BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan diri merupakan bentuk perwujudan dari aktualisasi diri, yaitu proses untuk mewujudkan dirinya yang terbaik sejalan dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Setiap individu mempunyai kekuatan yang bersumber dari dirinya, namun banyak orang yang merasa tidak mempunyai kemampuan apa-apa, merasa dirinya tidak berguna dan tidak mampu mencapai aktualisasi diri. Setiap orang harus mempunyai 3 keyakinan dasar dalam pengembangan dirinya, yaitu :1).ia mau berubah, 2) ia harus harus berubah, dan 3) ia dapat berubah. Oleh karena itu pengembangan diri memerlukan kesadaran dan motivasi untuk berubah. (CHANGE). Mengapa kita harus menjadi pribadi yang unggul? Sebab, tantangan ke depan terus semakin berat. Sumber daya yang semakin menipis dan jumlah manusia yang semakin banyak tentu akan menumbuhkan persaingan.. Bagi Anda yang sudah bekerja, sudah banyak orang yang antri mengincar posisi Anda. Jika Anda tidak memiliki keunggulan, maka bukan tidak mungkin posisi Anda akan tergeser. Begitu juga, bagi Anda yang berbisnis. Lihatlah perkembangan bisnis, produk, dan jasa. Setiap hari muncul produk-produk baru, yang tentu akan menambah ketatnya persaingan. Jika Anda tidak menghasilkan produk unggul, bisa jadi produk Anda akan tersisih. Produk yang unggul, hanya akan dihasilkan oleh sumber daya yang unggul.Tidak ada lagi, yang namanya asal-asalan. Anda harus menampilkan dan memberikan yang terbaik, atau Anda akan tersisih. Mental dan cara kerja juara harus melekat pada diri Anda.Untuk menjadi pribadi unggul, ada dua hal yang harus Anda miliki. Yang pertama, wawasan yang luas. Untuk hal ini, Anda cukup “tahu saja” tidak harus mendalami semua bidang yang Anda ketahui. Wawasan sangat penting, 1 agar Anda lebih bijak, bisa melihat segala hal dari berbagai sudut pandang. Namun tidak cukup dengan wawasan saja. Anda perlu memiliki yang kedua, yaitu spesialisasi. Pilih satu bidang yang paling strategis untuk kemampuan Anda, kemudian perdalam, kembangkan, dan jadilah yang terbaik di bidang ini. Anda harus menjadi juara. Anda tidak bisa juara di segala bidang, pilih spesialisasi Anda. Memang, untuk menjadi juara tidaklah mudah. Anda harus terus-menerus belajar dan berlatih sampai benar-benar menguasai dan tidak terkalahkan oleh orang lain. Anda harus memahami, bahwa setelah “bisa” ada kata “mahir” dan setelah kata mahir ada kata “juara”. Semua butuh tahapan. Untuk mencapainya membutuhkan kerja keras dan waktu. Butuh kesabaran. Namun, dibalik semua itu hasilkan akan membayar, melebihi pengorbananan Anda selama ini.“Kita tidak akan pernah bisa menjadi orang lain, karena kita tidak perlu menjadi orang lain, sebab kita harus menjadi diri sendiri yang sukses di jalan kita sendiri!” Setiap manusia diturunkan ke bumi ini dengan dibekali potensi masing-masing. Ada yang memanfaatkannya untuk meraih kesuksesan, tapi ada juga yang tidak mau menggalinya dan hanya bisa pasrah membiarkan hidup berjalan apa adanya. Jadi sangatlah tidak mungkin jika kita tidak bisa apa-apa, bahkan sering kita lihat orang yang cacat pun masih ada yang tetap semangat untuk berkarya. Kalau tubuh kita sempurna tapi masih mengeluhkan tidak bisa apa-apa, maka pertanyaannya adalah: • Sudahkah Anda belajar agar menjadi BISA melakukan sesuatu? • Sudahkah Anda menggali apa potensi yang Anda miliki? • Bagaimana kalau ternyata Anda bisa menjadi lebih baik dan lebih sukses? 2 Orang-orang sukses adalah orang yang percaya diri dengan kemampuannya, bahkan meskipun ada yang awalnya ragu dan tidak yakin bahwa mereka mampu, tapi setelah dicoba akhirnya mereka tahu bahwa mereka ternyata mampu. B. Deskripsi Singkat Mata diklat Aktualisasi Pengembangan Diri ASN ini membekali peserta mengenai bagaiamana mengaktualisasikan hasil diklat Pengembangan Diri Aparatur dalam rangka mencapai kinerja yang unggul. C. Tujuan Pembelajaran 1. Kompetensi Dasar Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan peserta mampu mengaktualisasikan nilai-nilai Pengembangan diri yang diperlukan bagi seorang ASN, baik secara Individual maupun Organisasi. 2. Indikator Keberhasilan Setelah mengikuti mata diklat ini, peserta diharapkan dapat: a. Mendeskripsikan potensi diri, kepribadian dan sikap prilaku. b. Mengaktualisasikan prinsip-prinsip kepemimpinan dan manajerial dalam organisasi. c. Menyusun Rencana Aksi/Komitmen Perubahan baik Individu maupun Organisasi. d. Mempresentasikan Rencana Aksi/Komitmen yang dibuat D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok 1. Aktualisasi Pengembangan Diri a. Makna potensi diri dan orang lain b. Perilaku Kepemimpinan dan Manajerial(outbond) Alternatif Game yang bisa dimainkan : 1) Saving the Bomb 2) Water Volcanoe 3 3) Birma Crosser 4) Opposite 5) Roda Manusia 6) Ladder Manusia 7) Escape From The Island 8) Mencari Harta Karun 9) Puncture Pipe 10) Balon Air 2. Rencana Aksi Perubahan a. Komitmen Perubahan Pribadi b. Komitmen Perubahan Organisasi E. Waktu Waktu yang tersedia untuk pembelajaran mata diklat “AKTUALISASI PENGEMBANGAN DIRI APARATUR” di kelas adalah 14 jam pelajaran (14 x 45 menit), yang terbagi menjadi 10 Jam Pelajaran kegiatan di luar ruangan dan 4 Jam Pelajaran di dalam kelas. F. Prasyarat Kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari modul ini adalah tingkat pendidikan formal peserta yang sekurangnya setara strata 1 atau diploma IV. Peserta dengan jenjang pendidikan formal yang lebih rendah dari SLTA masih dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, dengan syarat berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mempelajarinya, dan mendapat bimbingan serta pengarahan yang cukup dari fasilitator. G. Petunjuk penggunaan modul Untuk dapat menguasai isi modul dengan baik, dianjurkan peserta diklat membacanya secara berurutan mulai dari awal hingga akhir serta mengikuti arahan pengajar dengan baik 4 BAB II AKTUALISASI PENGEMBANGAN DIRI Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu menggali dan mengenali potensi, kepribadian, sikap dan perilaku dirinya sendiri dan orang lain serta mengembangkannya dalam bentuk kerjasama. Selain itu peserta mampu menjelaskan kepemimpinan yang visioner didukung oleh kemampuan manajerial yang handal. A. Makna Potensi Diri dan Orang Lain Setiap individu pada hakikatnya memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Berbagai potensi tersebut, meliputi : 1) Kemampuan Dasar, sebagai tingkat intelegensia, kemampuan abstraksi, kemampuan logika dan imajinasi serta daya tanggap. 