DESKRIPSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA POKOK BAHASAN SISTEM EKSKRESI DI KELAS XI MA TARBIYATUL MUBTADIIN DEMAK TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Biologi Oleh : ARIF MAHRUS NIM : 063811038 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011 ABSTRAK ARIF MAHRUS (NIM: 063811038) DESKRIPSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI POKOK BAHASAN SISTEM EKSKRESI KELAS XI MA TARBIYATUL MUBTADIIN DEMAK TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi Semarang: Program Strata 1 Jurusan Tadris Biologi IAIN Walisongo Semarang, 2011. Pelaksanaan pembelajaran di kelas sangat menentukan berhasil tidaknya tujuan pembelajaran dicapai. Sebelum melaksanakan pembelajaran perlu adanya penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan sesudah pelaksanaan pembelajaran ada penilaian hasil pembelajaran serta evalusai secara keseluruhan pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran biologi di MA Tarbiyatul Mubtadiin pada pokok bahasan sistem ekskresi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber penelitian dalam penelititan ini adalah guru biologi kelas XI di MA Tarbiyatul Mubtadiin beserta siswa yang diajar sejumlah 39 anak. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode wawancara, dokumen, dan observasi. Berdasarkan analisa secara deskriptif terhadap data yang telah diperoleh peneliti ternyata pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru masih belum sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun oleh guru tersebut. Walaupun demikian guru telah berusaha sebaik mungkin untuk melaksanakan apa yang sudah direncanakan. Simpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran biologi pokok bahasan sistem eksksresi yang dilakukan oleh guru belum sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dan standar proses. Alternatif cara agar guru lebih optimal dalam pelaksanaan pembelajaran adalah guru menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi, guru memanfaatkan alat dan media yang ada di lingkungan sekolah, guru menciptakan sendiri buku pegangan bagi siswa disesuaikan dengan kurikulum sekolah. ii iii iv v MOTTO 114. Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa (membaca) Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu[946], dan Katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." 1 [946] Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. dilarang oleh Allah menirukan bacaan Jibril a.s. kalimat demi kalimat, sebelum Jibril a.s. selesai membacakannya, agar dapat Nabi Muhammad s.a.w. menghafal dan memahami betul-betul ayat yang diturunkan itu. 1 Asep Jihad, dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Presindo, 2009), cet III, hlm.320 vi PERSEMBAHAN Dengan rendah hati karya ini kupersembahkan: 1. Bapak dan ibuku ( Pak Ngasian dan Bu Toyibah) tercinta, yang selalu membantuku dengan do’a, kasih sayang dan semangat. 2. Ketiga saudaraku ( Dwi, Fitri, dan Ama) yang senantiasa memberi motivasi dan semangat. 3. Teman-teman 41 Community( Syaefi, Anton, Mas Sukron, Utoko, Toha, Khumed, Hidayah) terima kasih untuk persahabatan dan semangatnya. 4. Teman-teman seperjuangan” Bio 06” terima kasih atas kerjasama kalian. 5. Almamaterku. vii PERNYATAAN KEASLIAN Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Arif mahrus NIM : 063811038 Jurusan/Program Studi : Tadris Biologi/S1 Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya. Semarang, 10 Juni 2011 viii KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kehadirat beliau junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan pengikutnya, dengan harapan semoga kita mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti. Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, penulis sampaikan bahwa skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada: 1. Dekan Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi. 2. Ketua Prodi Tadris Biologi IAIN Walisongo yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi. 3. Nur Khasanah, S.Pd, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran dalam membimbing dan memberi motivasi sehingga skripsi ini dapat selesai. 4. Drs, H. Abdul Wahid, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai. 5. Andi Fadlan, M. Sc., selaku dosen wali yang memberi motivasi agar penulis bersabar dalam penyusunan skripsi. 6. Segenap dosen jurusan Tadris Biologi yang telah memberikan ilmu dan motivasi kepada penulis. 7. Drs. Abdul Rozaq, M. Pd, selaku kepalas MA Tarbiyatul Mubtadiin beserta stafnya yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian. ix 8. Miftah, S. Pdi, selaku guru Biologi di MA Tarbiyatul Mubtadiin yang telah membantu terlaksananya penelitian di sekolah. 9. Bapak dan Ibu serta keluarga dengan do’a dan motivasinya sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. 10. Sahabat, teman-teman KKN Posko 36, UKM Musik, FLP Ngaliyan, dan keluarga besar Tadris Biologi yang telah memberi motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis berharap semoga karya sederhana ini bisa memberi manfaat bagi penulis pada khususnya dan segenap pembaca pada umumnya. Semarang, 10 Juni 2011 Penulis x DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................... i ABSTRAK .......................................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................... v MOTTO .............................................................................................................. vi HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vii PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. viii KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….. xiv DAFTAR TABEL DAN LAMPIRAN ............................................................... xv BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Permasalahan............................................................................... 4 C. Penegasan Istilah ......................................................................... 5 D. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6 E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 6 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Biologi .................................................................. 7 1. Definisi ................................................................................... 7 2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Biologi .............................. 13 3. Pembelajaran Ideal ………………………………………….. 14 B. Sistem Ekskresi ........................................................................... 24 1. Sistem Ekskresi pada Manusia................................................ 25 2. Sistem Ekkresi pada Ikan....................................................... 30 xi 3. Sistem Ekskresi pada Belalang............................................... 30 C. Kajian Pustaka............................................................................. 31 BAB III : METODE PENELITIAN A. Karakteristik dan Jenis Penelitian ............................................... 34 B. Fokus Penelitian dan Sumber Data ............................................. 34 C. Prosedur Penelitian...................................................................... 35 D. Metode Penumpulan Data............................................................ 36 1. Metode Observasi................................................................... 36 2. Metode Wawancara................................................................ 37 3. Metode Analisis Dokumen..................................................... 37 E. Metode Analisis Data................................................................... 37 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Pembelajaran.... ...................................................... 39 1. Silabus……………………………....................................... 39 a. Temuan Data …………………………………………. . 39 b. Deskripsi……………………………………………… . 40 2. RPP………………………………………………………… 46 a. Temuan Data ………………………………………….. 46 b. Deskripsi……………………………………………… . 47 B. Pelaksanaan Pembelajaran .......................................................... 55 1. Aktivitas Siswa .................................................................... 55 a. Temuan Data ………………………………………….. 55 b. Deskripsi……………………………………………… . 56 2. Kemampuan Profesional Guru .......................................... ... 58 a. Temuan Data …………………………………………... 58 b. Deskripsi………………………………………………. 59 3. Kinerja Guru ………………………………………………. 60 a. Temuan Data …………………………………………... 60 b. Deskripsi……………………………………………… . 61 4. Kesesuaian Pembelajaran dengan RPP ……………………. 62 a. Temuan Data …………………………………………... 62 xii b. Deskripsi……………………………………………… . 63 C. Evaluasi Pembelajaran................................................................. 68 1. Hasil Belajar ………………………………………………. 68 a. Temuan Data ………………………………………….. 68 b. Deskripsi……………………………………………... .. 68 2. Kesesuaian dengan Standar Proses ………………………... 69 a. Temuan Data …………………………………………... 69 b. Deskripsi……………………………………………… . 70 BAB V : PENUTUP A. Simpulan ..................................................................................... 71 B. Saran ............................................................................................ 71 C. Penutup........................................................................................ 72 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP xiii DAFTAR GAMBAR 1. Gambar 1. Letak ginjal ………………………………………………………………………………………… 25 2. Gambar 2. Penampang melintang ginjal ………………………………………………………………. 26 3. Gambar 3. Lapisan kulit ……………………………………………………………………………………… . 28 4. Gambar 4. Paru-paru ……………………………………………………………………………………………. 28 5. Gambar 5. Hati …………………………………………………………………………………………………….. 29 xiv DAFTAR TABEL DAN LAMPIRAN 1. Tabel 1 data silabus sistem ekskresi ………………………………………... 40 2. Tabel 2 aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran ……………………. 57 3. Tabel 3 kemampuan profesional guru ……………………………………... 60 4. Tabel 4 kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran ……………………. 62 5. Tabel 5 kesesuaian pembelajaran dengan RPP ……………………………. 63 6. Tabel 6 kesesuaian dengan estándar proses ………………………………... 70 7. Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian dari Kampus …………………………….. 76 8. Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah …………………….. 77 9. Lampiran 3 Silabus ………………………………………………………… 78 10. Lampiran 4 RPP …………………………………………………………… 81 11. Lampiran 5 Lembar Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran …….. 85 12. Lampiran 6 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ………………... 87 13. Lampiran 7 Instrumen Wawancara ……………………………………….... 93 14. Lampiran 8 Foto Pelaksanaan Pembelajaran ………………………………. 94 xv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan IPA di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar.1 Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengomunikasikan hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang matematika, fisika, kima dan pengetahuan pendukung lainnya. 1 http://bsnp-indonesia.org/id/bsnp/wp-content/uploads/2009/06/01 -SMA-MA.zip 1 Mata pelajaran Biologi di SMA/MA merupakan kelanjutan IPA di SMP/MTs yang menekankan pada fenomena alam dan penerapannya yang meliputi beberapa aspek serta memahami konsep melalui penggunaan keterampilan proses.2 Setiap mata pelajaran di SMA/MA dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh departemen pendidikan. Kurikulum merupakan kegiatan belajar yang direncanakan bagi siswa baik di dalam atau di luar kelas. Mengingat fungsi kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran maka kurikulum terdiri dari beberapa komponen meliputi: komponen tujuan, komposisi isi, komponen strategi, komponen media, dan komponen proses belajar mengajar. Komponen pokok ini juga disertai komponen penunjang yang mencakup sistem administrasi dan supervisi, pelayanan bimbingan dan penyuluhan serta sistem evaluasi.3 Kegiatan belajar yang efektif (sesuai tujuan) semestinya bermakna. Agar kegiatan belajar menjadi bermakna, maka belajar tidak cukup dengan hanya mendengar dan melihat tetapi juga harus dengan melakukan aktivitas (membaca, bertanya, menjawab, berkomentar, mengerjakan, mengomunikasikan, presentasi, diskusi). Ada dua jenis belajar, yaitu belajar secara aktif dan secara reaktif (pasif). Belajar secara aktif indikatornya adalah belajar pada setiap situasi, menggunakan kesempatan untuk meraih manfaat, berupaya terlaksana, dan partisipatif dalam setiap kegiatan. Sedangkan belajar reaktif indikatornya adalah tidak dapat melihat adanya kesempatan belajar, mengabaikan kesempatan, membiarkan segalanya terjadi, serta menghindar dari kegiatan.4 Dari indikator belajar aktif, sesuai dengan pengertian kegiatan pembelajaran di atas, maka prinsip belajar yang harus diterapkan adalah 2 Nuryani Rustaman, dkk, Common Text Book Strategi Belajar Mengajar Biologi, (Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 34 3 Nuryani Rustaman, dkk, Common Text Book Strategi Belajar Mengajar Biologi , hlm. 24-30 4 http://educare.e-fkipunla.net 2 kedudukan siswa harus sebagai subjek belajar dengan melakukan dan mengomunikasikan ilmu yang didapat selama kegiatan belajar sehingga kecerdasan emosional siswa dapat berkembang, seperti kemampuan sosialisasi, empati, dan pengendalian diri. Hal ini bisa dilatih melalui kerja individual atau kelompok, diskusi, presentasi, dan tanya-jawab, sehingga muncul rasa tanggung jawab dan disiplin diri pada siswa. Peningkatan mutu pendidikan hanya mungkin dicapai apabila semua komponen sarana dalam pendidikan yaitu peserta didik, pendidik, serta kurikulum saling berinteraksi dengan baik. Diantara faktor- faktor tersebut, guru merupakan faktor yang secara langsung bertanggung jawab atas keberhasilan proses pembelajaran yang dikembangkan khususnya di kelas. Guru memegang peranan penting dalam hal menyediakan fasilitas belajar bagi siswa. Fasilitas belajar tersebut dapat berupa variasi pendekatan pembelajaran, penyediaan media pembelajaran yang kreatif serta yang tidak kalah pentingnya adalah pemberian kesempatan pada siswa untuk melakukan pengamatan, dan eksplorasi. Sarana dan prasarana juga dapat berpengaruh secara langsung terhadap keberhasilan proses belajar siswa, kelengkapan sarana dan prasarana akan lebih memudahkan guru untuk berkreasi dan memodifikasi kegiatan pembelajaran. Sedangkan kurikulum merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menentukan tujuan pembelajaran. Dengan adanya kurikulum, seorang siswa akan lebih terarah dalam mencapai kompetensi tertentu. Berdasarkan data hasil wawancara dengan guru Biologi MA Tarbiyatul Mubtadiin peneliti menemui ada beberapa hal yang menjadi hambatan pelaksanaan kegiatan belajar Biologi di MA tersebut.5 Hambatan itu diantaranya adalah belum tersedianya buku pegangan Biologi bagi seluruh siswa serta sarana dan prasarana pembelajaran Biologi. 5 Wawancara dengan Bapak Miftah, selasa 4 Januari 2011 3 Tidak lengkapnya buku pegangan siswa serta sarana dan prasarana kegiatan pembelajaran berdampak dalam kurangnya motivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat nonintelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar.6 Materi sistem ekskresi merupakan materi yang tercantum dalam standar kompetensi kurikulum tingkat satuan pendidikan yang diajarkan pada semester genap kelas XI. Sistem ekskresi dalam penerapannya akan berhubungan dengan materi-materi yang lain seperti sistem pencernaan, dan sistem endokrin. Struktur jaringan proses kegiatan eksresi yang berhubungan dengan struktur dalam sistem pencernaan serta sistem endokrin memiliki materi yang kompleks serta sulit untuk dipahami. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa peneliti memilih materi sistem ekskresi sebagai topik yang akan diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, peneliti tertarik untuk PELAKSANAAN mengadakan penelitian PEMBELAJARAN dengan BIOLOGI judul “DESKRIPSI PADA POKOK BAHASAN SISTEM EKSKRESI DI KELAS XI MA TARBIYATUL MUBTADIIN DEMAK TAHUN AJARAN 2010/2011”. B. Permasalahan Pada kegiatan penelitian ini permasalahan yang timbul adalah bagaimana pelaksanaan pembelajaran biologi pada pokok bahasan sistem ekskresi di kelas XI MA Tarbiyatul Mubtadiin Demak tahun ajaran 2010/2011? 6 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001) hlm. 73 4 C. Penegasan Istilah Guna menghindari pemahaman dan penafsiran yang berbeda mengenai judul dan pembahasan selanjutnya, maka perlu dijelaskan mengenai beberapa istilah penting dalam judul penelitian. 1. Deskripsi Deskripsi adalah pemaparan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci.7 Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan deskripsi adalah penguraian dan penelaahan proses pembelajaran biologi serta beberapa alternatif cara untuk mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran sesuai dalam kurikulum KTSP. 2. Pembelajaran Biologi Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa dengan tujuan membantu siswa memperoleh pengalaman sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik.8 Pembelajaran Biologi dalam penelitian ini adalah sejauh mana pelaksanaan proses pembelajaran biologi kelas XI di MA Tarbiyatul Mubtadiin ditinjau dari komponen pembelajaran, aktivitas belajar, dan hasil belajar sesuai dengan tuntutan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Kegiatan pembelajaran Biologi yang diamati dalam penelitian ini hanya menyangkut satu materi saja yaitu sistem eksresi. 3. Sistem Ekskresi Materi Sistem Ekskresi dalam KTSP termasuk dalam mata pelajaran Biologi kelas XI semester Genap. Materi yang akan dibahas yaitu sistem ekskresi pada manusia, sistem eksresi pada ikan dan sistem eksresi pada serangga. Berdasarkan penjelasan istilah tersebut, dapat memberikan gambaran bahwa penelitian ini merupakan jenis penelitian analisis kualitatif dari suatu peristiwa atau sering disebut sebagai studi kasus mengenai proses pembelajaran Biologi kelas XI di MA Tarbiyatul Mubtadiin. 7 8 KBBI, hlm. 365 Dimyati, dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2006), hlm.5 5 D. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran biologi pokok bahasan sistem ekskresi di MA Tarbiyatul Mubtadiin Demak tahun ajaran 2010/2011. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan manfaat penelitian sebagai berikut: 1. Memberikan gambaran pelaksanaan pembelajaran biologi pada pokok bahasan sistem ekskresi di MA Tarbiyatul Mubtadiin Demak. 2. Memberikan informasi kendala yang mungkin ditemui dan solusi yang dapat diambil sehingga bisa dijadikan kajian untuk perbaikan proses pembelajaran di kelas. 3. Merekomendasikan kepada para peneliti lain untuk melaksanakan penelitian sejenis yang lebih intensif dan mendalam. 4. Bagi para guru dan siswa di kelas, penelitian ini dapat dijadikan tolok ukur dan merupakan bahan pertimbangan untuk melakukan pembenahan, koreksi diri dan perbaikan diri (self improvement) serta pengembangan diri (self development) dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya melaksanakan tugas profesinya khususnya dalam pelaksanaan pembelajaran biologi yang tentunya diharapkan akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. 5. Bagi kepala sekolah dan pengawas, penelitian ini sangat membantu meningkatkan pembelajaran supervise kepada para guru terkait efektif dan efisien. 6. Bagi MA Tarbiyatul Mubtadiin, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk dasar menentukan kebijakan dan langkahlangkah yang dipandang efektif terlebih dalam peningkatan mutu pembelajaran biologi di kelas. 7. Bagi lembaga, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu investasi wacana dalam bidang pendidikan 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Biologi 1. Definisi Tercapainya sebuah tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses pembelajaran peserta didik berlangsung. Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang makna pembelajaran. Seringkali pula perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama lain. Kata pembelajaran berasal dari kata dasar belajar. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. 9 Selanjutnya dalam pengertian lain dijelaskan bahwa belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dan praktik yang dilakukannya.10 Mengutip pendapat Cronbach tentang makna belajar bahwa: “Learning is shown by a change in behaviora as a result of experience”. 11 Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang telah dianggap belajar sesuatu apabila ia telah menunjukkan perubahan dalam perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang terpenting adalah input berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat 9 http: //id.wikipedia.org/wiki/belajar Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007, hlm. 21 11 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), hlm. 231-232 10 7 diamati atau diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang dapat diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. 12 Pembelajaran merupakan setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Manusia dapat melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri.13 Pembelajaran dalam dunia pendidikan, definisinya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. 14 Disisi lain pembelajaran memiliki pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pengajar saja. Sedangkan dalam kegiatan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik. 15 Perbedaan antara pengajaran dan pembelajaran adalah intensitas peran yang dilakukan antara pengajar dengan peserta didik. 16 Dalam UU No. 20 tahun 2003 dijelaskan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada 12 http: //id.wikipedia.org/wiki/belajar http: //id.wikipedia.org/wiki/pembelajaran 14 http: //id.wikipedia.org/wiki/pembelajaran 15 http: //id.wikipedia.org/wiki/pembelajaran 16 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 105 13 8 suatu lingkungan belajar.17 Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007 dijelaskan pembelajaran adalah usaha sengaja, terarah, dan bertujuan oleh seseorang atau sekelompok orang (termasuk guru dan penulis buku pelajaran) agar orang lain (termasuk peserta didik), dapat memperoleh pengalaman yang bermakna. Usaha ini merupakan kegiatan yang berpusat pada kepentingan peserta didik.18 Menurut Oemar Hamalik dijelaskan “Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan belajar”. 19 Wina Pembelajaran Sanjaya dalam Berorientasi bukunya Standar yang Proses berjudul Pendidikan Strategi mengutip pernyataan Gagne secara lengkap mengenai makna pembelajaran sebagai berikut: Why do we speak of instruction rather than teaching? It is because we wish to describe all of the events that may have direct effect on the learning of a human being, not just those set in motion by individual who is a teacher. Instruction may include events that are generated by a page of print, by a picture, by a television program, or by combination of physical objects, among other things. Of course, a teacher may play an essential role in the arrangement of any these events. 20 Menurut Suherman, Pembelajaran merupakan proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa di saat pembelajaran sedang berlangsung. Dengan kata lain pada hakikatnya pembelajaran 17 UU No. 23 tahun 2003, hlm. 2 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007, hlm. 6 19 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 18 57. 20 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, hlm. 103 9 merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik serta antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap.21 Sebagaimana dalam Al-Qur’an banyak menunjukkan mengenai pembelajaran, di antaranya surat At-Taubah ayat 122: Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya.22 Diperintahkannya sebagian dari golongan orang mukmin untuk memperdalam pengetahuan agama dan memberi peringatan bagi sebagian mukmin yang lain setelah kembali dari kegiatan memperdalam pengetahuan agama menunjukkan bahwa belajar pengetahuan telah ditunjukkan dan diperintahkan dalam Al-Qur’an. Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya kumpulan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Melalui pendidikan biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar.23 Pendidikan biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Karena itu, peserta didik perlu dibantu untuk 21 Asep Jihad, dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Presindo, 2009), cet III, hlm. 11. 22 Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: PT Syamil Cipta Media, 2005), hlm. 206. 23 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, hal. 43 10 mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera, mengajukan hipotesis, menggunakan alat mempertimbangkan dan bahan keselamatan secara kerja, benar dengan mengajukan selalu pertanyaan, menggolongkan, menafsirkan data, dan mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.24 Pembelajaran biologi terwujud pada suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja untuk mempelajari materi biologi oleh seseorang atau sekelompok orang supaya memperoleh pengalaman yang bermakna. Pada kegiatan pembelajaran biologi pusat kegiatan berada pada peserta didik. Agar tercapai pembelajaran biologi yang efektif, maka harus diperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut: a. Student Centered Learning (Pembelajaran Berpusat Pada Siswa) Siswa ditempatkan sebagai subjek belajar, artinya proses belajar dilakukan oleh siswa dengan melakukan suatu kegiatan yang telah dirancang oleh guru untuk menanamkan konsep-konsep tertentu. Dengan belajar secara aktif siswa akan memperoleh hasil belajar yang maksimal. b. Learning by Doing (Belajar dengan Melakukan Sesuatu) Proses pembelajaran biologi dirancang dengan melakukan kegiatan sederhana yang dapat menggambarkan proses yang sedang dipelajari. Dengan demikian siswa dapat mengalami sendiri, artinya siswa mengetahui tidak hanya secara teoretis tetapi juga secara praktis. 25 Sebagaimana pendapat aliran konstruktivisme yang mengatakan bahwa pembelajaran akan berlangsung efektif apabila 24 25 http://bsnp-indonesia.org/id/bsnp/wp-content/uploads/2009/06/01 -SMA-MA.zip Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, hal. 30 11 siswa terlibat secara langsung dalam tugas-tugas autentik yang berhubungan dengan konteks yang bermakna.26 c. Joyful Learning (Pembelajaran yang menyenangkan) Kesempatan untuk bereksplorasi dan berinteraksi dalam kelompok akan membuat siswa merasa senang dan tidak tertekan. Memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih banyak menggunakan waktunya untuk mengadakan pengamatan, percobaan dan berdiskusi merupakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. d. Meaningful Learning (Pembelajaran yang Bermakna) Pembelajaran menjadi bermakna jika siswa dapat mengalami sendiri dan dapat mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Lebih bermakna suatu materi maka akan lebih mudah untuk menyimpan dan mengingatnya kembali.27 e. The Daily Life Problem Solving (Pemecahan Masalah Sehari-hari) Objek biologi meliputi seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Dengan demikian permasalahan dalam biologi senantiasa berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa perlu dilatih untuk dapat memecahkan permasalahan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran biologi di MA/SMA merupakan kelanjutan dari IPA di MTs/SMP yang menekankan pada fenomena alam dan penerapannya yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a. Hakikat biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokan makhluk hidup, hubungan antar komponen ekosistem, perubahan materi dan energi, peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. 26 Nur M, Media Pembelajaran dan Teknologi untuk Pembelajaran, (Surabaya: Unesa, 2001), hlm. 71 27 Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000), hlm. 54 12 b. Organisasi seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ tumbuhan, hewan dan manusia serta penerapannya dalam konteks sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat. c. Proses yang terjadi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas, evolusi, bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat. 2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Biologi Mata pelajaran biologi berfungsi untuk menanamkan kesadaran terhadap keindahan dan keteraturan alam sehingga peserta didik dapat meningkatkan keyakinan kepada Allah sebagai warga negara yang menguasai sains dan teknologi untuk meningkatkan mutu kehidupan dan melanjutkan pendidikan.28 Tujuan pembelajaran utamanya adalah membantu para siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa mengalami perubahan ke arah yang lebih baik ditinjau dari segi kuantitas maupun kualitas siswa. Tingkah laku yang dimaksud meliputi pengetahuan keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.29 Tujuan mata pelajaran IPA biologi adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran ALLAH. b. Memupuk sikap ilmiah, yaitu: jujur, objektif, kritis, terbuka, ulet dan dapat bekerjasama dengan orang lain. c. Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis. 28 http://bsnp-indonesia.org/id/bsnp/wp-content/uploads/2009/06/01 -SMA-MA.zip Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1995), hlm. 3 29 13 d. Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi. e. Mengembangkan konsep dan prinsip biologi yang masih berkaitan dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap percaya diri. f. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia. g. Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga kelestarian lingkungan. 30 3. Pembelajaran Ideal Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, maka idealnya sebuah pembelajaran memenuhi makna pembelajaran seperti yang telah diungkapkan dalam standar proses tersebut. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun 2007 dijelaskan pembelajaran adalah usaha sengaja, terarah, dan bertujuan oleh seseorang atau sekelompok orang (termasuk guru dan penulis buku pelajaran) agar orang lain (termasuk peserta didik), dapat memperoleh pengalaman yang bermakna. Pembelajaran juga merupakan sebuah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.31 Sehingga di dalam pelaksanaan pembelajaran biologi idealnya terdapat interaksi antara guru, peserta didik, serta lingkungan belajar (alam, kelas, ruang laboratorium, dan sumber belajar lainnya). Terjadinya interaksi antara murid dengan lingkungan, termasuk guru, alat pelajaran dan sebagainya disebut proses belajar. Maksud adanya proses belajar ini adalah demi tercapainya tujuan pembelajaran yang 30 31 http://bsnp-indonesia.org/id/bsnp/wp-content/uploads/2009/06/01 -SMA-MA.zip Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007, hlm. 8 14 ditentukan. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan RPP. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Penilaian hasil pembelajaran dilakukan oleh guru. Pengawasan proses pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah dan supervisi. a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran memuat identitas mata pelajaran, SK, KD, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. RPP dijabarkan dari silabus mengarahkan kegiatan belajar peserta didik untuk mencapai KD. RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan. Idealnya sebuah RPP sesuai dengan standar nasional memiliki komponen sebagai berikut: 1) Identitas mata pelajaran Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan. 2) Standar kompetensi Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran. 15 3) Kompetensi dasar Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu mata pelajaran. 4) Indikator pencapaian kompetensi dasar Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. 5) Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar. 6) Materi ajar Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. 7) Alokasi waktu Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar. 8) Metode pembelajaran Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. 16 9) Kegiatan pembelajaran a) Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. b) Inti Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara intensif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. c) Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian, dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut. 10) Penilaian hasil belajar Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian. 11) Sumber belajar Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.32 Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang mengandung pesan, baik yang sengaja dikembangkan atau yang 32 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007, hlm. 8 17 dapat dimanfaatkan untuk memberikan pengalaman dan atau praktik yang memungkinkan terjadinya belajar. Sumber belajar dapat berupa narasumber, buku, media non-buku, teknik, dan lingkungan. b. Pelaksanaan Sebelum pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, syarat-syarat itu adalah: 1) Rombongan belajar Jumlah maksimal peserta didik rombongan belajar adalah: a) SD/MI : 28 peserta didik b) SMP/MT : 32 peserta didik c) SMA/MA : 32 peserta didik 2) Beban kerja minimal guru a) Beban kerja guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih, serta melaksanakan tugas tambahan. b) Beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada paragraf sebelumnya adalah sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dalam satu minggu. 3) Buku teks pelajaran a) Buku teks pelajaran sekolah/madrasah dipilih yang akan melalui digunakan rapat guru oleh dengan pertimbangan komite sekolah atau madrasah dari buku-buku teks pelajaran yang telah ditetapkan oleh menteri. b) Rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1:1 per mata pelajaran. c) Selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan guru, buku pengayaan, buku referensi, dan sumber belajar lainnya. 18 d) Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah atau madrasah. 4) Pengelolaan kelas a) Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan. b) Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik. c) Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik. d) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik. e) Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, kepatuhan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran. f) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. g) Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi. h) Guru menghargai pendapat peserta didik. i) Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi. j) Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diampunya. k) Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan. Untuk melaksanakan sebuah pembelajaran yang efektif menurut Slameto diperlukan syarat-syarat sebagai berikut: a) Belajar secara aktif baik mental maupun psikis. 19 b) Guru menggunakan berbagai variasi metode dalam pembelajaran. c) Memotivasi siswa dengan tujuan pembelajaran yang jelas. d) Kurikulum yang baik dan seimbang. e) Guru mempertimbangkan perbedaan individual. f) Membuat pelaksanaan pembelajaran. g) Memberi pengaruh sugesti kepada siswa. h) Memiliki keberanian menghadapi siswa, termasuk masalahmasalah yang timbul pada saat proses pembelajaran. i) Memberi sajian permasalahan pada proses pembelajaran untuk merangsang siswa berpikir. j) Menciptakan suasana yang demokratis di sekolah. k) Semua bahan ajar perlu diintegrasikan. l) Menghubungkan pelajaran dengan keadaan nyata di lingkungan. m) Memberi kesempatan dan kebebasan kepada siswa untuk menyelidiki, mengamati, belajar, dan memecahkan masalah sendiri. n) Membuat perencanaan pembelajaran remedial. o) Menguasai bahan ajar. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. 1) Kegiatan pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan, guru: a) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; b) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; c) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; 20 d) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. 2) Kegiatan inti Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. a) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: 1)) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; 2)) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain. Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar sains termasuk biologi mendudukkan siswa sebagai pusat perhatian utama. Guru berperan dalam menyediakan dan menampilkan pengalaman belajar anak. 3)) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; 4)) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan 5)) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. 21 b) Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: 1)) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; 2)) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; 3)) memberi kesempatan peserta didik untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; 4)) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; 5)) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; 6)) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; 7)) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; 8)) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan; 9)) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik. c) Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 1)) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik, 2)) memfasilitasi konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber, 22 3)) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan, 4)) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar: a)) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar; b)) membantu menyelesaikan masalah; c)) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; d)) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; e)) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. 3) Kegiatan penutup Dalam kegiatan penutup, guru: a) bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; b) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; d) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; e) menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. 33 Secara umum hambatan yang dihadapi oleh guru berkaitan dengan pengajaran yang dilaksanakan yakni berkaitan dengan 33 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007, hlm. 12 23 perencanaan yang meliputi kompetensi yang harus dicapai, metode mengajar yang digunakan serta evaluasi. Hambatan yang dihadapi oleh institusi dalam hal ini sekolah adalah ketersediaan alat dan bahan, sumber belajar seperti media, alat peraga, buku, dan fasilitas pendukung. c. Evaluasi Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Evaluasi pembelajaran dilaksanakan dengan cara: 1) membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan standar proses, 2) mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi guru. Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Uraian mengenai perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan evaluasi proses pembelajaran yang telah diungkapkan diatas dijadikan sebagai pedoman dalam analisa secara deskriptif dalam penelitian ini. B. Sistem Ekskresi Melakukan ekskresi merupakan salah satu ciri makhluk hidup, baik hewan, manusia, maupun tumbuhan. Ekskresi merupakan pengeluaran zat-zat sisa metabolisme yang tidak lagi dubutuhkan oleh tubuh.34 Salah satu bentuk ekskresi adalah buang air kecil, hasil buangan itu antara lain berupa urin. Akan tetapi, sebenarnya hasil buangan tidak hanya berupa urin saja. Zat 34 Lestari dan Kristinah, Biologi 2: Mahkluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm. 259 24 buangan lainnya dapat berupa keringat, gas karbondioksida, zat warna empedu. 1. Sistem ekskresi pada manusia Zat-zat sisa metabolisme merupakan zat sampah yang harus dibuang dari tubuh. Zat-zat itu antara lain: urin dikeluarkan oleh ginjal, keringat dikeluarkan oleh kelenjar keringat melalui kulit, karbondioksida dikeluarkan oleh paru-paru, dan empedu dikeluarkan oleh hati. 1) Ginjal Ginjal merupakan alat ekskresi yang utama pada tubuh manusia. Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang merah. Pada manusia, ginjal berukuran sebesar kepalan tangan, yaitu berukuran panjang 10 sampai 12 cm, lebar 5 sampai 6 cm, dan tebal 3 sampai 4 cm dengan berat sekitar 140 gram. Ginjal terdapat satu pasang dan terletak di bagian dorsal dinding tubuh sebelah kiri dan kanan tulang belakang tulang belakang. Gambar 1. Letak ginjal35 35 http://id.wikipedia.org/wiki/Ginjal 25 Pada potongan melintang ginjal, terlihat bagian-bagian yang berbeda. Bagian-bagian tersebut dari luar ke dalam adalah korteks, medula, dan pelvis. Pada bagian korteks dan medula ginjal terdapat sekitar satu juta nefron. Nefron merupakan satuan struktur dan fungsional paling kecil dari ginjal. Nefron ini berfungsi sebagai alat penyaring. Gambar 2. Penampang melintang ginjal36 Nefron berbentuk seperti cacing berkepala besar dengan tubuh bagaikan elang yang berkelok-kelok. Pada bagian kepala terdapat saringan halus yang hanya dapat dilewati oleh zat-zat tertentu saja. Sel darah dan protein darah tidak dapat melewati saringan ini karena ukurannya lebih besar. 36 http://id.wikipedia.org/wiki/Ginjal 26 Susunan nefron terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut. a) Badan malphigi, yang meliputi kapsul bowman dan glomerulus. b) Tubulus kontortus, yang meliputi tubulus proksimal, henle, dan tubulus distal. Sebagian tubulus bentuknya berkelok-kelok yang disebut dengan tubulus proksimal. Setelah itu terdapat lengkung henle. Tubula berkelok-kelok lagi sebagai kelokan yang kedua disebut tubula distal. Kemudian bersambung dengan tubula penampung yang melintasi korteks dan medula. Masing-masing nefron terdiri atas badan malphigi. Pada malphigi ini terdapat bagian yang disbut kapsula bowman yang berbentuk mangkuk dan di dalamnya terdapat glomerus. Di dalam glomerus ini terdapat kapiler-kapiler darah. Dalam tubuh manusia ginjal memiliki fungsi: a) Menyaring/membersihkan darah. b) Mengatur volume darah. c) Mendaur ulang air, mineral, glukosa, dan gizi. d) Mengatur keseimbangan kandungan kimia darah. e) Menjaga darah agar tidak terlalu asam. f) Penghasil hormon.37 2) Kulit Kulit merupakan bagian permukaan luar dari tubuh manusia. Oleh sebab itu kulit sering berinteraksi dengan lingkungan. Jika diperhatikan pada permukaan kulit akan ditemukan rambut-rambut lembut yang muncul dari pori-pori. Kulit manusia terdiri atas beberapa lapisan meliputi epidermis dan dermis. Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit, yang memiliki struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07 37 Lestari, Biologi 2: Mahkluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA , hlm. 261 27 mm. Lapisan dermis terletak di bawah lapisan epidermis, tebalnya sekitar 2,5 mm. Gambar 3. Lapisan kulit38 Kulit merupakan organ ekskresi yang berfungsi sebagai tempat pengeluaran keringat. Bagian kulit yang melakukan hal ini adalah kelenjar keringat. Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga berfungsi sebagai berikut: a) Melindungi tubuh dari panas, kuman, dan gesekan dari luar. b) Mengatur suhu tubuh. c) Mengatur pengeluaran air. 3) Paru-paru Gambar 4. Paru-paru39 Paru-paru pada tubuh manusia terdapat di dalam rongga dada, dilindungi oleh tulang rusuk dan berjumlah sepasang. Saluran dari batang tenggorokan bercabang-cabang menuju paruparu kiri dan kanan. Percabangan saluran yang masuk ke paru-paru 38 39 http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit http://id.wikipedia.org/wiki/Paru-paru 28 ini disebut bronkus. Masing-masing bronkus bercabang lagi menjadi bronkiolus. Di dalam paru-paru terdapat alveolus, pada alveolus inilah terjadinya pertukaran gas O2 dengan CO2. Paru-paru sebagai alat ekskresi berfungsi sebagai tempat pengeluaran CO2 dan air. Ini terkait juga dengan proses pernafasan. CO2 dan air hasil proses metabolisme sel diangkut melalui kapiler vena darah dibawa ke bagian alveolus paru-paru, kemudian dibuang lewat proses pernafasan. 4) Hati Pada manusia, hati berukuran sebesar kepalan tangan dengan berat ± 2 Kg. Hati terletak di dalam rongga perut dan merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia. Hati dilindungi oleh selaput tipis pada bagian luar yang disebut kapsula hepatis.40 Gambar 5. hati41 Hati juga berfungsi sebagai alat ekskresi, yaitu untuk mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dikeluarkan ke dalam empedu dan urin. Selain itu hati juga berfungsi sebagai berikut: a) menawarkan racun, b) tempat pembentukan dan pembongkaran sel darah merah, 40 41 Lestari, Biologi 2: Mahkluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA , hlm. 276 http://id.wikipedia.org/wiki/Hati 29 c) tempat pembentukan dan pembongkaran protein, d) mengubah glukosa menjadi glikogen atau sebaliknya, e) menghasilkan zat yang melarutkan lemak, f) untuk menyimpan vitamin. 2. Sistem Ekskresi pada Ikan Ikan menggunakan ginjal sebagai alat ekskresi. Ikan mempunyai dua ginjal, bentuknya memanjang dan berwarna merah. Ikan menjaga tekanan osmotiknya dan mencegah pengambilan terlalu banyak garam melalui proses difusi. Selain itu, sebagian besar zat buangan nitrogen keluar dari tubuh melalui proses difusi keluar dari insangnya. Saluran ekskresi ada yang berupa kloaka ataupun saluran urogenital.42 Pada ikan air tawar, penggunaan energi dapat mengembalikan air ke dalam lingkungan. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengenceran dalam tubuhnya. Mereka mencegah kehilangan garam dengan cara difusi dan mengambil air dengan cara osmosis. Adapun ikan air laut menghadapi lingkungan yang berbeda dengan ikan air tawar, yaitu lingkungan dengan kadar garam yang tinggi. Ikan laut harus menjaga agar tidak terus menerus kehilangan cairan tubuh. Pada ikan air laut menggantikan kehilangan air dengan cara meminum air laut dan menghilangkan garamnya, untuk dikembalikan ke dalam air laut dengan cara transpor aktif melalui insang. 