- Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Prov

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan diri merupakan bentuk perwujudan dari aktualisasi
diri, yaitu proses untuk mewujudkan dirinya yang terbaik sejalan dengan
potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Setiap individu mempunyai
kekuatan yang bersumber dari dirinya, namun banyak orang yang
merasa tidak mempunyai kemampuan apa-apa, merasa dirinya tidak
berguna dan tidak mampu mencapai aktualisasi diri. Setiap orang harus
mempunyai 3 keyakinan dasar dalam pengembangan dirinya, yaitu
:1).ia mau berubah, 2) ia harus harus berubah, dan 3) ia dapat berubah.
Oleh karena itu pengembangan diri memerlukan kesadaran dan
motivasi untuk berubah. (CHANGE).
Mengapa kita harus menjadi pribadi yang unggul?
Sebab,
tantangan ke depan terus semakin berat. Sumber daya yang semakin
menipis dan jumlah manusia yang semakin banyak tentu akan
menumbuhkan persaingan.. Bagi Anda yang sudah bekerja, sudah
banyak orang yang antri mengincar posisi Anda. Jika Anda tidak
memiliki keunggulan, maka bukan tidak mungkin posisi Anda akan
tergeser. Begitu juga, bagi Anda yang berbisnis. Lihatlah perkembangan
bisnis, produk, dan jasa. Setiap hari muncul produk-produk baru, yang
tentu
akan
menambah
ketatnya
persaingan.
Jika
Anda
tidak
menghasilkan produk unggul, bisa jadi produk Anda akan tersisih.
Produk yang unggul, hanya akan dihasilkan oleh sumber daya
yang unggul.Tidak ada lagi, yang namanya asal-asalan.
Anda harus
menampilkan dan memberikan yang terbaik, atau Anda akan tersisih.
Mental dan cara kerja juara harus melekat pada diri Anda.Untuk menjadi
pribadi unggul, ada dua hal yang harus Anda miliki. Yang pertama,
wawasan yang luas. Untuk hal ini, Anda cukup “tahu saja” tidak harus
mendalami semua bidang yang Anda ketahui. Wawasan sangat penting,
1
agar Anda lebih bijak, bisa melihat segala hal dari berbagai sudut
pandang.
Namun tidak cukup dengan wawasan saja. Anda perlu
memiliki yang kedua, yaitu spesialisasi. Pilih satu bidang yang paling
strategis untuk kemampuan Anda, kemudian perdalam, kembangkan,
dan jadilah yang terbaik di bidang ini. Anda harus menjadi juara. Anda
tidak bisa juara di segala bidang, pilih spesialisasi Anda.
Memang,
untuk menjadi juara tidaklah mudah. Anda harus terus-menerus belajar
dan berlatih sampai benar-benar menguasai dan tidak terkalahkan oleh
orang lain. Anda harus memahami, bahwa setelah “bisa” ada kata
“mahir” dan setelah kata mahir ada kata “juara”.
Semua butuh tahapan. Untuk mencapainya membutuhkan kerja
keras dan waktu. Butuh kesabaran. Namun, dibalik semua itu hasilkan
akan membayar, melebihi pengorbananan Anda selama ini.“Kita tidak
akan pernah bisa menjadi orang lain, karena kita tidak perlu
menjadi orang lain, sebab kita harus menjadi diri sendiri yang
sukses di jalan kita sendiri!”
Setiap manusia diturunkan ke bumi ini dengan dibekali potensi
masing-masing. Ada yang memanfaatkannya untuk meraih kesuksesan,
tapi ada juga yang tidak mau menggalinya dan hanya bisa pasrah
membiarkan hidup berjalan apa adanya. Jadi sangatlah tidak mungkin
jika kita tidak bisa apa-apa, bahkan sering kita lihat orang yang cacat
pun masih ada yang tetap semangat untuk berkarya. Kalau tubuh kita
sempurna
tapi masih
mengeluhkan
tidak
bisa
apa-apa,
maka
pertanyaannya adalah:
•
Sudahkah Anda belajar agar menjadi BISA melakukan sesuatu?
•
Sudahkah Anda menggali apa potensi yang Anda miliki?
•
Bagaimana kalau ternyata Anda bisa menjadi lebih baik dan lebih
sukses?
2
Orang-orang sukses adalah orang yang percaya diri dengan
kemampuannya, bahkan meskipun ada yang awalnya ragu dan tidak
yakin bahwa mereka mampu, tapi setelah dicoba akhirnya mereka tahu
bahwa mereka ternyata mampu.
B. Deskripsi Singkat
Mata diklat Aktualisasi Pengembangan Diri ASN ini membekali peserta
mengenai bagaiamana mengaktualisasikan hasil diklat Pengembangan
Diri Aparatur dalam rangka mencapai kinerja yang unggul.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan peserta mampu
mengaktualisasikan nilai-nilai Pengembangan diri yang diperlukan
bagi seorang ASN, baik secara Individual maupun Organisasi.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti mata diklat ini, peserta diharapkan dapat:
a. Mendeskripsikan potensi diri, kepribadian dan sikap prilaku.
b. Mengaktualisasikan prinsip-prinsip kepemimpinan dan manajerial
dalam organisasi.
c. Menyusun Rencana Aksi/Komitmen Perubahan baik Individu
maupun Organisasi.
d. Mempresentasikan Rencana Aksi/Komitmen yang dibuat
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
1. Aktualisasi Pengembangan Diri
a. Makna potensi diri dan orang lain
b. Perilaku Kepemimpinan dan Manajerial(outbond)
Alternatif Game yang bisa dimainkan :
1) Saving the Bomb
2) Water Volcanoe
3
3) Birma Crosser
4) Opposite
5) Roda Manusia
6) Ladder Manusia
7) Escape From The Island
8) Mencari Harta Karun
9) Puncture Pipe
10) Balon Air
2. Rencana Aksi Perubahan
a. Komitmen Perubahan Pribadi
b. Komitmen Perubahan Organisasi
E. Waktu
Waktu yang tersedia untuk pembelajaran mata diklat “AKTUALISASI
PENGEMBANGAN DIRI APARATUR” di kelas adalah 14 jam pelajaran
(14 x 45 menit), yang terbagi menjadi 10 Jam Pelajaran kegiatan di luar
ruangan dan 4 Jam Pelajaran di dalam kelas.
F. Prasyarat
Kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari modul ini
adalah tingkat pendidikan formal peserta yang sekurangnya setara strata
1 atau diploma IV. Peserta dengan jenjang pendidikan formal yang lebih
rendah dari SLTA masih dapat mengikuti proses pembelajaran dengan
baik,
dengan
syarat
berusaha
dengan
sungguh-sungguh
untuk
mempelajarinya, dan mendapat bimbingan serta pengarahan yang
cukup dari fasilitator.
