UNDANG-UNDANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

advertisement
PENGAWASAN PENERAPAN
PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA,
JAMINAN HARI TUA DAN JAMINAN KEMATIAN
PADA SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
Oleh:
DIREKTORAT PENGAWASAN NORMA KERJA DAN JAMSOSTEK
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN
LATAR BELAKANG

SETIAP ORANG BERHAK ATAS JAMINAN SOSIAL AGAR DAPAT
MEMENUHI
KEBUTUHAN
DASAR
HIDUP
LAYAK
DAN
MENINGKATKAN
MARTABATNYA
MENUJU
MASYARAKAT
INDONESIA YG SEJAHTERA, ADIL DAN MAKMUR (PASAL 28 H
AYAT (3) UUD 1945)

UNTUK MEMBERIKAN JAMINAN SOSIAL YG MENYELURUH,
NEGARA MENGEMBANGKAN
SISTEM
JAMINAN
SOSIAL
NASIONAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA (DIKELUARKAN
UU NO. 40 TH 2004 TTG SJSN)

UNTUK MELAKSANAKAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL,
PERLU DIBENTUK BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL
DG UNDANG-UNDANG (UU NO. 24 TH 2011 TENTANG BPJS)
AZAS DAN PRINSIP SJSN
AZAS :



KEMANUSIAAN : MERUPAKAN PENGHARGAAN TERHADAP
MARTABAT MANUSIA.
MANFAAT : PENGELOLAANNYA DILAKUKAN SECARA EFEKTIF DAN
EFFISIEN.
KEADILAN SOSIAL : DILAKSANAKAN SECARA ADIL
PRINSIP :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
KEGOTONG-ROYONGAN
NIRLABA
KETERBUKAAN
KEHATI-HATIAN
AKUNTABILITAS
KEPESERTAAN BERSIFAT WAJIB
DANA AMANAT
HASIL PENGELOLAAN DANA DIGUNAKAN UTK SEBESAR-BESARNYA
BAGI KEPENTINGAN PESERTA
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL
TUJUAN :

MEMBERIKAN JAMINAN TERPENUHINYA KEBUTUHAN DASAR
HIDUP LAYAK BAGI SETIAP PESERTA DAN ANGGOTA
KELUARGANYA.

MEMBERI KEPASTIAN PERLINDUNGAN, BILA TERJADI HAL-HAL
YG MENGAKIBATKAN HILANG ATAU BERKURANGNYA
PENDAPATAN KARENA SAKIT, KECELAKAAN, KEHILANGAN
PEKERJAAN, MEMASUKI USIA LANJUT/ PENSIUN.
DASAR HUKUM

UNDANG-UNDANG DASAR REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 1945

UU NO. 40 TAHUN 2004 TENTANG
SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL

UU NO. NO. 24 TAHUN 2011TENTANG
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN
SOSIAL
Peraturan Pelaksanaan


PP No. 86/2013 : Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif bagi
Pemberi Kerja selain Penyelenggara Negara dan setiap orang selain
Pemberi Kerja, Pekerja dan Penerima Bantuan Iuran
PP No .44/2015 : Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan
Kerja dan Jaminan Kematian

PP No. 46/2015 : Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua

PP No. 60/2015 : Perubahan atas PP No. 46/2015 tentang Penyelenggaraan
Program Jaminan Hari Tua

Permenaker No. 19/2015 : Tatacara dan Persyaratan Pembayaran Manfaat
Jaminan Hari Tua


Permenaker No. 26/2015 : Tata Cara Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua Bagi Peserta
Penerima Upah
Permenaker No. 28/2015 : Tata
Pemberhentian Dokter Penasehat
Cara
Pengangkatan
dan
Ruang Lingkup Penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial
JAMINAN
KECELAKAAN
KERJA (JKK)
JAMINAN
HARI TUA
(JHT)
JAMINAN
PENSIUN
JAMINAN
KEMATIAN
(JK)
CASH BENEFIT
Berdasarkan PP No 44, 45, 46 Tahun 2015
(Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan)
JAMINAN
KESEHATAN
CASH BENEFIT
INKIND BENEFIT
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS)
DIBENTUK BERDASARKAN PASAL 5 AYAT (1) UU NO.40 TH 2004 TTG
SJSN DAN UU NO.24 TAHUN 2011 TTG BPJS, TERDIRI DARI :
A. BPJS KESEHATAN :

BADAN HUKUM PUBLIK YG BERTANGGUNG JAWAB KEPADA PRESIDEN DAN
DIBENTUK
UNTUK
MENYELENGGARAKAN
PROGRAM
JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL (JKN)

BPJS KESEHATAN MERUPAKAN TRANSFORMASI DARI PT.ASKES (PERSERO) ,
YANG TERBENTUK DAN MULAI BEROPERASI PADA 1 JANUARI 2014

KEMENTERIAN KESEHATAN TDK MENJALANKAN LAGI PROGRAM JAMINAN
KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS)

PT. JAMSOSTEK (PERSERO) TIDAK LAGI MEMBERIKAN PELAYANAN PROGRAM
JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN (JPK)
BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL.............
B. BPJS KETENAGAKERJAAN :

BADAN HUKUM PUBLIK YG BERTANGGUNG JAWAB KEPADA
PRESIDEN
DAN
DIBENTUK
UNTUK MENYELENGGARAKAN
PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA, JAMINAN HARI TUA,
JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN KEMATIAN

