MEKANISME PERDAGANGAN EFEK DALAM PASAR MODAL

advertisement
MEKANISME
PERDAGANGAN
EFEK
DALAM
PASAR
MODAL
INDONESIA
ABSTRAK
Berkembangnya kegiatan pasar modal di Indonesia membuat banyak orang kini
tidak hanya menginvestasikan modal yang dimilikinya pada sejumlah aset riil,
namun juga dalam bentuk efek. Walaupun untuk saat ini nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing dinilai melemah, sehingga berdampak pada harga
atau nilai investasi saham dan obligasi yang juga relatif tidak stabil, namun patut
diakui bahwa kegiatan investor untuk melakukan kegiatannya di dalam pasar
modal masih cukup baik. Ketertarikan banyak pihak terhadap penanaman modal
di bursa efek, telah dimudahkan dengan adanya berbagai fasilitas yang
terkomputerisasi dan terintegrasi antara Anggota Bursa dan Bursa. Bahkan,
setiap instrumen dalam Bursa, masing-masing memiliki sistem perdagangan yang
telah terkomputerisasi dan berbeda-beda satu sama lain. Guna memfasilitasi hal
tersebut dan memastikan agar sistem canggih tersebut dapat berkesinambungan
dengan baik, maka terdapat beberapa peraturan hukum yang dibuat oleh PT
Bursa Efek Indonesia, sebagai aturan main dalam perdagangan efek di Bursa
Efek Indonesia.
I. PENDAHULUAN
Kegiatan jual beli saham dan obligasi di Indonesia telah dimulai sejak
tahun 1880, di mana perdagangan saham dan obligasi dilakukan tanpa obligasi
resmi. Secara keseluruhan, terdapat beberapa metamorfosis perkembangan pasar
modal saat zaman pra kemerdekaan, antara lain dengan pendirian Amsterdam
Effectenbeurs, Nederlandsche Handel Maatschappij, Nederland Indische
Escompto Bank (yang dinasionalisasi pada tahun 1957 menjadi Bank Dagang
Negara) serta Nederland Indische Handels Bank (yang dinasionalisasi menjadi
Bank Bumi Daya)1.
1
M.S. Tumanggor, Pengenalan Pasar Modal : Investasi dan Penanaman Modal, Jakarta,
Penerbit F Media, hlm 2-3.
Pada awal kemerdekaan, pasca Perang Dunia II, kegiatan pasar modal
tidak banyak dilakukan, hal ini terjadi karena peraturan yang berlaku saat itu
menjadikan para pemilik modal asing tidak berani menanamkan modalnya ke
Indonesia. Di samping itu, patut diakui bahwa saat masa awal-awal kemerdekaan
Indonesia tersebut, keadaan perekonomian nasional dinilai tidak stabil. Hal ini
menyebabkan pajak dan bea masuk belum dapat dipungut padahal jumlah
pengeluaran negara meningkat2.
Agar dapat membiayai perekonomian negara, pemerintah melakukan
sejumlah upaya untuk menambah pemasukkan negara. Seperti dengan
penghimpunan dana pinjaman nasional, melalui UU No. 4 / 1946. Program ini
didukung
oleh
masyarakat,
sehingga
akhirnya
Indonesia
bangkit
dari
keterpurukan ekonomi pasca kemerdekaan Walaupun pada prinsipnya surat utang
pemerintah diperjualbelikan, namun sampai sekarang belum ditemukan catatan
tentang nilai tukarnya3. Hal ini terjadi karena bursa belum didirikan.
Walaupun aktivitas pasar modal Indonesia sempat melumpuh, namun
patut diakui bahwa fungsi pasar modal sangat esensial dalam perkembangan
ekonomi nasional. Hal inilah yang mendorong Menteri Keuangan Sumitro
Djojohadikusumo membuka Bursa Efek di Jakarta, pada tanggal 13 Juni 1952,
yang mana transaksi benar-benar baru dimulai pada tanggal 14 Juni 1952 dengan
adanya transaksi 3 % Obligasi Republik Indonesia dan 4% Obligasi Lening
Gemeente Buitsenzorg 19374.
Pasar modal merupakan salah satu roda perekonomian suatu negara, yang
mana direpresentasikan dalam dua fungsi, yakni sebagai sarana pendanaan usaha
dan sebagai sarana bagi perusahaan mendapatkan dana dari masyarakat pemodal.
Dalam hal pendanaan usaha, masyarakat dapat memanfaat dana dari pasar modal
untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan hal-hal lain.
Kedua, pasar modal dapat menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi
2
Ibid, hlm 4.
Ibid, hlm 6
4
Ibid.
