PERJANJIAN INTERNASIONAL DAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN GLOBAL EKONOMI LINGKUNGAN PERTEMUAN 14 PERJANJIAN INTERNASIONAL TENTANG LINGKUNGAN Beberapa negara dunia telah menandatangai persetujuan internasional untuk mengurangi emisi zat kimia penyebab penipisan lapisan ozon. Kebijakan lingkungan internasional kebijakan suatu negara tidak terdapat lembaga pengawasan yang efektif. Kebijakan lingkungan saat ini terdiri dari perjanjian-perjanjian diantara beberapa negara ”tiap negara sepakat untuk mengurangi emisi atau melakukan tahapan menjaga lingkungan” PERSETUJUAN INTERNASIONAL Persetujuan Lingkungan dipengaruhi oleh interaksi politik beberapa faktor ekonomi yang mempengaruhi manfaat dan biaya yang dirasakan partisipan. beberapa perjanjian internasional berhubungan dengan aspek lingkungan yang telah disepakati dan dilaksanakan: nuklir, sungai, udara, floran dan fauna, lautan, dll. PERSETUJUAN INTERNASIONAL (2) Tabel 1. Perjanjian Internasional Mengenai Polusi Lautan Nama Perjanjian Tahun Pelaksanaan Jumlah Peserta International Convention for the Prevention of Pollution of the Sea by Oil (as amended 11/4/62 and 10/21/69) 1954 1958 71 Agreement for Cooperation in Dealing with Pollution of the North Sea by Oil 1969 1969 8 International Convention on Civil Liability for Oil Pollution Damage (as amended) 1969 1975 63 International Convention Relating to Intervention on the High Sea s in Cases of Oil Pollution Causalities 1969 1975 54 Convention on the Prevention of Marine Pollution from Land Based Sources 1974 1978 13 Convention for the Protection of the Mediterranean Sea Against Pollution 1976 1978 18 PERSETUJUAN INTERNASIONAL (3) Tabel 2. Perjanjian Internasional Mengenai Polusi Udara Nama Perjanjian Tahun Pelaksanaan Jumlah Peserta Convention on Long-Range Transboundary Air Pollution 1979 1983 30 Protocol to the 1979 Convention on Long-Range Transboundary Air Pollution on Long-Term Financing of hr Co-operative Programme for Monitoring and Evaluation of the Long Term Transmission of Air Pollutants in Europe (EMEP) 1984 1988 27 Protocol to the 1979 Convention on Long Range Transboundary Air Pollution on the Reduction of Sulphur Emissions or Their Transboundary Fluxes by at Least 30 percent 1985 1987 16 Protocol on the 1979 Convention on Long Range Transboundary Air Pollution Concerning the Control of Emissions of Nitrogen Oxides or their Transboundary Fluxes 1988 - 24 Vienna Convention for the Protection of the Ozone Layer 1985 1988 36 Montreal Protocol on Substances that Deplete the Ozone Layer 1987 1989 43 PERSETUJUAN INTERNASIONAL (4) Tabel 3. Perjanjian Internasional Mengenai Polusi Sungai Nama Perjanjian Tahun Pelaksanaan Jumlah Peserta Protocol Concerning the Constitution of an International Commission for the Protection of the Moselle Against Pollution 1961 1962 3 Agreement Concerning the International Commission for the Protection of the Rhine Against Pollution 1963 1965 6 Convention on the Protection of the Rhine Against Chemical Pollution 1976 1979 6 Convention Creating the Niger Basin Authority and Protocol Relating to the Development Fund of the Niger Basin 1980 1982 8 PERSETUJUAN INTERNASIONAL (5) Tabel 4. Perjanjian Internasional Mengenai Flora dan fauna Nama Perjanjian Tahun Pelaksanaan Jumlah Peserta European Treaty on the Conservation of Birds Useful to Agriculture 1902 1902 11 International Convention for the Regulation of