e-Journal Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Kimia (Volume 2 nomor 1 Tahun 2014) BUKU PEDOMAN PRAKTIKUM KIMIA RAMAH LINGKUNGAN UNTUK PEMBELAJARAN KIMIA SMA Ni Kadek Ana Peratiwi, I Wayan Redhana, Siti Maryam Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {[email protected],[email protected], [email protected]} Abstrak Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan dan tanggapan ahli terhadap buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) menggunakan model Gall dan Borg. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah: (1) analisis kebutuhan, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) validasi ahli dan praktisi, (5) uji keterbacaan, dan (6) uji coba terbatas buku pedoman terhadap 12 orang siswa kelas XI IPA. Tahapan pengembangan produk awal meliputi tahap perancangan dan pengujian. Tahap perancangan produk merupakan tahap penentuan tampilan isi buku secara visual yang meliputi rancangan sampul dan rancangan isi buku. Pada tahap pengujian, buku diujicobakan terhadap 12 orang siswa. Buku pedoman ini terdiri atas 16 topik praktikum kimia yang menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan. Instrumen penilaian buku terdiri atas face validity, content validity, dan pengembangan diri siswa berdasarkan penilaian ahli dan praktisi. Hasil penelitian menunjukan bahwa buku pedoman kimia ramah lingkungan dikategorikan sangat baik berdasarkan penilaian ahli, praktisi, dan siswa. Kata kunci: Praktikum kimia, kimia ramah lingkungan Abstract This study was aimed to describe characteristics of guidance book of green chemistry practicum and experts’ judgment toward the guidance book of green chemistry practicum. The study was Research and Development using Gall and Borg model. The steps that should be done in the study, namely (1) need analysis, (2) planning, (3) preliminary product development, (4) experts’ validation, (5) readability test, and (6) testing of guidance book to the twelve of the eleventh grade students of natural science. The preliminary product development involved two steps, namely designing and testing. The designing step of product was the determination step of content of the book visually including of cover design and content design. In the testing step, the book was tested to the twelve students. The book contained 16 topics of chemistry practicum using friendly environment chemicals. The instrument assessment of the product was reviewed from the face validity, content validity, and students’ self development based on the experts’ judgment and practitioners’ judgment. The result of the study showed that the gudance book of green chemistry practicum is categorized very good according to the judgment of experts, practitioners, and students. Keywords: Chemistry Practicum, friendly environment chemistry 66 e-Journal Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Kimia (Volume 2 nomor 1 Tahun 2014) PENDAHULUAN Pada era globalisasi ini, penggunaan bahan kimia dalam kebudayaan manusia sangat berkembang pesat. Ilmu kimia termasuk salah satu rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah (Trianto, 2010). Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari bahan kimia baik yang bersifat alami maupun sintesis. Senyawa-senyawa kimia alami dapat ditemukan secara melimpah di alam, sedangkan senyawa sintesis banyak diproduksi oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan manusia. Senyawa sintesis umumnya diproduksi dalam pabrik, dari produksi tersebut akan menghasilkan limbah yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan berdampak negatif bagi manusia serta lingkungan. Damanhuri (2010) menyatakan bahwa perkembangan industri kimia Indonesia sangat pesat, ini memberikan dampak positif pada perkembangan perekonomian dan berdampak negatif tidak hanya pada pusat-pusat industri dan daerah sekitarnya, tetapi juga pada tingkat nasional, regional, dan lingkungan secara global. Kegiatan industri tersebut akan menghasilkan limbah yang jika tidak dikelola dengan baik akan memberikan efek bahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Peraturanperaturan yang mengatur masalah limbah di Indonesia di antaranya adalah UndangUndang No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pasal 58 sampai Pasal 61 UU No.32 tahun 2009 mengatur tentang larangan pembuangan dan pengaturan pengelolaan limbah dan bahan berbahaya dan beracun (B3). Selanjutnya, Peraturan Pemerintah (PP) No. 74 Tahun 2001 mengatur lebih lanjut tentang pengolahan bahan berbahaya dan beracun (B3). Masalah limbah telah menjadi permasalahan secara global sehingga diciptakan suatu gerakan kimia ramah lingkungan yang dikenal dengan istilah Green Chemistry atau kimia ramah lingkungan. Istilah Green Chemistry pertama kali dikenalkan pada tahun 1991 oleh Anastas dalam program khusus yang dikeluarkan oleh US EPA (Environment Protection Agency) bertujuan untuk mengimplementasikan Green Chemistry sebagai penompang pembangunan dalam kimia dan teknologi kimia dari perindustrian, akademis, dan kepemerintahan (EPA, 2013). Gerakan kimia ramah lingkungan bertujuan untuk merancang produk dan proses kimia yang mengurangi atau mengeliminasi penggunaan dan produksi bahan kimia berbahaya. Tujuan utama kimia ramah lingkungan adalah untuk mengurangi dampak negatif sejak dari sumbernya atas semua aktivitas dan proses kimia pada kesehatan manusia dan lingkungan (Anastas & Warner, dalam Wardencki, Curylo, & Namisenik, 2005). Pengurangan dampak negatif ini dapat dilakukan melalui penggunaaan bahan dasar yang dapat terbaharukan, penggunaan proses dan bahan kimia (reaktan, pelarut, katalis) yang ramah lingkungan, penghematan penggunaan energi dan bahan dasar, peningkatan efisiensi untuk meminimalkan pembentukan produk samping dan limbah, dan menghasilkan produk yang aman. Prinsipprinsip yang dapat dipakai untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah dengan menerapkan 12 prinsip kimia ramah lingkungan menurut Anastas & Warner, (dalam Wardencki, Curylo, dan Namisenik, 2005) di antaranya adalah: 1) pencegahan limbah, 2) ekonomi atom, 3) sintesi dengan bahan kimia yang tidak berbahaya , 4) perancangan bahan kimia yang aman, 5) pelarut dan senyawa pembantu yang lebih aman, 6) perancangan untuk efisien energi, 7) penggunaan bahan dasar yang terbaharukan, 8) kurangi tahapan reaksi, 9) katalis, 10) rancangan penguraian, 11) analisis seketika untuk pencegahan pencemaran, dan 12) kimia yang secara alamiah aman untuk mencegah kecelakaan. Penerapan 12 prinsip ini akan membantu praktikan dalam mengatasi produksi limbah ke lingkungan. Menurut Anastas & Warner (dalam Ravichandran, 2011) menyatakan bahwa keterampilan generasi ahli kimia masa depan untuk mengimplementasikan kimia ramah lingkungan berpusat pada materi 67 e-Journal Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Kimia (Volume 2 nomor 1 Tahun 2014) pendidikan di sekolah yang berhubungan dengan green chemistry. Pendidikan dipandang sebagai suatu ajang untuk dapat mengenalkan atau mempopulerkan kimia ramah lingkungan kepada anak didik. Menurut Stone (2013), kegiatan praktikum di sekolah dapat melatih siswa menjadi pemikir ilmiah dan memiliki pemahaman yang mendalam terhadap konsep ilmiah utama. Pemikiran ilmiah dengan baik berarti mampu menghasilkan pertanyaan untuk penyelidikan, mengembangkan hipotesis yang masuk akal, merancang eksperimen terkendali, mengumpulkan dan mempresentasikan data yang tepat, menggunakan bukti untuk mendukung simpulan dan secara efektif menyampaikan proses eksperimen. Program kimia ramah lingkungan yang diperkenalkan kepada peserta didik harus mengarah pada keberlanjutan dengan merancang dan menggunakan metode yang menggunakan bahan baku alami kemudian akan diproses secara ekonomis, efisiensi sumber energi, penghapusan bahan limbah gas, cair dan limbah padat yang berbahaya (Elkington, dalam Santosa, 2008). Tujuan utamanya adalah menjadikan green chemistry sebagai dasar untuk mencegah dan mengurangi produksi limbah dalam kegiatan praktikum kimia di sekolah. Pelaksanaan praktikum kimia di laboratorium sekolah menjadi salah satu