Analisis Peranan Manajemen Mutu Terpadu Dalam

advertisement
42
Rosita Suryaningsih
PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN
SAHAM LQ-45
DI BURSA EFEK JAKARTA
Rosita Suryaningsih
Universitas Multimedia Nusantara
[email protected]
ABSTRACT
The research, entitling “The Effect of Trading Day to The LQ-45 Stock Return at Jakarta
Stock Exchange in 2002” was written to (1) analyze the impact of trading day to the stock
return at Jakarta Stock Exchange, and (2) to compare the differences of stock return in every
trading day from January to December 2002.
The result of the research was Friday had only the effect to the daily stock return compare to
the other five trading days in a week. The writer found that the rumors or issue at Jakarta
Stock Exchange had become the main factor affected the stock return during the trading day.
The other result found by having the difference test was only Friday had difference stock
return than other trading days.
Keywords: trading days, stock return
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kemajuan ekonomi suatu negara bisa membawa dampak ke berbagai hal misalnya
meningkatnya pendapatan masyarakat, dan hal tersebut membuat masyarakat menjadi
semakin jeli untuk menginvestasikan kelebihan dana yang dimilikinya. Hal ini juga ditunjang
dengan semakin banyaknya pilihan bagi masyarakat untuk menginvestasikan dana yang
dimilikinya. Hari kerja yang semula enam hari dan sekarang telah menjadi lima hari juga
mempunyai dampak terhadap masyarakat dalam usahanya untuk mengelola dana yang
dimilikinya agar mendapatkan return yang maksimal, sehingga kesejahteraan mereka juga
meningkat.
Mengenai perubahan hari kerja merupakan suatu fenomena yang menarik untuk
diperhatikan karena ternyata memiliki dampak yang cukup besar ke berbagai bidang. Banyak
opini yang berkembang di masyarakat bahwa hari Senin dan Jumat bukanlah hari dimana
masyarakat mengerahkan semua kemampuannya untuk bekerja karena di hari Senin, pekerja
belum tekun bekerja karena kondisi yang belum fit akibat baru pulang liburan dari hari Sabtu
dan Minggu. Sementara itu pada hari Jumat para pekerja juga tidak konsentrasi dalam
pekerjaannya karena mereka sudah mulai memikirkan liburan akhir pekan keesokan harinya.
Oleh karena itu timbul opini di masyarakat bahwa hari dimana para pekerja bekerja dengan
konsentrasi penuh adalah hari Rabu karena berada pada pertengahan minggu sehingga para
pekerja bekerja pada kondisi prima.
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta
43
Terkait dengan proses pengalokasian dana masyarakat, pasar modal di Indonesia sejak
tahun 1977 hingga sekarang telah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan,
terutama dilihat dari jumlah perusahaan (emiten) yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang
selalu menunjukkan peningkatan, meskipun beberapa waktu yang lalu sempat menurun
akibat terjadinya krisis moneter. Belakangan ini pasar modal menjadi salah satu alternatif
yang banyak difavoritkan oleh masyarakat dalam menginvestasikan surplus dana yang
dimilikinya. Hal ini dikarenakan pasar modal dianggap dapat memberikan tingkat return
yang lebih tinggi dan ditambah lagi karena semakin menurunnya tingkat bunga deposito serta
semakin tingginya tingkat pajak yang harus ditanggung oleh para deposan, sehingga banyak
deposan yang mengalihkan dananya ke pasar modal.
Dalam melakukan investasi melalui pasar modal setiap investor mempunyai
pengharapan yang sama, yaitu suatu return yang positif atas dana yang telah
diinvestasikannya, namun selalu terdapat kemungkinan sebaliknya, yaitu menderita return
negatif. Untuk itu dalam melakukan investasi, investor harus cermat dalam menganalisa
berbagai aspek yang mempengaruhi return saham yang mungkin akan diperolehnya di masa
mendatang.
Selama ini para investor mengambil keputusan berinvestasi dengan cara menganalisa
kinerja dari emiten, seperti kinerja fundamental yang berupa laporan keuangan,
perkembangan situasi dan kondisi ekonomi, politik dan sosial, dan rencana strategis
perusahaan emiten di masa yang akan datang. Seiring dengan bertambahnya perusahaan
emiten membuat semakin banyaknya pilihan bagi investor untuk mengalokasikan dananya,
sehingga dalam pengambilan keputusan dan penyusunan strategi berinvestasi harus
memperhatikan aspek-aspek lain yang mungkin akan mempengaruhi return yang akan
diperolehnya, salah satunya adalah dengan memperhatikan pola return saham pada hari-hari
perdagangan dalam seminggu.
Return saham dipengaruhi oleh pola aktivitas perdagangan harian yang dilakukan oleh
investor individual. Tinggi rendahnya aktivitas perdagangan di pasar modal akan
mempengaruhi harga saham. Penelitian pola return saham di pasar modal menunjukkan hasil
penelitian yang beraneka ragam.
Penelitian terhadap pasar modal Amerika Serikat (Osborne, 1962; Cross, 1973;
French, 1980; Gibbons dan Hess, 1981; Lakonishok dan Levi, 1982; Keim dan Stambaugh,
1984; Rogalski, 1984; Dimson dan Marsh, 1986; Miller, 1988; Rystrom dan Benson, 1989;
Lakonishok dan Maberly, 1990; Dubois dan Louvet, 1996; Philip Hans Franses dan Richard
Paap, 2000) menghasilkan kesimpulan yang sama dan saling konsisten dengan penelitianpenelitian terdahulu, yaitu dengan hasil bahwa return saham pada Pasar Modal Amerika
Serikat pada hari perdagangan Senin selalu lebih rendah (return negatif) dibandingkan
dengan return saham pada hari perdagangan lainnya. Return saham tertinggi terjadi pada hari
perdagangan Jumat.
