BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi sekarang untuk konsumsi mendatang. Secara umum investasi dikenal sebagai kegiatan untuk menanamkan harta ataupun modal baik pada aktiva riil maupun aktiva finansial pada suatu unit usaha atau pendanaan dengan maksud memperoleh keuntungan pada masa yang akan datang. Salah satu bentuk investasi yang mulai diminati individu sebagai pemodal adalah investasi saham melalui bursa. Biasanya investor lebih suka membeli saham perusahaan yang go publik, sebab saham perusahaan go publik sebagai komoditi investasi tergolong menjanjikan return yang tinggi tapi juga memiliki risiko tinggi karena sifat komoditinya yang sangat peka terhadap perubahan di bidang politik, ekonomi, moneter, kebijakan pemerintah, baik perubahan itu di luar negeri maupun di dalam negeri. Semakin banyaknya perusahaan yang menjadi emiten di pasar modal akan menimbulkan berbagai kombinasi saham yang bisa di pilih oleh investor dalam berinvestasi di pasar modal portofolio. Berdasarkan kenyataan bahwa pada umumnya investor tidak menginvestasikan seluruh dananya pada satu jenis saham tapi mereka melakukan diversifikasi saham yang bertujuan untuk mengurangi risiko yang ditanggung akibat dana yang diinvestasikan. 1 Untuk mendapatkan keuntungan yang semaksimal mungkin maka analisis portofolio merupakan salah satu alat yang tepat untuk memperkecil resiko yang diterima dengan tujuan memaksimalkan profit dengan tingkat risiko yang sama diantara saham yang ada. Hasil dari analisis ini akan menentukan ketepatan dalam pengambilan keputusan investasi yang akan diambil oleh investor. Return merupakan tujuan para investor dalam berinvestasi. Untuk memaksimalkan return yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu, biasanya para investor menyiasati dengan portofolio saham dan salah satu cara untuk mengurangi risiko investasi saham bisa dilakukan dengan melakukan diversifikasi kepemilikan saham, yaitu dengan mengkombinasikan berbagai saham dalam investasinya atau dengan membentuk portofolio. Karena pada dasarnya investor sangat menyukai investasi yang menghasilkan pengembalian yang tinggi, akan tetapi tidak begitu menyukai adanya risiko. Adanya ketidak pastian di masa yang akan datang dapat mennyebabkan risiko dalam berinvestasi khususnya pada asset finansial yang selalu dipasarkan di bursa, hal tersebut diakibatkan aset finansial sangat peka terhadap perubahan baik perubahan dari dalam perusahaan yang mengeluarkan aset tersebut ataupun perubahan yang diakibatkan oleh keadaan pasar. Sehingga akan menimbulkan dua jenis risiko yaitu risiko sistemati dan risiko tidak sistematis, risiko sistematis biasanya dipengaruhi oleh keadaan pasar atau risiko ini akan dihadapi oleh semua asset yang listing di bursa sedangkan 2 risiko tidak sistematis biasanya diakibatkan oleh kebijakan-kebijakan perusahaan dan hanya menimpa pada perusahaan yang besanggkutan. Dalam berinvestasi ada dua faktor yang paling dipertimbangkan oleh investor, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk). Dua faktor ini merupakan hal yang berlawanan, dalam arti invertor menyukai return yang tinggi dan tidak begitu menyukai risiko yang tinggi. Pada kenyataan terdapat hubungan yang alami antara besarnya pengembalian dan besarnya risiko, karena semakin besar pengembalian yang diharapkan maka akan semakin besar pula risiko yang akan dihadapi atau Tingkat pengembalian yang tinggi akan selalu diikuti dengan tingkat risiko yang tinggi pula. Saham-saham yang masuk dalam kategori indeks LQ-45 merupakan kumpulan saham pilihan yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu, yang termasuk ke dalam kriteria saham Indeks LQ-45 yaitu saham yang memenuhi kriteria ranking tinggi pada total transaksi, nilai transaksi, dan frekuensi transaksi. Kelompok saham yang termasuk dalam indek LQ-45 tidak bersifat tetap, setiap enam bulan sekali ada penetapan kembali saham yang memenuhi kriteria serta mengeliminasi saham yang tidak lagi memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan. Posisi saham yang tereliminasi akan diisi oleh saham pada ranking berikutnya, dan setiap tiga bulan sekali ada evaluasi. Agar investor mendapatkan pengembalian yang sesuai dengan harapan dengan risiko yang minimal. Investor harus dapat menentukan jenis saham yang mempunyai karakteristik searah dengan perubahan IHSG misalnya indeks saham LQ-45. Karakteristik saham yang termasuk dalam 3 kategori indek LQ-45, adalah saham-saham yang cenderung stabil karena saham-saham tersebut termasuk saham-saham yang mudah diperjual-belikan baik dalam kondisi pasar lemah maupun kuat, dengan mudahnya sahamsaham LQ-45 diperjual-belikan maka akan dapat menunjukkan suatu portofolio yang optimal. Teori portofolio mempelajari dan menentukan kombinasi saham yang paling efisien terhadap sekumpulan saham untuk mengoptimalkan keuntungan yang diharapkan berkaitan dengan pencapaian tujuan investasi. Portofolio saham selain untuk menghindari risiko juga untuk memaksimalkan return. Hakikat dari pembentukan portofolio yang efisien dan optimal adalah untuk mengurangi risiko dengan cara diversifikasi saham, yaitu menempatkan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif agar dana dapat menghasilkan pengembalian yamg optimal. Untuk membentuk portofolio optimal dapat menggunakan beberapa model yaitu; model markowitzs, berdasarkan preferensi investor, adanya simpanan dan pinjaman bebas risiko, model indek ganda, dan model indek tunggal. Model markowitz berasumsikan mahwa waktu yang digunakan hanya satu priode, tidak ada biaya transaksi, preferensi infestor hanya didasarkan pada retun ekspektasi dan risiko. Berdasarkan preferensi infestor berasumsikan haya pada return ekspektasi dan risiko dari risiko secara implisit mempunyai fungsi utility yang sama. Berdasakan adanya pinjaman dan simpanan bebas risiko berasumsikan return yang sudah pasti karena varian returnnya sama dengan nol. Berdasarkan model indek tunggal model ini merupakan 4 penyederhanaan model markowis. Model indek ganda mengasumsikan ada faktor selain IHSG yang dapat mempengaruhi terjadinya korelasi antar efek. Model indeks tunggal (Single Index Model). Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik, dan juga sebaliknya, yaitu jika indeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalami penurunan harga. Hal ini menyarankan bahwa return-return dari sekuritas mungkin berkolerasi karena adanya reaksi umum (common response) terhadap perubahan-perubahan nilai pasar. Asumsi model indeks tunggal mempunyai implikasi bahwa sekuritassekuritas bergerak bersama-sama bukan karena efek di luar pasar, melainkan karena mempunyai hubungan yang umum terhadap indeks pasar yang searah dengan perubahan IHSG. Model indeks tunggal ini dapat diterima dan mewakili kenyataan sesungguhnya bergantung dari seberapa besar asumsiasumsi ini realistis. Untuk mempermudah dan memperjelas ruang lingkup pembahasan maka penelitian ini akan dikhususkan pada saham-saham yang termasuk dalam kategori indeks LQ – 45, sebab saham-saham ini cenderung stabil dan aktif serta memiliki likuiditas yang tinggi, sehingga lebih mudah diperjual belikan baik dalam kondisi pasar lemah maupun kuat. Terdapat banyak faktor yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan dalam berinvestasi pada saham, terutama dalam pengambilan sebuah 5 keputusan memilih saham yang baik. Keakuratan analisis terhadap penilaian resiko investasi sangat dipertaruhkan. Atas dasar permasalahan tersebut maka dalam penelitian ini diberikan judul : “Pembentukan Portofolio Optimal Pada saham Yang Tercatat Dalam Indeks LQ – 45”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan pokok permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Saham-saham apa saja yang terbentuk pada portofolio optimal dan berapa proporsi dana masing-masing saham tersebut. 2. Berapakah return dan risiko dari saham-saham yang terbentuk pada portofolio optimal. C. Batasan Penelitian 1. Metode yang digunakan dalam membentuk portofolio optimal adalah metode indek tunggal. 2. Harga saham bulanan diambil dari harga penutupan saham dan indek harga saham gabungan (IHSG) bulanan. 3. Pengukuran tingkat bunga bebas risiko dalam perhitungan tingkat pengembalian (return) menggunakan tingkat suku bunga SBI pada periode penelian. 6 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 4.1 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisis saham-saham yang terbentuk pada portofolio optimal dan proporsi dana masing-masing saham. 2. Untuk mengetahui hubungan return dan risiko saham-saham yang terbentuk pada portofolio optimal. 4.2 Kegunaan Penelitian 1. Bagi investor: Dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi yang berkaitan dengan portofolio saham. 2. Bagi peneliti selanjutnya: Penelitian ini dapat dijadikan koreksi dan pertimbangan untuk menghasilkan penelitian yang lebih sempurna. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Mustain (2007) dengan judul analisis pembentukan portofolio saham optimal (studi pada saham yang tercatat di Indeks LQ-45) penelitian tersebut bertujuan untuk Untuk mengetahui saham apa saja yang dapat dibentuk menjadi portofolio optimal pada saham yang tercatat di Indeks LQ-45. Metode yang digunakan adalah Metode Indeks Tunggal. teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel, yakni dari situs Bank Indonesia www.bi.go.id untuk memperoleh data SBI harian dan www.yahoo.finance.com untuk mendapatkan data harga saham harian. hasil perhitungan pada teknik analisa data, saham-saham yang termasuk Indeks LQ-45 pada periode Februari 2006-Juli 2006 dan periode Agustus 2006- Januari 2007 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Portofolio optimal dari saham-saham Indeks LQ-45 pada periode Februari 2006-Juli 2006 terdiri dari 7 yaitu: UNSP, AALI, BLTA, LSIP, INCO, PTBA, UNTR dengan kombinasi tingkat pengembalian portofolio E(Rp) sebesar 0,579296 dan risiko portofolio (σ P ) sebesar 0,111349. 2 2. Portofolio optimal dari saham-saham Indeks LQ-45 pada periode Agustus 2006-Januari 2007 terdiri 26 yaitu: GGRM. SMRA, CMNP, INDF, BRPT, UNVR, INCO, CTRS, BTEL, ADHI, AALI, BNII, ANTM, BNGA, KLBF, ASII, BUMI, SMCB, BMRI, KIJA, PNLF, LPKR, PNBN, 8 LSIP, ISAT, INTP dengan kombinasi tingkat pengembalian portofolio E(Rp) sebesar 0,432042 dan risiko portofolio (σ P ) sebesar 0,181282. 2 B. Landasan Teori 1. Investasi Investasi adalah menempatkan dana dengan harapan memperoleh tambahan uang atau keuntungan tersebut.(Rodoni, Othman 1996: 3) Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang. (Halim, 2003: 2) Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa investasi saham adalah penyaluran sumber dana yang ada sekarang dengan mengharapkan keuntungan dimasa mendatang dengan cara menempatkan uang atau dana dalam pembelian efek berupa saham dengan harapan mendapatkan tambahan atau keuntungan tertentu atas dana yang diinvestasikan dalam perdagangan saham tersebut di bursa efek. 1.1. Bentuk Investasi Secara garis besar ada dua jenis asset yang dapat digunakan sebagai sarana investasi yaitu: 1. Real asset yaitu investasi yang dilakukan dalam asset-asset yang berwujud nyata seperti: emas, real estate dan karya seni. 2. Financial asset yaitu investasi yang dilakukan pada sektor-sektor financial, seperti: deposito, saham, obligasi, reksadana. 9 Berinvestasi di financial asset bisa dilakukan dengan dua cara yaitu langsung dan tidak langsung. Langsung artinya investor membeli assetasset keuangan perusahaan, tidak langsung membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio asset-asset keuangan dari perusahaan lain. Dalam pengelolaan portofolio ada dua pendekatan yantu strategi pasif dan strategi aktif. (Tandelilin, 2001: 176) a. Bentuk investasi aktif (active investment style), didasarkan pada asumsi bahwa pasar modal melakukan kesalahan dalam penentuan harga (mispriced). b. Bentuk investasi pasif (passive investment style), didasarkan pada asumsi bahwa harga-harga sekuritas di pasar sudah ditentukan secara tepat sesuai dengan nilai intrinsiknya atau pasar modal tidak melakukan kesalahan dalam penentuan harga. Berdasarkan pernyataan sebelumnya, para investor yang tergolong dalam melakukan bentuk investasi aktif mungkin menggunakan analisis teknikal, analisis fundamental. Sedangkan pada bentuk investasi pasif terlalu takut untuk menerima risiko maka langkah preferensi risikonya dengan menyusun portofolio. Hal yang paling mendasar yang harus diketahui oleh seorang investor adalah adanya risiko yang selalu mengikuti return (trade off return and risk). Adapun (WealthIndonesia.com) 10 pengertian masing-masing adalah 1. Return atau disebut juga imbal hasil yaitu hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return ini dapat berupa return realisasi/ imbal hasil yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang terjadi di masa mendatang. Return ini biasanya berupa bunga, capital gain dan dividen. 2. Risk adalah peluang dari tidak tercapainya salah satu tujuan investasi karena adanya ketidakpastian dari waktu ke waktu. Risiko ini ada 2 yaitu risiko sistematis (risiko pasar) dan risiko tidak sistematis (risiko yang timbul dari kebijakan perusahaan) 3. Antara Return dan Risk terdapat hubungan yang searah atau linier, artinya semakin besar risiko yang ditanggung semakin besar pula tingkat return yang diharapkan. 1.2. Proses Keputusan Investasi Proses Keputusan Investasi merupakan keputusan yang berkesinambungan (on going process) sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. Tahapan-tahapan tersebut meliputi tahapan sebagai berikut: (Tandelilin, 2001:8 ) a. Penentuan Tujuan Berinvestasi Dalam penentuan tujuan berinvestasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu jangka waktu investasi (pendek/panjang), berapa target return yang mau dicapai. 