File - smk kesehatan gwp sukra

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Saat ini Congestive Hearth Failure (CHF) atau yang biasa disebut gagal
jantung kongestif merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskuler yang
terus meningkat insiden dan prevalensinya. Risiko kematian akibat gagal
jantung berkisar antara 5-10% pertahun pada gagal jantung ringan yang
akan meningkat menjadi 30-40% pada gagal jantung berat. Selain itu, gagal
jantung merupakan penyakit yang paling sering memerlukan perawatan
ulang di rumah sakit (readmission) meskipun pengobatan rawat jalan telah
diberikan secara optimal (R. Miftah Suryadipraja).
CHF adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke
seluruh tubuh (Ebbersole, Hess, 1998). Risiko CHF akan meningkat pada
orang lanjut usia(lansia) karena penurunan fungsi ventrikel akibat penuaan.
CHF ini dapat menjadi kronik apabila disertai dengan penyakit-penyakit
seperti: hipertensi, penyakit katub jantung, kardiomiopati, dan lain-lain. CHF
juga dapat menjadi kondisi akut dan berkembang secara tiba-tiba pada
miokard infark.
CHF merupakan penyebab tersering lansia dirawat di rumah sakit
(Miller,1997). Sekitar 3000 penduduk Amerika menderita CHF. Pada
1
umumnya CHF diderita lansia yang berusia 50 tahun, Insiden ini akan terus
bertambah setiap tahun pada lansia berusia di atas 50 tahun (Aronow et
al,1998). Menurut penelitian, sebagian besar lansia yang dididiagnosis CHF
tidak dapat hidup lebih dari 5 tahun (Ebbersole, Hess,1998).
Dalam makalah ini membahas CHF pada lansia disertai penanganan
dan asuhan Keperawatan pada pasien dengan CHF dengan masalak
keperawatan Intoleransi Aktivitas b/d Ketidakseimbangan Suplai Oksigen Di
Ruang Perawatan Lama RSUD MA. Sentot Patrol Indramayu Tahun 2012.
1.2.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan terdiri dari dua yaitu :
1.2.1. Tujuan Umum
Agar dapat memperluas wawasan dan memperoleh pengalaman secara
langsung dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada klien Tn. S dengan
masalah intoleransi aktivitas b/d ketidak seimbangan suplai oksigen.
1.2.2. Tujuan Khusus
Dalam penulisan makalah ini, penulis diharapkan dapat:
a. Melakukan pengkajian secara komprehensif pada klien
b. Merumuskan diagnosa keperawatan sesuai data yang diperoleh
dari klien
2
c. Membuat rencana keperawatan yang tepat pada klien
d. Mengimplementasikan tindakan yang dilakukan pada klien
e. Mengevaluasi dan mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan
yang telah dilaksanakan pada klien.
1.3.
Manfaat
1.3.1. Bagi Penulis
a.
Menambah wawasan dan pengetahuan
b.
Melatih kemampuan
1.3.2. Bagi Institusi Pendidikan
a. Memperbanyak pengetahuan
b. Menambah wawasan
1.3.3. Bagi Umum
Menambah wawasan dan pengetahuan pada pembaca
1.4. Metode penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif
yaitu suatu metode yang menggambarkan tahap pengkajian sampai dengan
tahap evaluasi, kemudian analisa berdasarkan teori yang ada.
3
Adapun tehnik pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Mengumpulkan data dengan menggunakan komunikasi lisan yang didapat
secara langsung dari klien dan keluarga
2. Observasi
Mengamati keadaan klien
3. Pemeriksaan fisik
Dengan cara inspeksi, perkusi, palpasi dan auskultasi
4. Studi dokumentasi
Menelaah catatan medik yang berkaitan dengan kondisi klien
5. Studi kepustakaan
Yaitu dilakukan dengan mempelajari buku refensi yang berhubungan
dengan masalah intoleransi aktivitas b/d ketidak seimbangan suplai
oksigen maupun buku laporan perawat yang ada diruangan`
1.5.
Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman laporan ini, maka sistematika penulisan
adalah sebagai berikut:
BAB I
: Berisi pendahuluan yang mengungkapkan latar belakang
masalah,
4
tujuan penulisan, manfaat, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II
