MODUL PERKULIAHAN Teori Komunikasi TEORI INTERPRETIF Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Broadcasting Tatap Muka 14 Kode MK Disusun Oleh 85004 Sofia Aunul, M.Si Abstract Kompetensi Teori intrepretif mengasumsikan bahwa makna dapat berarti lebih dari apa yang dijelaskan oleh pelaku dan hal ini merupakan suatu tindakan kreatif dalam mengungkap kemungkinan-kemungkinan makna. Setelah mempelajari materi dalam modul ini, mahasiswa akan mampu memahami: 1. Pengertian teori interpretasi 2. Fenomenologi 3. Hermeneutika TEORI INTREPRETASI PENDAHULUAN Teori intrepretif muncul dalam berbagai bentuk dan memusatkan perhatiannya pada pesan dan teks. Beberapa diantaranya berusaha menentukan apa yang dimaksudkan orang-orang dalam percakapan yang mereka lakukan. Sejumlah lainnya menaruh perhatian pada makna teks, terlepas dari siapa penulis atau pembacanya. Interpretasi (interpretation) merupakan proses aktif pikiran dan tindakan kreatif dalam mengklarifikasi pengalaman pribadi. Proses interpretasi penting bagi kebanyakan pemikiran fenomenologi. Interpretasi dikenal dalam istilah Jerman Verstehen (pemahaman) merupakan proses menentukan makna dengan pengalaman. Dalam tradisi semiotik, interpretasi dianggap terpisah dari realitas, tetapi dalam fenomenologi, interpretasi membentuk apa yang nyata bagi seseorang. Kita tidak dapat memisahkan realitas dan interpretasi. Interpretasi melibatkan maju mundur antara mengalami suatu kejadian atau situasi dan menentukan maknanya, berrgerak dari yang khusus ke yang umum dan kembali lagi ke yang khusus, dikenal dengan istilah hermeneutic circle. Untuk itu pada pertemuan keempatbelas ini, teori interpretif yang akan dibahas adalah dua aliran pemikiran yang searah, yaitu Fenomenologi dan Hermeneutika. FENOMENOLOGI Teori-teori fenomenologi berasumsi bahwa orang-orang secara aktif mengintrepretasikan pengalaman-pengalamannya dan mencoba memahami dunia dengan pengalaman pribadinya. Teori ini memperhatikan pada pengalaman sadar seseorang. Pernahkah anda terlentang pada malam hari dan menatap bintang-bintang dari tempat yang gelap? Pada masa kecil, hampir semua orang mulai bertanya tentang pertanyaan kosmologis kjetika mereka memandang langit dan memikirkan luasnya jagad raya. Cahaya, kecepatan, waktu, kejadian, energy, pergerakan, dan jarak, ada untuk kita ketahui dengan melihat ke langit malam dan kita dengan SADAR memikirkan makna semuanya. Mungkin kita dapat memperluaas pengalaman kita dengan menggunakan teleskop, melihatpemandangan luar angkasa dengan bantuan Hubble Space Telescope, 13 2 Teori Komunikasi Sofia Aunul, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id serta membandingkan jarak dan waktu berdasarkan astronomi dengan benda-benda yang lebih dekat dengan rumah. Proses mengetahui dengan pengalaman langsung merupakan wilayah kajian fenomenologi. Fenemenologi merupakan studi bagaimana manusia mengalami kehiodupannya di dunia. Studi ini melihat objek dan peristiwa dari perspektif orang yang mengalami. Realitas dalam fenomenologi selalu merupakan bagian dari pengalaman sadar seseorang. Pendekatan ini merupakan suatu langkah maju terhadap aliran yang menganggap bahwa suatu realitas terlepas dari kesadaran atau persepsi manusia. Maurice Merleu-Ponty, seoraqng fenomenologis terkenal, mengungkapkan pandangannya sebagai berikut: “Seluruh pengetahuan saya tentang dunia, bahkan pengetahuan ilmiah saya, diperoleh dari sudut pandang saya sendiri, atau dari beberapa pengalaman yang tanpa menggunakan sudut pandang saya sendiri akan menyebabkan symbol-simbol ilmiah menjadi tidak berarti. Untuk kembali pada hal-hal tersebut adalah kembali kepada duania yang mendahului pengetahuan, di mana pengetahuan selalu bicara.” Stanley Deetz mengemukakan tiga prinsip dasar fenomenologi. Pertama, pengetahuan haruslah sadar. Pengetahuan tidak disimpulkan dari pengalaman, tetapi diekspresikan dalam pengalaman sadar itu sendiri. Kedua, makna diberikan pada sesuatu atas dasar potensinya bagi tindakan seseorang. Bagaimana seseorang berhubungan dengan suatu objek akan menentukan makna tersebut. Seikat kunci, misalnya akan menjadi penindih kertas ketika seseorang melihat potensinya sebagai suatubenda yang cukup berat. Ketiga, bahasa merupakan perantara bagi munculnya makna. Kita mengalami banyak hal