cara bagi siswa untuk memperoleh pemahaman secara langsung terhadap ilmu kimia, tetapi pelaksanaan praktikum kimia umumnya menggunakan bahan kimia berbahaya sehingga akan menghasilkan limbah ke lingkungan yang berdampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu buku pedoman praktikum kimia dalam pembelajaran SMA yang bersifat ramah lingkungan. Buku pedoman praktikum ini bertujuan untuk mencegah dan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan selama pelaksanaan praktikum terhadap lingkungan dan dampak bagi kesehatan manusia. Cara untuk mencegah timbulnya dampak negatif tersebut adalah dengan mengganti bahanbahan kimia berbahaya dengan menggunakan bahan-bahan kimia ramah lingkungan. Pelaksanaan praktikum kimia dengan menggunakan bahan-bahan kimia dalam skala mikro juga akan dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan sehingga akan mengurangi produksi limbah ke lingkungan yang berdampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan (1) karakteristik dari buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan, (2) tanggapan ahli dan praktisi terhadap buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan, dan (3) respon siswa mengenai buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan. METODE Penelitian ini dirancang mengikuti alur penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang diadaptasi dari Gall, Gall & Borg (2003). Penelitian dan pengembangan meliputi 10 tahapan, yaitu 1) penelitian dan pengumpulan informasi, 2) perencanaan, 3) pengembangan rancangan produk, 4) uji coba terbatas, 5) revisi produk utama, 6) uji coba utama, 7) revisi produk operasional, 8) uji coba operasional, 9) revisi produk akhir dan 10) diseminasi dan imlementasi. Pada kegiatan penelitian ini dilakukan sampai pada tahap ke-4 yaitu uji coba terbatas. Pada tahap penelitian dan pengumpulan informasi dilakukan analisis kebutuhan yang terdiri atas studi pustaka dan studi lapangan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi terhadap kebutuhan akan buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan. Pada studi lapangan dilakukan penyebaran angket kepada guru-guru kimia SMA yang ada di Kabupaten Buleleng dengan cara pengambilan sampel menggunakan teknik Proportionate stratified random sampling. Jumlah populasi guru kimia yang ada yaitu sekitar 67 orang. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin pada taraf kesalahan 5%, didapatkan jumlah sampel yaitu sebanyak 57 orang guru kimia. Pada tahap perencanaan dilakukan pemilihan topik praktikum kimia SMA yang akan dikembangkan menjadi praktikum kima ramah lingkungan dan perumusan 68 e-Journal Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Kimia (Volume 2 nomor 1 Tahun 2014) tujuan dalam praktikum kimia ramah yang berjumlah 12 orang yaitu 8 orang lingkungan. Tahapan pengembangan siswa dari SMA Negeri 1 Singaraja dan 4 produk awal dilakukan pembuatan orang siswa dari SMA Lab Undiksha. Siswa rancangan buku pedoman praktikum ramah dalam uji keterbacaan selanjutnya akan lingkungan dari segi tampilan atau isi buku. dijadikan sebagai subjek pada uji coba Tahap-tahap pembuatan produk awal yang terbatas. dikembangkan terdiri atas pembuatan Pada tahap uji coba terbatas rancangan dan uji awal. Tahap pembuatan dilakukan pengujian terhadap rancangan rancangan produk merupakan tahap praktikum kimia ramah lingkungan oleh menentukan tampilan secara visual isi dari siswa. Pada tahap akhir siswa diberikan buku yang meliputi perancangan halaman angket untuk mengetahui tanggapan siswa sampul dan perancangan isi buku. Pada terhadap buku pedoman praktikum kimia tahap uji awal dilakukan uji coba terhadap ramah lingkungan. Dalam penelitian ini, rancangan praktikum kimia ramah teknik analisis data kuantitatif digunakan lingkungan yang dilakukan oleh untuk mengolah data yang diperoleh pengembang sendiri. melalui angket dalam bentuk deskriptif Buku pedoman praktikum kimia persentase. Persentase dihitung dengan ramah lingkungan yang telah dirancang menghitung jumlah bobot jawaban dibagi selanjutnya