Penelitian terhadap pola return saham harian juga telah banyak dilakukan di pasar
modal di luar Amerika Serikat, seperti Pasar Modal Hong Kong, Singapura, Malaysia dan
Philipina oleh Aggarwal dan Rivoli (1989); Pasar Modal Australia, Kanada, Jepang dan
Inggris oleh Jaffe dan Westerfield (1985); Pasar Modal Paris oleh Solnik dan Bousquet
(1990); Pasar Modal Jepang oleh Kato (1990); Pasar Modal Kuala Lumpur oleh Clave,
Ibrahim dan Thomas (1998); Pasar Modal Jakarta oleh Wibisono, Sukirno, dan Sukamto
(1996); Eduardus Tandelilin dan Algifari (1999); Pasar Modal Asia oleh Taufiq Choudhry
(2000). Hasil penelitian dari pasar modal di luar Amerika Serikat menunjukkan hasil yang
cenderung berbeda dengan hasil penelitian terhadap pasar modal di Amerika Serikat, yaitu
menunjukkan return saham terendah cenderung terjadi pada hari perdagangan Selasa.
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
44
Rosita Suryaningsih
Keanekaragaman argumentasi mengenai pola return saham pada setiap hari
perdagangan yang dihasilkan dari beberapa penelitian terdahulu, baik penelitian yang
dilakukan di pasar modal luar negeri maupun penelitian di Bursa Efek Jakarta menunjukkan
bahwa hari perdagangan juga merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh para
investor dalam melakukan investasi. Hal ini menjadikan fenomena ini menarik untuk diteliti,
sehingga dilakukan penelitian mengenai “PENGARUH HARI PERDAGANGAN
TERHADAP RETURN SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK JAKARTA”.
B. Masalah Penelitian
Dengan semakin banyaknya pilihan investasi dalam rangka mengalokasikan surplus
dana yang terjadi di masyarakat, maka semakin banyak pula faktor yang harus
dipertimbangkan dalam mengambil keputusan berinvestasi, investor tidak hanya terpaku pada
informasi fundamental emiten, rencana strategis emiten, aspek ekonomi, sosial dan politik.
Banyak aspek-aspek lain yang perlu dijadikan perhatian, salah satunya adalah informasi
mengenai pola return saham harian yang terbentuk oleh pasar.
Berdasarkan latar belakang dan uraian yang telah dipaparkan, maka penulis
mengidentifikasikan beberapa masalah yang perlu diteliti dalam penelitian ini, yaitu: (1)
Apakah terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return saham harian di Bursa Efek
Jakarta selama periode penelitian ?, (2) Sejauh mana beda return saham pada setiap hari
perdagangan di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian?.
II.
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian terhadap pengaruh hari perdagangan terhadap return saham telah banyak
dilakukan dengan hasil penelitian yang beraneka ragam. Penelitian mengenai hal tersebut
dimulai oleh Cross (1973) yang melakukan penelitian mengenai tingkah laku dari tingkat
pengembalian saham pada hari Senin dan Jumat. Penelitian memberikan hasil bahwa terjadi
tingkat pengembalian saham yang negatif pada hari Senin, dimana penelitian ini
menggunakan Standard and Poors 500 Index (S&P 500 Index) periode 1953 dan 1970. Hasil
yang sama juga ditemukan oleh French (1980), yang melakukan penelitian terhadap Standard
and Poors 500 Index (S&P Index) periode 1953-1977 bahwa terjadi tingkat pengembalian
negatif pada hari Senin. Untuk empat hari lainnya sebagian besar dari hasil penelitiannya
terjadi tingkat pengembalian yang positif.
Gibbons dan Hess (1981) melakukan penelitian mengenai efek akhir pekan yang
menemukan bahwa terjadi return negatif pada hari perdagangan Senin atas penelitiannya
terhadap 30 saham Dow Jones Industrial Index. Walaupun menggunakan data yang berbeda,
kesimpulan penelitiannya tetap mendukung penelitian sebelumnya.
Keim dan Stambaugh (1984) menyatakan bahwa terjadi tingkat pengembalian negatif
pada hari Senin dimana tingkat pengembalian meningkat sampai pada hari Jumat dan tingkat
pengembalian pada hari Jumat yang tertinggi dibandingkan dengan hari lainnya. Penelitian
ini menggunakan data dengan periode tahun 1928 sampai dengan 1982 atau selama 55 tahun.
Penelitian ini masih mendukung penelitian sebelumnya.
Penelitian oleh Jaffe dan Westerfield (1985) yang menyelidiki distribusi dari return
saham untuk pasar modal di Australia, Kanada, Jepang, dan Inggris menemukan bahwa
tingkat pengembalian hari Senin adalah negatif dan signifikan secara statistik serta tingkat
pengembalian pada hari Jumat adalah positif dan signifikan secara statistik. Tingkat
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta
45
pengembalian terendah terjadi pada hari Selasa untuk pasar Australia dan Jepang, disamping
itu dengan adanya perbedaan waktu (14 jam) terjadi korelasi antara tingkat pengembalian
negatif pada hari Selasa di Tokyo dengan tingkat pengembalian negatif pada hari Senin di
New York.
Rystrom dan Benson (1989) menjelaskan mengapa return saham selalu negatif pada
hari perdagangan Senin (Monday Effect) dari sisi psikologis investor. Hal tersebut terjadi
menurut hasil penelitian mereka adalah disebabkan oleh sikap “tidak suka” (Bad Day) dari
kebanyakan individu terhadap hari Senin, karena hari Senin merupakan hari pertama dari
lima hari kerja, sehingga investor dipengaruhi oleh faktor emosi, perilaku psikologis dan
mood dalam mengambil keputusan bahkan sampai melakukan tindakan yang tidak rasional.
Solnik dan Bousquet (1990) yang melakukan penelitian pada bursa di Paris,
memperlihatkan hasil bahwa terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return saham,
yaitu return terendah juga terjadi pada hari perdagangan Selasa, sama seperti hasil penelitian
yang dilakukan terhadap pasar modal di Jepang dan Australia. Lakonishok dan Maberly
(1990) melakukan studi terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi return saham
harian di New York Stock Exchange (NYSE). Dalam studi tersebut mereka menduga bahwa
return saham di NYSE dipengaruhi oleh pola aktivitas perdagangan harian yang dilakukan
oleh investor individual. Hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa hasrat individual
melakukan transaksi pada hari perdagangan Senin relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
hari perdagangan lainnya. Tingginya aktivitas perdagangan pada hari perdagangan Senin
tersebut disebabkan oleh hasrat investor individual menjual saham lebih tinggi daripada
hasrat investor individual membeli saham. Akibatnya harga saham cenderung rendah pada
hari perdagangan Senin dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lakonishok dan Maberly (1990) konsisten
dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Osborne (1962), Dimson dan Marsh (1986)
menemukan bukti empiris bahwa hari perdagangan Senin banyak diwarnai aksi jual
dibandingkan dengan aksi beli, akibatnya harga saham pada hari perdagangan Senin relatif
lebih rendah dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya. Hasil penelitian yang dilakukan
Miller (1988) memperkuat argumentasi mengenai kecenderungan return saham negatif
(terendah) pada hari perdagangan Senin dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya.