melalui bahasa yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengungkapkan hal-hal tersebut. Kita tahu bahwa itu adalah sebuah kunci karena berbagai atribut yang diberikan pada benda tersebut: untuk mengunci, membuka, terbuat dari logam berat, dsb. Tradisi Fenomenologi terbagi dalam tiga bagian utama, yakni; 1. Fenomenologi Klasik. Fenomenologi klasik biasanya dihubungkan dengan Edmund Husserl, pendiri fenomenologi modern. Husserl yang menulis selama pertengahan abad keduapuluh, berusaha mengembangkan metode yang meyakinkan kebenaran melalui kesadaran yang terfokus. Menurutnya, orang harus berdisiplin dalam menerima pengalaman itu. Dengan kata lain, pengalaman secara individu adalah jalan yang tepat untuk menemukan realitas. Hanya melalui ‘perhatian sadar’ 13 3 Teori Komunikasi Sofia Aunul, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id (conscious attention), kebenaran dapat diketahui. Untuk dapat melakukan hal itu, kita harus menyingkirkan kategori-kategori pemikiran dan kebiuasaan-kebiasaan dalam melihat ssegala sesuatu agar dapat mengalami sesuatu dengan sebenarbenarnya. Dalam hal ini, benda-benda di dunia menghadirkan dirinya pada kesadaran kita. Pendekatan Husserl dalam fenomenologis sangat objektif; dunia dapat dialami tanpa harus membawa kategori pribadi seseorang agar terpusat pada proses. 2. Fenomenologi Persepsi Menurut Ponty, Sebagai manusia, kita dipengaruhi oleh dunia luar atau lingkungan kita dan sebaliknya, kita juga memenuhi dunia di sekitar kita, melalui bagaimana kita mengalami dunia. Dengan demikian, suatu objek atau peristiwa itu ada dalam suatu proses yang timbal balik (give and take), yaitu hubungan dialogis di mana suatu objek atau peristiwa memengaruhi objek atau peristiwa lainnya. Sesuatu yang nyata harus dapat disentuh oleh pengalaman manusia, meski tidak harus pengalaman empiris. 3. Fenomenologi Hermeneutik Cabang ketiga dalam tradisi ini disebut dengan fenomenologi hermeneutic (hermeneutic phenomenology). Melalui pengalaman alami yang terbentuk melalui penggunaan bahasa dalam kehidupan setiap hari, berpikir atau kebiasaan kita melihat sesuatu agar dapat merasakan pengalaman sebagaimana apa adanya. Melalui cara ini, berbagai objek di dunia dapat hadir dalam kesadaran kita HERMENEUTIKA Hermeneutika adalah studi mengenai pemahaman (the study of understanding) terutama dengan menginterpretasikan tindakan dasn teks. Terdapat beberapa cabang hermeneutika, termasuk interpretasi kitab injil (exegesis), interpretasi literatur kuno (philology), interpretasi melalui perkembangan dan penggunaan tata bahasa (technical hermeneutics), interpretasi terhadap tindakan personal dan soaial manusia, studi mengenai proses pemahaman itu sendiri ( philosophical hermeneutics), dan pengungkapan makna-makna yang tersimpan/tersembunyi dalam setiap sistem symbol (misalnya analisis terhadap mimpi). 13 4 Teori Komunikasi Sofia Aunul, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Hans-Georg Gadamer adalah salah seorang tokoh terkemuka dalam filsafat hermeneutika. Bagi Gadamer, orang tidak terpisah dari teks dalam menganalisis dan menginterpretasikannya; sebaliknya interpretasi itu sendiri adalah bagian yang esensial dari keberadaan (being). Prinsip utama teori Gadamer adalah bahwa orang selalu memahami pengalaman dari perspektif praduga. Tradisi memberi kita cara untuk memahgami sesuatu, dan kita tidak dapat memaisahkan diri dari tradisi tersebut. Pengamatan, penalaran, dan pemahaman tidak akan pernah objektif murni; semuanya akan diwarnao oleh sejarah dan komunitas. Sejarah tidak boleh dipisahkan dari keadaan saat ini. Kita selalu merupakan bagian yang simultan dari masa lalu, masa kini, dan antisipasi ke masa datang. Dengan kata lain, masa lalu berada dalam diri kita sekarang di masa kini dan mempengaruhi konsepsi kita terhadap masa datang. Pada saat yang sama, perhatian kita pada realitas masa kini mempengaruhi bagaimana pandangan kita terhadap masa lalu. Kita tidak dapat eksis di luar suatu tradisi historis. Daftar Pustaka littleJohn, Stephen W dan Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. Sendjaja, Sasa Djuarsa. 1994. Teori Komunikasi. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka 13 5 Teori Komunikasi Sofia Aunul, M.Si Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id