3. Sistem Ekskresi pada Belalang Pada belalang terdapat alat ekskresi khusus. Alat ekskresi pada belalang berupa pembuluh malphigi, yang menempel pada ujung akhir usus. 43 Pembuluh malphigi berupa serabut halus dan berjumlah banyak. Pembuluh ini berwarna putih kekuningan. Proses ekskresi 42 43 Lestari, Biologi 2: Mahkluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA , hlm. 278 Lestari, Biologi 2: Mahkluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA , hlm. 279 30 berlangsung pada pembuluh malphigi. Urea dan garam-garam dialirkan ke usus. Bahan-bahan yang dapat diserap kembali berupa air dan zat-zat lain yang masih berguna dikembalikan lagi dengan cara osmosis dan transpor aktif. Bahan buangan nitrogen dikeluarkan lewat usus, kemudian keluar bersama feses melalui anus. C. KAJIAN PUSTAKA Kajian pustaka digunakan sebagai perbandingan terhadap penelitian yang sudah ada. Kajian pustaka yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah skripsi, laporan penelitian, buku, dan jurnal pendidikan. Kajian pustaka tersebut di antaranya sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Retno Dwi Handayani (4401403061) Universitas Negeri Semarang yang berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran Biologi Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan di Kelas X Imersi SMA Negeri 2 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007”. Rumusan masalahnya adalah bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran biologi pada pokok bahasan pencemaran lingkungan di kelas X imersi SMA Negeri 2 Semarang ditinjau dari tuntutan kurikulum? Adakah kendala yang ditemui sebagai indikasi keberhasilan implementasi program kelas imersi? Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif berupa studi kasus yang berusaha menggambarkan objek penelitian berupa proses pembelajaran. Hasil penelitian diketahui bahwa implementasi program kelas imersi untuk pembelajaran biologi di SMA Negeri 2 Semarang didukung dengan 35,96% dari jumlah keseluruhan siswanya termasuk kriteria siap mengikuti pembelajaran, dan tingkat kemampuan profesional guru mencapai 71,87% termasuk kriteria tinggi. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pembelajaran biologi terkait implementasi program kelas imersi di SMA Negeri 2 Semarang belum sesuai dengan tuntutan kurikulum dan masih ditemui kendalakendala, sehingga diperlukan konsistensi guru untuk terus meningkatkan 31 kemampuan pendukung secara berkelanjutan, usaha siswa dan guru untuk membiasakan berkomunikasi dalam bahasa inggris, pengoptimalan sarana dan sumber belajar, kompetensi sehat antar sekolah dalam menghasilkan output pembelajaran, serta kompetensi sehat antar siswa dalam mencapai kompetensi belajar. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Dyah Sulistiyawati (4401401023) Universitas Negeri Semarang yang berjudul “Analisis Hambatan Proses Pembelajaran Biologi dan Cara Pemecahannya dalam Pelaksanaan Kurikulum 2004 bagi Guru Kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Semarang”. Rumusan masalahnya adalah hambatan-hambatan apakah yang dihadapi guru kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Semarang dalam proses pembelajaran biologi pada pelaksanaan kurikulum 2004? Bagaimana alternatif cara pemecahan hambatan-hambatan yang dihadapi guru kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Semarang? Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode dokumentasi, metode angket dan metode wawancara. Data dianalisis secara deskriptif presentase. Berdasarkan analisis deskriptif presentase yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa guru biologi kelas X SMA se-Kabupaten Semarang mengalami hambatan dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan kurikulum 2004. Adapun besarnya presentase dari masingmasing indikator adalah sebagai berikut: penjabaran kompetensi 44,38%, alat dan bahan 47,40%, faktor siswa 55,13%, serta evaluasi 43,15%. Simpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran biologi menggunakan kurikulum 2004 di SMA Negeri seKabupaten Semarang menunjukkan adanya hambatan termasuk dalam kategori hambatan sedang. Berdasarkan dua penelitian di atas terlihat bahwa selama pembelajaran biologi masih terdapat hambatan dan kendala-kendala dalam pelaksanaannya sehingga perlu adanya pengembangan proses pembelajaran biologi di kelas. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti menggunakan 32 metode yang sama dengan kedua penelitian di atas. Hal yang membedakan dengan kedua penelitian di atas adalah waktu dilaksanakannya penelitian, lokasi dilaksanakannya penelitian, dan kurikulum yang berlaku selama penelitian. 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Karakteristik dan Jenis Penelitian 1. Karakteristik Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di MA Tarbiyatul Mubtadiin Demak pada kelas XI. Subjek penelitiannya adalah kelas XI yang terdiri atas satu kelas. Jumlah siswa adalah 39 anak. Penelitian ini dilakukan selama dua kali pertemuan yaitu pada saat pembelajaran pokok bahasan sistem ekskresi semester genap tahun ajaran 2010/2011. 2. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif 44 yang bersifat eksploratif berupa pengamatan lapangan yang berusaha menggambarkan pembelajaran, dengan objek penelitian mengumpulkan berupa data-data pelaksanaan tentang proses pembelajaran biologi pada pokok bahasan sistem ekskresi kelas XI MA Tarbiyatul Mubtadiin tahun ajaran 2010/2011. Hasil analisis data secara deskriptif diharapkan dapat mengungkap kendala-kendala yang ditemui dalam pencapaian pembelajaran efektif serta solusi yang dapat diambil untuk mengatasinya sebagai indikasi keberhasilan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan. B. Fokus Penelitian dan Sumber Data Fokus yang diteliti dalam penelitian ini meliputi: 1. Komponen pembelajaran (koordinasi antara tujuan, bahan ajar, metode, alat dan penilaian) a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 44 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 14 34 b. Silabus dan Sistem Penilaian. c. Sarana dan Prasarana. 2. Aktivitas belajar a. Aktivitas siswa dalam pembelajaran. b. Kemampuan profesional guru. c. Kinerja guru. d. Kesesuaian proses pembelajaran dengan RPP. 3. Hasil belajar siswa Sumber penelitian yang dipilih sebagai informan dalam penelitian kali ini adalah guru mata pelajaran biologi di MA Tarbiyatul Mubtadiin yang mengajar di kelas XI, siswa kelas XI, dokumen dan hasil observasi Kegiatan Belajar Mengajar di kelas yang dilakukan peneliti. C. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Menyusun proposal penelitian dan instrumen penelitian berupa pedoman wawancara kepada guru tentang pelaksanaan kegiatan pembelajaran, lembar observasi kegiatan belajar mengajar (KBM), lembar observasi kesesuaian proses pembelajaran dengan RPP, lembar analisis silabus dan sistem penilaian serta panduan observasi daftar kelengkapan sarana dan prasarana yang meliputi sumber, alat dan media pembelajaran. 2. Tahap Pelaksanaan Mengadakan observasi dan wawancara serta pengumpulan dokumen untuk memperoleh data yang dibutuhkan dengan panduan instrumen yang telah dibuat. 3. Tahap Analisis dan Penyusunan Laporan Dalam analisis data ini diharapkan dapat ditemukan beberapa tema yang akan disusun dalam pelaporan hasil penelitian berupa topik-topik sebagai berikut: 35 a. Kelebihan dan faktor pendukungnya, yaitu segala sesuatu dalam proses pembelajaran biologi di kelas XI MA Tarbiyatul Mubtadiin dalam usaha pencapaian pembelajaran efektif dan faktor pendukungnya. Faktor pendukung berupa kompetensi guru dan kemampuan siswa yang telah siap merealisasikan pelaksanaan pembelajaran dan teamwork yang kompak dalam musyawarah guru mata pelajaran biologi untuk terus mengevaluasi pelaksanaan program. Selain itu juga didukung faktor pendukung fisik yang berupa laboratorium biologi dan peralatan yang memadai, buku referensi siswa yang mencukupi, dan segala jenis media yang dapat membantu proses belajar mengajar. b. Kelemahan dan hambatan, yaitu segala sesuatu yang menjadi kendala dalam proses pembelajaran biologi di kelas XI MA Tarbiyatul Mubtadiin dan usaha yang telah ditempuh untuk mengatasinya, antara lain berupa belum siapnya guru dan siswa serta kurangnya fasilitas/sarana pendukung pembelajaran. D. Metode Pengumpulan Data Dalam kegiatan ini peneliti menggunakan catatan kecil, panduan observasi, panduan wawancara, dan juga dokumen fotografi. Hal tersebut dilakukan setelah peneliti dapat diterima, dipercaya dan bisa menjalin hubungan baik dengan sumber data. Untuk mengetahui gambaran yang jelas dalam penggunaan metode observasi, wawancara, dan analisis dokumen penelitian ini. Berikut dijabarkan masing-masing metode pengumpulan data: 1. Metode Observasi Metode observasi menggunakan cheklist aktivitas KBM, cheklist kesesuaian proses pembelajaran dengan RPP, dan panduan observasi daftar kelengkapan sarana dan prasarana yang meliputi sumber, alat dan 36 media pembelajaran. Observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat indra.45 2. Metode Wawancara Dalam wawancara ini penulis menggunakan jenis wawancara bebas terpimpin, artinya wawancara berjalan dengan bebas tetapi masih terpenuhi komparabilitas dan reliabilitas terhadap persoalan penelitian. Wawancara merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. 46 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang keadaan guru, siswa dan hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran kelas XI khususnya mata pelajaran biologi pokok bahasan sistem kepada guru biologi. 3. Metode Analisis Dokumen Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai halhal/catatan, transkip, buku, agenda, dan sebagainya untuk melengkapi data-data yang belum terambil. Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. 47 Metode dokumentasi dapat dilaksanakan dengan: a. Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori yang akan dicari datanya b. Chek-list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal ini peneliti tinggal memberikan tanda pada setiap pemunculan gejala yang dimaksud. Dengan metode ini dibuat instrumen berupa lembar analisis secara deskriptif mengenai silabus, sistem penilaian, serta dokumentasi KBM. E. Metode Analisis Data Penyusunan data dilakukan dengan menggolongkan data dalam tema sesuai dengan fokus yang diteliti. Analisis data dalam penelitian kualitatif 45 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), hlm. 156 46 Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , hlm. 155 47 Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , hlm. 158 37 telah dilakukan sejak awal penelitian dan selanjutnya sepanjang penelitian. Supaya hasil penelitian sesuai yang diharapkan dan cocok dengan pendekatan maka analisis data yang digunakan adalah pendekatan induktif. Secara rinci dalam proses analisis data meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Reduksi data: reduksi data diartikan sebagai pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini memerlukan pembuangan data yang tidak diperlukan dalam proses analisis selanjutnya. b. Penyusunan data: rangkuman data yang diperoleh kemudian disusun berdasarkan sumber dan disesuaikan dengan indikator yang dipakai dalam penelitian ini, sehingga memudahkan untuk melaksanakan tahap analisis berikutnya. Data-data tersebut kemudian dikelompokkan dalam beberapa matrik: kelebihan, kelemahan, dan hambatan. c. Pemeriksaan keabsahan data: dengan teknik triangulasi data, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi yang akan dilakukan adalah berdasarkan sumber data, yaitu membandingkan hasil pengamatan, hasil wawancara, dan analisis dokumen. d. Penafsiran data/penarikan simpulan: penarikan simpulan hanyalah sebagian dari suatu kegiatan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan dalam penelitian ini berupa kesimpulan deskriptif dari fokus penelitian, yaitu deskripsi mengenai proses pembelajaran biologi di kelas XI meliputi koordinasi komponen pembelajaran, aktivitas belajar, hasil belajar dan kendala yang ditemui serta solusi yang telah diambil/diusulkan. 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Pembelajaran 1. Silabus a. Temuan data Tabel 1 data silabus sistem ekskresi Data Indikator Ada Tidak Keterangan Identitas mata pelajaran/tema pelajaran √ Meliputi nama sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester Standar kompetensi √ Meliputi standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik Kompetensi dasar √ Meliputi kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik Materi pembelajaran √ Merupakan materi yang akan diajarkan oleh guru √ Meliputi kegiatan yang akan dilaksanakan guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung √ Meliputi acuan pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan guru Penilaian √ Meliputi penilaian yang akan digunakan guru untuk tahu indikator kompetensi yang dicapai siswa Alokasi waktu √ Banyaknya waktu yang dicanangkan guru untuk Silabus Kegiatan pembelajaran Indikator pencapaian kompetensi 39 pelaksanaan pembelajaran Sumber belajar √ Meliputi sumber belajar apa saja yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran b. Deskripsi 1) Identitas mata pelajaran Identitas mata pelajaran mencakup nama sekolah/madarasah, mata pelajaran, dan kelas/semester. Nama sekolah memberikan informasi bagi pembaca mengenai nama satuan pendidikan yang mengembangkan silabus. Dengan adanya nama sekolah ini maka tidak akan terjadi kekeliruan pengamat dan pembaca mengenai lokasi satuan pendidikan yang mengembangkan silabus. Mata pelajaran berisi nama mata pelajaran yang akan diajarkan oleh guru kepada peserta didik. Dengan adanya nama mata pelajaran ini memberikan iformasi yang jelas kepada pembaca mengenai mata pelajaran apa yang diajarkan oleh guru. Kelas disini menyebutkan bahwa pada kelas berapa guru akan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan mengetahui nama kelas yang akan diajar oleh guru dapat menghindarkan kemungkinan terjadinya guru salah masuk ruang kelas. Semester berisi informasi pada semester berapa mata pelajaran tersebut diajarkan. Satu semester di dalam pendidikan berlangsung selama enam bulan/setengah tahun. Jadi di dalam satu tahun ajaran pendidikan terdapat dua semester yakni semseter I/ganjil dan semester II/genap. Identitas mata pelajaran dicantumkan pada bagian atas sebuah silabus. Dengan adanya identitas mata pelajaran ini akan memberikan kemudahan bagi guru untuk menentukan kejelasan mengenai tingkat 40 pegetahuan prasyarat, pengetahuan awal, dan karakteristik siswa yang akan diberi pelajaran. Tingkat pengetahuan prasyarat yang harus dimiliki oleh siswa menjadi dasar untuk memberi pengetahuan awal dan karakteristik siswa yang akan diberi pelajaran. 2) Standar kompetensi Standar kompetensi yang dibuat oleh guru pengampu mata pelajaran biologi masih sama dengan yang ditetapkan oleh depdiknas. Dalam artian tidak melakukan pengembangan sedikitpun dari standar kompetensi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Memang pengembangan standar kompetensi harus dilakukan dengan cermat karena setiap sekolah/madrasah jika dalam melaksanakan pengembangan standar kompetensi dilaksanakan sendiri tanpa memperhatikan standar nasional, maka pemerintah pusat akan kehilangan sistem untuk mengontrol mutu sekolah/madrasah. Kalau tidak ada kontrol dari pemerintah pusat maka kualitas sekolah/madrasah akan bervariasi, dan tidak dapat dibandingkan antara kualitas sekolah/madrasah yang satu dengan kualitas sekolah/madrasah yang lain. Sebuah jalan aman yang dapat ditempuh oleh sekolah/madrasah dalam mengembangkan standar kompetensi baiknya tetap seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. 