divalidasi oleh satu orang dengan bobot jawaban tertinggi dikali dosen dari Pendidikan Kimia Undiksha 100%. Selanjutnya, untuk menghitung sebagai ahli dan dua orang guru kimia SMA persentase keseluruhan subjek yaitu sebagai praktisi. Hasil pertimbangan ahli membagi jumlah persentase keseluruhan dan praktisi kemudian digunakan sebagai subjek dengan banyak subjek. Konversi acuan untuk melakukan revisi terhadap tingkat pencapaian dengan skala 5 buku pedoman praktikum kimia ramah digunakan untuk memberikan makna dan lingkungan. Hasil revisi dilanjutkan dengan keputusan pada saat uji coba terbatas tahap uji keterbacaan. Subjek untuk uji dalam bentuk angket. Tabel konversi keterbacaan buku pedoman praktikum tingkat pencapaian dengan skala 5 kimia ramah lingkungan adalah siswa SMA disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Konversi tingkat pencapaian dengan skala 5 Tingkat Pencapaian (%) Kualifikasi Keterangan 85 – 100 Sangat Baik Tidak perlu direvisi 75 – 84 Baik Sedikit direvisi 65 – 74 Cukup Direvisi secukupnya 55 – 64 Kurang Banyak hal yang direvisi 0 – 54 Sangat Kurang Ulangi pembuatan produk HASIL DAN PEMBAHASAN Data Hasil Analisis kebutuhan Data analisis kebutuhan terdiri atas data hasil studi pustaka dan studi lapangan. Pada studi pustaka dari analisis silabus diperoleh beberapa informasi terkait topiktopik praktikum yang dilaksanakan di SMA. Hasil analisis tersebut diketahui bahwa topik praktikum kimia SMA berjumlah 30 topik. Dalam tahap ini juga diketahui bahanbahan kimia berbahaya yang digunakan dalam praktikum kimia SMA serta informasi bahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Pada studi lapangan diperoleh data dan fakta terhadap pelaksanaan praktikum kimia di SMA dan pemahaman guru (Sumber: Agung, 2005) mengenai buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan. Dari angket yang disebarkan dapat disimpulkan bahwa buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan yang dikembangkan relevan dengan kebutuhan guru dan sesuai dengan fasilitas yang dimiliki sekolah. Data hasil perencanaan Buku pedoman praktikum kimia ramah ligkungan yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri atas 16 topik praktikum kimia SMA. Topik praktikum tersebut meliputi: (1) senyawa polar dan nonpolar, (2) hukum kekekalan massa, (3) pembentukan gas CO2, (4) sifat larutan 69 e-Journal Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Kimia (Volume 2 nomor 1 Tahun 2014) elektrolit dan nonelektrolit, (5) reaksi endoterm dan reaksi eksoterm, (6) faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi (faktor luas permukaan, faktor konsentrasi dan faktor suhu), (7) pengaruh konsentrasi dan suhu terhadap kesetimbangan kimia, (8) identifikasi sifat asam-basa indikator alami, (9) larutan, koloid, dan suspensi, (10) pembuatan emulsi, (11) koagulasi koloid, (12) korosi (karat), (13) elektrolisis, (14) reaksi adisi dengan Iodium, (15) kesadahan air, dan (16) identifikasi ester. Data hasil pengembangan produk awal Pada tahap pembuatan produk awal yang dikembangkan terdiri atas pembuatan rancangan dan uji awal. Tahap perancangan terdiri atas dua bagian yaitu, Gambar 1. Visualisasi sampul buku Tahap kedua dilakukan pengujian. Pengujian pada tahap ini adalah pengujian yang dilakukan setelah menyelesaikan tahap pembuatan dengan menguji rancangan praktikum kimia ramah perancangan halaman sampul dan perancangan isi buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan. Komponenkomponen yang terdapat dalam isi buku meliputi (1) kata pengantar, (2) daftar isi, (3) praktikum kimia ramah lingkungan, dan (4) daftar pustaka. Rancangan praktikum kimia ramah lingkungan yang disusun dalam buku pedoman praktikum meliputi komponen-komponen: (1) judul praktikum, (2) tujuan praktikum, (3) dasar teori, (4) alat dan bahan, (5) langkah kerja, (6) hasil pengamatan, (7) permasalahan, dan (8) simpulan. Gambar visual dari sampul buku dan contoh rancangan praktikum kimia ramah lingkungan disajikan dalam gambar 1 dan 2 berikut. Gambar 2. Contoh rancangan praktikum lingkungan dan