G. Petunjuk penggunaan modul
Untuk dapat menguasai isi modul dengan baik, dianjurkan peserta diklat
membacanya secara berurutan mulai dari awal hingga akhir serta
mengikuti arahan pengajar dengan baik
4
BAB II
AKTUALISASI PENGEMBANGAN DIRI
Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, peserta
diharapkan mampu menggali dan
mengenali potensi,
kepribadian, sikap dan perilaku dirinya sendiri dan orang lain
serta mengembangkannya dalam bentuk kerjasama. Selain
itu peserta mampu menjelaskan kepemimpinan yang visioner
didukung oleh kemampuan manajerial yang handal.
A. Makna Potensi Diri dan Orang Lain
Setiap individu pada hakikatnya memiliki potensi yang dapat
dikembangkan. Berbagai potensi tersebut, meliputi :
1) Kemampuan Dasar, sebagai tingkat intelegensia, kemampuan
abstraksi, kemampuan logika dan imajinasi serta daya tanggap.
2) Kemampuan Bekerja, seperti ketekunan, ketelitian, daya tahan
terhadap steres dan tempo kerja.
3) Kemampuan keperibadian, yaitu kebiasaan efektif, sosial, emosional
dan spiritual.
Ada banyak sekali pakar yang mencoba mendeskripsikan arti kata
dari potensi, salah satu pakar yang mencoba mendeskripsikan kata
potensi adalah Wiyono. Menurutnya potensi memiliki arti kemampuan
dasar dari seseorang yang masih terpendam dan menunggu untuk
dimunculkan menjadi kekuatan yang nyata atau dapat dimanfaatkan
dalam kehidupan manusia itu sendiri.
Menurut Endra K.Pihadhi
yang menjelaskan bahwa pontensi
adalah suatu energy ataupun kekuatan yang masih belum digunakan
secara optimal. Dalam hal ini potensi diartikan sebagai kekuatan yang
masih terpendam yang dapat berupa kekuatan minat bakat kecerdasan
dan lain-lain yang belum digunakan secara optimal, sehingga
manfaatnya masih belum begitu terasa.
5
Stephen Covey, Manusia pada hakikatnya sama, yaitu makhluk
bumi yang mendapat anugrah lebih dari pada hewan dan makhluk
lainnya. Kelebihan tersebut mencakup Mental Intelektual, Spiritual,
Imajinasi dan Nurani yang dapat membedakan yang baik atau buruk,
benar atau salah. Keempat komponen manusiawi tersebut merupakan
pontensi
yang
dimiliki
(human
Resource
Endowment)
yang
menjadikannya sebagai khalifah atau pemimpin dimuka dibumi.
Kepribadian (personality) seseorang, merupakan penampilan
karakter yang nampak sehari-hari dan dapat diniliai oleh orang lain,
Hubungan antara karakter dan keperibadian ini, seperti Gambar 1,
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Walaupun
sering keperibadian yang nampak bukan cerminan karakter yang
sebenarnya, tetapi yang ideal adalah apabila karakter seseorang
tercermin dalam keperibadiannya (tidak ada kepalsuan).
Gambar 1.
Tingkat Kematangan Seseorang
TINGGI
SEDANG
HIGH
MEDIUM
RENDAH
LOW
Kepribadian seseorang yang berkembang (dapat dikembangkan)
Kepribadian seseorang yang berkembang (dapat dikembangkan)
antara lain sifat-sifat ketegasan dalam pengambilan keputusan,
berpandangan positif (positive thingking), mawas diri, tenggang rasa,
objektivitas, dan tanggungjawab. Keenam sifat kepribadian yang
6
berkembang inilah yang membedakan sikap dan prilaku antara manusia
yang satu dengan lainnya, antara pemimpin dan pengikutnya atau
antara pemimpimpin dengan pemimpin lainnya.
1. Potensi Diri dan Orang Lain
Mengenali diri sendiri meliputi mengenal potensi yang dimiliki, sikap
dan perilaku sehari-hari atau kebiasaan, baik yang positif maupun
negatif, dan mengetahui cara-cara pemanfaatan dan pengembanganya
untuk
mencapai
keberhasilan.
Untuk
itu
pengetahuan,
pemahaman dan ketrampilan serta pengalaman sangat penting dalam
mewujudkan keberhasilan baik secara individu maupun dalam
hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Setiap manusia mempunyai potensi yang berbeda-beda, dan potensi
yang perlu dipelihara dan dkembangkan dalam kehidupan sehari-hari
ada empat macam yaitu :
a) Potensi fisik badaniah;
b) Potensi mental intelektual;
c) Potensi mental emosional dan;
d) Potensi mental spiritual.;
Untuk memanfaatkan, memelihara dan meningkatkan kinerjanya,
keempat potensi diri tersebut perlu dikenali secara lebih mendalam
Untuk mengetahui seberapa besar potensi yang dimiliki oleh
individu tersebut dapat diukur secara individu, melalui umpan balik
(feedback) dari orang lain dan dengan menggunakan instrumeninstrumen
atau
kuesioner
tentang
pengukuran
potensi
diri.
Sedangkan untuk meningkatkan dan mengembangkannya dapat
dilakukan melalui proses pembelajaran dan latihan-latihan secara
kontinyu.
Dengan mengenal diri sendiri maka dapat diminimalisir kekurangankekuranagan atau hal-hal yang bersifat negatif yang bertentangan
7
dengan hati nurani dan memaksimalkan potensi yang bersifat positif
untuk ditingkatkan atau dikembangkan..
a) Potensi Fisik (Olah Badaniah)
Potensi fisik seseorang perlu dipelihara secara efektif. Hal ini
mencakup makanan yang tepat, mendapat istirahat yang cukup,
relaksasi yang memadai dan berolah raga secara teratur.Olah
raga yang baik akan membangun tubuh fisik seseorang pada
tiga bidang yaitu : meningkatkan daya tahan, kelenturan dan
kekuatan. Sehingga mampu melahirkan pemikiran-pemikiran
yang lebih kreatif dan positif (sesuai motto, dalam badan yang
sehat terdapat jiwa yang kuat).
