SKRIPSI - Perpustakaan IAIN Walisongo Semarang

advertisement
DESKRIPSI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI
PADA POKOK BAHASAN SISTEM EKSKRESI
DI KELAS XI MA TARBIYATUL MUBTADIIN DEMAK TAHUN
AJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
dalam Ilmu Pendidikan Biologi
Oleh :
ARIF MAHRUS
NIM : 063811038
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2011
ABSTRAK
ARIF MAHRUS (NIM: 063811038) DESKRIPSI PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN BIOLOGI POKOK BAHASAN SISTEM EKSKRESI
KELAS XI MA TARBIYATUL MUBTADIIN DEMAK TAHUN AJARAN
2010/2011. Skripsi Semarang: Program Strata 1 Jurusan Tadris Biologi IAIN
Walisongo Semarang, 2011.
Pelaksanaan pembelajaran di kelas sangat menentukan berhasil tidaknya
tujuan pembelajaran dicapai. Sebelum melaksanakan pembelajaran perlu adanya
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan sesudah pelaksanaan
pembelajaran ada penilaian hasil pembelajaran serta evalusai secara keseluruhan
pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran biologi di MA Tarbiyatul
Mubtadiin pada pokok bahasan sistem ekskresi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber
penelitian dalam penelititan ini adalah guru biologi kelas XI di MA Tarbiyatul
Mubtadiin beserta siswa yang diajar sejumlah 39 anak. Metode yang digunakan
dalam pengumpulan data adalah metode wawancara, dokumen, dan observasi.
Berdasarkan analisa secara deskriptif terhadap data yang telah diperoleh
peneliti ternyata pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru masih belum
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun oleh guru
tersebut. Walaupun demikian guru telah berusaha sebaik mungkin untuk
melaksanakan apa yang sudah direncanakan.
Simpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran biologi pokok bahasan sistem eksksresi yang dilakukan oleh guru
belum sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran dan standar proses.
Alternatif cara agar guru lebih optimal dalam pelaksanaan pembelajaran adalah
guru menggunakan model pembelajaran yang lebih bervariasi, guru
memanfaatkan alat dan media yang ada di lingkungan sekolah, guru menciptakan
sendiri buku pegangan bagi siswa disesuaikan dengan kurikulum sekolah.
ii
iii
iv
v
MOTTO
              
    
114. Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa
(membaca) Al qur'an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu[946], dan Katakanlah:
"Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." 1
[946] Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. dilarang oleh Allah menirukan bacaan Jibril a.s.
kalimat demi kalimat, sebelum Jibril a.s. selesai membacakannya, agar dapat Nabi Muhammad
s.a.w. menghafal dan memahami betul-betul ayat yang diturunkan itu.
1
Asep Jihad, dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Presindo, 2009), cet
III, hlm.320
vi
PERSEMBAHAN
Dengan rendah hati karya ini kupersembahkan:
1. Bapak dan ibuku ( Pak Ngasian dan Bu Toyibah) tercinta, yang selalu
membantuku dengan do’a, kasih sayang dan semangat.
2. Ketiga saudaraku ( Dwi, Fitri, dan Ama) yang senantiasa memberi
motivasi dan semangat.
3. Teman-teman 41 Community( Syaefi, Anton, Mas Sukron, Utoko, Toha,
Khumed, Hidayah) terima kasih untuk persahabatan dan semangatnya.
4. Teman-teman seperjuangan” Bio 06” terima kasih atas kerjasama kalian.
5. Almamaterku.
vii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Arif mahrus
NIM
: 063811038
Jurusan/Program Studi : Tadris Biologi/S1
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 10 Juni 2011
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa kita
curahkan kehadirat beliau junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga,
para sahabat dan pengikutnya, dengan harapan semoga kita mendapatkan
syafaatnya di hari akhir nanti.
Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, penulis sampaikan bahwa
skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan
dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang
telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan
kepada:
1. Dekan Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan kemudahan administrasi
dalam penyusunan skripsi.
2. Ketua Prodi Tadris Biologi IAIN Walisongo yang telah memberikan
kemudahan dan kelancaran dalam penyusunan skripsi.
3. Nur Khasanah, S.Pd, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang penuh
kesabaran dalam membimbing dan memberi motivasi sehingga skripsi ini
dapat selesai.
4. Drs, H. Abdul Wahid, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing II yang selalu
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
selesai.
5. Andi Fadlan, M. Sc., selaku dosen wali yang memberi motivasi agar penulis
bersabar dalam penyusunan skripsi.
6. Segenap dosen jurusan Tadris Biologi yang telah memberikan ilmu dan
motivasi kepada penulis.
7. Drs. Abdul Rozaq, M. Pd, selaku kepalas MA Tarbiyatul Mubtadiin beserta
stafnya yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian.
ix
8. Miftah, S. Pdi, selaku guru Biologi di MA Tarbiyatul Mubtadiin yang telah
membantu terlaksananya penelitian di sekolah.
9. Bapak dan Ibu serta keluarga dengan do’a dan motivasinya sehingga penulis
bisa menyelesaikan skripsi ini.
10. Sahabat, teman-teman KKN Posko 36, UKM Musik, FLP Ngaliyan, dan
keluarga besar Tadris Biologi yang telah memberi motivasi bagi penulis untuk
menyelesaikan skripsi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini belum mencapai
kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis berharap semoga
karya sederhana ini bisa memberi manfaat bagi penulis pada khususnya dan
segenap pembaca pada umumnya.
Semarang, 10 Juni 2011
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................
i
ABSTRAK ..........................................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ...........................................................
v
MOTTO .............................................................................................................. vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vii
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….. xiv
DAFTAR TABEL DAN LAMPIRAN ............................................................... xv
BAB I
: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Permasalahan...............................................................................
4
C. Penegasan Istilah .........................................................................
5
D. Tujuan Penelitian ........................................................................
6
E. Manfaat Penelitian ......................................................................
6
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Biologi ..................................................................
7
1. Definisi ...................................................................................
7
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Biologi .............................. 13
3. Pembelajaran Ideal ………………………………………….. 14
B. Sistem Ekskresi ........................................................................... 24
1. Sistem Ekskresi pada Manusia................................................ 25
2. Sistem Ekkresi pada Ikan....................................................... 30
xi
3. Sistem Ekskresi pada Belalang............................................... 30
C. Kajian Pustaka............................................................................. 31
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Karakteristik dan Jenis Penelitian ............................................... 34
B. Fokus Penelitian dan Sumber Data ............................................. 34
C. Prosedur Penelitian...................................................................... 35
D. Metode Penumpulan Data............................................................ 36
1. Metode Observasi................................................................... 36
2. Metode Wawancara................................................................ 37
3. Metode Analisis Dokumen..................................................... 37
E. Metode Analisis Data................................................................... 37
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Perencanaan Pembelajaran.... ...................................................... 39
1. Silabus……………………………....................................... 39
a. Temuan Data …………………………………………. . 39
b. Deskripsi……………………………………………… . 40
2. RPP………………………………………………………… 46
a. Temuan Data ………………………………………….. 46
b. Deskripsi……………………………………………… . 47
B. Pelaksanaan Pembelajaran .......................................................... 55
1. Aktivitas Siswa .................................................................... 55
a. Temuan Data ………………………………………….. 55
b. Deskripsi……………………………………………… . 56
2. Kemampuan Profesional Guru .......................................... ... 58
a. Temuan Data …………………………………………... 58
b. Deskripsi………………………………………………. 59
3. Kinerja Guru ………………………………………………. 60
a. Temuan Data …………………………………………... 60
b. Deskripsi……………………………………………… . 61
4. Kesesuaian Pembelajaran dengan RPP ……………………. 62
a. Temuan Data …………………………………………... 62
xii
b. Deskripsi……………………………………………… . 63
C. Evaluasi Pembelajaran................................................................. 68
1. Hasil Belajar ………………………………………………. 68
a. Temuan Data ………………………………………….. 68
b. Deskripsi……………………………………………... .. 68
2. Kesesuaian dengan Standar Proses ………………………... 69
a. Temuan Data …………………………………………... 69
b. Deskripsi……………………………………………… . 70
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................... 71
B. Saran ............................................................................................ 71
C. Penutup........................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1. Letak ginjal ………………………………………………………………………………………… 25
2. Gambar 2. Penampang melintang ginjal ………………………………………………………………. 26
3. Gambar 3. Lapisan kulit ……………………………………………………………………………………… . 28
4. Gambar 4. Paru-paru ……………………………………………………………………………………………. 28
5. Gambar 5. Hati …………………………………………………………………………………………………….. 29
xiv
DAFTAR TABEL DAN LAMPIRAN
1. Tabel 1 data silabus sistem ekskresi ………………………………………... 40
2. Tabel 2 aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran ……………………. 57
3. Tabel 3 kemampuan profesional guru ……………………………………... 60
4. Tabel 4 kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran ……………………. 62
5. Tabel 5 kesesuaian pembelajaran dengan RPP ……………………………. 63
6. Tabel 6 kesesuaian dengan estándar proses ………………………………... 70
7. Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian dari Kampus …………………………….. 76
8. Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah …………………….. 77
9. Lampiran 3 Silabus ………………………………………………………… 78
10. Lampiran 4 RPP …………………………………………………………… 81
11. Lampiran 5 Lembar Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran …….. 85
12. Lampiran 6 Lembar Observasi Pelaksanaan Pembelajaran ………………... 87
13. Lampiran 7 Instrumen Wawancara ……………………………………….... 93
14. Lampiran 8 Foto Pelaksanaan Pembelajaran ………………………………. 94
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan IPA di sekolah menengah diharapkan dapat menjadi
wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari.
Pendidikan IPA menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga
dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar.1
Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai
pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan
proses ini
meliputi
keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis,
menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu
mempertimbangkan
keamanan
dan
keselamatan
kerja,
mengajukan
pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengomunikasikan
hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi
faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan
masalah sehari-hari.
Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan berpikir
analitis, induktif, dan deduktif untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan peristiwa alam sekitar. Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif
dan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan pemahaman dalam bidang
matematika, fisika, kima dan pengetahuan pendukung lainnya.
1
http://bsnp-indonesia.org/id/bsnp/wp-content/uploads/2009/06/01 -SMA-MA.zip
1
Mata pelajaran Biologi di SMA/MA merupakan kelanjutan IPA di
SMP/MTs yang menekankan pada fenomena alam dan penerapannya yang
meliputi beberapa aspek serta memahami konsep melalui penggunaan
keterampilan proses.2
Setiap mata pelajaran di SMA/MA dalam pelaksanaannya harus sesuai
dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh departemen pendidikan.
Kurikulum merupakan kegiatan belajar yang direncanakan bagi siswa baik di
dalam atau di luar kelas.
Mengingat fungsi kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran maka kurikulum terdiri dari beberapa komponen meliputi:
komponen tujuan, komposisi isi, komponen strategi, komponen media, dan
komponen proses belajar mengajar.
Komponen pokok ini juga disertai
komponen penunjang yang mencakup sistem administrasi dan supervisi,
pelayanan bimbingan dan penyuluhan serta sistem evaluasi.3
Kegiatan belajar yang efektif (sesuai tujuan) semestinya bermakna.
Agar kegiatan belajar menjadi bermakna, maka belajar tidak cukup dengan
hanya mendengar dan melihat tetapi juga harus dengan melakukan aktivitas
(membaca,
bertanya,
menjawab,
berkomentar,
mengerjakan,
mengomunikasikan, presentasi, diskusi). Ada dua jenis belajar, yaitu belajar
secara aktif dan secara reaktif (pasif).
Belajar secara aktif indikatornya adalah belajar pada setiap situasi,
menggunakan kesempatan untuk meraih manfaat, berupaya terlaksana, dan
partisipatif dalam setiap kegiatan.
Sedangkan belajar reaktif indikatornya
adalah tidak dapat melihat adanya kesempatan belajar, mengabaikan
kesempatan, membiarkan segalanya terjadi, serta menghindar dari kegiatan.4
Dari indikator belajar aktif, sesuai dengan pengertian kegiatan
pembelajaran di atas, maka prinsip belajar yang harus diterapkan adalah
2
Nuryani Rustaman, dkk, Common Text Book Strategi Belajar Mengajar Biologi,
(Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia, 2003), hlm. 34
3
Nuryani Rustaman, dkk, Common Text Book Strategi Belajar Mengajar Biologi ,
hlm. 24-30
4
http://educare.e-fkipunla.net
2
kedudukan siswa harus sebagai subjek belajar dengan melakukan dan
mengomunikasikan ilmu yang didapat selama kegiatan belajar sehingga
kecerdasan emosional siswa dapat berkembang, seperti kemampuan
sosialisasi, empati, dan pengendalian diri. Hal ini bisa dilatih melalui kerja
individual atau kelompok, diskusi, presentasi, dan tanya-jawab, sehingga
muncul rasa tanggung jawab dan disiplin diri pada siswa.
Peningkatan mutu pendidikan hanya mungkin dicapai apabila
semua komponen
sarana
dalam
pendidikan
yaitu
peserta
didik,
pendidik,
serta kurikulum saling berinteraksi dengan baik. Diantara faktor-
faktor tersebut, guru merupakan faktor yang secara langsung bertanggung
jawab atas keberhasilan proses pembelajaran yang dikembangkan khususnya
di kelas.
Guru memegang peranan penting dalam hal menyediakan fasilitas
belajar bagi siswa. Fasilitas belajar tersebut dapat berupa variasi pendekatan
pembelajaran, penyediaan media pembelajaran yang kreatif serta yang tidak
kalah pentingnya adalah pemberian kesempatan pada siswa untuk melakukan
pengamatan, dan eksplorasi.
Sarana dan prasarana juga dapat berpengaruh secara langsung
terhadap keberhasilan proses belajar siswa, kelengkapan sarana dan prasarana
akan lebih memudahkan guru untuk berkreasi dan memodifikasi kegiatan
pembelajaran. Sedangkan kurikulum merupakan salah satu faktor yang
berperan dalam menentukan tujuan pembelajaran. Dengan adanya kurikulum,
seorang siswa akan lebih terarah dalam mencapai kompetensi tertentu.
Berdasarkan data hasil wawancara dengan guru Biologi MA
Tarbiyatul Mubtadiin peneliti menemui ada beberapa hal yang menjadi
hambatan pelaksanaan kegiatan belajar Biologi di MA tersebut.5 Hambatan
itu diantaranya adalah belum tersedianya buku pegangan Biologi bagi seluruh
siswa serta sarana dan prasarana pembelajaran Biologi.
5
Wawancara dengan Bapak Miftah, selasa 4 Januari 2011
3
Tidak lengkapnya buku pegangan siswa serta sarana dan prasarana
kegiatan pembelajaran berdampak dalam kurangnya motivasi siswa untuk
aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat nonintelektual.
Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,
merasa senang dan semangat untuk belajar.6
Materi sistem ekskresi merupakan materi yang tercantum dalam
standar kompetensi kurikulum tingkat satuan pendidikan yang diajarkan pada
semester genap kelas XI.
Sistem ekskresi dalam penerapannya akan berhubungan dengan
materi-materi yang lain seperti sistem pencernaan, dan sistem endokrin.
Struktur jaringan proses kegiatan eksresi yang berhubungan dengan struktur
dalam sistem pencernaan serta sistem endokrin memiliki materi yang
kompleks serta sulit untuk dipahami. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa
peneliti memilih materi sistem ekskresi sebagai topik yang akan diteliti dalam
penelitian ini.
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, peneliti
tertarik
untuk
PELAKSANAAN
mengadakan
penelitian
PEMBELAJARAN
dengan
BIOLOGI
judul
“DESKRIPSI
PADA
POKOK
BAHASAN SISTEM EKSKRESI DI KELAS XI MA TARBIYATUL
MUBTADIIN DEMAK TAHUN AJARAN 2010/2011”.
B. Permasalahan
Pada kegiatan penelitian ini permasalahan yang timbul adalah
bagaimana pelaksanaan pembelajaran biologi pada pokok bahasan sistem
ekskresi di kelas XI MA Tarbiyatul Mubtadiin Demak tahun ajaran
2010/2011?
6
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2001) hlm. 73
4
C. Penegasan Istilah
Guna menghindari pemahaman dan penafsiran yang berbeda
mengenai judul dan pembahasan selanjutnya, maka perlu dijelaskan mengenai
beberapa istilah penting dalam judul penelitian.
1. Deskripsi
Deskripsi adalah pemaparan dengan kata-kata secara jelas dan
terperinci.7 Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan deskripsi adalah
penguraian dan penelaahan proses pembelajaran biologi serta beberapa
alternatif cara untuk mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses
pembelajaran sesuai dalam kurikulum KTSP.
2. Pembelajaran Biologi
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru
sedemikian rupa dengan tujuan membantu siswa memperoleh pengalaman
sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik.8
Pembelajaran Biologi dalam penelitian ini adalah sejauh mana
pelaksanaan proses pembelajaran biologi kelas XI di MA Tarbiyatul
Mubtadiin ditinjau dari komponen pembelajaran, aktivitas belajar, dan
hasil belajar sesuai dengan tuntutan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Kegiatan pembelajaran Biologi yang diamati dalam penelitian ini hanya
menyangkut satu materi saja yaitu sistem eksresi.
3. Sistem Ekskresi
Materi Sistem Ekskresi dalam KTSP termasuk dalam mata
pelajaran Biologi kelas XI semester Genap. Materi yang akan dibahas
yaitu sistem ekskresi pada manusia, sistem eksresi pada ikan dan sistem
eksresi pada serangga.
Berdasarkan penjelasan istilah tersebut, dapat memberikan gambaran
bahwa penelitian ini merupakan jenis penelitian analisis kualitatif dari suatu
peristiwa atau sering disebut sebagai studi kasus mengenai proses
pembelajaran Biologi kelas XI di MA Tarbiyatul Mubtadiin.
7
8
KBBI, hlm. 365
Dimyati, dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2006),
hlm.5
5
D. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan pembelajaran biologi pokok bahasan sistem ekskresi
di MA Tarbiyatul Mubtadiin Demak tahun ajaran 2010/2011.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan
manfaat penelitian sebagai berikut:
1. Memberikan gambaran pelaksanaan pembelajaran biologi pada pokok
bahasan sistem ekskresi di MA Tarbiyatul Mubtadiin Demak.
2. Memberikan informasi kendala yang mungkin ditemui dan solusi yang
dapat diambil sehingga bisa dijadikan kajian untuk perbaikan proses
pembelajaran di kelas.
3. Merekomendasikan kepada para peneliti lain untuk melaksanakan
penelitian sejenis yang lebih intensif dan mendalam.
4. Bagi para guru dan siswa di kelas, penelitian ini dapat dijadikan tolok ukur
dan merupakan bahan pertimbangan untuk melakukan pembenahan,
koreksi diri dan perbaikan diri (self improvement) serta pengembangan diri
(self development) dalam meningkatkan kemampuan profesionalnya
melaksanakan
tugas
profesinya
khususnya
dalam
pelaksanaan
pembelajaran biologi yang tentunya diharapkan akan berdampak pada
peningkatan hasil belajar siswa.
5. Bagi kepala sekolah dan pengawas, penelitian ini sangat membantu
meningkatkan pembelajaran supervise kepada para guru terkait efektif dan
efisien.
6. Bagi MA Tarbiyatul Mubtadiin, hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai bahan kajian untuk dasar menentukan kebijakan dan langkahlangkah yang dipandang efektif terlebih dalam peningkatan mutu
pembelajaran biologi di kelas.
7. Bagi lembaga, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu
investasi wacana dalam bidang pendidikan
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Biologi
1. Definisi
Tercapainya sebuah tujuan pendidikan banyak tergantung pada
bagaimana proses pembelajaran peserta didik berlangsung. Hampir semua
ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsiran tentang makna
pembelajaran. Seringkali pula perumusan dan tafsiran itu berbeda satu
sama lain. Kata pembelajaran berasal dari kata dasar belajar.
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku
atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang
diperkuat. 9 Selanjutnya dalam pengertian lain dijelaskan bahwa belajar
adalah perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang
sebagai akibat pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dan praktik
yang dilakukannya.10
Mengutip pendapat Cronbach tentang makna belajar bahwa:
“Learning is shown by a change in behaviora as a result of experience”. 11
Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan
respon. Seseorang telah dianggap belajar sesuatu apabila ia telah
menunjukkan perubahan dalam perilakunya. Menurut teori ini dalam
belajar yang terpenting adalah input berupa stimulus dan output yang
berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada
pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap
stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara
stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat
9
http: //id.wikipedia.org/wiki/belajar
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007, hlm. 21
11
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada),
hlm. 231-232
10
7
diamati atau diukur, yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh
karena itu apa yang dapat diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang
diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. 12
Pembelajaran merupakan setiap perubahan perilaku yang relatif
permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Manusia dapat melihat
perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri.13
Pembelajaran dalam dunia pendidikan, definisinya adalah proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. 14
Disisi lain pembelajaran memiliki pengertian yang mirip dengan
pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam
konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan
(aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek
afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik,
namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu
pihak, yaitu pengajar saja. Sedangkan dalam kegiatan pembelajaran
menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.
15
Perbedaan antara pengajaran dan pembelajaran adalah intensitas peran
yang dilakukan antara pengajar dengan peserta didik. 16
Dalam UU No. 20 tahun 2003 dijelaskan pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
12
http: //id.wikipedia.org/wiki/belajar
http: //id.wikipedia.org/wiki/pembelajaran
14
http: //id.wikipedia.org/wiki/pembelajaran
15
http: //id.wikipedia.org/wiki/pembelajaran
16
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 105
13
8
suatu lingkungan belajar.17 Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
No. 41 tahun 2007 dijelaskan pembelajaran adalah usaha sengaja, terarah,
dan bertujuan oleh seseorang atau sekelompok orang (termasuk guru dan
penulis buku pelajaran) agar orang lain (termasuk peserta didik), dapat
memperoleh pengalaman yang bermakna. Usaha ini merupakan kegiatan
yang berpusat pada kepentingan peserta didik.18
Menurut Oemar Hamalik dijelaskan “Pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan belajar”. 19
Wina
Pembelajaran
Sanjaya
dalam
Berorientasi
bukunya
Standar
yang
Proses
berjudul
Pendidikan
Strategi
mengutip
pernyataan Gagne secara lengkap mengenai makna pembelajaran sebagai
berikut:
Why do we speak of instruction rather than teaching? It is
because we wish to describe all of the events that may have
direct effect on the learning of a human being, not just those
set in motion by individual who is a teacher. Instruction
may include events that are generated by a page of print, by
a picture, by a television program, or by combination of
physical objects, among other things. Of course, a teacher
may play an essential role in the arrangement of any these
events. 20
Menurut Suherman, Pembelajaran merupakan proses yang terdiri
dari kombinasi dua aspek, yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus
dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan
oleh guru sebagai pemberi pelajaran. Kedua aspek ini akan berkolaborasi
secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara
guru dengan siswa, serta antara siswa dengan siswa di saat pembelajaran
sedang berlangsung. Dengan kata lain pada hakikatnya pembelajaran
17
UU No. 23 tahun 2003, hlm. 2
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007, hlm. 6
19
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.
18
57.
20
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
hlm. 103
9
merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik serta
antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap.21
Sebagaimana dalam Al-Qur’an banyak menunjukkan mengenai
pembelajaran, di antaranya surat At-Taubah ayat 122:
            
