pertemuan 3 gambar proyeksi

advertisement
PERTEMUAN 3
GAMBAR PROYEKSI
3.1. Penyajian gambar 3 dimensi
Untuk menyajikan sebuah benda tiga dimensi pada sebuah bidang dua dimensi
diperlukan proyeksi. Pada sistem dua dimensi obyek gambar dapat langsung diaplikasikan pada
layar monitor karena memiliki dimensi yang sama yaitu pada koordinat kartesian x dan y,
kalaupun ada perbedaan hanya pada arah sumbunya. Pada sistem tiga dimensi setiap titik
memiliki 3 koordinat yaitu koordinat x, y, dan z, sedangkan layar hanya memiliki sumbu x dan y.
Oleh karena itu diperlukan transformasi dari koordinat tiga dimensi atau disebut dengan
koordinat dunia menjadi koordinat dua dimensi. Untuk menampilkan efek tiga dimensi pada
layar dua dimensi dapat dilakukan dengan metode kamera sintetis yaitu proyeksi paralel, dan
proyeksi perspektif.
a) Proyeksi Paralel
Proyeksi paralel merupakan teknik dasar untuk penyajian obyek tiga dimensi pada layar
dua dimensi, yang bertumpu pada 3 sudut pandang. Pandangan depan, pandangan samping
dan pandangan atas. Contoh proyeksi paralel seperti pada Gb. 3.1. Untuk menggambarkan
proyeksi paralel dalam tiga dimensi diperlukan beberapa sudut pandang minimal atas, samping
dan depan kemudian di proyeksikan dalam koordinat tiga dimensi sehingga seperti terlihat pada
gambar di bawah.
Gb. 3.1 Proyeksi Paralel
1
Proyeksi paralel merupakan teknik yang relatif sederhana tetapi gambar yang ditampilkan
masih sulit untuk dibayangkan sebagai image tiga dimensi, seperti pada Gb. 3.1. Untuk itu
dikembangkan cara lain yaitu dengan teknik proyeksi perspektif seperti pada Gb 3.2.
b) Proyeksi Perspektif
Gb. 3.2 Proyeksi Perspektif
Proyeksi perspektif adalah bentuk gambar tiga dimensi seperti yang dilihat pada
kenyataan sesungguhnya seperti yang terlihat oleh mata manusia ataupun kamera. Teknik ini
lebih menggambarkan keadaan yang sesungguhnya tetapi untuk obyek dalam bentuk gambar
rangka (wire frame) untuk kedalaman tertentu dapat menimbulkan dualisme gambar. Misalnya
bagian yang terkesan di dalam kadang-kadang juga terkesan di luar.
c) Gambar 3 Dimensi dalam Perencanaan
Suatu proses perencanaan benda yang mengacu pada desain gambar kerja terkadang
masih sangat sulit dipahami oleh klien yang masih awam dengan bentuk penyajian gambar
kerja/gambar teknik 2D (2 Dimensi). untuk mengantisipasi hal tersebut dilakukan penyajian
gambar 3D (3 Dimensi) agar bias dilihat secara nyata tampilan obyek yang nanti akan dibuat
dalam bentuk fisik. Dengan gambar 3D, siapapun bahkan yang tidak menguasai tentang gambar
teknik tentu akan dengan mudah melihat apa dan bagaimana bentuk sesungguhnya dari desain
tersebut. Gambar 3D juga memungkinkan untuk menganalisa sudut pandang yang dirasa kurang
memenuhi harapan, sehingga bias dengan segera melakukan perubahan rencana kerja sebelum
proses pengerjaan benda.
Keperluan pembuatan gambar 3D tidaklah mutlak dalam sebuah proses perencanaan.
Gambar 3D pada umumnya digunakan untuk penyajian tampilan fisik utuh dengan pewarnaan
dan bentuk-bentuk ornament yang tepasang pada bagunan. Dengan gambar 3D, klien bias
menyaksikan tanpa kesulitan membayangkan juka ingin melihat tampilan desain yang dipesan
dari berbagai arah dan sudut pandang berbeda
Gambar 3D ataupun gambar kerja 2D merupakan dua hal yang berbeda dan memiliki
fungsi masing-masing dalam proses pelaksanaan pembuatan bendanya. Pada hakikatnya acuan
yang lebih utama tetap menggunakan desain 2D karena lengkap menyertakan ukuran-ukuran
yang lebih rinci dan potongan-potingan yang lebih lengkap. Dapat disimpulkan mengapa
diperlukan gambar 3D adalah sebagai penunjang kelengkapan untuk memudahkan klien dalam
memahami rencana/rancangan yang telah dipesan. Meskipun demikian, perkembangan
teknologi computer yang pesat memberikan keunggulan tersediri dalam keteknikan, dimana
gambar 3D dapat menjadi suatu bentuk miniatur benda yang dapat digunakan dalam suatu
analisis teknik, misalnya analisis sifat mekanis dan fisis bahan yang diberi perlakuan tertentu.
2
Bagi seorang arsitek memberikan gambaran akan ide perencanaan pada klien kadang
menemui hambatan manakala klien awam akan penyajian gambar kerja. Gambar kerja adalah
visualisasi perencanaan yang memaparkan detail konstruksi dan detail arsitektural sebagai
patokan pelaksanaan. Standarnya, gambar kerja dibuat dalam format 2D untuk menjaga presisi
dan ketepatan dimensi/ukuran yang diinginkan. Jadi, untuk mengatasinya, biasanya seorang
arsitek akan memaparkan draft perencanaannya tersebut dalam bentuk visualisasi 3D. Jika
dulu, hal ini dibuat dengan penyajian maket, maka sekarang penyajian visualisasi 3D dapat
dibuat melalui perangkat kerja di computer dengan aneka ragam jenis software. Dan ini tentu
saja lebih hemat biaya.