Gambar 2
Potensi sesorang secara alamiah
(Human Resource Edowment)
FISIK
EMOSIONALL
MENTAL
SPIRITUAL
b) Potensi Mental Intelektual (Olah Pikir)
Sebagaimana diketahui bahwa perkembangan otak manusia
hanya sampai 19-25 Tahun, oleh karena itu untuk menjaga
kesegaran pikiran otak kita harus selalu diberi rangsanganrangsangan (stimulus). Pendidikan atau peningkatan wawasan
yang berkesinambungan, pengasahan dan perluasan pikiran
8
yang
terus
menerus,
merupakan
cara
terbaik
untuk
meningkatkan mental intelektual seseorang. Melalui kegiatan
diklat seperti ini peserta akan diberikan materi berupa
permainan-permainan (games) yang mengharuskan mereka
untuk memikirkan secara serius dapat menyelesaikan atau
mencari solusi untuk melaksanakan games tersebut. Tidak ada
cara yang lebih baik untuk menginformasikan dan meluaskan
pikiran
seseorang
secara
teratur
dibandingkan
dengan
membiasakan diri membaca literatur yang baik. Membuat jurnal
dari gagasan, pengalaman, wawasan dan pelajaran akan
mendukung kejelasan mental, ketepatan dan konteks. Membuat
tulisan, berkomunikasi pada tingkat berfikir, perasaan dan
gagasan yang lebih berkembang pada tingkat peristiwa yang
lebih dangkal juga mempengaruhi kemampuan seseorang
berfikir jernih, bernalar secara akurat, dan dimengerti secara
efektif.
c) Potensi Mental Sosial (Olah Rasa)
Dimensi sosial merupakan potensi seseorang yang terkait
dengan kepemimpinan, komunikasi empatik dan kerjasama
kreatif antar pribadi yang dapat berkembang. Karenanya
pengembangannya sangat vital dalam mendukung keberhasilan
bagi seorang pemimpin. Pengembangan potensi sosial dapat
dilakukan melalui praktek dalam interaksi antara pribadi seharihari. Dalam interaksi demikian ini, potensi sosial akan
meningkat apabila didasarkan pada prinsip dan nilai yang benar.
Yaitu antara lain pelayanan, kebahagian, kesehatan dan
memberikan kontribusi yang berarti dan menyenangkan secara
pribadi serta memberikan berkah pada kehidupan orang lain.
d) Potensi Mental Spiritual (Olah Spiritual)
Dimensi spiritual seseorang merupakan titik sentral pribadinya,
merupakan komitmen individual terhadap sistem nilainya.
9
Dimensi ini merupakan sumber spiritual yang mengangkat
semangat seseorang dan mengikatnya pada kebenaran tanpa
waktu. Setiap orang berbeda cara mengembangkannya bisa
dengan membaca kitab suci, buku-buku keagamaan, belajar
dari
para
pemuka
agama
untuk
meningkatkan
potensi
spiritualnya. Ada juga, untuk meningkatkan spiritualnya dengan
meditasi, mendengarkan suara-suara alam atau mengingat
masa lalu, bahkan ada belajar dari alam terbuka (melintas alam,
masuk hutan, mendaki gunung) akan menyadari betapa indah
dan besarnya keagungan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kepribadian Diri dan Orang Lain
Kepribadian seseorang dapat didefinisikan sebagai perangkat
karakteristik yang relative mantap, kecenderungan dan perangai
yang sebagian besar dibentuk oleh faktor-faktor keterunan dan oleh
faktor sosial, kebudayaan dan lingkungan. Berdasarkan difinisi
tersebut, maka secara teriotis faktor-faktor yang mempengaruhi
kepribadian dapat digambarkan seperti Gambar 3.
Potensi manusiawi (fisik,mental intelektual, mental spiritual dan
Sosial
Emosional)
seseorang,
dalam
hidup
dan
kehidupan
dihadapkan dengan prinsip-prinsip (kenyataan alamiah selalu benar
dan berlaku secara universal) dan nilai-nilai yang berlaku dalam
masyarakat. Manusia memiliki karakter atau kepribadian tertentu
yang berbeda-beda satu dengan lainnya, hal ini mencakup antara
lain :
a) Ketegasan dalam menentukan keputusan/pilihan.
b) Tenggang rasa dalam berhubungan/berinteraksi satu sama
lainnya.
c) Pengendalin diri dalam beragam situasi.
d) Objektif dalam segala hal
e) Berpikir positif
f) Tanggungjawab.
10
Gambar 3
Beberapa Kekuatan yang mempengaruhi Kepribadian
KEKUATAN
BUDAYA
KEKUATAN
FAKTOR
KETURUNAN
KEPRIBADIAN
INDIVIDU
KEKUATAN
HUBUNGAN
KELUARGA
KEKUATAN
SOSIAL
KEKUATAN
DARI
KEANGGOTAAN
KELOMPOK
Keenam ciri kepribadian tersebut merupakan cirri-ciri kepribadian
yang berkembang (dapat dikembangkan) dan bagaimana cara
mengembangkannya.
3. Sikap Diri dan Orang Lain.
Sikap merupakan faktor penentu dari perilaku seseorang, karena
sikap terkait dengan persepsi seseorang tentang segala sesuatu,
kepribadian dan motivasinya. Sikap dapat berubah (chages) melalui
proses pembelajaran (learning). Proses pembelajaran yang baik
dapat menyentuh komponen-komponen afeksi, kognisi dan perilaku
yang merupakan determinan dari sikap seseorang. Sikap seseorang
terhadap sesuatu atau stimulus, pada dasarnya dapat dibagi
kedalam dua katagori, yaitu reaktif dan proaktif. Para pemimpin
masa depan yang efektif adalah yang bersikap proaktif. Lihat
gambar 4.
11
Gambar 4
Kompenen Sikap dan Keterkaitannya
FAKTOR
LINGKUNGAN
KERJA
1. Disain
Pekerjaan
2. Gaya Manajer
3. Kebijakan
4. Teknologi
5. Gaji/Tunjangan
HASIL
TANGGAPAN
SIKAP
1. Apeksi
1. Emosi tentang
Suka/Tidak
2. Persepsi tentang
Pernyataan
Keyakinan
2. Kognisi
3. Perilaku
3. Tindakan tentang
Pernyataan
Perilaku
Orang-orang proaktif dapat menciptakan lingkungan dan tidak
tergantung pada lingkungan. Mereka digerakkan oleh nilai sehingga
akan
menghasilkan
kinerja
yang
berkualitas,
buka
karena
didukungan atau tidak didukung oleh lingkungan.
4. Perilaku Diri dan Orang Lain
Perilaku seseorang pada dasarnya merupakan percerminan dari
sikap oang yang bersangkutan. Bagi orang yang proaktif, perilakunya
merupakan fungsi dari keputusannya yang merdeka, bukan dari
kondisi yang mempengaruhinya. Sistem atau perangkat nilai-nilai
yang dianut seseorang menentukan sikap orang tersebut pada
sesuatu (stimulus) pada giliriannya tercermin dari perilakunya.
Perubahan perilaku menjadi perilaku yang efektif, dapat dilakukan
melalui perubabahan “Value Judgement” atau Mindset. Karena hal itu
12
merupakan sumber dari sikap dan perilaku seseorang baik positif
atau negatif atau dapat berlangsung spontan atau bertahap.