         
 
Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya
pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap
golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam
pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali agar
mereka dapat menjaga dirinya.22
Diperintahkannya sebagian dari golongan orang mukmin untuk
memperdalam pengetahuan agama dan memberi peringatan bagi sebagian
mukmin yang lain setelah kembali dari kegiatan memperdalam
pengetahuan agama menunjukkan bahwa belajar pengetahuan telah
ditunjukkan dan diperintahkan dalam Al-Qur’an.
Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu
dan memahami alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya
kumpulan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Melalui pendidikan biologi diharapkan
dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan
alam sekitar.23
Pendidikan biologi menekankan pada pemberian pengalaman
secara langsung. Karena itu, peserta didik perlu dibantu untuk
21
Asep Jihad, dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Presindo,
2009), cet III, hlm. 11.
22
Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: PT Syamil Cipta Media, 2005), hlm. 206.
23
Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, hal. 43
10
mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya mereka mampu
menjelajahi dan memahami alam sekitar. Keterampilan proses ini meliputi
keterampilan mengamati dengan seluruh indera, mengajukan hipotesis,
menggunakan
alat
mempertimbangkan
dan
bahan
keselamatan
secara
kerja,
benar
dengan
mengajukan
selalu
pertanyaan,
menggolongkan, menafsirkan data, dan mengkomunikasikan hasil temuan
secara beragam, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan
untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.24
Pembelajaran biologi terwujud pada suatu kegiatan yang
dilakukan secara sengaja untuk mempelajari materi biologi oleh seseorang
atau sekelompok orang supaya memperoleh pengalaman yang bermakna.
Pada kegiatan pembelajaran biologi pusat kegiatan berada pada peserta
didik.
Agar tercapai pembelajaran biologi yang efektif, maka harus
diperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut:
a. Student Centered Learning (Pembelajaran Berpusat Pada Siswa)
Siswa ditempatkan sebagai subjek belajar, artinya proses
belajar dilakukan oleh siswa dengan melakukan suatu kegiatan yang
telah dirancang oleh guru untuk menanamkan konsep-konsep tertentu.
Dengan belajar secara aktif siswa akan memperoleh hasil belajar yang
maksimal.
b. Learning by Doing (Belajar dengan Melakukan Sesuatu)
Proses pembelajaran biologi dirancang dengan melakukan
kegiatan sederhana yang dapat menggambarkan proses yang sedang
dipelajari. Dengan demikian siswa dapat mengalami sendiri, artinya
siswa mengetahui tidak hanya secara teoretis tetapi juga secara
praktis.
25
Sebagaimana pendapat aliran konstruktivisme yang
mengatakan bahwa pembelajaran akan berlangsung efektif apabila
24
25
http://bsnp-indonesia.org/id/bsnp/wp-content/uploads/2009/06/01 -SMA-MA.zip
Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, hal. 30
11
siswa terlibat secara langsung dalam tugas-tugas autentik yang
berhubungan dengan konteks yang bermakna.26
c. Joyful Learning (Pembelajaran yang menyenangkan)
Kesempatan untuk bereksplorasi dan berinteraksi dalam
kelompok akan membuat siswa merasa senang dan tidak tertekan.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih banyak menggunakan
waktunya untuk mengadakan pengamatan, percobaan dan berdiskusi
merupakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan.
d. Meaningful Learning (Pembelajaran yang Bermakna)
Pembelajaran menjadi bermakna jika siswa dapat mengalami
sendiri dan dapat mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Lebih
bermakna suatu materi maka akan lebih mudah untuk menyimpan dan
mengingatnya kembali.27
e. The Daily Life Problem Solving (Pemecahan Masalah Sehari-hari)
Objek biologi meliputi seluruh makhluk hidup, termasuk
manusia. Dengan demikian permasalahan dalam biologi senantiasa
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa perlu dilatih
untuk dapat memecahkan permasalahan yang diperoleh dalam
kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran biologi di MA/SMA merupakan kelanjutan dari
IPA di MTs/SMP yang menekankan pada fenomena alam dan
penerapannya yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a. Hakikat biologi, keanekaragaman hayati dan pengelompokan makhluk
hidup, hubungan antar komponen ekosistem, perubahan materi dan
energi, peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
26
Nur M, Media Pembelajaran dan Teknologi untuk Pembelajaran, (Surabaya:
Unesa, 2001), hlm. 71
27
Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2000), hlm. 54
12
b. Organisasi seluler, struktur jaringan, struktur dan fungsi organ
tumbuhan, hewan dan manusia serta penerapannya dalam konteks
sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
c. Proses yang terjadi pada tumbuhan, proses metabolisme, hereditas,
evolusi, bioteknologi dan implikasinya pada sains, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
2. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Biologi
Mata pelajaran biologi berfungsi untuk menanamkan kesadaran
terhadap keindahan dan keteraturan alam sehingga peserta didik dapat
meningkatkan keyakinan kepada Allah sebagai warga negara yang
menguasai sains dan teknologi untuk meningkatkan mutu kehidupan dan
melanjutkan pendidikan.28
Tujuan pembelajaran utamanya adalah membantu para siswa
agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu
tingkah laku siswa mengalami perubahan ke arah yang lebih baik ditinjau
dari segi kuantitas maupun kualitas siswa. Tingkah laku yang dimaksud
meliputi pengetahuan keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi
sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.29
Tujuan mata pelajaran IPA biologi adalah agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Membentuk sikap positif terhadap biologi dengan menyadari
keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran
ALLAH.
b. Memupuk sikap ilmiah, yaitu: jujur, objektif, kritis, terbuka, ulet dan
dapat bekerjasama dengan orang lain.
c. Mengembangkan pengalaman untuk dapat mengajukan dan menguji
hipotesis melalui percobaan serta mengkomunikasikan hasil percobaan
secara lisan dan tertulis.
28
http://bsnp-indonesia.org/id/bsnp/wp-content/uploads/2009/06/01 -SMA-MA.zip
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1995), hlm. 3
29
13
d. Mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif dan deduktif
dengan menggunakan konsep dan prinsip biologi.
e. Mengembangkan konsep dan prinsip biologi yang masih berkaitan
dengan IPA lainnya serta mengembangkan pengetahuan, keterampilan
dan sikap percaya diri.
f. Menerapkan konsep dan prinsip biologi untuk menghasilkan karya
teknologi sederhana yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.
g. Meningkatkan kesadaran dan berperan serta dalam menjaga kelestarian
lingkungan. 30
3. Pembelajaran Ideal
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41
tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah, maka idealnya sebuah pembelajaran memenuhi makna
pembelajaran seperti yang telah diungkapkan dalam standar proses
tersebut.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun
2007 dijelaskan pembelajaran adalah usaha sengaja, terarah, dan bertujuan
oleh seseorang atau sekelompok orang (termasuk guru dan penulis buku
pelajaran) agar orang lain (termasuk peserta didik), dapat memperoleh
pengalaman yang bermakna. Pembelajaran juga merupakan sebuah proses
interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.31
Sehingga di dalam pelaksanaan pembelajaran biologi idealnya
terdapat interaksi antara guru, peserta didik, serta lingkungan belajar
(alam, kelas, ruang laboratorium, dan sumber belajar lainnya).
Terjadinya interaksi antara murid dengan lingkungan, termasuk
guru, alat pelajaran dan sebagainya disebut proses belajar. Maksud adanya
proses belajar ini adalah demi tercapainya tujuan pembelajaran yang
30
31
http://bsnp-indonesia.org/id/bsnp/wp-content/uploads/2009/06/01 -SMA-MA.zip
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007, hlm. 8
14
ditentukan. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran.
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan RPP.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Penilaian
hasil pembelajaran dilakukan oleh guru. Pengawasan proses pembelajaran
dilakukan oleh kepala sekolah dan supervisi.
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus sebagai acuan dalam
pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran memuat identitas
mata pelajaran, SK, KD, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber
belajar. RPP dijabarkan dari silabus mengarahkan kegiatan belajar
peserta didik untuk mencapai KD.
RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam
satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk
setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan
pendidikan.
Idealnya sebuah RPP sesuai dengan standar nasional
memiliki komponen sebagai berikut:
1) Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan,
kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau
tema pelajaran, jumlah pertemuan.
2) Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan
minimal
peserta
didik
yang
menggambarkan
penguasaan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai
pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
15
3) Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang
harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai
rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu mata
pelajaran.
4) Indikator pencapaian kompetensi dasar
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur
dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi
dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
5) Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil
belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan
kompetensi dasar.
6) Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7) Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar.
8) Metode pembelajaran
Metode
pembelajaran
digunakan
oleh
guru
untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang
telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan
dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari
setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap
mata pelajaran.
16
9) Kegiatan pembelajaran
a) Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi
dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi
aktif dalam proses pembelajaran.
b) Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
KD.
Kegiatan
pembelajaran
dilakukan
secara
intensif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan
sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c) Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk
rangkuman atau kesimpulan, penilaian, dan refleksi, umpan
balik, dan tindak lanjut.
10) Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar
disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu
kepada standar penilaian.
11) Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.32
Sumber
belajar
merupakan
segala
sesuatu
yang
mengandung pesan, baik yang sengaja dikembangkan atau yang
32
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007, hlm. 8
17
dapat dimanfaatkan untuk memberikan pengalaman dan atau
praktik yang memungkinkan terjadinya belajar. Sumber belajar
dapat berupa narasumber, buku, media non-buku, teknik, dan
lingkungan.
b. Pelaksanaan
Sebelum
pelaksanaan
pembelajaran
dilaksanakan
ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi, syarat-syarat itu adalah:
1) Rombongan belajar
Jumlah maksimal peserta didik rombongan belajar adalah:
a) SD/MI
: 28 peserta didik
b) SMP/MT : 32 peserta didik
c) SMA/MA : 32 peserta didik
2) Beban kerja minimal guru
a) Beban
kerja
guru
mencakup
kegiatan
pokok
yaitu
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih, serta
melaksanakan tugas tambahan.
b) Beban kerja guru sebagaimana dimaksud pada paragraf
sebelumnya adalah sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka
dalam satu minggu.
3) Buku teks pelajaran
a) Buku
teks
pelajaran
sekolah/madrasah
dipilih
yang
akan
melalui
digunakan
rapat
guru
oleh
dengan
pertimbangan komite sekolah atau madrasah dari buku-buku
teks pelajaran yang telah ditetapkan oleh menteri.
b) Rasio buku teks pelajaran untuk peserta didik adalah 1:1 per
mata pelajaran.
c) Selain buku teks pelajaran, guru menggunakan buku panduan
guru, buku pengayaan, buku referensi, dan sumber belajar
lainnya.
18
d) Guru membiasakan peserta didik menggunakan buku-buku
sumber belajar lain yang ada di perpustakaan sekolah atau
madrasah.
4) Pengelolaan kelas
a) Guru mengatur tempat duduk sesuai dengan karakteristik
peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran
yang akan dilakukan.
b) Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran
harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik.
c) Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik.
d) Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan
kemampuan belajar peserta didik.
e) Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan,
keselamatan,
kepatuhan
pada
peraturan
dalam
menyelenggarakan proses pembelajaran.
f) Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respon
dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung.
g) Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar
belakang agama, suku, jenis kelamin, dan status sosial
ekonomi.
h) Guru menghargai pendapat peserta didik.
i) Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi.
j) Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata
pelajaran yang diampunya.
k) Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai
dengan waktu yang dijadwalkan.
Untuk melaksanakan sebuah pembelajaran yang efektif
menurut Slameto diperlukan syarat-syarat sebagai berikut:
a) Belajar secara aktif baik mental maupun psikis.
19
b) Guru
menggunakan
berbagai
variasi
metode
dalam
pembelajaran.
c) Memotivasi siswa dengan tujuan pembelajaran yang jelas.
d) Kurikulum yang baik dan seimbang.
e) Guru mempertimbangkan perbedaan individual.
f) Membuat pelaksanaan pembelajaran.
g) Memberi pengaruh sugesti kepada siswa.
h) Memiliki keberanian menghadapi siswa, termasuk masalahmasalah yang timbul pada saat proses pembelajaran.
i) Memberi sajian permasalahan pada proses pembelajaran untuk
merangsang siswa berpikir.
j) Menciptakan suasana yang demokratis di sekolah.
k) Semua bahan ajar perlu diintegrasikan.
l) Menghubungkan
pelajaran
dengan
keadaan
nyata
di
lingkungan.
m) Memberi kesempatan dan kebebasan kepada siswa untuk
menyelidiki, mengamati, belajar, dan memecahkan masalah
sendiri.
n) Membuat perencanaan pembelajaran remedial.
o) Menguasai bahan ajar.
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari
RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
1) Kegiatan pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru:
a) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran;
b) mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang
mengaitkan
pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari;
c) menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang
akan dicapai;
20
d) menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan
sesuai silabus.
2) Kegiatan inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran
untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat
meliputi proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
a) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
1)) melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan
dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari
dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan
belajar dari aneka sumber;
2)) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media
pembelajaran, dan sumber belajar lain. Pendekatan yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar sains termasuk
biologi mendudukkan siswa sebagai pusat perhatian utama.
Guru berperan dalam menyediakan dan menampilkan
pengalaman belajar anak.
3)) memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta
antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber
belajar lainnya;
4)) melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
5)) memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di
laboratorium, studio, atau lapangan.
21
b) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1)) membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang
beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna;
2)) memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas,
diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru
baik secara lisan maupun tertulis;
3)) memberi
kesempatan
peserta
didik
untuk
berpikir,
menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa
rasa takut;
4)) memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif
dan kolaboratif;
5)) memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk
meningkatkan prestasi belajar;
6)) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi
yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual
maupun kelompok;
7)) memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja
individual maupun kelompok;
8)) memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen,
festival, serta produk yang dihasilkan;
9)) memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang
menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta
didik.
c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1)) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam
bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap
keberhasilan peserta didik,
2)) memfasilitasi konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan
elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber,
22
3)) memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk
memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan,
4)) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman
yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar:
a)) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam
menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi
kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan
benar;
b)) membantu menyelesaikan masalah;
c)) memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan
pengecekan hasil eksplorasi;
d)) memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
e)) memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang
atau belum berpartisipasi aktif.
3) Kegiatan penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
a) bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
b) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c) memberikan
umpan
balik
terhadap
proses
dan
hasil
pembelajaran;
d) merencanakan
kegiatan
tindak
lanjut
dalam
bentuk
pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling
dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun
kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik;
e) menyampaikan
rencana
pembelajaran
pada
pertemuan
berikutnya. 33
Secara umum hambatan yang dihadapi oleh guru berkaitan
dengan pengajaran yang dilaksanakan yakni berkaitan dengan
33
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007, hlm. 12
23
perencanaan yang meliputi kompetensi yang harus dicapai, metode
mengajar yang digunakan serta evaluasi. Hambatan yang dihadapi
oleh institusi dalam hal ini sekolah adalah ketersediaan alat dan bahan,
sumber belajar seperti media, alat peraga, buku, dan fasilitas
pendukung.
c. Evaluasi
Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan
kualitas
pembelajaran
secara
keseluruhan,
mencakup
tahap
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
dan penilaian hasil pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran dilaksanakan dengan cara:
1) membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru
dengan standar proses,
2) mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai
dengan kompetensi guru.
Evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan
kinerja guru dalam proses pembelajaran.
Uraian
mengenai
perencanaan
proses
pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
evaluasi proses pembelajaran yang telah diungkapkan diatas dijadikan
sebagai pedoman dalam analisa secara deskriptif dalam penelitian ini.
B. Sistem Ekskresi
Melakukan ekskresi merupakan salah satu ciri makhluk hidup, baik
hewan, manusia, maupun tumbuhan. Ekskresi merupakan pengeluaran zat-zat
sisa metabolisme yang tidak lagi dubutuhkan oleh tubuh.34 Salah satu bentuk
ekskresi adalah buang air kecil, hasil buangan itu antara lain berupa urin.
Akan tetapi, sebenarnya hasil buangan tidak hanya berupa urin saja. Zat
34
Lestari dan Kristinah, Biologi 2: Mahkluk Hidup dan Lingkungannya Untuk
SMA/MA, (Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2009), hlm. 259
24
buangan lainnya dapat berupa keringat, gas karbondioksida, zat warna
empedu.
1. Sistem ekskresi pada manusia
Zat-zat sisa metabolisme merupakan zat sampah yang harus
dibuang dari tubuh. Zat-zat itu antara lain: urin dikeluarkan oleh ginjal,
keringat dikeluarkan oleh kelenjar keringat melalui kulit, karbondioksida
dikeluarkan oleh paru-paru, dan empedu dikeluarkan oleh hati.
1) Ginjal
Ginjal merupakan alat ekskresi yang utama pada tubuh
manusia. Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang
merah. Pada manusia, ginjal berukuran sebesar kepalan tangan, yaitu
berukuran panjang 10 sampai 12 cm, lebar 5 sampai 6 cm, dan tebal 3
sampai 4 cm dengan berat sekitar 140 gram. Ginjal terdapat satu
pasang dan terletak di bagian dorsal dinding tubuh sebelah kiri dan
kanan tulang belakang tulang belakang.
Gambar 1. Letak ginjal35
35
http://id.wikipedia.org/wiki/Ginjal
25
Pada potongan melintang ginjal, terlihat bagian-bagian yang
berbeda. Bagian-bagian tersebut dari luar ke dalam adalah korteks,
medula, dan pelvis. Pada bagian korteks dan medula ginjal terdapat
sekitar satu juta nefron. Nefron merupakan satuan struktur dan
fungsional paling kecil dari ginjal. Nefron ini berfungsi sebagai alat
penyaring.
Gambar 2. Penampang melintang ginjal36
Nefron berbentuk seperti cacing berkepala besar dengan tubuh
bagaikan elang yang berkelok-kelok. Pada bagian kepala terdapat
saringan halus yang hanya dapat dilewati oleh zat-zat tertentu saja. Sel
darah dan protein darah tidak dapat melewati saringan ini karena
ukurannya lebih besar.
36
http://id.wikipedia.org/wiki/Ginjal
26
Susunan nefron terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut.
a) Badan
malphigi,
yang
meliputi
kapsul
bowman
dan
glomerulus.
b) Tubulus kontortus, yang meliputi tubulus proksimal, henle, dan
tubulus distal.
Sebagian tubulus bentuknya berkelok-kelok yang disebut
dengan tubulus proksimal. Setelah itu terdapat lengkung henle.
Tubula berkelok-kelok lagi sebagai kelokan yang kedua disebut
tubula distal. Kemudian bersambung dengan tubula penampung
yang melintasi korteks dan medula.
Masing-masing nefron terdiri atas badan malphigi. Pada
malphigi ini terdapat bagian yang disbut kapsula bowman yang
berbentuk mangkuk dan di dalamnya terdapat glomerus. Di dalam
glomerus ini terdapat kapiler-kapiler darah.
Dalam tubuh manusia ginjal memiliki fungsi:
a) Menyaring/membersihkan darah.
b) Mengatur volume darah.
c) Mendaur ulang air, mineral, glukosa, dan gizi.
d) Mengatur keseimbangan kandungan kimia darah.
e) Menjaga darah agar tidak terlalu asam.
f) Penghasil hormon.37
2) Kulit
Kulit merupakan bagian permukaan luar dari tubuh
manusia.
Oleh sebab itu kulit sering berinteraksi dengan
lingkungan. Jika diperhatikan pada permukaan kulit akan
ditemukan rambut-rambut lembut yang muncul dari pori-pori.
Kulit manusia terdiri atas beberapa lapisan meliputi
epidermis dan dermis. Epidermis merupakan lapisan terluar dari
kulit, yang memiliki struktur tipis dengan ketebalan sekitar 0,07
37
Lestari, Biologi 2: Mahkluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA , hlm. 261
27
mm. Lapisan dermis terletak di bawah lapisan epidermis, tebalnya
sekitar 2,5 mm.
Gambar 3. Lapisan kulit38
Kulit merupakan organ ekskresi yang berfungsi sebagai
tempat pengeluaran keringat. Bagian kulit yang melakukan hal ini
adalah kelenjar keringat. Selain sebagai alat ekskresi, kulit juga
berfungsi sebagai berikut:
a) Melindungi tubuh dari panas, kuman, dan gesekan dari luar.
b) Mengatur suhu tubuh.
c) Mengatur pengeluaran air.
3) Paru-paru
Gambar 4. Paru-paru39
Paru-paru pada tubuh manusia terdapat di dalam rongga
dada, dilindungi oleh tulang rusuk dan berjumlah sepasang.
Saluran dari batang tenggorokan bercabang-cabang menuju paruparu kiri dan kanan. Percabangan saluran yang masuk ke paru-paru
38
39
http://id.wikipedia.org/wiki/Kulit
http://id.wikipedia.org/wiki/Paru-paru
28
ini disebut bronkus. Masing-masing bronkus bercabang lagi
menjadi bronkiolus. Di dalam paru-paru terdapat alveolus, pada
alveolus inilah terjadinya pertukaran gas O2 dengan CO2.
Paru-paru sebagai alat ekskresi berfungsi sebagai tempat
pengeluaran CO2 dan air.
Ini terkait juga dengan proses
pernafasan. CO2 dan air hasil proses metabolisme sel diangkut
melalui kapiler vena darah dibawa ke bagian alveolus paru-paru,
kemudian dibuang lewat proses pernafasan.
4) Hati
Pada manusia, hati berukuran sebesar kepalan tangan
dengan berat ± 2 Kg. Hati terletak di dalam rongga perut dan
merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia. Hati dilindungi
oleh selaput tipis pada bagian luar yang disebut kapsula hepatis.40
Gambar 5. hati41
Hati juga berfungsi sebagai alat ekskresi, yaitu untuk
mengubah zat buangan dan bahan racun untuk dikeluarkan ke
dalam empedu dan urin. Selain itu hati juga berfungsi sebagai
berikut:
a) menawarkan racun,
b) tempat pembentukan dan pembongkaran sel darah merah,
40
41
Lestari, Biologi 2: Mahkluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA , hlm. 276
http://id.wikipedia.org/wiki/Hati
29
c) tempat pembentukan dan pembongkaran protein,
d) mengubah glukosa menjadi glikogen atau sebaliknya,
e) menghasilkan zat yang melarutkan lemak,
f) untuk menyimpan vitamin.
2. Sistem Ekskresi pada Ikan
Ikan menggunakan ginjal sebagai alat ekskresi.
Ikan
mempunyai dua ginjal, bentuknya memanjang dan berwarna merah.
Ikan menjaga tekanan osmotiknya dan mencegah pengambilan terlalu
banyak garam melalui proses difusi. Selain itu, sebagian besar zat
buangan nitrogen keluar dari tubuh melalui proses difusi keluar dari
insangnya. Saluran ekskresi ada yang berupa kloaka ataupun saluran
urogenital.42
Pada ikan air tawar, penggunaan energi dapat mengembalikan
air ke dalam lingkungan. Hal ini dilakukan untuk menghindari
pengenceran dalam tubuhnya. Mereka mencegah kehilangan garam
dengan cara difusi dan mengambil air dengan cara osmosis.
Adapun ikan air laut menghadapi lingkungan yang berbeda
dengan ikan air tawar, yaitu lingkungan dengan kadar garam yang
tinggi. Ikan laut harus menjaga agar tidak terus menerus kehilangan
cairan tubuh. Pada ikan air laut menggantikan kehilangan air dengan
cara meminum air laut dan menghilangkan garamnya, untuk
dikembalikan ke dalam air laut dengan cara transpor aktif melalui
insang.
3. Sistem Ekskresi pada Belalang
Pada belalang terdapat alat ekskresi khusus. Alat ekskresi pada
belalang berupa pembuluh malphigi, yang menempel pada ujung akhir
usus. 43
Pembuluh malphigi berupa serabut halus dan berjumlah
banyak. Pembuluh ini berwarna putih kekuningan. Proses ekskresi
42
43
Lestari, Biologi 2: Mahkluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA , hlm. 278
Lestari, Biologi 2: Mahkluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA , hlm. 279
30
berlangsung pada pembuluh malphigi.
Urea dan garam-garam
dialirkan ke usus.
Bahan-bahan yang dapat diserap kembali berupa air dan zat-zat
lain yang masih berguna dikembalikan lagi dengan cara osmosis dan
transpor aktif.
Bahan buangan nitrogen dikeluarkan lewat usus,
kemudian keluar bersama feses melalui anus.
C. KAJIAN PUSTAKA
Kajian pustaka digunakan sebagai perbandingan terhadap penelitian
yang sudah ada. Kajian pustaka yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
ini adalah skripsi, laporan penelitian, buku, dan jurnal pendidikan. Kajian
pustaka tersebut di antaranya sebagai berikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Retno Dwi Handayani (4401403061)
Universitas Negeri Semarang yang berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran
Biologi Pada Pokok Bahasan Pencemaran Lingkungan di Kelas X Imersi
SMA Negeri 2 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007”. Rumusan
masalahnya adalah bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran biologi
pada pokok bahasan pencemaran lingkungan di kelas X imersi SMA
Negeri 2 Semarang ditinjau dari tuntutan kurikulum? Adakah kendala
yang ditemui sebagai indikasi keberhasilan implementasi program kelas
imersi? Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif berupa studi kasus yang berusaha menggambarkan objek
penelitian berupa proses pembelajaran. Hasil penelitian diketahui bahwa
implementasi program kelas imersi untuk pembelajaran biologi di SMA
Negeri 2 Semarang didukung dengan 35,96% dari jumlah keseluruhan
siswanya termasuk kriteria siap mengikuti pembelajaran, dan tingkat
kemampuan profesional guru mencapai 71,87% termasuk kriteria tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pembelajaran biologi
terkait implementasi program kelas imersi di SMA Negeri 2 Semarang
belum sesuai dengan tuntutan kurikulum dan masih ditemui kendalakendala, sehingga diperlukan konsistensi guru untuk terus meningkatkan
31
kemampuan pendukung secara berkelanjutan, usaha siswa dan guru untuk
membiasakan berkomunikasi dalam bahasa inggris, pengoptimalan sarana
dan sumber belajar, kompetensi sehat antar sekolah dalam menghasilkan
output pembelajaran, serta kompetensi sehat antar siswa dalam mencapai
kompetensi belajar.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dyah Sulistiyawati (4401401023)
Universitas Negeri Semarang yang berjudul “Analisis Hambatan Proses
Pembelajaran Biologi dan Cara Pemecahannya dalam Pelaksanaan
Kurikulum 2004 bagi Guru Kelas X SMA Negeri se-Kabupaten
Semarang”. Rumusan masalahnya adalah hambatan-hambatan apakah
yang dihadapi guru kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Semarang dalam
proses pembelajaran biologi pada pelaksanaan kurikulum 2004?
Bagaimana alternatif cara pemecahan hambatan-hambatan yang dihadapi
guru kelas X SMA Negeri se-Kabupaten Semarang?
Metode yang
digunakan dalam pengumpulan data adalah metode dokumentasi, metode
angket dan metode wawancara. Data dianalisis secara deskriptif
presentase.
Berdasarkan analisis deskriptif presentase yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwa guru biologi kelas X SMA se-Kabupaten
Semarang mengalami hambatan dalam melaksanakan pembelajaran
menggunakan kurikulum 2004. Adapun besarnya presentase dari masingmasing indikator adalah sebagai berikut: penjabaran kompetensi 44,38%,
alat dan bahan 47,40%, faktor siswa 55,13%, serta evaluasi 43,15%.
Simpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan
pembelajaran biologi menggunakan kurikulum 2004 di SMA Negeri seKabupaten Semarang menunjukkan adanya hambatan termasuk dalam
kategori hambatan sedang.
Berdasarkan dua penelitian di atas terlihat bahwa selama
pembelajaran biologi masih terdapat hambatan dan kendala-kendala dalam
pelaksanaannya sehingga perlu adanya pengembangan proses pembelajaran
biologi di kelas. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti menggunakan
32
metode yang sama dengan kedua penelitian di atas. Hal yang membedakan
dengan kedua penelitian di atas adalah waktu dilaksanakannya penelitian,
lokasi dilaksanakannya penelitian, dan kurikulum yang berlaku selama
penelitian.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Karakteristik dan Jenis Penelitian
1. Karakteristik Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MA Tarbiyatul Mubtadiin Demak pada
kelas XI. Subjek penelitiannya adalah kelas XI yang terdiri atas satu kelas.
Jumlah siswa adalah 39 anak. Penelitian ini dilakukan selama dua kali
pertemuan yaitu pada saat pembelajaran pokok bahasan sistem ekskresi
semester genap tahun ajaran 2010/2011.
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
deskriptif 44 yang bersifat eksploratif berupa pengamatan lapangan yang
berusaha
menggambarkan
pembelajaran,
dengan
objek
penelitian
mengumpulkan
berupa
data-data
pelaksanaan
tentang
proses
pembelajaran biologi pada pokok bahasan sistem ekskresi kelas XI MA
Tarbiyatul Mubtadiin tahun ajaran 2010/2011.
Hasil analisis data secara deskriptif diharapkan dapat mengungkap
kendala-kendala yang ditemui dalam pencapaian pembelajaran efektif
serta solusi yang dapat diambil untuk
mengatasinya sebagai indikasi
keberhasilan implementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan.
B. Fokus Penelitian dan Sumber Data
Fokus yang diteliti dalam penelitian ini meliputi:
1. Komponen pembelajaran (koordinasi antara tujuan, bahan ajar, metode,
alat dan penilaian)
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
44
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2008), hlm. 14
34
b. Silabus dan Sistem Penilaian.
c. Sarana dan Prasarana.
2. Aktivitas belajar
a. Aktivitas siswa dalam pembelajaran.
b. Kemampuan profesional guru.
c. Kinerja guru.
d. Kesesuaian proses pembelajaran dengan RPP.
3. Hasil belajar siswa
Sumber penelitian yang dipilih sebagai informan dalam penelitian
kali ini adalah guru mata pelajaran biologi di MA Tarbiyatul Mubtadiin
yang mengajar di kelas XI, siswa kelas XI, dokumen dan hasil observasi
Kegiatan Belajar Mengajar di kelas yang dilakukan peneliti.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Menyusun proposal penelitian dan instrumen penelitian berupa
pedoman
wawancara
kepada
guru
tentang
pelaksanaan
kegiatan
pembelajaran, lembar observasi kegiatan belajar mengajar (KBM), lembar
observasi kesesuaian proses pembelajaran dengan RPP, lembar analisis
silabus dan sistem penilaian serta panduan observasi daftar kelengkapan
sarana dan prasarana yang meliputi sumber, alat dan media pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan
Mengadakan observasi dan wawancara serta pengumpulan
dokumen untuk memperoleh data yang dibutuhkan dengan panduan
instrumen yang telah dibuat.
3. Tahap Analisis dan Penyusunan Laporan
Dalam analisis data ini diharapkan dapat ditemukan beberapa tema
yang akan disusun dalam pelaporan hasil penelitian berupa topik-topik
sebagai berikut:
35
a. Kelebihan dan faktor pendukungnya, yaitu segala sesuatu dalam proses
pembelajaran biologi di kelas XI MA Tarbiyatul Mubtadiin dalam
usaha pencapaian pembelajaran efektif dan faktor pendukungnya.
Faktor pendukung berupa kompetensi guru dan kemampuan siswa
yang telah siap merealisasikan pelaksanaan pembelajaran dan
teamwork yang kompak dalam musyawarah guru mata pelajaran
biologi untuk terus mengevaluasi pelaksanaan program. Selain itu
juga didukung faktor pendukung fisik yang berupa laboratorium
biologi dan peralatan yang memadai, buku referensi siswa yang
mencukupi, dan segala jenis media yang dapat membantu proses
belajar mengajar.
b. Kelemahan dan hambatan, yaitu segala sesuatu yang menjadi kendala
dalam proses pembelajaran biologi di kelas XI MA Tarbiyatul
Mubtadiin dan usaha yang telah ditempuh untuk mengatasinya, antara
lain berupa belum siapnya guru dan siswa serta kurangnya
fasilitas/sarana pendukung pembelajaran.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam kegiatan ini peneliti menggunakan catatan kecil, panduan
observasi, panduan wawancara, dan juga dokumen fotografi. Hal tersebut
dilakukan setelah peneliti dapat diterima, dipercaya dan bisa menjalin
hubungan baik dengan sumber data. Untuk mengetahui gambaran yang jelas
dalam penggunaan metode observasi, wawancara, dan analisis dokumen
penelitian ini. Berikut dijabarkan masing-masing metode pengumpulan data:
1. Metode Observasi
Metode observasi menggunakan cheklist aktivitas KBM, cheklist
kesesuaian proses pembelajaran dengan RPP, dan panduan observasi
daftar kelengkapan sarana dan prasarana yang meliputi sumber, alat dan
36
media pembelajaran. Observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian
terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat indra.45
2. Metode Wawancara
Dalam wawancara ini penulis menggunakan jenis wawancara
bebas terpimpin, artinya wawancara berjalan dengan bebas tetapi masih
terpenuhi komparabilitas dan reliabilitas terhadap persoalan penelitian.
Wawancara merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara. 46 Metode ini penulis
gunakan untuk memperoleh data tentang keadaan guru, siswa dan hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran kelas XI khususnya mata
pelajaran biologi pokok bahasan sistem kepada guru biologi.
3. Metode Analisis Dokumen
Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data mengenai halhal/catatan, transkip, buku, agenda, dan sebagainya untuk melengkapi
data-data yang belum terambil. Dokumentasi dari asal katanya dokumen,
yang artinya barang-barang tertulis.
47
Metode dokumentasi dapat
dilaksanakan dengan:
a. Pedoman dokumentasi yang memuat garis-garis besar atau kategori
yang akan dicari datanya
b. Chek-list, yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam
hal ini peneliti tinggal memberikan tanda pada setiap pemunculan
gejala yang dimaksud.
Dengan metode ini dibuat instrumen berupa lembar analisis secara
deskriptif mengenai silabus, sistem penilaian, serta dokumentasi KBM.
E. Metode Analisis Data
Penyusunan data dilakukan dengan menggolongkan data dalam tema
sesuai dengan fokus yang diteliti. Analisis data dalam penelitian kualitatif
45
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), hlm. 156
46
Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , hlm. 155
47
Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , hlm. 158
37
telah dilakukan sejak awal penelitian dan selanjutnya sepanjang penelitian.
Supaya hasil penelitian sesuai yang diharapkan dan cocok dengan pendekatan
maka analisis data yang digunakan adalah pendekatan induktif. Secara rinci
dalam proses analisis data meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Reduksi
data:
reduksi
data
diartikan
sebagai
pemilihan
dan
penyederhanaan data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di
lapangan. Proses ini memerlukan pembuangan data yang tidak diperlukan
dalam proses analisis selanjutnya.
b. Penyusunan data: rangkuman data yang diperoleh kemudian disusun
berdasarkan sumber dan disesuaikan dengan indikator yang dipakai dalam
penelitian ini, sehingga memudahkan untuk melaksanakan tahap analisis
berikutnya. Data-data tersebut kemudian dikelompokkan dalam beberapa
matrik: kelebihan, kelemahan, dan hambatan.
c. Pemeriksaan keabsahan data: dengan teknik triangulasi data, yaitu teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap
data itu. Triangulasi yang akan dilakukan adalah berdasarkan sumber data,
yaitu membandingkan hasil pengamatan, hasil wawancara, dan analisis
dokumen.
d. Penafsiran data/penarikan simpulan: penarikan simpulan hanyalah
sebagian dari suatu kegiatan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan dalam
penelitian ini berupa kesimpulan deskriptif dari fokus penelitian, yaitu
deskripsi mengenai proses pembelajaran biologi di kelas XI meliputi
koordinasi komponen pembelajaran, aktivitas belajar, hasil belajar dan
kendala yang ditemui serta solusi yang telah diambil/diusulkan.
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Perencanaan Pembelajaran
1. Silabus
a. Temuan data
Tabel 1 data silabus sistem ekskresi
Data
Indikator
Ada Tidak Keterangan
Identitas mata
pelajaran/tema
pelajaran
√
Meliputi nama sekolah,
mata pelajaran, dan
kelas/semester
Standar
kompetensi
√
Meliputi standar
kompetensi yang harus
dicapai oleh peserta didik
Kompetensi dasar √
Meliputi kompetensi
dasar yang harus dicapai
peserta didik
Materi
pembelajaran
√
Merupakan materi yang
akan diajarkan oleh guru
√
Meliputi kegiatan yang
akan dilaksanakan guru
dan siswa selama
pembelajaran
berlangsung
√
Meliputi acuan
pencapaian kompetensi
yang telah ditetapkan
guru
Penilaian
√
Meliputi penilaian yang
akan digunakan guru
untuk tahu indikator
kompetensi yang dicapai
siswa
Alokasi waktu
√
Banyaknya waktu yang
dicanangkan guru untuk
Silabus Kegiatan
pembelajaran
Indikator
pencapaian
kompetensi
39
pelaksanaan
pembelajaran
Sumber belajar
√
Meliputi sumber belajar
apa saja yang digunakan
dalam kegiatan
pembelajaran
b. Deskripsi
1) Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran mencakup nama sekolah/madarasah,
mata pelajaran, dan kelas/semester. Nama sekolah memberikan
informasi bagi pembaca mengenai nama satuan pendidikan yang
mengembangkan silabus. Dengan adanya nama sekolah ini maka tidak
akan terjadi kekeliruan pengamat dan pembaca mengenai lokasi satuan
pendidikan yang mengembangkan silabus.
Mata pelajaran berisi nama mata pelajaran yang akan diajarkan
oleh guru kepada peserta didik. Dengan adanya nama mata pelajaran
ini memberikan iformasi yang jelas kepada pembaca mengenai mata
pelajaran apa yang diajarkan oleh guru.
Kelas disini menyebutkan bahwa pada kelas berapa guru akan
melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan mengetahui nama kelas
yang akan diajar oleh guru dapat menghindarkan kemungkinan
terjadinya guru salah masuk ruang kelas.
Semester berisi informasi pada semester berapa mata pelajaran
tersebut diajarkan. Satu semester di dalam pendidikan berlangsung
selama enam bulan/setengah tahun. Jadi di dalam satu tahun ajaran
pendidikan terdapat dua semester yakni semseter I/ganjil dan semester
II/genap.
Identitas mata pelajaran dicantumkan pada bagian atas sebuah
silabus. Dengan adanya identitas mata pelajaran ini akan memberikan
kemudahan bagi guru untuk menentukan kejelasan mengenai tingkat
40
pegetahuan prasyarat, pengetahuan awal, dan karakteristik siswa yang
akan diberi pelajaran. Tingkat pengetahuan prasyarat yang harus
dimiliki oleh siswa menjadi dasar untuk memberi pengetahuan awal
dan karakteristik siswa yang akan diberi pelajaran.
2) Standar kompetensi
Standar kompetensi yang dibuat oleh guru pengampu mata
pelajaran biologi masih sama dengan yang ditetapkan oleh depdiknas.
Dalam artian tidak melakukan pengembangan sedikitpun dari standar
kompetensi yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.
Memang pengembangan standar kompetensi harus dilakukan
dengan
cermat
karena
setiap
sekolah/madrasah
jika
dalam
melaksanakan pengembangan standar kompetensi dilaksanakan sendiri
tanpa memperhatikan standar nasional, maka pemerintah pusat akan
kehilangan sistem untuk mengontrol mutu sekolah/madrasah. Kalau
tidak
ada
kontrol
dari
pemerintah
pusat
maka
kualitas
sekolah/madrasah akan bervariasi, dan tidak dapat dibandingkan antara
kualitas sekolah/madrasah yang satu dengan kualitas sekolah/madrasah
yang lain.
Sebuah
jalan
aman
yang
dapat
ditempuh
oleh
sekolah/madrasah dalam mengembangkan standar kompetensi baiknya
tetap seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
3) Kompetensi dasar
Kompetensi dasar yang dikembangkan oleh guru pengampu
mata pelajaran biologi juga masih sama dengan yang ditetapkan oleh
depdiknas. Kompetensi dasar berisi kemampuan minimal yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas dengan efektif.
Kompetensi dasar sendiri sebenarnya merupakan penjabaran
dari standar kompetensi yang telah ada. Untuk mengembangkan
sebuah
standar
kompetensi
menjadi
kompetensi
dasar
dapat
41
menggunakan langkah-langkah yang berupa pendekatan prosedural,
pendekatan hirarkis, pendekatan tematik, dan pendekatan terpadu.
Pendekatan prosedural dilakukan melalui prosedur tertentu
yang disusun sedemikian rupa sehingga mencapai hasil akhir yang
diinginkan. Pendekatan hirarkis dilakukan melalui tingkatan yang
runtut mulai dari tingkatan yang mudah hingga tingkatan yang sulit
ataupun mulai dari tingkatan yang sederhana hingga mencapai
tingkatan yang rumit.
Pendekatan tematik dilakukan melalui analisa secara cermat
tema yang ada dalam standar kompetensi, kemudian dari tema itu
dikembangkan menjadi kompetensi dasar yang tetap searah dan sesuai
dengan tema dalam standar kompetensi.
Pendekatan terpadu dilakukan melalui perpaduan beberapa
pendekatan yang ada, pendekatan terpadu dapat berwujud perpaduan
antara pendekatan prosedural dengan hirarkirs ataupun perpanduan
satu pendekatan dengan pendekatan yang lainnya.
Kompetensi dasar dalam penyusunannya menggunakan kata
kerja operasional. Kata kerja operasional adalah kata kerja yang dapat
diamati dan diukur, contoh kata kerja operasional yakni menyebutkan,
mengurutkan, dan menghitung.
4) Materi pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan topik yang akan diajarkan
guru selama melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Materi
pembelajaran berisi pokok-pokok materi pembelajaran yang harus
dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan
dinilai dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun
berdasarkan indikator pencapaian belajar. Dalam penyusunan materi
pembelajaran ini perlu adanya penyusunan sedemikian rupa sehingga
dapat menunjang tercapainya kompetensi.
42
Karena standar materi pembelajaran telah ditetapkan secara
nasional, maka materi pembelajaran ini tinggal disalin dari lampiran
standar kompetensi mata pelajaran. Materi pembelajaran yanng telah
ditetapkan oleh pemerintah perlu dirinci atau diuraikan lebih dalam
kemudian diurutkan. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam merinci
atau menguraikan materi pembelajaran adalah menentukan jenis materi
pembelajaran. Jenis materi pembelajaran ini dapat disebut sebagai isi
pelajaran. Isi pelajaran akan memberikan informasi yang diperlukan
dalam setiap pokok bahasan.
5) Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran yang ditetapkan guru di dalam silabus
menggunakan metode diskusi, eksperimen, dan demonstrasi. Memang
ketiga metode ini cukup menarik untuk dilaksanakan dalam sebuah
pembelajaran. Akan tetapi jika ketiganya dilaksanakan dalam satu
pertemuan sekaligus alokasi waktu yang dicanangkan tidak akan cukup
untuk memenuhi pelaksanaannya.
Metode
diskusi
dalam
pelaksanaannya
memerlukan
pengondisian kelas yang representatif karena dalam metode diskusi
sewaktu dilakukan di dalam kelas akan ada banyak pihak yang terlibat
sehingga tanpa kemampuan pengelolaan kelas yang baik dalam
pelaksanaan metode diskusi akan menghabiskan banyak waktu.
Metode eksperimen juga cukup menarik untuk dilaksanakan
dalam sebuah kegiatan pembelajaran biologi, selain memberi suasana
berbeda dari pembelajaran yang biasa dilaksanakan di dalam kelas,
metode eksperimen juga mampu menunjukkan sisi-sisi menarik yang
ada pada mata pelajaran biologi. Akan tetapi untuk melaksanakan
sebuah eksperimen juga perlu beberapa persiapan yang matang mulai
dari persiapan sebelum melaksanakan sebuah eksperimen berupa
penyusunan petunjuk eksperimen, alat dan bahan, hingga kesepakatan
waktu
yang
tersedia
untuk
pelaksanakan
eksperimen.
Kalau
43
eksperimen dilakukan di dalam laboratorium perlu adanya kepastian
waktu kapan laboratorium dapat digunakan untuk melaksanakan
eksperimen. Jika dilakukan di luar laboratorium tetap saja perlu
kepastian dari pihak laboratorium mengenai kapan alat dapat dipinjam
guna melaksanakan sebuah eksperimen.
Metode demonstrasi juga cukup menarik untuk dilaksanakan
dalam sebuah pembelajaran karena peserta didik akan mampu
mengamati secara langsung bagaimana sebuah proses berlangsung.
Akan tetapi sebelum melaksanakan sebuah demonstrasi guru juga
perlu melakukan persiapan secara matang karena untuk melaksanakan
sebuah demonstrasi berbagai sarana yang mendukung juga perlu
dipersiapkan terlebih dahulu, selain itu pengelolaan kelas yang baik
juga dibutuhkan supaya seluruh peserta didik mampu mengamati
kegiatan demonstrasi yang dilakukan di depan kelas.
6) Indikator pencapaian kompetensi
Indikator pencapaian kompetensi telah disusun guru dengan
melihat kompetensi dasar yang telah ditentukan sebelumnya. Indikator
pencapaian kompetensi dikembangkan dengan melihat kompetensi
dasar yang akan dicapai oleh peserta didik. Penyusunan indikator
pencapaian kompetensi juga disusun menggunakan cara yang sama
dengan penyusunan kompetensi dasar yakni dengan menggunakan kata
kerja
operasional
yang
dapat
diukur
dan
dibuat
instrumen
penilaiannya.
Indikator pencapaian kompetensi berfungsi sebagai tandatanda yang menunjukkan terjadinya perubahan perilaku pada peserta
didik. Tanda-tanda itu lebih spesifik dan lebih dapat diamati dalam diri
peserta didik. Jika serangkaian indikator hasil belajar sudah nampak
pada diri peserta didik, maka target kompetensi dasar tersebut sudah
tercapai.
44
7) Penilaian
Penilaian dijabarkan dari indikator pencapaian kompetensi.
Dalam prakteknya instrumen penilaian dapat dijabarkan berupa jenis
tagihan, bentuk instrumen, dan contoh instrumen. Setiap indikator
dapat dikembangkan menjadi tiga instrumen penilaian yang meliputi
ranah kognitif, psikomotor, dan afektif. Ranah kognitif berkaitan
dengan pengetahuan dan pemahaman konseptual. Ranah psikomotor
berkaitan dengan aktivitas nyata. Ranah afektif berkaitan dengan sikap
yang dilakukan oleh peserta didik.
8) Alokasi waktu
Alokasi waktu meliputi perkiraan berapa lama siswa
mempelajari materi yang telah ditentukan. Alokasi waktu perlu
diperhatikan pada tahap penyusunan silabus maupun RPP untuk
memperkirakan jumlah jam tatap muka yang diperlukan pada setiap
pokok bahasan.
Dalam menentukan alokasi waktu prinsip yang perlu
diperhatikan adalah tingkat kesukaran materi, ruang lingkup atau
cakupan materi, frekuensi penggunaan materi baik untuk belajar di
kelas maupun di lapangan, serta tingkat pentingnya materi yang akan
dipelajari. Semakin sukar suatu materi untuk dipelajari atau dikerjakan
serta semakin penting materi tersebut, maka perlu adanya pemberian
alokasi waktu yang lebih banyak. Materi yang tidak memerlukan
kegiatan praktik di laboratorium membutuhkan waktu yang lebih
pendek jika dibandingkan materi yang perlu didukung pengalaman
praktek di laboratorium.
9) Sumber belajar
Penentuan sumber belajar perlu dilakukan secermat mungkin
oleh guru pengampu mata pelajaran. Penentuan sumber belajar
merupakan salah satu sarana yang ditempuh untuk menyukseskan
45
kurikulum
yang
berlaku.
Sumber
belajar
diperlukan
untuk
menghindarkan kesalahan konsep dalam penyusunan silabus.
Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan
dan disimpan dalam berbagai bentuk media yang dapat membantu
siswa dalam belajar untuk mencapai standar kompetensi yang telah
ditetapkan di dalam kurikulum. Bentuk sumber belajar sendiri tidak
terbatas apakah dalam bentuk cetakan, video, format perangkat lunak
atau kombinasi dari berbagai bentuk yang ada.
2. RPP
a. Temuan data
Data Indikator
Identitas mata
pelajaran
Ada Tidak Keterangan
√
Standar
kompetensi
RPP
Identitas mata pelajaran
yang dimuat dalam RPP
seperti yang ada dalam
silabus
√
Tidak disertakan guru
dalam menyusun RPP
Kompetensi
dasar
√
Sesuai dengan yang tertera
di dalam silabus
Indikator
pencapaian
kompetensi
√
Sesuai yang tertera di dalam
silabus
Tujuan
pembelajaran
√
Tidak disertakan guru di
dalam penyusunan RPP
√
Masih berupa judul materi
yang akan dibahas
Alokasi waktu
√
Belum ada rincian
pembagian waktu selama
pembelajaran berlangsung
Penilaian hasil
belajar
√
Sesuai yang tertera di dalam
silabus
Sumber belajar
√
Sesuai yang tertera di dalam
silabus
Materi ajar
46
b. Deskripsi
Rencana pelaksanaan pembelajaran dikembangkan dari silabus
yang sudah ditetapkan oleh guru. Adapun isi dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran sebagian besar sama dengan yang ada di
dalam silabus, Cuma ada beberapa tambahan yakni ada pengembangan
isi komponen yang ada dalam silabus dan juga adanya tujuan
pembelajaran. Berikut komponen-komponen yang ada di dalam sebuah
RPP :
1) Identitas mata pelajaran
Pengembangan identitas mata pelajaran berdasarkan dokumen
hasil observasi masih tetap sama persis dengan yang ditetapkan guru
dalam silabus karena nama sekolah, mata pelajaran, kelas/semester
memang harus sama dengan apa yang tertera di dalam silabus. Kalau
dalam penyusunan RPP terjadi perubahan identitas mata pelajaran
tentu akan menimbulkan keraguan apakah RPP benar disusun sendiri
oleh guru atau tidak. Misalkan saja nama sekolah yang tertera dalam
silabus berbeda dengan apa yang tertera dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran akan muncul pertanyaan sebenarnya yang menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran siapa, karena pengembangan
rencana pelaksanaan pembelajaran mengacu pada silabus sudah
seharunya ada kesesuaian identitas mata pelajaran yang tertera dalam
silabus dengan yang tertera dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
2) Standar kompetensi
Pengembangan standar kompetensi yang didapatkan dari hasil
dokumentasi peneliti ternyata guru pengampu mata pelajaran biologi
tidak memasukkan unsur standar kompetensi di dalam penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajarannya. Hal ini dimungkinkan guru
beranggapan bahwa dalam silabus sudah dicantumkan sehingga tidak
perlu dicantumkan lagi dalam penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran. Padahal semestinya komponen standar kompetensi tetap
47
harus
dimasukkan
dalam
penyusunan
rencana
pelaksanaan
pembelajaran.
Ketika
penyusunan
standar
rencana
kompetensi
pelaksanaan
sudah
dimasukkan
pembelajaran
maka
dalam
akan
memudahkan guru untuk mengetahui dan mengembangkan kompetensi
apa saja yang diharapkan dapat dicapai siswa setelah melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Standar kompetensi ini menjadi fokus di dalam
penilaian.
3) Kompetensi dasar
Pengembangan kopetensi dasar harus memperhatikan standar
kompetensi yang ada di dalam silabus. Memang lebih mudah ketika
guru menentukan kompetensi dasar tinggal mencantumkan apa yang
telah ditetapkan oleh depdiknas dalam standar isi. Data yang didapat
peneliti dalam dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
disusun guru ternyata tidak ada perbedaan antara kompetensi dasar
yang tertera di dalam silabus dibandingkan dengan kompetensi dasar
yang tertera di dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Tidak terjadinya perbedaan ini kemungkinan dilakukan guru
guna menghindari kekeliruan ketika melakukan pengembangan dari
standar kompetensi yang telah dimuat dalam silabus. Ketika terjadi
pengembangan standar kompetensi menjadi kompetensi dasar yang
tidak tepat maka hal ini akan berdampak buruk bagi pelaksanaan
kegiatan pembelajaran.
4) Indikator pencapaian kompetensi
Pengembangan
indikator
pencapaian
kompetensi
yang
dilaksanakan oleh guru berdasarkan dokumen yang diperoleh peneliti
ternyata masih sama persis dengan apa yang ada di dalam silabus.
Karena indikator pencapaian kompetensi dikembangkan berdasarkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah disusun terlebih
48
dahulu, maka wajar kalu indikator pencapaian yang ada di dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran sama dengan indikator pencapaian
kompetensi yang tertera di dalam silabus.
5) Tujuan pembelajaran
Pengembangan tujuan pembelajaran berdasarkan dokumen
yang diperoleh peneliti ternyata belum dimasukkan guru dalam
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Padahal dengan
mengetahui tujuan yang akan dicapai maka langkah yang dilakukan
untuk menggapai tujuan tersebut tentu terasa ringan dan mudah.
Mungkin guru merasa dengan dimasukkannya kompetensi dasar dalam
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran maka tidak perlu lagi
memasukkan tujuan pelaksanaan pembelajaran karena muatan isi yang
ada dalam tujuan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan kompetensi
dasar.
Memang dalam pengembangan kompetenssi dasar menjadi
tujuan
pembelajaran
terkadang
guru
merasa
sulit
untuk
melaksanakannya. Namun hal itu akan menjadi mudah dilaksanakan
oleh guru ketika guru tersebut giat berlatih dan berbagi pengalaman
dengan rekan seprofesi yang mengampu bidang yang sama. Ketekunan
guru juga dituntut untuk meningkatkan kemampuan pengembangan
kompetensi dasar menjadi tujuan pembelajaran.
6) Materi ajar
Pengembangan materi ajar yang ditetapkan guru di dalam
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran telah dimasukkan guru
di dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Akan tetapi masih ada yang perlu ditambahkan kembali oleh
guru di dalam materi ajar yang disusun dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran yakni penjelasan yang lebih mendalam lagi tentang
materi ajar yang ada di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
49