11 b. Penentuan Kebijakan Investasi Investor harus mengerti karakter risiko (risk profile) masing-masing apakah seorang yang mau mengambil risiko atau menghindari risiko, berapa banyak dana yang akan diinvestasikan, fleksibilitas investor dalam waktu untuk memantau investasi, pengetahuan akan pasar modal. c. Pemilihan strategi portofolio dan asset Setelah mengetahui hal-hal pada point 1 dan 2 di atas maka kita dapat membentuk suatu portofolio yang diharapkan efisien dan optimal. d. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio Mengukur kinerja portofolio yang telah dibentuk, apakah sudah sesuai dengan tujuan. 1.3. Motif Investasi Secara umum motif investasi didasari untuk memperoleh keuntungan dari dana yang diinvestasikan karena adanya peluang untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan, tingkat keuntungan dalam investasi biasanya dipengaruhi oleh sikap investor dalam mengambil atau menanggapi risiko. Berdasarkan sikapnya dalam menghadapi risiko, investor dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok. (Warsono, 2001: 76) 12 a. Pengambil risiko (Risk seeker) Investor yang apabila dihadapkan pada dua alternatf investasi dengan pengembalian yang diharapkan sama, investor ini cenderung investasi yang berisiko. b. Penghindar risiko (Risk Averter) Investor yang apabila dihadapkan pada dua alternatf investasi dengan pengembalian yang diharapkan sama, investor ini cenderung investasi yang kurang berisiko c. Acuh terhadap risiko (Risk Indiference) Investor yang tidak perduli akan jenis investasi mana yang akan diambil. Investor yang termasuk pada kelompok risk seeker merupakan investor yang berani menanggung risiko, optimis dalam melihat masa depan. Portofolio saham pemodal ini sebagian ada yang memberikan hasil yang tinggi dengan risiko yang tinggi dan risiko kecil dengan hasil yang tidak begitu tinggi. Para pemodal ini biasanya dari golongan kalangan muda yang penuh perhitungan. Investor yang termasuk pada kelompok Risk Averter Adalah investor ini cenderung untuk menghindari risiko dan berinvestasi pada assets yang memberikan pendapatan tetap seperti deposito, obligasi atau saham yang tergolong blue chips. Investor ini menyadari tidak mengharapkan keuntungan investasi yang optimal. Biasanya kalangan 13 investor mayoritas kalangan pensiunan dengan keinginan mendapatkan keuntungan walaupun sedikit namun pasti. Investor yang trgolong pada risk indiference ini merupakan tipe investor yang hanya cenderung ikut-ikutan dalam melakukan pembelian atau penjualan efek sesuai dengan gejolak pasar. 1.4. Bentuk Keuntungan dan Kerugian Investasi Dalam aktivitas investasi pada suatu perusahaan di pasar modal, investor akan dihadapkan pada dua kondisi yaitu keuntungan dan kerugian. Bentuk keuntungan dan kerugian investasi tersebut sebagai berikut: 1. Keuntungan berinvestasi di pasar modal, yaitu : a. Capital gain, yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dari pada nilai belinya. b. Dividen, bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. c. Saham perusahaan, seperti tanah atau aktiva sejenis, nilainya meningkat sejalan dengan waktu dan sejalan dengan perkembangan kinerja perusahaan. Investor jangka panjang mengandalkan kenaikan nilai saham ini untuk meraih keuntungan dari investasi saham. d. Saham juga dapat dijaminkan ke bank untuk memperoleh kredit, sebagai agunan tambahan dari agunan pokok. 14 2. Kerugian berinvestasi di pasar modal, yaitu: a. Capital loss, yaitu kerugian dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih rendah daripada nilai beli saham. b. Opportunity loss, yaitu kerugian berupa selisih suku bunga deposito dikurangi total yang diperoleh dari total investasi. c. Kerugian karena perusahaan di likuidasi, namun nilai likuidasinya lebih rendah dari harga beli saham. Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa dalam pasar modal tersebut selalu mengandung kelebihan dan kekurangan. Investasi yang dilakukan selalu mengandung dua sisi yaitu keuntungan dan kerugian dalam melakukan penanaman modal. Tergantung apakah investasi yang mereka lakukan sudah sesuai dengan tujuan invetasi atau tidak. 2. Keuntungan (return) dan Risiko (risk) Investasi 2.1. Keuntungan (return) Investasi Keuntungan merupakan hasil yang diperoleh dari investasi sesuai dengan tujuan investasi yang dilakukan investor tidak lain bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan (return). (Tandelilin, 2001:6) mengatakan “Return adalah tingkat keuntungan investasi” Tingkat pengembalian (return) biasanya di bedakan menjadi dua yaitu; Return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh 15 oleh investor di masa yang akan datang. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi, dihitung berdasarkan data historis. Hasil pengembalian adalah pendapatan yang diterima dari investasi ditambah perubahan harga pasar biasanya dinyatakan sebagai prosentase dan harga pasar investasi mula-mula. Ada dua tipe keuntungan investasi. (Jogiyanto, 1998:109) a. Tingkat keuntungan (return) realisasi Persamaan yang digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian saham individual adalah sebagai berikut: Ri = Pt - P(t - 1) Dt P (t - 1) Keterangan : Ri = Keuntungan (return) realisasi Pt = Harga investasi sekarang Pt-1 = Harga investasi tahun lalu Dt = Deviden periode sekarang b. Expected return Tingkat keuntungan yang diahrapkan biasanya secara umum dapat dihitung dengan rumus: m E(Ri) = Pij . Rij j 1 Apabila probabilitasnya tidak diketahui, maka bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut: 16 N R ij E (Ri) = i 1 N Keterangan: E(Ri) = Expected return pada periode i Rij = Keuntungan (return) investasi i M = Banyaknya peristiwa yang mungkin terjadi 2.2. Risiko (risk) Investasi Untuk menghitung besarnya total risiko (risk) yang dikaitkan dengan Expected Return dari suatu investasi dapat dihitung dengan menghitung varians dan deviasi standar return investasi yang bersangkutan. Dengan demikian risiko dirumuskan sebagai berikut: a. Variance (2) 2 i m P ij ( Rij E ( Ri )) 2 i 1 Apabila probabilitas setiap peristiwa sama, maka perhitungannya dapat bisa dirumuskan sebagai berikut i = 2 m ( Rij E ( Ri ))2 i 1 N Keterangan: i 2 = Variance return investasi Rij = Keuntungan saham i yang diterima pada periode ke-3 E(Ri) = Tingkat keuntungan yang diahrapkan dari saham i N = Periode. Sumber : Husnan (1998:53) 17 b. Deviasi Standar Pengukuran standar deviasi dinyatakan sebagai berikut : i = Var (Ri ) Keterangan: i = Standar deviasi saham i Var(Ri) = Variance tingkat pengembalian saham i Sumber : (Jogiyanto,2000:131) 3. Portofolio Portofolio adalah Sekumpulan surat-surat berharga. Portofolio mempelajari bagaimana investasi pada surat-surat berharga. Umumnya investor memilih untuk memiliki berbagai jenis surat berharga sehingga mereka dikatakan membentuk portofolio. Dengan kata lain, kalau investor memiliki 10 jenis saham, maka mereka dikatakan memiliki portofolio investasi yang terdiri dari 10 jenis saham. (Husnan, 1996:19) Portofolio adalah Kombinasi dari berbagai saham untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum. (Jogiyanto, 2001:54) Dari pengertian di atas, maka dapat maka portofolio merupakan beberapa alternatif kesempatan investasi dengan melakukan kombinasi yang dapat memberikan pilihan tingkat keuntungan yang lebih tinggi dengan tingkat risiko tertentu. Pada kenyataannya para investor sering melakukan diversifikasi dalam investasi mereka, yaitu mengkombinasikan berbagai sekuritas. atau mereka membentuk 18 portofolio. Perlu diingat bahwa tujuan utama portofolio adalah mencari kombinasi optimum dari berbagai sekuritas untuk memperoleh tingkat keuntungan yang maksimum. Adapun hakekat dari pembentukan portofolio adalah mengalokasikan dana pada berbagai alternatif investasi sehingga risiko investasi (secara keseluruhan) akan dapat dikurangi (diminimumkan). 