Whaling (as amended) 1946 1948 43 International Convention for the Protection of Birds 1950 1963 10 International Plant Protection Convention 1951 1952 92 International Convention for the Protection of New Varieties of Plants (as amended) 1961 1968 17 Convention on the African Migratory Locust 1962 1963 16 European Convention on the Conservation of Nature and Natural Resources 1968 1969 29 Convention on International Trade in Endangered Species of Wils Fauna and Flora 1973 1975 96 Agreement on Conservation of Polar Bears 1973 1976 5 PERSETUJUAN INTERNASIONAL (6) Tabel 5. Perjanjian Internasional Mengenai Polusi Sungai Nama Perjanjian Tahun Pelaksanaan Jumlah Peserta Convention on Third Party Liability in the Field of Nuclear Energy (as amended) 1960 1968 14 Vienna Convention of Civil Liability for Nuclear Damage 1963 1977 10 Treaty Banning Nuclear Weapon Tests in Athmosphere, in Outer Space and Under Water The 1963 1963 117 Treaty on the Prohibition of the Emplacement of Nuclear Weapons of Mass Destruction on the Sea-Bed and the Ocean Floor and in the Subsoil Thereof 1971 1972 79 Convention on Early Notification of a Nuclear Accident 1986 1986 31 PERSETUJUAN BILATERAL Persetujuan bilateral persetujuan diantara 2 negara yang terlibat dalam suatu dampak pencemaran lingkungan. Misalkan terdapat 2 negara, A dan B. Negara B berada di downwind negara A emisi SO2 negara A berkontribusi terhadap hujan asam di kedua negara. Di negara B emisi SO2 hanya berkontribusi pada hujan asam di negara tersebut (karena pola angin), sehingga tidak ada timbal balik emisi SO2 dari B yang mempengaruhi A. PERSETUJUAN BILATERAL (2) $ MAC MDT MDA c d a b 0 f g e2 e1 Emisi Negara A Negosiasi antara polluters dan penerima kerusakan dapat menghasilkan tingkat emisi yang efisien, property right jelas sehingga biaya transaksi minimum. PERSETUJUAN BILATERAL (3) Negosiasi di antara otoritas politik 2 negara memerlukan diplomasi. pengurangan emisi A (e1 ke e2) net benefit negatif pada negara tersebut berupa penambahan biaya (d+f), pengurangan kerusakan hanya sebesar f. PERSETUJUAN BILATERAL (5) Berdasarkan hukum internasional, kasus di atas ditutupi oleh “Polluters Pays Principle” (PPP). Kasus The Trail Smelter tahun 1935 sumber penting prinsip ini. Trail Smelter pembersih logam di British Columbia Buangan SO2nya merusak pertanian hingga luar batas USA. Pengadilan menemukan bahwa petani berada pada hukum internasional Tidak ada negara yang berhak / mengizinkan penggunaan batas wilayah dengan cara yang menyebabkan kerusakan. Deklarasi diluncurkan tahun 1972 pada Konfrensi Lingkungan Hidup PBB mengakomodir seluruh tipe transboundary pollution. PERSETUJUAN BILATERAL (6) Persetujuan internasional dilangsungkan secara sukarela tiap negara tidak akan menandatangai persetujuan yang akan membuat kondisi mereka lebih buruk. Mereka berupaya menghindar sebagai ‘victim pays principle” (VPP). Contoh kasus awal (negara A dan B), net loss yang dialami negara A akibat pengurangan emisi (e1 ke e2) harus dikompensasi negara B. Penambahan abatement cost oleh negara A (d+f) pengurangan kerusakan sebesar f biaya ekstra daerah d. Selama total pengurangan kerusakan di negara B (c+d), maka dapat digunakan untuk mengkompensasi pengeluaran biaya ekstra negara A, sehingga yang diterima negara B adalah c. PERSETUJUAN BILATERAL (7) Terdapat banyak isu mengenai tawar-menawar internasional. Tawar-menawar tergantung persepsi tiap