BPJS KETENAGAKERJAAN MERUPAKAN TRANSFORMASI DARI PT.
JAMSOSTEK(PERSERO), TERBENTUK SEJAK 1 JANUARI 2014 DAN
MULAI BEROPERASI PADA 1 JULI 2015

SAMBIL MENUNGGU BEROPERASINYA BPJS KETENAGAKERJAAN 1 JULI
2015, BPJS KETENAGAKERJAAN TETAP MENYELENGGARAKAN
PROGRAM JKK, JHT DAN JKM YG SEBELUMNYA DISELENGGARAKAN
PT. JAMSOSTEK (PERSERO), TERMASUK MENERIMA PESERTA BARU
SAMPAI TANGGAL 30 JUNI 2015, DG MENGACU PADA UU NO.3 TH 92
BESERTA PERATURAN PELAKSANAANNYA.
KEPESERTAAN
PESERTA PROGRAM JAMINAN SOSIAL, TERDIRI :
I. PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA PADA PEMBERI KERJA
SELAIN PENYELENGGARA NEGARA, MELIPUTI :
A. PEKERJA PADA PERUSAHAAN.
B. PEKERJA PADA ORANG PERSEORANGAN.
C. ORANG ASING YG BEKERJA DI INDONESIA PALING
SINGKAT 6 BULAN
II. PESERTA BUKAN PENERIMA UPAH, MELIPUTI :
A. PEMBERI KERJA.
B. PEKERJA DILUAR HUBUNGAN KERJA ATAU PEKERJA
MANDIRI
C. PEKERJA YG TIDAK TERMASUK HURUF B YG BUKAN
MENERIMA UPAH.
PENAHAPAN KEPESERTAAN
(PERPRES NO.109/ 2013)
PENAHAPAN PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA PADA
PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA :

PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA PADA USAHA
BESAR DAN USAHA MENENGAH WAJIB MENDAFTARKAN
PEKERJANYA KEPADA BPJS KETENAGAKERJAAN DALAM PROGRAM JKK,
JKM, JHT DAN JP.

PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA PADA USAHA
KECIL WAJIB MENDAFTARKAN PEKERJANYA KEPADA BPJS
KETENAGAKERJAAN DALAM PROGRAM JKK, JKM DAN JHT

PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA PADA USAHA
MIKRO WAJIB MENDAFTARKAN PEKERJANYA KEPADA BPJS
KETENAGAKERJAAN DALAM PROGRAM JKK DAN JKM.
PENAHAPAN KEPESERTAAN...................


DALAM HAL SKALA USAHA (BESAR, MENENGAH, KECIL DAN MIKRO ),
BERGERAK DIBIDANG USAHA JASA KONSTRUKSI YG
MEMPEKERJAKAN TENAGA HARIAN LEPAS, BORONGAN DAN ATAU
MUSIMAN, WAJIB MENDAFTARKAN PEKERJANYA DALAM PROGRAM
JKK DAN JKM.
KEWAJIBAN PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA
UNTUK MENDAFTARKAN PEKERJANYA KEPADA BPJS
KETENAGAKERJAAN PALING LAMBAT TANGGAL 1 JULI 2015.
Klasifikasi Ukuran Perusahaan berdasarkan aset atau omset
menurut UU No. 20 tahun 2008 Pasal 6 tentang UMKM
Ukuran
Usaha
Usaha Mikro
Usaha Kecil
Usaha Menengah
Besar
Kriteria
Aset
Omset
Maksimal 50 juta
Maksimal 300 juta
> 50 juta – 500 juta
> 500 juta – 10 milyar
> 10 Milyar
>300 juta – 2,5
Milyar
> 2,5 Milyar – 50
Milyar
> 50 Milyar
JAMINAN KECELAKAAN KERJA
Berdasarkan PP No. 44/2015 dan Permenaker No. 26/2015
IURAN JKK :
BAGI PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA PADA PEMBERI KERJA
SELAIN PENYELENGGARA NEGARA, DIDASARKAN PADA 5(LIMA)
KELOMPOK TINGKAT RESIKO LINGKUNGAN KERJA, MELIPUTI :
1.
RESIKO SANGAT RENDAH 0,24% X UPAH SEBULAN
2.
RESIKO RENDAH 0,54% X UPAH SEBULAN
3.
RESIKO SEDANG 0,89% X UPAH SEBULAN
4.
RESIKO TINGGI 1,27% X UPAH SEBULAN
5.
RESIKO SANGAT TINGGI 1,74% X UPAH SEBULAN
IURAN DIBAYAR SELURUHNYA OLEH PEMBERI KERJA
KECELAKAAN KERJA (KK)
Kecelakaan Kerja adalah kecelakaan yang
terjadi dalam hubungan kerja, termasuk
kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan
dari rumah menuju tempat kerja atau
sebaliknya dan penyakit yang disebabkan
oleh lingkungan kerja.
15
7/19/2017
Jaminan Kecelakaan Kerja
Berangkat kerja
& pulang
(jalur yang wajar dilalui)
Saat dinas
Termasuk penyakit akibat kerja :
Di tempat kerja
PENGERTIAN PENYAKIT AKIBAT KERJA/PAK
(Occupational Diseases)
• ILO, 1996 :
Occupational Disease/PAK : Penyakit yang diderita
sebagai akibat pemajanan faktor-faktor yang timbul
dari kegiatan pekerjaan.
• Permennaker No. Per. 01/Men/1981 :
PAK : Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja.
• UU No. 40 Th. 2004 Ttg SJSN (PP No. 44 Tahun
2015):
Penyakit Akibat Kerja adalah Penyakit yang disebabkan
oleh pekerjaan dan/atau lingkungan kerja
MANFAAT JKK
MANFAAT JKK MELIPUTI :
A. PELAYANAN KESEHATAN SESUAI KEBUTUHAN MEDIS :
1.
PEMERIKSAAN DASAR DAN PENUNJANG
2.
PERAWATAN TINGKAT PERTAMA DAN LANJUTAN
3.
RAWAT INAP RUANG KLS I RS PEMERINTAH ATAU RS SWASTA YG
SETARA
4.
PERAWATAN INTENSIF
5.
PENUNJANG DIAGNOSTIK
6.
PENGOBATAN
7.
PELAYANAN KHUSUS
8.
ALAT KESEHATAN DAN IMPLANT
9.
JASA DOKTER/ MEDIS
10.
OPERASI
11.
TRANSFUSI DARAH DAN ATAU
12.
REHABILITASI MEDIK
MANFAAT JKK...........
B. SANTUNAN BERUPA UANG, MELIPUTI :
1. BIAYA PENGANGKUTAN :
- ANGKUTAN DARAT Rp.1.000.000.
- ANGKUTAN LAUT Rp.1.500.000.
- ANGKUTAN UDARA Rp.2.500.000.
2. SANTUNAN SEMENTARA TIDAK MAMPU BEKERJA (STMB) :
-
6 BLN I 100% X UPAH,
-
6 BLN II 75% X UPAH,
-
6 BLN III DST 50% X UPAH DAN DIBAYAR SELAMA STMB SAMPAI
DINYATAKAN SEMBUH (SURAT KETERANGAN DOKTER)
3. SANTUNAN CACAT :