: Berisi tentang tinjauan teoritis yang memuat definisi, etiologi,
patofisiologi, penatalaksanaan, upaya pencegahan.
BAB III
: Berisi tentang tinjauan kasus pada pasien Tn. S dengan
masalah intoleransi aktivitas b/d ketidak seimbangan suplai
oksigen meliputi pengkajian, analisa data, perencanaan,
implementasi dan evaluasi.
BAB IV
: Berisi kesimpulan dan saran.
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.
Definisi
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai
pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme
jaringan. Ciri-ciri yang penting dari defenisi ini adalah pertama defenisi gagal
adalah relatif terhadap kebtuhan metabolik tubuh, kedua penekanan arti
gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan. Istilah gagal
miokardium ditujukan spesifik pada fungsi miokardium ; gagal miokardium
umumnya mengakibatkan gagal jantung, tetapi mekanisme kompensatorik
sirkulasi dapat menunda atau bahkan mencegah perkembangan menjadi
gagal jantung dalam fungsi pompanya.
Istilah gagal sirkulasi lebih bersifat umum dari pada gagal jantung.
Gagal sirkulasi menunjukkan ketidakmampuan dari sistem kardiovaskuler
untuk melakukan perfusi jaringan dengan memadai. Defenisi ini mencakup
segala kelainan dari sirkulasi yang mengakibatkan perfusi jaringan yang tidak
memadai, termasuk perubahan dalam volume darah, tonus vaskuler dan
jantung. Gagal jantung kongetif adalah keadaan dimana terjadi bendungan
sirkulasi akibat gagal jantung dan mekanisme kompenstoriknya. Gagal
jantung kongestif perlu dibedakan dengan istilah yang lebih umum yaitu.
6
Gagal sirkulasi, yang hanya berarti kelebihan beban sirkulasi akibat
bertambahnya volume darah pada gagal jantung atau sebab-sebab diluar
jantung, seperti transfusi yang berlebihan atau anuria.
2.2. Etiologi
Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis
penyakit jantung kongestif maupun didapat. Mekanisme fisiologis yang
menyebabkan gagal jantung mencakup keadaan-keadaan yang meningkatkan
beban awal, beban akhir atau menurunkan kontraktilitas miokardium.
Keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal meliputi : regurgitasi aorta
dan cacat septum ventrikel. Dan beban akhir meningkat pada keadaan
dimana
terjadi
stenosis
aorta dan
hipertensi
sistemik.
Kontraktilitas
miokardium dapat menurun pada infark miokardium dan kardiomiopati.
Faktor-faktor yang dapat memicu perkembangan gagal jantung melalui
penekanan sirkulasi yang mendadak dapat berupa : aritmia, infeksi sistemik
dan infeksi paru-paru dan emboli paru-paru. Penanganan yang efektif
terhadap gagal jantung membutuhkan pengenalan dan penanganan tidak
saja terhadap mekanisme fisiologis dan penyakit yang mendasarinya, tetapi
juga terhadap faktor-faktor yang memicu terjadinya gagal jantung.
7
2.3.Anatomi Fisiologi / Patofisiologi
Mekanisme yang mendasari Congestive heart failure (CHF) meliputi
gangguan kemampuan kontraktilitas jantung, yang menyebabkan curah
jantungnormal. Konsep curah jantung paling baik dijelaskan dengan
persamaan CO = HR X SV dimana curah jantung (CO: Cardic output) adalah
fungsi frekuensi jantung (HR: Heart Rate) X volume sekuncup (SV: Stroke
Volume).
Frekuensi jantung adalah fungsi sistem saraf otonom. Bila curah jantung
berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantunguntuk
mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme kompensasi ini gagal untuk
mempertahankan perfusi jaringan yang memadai, maka volume sekuncup
jantung yang harus menyesuaikan diri untuk mempertahankan curah
jantung.
Tetapi pada Congestive Heart Fallure (CHF) dengan masalah utama
kerusakan dan kekakuan serabut otot jantung, volume cekuncup berkurang
dan curah jantung normal masih dapat dipertahankan.
8
Volume sekuncup, jumlah darah yang dipompa pada setiap kontrakasi
tergantung pada 3 faktor yaitu :
b. Preload