3) Kompetensi dasar Kompetensi dasar yang dikembangkan oleh guru pengampu mata pelajaran biologi juga masih sama dengan yang ditetapkan oleh depdiknas. Kompetensi dasar berisi kemampuan minimal yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dengan efektif. Kompetensi dasar sendiri sebenarnya merupakan penjabaran dari standar kompetensi yang telah ada. Untuk mengembangkan sebuah standar kompetensi menjadi kompetensi dasar dapat 41 menggunakan langkah-langkah yang berupa pendekatan prosedural, pendekatan hirarkis, pendekatan tematik, dan pendekatan terpadu. Pendekatan prosedural dilakukan melalui prosedur tertentu yang disusun sedemikian rupa sehingga mencapai hasil akhir yang diinginkan. Pendekatan hirarkis dilakukan melalui tingkatan yang runtut mulai dari tingkatan yang mudah hingga tingkatan yang sulit ataupun mulai dari tingkatan yang sederhana hingga mencapai tingkatan yang rumit. Pendekatan tematik dilakukan melalui analisa secara cermat tema yang ada dalam standar kompetensi, kemudian dari tema itu dikembangkan menjadi kompetensi dasar yang tetap searah dan sesuai dengan tema dalam standar kompetensi. Pendekatan terpadu dilakukan melalui perpaduan beberapa pendekatan yang ada, pendekatan terpadu dapat berwujud perpaduan antara pendekatan prosedural dengan hirarkirs ataupun perpanduan satu pendekatan dengan pendekatan yang lainnya. Kompetensi dasar dalam penyusunannya menggunakan kata kerja operasional. Kata kerja operasional adalah kata kerja yang dapat diamati dan diukur, contoh kata kerja operasional yakni menyebutkan, mengurutkan, dan menghitung. 4) Materi pembelajaran Materi pembelajaran merupakan topik yang akan diajarkan guru selama melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Materi pembelajaran berisi pokok-pokok materi pembelajaran yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar. Dalam penyusunan materi pembelajaran ini perlu adanya penyusunan sedemikian rupa sehingga dapat menunjang tercapainya kompetensi. 42 Karena standar materi pembelajaran telah ditetapkan secara nasional, maka materi pembelajaran ini tinggal disalin dari lampiran standar kompetensi mata pelajaran. Materi pembelajaran yanng telah ditetapkan oleh pemerintah perlu dirinci atau diuraikan lebih dalam kemudian diurutkan. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam merinci atau menguraikan materi pembelajaran adalah menentukan jenis materi pembelajaran. Jenis materi pembelajaran ini dapat disebut sebagai isi pelajaran. Isi pelajaran akan memberikan informasi yang diperlukan dalam setiap pokok bahasan. 5) Kegiatan pembelajaran Kegiatan pembelajaran yang ditetapkan guru di dalam silabus menggunakan metode diskusi, eksperimen, dan demonstrasi. Memang ketiga metode ini cukup menarik untuk dilaksanakan dalam sebuah pembelajaran. Akan tetapi jika ketiganya dilaksanakan dalam satu pertemuan sekaligus alokasi waktu yang dicanangkan tidak akan cukup untuk memenuhi pelaksanaannya. Metode diskusi dalam pelaksanaannya memerlukan pengondisian kelas yang representatif karena dalam metode diskusi sewaktu dilakukan di dalam kelas akan ada banyak pihak yang terlibat sehingga tanpa kemampuan pengelolaan kelas yang baik dalam pelaksanaan metode diskusi akan menghabiskan banyak waktu. Metode eksperimen juga cukup menarik untuk dilaksanakan dalam sebuah kegiatan pembelajaran biologi, selain memberi suasana berbeda dari pembelajaran yang biasa dilaksanakan di dalam kelas, metode eksperimen juga mampu menunjukkan sisi-sisi menarik yang ada pada mata pelajaran biologi. Akan tetapi untuk melaksanakan sebuah eksperimen juga perlu beberapa persiapan yang matang mulai dari persiapan sebelum melaksanakan sebuah eksperimen berupa penyusunan petunjuk eksperimen, alat dan bahan, hingga kesepakatan waktu yang tersedia untuk pelaksanakan eksperimen. Kalau 43 eksperimen dilakukan di dalam laboratorium perlu adanya kepastian waktu kapan laboratorium dapat digunakan untuk melaksanakan eksperimen. Jika dilakukan di luar laboratorium tetap saja perlu kepastian dari pihak laboratorium mengenai kapan alat dapat dipinjam guna melaksanakan sebuah eksperimen. Metode demonstrasi juga cukup menarik untuk dilaksanakan dalam sebuah pembelajaran karena peserta didik akan mampu mengamati secara langsung bagaimana sebuah proses berlangsung. Akan tetapi sebelum melaksanakan sebuah demonstrasi guru juga perlu melakukan persiapan secara matang karena untuk melaksanakan sebuah demonstrasi berbagai sarana yang mendukung juga perlu dipersiapkan terlebih dahulu, selain itu pengelolaan kelas yang baik juga dibutuhkan supaya seluruh peserta didik mampu mengamati kegiatan demonstrasi yang dilakukan di depan kelas. 6) Indikator pencapaian kompetensi Indikator pencapaian kompetensi telah disusun guru dengan melihat kompetensi dasar yang telah ditentukan sebelumnya. Indikator pencapaian kompetensi dikembangkan dengan melihat kompetensi dasar yang akan dicapai oleh peserta didik. Penyusunan indikator pencapaian kompetensi juga disusun menggunakan cara yang sama dengan penyusunan kompetensi dasar yakni dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan dibuat instrumen penilaiannya. Indikator pencapaian kompetensi berfungsi sebagai tandatanda yang menunjukkan terjadinya perubahan perilaku pada peserta didik. Tanda-tanda itu lebih spesifik dan lebih dapat diamati dalam diri peserta didik. Jika serangkaian indikator hasil belajar sudah nampak pada diri peserta didik, maka target kompetensi dasar tersebut sudah tercapai. 44 7) Penilaian Penilaian dijabarkan dari indikator pencapaian kompetensi. Dalam prakteknya instrumen penilaian dapat dijabarkan berupa jenis tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Setiap indikator dapat dikembangkan menjadi tiga instrumen penilaian yang meliputi ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Ranah kognitif berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman konseptual. Ranah psikomotor berkaitan dengan aktivitas nyata. Ranah afektif berkaitan dengan sikap yang dilakukan oleh peserta didik. 8) Alokasi waktu Alokasi waktu meliputi perkiraan berapa lama siswa mempelajari materi yang telah ditentukan. Alokasi waktu perlu diperhatikan pada tahap penyusunan silabus maupun RPP untuk memperkirakan jumlah jam tatap muka yang diperlukan pada setiap pokok bahasan. Dalam menentukan alokasi waktu prinsip yang perlu diperhatikan adalah tingkat kesukaran materi, ruang lingkup atau cakupan materi, frekuensi penggunaan materi baik untuk belajar di kelas maupun di lapangan, serta tingkat pentingnya materi yang akan dipelajari. Semakin sukar suatu materi untuk dipelajari atau dikerjakan serta semakin penting materi tersebut, maka perlu adanya pemberian alokasi waktu yang lebih banyak. Materi yang tidak memerlukan kegiatan praktik di laboratorium membutuhkan waktu yang lebih pendek jika dibandingkan materi yang perlu didukung pengalaman praktek di laboratorium. 9) Sumber belajar Penentuan sumber belajar perlu dilakukan secermat mungkin oleh guru pengampu mata pelajaran. Penentuan sumber belajar merupakan salah satu sarana yang ditempuh untuk menyukseskan 45 kurikulum yang berlaku. Sumber belajar diperlukan untuk menghindarkan kesalahan konsep dalam penyusunan silabus. Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan dalam berbagai bentuk media yang dapat membantu siswa dalam belajar untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan di dalam kurikulum. Bentuk sumber belajar sendiri tidak terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak atau kombinasi dari berbagai bentuk yang ada. 2. RPP a. Temuan data Data Indikator Identitas mata pelajaran Ada Tidak Keterangan √ Standar kompetensi RPP Identitas mata pelajaran yang dimuat dalam RPP seperti yang ada dalam silabus √ Tidak disertakan guru dalam menyusun RPP Kompetensi dasar √ Sesuai dengan yang tertera di dalam silabus Indikator pencapaian kompetensi √ Sesuai yang tertera di dalam silabus Tujuan pembelajaran √ Tidak disertakan guru di dalam penyusunan RPP √ Masih berupa judul materi yang akan dibahas Alokasi waktu √ Belum ada rincian pembagian waktu selama pembelajaran berlangsung Penilaian hasil belajar √ Sesuai yang tertera di dalam silabus Sumber belajar √ Sesuai yang tertera di dalam silabus Materi ajar 46 b. Deskripsi Rencana pelaksanaan pembelajaran dikembangkan dari silabus yang sudah ditetapkan oleh guru. Adapun isi dalam rencana pelaksanaan pembelajaran sebagian besar sama dengan yang ada di dalam silabus, Cuma ada beberapa tambahan yakni ada pengembangan isi komponen yang ada dalam silabus dan juga adanya tujuan pembelajaran. Berikut komponen-komponen yang ada di dalam sebuah RPP : 1) Identitas mata pelajaran Pengembangan identitas mata pelajaran berdasarkan dokumen hasil observasi masih tetap sama persis dengan yang ditetapkan guru dalam silabus karena nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester memang harus sama dengan apa yang tertera di dalam silabus. Kalau dalam penyusunan RPP terjadi perubahan identitas mata pelajaran tentu akan menimbulkan keraguan apakah RPP benar disusun sendiri oleh guru atau tidak. Misalkan saja nama sekolah yang tertera dalam silabus berbeda dengan apa yang tertera dalam rencana pelaksanaan pembelajaran akan muncul pertanyaan sebenarnya yang menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran siapa, karena pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran mengacu pada silabus sudah seharunya ada kesesuaian identitas mata pelajaran yang tertera dalam silabus dengan yang tertera dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. 2) Standar kompetensi Pengembangan standar kompetensi yang didapatkan dari hasil dokumentasi peneliti ternyata guru pengampu mata pelajaran biologi tidak memasukkan unsur standar kompetensi di dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajarannya. Hal ini dimungkinkan guru beranggapan bahwa dalam silabus sudah dicantumkan sehingga tidak perlu dicantumkan lagi dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Padahal semestinya komponen standar kompetensi tetap 47 harus dimasukkan dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Ketika penyusunan standar rencana kompetensi pelaksanaan sudah dimasukkan pembelajaran maka dalam akan memudahkan guru untuk mengetahui dan mengembangkan kompetensi apa saja yang diharapkan dapat dicapai siswa setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran. Standar kompetensi ini menjadi fokus di dalam penilaian. 3) Kompetensi dasar Pengembangan kopetensi dasar harus memperhatikan standar kompetensi yang ada di dalam silabus. Memang lebih mudah ketika guru menentukan kompetensi dasar tinggal mencantumkan apa yang telah ditetapkan oleh depdiknas dalam standar isi. Data yang didapat peneliti dalam dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun guru ternyata tidak ada perbedaan antara kompetensi dasar yang tertera di dalam silabus dibandingkan dengan kompetensi dasar yang tertera di dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Tidak terjadinya perbedaan ini kemungkinan dilakukan guru guna menghindari kekeliruan ketika melakukan pengembangan dari standar kompetensi yang telah dimuat dalam silabus. Ketika terjadi pengembangan standar kompetensi menjadi kompetensi dasar yang tidak tepat maka hal ini akan berdampak buruk bagi pelaksanaan kegiatan pembelajaran. 4) Indikator pencapaian kompetensi Pengembangan indikator pencapaian kompetensi yang dilaksanakan oleh guru berdasarkan dokumen yang diperoleh peneliti ternyata masih sama persis dengan apa yang ada di dalam silabus. Karena indikator pencapaian kompetensi dikembangkan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah disusun terlebih 48 dahulu, maka wajar kalu indikator pencapaian yang ada di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran sama dengan indikator pencapaian kompetensi yang tertera di dalam silabus. 5) Tujuan pembelajaran Pengembangan tujuan pembelajaran berdasarkan dokumen yang diperoleh peneliti ternyata belum dimasukkan guru dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Padahal dengan mengetahui tujuan yang akan dicapai maka langkah yang dilakukan untuk menggapai tujuan tersebut tentu terasa ringan dan mudah. Mungkin guru merasa dengan dimasukkannya kompetensi dasar dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran maka tidak perlu lagi memasukkan tujuan pelaksanaan pembelajaran karena muatan isi yang ada dalam tujuan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan kompetensi dasar. Memang dalam pengembangan kompetenssi dasar menjadi tujuan pembelajaran terkadang guru merasa sulit untuk melaksanakannya. Namun hal itu akan menjadi mudah dilaksanakan oleh guru ketika guru tersebut giat berlatih dan berbagi pengalaman dengan rekan seprofesi yang mengampu bidang yang sama. Ketekunan guru juga dituntut untuk meningkatkan kemampuan pengembangan kompetensi dasar menjadi tujuan pembelajaran. 6) Materi ajar Pengembangan materi ajar yang ditetapkan guru di dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran telah dimasukkan guru di dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Akan tetapi masih ada yang perlu ditambahkan kembali oleh guru di dalam materi ajar yang disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yakni penjelasan yang lebih mendalam lagi tentang materi ajar yang ada di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran 49 karena hal ini ternyata belum dilakukan oleh guru. Padahal sejauh mana kedalaman materi yang akan diajarkan oleh guru kepada siswa akan mudah dilaksanakan ketika semua itu sudah diungkapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Minimal ketika guru menyusun sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran guru membuat sebuah peta konsep mengenai materi ajar yang akan diajarkan kepada siswa. Tentu saja peta konsep tersebut harus mudah untuk dipahami oleh guru sendiri supaya di dalam pelaksanaan pembelajaran penyampaian uraian mengenai materi ajar dapat disampaikan secara sistematis dan mendalam. Memang di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berlaku saat ini kegiatan pembelajaran lebih diprioritaskan agar siswa lebih aktif sendiri untuk memperdalam materi yang ada, akan tetapi peran serta guru untuk mengarahkan sejauh mana pendalaman materi dan langkah apa saja yang dapat ditempuh untuk memperdalam materi tersebut harus berjalan dengan secara tepat. Karena penyusunan soal yang akan dalam penilaian pastilah sesuai dengan materi yang telah disampaikan dan dikuasai oleh guru pengampu pelajaran. Ada empat jenis klasifikasi sebuah materi aja yaitu fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan. Fakta merupakan asosiasi antara objek, persitiwa atau simbol yang ada dalam lingkungan nyata. Materi jenis fakta dapat berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, dan nama bagian komponen suatu benda. Konsep merupakan sekelompok objek atau peristiwa atau simbol yang memiliki karakteristik umum yang sama dan diidentifikasikan dengan nama yang sama, materi konsep berupa pengertian, definisi, hakikat, dan inti isi. Prinsip merupakan hubungan sebab akibat antara konsep, materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, porstulat, dan paradigma. Prosedur merupakan urutan langkah untuk mencapai suatu tujuan, memecahkan masalah tertentu atau membuat 50 sesuatu, materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut misalkan melaksanakan sebuah praktikum. 