkinan besar akan menarik minat pendengar
Saudara. Temukan cara-cara praktis untuk menghibur
orang-orang yang Saudara kabari. Dan, selalu dasarkan
ajaran Saudara pada wewenang Firman Yehuwa, bukan
hikmat Saudara sendiri.
7
Akan tetapi, tidak semua orang di Ikonium senang
mendengar perkataan Paulus dan Barnabas. ”Orang-orang
Yahudi, yang tidak percaya,” lanjut Lukas, ”menghasut dan secara salah mempengaruhi jiwa orang-orang
dari bangsa-bangsa untuk menentang saudara-saudara.”
7. (a) Kabar baik menghasilkan reaksi apa? (b) Jika keluarga Saudara terbagi
karena Saudara menaati kabar baik, apa yang perlu Saudara ingat?
”BERBICARA DENGAN PENUH KEBERANIAN”
181
Paulus dan Barnabas melihat perlunya untuk tinggal dan
membela kabar baik, dan mereka ”menggunakan waktu
yang cukup lama untuk berbicara dengan penuh keberanian”. Hasilnya, ”orang banyak di kota itu terbagi, beberapa memihak orang Yahudi tetapi yang lain memihak
para rasul”. (Kis. 14:2-4) Dewasa ini, kabar baik menghasilkan reaksi serupa. Bagi beberapa orang, kabar baik adalah daya pemersatu; bagi yang lain, sumber perpecahan.
(Mat. 10:34-36) Jika keluarga Saudara terbagi karena Saudara menaati kabar baik, ingatlah bahwa tentangan sering
kali merupakan reaksi dari desas-desus yang tak berdasar
atau fitnah yang terang-terangan. Tingkah laku Saudara
yang baik bisa menjadi penawar racun itu dan pada
akhirnya mungkin bisa melunakkan hati para penentang.
—1 Ptr. 2:12; 3:1, 2.
8
Selang beberapa waktu, para penentang di Ikonium
mengatur rencana untuk merajam Paulus dan Barnabas.
Setelah diberi tahu tentang hal itu, kedua utusan injil tersebut memutuskan untuk pindah dan memberikan kesaksian ke daerah lain. (Kis. 14:5-7) Para pemberita Kerajaan
menggunakan kebijaksanaan serupa. Sewaktu menghadapi serangan verbal, kita berbicara dengan berani.
8. Mengapa Paulus dan Barnabas meninggalkan Ikonium, dan apa yang kita
pelajari dari teladan mereka?
182
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
(Flp. 1:7; 1 Ptr. 3:13-15) Tetapi, apabila ada ancaman kekerasan, kita menghindari perbuatan nekat yang malah
bisa membahayakan kehidupan kita atau kehidupan rekan
seiman kita.—Ams. 22:3.
9
’B erbaliklah . . . kepada Allah yang Hidup’
(Kis. 14:8-19)
Paulus dan Barnabas pergi ke Listra, sebuah koloni
Romawi sekitar 30 kilometer di sebelah barat daya Ikonium. Listra berhubungan erat dengan Antiokhia Pisidia tetapi, berbeda dengan kota itu, tidak ada banyak orang
Yahudi di Listra. Meskipun penduduknya kemungkinan
besar bisa berbahasa Yunani, bahasa ibu mereka adalah
bahasa Likaonia. Barangkali karena tidak ada sinagoga di
kota itu, Paulus dan Barnabas mulai mengabar di tempat
umum. Sewaktu di Yerusalem, Petrus pernah menyembuhkan orang yang cacat sejak lahir. Di Listra, Paulus menyembuhkan seorang pria yang timpang sejak lahir. (Kis. 14:8-10) Karena mukjizat yang Petrus lakukan,
sekumpulan besar orang menjadi percaya. (Kis. 3:1-10)
Mukjizat yang Paulus lakukan menghasilkan reaksi yang
sama sekali berbeda.
10
Sebagaimana diceritakan di awal pasal ini, sewaktu
pria timpang itu bisa melompat dan berjalan, orang-orang
9, 10. Di mana lokasi Listra, dan apa yang kita ketahui tentang penduduknya?
”BERBICARA DENGAN PENUH KEBERANIAN”
183
kafir di Listra langsung menarik kesimpulan yang salah.
Mereka menyebut Barnabas sebagai Zeus, sang dewa utama, dan Paulus sebagai Hermes, putra Zeus dan juru bicara para dewa. (Lihat kotak ”Listra serta Pemujaan Zeus
dan Hermes”, di halaman 186.) Akan tetapi, Barnabas dan
Paulus bertekad memberikan pengertian kepada kumpulan orang itu bahwa mereka berbicara dan bertindak bukan dengan wewenang dewa-dewi kafir melainkan dengan
wewenang Yehuwa, satu-satunya Allah yang benar.—Kis.
14:11-14.
11
Di tengah-tengah kehebohan ini, Paulus dan Barnabas
masih berupaya untuk sebaik mungkin menyentuh hati
pendengar mereka. Dengan kejadian ini, Lukas mencatat
cara yang efektif untuk memberitakan kabar baik kepada
orang kafir. Perhatikan bagaimana Paulus dan Barnabas
menggugah hati pendengarnya, ”Hai, orang-orang, mengapa kamu melakukan hal-hal ini? Kami juga adalah manusia yang memiliki kelemahan-kelemahan yang sama seperti kamu, dan kami menyatakan kabar baik kepadamu,
agar kamu berbalik dari perkara-perkara yang sia-sia ini
kepada Allah yang hidup, yang menjadikan langit dan
11-13. (a) Apa yang Paulus dan Barnabas katakan kepada penduduk Listra?
(b) Apa hal pertama yang bisa kita pelajari dari pernyataan Paulus dan Barnabas?
184
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
bumi dan laut dan segala yang ada di dalamnya. Pada generasi-generasi yang lampau, ia mengizinkan semua bangsa berjalan pada jalannya masing-masing, meskipun, sesungguhnya, ia tidak membiarkan dirinya tanpa kesaksian
dalam hal ia melakukan kebaikan, dengan memberi kamu
hujan dari langit dan musim-musim dengan hasil yang
limpah, dan memuaskan hatimu dengan makanan serta
kegembiraan yang limpah.”—Kis. 14:15-17.
12
Apa yang bisa kita pelajari dari kata-kata yang meng-
gugah pikiran ini? Pertama, Paulus dan Barnabas tidak
menganggap diri lebih unggul daripada hadirin mereka.
Mereka tidak sok hebat. Sebaliknya, mereka dengan rendah hati mengaku memiliki kelemahan yang sama seperti
pendengar mereka yang kafir. Memang, Paulus dan Barnabas telah menerima roh kudus dan dibebaskan dari
ajaran palsu. Mereka juga telah dianugerahi harapan untuk memerintah bersama Kristus. Namun, mereka sadar
bahwa penduduk Listra bisa menerima karunia-karunia
yang sama jika mereka menaati Kristus.
13
Bagaimana sikap kita terhadap orang-orang yang kita
kabari? Apakah kita memandang mereka setara dengan
kita? Sewaktu kita membantu orang lain belajar kebenaran dari Firman Allah, apakah kita, seperti Paulus dan
”BERBICARA DENGAN PENUH KEBERANIAN”
185
LISTRA SERTA
PEMUJAAN ZEUS DAN HERMES
Listra terletak di lembah terpencil yang jauh dari jalan-jalan raya utama. Kaisar Agustus menetapkan kota
itu sebagai koloni Romawi, dan menamainya Yulia Feliks Gemina Lustra. Garnisun di sana ditugaskan
untuk mempertahankan provinsi Galatia dari serangan
suku-suku di pegunungan setempat. Maka, kota itu diperintah menurut pengorganisasian sipil khas Romawi,
dan para pejabatnya menyandang gelar-gelar berbahasa
Latin. Meskipun demikian, Listra tetap mempertahankan ciri khasnya. Kota itu lebih bernuansa Likaonia
ketimbang Romawi, dan memang, orang-orang Listra
yang disebutkan dalam catatan Kisah berbicara dalam
bahasa Likaonia.
Di antara temuan arkeologis di daerah Listra kuno
terdapat inskripsi tentang ”imam-imam Zeus” dan patung dewa Hermes. Sebuah mezbah yang dibaktikan
untuk Zeus dan Hermes juga ditemukan di daerah itu.
Sebuah legenda yang dicatat oleh penyair Romawi
Ovid (43 SM hingga 17 M) membantu kita lebih
mengerti catatan Kisah. Menurut Ovid, Yupiter dan
Merkurius, versi Romawi dari dewa-dewa Yunani Zeus
dan Hermes, berkunjung ke daerah perbukitan Frigia
sambil menyamar sebagai manusia biasa. Mereka berupaya bertamu ke seribu rumah, tetapi semua menolak
mereka. Hanya sepasang suami istri lansia, namanya Filemon dan Bausis, yang menyambut keduanya ke
186
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
pondok mereka yang sederhana. Alhasil, Zeus dan Hermes mengubah pondok itu menjadi kuil dari marmer
dan emas, mengangkat suami istri lansia itu menjadi
imam, dan menghancurkan rumah-rumah yang menolak mereka. ”Jika penduduk Listra mengingat legenda
tersebut sewaktu melihat Paulus dan Barnabas menyembuhkan pria timpang itu,” kata The Book of Acts in
Its Graeco-Roman Setting, ”tidaklah mengherankan bahwa mereka ingin menyambut kedua pria itu dengan
memberikan persembahan.”
Barnabas, tidak mencari-cari sanjungan? Charles Taze
Russell, seorang guru hebat yang memelopori pekerjaan
pengabaran pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20,
memberikan teladan dalam hal ini. Ia menulis, ”Kami tidak menginginkan sanjungan, atau penghormatan, bagi
diri kami atau tulisan-tulisan kami; kami pun tidak ingin
disebut Bapak Pendeta atau Rabi.” Sikap Saudara Russell
yang rendah hati mencerminkan sikap Paulus dan Barnabas. Demikian pula, tujuan kita mengabar bukan untuk
mendatangkan kemuliaan bagi diri kita tetapi untuk membantu orang-orang berpaling kepada ”Allah yang hidup”.
14
Perhatikan hal kedua yang bisa kita pelajari dari per-
nyataan itu. Paulus dan Barnabas mudah menyesuaikan
14-16. Apa hal kedua dan ketiga yang bisa kita pelajari dari kata-kata Paulus
dan Barnabas kepada penduduk Listra?
”BERBICARA DENGAN PENUH KEBERANIAN”
187
diri. Tidak seperti orang Yahudi dan proselit di Ikonium,
penduduk Listra kurang atau tidak memiliki pengetahuan tentang Tulisan-Tulisan Kudus atau tentang hubungan
antara Allah dan bangsa Israel. Namun, para pendengar
Paulus dan Barnabas termasuk masyarakat agraris. Listra menikmati iklim yang sedang dan tanah yang subur.
Orang-orang itu dapat melihat banyak bukti tentang sifatsifat Pencipta, yang nyata antara lain dari musim-musim
dengan hasil yang limpah. Dan, para utusan injil itu
menggunakan titik temu ini dalam upaya mereka untuk
bertukar pikiran.—Rm. 1:19, 20.
15
Bisakah kita juga berupaya menyesuaikan diri? Mes-
kipun seorang petani mungkin menanam benih yang sama
di beberapa bidang ladangnya, metodenya untuk menyiapkan tanah harus berbeda-beda. Ada tanah yang mungkin
sudah gembur dan siap ditanami. Yang lain mungkin
membutuhkan lebih banyak persiapan. Demikian pula,
benih yang kita tanam selalu sama—berita Kerajaan dari
Firman Allah. Akan tetapi, jika kita meniru Paulus dan
Barnabas, kita akan berupaya memahami situasi dan latar
belakang agama orang-orang yang kita kabari. Kemudian,
berbekal pengetahuan itu, kita akan menyesuaikan cara
kita menyampaikan berita Kerajaan.—Luk. 8:11, 15.
188
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
16
Ada hal ketiga yang bisa kita pelajari dari kisah sepu-
tar Paulus, Barnabas, dan penduduk Listra. Meskipun
kita sudah berupaya sebaik mungkin, benih yang kita tanam adakalanya direnggut atau jatuh ke tanah yang berbatu-batu. (Mat. 13:18-21) Jika itu terjadi, jangan berputus asa. Paulus belakangan mengingatkan murid-murid di
Roma bahwa ”kita masing-masing [termasuk setiap orang
yang membahas Firman Allah bersama kita] akan memberikan pertanggungjawaban kepada Allah”.—Rm. 14:12.
”Mereka Menyerahkan para Tua-Tua Itu kepada Yehuwa”
(Kis. 14:20-28)
17
Setelah Paulus diseret ke luar Listra dan dikira mati,
para murid mengelilingi dia lalu dia bangkit berdiri dan
bermalam di kota itu. Keesokan harinya, Paulus dan Barnabas memulai perjalanan sejauh 100 kilometer menuju
Derbe. Bisa kita bayangkan betapa tidak nyamannya Paulus selama perjalanan yang sulit itu, karena beberapa jam
sebelumnya ia baru saja dirajam. Namun, ia dan Barnabas bertahan, dan setibanya di Derbe, mereka membuat
”cukup banyak murid”. Lalu, bukannya menempuh rute
yang lebih pendek untuk pulang ke pangkalan mereka di
Antiokhia Siria, ”mereka kembali ke Listra, Ikonium, dan
17. Setelah meninggalkan Derbe, Paulus dan Barnabas pergi ke mana, dan
mengapa?
”BERBICARA DENGAN PENUH KEBERANIAN”
189
Antiokhia [Pisidia]”. Untuk apa? Untuk menguatkan ”jiwa
murid-murid, menganjurkan mereka untuk tetap dalam
iman”. (Kis. 14:20-22) Sungguh luar biasa teladan kedua
pria ini! Mereka mendahulukan kepentingan sidang di
atas kenyamanan mereka sendiri. Para pengawas keliling
dan utusan injil zaman modern telah meniru teladan
mereka.
18
Selain menguatkan para murid dengan kata-kata dan
teladan mereka, Paulus dan Barnabas melantik ”para
tua-tua di setiap sidang jemaat”. Meskipun Paulus dan
Barnabas melakukan perjalanan utusan injil ini karena ”disuruh oleh roh kudus”, mereka tetap berdoa
dan berpuasa sewaktu ”mereka menyerahkan para tuatua itu kepada Yehuwa”. (Kis. 13:1-4; 14:23) Pola yang
sama diikuti dewasa ini. Sebelum usulan pelantikan diajukan, badan penatua setempat berdoa dan meninjau
apakah seorang saudara memenuhi syarat-syarat Alkitab.
(1 Tim. 3:1-10, 12, 13; Tit. 1:5-9) Lamanya ia menjadi seorang Kristen bukanlah faktor penentu utama. Sebaliknya, tutur kata, tingkah laku, dan reputasi saudara itulah
yang membuktikan sejauh mana roh kudus bekerja dalam kehidupannya. Yang menentukan apakah ia dapat
18. Apa yang tersangkut dalam pelantikan para tua-tua?
190
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
melayani sebagai gembala kawanan adalah apabila ia memenuhi persyaratan pengawas sebagaimana diuraikan dalam Alkitab.—Gal. 5:22, 23.
19
Para penatua terlantik tahu bahwa mereka harus
mempertanggungjawabkan cara mereka memperlakukan
sidang jemaat kepada Allah. (Ibr. 13:17; 1 Ptr. 5:1-3) Seperti Paulus dan Barnabas, para penatua berada di garis
depan dalam pekerjaan pengabaran. Mereka menguatkan sesama murid melalui kata-kata mereka. Dan, mereka bersedia mendahulukan kepentingan sidang di atas
kenyamanan mereka sendiri.—Flp. 2:3, 4.
20
Sewaktu Paulus dan Barnabas akhirnya kembali ke
pangkalan utusan injil mereka di Antiokhia Siria, mereka
melaporkan ”banyak perkara yang telah Allah lakukan dengan perantaraan mereka, dan bahwa ia telah membukakan pintu bagi bangsa-bangsa kepada iman”. (Kis. 14:27)
Dengan membaca tentang kesetiaan saudara-saudari Kristen kita dan melihat bagaimana Yehuwa memberkati upaya mereka, kita akan termotivasi untuk terus ”berbicara dengan penuh keberanian dengan wewenang dari
Yehuwa”.
19. Apa yang harus dipertanggungjawabkan oleh para penatua, dan bagaimana
mereka meniru Paulus dan Barnabas?
20. Apa manfaatnya jika kita membaca laporan tentang kesetiaan saudara-saudari kita?
”BERBICARA DENGAN PENUH KEBERANIAN”
191
BAG IAN 5 ˙ KISAH 15: 1- 35
”RASUL-RASUL DAN
PARA TUA-TUA
BERKUMPUL”
KISAH 15:6
Suatu masalah yang peka muncul dan mengancam
perdamaian serta persatuan sidang-sidang. Kepada
siapa sidang-sidang meminta petunjuk dan bimbingan untuk mengatasi perbantahan tersebut? Di
bagian ini, kita akan mendapat pemahaman tentang
bagaimana sidang abad pertama diorganisasi, yang
menjadi pola bagi umat Allah dewasa ini.
PASAL 13
”Terjadi Pertikaian . . . yang Tidak Kecil”
Masalah sunat diajukan kepada badan pimpinan
Berdasarkan Kisah 15:1-12
PAULUS dan Barnabas bersukacita; mereka baru saja
kembali ke kota Antiokhia di Siria dari perjalanan utusan injil mereka yang pertama. Mereka senang sekali karena Yehuwa telah ”membukakan pintu bagi bangsa-bangsa
kepada iman”. (Kis. 14:26, 27) Ya, kabar baik bahkan sudah memenuhi Antiokhia dan ”banyak” orang non-Yahudi ditambahkan ke dalam sidang di sana.—Kis. 11:20-26.
2
Berita menggembirakan tentang pertambahan ini sege-
ra sampai ke Yudea. Namun, tidak semua bersukacita.
Perkembangan ini malah membuat perbantahan yang berkepanjangan tentang sunat semakin mengemuka. Bagaimana seharusnya hubungan antara orang Kristen Yahudi
dan non-Yahudi, dan bagaimana seharusnya orang Kristen
non-Yahudi memandang Hukum Musa? Masalah itu menyebabkan pertikaian yang begitu serius sehingga sidang
1-3. (a) Perkembangan apa yang mengancam persatuan sidang Kristen masa
awal? (b) Manfaat apa yang kita peroleh dengan mempelajari catatan buku Kisah tentang masalah ini?
”TERJADI PERTIKAIAN . . . YANG TIDAK KECIL”
193
Kristen terancam pecah. Bagaimana masalah ini akan
diatasi?
3
Sambil membahas catatan buku Kisah tentang masa-
lah ini, kita akan memperoleh banyak pelajaran berharga.
Dan, kita pun akan dibantu untuk bertindak bijaksana seandainya timbul masalah yang berpotensi memecah belah
pada zaman kita.
4
”Jika Kamu Tidak Disunat” (Kis. 15:1)
Lukas sang murid menulis, ”Beberapa orang turun [ke
Antiokhia] dari Yudea dan mulai mengajar saudara-saudara, ’Jika kamu tidak disunat menurut kebiasaan Musa,
kamu tidak dapat diselamatkan.’ ” (Kis. 15:1) Tidak disebutkan apakah ”beberapa orang” itu tadinya orang Farisi sebelum menganut Kekristenan. Paling tidak, mereka
tampaknya terpengaruh pola pikir sekte Yahudi tersebut,
yang fanatik dalam soal hukum. Selain itu, bisa jadi mereka mengaku-aku berbicara mewakili rasul-rasul dan para
tua-tua di Yerusalem. (Kis. 15:23, 24) Namun, mengapa
orang Kristen Yahudi masih mempertahankan sunat sekitar 13 tahun setelah rasul Petrus, sebagaimana diperintahkan Allah, menyambut orang-orang non-Yahudi masuk ke
dalam sidang Kristen?1—Kis. 10:24-29, 44-48.
1 Lihat kotak ”Ajaran Kaum Yudais”, di halaman 196.
4. Pandangan salah apa yang dinyatakan beberapa orang Kristen, dan pertanyaan apa yang timbul?
194
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
5
Alasannya mungkin saja banyak. Salah satunya, sunat
bagi kaum lelaki ditetapkan oleh Yehuwa sendiri, dan itu
merupakan tanda hubungan yang istimewa dengan-Nya.
Sunat, yang sudah ada sebelum perjanjian Hukum dan belakangan dimasukkan sebagai bagian darinya, dimulai
oleh Abraham dan rumah tangganya.1 (Im. 12:2, 3) Di bawah Hukum Musa, orang asing pun harus disunat sebelum bisa menikmati hak-hak istimewa tertentu, misalnya
menyantap makanan Paskah. (Kel. 12:43, 44, 48, 49) Ya,
dalam benak orang Yahudi, laki-laki yang tidak disunat itu
najis dan menjijikkan.—Yes. 52:1.
6
Maka, orang Kristen Yahudi membutuhkan iman ser-
ta kerendahan hati untuk menyesuaikan diri dengan kebenaran yang baru tersingkap. Perjanjian Hukum telah diganti dengan perjanjian baru, jadi orang yang
terlahir sebagai orang Yahudi tidak lagi secara otomatis menjadi anggota umat Allah. Dan, orang Kristen
Yahudi yang tinggal dalam masyarakat Yahudi—seperti
1 Perjanjian sunat bukan bagian dari perjanjian Abraham, yang masih berlaku
hingga hari ini. Perjanjian Abraham mulai berlaku pada tahun 1943 SM sewaktu Abraham (kala itu Abram) menyeberangi Sungai Efrat dalam perjalanan ke
Kanaan. Saat itu, ia berusia 75 tahun. Perjanjian sunat diadakan belakangan,
pada tahun 1919 SM, sewaktu Abraham berusia 99 tahun.—Kej. 12:1-8; 17:1, 9-14;
Gal. 3:17.
5, 6. (a) Mengapa beberapa orang Kristen Yahudi ingin berpaut pada sunat?
(b) Apakah perjanjian sunat merupakan bagian dari perjanjian Abraham? Jelaskan. (Lihat catatan kaki.)
”TERJADI PERTIKAIAN . . . YANG TIDAK KECIL”
195
AJARAN KAUM YUDAIS
Bahkan setelah badan pimpinan abad pertama membereskan masalah sunat, beberapa orang yang mengaku
Kristen masih berkukuh mempersoalkannya. Rasul Paulus menyebut mereka ”saudara-saudara palsu” yang
ingin ”memutarbalikkan kabar baik mengenai Kristus”.
—Gal. 1:7; 2:4; Tit. 1:10.
Kaum Yudais itu tampaknya bertujuan menenangkan
hati orang-orang Yahudi, agar mereka tidak menentang Kekristenan dengan begitu sengit. (Gal. 6:12, 13)
Menurut kaum Yudais, keadilbenaran diperoleh melalui
perbuatan sesuai dengan Hukum Musa antara lain dalam hal makanan, sunat, dan perayaan-perayaan Yahudi.
—Kol. 2:16.
Dapat dimengerti, para penganut pandangan itu tidak
merasa nyaman dengan kehadiran orang Kristen non-Yahudi. Yang menyedihkan, perasaan yang tidak sehat itu
diperlihatkan oleh beberapa orang Kristen bereputasi
baik yang berlatar belakang Yahudi. Misalnya, sewaktu
beberapa wakil dari sidang Yerusalem mengunjungi
Antiokhia, mereka tidak mau menyatu dengan saudarasaudara mereka yang non-Yahudi. Bahkan Petrus, yang
selama ini leluasa bergaul dengan orang non-Yahudi, ikut
memisahkan diri—bahkan tidak makan bersama mereka. Ya, ia melanggar prinsip yang sebelumnya justru ia
bela. Akibatnya, Petrus mendapat nasihat yang keras dari
Paulus.—Gal. 2:11-14.
196
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
halnya orang Kristen di Yudea—membutuhkan keberanian untuk mengakui Kristus dan menerima rekan-rekan
seiman non-Yahudi yang tidak disunat.—Yer. 31:31-33;
Luk. 22:20.
7
Tentu saja, prinsip Allah tidak berubah. Sebagai buk-
tinya, perjanjian baru mencakup juga hakikat Hukum
Musa. (Mat. 22:36-40) Sehubungan dengan sunat, contohnya, Paulus belakangan menulis, ”Seorang Yahudi adalah
orang Yahudi di dalam batin, dan sunatnya adalah sunat
pada hati karena roh, dan bukan karena kaidah tertulis.” (Rm. 2:29; Ul. 10:16) ”Beberapa orang” dari Yudea
itu tidak memahami kebenaran-kebenaran ini dan berkukuh bahwa Allah tidak pernah mencabut hukum tentang
sunat. Maukah mereka diyakinkan?
”Pertikaian dan Perbantahan” (Kis. 15:2)
8
Lukas melanjutkan, ”Sewaktu terjadi pertikaian dan
perbantahan yang tidak kecil antara Paulus dan Barnabas
dengan mereka [”beberapa orang” itu], mereka [para tuatua] menetapkan agar Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain dari antara mereka pergi kepada rasul-rasul dan para tua-tua di Yerusalem sehubungan dengan
7. Kebenaran-kebenaran apa yang tidak dipahami ”beberapa orang”?
8. Mengapa masalah sunat diajukan kepada badan pimpinan di Yerusalem?
”TERJADI PERTIKAIAN . . . YANG TIDAK KECIL”
197
perbantahan ini.”1 (Kis. 15:2) ”Pertikaian dan perbantahan” itu menunjukkan bahwa kedua belah pihak sama-sama
berkeras dan yakin, dan sidang di Antiokhia tidak bisa
mengatasinya. Demi perdamaian dan persatuan, sidang dengan bijaksana memutuskan untuk menanyakan masalah
tersebut kepada ”rasul-rasul dan para tua-tua di Yerusalem”, atau badan pimpinan. Apa yang bisa kita pelajari
dari para penatua di Antiokhia?
9
Salah satu pelajaran berharga yang kita peroleh adalah
pentingnya percaya kepada organisasi Allah. Pikirkan:
Saudara-saudara di Antiokhia tahu bahwa badan pimpinan seluruhnya terdiri dari orang-orang Kristen berkebangsaan Yahudi. Namun, mereka percaya bahwa badan itu
akan membereskan masalah sunat sesuai dengan TulisanTulisan Kudus. Mengapa? Sidang itu percaya bahwa Yehuwa akan memberikan bimbingan melalui roh kudus-Nya
dan Kepala sidang Kristen, yakni Yesus Kristus. (Mat. 28:
18, 20; Ef. 1:22, 23) Apabila timbul masalah serius dewasa ini, mari kita tiru teladan bagus orang-orang Kristen
1 Titus, seorang Kristen berkebangsaan Yunani, yang belakangan menjadi rekan
dan utusan kepercayaan Paulus, tampaknya termasuk dalam delegasi tersebut.
(Gal. 2:1; Tit. 1:4) Dialah contoh bagus sehubungan dengan orang non-Yahudi tidak bersunat yang diurapi roh.—Gal. 2:3.
9, 10. Apa teladan bagus dari saudara-saudara di Antiokhia, juga Paulus dan
Barnabas, bagi kita dewasa ini?
198
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
di Antiokhia dengan mempercayai organisasi Allah serta
Badan Pimpinannya yang terdiri dari orang-orang Kristen
terurap.
10
Kita juga diingatkan akan pentingnya kerendahan hati
dan kesabaran. Paulus dan Barnabas dilantik langsung
oleh roh kudus untuk pergi kepada bangsa-bangsa lain, namun mereka tidak menggunakan wewenang itu untuk
membereskan masalah sunat pada saat itu juga di Antiokhia. (Kis. 13:2, 3) Selain itu, Paulus belakangan menulis,
”Aku pergi [ke Yerusalem] oleh karena suatu penyingkapan”—yang menunjukkan adanya pengarahan ilahi dalam
soal tersebut. (Gal. 2:2) Para penatua dewasa ini berupaya untuk juga bersikap rendah hati dan sabar sewaktu timbul masalah-masalah yang berpotensi memecah belah. Ketimbang bertengkar mempertahankan pendapat, mereka
berpaling kepada Yehuwa dengan memeriksa Alkitab dan
petunjuk serta bimbingan yang disediakan budak yang
setia.—Flp. 2:2, 3.
11
Dalam beberapa kasus, kita mungkin harus menanti
Yehuwa memperjelas beberapa persoalan. Ingat bahwa
saudara-saudara pada zaman Paulus harus menunggu
sampai kira-kira tahun 49 M—sekitar 13 tahun sejak
Kornelius diurapi pada tahun 36 M—sebelum Yehuwa
11, 12. Mengapa penting untuk menanti Yehuwa?
”TERJADI PERTIKAIAN . . . YANG TIDAK KECIL”
199
menuntaskan masalah apakah orang non-Yahudi harus disunat atau tidak. Mengapa begitu lama? Barangkali Allah
ingin memberikan cukup waktu bagi orang Yahudi yang
tulus untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sudut
pandang yang demikian besar. Dan memang, diakhirinya
perjanjian sunat yang telah berlangsung selama 1.900 tahun, yang diadakan dengan leluhur yang mereka kasihi,
Abraham, bukanlah soal kecil!—Yoh. 16:12.
12
Benar-benar suatu kehormatan bagi kita untuk diajar
dan dibentuk oleh Bapak surgawi kita yang sabar dan baik
hati! Hasilnya selalu bagus dan selalu bermanfaat bagi
kita. (Yes. 48:17, 18; 64:8) Maka, janganlah kita dengan
sombong berkeras pada gagasan kita sendiri atau bereaksi
negatif terhadap perubahan di bidang organisasi atau penyesuaian pemahaman beberapa ayat. (Pkh. 7:8) Jika Saudara mendeteksi bahkan sedikit kecenderungan negatif dalam diri Saudara, berdoalah memohon bimbingan dan
renungkanlah prinsip-prinsip yang tepat waktu di Kisah
pasal 15.1
13
Kita mungkin perlu sabar sewaktu mengajarkan Alki-
tab kepada orang-orang yang merasa sulit untuk mening1 Lihat kotak ”Saksi-Saksi Yehuwa Membangun Kepercayaan Mereka Berdasarkan Alkitab”, di halaman 201.
13. Bagaimana kita bisa meniru kesabaran Yehuwa dalam pelayanan kita?
200
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
’SAKSI-SAKSI YEHUWA MEMBANGUN
KEPERCAYAAN MEREKA BERDASARKAN ALKITAB’
Jika kita memperhatikan sidang Kristen masa awal, jelaslah bahwa ibadat sejati selalu mengalami pencerahan
rohani yang progresif. (Ams. 4:18; Dan. 12:4, 9, 10; Kis.
15:7-9) Dewasa ini pun, umat Yehuwa menyesuaikan kepercayaan mereka dengan kebenaran yang baru tersingkap;
mereka tidak memaksa agar Alkitab cocok dengan pendapat mereka. Para pengamat yang tidak berat sebelah
mengakui fakta ini. Dalam bukunya Truth in Translation,
Jason David BeDuhn, pakar kajian agama di Northern
Arizona University di Amerika Serikat, menulis bahwa Saksi-Saksi Yehuwa memandang Alkitab ”dengan sikap
apa adanya, dan [membangun] sistem kepercayaan serta
kebiasaan mereka berdasarkan Alkitab tanpa mengubahubah atau menentukan sebelumnya apa yang dimaksud di
dalamnya”.
galkan kepercayaan palsu atau kebiasaan salah yang telah
berurat berakar. Untuk orang-orang seperti itu, kita mungkin perlu memberikan cukup waktu yang masuk akal agar
roh Allah dapat bekerja di hati sang pelajar. (1 Kor. 3:6, 7)
Selain itu, sebaiknya kita mendoakan hal tersebut. Dengan
satu atau lain cara dan pada waktu yang tepat, Allah akan
membantu kita mengetahui tindakan bijaksana yang perlu
dilakukan.—1 Yoh. 5:14.
”TERJADI PERTIKAIAN . . . YANG TIDAK KECIL”
201
Mereka Menceritakan Pengalaman yang Membesarkan Hati
”secara Terperinci” (Kis. 15:3-5)
14 Lukas melanjutkan narasinya, ”Setelah diantar sampai
sebagian dari perjalanan oleh sidang jemaat, pria-pria
itu melanjutkan perjalanan melalui Fenisia dan Samaria,
sambil menceritakan secara terperinci perubahan haluan
orang-orang dari bangsa-bangsa, dan mereka membuat semua saudara sangat bersukacita.” (Kis. 15:3) Tindakan sidang jemaat mengantar Paulus, Barnabas, dan rekan-rekan
lain merupakan pertunjukan kasih Kristen yang memperlihatkan hormat, dan harapan agar Paulus beserta rekanrekannya diberkati Allah. Saudara-saudara di Antiokhia
lagi-lagi memberikan teladan bagus untuk kita! Apakah
Saudara menghormati saudara-saudari rohani Saudara,
”teristimewa mereka [para tua-tua] yang bekerja keras
dalam hal berbicara dan mengajar”?—1 Tim. 5:17.
15
Sepanjang perjalanan, rombongan itu terbukti menja-
di berkat bagi rekan-rekan Kristen di Fenisia dan Samaria dengan menceritakan ”secara terperinci” pengalamanpengalaman tentang pekerjaan di ladang non-Yahudi. Di
antara yang mendengar mungkin ada orang Kristen Yahudi yang melarikan diri ke daerah itu setelah kematian
14, 15. Bagaimana sidang jemaat di Antiokhia menghormati Paulus, Barnabas,
dan rekan-rekan lain, dan bagaimana mereka menjadi berkat bagi saudara-saudari seiman?
202
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Stefanus sebagai martir. Dewasa ini pun, laporan tentang
berkat Yehuwa atas pekerjaan membuat murid menjadi
sumber anjuran bagi saudara-saudari kita, khususnya mereka yang mengalami cobaan. Apakah Saudara menarik
manfaat sebesar-besarnya dari laporan-laporan tersebut
dengan menghadiri perhimpunan dan kebaktian, juga dengan membaca pengalaman serta kisah hidup yang dimuat
dalam lektur kita?
16
Setelah berjalan ke selatan sejauh kira-kira 550 kilo-
meter, rombongan dari Antiokhia itu akhirnya tiba di tempat tujuan. Lukas menulis, ”Setibanya di Yerusalem, mereka diterima dengan baik hati oleh sidang jemaat dan
rasul-rasul dan para tua-tua, dan mereka menceritakan banyak hal yang Allah lakukan dengan perantaraan mereka.”
(Kis. 15:4) Akan tetapi, sebagai tanggapan, ”beberapa
orang dari sekte orang Farisi, yang telah menjadi percaya, bangun dari tempat duduk mereka dan mengatakan,
’Orang-orang itu harus disunat dan diperintahkan untuk
menjalankan hukum Musa’ ”. (Kis. 15:5) Jelaslah, masalah
tentang apakah orang Kristen non-Yahudi harus disunat
atau tidak telah menjadi masalah besar, dan itu harus
dibereskan.
16. Apa yang memperlihatkan bahwa sunat telah menjadi masalah besar?
”TERJADI PERTIKAIAN . . . YANG TIDAK KECIL”
203
”Rasul-Rasul dan para Tua-Tua” B erkumpul (Kis. 15:6-12)
17
”Pada orang-orang yang berunding terdapat hikmat,”
kata Amsal 13:10. Sesuai dengan prinsip yang bagus itu,
”rasul-rasul dan para tua-tua berkumpul untuk meneliti
[masalah sunat]”. (Kis. 15:6) ”Rasul-rasul dan para tuatua” bertindak mewakili seluruh sidang jemaat Kristen,
sama seperti Badan Pimpinan dewasa ini. Mengapa ”para
tua-tua” melayani bersama para rasul? Ingat bahwa rasul
Yakobus telah dieksekusi, dan setidaknya selama suatu waktu, rasul Petrus dipenjarakan. Mungkinkah rasul-rasul lain
akan mengalami hal serupa? Jika itu terjadi, adanya priapria terurap lain yang kompeten akan turut menjamin
kelangsungan dari pengawasan yang tertib.
18
Lukas melanjutkan, ”Sewaktu terjadi banyak perban-
tahan, Petrus berdiri dan mengatakan . . . : ’Hai, saudarasaudara, kamu tahu benar bahwa sejak awal, Allah telah
membuat pilihan di antara kamu, bahwa melalui mulutku
orang-orang dari bangsa-bangsa akan mendengar firman tentang kabar baik dan menjadi percaya; dan Allah, yang mengetahui hati, memberikan kesaksian dengan memberi mereka roh kudus, sama seperti kepada kita juga. Dan ia sama
17. Siapa saja anggota badan pimpinan di Yerusalem, dan mungkin apa alasannya ”para tua-tua” termasuk di dalamnya?
18, 19. Kata-kata tegas apa yang Petrus ucapkan, dan kesimpulan apa yang seharusnya diambil oleh para pendengarnya?
204
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
sekali tidak membuat perbedaan antara kita dan mereka,
tetapi memurnikan hati mereka dengan iman.’ ” (Kis. 15:
7-9) Menurut sebuah karya referensi, kata Yunani yang diterjemahkan menjadi ”perbantahan” di ayat 7 juga mengartikan suatu tindakan ”mencari”, ’mempertanyakan’. Tampaknya, saudara-saudara memiliki perbedaan pendapat
yang beralasan, dan mereka mengungkapkannya dengan
terus terang.
19
Kata-kata Petrus yang tegas mengingatkan semua orang
bahwa ia sendiri menyaksikan peristiwa ketika orangorang non-Yahudi pertama yang tidak bersunat—Kornelius dan rumah tangganya—diurapi dengan roh kudus pada
tahun 36 M. Maka, jika Yehuwa sudah tidak lagi membedakan orang Yahudi dengan non-Yahudi, atas wewenang
apa manusia mau melakukan yang sebaliknya? Lagi pula,
yang memurnikan hati orang percaya adalah iman kepada Kristus, bukan kepatuhan kepada Hukum Musa.
—Gal. 2:16.
20
Berdasarkan kesaksian yang tak bisa disangkal, baik
dari firman Allah maupun roh kudus, Petrus menyimpulkan, ”Karena itu, sekarang, mengapa kamu menguji Allah
dengan meletakkan ke atas leher murid-murid itu suatu kuk
20. Bagaimana orang-orang yang menganjurkan sunat ”menguji Allah”?
”TERJADI PERTIKAIAN . . . YANG TIDAK KECIL”
205
yang tidak sanggup ditanggung oleh bapak-bapak leluhur
kita maupun oleh kita? Sebaliknya, kami percaya bahwa
kami akan diselamatkan melalui kebaikan hati Tuan Yesus
yang tidak selayaknya diperoleh, dengan cara yang sama
seperti orang-orang itu juga.” (Kis. 15:10, 11) Orang-orang
yang menganjurkan sunat sebenarnya ”menguji Allah”, atau
menurut terjemahan lain, ”menguji kesabaran-Nya”. Mereka mau memberlakukan bagi orang non-Yahudi kaidah yang
tidak bisa dipatuhi sepenuhnya bahkan oleh orang Yahudi sendiri, yang justru membuat mereka layak dihukum
mati. (Gal. 3:10) Sebaliknya, orang-orang Yahudi yang mendengarkan Petrus seharusnya bersyukur atas kebaikan hati
Allah yang tidak selayaknya diperoleh yang dinyatakan
melalui Yesus.
21
Rupanya, kata-kata Petrus sungguh mengena, sebab
”terdiamlah segenap orang banyak itu”. Setelah itu, Barnabas dan Paulus menceritakan ”banyak tanda dan mukjizat yang Allah lakukan melalui mereka di antara bangsa-bangsa”. (Kis. 15:12) Sekarang, akhirnya, para rasul dan
tua-tua sudah bisa mengevaluasi semua bukti dan siap membuat keputusan yang benar-benar mencerminkan kehendak
Allah mengenai sunat.
21. Apa peran serta Barnabas dan Paulus dalam pembahasan itu?
206
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
22
Dewasa ini pun, sewaktu para anggota Badan Pimpin-
an mengadakan rapat, mereka memeriksa Firman Allah untuk mendapat bimbingan dan berdoa dengan sungguh-sungguh memohon roh kudus. (Mz. 119:105; Mat. 7:7-11) Agar
dapat mengambil keputusan yang mencerminkan kehendak
Allah, setiap anggota Badan Pimpinan menerima agenda
rapat jauh di muka sehingga ia bisa memikirkan dan mendoakan bahan yang akan dibahas. (Ams. 15:28) Selama rapat, saudara-saudara terurap itu dengan leluasa dan penuh
respek menyatakan pendapat mereka. Alkitab sering dibuka
selama pembahasan.
23
Para penatua sidang hendaknya meniru teladan itu. Dan,
jika suatu masalah serius tetap tak terpecahkan meski sudah
dibahas dalam rapat penatua, badan penatua bisa bertanya
kepada kantor cabang setempat atau kepada para wakilnya
yang terlantik, misalnya pengawas keliling. Selanjutnya, cabang bisa menulis kepada Badan Pimpinan jika perlu.
24
Ya, Yehuwa memberkati orang-orang yang merespek
pengaturan teokratis dan memperlihatkan kerendahan hati,
loyalitas, dan kesabaran. Seperti yang akan kita lihat di pasal
berikut, Allah memberikan upah berupa perdamaian sejati,
kemakmuran rohani, dan persatuan Kristen.
22-24. (a) Bagaimana Badan Pimpinan dewasa ini mengikuti teladan badan pimpinan masa awal? (b) Bagaimana semua penatua bisa merespek wewenang
teokratis?
”TERJADI PERTIKAIAN . . . YANG TIDAK KECIL”
207
PASAL 14
”Kami Telah Sampai
kepada Kebulatan Hati”
Bagaimana badan pimpinan mengambil keputusan
dan pengaruhnya yang mempersatukan sidang-sidang
Berdasarkan Kisah 15:13-35
KETEGANGAN memenuhi ruangan di Yerusalem itu. Para
rasul dan tua-tua saling memandang karena tahu bahwa mereka telah sampai pada saat yang menentukan. Masalah sunat telah memunculkan beberapa pertanyaan yang serius.
Apakah orang Kristen berada di bawah Hukum Musa? Haruskah ada perbedaan antara orang Kristen Yahudi dan nonYahudi?
2
Pria-pria yang menjalankan kepemimpinan itu telah
mempertimbangkan banyak bukti. Mereka memikirkan Firman nubuat Allah dan juga kesaksian langsung yang meyakinkan dan membuktikan adanya berkat Yehuwa. Semua
pendapat sudah diungkapkan. Bukti yang telah dihimpun
tentang masalah itu tak dapat disangkal lagi. Jelaslah, roh
Yehuwa menunjukkan arahnya. Apakah pria-pria itu akan
mengikuti arahan tersebut?
1, 2. (a) Pertanyaan serius apa saja yang harus dipikirkan badan pimpinan dari
sidang Kristen abad pertama? (b) Bantuan apa yang diterima saudara-saudara
ini agar dapat mengambil kesimpulan yang benar?
208
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
3
Benar-benar dibutuhkan iman serta keberanian untuk
menerima bimbingan roh dalam kasus ini. Kebencian para
pemimpin agama Yahudi bisa kian memuncak. Dan, mereka menghadapi perlawanan dari orang-orang di dalam sidang yang bertekad mengajak umat Allah untuk kembali
mengandalkan Hukum Musa. Apa yang akan dilakukan badan pimpinan? Mari kita lihat. Selama pembahasan ini, kita
akan melihat bagaimana pria-pria itu menetapkan pola yang
diikuti Badan Pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini. Itulah pola yang juga perlu kita ikuti sewaktu harus mengambil keputusan dan mengatasi tantangan dalam kehidupan
Kristen kita.
”Perkataan Para Nabi S etuju” (Kis. 15:13-21)
4 Yakobus sang murid, saudara tiri Yesus, angkat suara.1
Tampaknya, pada kesempatan ini dialah ketua rapat tersebut. Apa yang ia katakan menyuarakan kesepakatan yang
agaknya sudah disetujui oleh seluruh badan itu. Di hadapan pria-pria itu, Yakobus mengatakan, ”Simeon telah menceritakan dengan saksama bagaimana Allah untuk pertama
kali memalingkan perhatiannya kepada bangsa-bangsa, untuk mengambil dari mereka suatu umat bagi namanya.
1 Lihat kotak ”Yakobus—’Saudara Laki-Laki Tuan’ ”, di halaman 210.
3. Manfaat apa yang bisa kita peroleh dengan memeriksa catatan di Kisah pasal 15?
4, 5. Perkataan para nabi mana yang dikutip oleh Yakobus?
”KAMI TELAH SAMPAI KEPADA KEBULATAN HATI”
209
YAKOBUS—”SAUDARA LAKI-LAKI TUAN”
Yakobus, putra Yusuf dan Maria, disebutkan pada
urutan pertama di antara adik-adik tiri Yesus. (Mat. 13:
54, 55) Karena itu, bisa jadi ia adalah anak kedua Maria. Yakobus bertumbuh bersama Yesus, mengamati
pelayanannya, dan sedikitnya mengetahui ”perbuatan-perbuatan penuh kuasa” yang Yesus lakukan, entah ia melihatnya secara langsung atau tidak. Akan
tetapi, selama pelayanan Yesus, Yakobus dan adik-adiknya ”tidak memperlihatkan iman akan dia”, kakak sulung mereka. (Yoh. 7:5) Yakobus malah mungkin punya
perasaan yang sama seperti beberapa sanak saudara Yesus lainnya, yang berkomentar tentang Yesus, ”Ia telah
kehilangan akal sehat.”—Mrk. 3:21.
Segalanya berubah dengan kematian dan kebangkitan
Yesus. Meskipun ada tiga orang lain yang bernama Yakobus dalam Kitab-Kitab Yunani, rupanya kepada Yakobus, adik tirinya ini, Yesus menampakkan diri secara
pribadi dalam kurun waktu 40 hari setelah kebangkitannya. (1 Kor. 15:7) Pengalaman ini bisa jadi membantu
Yakobus menarik kesimpulan yang benar tentang siapa
sebenarnya kakaknya itu. Yang pasti, tidak sampai sepuluh hari setelah Yesus naik ke surga, Yakobus, ibunya, dan adik-adik lelakinya berkumpul bersama para
rasul di sebuah ruang atas untuk berdoa.—Kis. 1:13, 14.
Yakobus akhirnya menjadi anggota sidang Yerusalem yang sangat direspek, sebab tampaknya ia dianggap
sebagai rasul, atau ”orang yang diutus”, dari sidang itu.
210
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
(Gal. 1:18, 19) Peran Yakobus yang terkemuka nyata ketika rasul Petrus, setelah dibebaskan dari penjara melalui mukjizat, memberi tahu murid-murid, ”Laporkan
hal-hal ini kepada Yakobus dan saudara-saudara.” (Kis.
12:12, 17) Sewaktu masalah sunat diajukan kepada ”rasul-rasul dan para tua-tua” di Yerusalem, Yakobus tampaknya mengetuai pembahasan tentang hal itu. (Kis.
15:6-21) Dan, rasul Paulus menyatakan bahwa Yakobus
bersama Kefas (Petrus) dan rasul Yohanes ”dipandang
sebagai pilar-pilar” sidang jemaat di Yerusalem. (Gal.
2:9) Bahkan beberapa tahun kemudian sewaktu Paulus
kembali ke Yerusalem dari perjalanan utusan injilnya
yang ketiga, ia melapor kepada ”Yakobus; dan semua
tua-tua hadir di sana”.—Kis. 21:17-19.
Yakobus ini, yang Paulus sebut sebagai ”saudara
laki-laki Tuan”, rupanya menulis buku Alkitab yang dikenal sebagai surat Yakobus. (Gal. 1:19) Di suratnya, Yakobus dengan rendah hati memperkenalkan
dirinya, bukan sebagai rasul atau saudara Yesus, melainkan sebagai ”budak Allah dan budak Tuan Yesus
Kristus”. (Yak. 1:1) Surat Yakobus memperlihatkan
bahwa seperti Yesus, Yakobus suka mengamati alam
dan watak manusia. Untuk mengilustrasikan kebenaran rohani, Yakobus menggunakan fenomena alam yang
umum, misalnya laut yang bergelombang ditiup angin,
cahaya bulan dan bintang, matahari yang panas terik,
bunga yang rapuh, kebakaran hutan, dan binatang yang
jinak. (Yak. 1:6, 11, 17; 3:5, 7) Pemahamannya yang
”KAMI TELAH SAMPAI KEPADA KEBULATAN HATI”
211
diilhami Allah tentang perilaku dan tindakan orangorang menghasilkan nasihat yang sangat bagus untuk
membina hubungan antarmanusia.—Yak. 1:19, 20; 3:2,
8-18.
Kata-kata Paulus yang dicatat di 1 Korintus 9:5 menyiratkan bahwa Yakobus sudah beristri. Alkitab tidak
melaporkan waktu atau keadaan seputar kematian Yakobus. Akan tetapi, sejarawan Yahudi Yosefus menulis
bahwa tidak lama setelah kematian gubernur Romawi
Porkius Festus, kira-kira tahun 62 M, dan sebelum
penggantinya, yaitu Albinus, menjabat, imam besar
Ananus (Ananias) ”memanggil para hakim Sanhedrin
dan membawa ke hadapan mereka seorang pria yang
bernama Yakobus, saudara Yesus yang disebut Kristus,
dan beberapa orang lain”. Menurut Yosefus, Ananus
”menuduh mereka melanggar hukum dan menyerahkan
mereka untuk dirajam”.
Dan perkataan Para Nabi setuju dengan hal ini.”—Kis. 15:
14, 15.
5
Pernyataan Simeon, atau Simon Petrus, dan bukti yang
dikemukakan Barnabas dan Paulus barangkali mengingatkan Yakobus akan ayat-ayat relevan yang memperjelas pokok yang sedang dibahas. (Yoh. 14:26) Setelah mengatakan
bahwa ”perkataan Para Nabi setuju”, Yakobus mengutip
kata-kata Amos 9:11, 12, yang termasuk dalam bagian
212
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Kitab-Kitab Ibrani yang biasa disebut ”Kitab Para Nabi”.
(Mat. 22:40; Kis. 15:16-18) Saudara akan melihat bahwa
kata-kata yang dikutip Yakobus agak berbeda dengan apa
yang kita baca sekarang di buku Amos. Kemungkinan besar, Yakobus mengutipnya dari Septuaginta, yaitu terjemahan Kitab-Kitab Ibrani ke dalam bahasa Yunani.
6
Melalui nabi Amos, Yehuwa bernubuat bahwa akan tiba
waktunya ketika Ia akan mendirikan kembali ”pondok
Daud”, yaitu garis keturunan raja yang mengarah ke Kerajaan Mesianik. (Yeh. 21:26, 27) Apakah Yehuwa akan sekali
lagi mengakui bangsa Yahudi jasmani saja sebagai umatNya? Tidak. Nubuat itu menambahkan bahwa ”orang-orang
dari semua bangsa” akan dikumpulkan sebagai ”umat yang
disebut dengan nama [Allah]”. Ingat, Petrus baru saja memberikan kesaksian bahwa Allah ”tidak membuat perbedaan
antara kita [orang Kristen Yahudi] dan mereka [orang Kristen non-Yahudi], tetapi memurnikan hati mereka dengan
iman”. (Kis. 15:9) Dengan kata lain, Allah menghendaki
agar orang Yahudi dan non-Yahudi sama-sama dibawa ke
dalam Kerajaan sebagai ahli waris. (Rm. 8:17; Ef. 2:17-19)
Tidak ada nubuat terilham yang menyiratkan bahwa orang
Kristen non-Yahudi harus terlebih dahulu disunat secara
jasmani atau menjadi proselit.
6. Bagaimana Tulisan-Tulisan Kudus memperjelas pokok yang dibahas?
”KAMI TELAH SAMPAI KEPADA KEBULATAN HATI”
213
7
Karena tergugah oleh bukti berdasarkan Alkitab terse-
but dan kesaksian meyakinkan yang ia dengar, Yakobus selanjutnya mengatakan hal berikut untuk dipertimbangkan,
”Karena itu aku memutuskan untuk tidak menyusahkan
orang-orang dari bangsa-bangsa yang berbalik kepada Allah,
tetapi untuk menulis kepada mereka agar menjauhkan diri
dari hal-hal yang dicemari berhala, dari percabulan, dari binatang yang mati dicekik, dan dari darah. Karena sejak zaman purba, ada orang-orang yang memberitakan Musa
di setiap kota, karena Kitab-Kitab Musa dibacakan dengan suara keras di sinagoga-sinagoga pada setiap sabat.”
—Kis. 15:19-21.
8
Sewaktu Yakobus mengatakan ”karena itu aku memutus-
kan”, apakah ia sedang menegaskan wewenangnya—mungkin sebagai ketua rapat itu—atas saudara-saudara lain dan
sewenang-wenang memutuskan apa yang harus dilakukan?
Sama sekali tidak! Frasa Yunani yang diterjemahkan menjadi ”aku memutuskan” bisa juga berarti ”aku menilai” atau
”aku memberikan pendapat”. Yakobus sama sekali tidak
mau menguasai badan tersebut; ia sekadar mengusulkan apa
yang harus dilakukan, untuk mereka pertimbangkan berdasarkan bukti yang didengar dan berdasarkan ayat-ayat
Alkitab tentang masalah itu.
7, 8. (a) Apa yang Yakobus usulkan? (b) Apa artinya kata-kata Yakobus?
214
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
9
Apakah usulan Yakobus bagus? Rupanya begitu, sebab
para rasul dan tua-tua belakangan menerimanya. Apa manfaatnya? Di satu pihak, keputusan yang diusulkan itu tidak
akan ”menyusahkan”, atau ”menimbulkan kesulitan bagi”,
orang Kristen non-Yahudi dengan membebankan tuntutan
Hukum Musa ke atas mereka. (Kis. 15:19; Terjemahan Baru)
Di pihak lain, keputusan itu akan memperlihatkan respek
terhadap hati nurani orang Kristen Yahudi, yang selama
bertahun-tahun telah mendengar ”Kitab-Kitab Musa dibacakan dengan suara keras di sinagoga-sinagoga pada setiap
sabat”.1 (Kis. 15:21) Keputusan yang diusulkan tersebut
pasti akan memperkuat ikatan antara orang Kristen Yahudi dan non-Yahudi. Dan, yang terutama, hal itu akan menyenangkan Allah Yehuwa, karena sesuai dengan perkembangan maksud-tujuan-Nya. Benar-benar cara yang bagus
untuk memecahkan problem yang mengancam persatuan
dan kesejahteraan seluruh sidang jemaat umat Allah! Dan,
hal ini sungguh menjadi teladan bagus bagi sidang Kristen
zaman sekarang!
