Quercitrin (Quercus infectoria), Quercetin(Orthosiphon stamineus), Luteolin Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmakognosi Disusun oleh: Fitriani Annisa A.M. 1106106842 PROGRAM MAGISTER HERBAL DEPARTEMEN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2011 GLIKOSIDA FLAVONOL 1. Quercitrin (Quercus infectoria) Quercitrin merupakan sebuah glukosida yang diekstrasi dari kulit pohon ek (Quercus) sebagai zat pahit kuning sitrun kristal, digunakan sebagai pigmen dan disebut quercitron. a) Simplisia yang digunakan Quercus Gallae, Quercinae Gallae b) Tanaman asal dan famili Kingdom : Plantae Ordo : Fagales Family : Fagaceae Genus : Quercus Spesies : Quercus lusitanica, Querqus infectoria c) Ciri khas dan penyebarannya Quercus lusitanica, umumnya dikenal sebagai Oak Gall, Lusitanian Oak, atau Oak Dyer, adalah spesies dari kayu ek asli Maroko, Portugal, dan Spanyol . Q. lusitanica adalah sumber nutgalls komersial. Galls ini diproduksi oleh infeksi dari serangga tinctoriae gallae Cynips yang digunakan untuk pencelupan .Nama lain untuk galls adalah empedu Turki, Galla tinctoria, Galla halepense, Galla levantica atau Galla quercina, Manjakani di Asia Kecil atau majuphal di India. Di Tamil itu disebut 'maasikkaay' dan digunakan oleh Tamil selama lebih dari 2000 tahun. Setiap rumah akan sebuah memiliki potongan-potongan satu atau dua karena cukup berguna untuk anak. Tanaman ini belum ditanam di Indonesia, Majakan masih didatangkan dan India. d) Kandungan kimia Galotanin, minyak atsiri, zat pati, dan asam tanat e) Kegunaan Astringen, antiseptik, dan hemostatik, untuk mengatasi kegemukan dan keputihan. f) Nama dalam perdagangan g) Pemalsuan Tidak ada 2. Quercetin (Orthosiphon stamineus) Kuersetin (Quercetin) adalah salah satu zat aktif kelas flavonoid yang secara biologis amat kuat. Bila vitamin C mempunyai aktivitas antioksidan 1, maka kuersetin memiliki aktivitas antioksidan 4,7. a) Simplisia yang digunakan Bagian yang digunakan : Daun Latin Simplisia : Orthosiphonis Folium Indonesia : Daun Kumis kucing b) Tanaman asal dan famili Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Asteridae Ordo : Lamiales Famili : Lamiaceae Genus : Orthosiphon Spesies : Orthosiphon stamineus Benth. c) Ciri khas dan penyebarannya Tanaman terna yang tumbuh tegak, pada buku-bukunya berakar tetapi tidak tampak nyata, tinggi tanaman sampai 2 meter. Batang bersegi empat agak beralur. Helai daun berbentuk bundar telur lonjong, lanset, lancip atau tumpul pada bagian ujungnya, ukuran daun panjang 1 – 10cm dan lebarnya 7,5mm – 1,5cm, urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai daun 7 – 29cm. Kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota berwarna ungu pucat atau putih, dengan ukuran panjang 13 – 27mm, di bagian atas ditutupi oleh bulu pendek yang berwarna ungu atau putih, panjang tabung 10 – 18mm, panjang bibir 4,5 – 10mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas. Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1,75 – 2mm. Hingga saat ini, sentra penanaman kumis kucing banyak terdapat di Pulau Jawa. Baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. d) Cara pengumpulan Ciri dan Umur Panen Tanaman berumur 1 bulan setelah tanam, tangkai bunga belum muncul dan tinggi tanaman sekitar 50 cm. Panen pertama jangan sampai terlambat karena akan mempengaruhi produksi. Cara Panen Daun dipanen dengan cara memetik pucuk bedaun 3-5 helai kemudian merempal daun-daun tua di bawahnya sampai helai ke-10. Periode Panen Panen dilaksanakan dalam periode 2-3 minggu sekali yaitu pada pertumbuhan optimum dari daun. Saat panen yang tepat adalah pada saat awal pertumbuhan bunga