CACAT ANATOMIS = % SESUAI TABEL X 80 X US

CACAT FUNGSI = % BERKURANG FUNGSI X % TABEL X 80 X US

CACAT TOTAL TETAP = 70% X 80 X US
MANFAAT JKK...........



SANTUNAN KEMATIAN = 60% X 80 X US ; (MIN = JKM)
BIAYA PEMAKAMAN = Rp. 3.000.000.
SANTUNAN BERKALA 24 X Rp.200.000 = Rp.4.800.000.

BIAYA REHABILITASI BERUPA PENGGANTIAN ALAT BANTU DAN
ATAU ALAT PENGGANTI BAGI PESERTA YG CACAT AKIBAT KK/PAK =
(100% + 40%) X STANDAR HARGA DI RS PEMERINTAH

PENGGANTIAN BIAYA GIGI TIRUAN MAKS Rp.3.000.000.

BANTUAN BEASISWA PENDIDIKAN ANAK BAGI SETIAP PESERTA YG
MENINGGAL DUNIA ATAU CACAT TOTAL TETAP AKIBAT KK/ PAK
SEBESAR Rp.12.000.000. ( HANYA SATU KALI)
MANFAAT JKK...........
Pekerja yang mengalami kecelakaan kerja atau
penyakit akibat kerja (PAK) berdasarkan
rekomendasi dari dokter yang memeriksa dan
atau dokter yang merawat dan atau dokter
penasehat dapat memperoleh program return
to work
 Pemberi kerja dapat melakukan kegiatan
promotif dan preventif untuk mendukung
keselamatan dan kesehatan kerja, menurunkan
angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja (PAK)

Manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK)
Rp. 1.000.000 ( darat / sungai / danau )
Rp. 1.500.000 ( laut )
Rp. 2.500.000 ( udara )
Peserta Jaminan
Sosial Ketenagakerjaan
1. Santunan Sekaligus
60% x 80 bulan dasar
upah
2.Santunan Sekaligus
sebesar Rp4.800.000,atau Berkala
Rp 200.000
selama 24 bulan
3.Biaya pemakaman
Rp 3.000.000
4. Beasiswa pendidikan
anak; Rp12.000.000,-
Kecelakaan
1. Pelayanan Kesehatan
sesuai kebutuhan medis
2. Santunan STMB
- 6 bln pertama 100% bulan upah
- 6 bln kedua
75% bulan upah
- Selanjutnya
50% bulan upah
3. Biaya Rehabilitasi Medik
4. Biaya Penggantian Gigi Tiruan
Rp.3.000.000,-
Rumah Sakit
Sembuh
Meninggal
Dunia
Cacat Total Tetap
1.Santunan Sekaligus
70% x 80 bln dasar upah
2.Santunan sekaligus
Cacat
sebesar Rp4.800.000,atau berkala
Cacat Total Sebagian
Rp.200.000 / bln
- Santunan Sekaligus
selama 24 bulan
3. Beasiswa pendidikan anak % tabel x 80 bulan upah
sebesar Rp12.000.000,-
Cacat Fungsi
- % kurang fungsi x
% tabel x 80 bulan upah
Lampiran :
PP No. 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program JKK dan JKM)
Persentase Santunan Cacat Tetap Sebagian & Cacat-cacat lainnya :
Macam Cacat Tetap Sebagian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Lengan kanan dr sendi bahu ke bwh
Lengan kiri dr sendi bahu ke bwh
Lengan kanan dr atau dr atas siku ke bwh
Lengan kiri dr atau dr atas siku ke bwh
Tangan kanan dr atau dr atas pergelangan ke bwh
Tangan kiri dr atau dr atas pergelangan ke bwh
Kedua belah kaki dr pangkal paha ke bwh
Sebelah kaki dr pangkal paha ke bwh
Kedua belah kaki dr mata kaki ke bwh
Sebelah kaki dr mata kaki ke bwh
Kedua belah mata
Sebelah mata atau diplopia pd penglihatan dekat
%x
Upah
40
35
35
30
32
28
70
35
50
25
70
35
Macam Cacad Tetap Sebagian
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Pendengaran pd kedua belah telinga
Pendengaran pd sebelah telinga
Ibu jari tangan kanan
Ibu jari tangan kiri
Telunjuk tangan kanan
Telunjuk tangan kiri
Salah satu jari lain tangan kanan
Salah satu jari lain tangan kiri
Ruas pertama telunjuk kanan
Ruas pertama telunjuk kiri
Ruas pertama jari lain tangan kanan
Ruas pertama jari lain tangan kiri
Salah satu ibu jari kaki
Salah satu jari telunjuk kaki
%x
Upah
40
20
15
12
9
7
4
3
4,5
3,5
2
1,5
5
3
Macam Cacad Tetap Sebagian
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
Salah satu jari kaki lain
Terkelupasnya kulit kepala
Impotensi
Kaki memendek sebelah : Kurang dr 5 cm
5 – 7,5 cm
7,5 atau lebih
Penurunan daya dengar kedua belah telinga setiap 10 Db.
Penurunan daya dengar sebelah telinga stp 10 Db.
Kehilangan daun telinga sebelah
Kehilangan kedua belah daun telinga
Cacat hilangnya cuping hidup
Perforasi sekat rongga hidung
Kehilangan daya penciuman
%x
Upah
2
10-30
30
10
20
30
6
3
5
10
30
15
10
Macam Cacad Tetap Sebagian
38.
39.
40.
41.
42.
43.
Hilangnya kemampuan kerja fisik
50% – 70%
25% – 50%
10% – 25%
Hilangnya kemampuan kerja mental tetap
Kehilangan sebgn fungsi penglihatan stp kehilangan
efisiensi tajam penglihatan 10%
Apabila efisiensi penglihatan kanan dan kiri berbeda, maka
efisiensi penglihatan binokuler dgn rumus kehilangan eff
penglihatan (3 x % eff penglihatan terbaik) + % eff penglht
terburuk. Setiap kehilangan eff tajam penglihatan 10%
Kehilangan penglihatan warna
Setiap kehilangan lapangan pandang 10%
%x
Upah
40
20
5
70
7
7
10
7

BPJS KETENAGAKERJAAN WAJIB MEMBAYAR MANFAAT JKK PALING
LAMA 7 HARI KERJA SEJAK DIPENUHINYA PERSYARATAN
ADMINISTRATIF DAN TEKHNIS

BILA TERJADI KETERLAMBATAN PEMBAYARAN MANFAAT JKK BPJS
KETENAGAKERJAAN DIKENAKAN SANKSI GANTI RUGI SEBESAR 1%
DARI JUMLAH SANTUNAN YG HARUS DIBAYAR UTK SETIAP HARI
KETERLAMBATAN.

HAK MENUNTUT MANFAAT JKK MENJADI GUGUR APABILA TELAH
LEWAT WAKTU 2(DUA) TAHUN SEJAK KECELAKAAN KERJA TERJADI.

PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA YG BELUM
MENGIKUTSERTAKAN PEKERJANYA DALAM PROGRAM JKK KEPADA
BPJS KETENAGAKERJAAN , BILA TERJADI RESIKO YG MENIMPA
PEKERJANYA WAJIB MEMBAYAR HAK PEKERJA SESUAI KETENTUAN
DALAM PP.
TUNGGAKAN IURAN JKK
(PENERIMA UPAH)

PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA YG
MENUNGGAK IURAN JKK SAMPAI 3 BULAN BERTUT TURUT DAN
PESERTA MENGALAMI KK/PAK , BPJS WAJIB MEMBAYAR MANFAAT JKK
KEPADA PESERTA.

PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA YG MENUNGGAK
IURAN JKK LEBIH DARI 3 BULAN BERTUT TURUT DAN PESERTA
MENGALAMI KK/PAK , PEMBERI KERJA WAJIB MEMBAYAR TERLEBIH
DAHULU MANFAAT JKK KEPADA PESERTA/ AHLIWARISNYA.

DALAM HAL PEMBERI KERJA TELAH MELUNASI SELURUH
TUNGGAKAN IURAN DAN DENDA PEMBERI KERJA DAPAT MEMINTA
PENGGANTIANNYA KEPADA BPJS KETENAGAKERJAAN.
LARANGAN PHK

DALAM HAL PESERTA MASIH DALAM PENGOBATAN DAN
PERAWATAN AKIBAT KK/PAK , PEMBERI KERJA SELAIN
PENYELENGGARA NEGARA DILARANG MELAKUKAN PHK

PESERTA YG MENGALAMI CACAT AKIBAT KK/PAK HARUS TETAP
DIPEKERJAKAN KEMBALI KECUALI APABILA PESERTA MENGALAMI
CACAT TOTAL TETAP BERDASARKAN SURAT KETERANGAN
DOKTER DAN KARENA KECACATANNYA YBS TIDAK
MEMUNGKINKAN LAGI UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN.