3
pada instrumen keuangan. Seperti pada saham, obligasi, reksa dana dan lain-dana.
Dengan demikian masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya, sesuai
dengan karakteristik keuntungan resiko masing-masing instrumen5.
Di samping itu, pasar modal juga menyediakan leading indicator dalam
perkembangan perekonomian suatu negara. Sebab, pasar modal merupakan
tempat pemerataan pendapatan bagi masyarakat, di mana masyarakat dapat
menikmati investasi pada perusahaan terbaik dan mendapatkan bagian pada
pendapatan perusahaan. Pula, pasar modal dapat mendorong keterbukaan dan
profesionalisme, sehingga menciptakan iklim berusaha dan investasi yang sehat.
Beroperasinya pasar modal juga dapat menampung tenaga kerja, sehingga
mengurangi pengangguran dan sebagai sumber pendapatan dalam masyarakat6.
Oleh karena banyaknya manfaat dari pasar modal bagi masyarakat pada
khususnya, maka wajar bahwa masyarakat Indonesia setiap harinya disuguhkan
informasi mengenai naik turunnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau
harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), melalui sejumlah situs di internet dan
tayangan di televisi.
Adapun mekanisme perdagangan efek di Indonesia tidak hanya
melibatkan BEI sebagai fasilitator perdagangan, namun juga perusahaan efek
sebagai perantara pedagang efek, PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia dan
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia7. Berdasarkan uraian ini, maka
permasalahan yang akan diangkat dalam tulisan ini adalah bagaimana mekanisme
perdagangan efek dalam Bursa Efek Indonesia?
II.
PEMAHAMAN UMUM TENTANG EFEK DAN BURSA EFEK
DALAM PASAR MODAL INDONESIA
5
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasi/bagiinvestor/pengantarpasarmodal.aspx
Lihat “Manfaat dan Instrumen Investasi Pasar Modal”, 8 Desember 2012,
http://www.beritasatu.com/konsultasi/87003-manfaat-dan-intrument-investasi-pasar-modal.html,
diakses pada tanggal 17 September 2013.
7
Lihat “Mekanisme Perdagangan Saham di Lantai Bursa”, Koran Sindo, 13 Juli 2012,
http://ekbis.sindonews.com/read/2012/07/13/39/658653/mekanisme-perdagangan-saham-di-lantaibursa, diakses pada tanggal 17 September 2013.
6
Menurut UU No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, efek didefinisikan
sebagai surat berharga, yakni surat pengakuan utang, surat berharga komersial,
saham, obligasi, tanda bukti utang. Sebuah unit penyertaan kontrak investasi
kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek. 8
Undang-Undang dalam hal ini menjelaskan mengenai macam-macam
instrumen dalam pasar modal Indonesia. Saham sendiri, berdasarkan definisi dari
Indonesia Stock Exchange, merupakan salah satu instrumen pasar, yang
merupakan tanda penyertaan modal dari seseorang atau pihak dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas.Dengan menyertakan modal tersebut, maka
pihak memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan
dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)9. Sedangkan
surat utang di Bursa Efek Indonesia, terdiri atas obligasi korporasi, surat utang
negara, sukuk korporasi, surat berharga syariah negara dan efek beragun aset10.
Sedangkan UU Pasar Modal di Indonesia, juga mendefinisikan bursa efek
sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana
untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek beberapa pihak, dengan
tujuan memperdagangkan efek di antara mereka11. Perdagangan efek yang resmi
dalam penyelenggaraan kegiatan usaha hanyalah bursa efek, yang berupa
perseroan dan telah memperoleh izin usaha dari Bapepam12, yang mana telah
ditetapkan secara khusus yakni PT Bursa Efek Indonesia13. Sedangkan anggota
bursa efek merupakan perusahaan efek yang telah memperoleh izin usaha dari
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK)
sebagai Perantara Pedagang Efek dan telah memperoleh persetujuan Keanggotaan
8
Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasal 1 poin 5.
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdanlayanan/saham.aspx
10
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdanlayanan/suratutang.aspx.
11
UU Pasar Modal, op. cit, Pasal 1 poin 4.
12
Ibid, Pasal 6.
13
Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia, No. Kep-000005/BEI/01-2011 sebagaimana
Diubah dengan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Kep-00399/BEI/II/2012, ditetapkan
tanggal 14 November 2012, lampiran, Bab I.3.
9
Bursa untuk mempergunakan system dan/atau saran Bursa, dalam melakukan
kegiatan perdagangan Efek di Bursa14.