2) Kemampuan Bekerja, seperti ketekunan, ketelitian, daya tahan terhadap steres dan tempo kerja. 3) Kemampuan keperibadian, yaitu kebiasaan efektif, sosial, emosional dan spiritual. Ada banyak sekali pakar yang mencoba mendeskripsikan arti kata dari potensi, salah satu pakar yang mencoba mendeskripsikan kata potensi adalah Wiyono. Menurutnya potensi memiliki arti kemampuan dasar dari seseorang yang masih terpendam dan menunggu untuk dimunculkan menjadi kekuatan yang nyata atau dapat dimanfaatkan dalam kehidupan manusia itu sendiri. Menurut Endra K.Pihadhi yang menjelaskan bahwa pontensi adalah suatu energy ataupun kekuatan yang masih belum digunakan secara optimal. Dalam hal ini potensi diartikan sebagai kekuatan yang masih terpendam yang dapat berupa kekuatan minat bakat kecerdasan dan lain-lain yang belum digunakan secara optimal, sehingga manfaatnya masih belum begitu terasa. 5 Stephen Covey, Manusia pada hakikatnya sama, yaitu makhluk bumi yang mendapat anugrah lebih dari pada hewan dan makhluk lainnya. Kelebihan tersebut mencakup Mental Intelektual, Spiritual, Imajinasi dan Nurani yang dapat membedakan yang baik atau buruk, benar atau salah. Keempat komponen manusiawi tersebut merupakan pontensi yang dimiliki (human Resource Endowment) yang menjadikannya sebagai khalifah atau pemimpin dimuka dibumi. Kepribadian (personality) seseorang, merupakan penampilan karakter yang nampak sehari-hari dan dapat diniliai oleh orang lain, Hubungan antara karakter dan keperibadian ini, seperti Gambar 1, merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Walaupun sering keperibadian yang nampak bukan cerminan karakter yang sebenarnya, tetapi yang ideal adalah apabila karakter seseorang tercermin dalam keperibadiannya (tidak ada kepalsuan). Gambar 1. Tingkat Kematangan Seseorang TINGGI SEDANG HIGH MEDIUM RENDAH LOW Kepribadian seseorang yang berkembang (dapat dikembangkan) Kepribadian seseorang yang berkembang (dapat dikembangkan) antara lain sifat-sifat ketegasan dalam pengambilan keputusan, berpandangan positif (positive thingking), mawas diri, tenggang rasa, objektivitas, dan tanggungjawab. Keenam sifat kepribadian yang 6 berkembang inilah yang membedakan sikap dan prilaku antara manusia yang satu dengan lainnya, antara pemimpin dan pengikutnya atau antara pemimpimpin dengan pemimpin lainnya. 1. Potensi Diri dan Orang Lain Mengenali diri sendiri meliputi mengenal potensi yang dimiliki, sikap dan perilaku sehari-hari atau kebiasaan, baik yang positif maupun negatif, dan mengetahui cara-cara pemanfaatan dan pengembanganya untuk mencapai keberhasilan. Untuk itu pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan serta pengalaman sangat penting dalam mewujudkan keberhasilan baik secara individu maupun dalam hubungannya dengan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setiap manusia mempunyai potensi yang berbeda-beda, dan potensi yang perlu dipelihara dan dkembangkan dalam kehidupan sehari-hari ada empat macam yaitu : a) Potensi fisik badaniah; b) Potensi mental intelektual; c) Potensi mental emosional dan; d) Potensi mental spiritual.; Untuk memanfaatkan, memelihara dan meningkatkan kinerjanya, keempat potensi diri tersebut perlu dikenali secara lebih mendalam Untuk mengetahui seberapa besar potensi yang dimiliki oleh individu tersebut dapat diukur secara individu, melalui umpan balik (feedback) dari orang lain dan dengan menggunakan instrumeninstrumen atau kuesioner tentang pengukuran potensi diri. Sedangkan untuk meningkatkan dan mengembangkannya dapat dilakukan melalui proses pembelajaran dan latihan-latihan secara kontinyu. Dengan mengenal diri sendiri maka dapat diminimalisir kekurangankekuranagan atau hal-hal yang bersifat negatif yang bertentangan 7 dengan hati nurani dan memaksimalkan potensi yang bersifat positif untuk ditingkatkan atau dikembangkan.. a) Potensi Fisik (Olah Badaniah) Potensi fisik seseorang perlu dipelihara secara efektif. Hal ini mencakup makanan yang tepat, mendapat istirahat yang cukup, relaksasi yang memadai dan berolah raga secara teratur.Olah raga yang baik akan membangun tubuh fisik seseorang pada tiga bidang yaitu : meningkatkan daya tahan, kelenturan dan kekuatan. Sehingga mampu melahirkan pemikiran-pemikiran yang lebih kreatif dan positif (sesuai motto, dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat). Gambar 2 Potensi sesorang secara alamiah (Human Resource Edowment) FISIK EMOSIONALL MENTAL SPIRITUAL b) Potensi Mental Intelektual (Olah Pikir) Sebagaimana diketahui bahwa perkembangan otak manusia hanya sampai 19-25 Tahun, oleh karena itu untuk menjaga kesegaran pikiran otak kita harus selalu diberi rangsanganrangsangan (stimulus). Pendidikan atau peningkatan wawasan yang berkesinambungan, pengasahan dan perluasan pikiran 8 yang terus menerus, merupakan cara terbaik