B. Perilaku Kepemimpinan dan Manajemen
Kepemimpinan pada dasarnya merupakan kemapuan (seorang
pemimpin untuk membujuk (inducating) orang-orang lain (pengikut)
guna mengambil langkah-langkah dalam mewujudkan visi suatu
organisasi. Sebagai arsitek masa depan, seorang pemimpin sangat
menentukan arah yang ingin dicapai karena sebagai agen pembaharu
(agent of change). Kepemimpinan yang bervisi (visionary leadership)
hanya akan efektif bila didukung oleh kemampuan manajerial yang
handal. Kemampuan manajerial tersebut, mencakup kemampuan untuk
merencanakan
(to
make
plan),
mengorganisasikan
(organizing),
mengatur (Actuating) dan pengawasan (controlling).
Perilaku kepemimpinan dan manajerial efektif, dikaji melalui tugastugas (assignment) di alam terbuka (Outbond). Dalam kegiatan refleksi
(debriefing), pesan perilaku kempemimpinan dan menajerial yang efektif
didiskusikan secara partisipatif sedemikian rupa sehingga bukan saja
aspek kognitif dan motorik tetapi juga sampai menyentuk aspek affektif
(yakin secara emosional).
Para manajer selaku pemimpin di dalam organisasi dewasa ini
menghadapi banyak tantangan baru. Mereka harus mampu menjadi
pemimpin transformasional yang mampu menggerakkan para pengikut
agar memiliki motivasi tinggi mewujudkan cita-cita ideal. Mereka harus
mampu mendorong anak buah mereka untuk memunculkan seluruh
motivasi insani yang ada agar menimbulkan kinerja yang bernilai tinggi
dan jauh melebihi ekspektasi organisasinya. Sebaliknya, seorang
pemimpin juga harus mampu meningkatkan kesejahteraan anak buah
mereka, sehingga mereka semua akan memperolah bagian yang adil
dari usaha dan jerih payah keringat mereka. Para pemimpin sebagai
leader juga harus mampu menghadapi masalah organisasi yang
13
semakin kompleks. Harus mampu mempertemukan kepentingan banyak
pihak.
Dalam pelatihan outbound, setiap individu peserta outbound
dipicu
untuk
belajar
Peserta outbound juga
menjadi
diajak
seorang
untuk
pemimpin
berusaha
(leader).
menciptakan
pengetahuan baru yang bersumber dari pengetahuan yang berbedabeda. Peserta outbound juga diajak agar berusaha menjadi pemimpin
yang sinergistik. Pada saat ini, dunia kerja menjadi semakin kompleks.
Jika dulu setiap pegawai dapat bekerja secara individu berdasarkan
petunjuk yang baku, maka kini dalam suatu pekerjaan diperlukan
kontribusi dari suatu tim kerja (team work) yang bekerja secara terpadu.
Suatu tim kerja yang efektif memerlukan pemimpin yang tepat dan
mampu memadukan kompetensi individual dari masing-masing anggota
team menjadi kompetensi team yang sinergik dan berkualitas.
Pemimpin (leader) yang sinergik perlu memahami tatakrama dan
budaya kerja yang berlaku diorganisasinya dan mampu mengambil
tindakan yang tepat untuk memfasilitasi komunikasi intra dan antar tim
yang serasi sesuai dengan tatakrama dan budaya kerja organisasi team
tersebut berada.
Pemimpin
di
dalam
era
perubahan
lingkungan
organisasi
pemerintah yang sangat cepat ini harus memiliki kompetensi sebagai
berikut :
1. Memahami lingkungan dunia pemerintahan yang kompleks, dinamik
dan penuh perubahan
2. Kerja dalam tim, kolaburasi, dan aliansi strategik
3. Memahami perbedaan dapat menjadi sumber inovasi
4. Memahami peran kepemimpinan
5. Memahami fungsi komunikasi dalam proses interaksi yang sinergik
6. Memahami proses penyelarasan yang sinergik
7. Memahami iklim kerja yang transformasional
8. Memahami makna dan hakekat aliansi strategik.
14
Dalam
kegiatan
outbound,
untuk
melatih
jiwa
leadership
peserta outbound sangat
diperlukan,
dengan
fasilitator berpengalaman
dan tahapan-tahapan dalam
kegiatan
outbound benar-benar dapat dilaksanakan. Rangkaian games di
outbond yaitu :
1) Saving the Bomb
Alat :
a. Tali ravia, plastik, tali pramuka
b. Bola Plastik
c. Paralon 6 potong
Bentuk permainan :
a. Panitia/Trainer menyiapkan tali (ravia,plastik, tali pramuka)
b. Peserta berkelompok 8-10 orang, kemudian setiap kelompok
diberi 5 potongan tali (bila berkelompok 10 orang)
c. Setiap kelompok beradu cepat memindahkan 3 bola yang ada
diatas 3 paralon dalam lingkaran ke lingkaran lainnya yang sudah
dipersiapkan 3 posisi paralon kosong. Apabila ada bola yang jatuh
saat pemindahan, peserta harus mengulangi dari posisi semula.
Tujuan : strategi, kepemimpinan, komunikasi, berani dan tahan
menerima kegagalan.
1
15
2) Water Volcanoe
Alat :
a. Tali plastik, tali pramuka
b. Ember 2 buah
Bentuk Permainan: Kelompok berusaha memenuhi ember besar
yang diletakkan ditengah lingkaran racun dengan menggunakan
ember kecil. Cara menuangkannya, ember yang berisi air hanya
boleh diangkat dengan menggunakan tali yang telah disediakan. Saat
melakukan evakuasi, anggota badan tidak boleh melewati batas
aman dari daerah yang telah ditentukan.
Tujuan : Strategi, kepemimpinan, komunikasi, berani dan tahan
menerima kegagalan.
2
3) Birma Crosser
Alat :
a. Bambu/Kayu 2 batang
b. Parit/Kali yang bisa dilalui
Bentuk Permainan, dalam permainan Birma Crosser adalah :
a. Setiap peseta diminta meniti bamboo/kayu yang telah disediakan
dengan ketinggian 1 m diatas atas air dan panjang 15 m
16
b. Fasilitator
memasangkan
kelengkapan
pengaman
sebelum
peserta melaksanakan tugas tersebut
c. Fasilitator memberikan arahan dan motivasi agar peserta berhasil
melewati bambu dengan sebaik-baiknya.
d. Fasilitator memegang tali pengaman untuk menjaga keselamatan
peserta.
e. Saat pelaksanaan peserta yang lain menunggu giliran
Tujuan : mengetahui kemampuan peserta dalam melaksanakan
tugasnya dengan baik, mengetahui peserta yang takut akan
ketinggian, mengetahui kunci keberhasilan lawan, mengetahui
penyebab kegagalan, melatih kepercayaan diri, berani mengambil
keputusan
3
4) Opposite
Bentuk Permainan :
a. Peserta masih dikelompok 8-10 orang
b. Kemudian dinstruksikan untuk menyusun barisan masing-masing
kelompok memanjar kebelakang.