7) Alokasi waktu Pengembangan alokasi waktu yang ada di dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan dokumen yang dikumpulkan oleh peneliti ternyata guru masih belum memberi penjelasan secara spesifik mengenai pembagian waktu pelaksanaan pembelajaran. Alokasi waktu yang diungkapkan oleh guru hanyalah dalam pelaksaannya akan dilaksanakan pada pertemuan ke 15 sampai 19. Idealnya ketika membuat alokasi waktu dalam sebuah rencana pelaksanaan pembelajaran sudah ada pembagian durasi yang jelas berapa lama waktu yang digunakan untuk pelaksanaan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup dalam setiap pertemuan ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kesukaran materi sangat berpengaruh dalam penentuan alokasi waktu yang disediakan untuk sebuah pokok bahasan. Tentu saja ini perlu memerlukan kecermatan dari guru secara tepat tentang durasi tiap kegiatan pembelajaran. Apalagi jika dalam pelaksaan pembelajaran akan ada eksperimen, diskusi, dan demonstrasi. Tanpa adanya pembagian durasi yang jelas tidak menutup kemungkinan akan terjadi pemanjangan waktu yang dipergunakan dari alokasi waktu yang semestinya. Dalam kegiatan eksperimen seandainya tidak menggunakan waktu yang tersedia seefisien mungkin maka akan ada banyak waktu yang terbuang untuk proses sebelum dan sesudah kegiatan eksperimen berlangsung. Dalam proses persiapan sebelum melakasanakan eksperimen misalkan peserta eksperimen belum siap dengan bahan yang akan digunakan untuk eksperimen dan tidak terbiasa menggunakan alat untuk eksperimen mau tidak mau guru yang 51 bersangkutan harus memberikan waktu untuk menjelaskan dahulu penggunaan alat serta memberi kesempatan peserta eksperimen untuk melengkapi bahan eksperimen yang kurang. Demikian halnya dalam proses kegiatan diskusi, kalau tidak ada penggunaan waktu yang efektif maka tidak menutup kemungkinan antusias yang terlalu menggebu dari peserta diskusi untuk memperkuat pendapat masing-masing bisa memperpanjang waktu diskusi di luar rencana yang telah dicanangkan. Saat guru menentukan akan menggunakan demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran di kelas, guru juga perlu menentukan alokasi waktu yang efisien. Misalkan saja kegiatan demonstrasi itu dilakukan di depan kelas maka tidak menutup kemungkinan siswa yang ada di belakang harus maju ke depan guna melihat lebih jelas kegiatan demonstrasi yang dilakukan, kalau guru membuka sesi pertanyaan selama mengadakan kegiatan demonstrasi waktu yang dihabisakan untuk menjawab segala pertanyaan yang muncul selama demonstrasi juga akan banyak yang habis. Lebih tepatlah kiranya jika memang akan menggunakan berbagai metode selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran maka alokasi waktu yang rinci harus benar-benar ditentukan guru dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran guna menghindari termakannya waktu oleh kegiatan yang tak terduga selama pembelajaran berlangsung. 8) Instrumen peniliaian Pengembangan instrumen penilaian hasil pembelajaran dilaksanakan berdasarkan kompetensi dasar yang telah ditetapkan sebelumnya oleh guru. Berdasarkan dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun oleh guru jenis tagihan yang akan digunakan dalam penilaian adalah tugas kelompok, unjuk kerja, dan ulangan. Tugas kelompok dilaksanakan secara berkelompok dan 52 digunakan untuk menilai kompetensi kerja kelompok. Unjuk kerja meliputi hasil kerja yang telah diselesaikan siswa selama melaksanakan tugas dari guru dalam pembuatan produk sesuai dengan materi yang ada. Ulangan merupakan salah satu instrumen yang paling sering digunakan guru untuk menilai tercapai atau tidaknya indikator pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh guru. Ulangan memiliki berbagai bentuk berdasarkan pembagian waktu pelaksanaan ulangan tersebut. Ada ulangan harian yang dilakukan secara periodik di akhir pembelajaran satu atau dua kompetensi dasar. Ada juga ulangan blok yang dilakukan dengan cara menggabungkan beberapa kompetensi dasar dalam satu waktu. Ulangan blok perwujudannya di dalam pembelajaran di sekolah adalah ujian mid semester dan ujian akhir semester. Tingkat berpikir yang diuji dalam ulangan blok mencakup dari aspek pemahaman sampai dengan evaluasi. 9) Sumber belajar Pengembangan sumber belajar perlu dilakukan secara cermat oleh guru pengampu mata pelajaran. Berdasarkan dokumentasi yang didapat peneliti dari hasil observasi di sekolah sumber belajar yang akan digunakan adalah buku pegangan biologi, internet, gambar sistem ekskresi, LKS, dan bahan presentasi. Sebenarnya sumber belajar dapat dikategorikan menjadi lingkungan, benda, orang, buku, dan peristiwa. Lingkungan berupa tempat atatu lingkungan alam sekitar dimana saja seseorang dapat melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku, maka tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat belajar yang berarti sumber belajar, misalnya perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung, tempat pembuangan sampah, kolam ikan dan sebagainya. Benda yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku 53 bagi peserta didik, maka benda itu dapat dijadikan sebagai sumber belajar, misalnya artefak kuno. Orang yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu dimana peserta didik dapat belajar sesuatu maka yang bersangkutan dapat dikategorikan sebagai sumber belajar, misalnya guru, ahli biokimia, dan ahli lainnya. Buku yaitu segala macam jenis buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta didik, misalnya buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedi, fiksi dan lain sebagainya. Peristiwa atau fakta yang sedang terjadi misalnya peristiwa bencana alam. Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Selain sumber belajar ada juga bahan ajar yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, latihan-latihan, dan petunjuk kerja. Bahan ajar disusun dengan tujuan untuk membantu siswa mempelajari sesuatu dan memudahkan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Supaya kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, maka guru diharapkan mapu menyediakan berbagai jenis pilihan bahan ajar. Secara garis besar bahan ajar dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori meliputi bahan ajar cetak yang mencakup handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, dan foto/gambar; bahan ajar audio mencakup kaset, compact disk, dan radio broadcasting; bahan ajar audio visual yang meliputi video/film, orang/narasumber; bahan ajar interaktif yaitu multimedia yang merupakan kombinasi dari dua atau lebih media (audio, text, grphics, images, animation, and video) yang oleh penggunanya dimanipulasi 54 untuk mengendalikan perintah atau perilaku alami dari suatu presentasi. Agar dapat memilih sumber dan bahan ajar dengan baik, guru perlu memiliki keterampilan menganalisis isi suatu buku. Butir-butir yang perlu dianalisis meliputi dua hal, pertama ditinjau dari segi bahasa (keterbacaan, tipografi, dan tampilan); kedua ditinjau dari isi atau materi misalnya kebenaran konsep, kecukupan, aktualitas, dan relevansi dengan kompetensi yang ingin diajarkan. Untuk memiliki kemampuan analisis suatu buku perlu juga adanya latihan dan pembiasaan dari guru yang bersangkutan. Karena proses analisis buku sendiri memerlukan kemampuan bahasa yang cermat dan mendalam. B. Pelaksanaan pembelajaran 1. Aktivitas siswa a. Temuan data Tabel 2 aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran Aktivitas Jumlah Prosentase Membaca 25 51% Bertanya 6 15% Menjawab 3 7,6% Berkomentar 3 7,6% Mengerjakan 39 100% Presentasi 10 25% Diskusi 17 43% Mencatat 39 100% 55 b. Deskripsi 1) Mencatat Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi aktivitas siswa selama melaksanakan kegiatan pembelajaran terlihat bahwa aktivitas siswa selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran berupa mencatat terlihat paling tinggi diantara aktivitas lainnya. Banyaknya siswa yang lebih aktif dalam hal mencatat karena tidak semua siswa mempunyai buku pegangan biologi sendiri-sendiri. Mencatat disini bukan hanya mencatat materi yang dijelaskan oleh guru tetapi juga mencatat materi yang dibahas sewaktu terjadi kegiatan diskusi. Adanya catatan menjadi penunjang di dalam memperkuat ingatan siswa mengenai materi pelajaran yang telah ia dapat. 2) Mengerjakan Selain mencatat aktiviatas yang banyak dilakukan oleh siswa adalah kegiatan mengerjakan LKS serta tugas yang diberikan oleh guru. Kegiatan ini termasuk besar karena bahan belajar yang digunakan oleh siswa selama di rumah adalah LKS. Dari LKS itu siswa mengulang dan mempelajari kembali materi yang telah mereka pelajari di sekolah melalui latihan mengejakan soal yang ada di dalam LKS. Dengan seringnya siswa mengerjakan berbagai soal yang tersedia dalam LKS dapat mempermudah siswa dalam memahami materi yang ada, apalagi pada mata pelajaran biologi terkadang sebelum sampai pada tahap pemahaman mau tidak mau siswa dituntut terlebih dahulu harus hafal bahasa ilmiah yang ada pada mata pelajaran biologi. 56 Melalui pengulangan secara terus menerus dalam latihan soal maka pemahaman siswa tentang materi biologi juga semakin kuat dan dalam. 3) Membaca Aktivitas membaca materi selama kegiatan pembelajaran dilaksanakan siswa terjadi ketika ada kegiatan diskusi kelompok. Dalam kegiatan diskusi tersedia jeda waktu yang diberikan pada masing-masing kelompok untuk membaca makalah dari kelompok lain guna menyiapkan pertanyaan sewaktu diskusi berlangsung. Selain dalam kegiatan diskusi aktivitas membaca juga meningkat ketika ada pemberitahuan dari guru akan diadakannya kegiatan ulangan baik itu ulangan harian, ujian mid, maupun ujian akhir semester. 4) Diskusi Aktivitas diskusi cukup digalakkan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Terlihat dari upaya guru untuk membentuk kelompok diskusi sejak awal pertemuan. Tiap-tiap kelompok terkadang mendapat tugas untuk membuat makalah sesuai pokok bahasan, kalaupun kegiatan diskusi tidak jadi dilaksanakan, paling tidak setiap kelompok mengumpulkan makalah masing-masing untuk dinilai oleh guru sebagai tugas kelompok. 5) Presentasi Aktvitas presentasi masing-masing siswa hanya terlihat selama kegiatan diskusi bersama berlangsung. Mau tidak mau di dalam kegiatan diskusi ini bagi anggota tiap kelompok harus mempresentasikan makalah yang telah mereka buat, konsekuensi dari penyampaian materi dalam sebuah presentasi adalah akan muncul pertanyaan dari kelompok lain yang belum paham apa yang disampaikan oleh kelompok yang mendapat giliran presentasi. 57 6) Bertanya, menjawab, dan berkomentar Aktivitas bertanya, menjawab, serta berkomentar menempati prosentase yang paling sedikit diantara indikator keaktifan siswa. Selama pelaksanaan pembelajaran jarang sekali siswa yang bertanya. Hal ini kemungkinan rasa percaya diri yang kurang dari siswa untuk bertanya pada guru jikalau mereka merasa kurang paham dengan penyampaian guru, kalalu jumlah siswa yang bertanya sedikit maka jumlah siswa yang tertarik untuk menjawab serta berkomentar jumlahnya juga menjadi sedikit. Karena jawaban ataupun komentar tercipta ketika ada lontaran pertanyaan yang muncul dari pihak penanya. Untuk memunculkan keaktifan bertanya dari siswa kepada guru ataupun temannya perlu adanya pemicu dari guru dalam wujud wacana yang bisa menimbulkan rasa ingin tahu siswa. Kalau bisa wacana itu merupakan hal yang baru dan menarik untuk dibahas di kelas dan memuat fakta ataupun peristiwa terbaru. 2. Kemampuan profesional guru a. Temuan data Tabel 3 kemampuan profesional guru Indikator Terpenuhi Belum keterangan Materi pelajaran √ Guru telah memperdalam pengetahuan tentang materi pelajaran Konsep keilmuan √ Guru telah memperdalam tentang konsep keilmuan Metode disiplin keilmuan Penggunaan teknologi pembelajaran √ Guru masih belum mampu menggunakan metode sesuai disiplin keilmuan biologi √ Guru belum memanfaatkan teknologi pembelajaran secara tepat 58 b. Deskripsi 1) Materi pelajaran Kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran sudah ditingkatkan guru melalui persiapan pernyusunan rancangan pelaksanaan pembelajaran serta kegiatan guru memperdalam secara mandiri pengetahuan biologi melalui kegiatan membaca secara mendalam referensi mengenai biologi. Walaupun demikian kemampuan menguasai materi pelajaran memang perlu ditingkatkan terus menerus oleh guru pengampu materi mengingat pengetahuan biologi masih terus berkembang searah dengan perkembangan teknologi. Melalui usaha secara terus- menerus dari guru untuk memperdalam pengetahuannya maka bekal untuk mengajarkan materi juga semakin membaik. 2) Konsep keilmuan Kemampuan guru dalam penguasaan konsep keilmuan juga telah diperdalam melalui cara yang sama ketika guru memperdalam penguasaan materi pelajaran. Konsep keilmuan yang dikembangkan guru selain yang berkaitan dengan pelajaran biologi juga berkaitan dengan keilmuan dalam kemampuan pengajaran. Mengingat sekarang tercipta berbagai metode pembelajaran yang banyak dan bervariasi maka konsep keilmuan yang dikuasai oleh guru juga harus diperdalam dan diperbaharui secara terus-menerus secara berkesinambungan. 3) Metode disiplin keilmuan Kemampuan guru dalam metode disiplin keilmuan juga masih perlu adanya peningkatan terus menerus, mengingat guru mempunyai latar belakang pendidikan yang tidak searah dengan materi pelajaran maka penguasaan terhadap metode pembelajaran biologi harus selalu ditingkatkan. Pada dasarnya setiap metode disiplin keilmuan 59 mempunyai arah yang sama tinggal bagaimana guru memanfaatkan dan mengembangkan metode disiplin keilmuan yang telah dimilikinya. 4) Penggunaan teknologi pembelajaran Kemampuan guru dalam penggunaan teknologi pembelajaran untuk melaksanaan pembelajaran biologi juga masih perlu banyak peningkatan, mengingat perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan yang terus meningkat maka penguasaan teknologi demi pencapaian kompetensi dasar mutlak dilaksanakan oleh guru. Jikalau guru dapat memanfaatkan teknologi pembelajaran secara tepat guna maka hal ini akan memudahkan guru dalam mendidik siswa supaya mencapai kompetensi dasar yang sudah ditentukan. Penggunaan teknologi pembelajaran perlu dikuasai terlebih dahulu oleh guru yang bersangkutan sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran. Karena teknologi sebagus atapapun kalau dalam pengoperasiannya tidak tepat maka hasil yang didapat dari penggunaan teknologi tersebut tidak akan tercapai. Salah satu teknologi yang dapat dimanfaatkan guru dalam pembelajaran biologi adalah penggunaan komputer untuk menciptakan sumber belajar yang bervariasi, misalkan menyusun sebuah buku, membuat ringkasan materi, ataupun menyusun sendiri buku petunjuk praktikum. 3. Kinerja guru a. Temuan data Tabel 4 kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran Indikator Terpenuhi Belum Keterangan Penyampaian materi √ Selama pelaksanaan materi yang disampaikan guru masih terbatas Penggunaan metode √ Penggunaan metode pembelajaran belum tepat 60 pembelajaran Mengondisikan kelas Kelas dapat dikondisikan guru dengan baik √ b. Deskripsi 1) Penyampaian materi Dalam hal penyampaian materi selama pembelajaran biologi berlangsung masih belum seluruhnya materi yang ada dijelaskan oleh guru. Hal ini kemungkinan dipicu oleh ketersediaan waktu dari sekolah bagi mata pelajaran biologi yang terbatas karena adanya waktu yang terpotong untuk pelaksanaan ujian nasional dan pengumuman kelulusan ujian nasional. 2) Penggunaan metode Dalam hal penggunaan metode pembelajaran yang dipilih guru dalam mengajarkan materi sistem ekskresi ternyata metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih belum tepat sasaran. Terlihat dari pemilihan metode diskusi, eksperimen, dan demonstrasi dalam setiap pertemuan, padahal alokasi waktu yang disediakan dalam setiap pertemuan terbatas dan kemungkinan untuk menggunakan ketiga metode tersebut dalam waktu yang bersamaan sangat sulit. 3) Pengelolaan kelas Dalam hal pengelolaan kelas untuk kegiatan pembelajaran sudah dilakukan guru dengan baik karena siswa dapat dikondisikan oleh guru, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa mengikuti seluruh proses dengan kondusif dan tidak melakukan aktivitas yang mengganngu jalannya kegiatan pembelajaran. 61 Kelas yang dapat dikondisikan dengan baik akan memperlancar jalannya pelaksanaan pembelajaran serta mudahnya tujuan pembelajaran dicapai oleh siswa. 