untuk meningkatkan mental intelektual seseorang. Melalui kegiatan diklat seperti ini peserta akan diberikan materi berupa permainan-permainan (games) yang mengharuskan mereka untuk memikirkan secara serius dapat menyelesaikan atau mencari solusi untuk melaksanakan games tersebut. Tidak ada cara yang lebih baik untuk menginformasikan dan meluaskan pikiran seseorang secara teratur dibandingkan dengan membiasakan diri membaca literatur yang baik. Membuat jurnal dari gagasan, pengalaman, wawasan dan pelajaran akan mendukung kejelasan mental, ketepatan dan konteks. Membuat tulisan, berkomunikasi pada tingkat berfikir, perasaan dan gagasan yang lebih berkembang pada tingkat peristiwa yang lebih dangkal juga mempengaruhi kemampuan seseorang berfikir jernih, bernalar secara akurat, dan dimengerti secara efektif. c) Potensi Mental Sosial (Olah Rasa) Dimensi sosial merupakan potensi seseorang yang terkait dengan kepemimpinan, komunikasi empatik dan kerjasama kreatif antar pribadi yang dapat berkembang. Karenanya pengembangannya sangat vital dalam mendukung keberhasilan bagi seorang pemimpin. Pengembangan potensi sosial dapat dilakukan melalui praktek dalam interaksi antara pribadi seharihari. Dalam interaksi demikian ini, potensi sosial akan meningkat apabila didasarkan pada prinsip dan nilai yang benar. Yaitu antara lain pelayanan, kebahagian, kesehatan dan memberikan kontribusi yang berarti dan menyenangkan secara pribadi serta memberikan berkah pada kehidupan orang lain. d) Potensi Mental Spiritual (Olah Spiritual) Dimensi spiritual seseorang merupakan titik sentral pribadinya, merupakan komitmen individual terhadap sistem nilainya. 9 Dimensi ini merupakan sumber spiritual yang mengangkat semangat seseorang dan mengikatnya pada kebenaran tanpa waktu. Setiap orang berbeda cara mengembangkannya bisa dengan membaca kitab suci, buku-buku keagamaan, belajar dari para pemuka agama untuk meningkatkan potensi spiritualnya. Ada juga, untuk meningkatkan spiritualnya dengan meditasi, mendengarkan suara-suara alam atau mengingat masa lalu, bahkan ada belajar dari alam terbuka (melintas alam, masuk hutan, mendaki gunung) akan menyadari betapa indah dan besarnya keagungan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. 2. Kepribadian Diri dan Orang Lain Kepribadian seseorang dapat didefinisikan sebagai perangkat karakteristik yang relative mantap, kecenderungan dan perangai yang sebagian besar dibentuk oleh faktor-faktor keterunan dan oleh faktor sosial, kebudayaan dan lingkungan. Berdasarkan difinisi tersebut, maka secara teriotis faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian dapat digambarkan seperti Gambar 3. Potensi manusiawi (fisik,mental intelektual, mental spiritual dan Sosial Emosional) seseorang, dalam hidup dan kehidupan dihadapkan dengan prinsip-prinsip (kenyataan alamiah selalu benar dan berlaku secara universal) dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Manusia memiliki karakter atau kepribadian tertentu yang berbeda-beda satu dengan lainnya, hal ini mencakup antara lain : a) Ketegasan dalam menentukan keputusan/pilihan. b) Tenggang rasa dalam berhubungan/berinteraksi satu sama lainnya. c) Pengendalin diri dalam beragam situasi. d) Objektif dalam segala hal e) Berpikir positif f) Tanggungjawab. 10 Gambar 3 Beberapa Kekuatan yang mempengaruhi Kepribadian KEKUATAN BUDAYA KEKUATAN FAKTOR KETURUNAN KEPRIBADIAN INDIVIDU KEKUATAN HUBUNGAN KELUARGA KEKUATAN SOSIAL KEKUATAN DARI KEANGGOTAAN KELOMPOK Keenam ciri kepribadian tersebut merupakan cirri-ciri kepribadian yang berkembang (dapat dikembangkan) dan bagaimana cara mengembangkannya. 3. Sikap Diri dan Orang Lain. Sikap merupakan faktor penentu dari perilaku seseorang, karena sikap terkait dengan persepsi seseorang tentang segala sesuatu, kepribadian dan motivasinya. Sikap dapat berubah (chages) melalui proses pembelajaran (learning). Proses pembelajaran yang baik dapat menyentuh komponen-komponen afeksi, kognisi dan perilaku yang merupakan determinan dari sikap seseorang. Sikap seseorang terhadap sesuatu atau stimulus, pada dasarnya dapat dibagi kedalam dua katagori, yaitu reaktif dan proaktif. Para pemimpin masa depan yang efektif adalah yang bersikap proaktif. Lihat gambar 4. 11 Gambar 4 Kompenen Sikap dan Keterkaitannya FAKTOR LINGKUNGAN KERJA 1. Disain Pekerjaan 2. Gaya Manajer 3. Kebijakan 4. Teknologi 5. Gaji/Tunjangan HASIL TANGGAPAN SIKAP 1. Apeksi 1. Emosi tentang Suka/Tidak 2. Persepsi tentang Pernyataan Keyakinan 2. Kognisi 3. Perilaku 3. Tindakan tentang Pernyataan Perilaku Orang-orang proaktif dapat menciptakan lingkungan dan tidak tergantung pada lingkungan. Mereka digerakkan oleh nilai sehingga akan menghasilkan kinerja yang berkualitas, buka karena didukungan atau tidak didukung oleh lingkungan. 4. Perilaku Diri dan Orang Lain Perilaku seseorang pada dasarnya merupakan percerminan dari sikap oang yang bersangkutan. Bagi orang yang proaktif, perilakunya merupakan fungsi dari keputusannya yang merdeka, bukan dari kondisi yang mempengaruhinya. Sistem atau perangkat nilai-nilai yang dianut seseorang menentukan sikap orang tersebut pada sesuatu (stimulus) pada giliriannya tercermin dari perilakunya. Perubahan perilaku menjadi perilaku yang efektif, dapat dilakukan melalui perubabahan “Value Judgement” atau Mindset. Karena hal itu 12 merupakan sumber dari sikap dan perilaku seseorang baik positif atau negatif atau dapat berlangsung spontan atau bertahap. B. Perilaku Kepemimpinan dan Manajemen Kepemimpinan pada dasarnya merupakan kemapuan (seorang pemimpin untuk membujuk (inducating) orang-orang lain (pengikut) guna mengambil langkah-langkah dalam mewujudkan visi