17
c. Kemudian masing-masing peserta memegang pundak teman
didepannya, untuk peserta paling depan untuk mengangkat kedua
tangannya seperti vampire.
d. Ketika trainer menginstruksikan “maju/mundur/kanan/kiri” maka
setiap baris harus mengikuti perintah tersebut dan gerakannya
sama.
e. Ketika trainer menambah akhiran “coy” maka peserta harus
bergerak berlawanan dari kata tersebut. Masalnya “mundur coy”
maka peserta harus maju.
f. Ketika trainer menambahkan akiran “cing” maka peserta harus
diam/tidak bergerak.
Tujuan : melihat kesiapan peserta, fokus atau konsentarasi, melatih
kekompakan dan membuat peregangan otot sambil bermain
4
5) Roda Manusia
Bentuk
Permainan roda
Manusia
memerlukan kerja Yang Cerdas.
18
menyenangkan
Dan
tim
Alat :
Ban terbuat dari Terpal Lebar 1 meter dipotong memanjang, bahan
tersebut kuat dan tidak mudah robek dengan diameter 2 meter.
Cara Permainan:
a. Peserta dibagi beberapa Kelompok, masing-masing 8-10 orang.
b. Instruktur menentukan dulu Garis start Dan Garis finish nya.
c. Seluruh Peserta diminta untuk masukkedalam Lingkaran dengan
cara terpal (roda Luar) didirikan Dan dikembangkan, kemudian di
injak salah satu bagian, sedangkan bagian lainnya dipegang
dengan tangan..
d. Kemudian instruktur memerintahkan untuk memerintahkan Mulai
aktifitas menuju garis finish Yang has ditentukan.
e. Tim yang sampai lebih dulu Ke garis finish adalah pemenangnya.
f.
Apabila ada Peserta tim yang terjatuh dan keluar aari roda, tim
tersebut harus mulai kembali dari garis start.
Tujuan : mengetahui kekurangan dan kelebihan orang lain,
mengetahui
kekurangan
dan
kelebihan
diri
mempersiapkan dan mengembangkan strateginya.
5
19
sendiri
dan
tim
6) Ladder Manusia
Alat :
Potongan bamboo/kayu (1-1,5 M) sebanyak 6 batang
Cara Permainan :
a. Peserta dibagi beberapa Kelompok, masing-masing 8-10 orang.
b. Peserta berpasangan berhadap-hadapan Dan Berdiri sejajar.
c. Setiappasangan memegang kayu (ukuran 1-1,5 m),
d. Berdiri berjajar membuat seperti Anak tangga dengan ketinggian
setiap pasangan bervariasi.
e. Peserta outbond menaiki Anak tangga Yang dipegang oleh
temannya.
f. Peserta yang telah dilewati menuju ke Depan untuk melanjutkan
membuat Anak tangga berikutnya.
Tujuan : apa yang dirasakan pada saat menaiki anak tangga, apa
yang dirasakan saat dilewati, apakah rasa percaya ditunjukan kepada
orang lain, apa yang membuat anda mudah melewati tantangan
tersebut?, trush, tanggung jawab, pasrah dan menjadi peserta aktif
6
20
7) Escape From The Island
Alat
a. Tali Carmantel/Tambang
b. Tali Rafiah,
c. Bambu/kayu ukuran 1,5 M sebanyak 2 batang
Cara Permainan:
a. Peserta outbond dibagi perkelompok 8-10 orang.
b. Masing2 Kelompok diberikan Satu buah bambu.
c. Tali rapiah dibuat garis lurus membanjar sebagai pembatas,
seolah-olah seperti sebuah pantai.
d. Tali carmantel ditarik ujung-ujungnya oleh anggota regu.
e. Peserta outbond diminta untuk menyeberangi pulau menuju
Pantai tanpa harus menyentuh tanah (sebagai air)
f. Apabila ada Peserta outbond yang terjatuh atau menyetuh tanah,
Maka seluruh anggota kelomponya harus kembali ke dalam Pulau
dan dimulai dari awal lagi.
g. Tim Pemenangnya yang berhasil keluar dari pulau semua
rekannya.
Tujuan : melatih kekompakan tim, melatih pribadi untuk cepat
bertindak dan mengambil keputusan, mengetahui kekurangan dan
kelebihan teman, pelatih kesabaran dan melatih kekuatan fisik
peserta.
21
7
8) Mencari Harta Karun
Alat :
a. Potongan Bambu/Kayu 1,8 M, 4 buah
b. Tali Rafiah, Plastik, Pramuka
c. Buah-buahan, Makanan Snak
d. Penutup Mata/Slayer
Cara permainan : Buah diikat pada seutas tali kemudian digantung
pada ketinggian sekitar 2-3meter. Peserta outbound dibagi dalam
beberapa kelompok. Masing-masing kelompok diberikan 2 buah
bambu dan 2 buah tali. Seluruh anggota kelompok diminta untuk
membuat tandu dengan kreasinya sendiri-sendiri. Setelah tandu
selesai,
instruktur
menyuruh
peserta outboundberkumpul
dan
menjelaskan bahwa tandu yang mereka buat belum tentu mereka
yang memakainya. Kemudian instruktur outbound mengundi tandu
untuk menentukan siapa memakai tandu siapa. Setelah masingmasing kelompok mendapatkan tandu, seluruh anggota kelompok
memakai
penutup
mata/slayer,
kecuali
ketua
kelompoknya.
Kemudian ketua kelompok naik ke atas tandu dan diangkat oleh
seluruh anggota kelompok yang memakai penutup mata. Ketua
22
kelompok memerintahkan anak buahnya untuk menuju lokasi harta
karun (buah/Snak) yang sudah ditentukan oleh instruktur outbound.
Kelompok yang berhasil mendapatkan buah/snak (harta karun) paling
dulu adalah pemenangnya.
Tujuan : melatih kekompakan group, mengetahui kekurangan dan
kelebihan teman kita, cepat bertindak dan mengambil keputusan,
mengetahui strategi yang baik dalam suatu permasalahan, Berfikir
kreatif dan inovatif, siap memimpin dan siap dipimpin, Mengetahui
bahwa kita mempunyai keterbatasan.
8
9) Puncture Pipe
Alat :
a. Potongan Pipa paralon panjang 1,5 M yang telah dilubangi
b. Bola Pimpong
c. Air dan Ember 6 buah
Bentuk Permainan : Masing-masing kelompok diminta berlomba
mengeluarkan bola pimpong yang ada dalam pipa bocor dengan
menggunakan air. Cara menuangkan air ke dalam pipa hanya boleh
23
menggunakan ember yang telah disediakan dengan waktu yang telah
ditentukan.
Tujuan
:
mengatur
strategi
kerjasama
kelompok,
strategi
menyelesaikan masalah dan kepemimpinan, berani menerima
tantangan, meningkatkan kemampuan mengatasi berbagai masalah.