3.2. Proyeksi Sudut Pertama (First Angle Projection)
Bidang-bidang proyeksi yang paling banyak dipergunakan adalah bidang horizontal dan
bidang vertical, seperti tampak pada Gb. 3.3 di bawah. Bidang bidang utama ini membagi
seluruh ruang dalam empat kwadran. Bagian ruang di atas bidang horizontal dan di depan
bidang vertical disebut kwadran pertama. Bagian ruang di atas bidang horizontal dan di
belakang bidang vertical disebut kwadran kedua. Kwadran ketiga adalah bagian ruang yang
terletak di bawah bidang horizontal dan di depan bidang vertical dan kwadran keempat adalah
bidang ruang yang terletak di bawah horizontal dan di belakang bidang vertical.
Jika benda yang akan digambar diletakkan di kwadran pertama dan diproyeksikan pada
bidang-bidang proyeksi, maka cara proyeksi ini disebut “proyeksi kwadran pertama” atau “cara
proyeksi sudut pertama”, cara ini juga sering disebut “cara E”. Jika bendanya diletakkan pada
kwadran ketiga, maka cara proyeksi demikian disebut “proyeksi kwadran ketiga” atau “cara
proyeksi sudut ketiga”. Cara proyeksi sudut kedua dan ketiga tidak dipakai dalam praktek.
Gb. 3.3 Bidang koordinat utama dan kwadran-kwadran.
Proyeksi sudut pertama merupakan proyeksi system eropa karena cara ini telah banyak
dipergunakan di Negara-negara Eropa seperti: Jerman, Swiss, Perancis, Rusia dan lainnya. Untuk
mempermudah ingatan tentang proyeksi Eropa, kuncinya adalah bahwa objek atau benda
terletak di antara orang yang melihat dengan bidang proyeksi. Untuk memproyeksikan suatu
benda, benda tersebut seolah-olah didorong menuju bidang proyeksi (Gb. 3.4)
3
Gb. 3.4 Proyeksi menuju sebuah bidang
Dalam peragaan menggunakan tiga bidang proyeksi, yaitu bidang depan, atas, dan samping,
benda diletakkan di antara bidang proyeksi dan pengamat (Gambar 2). Artinya bidang proyeksi
terletak di belakang benda. Dari gambar tampak dengan jelas bahwa proyeksi untuk pandangan
atas terletak di bawah benda, dan proyeksi pandangan depan terletak di belakang benda, dan
proyeksi pandangan samping terletak di sebelah kanan.
4
Gb. 3.5 Proyeksi sudut pertama pda 3 bidang
Langkah-langkah membuat proyeksi sudut pertama dapat dilihat pada contoh berikut:
5
Gb. 3.6 Langkah-langkah membuat proyeksi sudut pertama
3.3. Proyeksi Sistem Amerika (Third Angle Projection)
Proyeksi sudut ketiga sering disebut juga proyeksi system Amrika atau “cara A” karena caara ini
telah banyak dipakai di Amerika. Negara-negara lain yang banyak mempergunakan cara ini
adalah Jepang, Australia dan Canada. Dalam proyeksi ini benda berada di depan bidang
proyeksi. Jadi, bidang proyeksi ada di antara pengamat dengan benda. Untuk memproyeksikan
benda pada bidang proyeksi, benda seolah-olah ditarik ke bidang proyeksi sehingga garis sinar
proyeksi ditarik menuju ke bidang proyeksi. Sebagai contoh Gambar dibawah
6
7
Gb. 3.7 Proyeksi sudut pertama pda 3 bidang
Kode/lambang proyeksi sistem Amerika
Penentuan pandangan pada system sistem Amerika dapat dilihat contoh berikut ini:
8
Gb. 3.8 Penentuan Pandangan Sistem Amerika
Gambar di bawah ini merupakan contoh penerapan proyeksi pada gambar-gambar detail.
Gambar tersebut tidak menunjukkan pada seluruh pandangan pada proyeksi Amerika, namun
hanya digambar pada pandangan-pandang yang di butuhkan saja atau padangan-pandangan
yang diyakini cukup lengkap memberikan informasi bagi pembaca atau pengguna. Gambargambar bagian di bawah ini hanya menampilkan gambar pandangan depan dan pandangan
samping kanan saja karena kedua pandangan tersebut di yakini sudah cukup mewakili hingga
mampu memberikan informasi untuk membuat benda-benda tersebut.
9
10
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Disediakan gambar nomor 1 sampai 4
a) Tentukan jenis proyeksi yang digunakan
b) Tentukan pandangan depan, samping, atas, atau bawah pada tiap
gambar proyeksi
c) Lengkapi garis-garis gambar pandangan sehingga menunjukkan gambar
pandangan proyeksi yang benar
11
2. Disediakan gambar nomor A sampai F
a) Tentukan jenis proyeksi yang digunakan
b) Tentukan pandangan depan, samping, atas, atau bawah pada tiap gambar proyeksi
c) Lengkapi garis-garis gambar pandangan sehingga menunjukkan gambar pandangan
proyeksi yang benar
12
Download