menganalisis apakah rancangan praktikum yang dibuat sesuai dengan tujuan praktikum yang ingin dicapai, mengamati apakah praktikum yang dilaksanakan menunjukan hasil atau dapat 70 e-Journal Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Kimia (Volume 2 nomor 1 Tahun 2014) teramati, serta untuk mengidentifikasi apakah terdapat kesalahan atau tidak dalam rancangan praktikum pada buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan yang dikembangkan. Tahap pengujian dilakukan oleh pengembang sendiri, pengujian rancangan praktikum direkam menggunakan handycam. Video yang telah dibuat digunakan sebagai pendukung buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan yang dikembangkan yang dapat juga digunakan tersendiri tanpa bahan cetak. siswa. Penilian yang dilakukan oleh ahli difokuskan pada tiga aspek yaitu: (1) content validity, (2) face validity, dan (3) pengembangan diri siswa. Hasil validasi ahli terhadap buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan memperoleh persentase tingkat pencapaian buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan adalah 88%. Tingkat pencapaian ini termasuk dalam katagori sangat baik. Hasil validasi oleh praktisi I diperoleh persentase tingkat pencapaian buku pedoman praktikum kimia ramah Data Hasil Uji Coba Terbatas lingkungan sebesar 97% dan berada pada Data Hasil Validasi Para Ahli katagori sangat baik. Hasil validasi oleh Uji kelayakan buku pedoman praktisi II diperoleh persentase tingkat praktikum kimia ramah lingkungan pencapaian buku pedoman praktikum kimia dilakukan melalui tiga tahapan meliputi: (1) ramah lingkungan adalah 86% dan berada validasi oleh 1 orang dosen kimia Undiksha pada katagori sangat baik. Berikut disajikan dan validasi oleh dua orang praktisi (guru skor yang diperoleh dari penilaian ahli dan kimia), (2) uji keterbacaan dan , (3) respon praktisi berdasarkan instrumen validasi. Tabel 2. Hasil Uji Validasi Skor No Kriteria Ahli Praktisi I Praktisi II Conten Validity 1 Kejelasan tujuan praktikum 5 5 5 2 Kelengkapan materi 4 5 4 3 Konsistensi sajian materi dengan topik praktikum 4 5 4 4 Sistematika sajian materi 4 5 5 5 Kesesuaian materi dengan perumusan tujuan 5 5 4 praktikum 6 Kesesuaian pemilihan alat-alat dengan tujuan 5 5 4 praktikum 7 Penggunaan bahan-bahan praktikum ramah 5 5 4 lingkungan 8 Kesesuaian prosedur praktikum dengan topik 5 5 4 praktikum 9 Kesesuaian prosedur dengan tujuan praktikum 5 5 4 10 Keakuratan penggunaan ilustrasi berupa gambar 4 3 3 11 Kesesuaian penyajian tabel 4 5 5 12 Kesesuaian penyampaian pertanyaan atau 4 4 4 permasalahan dengan tujuan praktikum Face Validity 1 Kejelasan keterbacaan tulisan 4 5 5 2 Kejelasan tipe, ukuran (font), style tulisan 4 5 5 3 Menggunakan bahasa yang komunikatif dan efektif 4 5 4 4 Ketepatan struktur kalimat 3 5 4 5 Kebakuan istilah 3 5 4 6 Kejelasan penyampaian informasi 4 5 4 7 Ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca 4 5 4 8 Kemenarikan tampilan buku pedoman praktikum 5 5 4 kimia ramah lingkungan 71 e-Journal Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Kimia (Volume 2 nomor 1 Tahun 2014) No Kriteria Pengembangan Diri Siswa 1 Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri 2 Merangsang kreativitas peserta didik 3 Merangsang peserta untuk berpikir kritis 4 Kerjasama dengan kelompok 5 Meningkatkan keterampilan psikomotorik peserta didik Jumlah Ahli juga memberikan saran perbaikan untuk menyempurnakan buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan di ataranya adalah (1) melengkapi bahan yang digunakan dengan rumus kimia, (2) memperjelas rumusan tujuan praktikum pembentukan gas CO2, (3) menambahkan pertanyaan pada topik praktikum reaksi eksoterm dan endoterm. Pendapat dan komentar yang diberikan oleh praktisi I adalah (1) memberikan contoh gambar molekul senyawa polar dan nonpolar, (2) pada topik praktikum elektrolisis baterai dapat diganti dengan adaptor sehingga tidak menghasilkan limbah baterai, (3) menggunakan penangas air pada percobaan identifikasi ester karena alkohol mudah terbakar, dan (4) untuk