suatu organisasi. Sebagai arsitek masa depan, seorang pemimpin sangat menentukan arah yang ingin dicapai karena sebagai agen pembaharu (agent of change). Kepemimpinan yang bervisi (visionary leadership) hanya akan efektif bila didukung oleh kemampuan manajerial yang handal. Kemampuan manajerial tersebut, mencakup kemampuan untuk merencanakan (to make plan), mengorganisasikan (organizing), mengatur (Actuating) dan pengawasan (controlling). Perilaku kepemimpinan dan manajerial efektif, dikaji melalui tugastugas (assignment) di alam terbuka (Outbond). Dalam kegiatan refleksi (debriefing), pesan perilaku kempemimpinan dan menajerial yang efektif didiskusikan secara partisipatif sedemikian rupa sehingga bukan saja aspek kognitif dan motorik tetapi juga sampai menyentuk aspek affektif (yakin secara emosional). Para manajer selaku pemimpin di dalam organisasi dewasa ini menghadapi banyak tantangan baru. Mereka harus mampu menjadi pemimpin transformasional yang mampu menggerakkan para pengikut agar memiliki motivasi tinggi mewujudkan cita-cita ideal. Mereka harus mampu mendorong anak buah mereka untuk memunculkan seluruh motivasi insani yang ada agar menimbulkan kinerja yang bernilai tinggi dan jauh melebihi ekspektasi organisasinya. Sebaliknya, seorang pemimpin juga harus mampu meningkatkan kesejahteraan anak buah mereka, sehingga mereka semua akan memperolah bagian yang adil dari usaha dan jerih payah keringat mereka. Para pemimpin sebagai leader juga harus mampu menghadapi masalah organisasi yang 13 semakin kompleks. Harus mampu mempertemukan kepentingan banyak pihak. Dalam pelatihan outbound, setiap individu peserta outbound dipicu untuk belajar Peserta outbound juga menjadi diajak seorang untuk pemimpin berusaha (leader). menciptakan pengetahuan baru yang bersumber dari pengetahuan yang berbedabeda. Peserta outbound juga diajak agar berusaha menjadi pemimpin yang sinergistik. Pada saat ini, dunia kerja menjadi semakin kompleks. Jika dulu setiap pegawai dapat bekerja secara individu berdasarkan petunjuk yang baku, maka kini dalam suatu pekerjaan diperlukan kontribusi dari suatu tim kerja (team work) yang bekerja secara terpadu. Suatu tim kerja yang efektif memerlukan pemimpin yang tepat dan mampu memadukan kompetensi individual dari masing-masing anggota team menjadi kompetensi team yang sinergik dan berkualitas. Pemimpin (leader) yang sinergik perlu memahami tatakrama dan budaya kerja yang berlaku diorganisasinya dan mampu mengambil tindakan yang tepat untuk memfasilitasi komunikasi intra dan antar tim yang serasi sesuai dengan tatakrama dan budaya kerja organisasi team tersebut berada. Pemimpin di dalam era perubahan lingkungan organisasi pemerintah yang sangat cepat ini harus memiliki kompetensi sebagai berikut : 1. Memahami lingkungan dunia pemerintahan yang kompleks, dinamik dan penuh perubahan 2. Kerja dalam tim, kolaburasi, dan aliansi strategik 3. Memahami perbedaan dapat menjadi sumber inovasi 4. Memahami peran kepemimpinan 5. Memahami fungsi komunikasi dalam proses interaksi yang sinergik 6. Memahami proses penyelarasan yang sinergik 7. Memahami iklim kerja yang transformasional 8. Memahami makna dan hakekat aliansi strategik. 14 Dalam kegiatan outbound, untuk melatih jiwa leadership peserta outbound sangat diperlukan, dengan fasilitator berpengalaman dan tahapan-tahapan dalam kegiatan outbound benar-benar dapat dilaksanakan. Rangkaian games di outbond yaitu : 1) Saving the Bomb Alat : a. Tali ravia, plastik, tali pramuka b. Bola Plastik c. Paralon 6 potong Bentuk permainan : a. Panitia/Trainer menyiapkan tali (ravia,plastik, tali pramuka) b. Peserta berkelompok 8-10 orang, kemudian setiap kelompok diberi 5 potongan tali (bila berkelompok 10 orang) c. Setiap kelompok beradu cepat memindahkan 3 bola yang ada diatas 3 paralon dalam lingkaran ke lingkaran lainnya yang sudah dipersiapkan 3 posisi paralon kosong. Apabila ada bola yang jatuh saat pemindahan, peserta harus mengulangi dari posisi semula. Tujuan : strategi, kepemimpinan, komunikasi, berani dan tahan menerima kegagalan. 1 15 2) Water Volcanoe Alat : a. Tali plastik, tali pramuka b. Ember 2 buah Bentuk Permainan: Kelompok berusaha memenuhi ember besar yang diletakkan ditengah lingkaran racun dengan menggunakan ember kecil. Cara menuangkannya, ember yang berisi air hanya boleh diangkat dengan menggunakan tali yang telah disediakan. Saat melakukan evakuasi, anggota badan tidak boleh melewati batas aman dari daerah yang telah ditentukan. Tujuan : Strategi, kepemimpinan, komunikasi, berani dan tahan menerima kegagalan. 2 3) Birma Crosser Alat : a. Bambu/Kayu 2 batang b. Parit/Kali yang bisa dilalui Bentuk Permainan, dalam permainan Birma Crosser adalah : a. Setiap peseta diminta meniti bamboo/kayu yang telah disediakan dengan ketinggian 1 m diatas atas air dan panjang 15 m 16 b. Fasilitator memasangkan kelengkapan pengaman sebelum peserta melaksanakan tugas tersebut c. Fasilitator memberikan arahan dan motivasi agar peserta berhasil melewati bambu dengan sebaik-baiknya. d. Fasilitator memegang tali pengaman untuk menjaga keselamatan peserta. e. Saat pelaksanaan peserta yang lain menunggu giliran Tujuan : mengetahui kemampuan peserta dalam melaksanakan tugasnya dengan baik, mengetahui peserta yang takut akan ketinggian, mengetahui kunci keberhasilan lawan, mengetahui penyebab kegagalan, melatih kepercayaan diri, berani mengambil keputusan 3 4) Opposite Bentuk Permainan : a. Peserta masih dikelompok 8-10 orang b. Kemudian dinstruksikan untuk menyusun barisan masing-masing kelompok memanjar kebelakang. 