Renungan Harian – Tgl 6 Februari 2017

advertisement
6 Februari
Bacaan Alkitab : Kel. 13:17- Kel. 15:27
(Kurun waktu : diperkirakan 1.446 S.M. – Dua Bulan
Pertama Setelah Meninggalkan Mesir)
“Mengapa Kita Harus Percaya Kepada Allah?”
Ini adalah pertanyaan banyak orang. Rasa percaya terbentuk oleh
karena adanya pengetahuan dan pengalaman. Seseorang harus
terlebih dahulu menunjukkan bahwa mereka layak dipercaya, sebelum
ia dipercaya orang lain. Apakah terhadap Allah pun sama hal nya?
Kaum Israel telah diperbudak orang Mesir selama 430 tahun. Selain
dari cerita lama yang diceritakan turun temurun oleh orang tua, kakek
ataupun tua-tua kaum Israel, ternyata kebanyakan suku Israel ini tidak
memiliki pengalaman pribadi dengan Allah. Kemudian seorang
bernama Musa datang dari padang gurun di Midian dan berkata
kepada mereka bahwa Allah, yang Maha Hadir dan berkata tentang
diriNya “Akulah Aku” yang kekal, telah melihat segala kesengsaraan
mereka dan akan membebaskan mereka. Perkataan Musa ini
memberikan semangat bagi kaum Israel, namun kemudian
kesengsaraan mereka malah menjadi bertambah saat kehadiran
Musa di hadapan Firaun membuat Firaun marah. Tetapi melalui
sepuluh tulah/ malapetaka yang ajaib, Allah membebaskan ummat
Israel,
orang-orang Israel melucuti barang-barang berharga milik
orang Mesir dan kemudian mereka berbaris keluar dari tanah Mesir
dengan tekad bulat, oleh tuntunan tangan Allah yang perkasa.
Ketika orang Israel meninggalkan daerah Goshen dan Rameses di
Mesir, mungkin mereka berpikir bahwa segala ujian hidup mereka
telah berakhir. Tetapi kemudian Firaun dan tentaranya mengejar
mereka untuk membawa mereka kembali bekerja-paksa. Jadi apa
yang harus mereka lakukan? Tentara Mesir mengejar mereka di
belakang dan Laut Merah ada di hadapan mereka. Mereka dalam
keadaan terperangkap!
Megapa Allah mengijinkan orang-orang Mesir tersebut mengejar
mereka? Yang pertama, Allah hendak menunjukkan kepada orangorang Mesir tersebut tentang jati diriNya; Ia adalah TUHAN. Yang ke
dua, sampai saat ini orang Israel masih belum menyatakan secara
pribadi tentang rasa percaya, keyakinan dan ketergantungan mereka
kepada TUHAN yang telah membebaskan mereka. Mereka perlu
melihat bahwa Allah bukan hanya menjadi Pembebas bagi mereka,
tetapi juga Perisai dan Perlindungan bagi ummatNya (Kel. 14 : 1-4,
Kel. 14 : 13).
Orang-orang Israel mulai gemetar ketakutan. Lalu Musa menjawab
mereka :
“(14:13) Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: "Janganlah takut,
berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan
diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat
hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. (14:14)
TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja." (Kel.
14 : 13-14).
Allah melindungi mereka dari orang Mesir sepanjang malam dengan
tiang awan yang menimbulkan kegelapan. Lalu Allah menyuruh Musa
untuk mengulurkan tongkatnya ke atas air laut, dan air laut tersebut
tersibak jadi dua bagian. Allah membuka jalan yang lebar di tengahtengah Laut Merah tersebut sehingga orang Israel dapat berjalan di
atas tanah yang kering. Tetapi ketika tentara Mesir mencoba untuk
menyusul mereka, air laut pun berbalik kembali ke atas mereka dan
seluruh tentara Mesir tersebut mati tenggelam. Apakah kita sedang
terperangkap oleh kondisi di sekitar kita? Kita perlu sungguh-sungguh
bersandar kepada TUHAN; kita perlu tenang dan menantikan
keselamatan yang dari TUHAN. Mari jangan kita menjadi panik,
marah, mengutuki Allah, menyalahkan orang lain, meninggalkan sikap
beriman dan percaya kepada Tuhan, menyerah, memutuskan untuk
melakukan rencana kita sendiri tanpa pimpinan Tuhan, ataupun
bunuh diri.
