4 I. PENDAHULUAN Lahan adalah tanah dalam skala hamparan

advertisement
I. PENDAHULUAN
Lahan adalah tanah dalam skala hamparan yang merupakan sumber daya dasar
untuk pertanian, selain air, udara, cahaya dan benih (Crossley et al., 1992). Tanah memiliki
peranan yang sangat penting dalam mendukung kehidupan kelompok-kelompok fungsional
yang saling mempunyai keterkaitan dan ketergantungan ekologis (Buckman, 1982). Serasah
yang jatuh ke permukaan tanah akan segera mengalami dekomposisi sehingga dapat segera
diserap kembali oleh tumbuhan ( Bastoni, 1999).
Proses dekomposisi merupakan proses penghancuran yang dilakukan oleh
organisme tanah terhadap materi organik (Sunarto (2004) dalam Raharjo (2006)).
Keberlangsungan proses dekomposisi dapat ditandai dengan C:N bahan terdekomposisi
yang menurun sejalan dengan waktu. Perbandingan C:N tinggi menunjukkan bahan
penyusun belum terurai secara sempurna dan akan membusuk lebih lama bila
dibandingkan dengan C:N yang rendah. C:N tinggi dapat diurai menjadi senyawa sederhana,
seperti NH3, CO2, H2, dan H2O. Mikroorganisme pengurai penyerap unsur hara dari
lingkungan sekitarnya untuk pertumbuhannya, kemudian mikroorganisme mati. Unsur hara
penyusun tubuh mikroorganisme akan dilepaskan sehingga C:N menjadi rendah karena
banyak CO2 yang menguap ke udara dan karbonnya menjadi banyak (Novisan, 2001).
Kacang tanah (Arachnis hypogaea L.) termasuk familia Leguminose (kacangkacangan. A. hypogaea membutuhkan nitrogen (N) berkisar antara 75-80% (Sumarno,
1987). A. hypogaea memiliki C:N rendah jika dibandingkan tanaman nonleguminose dengan
C:N lebih tinggi (Somaatmadja, 1981).
Jerami padi adalah bagian vegetatif dari tanaman padi (batang, daun, tangkai
malai). Sebagian besar jerami padi hanya dibakar di sawah untuk pupuk, dijadikan alas
kandang yang kemudian dijadikan kompos dan sisanya digunakan sebagai pakan ternak
(Buckman, 1982). Jerami memiliki C:N lebih besar dari 30. Menurut Tisdale dan Nelson
(1975), apabila C:N lebih besar dari 30 akan terjadi proses immobilisasi N oleh jasad renik.
Dinamika populasi merupakan gambaran naik turunnya suatu populasi. Populasi
yang tinggi pada suatu waktu tidak akan terus meningkat. Naik turunnya populasi
tergantung dari ciri populasi dan lingkungan (Prasetyo, 2011). Proses dekomposisi dalam
tanah tidak akan mampu berjalan dengan cepat bila tidak ditunjang oleh kegiatan
organisme tanah. Populasi organisme tanah sebagai perombak bahan makanan, serasah,
dan bahan organik lainnya (seperti kayu dan akar) mengkonsumsi bahan-bahan tersebut
dengan cara melumatkan dan mengunyah bahan-bahan tersebut. Mesofauna tanah akan
4
melumat bahan dan mencampurkan dengan sisa-sisa bahan organik lainnya, sehingga
menjadi fragmen berukuran kecil yang siap untuk didekomposisi oleh mikrofauna tanah
(Arief, 2001). Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dekomposisi yaitu organisme
penghancur (hewan dan jasad renik), kualitas serasah (sifat bahan organik serasah yang
mempengaruhi kecepatan dekomposisi dan lingkungan, baik fisik maupun kimia (iklim
makro dan tanah) (Anderson dan Swift, 1984). Proses penghancuran sebagian besar
dilakukan oleh banyak hewan tanah kecil yang memakan serasah, salah satunya adalah
Collembola (Anas, 2011).
Aktivitas Collembola membantu jasad renik dalam merombak bahan-bahan organik
sehingga proses dekomposisi menjadi lebih cepat dengan cara menghancurkan sisa-sisa
tumbuhan sehingga berukuran lebih kecil (Amir, 2008). Sebagian besar Collembola hidup di
serasah dan lapisan tanah bagian atas (0-5 cm), semakin dalam permukaan tanah maka
populasinya semakin menurun sampai ke kedalaman 2 m (Rahmadi, 2004). Collembola
hidup pada tempat yang tersembunyi seperti di dalam tanah, reruntuhan daun atau kulit
kayu, pada kayu-kayu yang membusuk dan pada jamur.
Collembola berperan di dalam siklus makanan sebagai perombak bahan organik
atau detritivor. Selain itu Collembola banyak digunakan sebagai penunjuk indikator hayati
(bioindikator) keadaan tanah atau pemantauan (monitoring) suatu ekosistem, (Tiana, 2008
; Indriyati dan Wibowo, 2008; Simanungkalit dan Suriadikarta. 2006).
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana dinamika Collembola pada serasah dengan C:N <10 dan >60 yang
terdekomposisi di lahan pertanian.
2. Berapakah laju dekomposisi serasah dengan C:N <10 dan >60 yang
terdekomposisi di lahan pertanian.
3. Bagaimana korelasi antara laju dekomposisi, C:N, kelimpahan Collembola,
ragam familia Collembola serta faktor lingkungan.
Berdasarkan perumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui :
1. Dinamika Collembola pada serasah dengan C:N <10 dan >60 yang
terdekomposisi di lahan pertanian.
2. Laju dekomposisi serasah dengan C:N <10 dan >60 yang terdekomposisi di
lahan pertanian.
3. Korelasi antara laju dekomposisi, C:N, kelimpahan Collembola, ragam familia
Collembola serta faktor lingkungan.
5
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai laju
dekomposisi dan dinamika Collembola pada serasah jerami padi dan daun kacang tanah
yang terdekomposisi.
6
Download