negara terhadap MD dan MAC, serta bagaimana meyakinkan negara lain. Contoh: negara A dan B, negara A memiliki kepentingan untuk meyakinkan negara B bahwa tambahan abatement cost akibat pengurangan emisi sangat tinggi jika dibandingkan manfaat yang diterima negara A. Dilain pihak, negara B berkepentingan untuk meyakinkan A bahwa akan terjadi pengurangan kerusakan secara nyata dari pengurangan emisi A. PERSETUJUAN MULTILATERAL Persetujuan multirateral persetujuan mengenai dampak lingkungan dengan banyak negara berkontribusi. Contoh: hujan asam dari emisi SO2, polusi dari kawasan laut yang disebabkan negara-negara yang berada di sisi sungai, depresi ozon akibat emisi CFC dan efek rumah kaca akibat emisi CO2. Pada kasus ini kerusakan yang dialami masingmasing negara berhubungan dengan dengan total emisi pada saat ini dan masa lampau dari seluruh negara. PERSETUJUAN MULTILATERAL (2) Isu efisiensi dan pemerataan pada persetujuan internasional. Pertanyaan mendasar “bagaimana menyeimbangkan keseluruhan manfaat dan biaya” terdapat kesulitan dalam mengestimasi total manfaat global secara akurat. Manfaat didasarkan pada perhitungan dampak fisik perubahan lingkungan dan sejumlah ide tentang bagaimana dampak ini didistribusikan di antara negara-negara. Artinya penekanan difokuskan pada abatement cost dan distribusinya. PERSETUJUAN MULTILATERAL (3) Dua isu utama terkait dengan biaya, yaitu : (1) Metode apa yang dapat diterapkan di sejumlah negara untuk mempertemukan kondisi yang diperlukan oleh suatu persetujuan, (2) Bagaimana membagi keseluruhan biaya di antara negaranegara partisipan. PERSETUJUAN MULTILATERAL (4) Contoh: Manfaat yang diterima dari pengurangan 20% CO2 akan dirasakan oleh banyak negara setiap negara akan memiliki insentif untuk membawa negara lain memberikan total global abatement cost sejauh mereka bisa Biaya yang dikeluarkan tiap negara dipengaruhi oleh: (1) pilihan aturan dimana pengurangan keseluruhan emisi akan di distribusikan antar negara, (2) pembayaran dari suatu negara ke negara lain, untuk membantu kerugian biaya kontrol (transfer payment) EFEKTIVITAS BIAYA PADA PERSETUJUAN MULTINASIONAL Perjanjian antar negara dalam mengurangi emisi yang sama menghasilkan bias yang kuat. Protokol Montreal (perjanjian pengurangan CFC), terdapat perbedaan antara pengurangan emisi di negara berkembang versus di negara maju. Dalam aplikasi terdapat perbedaan MAC antar negara pengurangan emisi cenderung lebih besar pada negara dengan kurva MAC lebih landai. EFEKTIVITAS BIAYA PADA PERSETUJUAN MULTINASIONAL (2) Contoh: $ $ MAC MAC a pajak b c 40 60 d 80 Emisi negara A 30 e 50 Emisi negara B 100 PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN LINGKUNGAN Isu-isu yang timbul : PERDAGANGAN BEBAS dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan & memberikan peluang bagi setiap negara untuk memperluas pasar pada produk yang memiliki keunggulan komparatif. Masalah timbul ketika perdagangan bebas mempersulit negara dalam melindungi SDAnya 1 2 • bagaimana peningkatan perdagangan mempengaruhi kerusakan lingkungan?” • “bagaimana upaya nasional untuk mencegah dampak lingkungan pada perdagangan internasional?” PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN LINGKUNGAN (2) $ D S’ S I’ I 0 q1 q2 q0 Jumlah barang HAMBATAN PERDAGANGAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN LINGKUNGAN INTERNASIONAL Beberapa perjanjian internasional mengenai lingkungan yang