1 Yakobus dengan bijaksana menyebutkan tulisan Musa, yang tidak saja mencakup kaidah Hukum tetapi juga catatan tentang tindakan-tindakan Allah dan
petunjuk mengenai kehendak-Nya sebelum adanya Hukum. Misalnya, pandangan Allah tentang darah, perzinaan, dan penyembahan berhala jelas terlihat di
buku Kejadian. (Kej. 9:3, 4; 20:2-9; 35:2, 4) Dengan cara itu, Yehuwa menyingkapkan prinsip-prinsip yang berlaku bagi seluruh umat manusia, baik orang Yahudi
maupun non-Yahudi.
9. Apa saja manfaat dari usulan Yakobus?
”KAMI TELAH SAMPAI KEPADA KEBULATAN HATI”
215
10
Sebagaimana disebutkan di pasal sebelumnya, seperti
badan pimpinan abad pertama, Badan Pimpinan Saksi-Saksi
Yehuwa dewasa ini mengandalkan Yehuwa, sang Penguasa
Universal, dan Yesus Kristus, sang Kepala sidang, untuk
mengarahkan segala sesuatu.1 (1 Kor. 11:3) Bagaimana caranya? Albert D. Schroeder, yang melayani dalam Badan
Pimpinan sejak tahun 1974 sampai ia menyelesaikan kehidupannya di bumi pada bulan Maret 2006, menjelaskan,
”Badan Pimpinan mengadakan rapat setiap hari Rabu, mengawalinya dengan doa dan meminta arahan roh Yehuwa. Upaya yang sungguh-sungguh dikerahkan untuk memastikan
bahwa segala sesuatu yang ditangani dan setiap keputusan
yang diambil selaras dengan Firman Allah, Alkitab.” Serupa halnya, Milton G. Henschel, anggota kawakan Badan
Pimpinan yang menyelesaikan kehidupannya di bumi pada
bulan Maret 2003, mengajukan sebuah pertanyaan mendasar kepada para wisudawan kelas ke-101 Sekolah Alkitab
Gilead Menara Pengawal. Ia bertanya, ”Adakah organisasi
lain di bumi yang para pemimpinnya memeriksa Alkitab, Firman Allah, sebelum membuat keputusan-keputusan
penting?” Jawabannya jelas.
1 Lihat kotak ”Bagaimana Badan Pimpinan Diorganisasi Dewasa Ini”, di halaman 217.
10. Bagaimana Badan Pimpinan dewasa ini mengikuti pola yang ditetapkan oleh
badan pimpinan abad pertama?
216
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
BAGAIMANA BADAN PIMPINAN
DIORGANISASI DEWASA INI
Seperti orang Kristen abad pertama, Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini mendapat pengarahan dari Badan
Pimpinan yang terdiri dari pria-pria terurap yang berdedikasi. Badan Pimpinan mengadakan rapat seminggu
sekali. Dan, para anggotanya diorganisasi menjadi enam
panitia berikut ini, dengan tanggung jawabnya masingmasing.
˘ Panitia Dinas mengawasi pekerjaan pengabaran beserta hal-hal yang mempengaruhi para penatua sidang,
pengawas keliling, dan penginjil sepenuh waktu. Panitia ini mengawasi penyusunan Pelayanan Kerajaan
Kita dan mengundang serta menugasi para siswa Sekolah Gilead, yang dirancang untuk melatih para
utusan injil, dan para siswa Sekolah Pelatihan Pelayanan, yang dirancang untuk mengajar para penatua
sidang dan hamba pelayanan yang masih lajang.
˘ Panitia Koordinator terdiri atas koordinator dari setiap
panitia lain dan seorang sekretaris yang juga anggota
Badan Pimpinan. Tugasnya adalah membantu semua
panitia untuk beroperasi dengan lancar dan efisien.
Panitia ini mengawasi urusan hukum dan penggunaan media jika perlu untuk memberikan gambaran
yang akurat tentang kepercayaan kita. Panitia ini juga
bertindak apabila terjadi bencana, penganiayaan, dan
keadaan darurat lainnya yang mempengaruhi SaksiSaksi Yehuwa di mana pun di dunia.
”KAMI TELAH SAMPAI KEPADA KEBULATAN HATI”
217
˘
˘
˘
˘
218
Panitia Penerbitan mengawasi pencetakan, penerbitan, dan pengiriman lektur Alkitab. Panitia ini
mengawasi percetakan serta properti yang dimiliki dan dikelola oleh berbagai badan hukum yang
digunakan Saksi-Saksi Yehuwa dan pembangunan fasilitas cabang juga Balai Kerajaan serta Balai
Kebaktian di negeri-negeri dengan sumber daya terbatas. Panitia ini juga mengawasi penggunaan dana
sumbangan.
Panitia Pengajaran mengawasi persiapan bahan-bahan yang akan disampaikan di perhimpunan
dan kebaktian, juga persiapan program-program
audio dan video. Panitia ini menyiapkan kurikulum Sekolah Gilead, Sekolah Dinas Perintis, serta
sekolah-sekolah lain dan menyiapkan materi acara
rohani bagi para sukarelawan kantor cabang.
Panitia Penulisan mengawasi pembuatan makanan
rohani ke dalam bentuk tertulis untuk sidang-sidang
dan masyarakat umum. Panitia ini juga menjawab
berbagai pertanyaan Alkitab, mengawasi pekerjaan
penerjemahan di seluruh dunia, dan memberikan
persetujuan untuk naskah drama serta rangka
khotbah.
Panitia Personalia bertanggung jawab atas kesejahteraan jasmani dan rohani para sukarelawan yang
melayani di kantor-kantor cabang Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh dunia. Selain itu, panitia ini
mengawasi pemanggilan sukarelawan baru untuk
melayani di kantor-kantor cabang.
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Badan Pimpinan mengandalkan bimbingan roh kudus
Allah. Para anggotanya tidak menganggap diri sebagai pemimpin umat Yehuwa. Sebaliknya, seperti semua orang
Kristen terurap di bumi, mereka ”terus mengikuti Anak
Domba itu [Yesus Kristus] ke mana pun ia pergi”.
—Pny. 14:4.
”Mengutus Pria-Pria yang Dipilih” (Kis. 15:22-29)
11
Dengan suara bulat, badan pimpinan di Yerusalem te-
lah menyepakati suatu keputusan tentang masalah sunat.
Namun, agar saudara-saudara di berbagai sidang dapat bertindak terpadu, keputusan tersebut harus dikomunikasikan
kepada mereka dengan jelas dan dengan cara yang membina serta pengasih. Bagaimana sebaiknya hal ini dilakukan?
Catatan itu menjelaskan, ”Rasul-rasul dan para tua-tua bersama segenap sidang jemaat berkenan mengutus pria-pria
yang dipilih dari antara mereka ke Antiokhia bersama Paulus dan Barnabas, yakni Yudas yang disebut Barsabas, dan
Silas, pria-pria terkemuka di antara saudara-saudara.” Selain itu, sepucuk surat dibuat dan dikirim melalui pria-pria
itu sehingga dapat dibacakan di semua sidang di Antiokhia,
Siria, dan Kilikia.—Kis. 15:22-26.
11. Bagaimana keputusan badan pimpinan dikomunikasikan kepada sidangsidang?
”KAMI TELAH SAMPAI KEPADA KEBULATAN HATI”
219
12
Sebagai ”pria-pria terkemuka di antara saudara-sauda-
ra”, Yudas dan Silas benar-benar memenuhi syarat untuk
menjadi wakil badan pimpinan. Delegasi yang terdiri dari
empat pria itu akan menjelaskan bahwa berita yang mereka bawa bukanlah sekadar jawaban dari pertanyaan yang
semula, melainkan suatu petunjuk spesifik dari badan pimpinan. Kehadiran ”pria-pria yang dipilih” itu akan mempererat ikatan antara orang Kristen Yahudi di Yerusalem dan
orang Kristen non-Yahudi di sidang-sidang. Benar-benar
pengaturan yang bijaksana dan pengasih! Tidak diragukan,
hal itu menggalang perdamaian dan kerukunan di antara
umat Allah.
13
Surat itu tidak saja memberikan petunjuk yang jelas
bagi orang Kristen non-Yahudi tentang masalah sunat, tetapi juga menjelaskan apa yang harus mereka lakukan agar
diperkenan dan diberkati Yehuwa. Bagian penting dari surat itu berbunyi, ”Roh kudus dan kami sendiri telah berkenan untuk tidak menambahkan lebih banyak beban kepadamu, kecuali hal-hal yang perlu ini: agar kamu tetap
menjauhkan diri dari hal-hal yang dikorbankan kepada berhala, dari darah, dari binatang yang mati dicekik, dan dari
percabulan. Jika kamu dengan cermat menjauhkan diri dari
12, 13. Apa manfaat yang dihasilkan dengan (a) mengutus Yudas dan Silas?
(b) mengirim surat dari badan pimpinan?
220
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
hal-hal ini, kamu akan sejahtera. Semoga kamu sehat!”—Kis.
15:28, 29.
14
Dewasa ini, keselarasan kepercayaan dan keterpaduan
tindakan sangat menonjol di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa,
yang seluruhnya berjumlah kira-kira 7.000.000 orang di lebih dari 100.000 sidang di seluruh dunia. Bagaimana persatuan demikian bisa tercipta, khususnya mengingat maraknya pergolakan serta gagasan memecah belah dewasa
ini? Intinya, persatuan tercipta dari petunjuk yang jelas
dan tegas yang diberikan oleh Yesus Kristus, sebagai Kepala sidang, melalui ”budak yang setia dan bijaksana”.
(Mat. 24:45-47) Persatuan juga dihasilkan dari kerelaan saudara-saudari di seluruh dunia untuk bekerja sama dengan
petunjuk Badan Pimpinan.
”Mereka B ersukacita atas Anjuran Itu” (Kis. 15:30-35)
15
Catatan Kisah selanjutnya memberi tahu kita bahwa se-
waktu saudara-saudara dari Yerusalem tiba di Antiokhia,
”mereka mengumpulkan orang banyak itu dan menyerahkan surat itu kepada mereka”. Bagaimana reaksi saudarasaudara di sana terhadap petunjuk dari badan pimpinan?
”Setelah membaca [surat tersebut], mereka bersukacita atas
14. Bagaimana umat Yehuwa bisa bekerja secara terpadu dalam dunia yang terpecah belah dewasa ini?
15, 16. Bagaimana hasil akhir masalah sunat, dan apa kuncinya?
”KAMI TELAH SAMPAI KEPADA KEBULATAN HATI”
221
anjuran itu.” (Kis. 15:30, 31) Selain itu, Yudas dan Silas
”memberikan anjuran kepada saudara-saudara dengan banyak ceramah dan menguatkan mereka”. Dalam pengertian
tersebut, kedua pria itu adalah ”nabi”, sama seperti Barnabas, Paulus, dan pria-pria lain yang disebut nabi—sebutan
untuk orang-orang yang mengumumkan atau memberitahukan kehendak Allah.—Kis. 13:1; 15:32; Kel. 7:1, 2.
16
Berkat Yehuwa jelas terlihat atas seluruh pengaturan
tersebut, sehingga masalah itu terselesaikan dengan baik.
Apa kunci dari hasil yang positif tersebut? Tidak diragukan,
itu adalah petunjuk yang jelas dan tepat waktu dari badan
pimpinan, yang didasarkan atas Firman Allah dan bimbingan roh kudus. Tambahan pula, keputusan itu dikomunikasikan kepada sidang-sidang dengan cara yang pengasih dan
penuh kepedulian.
17
Berdasarkan pola tersebut, Badan Pimpinan Saksi-Saksi
Yehuwa dewasa ini menyediakan petunjuk yang tepat waktu kepada persaudaraan di seluruh dunia. Keputusan-keputusan dikomunikasikan kepada sidang-sidang dengan cara
yang lugas dan jelas. Salah satunya melalui kunjungan pengawas keliling. Saudara-saudara yang rela berkorban itu pergi dari satu sidang ke sidang lain, memberikan petunjuk
17. Bagaimana pola ditetapkan untuk beberapa corak kunjungan pengawas keliling pada zaman kita?
222
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
yang jelas dan anjuran yang hangat. Seperti Paulus dan Barnabas, mereka menggunakan banyak waktu dalam pelayanan, ”mengajar dan bersama banyak orang lain juga, mereka menyatakan kabar baik tentang firman Yehuwa”. (Kis.
15:35) Seperti Yudas dan Silas, mereka ”memberikan anjuran kepada saudara-saudara dengan banyak ceramah dan
menguatkan mereka”.
18
Bagaimana dengan sidang-sidang? Apa yang membuat
sidang-sidang di seluruh bumi terus menikmati perdamaian dan kerukunan dalam dunia yang terpecah belah dewasa ini? Ingatlah bahwa Yakobus sang murid belakangan menulis, ”Hikmat yang datang dari atas adalah pertama-tama
murni, lalu suka damai, bersikap masuk akal, siap untuk
taat . . . Lagi pula, benih dari buah keadilbenaran ditaburkan dalam keadaan damai untuk orang-orang yang mengupayakan perdamaian.” (Yak. 3:17, 18) Entah Yakobus teringat akan rapat di Yerusalem atau tidak, kita tidak tahu.
Namun, dari pembahasan kita tentang peristiwa-peristiwa
yang dicatat di Kisah pasal 15, dapat dipastikan bahwa Yehuwa baru akan memberikan berkat-Nya jika ada persatuan
dan kerja sama.
18. Bagaimana umat Allah bisa yakin bahwa mereka akan terus menerima berkat Yehuwa?
”KAMI TELAH SAMPAI KEPADA KEBULATAN HATI”
223
19
Jelas sekali bahwa sidang Antiokhia pada saat itu me-
nikmati perdamaian dan persatuan. Alih-alih bersoal jawab
dengan saudara-saudara dari Yerusalem, saudara-saudara di
Antiokhia sangat menghargai kunjungan Yudas dan Silas, sebab baru setelah ”mereka melewatkan beberapa waktu, saudara-saudara melepas mereka dengan damai untuk kembali
kepada orang-orang yang mengutus mereka” di Yerusalem.1
(Kis. 15:33) Kita bisa yakin bahwa saudara-saudara di Yerusalem juga bersukacita sewaktu mendengar laporan kedua
pria itu tentang perjalanan mereka. Berkat kebaikan hati Yehuwa yang tidak selayaknya diperoleh, misi mereka sukses!
20
Paulus dan Barnabas, yang tinggal di Antiokhia, seka-
rang dapat memfokuskan upaya mereka untuk memimpin
dan memberikan teladan dalam pekerjaan penginjilan, mirip dengan para pengawas keliling dewasa ini sewaktu mengunjungi sidang-sidang di bawah pengawasan mereka. (Kis.
13:2, 3) Ini benar-benar berkat bagi umat Yehuwa! Namun,
bagaimana Yehuwa selanjutnya menggunakan dan memberkati kedua penginjil yang bersemangat itu? Kita akan
mengetahuinya di pasal berikut.
1 Di ayat 34, beberapa terjemahan Alkitab menyisipkan kata-kata yang menunjukkan bahwa Silas memutuskan untuk tinggal di Antiokhia. (Terjemahan Baru)
Akan tetapi, kata-kata itu tampaknya adalah tambahan yang disisipkan belakangan.
19, 20. (a) Apa yang menunjukkan bahwa sidang Antiokhia menikmati perdamaian dan persatuan? (b) Apa yang kini dapat dilakukan oleh Paulus dan
Barnabas?
224
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
BAG IAN 6 ˙ KISAH 15: 36–18: 22
”MARILAH KITA KEMBALI
DAN MENGUNJUNGI
SAUDARA-SAUDARA”
KISAH 15:36
Apa peranan penting para pengawas keliling dalam
sidang Kristen? Berkat apa saja yang dihasilkan jika
kita menerima tugas-tugas teokratis dengan semangat kerelaan? Bagaimana kita bisa bertukar pikiran
dari Alkitab dengan efektif, dan mengapa kita perlu
menyesuaikan diri dengan pendengar kita? Kita akan
mengetahui jawaban pertanyaan ini dan pertanyaan
lainnya seraya menemani rasul Paulus dalam perjalanan utusan injilnya yang kedua.
PASAL 15
”Menguatkan
Sidang-Sidang Jemaat”
Para rohaniwan keliling membantu sidang-sidang jemaat
agar diteguhkan dalam iman
Berdasarkan Kisah 15:36–16:5
SAMBIL melangkah di jalan berbatu-batu yang menghubungkan kota-kota, rasul Paulus memandang pemuda
yang sedang berjalan di sampingnya dan memikirkan apa
yang bakal dialaminya. Namanya Timotius. Timotius
muda yang penuh semangat itu mungkin berusia antara
18 hingga 23 tahun. Setiap langkah membawanya semakin jauh dari rumahnya. Seiring berlalunya hari itu, daerah Listra dan Ikonium tampak semakin kecil di belakang mereka. Apa yang terbentang di depan mereka?
Paulus sudah memiliki gambaran, sebab ini adalah perjalanan utusan injilnya yang kedua. Ia tahu bahwa akan
ada banyak bahaya dan problem. Sanggupkah pemuda
ini menghadapinya?
2
Paulus menaruh keyakinan yang besar kepada Timo-
tius, mungkin bahkan melebihi rasa percaya diri yang
1-3. (a) Siapa rekan seperjalanan Paulus yang baru, dan seperti apa dia? (b) Apa
yang akan kita pelajari di pasal ini?
226
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
dimiliki pemuda yang rendah hati tersebut. Peristiwa
baru-baru ini membuat Paulus semakin yakin bahwa ia
membutuhkan rekan seperjalanan yang tepat. Paulus
tahu bahwa pekerjaan yang menanti mereka—mengunjungi serta menguatkan sidang-sidang—bakal menuntut
tekad yang tak tergoyahkan dan kekompakan pikiran di
pihak para rohaniwan keliling. Mengapa Paulus mungkin merasa begitu? Salah satu faktornya mungkin adalah
perselisihan yang telah menyebabkan Paulus berpisah
dengan Barnabas.
3
Di pasal ini, kita akan belajar banyak tentang cara
terbaik mengatasi perselisihan. Kita juga akan mengetahui alasan Paulus memilih Timotius sebagai rekan seperjalanan, dan kita akan memahami betapa pentingnya
peranan para pengawas keliling dewasa ini.
”Marilah Kita Kembali dan Mengunjungi
S audara-S audara” (Kis. 15:36)
4
Di pasal sebelumnya, kita mengetahui bahwa sua-
tu kelompok yang terdiri dari empat saudara—Paulus,
Barnabas, Yudas, dan Silas—menguatkan sidang di Antiokhia dengan keputusan badan pimpinan tentang sunat. Apa yang Paulus lakukan selanjutnya? Ia memberi
4. Apa tujuan Paulus dalam perjalanan utusan injilnya yang kedua?
”MENGUATKAN SIDANG-SIDANG JEMAAT”
227
tahu Barnabas rencana perjalanan yang baru, ”Di atas segalanya, marilah kita kembali dan mengunjungi saudarasaudara di setiap kota di mana kita sudah memberitakan
firman Yehuwa untuk melihat bagaimana keadaan mereka.” (Kis. 15:36) Yang Paulus maksudkan bukan sekadar
kunjungan ramah-tamah kepada orang-orang yang baru
menjadi Kristen tersebut. Buku Kisah memberitahukan
selengkapnya tujuan perjalanan utusan injil Paulus yang
kedua. Pertama, ia akan terus menyampaikan berbagai
ketetapan yang telah dibuat badan pimpinan. (Kis. 16:4)
Kedua, sebagai pengawas keliling, Paulus bertekad untuk
membina sidang-sidang secara rohani, membantu mereka semakin teguh dalam iman. (Rm. 1:11, 12) Bagaimana
organisasi Saksi-Saksi Yehuwa zaman modern mengikuti
pola yang ditetapkan oleh para rasul itu?
5
Dewasa ini, Kristus menggunakan Badan Pimpinan
Saksi-Saksi Yehuwa untuk mengarahkan sidangnya. Melalui surat, bacaan tercetak, perhimpunan, dan sarana
komunikasi lainnya, pria-pria terurap yang setia ini memberikan bimbingan serta anjuran bagi semua sidang di seluruh dunia. Badan Pimpinan juga berupaya menjaga
5. Bagaimana Badan Pimpinan zaman modern memberikan bimbingan serta anjuran kepada sidang-sidang?
228
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
hubungan dekat dengan setiap sidang. Untuk itu, mereka menggunakan para pengawas keliling. Badan Pimpinan telah secara langsung melantik ribuan penatua
yang memenuhi syarat di seluruh dunia untuk melayani
sebagai rohaniwan keliling.
6
Para pengawas keliling dewasa ini berfokus untuk
memberikan perhatian pribadi dan dukungan moril berdasarkan Alkitab kepada semua orang dalam sidang-sidang yang mereka kunjungi. Caranya? Dengan mengikuti
pola yang ditetapkan orang-orang Kristen abad pertama. Salah satunya adalah Paulus yang menasihati rekan
pengawasnya, ”Beritakanlah firman itu, laksanakan itu
dengan giat dan dengan perasaan mendesak pada masa
yang menyenangkan, pada masa yang susah, berilah teguran, peringatan, nasihat, dengan segala kepanjangsabaran dan seni mengajar. . . . Lakukanlah pekerjaan
seorang penginjil.”—2 Tim. 4:2, 5.
7
Selaras dengan itu, rohaniwan keliling—beserta istri-
nya jika ia sudah menikah—bekerja bersama para penyiar setempat dalam berbagai corak dinas lapangan.
Mereka adalah pengabar yang bersemangat dan pengajar
yang terampil—sifat-sifat yang berpengaruh positif atas
6, 7. Apa saja tanggung jawab pengawas keliling?
”MENGUATKAN SIDANG-SIDANG JEMAAT”
229
kawanan. (Rm. 12:11; 2 Tim. 2:15) Yang paling dikenal
dari mereka adalah kasihnya yang rela berkorban. Mereka suka melayani orang lain, mengadakan perjalanan dalam cuaca yang kurang menyenangkan bahkan di daerah-daerah yang berbahaya. (Flp. 2:3, 4) Para pengawas
keliling juga membesarkan hati, mengajar, dan menasihati setiap sidang melalui khotbah-khotbah berdasarkan Alkitab. Semua anggota sidang mendapat manfaat
dengan memperhatikan tingkah laku para rohaniwan
keliling itu dan meniru iman mereka.—Ibr. 13:7.
”Ledakan Kemarahan yang S engit” (Kis. 15:37-41)
8
Barnabas menyambut usul Paulus untuk ”mengun-
jungi saudara-saudara”. Mereka berdua sudah cocok sebagai rekan seperjalanan dan keduanya sudah mengenal
daerah serta orang-orang yang akan dikunjungi. (Kis.
13:2–14:28) Jadi, ide untuk bekerja sama lagi dalam tugas ini tampaknya masuk akal dan praktis. Tetapi, timbul masalah. Kisah 15:37 melaporkan, ”Mengenai Barnabas, ia ingin sekali membawa juga Yohanes, yang disebut
Markus.” Barnabas tidak sekadar menyampaikan saran.
Ia ”ingin sekali” mengikutsertakan sepupunya Markus
dalam perjalanan utusan injil tersebut.
8. Apa tanggapan Barnabas atas undangan Paulus?
230
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
9
Paulus tidak setuju. Mengapa? Menurut catatan,
”Paulus menganggap tidak patut untuk membawa [Markus] bersama mereka, mengingat bahwa dia telah meninggalkan mereka sejak dari Pamfilia dan tidak ikut dengan mereka dalam pekerjaan itu”. (Kis. 15:38) Markus
pernah bepergian bersama Paulus dan Barnabas dalam
perjalanan utusan injil mereka yang pertama tetapi tidak
sampai akhir. (Kis. 12:25; 13:13) Di awal perjalanan, sewaktu masih di Pamfilia, Markus meninggalkan tugas
dan pulang ke Yerusalem. Alkitab tidak menjelaskan
alasan kepergiannya, tetapi rasul Paulus rupanya menganggap hal itu sebagai tindakan yang tidak bertanggung jawab. Paulus bisa jadi berpendapat bahwa Markus
kurang bisa diandalkan.
10
Namun, Barnabas bersikeras mengajak Markus. Pau-
lus juga bersikeras tidak setuju. ”Maka terjadilah ledakan kemarahan yang sengit, sehingga mereka berpisah,”
kata Kisah 15:39. Barnabas berlayar ke Pulau Siprus,
kampung halamannya, dengan membawa Markus. Paulus meneruskan rencananya. Menurut catatan, ”Paulus
memilih Silas dan pergi setelah ia dipercayakan oleh
9. Mengapa Paulus tidak setuju dengan Barnabas?
10. Apa akibat perselisihan antara Paulus dan Barnabas, dan apa yang selanjutnya mereka lakukan?
”MENGUATKAN SIDANG-SIDANG JEMAAT”
231
saudara-saudara kepada kebaikan hati Yehuwa yang tidak
selayaknya diperoleh”. (Kis. 15:40) Bersama-sama, mereka ”menjelajahi Siria dan Kilikia, menguatkan sidangsidang jemaat”.—Kis. 15:41.
11
Kisah ini bisa jadi mengingatkan kita akan ketidak-
sempurnaan kita sendiri. Paulus dan Barnabas terlantik
sebagai wakil khusus badan pimpinan. Kemungkinan besar, Paulus sendiri adalah anggota badan tersebut. Namun, pada kesempatan ini, kecenderungan manusia yang
tidak sempurna menguasai Paulus dan Barnabas. Apakah mereka membiarkan situasi ini menciptakan permusuhan yang berkepanjangan di antara mereka? Meskipun
tidak sempurna, Paulus dan Barnabas adalah orangorang yang rendah hati, memiliki pikiran Kristus. Pastilah, mereka akhirnya menunjukkan semangat pengampunan dan persaudaraan Kristen. (Ef. 4:1-3) Belakangan,
Paulus dan Markus bekerja bersama dalam tugas
teokratis lainnya.1—Kol. 4:10.
12
Karena insiden ini hanya terjadi satu kali, jelaslah
bahwa Barnabas ataupun Paulus bukan orang yang suka
1 Lihat kotak ”Markus Menikmati Banyak Hak Istimewa”, di halaman 233.
11. Apa saja yang mutlak diperlukan untuk mencegah permusuhan yang berkepanjangan di antara kita dan seseorang yang menyinggung perasaan kita?
12. Seperti Paulus dan Barnabas, para pengawas zaman sekarang hendaknya
memperlihatkan sifat apa?
232
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
MARKUS MENIKMATI BANYAK
HAK ISTIMEWA
Injil Markus menceritakan bahwa orang-orang yang
menangkap Yesus juga mencoba menangkap ”seorang
pria muda” yang berhasil lolos dan ”lari dengan telanjang”. (Mrk. 14:51, 52) Karena Markus, yang juga
dikenal sebagai Yohanes Markus, adalah satu-satunya
yang menulis kisah ini, bisa jadi dialah pria muda tersebut. Kalau begitu, Markus setidaknya pernah bertemu
langsung dengan Yesus.
Kira-kira 11 tahun kemudian, ketika Herodes Agripa menganiaya orang Kristen, ”cukup banyak” anggota
sidang Yerusalem berkumpul di rumah Maria, ibu
Markus, untuk berdoa. Ke rumah merekalah rasul Petrus pergi setelah ia dibebaskan dari penjara melalui
mukjizat. (Kis. 12:12) Jadi, Markus bisa jadi dibesarkan dalam rumah yang belakangan digunakan untuk
perhimpunan Kristen. Tidak diragukan, ia sangat mengenal murid-murid Yesus masa awal, dan mereka
memberikan pengaruh baik atas dirinya.
Markus melayani bersama sejumlah pengawas sidang
Kristen masa awal. Hak istimewa dinasnya yang pertama, sejauh yang kita ketahui, adalah bekerja sama
dengan sepupunya, Barnabas, dan rasul Paulus di daerah tugas mereka di Antiokhia Siria. (Kis. 12:25)
Sewaktu Barnabas dan Paulus memulai perjalanan
utusan injil mereka yang pertama, Markus pergi bersama mereka, pertama-tama ke Siprus lalu ke Asia Kecil.
”MENGUATKAN SIDANG-SIDANG JEMAAT”
233
Dari sana, Markus kembali ke Yerusalem karena alasan
yang tidak disebutkan. (Kis. 13:4, 13) Setelah perselisihan antara Barnabas dan Paulus mengenai Markus,
sebagaimana diceritakan di Kisah pasal 15, Markus
dan Barnabas melanjutkan dinas utusan injil mereka di
Siprus.—Kis. 15:36-39.
Perselisihan itu pasti sudah lama mereka lupakan
pada tahun 60 atau 61 M sewaktu Markus sekali
lagi bekerja sama dengan Paulus, kali ini di Roma.
Paulus, yang dipenjarakan di kota itu, menulis kepada sidang di Kolose, ”Aristarkhus, sesama tawanan
denganku, mengirimkan salamnya kepadamu, demikian pula Markus, sepupu Barnabas, (mengenai dia
kamu telah mendapat perintah untuk menyambutnya seandainya dia datang kepadamu).” (Kol. 4:10) Jadi,
Paulus berniat mengutus Yohanes Markus dari Roma
ke Kolose sebagai wakilnya.
Suatu waktu antara tahun 62 dan 64 M, Markus
bekerja sama dengan rasul Petrus di Babilon. Sebagaimana disebutkan di Pasal 10 publikasi ini, terjalin
hubungan yang erat di antara mereka, sebab Petrus
menyebut pria muda itu ”Markus, putraku”.—1 Ptr.
5:13.
Akhirnya, sekitar tahun 65 M sewaktu rasul Paulus
dipenjarakan untuk kedua kalinya di Roma, ia menulis kepada rekan sekerjanya, Timotius, yang sedang
berada di Efesus, ”Jemputlah Markus dan bawalah
dia bersamamu, karena dia berguna untuk melayani
aku.” (2 Tim. 4:11) Markus tentu segera menyambut
234
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
undangan itu dan berangkat dari Efesus ke Roma. Jelaslah, pria ini sangat dihargai oleh Barnabas, Paulus, dan
Petrus!
Yang terbesar dari semua hak istimewa Markus
adalah diilhami oleh Yehuwa untuk menulis catatan
Injil. Menurut kisah turun-temurun, sebagian besar
informasi yang Markus dapatkan berasal dari rasul Petrus. Fakta-fakta tampaknya mendukung hal ini, sebab
catatan Markus memuat berbagai perincian yang hanya dapat diketahui oleh orang yang menyaksikan
peristiwanya secara langsung, misalnya Petrus. Tetapi,
tampaknya Markus menulis Injilnya di Roma, dan bukan di Babilon sewaktu ia ada bersama Petrus. Markus
menggunakan banyak istilah Latin dan menerjemahkan kata-kata Ibrani yang sulit dipahami oleh orang
non-Yahudi, jadi kelihatannya tulisannya terutama ditujukan bagi pembaca non-Yahudi.
meledak dalam kemarahan. Barnabas dikenal hangat dan
murah hati—sampai-sampai para rasul tidak menyebut
dia dengan nama aslinya, yakni Yusuf, tetapi memanggilnya Barnabas, yang berarti ”Putra Penghiburan”. Paulus
juga dikenal berpembawaan lembut dan kalem. (1 Tes. 2:
7, 8) Seperti Paulus dan Barnabas, semua pengawas Kristen dewasa ini, termasuk para rohaniwan keliling, hendaknya selalu berupaya bersikap rendah hati dan berlaku
”MENGUATKAN SIDANG-SIDANG JEMAAT”
235
lembut terhadap sesama penatua dan seluruh kawanan.
—1 Ptr. 5:2, 3.
13
”Dia Dilaporkan Baik” (Kis. 16:1-3)
Dalam perjalanan utusan injil yang kedua, Paulus
pergi ke Galatia, salah satu provinsi Romawi yang sudah
memiliki beberapa sidang. Akhirnya, ”tibalah ia di Derbe dan juga di Listra”. ”Dan, lihat!” kata catatan itu,
”di sana ada seorang murid bernama Timotius, putra
seorang wanita Yahudi yang percaya tetapi bapaknya
seorang Yunani.”—Kis. 16:1.1
14
Paulus rupanya pernah berjumpa dengan keluar-
ga Timotius sewaktu pertama kali mengunjungi daerah
itu kira-kira pada tahun 47 M. Sekarang, dalam kunjungannya yang kedua sekitar dua atau tiga tahun kemudian, Paulus menaruh perhatian khusus kepada Timotius muda. Mengapa? Karena Timotius ”dilaporkan
baik oleh saudara-saudara”. Selain disukai oleh saudara-saudara di kota asalnya, ia pun mempunyai nama
baik di sidang-sidang di kota lain. Catatan Alkitab menjelaskan bahwa saudara-saudara di Listra maupun di
1 Lihat kotak ”Timotius Bekerja bagaikan Budak ’dalam Memajukan Kabar
Baik’ ”, di halaman 237.
13, 14. (a) Siapakah Timotius, dan kapan Paulus bertemu dengannya? (b) Apa
yang membuat Paulus menaruh perhatian khusus kepada Timotius? (c) Tugas
apa yang Timotius terima?
236
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
TIMOTIUS BEKERJA BAGAIKAN BUDAK
”DALAM MEMAJUKAN KABAR BAIK”
Timotius adalah asisten yang sangat dihargai oleh rasul Paulus. Setelah kedua pria ini bekerja bersisian
selama kira-kira 11 tahun, Paulus bisa menulis tentang
Timotius, ”Tidak ada orang lain padaku yang memiliki
watak seperti dia yang dengan tulus akan memperhatikan hal-hal mengenai kamu. . . . Kamu mengetahui
bagaimana ia telah memberi bukti, bahwa seperti seorang anak dengan seorang bapak, ia bekerja bagaikan
budak bersamaku dalam memajukan kabar baik.” (Flp.
2:20, 22) Timotius bekerja keras demi memajukan pekerjaan pengabaran, sehingga dia dikasihi oleh Paulus
dan menjadi teladan bagus bagi kita.
Timotius kelihatannya dibesarkan di Listra. Ayahnya
orang Yunani dan ibunya orang Yahudi. Sejak bayi, Timotius sudah diajari tentang Tulisan-Tulisan Kudus
oleh ibunya, Eunike, dan neneknya, Lois. (Kis. 16:1, 3;
2 Tim. 1:5; 3:14, 15) Bersama mereka, Timotius kemungkinan besar menjadi orang Kristen ketika Paulus
pertama kali mengunjungi kota asal Timotius.
Sewaktu Paulus kembali beberapa tahun kemudian,
Timotius, yang kala itu mungkin berusia antara 18 dan
23 tahun, sudah ”dilaporkan baik oleh saudara-saudara
di Listra dan Ikonium”. (Kis. 16:2) Roh Allah mengilhamkan ”ramalan-ramalan” tentang pemuda ini, dan
sesuai dengan ramalan-ramalan itu, Paulus dan para
penatua setempat menugaskan suatu hak istimewa
”MENGUATKAN SIDANG-SIDANG JEMAAT”
237
dinas kepada Timotius. (1 Tim. 1:18; 4:14; 2 Tim. 1:6) Ia
akan menemani Paulus sebagai rekan utusan injil. Untuk itu, Timotius harus meninggalkan keluarganya,
dan agar tidak ada keluhan di antara orang-orang Yahudi yang akan ia kunjungi, Timotius bersedia disunat.
—Kis. 16:3.
Timotius sering melakukan perjalanan jauh. Ia mengabar bersama Paulus dan Silas di Filipi, bersama
Silas di Berea, lalu sendiri di Tesalonika. Sewaktu
ia bertemu lagi dengan Paulus di Korintus, Timotius
membawa kabar baik tentang kasih dan kesetiaan yang
diperlihatkan orang-orang Tesalonika meski menderita
kesengsaraan. (Kis. 16:6–17:14; 1 Tes. 3:2-6) Ketika mendapat kabar yang mencemaskan tentang orang-orang
Korintus, Paulus yang kala itu berada di Efesus berniat mengutus Timotius kembali ke Korintus. (1 Kor. 4:
17) Dari Efesus, Paulus belakangan mengutus Timotius
dan Erastus ke Makedonia. Tetapi, sewaktu Paulus menulis surat kepada orang-orang Roma, Timotius sudah
bersamanya lagi di Korintus. (Kis. 19:22; Rm. 16:21) Ini
baru beberapa dari banyak perjalanan yang Timotius
lakukan demi kabar baik.
Timotius bisa jadi agak ragu-ragu menjalankan wewenangnya. Hal ini terlihat dari anjuran Paulus, ”Jangan
ada orang yang memandang rendah kemudaanmu.”
(1 Tim. 4:12) Namun, Paulus bisa dengan yakin mengutus Timotius ke sebuah sidang yang bermasalah
dengan petunjuk, ’Perintahkan orang-orang tertentu
238
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
agar tidak mengajarkan doktrin yang berbeda.’ (1 Tim.
1:3) Paulus juga memberi Timotius wewenang untuk melantik pengawas dan hamba pelayanan di sidang.
—1 Tim. 5:22.
Sifat-sifat Timotius yang sangat bagus membuat Paulus mengasihi dia. Alkitab menyingkapkan bahwa bagi
Paulus, pria muda itu menjadi rekan yang akrab, setia,
dan penuh kasih sayang, seperti anaknya sendiri.
Paulus bisa menulis bahwa ia mengingat air mata Timotius, rindu untuk bertemu dengannya, dan berdoa
baginya. Seperti ayah yang khawatir, Paulus juga memberi Timotius saran tentang kondisinya yang ”sering
sakit”—agaknya problem lambung.—1 Tim. 5:23;
2 Tim. 1:3, 4.
Selama pemenjaraan Paulus yang pertama di Roma,
Timotius ada di sisinya. Setidaknya selama suatu waktu, Timotius juga dipenjarakan. (Flm. 1; Ibr. 13:23)
Keterikatan batin di antara kedua pria itu bisa disimpulkan dari fakta bahwa Paulus, ketika menyadari
kematiannya sudah dekat, memanggil Timotius,
”Upayakanlah sebisa-bisanya untuk segera datang kepadaku.” (2 Tim. 4:6-9) Alkitab tidak menceritakan
apakah Timotius sempat bertemu lagi dengan pembimbing yang dikasihinya itu.
Ikonium, yang berjarak kira-kira 30 kilometer dari Listra, memuji dia. (Kis. 16:2) Di bawah bimbingan roh kudus, para penatua mempercayakan tanggung jawab yang
”MENGUATKAN SIDANG-SIDANG JEMAAT”
239
besar kepada Timotius muda—yakni membantu Paulus
dan Silas sebagai rohaniwan keliling.—Kis. 16:3.
15
Apa yang membuat Timotius mendapat reputasi
yang begitu baik pada usia muda? Apakah kecerdasannya, penampilan fisiknya, atau bakat alaminya? Manusia
sering terkesan oleh hal-hal seperti itu. Bahkan nabi Samuel pernah terlalu dipengaruhi oleh penampilan lahiriah. Namun, Yehuwa mengingatkan dia, ”Cara Allah melihat tidak seperti cara manusia melihat, karena manusia
melihat apa yang tampak di mata; tetapi Yehuwa, ia melihat bagaimana hatinya.” (1 Sam. 16:7) Timotius mendapat nama baik di kalangan rekan-rekan Kristennya
bukan karena ciri-ciri lahiriahnya, melainkan sifat-sifat
batiniahnya.
16
Bertahun-tahun kemudian, rasul Paulus menyebut-
kan beberapa sifat rohani Timotius. Paulus menggambarkan watak Timotius yang baik, kasihnya yang rela
berkorban, dan kerajinannya menjalankan tugas-tugas
teokratis. (Flp. 2:20-22) Timotius juga dikenal memiliki
iman ”tanpa kemunafikan”.—2 Tim. 1:5.
17
Dewasa ini, banyak anak muda meniru Timotius
dengan mengembangkan sifat-sifat yang saleh. Dengan
15, 16. Apa yang membuat Timotius mendapat reputasi yang begitu baik?
17. Bagaimana kaum muda dewasa ini dapat meniru Timotius?
240
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
demikian, mereka membuat nama baik di hadapan Yehuwa dan umat-Nya, sekalipun masih berusia muda. (Ams.
22:1; 1 Tim. 4:15) Mereka memperlihatkan iman tanpa
kemunafikan, dengan tidak mau bermuka dua. (Mz. 26:4)
Alhasil, banyak anak muda, seperti Timotius, dapat memainkan peranan penting dalam sidang. Betapa senangnya semua orang yang mengasihi Yehuwa di sekitar
mereka sewaktu mereka memenuhi syarat menjadi penyiar kabar baik dan akhirnya membaktikan diri kepada
Yehuwa dan dibaptis!
”Diteguhkan dalam Iman” (Kis. 16:4, 5)
18
Paulus dan Timotius bekerja sama selama bertahun-
tahun. Sebagai rohaniwan keliling, mereka menjalankan
berbagai tugas dari badan pimpinan. Catatan Alkitab
mengatakan, ”Seraya mereka meneruskan perjalanan dari
kota ke kota, mereka menyampaikan ketetapan-ketetapan
yang diputuskan rasul-rasul dan para tua-tua di Yerusalem, agar orang-orang di kota-kota tersebut memperhatikannya.” (Kis. 16:4) Sidang-sidang rupanya benar-benar
mengikuti petunjuk dari para rasul dan tua-tua di Yerusalem. Sebagai hasil ketaatan tersebut, ”sidang-sidang
18. (a) Hak istimewa apa yang dinikmati Paulus dan Timotius sebagai rohaniwan keliling? (b) Bagaimana sidang-sidang mendapat manfaat?
”MENGUATKAN SIDANG-SIDANG JEMAAT”
241
jemaat terus diteguhkan dalam iman dan jumlahnya
makin bertambah dari hari ke hari”.—Kis. 16:5.
19
Demikian pula, Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini me-
nikmati berkat karena tunduk dan menaati petunjuk
yang diterima dari orang-orang ”yang mengambil pimpinan” di antara mereka. (Ibr. 13:17) Karena adegan pentas
dunia ini selalu berubah, sangatlah penting bagi orang
Kristen untuk selalu mengikuti berbagai arahan dan instruksi dari ”budak yang setia dan bijaksana”. (Mat.
24:45; 1 Kor. 7:29-31) Dengan demikian, kita bisa terhindar dari malapetaka rohani dan kita dibantu untuk
menjaga diri tidak dinodai oleh dunia.—Yak. 1:27.
20
Memang, para pengawas Kristen zaman sekarang,
termasuk para anggota Badan Pimpinan, tidak sempurna. Paulus, Barnabas, Markus, dan para penatua terurap
lainnya pada abad pertama juga tidak sempurna. (Rm. 5:
12; Yak. 3:2) Akan tetapi, karena Badan Pimpinan mengikuti Firman Allah dengan saksama dan berpaut pada
pola yang ditetapkan oleh para rasul, mereka terbukti dapat dipercaya. (2 Tim. 1:13, 14) Sebagai hasilnya, sidangsidang dikuatkan dan diteguhkan dalam iman.
19, 20. Mengapa orang Kristen hendaknya taat kepada orang-orang ”yang mengambil pimpinan”?
242
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
PASAL 16
”Melangkahlah ke Makedonia”
Berkat diperoleh jika kita mau menerima tugas
dan menghadapi penganiayaan dengan bersukacita
Berdasarkan Kisah 16:6-40
SEKELOMPOK wanita meninggalkan kota Filipi di Makedonia. Tidak lama kemudian, mereka tiba di sungai kecil bernama Gangites. Seperti biasanya, mereka duduk di tepi sungai untuk berdoa kepada Allah Israel. Yehuwa mengamati
mereka.—2 Taw. 16:9; Mz. 65:2.
2
Sementara itu, lebih dari 800 kilometer di sebelah timur
Filipi, sekelompok pria meninggalkan kota Listra di selatan
Galatia. Beberapa hari kemudian, mereka tiba di jalan raya
yang mengarah ke barat menuju wilayah yang paling padat
penduduknya di distrik Asia. Pria-pria ini—Paulus, Silas,
dan Timotius—sudah tidak sabar untuk menjejaki jalan itu
guna mengunjungi Efesus dan kota-kota lain tempat ribuan
orang perlu mendengar berita tentang Kristus. Namun, sebelum mereka memulai perjalanan tersebut, roh kudus melarang mereka, tetapi caranya tidak diceritakan. Mereka tidak
diperbolehkan mengabar di Asia. Mengapa? Yesus—melalui
1-3. (a) Bagaimana Paulus dan rekan-rekannya mendapat arahan roh kudus?
(b) Peristiwa apa saja yang akan kita bahas?
”MELANGKAHLAH KE MAKEDONIA”
243
roh Allah—ingin membimbing rombongan Paulus melintasi
wilayah Asia Kecil, menyeberangi Laut Aegea, dan terus ke
tepi sungai kecil bernama Gangites itu.
3
Caranya Yesus membimbing Paulus dan rekan-rekannya
dalam perjalanan yang luar biasa ke Makedonia itu mengandung pelajaran berharga bagi kita dewasa ini. Karena itu,
mari kita tinjau beberapa peristiwa yang terjadi selama perjalanan utusan injil Paulus yang kedua, yang dimulai sekitar
tahun 49 M.
”Allah Telah Memanggil Kami” (Kis. 16:6-15)
4 Karena tidak diperbolehkan mengabar di Asia, Paulus
dan rekan-rekannya berbelok ke utara untuk mengabar di
kota-kota di Bitinia. Untuk ke sana, mereka mungkin sudah
berjalan selama berhari-hari melewati jalan tanah melalui
daerah-daerah yang jarang penduduknya di Frigia dan Galatia. Akan tetapi, saat mereka hampir tiba di Bitinia, Yesus sekali lagi menggunakan roh kudus untuk menghalangi mereka. (Kis. 16:6, 7) Pria-pria tersebut kini pasti merasa bingung.
Mereka tahu apa yang harus dikabarkan dan bagaimana caranya mengabar, tetapi mereka tidak tahu di mana mereka
harus mengabar. Mereka seolah-olah mengetuk pintu menuju Asia—tetapi tidak diperbolehkan masuk. Mereka mengetuk pintu menuju Bitinia—lagi-lagi tidak dibukakan. Namun,
4, 5. (a) Apa yang terjadi dengan rombongan Paulus di dekat Bitinia? (b) Apa
yang diputuskan para murid, dan apa hasilnya?
244
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Paulus bertekad untuk terus mengetuk sampai ia menemukan pintu yang akan terbuka. Lalu, mereka mengambil keputusan yang mungkin tampaknya tidak masuk akal. Mereka
berbelok ke barat dan berjalan sejauh 550 kilometer, tanpa
singgah di kota-kota hingga mereka tiba di pelabuhan Troas,
pintu gerbang untuk ke Makedonia. (Kis. 16:8) Di sana, untuk ketiga kalinya, Paulus mengetuk, dan—ya!—pintu pun
terbuka lebar.
5
Sang penulis Injil Lukas, yang bergabung dengan rom-
bongan Paulus di Troas, melaporkan apa yang terjadi, ”Pada
waktu malam suatu penglihatan muncul kepada Paulus: seorang pria Makedonia sedang berdiri dan memohon kepadanya dan mengatakan, ’Melangkahlah ke Makedonia dan tolonglah kami.’ Segera setelah ia melihat penglihatan itu,
kami berupaya pergi ke Makedonia, karena kami menarik kesimpulan bahwa Allah telah memanggil kami untuk menyatakan kabar baik kepada mereka.”1 (Kis. 16:9, 10) Akhirnya,
Paulus tahu di mana mereka harus mengabar. Paulus tentu
sangat gembira karena ia tidak menyerah di tengah jalan!
Segera, keempat pria itu berlayar ke Makedonia.
6
Pelajaran apa yang bisa kita tarik dari catatan itu? Per-
hatikan: Hanya setelah Paulus berangkat ke Asia barulah
1 Lihat kotak ”Lukas—Penulis Buku Kisah”, di halaman 246.
6, 7. (a) Pelajaran apa yang bisa kita tarik dari catatan tentang perjalanan Paulus? (b) Dari pengalaman Paulus, kita bisa yakin akan hal apa?
”MELANGKAHLAH KE MAKEDONIA”
245
LUKAS—PENULIS BUKU KISAH
Sampai dengan pasal 16, ayat 9, buku Kisah diceritakan dengan menggunakan kata ganti orang ketiga saja.
Artinya, sang penulis hanya melaporkan apa yang dikatakan dan dilakukan orang lain. Namun, di Kisah 16:10, 11,
ada perubahan gaya penulisan. Di ayat 11, misalnya, sang
penulis mengatakan, ”Kami bertolak dari Troas dan langsung berlayar ke Samotrake.” Di sinilah Lukas, sang
penulis, mulai terlibat langsung. Tetapi, karena nama Lukas sama sekali tidak muncul di buku Kisah Para Rasul,
bagaimana kita tahu bahwa dialah penulisnya?
Jawabannya terdapat dalam pengantar buku Kisah
dan Injil Lukas. Kedua pengantar itu ditujukan kepada seseorang bernama ”Teofilus”. (Luk. 1:1, 3; Kis. 1:1)
Kata-kata pembukaan Kisah berbunyi, ”Hai, Teofilus, dalam kisah yang pertama aku menyusun segala perkara
yang mulai dilakukan maupun diajarkan Yesus.” Karena
para pakar zaman dahulu setuju bahwa ”kisah yang pertama”, yaitu Injil, ditulis oleh Lukas, pasti dia juga yang
menulis buku Kisah.
Tidak banyak yang kita ketahui tentang Lukas. Namanya muncul tiga kali saja dalam Alkitab. Rasul Paulus
menyebut Lukas ”tabib yang kita kasihi” dan salah seorang dari ”rekan-rekan sekerja[nya]”. (Kol. 4:14; Flm.
24) Bagian-bagian buku Kisah yang menggunakan kata
”kami”—di mana Lukas mengikutsertakan dirinya—menunjukkan bahwa Lukas pertama kali menyertai rasul
246
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Paulus dari Troas ke Filipi sekitar tahun 50 M. Tetapi, sewaktu Paulus meninggalkan Filipi, Lukas sudah tidak
bersamanya. Keduanya bertemu kembali di Filipi sekitar
tahun 56 M dan berangkat bersama tujuh saudara lainnya dari Filipi ke Yerusalem, tempat Paulus ditangkap.
Dua tahun kemudian, Lukas menemani Paulus, yang masih dibelenggu, dari Kaisarea ke Roma. (Kis. 16:1017, 40; 20:5–21:17; 24:27; 27:1–28:16) Sewaktu Paulus,
yang dipenjarakan untuk kedua kalinya di Roma, menyadari bahwa eksekusinya sudah dekat, ”Lukas saja”
yang menemaninya. (2 Tim. 4:6, 11) Jelaslah, Lukas melakukan perjalanan-perjalanan jauh dan rela mengalami
kesulitan demi kabar baik.
Lukas tidak mengaku menyaksikan sendiri apa yang ia
tulis tentang Yesus. Sebaliknya, ia mengatakan bahwa
ia berupaya ”menyusun pernyataan tentang fakta-fakta” berdasarkan laporan para ”saksi mata”. Selain itu,
ia ”menelusuri segala sesuatu dari asal mulanya dengan saksama, untuk menuliskannya dalam urutan yang
logis”. (Luk. 1:1-3) Hasil jerih payah Lukas memperlihatkan bahwa ia adalah periset yang teliti. Ia mungkin
mewawancarai Elisabet, Maria ibu Yesus, dan orangorang lain untuk mengumpulkan keterangan. Banyak
dari apa yang ia tulis tidak terdapat dalam catatancatatan Injil lainnya.—Luk. 1:5-80.
Paulus menyebut Lukas sebagai seorang tabib, dan kepeduliannya sebagai dokter terhadap penderitaan orang
lain terlihat dalam tulisannya. Beberapa contoh misalnya: Lukas mencatat bahwa ketika Yesus menyembuhkan
”MELANGKAHLAH KE MAKEDONIA”
247
seorang pria yang kerasukan, ”hantu itu keluar dari
dia tanpa menyakitinya”; bahwa ibu mertua rasul Petrus
menderita karena ”demam tinggi”; dan bahwa seorang
wanita yang Yesus tolong telah menderita ”roh kelemahan selama delapan belas tahun, dan dia bungkuk ganda
serta sama sekali tidak dapat menegakkan diri”.—Luk. 4:
35, 38; 13:11.
Jelaslah, Lukas menomorsatukan ”pekerjaan Tuan” dalam hidupnya. (1 Kor. 15:58) Tujuannya bukan untuk
mengejar karier duniawi atau kedudukan terkemuka, melainkan membantu orang lain mengenal dan melayani
Yehuwa.
roh Allah campur tangan, hanya setelah Paulus berjalan ke
Bitinia barulah Yesus turun tangan, dan hanya setelah Paulus sampai di Troas barulah Yesus mengarahkan dia ke Makedonia. Sebagai Kepala sidang, Yesus bisa jadi membimbing
kita dengan cara serupa dewasa ini. (Kol. 1:18) Misalnya, kita
mungkin telah mempertimbangkan selama beberapa waktu
untuk merintis atau pindah ke sebuah daerah yang lebih
membutuhkan penyiar Kerajaan. Akan tetapi, bisa jadi hanya setelah kita mengambil langkah-langkah pasti untuk mencapai tujuan itu barulah Yesus membimbing kita melalui roh
Allah. Mengapa? Pikirkan contoh ini: Seorang pengemudi baru bisa membelokkan mobilnya ke kiri atau kanan
248
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
hanya jika mobil itu bergerak. Demikian pula, Yesus akan
membimbing kita untuk memperluas pelayanan hanya jika
kita bergerak—jika kita mengerahkan upaya nyata untuk
melakukannya.
7
Namun, bagaimana jika upaya kita tidak langsung mem-
buahkan hasil? Apakah kita menyerah saja, karena mengira
roh Allah tidak membimbing kita? Jangan. Ingatlah, Paulus
juga menghadapi berbagai halangan. Tetapi, ia terus mencari
sampai ia menemukan pintu yang terbuka. Kita bisa yakin
bahwa ketekunan kita dalam mencari ”sebuah pintu besar
yang menuju kegiatan” juga akan diberkati.—1 Kor. 16:9.