karena hal ini ternyata belum dilakukan oleh guru. Padahal sejauh
mana kedalaman materi yang akan diajarkan oleh guru kepada siswa
akan mudah dilaksanakan ketika semua itu sudah diungkapkan dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran.
Minimal ketika guru menyusun sebuah rencana pelaksanaan
pembelajaran guru membuat sebuah peta konsep mengenai materi ajar
yang akan diajarkan kepada siswa. Tentu saja peta konsep tersebut
harus mudah untuk dipahami oleh guru sendiri supaya di dalam
pelaksanaan pembelajaran penyampaian uraian mengenai materi ajar
dapat disampaikan secara sistematis dan mendalam. Memang di dalam
kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berlaku saat ini kegiatan
pembelajaran lebih diprioritaskan agar siswa lebih aktif sendiri untuk
memperdalam materi yang ada, akan tetapi peran serta guru untuk
mengarahkan sejauh mana pendalaman materi dan langkah apa saja
yang dapat ditempuh untuk memperdalam materi tersebut harus
berjalan dengan secara tepat. Karena penyusunan soal yang akan
dalam penilaian pastilah sesuai dengan materi yang telah disampaikan
dan dikuasai oleh guru pengampu pelajaran.
Ada empat jenis klasifikasi sebuah materi aja yaitu fakta,
konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan. Fakta merupakan asosiasi
antara objek, persitiwa atau simbol yang ada dalam lingkungan nyata.
Materi jenis fakta dapat berupa nama-nama objek, nama tempat, nama
orang, lambang, peristiwa sejarah, dan nama bagian komponen suatu
benda. Konsep merupakan sekelompok objek atau peristiwa atau
simbol
yang
memiliki
karakteristik
umum
yang
sama
dan
diidentifikasikan dengan nama yang sama, materi konsep berupa
pengertian, definisi, hakikat, dan inti isi. Prinsip merupakan hubungan
sebab akibat antara konsep, materi jenis prinsip berupa dalil, rumus,
porstulat, dan paradigma. Prosedur merupakan urutan langkah untuk
mencapai suatu tujuan, memecahkan masalah tertentu atau membuat
50
sesuatu, materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan
sesuatu secara urut misalkan melaksanakan sebuah praktikum.
7) Alokasi waktu
Pengembangan alokasi waktu yang ada di dalam penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan dokumen yang
dikumpulkan oleh peneliti ternyata guru masih belum memberi
penjelasan secara spesifik mengenai pembagian waktu pelaksanaan
pembelajaran.
Alokasi waktu yang diungkapkan oleh guru hanyalah dalam
pelaksaannya akan dilaksanakan pada pertemuan ke 15 sampai 19.
Idealnya ketika membuat alokasi waktu dalam sebuah rencana
pelaksanaan pembelajaran sudah ada pembagian durasi yang jelas
berapa lama waktu yang digunakan untuk pelaksanaan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup dalam setiap pertemuan ketika
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Kesukaran materi sangat berpengaruh dalam penentuan alokasi
waktu yang disediakan untuk sebuah pokok bahasan. Tentu saja ini
perlu memerlukan kecermatan dari guru secara tepat tentang durasi
tiap
kegiatan
pembelajaran.
Apalagi
jika
dalam
pelaksaan
pembelajaran akan ada eksperimen, diskusi, dan demonstrasi. Tanpa
adanya pembagian durasi yang jelas tidak menutup kemungkinan akan
terjadi pemanjangan waktu yang dipergunakan dari alokasi waktu yang
semestinya.
Dalam kegiatan eksperimen seandainya tidak menggunakan
waktu yang tersedia seefisien mungkin maka akan ada banyak waktu
yang terbuang untuk proses sebelum dan sesudah kegiatan eksperimen
berlangsung. Dalam proses persiapan sebelum melakasanakan
eksperimen misalkan peserta eksperimen belum siap dengan bahan
yang
akan
digunakan
untuk
eksperimen
dan
tidak
terbiasa
menggunakan alat untuk eksperimen mau tidak mau guru yang
51
bersangkutan harus memberikan waktu untuk menjelaskan dahulu
penggunaan alat serta memberi kesempatan peserta eksperimen untuk
melengkapi bahan eksperimen yang kurang.
Demikian halnya dalam proses kegiatan diskusi, kalau tidak
ada penggunaan waktu yang efektif maka tidak menutup kemungkinan
antusias yang terlalu menggebu dari peserta diskusi untuk memperkuat
pendapat masing-masing bisa memperpanjang waktu diskusi di luar
rencana yang telah dicanangkan.
Saat guru menentukan akan menggunakan demonstrasi dalam
kegiatan pembelajaran di kelas, guru juga perlu menentukan alokasi
waktu yang efisien. Misalkan saja kegiatan demonstrasi itu dilakukan
di depan kelas maka tidak menutup kemungkinan siswa yang ada di
belakang harus maju ke depan guna melihat lebih jelas kegiatan
demonstrasi yang dilakukan, kalau guru membuka sesi pertanyaan
selama mengadakan kegiatan demonstrasi waktu yang dihabisakan
untuk menjawab segala pertanyaan yang muncul selama demonstrasi
juga akan banyak yang habis.
Lebih tepatlah kiranya jika memang akan menggunakan
berbagai metode selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran maka
alokasi waktu yang rinci harus benar-benar ditentukan guru dalam
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran guna menghindari
termakannya waktu oleh kegiatan
yang tak terduga selama
pembelajaran berlangsung.
8) Instrumen peniliaian
Pengembangan
instrumen
penilaian
hasil
pembelajaran
dilaksanakan berdasarkan kompetensi dasar yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh guru. Berdasarkan dokumen rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah disusun oleh guru jenis tagihan yang akan
digunakan dalam penilaian adalah tugas kelompok, unjuk kerja, dan
ulangan. Tugas kelompok dilaksanakan secara berkelompok dan
52
digunakan untuk menilai kompetensi kerja kelompok. Unjuk kerja
meliputi
hasil
kerja
yang
telah
diselesaikan
siswa
selama
melaksanakan tugas dari guru dalam pembuatan produk sesuai dengan
materi yang ada.
Ulangan merupakan salah satu instrumen yang paling sering
digunakan guru untuk menilai tercapai atau tidaknya indikator
pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh guru.
Ulangan memiliki berbagai bentuk berdasarkan pembagian waktu
pelaksanaan ulangan tersebut. Ada ulangan harian yang dilakukan
secara periodik di akhir pembelajaran satu atau dua kompetensi dasar.
Ada juga ulangan blok yang dilakukan dengan cara menggabungkan
beberapa kompetensi dasar dalam satu waktu. Ulangan blok
perwujudannya di dalam pembelajaran di sekolah adalah ujian mid
semester dan ujian akhir semester. Tingkat berpikir yang diuji dalam
ulangan blok mencakup dari aspek pemahaman sampai dengan
evaluasi.
9) Sumber belajar
Pengembangan sumber belajar perlu dilakukan secara cermat
oleh guru pengampu mata pelajaran. Berdasarkan dokumentasi yang
didapat peneliti dari hasil observasi di sekolah sumber belajar yang
akan digunakan adalah buku pegangan biologi, internet, gambar sistem
ekskresi, LKS, dan bahan presentasi.
Sebenarnya sumber belajar dapat dikategorikan menjadi
lingkungan, benda, orang, buku, dan peristiwa. Lingkungan berupa
tempat atatu lingkungan alam sekitar dimana saja seseorang dapat
melakukan belajar atau proses perubahan tingkah laku, maka tempat
itu dapat dikategorikan sebagai tempat belajar yang berarti sumber
belajar, misalnya perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung,
tempat pembuangan sampah, kolam ikan dan sebagainya. Benda yaitu
segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku
53
bagi peserta didik, maka benda itu dapat dijadikan sebagai sumber
belajar, misalnya artefak kuno. Orang yaitu siapa saja yang memiliki
keahlian tertentu dimana peserta didik dapat belajar sesuatu maka yang
bersangkutan dapat dikategorikan sebagai sumber belajar, misalnya
guru, ahli biokimia, dan ahli lainnya. Buku yaitu segala macam jenis
buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh peserta didik, misalnya
buku pelajaran, buku teks, kamus, ensiklopedi, fiksi dan lain
sebagainya. Peristiwa atau fakta yang sedang terjadi misalnya
peristiwa bencana alam.
Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik
maupun guru apabila sumber belajar diorganisir melalui satu
rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya
sebagai sumber belajar. Selain sumber belajar ada juga bahan ajar yang
digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Sebuah bahan ajar paling tidak mencakup antara lain
petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, latihan-latihan, dan
petunjuk kerja.
Bahan ajar disusun dengan tujuan untuk membantu siswa
mempelajari sesuatu dan memudahkan guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Supaya kegiatan pembelajaran menjadi lebih
menarik, maka guru diharapkan mapu menyediakan berbagai jenis
pilihan bahan ajar.
Secara garis besar bahan ajar dapat dikelompokkan dalam
beberapa kategori meliputi bahan ajar cetak yang mencakup handout,
buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, dan
foto/gambar; bahan ajar audio mencakup kaset, compact disk, dan
radio broadcasting; bahan ajar audio visual yang meliputi video/film,
orang/narasumber; bahan ajar interaktif yaitu multimedia yang
merupakan kombinasi dari dua atau lebih media (audio, text, grphics,
images, animation, and video) yang oleh penggunanya dimanipulasi
54
untuk mengendalikan perintah atau perilaku alami dari suatu
presentasi.
Agar dapat memilih sumber dan bahan ajar dengan baik, guru
perlu memiliki keterampilan menganalisis isi suatu buku. Butir-butir
yang perlu dianalisis meliputi dua hal, pertama ditinjau dari segi
bahasa (keterbacaan, tipografi, dan tampilan); kedua ditinjau dari isi
atau materi misalnya kebenaran konsep, kecukupan, aktualitas, dan
relevansi dengan kompetensi yang ingin diajarkan.
Untuk memiliki kemampuan analisis suatu buku perlu juga
adanya latihan dan pembiasaan dari guru yang bersangkutan. Karena
proses analisis buku sendiri memerlukan kemampuan bahasa yang
cermat dan mendalam.
B. Pelaksanaan pembelajaran
1. Aktivitas siswa
a. Temuan data
Tabel 2 aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran
Aktivitas
Jumlah Prosentase
Membaca
25
51%
Bertanya
6
15%
Menjawab
3
7,6%
Berkomentar
3
7,6%
Mengerjakan
39
100%
Presentasi
10
25%
Diskusi
17
43%
Mencatat
39
100%
55
b. Deskripsi
1) Mencatat
Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi aktivitas
siswa selama melaksanakan kegiatan pembelajaran terlihat bahwa
aktivitas siswa selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran berupa
mencatat terlihat paling tinggi diantara aktivitas lainnya. Banyaknya
siswa yang lebih aktif dalam hal mencatat karena tidak semua siswa
mempunyai buku pegangan biologi sendiri-sendiri.
Mencatat disini bukan hanya mencatat materi yang dijelaskan
oleh guru tetapi juga mencatat materi yang dibahas sewaktu terjadi
kegiatan diskusi. Adanya catatan menjadi penunjang di dalam
memperkuat ingatan siswa mengenai materi pelajaran yang telah ia
dapat.
2) Mengerjakan
Selain mencatat aktiviatas yang banyak dilakukan oleh siswa
adalah kegiatan mengerjakan LKS serta tugas yang diberikan oleh
guru. Kegiatan ini termasuk besar karena bahan belajar yang
digunakan oleh siswa selama di rumah adalah LKS. Dari LKS itu
siswa mengulang dan mempelajari kembali materi yang telah mereka
pelajari di sekolah melalui latihan mengejakan soal yang ada di dalam
LKS.
Dengan seringnya siswa mengerjakan berbagai soal yang
tersedia dalam LKS dapat mempermudah siswa dalam memahami
materi yang ada, apalagi pada mata pelajaran biologi terkadang
sebelum sampai pada tahap pemahaman mau tidak mau siswa dituntut
terlebih dahulu harus hafal bahasa ilmiah yang ada pada mata pelajaran
biologi.
56
Melalui pengulangan secara terus menerus dalam latihan soal
maka pemahaman siswa tentang materi biologi juga semakin kuat dan
dalam.
3) Membaca
Aktivitas membaca materi selama kegiatan pembelajaran
dilaksanakan siswa terjadi ketika ada kegiatan diskusi kelompok.
Dalam kegiatan diskusi tersedia jeda waktu yang diberikan pada
masing-masing kelompok untuk membaca makalah dari kelompok lain
guna menyiapkan pertanyaan sewaktu diskusi berlangsung. Selain
dalam kegiatan diskusi aktivitas membaca juga meningkat ketika ada
pemberitahuan dari guru akan diadakannya kegiatan ulangan baik itu
ulangan harian, ujian mid, maupun ujian akhir semester.
4) Diskusi
Aktivitas diskusi cukup digalakkan guru dalam proses
pembelajaran di kelas. Terlihat dari upaya guru untuk membentuk
kelompok diskusi sejak awal pertemuan.
Tiap-tiap kelompok terkadang mendapat tugas untuk membuat
makalah sesuai pokok bahasan, kalaupun kegiatan diskusi tidak jadi
dilaksanakan, paling tidak setiap kelompok mengumpulkan makalah
masing-masing untuk dinilai oleh guru sebagai tugas kelompok.
5) Presentasi
Aktvitas presentasi masing-masing siswa hanya terlihat selama
kegiatan diskusi bersama berlangsung. Mau tidak mau di dalam
kegiatan
diskusi
ini
bagi
anggota
tiap
kelompok
harus
mempresentasikan makalah yang telah mereka buat, konsekuensi dari
penyampaian materi dalam sebuah presentasi adalah akan muncul
pertanyaan dari kelompok lain yang belum paham apa yang
disampaikan oleh kelompok yang mendapat giliran presentasi.
57
6) Bertanya, menjawab, dan berkomentar
Aktivitas bertanya, menjawab, serta berkomentar menempati
prosentase yang paling sedikit diantara indikator keaktifan siswa.
Selama pelaksanaan pembelajaran jarang sekali siswa yang bertanya.
Hal ini kemungkinan rasa percaya diri yang kurang dari siswa untuk
bertanya pada guru jikalau mereka merasa kurang paham dengan
penyampaian guru, kalalu jumlah siswa yang bertanya sedikit maka
jumlah siswa yang tertarik untuk menjawab serta berkomentar
jumlahnya juga menjadi sedikit. Karena jawaban ataupun komentar
tercipta ketika ada lontaran pertanyaan yang muncul dari pihak
penanya.
Untuk memunculkan keaktifan bertanya dari siswa kepada
guru ataupun temannya perlu adanya pemicu dari guru dalam wujud
wacana yang bisa menimbulkan rasa ingin tahu siswa. Kalau bisa
wacana itu merupakan hal yang baru dan menarik untuk dibahas di
kelas dan memuat fakta ataupun peristiwa terbaru.
2. Kemampuan profesional guru
a. Temuan data
Tabel 3 kemampuan profesional guru
Indikator
Terpenuhi Belum
keterangan
Materi pelajaran
√
Guru telah memperdalam
pengetahuan tentang materi
pelajaran
Konsep keilmuan
√
Guru telah memperdalam
tentang konsep keilmuan
Metode disiplin
keilmuan
Penggunaan
teknologi
pembelajaran
√
Guru masih belum mampu
menggunakan metode
sesuai disiplin keilmuan
biologi
√
Guru belum memanfaatkan
teknologi pembelajaran
secara tepat
58
b. Deskripsi
1) Materi pelajaran
Kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran sudah
ditingkatkan
guru
melalui
persiapan
pernyusunan
rancangan
pelaksanaan pembelajaran serta kegiatan guru memperdalam secara
mandiri pengetahuan biologi melalui kegiatan membaca secara
mendalam
referensi
mengenai
biologi.
Walaupun
demikian
kemampuan menguasai materi pelajaran memang perlu ditingkatkan
terus menerus oleh guru pengampu materi mengingat pengetahuan
biologi masih terus berkembang searah dengan perkembangan
teknologi. Melalui usaha secara terus- menerus dari guru untuk
memperdalam pengetahuannya maka bekal untuk mengajarkan materi
juga semakin membaik.
2) Konsep keilmuan
Kemampuan guru dalam penguasaan konsep keilmuan juga
telah diperdalam melalui cara yang sama ketika guru memperdalam
penguasaan materi pelajaran. Konsep keilmuan yang dikembangkan
guru selain yang berkaitan dengan pelajaran biologi juga berkaitan
dengan keilmuan dalam kemampuan pengajaran. Mengingat sekarang
tercipta berbagai metode pembelajaran yang banyak dan bervariasi
maka konsep keilmuan yang dikuasai oleh guru juga harus diperdalam
dan diperbaharui secara terus-menerus secara berkesinambungan.
3) Metode disiplin keilmuan
Kemampuan guru dalam metode disiplin keilmuan juga masih
perlu adanya peningkatan terus menerus, mengingat guru mempunyai
latar belakang pendidikan yang tidak searah dengan materi pelajaran
maka penguasaan terhadap metode pembelajaran biologi harus selalu
ditingkatkan. Pada dasarnya setiap metode disiplin keilmuan
59
mempunyai arah yang sama tinggal bagaimana guru memanfaatkan
dan mengembangkan metode disiplin keilmuan yang telah dimilikinya.
4) Penggunaan teknologi pembelajaran
Kemampuan guru dalam penggunaan teknologi pembelajaran
untuk melaksanaan pembelajaran biologi juga masih perlu banyak
peningkatan, mengingat perkembangan teknologi dalam bidang
pendidikan yang terus meningkat maka penguasaan teknologi demi
pencapaian kompetensi dasar mutlak dilaksanakan oleh guru.
Jikalau guru dapat memanfaatkan teknologi pembelajaran
secara tepat guna maka hal ini akan memudahkan guru dalam
mendidik siswa supaya mencapai kompetensi dasar yang sudah
ditentukan.
Penggunaan teknologi pembelajaran perlu dikuasai terlebih
dahulu oleh guru yang bersangkutan sebelum melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Karena teknologi sebagus atapapun kalau dalam
pengoperasiannya tidak tepat maka hasil yang didapat dari penggunaan
teknologi tersebut tidak akan tercapai. Salah satu teknologi yang dapat
dimanfaatkan guru dalam pembelajaran biologi adalah penggunaan
komputer untuk menciptakan sumber belajar yang bervariasi, misalkan
menyusun sebuah buku, membuat ringkasan materi, ataupun
menyusun sendiri buku petunjuk praktikum.
3. Kinerja guru
a. Temuan data
Tabel 4 kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran
Indikator
Terpenuhi Belum
Keterangan
Penyampaian
materi
√
Selama pelaksanaan
materi yang disampaikan
guru masih terbatas
Penggunaan
metode
√
Penggunaan metode
pembelajaran belum tepat
60
pembelajaran
Mengondisikan
kelas
Kelas dapat dikondisikan
guru dengan baik
√
b. Deskripsi
1) Penyampaian materi
Dalam hal penyampaian materi selama pembelajaran biologi
berlangsung masih belum seluruhnya materi yang ada dijelaskan oleh
guru.
Hal ini kemungkinan dipicu oleh ketersediaan waktu dari
sekolah bagi mata pelajaran biologi yang terbatas karena adanya waktu
yang terpotong untuk pelaksanaan ujian nasional dan pengumuman
kelulusan ujian nasional.
2) Penggunaan metode
Dalam hal penggunaan metode pembelajaran yang dipilih guru
dalam
mengajarkan
materi
sistem
ekskresi
ternyata
metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru masih belum tepat sasaran.
Terlihat dari pemilihan metode diskusi, eksperimen, dan demonstrasi
dalam setiap pertemuan, padahal alokasi waktu yang disediakan dalam
setiap pertemuan terbatas dan kemungkinan untuk menggunakan
ketiga metode tersebut dalam waktu yang bersamaan sangat sulit.
3) Pengelolaan kelas
Dalam hal pengelolaan kelas untuk kegiatan pembelajaran
sudah dilakukan guru dengan baik karena siswa dapat dikondisikan
oleh guru, selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa mengikuti
seluruh proses dengan kondusif dan tidak melakukan aktivitas yang
mengganngu jalannya kegiatan pembelajaran.
61
Kelas
yang
dapat
dikondisikan
dengan
baik
akan
memperlancar jalannya pelaksanaan pembelajaran serta mudahnya
tujuan pembelajaran dicapai oleh siswa.
4. Kesesuaian pembelajaran dengan RPP
a. Temuan data
Tabel 5 kesesuaian pembelajaran dengan RPP
Aspek
Cakupan
materi
Penggunaan
metode
Penggunaan
media dan
sumber
belajar
Penilaian
RPP
Pembelajaran