melibatkan perjanjian perdagangan: MONTREAL PROTOCOL upaya internasional untuk mengurangi deplesi ozon, melarang ekspor CFC dari negara penandatangan ke negara lain di luar protokol, berlaku sebaliknya. Tujuan: memastikan produksi CFC dan ozone depleting chemical tidak dengan mudah berpindah ke negara luar HAMBATAN PERDAGANGAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN LINGKUNGAN INTERNASIONAL (2) LONDON GUIDELINES ON CHEMICAL dilaksanakan tahun 1989 (74 negara menyetujui panduan dalam pertukaran informasi pada perdagangan internasional bahan kimia). Panduan ini mensyaratkan sejumlah negara memberi sanksi atau hambatan pada sejumlah bahan kimia dan juga mendorong transfer teknologi. HAMBATAN PERDAGANGAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN LINGKUNGAN INTERNASIONAL (3) CONVENTION INTERNATIONAL TRADE ENDANGERED SPECIES OF WILD FAUNA AND FLORA (CITES) dimulai thn 1975 negara anggotanya diharapkan dapat menetapkan sistem izin untuk mengkontrol pergerakan expor impor makhluk hidup, dan mendesain suatu badan manajemen untuk mengendalikan sistem izin tersebut serta badan ilmiah untuk mengetahui sejauhmana perdagangan dapat merugikan keberadaan spesies. HAMBATAN PERDAGANGAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN LINGKUNGAN INTERNASIONAL (4) Dua tipe hambatan perdagangan : 1) kontrol ekspor dan 2) kontrol impor $ S1 D0 P1 P0 P2 S0 D1 Peningkatan harga tergantung pada hak kepemilikan. Jika private property right maka peningkatan harga menjadi sinyal untuk lebih peduli terhadap keselamatan dan kesejahteraan spesies tersebut. Jika common property right ? q1 q0 Quantity of trade in an endangered species PERMASALAHAN LINGKUNGAN GLOBAL PERMASALAHAN LINGKUNGAN GLOBAL Saat ini orang di seluruh dunia tengah berupaya untuk mengendalikan permasalahan lingkungan lokal dan memperbaiki kondisi lingkungan mereka. Permasalahan lingkungan global, yaitu: Ozone Depletion Global Warming OZONE DEPLETION 1. Permasalahan fisik Kebanyakan ozon di atmosfer bumi terletak dalam stratosfer (kawasan membentang pada ketinggian 10-50 km) berfungsi dalam menjaga tingkat radiasi bumi dan menghalangi sejumlah besar radiasi ultraviolet dan gelombang pendek yang masuk. akhir 1970 sebuah lubang besar muncul pada lapisan ozon di atas Antartika. OZONE DEPLETION(2) Diketahui kandungan kimiawi atmosfer telah berubah, hal ini terjadi secara cepat pada skala global. Konsentrasi CO2, CH4, N2O dan gas mengandung klor di atmosfer diperkirakan meningkat antara 0.2-0.5% tiap tahunnya. Hilangnya ozon ini terkait dengan akumulasi klor di dalam stratosfer Klor bersumber dr bermacam bhn kimia yg dihasilkan di bumi dan naik hingga mencapai atmosfer. Substansi yg paling berbahaya adalah halokarbon. Halokarbon utama disebut chlorofluorocarbons (CFCs). Penggunaan CFCs menyebar dengan cepat sebagai bahan pendingin dan bahan dasar aerosol (penyemprot rambut, deodoran, dan obat pembasmi serangga), bahan industri pembuatan poliuretan dan karet sintetis berbusa, juga sebagai bahan pembersih dan pelarut dalam industri. OZONE DEPLETION (3) 2. Kerusakan Akibat Radiasi Ultraviolet Beberapa tahun yang lalu muncul anggapan bahwa pengurangan ozon hanya akan terbatas pada bagian-bagian kecil stratosfer saja, tapi belakangan menampakkan pengurangan ozon yang signifikan di atas kawasan-kawasan besar dunia berpenduduk padat. Setiap 1% lubang ozon di stratosfer akan menghasilkan 2-3% peningkatan radiasi