PEKERJA YG MENGALAMI KK/PAK BERDASARKAN REKOMENDASI
DARI DOKTER PENASEHAT DAPAT MEMPEROLEH PROGRAM
KEMBALI KERJA AGAR PEKERJA DAPAT BEKERJA KEMBALI SEPERTI
SEMULA.
JAMINAN HARI TUA
Berdasarkan PP No. 44/2015, PP No. 60/2015 dan
Permenaker No. 19/2015
IURAN JHT :
BAGI PESERTA PENERIMA UPAH YG BEKERJA
PADA PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA
NEGARA SEBESAR 5,7 % X UPAH SEBULAN
(PESERTA 2% ; PEMBERI KERJA 3,7%)
UPAH SEBAGAI DASAR PEMBAYARAN IURAN
TERDIRI DARI
UPAH POKOK + TUNJANGAN TETAP
MANFAAT JHT

BESARNYA MANFAAT JHT :
ADALAH NILAI AKUMULASI SELURUH IURAN YG TELAH DISETOR
DITAMBAH HASIL PENGEMBANGANNYA YG TERCATAT DALAM
REKENING PERORANGAN PESERTA

MANFAAT JHT DIBAYARKAN APABILA :
A.
PESERTA MENCAPAI USIA PENSIUN
TERMASUK YANG BERHENTI BEKERJA :
- MENGUNDURKAN DIRI
- TERKENA PHK
- MENINGGALKAN INDONESIA UNTUK SELAMANYA
B.
MENGALAMI CACAT TOTAL TETAP
C.
MENINGGAL DUNIA
MANFAAT JHT...................................

PEMBAYARAN MANFAAT JHT :
MANFAAT JHT DAPAT DIBERIKAN SEBAGIAN SAMPAI BATAS TERTENTU
APABILA PESERTA TELAH MEMILIKI MASA KEPESERTAAN MINIMAL 10
TAHUN. TUJUANNYA ADALAH DALAM RANGKA MEMPERSIAPKAN DIRI
MEMASUKI USIA PENSIUN.
PENGAMBILAN MANFAAT JHT SAMPAI BATAS TERTENTU :
A.
MAKS. 30% DARI JUMLAH JHT YG PERUNTUKANNYA UTK
KEPEMILIKAN RUMAH
B.
MAKS. 10% DARI JUMLAH JHT UNTUK KEPERLUAN LAIN SESUAI
PERSIAPAN MASA PENSIUN.
BPJS KETENAGAKERJAAN WAJIB MEMBERIKAN INFORMASI KEPADA PESERTA
MENGENAI BESARNYA SALDO JHT BESERTA HASIL PENGEMBANGANNYA
SATU KALI DALAM SETAHUN.
JAMINAN KEMATIAN
Berdasarkan PP No. 44/2015, dan Permenaker No. 26/2015
IURAN JKM :
BAGI PESERTA PENERIMA UPAH YG
BEKERJA PADA PEMBERI KERJA SELAIN
PENYELENGGARA NEGARA SEBESAR
0,30% X UPAH SEBULAN
IURAN DI BAYAR SELURUHNYA OLEH
PEMBERI KERJA
MANFAAT JAMINAN KEMATIAN
MANFAAT JAMINAN KEMATIAN DIBERIKAN KEPADA AHLI WARIS , APABILA
PESERTA MENINGGAL DUNIA DALAM MASA AKTIF, MELIPUTI :

SANTUNAN SEKALIGUS Rp.16.200.000.

SANTUNAN BERKALA Rp.24XRP.200.000 =Rp.4.800.000.

BIAYA PEMAKAMAN SEBESAR Rp.3.000.000

BEASISWA PENDIDIKAN ANAK SEBESAR Rp.12.000.000.BAGI
PESERTA YG MENINGGAL DUNIA BUKAN AKIBAT KK/PAK DAN
MEMILIKI MASA IUR MIN 5 TH.
PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA YG BELUM
MENGIKUTSERTAKAN PEKERJANYA DALAM PROGRAM JKM KEPADA BPJS
KETENAGAKERJAAN, BILA TERJADI RESIKO TERHADAP PEKERJANYA, WAJIB
MEMBAYAR HAK PEKERJA SESUAI PP 44/2015.
PEMBAYARAN MANFAAT JKM

BPJS KETENAGAKERJAAN WAJIB MEMBAYAR MANFAAT JKM
PALING LAMA 3 HARI KERJA SEJAK DITERIMA SURAT
PERMOHONAN PENGAJUAN JKM DILENGKAPI PERSYARATAN YG
TELAH DITENTUKAN

DALAM HAL TERJADI KETERLAMBATAN PEMBAYARAN, BPJS
KETENAGAKERJAAN DIKENAKAN GANTI RUGI SEBESAR 1%
DARI NILAI NOMINAL SANTUNAN YG HARUS DIBAYAR UNTUK
SETIAP HARI KETERLAMBATAN .
TUNGGAKAN IURAN JKM
(PENERIMA UPAH)

PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA YG
MENUNGGAK IURAN JKM SAMPAI 3 BULAN BERTURUT TURUT DAN
PESERTA MENINGGAL DUNIA BUKAN KARENA KK/PAK , BPJS
KETENAGAKERJAAN WAJIB MEMBAYAR MANFAAT JKM KEPADA AHLI
WARIS.

PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA YG MENUNGGAK
IURAN JKM LEBIH DARI 3 BULAN BERTURUT TURUT DAN PESERTA
MENINGGAL DUNIA BUKAN KARENA KK/PAK , PEMBERI KERJA WAJIB
MEMBAYAR TERLEBIH DAHULU MANFAAT JKM KEPADA AHLI WARIS.