3.1. Proses Investasi Portofolio Proses investasi menunjukkan bagaimana investor seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas, yaitu sekuritas apa yang akan dipilih. Seberapa banyak investasi tersebut dan kapan investasi tersebut akan dilakukan. Langkah-langkah yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut menurut (Husnan, 1998:47) sebagai berikut: a. Menentukan kebijakan investasi Pemodal menentukan tujuan investasi dilakukan dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. b. Analisis sekuritas Melakukan analisis terhadap individual ataupun kelompk sekuritas, baik secara teknikal atau dengan analisis fundamental. Dalam melakukan analisis teknikal menggunakan data (perubahan) harga masa lalu sedangkan untuk analisis mengidentifikasi prospek perusahaan. 19 fundamental berupaya c. Pembentukan Portofolio Mengidentifikasi sekuritas mana yang dipilih dan menentukan proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas. d. Melakukan revisi Portofolio Merupakan pengulangan ketiga pada tahap sebelumnya. Artinya jika portofolio yang dimilikinya dirasa kurang optimal, atau tidak sesuai dengan preferensi risiko , maka pemodal dapat melakukan perubahan terhadap sekuritas yang dimilikinya. e. Evaluasi Kinerja Portofolio Pemodal melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio, baik tingkat keuntungan maupun tingkat risiko yang ditanggungnya. 3.2. Penilaian Portofolio Keputusan investasi bagi seorang investor menyangkut masa akan datang yang mengandung ketidakpastian, yang berarti mengandung unsur risiko bagi investor. Seorang investor yang rasional sebelum mengambil keputusan investasi harus bisa menilai saham mana yang efisien. Portofolio yang efisien adalah portofolio yang mampu memberikan tingkat keuntungan yang maksimum dengan risiko yang sama atau memberikan tingkat keuntungan yang sama dengan risiko yang minimum. 3.3. Return dan Risk Portofolio Dalam penilaian portofolio ada dua hal yang harus dipertimbangkan sebelum investor mengambil keputusan investasi 20 yaitu: Expected Return (tingkat keuntungan yang diharapkan) dan risk (risiko). (jogiyanto, 2000: 141). 1. Return Portofolio Dalam menghitung tingkat keuntungan (return) yang diharapkan dan risiko (risk) suatu portofolio berarti menghitung return dan risiko suatu kumpulan asset individual yang dikombinasikan dalam suatu portofolio (membentuk portofolio). Seperti yang diketahui bahwa return investor terdiri dari dua yaitu return realisasi dan return ekspektasi (return yang diharapkan). Return suatu portofolio juga terdiri dari 2 yaitu return realisasi portofolio (portofolio realized return) dan return ekspektasi portofolio (portofolio expected return). (Jogiyanto, 2000:142) a. Return Realisasi Return realisasi merupakan rata-rata tertimbang dari return-return realisasi tiap-tiap sekuritas tunggal, di dalam portofolio return realisasi portofolio dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut : n Rp = (Wi . Ri) i 1 Keterangan: Rp = Keuntungan (return) realisasi portofolio Wi = Porsi sekuritas i terhadap seluruh sekuritas diportofolio Ri = Keuntungan (return) realisasi dari sekuritas ke-i n = Jumlah dari sekuritas tunggal 21 b. Return ekspektasi Tingkat keuntungan portofolio dipengaruhi kemungkinan adanya perubahan harga sekuritas yang membentuk portofolio tersebut dan pembayaran dividen. Hasil yang diharapkan dari investasi saham adalah rata-rata tertimbang dari probabilitas hasil yang diharapkan. Tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut adalah dividend dan capital gain. Return ekspektasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio. Return ekspektasi portofolio dapat dinyatakan secara matematik sebagai berikut: n E(Rp) = Wi . E(Ri) i 1 Keterangan: E(Rp) = Keuntungan (return) ekspektasi dari portofolio E(Ri) = Keuntungan (return) ekspektasi dari sekuritas ke-i Sumber : (Jogiyanto, 2000:142) 2. Risiko Portofolio Risiko adalah kemungkinan terjadinya perbedaan antara return aktual dengan return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001:47) Ketidakpastian dari return yang akan diperoleh itulah yang dinamakan dengan risiko dimana tingkat keuntungan dan risiko adalah dua hal yang tidak terpisah. Dengan kata lain, risiko investasi 22 dapat diartikan sebagai kemungkinan tingkat keuntungan yang diperoleh dari tingkat keuntungan yang diharapkan. (Husnan, 1998:52) Risiko didefinisikan sebagai deviasi standar dari tingkat keuntungan. Deviasi standar merupakan akar dari variance. Variance tingkat keuntungan terdiri dari dua bagian yaitu unique risk dan risiko yang berhubungan dengan pasar. Risiko portofolio tergantung pada: a. Risiko masing-masing saham yang membentuk portofolio b. Proporsi dana masing-masing saham dalam portofolio c. Covariance antar tingkat keuntungan saham dalam portofolio d. Jumlah saham dalam portofolio Dalam konteks portofolio pasar terdapat 2 risiko investasi, yaitu: (Sumariyah, 1997:114) 1. Risiko tidak sistematik, yaitu risiko yang terkait dengan suatu saham tertentu yang pada umumnya dapat diketahui (avoidable) atau diperkecil melalui diversifikasi. 