ultraviolet di permukaan bumi. OZONE DEPLETION (4) Dua sumber utama kerusakan: pada kesehatan manusia dan kerugian pada hasil pertanian. Kerusakan kesehatan dalam hal ini adalah meningkatnya kanker-kanker kulit dan penyakit mata. Setiap 1% peningkatan pada radiasi UV, sel basal & kasus kanker sel bersisik akan meningkat 1-2 persen, sedangkan kanker kulit melanoma akan meningkat < 1 persen & katarak 2 persen. Peningkatan radiasi UV juga dapat menyebabkan peningkatan biaya produksi makanan karena kerusakan secara fisik yang terjadi selama proses pertumbuhan. Kerusakan dapat juga terjadi pada bagian lain dari ekosistem fisik bumi. OZONE DEPLETION (5) 3. Tanggapan-tanggapan Kebijakan Awalnya beberapa negara mengambil tindakan sepihak. 1978, Amerika dan beberapa lain (Kanada, Swedia, Norwegia dan Denmark) melarang penggunaan CFCs dalam penyegar udara kalengan, tetapi tidak untuk bahan pendingin. 1987, 24 negara menandatangani Protokol Montreal. Kesepakatan ini mengikat anggotanya untuk mengurangi penggunaan CFC dan halon hingga 50% dari yang digunakan tahun 1986. Sedangkan bagi negara dengan penggunaan CFCs pada tingkat rendah diberi masa tenggang selama 10 tahun. OZONE DEPLETION (6) Setelah Persetujuan Montreal disepakati pengurangan belum cukup. Karena beberapa negara penghasil CFC dalam jumlah besar tidak menandatangani persetujuan yang asli. 1990, negara yang terlibat Montreal Protocol setuju menghapus setahap demi setahap produksi CFC dan sepenuhnya berhenti tahun 2000, juga menambahkan karbon tetraklorida dan metil cloroform ke dalam daftar. 1991, Cina akhirnya turut menyetujui protokol ini OZONE DEPLETION (7) Dalam banyak hal, Protokol Montreal telah berhasil memperbaiki keadaan. Melalui kesepakatan itu, sudah dicapai persetujuan antar negara-negara dunia . Hal menarik dalam persetujuan CFC adalah kita sebetulnya dihadapkan pada permasalahan yang tidak banyak menyediakan jalan keluar. Di berbagai negara terkait, CFC dihasilkan dari industri/ perusahaan kimia berskala besar. Permasalahannya, tidak ada koordinasi langsung yang mungkin untuk dilaksanakan oleh otoritas internasional, baik dalam protokol atau persetujuan lain. Masing-masing negara oleh karenanya harus melaksanakan sendiri pengurangan jumlah produksi CFC. OZONE DEPLETION (8) 4. Permasalahan Ekonomi di Balik Pengendalian CFC Masalah mendasar adalah bagaimana cara mengangkat masalah penghapusan bertahap penggunaan zat kimia ke berbagai negara dengan kondisi yang berbeda. Dalam permasalahan ekonomi, fokus utama adalah pengembangan bahan kimia pengganti yang berfungsi seperti CFC (bahan pendingin, zat pembersih, dll) tetapi hanya berdampak sedikit pada penghabisan ozon. CFC-11, -12 dan -13 memiliki tingkat potensi penghabisan ozon yang tinggi (Ozone Depletion Potential - ODP). OZONE DEPLETION (9) Riset yang ada mengembangkan hydrochlorofluorocarbons (HCFCS) dan hydrofluorocarbons (HFCS) yang mempunyai umur hidup di atmosfer lebih pendek dan memiliki tingkat ODP yang lebih rendah, bahkan nol. Hal yang utama secara ekonomi dalam penurunan tingkat CFC adalah biaya pengembangan komponen pengganti, serta biayabiaya perubahan sistem kerja dari bahan kimia lama ke baru. Di Amerika, pendekatan yang dilakukan telah merujuk kepada EPAdengan mengalokasikan kuota produksi CFC kepada lima produsen CFC domestik. OZONE DEPLETION (10) Masalah utama mengenai pengaturan batas maksimal produksi dengan cara ini menjurus