Sistem ekskresi pada
manusia dan hewan
(ikan dan serangga)

Sistem ekskresi pada
manusia dan hewan
(ikan dan serangga)

Kelainan yang ada
pada sistem ekskresi

Kelainan yang ada
pada sistem ekskresi

Diskusi

Demonstrasi

Diskusi

Eksperimen

Ceramah

Gambar sistem
ekskresi

Buku acuan Biologi
teks II Pemngarang:
Moh. Amin

Buku pelajaran biologi
SMA II penerbit
Erlangga

Internet

LKS

Bahan presentasi

Internet

LKS

OHP/Komputer

Bahan presentasi

Tugas kelompok

Unjuk kerja

Tugas kelompok

Ulangan


Laporan hasil diskusi
Laporan hasil
diskusi

Pengamatan sikap

Pengamatan sikap

Kuis
62

Tes pilihan ganda

Tes uraian
Alokasi waktu 6 kali pertemuan

Mengidentifikasi
struktur dan fungsi
alat-alat ekskresi

Membedakan struktur
dan fungsi alat-alat
ekskresi

Menjelaskan proses
ekskresi seperti
keringat, urine,
bilirubin, biliverdin,
CO2, H2O (uap air)

Pencapaian
indikator

4 kali pertemuan

Mengidentifikasi
struktur dan fungsi
alat-alat ekskresi

Melakukan uji
kandungan dalam zat
urine
Membedakan
struktur dan fungsi
alat-alat ekskresi

Membedakan struktur
alat ekskresi ikan,
cacing, dan belalang
Membedakan alat
ekskresi hewan dan
manusia