Preload adalah sinonim Hukum Starling pada jantung yang menyatakan
bahwa jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung dengan
tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut jantung
c.
Kontraktilitas
Kontraktilitas adalah mengacu pada perubahan kekuatan kontraksi yang
terjadi pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan pajang
serabut jantung dan kadar kalsium.
d.
Afterload
Afterload adalah mengacu pada besaranya tekanan vetrikel yang harus
dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang
ditimbulkan oleh tekanan arteriole
Pada Congestive Heart Fallure ( CHF ) jika satu atau lebih dari ketiga
faktor
tersebut
terganggu,
hasilnya
curah
jantung
berkurang.
Kemudahan dalam menentukan pengukuran hemidinamika melalui
prosedur pemantauan invasif telah mempermudah diagnosa Congestive
Heart Fallure ( CHF ) dan mempermudah penerapan terapi farmakologi
yang efektif. (Brunner & Suddarth, 2001)
9
Gagal jantung berhubungan dengan peningkatan kadar arginin
vasopresin dalam sirkulasi, yang juga bersifat vasokontriktor dan penghambat
ekskresi cairan. Pada gagal jantung terjadi peningkatan peptida natriuretik
atrial akibat peningkatan tekanan atrium, yang menunjukan bahwa disini
terjadi resistensi terhadap efek natriuretik dan vasodilator.
2.4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan penderita dengan Congestive Heart Fallure (CHF)
meliputi penalaksanaan secara nonfarmakologis dan secara farmakologis,
keduanya dibutuhkan karena akan saling melengkapi untuk penatlaksaan
paripurna penderita gagal jantung. Penatalaksanaan gagal jantung baik itu
akut dan kronik ditujukan untuk memperbaiki gejala dan progosis, meskipun
penatalaksanaan secara individual tergantung dari etiologi serta beratnya
kondisi. Sehingga semakin cepat kita mengetahui penyebab gagal jantung
akan semakin baik prognosisnya.
Tujuan dasar penatalaksanaan pasien dengan Congestive Heart Fallure (CHF)
adalah sebagian :
1) Terapi Non Farmakologi
Dukung istirahat untuk mengurangi beban keja jantung
2) Terapi Farmakologi
10
Glikosida jantung, diuretik dan vasodilator merupakan dasar terapi
farmakologis Congestive Heart Fallure (CHF). Berikut cara kerja glikosida
dan pengawasan perawat yang diperlukan saat pembeian obat tersebut.
Digitalis. Meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan memperlambat
frekuensi jantung. Ada beberapa efek yang dihasilkannya : peningkatan
curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah, peningkatan
diuresis yang mengeluarkan cairan dan mengurangi edema. Efek dosisi
digitalis yang diberikan pada keadaan jantung, keseimbangan elektrolit
dan cairan serta fungsi ginjal dan hepar. Digitalis dosis lengkap
diberikan untuk menginduksi efek terapi penuh obat ini. Bila tidak,
digitalis diberikan sebagian. Dosis pemeliharaan diberikan tiap hari.
2.5. Upaya pencegahan
Adapun pencegahan CHF.
1) mencari dokter specialis jantung
Ketika pasien didiagnosis dengan CHF, ia harus mencari seorang dokter
spesialis jantung untuk memeriksakan dirinya secara teratur. Pasien juga
perlu bantuan seorang apoteker untuk dapat tetap mengkonsumsi obat
sesuai dengan yang diresepkan. Obat-obat tertentu akan diresepkan dan
salah satu hal terbaik yang harus dilakukan oleh pasien CHF adalah untuk
11
mengambil obat tepat waktu secara teratur dan dalam jumlah yang
benar. Hal lain yang akan membantu dokter menentukan kombinasi yang
tepat dari obat untuk pasien CHF adalah untuk merekam ketika pasien
CHF mengambil dan bagaimana merasakan efek setelah minum obat.
Jika obat tertentu yang menyebabkan pengaruh lain terhadap tubuh,
dokter mungkin dapat meresepkan pengganti obat dengan obat tertentu.
2) menjaga gaya hidup dengan diet
Aspek penting untuk menjaga gaya hidup relatif sehat dan nyaman
adalah diet. Kebanyakan pasien diarahkan pada diet ketat. Banyak hal