kepada peningkatan keuntungan yang tak terkendali pada pabrik penghasill CFC. Kebijakan ini memberi kesempatan bagi perusahaan yang saling bersaing dalam industri yang sama untuk bertindak layaknya pelaku monopoli. Gambar 5 model pasar sederhana, menunjukkan kurva permintaan CFC dengan garis mengarah ke bawah, dengan kurva biaya marginal datar. Kondisi kompetitif mengarahkan tingkat produksi q1 dan biaya setara harga produksi marginal. Jika otoritas publik membatasi produksi pada q2, harga p2, di atas biaya produksi nilai yang setara a akan menjadi potensi pendapatan tambahan dalam industri akibat adanya pembatasan output CFC. OZONE DEPLETION (11) Pendekatan dalam pembatasan CFC adalah mengenakan pajak produksi CFC. Nilai pajak = (p2-p1) akan memindahkan semua pajak keuntungan tambahan kepada publik dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan (penambahan pendapatan umum/ menggunakannya sebagai biaya konversi CFC). Sistemnya dibangun dengan menetapkan sebuah tarif pajak dasar, lalu menetapkan pajak yang berbeda di berbagai perusahaan kimia sesuai tingkatan produksi CFC mereka. Tarif Pajak = Tarif Dasar x Potensi Penghancuran Ozon PEMANASAN GLOBAL 1. Permasalahan fisik Pemanasan global dikenal sebagai “greenhouse effect" Pada kondisi "normal" (sebelum berkembang industri), diketahui jumlah berbagai gas rumah kaca secara global dalam kondisi seimbang. Gas ini muncul dari pembusukan jasad tumbuhan dan binatang yang diserap oleh hutan-hutan dan samudra. PEMANASAN GLOBAL (2) Adanya revolusi industri peningkatan yang sangat cepat dalam pengambilan energi dari bahan bakar fosil. Pembakaran bahan bakar fosil, dibarengi dengan penebangan hutan dan aktivitas lainnya, menimbulkan peningkatan jumlah kandungan CO2 di atmosfer sebanyak 20 persen pada awal revolusi industri. Gas Efek (%) Sumber Utama CO2 49 Deforestasi, produksi semen, dll CH4 18 Landfills, pertanian N2O 6 Pupuk, pembukaan lahan, pembakaran lahan, dll Lainnya (CO, NO, ...) 13 Berbagai macam penyebab PEMANASAN GLOBAL (3) 2. Dampaknya terhadap Manusia dan Ekosistem Kenaikan permukaan laut berdampak pada kehancuran masyarakat tertentu, seperti yang berada di Kepulauan Pasifik, atau yang tinggal di kawasan delta sungai yang rendah. Dampak pemanasan global akan terasa relatif lebih sedikit di negara yang pembangunannya mengarah ke bagian dalam dan menjauhi tepi pantai. Sebuah studi terbaru oleh EPA menyimpulkan bahwa dampak terhadap dunia pertanian karena adanya pemanasan udara akan lebih terasa di negara berkembang negara-negara di Afrika hampir semuanya akan merasakan dampak pemanasan global ini. PEMANASAN GLOBAL (4) 3. Tanggapan Teknis terhadap Efek Rumah Kaca Efek rumah kaca hasil peningkatan produksi gas rumah kaca berbanding kemampuan ekosistem bumi dalam menyerap gas tersebut. Tujuan utama pengurangan pemanasan global pengurangan keluaran gas rumah kaca / meningkatkan kapasitas penyerapan CO2 oleh ekosistem bumi. CO2 merupakan gas utama pemicu efek rumah kaca, maka focus diarahkan kepada pengurangan emisi CO2 pada skala global. PEMANASAN GLOBAL (5) Untuk mendapatkan gambaran total dari tingkat produksi CO2 di dunia saat ini dan bagaimana perhitungan itu didapat, digunakan persamaan berikut: GDP Energy CO2 Total CO2 production Population Person Person Energy Jumlah emisi CO2 tergantung pada interaksi dari penduduk pendapatan kotor per kapita www.mhhe.com/economics/field3 www.etei.org www.emissions.org