Abraham dan Ikenberry (1994), menyatakan bahwa apabila return saham pada hari
perdagangan Jumat negatif, maka return saham pada hari perdagangan Senin juga akan
negatif dan apabila return saham pada hari perdagangan Jumat positif, maka return saham
pada hari perdagangan Senin akan positif. Dubois dan Louvet (1996) menyatakan bahwa
return saham terendah terjadi pada hari pertama perdagangan dalam empat minggu, tetapi
tidak selalu terjadi pada hari perdagangan Senin. Pada tahun 2000, Phillip Hans Franses dan
Richard Paap melakukan penelitian terhadap Standard and Poors 500 Index (S&P Index
500), juga menghasilkan bahwa terdapat korelasi yang negatif pada return saham di hari
perdagangan Senin.
Penelitian terhadap pola return saham harian juga telah banyak dilakukan di pasar
modal di luar Amerika Serikat. Aggarwal dan Rivoli (1989) melakukan penelitian terhadap
pola return saham harian pada 4 Bursa Efek Asia, yaitu : Hong Kong, Singapura, Malaysia
dan Philipina. Hasil penelitian menunjukkan adanya efek hari perdagangan (day-of-the-weekeffect) terhadap return saham pada empat bursa saham tersebut dengan return saham pada
hari perdagangan Senin lebih rendah dibandingkan dengan return saham pada hari
perdagangan lainnya.
Kato (1990) melakukan penelitian terhadap perilaku return saham harian di Bursa
Efek Jepang, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa efek akhir pekan (weekend effect) yang
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
46
Rosita Suryaningsih
terjadi di Amerika Serikat (return saham hari perdagangan Senin lebih rendah dibandingkan
dengan return saham pada hari perdagangan lainnya, dan bahkan cenderung negatif) terjadi
di Jepang pada hari perdagangan Selasa. Hal ini diduga bahwa terdapat hubungan antara
return saham di Bursa Efek Amerika Serikat (NYSE) dengan return saham di Bursa Efek
Jepang (JSE). Untuk membuktikan dugaan ini digunakan pengujian terhadap koefisien
korelasi return antara dua bursa efek tersebut selama periode penelitian. Dari hasil pengujian
terhadap koefisien korelasi harga saham di kedua bursa saham tersebut diperoleh kesimpulan
adanya korelasi yang sangat kuat antara return hari perdagangan sebelumnya (t=-1) di
Amerika Serikat dan return hari perdagangan tutup sampai buka pada hari perdagangan
berikutnya (t=0) di Jepang.
Clave, Ibrahim, dan Thomas (1998) melakukan penelitian terhadap pengaruh hari
perdagangan terhadap return saham pada Kuala Lumpur Stock Exchange. Bukti empiris
menunjukkan bahwa return saham harian terendah terjadi pada hari perdagangan Senin dan
return saham harian tertinggi terjadi pada hari perdagangan Kamis. Penelitian terhadap pola
return saham harian di Bursa Efek Jakarta dilakukan oleh Wibisono, Sukirno, dan Sukamto
(1996), ukuran return harian menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian,
periode penelitian pada tahun 1989 sampai dengan tahun 1995, hasil penelitian menunjukkan
bahwa rata-rata return pasar harian saham selama periode penelitian adalah positif pada
semua hari perdagangan, kecuali return pasar pada hari perdagangan Selasa. Pada hari
perdagangan Selasa return saham di Bursa Efek Jakarta adalah negatif.
Eduardus Tandelilin dan Algifari (1999), melakukan penelitian terhadap pengaruh
hari perdagangan terhadap return saham di Bursa Efek Jakarta untuk periode Januari sampai
dengan Desember 1996 terhadap 40 saham teraktif di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return saham, return
saham terendah terjadi pada hari perdagangan Senin dan return saham tertinggi terjadi pada
hari perdagangan Rabu; terdapat beda return saham pada hari perdagangan yang berbeda; dan
terakhir, hasil penelitian menunjukkan terdapat abnormal return pada hari perdagangan
Selasa dan Rabu.
Aggarwal dan Tandon (1994), Alexakis dan Xanthakis (1995) dan Balaban (1995)
menemukan bahwa terdapat perbedaan pengaruh hari perdagangan terhadap return saham
yang berbeda untuk negara yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan tipe dan
karakteristik pasar modal di negara masing-masing. Pada tahun 2000, Taufiq Choudhry
melakukan penelitian terhadap pengaruh dari hari-hari dalam seminggu terhadap pasar modal
di Asia, menemukan bahwa hari-hari dalam seminggu dapat mempengaruhi return saham.
B. Istilah-istilah dalam Penelitian
Untuk memperjelas penelitian yang akan dilakukan, maka penulis mencoba
menguraikan beberapa istilah dan pengertiannya yang akan digunakan dalam pembahasan
penelitian ini selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perbedaan persepsi
mengenai istilah-istilah yang digunakan didalam penelitian ini.
a. Pasar Modal dan Bursa Efek
Pasar Modal merupakan suatu lembaga yang mempertemukan penjual dan pembeli
untuk melakukan transaksi penjualan maupun pembelian instrumen finansial seperti saham
atau surat-surat berharga lainnya. Menurut Wai dan Patrick dalam sebuah makalah IMF, yaitu
pengantar pasar modal (Anoraga dan Piji, 2001) menyebutkan 3 pengertian tentang pasar
modal: (1) Definisi yang luas, pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang
terorganisasi, termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan serta
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta
47
surat-surat berharga jangka panjang dan jangka pendek, primer, dan tidak langsung, (2)
Definisi dalam arti menengah, pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan
lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka
waktu lebih dari 1 tahun) termasuk saham-saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotek, dan
tabungan, serta deposito berjangka, (3) Definisi dalam arti sempit, pasar modal adalah pasar
terorganisasi yang memperdagangkan saham-saham dan obligasi dengan memakai jasa
makelar, komisioner, dan underwriter.