Mari tetap setia dan menunggu dengan antusias
datangnya pertolongan dari Allah. Allah adalah Perlindungan dan
Pembela bagi hidup kita. Lalu ketika Allah membuat jalan khusus
bagi kita, kita akan bertindak seperti Miryam, saudara perempuan
Musa – kita akan bersukacita dengan memuji-muji nama Tuhan.
Perlindungan, Pembela dan Pemberi Segala Sesuatu yang kita
perlukan. Allah sungguh layak untuk dipercaya ;
Allah tidak hanya menjadi Pembebas, Perlindungan dan Pembela
bagi kita; Ia juga Allah yang menyediakan bagi kita. Tidak lama
setelah pembebasan dari tentara Mesir, orang Israel memasuki
padang gurun Syur, di mana terjadi kekurangan persediaan air.
Bagaimana orang-orang dalam jumlah besar tersebut beserta hewan
ternak mereka dapat memperoleh makanan?
Apakah Allah
membebaskan mereka hanya untuk membunuh mereka kemudian di
padang gurun? Lalu ketika mereka akhirnya menemukan air di Mara,
air tersebut terasa pahit dan tidak dapat diminum. Ketika orang-orang
Israel tersebut mulai bersungut-sungut, maka Allah menyuruh Musa
untuk melemparkan sepotong kayu ke dalam air dan airnya pun
menjadi manis. Lalu Allah memberi janjiNya kepada kaum Israel
dengan menggunakan contoh ini :
 Mereka yang setia dan patuh kepada Allah akan makin
mengenalNya melalui pengalaman hidup sehari-hari, dan mereka
akan bersukacita karena pertolonganNya.
Firman-Nya: "Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara
TUHAN, Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan
memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap
mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan
kepadamu penyakit manapun, yang telah Kutimpakan kepada orang
Mesir; sebab Aku Tuhanlah yang menyembuhkan engkau." (Kel. 15 :
26).
Ketika orang Israel mematuhi perintah TUHAN, maka mereka dapat
melihat kesetiaanNya, dan merekapun belajar mengenalNya melalui
pengalaman hidup sehari-hari. Allah adalah pribadi yang layak
dipercaya. Tidak ada musuh yang dapat mengalahkan ummatNya,
dan Allah sanggup memberikan segala sesuatu yang mereka
perlukan, bahkan saat mereka berada di padang gurun sekalipun.
Untuk Direnungkan dan Dilakukan :
 Kita harus percaya kepada Allah karena Ia tidak hanya
membebaskan kita dari belenggun dosa; Ia juga hendak menjadi
Pertanyaan Untuk Diskusi :
 Firman Tuhan di dalam kitab Kel.13 : 17 berkata : “Setelah Firaun
membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak menuntun mereka melalui
jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat;
sebab firman Allah: "Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila
mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke
Mesir."… Sungguh menarik untuk memperhatikan, bahwa Allah
tidak ingin ummatNya kembali ke cara hidup dan perbudakan di
Mesir, sehingga Ia membuat perjalanan mereka menuju ke tanah
Kanaan, harus berputar melewati padang gurun.
Dengan
perbandingan yang sama pula : apakah kita pernah merasa
kecewa dan ingin mundur saja secara rohani, dan berpikir untuk
kembali kepada cara hidup dan kebiasaan lama di “Mesir” ?
Bagaimana cara Anda mengatasi cobaan tersebut? Apakah ini
juga berarti bahwa Anda terpaksa harus meninggalkan pergaulan
atau lingkungan yang lama?
 Setelah mengalami kejadian dahsyat yang menyatakan
perlindungan, pembelaan dan penyertaan TUHAN atas ummatNya,
kemudian Musa dan orang Israel menyanyikan lagu pujian bagi
TUHAN yang menggambarkan pertumbuhan dalam pengenalan
mereka akan Allah, Penyelamat mereka, seperti terdapat di kitab
Kel.15 : 2 – 3 : “(15:2) TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia
telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah
bapaku, kuluhurkan Dia. (15:3) TUHAN itu pahlawan perang;
TUHAN, itulah nama-Nya. Ceritakanlah, melalui pengalaman
hidup Anda sehari-hari bersama TUHAN, bagaimana kemudian
Anda dapat berkata “Tuhan itu kekuatan dan mazmurku”? Di dalam
pengalaman hidup apakah hal tersebut terjadi dalam hidup Anda?
Ayat Hafalan Hari ini :
 Kel. 15 : 2
“TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah
menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku,
kuluhurkan Dia.”
Download