8
Setelah tiba di distrik Makedonia, rombongan Paulus me-
nuju Filipi—kota yang penduduknya bangga sebagai warga
negara Romawi. Bagi para pensiunan prajurit Romawi yang
tinggal di sana, koloni di Filipi bagaikan kota Roma kecil di
Makedonia. Di luar gerbang kota, di tepi sebuah sungai kecil, para utusan injil itu menemukan suatu kawasan. Di sana,
menurut dugaan mereka, terdapat ”tempat berdoa”.1 Pada
hari Sabat, mereka pergi ke tempat itu dan berjumpa dengan
beberapa wanita yang berkumpul untuk beribadat kepada
1 Mungkin orang Yahudi dilarang memiliki sinagoga di Filipi mengingat kota
itu bernuansa militer. Atau, bisa jadi lelaki Yahudi di kota itu tidak sampai
sepuluh orang—jumlah minimum yang diperlukan untuk mendirikan sebuah
sinagoga.
8. (a) Gambarkan seperti apa kota Filipi. (b) Hal menyukacitakan apa yang dihasilkan dari pengabaran Paulus di sebuah ”tempat berdoa”?
”MELANGKAHLAH KE MAKEDONIA”
249
Allah. Para murid duduk dan berbicara kepada wanita-wanita itu. Seorang wanita bernama Lidia ”sedang mendengarkan,
dan Yehuwa membuka lebar hatinya”. Lidia sangat tergugah
oleh apa yang ia pelajari dari para utusan injil itu sehingga
ia dan rumah tangganya dibaptis. Kemudian, ia mendesak
Paulus dan rekan-rekan seperjalanannya untuk datang dan
tinggal di rumahnya.1—Kis. 16:13-15.
9
Bayangkan sukacita yang dihasilkan karena pembaptisan
Lidia! Alangkah gembiranya Paulus karena ia menerima undangan untuk ’melangkah ke Makedonia’ dan karena Yehuwa
berkenan menggunakan dia beserta rekan-rekannya untuk
menjawab doa para wanita yang takut akan Allah tersebut!
Dewasa ini, banyak saudara dan saudari—tua dan muda, lajang atau sudah menikah—juga pindah ke daerah yang lebih
membutuhkan penyiar Kerajaan. Memang, ada kesulitan
yang mereka hadapi, tetapi semua itu menjadi tidak seberapa
dibandingkan dengan kepuasan yang mereka rasakan sewaktu
menemukan orang-orang seperti Lidia, yang menyambut kebenaran Alkitab. Dapatkah Saudara membuat penyesuaian
sehingga dapat ’melangkah’ ke daerah yang lebih membutuhkan? Berkat-berkat menanti Saudara. Sebagai contoh, perhatikan Aaron, seorang saudara berusia 20-an yang pindah ke
1 Lihat kotak ”Lidia—Penjual Kain Ungu”, di halaman 252.
9. Bagaimana banyak orang dewasa ini telah meniru teladan Paulus, dan apa
berkatnya?
250
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
sebuah negeri di Amerika Tengah. Mewakili perasaan banyak
orang yang seperti dia, ia mengatakan, ”Melayani di negeri
lain telah membantu saya bertumbuh secara rohani dan semakin mendekat kepada Yehuwa. Dan, dinas pengabarannya
enak sekali—saya punya delapan PAR!”
”Bangkitlah Kumpulan Orang Menentang Mereka”
(Kis. 16:16-24)
10 Setan tentu marah besar melihat kabar baik mulai bertumbuh di daerah kekuasaan dia dan hantu-hantunya. Maka,
tidak mengherankan bahwa hantu-hantu terlibat dalam tentangan yang timbul atas Paulus dan rekan-rekannya! Seraya
mereka terus mengunjungi tempat berdoa itu, seorang hamba perempuan yang kerasukan hantu, yang menghasilkan
uang bagi para majikannya dengan meramal, terus membuntuti rombongan Paulus sambil berteriak, ”Pria-pria ini
adalah budak Allah Yang Mahatinggi, yang memberitakan
kepadamu jalan keselamatan.” Hantu-hantu mungkin menyebabkan gadis itu meneriakkan kata-kata tersebut agar ramalannya tampak seperti berasal dari sumber yang sama dengan
ajaran Paulus. Dengan demikian, perhatian para pengamat
bisa teralihkan dari pengikut Kristus yang sejati. Tetapi,
Paulus membungkam gadis itu dengan mengusir hantunya.
—Kis. 16:16-18.
10. Bagaimana hantu-hantu terlibat dalam tentangan yang timbul atas Paulus
dan rekan-rekannya?
”MELANGKAHLAH KE MAKEDONIA”
251
LIDIA—PENJUAL KAIN UNGU
Lidia tinggal di Filipi, sebuah kota penting di Makedonia. Ia berasal dari kota Tiatira di wilayah yang disebut
Lidia di bagian barat Asia Kecil. Demi usahanya sebagai penjual kain ungu, Lidia pindah ke Filipi di
seberang Laut Aegea. Kemungkinan besar, ia berdagang
bermacam-macam barang dari kain ungu—selimut, permadani, kain, bahkan bahan pewarna. Sebuah inskripsi
yang ditemukan di Filipi menunjukkan adanya serikat
penjual kain ungu di kota itu.
Lidia digambarkan sebagai ”seorang penyembah
Allah”, yang agaknya berarti bahwa ia seorang proselit Yudaisme. (Kis. 16:14) Ia bisa jadi sudah mengenal
ibadat kepada Yehuwa di kota asalnya. Berbeda dengan
Filipi, di Tiatira terdapat tempat pertemuan Yahudi.
Ada yang berpendapat bahwa Lidia adalah julukan
—yang berarti ”Wanita dari Lidia”—yang diberikan
kepadanya di Filipi. Akan tetapi, ada dokumen yang
membuktikan bahwa Lidia juga digunakan sebagai
nama.
Orang-orang dari Lidia dan daerah sekitarnya terkenal
terampil mencelup kain dengan warna ungu sejak zaman
penyair Homerus, pada abad kesembilan atau kedelapan
SM. Malah, air di Tiatira terkenal bisa menghasilkan
”warna yang paling cemerlang dan paling awet”.
Kain ungu adalah barang mewah, dan hanya orang
kaya yang sanggup membelinya. Meskipun ada beberapa
sumber warna ungu yang diketahui, bahan pewarna
252
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
yang terbaik dan termahal—untuk mewarnai linen
halus—berasal dari kerang di Laut Tengah. Setetes pewarna bisa diambil dari setiap kerang, dan sekitar
8.000 kerang harus diproses hanya untuk memperoleh
satu gram cairan berharga itu; maka, kain dengan warna
tersebut sangat mahal.
Karena pekerjaan Lidia membutuhkan modal yang
banyak dan ia memiliki rumah besar yang bisa menampung empat pria—Paulus, Silas, Timotius, dan
Lukas—kelihatannya ia adalah saudagar yang sukses
dan kaya. Dalam bahasa Yunani, istilah ”rumah tangganya” bisa mengartikan bahwa ia tinggal bersama sanak
saudaranya, tetapi juga bisa menyiratkan bahwa ia mempunyai banyak budak dan hamba. (Kis. 16:15) Sebelum
meninggalkan kota, Paulus dan Silas bertemu dengan beberapa saudara di rumah wanita yang murah hati itu.
Fakta itu menyiratkan bahwa rumah tersebut menjadi
tempat perhimpunan bagi orang-orang Kristen pertama
di Filipi.—Kis. 16:40.
Sewaktu Paulus menulis surat kepada sidang Filipi sekitar sepuluh tahun kemudian, ia tidak menyebutkan
nama Lidia. Jadi, keterangan tentang dia hanya dapat
kita peroleh dari Kisah pasal 16.
11
Sewaktu para majikan gadis itu tahu bahwa sumber uang
mereka telah lenyap, mereka pun murka. Mereka menyeret Paulus dan Silas ke pasar, tempat bersidangnya para
11. Setelah hantu diusir dari gadis itu, apa yang terjadi dengan Paulus dan
Silas?
”MELANGKAHLAH KE MAKEDONIA”
253
pejabat pengadilan, yang mewakili pemerintah Romawi. Para
majikan itu membangkitkan prasangka dan rasa patriotisme
para hakim. Pada intinya mereka mengatakan, ’Orang-orang
Yahudi ini menimbulkan keresahan dengan mengajarkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak dapat diterima oleh kita orang
Romawi.’ Kata-kata mereka langsung menimbulkan reaksi.
”Bangkitlah kumpulan orang [di pasar itu] menentang mereka [Paulus dan Silas]”, dan para pejabat pengadilan memberi
perintah untuk ”memukuli mereka dengan tongkat”. Setelah
itu, Paulus dan Silas digelandang ke penjara. Sang penjaga
penjara melemparkan kedua pria yang babak belur itu ke
penjara bagian dalam lalu memasung kaki mereka. (Kis. 16:
19-24) Begitu sang penjaga menutup pintu, kegelapan yang
pekat menyebabkan Paulus dan Silas nyaris tidak bisa saling
melihat. Namun, Yehuwa memperhatikan.—Mz. 139:12.
12
Beberapa tahun sebelumnya, Yesus memberi tahu para
pengikutnya, ”Mereka akan menganiaya kamu.” (Yoh. 15:20)
Maka, sewaktu rombongan Paulus melangkah ke Makedonia,
mereka siap menghadapi tentangan. Ketika penganiayaan menimpa, mereka memandangnya bukan sebagai tanda ketidaksenangan Yehuwa, melainkan sebagai ungkapan kemarahan
Setan. Dewasa ini, antek-antek Setan masih menggunakan
12. (a) Bagaimana pandangan murid-murid Kristus tentang penganiayaan, dan
mengapa? (b) B entuk tentangan apa saja yang masih digunakan oleh Setan dan
antek-anteknya?
254
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
metode yang sama seperti di Filipi. Para penentang yang licik menyalahgambarkan kita di sekolah dan di tempat kerja, untuk mengobarkan tentangan. Di beberapa negeri, penentang dari kalangan agama menuduh kita di pengadilan.
Pada intinya mereka mengatakan, ’Saksi-Saksi ini menimbulkan keresahan dengan mengajarkan kebiasaan-kebiasaan
yang tidak dapat diterima oleh kita yang menganut ajaran
turun-temurun.’ Di beberapa tempat, rekan-rekan seiman
kita dipukuli dan dijebloskan ke penjara. Namun, Yehuwa
memperhatikan.—1 Ptr. 3:12.
”Dibaptis Tanpa Menunda” (Kis. 16:25-34)
13 Paulus dan Silas tentu membutuhkan waktu untuk pulih
dan menenangkan diri dari kekerasan yang mereka alami
pada hari itu. Akan tetapi, pada tengah malam, mereka sudah cukup pulih sehingga dapat ”berdoa dan memuji Allah
dengan nyanyian”. Lalu, tiba-tiba, gempa bumi mengguncang
penjara itu! Penjaga penjara terbangun, melihat pintu-pintu
terbuka, dan takut kalau-kalau para tahanan telah melarikan
diri. Membayangkan bahwa ia akan dihukum karena membiarkan mereka lolos, ia ”menghunus pedangnya dan akan segera menghabisi dirinya sendiri”. Tetapi, Paulus berseru, ”Jangan sakiti dirimu, karena kami semua ada di sini!” Penjaga
yang bersusah hati itu bertanya, ”Bapak-bapak, apa yang
13. Apa yang menyebabkan sang penjaga bertanya, ”Apa yang harus aku lakukan agar diselamatkan?”
”MELANGKAHLAH KE MAKEDONIA”
255
harus aku lakukan agar diselamatkan?” Paulus dan Silas tidak bisa menyelamatkan dia; hanya Yesus yang bisa. Maka,
mereka menjawab, ”Percayalah kepada Tuan Yesus dan
engkau akan diselamatkan.”—Kis. 16:25-31.
14
Apakah pertanyaan tersebut tulus? Paulus tidak meragu-
kan kesungguhan hati orang tersebut. Sang penjaga penjara
bukan orang Yahudi, sehingga tidak mengenal Tulisan-Tulisan Kudus. Sebelum bisa menjadi Kristen, ia perlu belajar
dan mempercayai kebenaran dasar Alkitab. Maka, Paulus
dan Silas menyediakan waktu untuk membicarakan ”firman
Yehuwa kepada dia”. Ketika asyik mengajarkan Tulisan-Tulisan Kudus, mereka mungkin lupa akan rasa sakit akibat pukulan yang mereka terima. Namun, sang penjaga penjara
memperhatikan bilur-bilur di punggung mereka, dan ia membersihkan luka-luka mereka. Kemudian, ia dan rumah tangganya ”dibaptis tanpa menunda”. Alangkah besar berkat
yang Paulus dan Silas terima karena menghadapi penganiayaan dengan bersukacita!—Kis. 16:32-34.
15
Seperti Paulus dan Silas, banyak Saksi dewasa ini mem-
beritakan kabar baik sewaktu dipenjarakan karena iman
14. (a) Bantuan apa yang Paulus dan Silas berikan kepada sang penjaga?
(b) B erkat apa yang diterima Paulus dan Silas karena menghadapi penganiayaan dengan bersukacita?
15. (a) Bagaimana banyak Saksi dewasa ini mengikuti teladan Paulus dan Silas? (b) Mengapa kita hendaknya terus mengunjungi kembali rumah orang-orang
di daerah kita?
256
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
mereka, dan hasilnya bagus. Misalnya, di sebuah negeri yang
melarangkan kegiatan kita, pernah dicatat bahwa 40 persen
dari semua Saksi yang tinggal di sana mempelajari kebenaran tentang Yehuwa selagi di penjara! (Yes. 54:17) Selain itu,
perhatikan bahwa sang penjaga baru meminta bantuan setelah terjadinya gempa bumi. Demikian pula, beberapa orang
dewasa ini bisa jadi baru menyambut berita Kerajaan setelah
kehidupan mereka tiba-tiba terguncang oleh suatu kejadian
yang menyusahkan hati. Bila kita dengan setia berkunjung
dan berkunjung lagi kepada orang-orang di daerah kita, kita
memastikan bahwa kita siap mengulurkan bantuan ketika
mereka membutuhkannya.
”S ekarang Mereka Mau Mencampakkan Kami ke Luar
dengan Diam-Diam?” (Kis. 16:35-40)
16 Sehari setelah pemukulan itu, para pejabat pengadilan
memerintahkan agar Paulus dan Silas dilepaskan. Tetapi,
Paulus berkata, ”Mereka mendera kami, orang-orang Romawi, di hadapan umum tanpa diadili, dan mereka melemparkan kami ke dalam penjara; dan sekarang mereka mau
mencampakkan kami ke luar dengan diam-diam? Sekali-kali
tidak! tetapi biarlah mereka datang sendiri dan membawa
kami ke luar.” Ketika mengetahui bahwa kedua pria itu adalah warga negara Romawi, para pejabat tersebut ”menjadi
16. Sehari setelah Paulus dan Silas didera, bagaimana keadaan berbalik?
”MELANGKAHLAH KE MAKEDONIA”
257
takut”, karena mereka telah melanggar hak pria-pria itu.1 Keadaan pun berbalik. Murid-murid telah dipukuli di depan
umum; sekarang para pejabat pengadilan itu harus meminta
maaf di depan umum. Mereka memohon agar Paulus dan
Silas pergi dari Filipi. Kedua murid itu menurut, tetapi
sebelumnya mereka menyempatkan diri untuk menganjurkan murid-murid baru yang semakin bertambah. Setelah itu
barulah mereka berangkat.
17
Jika sebelumnya Paulus dan Silas telah meminta agar
hak mereka sebagai warga negara Romawi ditegakkan, mereka mungkin tidak sampai dipukuli. (Kis. 22:25, 26) Akan tetapi, hal itu bisa saja memberikan kesan kepada murid-murid di Filipi bahwa kedua pria itu menggunakan kedudukan
mereka untuk bebas dari penderitaan demi Kristus. Bagaimana hal itu mempengaruhi iman para murid yang bukan
warga negara Romawi, yang tidak dilindungi hukum dari pemukulan? Oleh karena itu, dengan menanggung penderitaan,
Paulus dan rekannya memberikan teladan kepada murid-murid baru itu bahwa pengikut Kristus sanggup berdiri teguh meski dianiaya. Selain itu, dengan menuntut diakuinya
kewarganegaraan mereka, Paulus dan Silas memaksa para
1 Hukum Romawi menyatakan bahwa seorang warga negara selalu berhak untuk diadili secara pantas dan tidak boleh dihukum di hadapan umum sebelum
dinyatakan bersalah.
17. Hal penting apa yang dipelajari murid-murid baru itu dengan memperhatikan ketekunan Paulus dan Silas?
258
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
pejabat pengadilan itu untuk mengakui di hadapan umum
bahwa mereka telah melanggar hukum. Alhasil, hal itu boleh
jadi mencegah mereka menganiaya rekan-rekan seiman Paulus dan memberikan perlindungan hukum terhadap serangan
serupa di kemudian hari.
18
Sekarang ini, para pengawas sidang Kristen juga membe-
rikan pengarahan melalui teladan. Para gembala Kristen rela
melakukan apa pun yang mereka minta untuk dilakukan rekan-rekan seiman mereka. Demikian pula, seperti Paulus,
kita mempertimbangkan dengan hati-hati bagaimana dan
kapan kita bisa menggunakan hak-hak hukum kita untuk
memperoleh perlindungan. Jika diperlukan, kita memanfaatkan pengadilan lokal, nasional, bahkan internasional untuk
memperoleh perlindungan hukum demi menjalankan ibadat
kita. Tujuan kita bukan reformasi sosial, tetapi ”membela
dan secara hukum meneguhkan kabar baik itu”, seperti yang
Paulus tuliskan kepada sidang di Filipi sekitar sepuluh tahun setelah pemenjaraannya di sana. (Flp. 1:7) Namun, tidak soal apa hasil kasus pengadilan demikian, seperti Paulus
dan rekan-rekannya, kita bertekad untuk terus ”menyatakan kabar baik” ke mana pun roh Allah membimbing kita.
—Kis. 16:10.
18. (a) Bagaimana para pengawas Kristen dewasa ini meniru teladan Paulus?
(b) Bagaimana kita ”membela dan secara hukum meneguhkan kabar baik” pada
zaman kita?
”MELANGKAHLAH KE MAKEDONIA”
259
PASAL 17
”Ia Bertukar Pikiran dengan Mereka
dari Tulisan-Tulisan Kudus”
Dasar pengajaran yang efektif; teladan orang Berea
Berdasarkan Kisah 17:1-15
JALAN yang ramai itu, buatan para ahli teknik Romawi,
melintas di pegunungan. Sesekali, berbagai suara bercampur jadi satu—ringkikan keledai, derak roda-roda kereta
yang beradu dengan jalan berlapis batu, dan suara gaduh
dari beragam orang, antara lain para prajurit, saudagar,
dan perajin. Ketiga sekawan—Paulus, Silas, dan Timotius
—sedang melintasi jalan dari Filipi ke Tesalonika yang jaraknya lebih dari 130 kilometer. Itu bukan perjalanan yang
mudah, khususnya bagi Paulus dan Silas. Mereka masih
merasakan sakitnya luka-luka akibat pukulan tongkat di
Filipi.—Kis. 16:22, 23.
2
Bagaimana agar perjalanan jauh itu tidak terasa mele-
tihkan? Percakapan pasti membantu. Masih segar dalam
ingatan mereka pengalaman menggembirakan tentang penjaga penjara dan keluarganya yang menjadi orang percaya
1, 2. Siapa yang mengadakan perjalanan dari Filipi ke Tesalonika, dan apa yang
mungkin ada dalam benak mereka?
260
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
di Filipi. Pengalaman itu semakin memperkuat tekad mereka untuk terus memberitakan firman Allah. Akan tetapi,
ketika sudah hampir tiba di kota pesisir Tesalonika, mereka mungkin bertanya-tanya bagaimana mereka akan diperlakukan oleh orang Yahudi di kota itu. Apakah mereka akan
diserang, bahkan dipukuli, seperti di Filipi?
3
Perasaan Paulus belakangan terungkap dalam surat yang
ia tulis untuk orang Kristen di Tesalonika, ”Setelah kami
mula-mula menderita dan diperlakukan dengan hina (sebagaimana kamu tahu) di Filipi, kami mengerahkan keberanian melalui Allah kita untuk menyampaikan kabar baik
Allah kepadamu dengan perjuangan yang berat.” (1 Tes.
2:2) Jadi, Paulus tampaknya menyiratkan bahwa ia punya
perasaan khawatir sewaktu akan memasuki kota Tesalonika, khususnya setelah kejadian di Filipi. Dapatkah Saudara memahami perasaan Paulus? Pernahkah Saudara merasa sulit untuk memberitakan kabar baik? Paulus bersandar
kepada Yehuwa untuk menguatkan serta membantu dirinya mengerahkan keberanian yang ia butuhkan. Dengan
mempelajari teladan Paulus, Saudara dapat dibantu untuk
berbuat yang sama.—1 Kor. 4:16.
3. Bagaimana teladan Paulus dalam mengerahkan keberanian untuk mengabar
bisa berguna bagi kita dewasa ini?
”IA BERTUKAR PIKIRAN DENGAN MEREKA DARI TULISAN-TULISAN KUDUS” 261
”Ia B ertukar Pikiran . . . dari Tulisan-Tulisan Kudus”
(Kis. 17:1-3)
4 Menurut catatan, selama di Tesalonika, Paulus mengabar di sinagoga selama tiga Sabat. Apakah ini berarti ia
tinggal selama tiga minggu saja di kota itu? Belum tentu.
Kita tidak tahu berapa lama setelah kedatangannya Paulus mulai pergi ke sinagoga. Selanjutnya, dari surat-surat
Paulus terungkap bahwa selama di Tesalonika, ia dan rekan-rekannya bekerja untuk menafkahi diri. (1 Tes. 2:9;
2 Tes. 3:7, 8) Selain itu, selama di sana, dua kali Paulus
menerima pemberian dari saudara-saudara di Filipi. (Flp.
4:16) Maka, bisa jadi ia tinggal lebih dari tiga minggu di
Tesalonika.
5
Setelah mengerahkan keberanian untuk mengabar, Pau-
lus berbicara kepada orang-orang yang berkumpul di sinagoga. Seperti kebiasaannya, ”ia bertukar pikiran dengan
mereka dari Tulisan-Tulisan Kudus, ia menjelaskan dan
membuktikan dengan referensi bahwa Kristus perlu menderita dan bangkit dari antara orang mati, lalu ia mengatakan, ’Inilah Kristus, Yesus ini yang aku beritakan kepadamu’ ”. (Kis. 17:2, 3) Perhatikan bahwa Paulus tidak
berupaya menggugah emosi pendengarnya; ia mengajak
mereka berpikir. Ia tahu bahwa mereka yang hadir di
4. Mengapa Paulus bisa jadi tinggal lebih dari tiga minggu di Tesalonika?
5. Bagaimana cara Paulus berbicara kepada orang-orang?
262
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
sinagoga itu mengenal baik dan menghormati Tulisan-Tulisan Kudus. Yang tidak mereka miliki adalah pemahaman. Maka, Paulus bertukar pikiran, menjelaskan, dan membuktikan dari Tulisan-Tulisan itu bahwa Yesus dari Nazaret
adalah Mesias, atau Kristus, yang dijanjikan.
6
Paulus mengikuti standar yang ditetapkan Yesus, yang
menggunakan Tulisan-Tulisan Kudus sebagai dasar ajarannya. Misalnya, selama pelayanannya, Yesus memberi tahu
para pengikutnya bahwa menurut Tulisan-Tulisan Kudus,
Putra manusia harus menderita, mati, dan dibangkitkan.
(Mat. 16:21) Setelah dibangkitkan, Yesus menampakkan
diri kepada murid-muridnya. Hal itu saja sudah menunjukkan bahwa ia mengatakan kebenaran. Namun, Yesus
memberi mereka lebih dari itu. Mengenai apa yang ia katakan kepada beberapa murid, kita membaca, ”Ia menafsirkan kepada mereka hal-hal mengenai dirinya dalam segenap Tulisan Kudus, mulai dari Kitab-Kitab Musa dan
segenap Kitab Para Nabi.” Apa hasilnya? Murid-murid berseru, ”Bukankah hati kita berkobar-kobar ketika ia sedang
berbicara kepada kita dalam perjalanan, ketika ia membukakan sepenuhnya Tulisan-Tulisan Kudus kepada kita?”
—Luk. 24:13, 27, 32.
6. Bagaimana Yesus bertukar pikiran dari Tulisan-Tulisan Kudus, dan apa hasilnya?
”IA BERTUKAR PIKIRAN DENGAN MEREKA DARI TULISAN-TULISAN KUDUS” 263
7
Berita Firman Allah memiliki kuasa. (Ibr. 4:12) Maka,
orang Kristen dewasa ini menggunakan Firman sebagai dasar pengajaran mereka, seperti halnya Yesus, Paulus, dan
rasul-rasul lainnya. Kita juga bertukar pikiran dengan
orang-orang, menjelaskan makna ayat-ayat, dan membuktikan apa yang kita ajarkan dengan membuka Alkitab untuk
memperlihatkan kepada penghuni rumah apa yang dikatakannya. Lagi pula, berita yang kita sampaikan bukan berasal dari diri kita. Dengan sering menggunakan Alkitab,
kita membantu orang memahami bahwa yang kita beritakan bukan gagasan kita sendiri, melainkan ajaran Allah.
Di pihak lain, kita sendiri hendaknya ingat bahwa berita
yang kita sampaikan sepenuhnya didasarkan pada Firman
Allah. Beritanya benar-benar dapat dipercaya. Tidakkah
hal itu memberi Saudara keyakinan untuk menyampaikannya dengan berani, seperti Paulus?
8
”B eberapa . . . Menjadi Orang Percaya” (Kis. 17:4-9)
Paulus sudah mengalami benarnya kata-kata Yesus, ”Se-
orang budak tidak lebih besar daripada majikannya. Jika
mereka telah menganiaya aku, mereka akan menganiaya
kamu juga; jika mereka telah menjalankan perkataanku,
7. Mengapa penting untuk menggunakan Alkitab sebagai dasar pengajaran kita?
8-10. (a) Bagaimana orang-orang Tesalonika menanggapi kabar baik? (b) Mengapa beberapa orang Yahudi cemburu terhadap Paulus? (c) Apa yang dilakukan
para penentang?
264
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
mereka akan menjalankan perkataanmu juga.” (Yoh. 15:20)
Di Tesalonika, Paulus pun menghadapi tanggapan yang beragam—ada yang antusias menjalankan firman, tetapi ada
juga yang menentang. Mengenai yang menyambut, Lukas
menulis, ”Beberapa dari mereka [orang Yahudi] menjadi
orang percaya [orang Kristen] lalu menggabungkan diri dengan Paulus dan Silas, demikian pula sejumlah besar
orang Yunani yang menyembah Allah dan tidak sedikit
wanita-wanita yang terkemuka.” (Kis. 17:4) Murid-murid
baru ini pasti bersukacita karena telah dibantu memahami
Tulisan-Tulisan Kudus.
9
Meski ada yang menghargai perkataan Paulus, yang lain
mengertakkan gigi tanda marah kepadanya. Beberapa orang
Yahudi di Tesalonika cemburu melihat Paulus berhasil memenangkan ”sejumlah besar orang Yunani”. Orang-orang
Yahudi itu, dengan niat memproselitkan orang, telah memberikan ajaran dari Kitab-Kitab Ibrani kepada orang-orang
Yunani dan memandang orang-orang non-Yahudi itu sebagai milik mereka. Nah, tiba-tiba, Paulus seolah-olah mencuri orang-orang Yunani ini, bahkan dari sinagoga mereka!
Orang-orang Yahudi itu pun naik pitam.
10
Lukas memberi tahu kita apa yang terjadi selanjutnya,
”Orang-orang Yahudi, yang menjadi cemburu, mengajak beberapa pria fasik dari antara para penganggur di pasar dan
”IA BERTUKAR PIKIRAN DENGAN MEREKA DARI TULISAN-TULISAN KUDUS” 265
membentuk gerombolan yang kemudian mengharubirukan
kota itu. Mereka menyerang rumah Yason dan berupaya
membawa Paulus dan Silas kepada para perusuh itu. Ketika mereka tidak menemukan keduanya, mereka menyeret
Yason dan beberapa saudara kepada para penguasa kota,
sambil berseru, ’Pria-pria ini, yang telah mengacaukan bumi
yang berpenduduk, hadir di sini juga, dan Yason telah menerima mereka sebagai tamu. Mereka semua bertindak menentang ketetapan-ketetapan Kaisar, dengan mengatakan
bahwa ada raja lain, yaitu Yesus.’ ” (Kis. 17:5-7) Apa dampak amuk massa ini terhadap Paulus dan rekan-rekannya?
11
Gerombolan massa memang mengerikan. Mereka me-
nerjang bagaikan amukan banjir bandang—ganas dan tak
terkendali. Itulah senjata yang digunakan orang-orang Yahudi untuk menyingkirkan Paulus dan Silas. Lalu, setelah
orang-orang Yahudi itu ”mengharubirukan” kota, mereka
mencoba meyakinkan para penguasa bahwa tuduhan mereka amat serius. Tuduhan pertama adalah bahwa Paulus
dan para pemberita Kerajaan lainnya telah ”mengacaukan
bumi yang berpenduduk”, padahal bukan Paulus dan rekan-rekannya yang menyebabkan huru-hara di Tesalonika
11. Apa saja yang dituduhkan kepada Paulus dan para pemberita Kerajaan lainnya, dan dekret mana yang bisa jadi dimaksud oleh para penuduh? (Lihat catatan
kaki.)
266
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
itu! Tuduhan kedua lebih serius lagi. Para utusan injil itu
dituduh memberitakan adanya Raja lain, yakni Yesus, dan
dengan demikian melanggar dekret kaisar.1
12
Ingat bahwa para pemimpin agama melontarkan tu-
duhan serupa terhadap Yesus. Kepada Pilatus mereka berkata, ”Pria ini kami dapati menyesatkan bangsa kami . . .
dan mengatakan bahwa ia sendiri adalah Kristus, seorang
raja.” (Luk. 23:2) Mungkin karena takut kalau-kalau kaisar menyimpulkan bahwa Pilatus menyetujui upaya makar, ia menyerahkan Yesus untuk dihukum mati. Demikian pula, tuduhan terhadap orang Kristen di Tesalonika bisa
berakibat serius. Sebuah karya referensi menyatakan, ”Bahaya yang mereka hadapi tidak main-main, sebab ’sekadar
dugaan makar terhadap para Kaisar sering berakibat fatal
bagi si tertuduh’.” Apakah serangan yang penuh kebencian
ini berhasil?
13
Gerombolan massa itu gagal menghentikan pengabar-
an di Tesalonika. Mengapa? Salah satu alasannya, Paulus
1 Menurut seorang pakar, kala itu berlaku dekret Kaisar yang melarang siapa
pun meramalkan ”datangnya raja atau kerajaan baru, terutama yang disebut-sebut akan menggantikan atau menghakimi kaisar yang sedang berkuasa”. Musuh
Paulus mungkin saja menyalahgambarkan berita sang rasul sebagai pelanggaran
dekret tersebut. Lihat kotak ”Para Kaisar di Buku Kisah”, di halaman 268.
12. Apa yang menunjukkan bahwa tuduhan terhadap orang Kristen di Tesalonika bisa berakibat serius?
13, 14. (a) Mengapa gerombolan massa itu gagal? (b) Bagaimana Paulus berhati-hati seperti Kristus, dan bagaimana kita bisa menirunya?
”IA BERTUKAR PIKIRAN DENGAN MEREKA DARI TULISAN-TULISAN KUDUS” 267
PARA KAISAR DI BUKU KISAH
Semua peristiwa yang dicatat di buku Kisah—bahkan
sebenarnya, di seluruh Kitab-Kitab Yunani Kristen—terjadi di dalam wilayah kekuasaan Imperium Romawi. Jadi,
kaisar Romawi selalu menjadi penguasa sekuler yang tertinggi. Dialah yang dimaksud oleh orang-orang Yahudi di
Tesalonika ketika mereka menyebut tentang ”ketetapanketetapan Kaisar”. (Kis. 17:7) Ada empat kaisar yang
berkuasa selama jangka waktu yang dibahas dalam buku
Kisah—Tiberius, Gayus, Klaudius I, dan Nero.
˘ Tiberius (14-37 M) adalah kaisar sepanjang pelayanan Yesus dan selama beberapa tahun pertama keberadaan
sidang Kristen. Sewaktu Yesus diadili, Tiberius-lah yang
dimaksud oleh orang-orang Yahudi sewaktu berteriak,
”Jika engkau [Pilatus] melepaskan pria ini, engkau bukan
sahabat Kaisar. . . . Kami tidak mempunyai raja kecuali
Kaisar.”—Yoh. 19:12, 15.
˘ Gayus, yang juga dikenal sebagai Kaligula (37-41 M),
tidak disebutkan dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen.
˘ Klaudius I (41-54 M) disebutkan dua kali dalam buku
Kisah. Sebagaimana dinubuatkan oleh nabi Kristen Agabus, ”bala kelaparan yang hebat”, yang terjadi sekitar
tahun 46 M, ”menimpa seluruh bumi yang berpenduduk
. . . pada zaman Klaudius”. Selain itu, pada tahun 49 M
atau awal tahun 50 M, Klaudius ”memerintahkan semua
orang Yahudi untuk pergi dari Roma”. Karena dekret
tersebut, Akuila dan Priskila pindah ke Korintus, tempat
mereka bertemu dengan rasul Paulus.—Kis. 11:28;
18:1, 2.
268
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
˘
Nero (54-68 M) adalah kaisar yang dimaksud Paulus saat
ia meminta banding. (Kis. 25:11) Konon, kaisar inilah
yang belakangan menyalahkan orang Kristen atas kebakaran yang menghanguskan sebagian besar kota Roma
sekitar tahun 64 M. Tidak lama setelah itu, kurang lebih pada tahun 65 M, rasul Paulus dipenjarakan untuk
kedua kalinya di Roma dan dieksekusi.
dan Silas tidak dapat ditemukan. Selain itu, para penguasa kota tampaknya tidak yakin akan kebenaran tuduhan
itu. Setelah memperoleh ”cukup jaminan”, mungkin dalam
bentuk uang, mereka melepaskan Yason dan saudara-saudara lain yang telah dihadapkan kepada mereka. (Kis. 17:
8, 9) Sesuai dengan nasihat Yesus agar ’berhati-hati seperti
ular namun polos seperti merpati’, Paulus dengan bijaksana menghindar dari bahaya sehingga ia bisa terus mengabar di tempat lain. (Mat. 10:16) Jelaslah, keberanian yang
Paulus kerahkan tidak sama dengan kenekatan. Bagaimana
orang Kristen dewasa ini bisa mengikuti teladannya?
14
Dewasa ini, para pemimpin agama Susunan Kristen
sering mengerahkan massa untuk menyerang Saksi-Saksi
Yehuwa. Sambil menuduhkan pemberontakan dan perbuatan subversif, mereka memanipulasi para penguasa untuk
menyusahkan para Saksi. Seperti penganiaya pada abad
”IA BERTUKAR PIKIRAN DENGAN MEREKA DARI TULISAN-TULISAN KUDUS” 269
pertama, penentang pada zaman sekarang pun dimotivasi
oleh kecemburuan. Yang pasti, orang Kristen sejati tidak
mencari masalah. Sebisa mungkin, kita menghindari konfrontasi dengan orang-orang yang pemarah dan tidak masuk akal. Sebaliknya, kita berupaya meneruskan pekerjaan
kita dengan damai, mungkin dengan kembali lain kali
sewaktu situasi sudah tenang.
15
Mereka ”Lebih B erbudi Luhur”
(Kis. 17:10-15)
Demi keselamatan mereka, Paulus dan Silas diminta
pergi ke Berea, sejauh kira-kira 65 kilometer. Setibanya di
sana, Paulus pergi ke sinagoga dan berbicara kepada hadirin. Alangkah senangnya Paulus karena mereka ternyata
suka menyambut! Lukas menulis bahwa orang-orang Yahudi di Berea ”lebih berbudi luhur daripada orang-orang yang
ada di Tesalonika, karena mereka menerima firman dengan
kegairahan pikiran yang sangat besar, dan setiap hari, mereka memeriksa Tulisan-Tulisan Kudus dengan teliti untuk
mengetahui apakah hal-hal itu benar demikian”. (Kis. 17:
10, 11) Apakah itu berarti orang-orang yang menyambut
kebenaran di Tesalonika kurang baik? Sama sekali tidak.
Paulus belakangan menulis kepada mereka, ”Kami juga dengan tiada henti bersyukur kepada Allah, karena pada
15. Bagaimana orang B erea menanggapi kabar baik?
270
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
waktu kamu menerima firman Allah, yang kamu dengar
dari kami, kamu tidak menerima itu sebagai perkataan manusia, tetapi, sebagaimana itu sesungguhnya, yaitu sebagai
perkataan Allah, yang juga bekerja dalam diri kamu, orangorang yang percaya.” (1 Tes. 2:13) Jadi, apa yang membuat
orang Yahudi di Berea begitu berbudi luhur?
16
Meskipun mendengar tentang sesuatu yang baru, orang
Berea tidak langsung curiga atau terlalu kritis; tetapi mereka pun tidak asal percaya. Mula-mula, mereka mendengarkan baik-baik apa yang Paulus katakan. Lalu, mereka
memastikan apa yang mereka pelajari dengan memeriksa
Tulisan-Tulisan Kudus yang Paulus jelaskan. Selain itu, mereka rajin mempelajari Firman Allah, bukan pada hari Sabat saja, tetapi setiap hari. Dan, mereka melakukannya dengan ”kegairahan pikiran” yang besar, mengerahkan diri
untuk mencari tahu apa yang Alkitab singkapkan sehubungan dengan ajaran baru tersebut. Selanjutnya, mereka
cukup rendah hati untuk berubah, sebab ”banyak dari antara mereka menjadi orang percaya”. (Kis. 17:12) Tidak heran, Lukas mengatakan bahwa mereka ”berbudi luhur”,
atau mau belajar!
16. Mengapa orang B erea cocok dikatakan ”berbudi luhur”?
”IA BERTUKAR PIKIRAN DENGAN MEREKA DARI TULISAN-TULISAN KUDUS” 271
17
Orang Berea itu sendiri tidak menyangka bahwa sam-
butan mereka akan kabar baik dilestarikan dalam Firman
Allah untuk dijadikan teladan yang sangat bagus hingga
zaman sekarang. Mereka melakukan persis seperti apa yang
Paulus harapkan dan Allah Yehuwa inginkan. Itu juga yang
kita anjurkan kepada orang-orang—agar mereka memeriksa Alkitab dengan saksama sehingga iman mereka didasarkan dengan teguh pada Firman Allah. Namun, setelah kita
mengenal kebenaran, apakah kita tidak perlu lagi suka belajar, atau berbudi luhur? Justru kita harus semakin antusias untuk belajar dari Yehuwa dan segera menerapkan
ajaran-ajaran-Nya. Dengan demikian, kita membiarkan Yehuwa membentuk dan melatih kita sesuai dengan kehendakNya. (Yes. 64:8) Kita pun dapat tetap digunakan oleh Bapak
surgawi kita dan benar-benar menyenangkan Dia.
18
Paulus tidak bisa berlama-lama di Berea. Kita memba-
ca, ”Sewaktu orang-orang Yahudi dari Tesalonika mengetahui bahwa firman Allah diberitakan juga di Berea oleh
Paulus, mereka datang pula ke sana untuk menggerakkan
17. Mengapa teladan orang B erea sangat terpuji, dan bagaimana kita bisa terus
menirunya tidak soal berapa lama kita dalam kebenaran?
18, 19. (a) Mengapa Paulus meninggalkan B erea, namun bagaimana kegigihannya patut ditiru? (b) Siapa yang berikutnya akan Paulus beri kesaksian, dan di
mana?
272
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
dan meresahkan massa. Maka saudara-saudara segera menyuruh Paulus pergi sampai ke laut; tetapi Silas dan Timotius tetap tinggal di sana. Akan tetapi, orang-orang yang
mengantar Paulus membawa dia sampai ke Athena dan,
setelah menerima perintah bagi Silas dan Timotius agar
datang kepadanya secepat mungkin, orang-orang itu pun
pergi.” (Kis. 17:13-15) Para musuh kabar baik itu benarbenar tidak kenal lelah! Mereka tidak puas dengan mengusir Paulus dari Tesalonika; mereka pergi ke Berea dan
berupaya menimbulkan masalah serupa di sana—tetapi
percuma saja. Paulus tahu bahwa daerahnya masih sangat
luas, maka ia pergi mengabar ke tempat lain. Dewasa ini,
semoga kita juga punya tekad yang tak kalah kuat untuk
menggagalkan upaya orang-orang yang ingin menghentikan
pekerjaan pengabaran!
19
Setelah memberikan kesaksian yang saksama kepada
orang Yahudi di Tesalonika dan Berea, Paulus tentunya telah banyak belajar tentang pentingnya bersikap berani dan
bertukar pikiran dari Alkitab. Kita pun demikian. Namun,
sekarang Paulus akan berhadapan dengan pendengar yang
sama sekali berbeda—orang-orang non-Yahudi di Athena.
Apa yang akan terjadi dengannya di kota itu? Kita akan
mengetahuinya di pasal berikut.
”IA BERTUKAR PIKIRAN DENGAN MEREKA DARI TULISAN-TULISAN KUDUS” 273
PASAL 18
’Carilah Allah, . . . dan
Temukanlah Dia’
Paulus mencari titik temu dan menyesuaikan
pendekatannya dengan pendengarnya
Berdasarkan Kisah 17:16-34
PAULUS merasa geram. Ia sedang berada di Athena, Yunani, pusat ilmu pengetahuan tempat Sokrates, Plato, dan
Aristoteles pernah mengajar. Suasana religius terasa kental di Athena. Di mana-mana—di kuil-kuil, di lapangan-lapangan, dan di jalan-jalan—Paulus melihat banyak sekali
berhala, karena orang Athena menyembah beragam dewadewi. Paulus tahu bagaimana pandangan Yehuwa, Allah
yang benar, mengenai penyembahan berhala. (Kel. 20:4, 5)
Sang rasul yang setia itu juga punya pandangan yang sama
—ia muak terhadap berhala!
2
Apa yang Paulus lihat ketika memasuki agora, atau pa-
sar, teramat menjijikkan. Sejumlah besar patung dewa Hermes dengan lambang alat kelamin pria berjajar di sudut
barat laut, dekat jalan masuk utama. Tempat pemujaan
tersebar di setiap sudut pasar. Bagaimana rasul yang
1-3. (a) Mengapa rasul Paulus merasa geram di Athena? (b) Apa yang dapat
kita pelajari dari teladan Paulus?
274
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
bersemangat ini akan mengabar di lingkungan yang begitu sarat dengan penyembahan berhala? Dapatkah ia mengendalikan emosi dan mencari titik temu dengan pendengarnya? Berhasilkah ia membantu orang-orang mencari
dan menemukan Allah yang benar?
3
Apa yang Paulus katakan di hadapan kaum terpelajar
Athena, sebagaimana dicatat di Kisah 17:22-31, menjadi
contoh seni persuasi, kehati-hatian berbicara, dan daya
pengamatan. Dengan mempelajari teladan Paulus, kita
bisa tahu banyak tentang caranya mencari titik temu dan
membantu pendengar kita bernalar.
4
Mengajar ”di Pasar” (Kis. 17:16-21)
Paulus berkunjung ke Athena dalam perjalanan utus-
an injilnya yang kedua, kira-kira pada tahun 50 M.1 Sementara menunggu kedatangan Silas dan Timotius dari Berea,
Paulus seperti biasa ”bertukar pikiran di sinagoga dengan
orang-orang Yahudi”. Ia juga pergi ke tempat ia bisa menemui warga Athena non-Yahudi, yaitu ”di pasar”, atau
agora. (Kis. 17:17) Agora Athena terletak di sebelah barat
laut Akropolis, luasnya sekitar lima hektar. Pasar itu bukan sekadar tempat berjual beli, melainkan semacam alunalun kota. Menurut sebuah karya referensi, tempat itu
1 Lihat kotak ”Athena—Pusat Kebudayaan Dunia Kuno”, di halaman 276.
4, 5. Di Athena, Paulus mengabar di mana, dan siapa pendengar yang ia hadapi?
’CARILAH ALLAH, . . . DAN TEMUKANLAH DIA’
275
ATHENA—PUSAT KEBUDAYAAN
DUNIA KUNO
Akropolis Athena adalah sebuah benteng yang kuat
yang sudah ada lama sebelum sejarah kota itu mulai dicatat pada abad ketujuh SM. Athena menjadi kota
utama di distrik Atika dan meliputi daerah seluas
kira-kira 2.500 kilometer persegi, yang dikelilingi pegunungan dan laut. Nama kota itu tampaknya berkaitan
dengan nama dewi pelindungnya, Athena.
Pada abad keenam SM, seorang legislator Athena
bernama Solon mereformasi struktur sosial, politik,
hukum, dan ekonomi kota itu. Ia memperbaiki nasib
orang miskin dan membubuh dasar untuk suatu bentuk pemerintahan demokratis. Akan tetapi, demokrasi
hanya diperuntukkan bagi warga yang merdeka, sedangkan sebagian besar penduduk kota itu adalah
budak.
Menyusul beberapa kemenangan Yunani atas Persia
pada abad kelima SM, Athena menjadi ibu kota sebuah
imperium kecil yang memperluas perdagangan lautnya
dari Italia dan Sisilia di barat sampai ke Siprus dan Siria di timur. Pada puncak kejayaannya, Athena adalah
pusat kebudayaan dunia kuno, yang unggul dalam bidang seni, drama, filsafat, retorika (berpidato dan
menulis), dan sains. Kota itu dihiasi dengan banyak bangunan umum dan kuil. Jika dilihat dari jauh,
pemandangannya yang paling mencolok adalah Akropolis, bukit yang menjulang tempat berdirinya kuil
276
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Partenon dan patung dewi Athena setinggi 12 meter
dari emas dan gading.
Athena ditaklukkan pertama-tama oleh orang Sparta, lalu orang Makedonia, dan akhirnya orang Romawi,
yang melucuti kekayaan kota itu. Sekalipun demikian,
pada zaman rasul Paulus, Athena masih menikmati status istimewa oleh karena masa lalunya yang masyhur.
Malah, kota itu tidak pernah dijadikan bagian dari
provinsi Romawi mana pun, tetapi diberi wewenang yuridis atas warganya dan dibebaskan dari pajak. Meski
puncak kejayaannya telah berlalu, Athena kala itu masih menjadi kota perguruan tinggi, dan ke sanalah
anak-anak orang kaya dikirim untuk kuliah.
merupakan ”jantung ekonomi, politik, dan kebudayaan kota
tersebut”. Orang Athena suka sekali berkumpul di sana
dan bertukar pikiran.
5
Di pasar itu, Paulus menghadapi pendengar yang sulit
diyakinkan. Mereka antara lain adalah para penganut Epikuros dan Stoa, dua aliran filsafat yang bersaing.1 Penganut
Epikuros percaya bahwa kehidupan muncul secara kebetulan. Pandangan mereka tentang kehidupan bisa diringkaskan sebagai berikut, ”Tak ada yang perlu ditakuti dari Allah;
Tak ada yang dapat dirasakan dalam kematian; Kebaikan
1 Lihat kotak ”Penganut Epikuros dan Stoa”, di halaman 278.
’CARILAH ALLAH, . . . DAN TEMUKANLAH DIA’
277
PENGANUT EPIKURO S DAN STOA
Epikuros dan Stoa adalah dua aliran filsafat yang berbeda. Keduanya tidak mempercayai kebangkitan.
Penganut Epikuros percaya akan adanya dewa-dewi.
Tetapi, menurut mereka, dewa-dewi itu tidak peduli terhadap manusia dan tidak bakal mengupahi ataupun
menghukum manusia, jadi tidak ada gunanya untuk berdoa atau memberikan korban. Bagi kaum Epikuros,
kesenangan merupakan hal utama dalam hidup. Cara
berpikir dan tindakan mereka sama sekali tidak dibimbing prinsip moral. Akan tetapi, kesahajaan dianjurkan,
supaya terhindar dari konsekuensi negatif akibat pelampiasan nafsu. Pengetahuan dicari semata-mata agar
bebas dari rasa takut keagamaan dan takhayul.
Di pihak lain, penganut Stoa percaya bahwa segala
sesuatu adalah bagian dari suatu dewa yang tak berwujud dan bahwa jiwa manusia berasal darinya. Beberapa
penganut Stoa berpendapat bahwa jiwa pada akhirnya
akan binasa bersama alam semesta. Ada juga yang percaya bahwa jiwa akhirnya akan diserap kembali oleh
dewa tersebut. Menurut para filsuf Stoa, kebahagiaan
diperoleh dengan hidup serasi dengan alam.
dapat diraih; Kejahatan dapat ditanggung.” Penganut Stoa
menandaskan penalaran serta logika dan tidak percaya
kepada Allah sebagai Pribadi. Baik penganut Epikuros
278
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
maupun Stoa tidak percaya akan kebangkitan yang diajarkan murid-murid Kristus. Jelaslah, pandangan filosofis kedua golongan ini tidak sejalan dengan kebenaran-kebenaran
Kristen yang luhur, yang Paulus beritakan.
6
Bagaimana reaksi kaum cendekiawan Yunani itu terha-
dap pengajaran Paulus? Ada yang menjuluki Paulus dengan istilah Yunani yang berarti ”si peleter”. (Kis. 17:18)
Mengenai istilah itu, seorang pakar mengatakan, ”Kata itu
pada mulanya memaksudkan burung kecil yang berkeliaran memunguti biji, dan belakangan mengartikan orang yang
memulung remah-remah makanan dan sampah lainnya di
pasar. Kemudian, kata itu digunakan secara kiasan untuk
orang yang memunguti cuplikan-cuplikan informasi dari
sana-sini, khususnya orang yang tidak bisa memadukannya
dengan benar.” Dengan kata lain, kaum terpelajar itu menjuluki Paulus si bodoh yang cuma bisa menjiplak. Namun,
sebagaimana akan kita lihat, Paulus tidak terintimidasi
oleh julukan tersebut.
7
Situasinya tidak berbeda dewasa ini. Sebagai Saksi-Saksi
Yehuwa, kita sering dikata-katai dengan berbagai julukan
karena kepercayaan kita yang berdasarkan Alkitab. Misalnya, ada guru-guru yang mengajarkan evolusi sebagai fakta
6, 7. Bagaimana reaksi beberapa cendekiawan Yunani terhadap pengajaran Paulus, dan reaksi serupa apa yang mungkin kita hadapi dewasa ini?
’CARILAH ALLAH, . . . DAN TEMUKANLAH DIA’
279
dan menegaskan bahwa orang pintar pasti mempercayainya. Dengan kata lain, mereka mencap bodoh orang yang
tidak mau mempercayainya. Kaum terpelajar itu ingin
membuat orang mengira kita ”peleter” sewaktu kita menyampaikan apa yang Alkitab katakan dan menunjukkan
bukti rancangan di alam. Namun, kita tidak terintimidasi.
Sebaliknya, kita dengan yakin membela kepercayaan kita
bahwa kehidupan di bumi adalah karya Perancang yang
cerdas, Allah Yehuwa.—Pny. 4:11.
8
Pendengar lain di pasar itu memberikan reaksi yang
berbeda. ”Tampaknya ia adalah orang yang memberitakan dewa-dewa asing,” demikian kesimpulan mereka. (Kis.
17:18) Apakah Paulus memang memperkenalkan allah-allah
baru kepada orang Athena? Ini bukan soal sepele, karena
hampir sama dengan salah satu tuduhan yang menyebabkan Sokrates diadili dan dihukum mati beberapa abad sebelumnya. Maka, Paulus digiring ke Areopagus dan diminta untuk menjelaskan ajaran yang terdengar aneh di telinga
orang Athena.1 Bagaimana Paulus membela beritanya di
1 Areopagus, yang berlokasi di sebelah barat laut Akropolis, adalah tempat
yang dahulu biasa digunakan oleh dewan tertinggi Athena untuk bersidang. Istilah ”Areopagus” bisa memaksudkan dewannya atau bukitnya. Maka, ada pro
kontra di antara para pakar tentang apakah Paulus dibawa ke bukit ini atau ke
tempat persidangan di lokasi lain, mungkin di agora.
8. (a) Apa reaksi beberapa orang yang mendengar Paulus? (b) Bisa jadi, apa artinya Paulus digiring ke Areopagus? (Lihat catatan kaki di halaman ini.)
280
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
hadapan orang-orang yang tidak mengenal Tulisan-Tulisan
Kudus?
”Orang-Orang Athena, Aku Memperhatikan”
(Kis. 17:22, 23)
9
Ingat bahwa Paulus merasa geram melihat semua ber-
hala di kota itu. Namun, ia tidak langsung melancarkan
serangan habis-habisan terhadap penyembahan berhala. Sebaliknya, ia tetap tenang. Dengan sangat berhati-hati, ia
berupaya mengambil hati pendengarnya dengan mencari
titik temu. Ia mulai dengan berkata, ”Orang-orang Athena,
aku memperhatikan bahwa dalam segala hal kamu tampaknya lebih cenderung untuk takut kepada dewa-dewa,
dibanding orang-orang lain.” (Kis. 17:22) Dengan kata lain,
Paulus mengatakan, ’Saya perhatikan kalian orang yang
taat beribadat.’ Paulus dengan bijaksana memuji bahwa
mereka bersifat religius. Ia mengetahui bahwa beberapa
orang yang dibutakan oleh kepercayaan palsu mungkin memiliki hati yang suka menyambut. Lagi pula, Paulus tahu
bahwa ia pun dahulu ”kurang pengetahuan dan bertindak
dengan ketiadaan iman”.—1 Tim. 1:13.
10
Paulus kemudian mengembangkan titik temu itu de-
ngan menyebutkan bahwa ia telah melihat bukti nyata
9-11. (a) Bagaimana Paulus berupaya mencari titik temu dengan para pendengarnya? (b) Bagaimana kita bisa meniru Paulus dalam pelayanan kita?