Di Indonesia, pengertian pasar modal adalah sebagaimana tertuang didalam
Keputusan Presiden (Keppres) No. 52 Tahun 1976 tentang pasar modal Bab I Pasal 1 dimana
disebutkan: “Pasar modal adalah Bursa Efek seperti yang dimaksud dalam Undang-undang
No. 15 Tahun 1952 (Lembaran Negara, Tahun 1952 No. 67):, yaitu pengantar pasar modal
(Anoraga dan Piji, 2001).
Berikut ini adalah pendapat Anoraga dan Piji (2001) tentang pengertian pasar modal:
Pasar modal adalah bursa-bursa perdagangan di Indonesia yang didirikan untuk
perdagangan uang dan efek. Sedangkan bursa adalah gedung atau ruang yang
ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek. Pengertian efek
disini adalah setiap saham, obligasi atau bukti lainnya, termasuk sertifikat atau surat
pengganti serta bukti sementara dari surat-surat tersebut, bukti return dan suratsurat jaminan, opsi obligasi, bukti penyertaan modal atau pinjaman lainnya, serta
setiap alat yang lazim dikenal sebagai efek.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal, yaitu pengantar pasar modal (Anoraga dan Piji, 2001) disebutkan sebagai berikut: (a)
Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana
untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek diantara mereka, (2) Efek adalah surat berharga, yaitu surat
pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit
Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari
efek, (3) Penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten
untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cata yang diatur dalam undangundang ini dan peraturan pelaksanaannya, (4) Emiten adalah pihak yang melakukan
penawaran umum, (5) Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Dengan diperdagangkannya saham atau surat berharga lainnya di pasar modal, berarti
masyarakat, dalam hal ini investor diberi kesempatan untuk memiliki dan menikmati return
yang akan diperoleh (expected return) dari transaksi perdagangan tersebut, namun tidak
menutup kemungkinan akan mengalami kerugian (loss). Setiap orang yang terlibat dalam
transaksi perdagangan tersebut pasti mengharapkan keuntungan (return) dan berusaha untuk
menghindari risiko (risk averse), dimana sifat alami investor adalah risk averter.
b. Perantara Perdagangan Efek
Transaksi pembelian dan penjualan saham/efek yang dilakukan oleh investor hanya
boleh diperdagangkan melalui perantara perdagangan efek. Sedangkan yang dimaksud
dengan perantara perdagangan efek adalah makelar dan komisioner.
Menurut Anoraga dan Piji (2001),“Makelar adalah makelar yang dimaksud dalam
KUHP yang melakukan usaha di bidang pembelian dan penjualan efek untuk kepentingan
orang lain dengan memperoleh imbalan”.
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
48
Rosita Suryaningsih
“Komisioner adalah komisioner yang dimaksud dalam KUHP yang melakukan usaha di
bidang pembelian dan atau penjualan efek untuk diri sendiri dan atau untuk orang lain
dengan memperoleh imbalan” (Anoraga dan Piji, 2001).
c. Investor
Menurut Sudomo (1990), yang dimaksud dengan investor adalah individu atau unit
ekonomi yang menanamkan tabungannya dalam bentuk asset dengan harapan memperoleh
hasil atau return di masa yang akan datang. Dalam melakukan investasi, investor juga tidak
lepas dari risk (resiko). Setiap jumlah yang diinvestasikan oleh investor mengandung Risk
dan Return, karena itu investor harus mempertimbangkan berbagai informasi yang tersedia di
pasar dan cermat dalam menentukan strategi serta keputusan investasinya.
Menurut pendapat Weston, Besley, dan Brigham (1996:5) mengenai arti penting dari
investasi didefinisikan sebagai berikut: “The three main function in the investment areas are
(1) sales, (2) the analysis of individual securities, and (3) determination of the optimal max of
securities for a given investor”
d. Risk (Resiko) dan Return
Resiko (risk) adalah penyimpangan dari imbalan yang diharapkan. Definisi resiko
menurut Kertonegoro (1999:146) adalah sebagai berikut: “Resiko adalah derajat
kemungkinan penyimpangan nilai portfolio mendatang dari nilai yang diharapkan atau
diprakirakan”
Return adalah imbalan yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang
atas keputusan investasi yang dilakukan oleh seorang investor. Return saham menurut
Gitman (2009:228) adalah:
Return is the total gain or loss experience on an investment over a given period of
time. If commonly measured as the change in value plus any cash distribution during
period, expressed as a percentage of the beginning of period investment value.
e. Saham
Saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu atau
institusi dalam suatu perusahaan, Anaroga dan Pakarti (2000). Apabila seorang investor
membeli saham, maka ia akan menjadi pemilik dan disebut sebagai pemegang saham
perusahaan tersebut.
Menurut Fabozzi dan Modigliani (2003:228) saham adalah: “Equity securities
represent an ownership interest in a corporation. Holders of equity securities are entitled to
the earnings of the corporation when those earnings are distributed in the form of
dividends”.
Sedangkan harga saham adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham.
Sementara itu nilai intrinsik adalah nilai saham yang seharusnya terjadi (Halim, 2003:16).
Saham merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan go publik yang menjadi
bukti kepemilikan perusahaan. Kemampuan dari perusahaan dalam memperoleh profit sangat
menentukan perkembangan fluktuasi harga saham. Apabila
perusahaan
mampu
mendapatkan
profit
yang relatif tinggi, maka sangat mungkin juga dividen yang
dibayarkan relatif tinggi. Jika dividen yang dibayarkan relatif tinggi, maka dapat memberikan
pengaruh positif terhadap harga saham, dan membuat investor tertarik untuk membelinya.
Ketika investor tertarik untuk membelinya akan menyebabkan permintaan akan saham juga
meningkat dan pada akhirnya harga saham menjadi meningkat juga (Halim, 2003:8).
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta
49
f. Harga Pembukaan (Opening Price)
Harga pembukaan (opening price) adalah: “The range of prices at which the first bids
and offers are made or the first transaction are completed on an exchange”, situs
http://www.moneycrawled.com.