soal-soal dalam permasalahan praktikum perlu dikembangkan. Saran yang diberikan oleh praktisi II adalah penambahan alat timbangan pada topik praktikum hukum kekekalan mass dan lebih banyak menyajikan iustrasi gambar pada tahapan langkah kerja pada buku pedoman praktikum. Pendapat yang diberikan oleh ahli dan praktisi kemudian digunakan untuk merevisi buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan yang dikembangkan. Data Hasil Uji Keterbacaan Hasil uji coba keterbacaan ditemukan bahwa pada topik praktikum pengaruh faktor luas permukaan terhadap laju reaksi dan identifikasi sifat asam-basa indikator alami beberapa siswa tidak memahami istilah “digerus”. Jadi solusinya adalah kata digerus diberi keterangan yang lebih lengkap “digerus (dihaluskan).” Ahli Skor Praktisi I Praktisi II 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 110 121 108 Selebihnya, penyajian topik praktikum yang terdapat di buku pedoman praktikum sudah dapat diahami oleh siswa. Data Hasil Uji Coba Terbatas Uji coba terbatas dilakukan di Laboratorium Kimia Undiksha dengan melibatkan responden sebanyak 12 orang siswa SMA. Angket respon terhadap buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan yang diberikan kepada siswa mendapatkan persentase sebesar 89% dan termasuk dalam katagori sangat baik. PEMBAHASAN Praktikum kimia identik dengan penggunaan bahan-bahan kimia yang sifatnya berbahaya. Dari analisis silabus yang dilakukan diketahui bahwa bahanbahan kimia berbahaya sering digunakan dalam praktikum kimia SMA di antaranya Pb(NO3)4, H2SO4, HCl, KSCN, NaOH, HNO3, NH3, K2Cr2O7, CuCN, AgNO3 dan beberapa bahan kimia lainnya. Penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya ini akan berdampak pada kesehatan praktikan dan lingkungan. Penggunaan bahan kimia dalam praktikum kimia SMA dalam jangka panjang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan yang berbahaya selain itu juga memberikan efek buruk bagi kesehatan. Praktikan yang menangani bahan kimia di laboratorium harus mengetahui segala potensi resiko yang dapat terjadi dan mengambil langkah-langkah keselamatan kerja dengan tepat sebelum bekerja dengan menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya. Langkah-langkah keselamatan kerja yang dapat dilakukan meliputi penanganan bahan kimia, peralatan 72 e-Journal Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Kimia (Volume 2 nomor 1 Tahun 2014) pelindung diri yang selalu dipakai seperti rasung tangan, masker, dan kaca mata pelindung, serta pertimbangan terhadap kesehatan lingkungan. Karakteristik buku pedoman praktikum yang dikembangkan adalah penggunaan bahan kimia ramah lingkungan sebagai bahan pengganti bahan berbahaya dalam praktikum kimia SMA. Bahan kimia ramah lingkungan yang dimaksud adalah bahan-bahan yang tidak menimbulkan efek negatif bagi kesehatan dan lingkungan sehingga aman untuk digunakan, selain itu kelebihan dari penggunaan bahan kimia ramah lingkungan adalah bahan tersebut mudah diperoleh dalam kehidupan seharihari dengan harga yang relatif lebih murah. Salah satu contoh bahan ramah lingkungan yang digunakan dalam praktikum kimia ramah lingkungan adalah soda kue dan asam cuka. Soda kue atau baking soda memiliki rumus kimia NaHCO3. Senyawa ini merupakan kristal berwarna putih yang terdapat dalam bentuk serbuk. Soda kue sering digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan roti. Asam cuka atau asam asetat yang memiliki rumus kimia CH3COOH merupakan bahan yang sangat sering digunakan dalam masakan karena dapat memberikan rasa masam pada makanan dan dapat juga digunakan sebagai pengawet makanan. Kedua bahan ini digunakan dalam buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan. Salah satu topik praktikum yang menggunakan bahan tersebut adalah pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi. Pada praktikum tersebut penggunaan soda kue dan asam cuka sebagai pengganti bahan kimia berbahaya dapat memberikan hasil sesuai dengan tujuan praktikum yang ingin dicapai. Pencegahan dan pengurangan limbah merupakan tujuan utama