Mengidentifikasi
proses ekskresi pada
ikan, cacing, dan
belalang

Membedakan alat
ekskresi hewan dan
manusia

Mengidentifikasi
proses ekskresi pada
ikan, cacing, dan
belalang

Menjelaskan penyebab
kelaian/penyakit yang
terjadi pada sistem
ekskresi
b. Deskripsi
1) Cakupan materi
Kesesuaian cakupan materi yang disampaikan guru selama
pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang disusun oleh guru. Adanya kesesuaian ini dapat
63
terjadi
karena
guru
dalam
menyusun
rencana
pelaksanaan
pembelajaran mengacu pada buku pegangan yang dimilikinya dan
silabus yang telah ditetapkan oleh depdiknas.
2) Penggunaan metode
Dalam hal penggunaan metode pembelajaran yang semula
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode
diskusi,
eksperimen,
dan
demonstrasi,
ternyata
di
dalam
pelaksanaannya metode yang digunakan guru selama melaksanakan
kegiatan pembelajaran adalah menggunakan metode diskusi dan
ceramah. Memang bagus kalau dalam setiap pembahasan mengenai
pokok bahasan biologi dapat melaksanakan kegiatan eksperimen. Tapi
jika alat dan bahan penunjang yang ada di sekolah kurang memadai
untuk melaksanakan eksperimen maka tidak perlu dipaksakan untuk
memasukkan unsur penggunaan metode eksperimen dalam menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran. Demikian juga penggunaan metode
demonstrasi, jikalau alat dan bahan penunjang yang akan digunakan
untuk melaksanakan demonstrasi tidak mendukung maka tidak perlu
memasukkan
metode
demonstrasi
dalam
rencana
pelaksanaan
pembelajaran.
3) Penggunaan media dan sumber belajar
Dalam hal penggunaaan media dan sumber belajar yang
semula dalam rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan buku
pegangan biologi, internet, gambar sistem ekskresi manusia dan
hewan, OHP/komputer, LCD, bahan presentasi, dan LKS. Ternyata di
dalam pelaksanaannya bahan belajar yang digunakan oleh siswa
hanyalah LKS, internet, dan bahan presentasi. Buku pegangan biologi
hanya digunakan oleh siswa yang punya itupun tidak lebih dari
sepuluh anak yang ada di kelas karena perpustakaan belum
menyediakan buku pegangan biologi bagi seluruh anak yang ada di
kelas. Sehingga siswa yang tidak punya buku belum bisa
64
menggunakan buku pegangan tersebut. Penggunaan internet dalam
pembelajaran sistem ekskresi dilakukan siswa ketika menyusun
makalah untuk diskusi dan mencari gambar alat ekskresi baik itu
manusia maupun hewan. Gambar alat ekskresi manusia dan hewan
yang digunakan guru adalah gambar yang diperoleh dari internet serta
gambar yang sudah ada pada LKS masing-masing siswa. Untuk
gambar sistem ekskresi dalam ukuran besar yang dapat dilihat seluruh
siswa di kelas belum tersedia di sekolah karena sekolah belum
menyediakan sarana penunjang gambar untuk masing-masing pokok
bahasan dalam pelajaran biologi. Kalaupun ada dana sekolah masih
diprioritaskan untuk melengkapi sarana dan prasarana yang ada di
laboratorium mengingat sekolah masih dalam tahap pembangunan
laboratorium karena gedung laboratorium yang lama sudah rusak.
Penggunaan OHP/komputer dan LCD juga belum dilaksanakan selama
pelaksanaan kegiatan pembelajaran biologi pokok bahasan sistem
ekskresi, dari sarana yang tersedia di sekolah hanya ada OHP saja
sehingga
apa
yang
dicantumkan
dalam
rencana
pelaksanaan
pembelajaran berupa penggunaan komputer dan LCD hanya berupa
rancangan saja, kemungkinan ini terlewatkan guru ketika menyusun
rencana pelaksanaaan pembelajaran karena dalam pengembangannya
guru tertarik untuk menggunakan komputer dan LCD. Maka unsur
penggunaan media komputer dan LCD dimasukkan dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran tanpa mengecek fasilitas yang disediakan
oleh sekolah. Bahan presentasi dan LKS telah digunakan selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Keduanya dapat dilaksnakan
sesuai dengan apa yang direncanakan guru di dalam rencana
pelaksanaan pembelajaran karena tepat dengan metode diskusi yang
akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Kalau LKS memang
seluruh siswa telah memilikinya karena ada ketetapan dari sekolah
bahwa setiap siswa diharapkan memiliki LKS sebagai penunjang
65
kegiatan pembelajaran di kelas serta latihan untuk memperdalam
pemahaman siswa mengenai materi yang diajarkan di kelas.
4) Penilaian
Dalam
hal
penilaian
selama
kegiatan
pembelajaran
berlangsung yang dapat dilakusanakan oleh guru adalah tugas
kelompok, laporan hasil diskusi dan penilaian sikap. Tugas kelompok
disini adalah pembuatan makalah untuk bahan diskusi, penilaian yang
dilaksanakan guru menyangkut isi dari makalah yang telah disusun
oleh kelompok yang sudah dibentuk. Laporan hasil diskusi disusun
masing-masing kelompok setelah melaksanakan diskusi bersama di
kelas, diskusi dilakukan oleh semua kelompok yang ada.
Penilaian sikap yang dilaksanakan oleh guru dilakukan pada
setiap pertemuan selama satu semester. Tidak terlaksananya seluruh
aspek penilaian yang ada di dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
berhubungan dengan alokasi waktu yang ada di sekolah.
5) Alokasi waktu
Dalam hal penerapan alokasi waktu selama kegiatan
pembelajaran berlangsung ternyata waktu yang direncanakan dalam
silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam pelaksanaannya
tidak sesuai.
Ketidaksesuaian tersebut terjadi karena kebetulan jadwal
pelajaran biologi kelas XI semester genap jatuh pada hari senin. Pada
hari senin selama dua minggu berturut-turut terjadi pelaksanaan ujian
nasional dan pengumuman kelulusan sekolah. Hal ini memakan jatah
waktu yang ada bagi mata pelajaran biologi sehingga dalam
pelaksanaannya guru mempercepat durasi pembahasan setiap pokok
bahasan biologi. Dari yang semula dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran akan dilaksanakan dalam enam kali pertemuan menjadi
empat kali pertemuan.
66
Adanya alokasi waktu yang dipercepat ini berdampak dalam
penggunaan metode yang digunakan. Demi mengejar terselesaikannya
materi pelajaran dalam waktu yang ada maka penggunaan metode yang
terjadi akhirnya hanya menggunakan metode diskusi dan ceramah.
Metode ceramah memang bisa lebih cepat dalam menyelesaikan
pembahasan
sebuah
materi
pelajaran
karena
guru
tinggal
menyampaikan kemudian siswa mencatat materi yang disampaikan
oleh guru. Persiapan untuk penggunaan metode ceramah juga cukup
sederhana yakni hanya berupa buku pegangan bagi guru serta
ringkasan materi yang telah disusun oleh guru.
6) Pencapaian indikator kompetensi
Dalam
pelaksanaannya
hal
pencapaian
indikator
kompetensi
pada
masih belum tercapai semua karena tidak adanya
ulangan harian maka pengamatan tercapai atau tidaknya indikator
kompetensi hanya dilaksanakan pada saat siswa melaksanakan diskusi
di kelas. Dari beberapa kompetensi yang sudah dicanangkan guru
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang dapat tercapai hanya
pada indikator mengidentifikasi struktur dan fungsi alat-alat ekskresi,
membedakan struktur dan fungsi alat-alat ekskresi, membedakan
struktur alat ekskresi hewan dan manusia, menjelaskan penyebab
penyakit yang terjadi pada sistem ekskresi.
Pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru pada tahap
kegiatan pendahuluan sudah mampu mengondisikan peserta didik dengan
dilaksanakannya kegiatan berdo’a bersama sebelum memulai pembelajaran,
sayangnya dalam kegiatan pendahuluan guru belum menjelaskan mengenai
tujuan pembelajaran, guru hanya memberitahukan pada peserta didik materi
apa saja yang akan mereka pelajarari pada pertemuan hari itu.
Pada tahap kegiatan inti memang di dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran guru belum mencantumkan pembagian secara jelas mengenai
tahapan eksplorasi, elaborasi, maupun konfirmasi. Namun di dalam
67
pelaksanaannya berdasarkan data yang diperoleh peneliti melalui kegiatan
observasi pembelajaran di kelas diperoleh bahwa kegiatan yang dilaksanakan
oleh guru pengampu mata pelajaran sudah menyangkut beberapa hal yang ada
di dalam ketiga tahapan tersebut. Untuk melihat sejauh mana pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat dilihat dalam lampiran
pelaksanaan pembelajaran yang ada di belakang halaman daftar pustaka.
Untuk mampu melaksanakan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi
secara penuh di dalam pelaksanaan pembelajaran memang perlu beberapa
latihan dan pembiasaan dari guru mata pelajaran yang bersangkutan. Idealnya
guru rutin melakukan evaluasi sendiri terhadap keberhasilan dalam setiap
pelaksanaan pembelajaran yang sudah dilakukannya, melalui evaluasi diri
akan ditemukan apa kekurangan ataupun kelebihan yang ada dalam setiap
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukannya. Dengan mengetahui
kekurangan ataupun kelebihan akan memudahkan guru untuk memperbaiki
berbagai kekurangan tersebut serta menggunakan kelebihan yang dimilikinya
seefektif mungkin.
C. Evaluasi pembelajaran
1. Hasil belajar
a. Temuan data
Penilaian yang dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar
siswa hanyalah menggunakan tugas kelompok berupa makalah dan
laporan diskusi serta mengerjakan LKS.
b. Deskripsi
Penggunaan makalah untuk mengetahui ketercapaian indikator
kompetensi melalui hasil belajar masih belum tepat karena untuk
mengetahui seluruh komponen yang ada di dalam pencapaian indikator
kompetensi memerlukan pengamatan yang jelas terhadap aspek
kognitif, psikomotorik, dan afektif. Di dalam makalah yang disusun
secara bersama masih belum bisa menjamin apakah dalam penyusunan
68
makalah tersebut seluruh angggota kelompok terlibat dalam proses
penyusunannya atau hanyalah disusun oleh beberapa anggota
kelompok saja.
Penggunaan
laporan
hasil
diskusi
untuk
mengetahui
ketercapaian indikator yang ada di dalam indikator pencapaian
kompetensi juga masih kurang tepat karena di dalam laporan diskusi
masih belum bisa menyangkut aspek afektif serta psikomotorik.
Penggunaan tugas untuk mengerjakan LKS untuk mengetaui
ketercapaian indikator pencapaian kompetensi juga masih kurang tepat
karena hanya dapat mengukur kemampuan dalam aspek kognitif saja.
Sebaiknya untuk melakukan penilaian hasil belajar secara
menyeluruh maka guru minimal menggunakan instrumen ulangan
harian yang berisi soal-soal sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi. Untuk penilaian dari aspek psikomotorik dan afektif guru
dapat menggunakan kegiatan demonstrasi yang dilakukan oleh siswa
menggunakan alat yang telah disusun oleh guru.
2. Kesesuaian dengan standar proses
a. Temuan data
Tabel 6 kesesuaian dengan standar proses
Aspek
Sesuai Belum Keterangan
Perencanaan
pelaskanaan
pembelajaran
Pelaksanaan
pembelajaran
Penilaian hasil
belajar
√
√
Belum adanya pembagian
secara jelas mengenai kegiatan
pembelajaran di kelas
√
Dalam pelaksanaannya masih
belum memenuhi standar
pelaksanaan pembelajaran
Sudah sesuai dengan instrumen
yang dibuat dalam kompetensi
dasar yang akan dicapai
69
b. Deskripsi
1) Perencanaan pelaksanaan pembelajaran
Dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran tidak sesuainya
apa yang direncakan oleh guru adalah dalam hal penjabaran mengenai
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Dalam standar proses
telah dijelaskan bahwa pada pelaksanaan pembelajaran terdapat
langkah-langkah yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. Sedangkan di dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran yang disusun oleh guru hanya menyebutkan kegiatan
guru dan kegiatan siswa yang akan dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran.
2) Pelaksanaan pembelajaran
Dalam hal pelaksanaan pembelajaran ketidaksesuaian itu
terlihat dalam hal penggunaan metode, alokasi waktu, dan penggunaan
sumber belajar. Adanya perubahan dalam pelaksanaan pembelajaran
ini tidak serta merta dilakukan guru secara terencana, ada faktor yang
memaksa guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang tidak sesuai
dengan rencana palaksanaan pembelajaran tersebut. Faktor paling kuat
adalah alokasi waktu yang termakan untuk liburan karena di sekolah
mengadakan ujian akhir nasional dan pengumuman kelulusan siswa
kelas XII.
3) Penilaian hasil belajar
Dalam hal penilaian hasil pembelajaran kesesuaian yang
dilakukan oleh guru adalah apa yang dinilai sudah sesuai dengan
kompetensi
dasar
yang
dibuat
dalam
rencana
pelaksanaan
pembelajaran. Kalaupun ada rencana penilaian yang tidak terlaksana
sifatnya kondisional dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada di
sekolah.
70
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil uraian dari data penelitian dan pembahasan
diperoleh simpulan bahwa dalam hal pengembangan RPP dan pelaksanaan
pembelajaran biologi pokok bahasan sistem ekskresi di MA Tarbiyatul
Mubtadiin tahun ajaran 2010/2011 yang menggunakan kurikulum tingkat
satuan pendidikan masih belum sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah disusun oleh guru.
B. Saran
Berdasarkan uraian yang diungkapkan di atas saran-saran yang dapat
diberikan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Dalam proses pembelajaran guru diharapkan lebih kreatif dalam
menerapkan model pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa tidak
merasa bosan dengan proses pembelajaran yang berlangsung.
2. Guru diharapkan melakukan inovasi dengan memanfaatkan berbagai
media dan bahan yang dapat digunakan sebagai sumber belajar di
lingkungan sekitar sekolah.
3. Guru diharapkan membuat bahan ajar berupa buku yang disesuaikan
dengan kurikulum di sekolah serta kondisi ekonomi siswa yang sebagian
besar orang tuanya petani.
C. Penutup
Puji syukur alhamdulillah penelitian ini dapat diselesaikan. Semoga
karya ini dapat memberikan manfaar bagi peneliti sendiri, guru mata pelajaran
biologi MA Tarbiyatul Mubtadiin, peserta didik kelas XI MA Tarbiyatul
71
Mubtadiin dan siapapun yang membaca karya ini umumnya. Semoga karya ini
dapat menjadi sumbangan bagi dunia pendidikan.
Akhirnya hanya pada Allah SWT tempat bagi peneliti untuk
memohon petunjuk dan pertolongan agar selalu berada dalam ridlo-Nya dan
jalan yang lurus sehingga bisa memberi manfaat bagi sesama. Amiin Ya
Rabbal Alamiin.
72
Lampiran 1
75
Lampiran 2
76
Sekolah
: MA TARBIYATUL MUBTADIIN
Mata Pelajaran
: BIOLOGI
Kelas/Semester
: XI/Semester Genap
Standar Kompetensi : Menjelaskan Struktur, Fungsi, Organ manusia dan hewan tertentu, kelainan, dan/atau penyakit yang mungkin terjadi
serta implikasinya pada salingtemas
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Menjelaskan

keterkaitan
antara struktur,
fungsi, dan
proses seta
kelainan/penyak
it yang dapat
terjadi pada
sistem ekskresi
pada manusia
dan hewan
(misalnya ikan
dan serangga).

Struktur dan
fungsi alatalat ekskresi
manusia:
Alat ekskresi
pada manusia
antara lain:
paru-paru,
kulit, ginjal,
hati, yang
mengekskresik
an hasil
metabolisme.
Proses
ekskresi pada
manusia:
Ekskresi sisasisa
Kegiatan pembelajaran
Kegiatan guru:
membimbing siswa dan mengarahkan
persepsi siswa untuk memahami konsep
alat ekskresi pada manusia dengan
metode diskusi informasi, demonstrasi
dan eksperimen untuk menemukan
sendiri.
Kegiatan siswa:


Menggunakan
torso/charta
mengenali struktur berbagai organ
ekskresi, letak, dan fungsinya
melalui kegiatan demonstrasi.
Mengkaji literatur/CD
interaktif/penelusuran
internet/charta menemukan fungsi,
proses masing-masing dan hasil
akhir yang dibuang alat ekskresi
manusia.
Idikator
Pencapaian
Kompetensi
 Mengidentifika
si struktur dan
fungsi alat-alat
ekskresi.
 Membedakan
struktur
dan
fungsi alat-alat
ekskresi.
 Menjelaskan
proses ekskresi
seperti
keringat, urine,
bilirubin dan
biliverdin, 𝐶𝑂2
dan 𝐻2 𝑂 (uap
air).
 Melakukan uji
kandungan zat
Lampiran 3
SILABUS
Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
Jenis
Tagihan:
Tugas
individu,
tugas
kelompok,
unjuk
kerja,
ulangan
2 Kali
pertemua
n (90
menit)
Sumber
Belajar:
Buku acuan
Biologi teks
karya Moh.
Amin, buku
pelajaran
Biologi SMA
II terbitan
Erlangga,
internet
Bentuk
Instrume
n:
Produk
(laporan
hasil
kajian dan
diskusi,
Alat: OHP/
Komputer,
LCD.
Bahan: LKS,
bahan
77
77

metabolisme
melalui paruparu, hati,
ginjal, dan
kulit
menunjukkan
mekanisme
yang berbeda.

Ekskresi para
Hewan:
Hewan
mengekskresik
an
sisa
metabolisme
menggunakan
alat
seperti
kulit, ginjal, sel
api, nefridia,
dll.
Kegiatan guru:

Membimbing siswa dan mengarahkan
persepsi siswa untuk memahami konsep
sistem ekskresi pada hewan dengan
metode diskusi informasi, demonstrasi
dan eksperimen untuk menemukan
sendiri.

Kegiatan siswa:
Mengkomunikasikan/mempresentasi
kan hasil analisis dan kajian
pengeluaran sisa-sisa metabolisme
melalui paru-paru, hati, ginjal, dan
kulit.
dalam urine.
Melakukan uji kandungan glukosa,
protein, amoniak dalam menggunakan
reagen melalui kerja kelompok.