DALAM HAL PEMBERI KERJA TELAH MELUNASI SELURUH TUNGGAKAN
IURAN DAN DENDA MAKA PEMBERI KERJA DAPAT MEMINTA
PENGGANTIANNYA KEPADA BPJS KETENAGAKERJAAN.
PENGAWASAN DALAM
PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL
(BERDASARKAN UU 24/ 2011)

DALAM UU NO.24 TH 2011 TTG BPJS, HANYA MENGATUR PENGAWASAN
INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP BPJS, SEDANGKAN PENGAWASAN
TERHADAP KEPATUHAN DALAM PENERAPAN NORMA JAMINAN SOSIAL
DIATUR LEBIH LANJUT DALAM PP.

DALAM PP NO.86 TH 2013 TTG TATA CARA PENGENAAN SANKSI
ADMINISTRATIF , MENGATUR PENGAWASAN ATAS KEPATUHAN TERHADAP
PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA DAN SETIAP ORANG SELAIN
PEMBERI KERJA, PEKERJA DAN PBI, DIMANA PENGAWASAN ATAS KEPATUHAN
TERSEBUT DILAKUKAN OLEH PETUGAS PEMERIKSA PADA BPJS KESEHATAN DAN
BPJS KETENAGAKERJAAN.

DALAM HAL BPJS TELAH MEMBERIKAN SANKSI ADMINISTRATIF, TETAPI PEMBERI
KERJA TETAP TIDAK PATUH, BPJS WAJIB MELAPORKAN KETIDAKPATUHAN TSB
KEPADA INSTANSI YG BERTANGGUNGJAWAB DIBIDANG KETENAGGAKERJAAN
SETEMPAT (PENGAWAS KETENAGAKERJAAN) UNTUK DITINDAKLANJUTI SESUAI
KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN.
SANKSI ADMINISTRATIF

BERDASARKAN PP NO. 86 TAHUN 2013, SANKSI ADMINISTRATIF
MELIPUTI :
-
TEGURAN TERTULIS
-
DENDA
-
TIDAK MENDAPAT PELAYANAN PUBLIK TERTENTU.

SANKSI TEGURAN TERTULIS DAN DENDA DIJATUHKAN OLEH BPJS
KETENAGAKERJAAN DAN BPJS KESEHATAN.

SANKSI TIDAK MENDAPAT PELAYANAN PUBLIK TERTENTU
DIJATUHKAN OLEH UNIT PELAYANAN PUBLIK TERTENTU PADA
INSTANSI PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI, KABUPATEN/ KOTA.

SANKSI TEGURAN TERTULIS DAN DENDA
DILAKUKAN OLEH BPJS KESEHATAN DAN
KETENAGAKERJAAN, KEPADA :
PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA ,
APABILA MELANGGAR KETENTUAN PASAL 3 AYAT (1) HURUF a PP
NO.86/ 2013 :

TIDAK MENDAFTARKAN DIRINYA DAN PEKERJANYA SEBAGAI PESERTA
KEPADA BPJS SECARA BERTAHAP SESUAI PROGRAM JAMINAN SOSIAL YG
DI IKUTINYA

TIDAK MEMBERIKAN DATA DIRINYA DAN PEKERJANYA BERIKUT
ANGGOTA KELUARGANYA KEPADA BPJS SECARA LENGKAP DAN BENAR.

SANKSI TIDAK MENDAPAT PELAYANAN PUBLIK TERTENTU
DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH, PEMDA PROV, PEMDA KAB/
KOTA KEPADA :
PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA
APABILA MELANGGAR KETENTUAN :
- PASAL 3 AYAT (1) HURUF a PP NO.86/ 2013 : TIDAK
MENDAFTARKAN DIRINYA DAN PEKERJANYA SBG PESERTA KPD
BPJS SECARA BERTAHAP SESUAI PROGRAM YG DI IKUTINYA.

SANKSI INI DIBERIKAN DG MENSYARATKAN KEPADA PEMBERI
KERJA YG AKAN MENDAPATKAN PELAYANAN PUBLIK
TERTENTU UTK MELENGKAPI BUKTI BAHWA SELURUH
PEKERJANYA ATAU DIRINYA TELAH IKUT DALAM PROGRAM
JAMINAN SOSIAL PADA BPJS KESEHATAN DAN BPJS
KETENAGAKERJAAN
(SANKSI INI DIBERIKAN SECARA OTOMATIS TANPA
MENUNGGU ADANYA PERMINTAAN DARI BPJS)

SANKSI TIDAK MENDAPAT PELAYANAN PUBLIK TERTENTU
DILAKUKAN OLEH PEMERINTAH, PEMDA PROV, PEMDA KAB/
KOTA KEPADA :
PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA
APABILA MELANGGAR KETENTUAN :
-