Jadi harga pembukaan (opening price) adalah harga yang diminta oleh penjual dan
pembeli atau harga yang terjadi pada transaksi pertama pada saat jam bursa dibuka. Pada
dasarnya harga pembukaan (opening price) merupakan harga penutupan (closing price) hari
perdagangan sebelumnya.
g. Harga Penutupan (Closing Price)
Harga penutupan (closing price) adalah “Price of the last transaction of a particular
stock completed during a day’s trading session on an exchange”. situs
http://www.moneycrawled.com.
Jadi harga penutupan (closing price) adalah harga saham yang diminta oleh penjual
dan pembeli pada saat akhir hari bursa atau harga yang terjadi pada transaksi terakhir pada
hari perdagangan tersebut. Harga ini akan menjadi harga pembukaan (opening price) pada
hari perdagangan berikutnya.
h. Indeks LQ45
Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (Liquid) tinggi, yang diseleksi
melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas sahamsaham tersebut mempertimbangkan kapitalisasi pasar.
(1). Kriteria Pemilihan Saham Untuk Indeks LQ45
Untuk dapat masuk dalam pemilihan, suatu saham harus memenuhi kriteria-kriteria
berikut ini: (1) Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di Pasar Reguler
(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir), (2) Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar
(rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir), (3) Telah tercatat di BEJ selama
paling sedikit 3 bulan, (4) Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi
dan jumlah hari transaksi di pasar Reguler.
(2). Evaluasi Indeks dan Penggantian Saham
Bursa Efek Jakarta secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham
yang masuk dalam penghitungan Indeks LQ45. Setiap 3 bulan review pergerakan ranking
saham akan digunakan dalam kalkulasi Indeks LQ45. Penggantian saham akan dilakukan
setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat
saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi Indeks LQ 45, maka saham tersebut dikeluarkan
dari penghitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria.
(3). Hari Dasar Indeks LQ45
Indeks LQ45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997. Hari dasar
untuk penghitungannya adalah 13 Juli 1994 dengan nilai dasar 100. Untuk seleksi awal
digunakan data pasar dari Juli 1993 - Juni 1994, hingga terpilih 45 emiten yang meliputi 72%
dari total kapitalisasi pasar dan 72,5% dari total nilai transaksi di pasar regular, situs
http://www.jsx.co.id.
C. Kerangka Pemikiran
Keterkaitan antara variabel independen dengan variabel dependen dijelaskan dengan
bagan sebagai berikut:
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
50
Rosita Suryaningsih
X1
X2
X3
X4
X5
Y
Keterangan :
X1
: Hari perdagangan Senin
X2
: Hari perdagangan Selasa
X3
: Hari perdagangan Rabu
X4
: Hari perdagangan Kamis
X5
: Hari perdagangan Jumat
Y
: Return saham harian
D. Perumusan Hipotesis
Perbedaan karakteristik informasi yang masuk ke pasar dan psikologis investor dari
hari perdagangan satu ke hari perdagangan lainnya akan berpengaruh terhadap perilaku
investor pada hari perdagangan tersebut. Perilaku investor ini akan mewarnai aktivitas
perdagangan saham yang mereka lakukan di pasar modal. Aktivitas perdagangan saham
antara lain dapat tercermin melalui volume perdagangan. Hasil penelitian sebelumnya
menunjukkan bahwa indikator-indikator aktivitas perdagangan ini berpengaruh secara
signifikan terhadap return saham di pasar modal.
Seiring dengan perubahan perilaku investor dalam melakukan aktivitas di bursa dari
hari ke hari, maka perilaku tersebut akan berpengaruh terhadap pola return saham harian.
Berdasarkan argumentasi ini dirumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut:
Ha1: Terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return saham di Bursa Efek
Jakarta selama periode penelitian.
Pada penelitian sebelumnya menunjukkan bukti adanya kecenderungan emiten
mengumumkan berita buruk (bad news) pada akhir pekan, sehingga pada hari perdagangan
Senin harga saham relatif rendah. Sedangkan berita baik (good news) perusahaan biasanya
diumumkan pada hari perdagangan. Hasil penelitian lainnya diperoleh bukti bahwa hasrat
individu menjual saham pada hari perdagangan Senin lebih tinggi daripada hasrat membeli,
sehingga pada hari perdagangan Senin harga saham relatif rendah dibandingkan dengan harga
saham pada hari perdagangan lainnya. Ini menyebabkan return pada hari perdagangan Senin
cenderung negatif. Berdasarkan argumentasi ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
Ha2: Terdapat beda return saham di Bursa Efek Jakarta pada setiap hari perdagangan
selama periode penelitian.
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta
III.
51
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan rancangan penelitian kausal
komparatif. Metode penelitian kausal komparatif adalah suatu metode yang menjelaskan
hubungan sebab akibat atau pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Penelitian mengenai pengaruh hari perdagangan terhadap return saham di Bursa Efek
Jakarta ini adalah dengan melakukan penelitian terhadap saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta
selama periode Januari 2002 sampai dengan Desember 2002.
B. Variabel dan Pengukurannya
Variabel independen dalam penelitian ini adalah “Hari Perdagangan”, yaitu hari
Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini
adalah “return saham harian” (Rt), return saham harian dihitung berdasarkan perubahan
harga saham dari harga penutupan saham kemarin (closing price) terhadap harga penutupan
saham hari ini.
C. Definisi Operasional Variabel
Variabel independen yaitu hari perdagangan (trading days) didefinisikan sebagai harihari dalam seminggu dimana transaksi penjualan maupun pembelian saham dapat dilakukan,
yaitu : hari perdagangan Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat, kecuali hari libur jatuh pada
hari-hari tersebut atau hari yang diliburkan oleh kebijakan pemerintah yang jatuh pada harihari tersebut.
Penelitian terhadap hari perdagangan Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat
dilakukan dengan variabel dummy (DSEN, DSEL, DRAB, DKAM, DJUM).