4. Kesesuaian pembelajaran dengan RPP a. Temuan data Tabel 5 kesesuaian pembelajaran dengan RPP Aspek Cakupan materi Penggunaan metode Penggunaan media dan sumber belajar Penilaian RPP Pembelajaran Sistem ekskresi pada manusia dan hewan (ikan dan serangga) Sistem ekskresi pada manusia dan hewan (ikan dan serangga) Kelainan yang ada pada sistem ekskresi Kelainan yang ada pada sistem ekskresi Diskusi Demonstrasi Diskusi Eksperimen Ceramah Gambar sistem ekskresi Buku acuan Biologi teks II Pemngarang: Moh. Amin Buku pelajaran biologi SMA II penerbit Erlangga Internet LKS Bahan presentasi Internet LKS OHP/Komputer Bahan presentasi Tugas kelompok Unjuk kerja Tugas kelompok Ulangan Laporan hasil diskusi Laporan hasil diskusi Pengamatan sikap Pengamatan sikap Kuis 62 Tes pilihan ganda Tes uraian Alokasi waktu 6 kali pertemuan Mengidentifikasi struktur dan fungsi alat-alat ekskresi Membedakan struktur dan fungsi alat-alat ekskresi Menjelaskan proses ekskresi seperti keringat, urine, bilirubin, biliverdin, CO2, H2O (uap air) Pencapaian indikator 4 kali pertemuan Mengidentifikasi struktur dan fungsi alat-alat ekskresi Melakukan uji kandungan dalam zat urine Membedakan struktur dan fungsi alat-alat ekskresi Membedakan struktur alat ekskresi ikan, cacing, dan belalang Membedakan alat ekskresi hewan dan manusia Mengidentifikasi proses ekskresi pada ikan, cacing, dan belalang Membedakan alat ekskresi hewan dan manusia Mengidentifikasi proses ekskresi pada ikan, cacing, dan belalang Menjelaskan penyebab kelaian/penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi b. Deskripsi 1) Cakupan materi Kesesuaian cakupan materi yang disampaikan guru selama pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun oleh guru. Adanya kesesuaian ini dapat 63 terjadi karena guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran mengacu pada buku pegangan yang dimilikinya dan silabus yang telah ditetapkan oleh depdiknas. 2) Penggunaan metode Dalam hal penggunaan metode pembelajaran yang semula dalam rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode diskusi, eksperimen, dan demonstrasi, ternyata di dalam pelaksanaannya metode yang digunakan guru selama melaksanakan kegiatan pembelajaran adalah menggunakan metode diskusi dan ceramah. Memang bagus kalau dalam setiap pembahasan mengenai pokok bahasan biologi dapat melaksanakan kegiatan eksperimen. Tapi jika alat dan bahan penunjang yang ada di sekolah kurang memadai untuk melaksanakan eksperimen maka tidak perlu dipaksakan untuk memasukkan unsur penggunaan metode eksperimen dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Demikian juga penggunaan metode demonstrasi, jikalau alat dan bahan penunjang yang akan digunakan untuk melaksanakan demonstrasi tidak mendukung maka tidak perlu memasukkan metode demonstrasi dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. 3) Penggunaan media dan sumber belajar Dalam hal penggunaaan media dan sumber belajar yang semula dalam rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan buku pegangan biologi, internet, gambar sistem ekskresi manusia dan hewan, OHP/komputer, LCD, bahan presentasi, dan LKS. Ternyata di dalam pelaksanaannya bahan belajar yang digunakan oleh siswa hanyalah LKS, internet, dan bahan presentasi. Buku pegangan biologi hanya digunakan oleh siswa yang punya itupun tidak lebih dari sepuluh anak yang ada di kelas karena perpustakaan belum menyediakan buku pegangan biologi bagi seluruh anak yang ada di kelas. Sehingga siswa yang tidak punya buku belum bisa 64 menggunakan buku pegangan tersebut. Penggunaan internet dalam pembelajaran sistem ekskresi dilakukan siswa ketika menyusun makalah untuk diskusi dan mencari gambar alat ekskresi baik itu manusia maupun hewan. Gambar alat ekskresi manusia dan hewan yang digunakan guru adalah gambar yang diperoleh dari internet serta gambar yang sudah ada pada LKS masing-masing siswa. Untuk gambar sistem ekskresi dalam ukuran besar yang dapat dilihat seluruh siswa di kelas belum tersedia di sekolah karena sekolah belum menyediakan sarana penunjang gambar untuk masing-masing pokok bahasan dalam pelajaran biologi. Kalaupun ada dana sekolah masih diprioritaskan untuk melengkapi sarana dan prasarana yang ada di laboratorium mengingat sekolah masih dalam tahap pembangunan laboratorium karena gedung laboratorium yang lama sudah rusak. Penggunaan OHP/komputer dan LCD juga belum dilaksanakan selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran biologi pokok bahasan sistem ekskresi, dari sarana yang tersedia di sekolah hanya ada OHP saja sehingga apa yang dicantumkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran berupa penggunaan komputer dan LCD hanya berupa rancangan saja, kemungkinan ini terlewatkan guru ketika menyusun rencana pelaksanaaan pembelajaran karena dalam pengembangannya guru tertarik untuk menggunakan komputer dan LCD. Maka unsur penggunaan media komputer dan LCD dimasukkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran tanpa mengecek fasilitas yang disediakan oleh sekolah. Bahan presentasi dan LKS telah digunakan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Keduanya dapat dilaksnakan sesuai dengan apa yang direncanakan guru di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran karena tepat dengan metode diskusi yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Kalau LKS memang seluruh siswa telah memilikinya karena ada ketetapan dari sekolah bahwa setiap siswa diharapkan memiliki LKS sebagai penunjang 65 kegiatan pembelajaran di kelas serta latihan untuk memperdalam pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan di kelas. 4) Penilaian Dalam hal penilaian selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang dapat dilakusanakan oleh guru adalah tugas kelompok, laporan hasil diskusi dan penilaian sikap. Tugas kelompok disini adalah pembuatan makalah untuk bahan diskusi, penilaian yang dilaksanakan guru menyangkut isi dari makalah yang telah disusun oleh kelompok yang sudah dibentuk. Laporan hasil diskusi disusun masing-masing kelompok setelah melaksanakan diskusi bersama di kelas, diskusi dilakukan oleh semua kelompok yang ada. Penilaian sikap yang dilaksanakan oleh guru dilakukan pada setiap pertemuan selama satu semester. Tidak terlaksananya seluruh aspek penilaian yang ada di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran berhubungan dengan alokasi waktu yang ada di sekolah. 5) Alokasi waktu Dalam hal penerapan alokasi waktu selama kegiatan pembelajaran berlangsung ternyata waktu yang direncanakan dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam pelaksanaannya tidak sesuai. Ketidaksesuaian tersebut terjadi karena kebetulan jadwal pelajaran biologi kelas XI semester genap jatuh pada hari senin. Pada hari senin selama dua minggu berturut-turut terjadi pelaksanaan ujian nasional dan pengumuman kelulusan sekolah. Hal ini memakan jatah waktu yang ada bagi mata pelajaran biologi sehingga dalam pelaksanaannya guru mempercepat durasi pembahasan setiap pokok bahasan biologi. Dari yang semula dalam rencana pelaksanaan pembelajaran akan dilaksanakan dalam enam kali pertemuan menjadi empat kali pertemuan. 66 Adanya alokasi waktu yang dipercepat ini berdampak dalam penggunaan metode yang digunakan. Demi mengejar terselesaikannya materi pelajaran dalam waktu yang ada maka penggunaan metode yang terjadi akhirnya hanya menggunakan metode diskusi dan ceramah. Metode ceramah memang bisa lebih cepat dalam menyelesaikan pembahasan sebuah materi pelajaran karena guru tinggal menyampaikan kemudian siswa mencatat materi yang disampaikan oleh guru. Persiapan untuk penggunaan metode ceramah juga cukup sederhana yakni hanya berupa buku pegangan bagi guru serta ringkasan materi yang telah disusun oleh guru. 6) Pencapaian indikator kompetensi Dalam pelaksanaannya hal pencapaian indikator kompetensi pada masih belum tercapai semua karena tidak adanya ulangan harian maka pengamatan tercapai atau tidaknya indikator kompetensi hanya dilaksanakan pada saat siswa melaksanakan diskusi di kelas. Dari beberapa kompetensi yang sudah dicanangkan guru dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang dapat tercapai hanya pada indikator mengidentifikasi struktur dan fungsi alat-alat ekskresi, membedakan struktur dan fungsi alat-alat ekskresi, membedakan struktur alat ekskresi hewan dan manusia, menjelaskan penyebab penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi. Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada tahap kegiatan pendahuluan sudah mampu mengondisikan peserta didik dengan dilaksanakannya kegiatan berdo’a bersama sebelum memulai pembelajaran, sayangnya dalam kegiatan pendahuluan guru belum menjelaskan mengenai tujuan pembelajaran, guru hanya memberitahukan pada peserta didik materi apa saja yang akan mereka pelajarari pada pertemuan hari itu. Pada tahap kegiatan inti memang di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran guru belum mencantumkan pembagian secara jelas mengenai tahapan eksplorasi, elaborasi, maupun konfirmasi. Namun di dalam 67 pelaksanaannya berdasarkan data yang diperoleh peneliti melalui kegiatan observasi pembelajaran di kelas diperoleh bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh guru pengampu mata pelajaran sudah menyangkut beberapa hal yang ada di dalam ketiga tahapan tersebut. Untuk melihat sejauh mana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat dilihat dalam lampiran pelaksanaan pembelajaran yang ada di belakang halaman daftar pustaka. Untuk mampu melaksanakan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi secara penuh di dalam pelaksanaan pembelajaran memang perlu beberapa latihan dan pembiasaan dari guru mata pelajaran yang bersangkutan. Idealnya guru rutin melakukan evaluasi sendiri terhadap keberhasilan dalam setiap pelaksanaan pembelajaran yang sudah dilakukannya, melalui evaluasi diri akan ditemukan apa kekurangan ataupun kelebihan yang ada dalam setiap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukannya. Dengan mengetahui kekurangan ataupun kelebihan akan memudahkan guru untuk memperbaiki berbagai kekurangan tersebut serta menggunakan kelebihan yang dimilikinya seefektif mungkin. C. Evaluasi pembelajaran 1. Hasil belajar a. Temuan data Penilaian yang dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa hanyalah menggunakan tugas kelompok berupa makalah dan laporan diskusi serta mengerjakan LKS. b. Deskripsi Penggunaan makalah untuk mengetahui ketercapaian indikator kompetensi melalui hasil belajar masih belum tepat karena untuk mengetahui seluruh komponen yang ada di dalam pencapaian indikator kompetensi memerlukan pengamatan yang jelas terhadap aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Di dalam makalah yang disusun secara bersama masih belum bisa menjamin apakah dalam penyusunan 68 makalah tersebut seluruh angggota kelompok terlibat dalam proses penyusunannya atau hanyalah disusun oleh beberapa anggota kelompok saja. Penggunaan laporan hasil diskusi untuk mengetahui ketercapaian indikator yang ada di dalam indikator pencapaian kompetensi juga masih kurang tepat karena di dalam laporan diskusi masih belum bisa menyangkut aspek afektif serta psikomotorik. Penggunaan tugas untuk mengerjakan LKS untuk mengetaui ketercapaian indikator pencapaian kompetensi juga masih kurang tepat karena hanya dapat mengukur kemampuan dalam aspek kognitif saja. Sebaiknya untuk melakukan penilaian hasil belajar secara menyeluruh maka guru minimal menggunakan instrumen ulangan harian yang berisi soal-soal sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Untuk penilaian dari aspek psikomotorik dan afektif guru dapat menggunakan kegiatan demonstrasi yang dilakukan oleh siswa menggunakan alat yang telah disusun oleh guru. 2. Kesesuaian dengan standar proses a. Temuan data Tabel 6 kesesuaian dengan standar proses Aspek Sesuai Belum Keterangan Perencanaan pelaskanaan pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran Penilaian hasil belajar √ √ Belum adanya pembagian secara jelas mengenai kegiatan pembelajaran di kelas √ Dalam pelaksanaannya masih belum memenuhi standar pelaksanaan pembelajaran Sudah sesuai dengan instrumen yang dibuat dalam kompetensi dasar yang akan dicapai 69 b. Deskripsi 1) Perencanaan pelaksanaan pembelajaran Dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran tidak sesuainya apa yang direncakan oleh guru adalah dalam hal penjabaran mengenai kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dalam standar proses telah dijelaskan bahwa pada pelaksanaan pembelajaran terdapat langkah-langkah yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Sedangkan di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun oleh guru hanya menyebutkan kegiatan guru dan kegiatan siswa yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran. 2) Pelaksanaan pembelajaran Dalam hal pelaksanaan pembelajaran ketidaksesuaian itu terlihat dalam hal penggunaan metode, alokasi waktu, dan penggunaan sumber belajar. Adanya perubahan dalam pelaksanaan pembelajaran ini tidak serta merta dilakukan guru secara terencana, ada faktor yang memaksa guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang tidak sesuai dengan rencana palaksanaan pembelajaran tersebut. Faktor paling kuat adalah alokasi waktu yang termakan untuk liburan karena di sekolah mengadakan ujian akhir nasional dan pengumuman kelulusan siswa kelas XII. 3) Penilaian hasil belajar Dalam hal penilaian hasil pembelajaran kesesuaian yang dilakukan oleh guru adalah apa yang dinilai sudah sesuai dengan kompetensi dasar yang dibuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Kalaupun ada rencana penilaian yang tidak terlaksana sifatnya kondisional dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada di sekolah. 70 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil uraian dari data penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan bahwa dalam hal pengembangan RPP dan pelaksanaan pembelajaran biologi pokok bahasan sistem ekskresi di MA Tarbiyatul Mubtadiin tahun ajaran 2010/2011 yang menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan masih belum sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun oleh guru. B. Saran Berdasarkan uraian yang diungkapkan di atas saran-saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Dalam proses pembelajaran guru diharapkan lebih kreatif dalam menerapkan model pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa tidak merasa bosan dengan proses pembelajaran yang berlangsung. 2. Guru diharapkan melakukan inovasi dengan memanfaatkan berbagai media dan bahan yang dapat digunakan sebagai sumber belajar di lingkungan sekitar sekolah. 3. Guru diharapkan membuat bahan ajar berupa buku yang disesuaikan dengan kurikulum di sekolah serta kondisi ekonomi siswa yang sebagian besar orang tuanya petani. C. Penutup Puji syukur alhamdulillah penelitian ini dapat diselesaikan. Semoga karya ini dapat memberikan manfaar bagi peneliti sendiri, guru mata pelajaran biologi MA Tarbiyatul Mubtadiin, peserta didik kelas XI MA Tarbiyatul 71 Mubtadiin dan siapapun yang membaca karya ini umumnya. Semoga karya ini dapat menjadi sumbangan bagi dunia pendidikan. Akhirnya hanya pada Allah SWT tempat bagi peneliti untuk memohon petunjuk dan pertolongan agar selalu berada dalam ridlo-Nya dan jalan yang lurus sehingga bisa memberi manfaat bagi sesama. Amiin Ya Rabbal Alamiin. 