2. Risiko sistematik, yaitu kebalikan dari risiko tidak sistematik, risiko ini bersifat umum berlaku bagi semua saham diapsar modal dan tidak dapat dihindari. Selain itu juga harus diperhatikan adanya investasi yang bebas risiko, yaitu investasi yang memberikan tingkat keuntungan tertentu tetapi tidak mempunyai unsur risiko. Dengan kata lain bahwa deviasi standar dari tingkat keuntungan tersebut adalah sama dengan nol. 23 Untuk menghitung risiko haruslah dihitung risiko masing- masing sekuritas maupun beberapa sekuritas yang membentuk portofolio tersebut. Untuk mengukur risiko portofolio yang terdiri dari 2 sekuritas, dapat dihitung dari deviasi standar return kedua sekuritas tersebut, secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut: P = [WA2 . A2 + WB2 . B2 + 2 (WA)(WB) (AB) A B ]1/2 P2 = (Wi )2 (i)2 + (Wj)2 (j)2 + 2 (Wi)(Wj) ( i,j) (i ) (j ) Keterangan: P = Standar deviasi portofolio WA = Bobot portofolio pada aset A AB = Koefisien korelasi aset A dan B Sumber: (Tandelilin, 2001:65) Sedangkan untuk portofolio yang terdiri dari n sekuritas dalam portofolio dapat dinyatakan sebagai berikut: P2 = 1 m n 2 n n W i 2 i 2 W i Wj ij i 1 i 1 j 1 Keterangan: P = Varian keuntungan (return) portofolio i2 = Varian keuntungan (return) sekuritas i ij = Kovarian antara keuntungan (return) sekuritas i dan j n n = Tanda penjumlahan ganda, berarti angka n2 akan i 1 j 1 ditambahkan secara bersamaan (semua nilai pasangan i dan j yang mungkin dipasangkan) Sumber: (Tandelilin, 2001:66) 24 4. Beta Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Beta sekuritas ke-i mengukur volatilitas return sekuritas ke-i dengan return pasar. Beta portofolio mengukur volatilitas return portofolio dengan return pasar. Beta merupakan pengukur risiko sistematis dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar (Jogiyanto, 2000;237). Dalam menghitung tingkat keuntungan saham, sebelumnya harus diketahui beta (). Beta adalah pengukur risiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Untuk menghitung beta portofolio, maka beta masing-masing sekuritas perlu dihitung terlebih dahulu. Beta portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari beta masingmasing sekuritas. Beta merupakan pengukur yang tepat terhadap pergerakan pasar, karena tingkat keuntungan saham individu berhubungan dengan adanya perubahan harga di pasar modal. 5. Pemilihan Portofolio Optimal Portofolio optimal merupakan pilihan dari berbagai sekuritas dari portofolio efisien. Portofolio yang optimal ini dapat ditentukan dengan memilih tingkat return ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan risikonya, atau menentukan tingkat risiko yang tertentu dan kemudian memaksimumkan return ekspektasinya. Investor yang rasional akan 25 memilih portofolio optimal ini karena merupakan portofolio yang dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu return ekspektasi atau risiko portofolio.Dalam memilih portofolio yang optimal ada beberapa pendekatan yaitu: 5.1. Portofolio optimal berdasarkan preferensi investor Portofolio optimal berdasarkan preferensi investor mengasumsikan hanya didasarkan pada return ekspektasi dan risiko dari portofolio secara implisist yang menganggap bahwa investor mempunyai fungsi utility yang sama atau berada pada titik persinggungan utiliti investor dengan effiicient set. (Jogiyanto, 2000: 193) 5.2. Portofolio optimal berdasarkan model Markowitz Dalam pendekatan ini pemilihan portofolio investor didasarkan pada preferensi mereka terhadap return yang diharapkan dan risiko masing-masing pilihan portofolio, kontribusi yang sangat pentinga bagi investor adalah bagaimana seharusnya melakukan deversifikasi secara optimal. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dari model markowitz menurut yaitu; (Tandelilin,2001: 79) a. Semua titik portofolio yang ada dalam permukaan efisien mempunyai kedudukan yang sama antara satu dengan lainnya. b. Model Markowitz tidak memasukkan isu bahwa investor boleh meminjam dana untuk membiayai portofolio pada aset yang berisiko 26 dan Model Markowitz juga belum memperhitungkan kemungkinan investor untuk melakukan investasi pada aset bebas risiko. c. Dalam kenyataanya, investor yang berbeda-beda akan mengestimasi imput yang berbeda pula ke dalam model Markowitz, sehingga garis pemukaan efisien yang dihasilkan juga berbeda-beda bagi masingmasing investor. Portofolio optimal berdasarkan model Markowitz di dasarkan pada empat asumsi, yaitu: (Tandelilin, 2001: 78) 1. waktu yang digunakan hanya satu periode 2. Tidak ada biaya transaksi 3. Preferensi investor hanya didasarkan pada return ekspektasi dan risiko 4. Tidak ada simpanan dan pinjaman bebas risiko Asumsi bahwa preferensi investor mengasumsikan hanya didasarkan pada return ekspektasi dan risiko dari portofolio secara implisist yang menganggap bahwa investor mempunyai fungsi utility yang sama. Pada kenyatannya tiap-tiap investor memiliki fungsi utilitas yang berbeda, sehingga portofolio optimal akan dapat berbeda. 5.3. Portofolio optimal dengan adanya simpanan dan pinjaman bebas risiko. Aktiva bebas risiko adalah aktiva yang mempunyai return ekspektasi tertentu dengan varian return (risiko) yang sama dengan nol, karena variannya sama dengan nol, maka kovarian antara bebas resiko juga sama dengan nol. Aktiva bebas risiko misalnya Sertifikat Bank 27 Indonesia (SBI), karena variannya (deviasi standar ) = 0 kovarian antara bebas aktiva bebas risiko dengan aktiva berisiko yang lainnya akan menjadi sama dengan nol sebagai berikut; (jogiyanto, 2000: 195) BRi = BRi . BR . i Dari pernyataan di atas, maka aset bebas risiko merupaka aset yang tingkat returnnya di masa depan sudah dapat dipastikan pada saat ini karena ditunjukkan oleh varians yang sama dengan nol. 5.4. Portofolio optimal berdasarkan model Indeks Tunggal Model indeks tunggal dapat digunakan sebagai alternatif dari model Markowitz untuk menentukan efficient set dengan perhitungan yang lebih sederhana. Model ini merupakan penyederhanaan dari model Markowitz. Model ini dikembangkan oleh William Sharpe (1963) yang disebut dengan (single-index model), yang dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko portofolio.(Jogiyanto, 2000: 203) Model indeks tunggal didasarka pada pengamatan bahwa harga dari suatu skuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar dan memepunyai reaksi yang sama terhadap suatu faktor atau indeks harga saham gabungan (IHSG), karena return dari suatu sekuritas dan return dari indeks pasar yang umum dapat ditulis sebagai berikut; (Halim, 2003: 78) Ri = i +i . RM + ei Ri = return sekuritas ke-i 28 i = nilai ekspektasi dari return sekuritas yang independen terhadap return pasar i = Beta yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan Ri akibat dari perubahan RM RM = tingkat return dari indeks pasar, juga merupakan suatu variabel Acak ei = kesalahan residual yang merupakan variabel acak dengan nilai ekspektasinya sama dengan nol atau E(ei) = 0 Model indeks tunggal membagi return dari suatu sekuritas ke dalam dua komponen yaitu; a. Komponen return yang unik diwakili oleh alpha (i) yang independen terhadap return pasar. b. Komponen return yang berhubungan dengan return pasar yang diwakili beta (i) dan RM Sehingga bentuk ekspektasi return dapat ditulis dengan persamaan; E (Ri) = E ( i + i . RM + ei) atau = E ( I) + E(i ) . E(RM) + E( eI) atau bisa diformulasikan sebagai berikut; E (Ri) = i + i . E(RM ) sumber: (Jogiyanto, 2000: 204-206) 1. Asumsi Utama dari model indeks tunggal adalah; Asumsi utama model indek tunggal adalah kesalahan residu dari sekuritas ke-i tidak berkovari dengan kesalahan residu sekuritas 29 ke-j atau ei