Nilai DSEN
: 1 untuk return saham pada hari perdagangan Senin dan 0 untuk return saham
pada hari perdagangan yang lain
Nilai DSEL : 1 untuk return saham pada hari perdagangan Selasa dan 0 untuk return
saham pada hari perdagangan yang lain
Nilai DRAB : 1 untuk return saham pada hari perdagangan Rabu dan 0 untuk return saham
pada hari perdagangan yang lain
Nilai DKAM : 1 untuk return saham pada hari perdagangan Kamis dan 0 untuk return
saham pada hari perdagangan yang lain
Nilai DJUM : 1 untuk return saham pada hari perdagangan Jumat dan 0 untuk return saham
pada hari perdagangan yang lain
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah “return saham harian” (Rt), return
saham harian dihitung berdasarkan perubahan harga saham dari harga penutupan saham
kemarin (closing price) terhadap harga penutupan saham hari ini. Harga penutupan (closing
price) adalah harga saham yang diminta oleh penjual dan pembeli pada saat akhir harga
bursa atau harga yang terjadi pada transaksi terakhir pada hari perdagangan tersebut. Harga
ini akan menjadi harga pembukaan (opening price) pada hari perdagangan berikutnya.
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
52
Rosita Suryaningsih
D. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data penelitian yang digunakan adalah sumber data sekunder, dengan metode
pengumpulan data Purposive Sampling Model Instance Sampling, yaitu teknik pengumpulan
data dimana sebelumnya telah ditentukan tujuannya dan sudah ada rencananya, sampel data
yang dipilih adalah data yang sering muncul dalam sebuah distribusi yang memiliki
kekhususan/kekhasan. Sampel data diperoleh peneliti melalui data yang tersedia di
Perpustakaan Bursa Efek Jakarta, data dari situs http://www.jsx.co.id; situs http://www.ebursa.com, dan data pendukung lainnya yang relevan dengan topik penelitian yang diambil
peneliti dari berbagai sumber.
Data yang digunakan yaitu data saham perusahaan yang termasuk dalam LQ-45 yang
selalu listing selama periode Januari 2002 sampai dengan Desember 2002. Selama periode
penelitian yaitu dari Januari 2002 sampai dengan Desember 2002 terdapat 242 hari
perdagangan (trading days).
E. Metode Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software
windows SPSS versi 11.5. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model
regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk
menguji apakah distribusi data normal atau tidak dapat dilakukan dengan cara analisis
grafik (normal probability plot). Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus
diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data
adalah normal, maka garis yang menggambarkan data yang sesungguhnya akan mengikuti
garis diagonalnya (Ghozali, 2005).
2. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi masalah
autokorelasi (Santoso, 2001).
Menurut Santoso (2001), untuk mendeteksi apakah terdapat autokorelasi diantara
beberapa independen variable dapat dilihat dari angka Durbin-Watson dengan keputusan
sebagai berikut: (a) Angka D-W dibawah -2, berarti terdapat autokorelasi positif, (b) Angka
D-W diantara -2 dengan +2, berarti tidak terdapat autokorelasi, (c) Angka D-W diatas +2,
berarti terdapat autokorelasi negatif.
3. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada/tidaknya
multikolinieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut: nilai tolerance yang rendah
sama dengan nilai VIF yang tinggi dan menunjukkan terjadinya multikolinieritas. Nilai
cutoff yang umum dipakai adalah nilai TOLERANCE 0.10 sama dengan nilai VIF diatas
10 menunjukkan terjadinya multikolinieritas (Ghozali, 2005).
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta
53
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).
Untuk melakukan uji heteroskedastisitas digunakan uji Glejser. Glejser mengusulkan
untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel bebas (Gujarati, 1995) didalam
Ghozali (2005). Menurut Ghozali (2005), jika variabel bebas signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas.
5. Uji Hipotesis
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah, untuk hipotesis pertama
(Ha1), digunakan model regresi linear estimasi. Pengujian terhadap pengaruh hari
perdagangan terhadap return saham dilakukan dengan menguji koefisien regresi masingmasing variabel dummy. Jika return yang diharapkan tidak dipengaruhi oleh hari
perdagangan, maka koefisien regresinya (b0,b1,b2,b3,b4) tidak berbeda dengan nol (tidak
signifikan).
Berdasarkan variabel dependen dan variabel independen diatas, maka model umum
regresi yang akan dibentuk dan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Rt = b0DSEN + b1DSEL + b2DRAB + b3DKAM + b4DJUM + et
Dimana,
Rt
: Return saham pada hari perdagangan t
DSEN,…DJUM
: Variabel dummy untuk hari perdagangan Senin sampai dengan Jumat
b0,b1,b2,b3,b4
: Koefisien regresi
et
: Error
Return saham harian (Rt) untuk setiap saham yang digunakan dalam penelitian selama
tahun 2002 dihitung dengan merata-ratakan return saham harian selama satu tahun
perdagangan. Banyaknya saham yang digunakan sebagai sampel adalah 31 saham, sehingga
pada setiap hari perdagangan terdapat 31 return saham.
Pengujian hipotesis kedua (Ha2) dengan menggunakan analisis varians (ANOVA),
yaitu menguji beda return saham harian antara hari perdagangan satu dengan hari
perdagangan lainnya. Untuk menguji beda return rata-rata harian ini dilakukan dengan
menggunakan pengujian terhadap nilai F statistik. Return harian antara hari perdagangan
yang satu dengan hari perdagangan yang lain tidak sama jika nilai F statistik berbeda dengan
nol atau nilai F statistik signifikan.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskriptif Return Saham Harian
Hasil perhitungan statistik deskriptif return saham harian untuk semua saham yang
digunakan dalam penelitan ini, yaitu sebanyak 31 saham selama periode penelitian disajikan
sebagai berikut:
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
54
Rosita Suryaningsih
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Return Saham Harian
Return
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
-6,8915
2,4944010
-0,856657
2,996847
10,316160
Std. Deviasi
41,19067
27,726062
41,623496
37,219625
27,638042
CV
1696,671
768,735
1732,515
1385,301
763,861
Minimum
-167,30
-60,32258
-115,3226
-84,8387
-52,09677
Maksimum
84,68
60,62500
110,9677
83,5484
60,64516
Skewness
-0,895
-0,243
-0,111
0,064
-0,266
50
48
51
47
46
Rata-rata
Observasi (n)
Statistik deskriptif return saham harian di Bursa Efek Jakarta seperti terdapat pada
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa return saham harian tertinggi terjadi pada hari perdagangan
Jumat, yaitu 10,316160 dan terendah terjadi pada hari perdagangan Senin, yaitu -6,8915.