diperlukan untuk menjaga agar jantung tetap sehat yaitu dengan makan
rendah lemak, diet rendah sodium. Dalam kebanyakan kasus, 2 g natrium
adalah batas harian. Natrium yang berlebihan dalam diet dapat
menyebabkan retensi air, sehingga sulit untuk bernapas. Sejak CHF
sudah menyebabkan masalah dengan retensi air, akan sangat membantu
untuk mempertahankan sedikit air dengan diet yang mungkin. Hal lain
yang menyebabkan retensi air adalah minum cairan yang berlebihan. Ini
adalah satu lagi hal yang mungkin dibatasi oleh dokter.
3) olah raga teratur
Selain obat-obatan dan diet disesuaikan, olahraga merupakan cara
berikutnya untuk mengatasi gagal jantung kongestif. Banyak orang
12
dengan CHF berpikir bahwa aktivitas fisik akan menyakiti mereka.
Namun, aktivitas berat meskipun tidak sesuai, kegiatan ringan sampai
sedang bisa menyehatkan bila dilakukan dengan hati-hati.
4) Mengurangi stress
Cara lain untuk mengatasi dan hidup nyaman dengan gagal jantung
kongestif adalah memastikan pasien CHF
mengurangi stres sebanyak
mungkin. Stres memiliki efek yang sangat negatif pada jantung dan
sebagai hasilnya, memiliki efek negatif pada fungsi tubuh manusia. Setiap
kekhawatiran / kecemasan atau beban keluarga, teman, atau masalah
lainnya dapat meningkatkan stress.
Bersikap pasrah, belalu bersyukur
kepada Sang Maha Pncipts , adalah tindakan positif yang berpengaruh
terhadap menghilangkan stres .
5) menghindari faktor-faktor resiko
Beberapa Risiko kesehatan
seperti merokok
harus dihentikan.
Penggunaan nikotin akan sangat mengganggu transportasi oksigen di
dalam sistem sirkulasi darah dan oleh karena itu harus dihentikan untuk
memungkinkan oksigen sebanyak mungkin ada dalam tubuh. Satu hal
yang perlu diingat adalah untuk selalu memperhatikan gejala-gejala fisik.
Selalu merekam perasaan diri dan
memberitahu kepada dokter tentang
perubahan sekecil apapun dengan cara
13
menyampaikan / menceritakan apa yang dirasakan. Ingat, CHF adalah
kondisi yang dapat diatasi dan diobati, tapi syaratnya adalah pasien CHF
harus mengubah gaya hidup nya untuk mendapatkan kualitas terbaik dari
hidup mereka sendiri.
14
BAB III
PEMBAHASAN ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Pengkajian
Nama
: Tn. S
Umur
: 50 Tahun
Jenis kelamin
: Laki – Laki
Agam
: Islam
Pendidikan
: SD
Alamat
: DSA.Sukahaji KEC.Patrol RT:03 RW:04
Tanggal masuk
: 07 november 2012
Nomer medrek
: 060838
Ruang
: Perawatan Lama
Diagnosa medis
: CHF
Tanggal pengkajian
: 09 november 2012
Pengkajian Dasar
A. Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan sesak nafas sejak 2 hari, Klien mengeluh nyeri dada 3
minggu sebelum MRS, timbul terutama saat batuk dan sesak nafas sejak 2
hari sebelum MRS, dan apabila melakukan aktifitas sehari-hari bertambah
15
sesak, klien tampak lemah, lelah, perubahan tanda vital, dispnea, pucat, dan
berkeringat. TD. 90/70 mmHG, nadi. 90x/menit, RR. 20x/menit, suhu. 37,5 0C
B. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan pernah di rawat di Rumah Sakit karna menderita penyakit
Hypertensi
A. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan umum
Penampilan umum
: Lemah,
Kesadaran
: Compos Mentis
Tinggi/berat badan
: 160 Cm
Tekanan darah
: 90 / 70 mmHg
Nadi
: 90 x / menit
Pernapasan
: 20 x / menit
Suhu
: 37,5 0c
2. Kepala
: Simetris, tidak ada benjolan, bersih,
normal
3. Mata
: Simetris , konjungtiva tidak anemis, pupil
Normal
16
4. Mulut
: simetris, bersih,tidak ada kelainan, Tidak
ada radang, normal
5. Leher
: simetris , tidak ada benjolan, normal
6. Dada
: simetris, bunyi nafas vesikuler, tidak ada
nyeri
tekan, normal
7. Abdomen
: simetris, tidak ada nyeri, normal
8. Extremitas atas
: simetris , bisa digerakan ,tidak ada luka,
Normal
9. Extremitas bawah
: simetris, bisa digerakan , tidak ada
luka,normal
10. Aktivitas sehari hari
a. Nutrisi