’CARILAH ALLAH, . . . DAN TEMUKANLAH DIA’
281
tentang sifat religius orang Athena—mezbah yang dibaktikan ”Kepada Allah Yang Tidak Dikenal”. Menurut sebuah sumber, ”orang Yunani dan bangsa lainnya biasa membaktikan mezbah-mezbah untuk ’allah-allah yang tidak
dikenal’ agar tidak mengundang kemarahan allah mana
pun yang mungkin terlewatkan dalam ibadat mereka”. Melalui mezbah tersebut, orang Athena mengakui adanya
Allah yang tidak mereka kenal. Paulus menggunakan keberadaan mezbah itu sebagai jembatan untuk menyampaikan kabar baik. Ia menjelaskan, ”Apa yang kamu beri pengabdian yang saleh tanpa mengenalnya, itulah yang aku
beritakan kepadamu.” (Kis. 17:23) Paulus menuntun pendengarnya dengan cara yang tidak kentara namun ampuh.
Ia tidak memberitakan allah yang baru atau asing, sebagaimana dituduhkan beberapa orang. Ia menjelaskan tentang
Allah yang tidak mereka kenal—Allah yang benar.
11
Bagaimana kita bisa meniru teladan Paulus dalam pe-
layanan kita? Jika kita jeli, kita mungkin melihat tandatanda bahwa seseorang saleh beribadat. Mungkin ada benda-benda keagamaan yang ia kenakan atau pajang di rumah
atau di halamannya. Kita bisa mengatakan, ’Kelihatannya
Ibu/Bapak orang yang religius. Saya senang berbicara dengan orang yang berminat akan hal-hal rohani.’ Jika kita
282
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
dengan bijaksana mengakui bahwa orang itu taat beragama, kita mungkin bisa mendapatkan titik temu yang bisa
kita kembangkan. Ingat bahwa tujuan kita bukan untuk
menghakimi orang berdasarkan keyakinan agama mereka.
Di antara rekan-rekan seiman kita, banyak yang dahulu
dengan tulus mempercayai ajaran agama palsu.
12
Allah ”Tidak Jauh dari Kita Masing-Masing”
(Kis. 17:24-28)
Paulus telah mendapatkan titik temu, namun dapat-
kah ia mempertahankannya saat memberikan kesaksian?
Karena tahu bahwa para pendengarnya telah mendapatkan
pendidikan filsafat Yunani dan tidak mengenal Tulisan-Tulisan Kudus, ia menyesuaikan pendekatannya dengan beberapa cara. Pertama, ia menyampaikan ajaran Alkitab
tanpa mengutip Tulisan-Tulisan Kudus secara langsung.
Kedua, ia menyejajarkan diri dengan para pendengarnya,
dengan kadang-kadang menggunakan kata ”kita”. Ketiga, ia
mengutip dari karya sastra Yunani untuk memperlihatkan
bahwa beberapa hal yang ia ajarkan telah dinyatakan dalam tulisan mereka sendiri. Sekarang, mari kita cermati
pembelaan Paulus yang luar biasa. Kebenaran penting apa
yang ia sampaikan tentang Allah yang tidak dikenal orang
Athena?
12. Bagaimana Paulus menyesuaikan pendekatannya dengan pendengarnya?
’CARILAH ALLAH, . . . DAN TEMUKANLAH DIA’
283
13
Allah menciptakan alam semesta. Paulus mengatakan,
”Allah yang menjadikan dunia dan segala sesuatu di dalamnya, Pribadi yang adalah Tuan atas langit dan bumi, tidak tinggal di kuil-kuil buatan tangan.”1 (Kis. 17:24) Alam
semesta tidak terjadi secara kebetulan. Allah yang benar
adalah Pencipta segala sesuatu. (Mz. 146:6) Tidak seperti
dewi Athena atau dewa-dewi lain yang kemuliaannya bergantung pada kuil dan mezbah, Tuan yang Berdaulat atas
langit dan bumi tidak bisa dimuat dalam kuil buatan tangan manusia. (1 Raj. 8:27) Pokok yang ingin Paulus sampaikan sangat jelas: Allah yang benar lebih mulia daripada semua berhala buatan manusia yang ada dalam kuil-kuil
buatan manusia.—Yes. 40:18-26.
14
Allah tidak bergantung pada manusia. Para penyembah
berhala sering memakaikan baju-baju mewah, melimpahkan hadiah-hadiah mahal, atau membawakan makanan dan
minuman bagi berhala mereka—seolah-olah patung-patung
tersebut membutuhkan semua itu! Akan tetapi, di antara
para filsuf Yunani yang mendengarkan Paulus, mungkin
1 Kata Yunani yang diterjemahkan ”dunia” adalah kosmos, dan orang Yunani
menggunakan kata itu untuk memaksudkan alam semesta. Dalam upaya mempertahankan titik temu dengan para pendengar Yunaninya, Paulus bisa jadi
menggunakan kata itu dalam pengertian tersebut.
13. Apa yang Paulus jelaskan tentang asal mula alam semesta, dan pokok apa
yang ingin Paulus sampaikan?
14. Bagaimana Paulus memperlihatkan bahwa Allah tidak bergantung pada manusia?
284
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
ada yang percaya bahwa allah tidak memerlukan apa-apa
dari manusia. Mereka tentu setuju dengan pernyataan Paulus bahwa Allah tidak ”dilayani oleh tangan manusia seolah-olah ia membutuhkan sesuatu”. Ya, memang tidak ada
benda apa pun yang bisa manusia berikan kepada sang Pencipta! Sebaliknya, Dialah yang memberikan segala yang dibutuhkan manusia—”kehidupan dan napas dan segala sesuatu”, termasuk matahari, hujan, dan tanah yang subur.
(Kis. 17:25; Kej. 2:7) Jadi, Allah, sang Pemberi, tidak
bergantung pada manusia, sang penerima.
15
Allah menjadikan manusia. Orang Athena percaya bah-
wa mereka lebih unggul daripada orang non-Yunani. Namun, kebanggaan ras serta kebangsaan bertentangan dengan kebenaran Alkitab. (Ul. 10:17) Paulus mengemukakan
masalah yang sensitif ini dengan hati-hati dan terampil.
Paulus mengatakan, ”Dari satu orang [Allah] menjadikan
setiap bangsa manusia.” Kata-katanya itu tidak diragukan
membuat para pendengarnya berpikir. (Kis. 17:26) Ia merujuk catatan buku Kejadian tentang Adam, leluhur seluruh umat manusia. (Kej. 1:26-28) Karena semua manusia
memiliki leluhur yang sama, tidak ada ras atau bangsa yang
lebih unggul daripada yang lain. Semua pendengar Paulus
15. Bagaimana Paulus membahas kepercayaan orang Athena bahwa mereka lebih unggul daripada orang non-Yunani, dan pelajaran penting apa yang dapat kita
peroleh dari teladannya?
’CARILAH ALLAH, . . . DAN TEMUKANLAH DIA’
285
pasti mengerti maksudnya. Kita memperoleh pelajaran
penting dari teladannya. Meskipun kita ingin berhati-hati
dan masuk akal ketika memberikan kesaksian, kita tidak
mau mengencerkan kebenaran Alkitab agar lebih mudah
diterima oleh orang lain.
16
Allah menghendaki agar manusia dekat dengan-Nya. Se-
kalipun para filsuf tersebut sudah lama memperdebatkan
tujuan keberadaan manusia, mereka tidak pernah bisa menjelaskannya dengan memuaskan. Namun, Paulus dengan
jelas menyingkapkan maksud-tujuan sang Pencipta bagi manusia, yaitu ”agar mereka mencari Allah, jika mereka mungkin mencari-cari dia dan benar-benar menemukan dia, meskipun dia sebenarnya tidak jauh dari kita masing-masing”.
(Kis. 17:27) Allah yang tidak dikenal orang Athena sama
sekali bukan Allah yang mustahil dikenal. Sebaliknya, Ia
tidak jauh dari mereka yang benar-benar ingin menemukan Dia dan belajar tentang Dia. (Mz. 145:18) Perhatikan
bahwa Paulus menggunakan kata ”kita”, jadi ia menyertakan dirinya di antara orang-orang yang perlu ”mencari”
bahkan ”mencari-cari” Allah.
17
Manusia seharusnya merasa ingin dekat dengan Allah.
Oleh karena Dialah ”kita mempunyai kehidupan, kita
16. Apa maksud-tujuan sang Pencipta bagi manusia?
17, 18. Mengapa seharusnya manusia merasa ingin dekat dengan Allah, dan apa
yang bisa kita pelajari dari cara Paulus menggugah minat pendengarnya?
286
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
bergerak, dan kita ada”, kata Paulus. Beberapa pakar mengatakan bahwa di sini Paulus menyinggung kata-kata
Epimenides, seorang pujangga Kreta pada abad keenam SM
dan ”tokoh penting dalam kepercayaan agama orang Athena”. Paulus memberikan alasan lain mengapa manusia seharusnya merasa ingin dekat dengan Allah, ”Seperti yang
telah dikatakan oleh beberapa pujangga yang ada di antara kamu, ’Sebab kita juga adalah keturunannya.’ ” (Kis.
17:28) Manusia seharusnya merasakan ikatan kekeluargaan dengan Allah; Ia menciptakan satu manusia yang darinya semua manusia berasal. Untuk menggugah minat hadirinnya, Paulus dengan bijaksana langsung mengutip dari
tulisan Yunani yang pasti dihormati oleh para pendengarnya.1 Sesuai dengan teladan Paulus, kadang-kadang kita
menggunakan kutipan dari sejarah sekuler, ensiklopedia,
atau karya referensi lain yang umum digunakan. Misalnya,
kutipan dari sumber yang disegani mungkin bisa lebih meyakinkan seorang non-Saksi sehubungan dengan asal usul
suatu kebiasaan atau perayaan agama palsu.
18
Sampai di sini, Paulus telah menyampaikan kebe-
naran-kebenaran penting tentang Allah, secara terampil
1 Paulus mengutip dari puisi tentang astronomi berjudul Phaenomena, karya
pujangga Stoa bernama Aratus. Kata-kata serupa terdapat dalam tulisan-tulisan Yunani lainnya, misalnya Himne kepada Zeus, karya penulis Stoa bernama
Kleantes.
’CARILAH ALLAH, . . . DAN TEMUKANLAH DIA’
287
menyesuaikan kata-katanya dengan para pendengarnya.
Tindakan apa yang sang rasul ingin agar dilakukan orangorang Athena itu sehubungan dengan keterangan penting
tersebut? Tanpa menunda, ia memberi tahu mereka.
”Di Mana-Mana Mereka S emua Harus B ertobat”
(Kis. 17:29-31)
19
Paulus siap untuk mendesak pendengarnya bertindak.
Ia menyebutkan kembali kutipan dari tulisan Yunani itu,
demikian, ”Karena itu, menyadari bahwa kita adalah keturunan Allah, tidak sepatutnya kita menyangka bahwa Wujud Ilahi itu seperti emas atau perak atau batu, seperti sesuatu yang dipahat dengan seni dan rancangan manusia.”
(Kis. 17:29) Ya, jika manusia adalah hasil karya Allah, bagaimana mungkin Allah mengambil wujud sebagai berhala, yang adalah buatan manusia? Argumen Paulus yang bijaksana menyingkapkan betapa bodohnya penyembahan
berhala buatan manusia. (Mz. 115:4-8; Yes. 44:9-20) Dengan mengatakan ”tidak sepatutnya kita . . . ”, Paulus
berupaya agar nasihatnya tidak terdengar terlalu keras.
20
Sang rasul menunjukkan dengan jelas bahwa mereka
perlu bertindak, ”Allah telah mengabaikan zaman kurang
19, 20. (a) Bagaimana Paulus dengan bijaksana menyingkapkan betapa bodohnya penyembahan berhala buatan manusia? (b) Tindakan apa yang perlu
dilakukan pendengar Paulus?
288
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
pengetahuan demikian [bahwa Allah senang kepada manusia yang menyembah berhala], namun sekarang ia memberi
tahu umat manusia bahwa di mana-mana mereka semua
harus bertobat.” (Kis. 17:30) Beberapa pendengar Paulus
mungkin terperangah mendengar desakan untuk bertobat.
Tetapi, kata-kata yang tegas itu dengan jelas memperlihatkan bahwa mereka berutang kehidupan kepada Allah dan
karenanya harus bertanggung jawab kepada-Nya. Mereka
perlu mencari Allah, mempelajari kebenaran tentang Dia,
dan menyelaraskan seluruh jalan kehidupan mereka dengan kebenaran tersebut. Bagi orang Athena, itu berarti
mereka harus sadar dan berbalik dari dosa penyembahan
berhala.
21
Paulus mengakhiri pembelaannya dengan pernyataan
tegas, ”[Allah] telah menetapkan suatu hari manakala ia
bermaksud menghakimi bumi yang berpenduduk dengan
keadilbenaran oleh seorang pria yang telah ia tetapkan, dan
ia telah memberikan jaminan kepada semua orang dengan
membangkitkannya dari antara orang mati.” (Kis. 17:31)
Datangnya Hari Penghakiman—sungguh suatu alasan yang
seharusnya menyadarkan mereka untuk mencari dan menemukan Allah yang benar! Paulus tidak menyebutkan
21, 22. Paulus mengakhiri pembelaannya dengan pernyataan tegas apa, dan apa
maknanya bagi kita dewasa ini?
’CARILAH ALLAH, . . . DAN TEMUKANLAH DIA’
289
siapa Hakim yang telah ditetapkan itu. Sebaliknya, Paulus
mengatakan sesuatu yang mengejutkan tentang Hakim tersebut: Ia pernah hidup sebagai manusia, mati, dan kemudian dibangkitkan oleh Allah!
22
Bagi kita dewasa ini, penutup yang menggugah itu
sungguh bermakna. Kita tahu bahwa Hakim yang Allah
tetapkan adalah Yesus Kristus yang telah dibangkitkan.
(Yoh. 5:22) Kita juga tahu bahwa Hari Penghakiman akan
berlangsung selama seribu tahun dan sudah sangat dekat.
(Pny. 20:4, 6) Kita tidak takut dengan Hari Penghakiman,
sebab kita mengerti bahwa hari itu akan mendatangkan
berkat yang tak terlukiskan bagi orang-orang yang dinyatakan setia. Penggenapan harapan tentang masa depan yang
gemilang itu dijamin oleh mukjizat terbesar—kebangkitan
Yesus Kristus!
”B eberapa . . . Menjadi Orang Percaya” (Kis. 17:32-34)
23
Pembelaan Paulus ditanggapi dengan berbagai reaksi.
”Beberapa mulai mencemooh” ketika mendengar tentang
kebangkitan. Yang lain menampik dengan sopan, ”Lain waktu saja kami akan mendengar engkau tentang hal ini.” (Kis.
17:32) Akan tetapi, ada beberapa yang menyambut, ”Beberapa pria menggabungkan diri dengannya dan menjadi
orang percaya, dan di antara mereka ada juga Dionisius,
23. B erbagai reaksi apa yang timbul seusai pembelaan Paulus?
290
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
seorang hakim mahkamah Areopagus, dan seorang wanita bernama Damaris, juga beberapa orang lainnya.” (Kis.
17:34) Kita mengalami berbagai reaksi serupa dalam pelayanan kita. Beberapa orang mungkin mengejek kita, sedangkan yang lain bersikap sopan tetapi tidak berminat.
Akan tetapi, kita sangat senang sewaktu ada yang menerima
berita Kerajaan dan menjadi orang percaya.
24
Jika kita merenungkan pembelaan Paulus, kita bisa bel-
ajar banyak tentang pengembangan gagasan yang logis dan
argumentasi yang meyakinkan, juga tentang cara menyesuaikan pendekatan kita dengan para pendengar. Selain itu,
kita bisa belajar perlunya sabar dan berhati-hati dalam berbicara dengan orang-orang yang dibutakan kepercayaan agama palsu. Kita juga mendapat pelajaran penting ini: Kita
tidak boleh mengkompromikan kebenaran Alkitab hanya
untuk menyenangkan pendengar kita. Lagi pula, dengan
meniru teladan rasul Paulus, kita bisa menjadi pengajar
yang lebih efektif dalam dinas lapangan. Selain itu, para
pengawas bisa menjadi pengajar yang lebih cakap di dalam sidang. Dengan demikian, kita akan diperlengkapi untuk membantu orang lain ”mencari Allah . . . dan benarbenar menemukan dia”.—Kis. 17:27.
24. Apa yang dapat kita pelajari dari pembelaan yang Paulus sampaikan di Areopagus?
’CARILAH ALLAH, . . . DAN TEMUKANLAH DIA’
291
PASAL 19
”Teruslah Berbicara dan
Jangan Diam”
Paulus bekerja menafkahi diri
tetapi memprioritaskan pelayanannya
Berdasarkan Kisah 18:1-22
SAAT itu menjelang akhir tahun 50 M. Rasul Paulus berada di Korintus, pusat perdagangan yang kaya, yang dihuni
banyak orang Yunani, Romawi, dan Yahudi.1 Paulus tidak
datang ke sana untuk berjual beli barang atau mencari pekerjaan sekuler. Ia datang ke Korintus untuk alasan yang
jauh lebih penting—memberikan kesaksian tentang Kerajaan Allah. Namun, Paulus tetap membutuhkan tempat tinggal, dan ia bertekad untuk tidak membebani orang lain secara keuangan. Ia tidak mau memberi kesan bahwa ia
mengambil keuntungan dari firman Allah. Apa yang akan
ia lakukan?
2
Paulus memiliki keterampilan sebagai pembuat kemah.
Itu bukan pekerjaan yang mudah, tetapi ia rela melakukan pekerjaan fisik guna menafkahi diri. Apakah ia akan
1 Lihat kotak ”Korintus—Penguasa Dua Laut”, di halaman 294.
1-3. Mengapa rasul Paulus datang ke Korintus, dan tantangan apa saja yang ia
hadapi?
292
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
mendapat pekerjaan di kota yang sibuk ini? Apakah ia akan
menemukan tempat tinggal yang cocok? Meski menghadapi
beberapa tantangan ini, Paulus tidak melalaikan pekerjaan
utamanya, yaitu pelayanan.
3
Paulus tinggal cukup lama di Korintus, dan pelayanan-
nya di sana membuahkan banyak hasil. Apa yang dapat kita
pelajari dari kegiatan Paulus di Korintus, yang akan membantu kita memberikan kesaksian yang saksama tentang
Kerajaan Allah di daerah kita?
”Mereka Mempunyai Keterampilan sebagai Pembuat Kemah”
(Kis. 18:1-4)
4
Beberapa saat setelah tiba di Korintus, Paulus bertemu
dengan pasangan yang suka menerima tamu—seorang Yahudi asli bernama Akuila dan istrinya, Priskila, atau Priska. Suami istri ini pindah ke Korintus oleh karena dekret
Kaisar Klaudius yang memerintahkan ”semua orang Yahudi untuk pergi dari Roma”. (Kis. 18:1, 2) Akuila dan Priskila mengajak Paulus tidak saja untuk tinggal bersama mereka, tetapi juga untuk bekerja dengan mereka. Kita membaca,
”Karena memiliki keterampilan yang sama, [Paulus] tinggal di rumah mereka dan bekerja bersama, sebab mereka mempunyai keterampilan sebagai pembuat kemah.”
4, 5. (a) Selama di Korintus, di mana Paulus tinggal, dan pekerjaan sekuler apa
yang ia lakukan? (b) Bagaimana Paulus bisa menjadi seorang pembuat kemah?
”TERUSLAH BERBICARA DAN JANGAN DIAM”
293
KORINTUS—PENGUASA DUA LAUT
Korintus kuno terletak di tanah genting di antara daratan utama Yunani dan Semenanjung Peloponesus di
sebelah selatan. Di bagian tersempitnya, tanah genting
itu hanya selebar enam kilometer, sehingga Korintus
memiliki dua pelabuhan. Di Teluk Korintus ada Lekheum, yang melayani rute pelayaran ke arah barat menuju
Italia, Sisilia, dan Spanyol. Di Teluk Saronik, Kenkhrea
melayani lalu lintas laut ke dan dari Laut Aegea, Asia
Kecil, Siria, dan Mesir.
Karena tanjung-tanjung di ujung selatan Semenanjung
Peloponesus sangat berangin dan berbahaya untuk pelayaran, kebanyakan pelaut lebih senang berlabuh di salah
satu pelabuhan Korintus, memindahkan muatan mereka lewat darat, lalu memuatkannya lagi ke kapal di
pelabuhan yang satunya. Kapal yang ringan bahkan dapat ditarik melintasi tanah genting itu melalui jalur yang
berlapis batu dan beralur, dari laut yang satu ke laut
yang lain. Berkat posisinya, kota itu pun bisa mendominasi perdagangan laut timur-barat dan perdagangan
darat utara-selatan. Perdagangan yang sibuk tidak saja
mendatangkan kekayaan bagi Korintus, tetapi juga kebejatan yang umum di banyak pelabuhan.
Pada zaman rasul Paulus, Korintus adalah ibu kota
provinsi Akhaya dan pusat administratif yang penting.
Keragaman agama di kota itu dibuktikan dengan adanya kuil untuk penyembahan kaisar, kuil besar dan
kecil yang dibaktikan untuk berbagai dewa-dewi Yunani
dan Mesir, serta sebuah sinagoga Yahudi.—Kis. 18:4.
294
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Ada perlombaan atletik yang diadakan setiap dua tahun di Isthmia, tidak jauh dari kota itu. Perlombaan
tersebut merupakan pesta olahraga terpenting nomor
dua setelah Olimpiade. Rasul Paulus bisa jadi sedang
ada di Korintus saat berlangsungnya pesta olahraga tahun 51 M. Oleh karena itu, sebuah kamus Alkitab
berkomentar, ”Tampaknya bukan kebetulan bahwa dalam surat ke Korintus-lah ia menggunakan istilah-istilah
atletik sebagai bahasa kiasan untuk pertama kalinya.”
—1 Kor. 9:24-27.
(Kis. 18:3) Paulus tinggal di rumah suami istri yang baik
hati ini selama pelayanannya di Korintus. Sementara tinggal bersama Akuila dan Priskila, Paulus bisa jadi menulis
beberapa surat yang kemudian menjadi bagian dari kanon
Alkitab.1
5
Sebagai orang yang mengenyam pendidikan ”di kaki Ga-
maliel”, bagaimana Paulus bisa memiliki keterampilan sebagai pembuat kemah? (Kis. 22:3) Orang Yahudi pada abad
pertama tampaknya tidak merasa malu untuk mengajarkan
suatu keterampilan kepada anak-anak mereka, sekalipun
anak-anak itu juga menerima pendidikan tambahan. Karena berasal dari Tarsus di Kilikia, daerah yang terkenal dengan kain yang disebut cilicium untuk membuat kemah,
1 Lihat kotak ”Surat-Surat Terilham yang Memberikan Anjuran”, di halaman
296.
”TERUSLAH BERBICARA DAN JANGAN DIAM”
295
SURAT-SURAT TERILHAM YANG
MEMBERIKAN ANJURAN
Selama 18 bulan di Korintus, sekitar tahun 50-52 M,
rasul Paulus menulis setidaknya dua surat yang menjadi bagian dari Kitab-Kitab Yunani Kristen—Satu dan
Dua Tesalonika. Ia mungkin menulis surat kepada
orang Galatia pada periode yang sama atau tidak lama
setelah itu.
Satu Tesalonika adalah tulisan terilham paling awal
yang Paulus buat. Paulus mengunjungi Tesalonika sekitar tahun 50 M, selama perjalanan pengabarannya
yang kedua. Sidang yang terbentuk di sana langsung
menghadapi tentangan, sehingga Paulus dan Silas terpaksa meninggalkan kota itu. (Kis. 17:1-10, 13) Karena
khawatir akan kesejahteraan sidang yang baru terbentuk tersebut, dua kali Paulus mencoba untuk kembali,
tetapi ”Setan menghalangi jalan[nya]”. Karena itu,
Paulus mengutus Timotius untuk menghibur serta menguatkan saudara-saudara. Kemungkinan pada akhir
tahun 50 M, Timotius bergabung kembali dengan Paulus di Korintus dan membawa laporan baik tentang
sidang Tesalonika. Setelah itu, Paulus menulis surat
ini.—1 Tes. 2:17–3:7.
Dua Tesalonika agaknya ditulis tidak lama setelah surat pertama, barangkali pada tahun 51 M. Dalam
kedua surat itu, Timotius dan Silvanus (disebut Silas
di buku Kisah) turut mengirimkan salam, tetapi tidak
296
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
ada catatan bahwa ketiganya bergabung kembali setelah Paulus pergi dari Korintus. (Kis. 18:5, 18; 1 Tes. 1:1;
2 Tes. 1:1) Mengapa Paulus menulis suratnya yang kedua? Tampaknya ia menerima lebih banyak kabar
tentang sidang itu, mungkin dari orang yang mengirimkan suratnya yang pertama. Laporan ini menggugah
Paulus untuk memuji saudara-saudara atas kasih serta
ketekunan mereka sekaligus mengoreksi pendapat beberapa orang di Tesalonika bahwa kehadiran Tuan
akan segera terjadi.—2 Tes. 1:3-12; 2:1, 2.
Surat Paulus kepada orang-orang Galatia menyiratkan bahwa ia pernah mengunjungi mereka setidaknya
dua kali sebelum menulis surat kepada mereka. Pada
tahun 47-48 M, Paulus dan Barnabas mengunjungi
Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra, dan Derbe, yang semuanya terletak di provinsi Galatia. Pada tahun 49 M,
Paulus kembali ke wilayah yang sama bersama Silas.
(Kis. 13:1–14:23; 16:1-6) Paulus menulis suratnya karena kaum Yudais, yang datang tidak lama setelah
kunjungannya, mengajarkan bahwa orang Kristen perlu disunat dan menjalankan Hukum Musa. Pastilah,
Paulus menulis surat kepada orang-orang Galatia segera setelah ia mendengar tentang ajaran palsu itu. Ia
mungkin menulis dari Korintus, tetapi bisa juga dari
Efesus, sewaktu singgah sebentar di sana dalam perjalanannya kembali ke Antiokhia Siria, atau malah ketika
sudah tiba di Antiokhia.—Kis. 18:18-23.
”TERUSLAH BERBICARA DAN JANGAN DIAM”
297
Paulus kemungkinan besar mempelajari keterampilan itu
semasa mudanya. Apa saja yang tersangkut dalam membuat
kemah? Bisa jadi itu termasuk menenun kain kemah atau
memotong serta menjahit bahan yang kaku dan kasar itu.
Yang pasti, hal itu membutuhkan kerja keras.
6
Paulus tidak menganggap pekerjaan membuat kemah se-
bagai pekerjaan utama, atau kariernya. Ia melakukannya sekadar untuk menafkahi diri dalam pelayanan, yakni memberitakan kabar baik ”tanpa bayaran”. (2 Kor. 11:7) Bagaimana
pandangan Akuila dan Priskila mengenai pekerjaan sekuler
mereka? Sebagai orang Kristen, mereka tentunya memiliki
pandangan yang sama seperti Paulus. Malah, sewaktu Paulus meninggalkan Korintus pada tahun 52 M, Akuila dan
Priskila ikut pindah bersamanya ke Efesus. Dan, rumah mereka di sana digunakan sebagai tempat perhimpunan sidang
setempat. (1 Kor. 16:19) Belakangan, mereka pulang ke Roma
lalu kembali lagi ke Efesus. Suami istri yang bersemangat
itu memprioritaskan kepentingan Kerajaan dan rela mengerahkan diri demi melayani orang lain, sehingga ”sidang jemaat bangsa-bangsa” berterima kasih kepada mereka.—Rm.
16:3-5; 2 Tim. 4:19.
6, 7. (a) Bagaimana pandangan Paulus mengenai pekerjaan membuat kemah, dan
apa yang menunjukkan bahwa Akuila dan Priskila memiliki pandangan yang
sama? (b) Bagaimana orang Kristen dewasa ini mengikuti teladan Paulus, Akuila, dan Priskila?
298
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
7
Orang Kristen dewasa ini mengikuti teladan Paulus,
Akuila, dan Priskila. Para rohaniwan yang bersemangat dewasa ini bekerja keras ”supaya tidak menjadi beban yang
mahal bagi” orang lain. (1 Tes. 2:9) Patut dipujikan, banyak
pemberita Kerajaan sepenuh waktu melakukan pekerjaan
penggal waktu atau musiman guna menunjang pekerjaan
utama mereka, yaitu pelayanan Kristen. Seperti Akuila dan
Priskila, banyak hamba Yehuwa yang baik hati membuka
rumah mereka bagi para pengawas keliling. Mereka yang
’mengikuti haluan suka menerima tamu’ dengan cara tersebut tahu alangkah membesarkan hati dan membinanya hal
itu.—Rm. 12:13.
”Banyak dari Orang-Orang Korintus . . . Mulai Percaya”
(Kis. 18:5-8)
8
Bahwa Paulus memandang pekerjaan sekuler hanya se-
bagai sarana menjadi jelas sewaktu Silas dan Timotius datang dari Makedonia membawa banyak pemberian. (2 Kor.
11:9) Paulus langsung ”mulai luar biasa sibuk dengan firman [”mempergunakan seluruh waktunya untuk mengabarkan berita dari Allah”, Bahasa Indonesia Masa Kini]”. (Kis.
18:5) Akan tetapi, pengabaran yang giat kepada orang Yahudi itu menemui banyak tentangan. Sebagai tanda bahwa
8, 9. Bagaimana tanggapan Paulus ketika pengabarannya yang giat kepada orang
Yahudi menemui tentangan, lalu ke mana ia pergi mengabar?
”TERUSLAH BERBICARA DAN JANGAN DIAM”
299
ia menolak tanggung jawab lebih lanjut karena orang Yahudi tidak mau menerima berita yang menyelamatkan kehidupan tentang Kristus, Paulus mengebaskan pakaiannya
dan memberi tahu para penentangnya, ”Biarlah darahmu
tertanggung atas kepalamu sendiri. Aku bersih. Mulai sekarang, aku akan pergi kepada orang-orang dari bangsabangsa.”—Kis. 18:6; Yeh. 3:18, 19.
9
Lalu, ke mana Paulus kini mengabar? Seorang pria ber-
nama Titius Yustus, mungkin seorang proselit Yahudi yang
rumahnya bersebelahan dengan sinagoga, membuka rumahnya bagi Paulus. Maka, Paulus pindah dari sinagoga ke rumah Yustus. (Kis. 18:7) Rumah Akuila dan Priskila tetap
menjadi tempat tinggal Paulus selama di Korintus, sedangkan rumah Yustus menjadi pusat kegiatan pengabaran sang
rasul.
10
Apakah pernyataan Paulus tersebut, bahwa mulai sejak
itu ia akan pergi kepada orang-orang dari bangsa-bangsa,
memaksudkan bahwa ia sama sekali mengalihkan perhatian dari semua orang Yahudi dan proselit Yahudi, bahkan
yang mau menyambut? Sama sekali tidak. Sebagai contoh,
”Krispus, ketua sinagoga itu, menjadi orang yang percaya
kepada Tuan, demikian pula seluruh rumah tangganya”.
10. Apa yang menunjukkan bahwa Paulus tidak memutuskan untuk mengabar
kepada orang-orang dari bangsa-bangsa saja?
300
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Rupanya, sejumlah anggota sinagoga bergabung dengan
Krispus, sebab Alkitab mengatakan, ”Banyak dari orangorang Korintus yang mendengar mulai percaya dan dibaptis.” (Kis. 18:8) Rumah Titius Yustus pun menjadi tempat
perhimpunan bagi sidang Kristen yang baru terbentuk di
Korintus. Jika catatan Kisah ini disampaikan dengan gaya
penulisan Lukas—yakni kronologis—itu berarti pertobatan
orang-orang Yahudi dan para proselit itu terjadi setelah Paulus mengebaskan pakaiannya. Hal ini jelas menunjukkan
bahwa sang rasul bersifat fleksibel.
11
Di banyak negeri dewasa ini, gereja-gereja Susunan Kris-
ten sudah mapan dan berpengaruh kuat atas para anggotanya. Di beberapa negeri dan kepulauan, utusan injil Susunan Kristen telah menobatkan banyak orang. Orang-orang
yang mengaku Kristen sering kali masih terikat pada tradisi, seperti halnya orang Yahudi di Korintus pada abad
pertama. Namun, seperti Paulus, kita sebagai Saksi-Saksi
Yehuwa dengan bersemangat berupaya mendekati orangorang seperti itu, untuk mengembangkan pengetahuan apa
pun yang mereka miliki tentang Alkitab. Sekalipun mereka menentang kita atau para pemimpin agama mereka menganiaya kita, kita tidak berputus asa. Di antara orang-orang
11. Bagaimana Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini meniru Paulus sewaktu mereka
berupaya mendekati orang-orang dalam Susunan Kristen?
”TERUSLAH BERBICARA DAN JANGAN DIAM”
301
yang ”mempunyai gairah untuk Allah; tetapi tidak menurut pengetahuan yang saksama”, bisa jadi ada banyak orang
lembut hati yang perlu dicari dan ditemukan.—Rm. 10:2.
”Aku Mempunyai Banyak Orang di Kota Ini”
(Kis. 18:9-17)
12 Seandainya Paulus sempat ragu untuk meneruskan pelayanannya di Korintus, perasaan itu pasti hilang pada malam ketika Tuan Yesus menampakkan diri kepadanya dalam suatu penglihatan dan mengatakan, ”Jangan takut, tetapi
teruslah berbicara dan jangan diam, karena aku menyertai
engkau dan tidak seorang pun akan menyerang engkau untuk mencelakakan engkau; karena aku mempunyai banyak
orang di kota ini.” (Kis. 18:9, 10) Benar-benar penglihatan
yang membesarkan hati! Tuan sendiri meyakinkan Paulus
bahwa ia akan dilindungi dari celaka dan bahwa ada banyak
orang yang layak di kota itu. Bagaimana Paulus menanggapi penglihatan tersebut? Kita membaca, ”Ia tetap tinggal
di sana selama satu tahun dan enam bulan, mengajarkan
firman Allah di antara mereka.”—Kis. 18:11.
13
Setelah tinggal selama kira-kira satu tahun di Korintus,
Paulus mendapat bukti lebih lanjut akan dukungan Tuan.
”Orang-orang Yahudi bangkit dengan sehati melawan Paulus
12. Jaminan apa yang Paulus terima dalam suatu penglihatan?
13. Peristiwa apa yang mungkin Paulus ingat sewaktu ia mendekati kursi penghakiman, tetapi mengapa ia bisa yakin akan mengalami hal yang berbeda?
302
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
dan membawa dia ke kursi penghakiman”, yang disebut
bema. (Kis. 18:12) Menurut beberapa orang, bema adalah
panggung dari marmer biru dan putih yang dihiasi banyak
ukiran, yang mungkin terletak agak di tengah pasar Korintus. Di depan bema terdapat area terbuka yang cukup luas
untuk menampung banyak orang. Berdasarkan temuan arkeologis, diduga kursi penghakiman itu hanya beberapa
langkah dari sinagoga dan, karena itu, dari rumah Yustus.
Sewaktu Paulus mendekati bema, ia mungkin mengingat
perajaman Stefanus, yang kadang disebut sebagai martir
Kristen yang pertama. Paulus, yang ketika itu dikenal sebagai Saul, menyetujui ”pembunuhan itu”. (Kis. 8:1) Apakah
Paulus kini akan mengalami hal serupa? Tidak, sebab ia telah menerima janji, ”Tidak ada seorang pun yang akan . . .
mencelakakan engkau.”—Kis. 18:10.
14
Apa yang terjadi sewaktu Paulus sampai di hadapan
kursi penghakiman itu? Pejabat pengadilan yang duduk di
situ adalah prokonsul Akhaya bernama Galio—kakak filsuf
Romawi Seneka. Orang Yahudi melontarkan tuduhan ini terhadap Paulus, ”Bertentangan dengan hukum, orang ini membawa orang-orang kepada keyakinan lain sehubungan dengan
14, 15. (a) Tuduhan apa yang dilontarkan orang Yahudi terhadap Paulus, dan
mengapa Galio menutup kasus tersebut? (b) Apa yang terjadi atas Sostenes, dan
apa yang mungkin ia lakukan?
”TERUSLAH BERBICARA DAN JANGAN DIAM”
303
menyembah Allah.” (Kis. 18:13) Mereka menyiratkan bahwa Paulus secara tidak sah membuat orang berganti agama. Namun, Galio melihat bahwa Paulus tidak membuat
”kesalahan” dan tidak melakukan ”tindak kejahatan yang
fasik”. (Kis. 18:14) Galio tidak mau ikut campur dalam pertikaian orang Yahudi. Jadi, bahkan sebelum Paulus sempat
mengucapkan sepatah kata pembelaan, Galio menutup kasus itu! Para penuduh itu geram dan melampiaskan kemarahan mereka pada Sostenes, yang mungkin telah menggantikan Krispus sebagai ketua sinagoga. Mereka menangkap
Sostenes ”dan memukuli dia di depan kursi penghakiman”.
—Kis. 18:17.
15
Mengapa Galio tidak mencegah orang banyak memu-
kuli Sostenes? Barangkali Galio berpikir bahwa Sosteneslah biang keributan yang menentang Paulus dan karena itu
ia pantas menerimanya. Apa pun penyebabnya, insiden itu
mungkin membuahkan hasil baik. Dalam suratnya yang pertama kepada sidang Korintus, yang ditulis beberapa tahun kemudian, Paulus menyebut tentang seorang saudara
bernama Sostenes. (1 Kor. 1:1, 2) Apakah dia Sostenes
yang sama yang dipukuli di Korintus? Jika ya, pengalaman
pahit itu mungkin telah membantu Sostenes memeluk
Kekristenan.
304
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
16
Ingat bahwa setelah orang Yahudi menolak pengabaran
Paulus, barulah Tuan Yesus meyakinkan Paulus, ”Jangan takut, tetapi teruslah berbicara dan jangan diam, karena aku
menyertai engkau.” (Kis. 18:9, 10) Kita hendaknya mengingat kata-kata itu, khususnya apabila berita kita ditolak.
Jangan pernah lupa bahwa Yehuwa bisa membaca hati dan
menarik orang-orang yang berhati jujur kepada-Nya. (1 Sam.
16:7; Yoh. 6:44) Ini benar-benar menganjurkan kita untuk
tetap sibuk dalam pelayanan! Setiap tahun, ratusan ribu
orang dibaptis—ratusan setiap harinya. Bagi mereka yang
mengindahkan perintah untuk ’membuat orang-orang dari
segala bangsa menjadi murid’, Yesus memberikan jaminan
ini, ”Aku menyertai kamu sepanjang masa sampai penutup
sistem ini.”—Mat. 28:19, 20.
”Jika Yehuwa Menghendakinya”
(Kis. 18:18-22)
17
Tidak dapat dipastikan apakah sikap Galio terhadap
para penuduh Paulus menghasilkan masa kedamaian bagi
sidang Kristen yang baru terbentuk di Korintus. Tetapi, Paulus tinggal ”beberapa hari lagi” sebelum mengucapkan selamat berpisah kepada saudara-saudaranya di Korintus.
16. Bagaimana kata-kata Tuan, ”Teruslah berbicara dan jangan diam, karena
aku menyertai engkau”, mempengaruhi pelayanan kita?
17, 18. Apa yang mungkin Paulus pikirkan selama pelayaran ke Efesus?
”TERUSLAH BERBICARA DAN JANGAN DIAM”
305
Pada musim semi tahun 52 M, ia berencana untuk berlayar
ke Siria dari pelabuhan Kenkhrea, sekitar 11 kilometer di
sebelah timur Korintus. Namun, sebelum meninggalkan
Kenkhrea, Paulus ”memotong pendek rambut kepalanya . . . ,
karena ia telah berikrar”.1 (Kis. 18:18) Selanjutnya, ia membawa serta Akuila dan Priskila lalu berlayar menyeberangi
Laut Aegea menuju Efesus di Asia Kecil.
18
Sambil berlayar dari Kenkhrea, Paulus mungkin meng-
ingat-ingat pengalamannya di Korintus. Ia mendapat banyak kenangan indah dan alasan untuk merasa sangat puas.
Pelayanannya selama 18 bulan di sana telah membuahkan
hasil. Sidang pertama di Korintus telah terbentuk, dengan
rumah Yustus sebagai tempat perhimpunan. Mereka yang
menjadi orang percaya antara lain ialah Yustus, Krispus
dan rumah tangganya, dan banyak lagi yang lain. Paulus
mengasihi mereka semua, sebab ia telah membantu mereka menjadi orang Kristen. Belakangan, ia menulis surat bagi
mereka dan menyebut mereka sebagai surat rekomendasi
yang ditulis pada hatinya. Kita juga merasa dekat dengan
orang-orang yang kita bantu menganut ibadat sejati. Alangkah memuaskannya melihat ”surat-surat rekomendasi” yang
hidup seperti itu!—2 Kor. 3:1-3.
1 Lihat kotak ”Ikrar Paulus”, di halaman 307.
306
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
IKRAR PAULUS
Kisah 18:18 menyatakan bahwa sewaktu berada di
Kenkhrea, ”Paulus memotong pendek rambut kepalanya . . . , karena ia telah berikrar”. Ikrar apakah itu?
Secara umum, ikrar adalah janji kepada Allah yang
dilakukan secara khidmat dan sukarela untuk melakukan suatu tindakan, memberikan persembahan, atau
menunaikan suatu persyaratan. Ada yang berpendapat
bahwa Paulus memotong rambutnya untuk memenuhi
ikrar Kenaziran. Namun, patut diperhatikan bahwa
menurut Alkitab, sewaktu menyelesaikan suatu masa
pelayanan khusus kepada Yehuwa, seorang Nazir harus mencukur rambutnya ”di pintu masuk kemah
pertemuan”. Kelihatannya, syarat tersebut hanya bisa
dilakukan di Yerusalem dan bukan di Kenkhrea.—Bil.
6:5, 18.
Catatan Kisah tidak menyebutkan kapan Paulus berikrar. Bisa saja ikrar itu dibuat bahkan sebelum ia
menjadi orang Kristen. Tidak disebutkan juga apakah Paulus mempunyai suatu permintaan khusus
kepada Yehuwa. Sebuah karya referensi memperkirakan bahwa Paulus memotong pendek rambutnya
sebagai ”tanda ucapan syukur kepada Allah atas perlindungan-Nya, sehingga [Paulus] bisa menyelesaikan
pelayanannya di Korintus”.
”TERUSLAH BERBICARA DAN JANGAN DIAM”
307
19
Setibanya di Efesus, Paulus langsung sibuk. Ia ”masuk
ke sinagoga dan bertukar pikiran dengan orang-orang Yahudi”. (Kis. 18:19) Pada kesempatan ini, Paulus hanya singgah sebentar di Efesus. Meskipun diminta untuk tinggal lebih lama, ”ia tidak setuju”. Sewaktu mengucapkan selamat
berpisah, ia memberi tahu saudara-saudara di Efesus, ”Aku
akan kembali kepadamu lagi, jika Yehuwa menghendakinya.” (Kis. 18:20, 21) Paulus tentu sadar bahwa ada banyak
pekerjaan pengabaran yang harus dilakukan di Efesus. Sang
rasul berencana kembali, tetapi ia menyerahkan segala sesuatunya ke tangan Yehuwa. Bukankah itu teladan yang bagus untuk kita ingat? Dalam melaksanakan tujuan-tujuan
rohani, kita perlu mengambil inisiatif. Akan tetapi, kita harus selalu mengandalkan bimbingan Yehuwa dan berupaya
bertindak selaras dengan kehendak-Nya.—Yak. 4:15.
20
Akuila dan Priskila ditinggalkan di Efesus, dan Paulus
berangkat berlayar lalu sampai di Kaisarea. Kelihatannya,
ia ”naik” ke Yerusalem dan memberi salam kepada sidang
di sana. (Kis. 18:22) Kemudian, Paulus pergi ke pangkalannya—Antiokhia Siria. Perjalanan utusan injilnya yang kedua selesai dengan sukses. Apa yang menantinya dalam
perjalanan utusan injilnya yang terakhir?
19, 20. Apa yang Paulus lakukan setibanya di Efesus, dan apa yang kita pelajari
darinya sehubungan dengan melaksanakan tujuan-tujuan rohani?
308
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
BAG IAN 7 ˙ KISAH 18: 23–21: 17
”MENGAJAR . . . DI
HADAPAN UMUM DAN
DARI RUMAH KE RUMAH”
KISAH 20:20
Mengapa kita perlu rendah hati serta rela menyesuaikan diri sewaktu mengajar orang lain? Apa
metode utama memberitakan kabar baik? Bagaimana kita bisa memperlihatkan bahwa melakukan
kehendak Allah lebih penting ketimbang urusan pribadi kita? Kisah mendebarkan tentang perjalanan
Paulus yang ketiga dan terakhir sebagai utusan injil
bisa membantu kita menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sangat penting ini.
PASAL 20
”Bertumbuh dan Menang”
sekalipun Ditentang
Bagaimana Apolos dan Paulus berperan
dalam memajukan kabar baik
Berdasarkan Kisah 18:23–19:41
JALAN-JALAN Efesus ribut dengan berbagai teriakan, seruan, dan gemuruh suara banyak orang yang berlari. Massa telah terbentuk, dan kerusuhan besar tak pelak lagi akan
segera terjadi! Dua rekan seperjalanan Paulus ditangkap
dan diseret. Jalanan lebar dengan banyak toko di sisinya itu
segera kosong sementara massa yang semakin beringas berlari ke amfiteater besar di kota tersebut, yang bisa mengakomodasi 25.000 penonton. Kebanyakan orang bahkan tidak tahu apa penyebab kericuhan itu, tetapi mereka curiga
bahwa kuil dan dewi tercinta mereka Artemis sedang terancam. Maka, mereka mulai berteriak-teriak, ”Agunglah
Artemis orang Efesus!”—Kis. 19:34.
2
Lagi-lagi, kita melihat upaya Setan dalam menggunakan
kekerasan massa untuk menghentikan penyebaran kabar
baik Kerajaan Allah. Tentu saja, ancaman kekerasan bukan
1, 2. (a) Paulus dan rekan-rekannya menghadapi bahaya apa di Efesus? (b) Apa
yang akan kita bahas dalam pasal ini?
310
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
satu-satunya taktik Setan. Di pasal ini, kita akan membahas sejumlah taktik licik Setan untuk merongrong pekerjaan dan persatuan orang-orang Kristen abad pertama. Yang
lebih penting, kita akan melihat bahwa semua taktiknya gagal, karena ”firman Yehuwa terus bertumbuh dan menang
secara luar biasa”. (Kis. 19:20) Mengapa orang-orang Kristen itu bisa mengalahkan Setan? Alasannya sama seperti
kita dewasa ini. Tentu saja, kemenangan itu adalah milik
Yehuwa, bukan kita. Tetapi, seperti orang Kristen abad pertama, kita harus melakukan bagian kita. Dengan bantuan
roh Yehuwa, kita bisa memperoleh sifat-sifat yang akan turut menyukseskan pelayanan kita. Pertama-tama, mari kita
bahas teladan Apolos.
”Ia Ahli di Bidang Tulisan-Tulisan Kudus”
(Kis. 18:24-28)
3
Sewaktu Paulus menuju Efesus dalam perjalanan utus-
an injilnya yang ketiga, seorang Yahudi bernama Apolos
tiba di kota itu. Ia berasal dari kota Aleksandria yang terkenal di Mesir. Apolos memiliki beberapa keunggulan yang
luar biasa. Ia adalah pembicara yang sangat baik. Di samping persuasif, ”ia ahli di bidang Tulisan-Tulisan Kudus”.
Selain itu, ia ”berkobar dengan roh”. Apolos yang antusias
3, 4. Kekurangan apa yang Akuila dan Priskila lihat dalam diri Apolos, dan apa
yang mereka lakukan?
”BERTUMBUH DAN MENANG” SEKALIPUN DITENTANG
311
berbicara dengan berani di hadapan hadirin Yahudi di
sinagoga.—Kis. 18:24, 25.
4
Akuila dan Priskila hadir sewaktu Apolos berbicara.
Pastilah, mereka senang sekali mendengar Apolos mengajar
”dengan tepat hal-hal tentang Yesus”. Apa yang ia katakan
tentang Yesus memang akurat. Tetapi, tak lama kemudian,
pasangan Kristen itu menyadari adanya hal penting yang
tidak Apolos ketahui. Ia ”hanya mengetahui baptisan Yohanes”. Pasangan yang sederhana ini, pembuat kemah, tidak
terintimidasi dengan kemampuan berbicara dan pendidikan Apolos. Sebaliknya, ”mereka mengajaknya dan menjelaskan secara terperinci jalan Allah dengan lebih tepat kepadanya”. (Kis. 18:25, 26) Dan, apa reaksi pembicara yang
hebat serta terpelajar ini? Tampaknya, ia memperlihatkan
salah satu sifat penting orang Kristen—kerendahan hati.
5
Karena menerima bantuan Akuila dan Priskila, Apolos
menjadi hamba Yehuwa yang lebih efektif. Ia pergi ke
Akhaya, di mana ia ”banyak menolong” orang Kristen. Ia
juga memberikan kesaksian yang efektif kepada orangorang Yahudi di kawasan itu yang berkeras bahwa Yesus bukanlah Mesias yang dinubuatkan. Lukas melaporkan, ”Dengan penuh semangat, ia membuktikan dengan
5, 6. Apa yang membuat Apolos lebih berguna bagi Yehuwa, dan apa yang bisa
kita pelajari dari contoh Apolos?
312
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
saksama di hadapan umum bahwa orang-orang Yahudi salah, sambil mempertunjukkan dari Tulisan-Tulisan Kudus
bahwa Yesus adalah Kristus.” (Kis. 18:27, 28) Apolos benar-benar menjadi berkat! Sesungguhnya, pelayanan dia turut membuat ”firman Yehuwa” terus menang. Apa yang
bisa kita pelajari dari teladan Apolos?
6
Kerendahan hati adalah sifat yang mutlak dipupuk
orang Kristen. Kita semua diberkati dengan karunia masing-masing—entah dari bakat alam, pengalaman, atau pengetahuan yang kita kumpulkan. Tetapi, kerendahan hati
kita harus lebih besar daripada karunia kita. Jika tidak, kelebihan kita bisa menjadi pangkal kejatuhan kita. Kita bisa
menjadi lahan subur dari tanaman beracun keangkuhan.
(1 Kor. 4:7; Yak. 4:6) Jika kita betul-betul rendah hati, kita
akan berupaya memandang orang lain lebih unggul daripada kita. (Flp. 2:3) Kita tidak akan merasa jengkel jika dikoreksi atau menolak diajar oleh orang lain. Kita tentu saja
tidak akan berkukuh pada pendapat kita sendiri setelah
mengetahui bahwa itu tidak selaras dengan tuntunan roh
kudus yang terkini. Selama kita tetap rendah hati, kita
berguna bagi Yehuwa dan Putra-Nya.—Luk. 1:51, 52.
7
Kerendahan hati juga mencegah timbulnya persaing-
an. Dapatkah Saudara bayangkan betapa inginnya Setan
7. Bagaimana Paulus dan Apolos menjadi teladan kerendahan hati?
”BERTUMBUH DAN MENANG” SEKALIPUN DITENTANG
313
menciptakan perpecahan di antara orang Kristen masa
awal? Betapa senangnya dia jika Apolos dan rasul Paulus,
dua tokoh yang dinamis itu, membiarkan persaingan muncul di antara mereka, mungkin dengan berebut pengaruh di
sidang-sidang! Mudah saja kecemburuan timbul di antara
mereka. Di Korintus, beberapa orang Kristen mulai mengatakan, ”Aku milik Paulus,” sementara yang lain mengatakan, ”Tetapi aku milik Apolos.” Apakah Paulus dan Apolos menganjurkan sikap yang memecah belah seperti itu?
Tidak! Dan Paulus dengan rendah hati mengakui sumbangsih Apolos terhadap pekerjaan pemberitaan, dengan memberi dia berbagai hak istimewa dinas. Sementara itu, Apolos mengikuti pengarahan Paulus. (1 Kor. 1:10-12; 3:6, 9;
Tit. 3:12, 13) Benar-benar teladan kerja sama dan kerendahan hati bagi kita dewasa ini!
”B erupaya Meyakinkan Orang-Orang tentang Kerajaan”
(Kis. 18:23; 19:1-10)
8
Paulus telah berjanji untuk kembali ke Efesus, dan ia
menepatinya.1 (Kis. 18:20, 21) Namun, perhatikan caranya
ia kembali. Terakhir, ia ada di Antiokhia, Siria. Untuk
mencapai Efesus, ia bisa saja mengambil rute singkat ke
1 Lihat kotak ”Efesus—Ibu Kota Asia”, di halaman 316.
8. Lewat rute mana Paulus kembali ke Efesus, dan mengapa?
314
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Seleukia, naik kapal, dan berlayar langsung ke tujuannya.
Tetapi, ia malah ”menjelajahi bagian pedalaman”. Menurut
suatu perkiraan, perjalanan Paulus yang dicatat di Kisah
18:23 dan 19:1 mencapai ribuan kilometer! Mengapa Paulus
memilih rute yang meletihkan itu? Karena ia bertujuan untuk ”menguatkan semua murid”. (Kis. 18:23) Perjalanan
utusan injilnya yang ketiga, seperti dua perjalanan sebelumnya, akan menuntut banyak pengorbanan darinya, tetapi ia menganggap itu semua tidak sia-sia. Para rohaniwan
keliling dan istri mereka dewasa ini memperlihatkan semangat serupa. Tidakkah kita menghargai kasih dan pengorbanan mereka?
9
Setibanya di Efesus, Paulus bertemu dengan kira-kira
dua belas murid Yohanes Pembaptis. Mereka telah dibaptis di bawah pengaturan yang sudah tidak berlaku lagi. Selain itu, mereka hanya tahu sedikit atau malah tidak tahu
sama sekali tentang roh kudus. Paulus memberikan keterangan terkini kepada mereka, dan seperti Apolos, mereka
ternyata rendah hati dan suka belajar. Setelah dibaptis dengan nama Yesus, mereka menerima roh kudus dan beberapa karunia mukjizat. Maka, jelaslah, mengikuti gerak
9. Mengapa ada sekelompok murid yang harus dibaptis ulang, dan pelajaran apa
yang bisa kita tarik dari sikap mereka?
”BERTUMBUH DAN MENANG” SEKALIPUN DITENTANG
315
EFESUS—IBU KOTA ASIA
Efesus adalah kota terbesar di Asia Kecil bagian barat.