Sesuai tujuannya, bursa efek merupakan tempat dan pengelola untuk
menyelenggarakan perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien. Bursa efek
pada hakekatnya adalah suatu pasar, seperti juga pasar konvensional yang
mempertemukan penjual dan pembeli. Bursa, merupakan sarana bagi pertemuan
permintaan dan penawaran15.
Setelah mengalami sejumlah perkembangan dari awal berdirinya, hingga
akhirnya tahun 2007 bursa efek di Indonesia yang awalnya terdiri atas Bursa Efek
Surabaya (mulai beroperasi tanggal 16 Juni 1989) dan Bursa Efek Jakarta (mulai
beroperasi kembali setelah vakum pada tanggal 10 Agustus 1977), digabungkan
dan diubah namanya menjadi Bursa Efek Indonesia16.
III.
MEKANISME PERDAGANGAN EFEK DI INDONESIA
Untuk dapat melakukan transaksi, terlebih dahulu investor harus menjadi
nasabah dalam suatu perusahaan efek. Perusahaan efek tersebut harus mempunyai
izin yang dikeluarkan oleh Bapepam. Investor dapat menjadi nasabah di salah satu
atau beberapa perusahaan efek. Perusahaan efek akan menjadi perantara nasabah
dalam proses jual beli saham. Proses untuk menjadi nasabah di perusahaan efek
ini sama seperti proses menjadi nasabah di sebuah bank17.
Setelah nasabah tercatat dalam perusahaan efek, maka nasabah dapat
melakukan order jual atau beli di perusahaan efek yang bersangkutan. Biasanya,
perusahaan efek mewajibkan nasabah untuk mendepositkan sejumlah uang
tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah layak melakukan transaksi jual beli.
14
Ibid, Bab I.1.
Lihat M. Irsan Nasarudin, Indra Surya, Ivan Yustiavandana, Arman Nefi dan Adwarman, Aspek
Hukum Pasar Modal Indonesia, Penerbit Prenada Media Group, Jakarta, 2011, hlm 128-130.
16
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/sejarah.aspx, diakses pada tanggal 20 September
2013.
17
Lihat Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No. Kep-00399/BEI/11/2012 tentang
Perubahan Peraturan BEI Nomor II-A Tentang Perdagangan Efek tanggal 14 November 2012,
disesuaikan dengan informasi mengenai mekanisme perdagangan pada www.idx.co.id.
15
A.
Mekanisme pada Pasar Perdana18
Sebelum sebuah efek dapat ditransaksikan di bursa, terlebih dahulu
melalui prosedur penawaran dan pemesanan efek di pasar perdana. Sebuah
penawaran perdana dilakukan melalui Penjamin Emisi dan Agen Penjual. Bagi
investor yang berminat, dapat memesan efek dengan cara menghubungi penjamin
emisi atau agen penjual dan kemudian mengikuti prosedur yang telah ditetapkan.
Investor kemudian memesan dengan diserta pembayaran. Setelah itu, penjamin
Emisi dan Agen Penjual mengumumkan hasil penawaran umum kepada investor
yang telah memesan.
Bagan 1 : Skema Penawaran pada Pasar Perdana19
Sebelum saham atau obligasi didistribusikan kepada investor melalui
penjamin emisi dan agen penjual serta dicatat oleh Bursa Efek, maka dilakukan
proses penjatahan saham. Proses penjatahan Saham atau Obligasi disebut dengan
allotment, kepada investor yang telah memesan dilakukan oleh Penjamin Emisi
dan Emiten yang mengeluarkan Saham atau Obligasi. Sehubungan dengan hal
tersebut, terdapat beberapa istilah yang harus diperhatikan, yakni :
18
19
http://www.bapepam.go.id/old/old/news/Juni2003/BAB%20III.pdf
Ibid.
-
Undersubscribed, yakni kondisi di mana Saham atau Obligasi yang
dipesan oleh investor kurang dari total Saham atau Obligasi yang
ditawarkan. Untuk itu, dalam kondisi seperti ini, semua investor pasti
akan dapat Saham atau Obligasi sesuai dengan jumlah yang dipesan.
-
Oversubscribed, yakni kondisi di mana total Saham atau Obligasi yang
dipesan melebihi jumlah total Saham atau Obligasi yang ditawarkan.
Dalam kondisi ini terdapat kemungkinan investor mendapatkan Saham
atau Obligasi kurang dari jumlah yang dipesan, atau tidak dapat sama
sekali. Untuk itu, kelebihan dana investor akan dikembalikan (refund).
B.
Mekanisme
Perdagangan
Saham
sebagai
Gambaran
Umum
Perdagangan Efek di Pasar Modal Indonesia20
Pelaksanaan perdagangan saham di bursa difasilitasi dengan sistem JATS.