Variabilitas return saham harian dapat diukur dari besarnya koefisien variasi. Koefisien
variasi return saham harian tertinggi dapat dilihat pada Tabel 4.1 yaitu pada hari perdagangan
Rabu sebesar 1732,515.
Return rata-rata saham harian pada hari perdagangan Kamis lebih tinggi daripada
return rata-rata saham harian pada hari perdagangan Selasa. Namun return rata-rata saham
harian pada hari perdagangan Kamis memiliki tingkat variabilitas lebih besar dibandingkan
dengan return rata-rata saham harian pada hari perdagangan Selasa, hal ini ditunjukkan oleh
besarnya koefisien variasi masing-masing hari perdagangan tersebut. Koefisien variasi return
saham harian pada hari perdagangan Kamis adalah 1385,301 sedangkan koefisien variasi
return saham harian pada hari perdagangan Selasa adalah 768,735. Jika variabilitas return
saham harian ini digunakan sebagai ukuran resiko, maka return saham harian pada hari
perdagangan Kamis relatif lebih beresiko dibandingkan dengan return saham harian pada hari
perdagangan Selasa.
Distribusi return saham harian di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian dapat
dilihat dari besarnya koefisien kemencengan (skewness). Koefisien kemencengan (skewness)
return saham harian pada hari perdagangan Kamis lebih besar dari nol (positif), artinya
sebagian besar return saham harian pada hari perdagangan Kamis lebih tinggi daripada return
rata-ratanya. Koefisien kemencengan (skewness) return saham harian pada hari perdagangan
Senin, Selasa, Rabu, dan Jumat lebih kecil daripada nol (negatif), artinya sebagian besar
return saham harian pada hari perdagangan Senin, Selasa, Rabu, dan Jumat lebih rendah
daripada return rata-ratanya.
B. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, data terdistribusi
secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal. Hasil pengujian normalitas data return saham harian pada periode
penelitian disajikan sebagai berikut :
Gambar 4.1
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta
55
Hasil Pengujian Normalitas
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: RT
1. 00
Expected Cum Prob
. 75
. 50
. 25
0. 00
0. 00
. 25
. 50
. 75
1. 00
Observed Cum Prob
Dari Gambar 4.1, terlihat titik-titik data penelitian menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
C. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Hasil pengujian autokorelasi model regresi pada
periode penelitian disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Pengujian Autokorelasi
Model Summary(b)
Model
Durbin-Watson
1
1.654
a Predictors: (Constant), DJUM, DKAM, DSEL, DSEN
b Dependent Variable: RT
Pada tabel 4.2 memperlihatkan angka D.W sebesar 1,654. Angka D-W tersebut berada
diantara -2 dengan +2, sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresi tidak terdapat
problem autokorelasi.
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
56
Rosita Suryaningsih
D. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel bebas.
Menurut Ghozali (2005), suatu model regresi bebas dari masalah multikolinieritas jika
variabel independennya memiliki nilai VIP lebih kecil dari 10 atau nilai tolerancenya lebih
besar dari 10%. Hasil pengujian multikolinieritas model regresi pada periode penelitian
disajikan sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Pengujian Multikolinieritas
Coefficients(a)
Model
1
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
DSEN
.636
1.571
DSEL
.643
1.556
DKAM
.646
1.548
DJUM
.649
1.540
(Constant)
a Dependent Variable: RT
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari hasil perhitungan nilai tolerance tidak ada variabel
bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 10%. Hasil perhitungan nilai Variance
Inflation Factor (VIP) juga menunjukkan hal yang sama yaitu tidak ada satu variabel bebas
yang memiliki nilai VIP lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.
E. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari kesalahan satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk
melakukan uji heteroskedastisitas digunakan uji Glejser. Glejser mengusulkan untuk
meregres nilai absolut residual terhadap variabel bebas (Gujarati, 1995). Menurut Ghozali
(2005), jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka
ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas model regresi
pada periode penelitian disajikan sebagai berikut:
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta
57
Tabel 4.4
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
B
1
(Consta
nt)
Std.
Error
30.127
3.251
DSEN
-.531
4.621
DSEL
-8.175
DKAM
DJUM
Standardize
d
Coefficient
s
t
Sig.
Beta
9.266
.000
-.009
-.115
.909
4.669
-.140
-1.751
.081
-.602
4.695
-.010
-.128
.898
-8.239
4.721
-.139
-1.745
.082
a Dependent Variable: ABSUT
Berdasarkan hasil tampilan output SPSS pada tabel 4.4 dengan jelas menunjukkan
bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi
variabel terikat nilai Absolut Ut (AbsUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya
diatas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung
adanya heteroskedastisitas.
F. Uji Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham
Hasil analisis regresi berganda yang menguji pengaruh variabel independen yaitu hari
perdagangan (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat) terhadap variabel dependen yaitu
return saham harian dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5
Hasil Analisis Regresi Berganda
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
58
Rosita Suryaningsih
Variables Entered/Removedb
Model
1
Variables
Entered
DJUM,
DKAM,
DSEL,a
DSEN
Variables
Removed
Method
.
Enter
a. Tolerance = .000 lim its reached.
b. Dependent Variable: RT
Model Summary
Model
1
R
.155a
R Square
.024
Adjusted
R Square
.008
Std. Error of
the Estimate
35.8142639
a. Predictors: (Constant), DJUM, DKAM, DSEL, DSEN
Nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0,155 menunjukkan adanya hubungan yang lemah
(p<0,5) antara variabel independen dengan variabel dependen. Pengujian ini juga
menghasilkan nilai adjusted R2 sebesar 0,8%. Hal tersebut menunjukkan bahwa 0,8% dari
return saham harian dapat dijelaskan oleh hari perdagangan. Sedangkan sisanya sebesar
99,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya diluar model.
ANOVAb
Model
1
Regres sion
Residual
Total
Sum of
Squares
7531.134
303990.8
311521.9
df
4
237
241
Mean Square
1882.784
1282.662
F
1.468
Sig.