PASAL 3 AYAT (1) HURUF b : TIDAK MEMBERIKAN DATA DIRINYA , DATA
PEKERJANYA DAN DATA ANGGOTA KELUARGANYA SECARA LENGKAP
DAN BENAR KEPADA BPJS.
SANKSI INI DILAKUKAN SETELAH MENDAPAT SURAT
PERMOHONAN PENGENAAN SANKSI PENGHENTIAN
PELAYANAN PUBLIK TERTENTU DARI BPJS KETENAGAKERJAAN
ATAU BPJS KESEHATAN ( SANKSI DIBERIKAN ATAS
PERMINTAAN BPJS)
SANKSI TIDAK MENDAPAT PELAYANAN PUBLIK
TERTENTU DIBERIKAN OLEH PEMERINTAH, PEMDA
PROVINSI DAN PEMDA KAB/ KOTA, KEPADA :
A. PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA
NEGARA, BERUPA :
- PERIZINAN TERKAIT USAHA
- IZIN YANG DIPERLUKAN DALAM MENGIKUTI TENDER
PROYEK
- IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING (IMTA)
- IZIN PERUSAHAAN PENYEDIA JASA PEKERJA/ BURUH
- IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)
TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF
1.
APABILA PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA
MELANGGAR PASAL 3 AYAT (1) HURUF a DAN HURUF b DAN SETIAP
ORANG MELANGGAR PASAL 4 AYAT (1) HURUF a DAN HURUF b PP
NO.86/ 2013, BPJS MEMBERIKAN TEGURAN TERTULIS PERTAMA
UTK JANGKA WAKTU PALING LAMA 10 HARI.
2.
BILA SAMPAI BERAKHIRNYA JANGKA WAKTU YG DITETAPKAN,
PEMBERI KERJA TDK MELAKSANAKAN KEWAJIBANNYA, BPJS
MEMBERIKAN TEGURAN TERTULIS KEDUA. UNTUK JANGKA
WAKTU PALING LAMA 10 HARI.
3.
BILA SAMPAI BERAKHIRNYA JANGKA WAKTU YG DITETAPKAN
PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA TETAP TIDAK
MELAKSANAKAN KEWAJIBANNYA, MAKA BPJS MEMBERIKAN SANKSI
DENDA SEBESAR 0,1 % SETIAP BULAN DARI IURAN YG HARUS DI
BAYAR TERHITUNG SEJAK TEGURAN TERTULIS KEDUA BERAKHIR.
TATA CARA PENGENAAN SANKSI........................
4.
SANKSI DENDA DIBERIKAN KEPADA PEMBERI KERJA SELAIN
PENYELENGGARA NEGARA, UNTUK JANGKA WAKTU PALING LAMA
30 HARI SEJAK PENGENAAN SANKSI TEGURAN TERTULIS KEDUA
BERAKHIR DAN DISETOR KEPADA BPJS BERSAMAAN DG PEMBAYARAN
IURAN BULAN BERIKUTNYA.
5. BILA DENDA TIDAK DISETOR LUNAS PEMBERI KERJA SELAIN
PENYELENGGARA NEGARA DIKENAKAN SANKSI TIDAK MENDAPAT
PELAYANAN PUBLIK TERTENTU.
7. DALAM HAL TEGURAN TERTULIS KEDUA BERAKHIR, SETIAP ORANG
TETAP TIDAK MELAKSANAKAN KEWAJIBANNYA, TIDAK DIKENAKAN
SANKSI DENDA, TETAPI DIKENAKAN SANKSI TIDAK MENDAPAT
PELAYANAN PUBLIK TERTENTU.
PENCABUTAN SANKSI
PENCABUTAN SANKSI TIDAK MENDAPAT PELAYANAN
PUBLIK TERTENTU DILAKUKAN APABILA :
 PEMBERI
KERJA
SELAIN
PENYELENGGARA
NEGARA TELAH MELAKSANAKAN KEWAJIBANNYA
SEBAGAIMANA DIMAKSUD PASAL 3 AYAT (1)HURUF
a DAN HURUF b PP NO.86 TH 2013, DENGAN
MENUNJUKKAN BUKTI :
-
LUNAS PEMBAYARAN IURAN DAN DENDA
-
BUKTI PENDAFTARAN KEPESERTAAN
-
BUKTI PELAPORAN DATA SECARA LENGKAP DAN BENAR KEPADA BPJS.
PERAN PENGAWAS KETENAGAKERJAAN
(BERDASARKAN PP NO.86/ 2013)
 DALAM
HAL PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA TELAH
DIBERIKAN SANKSI ADMINISTRATIF (TEGURAN TERTULIS, DENDA DAN
ATAU TIDAK MENDAPAT PELAYANAN PUBLIK TERTENTU) TETAPI
PEMBERI KERJA TETAP TIDAK PATUH MEMBAYAR IURAN DAN KEWAJIBAN
LAINNYA, MAKA BPJS KET WAJIB MELAPORKAN KETIDAK PATUHAN TSB
KEPADA INSTANSI YG BERTANGGUNG JAWAB DIBIDANG KETENAGAKERJAAN
 BERDASARKAN
LAPORAN BPJS, INSTANSI YG BERTANGGUNG JAWAB
DIBIDANG KETENAGAKERJAAN MELAKUKAN PEMERIKSAAN TERHADAP
PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA YG PELAKSANAANNYA
DILAKUKAN SESUAI KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN
 SELAIN
BERDASARKAN LAPORAN BPJS, INSTANSI YG BERTANGGUNG
JAWAB DIBIDANG KETENAGAKERJAAN, DAPAT MELAKUKAN PEMERIKSAAN
TERHADAP PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA YG
PELAKSANAANNYA DILAKUKAN SESUAI KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG UNDANGAN
PERAN PENGAWAS KETENAGAKERJAAN
( BERDASARKAN PP NO.44 TAHUN 2015, PP NO.45 TAHUN 2015,
PP NO.46 TAHUN 2015 )
 DALAM
HAL PEMBERI KERJA SELAIN PENYELENGGARA NEGARA TELAH
DIBERIKAN SANKSI ADMINISTRATIF (TEGURAN TERTULIS, DENDA DAN
ATAU TIDAK MENDAPAT PELAYANAN PUBLIK TERTENTU) TETAPI PEMBERI
KERJA TETAP TIDAK PATUH DALAM :
-
MEMBAYAR IURAN ( SANKSI PIDANA / PASAL 19 UU NO.24 TAHUN 2011 )
-
DAN KEWAJIBAN LAINNYA.
MAKA BPJS KETENAGAKERJAAN WAJIB MELAPORKAN KETIDAK PATUHAN
TSB KEPADA
PENGAWAS KETENAGAKERJAAN PADA INSTANSI YG
MENYELENGGARAKAN
URUSAN
PEMERINTAHAN
DIBIDANG
KETENAGAKERJAAN SESUAI KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG
UNDANGAN (UU NO.3/1951 DAN UU NO.13 /2003)
CATATAN :
-
PASAL 19 AYAT (1) : PEMBERI KERJA WAJIB MEMUNGUT IURAN YANG MENJADI BEBAN PESERTA DARI
PEKERJANYA DAN MENYETORKANNYA KEPADA BPJS
-
AYAT (2) : PEMBERI KERJA WAJIB MEMBAYAR DAN MENYETOR IURAN YANG MENJADI TANGGUNG
JAWABNYA KEPADA BPJS.
PERAN PENGAWAS ...........................................
( BERDASARKAN PP NO.44 TAHUN 2015, PP NO.45 TAHUN 2015,
PP NO.46 TAHUN 2015 )