17 c. Kemudian masing-masing peserta memegang pundak teman didepannya, untuk peserta paling depan untuk mengangkat kedua tangannya seperti vampire. d. Ketika trainer menginstruksikan “maju/mundur/kanan/kiri” maka setiap baris harus mengikuti perintah tersebut dan gerakannya sama. e. Ketika trainer menambah akhiran “coy” maka peserta harus bergerak berlawanan dari kata tersebut. Masalnya “mundur coy” maka peserta harus maju. f. Ketika trainer menambahkan akiran “cing” maka peserta harus diam/tidak bergerak. Tujuan : melihat kesiapan peserta, fokus atau konsentarasi, melatih kekompakan dan membuat peregangan otot sambil bermain 4 5) Roda Manusia Bentuk Permainan roda Manusia memerlukan kerja Yang Cerdas. 18 menyenangkan Dan tim Alat : Ban terbuat dari Terpal Lebar 1 meter dipotong memanjang, bahan tersebut kuat dan tidak mudah robek dengan diameter 2 meter. Cara Permainan: a. Peserta dibagi beberapa Kelompok, masing-masing 8-10 orang. b. Instruktur menentukan dulu Garis start Dan Garis finish nya. c. Seluruh Peserta diminta untuk masukkedalam Lingkaran dengan cara terpal (roda Luar) didirikan Dan dikembangkan, kemudian di injak salah satu bagian, sedangkan bagian lainnya dipegang dengan tangan.. d. Kemudian instruktur memerintahkan untuk memerintahkan Mulai aktifitas menuju garis finish Yang has ditentukan. e. Tim yang sampai lebih dulu Ke garis finish adalah pemenangnya. f. Apabila ada Peserta tim yang terjatuh dan keluar aari roda, tim tersebut harus mulai kembali dari garis start. Tujuan : mengetahui kekurangan dan kelebihan orang lain, mengetahui kekurangan dan kelebihan diri mempersiapkan dan mengembangkan strateginya. 5 19 sendiri dan tim 6) Ladder Manusia Alat : Potongan bamboo/kayu (1-1,5 M) sebanyak 6 batang Cara Permainan : a. Peserta dibagi beberapa Kelompok, masing-masing 8-10 orang. b. Peserta berpasangan berhadap-hadapan Dan Berdiri sejajar. c. Setiappasangan memegang kayu (ukuran 1-1,5 m), d. Berdiri berjajar membuat seperti Anak tangga dengan ketinggian setiap pasangan bervariasi. e. Peserta outbond menaiki Anak tangga Yang dipegang oleh temannya. f. Peserta yang telah dilewati menuju ke Depan untuk melanjutkan membuat Anak tangga berikutnya. Tujuan : apa yang dirasakan pada saat menaiki anak tangga, apa yang dirasakan saat dilewati, apakah rasa percaya ditunjukan kepada orang lain, apa yang membuat anda mudah melewati tantangan tersebut?, trush, tanggung jawab, pasrah dan menjadi peserta aktif 6 20 7) Escape From The Island Alat a. Tali Carmantel/Tambang b. Tali Rafiah, c. Bambu/kayu ukuran 1,5 M sebanyak 2 batang Cara Permainan: a. Peserta outbond dibagi perkelompok 8-10 orang. b. Masing2 Kelompok diberikan Satu buah bambu. c. Tali rapiah dibuat garis lurus membanjar sebagai pembatas, seolah-olah seperti sebuah pantai. d. Tali carmantel ditarik ujung-ujungnya oleh anggota regu. e. Peserta outbond diminta untuk menyeberangi pulau menuju Pantai tanpa harus menyentuh tanah (sebagai air) f. Apabila ada Peserta outbond yang terjatuh atau menyetuh tanah, Maka seluruh anggota kelomponya harus kembali ke dalam Pulau dan dimulai dari awal lagi. g. Tim Pemenangnya yang berhasil keluar dari pulau semua rekannya. Tujuan : melatih kekompakan tim, melatih pribadi untuk cepat bertindak dan mengambil keputusan, mengetahui kekurangan dan kelebihan teman, pelatih kesabaran dan melatih kekuatan fisik peserta. 21 7 8) Mencari Harta Karun Alat : a. Potongan Bambu/Kayu 1,8 M, 4 buah b. Tali Rafiah, Plastik, Pramuka c. Buah-buahan, Makanan Snak d. Penutup Mata/Slayer Cara permainan : Buah diikat pada seutas tali kemudian digantung pada ketinggian sekitar 2-3meter. Peserta outbound dibagi dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok diberikan 2 buah bambu dan 2 buah tali. Seluruh anggota kelompok diminta untuk membuat tandu dengan kreasinya sendiri-sendiri. Setelah tandu selesai, instruktur menyuruh peserta outboundberkumpul dan menjelaskan bahwa tandu yang mereka buat belum tentu mereka yang memakainya. Kemudian instruktur outbound mengundi tandu untuk menentukan siapa memakai tandu siapa. Setelah masingmasing kelompok mendapatkan tandu, seluruh anggota kelompok memakai penutup mata/slayer, kecuali ketua kelompoknya. Kemudian ketua kelompok naik ke atas tandu dan diangkat oleh seluruh anggota kelompok yang memakai penutup mata. Ketua 22 kelompok memerintahkan anak buahnya untuk menuju lokasi harta karun (buah/Snak) yang sudah ditentukan oleh instruktur outbound. Kelompok yang berhasil mendapatkan buah/snak (harta karun) paling dulu adalah pemenangnya. Tujuan : melatih kekompakan group, mengetahui kekurangan dan kelebihan teman kita, cepat bertindak dan mengambil keputusan, mengetahui strategi yang baik dalam suatu permasalahan, Berfikir kreatif dan inovatif, siap memimpin dan siap dipimpin, Mengetahui bahwa kita mempunyai keterbatasan. 8 9) Puncture Pipe Alat : a. Potongan Pipa paralon panjang 1,5 M yang telah dilubangi b. Bola Pimpong c. Air dan Ember 6 buah Bentuk Permainan : Masing-masing kelompok diminta berlomba mengeluarkan bola pimpong yang ada dalam pipa bocor dengan menggunakan air. Cara menuangkan air ke dalam pipa hanya boleh 23 menggunakan ember yang telah disediakan dengan waktu yang telah ditentukan. Tujuan : mengatur strategi kerjasama kelompok, strategi menyelesaikan masalah dan kepemimpinan, berani menerima tantangan, meningkatkan kemampuan mengatasi berbagai masalah. 9 10) Balon Air Alat : Balon berisi air sebanyak 40 buah Bentuk Permainan: Masing-masing kelompok diminta untuk menunjuk salah satu dari anggota kelompoknya menjadi kipper (penangkap balon) yang dilemparkan anggota kelompoknya. Balon yang dilemparkan bila dapat ditangkap disimpan dalam baju kipper. Kipper yang paling banyak jumlah balon sebagai pemenang. Tujuan : bagaimana mengatur strategi kerjasama kelompok, strategi menyelesaikan masalah dan kepemimpinan, berani menerima tantangan, meningkatkan kemampuan. 