tidak berkovari (berkorelasi) dengan ej untuk semua nilai dari i dan j. Dan ei tidak berkovari dengan return indeks pasar Rm. Cov (ei,ej) = 0 Cov (ei,ej) = E ( [ ei- E(ei)] . [ej – E(ej)]) Karena E(ei) dan E(ej) sama dengan nol, maka Cov (ei,ej) = E(ei –ej) Sehingga asumsi bahwa kesalahan residu untuk sekuritas ke-i tidak mempunyai korelasi dengan kesalahan residu untuk sekuritas ke-j dapat juga ditukis E(ei,ej) = 0 , dan Cov (ei,Rm) = 0 Maka E(ei . [Rm – E(Rm)] ) = 0 sumber: (Jogiyanto, 2000: 207-208) 2. Varian (risiko) return sekuritas Secara umum varian dari sekuritas dapat dinyatakan sebagai berikut: i2 = E[Ri – E(Ri)]2 i2 = E [( I + i . RM + ei) – ( I + i . E(RM))] 2 sehingga persamaan varian return sekuritas berdasarkan model indek tunggal dapat di tulis: i2 = (i )2 . M2 + ei2 risiko (varian return) sekuritas yang dihitung berdasarkan model ini terdiri dari dua bagian yaitu; risiko yang berhubungan dengan pasar (market related risk) yaitu i 30 2 . M2 dan risiko unik masing-masing perusahaan (unique risk) yaitu ei2. (Jogiyanto, 2000: 209-210) 3. Return Ekspektasi Portofolio Return ekspektasi dari suatu portofolio selalu merupakan rata-rata tertimbang dari return ekspektasi individual sekuritas; n E ( Rp ) Wi . E ( Ri ) jI n E ( Rp ) Wi .[ i i . E ( Rm )] jI Pemilihan dari indeks pasar tidak tergantung dari suatu teori tetapi lebih tergantung dari hasil empirisnya. Indeks pasar yang dapat dipilih untuk pasar modal Indonesia misalnya adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) atau indeks lainnya, misalnya LQ-45. Jika digunakan LQ-45, maka return pasar untuk waktu ke-t dapat dihitung sebesar (Jogiyanto, 2000: 204): IHSG t IHSG t 1 R m, t IHSG t 1 Model indeks tunggal akan mampu mengurangi jumlah variabel yang perlu ditaksir dibandingkan dengan model Markowitz, karena untuk portofolio model ini mempunyai karakteristik sebagai berikut (Jogiyanto, 2000;219): a. Beta Model indeks tunggal menggunakan Beta untuk menghitung return ekspektasi, varian, dan kovarian return sekuritas tunggal, serta 31 menghitung return dan varian portofolio. Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan data historis. Beta yang dihitung berdasarkan data historis ini selanjutnya dapat digunakan untuk mengestimasi Beta masa datang. Beta dari portofolio ( p) merupakan rata-rata tertimbang dari beta masing-masing sekuritas i n P X i . j 1 i b. Alpha dari portofolio (p) juga merupakan rata-rata tertimbang dari alpha tiap-tiap sekuritas (i) n P X i . j 1 i maka return ekspektasi portofolio E( Rp ) P P . E( Rm) sumber: (Jogiyanto, 2000: 218-219) c. Risiko Portofolio Varian dari suatu sekuritas dapat dilihat pada persamaan sebagai berikut: i2 = i2 .m2 + ei2 maka varian dari portofolio sebesar; n n p2 = ( Xi .i2 ) .m2 + ( Xi . ei)2 i=1 i=1 32 dengan memasukkan karakteristik beta maka varian dari portofolio dapat ditulis; n p2 = p2 .m2 + ( Xi .ei)2 i=1 sumber: (Jogiyanto, 2000: 220) d. Model Pasar Model Pasar (market model) merupakan bentuk dari model indeks tunggal dengan batasan yang lebih sedikit. Model pasar bentuknya sama dengan model indeks tunggal. Perbedaannya terletak pada asumsinya pada model indeks tunggal berasumsi bahwa kesalahan residu masing-masing sekuritas tidak berkovari satu dengan yang lainnya atau Cov(ei,ej) = 0. Sedangkan model pasar berasumsi kesalahan residu masing-masing sekuritas berkovari atau berkorelasi satu dengan yang lainnya membuat pasar lebih realistis. Bentuk model pasar banyak digunakan untuk menghitung abnormal return. (Jogiyanto, 2000: 224) Bentuk model pasar yang sama dengan bentuk model indeks tunggal mempunyai return dan return yang diharapkan sebagai berikut: (Jogiyanto, 2000: 224) Ri = i + i . RM + ei Dan E (Ri) = i + i . E(RM ) 33 5.5. Portofolio optimal berdasarkan model Indeks Ganda Model indeks ganda menganggap ada faktor lain selain IHSG yang dapat mempengaruhi terjadinya korelasi antar efek. dalam upaya mengestimasi ekspekted return, standar deviasi dan kovarian efek secara akurat model indeks ganda lebih berpotensi sebab actual return efek tidak hanya sensitif terhadap perubahan IHSG atau ada faktor lain yang mungkin mempengaruhi return efek, seperti tingkat bunga bebas risiko. (Halim, 2003: 82) Dalam bentuk persamaan, model indek berganda untuk saham individual secara umum dapat ditulis sebagai berikut: ER(i) i i 1 ( F1) i 2 ( F 2) i 3 ( F 3) ... i n ( Fn) ei keterangan: ER(i) = ekspektasi return efek i i = ekspektasi return efek i jika tiap faktor bernilai 0 (konstanta) i 1... i n = sensitive efek i terhadap faktor (koefisien regrasi) F1....Fn = faktor yang mempengaruhi efek i Ei = faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model Model ini merupakan model regresi liner berganda. Dimana rate of return efek i akan dipengaruhi oleh banyak fariabel bebas, yaitu F1 sanpai Fn. Tingkat keuntungan efek i yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel-variabel bebas tersebut dinyatakan dengan i dan ei. Dalam konteks ini i merupakan rerata dari rete of return yang tidak 34 dipengaruhi oleh cariabel bebas dalam model. Sedangkan ei merupakan risidual return dari uniqui return yang bersifat acak dan diasumsikan reratanya bernilai nol. 6. Portofolio Optimal Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada dalam kumpulan portofolio efisien. Portofoio yang dipilih tentunya sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadap retun ataupun risiko yang bersedia ditanggungnya. (Tandelilin, 2001: 75) Suatu portofolio dapat ditentukan dengan memilih tingkat keuntungan yang diharapkan dan kemudian meminimumkan risikonya atau memaksimumkan tingkat keuntungan. Jadi suatu portofolio dikatakan efisien apabila: a. Dengan risiko yang sama mampu memberikan tingkat keuntungan yang lebih tinggi. b. Mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama tetapi dengan risiko yang lebih rendah. Portofolio yang efisien adalah portofolio yang menawarkan tingkat keuntungan yang lebih besar dengan risiko yang sama atau portofolio yang menawarkan risiko yang kecil dengan tingkat keuntungan yang sama. (Husnan, 2001:80) 35 Di sisi lain portofolio yang efisien yang ada akan terbentuk lebih dari satu portofolio efisien, sehingga memberikan pilihan bagi investor dalam memilih portofolio yang terbaik dan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk masalah tersebut, investor akan melakukan analisis guna mencari dan menentukan portofolio yang paling efisien dari berbagai portofolio yang ada dan membentuk portofolio yang optimal. Dari berbagai pernyataan di atas, maka Portofolio yang optimal adalah Portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio yang efisien sesuai denga preverensi investor yang berkaitan denga return dan risiko dari portofolio tersebut dan memberikan tingkat pengembalian tertinggi diantara portofolio yang ada dengan tingkat risiko yang sama. Untuk membentuk portofolio yang efisien, terdapat beberapa asumsi yang harus diperhatikan. Asumsi tersebut antara lain: 1. Perilaku Investor Bahwa semua investor tidak menyukai risiko (risk averse). Investor yang dihadapkan pada dua pilihan yaitu investasi yang menawarkan keuntungan (return) yang sama dengan risiko yang berbeda, akan memilih investasi yang memiliki risiko yang lebih rendah. 