Perdagangan ini hanya dapat dilakukan oleh Anggota Bursa Efek, yang
merupakan Perusahaan Efek yang telah memiliki ijin usaha dari Bapepam sebagai
Perantara Pedagang Efek dan telah memperoleh Persetujuan Keanggotaan Bursa
untuk melakukan kegiatan perdagangan Efek di Bursa. Setiap Anggota Bursa
Efek, yang mana dapat bertindak sebagai Writer dan/atau Taker baik untuk
kepentingan nasabah maupun untuk kepentingan sendiri, yang melakukan
transaksi wajib terlebih dahulu menyetor agunan.
Adapun setiap instruksi atas pesanan jual dan/atau beli wajib tercatat di
bagian pemasaran yang memuat data waktu dan nomor urut pesanan, identitas
nasabah, nomor rekening nasabah, jumlah pesanan, jenis transaksi dan status
posisi pesanan, sebelum dimasukkan ke JATS.
20
Ibid.
Bagan 2 : Skema Mekanisme Perdagangan Saham21
Berdasarkan skema mekanisme ini, maka urutan perdagangan saham
adalah sebagai berikut22:
1.
Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek.
Pada bagian ini, seseorang yang akan menjadi investor terlebih dahulu
menjadi nasabah atau membuka rekening di salah satu broker atau Perusahaan
Efek. Setelah resmi terdaftar menjadi nasabah, maka investor dapat melakukan
kegiatan transaksi.
2.
Penetapan harga saham
Saham yang diperdagangkan pada sesi pra-pembukaan ditetapkan oleh
bursa melalui pengumuman selambat-lambatnya 1 (satu) hari bursa sebelum
saham diperdagangkan pada sesi Pra-Pembukaan. Adapun saham yang
diperdagangkan pada sesi ini adalah yang masuk dalam penghitungan indeks LQ45 dan/atau saham lain yang ditentukan sesuai dengan kebijakan bursa.
Penawaran jual dan/atau permintaan beli yang dimasukkan pada tahap Pra
Pembukaan dapat diubah dan/atau dibatlkan oleh Anggota Bursa Efek sepanjang
dilakukan dalam waktu sesi Pra Pembukaan dan sesi memasukkan penawaran jual
21
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/mekanismeperdagangan/saham.aspx,
pada tanggal 24 September 2013.
22
Ibid, disesuaikan dengan berbagai sumber lain.
diakses
dan atau permintaan beli23. Adapun, anggota bursa efek pada dasarnya dapat
mengubah jual dan/atau permintaan beli di Pasar Reguler dan Pasar Tunai,
walaupun sudah dimasukkan ke JATS dengan ketentuan24 :
-
Pengurangan jumlah efek pada JATS, baik pada penawaran jual mapun
pada permintaan beli di Pasar Reguler dan Pasar Tunai untuk tingkat
untuk tingkat harga yang sama tidak mengakibatkan hilangnya prioritas
waktu.
-
Penambahan jumlah Efek baik pada penawaran jual maupun permintaan
beli di Pasar Reguler dan Pasar Tunai untuk tingkat harga yang sama
dilakukan dengan memasukkan penawaran jual maupun permintaan beli
baru ke JATS dan diperlakukan sama dengan penawaran jual maupun
permintaan beli baru.
3.
Order dari nasabah.
Kegiatan jual beli saham diawali dengan instruksi yang disampaikan
investor kepada broker. Pada tahap ini, perintah atau order dapat dilakukan secara
langsung dimana investor datang ke kantor broker atau order disampaikan
melalui sarana komunikasi seperti telpon atau sarana komunikasi lainnya.
4.
Diteruskan ke Floor Trader
Setiap order yang masuk ke broker selanjutnya akan diteruskan ke petugas
broker tersebut yang berada di lantai bursa atau yang sering disebut floor trader.
5.
Masukkan order ke JATS
Floor trader akan memasukkan (entry) semua order yang diterimanya ke
dalam sistem komputer JATS. JATS merupakan sistem perdagangan efek yang
berlaku di Bursa untuk perdagangan yang dilakukan secara otomatis dengan
menggunakan sarana komputer25. Di lantai bursa, terdapat ratusan terminal JATS
yang menjadi sarana entry order dari nasabah. Anggota efek yang menerima
pesanan dari nasabahnya, wajib melaksanakan transaksi jual dan/atau beli atas
23
Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia, No. Kep-000005/BEI/01-2011, op. cit., Lampiran
Bab VI.8.
24
Ibid
25
Ibid, Lampiran Bab I. 15.
efek bersifat ekuisitas yang tercatat di Bursa melalui JATS26.
