KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI KEUANGAN

advertisement
KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI KEUANGAN
Kerangka konseptual merupakan suatu system yang koheren dari tujuan-tujuan dan
dasar-dasar yang saling terkait dan dapat mengarah pada standar-standar konsisten
dan yang menetukan sifat, fungsi dan batasan-batasan akuntansi keuangan dan pelaporan
keuangan.
Mengapa diperlukan kerangka konseptual???
1. Agar dapat berguna penetapan standar harus didasari dan dihubungkan
dengan konsep-konsep dan tujuan-tujuan yang mapan.
2. Untuk menghilangkan inkonsistensi dalam penyusunan standar
Tujuan
pelaporan
keuangan
Karakteristik
Kualitatif
Informasi
akuntansi
Unsur-unsur
laporan
keuangan
Unsur-unsur pengukuran dan pengakuan
Asumsi-asumsi Prinsip-prinsip Kendala-kendala
3. Untuk kerangka acuan dalam mengevaluasi dan menilai praktek-praktek
akuntansi dan standar yang telah ada
4. Untuk menghilangkan kontroversi seputar penyusunan standar akuntansi
5. masalah-masalah praktis yang baru muncul harus cepat dapat dipecahkan
dengan referensi kerangka teori dasar yang sudah ada.
Dari definisi diatas bisa disimpulkan bahwa kerangka konseptual paling tidak harus
berisi:
1. Pernyataan mengenai tujuan-tujuan akuntansi keuangan
2. Pernyataan yang mengidentifikasikan para pemakai laporan keuangan
3. Pernyataan mengenai kualitas dan keterbatasan laporan keuangan
4. Aturan-aturan tentang dasar pengukuran dan perkiraan
5. Definisi-definisi elemen laporan keuangan
Idealnya kerangka konseptual timbul dari proses yang berorientasi pada analisis dan pemikiran logis
bukannya konsensus dan kompromi dari berbagai pandangan. Karena itu tidaklah mengherankan
jika upaya memikirkan dan menghasilkan kerangka konseptual berasal dari kalangan akademisi
(misalnya American Accounting Association). Para praktisi dan organisasi profesi kemudian baru
menyadari pentingnya kerangkan konseptual, karena banyaknya prinsip dan standar yang menjadi
pegangan profesi sering tidak konsisten.
Kerangkan konseptual paling tidak berguna untuk 3 (tiga) golongan yaitu, akademisi, kalangan bisnis
dan profesi, dan para pembuat standar.
Bagi Akademisi, kerangka konseptual menyediakan dasar pemikiran dan analisis dari mana mereka
dapat mendeduksi kesimpulan atas masalah praktis. Penyimpangan yang terjadi dan alsannya dapat
dipelajari, dianalisis dan dievaluasi. Dengan demikian mereka lebih mengetahui dinamika proses
pembuatan standar dan pengaruh berbagai kekuatan politis dalam penyelesaian masalah.
Bagi kalangan bisnis dan profesi bisa mengetahui secara labih baik dasar keputusan pembuat standar
dan dengan demikian kemampuan memprediksi akan lebih baik.
Pembuat standar menerima manfaat yang paling banyak, yaitu mereka labih dapat menganalisis
masalah secara lebih efisien. Banyak maslah yang mempunyai unsur yang sama dan karenanya tidak
lagi dipikirkan dari mula lagi setiap kali ditemukan, berbagai masalah dapat diselesaikan lebih
konsisten karena standar akuntansinya berasal dari kerangka konseptual yang sama.
Tujuan pelaporan keuangan: adalah memberikan informasi yang
1. Berguna bagi para pengambil keputusan investasi dan kredit yang mempunyai cukup pengertian
dalam kegiatan bisnis dan ekonomi.
2. Membantu invetor dan kreditor saat ini dan yang potensial serta pemakaipemakai lain dalam
menilai jumlah, waktu, dan ketidak pastian dalam arus kas
3. mengenai sumber-sumber daya ekonomi, klaim terhadapnya dan perubahanperubahannya.