Pada zaman rasul Paulus, populasinya mungkin melebihi 250.000 jiwa. Sebagai ibu kota provinsi Asia, Efesus
dengan bangga menyandang gelar ”Kota Metropolitan
Pertama dan Terbesar di Asia”.
Efesus memperoleh banyak kekayaan dari perdagangan dan agama. Karena terletak di dekat muara sebuah
sungai yang dapat dilayari, pelabuhannya berada di persimpangan rute-rute perdagangan. Di Efesus tidak
hanya terdapat kuil Artemis yang terkenal tetapi juga
kuil-kuil dari sejumlah besar dewa-dewi lain yang
berasal dari kebudayaan Yunani-Romawi, Mesir, dan
Anatolia.
Kuil Artemis, yang dinyatakan sebagai salah satu dari
tujuh keajaiban dunia kuno, berukuran kurang lebih
105 meter kali 50 meter. Kuil ini memiliki sekitar
100 pilar marmer, masing-masing berdiameter sekitar
1,8 meter di dasar dan tingginya hampir 17 meter. Kuil
itu dianggap suci di seluruh kawasan Laut Tengah kuno,
dan sejumlah besar uang disimpan dalam perlindungan Artemis, sehingga kuil itu menjadi salah satu pusat
perbankan terpenting di Asia.
Bangunan penting lainnya di Efesus adalah stadion
perlombaan atletik dan mungkin bahkan pertarungan
gladiator, sebuah teater, lapangan dan pasar, serta
serambi-serambi berpilar tempat adanya toko-toko.
316
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Ahli geografi Yunani bernama Strabo melaporkan
bahwa pelabuhan Efesus mengalami pendangkalan.
Akhirnya, kota itu tidak lagi berfungsi dan ditelantarkan. Karena tidak ada kota modern yang berdiri di lokasi
yang sama, para pengunjung yang sekarang datang ke reruntuhan Efesus yang luas seolah-olah dapat melangkah
kembali ke zaman kuno.
maju organisasi teokratis Yehuwa mendatangkan banyak
berkat.—Kis. 19:1-7.
10
Contoh kemajuan lain segera menyusul. Paulus menga-
bar dengan berani di sinagoga selama tiga bulan. Meskipun
ia ”berupaya meyakinkan orang-orang tentang kerajaan
Allah”, beberapa mengeraskan diri dan menjadi penentang yang sengit. Alih-alih membuang-buang waktu dengan orang-orang yang ”menjelek-jelekkan Jalan Itu”, Paulus memutuskan untuk berbicara di auditorium sekolah.
(Kis. 19:8, 9) Orang-orang yang ingin membuat kemajuan
rohani perlu pindah dari sinagoga ke auditorium. Seperti
Paulus, kita dapat permisi jika penghuni rumah tidak mau
mendengar atau hanya ingin berdebat. Masih ada banyak
orang seperti domba yang perlu mendengar berita kita yang
membina!
10. Mengapa Paulus pindah dari sinagoga ke auditorium, dan itu menjadi teladan apa bagi pelayanan kita?
”BERTUMBUH DAN MENANG” SEKALIPUN DITENTANG
317
11
Paulus mungkin berbicara di auditorium sekolah itu
setiap hari dari sekitar pukul 11 siang hingga sekitar pukul 4 sore. (Kis. 19:9) Saat-saat itu kemungkinan besar
merupakan jam-jam paling sepi sekaligus paling panas,
saat banyak orang berhenti bekerja untuk makan dan beristirahat. Bayangkan jika Paulus mengikuti jadwal sepadat
itu selama dua tahun penuh, itu berarti ia mengajar selama lebih dari 3.000 jam.1 Maka, inilah alasan lain firman
Yehuwa terus bertumbuh dan menang. Paulus bekerja keras dan pandai menyesuaikan diri. Ia menyesuaikan jadwalnya sehingga pelayanannya memenuhi kebutuhan orangorang di masyarakat itu. Hasilnya? ”Semua penduduk di
distrik Asia mendengar firman Tuan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani.” (Kis. 19:10) Betapa saksama
kesaksian yang diberikannya!
12
Saksi-Saksi Yehuwa zaman modern juga bekerja keras
dan pandai menyesuaikan diri. Kita berupaya menemui
orang di mana pun dan kapan pun mereka bisa ditemukan.
Kita mengabar di jalan, di pasar, dan di tempat parkir.
Kita menghubungi orang lewat telepon atau surat. Dan
dalam pengabaran dari rumah ke rumah, kita berupaya
1 Paulus juga menulis 1 Korintus selagi di Efesus.
11, 12. (a) Bagaimana Paulus menjadi teladan dalam hal bekerja keras dan menyesuaikan diri? (b) Bagaimana Saksi-Saksi Yehuwa berupaya untuk bekerja
keras dan menyesuaikan diri dalam pengabaran?
318
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
menemui orang pada waktu-waktu mereka kemungkinan
besar ada di rumah.
”B ertumbuh dan Menang” sekalipun Ada Roh-Roh Fasik
(Kis. 19:11-22)
13
Lukas memberi tahu kita bahwa pengabaran Paulus
mendapatkan sukses besar, terutama karena Yehuwa memungkinkan dia melaksanakan ”pekerjaan-pekerjaan luar
biasa yang penuh kuasa”. Bahkan kain dan celemek Paulus
diambil untuk menyembuhkan orang sakit, dan berhasil.
Roh-roh fasik diusir dengan benda-benda itu juga.1 (Kis. 19:
11, 12) Kemenangan luar biasa atas kekuatan Setan itu
menarik banyak perhatian, tetapi tidak semuanya positif.
14
Beberapa ”orang Yahudi yang berjalan keliling, yang
biasa mengusir hantu-hantu”, mencoba menjiplak mukjizat Paulus. Di antara mereka, ada yang berupaya mengusir hantu dengan menyebut nama Yesus dan Paulus.
Lukas memberi contoh tentang tujuh putra Skewa—anggota keluarga imam—yang berupaya melakukan hal itu. Si
hantu mengatakan kepada mereka, ”Aku tahu Yesus dan
1 Kain itu mungkin adalah saputangan yang Paulus ikatkan di sekeliling dahinya untuk mencegah keringat mengalir ke matanya. Paulus mengenakan celemek
barangkali karena ia bekerja membuat kemah selama waktu-waktu bebasnya,
mungkin pagi-pagi sekali.—Kis. 20:34, 35.
13, 14. (a) Yehuwa memungkinkan Paulus melakukan apa? (b) Kesalahan apa
yang dibuat putra-putra Skewa, dan bagaimana banyak orang Susunan Kristen
dewasa ini membuat kekeliruan serupa?
”BERTUMBUH DAN MENANG” SEKALIPUN DITENTANG
319
mengenal Paulus; tetapi siapakah kamu?” Orang yang kerasukan itu kemudian menyerang ketujuh penipu tersebut,
melompat ke atas mereka seperti binatang buas, dan membuat mereka lari tunggang-langgang, dalam keadaan terluka
dan telanjang. (Kis. 19:13-16) Ini adalah kemenangan besar
bagi ”firman Yehuwa”, karena perbedaan antara kuasa yang
diberikan kepada Paulus dan ketidakberdayaan para penganut agama palsu itu terlihat sangat jelas. Dewasa ini, ada
jutaan orang yang dengan keliru mengira bahwa sekadar
menyebut nama Yesus atau mengaku diri ”Kristen” sudah
cukup. Namun, seperti kata Yesus, hanya orang-orang yang
betul-betul melakukan kehendak Bapaknya yang memiliki
harapan sejati di masa depan.—Mat. 7:21-23.
15
Dengan dipermalukannya putra-putra Skewa, rasa ta-
kut kepada Allah pun merebak, yang mendorong banyak
orang untuk menjadi Kristen dan meninggalkan praktek
spiritisme. Kebudayaan Efesus sarat dengan ilmu gaib. Jimat sering digunakan, begitu pula mantra dan jampijampi, sering kali dalam bentuk tertulis. Banyak orang Efesus sekarang tergerak untuk mengeluarkan buku-buku ilmu
gaib mereka dan membakarnya di depan umum—meskipun
buku-buku itu bernilai puluhan ribu dolar jika dihitung
15. Dalam hal spiritisme dan benda-benda yang berkaitan dengan spiritisme, bagaimana kita bisa mengikuti teladan orang Efesus?
320
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
menurut ukuran saat ini.1 Lukas melaporkan, ”Jadi firman
Yehuwa terus bertumbuh dan menang secara luar biasa.”
(Kis. 19:17-20) Benar-benar kemenangan besar bagi kebenaran atas kepalsuan dan ilmu gaib! Orang-orang yang setia itu memberikan teladan bagi kita dewasa ini. Kita juga
hidup dalam dunia yang sarat spiritisme. Jika kita memiliki sesuatu yang berkaitan dengan spiritisme, kita akan
melakukan apa yang dilakukan orang Efesus—segera menyingkirkannya! Mari kita jauhi praktek-praktek menjijikkan demikian, tidak soal seberapa mahal itu.
”Timbullah Gangguan yang Tidak Kecil” (Kis. 19:23-41)
16
Kita sekarang tiba pada taktik Setan yang dijelaskan Lu-
kas, yang menulis tentang timbulnya ”gangguan yang tidak
kecil sehubungan dengan Jalan Itu”. Ia tidak sedang melebih-lebihkan.2 (Kis. 19:23) Seorang perajin perak bernama
Demetrius memulai masalah. Ia berhasil menarik perhatian
1 Lukas menyebut nilai 50.000 keping perak. Jika yang ia maksud uang dinar,
dibutuhkan waktu 50.000 hari—sekitar 137 tahun—bagi seorang pekerja abad
pertama untuk memperoleh uang sebanyak itu jika ia bekerja tujuh hari seminggu.
2 Ada yang berpendapat bahwa insiden inilah yang Paulus maksud ketika ia
memberi tahu orang Korintus bahwa ”kami merasa sangat tidak pasti bahkan
akan kehidupan kami”. (2 Kor. 1:8) Tetapi, mungkin saja ia sedang memikirkan
peristiwa berbahaya lain. Ketika Paulus menulis bahwa ia ”bertarung dengan binatang-binatang buas di Efesus”, ia boleh jadi menyinggung pengalamannya saat
berhadapan dengan hewan-hewan buas di arena atau orang-orang yang menentang. (1 Kor. 15:32) Frasa itu bisa diartikan secara harfiah atau bisa juga secara
kiasan.
16, 17. (a) Jelaskan bagaimana Demetrius memprovokasi massa di Efesus.
(b) Bagaimana orang Efesus memperlihatkan sikap fanatik?
”BERTUMBUH DAN MENANG” SEKALIPUN DITENTANG
321
sesama perajin perak dengan pertama-tama mengingatkan bahwa mereka makmur karena berjualan berhala. Ia lalu mengatakan bahwa pesan yang Paulus beritakan merugikan bisnis,
karena orang Kristen tidak menyembah berhala. Kemudian,
ia membangkitkan kebanggaan mereka sebagai warga Efesus
dan nasionalisme mereka, serta memperingatkan mereka bahwa dewi Artemis dan kuilnya yang terkenal sedunia berisiko
”dibuat tidak berarti”.—Kis. 19:24-27.
17
Pidato Demetrius berhasil. Para perajin itu mulai mene-
riakkan ”Agunglah Artemis orang Efesus”, dan kota itu menjadi rusuh, yang mengakibatkan kericuhan massa fanatik sebagaimana diceritakan di bagian awal pasal ini.1 Paulus, sebagai
orang yang rela berkorban, ingin pergi ke amfiteater untuk berbicara kepada massa, tetapi murid-murid berkukuh agar ia
menjauhi bahaya. Seseorang bernama Aleksander berdiri di depan massa dan berupaya bicara. Karena ia orang Yahudi, ia
mungkin ingin menjelaskan perbedaan antara orang Yahudi
dan orang Kristen. Penjelasan seperti itu pastilah tidak penting bagi massa tersebut. Ketika mereka tahu bahwa ia orang
Yahudi, mereka berteriak agar ia turun, dengan mengulangulang seruan ”Agunglah Artemis orang Efesus” selama sekitar
dua jam. Fanatisme keagamaan belum berubah hingga sekarang. Hal itu masih membuat orang bersikap sangat tidak
masuk akal.—Kis. 19:28-34.
1 Serikat, atau persatuan, para perajin bisa sangat kuat. Sekitar seabad kemudian, misalnya, serikat pembuat roti menyulut kerusuhan serupa di Efesus.
322
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
18
Akhirnya, sang panitera kota berhasil menenangkan
massa. Pejabat yang kompeten dan berpikiran jernih itu
meyakinkan massa bahwa kuil dan dewi mereka tidak berada dalam bahaya akibat orang-orang Kristen itu, bahwa
Paulus dan rekan-rekannya tidak melakukan kejahatan atas
kuil Artemis, dan bahwa tersedia prosedur resmi untuk
mengangkat masalah itu. Mungkin yang paling meyakinkan, ia mengingatkan massa bahwa mereka bisa dituntut
karena telah melakukan tindakan yang tidak tertib dan tidak sah menurut hukum Romawi. Maka, mereka bubar. Secepat kemarahan mereka meledak, secepat itu pula kemarahan tersebut kini mereda karena kata-kata yang logis dan
realistis itu.—Kis. 19:35-41.
19
Ini bukan pertama kalinya pejabat yang bijaksana ber-
tindak untuk melindungi para pengikut Yesus, juga bukan
yang terakhir. Sesungguhya, rasul Yohanes menyaksikan
dalam suatu penglihatan bahwa selama hari-hari terakhir
ini, unsur-unsur yang mapan dari dunia ini, yang dilambangkan oleh bumi, akan menelan banjir penindasan dari
Setan terhadap para pengikut Yesus. (Pny. 12:15, 16) Hal
itu memang benar. Dalam banyak kasus, hakim yang bijaksana telah tergerak untuk melindungi hak Saksi-Saksi
18, 19. (a) Bagaimana sang panitera kota menenangkan massa di Efesus?
(b) Bagaimana umat Yehuwa kadang-kadang dilindungi oleh para pejabat pemerintah, dan apa peran kita dalam menghasilkan perlindungan demikian?
”BERTUMBUH DAN MENANG” SEKALIPUN DITENTANG
323
Yehuwa dalam melakukan pertemuan ibadat dan menceritakan kabar baik kepada orang-orang lain. Tentu saja, tingkah laku kita juga penting dalam menghasilkan kemenangan demikian. Tingkah laku Paulus tampaknya membuat dia
direspek oleh beberapa pejabat pemerintah di Efesus, sehingga mereka ingin melindungi dia. (Kis. 19:31) Semoga
tingkah laku kita yang jujur dan penuh respek juga menghasilkan kesan yang baik pada diri orang-orang yang kita
temui. Kita tidak pernah tahu seberapa jauh efeknya.
20
Tidakkah kita takjub saat merenungkan bagaimana
”firman Yehuwa terus bertumbuh dan menang” pada abad
pertama? Kita juga takjub saat memperhatikan bagaimana
Yehuwa menyebabkan kemenangan serupa dewasa ini. Apakah Saudara ingin mendapat hak kehormatan untuk memainkan peranan, tidak soal seberapa kecil, dalam kemenangan itu? Maka, belajarlah dari contoh-contoh yang telah
kita bahas. Tetaplah rendah hati, terus ikuti gerak maju organisasi Yehuwa, terus bekerja keras, tolak spiritisme, dan
kerahkan upaya yang terbaik untuk memberikan kesaksian
yang bagus lewat tingkah laku Saudara yang jujur dan
penuh respek.
20. (a) Bagaimana perasaan Saudara saat melihat firman Allah menang pada
abad pertama dan dewasa ini? (b) Apa tekad Saudara sehubungan dengan kemenangan Yehuwa pada zaman kita?
324
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
PASAL 21
”Aku Bersih dari
Darah Semua Orang”
Semangat Paulus dalam pelayanan dan
nasihatnya kepada para penatua
Berdasarkan Kisah 20:1-38
PAULUS berada di ruang atas yang penuh sesak di Troas.
Ia berbicara cukup panjang kepada saudara-saudara, karena inilah malam terakhir ia bersama mereka. Sekarang sudah tengah malam. Ada cukup banyak lampu minyak di
ruangan itu, sehingga udara terasa semakin panas dan
mungkin semakin menyesakkan. Di salah satu jendela, duduk seorang pemuda bernama Eutikhus. Sembari Paulus
berbicara, Eutikhus terlelap dan jatuh dari jendela lantai
tiga itu!
2
Sebagai dokter, Lukas bisa jadi adalah yang pertama
bergegas keluar dan memeriksa keadaan anak muda itu.
Kondisinya sudah jelas. Eutikhus ”diangkat dalam keadaan
sudah mati”. (Kis. 20:9) Tetapi, kemudian terjadi mukjizat. Paulus merebahkan dirinya di atas pemuda itu dan
memberi tahu orang yang berkerumun, ”Jangan ribut lagi,
1-3. (a) Ceritakan bagaimana sampai Eutikhus mati. (b) Apa yang dilakukan
Paulus, dan apa yang dapat kita pelajari dari peristiwa itu tentang Paulus?
”AKU BERSIH DARI DARAH SEMUA ORANG”
325
karena jiwanya ada padanya.” Paulus telah membangkitkan
Eutikhus!—Kis. 20:10.
3
Peristiwa itu memperlihatkan kuasa roh kudus Allah.
Paulus tidak bisa dipersalahkan sebagai penyebab kematian Eutikhus. Namun, ia tidak mau kematian anak muda itu
menodai acara penting tersebut atau membuat seseorang
tersandung. Dengan bangkitnya Eutikhus, sidang itu akan
terhibur dan sangat termotivasi untuk meneruskan pelayanan sepeninggal Paulus. Jelaslah, Paulus merasa sangat
bertanggung jawab atas nyawa orang lain. Kita teringat
akan kata-katanya yang berbunyi, ”Aku bersih dari darah
semua orang.” (Kis. 20:26) Mari kita bahas bagaimana
teladan Paulus bisa membantu kita dalam segi ini.
”Ia B erangkat untuk Mengadakan Perjalanan
ke Makedonia” (Kis. 20:1, 2)
4 Sebagaimana dibahas di pasal sebelumnya, Paulus baru
saja mendapat pengalaman buruk. Pelayanannya di Efesus
telah menimbulkan kerusuhan yang cukup besar. Ya, para
tukang perak yang sumber nafkahnya bergantung pada ibadat Artemis turut dalam kerusuhan itu! ”Setelah huru-hara
itu reda,” tutur Kisah 20:1, ”Paulus memanggil murid-murid, dan sesudah memberi mereka anjuran dan mengucapkan selamat berpisah, ia berangkat untuk mengadakan
perjalanan ke Makedonia.”
4. Pengalaman buruk apa yang baru Paulus dapatkan?
326
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
5
Dalam perjalanan ke Makedonia, Paulus mampir di pe-
labuhan Troas selama beberapa waktu. Di sana, Paulus berharap bisa bertemu dengan Titus, yang telah diutus ke Korintus. (2 Kor. 2:12, 13) Tetapi, setelah jelas bahwa Titus
tidak akan datang, Paulus pergi ke Makedonia, mungkin
tinggal selama kira-kira setahun untuk ”memberikan anjuran kepada orang-orang di sana dengan banyak perkataan”.1
(Kis. 20:2) Titus akhirnya menemui Paulus di Makedonia,
dengan membawa kabar baik tentang tanggapan orang Korintus atas surat Paulus yang pertama. (2 Kor. 7:5-7) Hal
itu menggerakkan Paulus untuk menulis surat lagi kepada
mereka, yang sekarang kita kenal sebagai 2 Korintus.
6
Menarik, dalam sebuah terjemahan Alkitab, kata yang
Lukas gunakan untuk melukiskan kunjungan Paulus kepada saudara-saudara di Efesus dan Makedonia adalah
”menguatkan hati”. Betapa tepat kata itu mengungkapkan sikap Paulus terhadap rekan seiman! Kontras dengan
orang Farisi, yang memandang hina orang lain, Paulus memandang domba-domba sebagai rekan sekerja. (Yoh. 7:4749; 1 Kor. 3:9) Paulus tetap mempertahankan sikap itu
1 Lihat kotak ”Surat-Surat Paulus dari Makedonia” di halaman 328.
5, 6. (a) B erapa lama Paulus tinggal di Makedonia, dan apa yang ia lakukan
bagi saudara-saudara di sana? (b) Sikap apa yang terus Paulus perlihatkan kepada rekan-rekan seimannya?
”AKU BERSIH DARI DARAH SEMUA ORANG”
327
SURAT-SURAT PAULUS DARI MAKED ONIA
Dalam suratnya yang kedua kepada orang Korintus,
Paulus mengatakan bahwa ketika ia tiba di Makedonia, ia khawatir tentang saudara-saudaranya di Korintus.
Tetapi, Titus membawa kabar baik baginya dari Korintus, dan Paulus pun terhibur. Maka, sekitar tahun 55 M,
Paulus menulis 2 Korintus, yang menyiratkan bahwa ia
masih berada di Makedonia. (2 Kor. 7:5-7; 9:2-4) Salah satu hal yang ada dalam benak Paulus pada waktu
itu adalah menyelesaikan pengumpulan dana bantuan
bagi orang-orang kudus di Yudea. (2 Kor. 8:18-21) Ia juga
mengkhawatirkan kehadiran ”rasul-rasul palsu, pekerjapekerja yang suka menipu” di Korintus.—2 Kor. 11:5,
13, 14.
Mungkin surat Paulus kepada Titus ditulis dari Makedonia. Suatu waktu antara tahun 61 hingga 64 M, setelah
dibebaskan dari pemenjaraannya yang pertama di Roma,
Paulus mengunjungi Pulau Kreta. Ia meninggalkan Titus
di sana untuk menyelesaikan beberapa problem dan melantik para penatua. (Tit. 1:5) Paulus meminta Titus
untuk menemuinya di Nikopolis. Pada zaman dahulu,
ada sejumlah kota dengan nama ini di kawasan Laut Tengah, tapi tampaknya Paulus memaksudkan Nikopolis
di Yunani barat laut. Sang rasul mungkin sedang mengerjakan daerah sekitar situ ketika ia menulis surat
untuk Titus.—Tit. 3:12.
Surat Paulus yang pertama kepada Timotius juga ditulis setelah pemenjaraan yang pertama dan sebelum
328
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
pemenjaraan yang kedua di Roma, dari tahun 61 hingga 64 M. Di bagian awal suratnya, Paulus menunjukkan
bahwa ia meminta Timotius untuk tetap berada di Efesus, sementara ia sendiri pergi ke Makedonia. (1 Tim.
1:3) Dari sana, kelihatannya, Paulus menulis surat ini
untuk memberi Timotius nasihat kebapakan, anjuran,
dan pengarahan tentang prosedur tertentu untuk diikuti
di sidang-sidang.
bahkan ketika ia harus memberi mereka nasihat yang keras.
—2 Kor. 2:4.
7
Dewasa ini, para penatua sidang dan pengawas keliling
berupaya meniru teladan Paulus. Bahkan sewaktu mereka memberikan teguran, tujuannya adalah untuk menguatkan orang-orang yang membutuhkan bantuan. Para
pengawas dengan penuh empati berupaya menguatkan dan
bukannya menyalahkan. Seorang pengawas keliling yang
berpengalaman mengatakan, ”Kebanyakan saudara-saudari
kita ingin melakukan apa yang benar, tetapi mereka sering
harus berjuang melawan frustrasi, ketakutan, dan perasaan
tidak berdaya untuk menolong diri sendiri.” Para pengawas
bisa menjadi sumber kekuatan bagi rekan-rekan seiman
seperti itu.—Ibr. 12:12, 13.
7. Bagaimana para pengawas Kristen dewasa ini bisa meniru teladan Paulus?
”AKU BERSIH DARI DARAH SEMUA ORANG”
329
”Suatu Rencana Jahat Dibuat terhadapnya”
(Kis. 20:3, 4)
8 Dari Makedonia, Paulus pergi ke Korintus.1 Setelah
tinggal selama tiga bulan, ia ingin melanjutkan perjalanan
ke Kenkhrea, dan di sana ia berencana untuk naik kapal ke
Siria. Dari sana, ia bisa pergi ke Yerusalem guna mengantarkan sumbangan kepada saudara-saudara yang berkekurangan.2 (Kis. 24:17; Rm. 15:25, 26) Tetapi, sebuah peristiwa yang tak terduga mengubah rencana Paulus. Kisah 20:3
melaporkan, ”Suatu rencana jahat dibuat terhadapnya oleh
orang-orang Yahudi”!
9
Tidaklah mengejutkan bahwa orang-orang Yahudi sa-
ngat membenci Paulus, karena mereka menganggapnya
murtad. Sebelumnya, pelayanannya telah menghasilkan
pertobatan Krispus—seorang tokoh terkemuka di sinagoga
Korintus. (Kis. 18:7, 8; 1 Kor. 1:14) Pada peristiwa lain,
orang-orang Yahudi di Korintus pernah mengajukan berbagai tuduhan tentang Paulus kepada Galio, prokonsul
Akhaya. Namun, Galio menolaknya karena tidak berdasar
—keputusan yang membuat marah musuh-musuh Paulus.
(Kis. 18:12-17) Orang Yahudi di Korintus mungkin telah
1 Kemungkinan besar, Paulus menulis surat kepada orang Roma selagi berada
di Korintus.
2 Lihat kotak ”Paulus Mengantarkan Dana Kemanusiaan”, di halaman 332.
8, 9. (a) Apa yang mengganggu rencana Paulus untuk berlayar ke Siria?
(b) Mengapa orang Yahudi membenci Paulus?
330
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
mengetahui atau mengira bahwa Paulus akan segera berlayar dari Kenkhrea, sehingga mereka merancang siasat
untuk menyerang dia di sana. Apa yang harus Paulus
lakukan?
10
Demi keselamatan dirinya—dan demi melindungi dana
yang telah dipercayakan kepadanya—Paulus memilih untuk menghindari Kenkhrea dan kembali lewat Makedonia.
Memang, perjalanan lewat darat pun berbahaya. Pada zaman dahulu, perampok sering mengintai di sepanjang jalan. Bahkan penginapan pun belum tentu aman. Namun,
Paulus memilih risiko di darat itu ketimbang menghadapi
orang-orang yang menunggunya di Kenkhrea. Syukurlah, ia
tidak sendirian. Paulus ditemani oleh rekan-rekannya, antara lain Aristarkhus, Gayus, Sekundus, Sopater, Tikhikus,
Timotius, dan Trofimus.—Kis. 20:3, 4.
11
Seperti Paulus, orang Kristen dewasa ini berupaya me-
lindungi diri selagi mengabar. Di daerah tertentu, mereka pergi secara berkelompok—atau setidaknya berduadua—ketimbang sendirian. Bagaimana dengan penindasan?
Orang Kristen sadar bahwa hal itu tak dapat dielakkan.
(Yoh. 15:20; 2 Tim. 3:12) Namun, mereka tidak dengan sengaja membahayakan diri. Perhatikan contoh Yesus. Pada
10. Apakah Paulus pengecut karena menghindari Kenkhrea? Jelaskan.
11. Apa yang dilakukan orang Kristen zaman sekarang untuk melindungi diri,
dan teladan apa yang Yesus berikan dalam hal ini?
”AKU BERSIH DARI DARAH SEMUA ORANG”
331
PAULUS MENGANTARKAN
DANA KEMANUSIAAN
Pada tahun-tahun setelah Pentakosta 33 M, orangorang Kristen di Yerusalem menderita banyak kesulitan
—kelaparan, penindasan, dan penjarahan. Akibatnya,
beberapa dari mereka sangat berkekurangan. (Kis. 11:27–
12:1; Ibr. 10:32-34) Maka, ketika pada tahun 49 M para
penatua di Yerusalem mengarahkan Paulus untuk
memusatkan pengabarannya kepada orang non-Yahudi, mereka memintanya untuk ”mengingat orang-orang
miskin”. Itulah yang Paulus lakukan, dengan mengkoordinasi pengumpulan dana kemanusiaan di sidang-sidang.
—Gal. 2:10.
Pada tahun 55 M, Paulus memberi tahu orang-orang
Korintus, ”Sebagaimana aku perintahkan kepada sidangsidang jemaat di Galatia, lakukanlah juga dengan cara
itu. Pada hari pertama setiap minggu, hendaklah kamu
masing-masing, di rumahnya sendiri, menyisihkan sesuatu sebagai simpanan sesuai dengan kesejahteraan setiap
orang, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan
pada waktu aku tiba. Namun apabila aku sampai di sana,
siapa pun yang kamu setujui melalui surat-surat, merekalah yang akan kuutus untuk membawa pemberian dari
kebaikan hatimu itu ke Yerusalem.” (1 Kor. 16:1-3) Tidak
lama kemudian, ketika Paulus menulis surat terilhamnya
yang kedua kepada orang Korintus, ia meminta mereka
untuk menyiapkan bantuan itu, dan ia menyebutkan
332
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
bahwa orang Makedonia juga menyumbang.—2 Kor.
8:1–9:15.
Maka, pada tahun 56 M, perwakilan dari berbagai sidang menemui Paulus untuk mengantarkan seluruh
dana bantuan yang terkumpul. Dengan adanya sembilan
pria yang berjalan bersama, dana itu akan aman dan
Paulus akan terlindung dari kemungkinan tuduhan
penyelewengan dana sumbangan. (2 Kor. 8:20) Pengiriman sumbangan itu adalah tujuan utama Paulus pergi ke
Yerusalem. (Rm. 15:25, 26) Paulus belakangan berkata kepada Gubernur Feliks, ”Setelah sekian tahun, aku datang
untuk membawa pemberian-pemberian belas kasihan kepada bangsaku, dan persembahan-persembahan.”
—Kis. 24:17.
suatu peristiwa, ketika para penentang di Yerusalem mulai
mengambil batu untuk dilemparkan kepadanya, ”Yesus bersembunyi dan keluar dari bait”. (Yoh. 8:59) Belakangan,
ketika orang Yahudi berkomplot untuk membunuh dia,
”Yesus tidak lagi berjalan di hadapan umum di antara
orang-orang Yahudi, tetapi ia berangkat dari sana ke daerah dekat padang belantara”. (Yoh. 11:54) Yesus mengambil tindakan yang masuk akal untuk melindungi diri selama hal itu tidak bertentangan dengan kehendak Allah.
Orang Kristen zaman sekarang melakukan hal serupa.
—Mat. 10:16.
”AKU BERSIH DARI DARAH SEMUA ORANG”
333
Mereka ”Merasa S angat Terhibur” (Kis. 20:5-12)
12
Setelah bersama-sama melintasi Makedonia, Paulus
dan rombongannya tampaknya berpisah, namun kemudian
berkumpul lagi di Troas.1 Ayatnya mengatakan, ”Kami bertemu dengan mereka di Troas dalam waktu lima hari.”2
(Kis. 20:6) Di sinilah pria muda Eutikhus dibangkitkan, sebagaimana dibahas di awal pasal ini. Bayangkan bagaimana perasaan saudara-saudara saat melihat rekan mereka Eutikhus dibangkitkan! Seperti dilaporkan ayatnya, mereka
”merasa sangat terhibur”.—Kis. 20:12.
13
Tentu saja, tidak ada mukjizat seperti itu dewasa ini.
Namun, orang-orang yang telah kehilangan orang yang dikasihinya akibat kematian ”merasa sangat terhibur” oleh
harapan kebangkitan berdasarkan Alkitab. (Yoh. 5:28, 29)
Pertimbangkan: Karena tidak sempurna, Eutikhus akhirnya mati lagi. (Rm. 6:23) Tetapi, orang-orang yang dibangkitkan di dunia baru Allah memiliki harapan untuk hidup
selama-lamanya! Selain itu, orang-orang yang dibangkitkan
1 Lukas menggunakan kata ”kami” di Kisah 20:5, 6 mungkin karena ia berkumpul lagi dengan Paulus di Filipi setelah berada di sana selama beberapa waktu.
—Kis. 16:10-17, 40.
2 Perjalanan dari Filipi ke Troas memakan waktu lima hari. Mungkin saat itu
angin tidak menguntungkan, karena sebelumnya perjalanan serupa ditempuh hanya dalam dua hari.—Kis. 16:11.
12, 13. (a) Apa pengaruh kebangkitan Eutikhus terhadap sidang? (b) Harapan
Alkitab apa yang menghibur orang-orang dewasa ini yang telah kehilangan orang
yang dikasihi akibat kematian?
334
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
untuk memerintah bersama Yesus di surga dikaruniai peri
tidak berkematian. (1 Kor. 15:51-53) Orang Kristen dewasa
ini—kaum terurap maupun ”domba-domba lain”—memiliki alasan yang bagus untuk ”merasa sangat terhibur”.
—Yoh. 10:16.
14
”Di Hadapan Umum dan dari Rumah ke Rumah”
(Kis. 20:13-24)
Paulus dan kelompoknya pergi dari Troas ke Asos, ke-
mudian ke Mitilene, Khios, Samos, dan Miletus. Paulus
bermaksud tiba di Yerusalem pada saat perayaan Pentakosta. Itu sebabnya ia memilih kapal yang tidak singgah
di Efesus pada perjalanan pulang. Tetapi, karena Paulus
ingin berbicara kepada para penatua Efesus, ia meminta
agar mereka menemuinya di Miletus. (Kis. 20:13-17) Setelah mereka tiba, Paulus mengatakan kepada mereka,
”Kamu tahu benar bagaimana sejak hari pertama aku
melangkah ke distrik Asia, aku menyertai kamu sepanjang waktu, bekerja bagaikan budak bagi Tuan dengan segala kerendahan hati dan air mata serta cobaan yang
menimpaku karena rencana-rencana jahat orang Yahudi; meskipun demikian, aku tidak menahan diri untuk
memberitahukan kepadamu segala perkara yang menguntungkan atau untuk mengajar kamu di hadapan umum dan
14. Apa yang Paulus katakan kepada para penatua Efesus ketika ia bertemu mereka di Miletus?
”AKU BERSIH DARI DARAH SEMUA ORANG”
335
dari rumah ke rumah. Namun aku memberikan kesaksian
dengan saksama kepada orang Yahudi maupun orang Yunani tentang pertobatan kepada Allah dan iman kepada
Tuan kita, Yesus.”—Kis. 20:18-21.
15
Ada banyak cara untuk mengabar kepada orang-orang
dewasa ini. Seperti Paulus, kita berupaya pergi ke mana
pun orang ada, entah di halte bus, jalanan yang sibuk, atau
di pasar. Namun, pergi dari rumah ke rumah masih menjadi metode pengabaran utama yang digunakan Saksi-Saksi
Yehuwa. Mengapa? Salah satunya, pengabaran dari rumah
ke rumah memberi kesempatan bagi semua orang untuk
mendengar berita Kerajaan secara rutin, dengan demikian
memperlihatkan bahwa Yehuwa tidak pilih kasih. Hal itu
juga memungkinkan orang-orang yang berhati jujur untuk
menerima bantuan pribadi sesuai dengan kebutuhan mereka. Selain itu, pelayanan dari rumah ke rumah membangun
iman dan ketekunan orang-orang yang melakukannya. Ya,
ciri khas orang Kristen sejati adalah semangat mereka dalam memberikan kesaksian ”di hadapan umum dan dari
rumah ke rumah”.
16
Paulus menjelaskan kepada para penatua Efesus itu
bahwa ia tidak tahu bahaya apa yang menunggunya di
15. Apa saja keuntungan memberikan kesaksian dari rumah ke rumah?
16, 17. Bagaimana Paulus mempertunjukkan sikap berani, dan bagaimana orang
Kristen dewasa ini meniru teladannya?
336
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Yerusalem. ”Meskipun demikian, aku tidak menganggap jiwaku penting, seolah-olah itu berharga bagiku,” katanya,
”asalkan saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan tugas pelayanan yang aku terima dari Tuan Yesus,
untuk memberikan kesaksian yang saksama tentang kabar
baik mengenai kebaikan hati Allah yang tidak selayaknya
diperoleh.” (Kis. 20:24) Tanpa gentar, Paulus menolak untuk membiarkan situasi apa pun—entah kesehatan yang
buruk atau tentangan yang sengit—mencegahnya untuk
menunaikan tugas.
17
Orang Kristen dewasa ini juga mengalami berbagai si-
tuasi buruk. Ada yang menghadapi pelarangan dan penganiayaan oleh pemerintah. Ada yang dengan tegar berjuang
menghadapi penyakit fisik dan emosi yang melumpuhkan.
Anak-anak muda Kristen menghadapi tekanan teman di sekolah. Tidak soal situasi yang mereka alami, Saksi-Saksi Yehuwa bersikap teguh, sama seperti Paulus. Mereka bertekad untuk ”memberikan kesaksian yang saksama tentang
kabar baik”.
”Perhatikanlah Dirimu S endiri dan S egenap Kawanan”
(Kis. 20:25-38)
18 Paulus kemudian memberikan nasihat yang terus terang kepada para penatua Efesus, dengan menggunakan
18. Bagaimana Paulus terbebas dari utang darah, dan bagaimana para penatua
Efesus bisa melakukannya juga?
”AKU BERSIH DARI DARAH SEMUA ORANG”
337
dirinya sebagai contoh. Pertama, ia memberi tahu mereka
bahwa ini mungkin pertemuan terakhir dengan mereka. Kemudian, ia mengatakan, ”Aku bersih dari darah semua
orang, karena aku tidak menahan diri untuk memberitahukan semua kehendak Allah kepada kamu.” Bagaimana para
penatua Efesus bisa meniru Paulus, sehingga bebas dari
utang darah? Ia memberi tahu mereka, ”Perhatikanlah dirimu sendiri dan segenap kawanan, sebab kamu telah ditetapkan oleh roh kudus sebagai pengawas di antara mereka,
untuk menggembalakan sidang jemaat Allah, yang dibelinya dengan darah Putranya sendiri.” (Kis. 20:26-28) Paulus
memperingatkan bahwa ”serigala-serigala yang menindas”
akan menyusupi kawanan dan akan ”membicarakan perkara-perkara yang belat-belit untuk menjauhkan murid-murid
agar mengikuti mereka”. Apa yang harus dilakukan para
penatua itu? ”Tetaplah sadar,” Paulus mengingatkan, ”dan
ingat bahwa selama tiga tahun, malam dan siang, aku tidak
berhenti memperingatkan setiap orang dengan air mata.”
—Kis. 20:29-31.
19
”Serigala-serigala yang menindas” muncul pada akhir
abad pertama. Sekitar tahun 98 M, rasul Yohanes menulis,
”Sudah ada banyak antikristus; . . . Mereka telah keluar
19. Kemurtadan apa yang berkembang pada akhir abad pertama, dan apa yang
dihasilkannya pada abad-abad setelah itu?
338
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
dari kita, namun mereka bukan dari jenis kita; karena jika
mereka dari jenis kita, mereka tetap bersama kita.” (1 Yoh.
2:18, 19) Pada abad ketiga, kemurtadan telah menghasilkan
golongan klerus Susunan Kristen, dan pada abad keempat, Kaisar Konstantin memberikan pengakuan resmi pada
”Kekristenan” murtad itu. Dengan memasukkan berbagai
ritual kafir dan memolesnya hingga berkesan ”Kristen”,
para pemimpin agama memang ”membicarakan perkara
yang belat-belit”. Efek kemurtadan masih terlihat sampai
sekarang dalam berbagai ajaran dan kebiasaan Susunan
Kristen.
20
Haluan hidup Paulus sangat bertolak belakang dengan
orang-orang yang belakangan memanfaatkan kawanan. Ia
bekerja untuk mendukung dirinya sendiri sehingga tidak
membebani sidang. Kerja kerasnya demi rekan-rekan seiman bukan untuk memperkaya diri. Paulus mendesak
para penatua Efesus untuk memperlihatkan semangat rela
berkorban. ”Kamu harus membantu orang yang lemah,”
katanya, ”dan harus mengingat perkataan Tuan Yesus,
ketika ia mengatakan, ’Lebih bahagia memberi daripada
menerima.’ ”—Kis. 20:35.
20, 21. Bagaimana Paulus memperlihatkan semangat rela berkorban, dan bagaimana para penatua Kristen dewasa ini bisa melakukan hal serupa?
”AKU BERSIH DARI DARAH SEMUA ORANG”
339
21
Seperti Paulus, para penatua Kristen dewasa ini rela
berkorban. Berbeda dengan para pemimpin agama Susunan Kristen, yang menarik uang dari kawanan, orangorang yang dipercayakan dengan tanggung jawab untuk
”menggembalakan sidang jemaat Allah” melaksanakan tugas mereka tanpa mementingkan diri. Kesombongan dan
ambisi tidak memiliki tempat dalam sidang Kristen, karena orang-orang yang ”mencari kemuliaan mereka sendiri”
pada akhirnya akan gagal. (Ams. 25:27) Kelancangan hanya
akan mengakibatkan kehinaan.—Ams. 11:2.
22
Paulus mengasihi saudara-saudaranya dengan tulus,
maka saudara-saudaranya pun menyayangi dia. Sesungguhnya, saat ia akan berangkat, ”menangislah mereka semua tersedu-sedu, dan mereka memeluk leher Paulus dan
menciumnya dengan lembut”. (Kis. 20:37, 38) Orang-orang
Kristen sungguh menghargai dan mengasihi orang-orang
yang, seperti Paulus, memberikan waktu, energi, dan materi tanpa mementingkan diri demi kawanan. Setelah membahas teladan Paulus yang sangat bagus, tidakkah Saudara
setuju bahwa ia tidak menyombongkan diri ataupun melebih-lebihkan ketika mengatakan, ”Aku bersih dari darah
semua orang”?—Kis. 20:26.
22. Apa yang membuat para penatua Efesus menyayangi Paulus?
340
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
PASAL 22
”Biarlah Kehendak Yehuwa Terjadi”
Karena bertekad melakukan kehendak Allah,
Paulus pergi ke Yerusalem
Berdasarkan Kisah 21:1-17
PERPISAHAN di Miletus sungguh mengharukan. Berat rasanya bagi Paulus dan Lukas untuk meninggalkan para penatua Efesus, mengingat kasih sayang yang telah bertumbuh di
antara mereka selama ini! Kedua utusan injil tersebut berdiri
di dek kapal. Mereka membawa perbekalan yang dibutuhkan
untuk perjalanan itu. Mereka juga membawa dana yang dikumpulkan bagi orang Kristen yang berkekurangan di Yudea
dan ingin segera mengantarkannya dengan selamat hingga ke
tujuan.
2
Angin yang lembut menerpa layar, dan kapal itu mening-
galkan keramaian pelabuhan. Kedua pria itu, bersama tujuh
rekan seperjalanan mereka, memandang wajah sedih saudara-saudara mereka di pelabuhan. (Kis. 20:4, 14, 15) Paulus
dan rekan-rekannya terus melambaikan tangan hingga temanteman mereka menghilang di kejauhan.
3
Selama sekitar tiga tahun, Paulus telah bekerja erat
dengan para penatua di Efesus. Tetapi sekarang, atas
1-4. Mengapa Paulus pergi ke Yerusalem, dan apa yang menantinya di sana?
”BIARLAH KEHENDAK YEHUWA TERJADI”
341
pengarahan roh kudus, ia berangkat ke Yerusalem. Ia sedikit
banyak tahu apa yang akan terjadi dengan dirinya. Sebelumnya, ia memberi tahu para penatua itu, ”Terikat dalam roh,
aku mengadakan perjalanan ke Yerusalem, walaupun aku tidak tahu apa yang akan terjadi atasku di sana, kecuali bahwa dari kota ke kota, roh kudus berulang-kali memberikan kesaksian kepadaku dengan mengatakan bahwa belenggu
dan kesengsaraan sedang menantiku.” (Kis. 20:22, 23) Meski
menghadapi bahaya, Paulus merasa ”terikat dalam roh”—merasa wajib sekaligus rela untuk mengikuti pengarahan roh
kudus, yakni pergi ke Yerusalem. Ia menyayangi nyawanya, tetapi melakukan kehendak Allah adalah hal terpenting
baginya.
4
Itukah yang juga Saudara rasakan? Saat kita membakti-
kan diri kepada Yehuwa, kita dengan khidmat berjanji untuk mendahulukan kehendak Allah sebagai hal terpenting
dalam kehidupan. Kita bisa memperoleh manfaat dengan
membahas teladan rasul Paulus yang setia.
Melewati ”Pulau Siprus” (Kis. 21:1-3)
5 Kapal yang Paulus dan rekan-rekannya tumpangi ”langsung berlayar menuju Kos”. Maksudnya, kapal itu melaju tanpa berkelok-kelok karena didorong angin yang bagus hingga
mereka mencapai Kos pada hari yang sama. (Kis. 21:1)
5. Jalur mana yang dilewati Paulus dan rekan-rekannya dalam perjalanan ke
Tirus?
342
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Tampaknya, kapal itu berlabuh di sana semalam sebelum berlayar ke Rodes dan Patara. Di Patara, di pesisir selatan Asia
Kecil, saudara-saudara itu naik ke sebuah kapal kargo yang
besar, yang membawa mereka langsung ke Tirus, Fenisia. Di
perjalanan, mereka melewati ”Pulau Siprus . . . di sebelah
kiri”. (Kis. 21:3) Mengapa Lukas, sang penulis buku Kisah,
menyebutkan perincian itu?
6
Mungkin Paulus menunjuk pulau itu dan menceritakan
pengalamannya di sana. Pada perjalanan utusan injilnya yang
pertama sekitar sembilan tahun sebelumnya, Paulus, bersama Barnabas dan Yohanes Markus, harus menghadapi Elimas
si tukang sihir, yang menentang pengabaran mereka. (Kis. 13:
4-12) Dengan melihat pulau itu dan merenungkan apa yang
pernah terjadi di sana, Paulus bisa jadi termotivasi dan
dikuatkan untuk menghadapi apa yang akan terjadi pada
dirinya. Kita juga bisa mendapat manfaat dengan merenungkan bagaimana Allah telah memberkati kita dan membantu kita bertekun menghadapi cobaan. Perenungan demikian bisa membantu kita menarik kesimpulan yang sama
seperti Daud, yang menulis, ”Malapetaka orang adil-benar
banyak, tetapi Yehuwa membebaskan dia dari semuanya itu.”
—Mz. 34:19.
6. (a) Mengapa Paulus berbesar hati saat melihat Siprus? (b) Ketika Saudara
merenungkan bagaimana Yehuwa telah memberkati dan membantu Saudara, apa
yang bisa Saudara simpulkan?
”BIARLAH KEHENDAK YEHUWA TERJADI”
343
”Kami B ertemu dengan Murid-Murid” (Kis. 21:4-9)
7 Paulus menghargai nilai pergaulan Kristen dan sangat
ingin berada bersama rekan-rekan seiman. Lukas menulis
bahwa setibanya di Tirus, ”setelah mencari, [mereka] bertemu dengan murid-murid”. (Kis. 21:4) Mengetahui ada rekanrekan Kristen di Tirus, Paulus dan rekan-rekannya mencari
mereka dan kemungkinan besar tinggal bersama mereka. Salah satu berkat besar karena memiliki kebenaran adalah bahwa tidak soal ke mana kita pergi, kita bisa menemukan rekanrekan seiman yang berpikiran serupa yang akan menyambut
kita. Orang-orang yang mengasihi Allah dan yang mempraktekkan ibadat sejati memiliki teman di seluruh dunia.
8
Saat menjelaskan ketujuh hari mereka tinggal di Tirus, Lu-
kas mencatat sesuatu yang mungkin awalnya tampak membingungkan, ”Melalui roh, [saudara-saudara di Tirus] berulangkali memberi tahu Paulus agar tidak menjejakkan kaki di
Yerusalem.” (Kis. 21:4) Apakah Yehuwa berubah pikiran? Apakah Ia sekarang mengarahkan Paulus untuk tidak pergi ke Yerusalem? Tidak. Roh menunjukkan bahwa Paulus akan dianiaya di Yerusalem, bukan melarangnya pergi ke kota itu.
Tampaknya, melalui roh kudus, saudara-saudara di Tirus dengan benar menyimpulkan bahwa Paulus akan mengalami kesulitan di Yerusalem. Maka, karena mengkhawatirkan Paulus,
7. Apa yang dilakukan Paulus dan rekan-rekannya setibanya di Tirus?
8. Apa artinya Kisah 21:4?
344
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
mereka menyarankan agar dia tidak pergi ke Yerusalem. Keinginan mereka untuk melindungi Paulus dari bahaya yang
mengancam dapat dimaklumi. Meskipun demikian, karena
bertekad untuk melakukan kehendak Allah, Paulus meneruskan perjalanannya ke Yerusalem.—Kis. 21:12.
9
Setelah mendengar kekhawatiran saudara-saudara, mung-
kin Paulus ingat bahwa Yesus pernah menemui reaksi serupa setelah memberi tahu para muridnya bahwa ia akan ke
Yerusalem, menderita banyak hal, dan dibunuh. Tergerak
oleh emosi, Petrus mengatakan kepada Yesus, ”Berbaik-hatilah terhadap dirimu sendiri, Tuan; engkau sama sekali tidak
akan mendapat nasib demikian.” Yesus menjawab, ”Pergilah
ke belakangku, Setan! Engkau adalah balok sandungan bagiku, karena engkau memikirkan, bukan pikiran Allah, melainkan pikiran manusia.” (Mat. 16:21-23) Yesus bertekad untuk
mengorbankan diri sesuai tugas yang telah Allah berikan kepadanya. Paulus merasakan hal serupa. Saudara-saudara di
Tirus, seperti rasul Petrus, tak diragukan memiliki maksud
baik, tetapi mereka tidak memahami kehendak Allah.
10
Banyak orang dewasa ini senang untuk berbaik hati ke-
pada diri sendiri atau mengikuti jalan yang paling mudah.
Orang-orang pada umumnya mencari agama yang nyaman
9, 10. (a) Setelah mendengar kekhawatiran saudara-saudara di Tirus, Paulus
mungkin mengingat situasi serupa apa? (b) Pemikiran apa yang umum di dunia
dewasa ini, dan bagaimana hal itu bertentangan dengan kata-kata Yesus?
”BIARLAH KEHENDAK YEHUWA TERJADI”
345
dan yang tidak banyak tuntutannya. Sebaliknya, Yesus menganjurkan sikap mental yang sama sekali berbeda. Ia memberi
tahu murid-muridnya, ”Jika seseorang ingin mengikuti aku,
hendaklah dia menyangkal dirinya sendiri dan mengangkat
tiang siksaannya dan terus mengikuti aku.” (Mat. 16:24)
Mengikuti Yesus adalah hal yang bijaksana dan tepat, tetapi
tidak mudah.
11
Paulus, Lukas, dan rekan-rekan lainnya harus segera me-
neruskan perjalanan. Catatan tentang keberangkatan mereka
sungguh menyentuh hati. Nyata sekali bahwa saudara-saudara di Tirus mengasihi Paulus dan sangat mendukung pelayanannya. Para pria, wanita, dan anak-anak menemani Paulus
dan rekan-rekannya ke pantai. Bersama-sama, mereka berlutut dan berdoa, kemudian mengucapkan selamat tinggal. Setelah itu, Paulus, Lukas, dan rekan-rekan seperjalanan mereka menumpang kapal lain dan meneruskan perjalanan ke
Ptolemais, di mana mereka bertemu dengan saudara-saudara
dan tinggal bersama mereka selama satu hari.—Kis. 21:5-7.
12
Kemudian, tulis Lukas, Paulus dan rekan-rekannya be-
rangkat ke Kaisarea. Setibanya di sana, mereka ”masuk ke rumah Filipus, sang penginjil”.1 (Kis. 21:8) Mereka pasti senang
1 Lihat kotak ”Kaisarea—Ibu Kota Provinsi Yudea”, di halaman 348.
11. Bagaimana murid-murid di Tirus memperlihatkan kasih sayang dan dukungan kepada Paulus?
12, 13. (a) Apa riwayat pelayanan yang setia yang dimiliki Filipus? (b) Mengapa Filipus menjadi teladan bagi para ayah Kristen dewasa ini?
346
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
sekali bertemu dengan Filipus. Sekitar 20 tahun sebelumnya
di Yerusalem, ia diangkat oleh para rasul untuk turut mengurusi pembagian makanan kepada sidang Kristen yang baru
dibentuk. Filipus memiliki riwayat panjang sebagai pengabar
yang bersemangat. Ingat bahwa ketika penganiayaan membuat murid-murid tercerai-berai, Filipus pergi ke Samaria
dan mulai mengabar. Belakangan, ia mengabar kepada sang
sida-sida Etiopia dan membaptisnya. (Kis. 6:2-6; 8:4-13, 26-38)
Benar-benar riwayat pelayanan yang setia!
13
Filipus belum kehilangan semangatnya dalam pelayanan.
Ia kini tinggal di Kaisarea dan masih sibuk dalam pekerjaan
pengabaran, sebagaimana diperlihatkan Lukas dengan menyebutnya ”sang penginjil”. Kita juga diberi tahu bahwa ia
sekarang memiliki empat anak perempuan yang bernubuat,
yang memperlihatkan bahwa mereka mengikuti jejak ayahnya.1 (Kis. 21:9) Maka, Filipus pasti rajin membangun kerohanian keluarganya. Para ayah Kristen dewasa ini hendaknya
mengikuti contoh Filipus, dengan menjadi teladan dalam pelayanan dan membantu anak-anak mereka mengembangkan
kecintaan terhadap pekerjaan penginjilan.
14
Di mana pun Paulus berada, ia selalu mencari re-
kan-rekan seiman dan bergaul dengan mereka. Tentu,
1 Lihat kotak ”Dapatkah Wanita Menjadi Rohaniwan Kristen?” di halaman 350.
14. Apa yang pasti dihasilkan ketika Paulus mengunjungi rekan-rekan seimannya, dan kesempatan apa yang ada dewasa ini?
”BIARLAH KEHENDAK YEHUWA TERJADI”
347
KAISAREA—IBU KOTA
PROVINSI YUDEA
Pada masa yang dibahas dalam buku Kisah, Kaisarea
merupakan ibu kota provinsi Yudea yang berada di
bawah kekuasaan Romawi. Di sanalah tempat kedudukan gubernur dan markas besar kesatuan militernya.
Herodes Agung membangun kota itu dan menamainya
demikian untuk menghormati Kaisar Agustus. Kaisarea
memiliki semua unsur yang lazim bagi kota-kota Helenistik yang kafir kala itu—kuil yang dibaktikan bagi sang
Kaisar yang didewakan, teater, hipodrom (arena balap),
dan amfiteater (arena pertandingan). Penduduknya
kebanyakan orang non-Yahudi.