72 Lampiran 1 75 Lampiran 2 76 Sekolah : MA TARBIYATUL MUBTADIIN Mata Pelajaran : BIOLOGI Kelas/Semester : XI/Semester Genap Standar Kompetensi : Menjelaskan Struktur, Fungsi, Organ manusia dan hewan tertentu, kelainan, dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses seta kelainan/penyak it yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya ikan dan serangga). Struktur dan fungsi alatalat ekskresi manusia: Alat ekskresi pada manusia antara lain: paru-paru, kulit, ginjal, hati, yang mengekskresik an hasil metabolisme. Proses ekskresi pada manusia: Ekskresi sisasisa Kegiatan pembelajaran Kegiatan guru: membimbing siswa dan mengarahkan persepsi siswa untuk memahami konsep alat ekskresi pada manusia dengan metode diskusi informasi, demonstrasi dan eksperimen untuk menemukan sendiri. Kegiatan siswa: Menggunakan torso/charta mengenali struktur berbagai organ ekskresi, letak, dan fungsinya melalui kegiatan demonstrasi. Mengkaji literatur/CD interaktif/penelusuran internet/charta menemukan fungsi, proses masing-masing dan hasil akhir yang dibuang alat ekskresi manusia. Idikator Pencapaian Kompetensi Mengidentifika si struktur dan fungsi alat-alat ekskresi. Membedakan struktur dan fungsi alat-alat ekskresi. Menjelaskan proses ekskresi seperti keringat, urine, bilirubin dan biliverdin, 𝐶𝑂2 dan 𝐻2 𝑂 (uap air). Melakukan uji kandungan zat Lampiran 3 SILABUS Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Jenis Tagihan: Tugas individu, tugas kelompok, unjuk kerja, ulangan 2 Kali pertemua n (90 menit) Sumber Belajar: Buku acuan Biologi teks karya Moh. Amin, buku pelajaran Biologi SMA II terbitan Erlangga, internet Bentuk Instrume n: Produk (laporan hasil kajian dan diskusi, Alat: OHP/ Komputer, LCD. Bahan: LKS, bahan 77 77 metabolisme melalui paruparu, hati, ginjal, dan kulit menunjukkan mekanisme yang berbeda. Ekskresi para Hewan: Hewan mengekskresik an sisa metabolisme menggunakan alat seperti kulit, ginjal, sel api, nefridia, dll. Kegiatan guru: Membimbing siswa dan mengarahkan persepsi siswa untuk memahami konsep sistem ekskresi pada hewan dengan metode diskusi informasi, demonstrasi dan eksperimen untuk menemukan sendiri. Kegiatan siswa: Mengkomunikasikan/mempresentasi kan hasil analisis dan kajian pengeluaran sisa-sisa metabolisme melalui paru-paru, hati, ginjal, dan kulit. dalam urine. Melakukan uji kandungan glukosa, protein, amoniak dalam menggunakan reagen melalui kerja kelompok. Menganalisis charta/gambar alat-alat ekskresi pada berbagai hewan, seperti cacing, belalang, ikan, dll, melaui kerja kelompok. Mengkaji literatur/penelusuran internet dan mendiskusikan hasil kajian tentang proses ekskresi pada ikan dan belalang. Membedakan struktur alat ekskresi ikan, cacing, dan belalang (ginjal). Membedakan alat ekskresi hewan dan manusia. Mengidentifika si proses ekskresi pada ikan, cacing, dan belalang. laporan hasil kandungan zat dalam urin), pengamata n unjuk kerja, pengamata n sikap, kuis, tes pilihan ganda, tes uraian. Jenis tagihan: Tugas kelompok, unjuk kerja, ulangan Bentuk Instrume n: produk (laporan hasil kajian dan analisis alat ekskresi hewan), presentasi, charta/gambar berbagai alat ekskresi hewan 2 kali pertemua n (90 menit) Sumber Belajar: Buku acuan Biologi teks karya Moh. Amin, buku pelajaran Biologi SMA II terbitan Erlangga, internet Alat: OHP /Komputer, LCD. Bahan: LKS, bahan presentasi, charta/gambar 78 78 Kelaian dan penyakit yang terjadi Gangguan pada sistem ekskresi, antara lain albuminaria, nefritis, polyuria, dll. Kegiatan guru: Membimbing siswa dan mengarahkan persepsi siswa untuk memahami konsep alat ekskresi pada manusia dengan metode diskusi informasi, demonstrasi dan eksperimen untuk menemukan sendiri. Kegiatan siswa: Melakukan kajian literatur/penelusuran internet menemukan berbagai penyakit, penyebab, dan pemanfaatan teknologi pada gangguan/penyakit sistem ekskresi. Mendiskusikan cara menghindari/menanggulangi penyakit pada sistem ekskresi. pengamata n sikap, kuis, tes pilihan ganda, tes uraian. Jenis Menjelaskan tagihan: penyebab kelaian/penyak tugas it yang terjadi individu, pada sistem tugas kelompok, ekskresi. unjuk Menghimpun kerja, gambar ulangan penggunaan teknologi yang Bentuk membantu instrumen sistem : produk ekskresi, (laporan hasil kajian dan diskusi), pengamata n sikap, kuis, tes pilihan ganda, tes uraian. berbagai alat ekskresi hewan 2 kali pertemua n (90 menit) Sumber Belajar: Buku acuan Biologi teks karya Moh. Amin, buku pelajaran Biologi SMA II terbitan Erlangga, internet Alat: OHP/Kompute r, LCD. Bahan: LKS, bahan presentasi, charta/gambar berbagai alat ekskresi hewan 79 79 Lampiran 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah : MA TARBIYATUL MUBTADIIN Mata Pelajaran : BIOLOGI Kelas/Program : XI Semester : Genap Kompetensi Dasar Jam Pertemuan Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses seta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya ikan dan serangga). : pertemuan ke 15 dan 16 Indikator Mengidentifikasi struktur dan fungsi alat-alat ekskresi. Membedakan struktur dan fungsi alat-alat ekskresi. Menjelaskan proses ekskresi seperti keringat, urine, bilirubin dan biliverdin, 𝐶𝑂2 dan 𝐻2 𝑂 (uap air). Melakukan uji kandungan zat dalam urine. Materi Pembelajaran Struktur dan fungsi alat-alat ekskresi manusia: alat ekskresi pada manusia antara lain: paru-paru, kulit, ginjal, hati, yang mengekskresikan hasil metabolisme. Proses ekskresi pada manusia: ekskresi sisa-sisa metabolisme melalui paru-paru, hati, ginjal, dan kulit menunjukkan mekanisme yang berbeda. Langkah dan Metode Pembelajaran Kegiatan guru: membimbing siswa dan mengarahkan persepsi siswa untuk memahami konsep alat ekskresi pada manusia dengan metode diskusi informasi, demonstrasi dan eksperimen untuk menemukan sendiri. Kegiatan siswa: Menggunakan torso/charta mengenali struktur berbagai organ ekskresi, letak, dan fungsinya melalui kegiatan demonstrasi. Mengkaji literatur/CD interaktif/penelusuran internet/charta menemukan fungsi, proses masing- 80 masing dan hasil akhir yang dibuang alat ekskresi manusia. Mengkomunikasikan/mempresentasikan hasil analisis dan kajian pengeluaran sisa-sisa metabolisme melalui paru-paru, hati, ginjal, dan kulit. Melakukan uji kandungan glukosa, protein, amoniak dalam menggunakan reagen melalui kerja kelompok. Sumber Buku acuan Biologi teks karya Moh. Amin, buku pelajaran Biologi SMA II terbitan Erlangga, internet. Alat OHP/Komputer, LCD, tabung reaksi, rak tabung reaksi, gelas kimia, pembakar spirtus. Bahan LKS, bahan presentasi, reagen benedict, biuret. Penilaian Jenis tagihan: tugas individu, tugas kelompok, unjuk kerja, ulangan Bentuk instrumen: produk (laporan hasil kajian dan diskusi, laporan hasil kandungan zat dalam urin), pengamatan unjuk kerja, pengamatan sikap, kuis, tes pilihan ganda, tes uraian. Jam Pertemuan : pertemuan ke 17 dan 18 Indikator Membedakan struktur alat sksresi ikan, cacing, dan belalang. Membedakan alat ekskresi hewan dan manusia. Mengidentifikasi proses ekskresi pada ikan, cacing, dan belalang. Materi Pembelajaran Hewan mengeksresikan sisa metabolisme menggunakan alat seperti kulit, ginjal, sel apo, nefridia. Langkah dan Metode Pembelajaran Kegiatan guru: membimbing siswa dan mengarahkan persepsi siswa untuk memahami konsep alat ekskresi 81 pada manusia dengan metode diskusi informasi, demonstrasi dan eksperimen untuk menemukan sendiri. Kegiatan siswa: Menganalisis charta/gambar alat-alat ekskresi pada berbagai hewan, seperti cacing, belalang, ikan, dll melalui kerja kelompok. Mengkaji literatur/penelusuran internet dan mendiskusikan hasil kajian tentang proses ekskresi pada ikan dan belalang. Sumber Buku acuan Biologi teks karya Moh. Amin, buku pelajaran Biologi SMA II terbitan Erlangga, internet. Alat OHP/Komputer, LCD. Bahan LKS, bahan presentasi, charta/gambar berbagai alat ekskresi hewan. Penilaian Jenis tagihan: tugas individu, tugas kelompok, unjuk kerja, ulangan Bentuk instrumen: produk (laporan hasil kajian dan analisis alat ekskresi hewan), pengamatan sikap, kuis, tes pilihan ganda, tes uraian. Jam Pertemuan : pertemuan ke 19 dan 20 Indikator Menjelaskan penyebab kelaian/penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi. Menghimpun gambar penggunaan teknologi yang membantu sistem ekskresi, Materi Pembelajaran Gangguan pada sistem ekskresi, antara lain albuminaria, nefritis, polyuria, dll. Langkah dan Metode Pembelajaran Kegiatan guru: membimbing siswa dan mengarahkan persepsi siswa untuk memahami konsep alat ekskresi pada manusia dengan metode diskusi informasi, demonstrasi dan eksperimen untuk menemukan sendiri. 82 Kegiatan siswa: Melakukan kajian literatur/penelusuran internet menemukan berbagai penyakit, penyebab, dan pemanfaatan teknologi pada gangguan/penyakit sistem ekskresi. Mendiskusikan cara menghindari/menanggulangi penyakit pada sistem ekskresi. Sumber Buku acuan Biologi teks karya Moh. Amin, buku pelajaran Biologi SMA II terbitan Erlangga, internet. Alat OHP/Komputer, LCD. Bahan LKS, bahan presentasi. Penilaian Jenis tagihan: tugas individu, tugas kelompok, unjuk kerja, ulangan Bentuk instrumen: produk (laporan hasil kajian dan analisis alat ekskresi hewan), pengamatan sikap, kuis, tes pilihan ganda, tes uraian. Mengetahui, Kepala Sekolah dilaksanakan,………………… Guru Biologi ( ______________ ) NIP. ………………. ( _________________ ) NIP.………………….. 83 Lampiran 5 LEMBAR OBSERVASI KOMPONEN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No Komponen 1 Identitas mata pelajaran: a. Satuan pendidikan Ada Tidak √ b. Kelas √ c. Semester √ d. Program/program keahlian Keterangan Identitas mata pelajaran ditulis dalam sampul depan RPP yang dibuat guru, RPP sudah dijilid menjadi Satu √ Tidak dicantumkan karena belum ada pembagian jurusan. e. Mata pelajaran √ Sudah dicantumkan oleh guru dalam RPP f. Jumlah pertemuan √ Sudah dicantumkan dalam RPP Langsung mengacu pada silabus yang sudah disusun oleh pemerintah. Sudah dicantumkan di dalam RPP. 2 Standar kompetensi √ 3 Kompetensi dasar √ 4 Indikator pencapaian kompetensi √ Sudah dicantumkan di dalam RPP. √ 5 Tujuan pembelajaran 6 Materi ajar: a. Fakta b. Konsep Belum dicantumkan di dalam RPP. Belum dapat diketahui secara rinci karena di dalam RPP yang dibuat guru materi ajar masih berupa poin-poin secara umum. c. Prinsip d. Prosedur Catatan: Lembar observasi ini dikembangkan dari standar proses yang ada dalam peraturan menteri pendidikan nomor 41 tahun 2007 84 7 Alokasi waktu √ 8 Metode pembelajaran √ 9 Kegiatan pembelajaran: a. Pendahuluan √ b. Inti √ c. Penutup √ Penilaian hasil pembelajaran √ 10 Hanya disebutkan dilakukan pada pertemuan ke-…. Menggunakan metode diskusi informasi, demonstrasi, dan eksperimen. Belum diuraikan secara rinci karena hanya diungkapkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru secara keseluruhan. Penilaian dilakukan melalui tugas individu, tugas kelompok, unjuk kerja, dan ulangan. 85 Lampiran 6 LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN No 1 Komponen Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan pendahuluan a) menyiapkan peserta didik secara psikis Ada Tidak keterangan √ Guru mengkondisikan peserta didik dengan berdoa dahulu. dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; b) mengajukan √ Guru menanyakan materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya. pertanyaanpertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; c) menjelaskan tujuan √ Belum dijelaskan oleh guru pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; d) menyampaikan √ Dijelaskan oleh guru secara singkat. cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. 2 Kegiatan inti a. eksplorasi 1) melibatkan √ Guru memberi kesempatan Catatan: Lembar observasi ini dikembangkan dari standar proses yang ada dalam peraturan menteri pendidikan nomor 41 tahun 2007 86 peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; 2) menggunakan √ beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; 3) memfasilitasi √ terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; 4) melibatkan √ peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; 5) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan. b. elaborasi pada siswa untuk mencari materi salah satunya lewat internet dan perpustakaan. Masih menggunakan satu sumber belajar yakni media cetak berupa buku dan LKS. Guru selalu membuka kesempatan bagi siswa yang ingin bertanya ataupun mengungkapkan pendapat. Adanya kesempatan bertanya memebri peluang siswa aktif di kelas. √ Belum dilaksanakan karena alat dan bahan yang ada di sekolah belum memadahi. 87 1) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna; 2) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lainlain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; 3) memberi kesempatan peserta untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut; 4) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; 5) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; 6) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun √ Sudah dilakukan dengan adanya tugas mencatat dalam tiap pertemuan. √ Sudah adanya tugas diskusi kelompok. √ Kesempatan sudah dibuka dalam setiap pertemuan. √ Dibentuk kelompok-kelompok untuk melakukan diskusi. √ Sudah dilaksanakan oleh guru. √ Laporan sudah dibuat secara kelompok. 88 tertulis, secara individual maupun kelompok; 7) memfasilitasi √ peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; 8) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan; 9) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik. c. Konfirmasi 1) memberikan √ umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik; 2) memfasilitasi konfirmasi √ terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber; 3) memfasilitasi Dilaksanakan saat ada diskusi bersama antar kelompok. √ Tidak dilaksanakan karena dalam pokok bahasan sistem ekskresi belum dilakukan praktikum. √ Belum dilaksanakan sepenuhnya oleh guru. Sudah dilaksanakan oleh guru. Konfirmasi dilakukan dengan mengembalikan tugas yang dikumpulkan dan telah dinilai oleh guru. √ Belum ada kegiatan refleksi 89 3 peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan; 4) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar. Kegiatan penutup a. bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; melalui pengalaman belajar, √ Peserta didik belum diarahkan memperoleh pengalaman yang bermakna. √ Belum dilaksanakana secara efektif guru √ Penilaian dilakukan guru setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran lewat pekerjaan rumah. √ Melalui penilaian tugas siswa. √ Remedi hanya diberikan pada siswa yang nilainya belum memenuhi KKM. terhadap 90 e. menyampaikan √ rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Sudah dilaksanakan oeh guru. 91 Lampiran 7 INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA WAWANCARA Pokok-pokok wawancara dengan Bapak Miftah selaku guru Biologi kelas XI di MA Tarbiyatul Mubatadiin Demak meliputi: 1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran biologi yang terjadi di MA Tarbiyatul Mubtadiin? 2. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran Biologi? 3. Kapan Bapak menyusun RPP pelajaran Biologi? 4. Bagaimana kondisi peserta didik dalam pembelajaran biologi? 5. Bagaimana cara penilaian Bapak terhadap hasil belajar peserta didik? 92 Lampiran 8 FOTO PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 93 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa: Nama : Arif Mahrus Tempat/Tanggal Lahir: Demak/ 19 april 1988 Jenis kelamin : Laki-laki Alamat : Ds Wilalung RT 07 RW 06 Kec. Gajah Kab. Demak Pendidikan : 1. SDN Wilalung 01 lulus tahun 2000 2. MTs N Kudus lulus tahun 2003 3. MAN 2 Kudus lulus tahun 2006 4. IAIN Walisongo Semarang angkatan tahun 2006 Demikian daftar riwayat hidup penulis ini dibuat dan harap menjadikan maklum adanya. Semarang, 10 Juni 2011 94