24 10 C. Rangkuman Mengenali semangat pribadi lebih-lebih bagi seorang pemimpin diperlukan untuk dapat melakukan usaha-usaha meningkatkannya. Memelihara dan meningkatkan semngat kerja secara terus-menerus mutlak diperlukan karena kehilangan semangat berakibat sangat fatal. Mengenali ciri-ciri pribadi yang berkembang diperlukan untuk peningkatan lebih lanjut sehingga seseorang memiliki kematangan yang tinggi , bukan saja mampu mandiri, tetapi mampu mewujudkan sinergi dalam berinteraksi dengan orang lain pada tingkat saling ketergantungan. Mengenal orang lain merupakan hal yang strategis untuk cepat diterima sebagai anggota kelompok yang dikehendaki seseorang. Untuk meningkatkan diri tidak cukup hanya megenal orang lain, tetapi memerlukan usaha-usaha lainnya yang mencakup pemahaman tentang sikap dan perilakunya, berkomunkasi dengan empati, dan menyesuaikan diri dengan mengendalikan diri, toleransi, sabar, pengertian, saling menghargai, dan menghormati serta kesediaan berkorban. Mengenal lingkungan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, lebih-lebih bagi seorang pemimpin. Dengan 25 mengenali lngkngannya manusia dapat lebih berkualitas dan bermakna dimuka bumi, antar lain : a. meningkat kesadarannya bahwa dirinya merupakan bagian dari orang lain; b. terdapat hubungan timbal balik antar kehidupan makhluk hidup lainnya maupun dengan lingkungannya; c. berkembang akal budi dan perasaannya, sehingga menjadi orang yang cerdas, cepat tanggap, rendah hati, sabar bersyukur dan bertaqwa; d. meningkat kemampuannya bukan saja untuk menghadapi tantangan lingkungan, tetapi menjadi manusia seutuhnya, manusia yang berkualitas yang keberadaannya diharapkan/dibutuhkan untuk keselamatan bersama. D. Latihan /Simulasi/ Refleksi. Dengan metode AKOSA (Alami, Kemukakan, Olah, Simpulkan dan Aplikasikan),atau ELC (experiential Learning Cycle) peserta dipandu untuk mengenal diri sendiri, mengenal orang lain dan mengenal lingkunan dalam acara : 1. Perkenalan; 2. Potret Diri dan mengdentifikasi potensi diri; 3. Umpan balik (feed back);. 4. Ketelitian dan kecermatan; 5. Mematuhi perintah; 6. Pendengar yang baik; 7. Kerjasama dalam kelompok 8. Peran pemimpin 26 BAB III RENCANA AKSI PERUBAHAN Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu Menyusun Rencana Aksi/Komitmen Perubahan baik Individu maupun Organisasi dan Mempresentasikan Rencana Aksi/Komitmen yang dibuat A. Komitmen Perubahan Pribadi Mengawali pembahasan tentang komitmen perubahan pribadi ini, mungkin ada baiknya kita renungkan suatu ungkapan bijak dari Rhenald Khasali“ Perubahan memang belum tentu membawa kebaikan, tetapi untuk menuju kebaikan diperlukan suatu perubahan”.Setelah peserta diklat mengkuti semua rangkaian materi dan kegiatan dalam pelatihan Pengembangan Diri Aparatur, tentunya diharapkan ada perubahanperubahan dalam sikap dan prilaku peserta diklat, terutama yang berhubungan dengan kemampuan untuk mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki. Kelman (1958) dan Brigham (1991) dalam Ramdhani (2016), menyebutkan adanya tiga proses sosial yang berperan dalam proses perubahan sikap dan perilaku, yaitu kesediaan (compliance), identifikasi (identification), dan internalisasi (internalization) 1 1. Complience adalah tahap yang sangat awal dalam proses pembentukan dan perubahan sikap. Pada tahap compliance, individu bersikap positif pada sesuatu obyek sikap karena individu ingin mendapat perlakuan positif dapat berupa hadiah atau setidaknya tidak mendapat hukuman dalam berhubungan dengan objek sikap. Misalnya kepatuhan pada aturan lalu lintas, individu mematuhi peraturan karena takut dihukum apabila melanggarnya. ”Bila di sebuah persimpangan yang ada lampu merah, saya akan patuh pada 27 peraturan hanya kalau ada polisi ditempat itu. Kalau tidak ada polisi saya tidak patuh. Karena polisilah yang akan memberikanhukuman pada individu yang melanggar”. 2. Identification yaitu perubahan sikap yang terjadi bila individu melihat orang lain di sekitar dan yang berpengaruh terhadap kehidupannya menunjukkan sikap yang dimaksud 3. Internalization adalah proses penerimaan sikap positif oleh individu karena ia merasa objek sikap tersebut sesuai dengan tata-nilai hidupnya. Pada kasus sikap menerima peraturan lalu lintas, individu beranggapan bahwa peraturan lalu lintas diciptakan untuk menjamin keselamatan dirinya sendiri dan orang lain. Dalam internalisasi, tokoh identifikasi bukan hal yang penting melainkan nilai-nilai atau aturanaturan tersebut memang sejalan dengan nilai-nilai kehidupannya. Selama ini pemberdayaan dan program pengembangan karyawan yang ada dilakukan melalui berbagai pelatihan untuk meningkatkan dan mengembangkan Knowledge, Skill dan Attitude karyawan. Pengembangan diri ( self improvement ) adalah salah satu cara bagi seseorang untuk menghadapi dinamika kehidupan terutama dalam pekerjaan. Karena hidup dan kehidupan pasti ada perubahan , dan disanalah akan terjadi dinamika yang menjadi tantangan untuk dihadapi. Konsep-konsep pengembangan diri dibutuhkan untuk menjadikan diri kita berkembang lebih cepat, tepat, dan terarah. Ini penting demi terciptanya Sumber Daya Manusia yang kompetitif dalam menghadapi persaingan. Konsep pengembangan diri melalui metode KOSAC ( Know, Open, Setting, Actualization, Creating ) adalah konsep pengembangan diri yang dibuat agar tujuan dari pengembangan diri dapat dicapai dengan hasil yang maksimal. Konsep ini harus dilalui dengan konsisten dan terarah, karena untuk