Sistem JATS ini dibentuk berdasarkan perubahan mekanisme perdagangan
Bursa Efek Jakarta (sebelum namanya diubah menjadi Bursa Efek Indonesia)
pada tanggal 3 Oktober 1995, sebagai sistem otomatis pengganti sistem
perdagangan manual. Sistem ini dinilai terkomputerisasi, cepat, efisien dan
memberikan pelayanan yang sama kepada pemakaianya, serta mampu memproses
hingga 50.000 transaksi per hari dan dapat ditingkatkan hingga 75.000 transaksi
per hari. Sehingga pihak yang berkepentingan dapat memantau informasi
mengenai harga, porsi asing, perintah jual dan perintah beli; serta data dan
informasi yang telah dilakukan27. Adapun tujuan JATS adalah sebagai berikut28:
-
Meningkatkan integritas dan likuiditas pasar
-
Mengakomodasi perdagangan dari pasar domestik dan pasar internasional
-
Menjadikan Bursa Efek Indonesia sejajar dengan bursa-bursa di dunia.
Seluruh order yang masuk ke sistem JATS dapat dipantau baik oleh floor
trader, petugas di kantor broker dan investor. Dalam tahap ini, terdapat
komunikasi antara pihak broker dengan investor agar dapat terpenuhi tujuan order
yang disampaikan investor baik untuk beli maupun jual. Termasuk pada tahap ini,
berdasarkan perintah investor, floor trader melakukan beberapa perubahan order.
Perubahan yang dimaksud dapat berupa perubahan harga penawaran dan beberapa
perubahan lainnya.
JATS mempertemukan penawaran jual denga beli secara keseluruhan
maupun sebagian, berdasarkan price dan time priority. Dalam fraksi harga, harga
efek sifatnya ekuitas yang diperdagangkan di pasar reguler dan pasar tunai harus
sesuai dengan fraksi harga dan kelipatannya. Dalam arti permintaan beli pada
harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan beli pada harga
yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual pada harga yang lebih rendah
memiliki prioritas terhadap penawaran jual pada harga yang lebih tinggi29. Fraksi
dan jenjang maksimum perubahan harga tersebut dapat berebah seketika (real
26
Ibid, Lampiran Bab V.1.
M. Irsan Nasaruddin, Op. Cit., hlm 138-139.
28
Ibid.
29
Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia, No. Kep-000005/BEI/01-2011, op. cit., Lampiran
Bab VI.9.3.
27
time) berdasarkan harga penawaran jual dan atau penawaran beli yang
dimasukkan ke JATS sesuai dengan rentang harga30.
Dalam melakukan komunikasi, dan sebagai sarana bagi Anggota Bursa
Efek, terapat perangkat lunak dan perangkat keras yang dipergunakan untuk
mengakses JATS melalui Jaringan dan Terminal Remote Trading sesuai dengan
Panduan Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas. Jaringan ini menghubungkan
Perangkat Remote Trading Bursa dengan Perangkat Remote Trading Anggota
Bursa Efek. Adapun perangkat Remote Trading yang digunakan oleh Anggota
Bursa terdiri dari firewall, router dan Jakarta Open Network Environment Client
(JONEC), sedangkan fasilitas yang digunakan oleh Bursa adalah firewall, router
dan Jakarta Open Network Environment Server (JONES)31.
Bagan 3 : Skema Mekanisme Pelaksanaan Perdagangan secara Remote32
30
Ibid, Lampiran Bab VI.6.
Ibid Bab I.
32
http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei/mekanismeperdagangan/saham.aspx,
pada tanggal 24 September 2013.
31
diakses
6.
Transaksi Terjadi (matched)
Pada tahap ini order yang dimasukkan ke sistem JATS bertemu dengan harga
yang sesuai dan tercatat di sistem JATS sebagai transaksi yang telah terjadi
(done), dalam arti sebuah order beli atau jual telah bertemu dengan harga yang
cocok. Pada tahap ini pihak floor trader atau petugas di kantor broker akan
memberikan informasi kepada investor bahwa order yang disampaikan telah
terpenuhi.
7.
Penyelesaian Transaksi (settlement)
Tahap akhir dari sebuah siklus transaksi adalah penyelesaian transaksi
atau sering disebut settlement. Investor tidak otomatis mendapatkan hak-haknya
karena
pada
tahap
ini
dibutuhkan
beberapa
proses
seperti
kliring,
pemindahbukuan, dan lain-lain hingga akhirnya hak-hak investor terpenuhi,
seperti investor yang menjual saham akan mendapatkan uang, sementara investor
yang melakukan pembelian saham akan mendapatkan saham.