Di Rumah
: 3 x sehari, 1 porsi habis, tidak ada
masalah dalam pemenuhan nutrisi.

Di Rumah Sakit
: 2 x sehari, hanya habis ¼ porsi saja , ada
masalah dalam pemenuhan nutrisi yaitu
tidak nafsu makan.
b. Eliminasi

Di Rumah
: BAB : Cair, warna kuning khas ,bau
BAK : normal, konsistensi cair warna
17
kuning khas

Di Rumah Sakit
: BAB : Padat, warna kuning khas
BAK : normal
c. Istirahat dan Tidur

Di Rumah
: tidur nyenyak 8 jam , tidak ada gangguan

Di Rumah Sakit
: tidur tidak nyenyak karna terganggu oleh
klien lain .
d. Personal Hygiene

Di Rumah
: Mandi normal , selalu sikat gigi dan
keramas , kuku bersih dan pendek.

Di Rumah Sakit
: kuku panjang dan kotor
e. Pemeriksaan Diagnostik
No
Tanggal
1.
24
Oktober
2012
Jenis Pemeriksaan
 pemeriksaan
Laboratorium
- Kimia Darah
Ureum
Keratin
SGOT
SGPT
18
Hasil
42 mg /dl
0,8 mg /dl
44 U/l
26 U/l
Nilai normal
2.
25
Oktober
2012
- Hematologi
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
11,8 g %
9.700 /mm3
35 %
189.000 /mm3
P = 11,0 –
15,5 g %
4500 – 11000
%
35 – 48 %
150.000
–
400.000 /mm3
3.2. Analisa Data
No
.
1.
2.
Data Fokus
Etiologi
Masalah
Ds: Klien mengeluh
sesak nafas sejak 2
hari SMRS, Klien
mengeluh nyeri
dada 3 minggu
sebelum MRS, Klien
mengatakan ketika
melakukan aktifitas
sehari-hari
bertambah sesak
Do : Tekanan darah:
90/70 mmHg, Nadi :
90 x/menit reguler ,
RR : 20 x/
menit,Suhu :
37,5 oC
ketidak seimbangan
suplai oksigen
intoleransi aktivitas
Ds : Klien mengatakan
Ketidakmampuan fisik
Gangguan personal
badannya terasa
hygiene : memotong
lamas dan tidak
kuku
nyaman
dikarenakan kuku
nya yang kotor dan
19
panjang.
Do : Klien tampak
lemah, pucat,
kuku klien tampak
kotor dan panjang
3.3. CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa Keperawatan
1) Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen d/d:
Ds
: Klien mengeluh sesak nafas sejak 2 hari SMRS, klien
mengeluh nyeri dada 3 minggu sebelum MRS, Klien
mengatakan ketika melakukan aktifitas sehari-hari bertambah
sesak
Do
: TD : 90/70 mmHg, N : 90 x/menit reguler , RR : 20 x/menit,:
Suhu: 37,5 oC
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam masalah personal
hygiene: memotong kuku dapat teratasi
Dengan kriteria hasil: kuku klien tampak bersih dan pendek
Intervensi
 Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas,.
20
 Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi, disritmia,
dispnea berkeringat dan pucat.
 Berikan oksigen via kanul
 Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.
Implementasi
 Memeriksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas,.
 Mencatat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi,
disritmia, dispnea berkeringat dan pucat.
 Memberikan oksigen via kanul
 Mengevaluasi peningkatan intoleran aktivitas.
Evaluasi
S
: klien mengatakan setelah dilakukan pemotongan kuku, kuku klien
tampak bersih
O
: Kuku klien tampak bersih dan pendek
A
: Masalah keperawatan dapat teratasi
P
: Hentikan dan pertahankan keperawatan
21
Diagnosa Keperawatan
2)
Gangguan personal hygiene: memotong kuku b/d ketidakmampuan fisik
d/d:
Ds
: Klien mengatakan badannya terasa lemas dan tidak nyaman
dikarenakan kukunya yang kotor dan panjang.
Do
: Klien tampak lemah, pucat, kuku klien tampak kotor dan panjang
Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam masalah personal
hygiene: memotong kuku dapat teratasi.
Dengan kriteria hasil: kuku klien tampak bersih dan pendek
Intervensi
 Kaji tingkat kebersihan klien terutama kebersihan kuku klien
 Lakukan tindakan memotong kuku dengan baik dan benar
 Berikan penyuluhan tentang personal hygiene: memotong kuku
Implementasi
 Mengkaji tingkat kebersihan klien terutama kebersihan kuku klien
22
 Melakukan tindakan memotong kuku dengan baik dan benar
 Memberikan penyuluhan tentang personal hygiene: memotong kuku
Evaluasi
S
: klien mengatakan setelah dilakukan tindakan suplai oksigen,
Memotong kuku klien tampak memenuhi perawatan diri sendiri, dan
bersih
O
: kuku klien tampak bersih
A
: Masalah keperawatan dapat teratasi
P
: Hentikan dan pertahankan perawatan
23
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Makalah ini berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Masalah
intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen Di
Ruang Perawatan Lama Rsud M.A Sentot Patrol Indramayu. Selama
melakukan Asuhan Keperawatan pada Tn. S penulis menemukan hal yang
dijadikan kesimpulan diantaranya. :
1.
Asuhan Keperawatan pada klien Tn. S dengan masalah intoleransi
aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen .
2.
Diagnosa Keperawatan berdasarkan hasil pengkajian pada Tn. S dengan
masalah intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen
4.2. Saran
Berdasarkan hasil pengkajian langsung pada Tn. S dengan masalah
intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai oksigen terdapat beberapa
hambatan yang dialami penulis maka diperlukan suatu upaya untuk
24
meningkatkan dan memperbaiki suatu hambatan tersebut . oleh karena itu,
penulis merekomendasikan hal sebagai berikut :
1. Untuk perawat
Perawat hendaknya melakukan Asuhan Keperawatan secara Komprehesif baik
dari segi bio,psiko,social,dan spiritual dalam melakukan asuhan keperawatan
pada klien dengan masalah intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan suplai
oksigen
2. Untuk klien dan Kluarga
Diharapkan setelah dilakukan pengkajian Klien maupun Keluarga harus mau
dan mampu mengetahui tentang pengatahuan masalah intoleransi aktivitas
b/d ketidak seimbangan suplai oksigen.
25
DAFTAR PUSTAKA
Barbara C Long, Perawatan Medikal Bedah (Terjemahan), Yayasan IAPK
Padjajaran Bandung, September 1996, Hal. 443 - 450
Doenges Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan (Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien), Edisi 3, Penerbit
Buku Kedikteran EGC, Tahun 2002, Hal ; 52 – 64 & 240 – 249.
Junadi P, Atiek S, Husna A, Kapita selekta Kedokteran (Efusi Pleura), Media
Aesculapius, Fakultas Kedokteran Universita Indonesia, 1982, Hal.206 - 208
Wilson Lorraine M, Patofisiologi (Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit), Buku
2, Edisi 4, Tahun 1995, Hal ; 704 – 705 & 753 - 763
26
27
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( S. A. P )
DIET PADA PENDERITA GAGAL JANTUNG
Masalah Kesehatan sesuai prioritas
Gangguan Nutrisi: pada penderita gagal jantung
Masalah
A. Area / pesan pokok : diet pada penderita gagal jantung
B. Tujuan pendidikan
Tujuan Umum
: Keluarga dan pasien dapat memahami diet bagi
penderita gagal jantung
Tujuan Khusus
:
1. Klien dapat memahami Tujuan diet bagi
penderita: Gagal jantung
2. Klien dapat memahami apa saja makanan yang
di konsumsi bagi: gagal jantung
3. Klien dapat memahami factor yang
mempengaruhi diet bagi : gagal jantug.
28
4. Klien dapat memahami pembatasan aktifitas
fisik bagi: gagal jantung
5. Klien dapat memahami gaya hidup dengan diet
bagi: gagal jantung
C. Sasaran : Tn.. S
D. Hari / Tanggal : Kamis 25 Oktober 2012
E. Tempat : Ruang Perawatan Lama
F. Pelaksana
G. Waktu
: Sundra
: 15 menit
H. Isi / materi
:
1. Klien dapat memahami Tujuan diet bagi penderita:
Gagal jantung
2. Klien dapat memahami apa saja makanan yang di
konsumsi bagi: gagal jantung
3. Klien dapat memahami factor yang mempengaruhi
diet bagi : gagal jantug.
29
4. Klien dapat memahami pembatasan aktifitas fisik
bagi: gagal jantung
5. Klien dapat memahami gaya hidup dengan diet
bagi: gagal jantung
I. Metode pendidikan : Ceramah
J. Media yang digunakan : Kertas , spidol , dll
K. Rencana Kegiatan
Tahap
Kegiatan
Pendahuluan
Kegiatan Pengajar
 Memberikan
Kegiatan Sasaran
salam
 Menjawab salam
3 menit
 Memperhatikan
perkenalan
 Memberitahu
Waktu
kontrak
waktu
 Menjelaskan
tentang
tujuan
pemberian
penkes
Penyajian
 Menjelaskan Tujuan diet
bagi
penderita:Gagal
 Memperhatikan
tentang menit
penjelasan
tujuan
jantung
10
diet
penderita:
bagi
gagal
jantung
 Menjelaskan
makanan
yang di konsumsi bagi:
 Dapat
menyebutkan
makanan
konsumsi
30
yang
di
bagi
penderita:
gagal jantung
gagal
jantung
 Menjelaskan factor yang
 Dapat memperhatikan
factor
mempengaruhi diet bagi
yang
mempengaruhi
gagal jantug.
diet
bagi :gagal jantung
 menjelaskan
pembatasan aktivitas fisik
 Dapat memperhatikan
pembatasan aktivitas
bagi: gagal jantung
fisik
bagi:
gagal
jantung
 menjelaskan gaya hidup
 Dapat memperhatikan
dengan diet bagi: gagal
jantung
gaya
hidup
dengan
diet
bagi:
gagal
jantung
Penutup

