ABSTRAK Muhaimin, Tri Hayyu. 2012. Pembinaan Mental Santri Penyandang Penyakit Sosial di Pesantren Tanfirul Chowayah Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo. Skripsi, Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Dr. Drs. Rosyid Al Atok, M.Pd, M.H, (II) Rusdianto Umar, S.H, M.Hum. Kata Kunci: pesantren, pembinaan mental, penyakit sosial, santri Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam, sebagaimana tempat untuk beribadah dan mencari ilmu kepada guru atau kyai yang dijadikan sebagai figure bagi seluruh penghuni pondok juga kepada masyarakat di sekelilingnya. Pesantren Tanfirul Chowayah Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo sebagai salah satu pesantren di Kota Probolinggo yang membina mental santri penyandang penyakit sosial, seperti: ketergantungan narkoba, gelandangan, anak jalanan, dan mental disorder atau gangguan mental. Oleh karena itu, peneliti memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian di Pesantren Tanfirul Chowayah Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo karena pesantren ini telah berhasil membina santri penyandang penyakit sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan dasar teori fenomenologis. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu berusaha mengungkapkan dan menelaah kasus yang terjadi di Pesantren Tanfirul Chowayah Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo dalam upaya pembinaan penyakit sosial bagi santri. Dalam penelitian ini lokasi penelitian ditetapkan di Pesantren Tanfirul Chowayah Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo. Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan, wawancara, studi dokumentasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Sedangkan pengecekan keabsahan temuan dilakukan dengan perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan dan triangulasi. Penelitian ini dilakukan melalui empat tahap yaitu: tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan, tahap analisis data dan tahap pelaporan. Berdasarkan analisis data, dapat diperoleh tiga kesimpulan. Pertama, jenis penyakit sosial yang diderita oleh santri di Pesantren Tanfirul Chowayah Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo adalah ketergantungan narkoba, gelandangan, anak jalanan, dan mental disorder atau gangguan mental. Kedua, proses pembinaan mental santri penyandang penyakit sosial di Pesantren Tanfirul Chowayah Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo dilakukan untuk santri penyandang mental disorder (gangguan mental), gelandangan dan anak jalanan, serta pembinaan mental untuk santri yang mempunyai ketergantungan pada narkotika. Ketiga, faktor penghambat pembinaan mental santri penyandang penyakit sosial di Pesantren Tanfirul Chowayah Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo adalah keterbatasan sarana dan prasarana, seperti ruangan untuk santri penyandang penyakit sosial, kebersihan kamar mandi, dan pagar pembatas pesantren agar tidak terjadi kembali santri penyandang penyakit sosial yang melarikan i diri, kekurangan dana untuk kebutuhan vital, kurangnya dukungan moral dan material dari pemerintah Kota Probolinggo, khususnya Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Kota Probolinggo, sedikitnya dukungan moral dari keluarga santri penyandang penyakit sosial di Pesantren Tanfirul Chowayah Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo. Keempat, faktor pendukung pembinaan mental santri penyandang penyakit sosial di Pesantren Tanfirul Chowayah Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo adalah adanya dukungan material dari keluarga santri penyandang penyakit sosial setiap bulannya untuk biaya konsumsi, dukungan dari seluruh pihak Pesantren Tanfirul Chowayah Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo dalam membina mental santri penyandang penyakit sosial, dukungan dari perorangan yang setiap tahunnya menyumbang dana untuk pengajian umum, seperti pengajian Maulud Nabi Muhammad SAW. Kelima, apresiasi masyarakat yang diberikan kepada Pesantren Tanfirul Chowayah Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo dalam pembinaan mental santri penyandang penyakit sosial adalah apresiasi positif dari perorangan dan keluarga santri penyandang penyakit sosial dalam hal dukungan moral dan material kepada pesantren ini, apresiasi dari pemerintah kota Probolinggo, khususnya Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Kota Probolinggo yang telah menyumbang kamar mandi dan ruangan untuk santri penyandang penyakit sosial. Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian ini beberapa saran yang diajukan adalah: (1) Pemerintah kota Probolinggo khususnya Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial kota Probolinggo seharusnya tidak menyangkutpautkan dengan kepentingan politik dan lebih memperhatikan lagi kondisi masyarakat kota Probolinggo yang menderita penyakit sosial, lebih khususnya bagi Pesantren Tanfirul Chowayah Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo. Selain itu, penulis mengharapkan agar pemerintah kota Probolinggo tidak hanya membutuhkan Pesantren Tanfirul Chowayah Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo sebagai tempat penampungan sementara bagi penyandang penyakit sosial untuk tujuan politik yang lainnya, (2) keluarga santri penyandang penyakit sosial sebaiknya turut berpartisipasi secara moral dalam upaya pembinaan mental yang dilakukan oleh Pesantren Tanfirul Chowayah Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo, sehingga keluarga mereka yang berada di sana dapat sembuh lebih cepat, (3) seluruh pihak Pesantren Tanfirul Chowayah Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo diharapkan lebih bersabar atas segala keterbatasan yang ada, (4) masyarakat sekitar lingkungan Pesantren Tanfirul Chowayah Kecamatan Kanigaran Kota Probolinggo diharapkan menjadi donatur sarana dan prasarana pesantren ini agar pembinaan santri penyandang penyakit sosial dapat berjalan dengan baik, dan (5) peneliti selanjutnya hendaknya dapat memperluas objek penelitiannya agar dapat menambah pengetahuan dalam pembinaan mental santri penyandang penyakit sosial. ii