2. Konsep fungsi utilitas dalam kurva indiferen Fungsi utilitas diartikan sebagai suatu fungsi matematis yang menunjukkan nilai dari semua alternatif pilihan yang ada. Semakin tinggi nilai dari suatu alternatif, semakin tinggi utilitas alternatif 36 tersebut. Sedangkan dalam portofolio, fungsi utilitas ditunjukkan oleh preferen seorang investor terhadap berbagai macam pilihan investasi dari masing-masing keuntungan (return) dan risiko. Dalam pendekatan Markowitz, untuk menentukan efisien atau efficient frontier dapat diketahui dari oppurtunity set atau attainable set. Investor dapat memilih kombinasi dari aktiva-aktiva yang dimilikinya untuk membentuk portofolio. Semua set yang memberikan kemungkinan portofolio baik yang efisien maupun yang tidak efisien yang dapat dipilih oleh investor. Oleh karena tidak semua portofolio yang tersedia di oppurtunity set merupakan portofolio yang efisien. Hanya kumpulan (set) dari seluruh portofolio yang efisien yang disebut efisien set atau efficient frontier. Efficient frontier merupakan kombinasi aset-aset yang membentuk portofolio yang efisien. Pada saat investor menentukan portofolioportofolio yang efisien yang sesuai dengan preferensi investor, maka portofolio-portofolio yang lain di luar portofolio yang efisien akan diabaikan oleh investor. Dari gambar berikut ini, yang termasuk dalam portofolio yang efisien adalah garis pada titik BCDE, sedangkan garis diluar titik tersebut, seperti AGH bukan merupakan portofolio yang efisien. Titik-titik kombinasi portofolio yang efisien (titik BCDE) investor dapat memilih salah satu titik untuk menentukan portofolio yang optimal. Namun dalam menentukan pilihan portofolio yang optimal. Namun dalan 37 menentukan pilihan portofolio yang optimal tersebut, investor akan melakukan pertimbangan terhadap preferensinya yaitu terhadap keuntungan (return) yang diharapkan dan risiko yang ditanggung oleh investor. Dari gambar di bawah ini preferensi investor ditunjukkan oleh kurva indiferen (U1 dan U2). Portofolio investor adalah portofolio ada titik D, karena menawarkan keuntungan (return) yang diharapkan dan risiko yang sesuai dengan preferensi investor. Gambar Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal U2 Return yang Diharapkan U1 Garis Permukaan Efisien B – C – D - E E D G Titik-titik Portofolio Optimal B – C – D - E C H B A Sumber : Tandelilin (2001 : 78) 7. Pembentukan Portofolio Risiko Optimal berdasarkan Model Indeks Tunggal Untuk menentukan portofolio optimal akan sangat dimudahkan jika hanya menentukan apakah suatu sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal tersebut. Angka tersebut adalah rasio antara ekses 38 return dengan beta ( excess return to beta ratio) secara matematis rasio antara ekses return to beta ratio dapat dihitung dengan rumus: ERBi = E ( R i ) RBR i 0 Keterangan; ERBi = excess return to beta sekuritas ke-i E(Ri) = return ekpektasi berdasarkan model indeks tunggal untuk sekuritas ke-i RBR = return aktiva bebas risiko i = Beta sekuritas ke-i sumber: (Jogiyanto, 2000: 225) Excess return merupakan selisih return ekspektasi dengan return aktiva bebas resiko. Excesss return to beta bearati mengukur kelebihan return relatif terhadap satu unit risiko yang tidak dapat dideversifikasikan yang diukur dengan beta .Rasio ERB juga menunjukkan hubungan antara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan risiko. Portofolio yang optimal akan berisi dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Aktiva-aktiva dengan rasio ERB yang rendah tidak akan dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Dengan demikian diperlukan batas pembatas (Cut-off point) yang menentukan batas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi. Besarnya titik pembatas (cut-off point) dapat ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut; 39 1. Mengurutkan sekuritas-sekuritas berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB terkecil. Sekuritas-sekuritas dengan nilai ERB terbesar merupakan kandidat untuk dimasukkan ke portofolio optimal. 2. Menghitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i Ai [ E ( Ri ) R BR ] . j 2 ei dan i2 Bi ei 2 ei2 = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-I yang juga merupakan risiko unik atau risiko tidak sistematis. sumber: (Jogiyanto, 2000: 226) 3. Hitung nilai Ci yaitu nilai C untuk sekuritas ke-i yang dihitung dari kumulasi nilai-nilai A1 sampai dengan Ai dan nilai-nilai B1 sampai dengan Bi. Secara sistematis dapat ditulis dengan rumus: i C m 2 Aj j i I 1 m 2 j i Dengan mensubsitusikan niali Ai dan Bi maka rumus Ci menjadi: i E ( Ri ) ( RBR ). i j i ei 2 m 2 C i 1 m 2 i2 ei 2 j i sumber: (Jogiyanto, 2000: 227) 40 4. Besarnya cut-off point(C*) adalah nilai Ci dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci 5. Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C* . Sekuritas-sekuritas yang mempunyai ERB lebih kecil dengan ERB titik C* tidak diikut-sertakan dalam pembentukan portofolio optimal. 6. Menentukan proporsi masing-masing sekuritas di dalam portofolio; Setelah sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal telah dapat ditentukan, maka dilakukan perhitungan mengenai berapa porporsi masing-masing sekuritas tersebut di dalam portofolio optimal dengan rumus: Wi Xi K Xj jI dengan nilai Xi adalah sebesar Xi i ( ERBi C*) ei 2 keterangan: Wi = Proporsi sekuritas ke i k = Jumlah sekuritas di portofolio optimal i = Beta sekuritas ke-i ei2 = Varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i ERBi = Excess return to beta sekuritas ke-i 41 C* = Nilai cut-off point yang merupakan nilai Ci terbesar sumber: (Jogiyanto, 2000: 230) 8. Kerangka pikir Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, maka dapat disusun krangka pikir yang menggambarkan tentang pembentukan portofolio optimal sebagai berikut: Investasi Di Pasar Modal Saham L-Q 45 Analisis Portofolio Model Indeks Tunggal Risk Return Portofolio Optimal (Saham LQ-45) Gambar kerangka pikir penelitian. Gambar diatas menjelaskan alur berfikir dalam berinvestasi di pasar modal yang dimulai dari seorang investor menanamkan investasi ataupun membeli saham, investor cenderung memilih saham-saham yang stabil dan aktif serta likuid, dilihat dari karakteristiknya, saham-saham ini merupakan saham-saham yang masuk kedalam LQ-45. Untuk memperbandingkan tingkat 42 pengembalian dan risiko yang dapat didiversifikasi diantara kelompok saham atau untuk membentuk portofolio, maka saham-saham tadi akan di analisis menggunakan model indeks tunggal sehingga dapat diketahui saham-saham apa saja yang masuk pada portofolio optimal diantara saham-saham yang termasuk dalam indeks LQ-45. 