Memberikan evaluasi

Memberikan

pertanyaan
salam

penutup
Mampu menjawab 2 menit
Menjawab salam
L. Lampiran selengkapnya
1. Tujuan diet bagi penderita: Gagal jantung:
 Untuk menurunkan beban kerja jantung
 Untuk mengurangi edema perifer (ekstremitas)
 Untuk memperbaiki pernafasan terutama pada penderita yang
31
 sudah mengalami sesak nafas
2. Apa saja makanan yang di konsumsi bagi gagal jantung :





Roti, beras, pasta dan sereal
Sayuran
Buah
Susu dan produk susu
Daging, ikan,telur
3. faktor yang mempengaruhi diet bagi : gagal jantug. :

natrium tinggi pada makanan olahan, minuman atau bumbu

Makanan cepat saji

daging asap, daging asin

makanan kaleng (tidak termasuk buah-buahan)

Acar sayuran

snack asin
4. pembatasan aktifitas fisik bagi: gagal jantung:
 harus diperhatikan jangan sampai memaksakan larangan
 yang tidak perlu untuk menghindari kelemahan otot-otot
 rangka. Kini telah diketahui bahwa kelemahan otot rangka
 dapat mengakibatkan intoleransi terhadap aktifitas fisik
32
5. Gaya hidup dengan diet bagi: gagal jantung
yaitu dengan makan rendah lemak, diet rendah sodium. dalam
kebanyakan kasus, 2 g natrium adalah batas harian. Natrium yang
berlebihan dalam diet dapat menyebabkan retensi air,
sehingga sulit
untuk bernapas.
M.
Evaluasi
1. Klien mampu menjawab
70% benar, tentang tujuan diet bagi
penderita gagal jantung
2. Klien mampu menjawab 70% benar tentang makanan yang di
konsumsi bagi gagal jantung
3. Kliem
mampu
menjawab
80%
benar
tentang
factor
yang
mempengaruhi diet bagi gagal jantung
4. Klien mampu menjawab 70% Benar Tentang pembatasan fisik bagi
gagal jantung
5. Klien mampu menjawab 80% Benar tentang gaya hidup dengan diet
bagi gagal jantung
33
LEMBAR BUKTI KONSUL LAPORAN ASUHAN
KEPERAWATAN SISWA/I SMK KESEHATAN 1 SUKRA
PROGRAM KEPERAWATAN TAHUN 2012 – 2013
Nama
: Sundra
NIS
: 99433626229
No
.
1.
HARI/TANGGAL
MATERI YANG DIBAHAS
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
34
PARAF
Download