Penyelesaian
transaksi bursa di pasar reguler dan pasar tunai dijamin oleh KPEI sesuai dengan
ketentuan Peraturan Bapepam No. III-B.6 tentang Penjaminan Penyelesaian
Transaksi Bursa dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh KPEI. Di BEI,
proses penyelesaian transaksi bursa di pasar reguler berlangsung selama 3 hari
bursa. Artinya jika melakukan transaksi hari ini (T), maka hak-hak kita akan
dipenuhi selama 3 hari bursa berikutnya, atau dikenal dengan istilah T + 3.
Sedangkan pada pasar tunai, wajib diselesaikan pada hari bursa yang sama dengan
terjadinya Transaksi Bursa, atau dikenal dengan istilah T+033.
Penyelesaian
Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi dilakukan dengan pemindahbukuan secara
langsung oleh Anggota Bursa jual dan beli, serta tanpa jaminan KPEI.
Anggota Bursa Efek bertanggung jawab terhadap seluruh Transaksi Bursa
atas nama Anggota Bursa Efek yang bersangkutan sebagaimana tercantum dalam
Daftar Transaksi Bursa (DTB), termasuk Transaksi Bursa yang terjadi antara lain
karena34:
1. Kesalahan Peralatan Penunjang dan/atau aplikasi Anggota Bursa Efek
33
34
Ibid, Bab IV.12.
Ibid, Bab II.5.
dalam rangka Remote Trading kecuali kesalahan perangkat lunak JONEC
yang disediakan oleh Bursa; dan atau
2. Kelalaian atau kesalahan PJPP dalam melaksanakan penawaran jual dan
atau permintaan beli ke JATS; dan atau
3. Kelalaian atau kesalahan IT Officer Remote Trading dalam pengoperasian
Peralatan Penunjang dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek; dan atau
4. Adanya akses yang tidak sah yang dilakukan melalui Peralatan Penunjang
dan atau aplikasi Anggota Bursa Efek.
5. Pasar Reguler;
6. Pasar Tunai;
7. Pasar Negosiasi.
Dalam hal kewajiban Anggota Bursa untuk menyerahkan Efek tidak
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, maka Anggota Bursa wajib menyelesaikan
kewajibannya dengan uang pengganti (atau dikenal dengan Alternate Cash
Settlement), yang biasanya ditetapkan sebesar 125% dari harga tertinggi atas efek
yang sama yang terjadi di 35:
1. Pasar Reguler dan Pasar Tunai yang penyelesaiannya jatuh tempo pada
tanggal yang sama
2. Pasar Reguler pada Sesi I pada hari penyelesaian transaksi yang jatuh
temponya pada tanggal yang sama.
C. Mekanisme Perdagangan Surat Utang (Obligasi) dan Produk Derivatif
sebagai Perbandingan dengan Mekanisme Perdagangan Saham di Bursa
Efek Indonesia
Perdagangan obligasi serta SUKUK melalui Bursa dilakukan dengan
menggunakan sistem Fixed Income Trading System (FITS). Namun, sama seperti
saham, sistem yang diproses oleh FITS juga memperhatikan prioritas harga dan
waktu (price and time priority).
Maksudnya, dalam hal penawaran diajukan
dengan harga yang sama FITS memberikan prioritas kepada penawaran beli atau
35
Ibid, Bab VI.12.12.
jual yang diajukan terlebih dahulu (time priority), atau pada penawaran beli pada
harga yang lebih tinggi mempunyai prioritas terhadap penawaran beli pada harga
yang lebih rendah dan penawaran harga jual yang lebih rendah memiliki prioritas
penawaran harga jual pada harga yang lebih tinggi36.
Perdagangan melalui sistem FITS ini terdiri dari 2 (dua) papan
perdagangan, yaitu : Pasar Reguler Outright dan Pasar Negosiasi. Pada pasar
reguler, mekanisme perdangangan secara lelang berkesinambungan secara
anonym dengan metode pembentukan harga yang didasarkan atas prioritas harga
dan waktu. Sedangkan pasar negosiasi merupakan fasilitas yang memungkinkan
para Anggota Bursa melakukan pelaporna hasil kesepakatan transaksi yang terjadi
sesama Anggota Bursa atau dengan pihak lain37.
Sama seperti pada saham, sistem FITS menggunakan metode remote
access dari masing-masing Anggota Bursa, sehingga dapat memberikan
pelayanan jual ataupun beli kepada nasabahnya secara efektif dan efesien. Sistem
ini juga meliputi 3 (tiga) mekanisme yang berbeda, yakni perdagangan, kliring
dan penyelesaian38.