Kaisarea adalah kota pelabuhan yang berbenteng. Herodes berambisi agar pelabuhannya itu, yang disebut
Sebastos (bahasa Yunani untuk Agustus) dan yang dilengkapi dengan tembok besar penahan ombak guna
melindungi kapal-kapal, bisa menyaingi Aleksandria sebagai pusat perdagangan di bagian timur Laut Tengah.
Meskipun pelabuhan itu tidak pernah mengungguli
Aleksandria, Kaisarea memang memperoleh reputasi internasional karena posisinya yang strategis di rute
perdagangan utama.
Sang penginjil Filipus memberitakan kabar baik di
Kaisarea, dan tampaknya ia membesarkan putri-putrinya di sana. (Kis. 8:40; 21:8, 9) Di kota itulah senturion
Kornelius ditempatkan dan bertobat.—Kis. 10:1.
348
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Rasul Paulus mengunjungi Kaisarea berulang kali.
Tak lama setelah pertobatannya, ketika musuh-musuhnya bersiasat untuk membunuhnya, murid-murid
bergegas membawa saudara baru tersebut sejauh
90 kilometer dari Yerusalem ke Kaisarea agar ia dapat berlayar ke Tarsus. Paulus singgah di pelabuhan
Kaisarea dalam perjalanan ke Yerusalem pada akhir
perjalanan utusan injilnya yang kedua dan ketiga. (Kis.
9:28-30; 18:21, 22; 21:7, 8) Ia ditahan selama dua tahun
di istana Herodes di Kaisarea. Paulus di sana bercakap-cakap dengan Feliks, Festus, dan Agripa, dan dari
sana ia akhirnya berlayar ke Roma.—Kis. 23:33-35;
24:27–25:4; 27:1.
saudara-saudara setempat sangat ingin mengulurkan keramahtamahan kepada sang utusan injil dan rekan-rekannya.
Kunjungan itu pasti menghasilkan ”pertukaran anjuran”.
(Rm. 1:11, 12) Kesempatan serupa ada dewasa ini. Saudara akan memperoleh manfaat besar dengan membuka rumah Saudara, tidak soal seberapa sederhana, bagi pengawas
keliling dan istrinya.—Rm. 12:13.
”Aku Siap . . . untuk Mati” (Kis. 21:10-14)
15
Selama Paulus tinggal dengan Filipus, datanglah se-
orang tamu lain yang dihormati—Agabus. Orang-orang yang
15, 16. B erita apa yang Agabus sampaikan, dan apa reaksi orang-orang yang
mendengarnya?
”BIARLAH KEHENDAK YEHUWA TERJADI”
349
DAPATKAH WANITA MENJADI
ROHANIWAN KRISTEN?
Apa peranan wanita dalam sidang Kristen abad pertama? Dapatkah wanita menjadi rohaniwan?
Yesus memerintahkan para pengikutnya untuk memberitakan kabar baik Kerajaan dan membuat murid.
(Mat. 28:19, 20; Kis. 1:8) Tugas untuk menjadi rohaniwan kabar baik ini berlaku bagi semua orang Kristen
—pria, wanita, anak lelaki, atau anak perempuan. Hal
itu bisa disimpulkan dari nubuat di Yoel 2:28, 29, yang
seperti rasul Petrus katakan tergenap pada hari Pentakosta 33 M, ” ’Dan pada hari-hari terakhir,’ Allah
berfirman, ’aku akan mencurahkan sebagian dari rohku
ke atas segala macam orang, dan putra-putrimu akan bernubuat . . . bahkan ke atas budak-budak lelakiku dan
ke atas budak-budak perempuanku aku akan mencurahkan sebagian dari rohku pada hari-hari itu, dan mereka
akan bernubuat.’ ” (Kis. 2:17, 18) Sebagaimana telah
kita ketahui, sang penginjil Filipus memiliki empat anak
perempuan yang bernubuat.—Kis. 21:8, 9.
Namun, dalam hal mengajar di sidang, Firman Allah
membatasi pelantikan pengawas dan hamba pelayanan
Kristen hanya bagi pria. (1 Tim. 3:1-13; Tit. 1:5-9) Paulus
bahkan mengatakan, ”Aku tidak mengizinkan wanita
mengajar, atau menjalankan wewenang atas pria, tetapi
berdiam diri.”—1 Tim. 2:12.
350
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
berkumpul di rumah Filipus tahu bahwa Agabus adalah nabi;
ia pernah menubuatkan bala kelaparan yang hebat selama
masa pemerintahan Klaudius. (Kis. 11:27, 28) Mungkin mereka bertanya-tanya, ’Mengapa Agabus datang? Pesan apa
yang mau ia sampaikan?’ Sementara mereka memperhatikan
dengan cermat, ia mengambil ikat pinggang Paulus—kain
panjang yang bisa menjadi tempat uang dan barang lain. Dengannya, Agabus mengikat kaki dan tangannya sendiri. Ia kemudian berbicara. Pesannya sungguh mengagetkan: ”Demikianlah kata roh kudus, ’Pria yang empunya ikat pinggang ini
akan diikat seperti ini oleh orang-orang Yahudi di Yerusalem
dan diserahkan ke tangan orang-orang dari bangsa-bangsa.’ ”
—Kis. 21:11.
16
Nubuat itu memastikan bahwa Paulus akan pergi ke Ye-
rusalem. Hal itu juga memperlihatkan bahwa urusannya dengan orang Yahudi akan membuat dirinya diserahkan ”ke
tangan orang-orang dari bangsa-bangsa”. Nubuat itu mengundang reaksi orang-orang yang ada di rumah itu. Lukas menulis, ”Pada waktu kami mendengar hal ini, kami dan juga
orang-orang di tempat itu memohon agar ia tidak pergi ke
Yerusalem. Lalu Paulus menjawab, ’Apa yang kamu lakukan
dengan menangis dan membuatku lemah hati? Yakinlah, aku
siap bukan saja untuk diikat tetapi juga untuk mati di
Yerusalem demi nama Tuan Yesus.’ ”—Kis. 21:12, 13.
”BIARLAH KEHENDAK YEHUWA TERJADI”
351
17
Bayangkan situasinya. Saudara-saudara, termasuk Lukas,
memohon agar Paulus tidak meneruskan perjalanannya. Beberapa menangis. Melihat kepedulian mereka kepada dirinya,
Paulus dengan lembut mengatakan bahwa mereka membuat
dirinya ”lemah hati”, atau, menurut beberapa terjemahan,
mereka ”membuat hati[nya] hancur”. Namun, tekadnya sudah bulat, dan sama seperti ketika ia menemui saudara-saudara di Tirus, ia tidak akan membiarkan permohonan atau
tangisan menggoyahkan dia. Sebaliknya, ia menjelaskan kepada mereka mengapa ia harus tetap berangkat. Sungguh kuat
keberanian dan keteguhan hatinya! Seperti Yesus, Paulus bertekad bulat untuk pergi ke Yerusalem. (Ibr. 12:2) Paulus bukannya berniat menjadi martir, tetapi jika itu terjadi, ia
akan menganggapnya sebagai kehormatan untuk mati sebagai
pengikut Yesus Kristus.
18
Apa tanggapan saudara-saudara? Mereka merespek kepu-
tusan itu. Kita membaca, ”Ketika dia tidak mau dibujuk,
kami tidak membantah lagi dan mengatakan, ’Biarlah kehendak Yehuwa terjadi.’ ” (Kis. 21:14) Orang-orang yang berupaya meyakinkan Paulus untuk tidak pergi ke Yerusalem tidak memaksakan pendapat mereka. Mereka mendengarkan
Paulus dan mengalah, mengakui dan menerima kehendak
17, 18. Bagaimana Paulus memperlihatkan tekadnya yang teguh, dan apa tanggapan rekan-rekannya?
352
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Yehuwa, meskipun dengan berat hati. Paulus telah memulai
suatu perjalanan menuju kematiannya. Jauh lebih mudah baginya jika orang-orang yang mengasihinya tidak berupaya
melemahkan dia.
19
Kita menarik pelajaran yang berharga dari apa yang ter-
jadi pada Paulus: Kita hendaknya tidak mencoba membujuk
agar seseorang mengurungkan niatnya untuk melakukan tindakan yang rela berkorban demi melayani Yehuwa. Kita bisa
menerapkan pelajaran ini pada banyak situasi, bukan hanya
pada situasi hidup dan mati. Misalnya, meskipun banyak
orang tua Kristen merasa sedih ketika anak mereka meninggalkan rumah guna melayani Yehuwa di tempat yang jauh,
mereka bertekad untuk tidak membujuk sang anak agar
mengurungkan niatnya. Phyllis, yang tinggal di Inggris, ingat
bagaimana perasaannya ketika putri tunggalnya pergi menjadi utusan injil di Afrika. ”Saya sangat sedih saat itu,” kata
Phyllis. ”Sulit bagi saya untuk menerima bahwa ia akan pergi jauh. Saya merasa sedih sekaligus bangga. Saya banyak berdoa tentangnya. Tapi itu keputusan dia dan saya tidak pernah mencoba mengubahnya. Lagi pula, saya memang selalu
mengajarnya untuk mendahulukan Kerajaan Allah! Ia telah melayani di luar negeri selama 30 tahun terakhir ini,
dan setiap hari saya berterima kasih kepada Yehuwa untuk
19. Pelajaran berharga apa yang kita tarik dari pengalaman Paulus?
”BIARLAH KEHENDAK YEHUWA TERJADI”
353
kesetiaannya.” Sungguh bagus jika kita membesarkan hati
rekan seiman yang rela berkorban!
”S audara-S audara Menerima Kami dengan Gembira”
(Kis. 21:15-17)
20 Persiapan pun dibuat, dan Paulus meneruskan perjalanannya, ditemani oleh saudara-saudaranya yang selalu mendukung dia dengan sepenuh hati. Pada setiap tahap perjalanannya ke Yerusalem, Paulus dan rekan-rekannya berupaya
mencari saudara-saudara seiman. Di Tirus, mereka menemukan murid-murid dan tinggal bersama mereka selama tujuh
hari. Di Ptolemais, mereka menyapa saudara dan saudari dan
tinggal bersama mereka selama sehari. Di Kaisarea, mereka
tinggal selama beberapa hari di rumah Filipus. Kemudian,
beberapa murid dari Kaisarea mengantar Paulus dan rekanrekannya ke Yerusalem, di mana mereka dijamu oleh Mnason,
seorang murid masa awal. Setelah mereka tiba di Yerusalem, Lukas melaporkan bahwa ”saudara-saudara menerima
[mereka] dengan gembira”.—Kis. 21:17.
21
Jelaslah, Paulus ingin berada bersama rekan-rekan seiman.
Sang rasul memperoleh dorongan moril dari saudara-saudarinya, sama seperti kita dewasa ini. Tak diragukan, dorongan
moril itu memperkuat Paulus untuk menghadapi kemurkaan
para penentang yang akan berupaya membunuhnya.
20, 21. Apa saja yang memperlihatkan bahwa Paulus ingin berada bersama saudara-saudara seiman, dan mengapa ia ingin berada bersama mereka?
354
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
BAG IAN 8 ˙ KISAH 21: 18–28: 31
”MEMBERITAKAN
KERAJAAN ALLAH . . .
TANPA RINTANGAN”
KISAH 28:31
Di bagian ini, kita akan mengikuti pengalaman
Paulus ketika menghadapi amuk massa, menjalani
pemenjaraan, dan diadili di hadapan berbagai pejabat Romawi. Sementara menjalani semua itu, sang
rasul terus memberikan kesaksian tentang Kerajaan
Allah. Sambil menyimak bagian penutup buku Kisah yang mendebarkan, renungkanlah, ’Bagaimana
saya dapat meniru penginjil yang berani dan penuh
semangat ini?’
PASAL 23
”Dengarlah Pembelaanku”
Paulus membela kebenaran
di hadapan massa yang marah dan Sanhedrin
Berdasarkan Kisah 21:18–23:10
YERUSALEM! Sekali lagi, Paulus menyusuri jalan-jalannya
yang sempit dan ramai. Tidak ada kota lain di dunia yang
begitu erat kaitannya dengan sejarah umat Yehuwa. Hampir
seluruh penduduknya sangat membanggakan kejayaan masa
lalunya. Paulus tahu bahwa banyak orang Kristen di sini terlalu mengandalkan masa lalu, dan tidak membuat kemajuan
sesuai dengan perkembangan maksud-tujuan Yehuwa. Jadi,
Paulus bisa melihat adanya kondisi kekurangan rohani selain
kekurangan materi yang telah menyebabkan dia—ketika masih di Efesus—memutuskan untuk datang lagi ke kota yang
masyhur ini. (Kis. 19:21) Meski ada bahaya mengintai, ia
tidak membatalkan niatnya.
2
Nah, sekarang, apa yang akan Paulus hadapi di Yerusa-
lem? Satu kesulitan akan datang dari beberapa pengikut
Kristus, yang merasa gundah karena desas-desus tentang dirinya, sedangkan kesulitan-kesulitan lain yang lebih besar
1, 2. Apa yang membuat rasul Paulus datang ke Yerusalem, dan kesulitan apa
saja yang akan ia hadapi di sana?
356
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
akan datang dari para musuh Kristus. Mereka akan melontarkan tuduhan palsu terhadap Paulus, memukuli dia, dan
mengancam untuk membunuhnya. Situasi yang penuh pergolakan itu juga akan memberi Paulus kesempatan untuk
menyampaikan pembelaan. Kerendahan hati, keberanian,
serta imannya dalam menangani berbagai kesulitan tersebut
menjadi teladan yang luar biasa bagi orang Kristen dewasa
ini. Mari kita simak.
”Mereka Memuliakan Allah” (Kis. 21:18-20a)
3
Sehari setelah kedatangannya ke Yerusalem, Paulus dan
rekan-rekannya pergi menemui para tua-tua yang bertanggung jawab atas sidang jemaat. Tak satu pun dari para rasul yang masih hidup disebut-sebut dalam catatan ini; mungkin pada saat itu mereka semua telah pergi untuk melayani
di bagian-bagian lain di dunia. Tetapi, Yakobus saudara
Yesus masih ada di sana. (Gal. 2:9) Kemungkinan besar,
Yakobus mengetuai pertemuan dengan Paulus, dan dalam
pertemuan itu ”semua tua-tua hadir”.—Kis. 21:18.
4
Paulus memberi salam kepada para tua-tua itu ”lalu me-
ngisahkan secara terperinci hal-hal yang telah Allah lakukan
di antara bangsa-bangsa melalui pelayanannya”. (Kis. 21:19)
3-5. (a) Pertemuan apa yang Paulus hadiri di Yerusalem, dan apa yang dibicarakan? (b) Pelajaran apa saja yang kita peroleh dari pertemuan Paulus dengan
para penatua di Yerusalem?
”DENGARLAH PEMBELAANKU”
357
Bisa kita bayangkan betapa membesarkan hatinya hal itu.
Dewasa ini, kita pun amat senang jika mendengar tentang
kemajuan pekerjaan di negeri-negeri lain.—Ams. 25:25.
5
Di tengah-tengah ceritanya, Paulus tentu menyebutkan
juga tentang sumbangan yang ia bawa dari Eropa. Kepedulian yang ditunjukkan oleh saudara-saudara di tempat-tempat
jauh pastilah menghangatkan hati para pendengar Paulus.
Ya, setelah mendengar laporan Paulus, catatan itu mengatakan, ”Mereka [para tua-tua itu] memuliakan Allah”! (Kis.
21:20a) Demikian pula dewasa ini, banyak orang yang terkena bencana atau sakit parah sangat tersentuh sewaktu rekan-rekan seiman memberikan bantuan dan kata-kata
penghiburan yang tepat waktu.
Banyak Orang Masih ”B ergairah untuk Hukum”
(Kis. 21:20b, 21)
6 Para penatua itu kemudian memberi tahu Paulus bahwa
di Yudea ada problem menyangkut dirinya. Mereka mengatakan, ”Engkau lihat, saudara, ada ribuan orang percaya di
antara orang Yahudi; dan mereka semua bergairah untuk
Hukum. Tetapi mereka telah mendengar desas-desus tentang
engkau, bahwa kepada semua orang Yahudi di antara bangsa-bangsa, engkau mengajarkan kemurtadan dari Musa, dengan mengatakan kepada mereka untuk tidak menyunatkan
6. Problem apa yang diberitahukan kepada Paulus?
358
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
anak-anak mereka ataupun berjalan menurut kebiasaan-kebiasaan yang khidmat.”1—Kis. 21:20b, 21.
7
Mengapa begitu banyak orang Kristen masih bergairah
untuk Hukum Musa, lebih dari 20 tahun setelah hukum itu
ditiadakan? (Kol. 2:14) Pada tahun 49 M, rasul-rasul dan
para tua-tua yang mengadakan rapat di Yerusalem telah mengirimkan surat kepada sidang-sidang yang menjelaskan bahwa orang Kristen yang berasal dari bangsa-bangsa lain tidak
perlu disunat dan menjalankan Hukum Musa. (Kis. 15:2329) Tetapi, surat itu tidak menyebut tentang orang Kristen Yahudi, dan banyak dari mereka tidak mengerti bahwa
Hukum Musa tidak berlaku lagi.
8
Apakah pemikiran yang salah tersebut membuat orang-
orang Yahudi itu tidak memenuhi syarat sebagai orang Kristen? Tidak. Mereka tidak seperti orang-orang yang tadinya
menyembah dewa-dewi kafir dan sekarang masih mengikuti
kebiasaan agama mereka sebelumnya. Hukum Musa yang begitu penting bagi orang Kristen Yahudi itu pada mulanya diberikan oleh Yehuwa. Jadi, Hukum itu sendiri tidak salah
atau mengandung pengaruh jahat. Tetapi, Hukum itu berkaitan dengan perjanjian lama, sedangkan orang Kristen kini
1 Mengingat begitu besarnya jumlah orang Kristen Yahudi, ada kemungkinan
banyak sidang berhimpun di rumah-rumah pribadi.
7, 8. (a) Banyak orang Kristen di Yudea memiliki pandangan keliru apa?
(b) Mengapa pemikiran keliru dari beberapa orang Yahudi itu bukan berarti
kemurtadan?
”DENGARLAH PEMBELAANKU”
359
berada di bawah perjanjian baru. Jadi, dalam ibadat yang
murni, tidak ada gunanya lagi seseorang menjalankan perjanjian Hukum. Orang Kristen Ibrani yang bergairah untuk
Hukum kurang memiliki pemahaman dan kurang beriman
akan sidang Kristen. Mereka perlu menyelaraskan pemikiran mereka dengan pemahaman terkini mengenai kebenaran.1
—Yer. 31:31-34; Luk. 22:20.
”Desas-Desus . . . Itu Tidak B enar” (Kis. 21:22-26)
9 Bagaimana dengan desas-desus yang menyatakan bahwa Paulus mengajari orang Yahudi yang tinggal di antara
bangsa-bangsa ”untuk tidak menyunatkan anak-anak mereka ataupun berjalan menurut kebiasaan-kebiasaan yang
khidmat”? Paulus adalah rasul untuk orang non-Yahudi,
dan kepada mereka ia menjunjung keputusan bahwa orang
non-Yahudi tidak perlu tunduk kepada Hukum. Ia juga menyingkapkan kesalahan siapa pun yang berupaya membujuk orang Kristen non-Yahudi untuk disunat sebagai tanda ketundukan kepada Hukum Musa. (Gal. 5:1-7) Paulus
juga memberitakan kabar baik kepada orang Yahudi di
1 Beberapa tahun kemudian, rasul Paulus menulis surat kepada orang-orang
Ibrani, yang isinya membuktikan keunggulan perjanjian baru. Di surat itu, ia
memperjelas bahwa perjanjian baru membuat perjanjian lama tidak dibutuhkan
lagi. Selain menyediakan argumen kuat yang dapat digunakan oleh orang Kristen Yahudi untuk menjawab orang-orang yang berkeras mempertahankan Hukum
Musa, penalaran Paulus yang jitu tentu menguatkan iman beberapa orang Kristen yang terlalu mementingkan Hukum Musa.—Ibr. 8:7-13.
9. Apa yang Paulus ajarkan berkenaan dengan Hukum Musa?
360
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
kota-kota yang ia kunjungi. Ia tentu menjelaskan kepada mereka yang suka mendengar bahwa kematian Yesus telah
membuat Hukum tidak berlaku dan bahwa keadilbenaran diperoleh melalui iman, bukan dengan menjalankan Hukum.
—Rm. 2:28, 29; 3:21-26.
10
Meskipun demikian, Paulus berpengertian terhadap
orang-orang yang merasa nyaman menjalankan beberapa kebiasaan Yahudi, misalnya tidak bekerja pada hari Sabat atau
berpantang makanan tertentu. (Rm. 14:1-6) Dan, ia tidak
menggariskan aturan-aturan tentang sunat. Malah, Paulus
menyuruh Timotius disunat agar orang-orang Yahudi tidak
mencurigai Timotius, yang ayahnya orang Yunani. (Kis. 16:3)
Sunat merupakan keputusan pribadi. Paulus memberi tahu
orang-orang Galatia, ”Bersunat ataupun tidak bersunat tidak ada nilainya, tetapi iman yang bekerja melalui kasih ada
nilainya.” (Gal. 5:6) Akan tetapi, tidaklah benar jika seseorang disunat agar berada di bawah Hukum atau menyatakan bahwa sunat diperlukan untuk diperkenan Yehuwa. Hal
itu menunjukkan kurangnya iman.
11
Oleh karena itu, meskipun desas-desus itu sama se-
kali tidak benar, orang-orang Kristen Yahudi tetap gundah
mendengarnya. Oleh karena itu, para tua-tua memberikan
10. Sikap seimbang apa yang Paulus tunjukkan sehubungan dengan Hukum dan
sunat?
11. Nasihat apa yang diberikan para tua-tua kepada Paulus, dan apa yang bisa
jadi tersangkut? (Lihat juga catatan kaki.)
”DENGARLAH PEMBELAANKU”
361
arahan ini kepada Paulus, ”Pada kami ada empat pria yang
telah berikrar. Bawalah pria-pria ini dan tahirkanlah dirimu
bersama mereka dan urus pengeluaran mereka, agar mereka
dapat mencukurkan kepala mereka. Maka setiap orang akan
tahu bahwa desas-desus yang diceritakan kepada mereka tentang engkau itu tidak benar, tetapi bahwa engkau berjalan
dengan tertib, dan bahwa engkau sendiri juga menjalankan Hukum.”1—Kis. 21:23, 24.
12
Paulus bisa saja membantah bahwa problem sesungguh-
nya bukanlah desas-desus tentang dirinya, melainkan fanatisme orang-orang Kristen Yahudi terhadap Hukum Musa.
Tetapi, ia bersedia untuk bersikap lentuk, selama ia tidak harus mengkompromikan prinsip-prinsip ilahi. Sebelumnya ia
pernah menulis, ”Bagi orang-orang yang berada di bawah
hukum, aku menjadi seperti orang yang berada di bawah hukum, walaupun aku sendiri tidak berada di bawah hukum,
1 Para pakar memperkirakan bahwa pria-pria itu telah membuat ikrar Kenaziran. (Bil. 6:1-21) Memang, Hukum Musa, yang mengatur penyelenggaraan ikrar
tersebut, kini sudah tidak berlaku. Namun, Paulus mungkin bernalar bahwa tidaklah salah bagi pria-pria itu untuk memenuhi suatu ikrar kepada Yehuwa. Oleh
karena itu, tidaklah salah baginya untuk membayar pengeluaran mereka dan menyertai mereka. Kita tidak tahu persis ikrar apa yang tersangkut, tetapi apa pun
itu, kelihatannya Paulus tidak bakal mendukung persembahan korban binatang
(seperti yang dilakukan orang Nazir) karena ia tahu bahwa hal itu tidak akan
membersihkan manusia dari dosa. Dengan adanya korban Kristus yang sempurna, korban binatang tidak lagi memiliki nilai untuk mengadakan pendamaian
bagi dosa. Apa pun yang Paulus lakukan, kita bisa yakin bahwa ia tidak bakal
menyetujui apa pun yang akan melanggar hati nuraninya.
12. Bagaimana Paulus menunjukkan sikap lentuk dan suka bekerja sama ketika
menanggapi nasihat para penatua di Yerusalem?
362
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
agar aku dapat memperoleh mereka yang berada di bawah
hukum.” (1 Kor. 9:20) Pada kesempatan ini, Paulus bekerja
sama dengan para penatua di Yerusalem dan menjadi ”seperti orang yang berada di bawah hukum”. Tindakannya itu
menjadi teladan bagi kita dewasa ini untuk bekerja sama dengan para penatua dan tidak berkeras melakukan sesuatu
menurut cara kita sendiri.—Ibr. 13:17.
”Dia Tidak Layak Hidup!” (Kis. 21:27–22:30)
13 Di bait, situasi tidak berjalan lancar. Ketika hari-hari
untuk menyelesaikan ikrar itu sudah hampir berakhir,
orang-orang Yahudi dari Asia melihat Paulus, dan mereka
menuduh dia membawa orang-orang non-Yahudi ke dalam
bait, lalu mereka menyulut huru-hara. Kalau saja komandan pasukan Romawi tidak turun tangan, Paulus tentu sudah mati dipukuli. Namun, Paulus kemudian ditahan oleh
sang komandan Romawi. Dan, baru empat tahun kemudian Paulus memperoleh kembali kebebasannya. Dan, sekarang ini pun bahaya masih membayangi Paulus. Sewaktu
sang komandan bertanya kepada orang-orang Yahudi mengapa mereka menyerang Paulus, mereka meneriakkan tuduhan ini dan itu. Di tengah ingar-bingar tersebut, sang
komandan tidak bisa mengerti apa-apa. Akhirnya, Paulus
13. (a) Mengapa beberapa orang Yahudi menimbulkan kerusuhan di bait? (b) Bagaimana nyawa Paulus diselamatkan?
”DENGARLAH PEMBELAANKU”
363
terpaksa diamankan dengan dibawa pergi dari situ. Sewaktu
Paulus dan para prajurit Romawi sudah hampir memasuki
markas prajurit, Paulus mengatakan kepada sang komandan,
”Aku memohon kepadamu, izinkanlah aku berbicara kepada orang-orang itu.” (Kis. 21:39) Sang komandan mengabulkannya, dan selanjutnya Paulus membela imannya dengan
berani.
14
”Dengarlah pembelaanku,” Paulus mulai berkata. (Kis.
22:1) Paulus berbicara kepada orang banyak itu dengan
bahasa Ibrani, sehingga mereka pun tenang. Ia memberikan penjelasan yang terus terang mengapa ia kini menjadi
pengikut Kristus. Dalam penjelasannya, Paulus dengan terampil menyebutkan pokok-pokok yang dapat dipastikan keakuratannya oleh orang-orang Yahudi itu. Paulus pernah
mendapat pendidikan dari Gamaliel yang masyhur dan pernah menganiaya pengikut Kristus, sebagaimana mungkin
diketahui oleh beberapa yang hadir. Akan tetapi, dalam
perjalanan ke Damaskus, ia mendapat penglihatan tentang
Kristus yang telah dibangkitkan, yang berbicara kepadanya. Rekan-rekan seperjalanan Paulus melihat cahaya terang
dan mendengar suatu suara, tetapi mereka tidak memahami
14, 15. (a) Apa yang Paulus jelaskan kepada orang-orang Yahudi? (b) Apa saja
yang dilakukan sang komandan Romawi untuk mengetahui mengapa orang-orang
Yahudi itu marah?
364
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
kata-katanya. (Kis. 9:7; 22:9) Kemudian, rekan-rekannya itu
harus menuntun Paulus, yang menjadi buta karena penglihatan tersebut, ke Damaskus. Di sana, Ananias, pria yang dikenal oleh orang-orang Yahudi di daerah itu, memulihkan
penglihatan Paulus melalui mukjizat.
15
Paulus selanjutnya menceritakan bahwa sekembalinya ia
ke Yerusalem, Yesus menampakkan diri kepadanya di bait.
Mendengar hal itu, orang-orang Yahudi menjadi marah, dan
mereka berteriak-teriak, ”Singkirkan orang demikian dari
bumi, karena dia tidak layak hidup!” (Kis. 22:22) Guna menyelamatkan Paulus, sang komandan harus membawanya ke
dalam markas prajurit. Karena ingin mencari tahu mengapa
orang Yahudi marah kepada Paulus, sang komandan memerintahkan agar ia dipersiapkan untuk diinterogasi dengan disesah. Namun, Paulus memanfaatkan perlindungan hukum
yang ada dan memberitahukan bahwa ia warga negara Romawi. Para penyembah Yehuwa dewasa ini pun menggunakan perlindungan hukum yang tersedia bagi mereka untuk membela iman. (Lihat kotak ”Hukum Romawi dan
Warga Negara Romawi”, di halaman 366, dan kotak ”Perjuangan Hukum Zaman Modern”, di halaman 368.) Begitu mendengar bahwa Paulus warga negara Romawi, sang
komandan sadar bahwa ia harus mencari cara lain untuk
mendapat lebih banyak keterangan. Keesokan harinya, ia
”DENGARLAH PEMBELAANKU”
365
HUKUM ROMAWI DAN
WARGA NEGARA ROMAWI
Kalangan berwenang Romawi biasanya tidak banyak
ikut campur dalam soal pemerintahan setempat. Secara
umum, hukum Yahudi-lah yang mengatur segala urusan
orang Yahudi. Orang Romawi terlibat dalam kasus Paulus hanya karena keberadaannya di bait menimbulkan
kerusuhan yang mengancam ketertiban umum.
Kalangan berwenang Romawi memiliki wewenang
yang besar atas rakyat biasa yang tinggal di salah satu
provinsinya. Namun bagi warga negara Romawi, kalangan berwenang memberikan perlakuan yang berbeda.1
Seorang warga negara memiliki hak-hak istimewa tertentu yang diakui dan dihormati di seluruh imperium.
Misalnya, seorang warga Romawi tidak boleh diikat
atau dipukuli sebelum dinyatakan bersalah, karena perlakuan demikian dianggap pantas bagi para budak saja.
Warga negara Romawi juga berhak meminta banding kepada kaisar di Roma jika tidak puas terhadap keputusan
gubernur provinsi.
Kewarganegaraan Romawi dapat diperoleh dengan
berbagai cara. Yang pertama melalui warisan. Kaisar kadang-kadang menganugerahkan kewarganegaraan
kepada orang-orang tertentu atau kepada seluruh penduduk merdeka di sebuah kota atau distrik atas
1 Pada abad pertama M, tidak banyak warga negara Romawi yang tinggal di Yudea.
Baru pada abad ketiga, penduduk di semua provinsi dianugerahi kewarganegaraan
Romawi.
366
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
jasa-jasa yang dilakukan. Seorang budak yang membeli
kemerdekaannya dari seorang warga negara Romawi,
budak yang dimerdekakan oleh seorang Romawi, atau
seorang veteran angkatan bersenjata yang dibebastugaskan dari pasukan Romawi akan menjadi warga
negara Romawi. Tampaknya, dalam keadaan tertentu,
kewarganegaraan juga bisa dibeli. Itu sebabnya, komandan militer Klaudius Lisias memberi tahu Paulus,
”Aku membeli hak-hak sebagai warga negara itu dengan sejumlah besar uang.” Paulus menjawab, ”Aku
bahkan dilahirkan di dalamnya.” (Kis. 22:28) Jadi, salah
seorang leluhur laki-laki Paulus pasti telah memperoleh kewarganegaraan Romawi, meskipun tidak
diketahui bagaimana caranya.
membawa Paulus ke pertemuan khusus dengan Sanhedrin,
mahkamah agung Yahudi.
”Aku Adalah S eorang Farisi” (Kis. 23:1-10)
16 Paulus memulai pembelaannya di depan Sanhedrin dengan mengatakan, ”Hai, saudara-saudara, sampai hari ini,
aku telah berperilaku dengan hati nurani yang sepenuhnya bersih di hadapan Allah.” (Kis. 23:1) Namun, ia tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Catatan itu mengatakan, ”Lalu imam besar Ananias memerintahkan orang-orang
16, 17. (a) Gambarkan apa yang terjadi ketika Paulus berbicara di hadapan
Sanhedrin. (b) Sewaktu ia dipukul, bagaimana Paulus memberikan teladan kerendahan hati?
”DENGARLAH PEMBELAANKU”
367
PERJUANGAN HUKUM ZAMAN MODERN
Seperti rasul Paulus, Saksi-Saksi Yehuwa zaman modern memanfaatkan sepenuhnya sistem hukum yang
ada untuk melawan pembatasan atas pekerjaan pengabaran mereka. Mereka dengan penuh semangat
”membela dan secara hukum meneguhkan kabar baik”.
—Flp. 1:7.
Selama tahun 1920-an dan 1930-an, ratusan orang ditangkap karena membagikan bacaan Alkitab. Misalnya,
pada tahun 1926, sudah ada 897 kasus yang menunggu
penyelesaian di Jerman. Ada begitu banyak kasus hukum sehingga Departemen Hukum perlu dibentuk di
kantor cabang Jerman. Selama tahun 1930-an, jumlah
penangkapan karena pengabaran dari rumah ke rumah
di Amerika Serikat saja mencapai ratusan setiap tahun. Pada tahun 1936, jumlah itu naik hingga 1.149.
Untuk menyediakan arahan yang dibutuhkan, Departemen Hukum dibentuk juga di Amerika Serikat. Dari
tahun 1933 sampai tahun 1939, Saksi-Saksi di Rumania
menghadapi 530 perkara hukum. Akan tetapi, naik banding kepada Mahkamah Agung Rumania menghasilkan
banyak keputusan yang menguntungkan. Situasi serupa
telah berkembang di banyak negeri lain.
Kesulitan hukum timbul apabila orang Kristen, karena hati nuraninya, tidak bersedia ikut dalam kegiatan
yang akan melanggar kenetralan mereka. (Yes. 2:2-4;
368
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Yoh. 17:14) Para penentang telah melontarkan tuduhan
palsu bahwa mereka melawan pemerintah, yang kadang-kadang mengakibatkan kegiatan mereka dilarang
sama sekali. Namun, seraya tahun-tahun berlalu, banyak pemerintah telah mengakui bahwa Saksi-Saksi
Yehuwa bukan ancaman bagi mereka.1
1 Untuk pembahasan mengenai kemenangan hukum Saksi-Saksi Yehuwa di berbagai negeri, lihat pasal 30 buku Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah.
yang berdiri di dekat Paulus untuk memukul mulutnya.”
(Kis. 23:2) Itu benar-benar penghinaan! Tindakan itu menyingkapkan prasangka, seolah-olah Paulus pembohong, padahal belum ada bukti apa pun! Tidak heran Paulus menanggapinya dengan mengatakan, ”Allah akan memukulmu, hai,
engkau tembok berlabur putih. Apakah engkau duduk menghakimi aku sesuai dengan Hukum, namun pada waktu yang
sama engkau juga melanggar Hukum, dengan memerintahkan agar aku dipukul?”—Kis. 23:3.
17
Beberapa orang yang berdiri di situ terkejut—bukan ka-
rena orang yang memukul Paulus tetapi karena reaksi Paulus! Mereka mengatakan, ”Apakah engkau mencerca imam
besar Allah?” Dalam jawabannya, Paulus memberikan suatu pelajaran kerendahan hati dan respek akan Hukum. Ia
mengatakan, ”Saudara-saudara, aku tidak tahu ia adalah
imam besar. Karena ada tertulis, ’Jangan menjelek-jelekkan
”DENGARLAH PEMBELAANKU”
369
penguasa bangsamu.’ ”1 (Kis. 23:4, 5; Kel. 22:28) Paulus sekarang menggunakan strategi lain. Karena ingat bahwa Sanhedrin terdiri dari orang Farisi dan orang Saduki, ia mengatakan, ”Hai, saudara-saudara, aku adalah seorang Farisi,
putra orang-orang Farisi. Dan oleh karena harapan kebangkitan orang mati aku dihakimi.”—Kis. 23:6.
18
Mengapa Paulus menyebut dirinya orang Farisi? Karena
ia adalah ”putra orang-orang Farisi”, dari keluarga yang
menganut sekte tersebut. Karena itu, banyak yang mungkin
masih menganggapnya demikian.2 Namun, bagaimana Paulus bisa mengaitkan dirinya dengan kepercayaan orang Farisi tentang kebangkitan? Menurut laporan, orang Farisi percaya bahwa jiwa secara sadar terus hidup setelah kematian
dan bahwa jiwa orang yang adil-benar akan hidup kembali
dalam tubuh manusia. Paulus tidak mempercayai gagasan
tersebut. Ia mempercayai kebangkitan seperti yang diajarkan
Yesus. (Yoh. 5:25-29) Namun, Paulus setuju dengan orang
1 Ada yang menduga bahwa Paulus memiliki gangguan penglihatan sehingga ia
tidak bisa mengenali imam besar. Atau, mungkin ia sudah sedemikian lamanya
tidak ada di Yerusalem sehingga tidak tahu siapa imam besar saat itu. Atau, karena ada banyak orang di situ, Paulus tidak bisa melihat siapa yang memberikan
perintah untuk memukul dia.
2 Pada tahun 49 M, sewaktu rasul-rasul dan para tua-tua membahas apakah
orang non-Yahudi harus tunduk kepada Hukum Musa, beberapa orang Kristen
yang hadir disebut sebagai ”beberapa orang dari sekte orang Farisi, yang telah
menjadi percaya”. (Kis. 15:5) Jelaslah, orang-orang Kristen itu dalam arti tertentu masih dikaitkan dengan latar belakang mereka sebagai orang Farisi.
18. Mengapa Paulus menyebut dirinya orang Farisi, dan bagaimana kita bisa
menggunakan penalaran serupa dalam situasi tertentu?
370
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Farisi tentang adanya harapan kehidupan setelah kematian—tidak seperti orang Saduki, yang tidak mempercayai
adanya kehidupan di masa depan. Kita bisa menggunakan
penalaran serupa sewaktu berdiskusi dengan orang Katolik
atau Protestan. Kita dapat mengatakan bahwa seperti mereka, kita percaya kepada Allah. Memang, mereka percaya kepada Tritunggal sedangkan kita percaya kepada Allah Alkitab. Tetapi, kita sama-sama percaya bahwa Allah itu ada.
19
Pernyataan Paulus membuat Sanhedrin terbagi. Menu-
rut catatan itu, ”Mulailah orang berteriak-teriak dengan keras, dan beberapa penulis dari golongan Farisi berdiri dan
bersoal jawab dengan garang, dengan mengatakan, ’Kami tidak mendapati kesalahan apa pun pada orang ini; tetapi jika
suatu roh atau seorang malaikat berbicara kepadanya,—.’ ”
(Kis. 23:9) Pernyataan bahwa seorang malaikat mungkin telah berbicara kepada Paulus sama sekali tidak dapat diterima oleh orang Saduki, yang tidak mempercayai adanya malaikat! (Lihat kotak ”Orang Saduki dan Orang Farisi”, di
halaman 372.) Kericuhan makin menjadi-jadi sehingga komandan militer Romawi itu sekali lagi menyelamatkan sang
rasul. (Kis. 23:10) Namun, Paulus belum terlepas dari bahaya. Apa yang akan dialami sang rasul? Kita akan tahu lebih
banyak di pasal berikut.
19. Mengapa pertemuan Sanhedrin berakhir ricuh?
”DENGARLAH PEMBELAANKU”
371
ORANG SADUKI DAN ORANG FARISI
Sanhedrin, dewan pemerintahan nasional dan mahkamah agung Yahudi, didominasi oleh dua sekte yang
bersaing—Saduki dan Farisi. Menurut sejarawan abad
pertama Flavius Yosefus, perbedaan utama di antara
kedua golongan itu adalah bahwa orang Farisi berupaya menekan rakyat untuk menjalankan banyak sekali
kebiasaan tradisional, sedangkan orang Saduki menganggap yang wajib dijalankan hanyalah yang terdapat
dalam Hukum Musa. Kedua aliran kepercayaan ini
bersatu padu menentang Yesus.
Orang Saduki, yang pada dasarnya konservatif, tampaknya memiliki hubungan erat dengan para imam.
Dan, Hanas serta Kayafas, yang sama-sama pernah menjadi imam besar, kelihatannya berasal dari sekte yang
berpengaruh ini. (Kis. 5:17) Tetapi, Yosefus mengatakan
bahwa ajaran mereka hanya ”menarik bagi golongan
kaya saja”.
Di pihak lain, orang Farisi memiliki pengaruh besar
atas rakyat banyak. Namun, ajaran mereka, yang antara
lain menekankan kemurnian seremonial yang ekstrem,
membuat rakyat merasa berat menjalankan Hukum.
Berbeda dengan orang Saduki, orang Farisi sangat mementingkan takdir dan percaya bahwa jiwa terus hidup
setelah kematian, dan selanjutnya jiwa itu menerima imbalan atau hukuman yang setimpal dengan perbuatan
baik atau jahatnya.
372
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
PASAL 24
”Tabahlah!”
Paulus luput dari rencana pembunuhan dan
menyampaikan pembelaan di hadapan Feliks
Berdasarkan Kisah 23:11–24:27
SETELAH direnggut dari gerombolan orang yang marah di
Yerusalem, Paulus dimasukkan lagi ke dalam penjara. Rasul
yang bersemangat itu tidak heran dengan penganiayaan yang
ia hadapi di Yerusalem. Ia sudah diberi tahu bahwa ”belenggu dan kesengsaraan” menantinya di kota ini. (Kis. 20:22, 23)
Meskipun tidak tahu persis apa yang bakal menimpanya,
Paulus tahu bahwa ia akan terus menderita demi nama
Yesus.—Kis. 9:16.
2
Para nabi Kristen pun telah memperingatkan Paulus bah-
wa ia akan dibelenggu dan diserahkan ”ke tangan orangorang dari bangsa-bangsa”. (Kis. 21:4, 10, 11) Belum lama ini,
segerombolan massa Yahudi berupaya membunuhnya, dan tidak lama kemudian, ia seolah-olah ”akan dicabik-cabik” oleh
para anggota Sanhedrin yang bertikai mengenai dirinya. Sekarang, sang rasul menjadi tahanan prajurit Romawi dan
akan menghadapi lebih banyak persidangan serta tuduhan.
1, 2. Mengapa Paulus tidak heran dengan penganiayaan yang ia hadapi di Yerusalem?
”TABAHLAH!”
373
(Kis. 21:31; 23:10) Rasul Paulus benar-benar membutuhkan
dukungan moril!
3
Pada zaman akhir, kita tahu bahwa ”semua orang yang
ingin hidup dengan pengabdian yang saleh dalam persekutuan dengan Kristus Yesus juga akan dianiaya”. (2 Tim. 3:12)
Dari waktu ke waktu, kita pun membutuhkan dukungan moril untuk terus giat dalam pekerjaan pengabaran. Betapa
bersyukurnya kita atas perkataan yang tepat waktu serta
membesarkan hati yang kita terima melalui publikasi dan
perhimpunan yang diatur oleh ”budak yang setia dan bijaksana”! (Mat. 24:45) Yehuwa telah menjamin bahwa musuhmusuh kabar baik tidak akan berhasil. Mereka tidak akan
membinasakan hamba-hamba-Nya sebagai suatu kelompok
ataupun menghentikan pekerjaan pengabaran. (Yes. 54:17;
Yer. 1:19) Namun, bagaimana dengan rasul Paulus? Apakah
ia menerima dukungan moril untuk terus memberikan kesaksian yang saksama meski ditentang? Jika ya, dalam bentuk
apa, dan bagaimana ia menanggapinya?
Menggagalkan ”Komplotan yang Terikat Sumpah”
(Kis. 23:11-34)
4 Rasul Paulus menerima dukungan moril yang amat ia butuhkan pada malam setelah ia diselamatkan dari Sanhedrin.
3. Dari mana kita menerima dukungan moril untuk terus giat dalam pekerjaan
pengabaran?
4, 5. Dukungan moril apa yang Paulus terima, dan mengapa itu tepat waktu?
374
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Catatan terilham memberi tahu kita, ”Tuan berdiri di dekat
dia dan mengatakan, ’Tabahlah! Karena sebagaimana engkau
telah memberikan kesaksian yang saksama tentang perkaraperkara mengenai aku di Yerusalem, demikian juga engkau
harus memberikan kesaksian di Roma.’ ” (Kis. 23:11) Melalui
kata-kata Yesus yang membesarkan hati ini, Paulus mendapat jaminan keselamatan. Ia tahu bahwa ia akan tetap hidup
untuk pergi ke Roma dan mendapat hak istimewa memberikan kesaksian tentang Yesus di sana.
5
Dukungan moril bagi Paulus itu tepat waktu. Persis ke-
esokan harinya, lebih dari 40 pria Yahudi ”membentuk suatu komplotan dan mengikat diri dengan suatu kutukan, dengan mengatakan bahwa mereka tidak akan makan ataupun
minum sampai mereka membunuh Paulus”. Adanya ”komplotan yang terikat sumpah” ini menunjukkan betapa kuat
tekad orang-orang Yahudi itu untuk membunuh sang rasul.
Kalau rencana mereka gagal, mereka percaya bahwa sebagai
akibatnya, mereka akan ditimpa kutukan, atau kemalangan.
(Kis. 23:12-15) Rencana mereka, yang disetujui oleh para
imam kepala dan tua-tua, adalah meminta agar Paulus dibawa kembali ke Sanhedrin untuk dimintai lebih banyak
keterangan, seolah-olah untuk memastikan perkaranya dengan lebih saksama. Tetapi dalam perjalanan, mereka akan
mengadang Paulus untuk menyerang serta membunuhnya.
”TABAHLAH!”
375
6
Akan tetapi, kemenakan Paulus mendengar tentang renca-
na jahat itu dan melaporkannya kepada Paulus. Selanjutnya,
Paulus menyuruh pemuda itu melaporkannya kepada komandan militer Romawi Klaudius Lisias. (Kis. 23:16-22) Dewasa ini pun, Yehuwa pastilah mengasihi kaum muda yang,
seperti kemenakan Paulus yang tidak disebutkan namanya
itu, dengan berani mendahulukan kesejahteraan umat Yehuwa di atas kesejahteraan diri mereka sendiri dan yang dengan
setia berbuat sebisa-bisanya untuk memajukan kepentingan
Kerajaan.
7
Segera setelah diberi tahu tentang rencana pembunuhan
Paulus itu, Klaudius Lisias, yang mengepalai 1.000 prajurit,
memerintahkan dibentuknya pengawalan militer yang terdiri
dari 470 orang—prajurit, orang bersenjatakan tombak, dan
penunggang kuda—untuk pergi dari Yerusalem malam itu
juga dan mengantar Paulus dengan selamat ke Kaisarea. Setibanya di sana, ia harus diserahkan kepada Gubernur Feliks.1 Kaisarea adalah ibu kota pemerintahan Romawi di Yudea. Dan, meskipun ada cukup banyak orang Yahudi yang
tinggal di sana, mayoritas penduduknya adalah orang non-Yahudi. Ketertiban yang ada di sana sangat kontras dengan situasi di Yerusalem, di mana banyak orang secara emosional
1 Lihat kotak ”Feliks—Prokurator Yudea”, di halaman 377.
6. Bagaimana rencana pembunuhan Paulus tersingkap, dan teladan apa yang bisa
diperoleh kaum muda zaman sekarang dari catatan ini?
7, 8. Pengaturan apa yang dilakukan Klaudius Lisias untuk keselamatan Paulus?
376
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
FELIKS—PROKURATOR YUDEA
Kira-kira pada tahun 52 M, Kaisar Romawi Klaudius
melantik salah seorang sahabatnya, yaitu Antonius Feliks,
menjadi prokurator, atau gubernur, atas Yudea. Seperti
kakaknya, Palas, Feliks adalah budak yang dimerdekakan
dari keluarga kaisar. Inilah pertama kalinya seorang
bekas budak dilantik menjadi prokurator yang mengepalai
sepasukan militer.
Karena pengaruh kakaknya atas kaisar, Feliks ”percaya bahwa ia bisa melakukan segala macam kejahatan
tanpa dihukum”, menurut sejarawan Romawi Tacitus. Sebagai prokurator, Feliks ”mempraktekkan segala macam
kekejaman dan penuh hawa nafsu, menjalankan kekuasaan seperti raja tetapi dengan segenap naluri seorang
budak”. Pada waktu menjabat sebagai prokurator, Feliks
mengawini Drusila, putri Herodes Agripa I, setelah
menggodanya untuk meninggalkan suaminya. Feliks memperlakukan rasul Paulus dengan cara yang korup dan
ilegal, mengira dia bersedia memberi uang suap.
Pemerintahan Feliks begitu korup dan menindas sehingga Kaisar Nero menarik dia kembali ke Roma pada tahun
58 M. Beberapa orang Yahudi menyusul Feliks ke Roma
untuk menggugat ketidakberesan dalam pemerintahannya
tetapi konon Palas meluputkan adiknya dari hukuman.
mempertunjukkan prasangka keagamaan dan terlibat dalam
banyak kerusuhan. Kaisarea juga merupakan markas besar
pasukan militer Romawi di Yudea.
”TABAHLAH!”
377
8
Sesuai dengan hukum Romawi, Lisias mengirimkan surat
yang menjelaskan kasus itu kepada Feliks. Lisias menyebutkan bahwa setelah mengetahui Paulus seorang warga negara
Romawi, ia menyelamatkan Paulus agar tidak ”disingkirkan”
oleh orang Yahudi. Lisias menyatakan bahwa ia tidak mendapati Paulus bersalah melakukan apa pun ”yang membuatnya patut mati atau dibelenggu”, tetapi karena adanya rencana jahat terhadap Paulus, ia menyerahkan Paulus kepada
Feliks agar sang gubernur dapat mendengar apa yang mau
dikatakan para penuduh dan memutuskan perkaranya.—Kis.
23:25-30.
9
Apakah Lisias menuliskan yang sebenarnya? Tidak sepe-
nuhnya. Tampaknya ia berupaya memberikan kesan yang
terbaik mengenai dirinya. Sebenarnya, ia menyelamatkan
Paulus bukan karena tahu bahwa sang rasul warga negara
Romawi. Selain itu, Lisias tidak menyebutkan bahwa ia telah
menyuruh agar Paulus ”diikat dengan dua rantai” dan belakangan memerintahkan agar dia ”diperiksa dengan disesah”.
(Kis. 21:30-34; 22:24-29) Jadi, Lisias telah melanggar hak Paulus sebagai warga negara Romawi. Dewasa ini, Setan menggunakan fanatisme keagamaan para penentang untuk mengobarkan api penganiayaan, dan kemerdekaan sipil kita bisa
jadi dilanggar. Tetapi, seperti Paulus, umat Allah sering kali
9. (a) Bagaimana hak Paulus sebagai warga negara Romawi dilanggar?
(b) Mengapa kita bisa memanfaatkan hak kita sebagai warga suatu negara?
378
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
bisa memanfaatkan hak-hak yang mereka miliki sebagai warga suatu negara dan mengupayakan perlindungan berdasarkan hukum.
”Aku dengan S enang Hati Mengucapkan . . . Pembelaan”
(Kis. 23:35–24:21)
10 Di Kaisarea, Paulus ”ditaruh dalam penjagaan di istana
kerajaan Herodes” sambil menunggu kedatangan para penuduh dari Yerusalem. (Kis. 23:35) Lima hari kemudian tibalah
mereka—Imam Besar Ananias, Tertulus selaku pembicara
yang bertindak sebagai pengacara, dan beberapa tua-tua. Tertulus pertama-tama menyanjung Feliks atas apa yang ia
lakukan bagi orang Yahudi, jelaslah dengan tujuan menjilat.1 Lalu, ketika sampai pada masalahnya, Tertulus menyebut Paulus sebagai ”pembawa sampar dan penghasut
semua orang Yahudi di seluruh bumi yang berpenduduk
dan adalah ujung tombak sekte orang Nazaret, yang juga
mencoba mencemarkan bait dan yang [mereka] tangkap”.
Orang-orang Yahudi lain ”ikut menyerang, menegaskan bahwa perkara-perkara itu memang demikian”. (Kis. 24:5, 6, 9)
Menghasut orang-orang, menyebarkan sekte berbahaya, dan
1 Tertulus berterima kasih kepada Feliks atas ”kedamaian besar” yang ia datangkan bagi bangsa mereka. Tetapi sebenarnya, kedamaian di Yudea justru
berkurang selama Feliks menjabat ketimbang pada masa pemerintahan gubernurgubernur sebelum dia hingga pemberontakan melawan Roma. Yang juga tidak
benar adalah disebutkannya ”rasa terima kasih yang sebesar-besarnya” dari orang
Yahudi atas reformasi yang Feliks lakukan. Pada kenyataannya, kebanyakan orang
Yahudi membenci Feliks karena telah menyengsarakan kehidupan mereka dan karena kekejamannya dalam memadamkan pemberontakan mereka.—Kis. 24:2, 3.
10. Tuduhan serius apa saja yang ditujukan terhadap Paulus?
”TABAHLAH!”
379
mencemarkan bait—ini tuduhan-tuduhan serius yang bisa
mengakibatkan vonis hukuman mati.
11
Kemudian, Paulus diperbolehkan berbicara. ”Aku de-
ngan senang hati mengucapkan hal-hal tentang diriku sebagai pembelaan,” katanya. Ia dengan tandas menyangkal tuduhan-tuduhan itu. Sang rasul tidak mencemarkan bait, ia
pun tidak menghasut orang-orang. Ia menunjukkan bahwa
selama ”sekian tahun” ia bahkan tidak ada di Yerusalem dan
datang untuk membawa ”pemberian-pemberian belas kasihan”—sumbangan bagi orang Kristen yang miskin akibat bala
kelaparan dan penganiayaan. Paulus menegaskan bahwa sebelum memasuki bait, ia sudah ”dalam keadaan tahir” dan
bahwa ia sungguh-sungguh berupaya untuk ”tidak berbuat
salah terhadap Allah dan manusia”.—Kis. 24:10-13, 16-18.
12
Namun, Paulus memang mengakui bahwa ia memberi-
kan dinas suci kepada Allah bapak-bapak leluhurnya ”menurut jalan yang mereka sebut suatu ’sekte’ ”. Tetapi, ia menegaskan bahwa ia mempercayai ”semua hal yang dinyatakan
dalam Hukum dan yang tertulis dalam Kitab Para Nabi”.