berkembang bukan suatu perkara yang mudah, namun dapat dicapai jika tetap on the right track. Langkah-langkah untuk 28 mengembangkan diri dilalui metode KOSAC adalah sebagai berikut : (Widadi, 2016) 1. Know / Know Your Self ( Kenali Diri Sendiri ) Sebelum kita melakukan suatu hal, ada baiknya kita mengenali dulu posisi kita dimana. Kenalilah dulu diri kita seperti apa, nilai apa yang ada dalam diri kita. Nilai diri adalah hal-hal yang kita paling kita hargai dalam hidup .Ketika anda memiliki sebuah nilai, maka disitulah anda berorientasi dan menjadi sebuah track dalam menjalani kehidupan untuk mencapai tujuan. Dalam penelitian yang dilakukan baru-baru ini oleh salah satu fakultas psikologi di Jakarta, sebagian besar pekerja/karyawan menganggap keluarga sebagai nilai diri. Jadi, jika memang seandainya keluarga menjadi nilai diri, segala sesuatu pekerjaan yang kita lakukan, pasti berujung kepada kebahagiaan keluarga. Dengan mengenali diri, kita juga akan mengetahui apa yang menjadi kelemahan dan apa yang menjadi kekuatan kita. Dan kita dapat mengelola diri kita dengan baik. 2. Open / Open Your Mind ( Membuka Jalan Pikiran ) Sebagai manusia akal pikiran merupakan anugerah yang sangat bernilai. Jika tubuh kita dianalogikan sebagai computer, maka akal pikiran diibaratkan sebagai operation system .Sebuah operation system berfungsi sebagai ekosistem berbagai aplikasi untuk diinstal. Dengan kita membuka pikiran , kita akan mudah menginstal hal-hal baru yang tentunya bersifat positif sebagai aplikasi pendukung menuju tujuan hidup kita. Namun, untuk menjadi seorang yang berkembang kita harus mempunyai pemikiran yang revolusioner, dimana alur berfikir kita out of the box, dan kreatif . Inilah yang menjadi ciri orang sukses 3. Setting / Set A Goal ( Tetapkan Tujuan ) Dengan menetapkan tujuan kita telah menentukan kemana kita akan melangkah. Tujuan menjadi pegangan kita untuk selalu on the track dalam melangkah ( action ) jika kita memang sungguh-sungguh 29 dengan tujuan yang kita tetapkan. Buatlah tujuan yang baik, optimistis, dan realistis. 4. Actualization / Sefl-Actualization ( Aktualisasi Diri ) Menurut Rogers dan Schultz (1991), aktualisasi diri adalah adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi - potensi psikologis yang unik.Dengan mengaktualisasikan diri kita akan mendapat banyak manfaat, antara lain : a. Menumbuhkan rasa bangga terhadap diri sendiri. b. Sebagai tahap pembelajaran c. Menyegarkan pikiran, sehingga mustahil menemukan titik jenuh. d. Unjuk kekuatan diri. e. Memenuhi kebutuhan dasar manusia akan aktualisasi diri Banyak cara untuk kita mengaktualisasikan diri,. Ada kegiatan Perbaikan Mutu, olahraga, seni, kegiatan rohani, dan lain-lain. Lakukan kegiatan dengan rasa ikhlas dan selalu berorientasi kepada tujuan ( goal ) yang ditetapkan, sehingga kita akan tetap focus untuk mengembangkan diri kita tanpa terganggu oleh hal-hal yang tidak perlu. Aktualisasi diri merupakan saat yang tepat dimana kita bisa belajar semua hal. Tahap pembelajaran ini menjadi modal penting dalam mengembangkan diri untuk menjadi lebih baik. 5. Creating / Create a Product ( Hasilkan Kerja Nyata ) Disinilah indikator apakah seseorang telah berkembang atau tidak. Dengan produk yang dihasilkan, semua langkah yang kita lakukan menjadi sempurna . Seorang tidak akan dikatakan sebagai akademisi jika tidak membuat jurnal ilmiah, seorang tidak akan dikatakan musisi jika tidak dapat memainkan alat music atau mencipta lagu, dan seseorang tidak akan dikatakan sebagai novelis jika tidak membuat novel, demikian analoginya. Jadi, setiap proses yang dilakukan haruslah menghasilkan sebuah karya yang nyata sebagai sebuah hasil dari integrasi langkah-langkah pengembangan diri. Misalnya anda seorang staff administrasi di kantor, anda bisa membuat inovasi 30 atau bahkan develop sistem administrasi yang lebih efektif dan efisien. Produk yang dihasilkan juga tidak harus berbentuk barang, salah satu anda bisa menciptakan budaya kerja yang lebih baik untuk ditularkan kepada rekan kerja yang lain. Jadi, produk yang dihasilkan adalah budaya kerja baru yang lebih baik. Jika dikaji dari segi terminologis, istilah komitmen pada dasarnya berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata “commiter” yang artinya adalah menyatukan, menggabungkan, mengerjakan, dan mempercayai. Jika diartikan dari asal katanya, maka komitmen merupakan sikap setia dan tanggung jawab yang ditunjukkan oleh seseorang yang telah memutuskan untuk bergabung ke dalam aktivitas keanggotaan lembaga tertentu.Menurut para ahli sendiri, pengertian komitmen adalah suatu janji yang diucapkan seseorang kepada dirinya sendiri dan orang lain, yang dicerminkan dari setiap tindakan atau pun perilaku yang dijalankannya. Menurut para ahli, komitmen sangat berkaitan erat dengan watak, sifat, dan karakter yang ada dalam diri seseorang. Istilah komitmen pada dasarnya merujuk kepada kemampuan seseorang untuk bertahan dan setia menjalani aktivitas tertentu. Seseorang yang mengaku memiliki sikap komitmen yang tinggi harus memiliki jiwa kesetiaan dan juga ketahanan mental yang kuat. Orang 31 yang memiliki sifat komitmen tidak akan goyah dan malas hanya karena permasalahan yang sepele di dalam aktivitas yang dijalaninya. Lebih dari itu orang yang memiliki jiwa komitmen akan terus bertahan dan bertanggung jawab terhadap apa yang pernah diucapkannya. Berdasarkan uraian ini, maka untuk melakukan pengembangan potensi diri sebagaimana yang diharapkan diperlukan komitmen Pribadi yang kuat. Komitmen Pribadi yang kuat ini akan tergambarkan dalam suatu Rencana Aksi (Action plan) guna mengembangkan potensi yang dimiliki.Membuat action