Jika secara keseluruhan sistem perdagangan efek di bursa dilakukan secara
komputerisasi melalui JATS, maka pada opsi saham terdapat Jakarta Option
Trading System atau JOTS yang mana merupakan JATS yang khusus difungsikan
untuk perdagangan Opsi Saham39. Opsi saham dipasarkan pada Bursa dan
dilaksanakan secara reguler berdasarkan proses tawar menawar secara lelang
melalui JOTS dan penyelesaiannya dilakukan pada Hari Bursa berikutnya
(T+1)40.
36
Keputusan Direksi PT Bursa Efek Surabaya No. SK-008/LGL/BESA/III/2006, 09 Agustus
2006,
Lampiran
Bab
A,
disesuaikan
dengan
http://www.idx.co.id/idid/beranda/tentangbei/mekanismeperdagangan/suratutang.aspx diakses pada tanggal 22 September
2013.
37
Ibid.
38
Ibid.
39
Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep-310/BEJ/09-2004 tentang Peraturan Nomor
II-D tentang Perdagangan Opsi Saham, Bab I.14.
40
Ibid, Bab I.21.
Opsi Saham merupakan hak yang dimiliki pihak untuk membeli
(melakukan call option) dan/atau menjual (put option) kepada pihak lain atas
sejumlah saham (underlying stock) pada harga dan dalam waktu tertentu41. Jadi,
pada opsi saham terdapat pembatasan berakhirnya masa berlaku Opsi Saham.
Dalam hal suatu opsi saham yang ditetapkan dalam satu satuan kontrak,
dikenal dengan sebutan Kontrak Opsi Saham (KOS). Terhadap KOS, dapat
dilakukan posisi buka beli dengan disebut open long, dan posisi buka jual dengan
disebut open short. Serta close short taker untuk melaksanakan Opsi
Sahamkepada Writer42.
Selain Opsi Saham, dikenal pula produk derivatif yang bernama Kontrak
Berjangka Indeks Saham. Pada dasarnya, kontrak ini merupakan perjanjian antara
pembeli dan penjual untuk membeli dan menjual efek atau sekumpulan efek
dalam bentuk indeks pada Angka Indeks Efek tertentu dengan penyelesaian di
waktu yang akan datang, yang mewajibkan setiap pihak memenuhi perjanjian
tersebut pada saat jatuh tempo43. Adapun obyek yang disetujui oleh kedua belah
pihak untuk dipertukarkan, disebut dengan underlying asset44. Sedangkan harga
yang disepakati oleh kedua belah pihak disebut dengan futures prices.
Pada instrumen kontrak berjangka, digunakan system future automated
trading system (FATS), yakni sarana perdagangan kontrak berjangka secara
otomatis dengan menggunakan sarana komputer melalui Bursa, serta didukung
oleh system Risk Monitoring On Line, yakni sistem pelaporan langsung, yang
memungkinkan investor memonitor posisi kontrak yang masih terbuka, serta
saldo akhir dari modal investor. Dalam perdagangan, dilibatkan SSX-FATS
Trader, yakni orang perorang yang memiliki sertifikat pelatihan FATS dan
41
Ibid, Bab I.20.
Ibid, Bab III.4.4.
43
Keputusan Direksi PT Bursa Efek Surabaya No. SK-013/DIR/BES/X/2006, 30 Oktober 2006,
Lampiran Bab A Poin 15.
44
Ibid, Bab A poin 31.
42
terdaftar di Bursa sebagai pemegang Surat Persetujuan Pendaftaran FATS
Trader45.
Berikut adalah bagan perbedaan mendasar mekanisme antara surat utang,
saham, kontrak opsi saham dan kontrak berjangka, dengan menggunakan sistem
perdagangan, segmen pasar, cara penyelesaian transaksi dan jam perdagangan
sebagai indikator :
Surat Utang
1
Menggunakan
sistem Fixed Income
Trading System
(FITS) dengan
menggunakan
remote access.
Menggunakan
fasilitas JATS.
Menggunakan
sistem JOTS
(JATS khusus
fungsi Opsi
Saham)
Menggunakan
fasilitas FATS,
dengan
Continuous
Auction.
2
Segmen Pasar di
Bursa
Perdagangan melalui
sistem FITS terdiri
dari dua papan
perdagangan yaitu :
a. Pasar Reguler
Outright
b. Pasar Negosiasi
Penyelesaian
Transaksi
a. Regular Outright:
2nd Trading Day
after Transaction
(T+2)
b. Negotiated:
Berdasarkan
perjanjian
Segmen Pasar
a. Pasar Reguler;
b. Pasar Tunai;
c. Pasar Negosiasi
Segmen pasar
disebut dengan
Pasar Opsi Saham
Aktivitas transaksi
di pasar reguler
Penyelesaian
Transaksi
a. Pasar Reguler:
Hari Bursa ke-3
setelah
terjadinya
Transaksi Buras
(T+3)
b. Pasar Tunai:
Hari Bursa yang
sama dengan
terjadinya
Transaksi Bursa
(T+0)
c. Pasar Negosiasi:
Berdasarkan
Penyelesaian
Penyelesaian T+1
Transaksi pada
Hari Bursa
Berikutnya setelah
transaksi Exercise
(T+1).