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskiptif kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyusun gambaran atau fenomena suatu permaslahan secara detail dan sistemais pada saham-saham yang termasuk dalam kategori indeks L-Q 45. Pemilihan jenis penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu untuk menjelaskan bagaimana membentuk portofolio yang optimal agar dapat meminimalkan risiko investasi pada tingkat return tertentu bagi investor. B. Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan yang temasuk dalam ketegori Indek LQ 45 pada periode Agustus 2007 sampai juli 2008. Pada teknik pengambilan sampel ini penelitian menggunakan metode nonprobabilitas dengan model pemilihan sampel bertujuan atau purposive sampling. Sampel penelitian adalah perusahaan yang memenuhi kriterian sampel tertentu sesuai dengan pertimbangan yang dikehendaki peneliti, yaitu; semua perusahaan harus masuk pada Indek LQ-45 selama periode Agustus 2007 sampai Juli 2008. Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh 39 perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. 44 C. Jenis dan sumber data Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dokumenter, sehingga data yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini adalah data sekunder eksternal, yaitu data yang telah di kumpulkan oleh suatu entitas selain peneliti dari organisasi yang bersanggkutan atau telah disusun oleh pihak lain. (Indriantoro dan Bambang Supomo. 2002: 149) Sumber Data Berdasarkan sumbernya data diambil dari Pojok BEI Universitas Muhammadiyah Malang. Adapun data-data yang diperoleh antara lain; Saham-saham yang masuk dalam kategori Indek LQ-45, laporan harga sahamnya, Indek harga saham gabungan (IHSG) dan tingkat suku bunga SBI. D. Teknik pengumpulan data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode yang mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. (Arikunto, 2002: 206). E. Definisi operasional variabel Definisi operasional variabel adalah kalimat penjelas tentang bagaimana operasi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk memperoleh data 45 yang dimaksut. Variabel sebagai segala sesuatu yang akan dijadikan objek penelitian dan faktor yang berperan dalam peristiwa yang kan diteliti dengan pemberian simbol dan ukuran. (Indriantoro dan Bambang Supomo. 2002: 69) 1. tingkat pengembalian saham adalah selisih antara harga penutupan dengan harga pembukaan, dengan harga penutupah yang dihitung secara harian dengan menggunakan satuan rupiah dan diberi simbol Ri dengan rumus : Ri = 2. Pt Pt I Pt I menhitung risiko masing-masing saham yang terdiri dari risiko sistematis ( i 2 . m 2 ) dan risiko tidak sistematis ( ei 2 ) dengan menggunakan satuan (%) dan diberi simbol ( ) 3. beta ( i ) merupakan suatu pengukur volatilitas return suatu sekuritas terhadap return pasar. 4. return ekspektasi portofolio adalah rata-rata tertimbang dari return ekspektasi indifidual masing-masing sekuritas dengan menggunakan satuan rupian dan diberi symbol E(Rp) dengan rumus : E(Rp) = p p . E ( Rm ) 5. alpha portofolio ( p ) merupakan rata-ratatertimbang dari alpha tiap-tiap sekuritas. 6. risiko portofolio optimal merupakan farian dari portofolio terdiri dari dana dua bagian yaitu ; risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Dengan menggunakan satuan rupiah dan di beri simbol p2 dengan rumus : 46 N 2 2 2 W i 2 . ei 2 p . m p = i I 2 F. Teknik analisis data Teknik analisis data ini mengunakan metode indeks tunggal. Langkah-langkah yang digunakan dalam analisis data ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan nilai ERBi (excess return to beta) ERBi E Ri RBR i keterangan: ERBi = excess return to beta sekuritas ke-i E(Ri) = return ekpektasi berdasarkan model indeks tunggal untuk sekuritas ke-i RBR = return aktiva bebas risiko (SBI) i = Beta sekuritas ke-i 2. Mengurutkan sekuritas-sekuritas berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB terkecil. Sekuritas-sekuritas dengan nilai ERB terbesar merupakan kandidat untuk dimasukkan ke portofolio optimal. 3. Menghitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing sekuritas ke-i Ai [ E ( Ri ) RBR ]. i ei 2 47 Bi i2 ei 2 ei2 = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-I yang juga merupakan risiko unik atau risiko tidak sistematis. 4. Menghitung nilai Ci yaitu nilai C untuk sekuritas ke-i yang dihitung dari kumulasi nilai-nilai A1 sampai dengan Ai dan nilai-nilai B1 sampai dengan Bi. i m Aj 2 C j i I 1 m 2 j i Dengan mensubsitusikan niali Ai dan Bi maka rumus Ci menjadi: i E ( Ri ) ( RBR ). i j i ei 2 m 2 C i i2 1 m 2 ei 2 j i Sumber: (Jogiyanto, 2000: 227) 5. Menetukan besarnya cut of point (C*) Besarnya cut-off point (C*) adalah nilai Ci nilai ERB terahir kali masih lebih besar dari nilai Ci 6. Menentukan sekuritas-sekuritas yang membentuk fortofolio optimal niali ERB = ERB di titik C* 7. Menetukan proporsi ke masing-masing sekuritas dalam portofolio besarnya proporsi untuk sekuritas ke-i adalah sebagai berikut: 48 Xi Wi K Xj jI dengan nilai X adalah sebesar Xi i ( ERBi C*) ei 2 Keterangan; Wi = proporsi sekuritas ke-i K = juimlah sekuritas di portofolio optimall C* = nilai cut of point yangn merupakan nilai Ci terbesar. i = beta sekuritas ke-i ei2 = varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i ERBi = excess return to beta sekuritas ke-i Sumber: (Jogiyanto, 2000: 230) 49 DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. PT. Rineka Cipta, Dalimuthe, Zuliani dan Budi Wibowo. 2006. Investasi. Jakarta. Salemba Empat. Fakhrudin, M dan M Sopian Hadianto. 2001, Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal; Buku 1. Jakarta. Gramedia Halim, Abdul. 2002. Analisis Investasi, salemba Empat. Jakarta. Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Jogjakarta. UPP AMP YKPN. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis; edisi kedua. Yogyakarta. BPFE Yogjakarta. Jogianto. 2000. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, edisi kedua BPFE. Jogjakarta. Mustain. 2007. Analisis Pembentukan Portofolio Saham Optimal (studi pada saham yang tercatat di Indeks LQ-45). Disertasi tidak diterbitkan. Malang. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang. Rodoni, Ahmad dan Othman Yong. 2002. Analisis Investasi Dan Teori Portofolio. Jakarta. PT. Interpratama Offset Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Bandung. CV. Alfabeta Sumariyah, 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Jogjakarta. UPP AMP YKPN Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta. BPFE Yogjakarta Warsono. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Malang. UMM PRESS Yuliati, Sri Handaru, dkk. 1996. Manajemen Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta. ANDI OFFSET 50