Dan, seperti para penuduhnya, ia mempercayai harapan ”kebangkitan untuk orang-orang yang adil-benar maupun yang
tidak adil-benar”. Paulus kemudian menantang para penuduhnya, ”Biarlah orang-orang di sini mengatakan sendiri
11, 12. Bagaimana Paulus menyangkal berbagai tuduhan atas dirinya?
380
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
kesalahan apa yang mereka dapati pada waktu aku berdiri di
hadapan Sanhedrin, kecuali berkenaan dengan ucapan yang
satu ini, yang aku serukan ketika berdiri di antara mereka,
’Oleh karena kebangkitan orang mati aku hari ini dihakimi
di hadapan kamu!’ ”—Kis. 24:14, 15, 20, 21.
13
Paulus memberikan teladan bagus untuk kita ikuti sean-
dainya kita dihadapkan ke kalangan berwenang sekuler karena ibadat kita dan jika kita mendapat tuduhan palsu bahwa
kita pembuat keributan, melawan pemerintah, atau anggota
”sekte berbahaya”. Paulus tidak berupaya menjilat sang gubernur dengan kata-kata sanjungan seperti Tertulus. Paulus
tetap tenang dan penuh respek. Dengan bijaksana, ia memberikan kesaksian dengan jelas dan benar. Paulus menyebutkan bahwa ”beberapa orang Yahudi dari distrik Asia” yang
telah menuduhnya mencemarkan bait tidak hadir dan secara hukum ia seharusnya bisa mengkonfrontasi mereka serta
mendengar tuduhan mereka.—Kis. 24:18, 19.
14
Dan yang paling mencolok, Paulus tidak menahan diri
untuk memberikan kesaksian tentang kepercayaannya. Dengan berani, sang rasul menegaskan kembali kepercayaannya
tentang kebangkitan, masalah yang telah menimbulkan keributan besar ketika ia berada di hadapan Sanhedrin. (Kis. 23:
6-10) Dalam pembelaannya, Paulus menandaskan harapan
13-15. Mengapa kita bisa menganggap Paulus sebagai contoh bagus dalam memberikan kesaksian yang berani di hadapan kalangan berwenang sekuler?
”TABAHLAH!”
381
kebangkitan. Mengapa? Karena Paulus memberikan kesaksian tentang Yesus dan tentang kebangkitan-Nya dari antara
orang mati—sesuatu yang tidak bisa diterima oleh para penentangnya. (Kis. 26:6-8, 22, 23) Ya, pertikaian itu berpusat pada masalah kebangkitan—lebih tepatnya, kepercayaan
kepada Yesus dan kebangkitannya.
15
Seperti Paulus, kita bisa memberikan kesaksian yang be-
rani dan dikuatkan oleh apa yang Yesus katakan kepada murid-muridnya, ”Kamu akan menjadi sasaran kebencian semua
orang oleh karena namaku. Tetapi dia yang telah bertekun
sampai ke akhir adalah orang yang akan diselamatkan.” Perlukah kita khawatir mengenai apa yang harus kita katakan?
Tidak, sebab Yesus memberikan jaminan ini, ”Apabila mereka membawa kamu untuk diserahkan ke pengadilan, jangan
khawatir sebelumnya mengenai apa yang harus dikatakan; tetapi apa pun yang diberikan kepadamu pada jam itu, katakanlah ini, karena bukan kamu yang berkata-kata melainkan
roh kudus.”—Mrk. 13:9-13.
”Feliks Menjadi Takut” (Kis. 24:22-27)
16 Ini bukan pertama kalinya Gubernur Feliks mendengar tentang kepercayaan Kristen. Catatan itu menyatakan, ”Feliks, yang mengetahui dengan cukup saksama perkara-perkara sehubungan dengan Jalan ini [istilah untuk
16, 17. (a) Apa yang Feliks lakukan sewaktu mengadili Paulus? (b) Mengapa
Feliks menjadi takut, tetapi untuk alasan apa ia terus memanggil Paulus?
382
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
menggambarkan Kekristenan masa awal], menyuruh orangorang itu menunggu dan mengatakan, ’Setibanya Lisias, komandan militer itu, aku akan memutuskan perkaramu ini.’
Lalu ia memerintahkan perwira tersebut agar orang itu tetap
ditahan dan diberi sedikit kelonggaran, dan agar temantemannya tidak dilarang melayani dia.”—Kis. 24:22, 23.
17
Beberapa hari kemudian, Feliks, bersama istrinya Drusi-
la, seorang wanita Yahudi, memanggil Paulus dan ”mendengarkan dia tentang kepercayaan akan Kristus Yesus”. (Kis.
24:24) Akan tetapi, sewaktu Paulus berbicara tentang ”keadilbenaran, pengendalian diri, dan penghakiman yang akan datang, Feliks menjadi takut”, mungkin karena hal-hal itu
mengganggu hati nuraninya mengingat segala kefasikan yang
ia lakukan. Maka, ia menyuruh Paulus pergi, dengan mengatakan, ”Untuk saat ini pergilah, tetapi bila ada waktu yang
tepat, aku akan memanggilmu lagi.” Setelah itu, Feliks memang sering memanggil Paulus, bukan karena ia ingin belajar tentang kebenaran, tetapi karena ia berharap Paulus
akan memberinya suap.—Kis. 24:25, 26.
18
Mengapa Paulus berbicara kepada Feliks dan istrinya
tentang ”keadilbenaran, pengendalian diri, dan penghakiman
yang akan datang”? Ingat, mereka ingin mengetahui apa yang
tersangkut dalam ”kepercayaan akan Kristus Yesus”. Paulus,
18. Mengapa Paulus berbicara kepada Feliks dan istrinya tentang ”keadilbenaran, pengendalian diri, dan penghakiman yang akan datang”?
”TABAHLAH!”
383
yang mengetahui latar belakang mereka yang amoral, kejam,
dan tidak adil, menyatakan dengan terus terang apa yang dituntut dari semua orang yang mau menjadi pengikut Yesus.
Apa yang Paulus katakan memperlihatkan kontras tajam antara standar keadilbenaran Allah dan jalan hidup Feliks serta istrinya. Hal ini seharusnya membantu mereka mengerti
bahwa semua manusia harus bertanggung jawab kepada
Allah atas apa yang mereka pikirkan, katakan, serta lakukan, dan bahwa yang lebih penting daripada penghakiman
yang akan dijatuhkan kepada Paulus adalah penghakiman
yang akan mereka jalani di hadapan Allah. Tidak heran,
Feliks ”menjadi takut”!
19
Dalam pelayanan kita, kita mungkin bertemu dengan
orang-orang yang seperti Feliks. Mula-mula, mereka mungkin tampaknya berminat akan kebenaran, tetapi sebenarnya mereka tidak mau berubah dari jalan hidup mereka
yang mementingkan diri. Kita memang seharusnya jeli saat
membantu orang-orang seperti itu. Namun, seperti Paulus,
kita bisa dengan bijaksana memberitahukan standar-standar
Allah yang adil-benar kepada mereka. Siapa tahu kebenaran
akan menyentuh hati mereka. Akan tetapi, jika ternyata mereka tidak berniat meninggalkan jalan hidup mereka yang
19, 20. (a) Dalam pelayanan, bagaimana caranya kita menangani orang-orang
yang tampaknya berminat tetapi sebenarnya tidak mau berubah dari jalan hidup
mereka? (b) Dari mana kita tahu bahwa Feliks bukan teman bagi Paulus?
384
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
berdosa, kita tinggalkan saja mereka dan kita cari lagi orangorang yang memang mencari kebenaran.
20
Mengenai Feliks, keadaan hatinya yang asli tersingkap
dari kata-kata ini, ”Setelah dua tahun berlalu, Feliks digantikan oleh Porkius Festus; dan karena Feliks ingin mendapat
perkenan orang Yahudi, ia meninggalkan Paulus tetap terikat.” (Kis. 24:27) Feliks sama sekali bukan teman bagi Paulus. Feliks tahu bahwa para pengikut ”Jalan Itu” bukanlah
pemberontak ataupun pejuang revolusi. (Kis. 19:23) Ia juga
tahu bahwa Paulus tidak pernah melanggar hukum Romawi
mana pun. Namun, Feliks tetap membiarkan sang rasul di
penjara demi ”mendapat perkenan orang Yahudi”.
21
Sebagaimana diperlihatkan dalam ayat terakhir di Kisah
pasal 24, Paulus masih berada dalam tahanan sewaktu Porkius Festus menggantikan Feliks sebagai gubernur. Maka, dimulailah serangkaian pemeriksaan pengadilan, dan Paulus
diserahkan dari satu pejabat ke pejabat lainnya. Ya, rasul
yang berani ini ”digiring ke hadapan raja-raja dan gubernurgubernur”. (Luk. 21:12) Sebagaimana akan kita lihat, ia belakangan akan memberikan kesaksian kepada sang penguasa
tertinggi pada zamannya. Selama semuanya itu, iman Paulus
tidak pernah goyah. Tidak diragukan, ia terus dikuatkan oleh
kata-kata Yesus, ”Tabahlah!”
21. Apa yang terjadi atas Paulus setelah Porkius Festus menjadi gubernur, dan
tidak diragukan Paulus terus dikuatkan oleh apa?
”TABAHLAH!”
385
PASAL 25
”Aku Meminta Banding kepada Kaisar!”
Paulus memberikan teladan dalam
membela kabar baik
Berdasarkan Kisah 25:1–26:32
PAULUS masih berada di bawah penjagaan ketat di Kaisarea. Dua tahun sebelumnya, hanya dalam beberapa hari
setelah ia kembali ke Yudea, sudah sedikitnya tiga kali
orang Yahudi berupaya membunuhnya. (Kis. 21:27-36; 23:
10, 12-15, 27) Hingga kini musuh-musuhnya belum berhasil, tetapi mereka tidak menyerah. Sewaktu Paulus melihat bahwa ia bisa jatuh lagi ke tangan mereka, ia mengatakan kepada Gubernur Romawi Festus, ”Aku meminta
banding kepada Kaisar!”—Kis. 25:11.
2
Apakah Yehuwa mendukung keputusan Paulus untuk
meminta banding kepada kaisar Roma? Jawabannya penting bagi kita yang memberikan kesaksian saksama tentang
Kerajaan Allah pada zaman akhir ini. Kita perlu tahu apakah Paulus memberikan pola untuk kita ikuti ”pada waktu membela dan secara hukum meneguhkan kabar baik”.
—Flp. 1:7.
1, 2. (a) Situasi apa yang Paulus hadapi? (b) Pertanyaan apa yang timbul mengenai permintaan banding Paulus kepada Kaisar?
386
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
”B erdiri di Hadapan Kursi Penghakiman” (Kis. 25:1-12)
3
Tiga hari setelah menjabat, Festus, gubernur baru Yudea, pergi ke Yerusalem.1 Di sana, ia mendengarkan ketika para imam kepala dan pemuka Yahudi menuduh Paulus melakukan berbagai kejahatan serius. Mereka tahu
bahwa gubernur baru itu mendapat tekanan untuk menjaga perdamaian dengan mereka dan semua orang Yahudi.
Maka, mereka memohon kepada Festus: Bawa Paulus ke
Yerusalem, dan adili dia di sana. Tetapi, ada rencana jahat
di balik permintaan tersebut. Para musuh berencana membunuh Paulus di jalan yang menghubungkan Kaisarea dan
Yerusalem. Festus tidak mengabulkannya, dengan mengatakan, ”Hendaklah orang-orang yang mempunyai kuasa di
antara kamu . . . ikut bersamaku [ke Kaisarea] dan menuduh dia, jika ada sesuatu yang salah mengenai pria itu.”
(Kis. 25:5) Lagi-lagi, Paulus luput dari kematian.
4
Selama semua persidangan yang Paulus jalani, Yehuwa
melalui Tuan Yesus Kristus menguatkan dia. Ingat bahwa
dalam sebuah penglihatan, Yesus memberi tahu rasulnya,
”Tabahlah!” (Kis. 23:11) Dewasa ini, hamba-hamba Allah
1 Lihat kotak ”Prokurator Romawi Porkius Festus”, di halaman 388.
3, 4. (a) Ada apa di balik permintaan orang Yahudi agar Paulus dibawa ke
Yerusalem, dan bagaimana ia luput dari kematian? (b) Bagaimana Yehuwa menguatkan hamba-hamba-Nya pada zaman modern, seperti Ia menguatkan
Paulus?
”AKU MEMINTA BANDING KEPADA KAISAR!”
387
PROKURATOR ROMAWI P ORKIUS FESTUS
Keterangan langsung tentang Porkius Festus hanya diperoleh dari buku Kisah Para Rasul dan tulisan-tulisan
Flavius Yosefus. Festus menggantikan Feliks sebagai
prokurator Yudea sekitar tahun 58 M dan mati dua
atau tiga tahun kemudian, tampaknya sementara masih
menjabat.
Secara umum, Festus tampaknya prokurator yang arif
dan kompeten, berbeda sekali dengan pendahulunya, Feliks, dan penggantinya, Albinus. Pada awal masa jabatan
Festus, ada banyak sekali perampok di Yudea. Yosefus
mengatakan, ”Festus . . . mengkhususkan diri untuk
memberantas para pembuat keonaran di negeri itu.
Maka, ia menangkapi sebagian besar perampok, dan
membinasakan banyak di antara mereka.” Selama masa
jabatannya, orang Yahudi membangun tembok agar
Raja Agripa tidak bisa melihat apa yang terjadi di wilayah bait. Pada mulanya, Festus memerintahkan mereka
untuk membongkarnya, namun atas permintaan orang
Yahudi, ia belakangan membiarkan mereka mengajukan
masalah itu kepada Kaisar Romawi Nero.
Festus tampaknya berpendirian tegas terhadap para
penjahat dan pemberontak. Tetapi, demi menjaga
hubungan baik dengan orang Yahudi, ia bersedia mengesampingkan keadilan—setidaknya ketika ia berurusan
dengan rasul Paulus.
388
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
juga menghadapi berbagai kendala dan ancaman. Yehuwa
tidak melindungi kita dari setiap kesulitan, tetapi Ia memberi kita hikmat serta kekuatan untuk bertahan. Kita dapat selalu mengandalkan ”kuasa yang melampaui apa yang
normal” yang disediakan oleh Allah kita yang pengasih.
—2 Kor. 4:7.
5
Beberapa hari kemudian, Festus ”duduk di kursi peng-
hakiman” di Kaisarea.1 Di hadapan dia berdirilah Paulus
dan para penuduhnya. Untuk membantah berbagai tuduhan mereka yang tidak berdasar, Paulus mengatakan, ”Aku
tidak melakukan dosa apa pun terhadap Hukum orang Yahudi, terhadap bait, ataupun terhadap Kaisar.” Sang rasul
tidak bersalah dan selayaknya dibebaskan. Apa keputusan
Festus? Karena ingin menyenangkan orang Yahudi, ia bertanya kepada Paulus, ”Apakah engkau ingin pergi ke Yerusalem dan dihakimi di sana di hadapanku tentang perkara-perkara ini?” (Kis. 25:6-9) Benar-benar usulan yang
tidak masuk akal! Jika Paulus dikirim kembali ke Yerusalem, penuduhnya akan menjadi hakimnya, dan ia pasti
mati. Pada kesempatan ini, Festus memilih keuntungan
1 ”Kursi penghakiman” adalah kursi yang ditempatkan di atas panggung. Posisi
yang lebih tinggi itu menunjukkan bahwa keputusan sang hakim harus dihormati
dan tidak bisa diganggu gugat. Pilatus duduk di kursi penghakiman sewaktu menimbang tuduhan-tuduhan terhadap Yesus.
5. Bagaimana Festus menangani Paulus?
”AKU MEMINTA BANDING KEPADA KAISAR!”
389
politik dan bukannya keadilan sejati. Sebelumnya, ada gubernur yang pernah bertindak serupa, yakni Pontius Pilatus, dalam kasus seorang tahanan yang jauh lebih penting.
(Yoh. 19:12-16) Hakim zaman modern juga bisa menyerah
pada tekanan politik. Karena itu, dalam kasus-kasus menyangkut umat Allah, kita tidak perlu heran apabila pengadilan menjatuhkan keputusan yang bertentangan dengan
bukti.
6
Niat Festus untuk memuaskan hati orang Yahudi bisa
berujung kematian bagi Paulus. Karena itu, Paulus menggunakan haknya sebagai warga negara Romawi. Ia memberi tahu Festus, ”Aku berdiri di hadapan kursi penghakiman Kaisar, tempat aku seharusnya dihakimi. Aku tidak
berbuat salah kepada orang-orang Yahudi, sebagaimana
yang juga kauketahui dengan cukup baik. . . . Aku meminta banding kepada Kaisar!” Begitu diucapkan, permintaan
seperti itu biasanya tidak dapat ditarik kembali. Festus menandaskan hal ini, dengan mengatakan, ”Kepada Kaisar
engkau telah meminta banding, maka kepada Kaisar engkau akan pergi.” (Kis. 25:10-12) Permintaan banding Paulus kepada wewenang hukum yang lebih tinggi memberikan preseden bagi orang Kristen dewasa ini. Sewaktu para
6, 7. Mengapa Paulus meminta banding kepada Kaisar, dan dengan demikian,
preseden apa yang ia berikan bagi orang Kristen dewasa ini?
390
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
penentang berupaya merancangkan ”kesusahan melalui ketetapan”, Saksi-Saksi Yehuwa memanfaatkan sarana-sarana hukum untuk membela kabar baik.1—Mz. 94:20.
7
Demikianlah, setelah dua tahun dipenjarakan untuk ke-
jahatan yang tidak ia lakukan, Paulus diberi kesempatan
mengajukan kasusnya di Roma. Tetapi, sebelum ia berangkat, ada penguasa lain yang ingin bertemu dengannya.
”Aku Bukannya Tidak Taat” (Kis. 25:13–26:23)
8
Beberapa hari setelah Festus mendengar permintaan
banding Paulus kepada Kaisar, Raja Agripa dan saudara
perempuannya, Bernike, mengadakan ”suatu kunjungan kehormatan” kepada gubernur baru itu.2 Pada zaman Romawi, para pejabat memiliki kebiasaan untuk berkunjung kepada gubernur yang baru dilantik. Dengan mengucapkan
selamat kepada Festus atas pelantikannya, Agripa tentu
berupaya menjalin hubungan politik dan persahabatan
yang bisa berguna di kemudian hari.—Kis. 25:13.
9
Festus memberi tahu raja tentang Paulus, dan Agripa
pun ingin bertemu dengannya. Keesokan harinya, kedua penguasa itu duduk di kursi penghakiman. Namun, pameran
1 Lihat kotak ”Naik Banding demi Ibadat Sejati pada Zaman Modern”, di halaman 392.
2 Lihat kotak ”Raja Herodes Agripa II”, di halaman 394.
8, 9. Mengapa Raja Agripa berkunjung ke Kaisarea?
”AKU MEMINTA BANDING KEPADA KAISAR!”
391
NAIK BANDING DEMI
IBADAT SEJATI PADA ZAMAN MODERN
Saksi-Saksi Yehuwa adakalanya naik banding ke mahkamah agung agar tidak terhalang dalam memberitakan
kabar baik Kerajaan Allah. Berikut ini dua contohnya.
Pada tanggal 28 Maret 1938, Mahkamah Agung AS membatalkan keputusan pengadilan negeri dan sekelompok
Saksi yang ditangkap karena membagikan bacaan Alkitab
di Griffin, Georgia, AS, dinyatakan bebas murni. Inilah kasus pertama dari banyak kasus naik banding ke mahkamah
tersebut menyangkut hak para Saksi untuk memberitakan
kabar baik.1
Kasus lain menyangkut seorang Saksi di Yunani yang
bernama Minos Kokkinakis. Selama jangka waktu 48 tahun, ia ditangkap lebih dari 60 kali dengan tuduhan
”proselitisme”. Pada kali ke-18, ia digugat ke pengadilan. Selama bertahun-tahun, ia mendekam di penjara
dan dibuang ke pulau-pulau terpencil di Laut Aegea.
Setelah vonisnya yang terakhir pada tahun 1986, Saudara Kokkinakis kalah dalam upayanya naik banding ke
pengadilan-pengadilan yang lebih tinggi di Yunani. Maka,
ia memohon bantuan Mahkamah Eropa untuk Hak Asasi
Manusia (ECHR). Pada tanggal 25 Mei 1993, Mahkamah tersebut memutuskan bahwa Yunani telah melanggar
kebebasan beragama Saudara Kokkinakis.
1 Untuk contoh yang lebih terkini, lihat kisah tentang keputusan Mahkamah
Agung AS mengenai kebebasan berbicara, yang diterbitkan dalam Sedarlah!
8 Januari 2003, halaman 3-11.
392
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Saksi-Saksi Yehuwa telah mengajukan banding kepada
ECHR untuk belasan kasus, dan memenangkan kebanyakan kasus. Tidak ada organisasi lain, yang bersifat
keagamaan atau tidak, yang begitu berhasil membela hak
asasi manusia di hadapan ECHR.
Apakah pihak lain mendapat manfaat dari kemenangan hukum Saksi-Saksi Yehuwa? Pakar bernama Charles
C. Haynes menulis, ”Kita semua berutang terima kasih
kepada Saksi-Saksi Yehuwa. Tidak soal seberapa sering mereka dihina, diusir dari kota, atau bahkan diserang secara
fisik, mereka terus memperjuangkan kebebasan beragama
mereka (dan dengan demikian, kebebasan beragama kita).
Dan, apabila mereka menang, kita semua menang.”
kuasa serta kemegahan mereka tidaklah lebih mengesankan ketimbang kata-kata yang akan diucapkan sang tahanan di hadapan mereka.—Kis. 25:22-27.
10
Paulus dengan penuh respek berterima kasih kepada
Raja Agripa atas kesempatan menyampaikan pembelaan
di hadapannya, mengakui bahwa sang raja ahli dalam semua kebiasaan maupun perbantahan di antara orang-orang
Yahudi. Paulus selanjutnya menceritakan kehidupannya di
masa lalu, ”Aku hidup sebagai orang Farisi menurut sekte yang paling keras dalam bentuk ibadat kami.” (Kis. 26:5)
10, 11. Bagaimana Paulus menunjukkan respek kepada Agripa, dan perincian
apa saja tentang masa lalunya yang Paulus ceritakan kepada sang raja?
”AKU MEMINTA BANDING KEPADA KAISAR!”
393
RAJA HERODES AGRIPA II
Agripa yang disebutkan di Kisah pasal 25 adalah
Raja Herodes Agripa II, cicit Herodes Agung dan putra Herodes yang menindas sidang jemaat di Yerusalem
14 tahun sebelumnya. (Kis. 12:1) Agripa ini adalah bangsawan terakhir dalam dinasti Herodes.
Ketika ayahnya meninggal pada tahun 44 M, Agripa
yang berusia 17 tahun sedang berada di Roma, yakni
di istana Kaisar Romawi Klaudius tempat ia mendapat
pendidikan. Para penasihat kaisar menganggap Agripa
terlalu muda untuk mewarisi wilayah kekuasaan ayahnya; maka, seorang gubernur Romawi dilantik sebagai
gantinya. Sekalipun demikian, menurut Flavius Yosefus,
sewaktu Agripa masih di Roma, ia campur tangan demi
orang Yahudi dan berbicara mewakili mereka.
Sekitar tahun 50 M, Klaudius melantik Agripa menjadi raja atas Khalkis dan pada tahun 53 M, atas
Iturea, Trakhonitis, dan Abilene. Agripa juga ditugasi mengawasi bait Yerusalem, dengan wewenang untuk
mengangkat imam besar Yahudi. Pengganti Klaudius,
Nero, memperluas wilayah Agripa hingga mencakup
bagian-bagian dari Galilea dan Perea. Pada waktu bertemu dengan Paulus, Agripa sedang berada di Kaisarea
bersama saudara perempuannya, Bernike, yang telah
meninggalkan suaminya, raja Kilikia.—Kis. 25:13.
Pada tahun 66 M, sewaktu Agripa gagal meredakan
pemberontakan Yahudi terhadap Roma, ia sendiri menjadi sasaran para pemberontak sehingga ia tidak punya
394
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
pilihan lain kecuali bergabung dengan orang Romawi.
Setelah pemberontakan Yahudi dipadamkan, kaisar yang
baru, yakni Vespasianus, memberi Agripa lebih banyak
wilayah kekuasaan sebagai imbalan.
Sebagai orang Farisi, Paulus mengharapkan kedatangan
sang Mesias. Kini, sebagai orang Kristen, ia dengan berani
menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Mesias yang telah lama dinanti-nantikan itu. Ia dan para penuduhnya
memiliki kepercayaan yang sama—yaitu harapan tentang
penggenapan janji Allah kepada bapak-bapak leluhur mereka—dan karena keyakinan itulah Paulus diadili pada
hari tersebut. Penjelasan ini menyebabkan Agripa semakin
berminat mendengar apa yang Paulus katakan.1
11
Paulus mengingat kembali perlakuannya yang kejam
terhadap orang Kristen, dan mengatakan, ”Sesungguhnya
aku pun pernah menyangka bahwa aku harus melakukan
banyak tindakan menentang nama Yesus, orang Nazaret
itu . . . Karena aku luar biasa geram terhadap mereka [pengikut Kristus], aku menganiaya mereka bahkan sampai di
kota-kota lain.” (Kis. 26:9-11) Paulus tidak membesar-besarkan hal itu. Banyak orang mengetahui kekejaman yang
ia lakukan kepada orang Kristen. (Gal. 1:13, 23) ’Apa yang
1 Sebagai orang Kristen, Paulus menerima Yesus sebagai Mesias. Orang Yahudi, yang menolak Yesus, menganggap Paulus murtad.—Kis. 21:21, 27, 28.
”AKU MEMINTA BANDING KEPADA KAISAR!”
395
bisa membuat orang seperti itu berubah?’ Agripa mungkin
bertanya-tanya.
12
Kata-kata Paulus berikutnya memberikan jawabannya,
”Sementara aku dalam perjalanan ke Damaskus dengan
wewenang dan amanat dari imam-imam kepala, aku melihat pada tengah hari di jalan, ya, raja, suatu cahaya yang
melampaui kecemerlangan matahari memancar dari langit
di sekelilingku dan di sekeliling orang-orang yang bepergian bersamaku. Dan setelah kami semua jatuh ke tanah,
aku mendengar suatu suara mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani, ’Saul, Saul, mengapa engkau menganiaya aku? Terus menendang melawan kusa akan menyulitkan engkau.’ Tetapi aku mengatakan, ’Siapakah engkau,
Tuan?’ Dan Tuan mengatakan, ’Akulah Yesus, yang engkau
aniaya.’ ”1—Kis. 26:12-15.
13
Sebelum peristiwa adikodrati tersebut, Paulus secara
kiasan telah ”menendang melawan kusa”, atau tongkat untuk menggiring ternak. Sama seperti seekor binatang beban
akan melukai dirinya dengan menendang-nendang ujung
tongkat yang tajam, Paulus mencederai dirinya secara
1 Mengenai kata-kata Paulus bahwa ia mengadakan perjalanan ”pada tengah
hari”, seorang pakar Alkitab menyatakan, ”Kecuali sedang amat tergesa-gesa, seseorang yang bepergian biasanya beristirahat pada tengah hari yang panas terik.
Jadi, kita bisa melihat betapa gigihnya Paulus dalam misi penganiayaan ini.”
12, 13. (a) Bagaimana Paulus menceritakan pertobatannya? (b) Apa artinya
Paulus ”menendang melawan kusa”?
396
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
rohani dengan melawan kehendak Allah. Dengan menampakkan diri kepada Paulus di jalan menuju Damaskus, Yesus yang telah dibangkitkan mengubah pikiran pria yang
tulus namun salah arah itu.—Yoh. 16:1, 2.
14
Paulus memang membuat perubahan drastis dalam ke-
hidupannya. Kepada Agripa, ia mengatakan, ”Aku bukannya tidak taat kepada penglihatan surgawi itu, tetapi pertama-tama kepada orang-orang di Damaskus dan juga
orang-orang di Yerusalem, dan di seluruh daerah Yudea,
dan kepada bangsa-bangsa, aku membawa pesan agar mereka bertobat dan berbalik kepada Allah dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan pertobatan.”
(Kis. 26:19, 20) Selama bertahun-tahun, Paulus telah menjalankan tugas yang Yesus Kristus berikan kepadanya dalam penglihatan pada tengah hari itu. Apa hasilnya? Orangorang yang menyambut kabar baik yang Paulus beritakan
bertobat dari tingkah laku mereka yang amoral serta tidak
jujur dan berpaling kepada Allah. Mereka menjadi warga
negara yang baik, yang merespek hukum serta menggalang
ketertiban.
15
Namun, manfaat-manfaat tersebut tidak ada artinya
bagi para penentang Paulus. Paulus mengatakan, ”Karena
hal-hal itulah orang-orang Yahudi menangkap aku di bait
14, 15. Apa yang Paulus katakan tentang perubahan dalam kehidupannya?
”AKU MEMINTA BANDING KEPADA KAISAR!”
397
dan berupaya membunuh aku. Akan tetapi, karena aku telah memperoleh pertolongan dari Allah, aku terus sampai
hari ini memberikan kesaksian kepada orang kecil maupun
orang besar.”—Kis. 26:21, 22.
16
Sebagai orang Kristen sejati, kita harus ”selalu siap
membuat pembelaan” tentang iman kita. (1 Ptr. 3:15) Saat
menjelaskan kepercayaan kita kepada para hakim dan penguasa, ada gunanya kita meniru metode yang Paulus gunakan ketika berbicara kepada Agripa dan Festus. Jika kita
dengan penuh respek menceritakan bahwa kebenaran Alkitab telah mengubah orang-orang menjadi lebih baik—kita
sendiri maupun mereka yang menyambut berita kita—hati
para pejabat tinggi tersebut mungkin bisa tersentuh.
”Engkau Akan Meyakinkan Aku Menjadi Orang Kristen”
(Kis. 26:24-32)
17
Setelah mendengarkan kesaksian Paulus yang meyakinkan, kedua penguasa itu mau tidak mau memberikan reaksi.
Perhatikan apa yang terjadi, ”Sementara Paulus mengatakan hal-hal ini sebagai pembelaannya, berkatalah Festus
dengan suara keras, ’Engkau sudah gila, Paulus! Banyaknya
ilmu membuat engkau gila!’” (Kis. 26:24) Luapan emosi
16. Bagaimana kita bisa meniru Paulus saat menjelaskan kepercayaan kita kepada para hakim dan penguasa?
17. Apa reaksi Festus mendengar pembelaan Paulus, dan sikap serupa apa yang
ada dewasa ini?
398
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Festus bisa jadi mengungkapkan sikap yang ada dewasa ini.
Mereka yang mengajarkan apa yang sebenarnya Alkitab katakan dianggap fanatik oleh banyak orang. Kaum cendekiawan dunia ini sering merasa sulit mempercayai ajaran
Alkitab tentang kebangkitan orang mati.
18
Tetapi, Paulus memiliki jawaban bagi sang gubernur,
”Aku tidak gila, Yang Mulia Festus, tetapi aku mengucapkan perkataan-perkataan kebenaran dan dari pikiran yang
sehat. Kenyataannya, raja yang di hadapannya aku berbicara dengan kebebasan berbicara, tahu benar tentang halhal ini . . . Apakah engkau, Raja Agripa, percaya kepada
Kitab Para Nabi? Aku tahu engkau percaya.” Agripa menanggapi, ”Dalam waktu singkat engkau akan meyakinkan
aku menjadi orang Kristen.” (Kis. 26:25-28) Entah tulus
atau tidak, kata-kata itu menunjukkan bahwa kesaksian
Paulus sangat mempengaruhi sang raja.
19
Kemudian Agripa dan Festus berdiri, sebagai tanda
bahwa pertemuan itu sudah berakhir. ”Sambil keluar, mereka berbicara seorang kepada yang lain, demikian, ’Orang
ini tidak mempraktekkan apa pun yang membuatnya patut mati atau dibelenggu.’ Selain itu, Agripa mengatakan kepada Festus, ’Orang ini sudah dapat dilepaskan
18. Apa jawaban Paulus bagi Festus, dan apa selanjutnya tanggapan Agripa?
19. Apa kesimpulan Festus dan Agripa mengenai Paulus?
”AKU MEMINTA BANDING KEPADA KAISAR!”
399
seandainya dia tidak meminta banding kepada Kaisar.’ ”
(Kis. 26:31, 32) Mereka tahu bahwa pria yang tampil di hadapan mereka itu tidak bersalah. Mungkin kini mereka memiliki pandangan yang lebih baik tentang orang Kristen.
20
Kedua penguasa dalam catatan ini tampaknya tidak
menerima kabar baik Kerajaan Allah. Jadi, apakah ada
manfaatnya rasul Paulus tampil di hadapan mereka? Jawabannya ialah ya. Karena Paulus ”digiring ke hadapan
raja-raja dan gubernur-gubernur” di Yudea, para pejabat
Romawi, yang tadinya tidak terjangkau, bisa mendapat kesaksian. (Luk. 21:12, 13) Selain itu, pengalaman serta kesetiaannya di bawah cobaan membesarkan hati saudarasaudari seimannya.—Flp. 1:12-14.
21
Demikian pula dewasa ini. Dengan terus giat melaku-
kan pekerjaan Kerajaan meski menghadapi cobaan dan tentangan, kita bisa memperoleh beberapa hasil positif. Kita
bisa memberikan kesaksian kepada para pejabat yang tadinya sulit dijangkau. Ketekunan dan kesetiaan kita bisa
menjadi sumber anjuran bagi saudara-saudari Kristen kita,
menggugah mereka untuk lebih berani dalam memberikan
kesaksian yang saksama tentang Kerajaan Allah.
20. Apa hasil kesaksian Paulus kepada para pejabat tinggi?
21. Dengan terus giat melakukan pekerjaan Kerajaan, hasil positif apa saja yang
bisa kita peroleh?
400
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
PASAL 26
”Tidak Seorang Pun dari Antara Kamu
Akan Kehilangan Jiwa”
Ketika mengalami karam kapal, Paulus menunjukkan
kasih bagi orang lain dan memperlihatkan
iman yang besar
Berdasarkan Kisah 27:1–28:10
PAULUS masih memikirkan kata-kata Festus, sebab hal
itu akan sangat mempengaruhi masa depannya. ”Kepada
Kaisar engkau akan pergi,” kata Gubernur Festus. Sudah
dua tahun Paulus mendekam di penjara, maka perjalanan
panjang ke Roma setidaknya akan memberikan suasana
baru. (Kis. 25:12) Akan tetapi, terbayang jelas dalam ingatan
Paulus bahwa perjalanan laut tidak selalu berarti angin sepoi-sepoi dan pemandangan yang indah. Perjalanan menghadap Kaisar ini pun bisa jadi menimbulkan beberapa pertanyaan serius di benak Paulus tentang masa depannya.
2
Paulus sering berada ”dalam bahaya di laut”. Ia pernah
tiga kali mengalami karam kapal, bahkan terkatung-katung selama sehari semalam di laut lepas. (2 Kor. 11:
25, 26) Selain itu, perjalanan ini akan sangat berbeda dari
1, 2. Perjalanan seperti apa yang akan Paulus lakukan, dan apa saja yang mungkin ia khawatirkan?
”TIDAK SEORANG PUN DARI ANTARA KAMU AKAN KEHILANGAN JIWA”
401
perjalanan-perjalanan utusan injil yang ia lakukan sebagai
orang merdeka. Paulus akan berangkat sebagai tahanan dan
menempuh jarak yang sangat jauh—sekitar 3.000 kilometer dari Kaisarea ke Roma. Dapatkah ia tiba di sana tanpa kurang suatu apa? Andai pun ia selamat, apakah ia berlayar hanya untuk menemui ajalnya? Ingat, ia akan diadili
oleh pemerintah yang paling berkuasa di dunia Setan
kala itu.
3
Dari semua yang telah Saudara baca tentang Paulus,
apakah menurut Saudara ia akan terpuruk dalam keputusasaan akan masa depannya? Tentu saja tidak! Ia tahu ia
akan mengalami berbagai kesulitan, tetapi ia tidak tahu dalam bentuk apa. Jadi, buat apa ia kehilangan sukacita
pelayanannya karena memusingkan hal-hal yang di luar
kendalinya? (Mat. 6:27, 34) Paulus tahu bahwa Yehuwa
menghendaki agar dia menggunakan setiap kesempatan untuk memberitakan kabar baik Kerajaan Allah, bahkan kepada para penguasa sekuler. (Kis. 9:15) Paulus bertekad
untuk menjalankan tugasnya itu, apa pun yang terjadi. Bukankah itu tekad kita juga? Maka, mari kita ikuti perjalanan Paulus yang bersejarah ini sambil memperhatikan
manfaat praktis yang bisa diambil dari teladannya.
3. Apa tekad Paulus, dan apa yang akan kita bahas di pasal ini?
402
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
4
”Angin B erlawanan” (Kis. 27:1-7a)
Paulus dan beberapa tahanan lain dipercayakan kepa-
da seorang perwira Romawi bernama Yulius, yang memutuskan untuk naik kapal dagang yang datang ke Kaisarea.
Kapal itu berasal dari Adramitium, pelabuhan di pesisir
barat Asia Kecil, di seberang kota Mitilene di Pulau Lesbos. Kapal ini akan berlayar ke utara lalu ke barat, dan
singgah di beberapa pelabuhan untuk bongkar muat barang. Kapal seperti itu tidak dirancang untuk kenyamanan penumpang, apalagi bagi para tahanan. (Lihat kotak
”Perjalanan dan Rute Perdagangan lewat Laut” di halaman 404.) Syukurlah, Paulus bukan satu-satunya orang
Kristen yang harus berada di tengah-tengah para kriminal
itu. Ada sedikitnya dua rekan seiman yang menemani dia
—Aristarkhus dan Lukas. Tentu saja, Lukas-lah yang menulis catatan ini. Kita tidak tahu apakah kedua teman yang
loyal ini membayar sendiri biaya perjalanan mereka atau
bertindak sebagai pelayan Paulus.—Kis. 27:1, 2.
5
Setelah berlayar selama satu hari sejauh kira-kira 110 ki-
lometer ke utara, kapal berlabuh di Sidon, di pesisir Siria. Rupanya Yulius tidak memperlakukan Paulus seperti
4. Paulus memulai pelayarannya dengan naik kapal apa, dan siapa yang menemaninya?
5. Pergaulan apa yang dapat Paulus nikmati di Sidon, dan apa pelajarannya bagi
kita?
”TIDAK SEORANG PUN DARI ANTARA KAMU AKAN KEHILANGAN JIWA”
403
PERJALANAN DAN RUTE
PERDAGANGAN LEWAT LAUT
Pada zaman dahulu, kapal khususnya digunakan
untuk mengangkut barang, bukan untuk memuat penumpang. Orang yang ingin mengadakan perjalanan
lewat laut harus mencari kapal saudagar yang akan berlayar ke tempat yang dituju, bernegosiasi soal biaya
perjalanan, lalu menunggu sampai kapal berangkat.
Ada ribuan kapal yang lalu-lalang di Laut Tengah untuk mengangkut bahan makanan dan barang dagangan
lain. Orang yang menumpang di kapal-kapal seperti itu
banyak yang harus tidur di dek kapal, mungkin di bawah naungan tenda yang mereka dirikan pada waktu
malam dan mereka bongkar pada pagi harinya. Mereka
juga harus membawa segala kebutuhan untuk perjalanan, termasuk makanan dan perlengkapan tidur.
Lamanya perjalanan bergantung sepenuhnya pada
angin. Karena cuaca buruk selama musim dingin, pelayaran biasanya ditiadakan dari pertengahan bulan
November hingga pertengahan bulan Maret.
kriminal biasa, mungkin karena Paulus adalah warga negara Romawi yang belum terbukti bersalah. (Kis. 22:27, 28;
26:31, 32) Yulius mengizinkan Paulus turun untuk bertemu dengan rekan-rekan Kristennya. Alangkah senangnya
404
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
saudara-saudari bisa mengurus sang rasul yang telah lama
dipenjarakan! Dapatkah Saudara memikirkan kapan Saudara mungkin bisa mengulurkan kasih serta kemurahan hati
serupa dan merasa terbina sebagai imbalannya?—Kis. 27:3.
6
Setelah bertolak dari Sidon, kapal menyusuri pantai ke
utara dan melewati Kilikia, dekat Tarsus, kampung halaman Paulus. Lukas tidak menyebutkan bahwa kapal singgah di tempat lain, namun ia menyebutkan perincian yang
menyiratkan pertanda bahaya, yaitu ’angin yang berlawanan’. (Kis. 27:4, 5) Tetapi, kita bisa membayangkan bahwa
Paulus memanfaatkan setiap kesempatan untuk menceritakan kabar baik. Ia pasti memberikan kesaksian kepada
sesama tahanan dan orang-orang lain di kapal, termasuk
awak kapal dan para prajurit, juga kepada orang-orang
di setiap pelabuhan tempat kapal itu berlabuh. Dewasa
ini, apabila kita mendapat kesempatan untuk mengabar,
apakah kita juga memanfaatkannya?
7
Kemudian, kapal tiba di Mira, pelabuhan di pesisir se-
latan Asia Kecil. Di sana, Paulus dan penumpang lainnya
harus pindah ke kapal lain, yang akan membawa mereka
ke Roma, tujuan akhir mereka. (Kis. 27:6) Pada zaman itu,
Mesir adalah lumbung gandum bagi Roma, dan kapal-kapal
6-8. Bagaimana perjalanan Paulus dari Sidon menuju Knidus, dan kesempatan
apa yang pasti Paulus manfaatkan dalam hal pengabaran?
”TIDAK SEORANG PUN DARI ANTARA KAMU AKAN KEHILANGAN JIWA”
405
pengangkut biji-bijian dari Mesir berlabuh di Mira. Yulius menemukan kapal seperti itu dan memerintahkan para
prajurit serta para tahanan untuk naik. Kapal ini pasti
jauh lebih besar daripada kapal yang pertama, karena bisa
mengangkut muatan berharga berupa gandum, dan juga
276 penumpang—awak kapal, prajurit, tahanan, dan orangorang lain yang pergi ke Roma. Jelaslah, dengan pergantian kapal, daerah pengabaran Paulus pun meluas, dan ia
pasti memanfaatkan situasi ini.
8
Persinggahan berikut adalah Knidus, di sudut barat daya
Asia Kecil. Apabila angin menguntungkan, sebuah kapal
bisa mencapainya kira-kira dalam satu hari. Namun, Lukas melaporkan bahwa selama berhari-hari mereka ”berlayar dengan perlahan-lahan dan tiba di Knidus dengan susah payah”. (Kis. 27:7a) Kondisi pelayaran telah memburuk.
(Lihat kotak ”Angin yang Berlawanan di Laut Tengah”, di
halaman 408.) Bayangkan keadaan para penumpang saat
kapal berupaya menerjang angin di tengah-tengah laut yang
bergelora.
”Diombang-ambingkan dengan Kuat oleh Badai yang Hebat”
(Kis. 27:7b-26)
9 Kapten kapal ingin meneruskan perjalanan ke arah barat dari Knidus, tetapi sang saksi mata Lukas mengatakan,
9, 10. Kesulitan apa yang timbul di daerah Kreta?
406
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
”Angin menghalangi kami.” (Kis. 27:7b) Ketika menjauh
dari daratan, kapal itu terlepas dari arus pesisir, lalu angin
kencang dari barat laut menyeret kapal ke arah selatan,
mungkin dengan kecepatan tinggi. Sebagaimana Pulau Siprus sebelumnya telah melindungi kapal dari angin yang
berlawanan, kali ini mereka terlindung oleh Pulau Kreta.
Begitu kapal melewati Tanjung Salmone di ujung timur
Pulau Kreta, keadaan sedikit membaik. Mengapa? Kapal
masuk ke sisi selatan pulau itu sehingga agak terlindung
dari angin yang kencang. Bayangkan kelegaan yang tentu
dirasakan semua penumpang kapal, tetapi tidak untuk waktu lama! Sebab, selama kapal ada di laut lepas, awak kapal
tidak bisa mengabaikan datangnya musim dingin. Mereka
tentu sangat khawatir.
10
Lukas menceritakannya secara akurat, ”Setelah menyu-
suri [Kreta] dengan susah payah, kami tiba di suatu tempat yang disebut Pelabuhan Indah.” Bahkan di balik naungan pulau itu, kapal sulit dikendalikan. Tetapi, akhirnya
mereka bisa membuang jangkar di sebuah teluk kecil yang
mungkin berada persis sebelum garis pantai berbelok ke
utara. Berapa lama mereka di sana? Lukas mengatakan selama ”banyak waktu”, tetapi mereka tidak bisa tinggal berlama-lama. Pada bulan September/Oktober, pelayaran akan
semakin berbahaya.—Kis. 27:8, 9.
”TIDAK SEORANG PUN DARI ANTARA KAMU AKAN KEHILANGAN JIWA”
407
ANGIN YANG BERLAWANAN
DI LAUT TENGAH
Pada zaman dahulu, angin dan musim sangat mempengaruhi jalur dan jadwal kapal-kapal dagang mengarungi
Laut Tengah, atau Laut Besar. Di bagian timur, angin
biasanya bertiup dari barat ke timur selama pertengahan
tahun. Hal ini memudahkan pelayaran ke arah timur, seperti yang Paulus alami sewaktu pulang dari perjalanan
utusan injilnya yang ketiga. Ia dan rekan-rekannya naik
kapal yang berangkat dari Miletus, melewati Rodes, dan
berlabuh di Patara. Perjalanan dari sana ke Tirus, di pesisir Fenisia, sangat lancar. Lukas menulis bahwa mereka
melewati Siprus di sebelah kiri mereka, artinya mereka
berlayar di sebelah selatan Siprus.—Kis. 21:1-3.
Bagaimana dengan pelayaran ke arah sebaliknya, yaitu ke barat? Kapal bisa melalui jalur yang sama ke barat
jika angin memungkinkan. Tetapi, kadang-kadang hal itu
nyaris mustahil. ”Selama musim dingin,” kata The International Standard Bible Encyclopedia, ”udara sangat tidak
stabil dan siklon-siklon yang kuat bergerak ke timur
melintasi Laut Tengah sambil membawa angin kencang, adakalanya angin badai, dan sering dibarengi hujan
deras atau bahkan hujan salju.” Kondisi demikian sangat
berbahaya.
Hampir pada segala musim, kapal dapat bergerak
ke utara dengan menyusuri pesisir Palestina. Kemudian, dengan bantuan angin dari daratan dan arus yang
408
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
mengalir ke barat, kapal bisa melanjutkan perjalanan
ke barat melalui Pamfilia. Jalur itulah yang ditempuh kapal yang ditumpangi Paulus sebagai tahanan pada
awal perjalanannya ke Roma. Namun, angin bisa tibatiba bertiup ke arah yang ”berlawanan”. (Kis. 27:4)
Kapal pengangkut biji-bijian yang secara khusus disebutkan dalam catatan Lukas bisa jadi telah berlayar ke
utara dari Mesir lalu berbelok ke perairan yang terlindung di antara Siprus dan Asia Kecil. Dari Mira, sang
kapten berniat terus berlayar ke barat—mengitari ujung
Yunani dan naik ke pesisir barat Italia. (Kis. 27:5, 6)
Akan tetapi, angin dan musim ternyata menyeret mereka
ke arah yang sama sekali berbeda!
11
Beberapa penumpang mungkin meminta saran dari
Paulus karena ia berpengalaman dalam mengarungi Laut
Tengah. Ia menyarankan agar kapal tidak meneruskan perjalanan. Jika kapal berangkat, akan ada ”kerusakan dan kerugian besar”, bahkan mungkin ada yang kehilangan nyawa.
Akan tetapi, juru mudi dan pemilik kapal ingin meneruskan perjalanan; mungkin mereka merasa harus segera mencari tempat yang lebih aman. Mereka meyakinkan Yulius,
dan kebanyakan orang merasa bahwa mereka seharusnya
11. Saran apa yang Paulus berikan kepada orang-orang di kapal, tetapi keputusan apa yang diambil?
”TIDAK SEORANG PUN DARI ANTARA KAMU AKAN KEHILANGAN JIWA”
409
mencoba mencapai Feniks, pelabuhan yang letaknya lebih
ke barat. Di sana, bisa jadi ada pelabuhan yang lebih besar dan lebih baik untuk bersandar selama musim dingin.
Maka, sewaktu ada angin yang bertiup lembut dari selatan,
kapal itu pun bertolak.—Kis. 27:10-13.
12
Lalu timbul masalah lagi: ”angin badai yang hebat” dari
timur laut. Untuk sementara, mereka terlindung di balik sebuah ”pulau kecil yang disebut Kauda”, sekitar 65 kilometer dari Pelabuhan Indah. Namun, kapal itu terancam bahaya terseret ke selatan dan menabrak beting pasir di lepas
pantai Afrika. Maka, dengan panik para awak kapal berupaya menaikkan sekoci yang ditarik oleh kapal. Itu bukan
tugas mudah, sebab sekoci itu kemungkinan besar sudah
penuh air. Lalu mereka bekerja keras untuk mengikat bagian bawah kapal besar itu dengan melingkarkan tali dan
rantai agar papan-papan dari badan kapal tetap rapat. Dan,
mereka menurunkan tali-temali layar utama, serta berjuang
agar kapal tetap mengikuti arah angin untuk melewati badai tersebut. Bayangkan betapa menakutkannya pengalaman ini! Bahkan upaya-upaya tadi sepertinya belum cukup,
sebab kapal terus ”diombang-ambingkan dengan kuat oleh
badai yang hebat”. Pada hari ketiga, mereka membuang takal kapal, mungkin agar kapal tetap terapung.—Kis. 27:14-19.
12. Setelah meninggalkan Kreta, bahaya apa yang dihadapi kapal itu, dan bagaimana awak kapal berjuang untuk menghindari bencana?
410
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
13
Kengerian pasti meliputi semua orang. Tetapi Paulus
dan rekan-rekannya yakin akan selamat. Tuan Yesus sudah
meyakinkan Paulus bahwa sang rasul akan memberikan kesaksian di Roma, dan seorang malaikat belakangan meneguhkan janji tersebut. (Kis. 19:21; 23:11) Meskipun demikian, siang dan malam selama dua minggu, badai ganas itu
tak kunjung reda. Oleh karena hujan yang terus-menerus
dan awan tebal yang menutupi matahari serta bintang, juru
mudi tidak bisa melakukan pengamatan untuk menentukan
lokasi atau tujuan kapal. Untuk makan saja tidak mungkin.
Di tengah-tengah udara dingin, mabuk laut, dan ketakutan,
mana mungkin terpikir oleh mereka untuk makan?
14
Paulus bangkit berdiri. Ia menyebutkan peringatan yang
ia berikan sebelumnya tetapi tidak untuk seolah-olah mengatakan, ’Bukankah sudah saya bilang?’ Namun, perkembangan kejadian itu menjadi bukti bahwa kata-katanya patut
diindahkan. Kemudian ia mengatakan, ”Sekarang aku menyarankan agar kamu berbesar hati, sebab tidak seorang pun
dari antara kamu akan kehilangan jiwa, selain dari kapal ini.”
(Kis. 27:21, 22) Kata-kata itu pasti sangat menghangatkan
13. Seperti apa rasanya berada di kapal yang Paulus tumpangi selama badai
tersebut?
14, 15. (a) Ketika berbicara kepada orang-orang di kapal, mengapa Paulus menyebutkan peringatan yang ia berikan sebelumnya? (b) Apa yang bisa kita
pelajari dari berita pengharapan yang Paulus sampaikan?
”TIDAK SEORANG PUN DARI ANTARA KAMU AKAN KEHILANGAN JIWA”
411
hati para pendengarnya! Paulus pun pasti sangat senang
bahwa Yehuwa memberinya berita yang membangkitkan harapan itu untuk disampaikan. Penting sekali agar kita ingat
bahwa Yehuwa peduli terhadap setiap nyawa manusia. Tiaptiap orang berarti bagi-Nya. Rasul Petrus menulis, ”Yehuwa . . . tidak ingin seorang pun dibinasakan tetapi ingin agar
semuanya bertobat.” (2 Ptr. 3:9) Maka, sangatlah mendesak agar kita berupaya menyampaikan berita pengharapan
dari Yehuwa kepada sebanyak mungkin orang! Kehidupan
yang berharga sedang dalam bahaya.
15
Kemungkinan besar, Paulus sudah memberikan kesak-
sian kepada banyak orang di kapal tentang ”harapan akan
janji yang telah Allah berikan”. (Kis. 26:6; Kol. 1:5) Kini,
Paulus bisa memberikan alasan yang kuat untuk berharap
bahwa mereka dapat selamat dari kemungkinan karam kapal. Ia mengatakan, ”Tadi malam, berdiri di dekatku seorang
malaikat . . . , mengatakan, ’Jangan takut, Paulus. Engkau
harus berdiri di hadapan Kaisar, dan, lihat! Allah telah mengaruniakan kepadamu semua orang yang berlayar bersamamu.’ ” Paulus mendesak mereka, ”Karena itu, berbesarhatilah, pria-pria; sebab aku mempercayai Allah bahwa
segalanya akan terjadi tepat seperti yang telah dikatakan
kepadaku. Akan tetapi, kita harus terdampar di sebuah
pulau.”—Kis. 27:23-26.
412
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
16
”Mereka S emua S ampai di Darat dengan S elamat”
(Kis. 27:27-44)
Setelah dua minggu yang penuh kengerian, dan sete-
lah kapal terseret sejauh kira-kira 870 kilometer, para awak
merasakan adanya perubahan, mungkin karena mereka
mendengar deburan ombak memecah di pantai. Mereka
membuang beberapa jangkar dari buritan agar kapal tidak
hanyut dan untuk mengarahkan haluan ke daratan kalaukalau mereka bisa mendarat. Pada saat itu, awak kapal berniat meninggalkan kapal tetapi dicegah oleh para prajurit.
Paulus memberi tahu sang perwira dan para prajurit, ”Jika
orang-orang ini tidak tetap tinggal di dalam kapal, kamu
tidak dapat selamat.” Setelah kapal sedikit lebih stabil,
Paulus mendesak semua orang untuk makan, dan sekali
lagi meyakinkan bahwa mereka akan selamat. Lalu, Paulus ”mengucapkan syukur kepada Allah di hadapan mereka semua”. (Kis. 27:31, 35) Dengan memanjatkan doa
syukur tersebut, ia memberikan teladan bagi Lukas, Aristarkhus, dan orang Kristen dewasa ini. Apakah doa Saudara di hadapan umum membesarkan hati dan menguatkan
orang lain?