3
45
Saham
Ibid, Bab A poin 27 dan 28.
KOS
Kontrak
Berjangka
No.
Adanya
kemungkinan
Automatic
Exercise oleh
KPEI untuk
kepentingan
Taker.
KPEI melikuidasi
4
kesepakatan
semua posisi seri
antara Anggota KOS, jika masa
Bursa jual
berlaku berakhir.
dengan Anggota
Bursa Beli
Jam Perdagangan
Jam Perdagangan
Jam Perdagangan Jam Perdagangan
 Perdagangan Efek  Perdagangan
 Perdagangan  Perdagangan
di Pasar
Efek di Pasar
Efek di Bursa
Efek di Pasar
Reguler Outright
Reguler, Pasar
dilakukan di
Reguler
dan Pasar
Tunai dan Pasar
Pasar Opsi
dilakukan
Negosiasi
Negosiasi
Saham
selama jam
dilakukan selama
dilakukan
berpedoman
perdagangan
jam perdagangan
selama jam
pada waktu
pada setiap Hari
pada setiap Hari
perdagangan
JOTS.
Bursa dengan
Bursa dengan
setiap Hari
berpedoman
berpedoman pada
Bursa dengan
pada Waktu
Waktu FITS.
berpedoman
FATS.
pada waktu
JATS
Bagan III : Bagan Perbandingan Mekanisme Perdagangan Efek pada Surat Utang,
Saham, Kontrak Opsi Saham dan Kontrak Berjangka Indikasi Efek
VI. PENUTUP
Pasar modal merupakan salah satu roda perekonomian suatu negara, yang
mana direpresentasikan dalam dua fungsi, yakni sebagai sarana pendanaan usaha
dan sebagai leading indicator dalam perkembangan perekonomian suatu negara.
Untuk dapat melakukan transaksi, terlebih dahulu investor harus menjadi nasabah
dalam suatu perusahaan efek. Perusahaan efek tersebut harus mempunyai izin
yang dikeluarkan oleh Bapepam. Sebelum sebuah efek dapat ditransaksikan di
bursa, terlebih dahulu melalui prosedur penawaran dan pemesanan efek di pasar
perdana.
Pada tahapan pasar sekunder, pelaksanaan perdagangan saham di bursa
difasilitasi dengan sistem JATS. urutan perdagangan saham adalah dengan
menjadi nasabah di Perusahaan Efek, Penetapan harga saham, Order dari nasabah,
Diteruskan ke Floor Trade, Masukkan order ke JATS, terjadinya transaksi
(matched) dan tahapan penyelesaian transaksi.
Sebagai perbandingan, perdagangan obligasi serta SUKUK melalui Bursa
dilakukan dengan menggunakan sistem Fixed Income Trading System (FITS)
pada opsi saham terdapat Jakarta Option Trading System (JOTS). Sedangkan pada
instrumen kontrak berjangka, digunakan system Future Automated Trading
System (FATS). Setiap instrumen memiliki sistem transaksi, segmen pasar, cara
dan waktu penyelesaian transaksi dan jam perdagangan yang berbeda satu sama
lain.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Peraturan :
Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No. Kep-00399/BEI/11/2012
tentang Perubahan Peraturan BEI Nomor II-A Tentang Perdagangan Efek.
Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia, No. Kep-000005/BEI/01-2011
sebagaimana Diubah dengan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Kep00399/BEI/II/2012.
Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta No. Kep-310/BEJ/09-2004
tentang Peraturan Nomor II-D tentang Perdagangan Opsi Saham.
Surat Keputusan Direksi
008/LGL/BESA/III/2006.
PT
Bursa
Efek
Surabaya
No.
SK-
Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Surabaya No. SK-013/DIR/BES/X/2006.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
Sumber Buku :
M.S. Tumanggor, Pengenalan Pasar Modal : Investasi dan Penanaman Modal,
Jakarta, Penerbit F Media. 2008.
M. Irsan Nasarudin, Indra Surya, Ivan Yustiavandana, Arman Nefi dan
Adwarman. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia. Jakarta. Penerbit Prenada
Media Group. 2011.
Sumber Internet :
www.bappepam.go.id
www.beritasatu.com
www.idx.co.id
www.ksei.co.id
www.sindonews.com
Download