9
10) Balon Air
Alat : Balon berisi air sebanyak 40 buah
Bentuk
Permainan: Masing-masing
kelompok
diminta
untuk
menunjuk salah satu dari anggota kelompoknya menjadi kipper
(penangkap balon) yang dilemparkan anggota kelompoknya. Balon
yang dilemparkan bila dapat ditangkap disimpan dalam baju kipper.
Kipper yang paling banyak jumlah balon sebagai pemenang.
Tujuan : bagaimana mengatur strategi kerjasama kelompok, strategi
menyelesaikan masalah dan kepemimpinan, berani menerima
tantangan, meningkatkan kemampuan.
24
10
C. Rangkuman
Mengenali semangat pribadi lebih-lebih bagi seorang pemimpin
diperlukan untuk dapat melakukan usaha-usaha meningkatkannya.
Memelihara dan meningkatkan semngat kerja secara terus-menerus
mutlak diperlukan karena kehilangan semangat berakibat sangat fatal.
Mengenali
ciri-ciri
pribadi
yang
berkembang
diperlukan
untuk
peningkatan lebih lanjut sehingga seseorang memiliki kematangan yang
tinggi , bukan saja mampu mandiri, tetapi mampu mewujudkan sinergi
dalam
berinteraksi
dengan
orang
lain
pada
tingkat
saling
ketergantungan.
Mengenal orang lain merupakan hal yang strategis untuk cepat
diterima sebagai anggota kelompok yang dikehendaki seseorang. Untuk
meningkatkan diri tidak cukup hanya megenal orang lain, tetapi
memerlukan usaha-usaha lainnya yang mencakup pemahaman tentang
sikap
dan
perilakunya,
berkomunkasi
dengan
empati,
dan
menyesuaikan diri dengan mengendalikan diri, toleransi, sabar,
pengertian, saling menghargai, dan menghormati serta kesediaan
berkorban.
Mengenal lingkungan merupakan hal yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, lebih-lebih bagi seorang pemimpin. Dengan
25
mengenali lngkngannya manusia dapat lebih berkualitas dan bermakna
dimuka bumi, antar lain :
a. meningkat kesadarannya bahwa dirinya merupakan bagian dari
orang lain;
b. terdapat hubungan timbal balik antar kehidupan makhluk hidup
lainnya maupun dengan lingkungannya;
c. berkembang akal budi dan perasaannya, sehingga menjadi
orang
yang cerdas, cepat tanggap, rendah hati, sabar bersyukur dan
bertaqwa;
d. meningkat kemampuannya bukan saja untuk menghadapi tantangan
lingkungan, tetapi menjadi manusia seutuhnya, manusia yang
berkualitas yang keberadaannya diharapkan/dibutuhkan untuk
keselamatan bersama.
D. Latihan /Simulasi/ Refleksi.
Dengan metode AKOSA (Alami, Kemukakan, Olah, Simpulkan dan
Aplikasikan),atau ELC (experiential Learning Cycle) peserta dipandu
untuk mengenal diri sendiri, mengenal orang lain dan mengenal
lingkunan dalam acara :
1. Perkenalan;
2. Potret Diri dan mengdentifikasi potensi diri;
3. Umpan balik (feed back);.
4. Ketelitian dan kecermatan;
5. Mematuhi perintah;
6. Pendengar yang baik;
7. Kerjasama dalam kelompok
8. Peran pemimpin
26
BAB III
RENCANA AKSI PERUBAHAN
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu Menyusun
Rencana Aksi/Komitmen Perubahan baik Individu maupun
Organisasi dan Mempresentasikan Rencana Aksi/Komitmen
yang dibuat
A. Komitmen Perubahan Pribadi
Mengawali pembahasan tentang komitmen perubahan pribadi ini,
mungkin ada baiknya kita renungkan suatu ungkapan bijak dari Rhenald
Khasali“ Perubahan memang belum tentu membawa kebaikan, tetapi
untuk menuju kebaikan diperlukan suatu perubahan”.Setelah peserta
diklat mengkuti semua rangkaian materi dan kegiatan dalam pelatihan
Pengembangan Diri Aparatur, tentunya diharapkan ada perubahanperubahan dalam sikap dan prilaku peserta diklat, terutama yang
berhubungan dengan kemampuan untuk mengembangkan diri sesuai
dengan potensi yang dimiliki.
Kelman (1958) dan Brigham (1991) dalam Ramdhani (2016),
menyebutkan adanya tiga proses sosial yang berperan dalam proses
perubahan sikap dan perilaku, yaitu kesediaan (compliance), identifikasi
(identification), dan internalisasi (internalization) 1
1. Complience adalah tahap yang sangat awal dalam proses
pembentukan dan perubahan sikap. Pada tahap compliance, individu
bersikap positif pada sesuatu obyek sikap karena individu ingin
mendapat perlakuan positif dapat berupa hadiah atau setidaknya
tidak mendapat hukuman dalam berhubungan dengan objek sikap.
Misalnya kepatuhan pada aturan lalu lintas, individu mematuhi
peraturan karena takut dihukum apabila melanggarnya. ”Bila di
sebuah persimpangan yang ada lampu merah, saya akan patuh pada
27
peraturan hanya kalau ada polisi ditempat itu. Kalau tidak ada polisi
saya tidak patuh. Karena polisilah yang akan memberikanhukuman
pada individu yang melanggar”.
2. Identification yaitu perubahan sikap yang terjadi bila individu melihat
orang lain di sekitar dan yang berpengaruh terhadap kehidupannya
menunjukkan sikap yang dimaksud
3. Internalization adalah proses penerimaan sikap positif oleh individu
karena ia merasa objek sikap tersebut sesuai dengan tata-nilai
hidupnya. Pada kasus sikap menerima peraturan lalu lintas, individu
beranggapan bahwa peraturan lalu lintas diciptakan untuk menjamin
keselamatan dirinya sendiri dan orang lain. Dalam internalisasi, tokoh
identifikasi bukan hal yang penting melainkan nilai-nilai atau aturanaturan tersebut memang sejalan dengan nilai-nilai kehidupannya.
Selama ini pemberdayaan dan program pengembangan karyawan
yang ada dilakukan melalui berbagai pelatihan untuk meningkatkan dan
mengembangkan
Knowledge,
Skill
dan
Attitude
karyawan.
Pengembangan diri ( self improvement ) adalah salah satu cara bagi
seseorang untuk menghadapi dinamika kehidupan terutama dalam
pekerjaan. Karena hidup dan kehidupan pasti ada perubahan , dan
disanalah akan terjadi dinamika yang menjadi tantangan untuk dihadapi.
Konsep-konsep pengembangan diri dibutuhkan untuk menjadikan diri
kita berkembang lebih cepat, tepat, dan terarah. Ini penting demi
terciptanya Sumber Daya Manusia yang kompetitif dalam menghadapi
persaingan.