Asumsi-asumsi dasar
Asumsi-asumsi dasar yang mendasari struktur laporan keuangan
1. Kesatuan ekonomi (Economic Entity Assumption), Suatu asumsi utama dalam akuntansi ialah
bahwa aktivitas ekonomi dapat dianggap sebagai suatu kesatuan unit pertanggungjawaban
tersendiri, artinya, aktivitas perusahaan dapat dipisahkan dari pemiliknya dan dari unit perusahaan
lain.
2. Asumsi Perusahaan berjalan (Going concern assumption), kebanyakan metode akuntansi didasari
pada asumsi bahwa perusahaan akan berumur panjang. Pengalaman menunjukkan bahwa meskipun
banyak perusahaan yang gagal, masih banyak perusahaan yang akan bertahan lama.
3. .Asumsi unit moneter (monetory unit assumption), akuntansi mendasari bahwa uang adalah
denominator dimana aktivitas ekonomi dilakukan, dan bahwa unit moneter memberikan dasar yang
tepat untuk penilaian dan analisis akuntansi
4. Asumsi Periodisitas, asumsi periodisitas atau periode waktu menyatakan bahwa aktivitas-aktivitas
ekonomis dari suatu perusahaan dapat dibagi menjadi periode-periode waktu buatan.
Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi Keuangan,
1. Prinsip Biaya Historis, secara tradisional, penyususn dan pemakai laporan keuangan mengenal
bahwa harga perolehan adalah prinsip dasar yang paling berguna dalam penilaian dan pelaporan
akuntansi. Akibatnya prinsip-prinsip yang sudah ada mengharuskan bahwa sebagian harta dan
kewajiban dihitung dan dilaporkan berdasarkan harga perolehannya. Hal ini yang disebut dengan
prinsip biaya historis
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan, Pendapatan umumnya diakui pada saat 1) direalisasi atau dapat
direalisasi 2) dihasilkan
3. Prinsip Pencocokan, dalam mengakui biaya para akuntan mengenal prinsip “biarkan biaya,
mengikuti pendapatan” . Biaya tidak diakui pada saat upah dibayar atau pada saat pekerjaan
dilakukan, atau pada saat suatu produk diproduksi melainkan pada saat pekerjaan (jasa) atau produk
tersebut benarbenar sudah memberikan kontribusinya terhadap pendapatan
4. Prinsip Pengungkapan Penuh, yaitu mengungkapkan informasi yang cukup penting dan
berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Prinsip ini mengakui bahwa sifat dan jumlah informasi
yang dimuat dalam laporan keuangan mencerminkan sejumlah pertimbangan pertukaran.
Pertukaran ini berusaha untuk 1) mengungkapkan masalah yang cukup dapat menunjukkan
perbedaan kepada pemakai namu, 2)peringkasan informasi tersebut dapat dimengerti dengan
memperhatikan biaya penyusunan dan pemakainya. Akuntan dapat memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, pendapatan, arus kas dan investasi dalam salah satu dari ketiga sarana
berikut: 1) laporan keuangan utama 2)catatan atas laporan keuangan 3)informasi tambahan
Kendala-kendala
Dalam memberikan informasi dengan karakteristik-karakteristik kualitatif yang
membuatnya berguna ada 2 kendala yang harus dipikirkan 1) hubungan biaya-manfaat
2) Materiality
Hubungan Biaya Manfaat
Seringkali pemakai laporan keuangan beranggapan bahwa sebagai informasi, pelaporan keuangan
adalah sebagai komoditi yang gratis. Tetapi penyusun laporan informasi akuntansi tahu bahwa itu
tidak gratis. Biaya untuk menyediakan informasi harus dihitung bersamaan dengan manfaat yang
diterima dari penyediaan informasi tersebut.
Materiality, suatu pos dinyatakan material jika pemuatan atau penghapusannya akan
mempengaruhi atau mengubah penilaian dari pihak lain. Dikatakan tidak material apabila, jika
pemuatan atau penghapusannya tidak berdampak apa-apa kepada pengambil keputusan. Jadi
masalahnya adalh ukuran relatif dan kepentingannya
Download