yang ingin dicapai dari pengembangan buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan ini. Kegiatan eksperimen/percobaan dalam mempelajari kimia sangat penting untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap ilmu kimia. Dengan adanya rancangan praktikum kimia ramah lingkungan, siswa dapat melaksanakan praktikum tanpa harus menghasilkan limbah ke lingkungan selain itu praktikum ini juga aman bagi kesehatan praktikan karena tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya. Menurut Rijani (2010) kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Di samping itu, mempelajari ilmu kimia tidak dapat dipisahkan dari materi percobaan di laboratorium. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran kimia dengan materi percobaan di laboratorium adalah metode eksperimen. Menurut Arindawati dan Huda (2004), metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran pada siswa dengan melakukan percobaan, mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya. Siswa diberi kesempatan mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan tentang suatu obyek, keadaan, atau proses sesuatu. Eggen (2012) mengatakan bahwa dengan kegiatan eksperimen atau percobaan akan membentuk siswa menjadi pemikir ilmiah dan memiliki pemahaman yang lebih mendalam terhadap terhadap konsep ilmiah. Pemikir ilmiah berarti siswa mampu menghasilkan pertanyaan untuk penyelidikan, mengembangkan hipotesis yang masuk akal, merancang eksperimen terkendali, mengumpulkan dan mempresentasikan data yang tepat, menggunakan bukti untuk mendukung simpulan dan secara efektif menyampaikan proses eksperimen. Buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan yang dikembangkan diharapkan mampu membantu siswa dalam pembelajaran kimia mengenai materi percobaan di laboratorium, buku pedoman praktikum ini berfungsi sebagai informasi dalam kegiatan praktikum serta sebagai penuntun siswa dalam melaksanakan 73 e-Journal Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Kimia (Volume 2 nomor 1 Tahun 2014) praktikum. Buku ini sudah mengalami tahapan ujicoba dan perbaikan/revisi. Perbaikan yang dilakukan berdasarkan atas masukan dari ahli, praktisi dari guru, dan siswa pada tahap uji keterbacaan. Revisi dilakukan untuk menyempurnakan produk sehingga benar-benar mampu dan layak digunakan dalam pembelajaran kimia. Praktikum kimia yang tidak dapat diganti dengan menggunakan bahan kimia ramah lingkungan dapat ditanggulangi dengan menggunakan teknik micro scale, artinya pelaksanaan praktikum dilakukan dengan skala micro dengan menggunakan sedikit bahan-bahan kimia yang berbahaya atau dengan konsentrasi yang kecil sehingga dapat mengurangi limbah yang dihasilkan. Jika, pelaksanaan praktikum kimia terpaksa harus menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya, maka perlu mengikuti prosedur kerja yang telah ada atau yang direkomendasikan. Mata pelajaran kimia diklasifikasikan sebagai mata pelajaran yang cukup sulit bagi kebanyakan siswa SMA/MA (Wiseman dalam Rusmansyah, 2002). Rancangan praktikum kimia ramah lingkungan yang dikembangkan dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari diharapkan dapat meningkatkan minat, ketertarikan dan motivasi siswa dalam belajar kimia. Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang membuat siswa tidak takut salah, ditertawakan, diremehkan, tertekan, tetapi sebaliknya siswa berani berbuat dan mencoba, bertanya, mengemukakan pendapat/gagasan, dan mempertanyakan gagasan orang lain (Salirawati, 2008). Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dapat dilakukan dengan menciptakan pembelajaran yang relaks atau tidak tegang, lingkungan yang aman, mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan siswa, dan belajar dengan memberikan dorongan semangat serta motivasi. Hasil uji coba keterbacaan buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan terdapat beberapa istilah yang kurang dipahami oleh siswa. Jadi, dilakukan revisi dengan menambahkan keterangan pada istilah yang kurang dimengerti oleh siswa. Selengkapnya keterbacaan buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan sudah dapat dipahami oleh siswa dan sesuai dengan perkembangan peserta didik. Hasil validasi dari praktisi yaitu guru kimia SMA secara umum memberikan penilaian bahwa buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan yang dikembangan sudah sangat baik. Respon positif juga diberikan siswa saat pelaksanaan uji coba terbatas pada praktikum kimia ramah lingkungan. Dari pelaksanaan praktikum diketahui bahwa siswa sangat tertarik dan antusias dalam pelaksanaan praktikum, hal ini dapat diketahui dari angket respon siswa termasuk katagori sangat baik. SIMPULAN Karakteristik buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan adalah menggunakan bahan-bahan kimia ramah lingkungan sebagai pengganti bahan kimia berbahaya. Buku ini terdiri dari 16 topik praktikum dengan rancangan praktikum yang dilengkapi dengan komponenkomponen meliputi (a) judul praktikum, (b) tujuan praktikum, (c) dasar teori, (d) alat dan bahan, (e) langkah kerja, (f) hasil pengamatan, (g) permasalahan, (h) simpulan. Hasil validasi dari ahli dan praktisi termasuk dalam katagori sangat baik terhadap buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan. Siswa juga memberikan pendapat sangat baik pada buku pedoman praktikum kimia ramah lingkungan yang dikembangkan. SARAN Penelitian ini baru dilakukan samapai tahap uji coba terbatas sehingga penulis mengharapkan peneliti lain dapat melanjutkan penelitian ini sampai tahap akhir untuk menghasilkan buku pedoman praktikum kimia SMA ramah lingkungan yang layak diditribusikan. DAFTAR PUSTAKA Agung, A. A. (2005). Metodelogi Penenlitian Pendidikan. Singaraja: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri 74 e-Journal Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Kimia (Volume 2 nomor 1 Tahun 2014) Arindawati, A., & Huda, H.(2004). Beberapa Alternatif Pembelajaran di Sekolah Dasar. Malang: Bayu-media Publishing. Damanhuri, E. (2010). Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3). Bandung: Institut Teknologi Bandung. Eggen, P., & Kauchak, D. (2012). Strategi dan model pembelajran mengajar konten dan keterampilan berpikir. Jakarta: PT indeks. EPA. (2013). Green Chemistry. Diakses 30 November 2013, dari http://www.epa.gov/greenchemistry/ Gall, M.D., Gall, J.P., & Borg. W.R., (2003). Educational Research an introduction Seven Edition. New York: Pearson Education, Inc. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2001: Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun. Ravichandran, S. (2011). Green Chemistry for Sustainable Development. Asian Journal of Biochemical and Pharmaceutical Research 1(2), 129135. Rijani, E. W. (2010). Implementasi Metode Latihan Berjenjang Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal-soal Hitungan Pada Materi Stoikiometri Di SMA. EJurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya 1, 1-6. Salirawati, D. (2008). Metode Pembelajaran Inovatif sebagai Magnet Belajar. Disajikan pada Lokakarya Metode Pembelajaran Inovatif dan Sistem Penilaiannya, Program Hibah Kompetisi (PHK) A-2 Jurdik Kimia FMIPA UNY tanggal 24 Oktober 2008. Santoso, J. S. (2008). Kimia Hijau Sebagai Pilar Utama Pembangunan Lestari. Disajikan pada Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Kimia yang diselenggarakan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada tanggal 1 Juli 2008. Stone, R. (2013). Cara-cara Terbaik Untuk Mengajar Sains Yang Dilakukan Oleh Guru-guru Peraih Penghargaan. Jakarta: PT Indeks. Trianto. (2007). Model–Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka. Undang-undang Nomor 32 tahun 2009: Perlindnungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Wardencki, W., Curylo, J., & Namisenik, J. (2005). Green Chemistry-Current and Future Issues. Journal of Environmental Studies 14(4), 389395. Rumansyah, & Yudha, I. (2002). Penerapan Metode Latihan Berstruktur dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa terhadap Konsep Persamaan Kimia, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 35, 172. 75