tetapi belum tumbuh bunga. Karena yang dimanfaatkan adalah daunnya maka bunga yang tumbuh sebaiknya dirompes untuk dapat memaksimalkan pertumbuhan daun pada panen berikutnya. Perkiraan Hasil Panen Dengan pemeliharaan yang intensif, akan dihasilkan daun basah 6-9 ton/ha yang setara dengan 1-2 ton/ha daun kering. e) Kandungan kimia Saponin Polifenol Flavonoid Sapofonin Myoinositol Orthosipon glikosida Minyak asiri Garam kalium f) Kegunaan Mengobati asam urat. Kandungan ortosifonin dan garam kalium (terutama pada daunnya) merupakan komponen utama yang membantu larutnya asam urat. Mengatasi batu ginjal dan infeksi kandung kemih. Kalium pada Tanaman Obat Kumis kucing berkhasiat diuretik (memperlancar buang air kecil) sehingga dapat mencegah dan membantu melarutkan batu ginjal. Mengatasi keputihan. Kandungan saponin dan tanin pada daun Kumis kucing bisa mengobati keputihan. Menurunkan kadar kolesterol. Mengatasi tekanan darah tinggi (hipertensi). Kandungan kalium yang dimilikinya dapat merangsang pengeluaran cairan dalam tubuh. Jika proses pengeluaran kemih lancar, otomatis tekanan darah akan turun. Mengatasi rematik gout. Rematik gout disebabkan oleh asam urat yang berlebih dalam tubuh. Kandungan ortosifonin dan garam kalium (terutama pada daunnya) merupakan komponen utama yang membantu larutnya asam urat sehingga Kumis kucing dapat mencegah dan mengobati rematik gout. g) Nama dalam perdagangan Kumis kucing kapsul h) Pemalsuan Tidak ada 3. Luteolin Luteolin adalah senyawa kristal kuning yang termasuk flavonoid , lebih khusus, ini adalah salah satu jenis flavones .Dari penelitian awal, itu adalah untuk memainkan peran dalam tubuh manusia sebagai antioksidan , sebuah penarik radikal bebas, sebuah promotor dari metabolisme karbohidrat , atau sistem kekebalan modulator . Jika diterapkan pada manusia, karakteristik ini dapat menghambat mekanisme kanker. Hasil penelitian dasar menunjukkan luteolin sebagai anti-inflamasi agent dengan efek potensial lainnya pada syok septik dan telah disarankan untuk multiple sclerosis. Luteolin yang paling sering ditemukan pada daun, tetapi juga terlihat pada seledri, thyme, dandelion, semanggi mekar dan ragweed serbuk sari. Ini juga telah diisolasi dari Salvia tomentosa. Sumber makanan termasuk seledri, paprika hijau, thyme, perilla , chamomile teh, wortel, minyak zaitun, peppermint, rosemary, jeruk pusar dan oregano. Luteolin bertindak sebagai aktivator transporter monoamina. Mekanisme Kerja Luteolin merupakan penghambat PDE4 dan inhibitor phosphodiesterase umum, dan penghambat Interleukin 6. Studi praklinis telah menunjukkan bahwa luteolin mungkin memiliki aktivitas farmakologis, termasuk antioksidan, anti-inflamasi, antimikroba dan antikanker. Dari penelitian , kemampuan angiogenesis luteolin, untuk menginduksi apoptosis, untuk mempengaruhi karsinogenesis pada binatang percobaan, untuk kemungkinan mengurangi pertumbuhan tumor in vivo dan untuk menyadarkan sel tumor terhadap efek sitotoksik dari beberapa obat antikanker menunjukkan bahwa flavonoid ini mungkin memiliki fungsi chemopreventive dan kemoterapi potensial kanker. Efek Samping Efek samping gastrointestinal, seperti mual, muntah dan hipersekresi lambung, dapat terjadi. Sumber : • Trease and Evans, Pharmacognosy, 15th ed; w,b, Saunders Philadelphia, 2002 • http://en.wikipedia.org/wiki/Quercus_lusitanica (02 Oktober 2011) • http://racik.wordpress.com/category/obat-tradisional/ (02 Oktober 2011) • http://www.simplisia.com/simplisia/kumis-kucing.html (02 Oktober 2011) • http://en.wikipedia.org/wiki/Luteolin (02 Oktober 2011) • http://tanamanherbal.wordpress.com/2007/12/16/seledri/ (02 Oktober 2011)