17
Setelah Paulus berdoa, ”mereka semua berbesar hati
dan mereka pun mulai makan juga”. (Kis. 27:36) Mereka
16, 17. (a) Kesempatan apa yang Paulus gunakan untuk berdoa, dan apa hasilnya? (b) Bagaimana peringatan Paulus menjadi kenyataan?
”TIDAK SEORANG PUN DARI ANTARA KAMU AKAN KEHILANGAN JIWA”
413
kembali memperingan kapal dengan membuang muatan
gandum ke laut, dengan demikian kapal dapat lebih terangkat dan dapat mendekati pantai. Ketika hari sudah siang,
awak kapal memotong tali-tali jangkar, melonggarkan ikatan kemudi-kemudi sepak di buritan, dan menaikkan layar
depan yang kecil agar mereka bisa sedikit mengarahkan kapal sambil berupaya mendaratkannya. Kemudian, bagian
depan kapal tersangkut, mungkin pada beting pasir atau
lumpur, dan buritannya mulai hancur terhantam ombak.
Beberapa prajurit ingin membunuh para tahanan agar tidak ada yang kabur, tetapi Yulius mencegahnya. Ia menyuruh semua orang berenang atau berpegang pada benda
yang terapung untuk sampai ke pantai. Apa yang Paulus
nubuatkan ternyata benar—ke-276 penumpang semuanya
selamat. Ya, ”mereka semua sampai di darat dengan selamat”. Tetapi, ada di mana mereka sekarang?—Kis. 27:44.
”Kebaikan Manusiawi yang Luar Biasa” (Kis. 28:1-10)
18 Ternyata, mereka terdampar di Pulau Malta, di sebelah selatan Sisilia. (Lihat kotak ”Malta—di Mana?” di halaman 415.) Penduduk pulau yang berbahasa asing itu memperlihatkan ”kebaikan manusiawi yang luar biasa”. (Kis.
28:2) Mereka membuatkan api unggun untuk orang-orang
18-20. Bagaimana penduduk Malta memperlihatkan ”kebaikan manusiawi yang
luar biasa”, dan mukjizat apa yang Allah lakukan melalui Paulus?
414
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
MALTA—DI MANA?
Berbagai pulau telah diusulkan sebagai Pulau ”Malta”
tempat Paulus mengalami karam kapal. Ada teori yang
menunjuk sebuah pulau dekat Korfu, di lepas pantai barat Yunani. Usulan lain didasarkan atas kata ”Malta”
yang digunakan di buku Kisah. Kata Yunaninya ialah
Me·lite. Karena itu, ada yang menunjuk Melite Illyrica,
yang sekarang dikenal sebagai Mljet, di lepas pantai
Kroasia, di Laut Adriatik.
Memang, Kisah 27:27 menyebutkan ”Laut Adria”, tetapi pada zaman Paulus, ”Adria” mencakup wilayah
yang lebih besar daripada Laut Adriatik masa kini. Itu
mencakup Laut Ionia dan perairan di sebelah timur Sisilia dan di sebelah barat Kreta, sehingga meliputi laut
dekat Malta zaman modern.
Kapal yang Paulus tumpangi terseret ke selatan dari
Knidus ke bawah Kreta. Mengingat kuatnya badai tersebut, tampaknya tidak mungkin kapal itu berbelok dan
berlayar ke utara hingga mencapai Mljet atau pulau dekat Korfu. Jadi, lokasi Malta kemungkinan besar lebih
ke arah barat. Karena itu, Pulau Malta di sebelah selatan Sisilia adalah lokasi yang paling masuk akal sebagai
tempat terjadinya karam kapal tersebut.
tak dikenal yang terdampar di pantai mereka dalam keadaan basah kuyup dan menggigil. Api unggun itu menghangatkan tubuh mereka yang kedinginan dan kehujanan.
Dan, karena api unggun itu juga, terjadilah suatu mukjizat.
”TIDAK SEORANG PUN DARI ANTARA KAMU AKAN KEHILANGAN JIWA”
415
19
Paulus turut membantu dengan mengumpulkan bebe-
rapa potongan kayu, yang ia taruh di atas api. Tiba-tiba,
muncullah seekor ular berbisa lalu memagut tangannya,
dan tidak mau lepas. Orang-orang Malta mengira bahwa
itu semacam hukuman ilahi.1
20
Penduduk setempat yang melihat Paulus digigit me-
ngira bahwa ia akan ”bengkak karena radang”. Menurut
sebuah karya referensi, dalam bahasa aslinya, kata yang digunakan di ayat ini adalah ”istilah medis”. Tidaklah mengherankan bahwa istilah itu langsung terpikir oleh Lukas,
sang ”tabib”. (Kis. 28:6; Kol. 4:14) Yang pasti, Paulus
mengebaskan ular berbisa itu dan tidak celaka.
21
Seorang pemilik tanah yang kaya bernama Publius ting-
gal di daerah tersebut. Bisa jadi, dialah pejabat Romawi
tertinggi di Malta. Lukas menyebut dia sebagai ”orang terkemuka di pulau tersebut”, gelar yang persis sama dengan
yang tertera pada dua tulisan kuno yang ditemukan di Malta. Ia dengan murah hati menjamu Paulus dan rekan-rekannya selama tiga hari. Namun, ayah Publius sedang sakit.
1 Fakta bahwa orang-orang mengetahui ular seperti itu menunjukkan bahwa
pada zaman dahulu ada ular berbisa di pulau tersebut. Sekarang ini, tidak ada
ular berbisa di Malta. Hal itu mungkin akibat perubahan lingkungan selama berabad-abad. Atau, pertambahan populasi manusia di pulau itu mungkin telah
menyebabkan musnahnya ular berbisa.
21. (a) Sebutkan beberapa contoh keakuratan yang kita dapati dalam catatan
Lukas ini. (b) Mukjizat apa yang Paulus lakukan, dan apa pengaruhnya atas penduduk Malta?
416
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Sekali lagi, Lukas menggambarkan kondisinya dengan akurat. Ia menulis bahwa pria itu ”terbaring menderita karena demam dan disentri”, dengan demikian menyebutkan
dengan tepat jenis penyakitnya secara medis. Paulus berdoa dan meletakkan tangannya ke atas pria itu, dan ia pun
sembuh. Karena sangat terkesan oleh mukjizat itu, penduduk setempat membawa orang-orang sakit lain untuk disembuhkan, dan mereka membawa banyak pemberian untuk memenuhi kebutuhan Paulus serta rekan-rekannya.
—Kis. 28:7-10.
22
Kisah pelayaran Paulus yang kita bahas sejauh ini di-
ceritakan dengan tepat dan akurat. Seorang profesor mengatakan, ”Catatan Lukas . . . adalah salah satu deskripsi
yang paling hidup penulisannya di seluruh Alkitab. Perinciannya tentang pelayaran pada abad pertama begitu tepat dan gambarannya tentang kondisi daerah timur Laut
Tengah begitu akurat” sehingga pasti didasarkan atas semacam jurnal harian. Boleh jadi Lukas menulis catatan
harian selama perjalanan bersama sang rasul. Jika demikian, ada banyak yang bisa ia tulis selama bagian berikutnya
dalam perjalanan itu. Apa yang akan terjadi atas Paulus
sewaktu mereka akhirnya tiba di Roma? Mari kita lihat.
22. (a) Bagaimana seorang profesor memuji catatan Lukas tentang pelayaran ke
Roma? (b) Apa yang akan kita bahas di pasal berikut?
”TIDAK SEORANG PUN DARI ANTARA KAMU AKAN KEHILANGAN JIWA”
417
PASAL 27
”Memberikan Kesaksian
yang Saksama”
Dalam penjara di Roma, Paulus terus mengabar
Berdasarkan Kisah 28:11-31
KAPAL besar dengan patung lambang ”Putra-Putra Zeus”,
yang tampaknya mengangkut biji-bijian, sedang berlayar
dari Pulau Malta di Laut Tengah menuju Italia. Saat itu
kira-kira tahun 59 M. Di kapal itu ada rasul Paulus—tahanan di bawah penjagaan—dan rekan-rekan Kristennya,
yakni Lukas dan Aristarkhus. (Kis. 27:2) Tidak seperti
awak kapal tersebut, para penginjil itu tidak mengandalkan perlindungan kedua putra dewa Yunani Zeus—si kembar Kastor dan Poluks. (Kis. 28:11) Sebaliknya, Paulus dan
rekan-rekannya melayani Yehuwa, yang telah menyatakan
bahwa Paulus akan memberikan kesaksian tentang kebenaran di Roma dan berdiri di hadapan Kaisar.—Kis. 23:11;
27:24.
2
Tiga hari setelah singgah di Sirakuse, kota yang indah
di Sisilia yang hampir menyamai Athena dan Roma, kapal
1. Keyakinan apa yang dimiliki Paulus serta rekan-rekannya, dan mengapa?
2, 3. Rute mana yang dilewati kapal Paulus, dan dukungan apa yang Paulus nikmati sejak awal?
418
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
itu berlayar ke Regium di ujung selatan semenanjung Italia. Kemudian, dengan bantuan angin selatan, kapal itu
menempuh jarak 320 kilometer dan sampai di pelabuhan
Puteoli, Italia (dekat Napoli modern), lebih cepat daripada
biasanya, yakni pada hari kedua.—Kis. 28:12, 13.
3
Tibalah Paulus pada bagian akhir perjalanannya ke
Roma untuk menghadap Kaisar Nero. Sejak awal hingga
akhir, ”Allah segala penghiburan” selalu menyertai Paulus. (2 Kor. 1:3) Sebagaimana akan kita lihat, dukungan
itu tetap kuat; Paulus pun tidak kehilangan semangatnya
sebagai utusan injil.
”Paulus . . . B ersyukur kepada Allah dan Menjadi Tabah”
(Kis. 28:14, 15)
4 Di Puteoli, Paulus dan rekan-rekannya ”bertemu de-
ngan saudara-saudara dan dimohon untuk tinggal bersama mereka selama tujuh hari”. (Kis. 28:14) Benar-benar
teladan keramahtamahan Kristen yang bagus! Keramahtamahan saudara-saudara itu pastilah mendapatkan imbalan berkali-kali lipat, mengingat mereka tentu sangat dikuatkan secara rohani oleh Paulus dan rekan-rekannya.
Namun, mengapa tahanan yang diawasi seperti Paulus bisa
4, 5. (a) Keramahtamahan apa yang diterima oleh Paulus dan rekan-rekannya di
Puteoli, dan mengapa mereka diberi begitu banyak keleluasaan? (b) Bahkan sewaktu dalam penjara, bagaimana tingkah laku yang baik bermanfaat bagi orang
Kristen?
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA”
419
mendapat begitu banyak keleluasaan? Mungkin karena
sang rasul telah mendapat kepercayaan penuh dari para
prajurit Romawi yang menjaganya.
5
Demikian pula pada zaman modern, hamba-hamba Ye-
huwa, ketika berada di penjara dan kamp konsentrasi, sering diberi keleluasaan serta kelonggaran khusus oleh karena tingkah laku Kristen mereka. Di Rumania, misalnya,
seorang perampok yang dihukum 75 tahun penjara mulai
belajar Firman Allah dan kepribadiannya berubah drastis.
Hasilnya, para petugas penjara menugasi dia pergi ke kota
—tanpa penjagaan—untuk membeli barang-barang keperluan penjara! Dan yang terutama, tingkah laku kita yang
baik tentu memuliakan Yehuwa.—1 Ptr. 2:12.
6
Dari Puteoli, Paulus dan rekan-rekannya kemungkin-
an berjalan kaki sekitar 50 kilometer ke Kapua melalui
Jalan Apia yang mengarah ke Roma. Jalan yang terkenal
ini dilapisi batu-batu lava yang besar dan pipih, dan orang
yang melintas di sana bisa menikmati pemandangan daerah pedesaan Italia yang indah dan sesekali melihat Laut
Tengah. Jalan ini juga melintasi Rawa Pontin, daerah berawa sekitar 60 kilometer dari Roma dan lokasi dari Pasar Apius. Sewaktu saudara-saudara di Roma ”mendengar
6, 7. Bagaimana saudara-saudara di Roma mempertunjukkan kasih yang luar
biasa?
420
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
kabar tentang kami”, tulis Lukas, beberapa datang menyusul sampai ke Pasar itu, sedangkan yang lain-lain menunggu di Tiga Kedai Minum, perhentian sekitar 50 kilometer
dari Roma. Betapa luar biasa kasih yang mereka tunjukkan!
—Kis. 28:15.
7
Pasar Apius bukan tempat istirahat yang nyaman bagi
orang-orang yang kelelahan akibat perjalanan jauh. Seorang penyair Romawi bernama Horatius menggambarkan
bahwa Pasar tersebut ”ramai dengan para pelaut dan pemilik penginapan yang kasar”. Ia menulis bahwa ”airnya
sangat menjijikkan”. Ia bahkan tidak mau makan di tempat itu! Namun, tidak soal segala ketidaknyamanan tersebut, rombongan dari Roma dengan gembira menunggu Paulus dan rekan-rekannya guna menemani mereka sepanjang
akhir perjalanan mereka.
8
Menurut catatan, ”ketika Paulus melihat” saudara-sau-
dara, ”ia bersyukur kepada Allah dan menjadi tabah”. (Kis.
28:15) Ya, hanya dengan melihat orang-orang yang ia kasihi, yang beberapa mungkin sudah ia kenal, ia merasa terbina dan terhibur. Mengapa Paulus bersyukur kepada
Allah? Ia tahu bahwa kasih yang tidak mementingkan diri
itu adalah salah satu aspek buah roh. (Gal. 5:22) Dewasa
8. Mengapa Paulus bersyukur kepada Allah ’ketika ia melihat’ saudara-saudaranya?
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA”
421
ini pun roh kudus menggerakkan orang Kristen untuk mau
repot demi satu sama lain dan untuk menghibur mereka
yang berkekurangan.—1 Tes. 5:11, 14.
9
Misalnya, roh kudus menggugah beberapa orang un-
tuk menunjukkan keramahtamahan kepada para pengawas
keliling, utusan injil yang berkunjung, dan pelayan sepenuh waktu lainnya, yang banyak di antaranya telah membuat pengorbanan besar agar dapat lebih banyak melayani
Yehuwa. Tanyai diri Saudara, ’Dapatkah saya berbuat lebih banyak untuk mendukung kunjungan pengawas wilayah, mungkin dengan mengundang dia, dan istrinya jika ia
sudah menikah, untuk makan atau menginap? Dapatkah
saya mengatur jadwal untuk bekerja sama dengan mereka
dalam dinas?’ Sebagai imbalannya, Saudara bisa menerima berkat yang limpah. Misalnya, bayangkan sukacita
saudara-saudara dari Roma saat mendengarkan Paulus
dan rekan-rekannya menceritakan sebagian dari banyak
pengalaman mereka yang membina.—Kis. 15:3, 4.
10
”Di Mana-Mana Itu Ditentang” (Kis. 28:16-22)
Sewaktu rombongan itu akhirnya masuk ke Roma,
”Paulus diizinkan untuk tinggal sendiri bersama dengan
9. Bagaimana kita bisa memperlihatkan semangat seperti yang ditunjukkan saudara-saudara yang menemui Paulus?
10. Bagaimana keadaan Paulus di Roma, dan apa yang sang rasul lakukan tidak
lama setelah kedatangannya?
422
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
prajurit yang menjaganya”. (Kis. 28:16) Agar tidak meloloskan diri, tahanan rumah biasanya diikat tangannya dengan rantai yang tersambung ke seorang penjaga. Sekalipun begitu, Paulus adalah seorang pemberita Kerajaan,
dan rantai pastinya tidak bisa membungkam mulutnya.
Maka, setelah tiga hari saja memulihkan diri dari perjalanan, ia memanggil para pemuka Yahudi di Roma untuk
berkumpul, guna memperkenalkan diri dan memberikan
kesaksian.
11
”Hai, saudara-saudara,” kata Paulus, ”walaupun aku
tidak melakukan apa pun yang bertentangan dengan bangsa ini atau kebiasaan-kebiasaan bapak-bapak leluhur kita,
aku diserahkan sebagai tahanan dari Yerusalem ke tangan
orang-orang Romawi. Dan setelah melakukan pemeriksaan, mereka ingin melepaskan aku, sebab mereka tidak menemukan alasan untuk menghukum mati aku. Tetapi orangorang Yahudi terus berbicara menentangnya, sehingga aku
terpaksa meminta banding kepada Kaisar, namun bukan
seolah-olah aku mempunyai suatu tuduhan atas bangsaku.”
—Kis. 28:17-19.
12
Dengan menyapa orang-orang Yahudi itu sebagai ”sau-
dara-saudara”, Paulus mencoba mendapatkan titik temu
11, 12. Sewaktu berbicara kepada sesama orang Yahudi, bagaimana Paulus mencoba menyingkirkan prasangka yang mungkin mereka miliki?
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA”
423
dengan mereka dan menyingkirkan prasangka yang mungkin mereka miliki. (1 Kor. 9:20) Selain itu, ia mengatakan
dengan jelas bahwa ia ada di sana bukan untuk menuduh
sesama orang Yahudi, melainkan untuk naik banding kepada Kaisar. Namun, masyarakat Yahudi setempat agaknya belum mendengar apa-apa dari orang Yahudi di Yudea
tentang permintaan banding Paulus. (Kis. 28:21) Mengapa
ada kesenjangan komunikasi ini? Sebuah buku referensi
mengatakan, ”Kapal Paulus pasti termasuk kapal yang pertama tiba di Italia setelah musim dingin, dan para wakil
dari kalangan berwenang Yahudi di Yerusalem, atau surat
mengenai kasus itu, pasti belum tiba.”
13
Paulus kini memasukkan tema Kerajaan dengan me-
ngatakan sesuatu yang pasti membangkitkan rasa ingin
tahu para tamunya. Ia mengatakan, ”Untuk alasan inilah
sesungguhnya aku memohon untuk bertemu dan berbicara dengan kamu, sebab oleh karena harapan Israel itulah
aku dibelenggu rantai ini.” (Kis. 28:20) Harapan itu, tentu saja, berkaitan erat dengan sang Mesias dan Kerajaannya, seperti yang diberitakan oleh sidang jemaat Kristen. ”Kami menganggap patut untuk mendengar darimu
apa pikiranmu,” jawab para penatua Yahudi itu, ”karena
13, 14. Bagaimana Paulus memasukkan tema Kerajaan, dan bagaimana kita bisa
meniru teladannya?
424
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
sesungguhnya sehubungan dengan sekte ini, kami tahu
bahwa di mana-mana itu ditentang.”—Kis. 28:22.
14
Apabila kita mendapat kesempatan untuk memberita-
kan kabar baik, kita bisa meniru Paulus dengan menggunakan pernyataan atau pertanyaan yang menggugah minat pendengar kita. Saran-saran yang sangat bagus terdapat
di publikasi Bertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab dan
Memperoleh Manfaat dari Pendidikan Sekolah Pelayanan
Teokratis. Apakah Saudara memanfaatkan alat-alat bantu
belajar Alkitab ini?
”Memberikan Kesaksian yang S aksama”—Pola untuk
Kita Ikuti (Kis. 28:23-29)
15 Pada suatu hari yang telah ditetapkan, ”lebih banyak”
orang Yahudi datang ke tempat Paulus menginap. Paulus
memberi mereka penjelasan ”dengan memberikan kesaksian yang saksama tentang kerajaan Allah dan berupaya meyakinkan mereka mengenai Yesus dari hukum Musa maupun Kitab Para Nabi, dari pagi sampai malam”. (Kis. 28:23)
Ada empat hal yang menonjol sehubungan dengan kesaksian Paulus. Pertama, ia berfokus pada Kerajaan Allah.
Kedua, ia ”berupaya meyakinkan” pendengarnya dengan
menggunakan persuasi. Ketiga, ia bertukar pikiran dari
Alkitab. Keempat, ia memperlihatkan sikap rela berkorban,
15. Empat hal apa yang menonjol sehubungan dengan kesaksian Paulus?
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA”
425
dengan memberikan kesaksian ”dari pagi sampai malam”.
Sungguh teladan yang bagus bagi kita! Hasilnya? ”Ada yang
percaya”, dan ada juga yang tidak. Karena tidak ada kesesuaian, ”bubarlah mereka”, lapor Lukas.—Kis. 28:24, 25a.
16
Paulus tidak heran dengan tanggapan tersebut, sebab
hal itu cocok dengan nubuat Alkitab dan sesuai dengan
pola yang sudah dikenalnya. (Kis. 13:42-47; 18:5, 6; 19:8, 9)
Maka, kepada tamu-tamunya yang tidak mau menerima
dan akan pergi, Paulus mengatakan, ”Roh kudus dengan
tepat berbicara melalui nabi Yesaya kepada bapak-bapak
leluhurmu, demikian, ’Pergilah kepada bangsa ini dan katakan, ”Dengan mendengar, kamu akan mendengar tetapi
sama sekali tidak mengerti; dan memandang, kamu akan
memandang tetapi sama sekali tidak melihat. Sebab hati
bangsa ini telah tertutup.” ’ ” (Kis. 28:25b-27) Dalam bahasa aslinya, kata yang diterjemahkan ”tertutup” menunjukkan hati yang ”menebal”, atau ”berlemak”, sehingga berita Kerajaan tidak bisa menembusnya. (Kis. 28:27) Betapa
tragisnya situasi tersebut!
17
Tidak seperti orang-orang Yahudi itu, ”bangsa-bang-
sa . . . pasti akan mendengarkannya”, demikian Paulus
16-18. Mengapa Paulus tidak heran dengan tanggapan negatif orang-orang Yahudi di Roma, dan bagaimana hendaknya perasaan kita apabila berita kita
ditolak?
426
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
mengakhiri kata-katanya. (Kis. 28:28; Mz. 67:2; Yes. 11:10)
Ya, sang rasul bisa menyatakan hal itu dengan yakin, sebab ia sendiri telah melihat banyak orang non-Yahudi
menyambut berita Kerajaan!—Kis. 13:48; 14:27.
18
Seperti Paulus, semoga kita tidak tersinggung apabila
orang-orang menolak kabar baik. Bukankah kita tahu bahwa hanya relatif sedikit yang akan menempuh jalan menuju kehidupan? (Mat. 7:13, 14) Dan, apabila orang-orang
yang memiliki kecenderungan yang benar sungguh-sungguh berpihak kepada ibadat sejati, marilah kita bersukacita dan membuka hati kita untuk menyambut mereka.
—Luk. 15:7.
”Memberitakan Kerajaan Allah” (Kis. 28:30, 31)
19
Lukas menutup kisahnya dengan nada yang sangat po-
sitif dan hangat, katanya, ”Paulus tinggal selama dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri, dan ia dengan
baik hati menerima semua orang yang datang kepadanya,
sambil memberitakan kerajaan Allah kepada mereka dan
mengajarkan hal-hal mengenai Tuan Yesus Kristus dengan
kebebasan berbicara yang sebesar-besarnya, tanpa rintangan.” (Kis. 28:30, 31) Benar-benar teladan yang bagus dalam hal iman, semangat, dan sikap suka menerima tamu!
19. Bagaimana Paulus memanfaatkan sepenuhnya situasi yang ia alami?
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA”
427
20
Seseorang yang Paulus terima dengan baik hati ada-
lah pria bernama Onesimus, budak yang kabur dari Kolose. Paulus membantu Onesimus menjadi Kristen, dan belakangan Onesimus menjadi ’saudara yang setia dan yang
dikasihi’ Paulus. Malah, Paulus menggambarkan dia sebagai ”anakku, yang bagi dia aku menjadi bapak”. (Kol. 4:9;
Flm. 10-12) Onesimus pasti telah membuat Paulus sangat
terbina!1
21
Ada orang-orang lain lagi yang mendapat manfaat dari
teladan Paulus. Kepada orang Filipi, ia menulis, ”Persoalanku ternyata telah membawa kemajuan bagi kabar baik
dan bukan sebaliknya, sehingga sudah diketahui umum di
antara semua Pengawal Kerajaan dan semua orang lain
bahwa belengguku berkaitan dengan Kristus; dan kebanyakan saudara dalam Tuan, karena beroleh keyakinan
melalui belenggu penjaraku, semakin berani berbicara
tentang firman Allah tanpa takut.”—Flp. 1:12-14.
22
Paulus memanfaatkan masa tahanannya di Roma un-
tuk menulis beberapa surat penting yang sekarang menjadi
1 Paulus ingin agar Onesimus tetap menemani dia, tetapi hal ini merupakan
pelanggaran hukum Romawi dan pelanggaran hak majikan Onesimus, yakni seorang Kristen bernama Filemon. Karena itu, Onesimus pulang kepada Filemon,
sambil membawa surat dari Paulus yang menganjurkan Filemon untuk menerima budaknya dengan baik, sebagai saudara rohaninya.—Flm. 13-19.
20, 21. Siapa saja yang mendapat manfaat dari pelayanan Paulus di Roma?
22. Bagaimana Paulus memanfaatkan masa tahanannya di Roma?
428
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
bagian dari Kitab-Kitab Yunani Kristen.1 Menarik, dalam
suratnya kepada orang-orang Efesus, Paulus menggunakan
perlengkapan senjata Romawi untuk menggambarkan perlengkapan senjata rohani orang Kristen. (Ef. 6:11-17) Gagasan itu barangkali muncul saat ia melihat prajurit yang
menjaganya. (Kis. 28:16) Apa pelajarannya bagi kita? Kalau kita jeli, kita bisa mendapatkan banyak perumpamaan
yang bagus dari lingkungan sekitar kita.
23
Pada waktu ia dibebaskan, yang tidak disebutkan di
buku Kisah, Paulus sudah ditahan selama kira-kira empat
tahun—dua tahun di Kaisarea dan dua tahun di Roma.2
(Kis. 23:35; 24:27) Tetapi, ia terus berpandangan positif,
melakukan apa saja yang bisa ia lakukan dalam dinas kepada Allah. Demikian pula, banyak hamba Yehuwa dewasa ini tetap bersukacita dan terus mengabar meski dipenjarakan secara tidak adil karena iman mereka. Perhatikan
contoh Adolfo, yang dipenjarakan di Spanyol oleh karena
kenetralan Kristen. ”Kami kagum kepadamu,” kata seorang
petugas. ”Kami telah membuat hidupmu sengsara, tetapi
1 Lihat kotak ”Lima Surat Paulus selama Pemenjaraannya yang Pertama di
Roma”, di halaman 430.
2 Lihat kotak ”Kehidupan Paulus setelah Tahun 61 M”, di halaman 432.
23, 24. Seperti Paulus, bagaimana banyak orang Kristen zaman modern bersikap positif sekalipun dipenjarakan secara tidak adil?
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA”
429
LIMA SURAT PAULUS SELAMA
PEMENJARAANNYA YANG PERTAMA
DI ROMA
Ada lima surat yang rasul Paulus tulis sekitar tahun 60-61 M, selama pemenjaraannya yang pertama di
Roma. Dalam surat kepada rekan seimannya, Filemon,
Paulus menjelaskan bahwa budak Filemon yang kabur,
yakni Onesimus, telah menjadi orang Kristen. Paulus
menjadi ayah rohani bagi Onesimus dan mengutus budak yang ”sebelumnya tidak berguna” itu untuk pulang
kepada majikannya sebagai seorang saudara Kristen.
—Flm. 10-12, 16.
Dalam suratnya kepada orang-orang Kolose, Paulus
menunjukkan bahwa Onesimus adalah ”salah seorang
dari antara” mereka. (Kol. 4:9) Onesimus dan rekan
Kristennya, Tikhikus, mendapat hak istimewa untuk menyampaikan dua surat di atas dan surat yang Paulus
tulis kepada orang-orang Efesus.—Ef. 6:21.
Sewaktu menulis kepada orang-orang Filipi, Paulus
menyebut tentang ”belenggu penjara” dan juga tentang
keadaan sang pembawa surat—kali ini Epafroditus. Sidang jemaat Filipi telah mengutus Epafroditus untuk
membantu Paulus. Tetapi, Epafroditus jatuh sakit hingga nyaris mati. Ia juga merasa tertekan karena jemaat
Filipi ”mendengar bahwa ia telah jatuh sakit”. Maka,
Paulus memberi tahu mereka agar menghargai ”orangorang semacam itu”.—Flp. 1:7; 2:25-30.
430
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Surat Ibrani ditujukan kepada orang-orang Kristen
Ibrani di Yudea. Meskipun surat ini tidak secara spesifik
menyebutkan penulisnya, bukti menunjukkan bahwa penulisnya adalah Paulus. Argumentasinya cocok dengan
gaya penulisan Paulus. Paulus mengirimkan salam dari
Italia, dan ia menyebutkan Timotius, yang menyertai dia
di Roma.—Flp. 1:1; Kol. 1:1; Flm. 1; Ibr. 13:23, 24.
semakin buruk perlakuan kami, kamu malah makin sering
tersenyum dan berbicara ramah.”
24
Belakangan, Adolfo dipercaya sampai-sampai pintu
selnya dibiarkan terbuka. Para penjaga sering datang untuk bertanya tentang Alkitab. Salah seorang penjaga bahkan masuk ke sel Adolfo untuk membaca Alkitab, sementara Adolfo berjaga kalau-kalau ada yang lewat. Jadi, sang
tahanan justru ”menjaga” si penjaga! Semoga teladan bagus Saksi-Saksi yang setia seperti itu menggerakkan kita
untuk ”semakin berani berbicara tentang firman Allah
tanpa takut”, bahkan di bawah kondisi yang sulit.
25
Seorang rasul Kristus dalam tahanan rumah yang
”memberitakan kerajaan Allah” kepada semua orang yang
mengunjunginya—pernyataan yang sungguh menghangatkan hati untuk menutup buku Kisah yang sarat aksi! Di
25, 26. Dalam kurang dari 30 tahun, penggenapan nubuat luar biasa apa yang
Paulus saksikan, dan apa persamaannya dengan zaman kita?
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA”
431
KEHIDUPAN PAULUS SETELAH TAHUN 61 M
Mungkin sekitar tahun 61 M, Paulus tampil di hadapan Kaisar Nero, yang tampaknya menyatakan dia
tidak bersalah. Kita tidak tahu banyak tentang kegiatan sang rasul setelah itu. Jika ia pergi ke Spanyol
sesuai dengan rencananya, perjalanan itu pastilah ia
lakukan pada masa ini. (Rm. 15:28) Paulus pergi
”ke ujung paling B[arat]”, tulis Klemens dari Roma
sekitar tahun 95 M.
Dari tiga surat Paulus yang dibuat setelah pembebasannya—1 dan 2 Timotius serta Titus—kita tahu
bahwa Paulus berkunjung ke Kreta, Makedonia, Nikopolis, dan Troas. (1 Tim. 1:3; 2 Tim. 4:13; Tit. 1:5;
3:12) Mungkin ia ditangkap lagi di Nikopolis, Yunani.
Yang pasti, sekitar tahun 65 M, ia dipenjarakan lagi
di Roma. Namun kali ini, Nero tidak berbelaskasihan.
Bahkan, sewaktu ada kebakaran yang menghancurkan
kota itu pada tahun 64 M, Nero—menurut sejarawan
Romawi Tacitus—melemparkan kesalahan kepada
orang Kristen dan memulai kampanye penganiayaan
yang kejam.
Dalam suratnya yang kedua untuk Timotius, Paulus,
yang menyadari bahwa kematiannya sudah dekat, meminta agar Timotius dan Markus datang secepatnya.
Patut diperhatikan bahwa Lukas dan Onesiforus berani mempertaruhkan nyawa demi menghibur Paulus.
(2 Tim. 1:16, 17; 4:6-9, 11) Ya, mengaku Kristen di
432
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
depan umum sama saja dengan mengambil risiko
ditangkap dan disiksa sampai mati. Paulus agaknya mati sebagai martir tidak lama setelah menulis
suratnya yang terakhir kepada Timotius sekitar tahun
65 M. Nero sendiri dilaporkan mati secara mengenaskan tiga tahun setelah kematian Paulus.
pasal pertama, kita membaca tentang tugas yang Yesus berikan kepada para pengikutnya sewaktu ia mengatakan,
”Kamu akan menerima kuasa pada waktu roh kudus datang ke atasmu, dan kamu akan menjadi saksiku di Yerusalem maupun di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai
ke bagian yang paling jauh di bumi.” (Kis. 1:8) Tidak sampai 30 tahun kemudian, berita Kerajaan telah ”diberitakan di antara semua ciptaan yang ada di bawah langit”.1
(Kol. 1:23) Bukti yang sungguh kuat tentang kuasa roh
Allah!—Za. 4:6.
26
Dewasa ini, roh yang sama telah menguatkan sauda-
ra-saudara Kristus yang masih hidup, bersama rekan-rekan mereka ”domba-domba lain”, untuk terus ”memberikan kesaksian yang saksama tentang kerajaan Allah” di
lebih dari 230 negeri! (Yoh. 10:16; Kis. 28:23) Apakah Saudara ikut serta sepenuhnya dalam pekerjaan tersebut?
1 Lihat kotak ”Kabar Baik ’Diberitakan di Antara Semua Ciptaan’ ”, di halaman 434.
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA”
433
KABAR BAIK ”DIBERITAKAN
DI ANTARA SEMUA CIPTAAN”
Kira-kira pada tahun 61 M, saat rasul Paulus dipenjarakan di Roma, ia menulis bahwa ”kabar baik” telah
”diberitakan di antara semua ciptaan yang ada di bawah
langit”. (Kol. 1:23) Apa artinya pernyataan itu?
Tampaknya Paulus sedang memberikan gambaran
umum tentang seberapa jauh jangkauan ”kabar baik”.
Sampai di manakah dunia yang dikenal kala itu? Sebagai
perbandingan, Aleksander Agung telah memasuki Asia
hingga perbatasan India pada abad keempat SM. Julius Caesar telah menyerbu Inggris pada tahun 55 SM,
dan Klaudius telah menaklukkan bagian selatan pulau
tersebut, sehingga Inggris menjadi bagian Imperium Romawi pada tahun 43 M. Wilayah Timur Jauh juga sudah
dikenal, sebagai tempat asalnya sutra halus.
Apakah kabar baik telah diberitakan di Inggris, Cina,
dan Timur Jauh pada waktu itu? Kelihatannya tidak.
Bahkan, sewaktu Paulus menulis kepada orang Kolose,
ia belum sempat mewujudkan tujuan yang ia nyatakan
sekitar tahun 56 M, yakni mengabar ke Spanyol, yang
kala itu ”belum disentuh”. (Rm. 15:20, 23, 24) Namun, kira-kira pada tahun 61 M, berita Kerajaan telah
diketahui di mana-mana. Setidaknya, kabar baik telah menyebar hingga ke daerah-daerah asal orang Yahudi
dan proselit yang dibaptis pada Pentakosta 33 M dan
juga sampai ke negeri-negeri yang dikunjungi oleh para
rasul Yesus.—Kis. 2:1, 8-11, 41, 42.
434
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
PASAL 28
”Sampai ke Bagian yang
Paling Jauh di Bumi”
Saksi-Saksi Yehuwa meneruskan pekerjaan yang
dimulai oleh para pengikut Yesus Kristus
pada abad pertama Masehi
MEREKA memberikan kesaksian dengan penuh semangat. Mereka tergugah untuk menerima bantuan dan
bimbingan roh kudus. Penganiayaan tidak membungkam mulut mereka. Dan, Allah memberkati mereka dengan limpah. Itulah yang dapat dikatakan mengenai
orang Kristen masa awal, dan juga mengenai SaksiSaksi Yehuwa dewasa ini.
2
Tentu Saudara merasa terbina oleh kisah-kisah yang
menguatkan iman yang terdapat dalam buku Kisah Para
Rasul yang sarat aksi! Buku ini unik, sebab inilah satusatunya catatan sejarah yang diilhamkan Allah mengenai Kekristenan masa awal.
3
Buku Kisah menyebutkan nama 95 orang dari 32 ne-
geri, 54 kota, dan 9 pulau. Buku ini memuat kisah yang
1. Apa saja kesamaan antara orang Kristen masa awal dan Saksi-Saksi Yehuwa
dewasa ini?
2, 3. Apa yang khususnya menarik tentang buku Kisah?
”SAMPAI KE BAGIAN YANG PALING JAUH DI BUMI”
435
mendebarkan tentang orang-orang—rakyat biasa, pemeluk agama yang tinggi hati, politikus yang sombong,
penganiaya yang garang. Tetapi yang terutama, buku
ini bercerita tentang saudara-saudari seiman Saudara
pada abad pertama, yang tidak saja mengalami berbagai kesulitan umum dalam kehidupan tetapi juga
bersemangat memberitakan kabar baik.
4
Mereka antara lain rasul Petrus dan Paulus yang
bersemangat, tabib Lukas yang dikasihi, Barnabas yang
murah hati, Stefanus yang berani, Dorkas yang baik
hati, Lidia yang suka menerima tamu, dan masih banyak lagi saksi yang setia. Memang, mereka hidup hampir 2.000 tahun yang lalu, namun kita merasakan keterikatan khusus dengan mereka. Mengapa? Karena kita
memiliki tugas yang sama, yakni membuat murid. (Mat.
28:19, 20) Sungguh kehormatan besar bagi kita bisa
turut berperan serta!
5
Renungkan tugas yang Yesus berikan kepada para
pengikutnya. ”Kamu akan menerima kuasa pada waktu roh kudus datang ke atasmu,” katanya, ”dan kamu
akan menjadi saksiku di Yerusalem maupun di seluruh
4. Mengapa kita merasakan keterikatan khusus dengan orang-orang seperti Paulus, Dorkas, dan saksi-saksi setia lainnya pada zaman dahulu?
5. Di mana para pengikut Yesus masa awal mulai melaksanakan tugas mereka?
436
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Yudea dan Samaria dan sampai ke bagian yang paling
jauh di bumi.” (Kis. 1:8) Pertama-tama, roh kudus memberikan kuasa kepada para murid untuk menjadi saksi
”di Yerusalem”. (Kis. 1:1–8:3) Selanjutnya, di bawah
pengarahan roh, mereka memberikan kesaksian ”di seluruh Yudea dan Samaria”. (Kis. 8:4–13:3) Lalu, mereka
mulai menyampaikan kabar baik ”sampai ke bagian yang
paling jauh di bumi”.—Kis. 13:4–28:31.
6
Saudara-saudari seiman Saudara pada abad perta-
ma tidak mempunyai Alkitab lengkap untuk digunakan ketika memberikan kesaksian. Injil Matius baru
tersedia setidaknya pada tahun 41 M. Beberapa surat
Paulus ditulis sebelum buku Kisah selesai, kira-kira
pada tahun 61 M. Karena itu, orang Kristen masa awal
tidak mempunyai salinan Tulisan-Tulisan Kudus secara lengkap ataupun beragam publikasi untuk ditempatkan kepada para peminat. Sebelum menjadi murid
Yesus, orang Kristen Yahudi pernah mendengar KitabKitab Ibrani dibacakan di sinagoga. (2 Kor. 3:14-16)
Tetapi, mereka pun perlu rajin belajar, sebab ayat-ayat
yang mereka kutip harus mereka ingat di luar kepala.
6, 7. Dalam melaksanakan pelayanan, keuntungan apa yang kita nikmati dibandingkan rekan-rekan kita pada abad pertama?
”SAMPAI KE BAGIAN YANG PALING JAUH DI BUMI”
437
7
Dewasa ini, kebanyakan dari kita memiliki Alkitab
sendiri dan banyak sekali bacaan Alkitab. Kita membuat murid dengan memberitakan kabar baik di lebih
dari 230 negeri dan dalam banyak bahasa.
Diberi Kuasa oleh Roh Kudus
8
Sewaktu Yesus menugasi murid-muridnya untuk
menjadi saksi, ia memberi tahu mereka, ”Kamu akan
menerima kuasa pada waktu roh kudus datang ke atasmu.” Di bawah pengarahan roh Allah, atau tenaga aktif-Nya, para pengikut Yesus pada akhirnya akan melayani sebagai saksi di seluruh bumi. Dengan roh kudus,
Petrus dan Paulus melakukan penyembuhan, mengusir
hantu, bahkan membangkitkan orang mati! Akan tetapi, kuasa yang diterima melalui roh kudus mempunyai tujuan yang lebih penting. Roh itu memungkinkan
para rasul dan murid-murid lain untuk menyampaikan
pengetahuan saksama yang berarti kehidupan abadi.
—Yoh. 17:3.
9
Pada hari Pentakosta 33 M, murid-murid Yesus ber-
bicara ”dengan berbagai bahasa, tepat seperti yang dikaruniakan roh itu kepada mereka untuk diucapkan”.
8, 9. (a) Roh kudus memungkinkan murid-murid Yesus melakukan apa? (b) Apa
yang diproduksi budak yang setia dengan bantuan roh Allah?
438
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Dengan cara itulah mereka memberikan kesaksian tentang ”perkara-perkara yang besar dari Allah”. (Kis. 2:
1-4, 11) Dewasa ini, kita tidak bisa berbicara dalam
berbagai bahasa secara mukjizat. Namun, dengan bantuan roh Allah, budak yang setia memproduksi bacaan Alkitab dalam banyak bahasa. Misalnya, jutaan majalah Menara Pengawal dan Sedarlah! dicetak setiap
bulan. Semua ini membantu kita memberitakan ”perkara-perkara yang besar dari Allah” kepada orang-orang
dari semua bangsa, suku, dan bahasa.—Pny. 7:9.
10
Sejak tahun 1989, budak yang setia memberikan per-
hatian khusus untuk menyediakan Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru dalam banyak bahasa. Alkitab ini sudah
diterjemahkan ke dalam sejumlah besar bahasa, dan telah dicetak sebanyak puluhan juta eksemplar—dan masih banyak lagi yang akan dicetak. Hanya Allah dan
roh-Nya yang dapat menyukseskan berbagai upaya ini.
11
Publikasi Saksi-Saksi Yehuwa telah diterjemahkan
ke dalam lebih dari 470 bahasa. Penerjemahan dilakukan oleh ratusan sukarelawan Kristen di lebih dari
130 negeri. Kita tidak perlu heran, sebab tidak ada
10. Sejak tahun 1989, bagaimana perkembangan penerjemahan Alkitab?
11. Bagaimana perkembangan penerjemahan publikasi Saksi-Saksi Yehuwa?
”SAMPAI KE BAGIAN YANG PALING JAUH DI BUMI”
439
organisasi lain di bumi yang dibimbing oleh roh kudus
dalam ”memberikan kesaksian yang saksama” di seluruh dunia tentang Allah Yehuwa, Raja Mesianik-Nya,
dan Kerajaan surgawi yang telah berdiri!—Kis. 28:23.
12
Sewaktu Paulus memberikan kesaksian kepada
orang Yahudi dan non-Yahudi di Antiokhia Pisidia,
”orang yang memiliki kecenderungan yang benar untuk kehidupan abadi menjadi orang percaya”. (Kis.
13:48) Ketika Lukas mengakhiri catatan buku Kisah,
Paulus sedang ”memberitakan kerajaan Allah . . . dengan kebebasan berbicara yang sebesar-besarnya, tanpa rintangan”. (Kis. 28:31) Di mana sang rasul memberikan kesaksian? Ya! Di Roma—ibu kota kuasa dunia!
Baik melalui ceramah maupun sarana lain, para pengikut Yesus masa awal melakukan segala pekerjaan kesaksian mereka dengan bantuan dan bimbingan roh
kudus.
B ertekun meski Dianiaya
13
Sewaktu murid-murid Yesus masa awal mengalami
penganiayaan, mereka memohon keberanian kepada
12. Bagaimana Paulus dan orang-orang Kristen lain bisa melakukan pekerjaan
kesaksian?
13. Mengapa kita hendaknya berdoa sewaktu dianiaya?
440
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Yehuwa. Hasilnya? Mereka dipenuhi dengan roh kudus
dan menerima kuasa untuk membicarakan firman Allah
dengan berani. (Kis. 4:18-31) Kita pun berdoa memohon hikmat dan kekuatan untuk terus memberikan kesaksian meski dianiaya. (Yak. 1:2-8) Karena kita diberkati oleh Allah dan dibantu oleh roh-Nya, kita terus
giat dalam dinas Kerajaan. Tidak ada yang bisa menghentikan pekerjaan kesaksian—entah itu tentangan
yang sengit ataupun penganiayaan yang kejam. Sewaktu dianiaya, kita tentunya perlu berdoa memohon roh
kudus dan hikmat serta keberanian untuk memberitakan kabar baik.—Luk. 11:13.
14
Stefanus memberikan kesaksian yang berani sebe-
lum mati di tangan musuh-musuhnya. (Kis. 6:5; 7:5460) Ketika pada masa itu timbul ”penganiayaan yang
hebat”, semua murid kecuali para rasul tercerai-berai
ke seluruh Yudea dan Samaria. Tetapi, hal itu tidak
menghentikan pekerjaan kesaksian. Filipus pergi ke Samaria ”memberitakan Kristus” dan mendapatkan hasil
yang sangat bagus. (Kis. 8:1-8, 14, 15, 25) Selain itu,
14, 15. (a) Apa yang terjadi sebagai hasil dari ”kesengsaraan yang timbul setelah kematian Stefanus”? (b) Pada zaman kita, bagaimana banyak orang di
Siberia bisa mengenal kebenaran?
”SAMPAI KE BAGIAN YANG PALING JAUH DI BUMI”
441
kita diberi tahu, ”Orang-orang yang tercerai-berai oleh
kesengsaraan yang timbul setelah kematian Stefanus
. . . menjelajah sampai ke Fenisia, Siprus, dan Antiokhia, tetapi mereka tidak membicarakan firman kepada seorang pun kecuali kepada orang-orang Yahudi saja.
Akan tetapi, di antara mereka ada beberapa pria dari
Siprus dan Kirene yang datang ke Antiokhia dan mulai berbicara kepada orang-orang berbahasa Yunani,
dan menyatakan kabar baik tentang Tuan Yesus.” (Kis.
11:19, 20) Pada waktu itu, penganiayaan membuat
berita Kerajaan tersebar.
15
Pada zaman kita, hal serupa terjadi di bekas Uni
Soviet. Khususnya pada tahun 1950-an, ribuan Saksi
Yehuwa diasingkan ke Siberia. Karena mereka terpencar di berbagai permukiman, kabar baik terus menyebar di wilayah yang luas tersebut. Mustahil begitu banyak Saksi bisa mempunyai uang untuk mengadakan
perjalanan sejauh kira-kira 10.000 kilometer untuk
memberitakan kabar baik! Akan tetapi, pemerintah sendiri yang mengirim mereka ke bagian yang jauh tersebut. ”Ternyata,” kata seorang saudara, ”kalangan berwenang sendirilah yang memungkinkan ribuan orang
yang tulus di Siberia mengenal kebenaran.”
442
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Diberi B erkat Limpah oleh Yehuwa
16
Tidak diragukan lagi, Yehuwa memberkati orang
Kristen masa awal. Paulus dan yang lain-lain menanam
serta menyiram, ”tetapi Allah yang menumbuhkannya”.
(1 Kor. 3:5, 6) Laporan dalam buku Kisah memberikan bukti bahwa pertumbuhan tersebut terjadi karena
Yehuwa memberkati pekerjaan kesaksian. Sebagai contoh, ”firman Allah semakin bertumbuh, dan jumlah
murid semakin berlipat ganda secara luar biasa di Yerusalem”. (Kis. 6:7) Seiring dengan meluasnya pekerjaan kesaksian, ”sidang jemaat di seluruh Yudea, Galilea,
dan Samaria memasuki masa kedamaian dan dibangun;
dan seraya berjalan dalam takut [yang saleh] akan Yehuwa dan dalam penghiburan roh kudus, jemaat itu
terus berlipat ganda”.—Kis. 9:31.
17
Di Antiokhia Siria, baik orang Yahudi maupun
orang-orang yang berbahasa Yunani mendengar kebenaran dari para saksi yang berani. ”Dan,” kata catatan itu, ”tangan Yehuwa menyertai mereka, dan banyak
orang menjadi percaya dan berpaling kepada Tuan.”
(Kis. 11:21) Mengenai kemajuan selanjutnya di kota itu,
16, 17. Buku Kisah memberi kita bukti apa bahwa Yehuwa memberkati pekerjaan kesaksian?
”SAMPAI KE BAGIAN YANG PALING JAUH DI BUMI”
443
kita membaca, ”Firman Yehuwa semakin bertumbuh
dan tersebar.” (Kis. 12:24) Dan, seraya Paulus serta rekan-rekan lainnya giat memberikan kesaksian yang saksama di antara orang-orang non-Yahudi, ”firman Yehuwa terus bertumbuh dan menang secara luar biasa”.
—Kis. 19:20.
18
”Tangan Yehuwa” tidak diragukan menyertai kita
juga dewasa ini. Itulah sebabnya ada begitu banyak
orang yang menjadi percaya dan melambangkan pembaktian mereka kepada Allah dengan dibaptis. Selain
itu, hanya dengan bantuan dan berkat Allah kita
bisa bertekun menahan tentangan yang sengit—kadangkadang, penganiayaan yang hebat—dan berhasil melaksanakan pelayanan kita, sama seperti Paulus dan orang
Kristen masa awal lainnya. (Kis. 14:19-21) Yehuwa akan
selalu menyertai kita. ”Lengan-lengan[-Nya] yang ada
sampai waktu yang tidak tertentu” senantiasa mendukung kita dalam semua cobaan yang kita alami. (Ul.
33:27) Kita juga hendaknya mengingat bahwa demi
nama-Nya yang agung, Yehuwa tidak akan pernah
meninggalkan umat-Nya.—1 Sam. 12:22; Mz. 94:14.
18, 19. (a) Mengapa kita yakin bahwa ”tangan Yehuwa” menyertai kita?
(b) B erikan contoh, termasuk yang Saudara ingat, bahwa Yehuwa mendukung
umat-Nya.
444
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
Sebagai contoh: Karena Saudara Harald Abt terus
memberikan kesaksian, Nazi mengirimnya ke kamp
konsentrasi Sachsenhausen selama Perang Dunia II.
Pada bulan Mei 1942, Gestapo pergi ke rumah istrinya, Elsa, mengambil bayi perempuan mereka, dan menangkap Elsa. Ia dikirim ke berbagai kamp. ”Tahuntahun yang saya lalui di kamp-kamp konsentrasi Jerman
mengajarkan sesuatu yang luar biasa,” kata Saudari Abt,
”bahwa roh Yehuwa dapat sangat menguatkan kita sewaktu kita berada di bawah cobaan yang ekstrem! Sebelum ditangkap, saya pernah membaca surat dari seorang saudari yang mengatakan bahwa di bawah cobaan
yang berat, roh Yehuwa membuat kita diliputi kete19
nangan. Saya tadinya mengira ia agak membesar-besarkan hal itu. Tetapi, ketika saya sendiri mengalaminya,
ternyata apa yang ia katakan itu benar. Hal itu benar-benar terjadi. Sulit membayangkannya, kalau kita belum
mengalaminya sendiri. Namun, itulah yang benar-benar
saya rasakan.”
Teruslah B erikan Kesaksian yang S aksama!
Buku Kisah ditutup dengan catatan bahwa Paulus
dengan bersemangat ”memberitakan kerajaan Allah”.
20
20. Apa yang Paulus lakukan sementara dalam tahanan rumah, dan bagaimana
hal ini membesarkan hati beberapa saudara-saudari kita?
”SAMPAI KE BAGIAN YANG PALING JAUH DI BUMI”
445
(Kis. 28:31) Karena berada dalam tahanan rumah, ia
tidak bebas untuk mengabar dari rumah ke rumah di
Roma. Meskipun demikian, ia terus memberikan kesaksian kepada semua orang yang datang kepadanya.
Dewasa ini, beberapa saudara-saudari yang kita kasihi
tidak bisa keluar rumah, mungkin terbaring di tempat
tidur, atau tinggal di panti wreda karena usia tua, penyakit, atau kelemahan fisik. Namun, kasih mereka kepada Allah dan hasrat mereka untuk memberikan
kesaksian tetap kuat. Kita mendoakan mereka dan
bisa meminta agar Bapak surgawi kita mempertemukan mereka dengan orang-orang yang ingin belajar tentang diri-Nya dan maksud-tujuan-Nya yang
menakjubkan.
21
Kebanyakan dari kita bisa melakukan pelayanan
dari rumah ke rumah dan corak lain dari pekerjaan
membuat murid. Maka, marilah kita masing-masing
berbuat sebisa-bisanya untuk memenuhi peranan kita
sebagai pemberita Kerajaan, ikut memberikan kesaksian ”ke bagian yang paling jauh di bumi”. Pekerjaan ini
harus dilakukan dengan perasaan mendesak, sebab
21. Mengapa kita harus memberikan kesaksian dengan perasaan mendesak?
446
”MEMBERIKAN KESAKSIAN YANG SAKSAMA TENTANG KERAJAAN ALLAH”
”tanda” kehadiran Kristus sudah jelas terlihat. (Mat.
24:3-14) Setiap kesempatan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sekarang ini, kita mempunyai ”banyak
hal untuk dilakukan dalam pekerjaan Tuan”.—1 Kor.
15:58.
22
Sementara kita menantikan ”kedatangan hari Ye-
huwa yang hebat dan menakutkan itu”, marilah kita
bertekad untuk terus memberikan kesaksian dengan
berani dan setia. (Yl. 2:31) Kita masih akan menemukan banyak orang seperti orang Berea yang ”menerima
firman dengan kegairahan pikiran yang sangat besar”.
(Kis. 17:10, 11) Karena itu, semoga kita memberikan
kesaksian sampai kita seolah-olah mendengar kata-kata
ini, ”Baik sekali, budak yang baik dan setia!” (Mat.
25:23) Jika kita dengan penuh semangat melakukan bagian kita dalam pekerjaan membuat murid dewasa ini
dan terus setia kepada Yehuwa, kita pasti akan bersukacita selama-lamanya karena kita telah mendapat kehormatan untuk ikut ”memberikan kesaksian yang
saksama tentang Kerajaan Allah”!
22. Kita hendaknya bertekad melakukan apa sambil menantikan hari Yehuwa?
”SAMPAI KE BAGIAN YANG PALING JAUH DI BUMI”
447
Inginkah Anda mendapat lebih banyak informasi?
Silakan hubungi Saksi-Saksi Yehuwa di www.jw.org.
Download