Menganalisis charta/gambar alat-alat
ekskresi pada berbagai hewan, 
seperti cacing, belalang, ikan, dll,
melaui kerja kelompok.
Mengkaji
literatur/penelusuran
internet dan mendiskusikan hasil
kajian tentang proses ekskresi pada
ikan dan belalang.
Membedakan
struktur alat
ekskresi ikan,
cacing, dan
belalang
(ginjal).
Membedakan
alat ekskresi
hewan dan
manusia.
Mengidentifika
si proses
ekskresi pada
ikan, cacing,
dan belalang.
laporan
hasil
kandungan
zat dalam
urin),
pengamata
n unjuk
kerja,
pengamata
n sikap,
kuis, tes
pilihan
ganda, tes
uraian.
Jenis
tagihan:
Tugas
kelompok,
unjuk
kerja,
ulangan
Bentuk
Instrume
n: produk
(laporan
hasil
kajian dan
analisis
alat
ekskresi
hewan),
presentasi,
charta/gambar
berbagai alat
ekskresi
hewan
2 kali
pertemua
n (90
menit)
Sumber
Belajar:
Buku acuan
Biologi teks
karya Moh.
Amin, buku
pelajaran
Biologi SMA
II terbitan
Erlangga,
internet
Alat: OHP
/Komputer,
LCD.
Bahan: LKS,
bahan
presentasi,
charta/gambar
78
78

Kelaian dan
penyakit yang
terjadi
Gangguan pada
sistem
ekskresi, antara
lain
albuminaria,
nefritis,
polyuria, dll.
Kegiatan guru:

Membimbing siswa dan mengarahkan
persepsi siswa untuk memahami konsep
alat ekskresi pada manusia dengan
metode diskusi informasi, demonstrasi
dan eksperimen untuk menemukan

sendiri.
Kegiatan siswa:


Melakukan kajian
literatur/penelusuran internet
menemukan berbagai penyakit,
penyebab, dan pemanfaatan
teknologi pada gangguan/penyakit
sistem ekskresi.
Mendiskusikan cara
menghindari/menanggulangi
penyakit pada sistem ekskresi.
pengamata
n sikap,
kuis, tes
pilihan
ganda, tes
uraian.
Jenis
Menjelaskan
tagihan:
penyebab
kelaian/penyak tugas
it yang terjadi individu,
pada
sistem tugas
kelompok,
ekskresi.
unjuk
Menghimpun
kerja,
gambar
ulangan
penggunaan
teknologi yang
Bentuk
membantu
instrumen
sistem
: produk
ekskresi,
(laporan
hasil
kajian dan
diskusi),
pengamata
n sikap,
kuis, tes
pilihan
ganda, tes
uraian.
berbagai alat
ekskresi
hewan
2 kali
pertemua
n (90
menit)
Sumber
Belajar:
Buku acuan
Biologi teks
karya Moh.
Amin, buku
pelajaran
Biologi SMA
II terbitan
Erlangga,
internet
Alat:
OHP/Kompute
r, LCD.
Bahan: LKS,
bahan
presentasi,
charta/gambar
berbagai alat
ekskresi
hewan
79
79
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
: MA TARBIYATUL MUBTADIIN
Mata Pelajaran
: BIOLOGI
Kelas/Program
: XI
Semester
: Genap
Kompetensi Dasar
Jam Pertemuan
Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan
proses seta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada
sistem ekskresi pada manusia dan hewan (misalnya
ikan dan serangga).
: pertemuan ke 15 dan 16
Indikator




Mengidentifikasi struktur dan fungsi alat-alat ekskresi.
Membedakan struktur dan fungsi alat-alat ekskresi.
Menjelaskan proses ekskresi seperti keringat, urine,
bilirubin dan biliverdin, 𝐶𝑂2 dan 𝐻2 𝑂 (uap air).
Melakukan uji kandungan zat dalam urine.
Materi Pembelajaran


Struktur dan fungsi alat-alat ekskresi manusia: alat
ekskresi pada manusia antara lain: paru-paru, kulit,
ginjal, hati, yang mengekskresikan hasil metabolisme.
Proses ekskresi pada manusia: ekskresi sisa-sisa
metabolisme melalui paru-paru, hati, ginjal, dan kulit
menunjukkan mekanisme yang berbeda.
Langkah dan Metode Pembelajaran


Kegiatan guru: membimbing siswa dan mengarahkan
persepsi siswa untuk memahami konsep alat ekskresi
pada manusia dengan metode diskusi informasi,
demonstrasi dan eksperimen untuk menemukan sendiri.
Kegiatan siswa:
 Menggunakan torso/charta mengenali struktur
berbagai organ ekskresi, letak, dan fungsinya
melalui kegiatan demonstrasi.
 Mengkaji
literatur/CD
interaktif/penelusuran
internet/charta menemukan fungsi, proses masing-
80


masing dan hasil akhir yang dibuang alat ekskresi
manusia.
Mengkomunikasikan/mempresentasikan
hasil
analisis dan kajian pengeluaran sisa-sisa
metabolisme melalui paru-paru, hati, ginjal, dan
kulit.
Melakukan uji kandungan glukosa, protein,
amoniak dalam menggunakan reagen melalui kerja
kelompok.
Sumber
Buku acuan Biologi teks karya Moh. Amin, buku
pelajaran Biologi SMA II terbitan Erlangga, internet.
Alat
OHP/Komputer, LCD, tabung reaksi, rak tabung reaksi,
gelas kimia, pembakar spirtus.
Bahan
LKS, bahan presentasi, reagen benedict, biuret.
Penilaian
Jenis tagihan: tugas individu, tugas kelompok, unjuk
kerja, ulangan
Bentuk instrumen: produk (laporan hasil kajian dan
diskusi, laporan hasil kandungan zat dalam urin),
pengamatan unjuk kerja, pengamatan sikap, kuis, tes
pilihan ganda, tes uraian.
Jam Pertemuan
: pertemuan ke 17 dan 18
Indikator



Membedakan struktur alat sksresi ikan, cacing, dan
belalang.
Membedakan alat ekskresi hewan dan manusia.
Mengidentifikasi proses ekskresi pada ikan, cacing, dan
belalang.
Materi Pembelajaran

Hewan mengeksresikan sisa metabolisme menggunakan
alat seperti kulit, ginjal, sel apo, nefridia.
Langkah dan Metode Pembelajaran

Kegiatan guru: membimbing siswa dan mengarahkan
persepsi siswa untuk memahami konsep alat ekskresi
81
pada manusia dengan metode diskusi informasi,
demonstrasi dan eksperimen untuk menemukan sendiri.

Kegiatan siswa:
 Menganalisis charta/gambar alat-alat ekskresi pada
berbagai hewan, seperti cacing, belalang, ikan, dll
melalui kerja kelompok.
 Mengkaji literatur/penelusuran internet dan
mendiskusikan hasil kajian tentang proses ekskresi
pada ikan dan belalang.
Sumber
Buku acuan Biologi teks karya Moh. Amin, buku
pelajaran Biologi SMA II terbitan Erlangga, internet.
Alat
OHP/Komputer, LCD.
Bahan
LKS, bahan presentasi, charta/gambar berbagai alat
ekskresi hewan.
Penilaian
Jenis tagihan: tugas individu, tugas kelompok, unjuk
kerja, ulangan
Bentuk instrumen: produk (laporan hasil kajian dan
analisis alat ekskresi hewan), pengamatan sikap, kuis,
tes pilihan ganda, tes uraian.
Jam Pertemuan
: pertemuan ke 19 dan 20
Indikator


Menjelaskan penyebab kelaian/penyakit yang terjadi
pada sistem ekskresi.
Menghimpun gambar penggunaan teknologi yang
membantu sistem ekskresi,
Materi Pembelajaran

Gangguan pada sistem ekskresi, antara lain albuminaria,
nefritis, polyuria, dll.
Langkah dan Metode Pembelajaran

Kegiatan guru: membimbing siswa dan mengarahkan
persepsi siswa untuk memahami konsep alat ekskresi
pada manusia dengan metode diskusi informasi,
demonstrasi dan eksperimen untuk menemukan sendiri.
82

Kegiatan siswa:
 Melakukan kajian literatur/penelusuran internet
menemukan berbagai penyakit, penyebab, dan
pemanfaatan teknologi pada gangguan/penyakit
sistem ekskresi.
 Mendiskusikan cara menghindari/menanggulangi
penyakit pada sistem ekskresi.
Sumber
Buku acuan Biologi teks karya Moh. Amin, buku
pelajaran Biologi SMA II terbitan Erlangga, internet.
Alat
OHP/Komputer, LCD.
Bahan
LKS, bahan presentasi.
Penilaian
Jenis tagihan: tugas individu, tugas kelompok, unjuk
kerja, ulangan
Bentuk instrumen: produk (laporan hasil kajian dan analisis alat ekskresi
hewan), pengamatan sikap, kuis, tes pilihan ganda, tes uraian.
Mengetahui,
Kepala Sekolah
dilaksanakan,…………………
Guru Biologi
( ______________ )
NIP. ……………….
( _________________ )
NIP.…………………..
83
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI
KOMPONEN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
No
Komponen
1 Identitas mata pelajaran:
a. Satuan pendidikan
Ada
Tidak
√
b. Kelas
√
c. Semester
√
d. Program/program
keahlian
Keterangan
Identitas mata pelajaran
ditulis dalam sampul depan
RPP yang dibuat guru, RPP
sudah dijilid menjadi Satu
√
Tidak dicantumkan karena
belum ada pembagian
jurusan.
e. Mata pelajaran
√
Sudah dicantumkan oleh
guru dalam RPP
f. Jumlah pertemuan
√
Sudah dicantumkan dalam
RPP
Langsung mengacu pada
silabus yang sudah disusun
oleh pemerintah.
Sudah dicantumkan di
dalam RPP.
2
Standar kompetensi
√
3
Kompetensi dasar
√
4
Indikator pencapaian
kompetensi
√
Sudah dicantumkan di
dalam RPP.
√
5
Tujuan pembelajaran
6
Materi ajar:
a. Fakta
b. Konsep
Belum dicantumkan di
dalam RPP.
Belum dapat diketahui
secara rinci karena di
dalam RPP yang dibuat
guru materi ajar masih
berupa poin-poin secara
umum.
c. Prinsip
d. Prosedur
Catatan:
Lembar observasi ini dikembangkan dari standar proses yang ada dalam
peraturan menteri pendidikan nomor 41 tahun 2007
84
7
Alokasi waktu
√
8
Metode pembelajaran
√
9
Kegiatan pembelajaran:
a. Pendahuluan
√
b. Inti
√
c. Penutup
√
Penilaian hasil
pembelajaran
√
10
Hanya disebutkan
dilakukan pada pertemuan
ke-….
Menggunakan metode
diskusi informasi,
demonstrasi, dan
eksperimen.
Belum diuraikan secara
rinci karena hanya
diungkapkan kegiatan
pembelajaran yang
dilakukan guru secara
keseluruhan.
Penilaian dilakukan
melalui tugas individu,
tugas kelompok, unjuk
kerja, dan ulangan.
85
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
No
1
Komponen
Pelaksanaan
Pembelajaran
Kegiatan pendahuluan
a) menyiapkan peserta
didik secara psikis
Ada Tidak
keterangan
√
Guru mengkondisikan peserta
didik dengan berdoa dahulu.
dan fisik untuk
mengikuti proses
pembelajaran;
b) mengajukan
√
Guru menanyakan materi yang
dipelajari pada pertemuan
sebelumnya.
pertanyaanpertanyaan yang
mengaitkan
pengetahuan
sebelumnya dengan
materi yang akan
dipelajari;
c) menjelaskan tujuan
√
Belum dijelaskan oleh guru
pembelajaran atau
kompetensi dasar
yang akan dicapai;
d) menyampaikan
√
Dijelaskan oleh guru secara
singkat.
cakupan materi dan
penjelasan uraian
kegiatan sesuai
silabus.
2
Kegiatan inti
a. eksplorasi
1) melibatkan
√
Guru
memberi
kesempatan
Catatan:
Lembar observasi ini dikembangkan dari standar proses yang ada dalam
peraturan menteri pendidikan nomor 41 tahun 2007
86
peserta
didik
mencari
informasi yang
luas dan dalam
tentang
topik/tema materi
yang
akan
dipelajari dengan
menerapkan
prinsip
alam
takambang jadi
guru dan belajar
dari
aneka
sumber;
2) menggunakan
√
beragam
pendekatan
pembelajaran,
media
pembelajaran,
dan
sumber
belajar lain;
3) memfasilitasi
√
terjadinya
interaksi
antar
peserta
didik
serta
antara
peserta
didik
dengan
guru,
lingkungan, dan
sumber belajar
lainnya;
4) melibatkan
√
peserta
didik
secara
aktif
dalam
setiap
kegiatan
pembelajaran;
5) memfasilitasi
peserta
didik
melakukan
percobaan
di
laboratorium,
studio,
atau
lapangan.
b. elaborasi
pada siswa untuk mencari
materi salah satunya lewat
internet dan perpustakaan.
Masih menggunakan satu
sumber belajar yakni media
cetak berupa buku dan LKS.
Guru
selalu
membuka
kesempatan bagi siswa yang
ingin
bertanya
ataupun
mengungkapkan pendapat.
Adanya kesempatan bertanya
memebri peluang siswa aktif
di kelas.
√
Belum dilaksanakan karena
alat dan bahan yang ada di
sekolah belum memadahi.
87
1) membiasakan
peserta
didik
membaca
dan
menulis
yang
beragam melalui
tugas-tugas
tertentu
yang
bermakna;
2) memfasilitasi
peserta
didik
melalui
pemberian tugas,
diskusi, dan lainlain
untuk
memunculkan
gagasan
baru
baik secara lisan
maupun tertulis;
3) memberi
kesempatan
peserta untuk
berpikir,
menganalisis,
menyelesaikan
masalah, dan
bertindak tanpa
rasa takut;
4) memfasilitasi
peserta
didik
dalam
pembelajaran
kooperatif
dan
kolaboratif;
5) memfasilitasi
peserta
didik
berkompetisi
secara
sehat
untuk
meningkatkan
prestasi belajar;
6) memfasilitasi
peserta
didik
membuat laporan
eksplorasi yang
dilakukan baik
lisan
maupun
√
Sudah
dilakukan
dengan
adanya tugas mencatat dalam
tiap pertemuan.
√
Sudah adanya tugas diskusi
kelompok.
√
Kesempatan sudah dibuka
dalam setiap pertemuan.
√
Dibentuk kelompok-kelompok
untuk melakukan diskusi.
√
Sudah dilaksanakan oleh guru.
√
Laporan sudah dibuat secara
kelompok.
88
tertulis,
secara
individual
maupun
kelompok;
7) memfasilitasi
√
peserta
didik
untuk
menyajikan hasil
kerja individual
maupun
kelompok;
8) memfasilitasi
peserta
didik
melakukan
pameran,
turnamen,
festival,
serta
produk
yang
dihasilkan;
9) memfasilitasi
peserta
didik
melakukan
kegiatan
yang
menumbuhkan
kebanggaan dan
rasa percaya diri
peserta didik.
c. Konfirmasi
1) memberikan
√
umpan
balik
positif
dan
penguatan dalam
bentuk
lisan,
tulisan, isyarat,
maupun hadiah
terhadap
keberhasilan
peserta didik;
2) memfasilitasi
konfirmasi
√
terhadap
hasil
eksplorasi
dan
elaborasi peserta
didik
melalui
berbagai sumber;
3) memfasilitasi
Dilaksanakan saat ada diskusi
bersama antar kelompok.
√
Tidak dilaksanakan karena
dalam pokok bahasan sistem
ekskresi belum dilakukan
praktikum.
√
Belum
dilaksanakan
sepenuhnya oleh guru.
Sudah dilaksanakan oleh guru.
Konfirmasi dilakukan dengan
mengembalikan tugas yang
dikumpulkan dan telah dinilai
oleh guru.
√
Belum ada kegiatan refleksi
89
3
peserta
didik
melakukan
refleksi
untuk
memperoleh
pengalaman
belajar yang telah
dilakukan;
4) memfasilitasi
peserta
didik
untuk
memperoleh
pengalaman yang
bermakna dalam
mencapai
kompetensi
dasar.
Kegiatan penutup
a. bersama-sama
dengan peserta didik
dan/atau
sendiri
membuat
rangkuman/simpulan
pelajaran;
b. melakukan penilaian
dan/atau
refleksi
terhadap
kegiatan
yang
sudah
dilaksanakan secara
konsisten
dan
terprogram;
c. memberikan umpan
balik terhadap proses
dan
hasil
pembelajaran;
d. merencanakan
kegiatan
tindak
lanjut dalam bentuk
pembelajaran
remedi,
program
pengayaan, layanan
konseling dan/atau
memberikan tugas
baik tugas individual
maupun kelompok
sesuai dengan hasil
belajar peserta didik;
melalui pengalaman belajar,
√
Peserta didik belum diarahkan
memperoleh pengalaman yang
bermakna.
√
Belum dilaksanakana
secara efektif
guru
√
Penilaian
dilakukan
guru
setelah selesai melaksanakan
kegiatan pembelajaran lewat
pekerjaan rumah.
√
Melalui penilaian
tugas siswa.
√
Remedi hanya diberikan pada
siswa yang nilainya belum
memenuhi KKM.
terhadap
90
e. menyampaikan
√
rencana
pembelajaran pada
pertemuan
berikutnya.
Sudah dilaksanakan oeh guru.
91
Lampiran 7
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
WAWANCARA
Pokok-pokok wawancara dengan Bapak Miftah selaku guru Biologi kelas
XI di MA Tarbiyatul Mubatadiin Demak meliputi:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran biologi yang terjadi di MA Tarbiyatul
Mubtadiin?
2. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran Biologi?
3. Kapan Bapak menyusun RPP pelajaran Biologi?
4. Bagaimana kondisi peserta didik dalam pembelajaran biologi?
5. Bagaimana cara penilaian Bapak terhadap hasil belajar peserta didik?
92
Lampiran 8
FOTO PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
93
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa:
Nama
: Arif Mahrus
Tempat/Tanggal Lahir: Demak/ 19 april 1988
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Ds Wilalung RT 07 RW 06 Kec. Gajah Kab. Demak
Pendidikan
: 1. SDN Wilalung 01 lulus tahun 2000
2. MTs N Kudus lulus tahun 2003
3. MAN 2 Kudus lulus tahun 2006
4. IAIN Walisongo Semarang angkatan tahun 2006
Demikian daftar riwayat hidup penulis ini dibuat dan harap menjadikan maklum
adanya.
Semarang, 10 Juni 2011
94
Download