plan atau rencana aksi adalah langkah awal yang mutlak dilakukan jika kita ingin melakukan perubahan. Lantas, kenapa membuat action plan bisa menjadi demikian penting? Dan apa saja langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam membuat action plan yang baik? Mari kita simak penuturan Charaf Ahmimed, Head of Social and Human Sciences Unit dari UNESCO mengenai Action Plan DevelopmentandStrategicImplementation. Action plan sendiri setidaknya harus memenuhi 5 kriteria SMART. Yakni Specific, Measurable, Achieveable, Realistic, Timebound. Mengapa perlu memenuhi 5 kriteria di atas? Tentunya karena rencana perubahan yang kita buat akan sia-sia tanpa adanya kelima hal tersebut. Action plan sangat penting dibuat di awal karena dari situlah kita dapat mem-break down berbagai menjawab problem statement, goal atau tujuan objektif, aktivitas, utama yang hingga tasks alias eksekusi kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan terkait perubahan yang akan kita lakukan. Dari action plan pula, kita akan memiliki arah yang jelas atas awal dan akhir perubahan tersebut. B. Komitmen Perubahan Organisasi Menurut Griffin, komitmen organisasi (organisational commitment) adalah sikap yang mencerminkan sejauh mana seseorang individu mengenal dan terikat pada organisasinya. Seseorang individu yang 32 memiliki komitmen tinggi kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota sejati organisasi.(Wikipedia,2016). Menurut Fred Luthan (2005), komitmen organisasi didefinisikan sebagai : 1. keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu; 2. keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi; dan 3. keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi. Dengan kata lain, ini merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan Agar perubahan sikap dan prilaku yang dibangun sesuai dengan visi-misi organisasi, maka seyogyanyalah perubahan sikap dan prilaku haruslah didukung oleh komitmen organisasi yang kuat, sehingga kondisi inidapat menimbulkan kepercayaan (trust), bagi anggota organisasi. Wibowo (2006) dalam Nurhaliza (2016), menjelaskan ada beberapa retensi individual dalam organisasi yang mempengaruhi proses perubahan prilaku individu dalam organisasi, yaitu : a. Ketidakamanan ekonomis b. Ketakutan atas hal yang tidak diketahui c. Ancaman pada hubungan sosial d. Kebiasaan e. Kegagalan kebutuhan untuk berubah f. Proses informasi selektif g. Kecenderungan individu h. Iklim ketidakpercayaan i. Ketakutan akan kegagalan j. Konflik pribadi k. Sistem penghargaan tidak memperkuat 33 Bentuk komitmen organisasi dalam mendukung perubahan prilaku anggota organisasi antara lain dapat dilihat dari besarnya dukungan pimpinan organisasi dan lingkungan kerja yang kondusif sehingga mampu membuat proses perubahan sikap prilaku berjalan dengan baik. Perubahan prilaku yang baik antara lain ditandai dengan meningkatnya tingkat kedisiplinan, meredanya konflik antar pegawai, meningkatnya kinerja dan membaiknya suasana lingkungan yang semakin harmonis. C. Rangkuman 1. Kelman (1958) dan Brigham (1991) dalam Ramdhani (2016), menyebutkan adanya tiga proses sosial yang berperan dalam proses perubahan sikap dan perilaku, yaitu kesediaan (compliance), identifikasi (identification), dan internalisasi (internalization) 2 2. Salah satu konsep pengembangan diri yang dapat dilakukan adalah memalui melalui metode KOSAC ( Know, Open, Setting, Actualization, Creating ) adalah konsep pengembangan diri yang dibuat agar tujuan dari pengembangan diri dapat dicapai dengan hasil yang maksimal. 3. Untuk menyusun rencana aksi (Action plan) pengembangan diri yang baik haruslah didahului dengan perumusan dengan konsep SMART (Spesific, Measurable, Achievable, Realtime dan Timebound). 4. Agar proses pemngembangan diri dapat dilaksanakan sesuai action plan yang dibuat, maka diperlukan suatu Komitmen yang kuat, baik Komitmen Pribadi maupun Komitmen Organisasi D. Tugas Kerja 1. Buatlah Rencana Aksi (Action Plan) Pengembangan Diri setelah mengikuti diklat ini dengan mengacu kepada format yang tersedia (Tugas dibuat perindividu) 2. Presentasikan Action Plan tersebut secara individual dalam waktu 20-30 menit perorang. 34 DAFTAR BACAAN Edwin A Locke & Associates, Essensi Kepemimpinan, terjemahan Aris Ananta, Spektrum, Jakarta, Tahun 1997. Hj. Sri Murtini,Dra. Dan Judianto, Drg.,M.Ph., Kepemimpinan di Alam Terbuka, Bahan Ajar Diklatpim Tingkat III, Lembaga Administrasi Negara, Jakarta, Tahun 2001. Robert B Madux, Pengembangan Tim Latihan dalamKepemimpinan , alih bahasa Budi, Binarupa Aksara Jakarta, Tahun 1991. Salahuddin, Pengantar Psikologi Umum, Bina Ilmu Surabaya, Tahun 1991. Stephen Covey, Principle Centered Leadership, alih bahasa Drs. Julius Sanjaya, Binarupa Aksara Jakarta, Tahun 1997. https://id.wikipedia.org/wiki/Komitmen_organisasi Pengantar%20Manajemen%20Pendidikan_%20MANAJEMEN%20P ERUBAHAN.htmlPengantar%20Manajemen%20Pendidikan_%20MA NAJEMEN%20PERUBAHAN.html https://plus.google.com/111827982870150579276 Zahra Nurhaliza 1ttps://gimbalkurangdarah.wordpress.com/kulyah/perubahan perilaku-individual-dan-cara-memprakarsai-perubahan/ http://cantikmegawati.blogspot.co.id/2014/01/perubahan-perilaku-menurutrobert-kwick.html Bagian ketiga dari lima chapter tulisan berjudul ‘Sikap dan Penggunaan IT’ merupakan tugas independen padamata kuliah Teori-teori Sikap. Program pendidikan Doktor Fakultas Psikologi UGM, 2007-2008. 2 Staf pengajar pada Fakultas Psikologi UGM. Saat ini sedang menempuh pendidikan Dokktor pada FakultasPsikologi UGM, Indonesia. Neila Ramdhani http://kolongkecil.blogspot.co.id/2013/03/bagaimana-membuat-actionplan.html UPIK ABU Tuesday, March 12, 2013 35