Konsep pengembangan diri melalui metode KOSAC ( Know, Open,
Setting, Actualization, Creating ) adalah konsep pengembangan diri yang
dibuat agar tujuan dari pengembangan diri dapat dicapai dengan hasil
yang maksimal. Konsep ini harus dilalui dengan konsisten dan terarah,
karena untuk berkembang bukan suatu perkara yang mudah, namun
dapat dicapai jika tetap on the right track. Langkah-langkah untuk
28
mengembangkan diri dilalui metode KOSAC adalah sebagai berikut :
(Widadi, 2016)
1. Know / Know Your Self ( Kenali Diri Sendiri )
Sebelum kita melakukan suatu hal, ada baiknya kita mengenali dulu
posisi kita dimana. Kenalilah dulu diri kita seperti apa, nilai apa yang
ada dalam diri kita. Nilai diri adalah hal-hal yang kita paling kita
hargai dalam hidup .Ketika anda memiliki sebuah nilai, maka disitulah
anda
berorientasi
dan
menjadi
sebuah track dalam
menjalani
kehidupan untuk mencapai tujuan. Dalam penelitian yang dilakukan
baru-baru ini oleh salah satu fakultas psikologi di Jakarta, sebagian
besar pekerja/karyawan menganggap keluarga sebagai nilai diri.
Jadi, jika memang seandainya keluarga menjadi nilai diri, segala
sesuatu pekerjaan yang kita lakukan, pasti berujung kepada
kebahagiaan keluarga. Dengan mengenali diri, kita juga akan
mengetahui apa yang menjadi kelemahan dan apa yang menjadi
kekuatan kita. Dan kita dapat mengelola diri kita dengan baik.
2. Open / Open Your Mind ( Membuka Jalan Pikiran )
Sebagai manusia akal pikiran merupakan anugerah yang sangat
bernilai. Jika tubuh kita dianalogikan sebagai computer, maka akal
pikiran diibaratkan sebagai operation system .Sebuah operation
system berfungsi sebagai ekosistem berbagai aplikasi untuk diinstal.
Dengan kita membuka pikiran , kita akan mudah menginstal hal-hal
baru yang tentunya bersifat positif sebagai aplikasi pendukung
menuju tujuan hidup kita. Namun, untuk menjadi seorang yang
berkembang kita harus mempunyai pemikiran yang revolusioner,
dimana alur berfikir kita out of the box, dan kreatif . Inilah yang
menjadi ciri orang sukses
3. Setting / Set A Goal ( Tetapkan Tujuan )
Dengan menetapkan tujuan kita telah menentukan kemana kita akan
melangkah. Tujuan menjadi pegangan kita untuk selalu on the
track dalam melangkah ( action ) jika kita memang sungguh-sungguh
29
dengan tujuan yang kita tetapkan. Buatlah tujuan yang baik,
optimistis, dan realistis.
4. Actualization / Sefl-Actualization ( Aktualisasi Diri )
Menurut Rogers dan Schultz (1991), aktualisasi diri adalah adalah
proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan
potensi - potensi psikologis yang unik.Dengan mengaktualisasikan
diri kita akan mendapat banyak manfaat, antara lain :
a. Menumbuhkan rasa bangga terhadap diri sendiri.
b. Sebagai tahap pembelajaran
c. Menyegarkan pikiran, sehingga mustahil menemukan titik jenuh.
d. Unjuk kekuatan diri.
e. Memenuhi kebutuhan dasar manusia akan aktualisasi diri
Banyak cara untuk kita mengaktualisasikan diri,. Ada kegiatan
Perbaikan Mutu, olahraga, seni, kegiatan rohani, dan lain-lain.
Lakukan kegiatan dengan rasa ikhlas dan selalu berorientasi kepada
tujuan ( goal ) yang ditetapkan, sehingga kita akan tetap focus untuk
mengembangkan diri kita tanpa terganggu oleh hal-hal yang tidak
perlu. Aktualisasi diri merupakan saat yang tepat dimana kita bisa
belajar semua hal. Tahap pembelajaran ini menjadi modal penting
dalam mengembangkan diri untuk menjadi lebih baik.
5. Creating / Create a Product ( Hasilkan Kerja Nyata )
Disinilah indikator apakah seseorang telah berkembang atau tidak.
Dengan produk yang dihasilkan, semua langkah yang kita lakukan
menjadi sempurna . Seorang tidak akan dikatakan sebagai akademisi
jika tidak membuat jurnal ilmiah, seorang tidak akan dikatakan musisi
jika tidak dapat memainkan alat music atau mencipta lagu, dan
seseorang tidak akan dikatakan sebagai novelis jika tidak membuat
novel, demikian analoginya. Jadi, setiap proses yang dilakukan
haruslah menghasilkan sebuah karya yang nyata sebagai sebuah
hasil dari integrasi langkah-langkah pengembangan diri. Misalnya
anda seorang staff administrasi di kantor, anda bisa membuat inovasi
30
atau bahkan develop sistem administrasi yang lebih efektif dan
efisien. Produk yang dihasilkan juga tidak harus berbentuk barang,
salah satu anda bisa menciptakan budaya kerja yang lebih baik untuk
ditularkan kepada rekan kerja yang lain. Jadi, produk yang dihasilkan
adalah budaya kerja baru yang lebih baik.
Jika dikaji dari segi terminologis, istilah komitmen pada dasarnya
berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata “commiter” yang artinya adalah
menyatukan, menggabungkan, mengerjakan, dan mempercayai. Jika
diartikan dari asal katanya, maka komitmen merupakan sikap setia dan
tanggung
jawab
yang
ditunjukkan
oleh
seseorang
yang
telah
memutuskan untuk bergabung ke dalam aktivitas keanggotaan lembaga
tertentu.Menurut para ahli sendiri, pengertian komitmen adalah suatu
janji yang diucapkan seseorang kepada dirinya sendiri dan orang lain,
yang dicerminkan dari setiap tindakan atau pun perilaku yang
dijalankannya. Menurut para ahli, komitmen sangat berkaitan erat
dengan watak, sifat, dan karakter yang ada dalam diri seseorang.
Istilah komitmen pada dasarnya merujuk kepada kemampuan
seseorang untuk bertahan dan setia menjalani aktivitas tertentu.
Seseorang yang mengaku memiliki sikap komitmen yang tinggi harus
memiliki jiwa kesetiaan dan juga ketahanan mental yang kuat. Orang
31
yang memiliki sifat komitmen tidak akan goyah dan malas hanya karena
permasalahan yang sepele di dalam aktivitas yang dijalaninya. Lebih dari
itu orang yang memiliki jiwa komitmen akan terus bertahan dan
bertanggung jawab terhadap apa yang pernah diucapkannya.