PENGAWAS KETENAGAKERJAAN PADA INSTANSI YG BERTANGGUNG JAWAB
DIBIDANG
KETENAGAKERJAAN
BERDASARKAN
LAPORAN
DARI
BPJS
KETENAGAKERJAAN MELAKUKAN PEMERIKSAAN TERHADAP PEMBERI KERJA SELAIN
PENYELENGGARA NEGARA YG PELAKSANAANNYA SESUAI KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG UNDANGAN.

DALAM PENJELASAN DISEBUTKAN YG DIMAKSUD DENGAN PERATURAN
PERUNDANG UNDANGAN ADALAH UU NO.3/ 51 DAN UU NO.13/ 2003, DIMANA
DIDALAM KEDUA UNDANG UNDANG TSB PENGAWAS KETENAGAKERJAAN DIBERI
KEWENANGAN SEBAGAI PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS)
YG DAPAT
MELAKUKAN PENYIDIKAN DIBIDANG KETENAGAKERJAAN.

MENGINGAT PELANGGARAN YG DILAKUKAN OLEH PEMBERI KERJA SELAIN
PENYELENGGARA NEGARA YG DILAPORKAN BPJS KETENAGAKERJAAN, SALAH
SATUNYA MERUPAKAN PELANGGARAN PIDANA SEBAGAIMANA DIMAKSUD PASAL 19
UU NO.24/ 2011 ( TIDAK MEMBAYAR IURAN), MAKA PENGAWAS KETENAGAKERJAAN
DAPAT MELAKUKAN PENYIDIKAN SESUAI KEWENANGANNYA YG DIATUR DALAM UU
NO.3/ 51 ; UU NO.13/ 2003 PASAL 99 DAN UU NO.8/ 81.
PERAN PENGAWAS ...........................................
(BERDASARKAN PP NO.44 TAHUN 2015)

SELAIN BERDASARKAN LAPORAN BPJS KETENAGAKERJAAN, PENGAWAS
KETENAGAKERJAAN PADA INSTANSI YG BERTANGGUNG JAWAB DIBIDANG
KETENAGAKERJAAN, DAPAT MELAKUKAN PEMERIKSAAN TERHADAP PEMBERI KERJA
SELAIN PENYELENGGARA NEGARA YG MELANGGAR KETENTUAN PASAL 59 AYAT (1)
PP NO.44 TH 2015, YG PELAKSANAANNYA SESUAI KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG UNDANGAN (UU NO.3/51 DAN UU NO.13/2003)
KETENTUAN PASAL 59 AYAT (1) PP NO.44 TH 2015, ANTARA LAIN MELIPUTI PELANGGARAN :
-
DALAM HAL TERJADI PDS UPAH YG MENGAKIBATKAN TERJADI KEKURANGAN PEMBAYARAN MANFAAT
JKK, PEMBERI KERJA WAJIB MEMBAYAR KEKURANGANNYA.
-
DALAM HAL TERJADI PDS TK YG MENGAKIBATKAN ADA PEKERJA YG TIDAK TERDAFTAR DALAM JKK, BILA
TERJADI RESIKO TERHADAP PEKERJA, PEMBERI KERJA WAJIB MEMBAYAR HAK2 NYA SESUAI PP INI.
-
DALAM HAL TERJADI PDS PROGRAM, SEHINGGA PEKERJA HANYA DIIKUTKAN PADA SEBAGIAN
PROGRAM SAJA, MAKA BILA TERJADI RESIKO TERHADAP PEKERJA, PEMBERI KERJA WAJIB MEMBAYAR
HAK2 NYA SESUAI PP INI.
-
PWBD DAN LAIN LAIN................
Terima Kasih
Arigato Gozaimasu
Download