Berdasarkan uraian ini, maka untuk melakukan pengembangan
potensi diri sebagaimana yang diharapkan diperlukan komitmen Pribadi
yang kuat. Komitmen Pribadi yang kuat ini akan tergambarkan dalam
suatu Rencana Aksi (Action plan) guna mengembangkan potensi yang
dimiliki.Membuat action plan atau rencana aksi adalah langkah awal
yang mutlak dilakukan jika kita ingin melakukan perubahan. Lantas,
kenapa membuat action plan bisa menjadi demikian penting? Dan apa
saja langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat action
plan yang baik? Mari kita simak penuturan Charaf Ahmimed, Head of
Social and Human Sciences Unit dari UNESCO mengenai Action Plan
DevelopmentandStrategicImplementation.
Action plan sendiri setidaknya harus memenuhi 5 kriteria SMART.
Yakni Specific, Measurable, Achieveable, Realistic, Timebound.
Mengapa perlu memenuhi 5 kriteria di atas? Tentunya karena rencana
perubahan yang kita buat akan sia-sia tanpa adanya kelima hal tersebut.
Action plan sangat penting dibuat di awal karena dari situlah kita dapat
mem-break
down berbagai
menjawab problem statement,
goal
atau
tujuan
objektif, aktivitas,
utama
yang
hingga tasks alias
eksekusi kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan terkait perubahan yang
akan kita lakukan. Dari action plan pula, kita akan memiliki arah yang
jelas atas awal dan akhir perubahan tersebut.
B. Komitmen Perubahan Organisasi
Menurut Griffin, komitmen organisasi (organisational commitment)
adalah sikap yang mencerminkan sejauh mana seseorang individu
mengenal dan terikat pada organisasinya. Seseorang individu yang
32
memiliki komitmen tinggi kemungkinan akan melihat dirinya sebagai
anggota sejati organisasi.(Wikipedia,2016).
Menurut Fred Luthan (2005), komitmen organisasi didefinisikan sebagai :
1.
keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu;
2.
keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi; dan
3.
keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi.
Dengan kata lain, ini merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas
karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota
organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan
keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan
Agar perubahan sikap dan prilaku yang dibangun sesuai dengan
visi-misi organisasi, maka seyogyanyalah perubahan sikap dan prilaku
haruslah didukung oleh komitmen organisasi yang kuat, sehingga
kondisi inidapat menimbulkan kepercayaan (trust), bagi anggota
organisasi. Wibowo (2006) dalam Nurhaliza (2016), menjelaskan ada
beberapa retensi individual dalam organisasi yang mempengaruhi
proses perubahan prilaku individu dalam organisasi, yaitu :
a. Ketidakamanan ekonomis
b. Ketakutan atas hal yang tidak diketahui
c. Ancaman pada hubungan sosial
d. Kebiasaan
e. Kegagalan kebutuhan untuk berubah
f. Proses informasi selektif
g. Kecenderungan individu
h. Iklim ketidakpercayaan
i. Ketakutan akan kegagalan
j. Konflik pribadi
k. Sistem penghargaan tidak memperkuat
33
Bentuk komitmen organisasi dalam mendukung perubahan prilaku
anggota organisasi antara lain dapat dilihat dari besarnya dukungan
pimpinan organisasi dan lingkungan kerja yang kondusif sehingga
mampu membuat proses perubahan sikap prilaku berjalan dengan baik.
Perubahan prilaku yang baik antara lain ditandai dengan meningkatnya
tingkat kedisiplinan, meredanya konflik antar pegawai, meningkatnya
kinerja dan membaiknya suasana lingkungan yang semakin harmonis.
C. Rangkuman
1. Kelman (1958) dan Brigham (1991) dalam Ramdhani (2016),
menyebutkan adanya tiga proses sosial yang berperan dalam proses
perubahan sikap dan perilaku, yaitu kesediaan (compliance),
identifikasi (identification), dan internalisasi (internalization) 2
2. Salah satu konsep pengembangan diri yang dapat dilakukan adalah
memalui
melalui
metode KOSAC ( Know,
Open,
Setting,
Actualization, Creating ) adalah konsep pengembangan diri yang
dibuat agar tujuan dari pengembangan diri dapat dicapai dengan
hasil yang maksimal.
3. Untuk menyusun rencana aksi (Action plan) pengembangan diri yang
baik haruslah didahului dengan perumusan dengan konsep SMART
(Spesific, Measurable, Achievable, Realtime dan Timebound).
4. Agar proses pemngembangan diri dapat dilaksanakan sesuai action
plan yang dibuat, maka diperlukan suatu Komitmen yang kuat, baik
Komitmen Pribadi maupun Komitmen Organisasi
D. Tugas Kerja
1. Buatlah Rencana Aksi (Action Plan) Pengembangan Diri setelah
mengikuti diklat ini dengan mengacu kepada format yang tersedia
(Tugas dibuat perindividu)
2. Presentasikan Action Plan tersebut secara individual dalam waktu
20-30 menit perorang.
34
DAFTAR BACAAN
Edwin A Locke & Associates, Essensi Kepemimpinan,
terjemahan Aris
Ananta, Spektrum, Jakarta, Tahun 1997.
Hj. Sri Murtini,Dra. Dan Judianto, Drg.,M.Ph., Kepemimpinan di Alam
Terbuka, Bahan Ajar Diklatpim Tingkat III, Lembaga
Administrasi
Negara, Jakarta, Tahun 2001.
Robert B Madux, Pengembangan Tim Latihan dalamKepemimpinan , alih
bahasa Budi, Binarupa Aksara Jakarta, Tahun 1991.
Salahuddin, Pengantar Psikologi Umum, Bina Ilmu Surabaya, Tahun
1991.
Stephen Covey, Principle Centered Leadership, alih bahasa Drs. Julius
Sanjaya, Binarupa Aksara Jakarta, Tahun 1997.
https://id.wikipedia.org/wiki/Komitmen_organisasi
Pengantar%20Manajemen%20Pendidikan_%20MANAJEMEN%20P
ERUBAHAN.htmlPengantar%20Manajemen%20Pendidikan_%20MA
NAJEMEN%20PERUBAHAN.html
https://plus.google.com/111827982870150579276 Zahra Nurhaliza
1ttps://gimbalkurangdarah.wordpress.com/kulyah/perubahan
perilaku-individual-dan-cara-memprakarsai-perubahan/
http://cantikmegawati.blogspot.co.id/2014/01/perubahan-perilaku-menurutrobert-kwick.html
Bagian ketiga dari lima chapter tulisan berjudul ‘Sikap dan
Penggunaan IT’ merupakan tugas independen padamata kuliah
Teori-teori Sikap. Program pendidikan Doktor Fakultas Psikologi
UGM, 2007-2008.
2 Staf pengajar pada Fakultas Psikologi UGM. Saat ini sedang
menempuh pendidikan Dokktor pada FakultasPsikologi UGM,
Indonesia. Neila Ramdhani
http://kolongkecil.blogspot.co.id/2013/03/bagaimana-membuat-actionplan.html UPIK ABU Tuesday, March 12, 2013
35
Download