.213a
a. Predic tors: (Constant), DJUM, DKAM, DSEL, DSEN
b. Dependent Variable: RT
Hasil uji ANOVA atau F test yang dilakukan menunjukkan nilai F hitung sebesar
1.468 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,213. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari
0,05, maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi return saham harian atau
dapat dikatakan bahwa semua variabel independen (hari perdagangan) secara bersama-sama
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (return saham harian).
Sehingga Ha1 ditolak, atau dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh hari perdagangan
terhadap return saham harian di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian.
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta
59
Coefficientsa
Model
1
(Constant)
DSEN
DSEL
DKAM
DJUM
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
-.857
5.015
-6.035
7.128
3.351
7.202
3.854
7.242
11.173
7.282
Standardized
Coefficients
Beta
-.068
.037
.042
.122
t
-.171
-.847
.465
.532
1.534
Sig.
.865
.398
.642
.595
.126
a. Dependent Variable: RT
Excluded Variablesb
Model
1
Beta In
DRAB
t
a
.
Partial
Correlation
Sig.
.
.
.
Collinearity
Statistics
Tolerance
.000
a. Predictors in the Model: (Constant), DJUM, DKAM, DSEL, DSEN
b. Dependent Variable: RT
Hasil analisis data yang terdapat pada tabel 4.5 menunjukkan pola return saham yang
terbentuk dalam penelitian ini adalah bahwa return saham harian tertinggi terjadi pada hari
perdagangan Jumat, yaitu sebesar 11,173 dan return saham harian terendah terjadi pada hari
perdagangan Senin yaitu sebesar -6,035.
Hasil penelitian ini terdapat kesamaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Eduardus Tandelilin dan Algifari terhadap return saham di Bursa Efek
Jakarta periode tahun 1996, dimana sama-sama memperoleh bukti empiris bahwa return
saham harian terendah terjadi pada hari perdagangan Senin.
Hasil-hasil penelitian terdahulu juga banyak yang menunjukkan bahwa return saham
pada hari perdagangan Senin adalah negatif. Hal ini terjadi karena adanya kecenderungan
investor melakukan aksi jual pada hari perdagangan Senin daripada aksi beli, akibatnya harga
saham pada hari perdagangan Senin relatif rendah dibandingkan dengan hari perdagangan
lainnya, Dimson dan Marsh (1986). Hal ini juga bisa disebabkan adanya kecenderungan para
emiten mengumumkan berita-berita buruk yang dialami perusahaan pada akhir minggu
(weekend), sehingga berita-berita buruk yang diserap pasar pada akhir minggu akan
mempengaruhi tindakan investor dalam mengambil keputusan investasinya pada hari
perdagangan Senin.
Pengaruh hari perdagangan terhadap return saham di Bursa Efek Jakarta pada
penelitian ini dapat dilihat dari hasil uji koefisien regresi masing-masing variabel hari
perdagangan. Tabel 4.5 menunjukkan nilai uji t masing-masing hari perdagangan,
berdasarkan data tersebut terbukti bahwa hari perdagangan Jumat signifikan secara statistik
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
60
Rosita Suryaningsih
pada tingkat 15%, sedangkan hari perdagangan Senin, Selasa, dan Kamis tidak signifikan
secara statistik.
Sementara hari perdagangan Rabu dianggap sebagai excluded variable dan secara
otomatis tidak dimasukkan didalam pengujian oleh program SPSS karena dianggap variabel
tersebut dapat merusak model regresi yang ada atau variabel tersebut sudah diwakili oleh
variabel independen lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa hanya hari perdagangan Jumat
saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham harian di Bursa Efek Jakarta
selama periode penelitian.
Return saham pada hari perdagangan Senin negatif, artinya pada hari perdagangan
Senin investor menderita kerugian (capital loss), akan tetapi kerugian tersebut tidak
signifikan. Return saham pada hari perdagangan Selasa, Kamis, dan Jumat adalah positif,
artinya investor akan memperoleh keuntungan (capital gain) pada hari perdagangan Selasa,
Kamis, dan Jumat. Namun keuntungan yang diperoleh pada hari Selasa dan Kamis tidak
signifikan, sedangkan pada hari Jumat keuntungan yang diperoleh signifikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa selama periode penelitian variabel hari perdagangan
tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap return saham harian. Setelah dilakukan
observasi oleh peneliti dengan menanyakan secara langsung kepada para praktisi pasar
modal, maka diperoleh informasi yang dapat menjelaskan hal tersebut, yaitu selama periode
penelitian terdapat beberapa faktor yang lebih dominan dalam mempengaruhi return saham
dibandingkan hari perdagangan. Isu atau rumor yang dikeluarkan oleh pihak-pihak tertentu
merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi return saham di bursa selama
periode penelitian, dimana rumor tersebut disampaikan oleh pihak-pihak yang tidak dapat
dideteksi oleh para pelaku pasar modal. Selain itu statement yang dikeluarkan oleh pihakpihak tertentu (misalnya: pemerintah) juga sering kali dijadikan sebagai dasar pertimbangan
bagi para pelaku pasar modal untuk memutuskan apakah akan membeli atau menjual saham.
Faktor lain yang juga berpengaruh yaitu tingkat suku bunga deposito. Selama periode
penelitian tingkat suku bunga deposito berkisar di angka 15% sehingga masyarakat
cenderung memilih untuk menanamkan kelebihan dana yang dimilikinya kedalam bentuk
deposito karena resiko yang dihadapi lebih kecil dibandingkan dengan jual beli saham. Hal
ini juga yang membuat perdagangan saham di bursa menjadi lesu selama periode penelitian.
G. Uji Beda Return Saham pada Setiap Hari Perdagangan
Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan return saham
harian di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian. Pengujian terhadap beda return
saham harian ini dilakukan dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA).
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta
61
Tabel 4.6
Hasil Uji Beda Return Saham Harian
a
Le vene's Test of Equa lity of Error Va riances
Dependent Variable: RE TURN
F
1.642
df1
df2
237
4
Sig.
.164
Tests the null hypothes is that t he error variance of
the dependent variable is equal across groups.
a. Design: Int ercept+GROUP
Tests of Betw een-Subjects Effects
Dependent Variable: RETURN
Type III Sum
Source
of Squares
Corrected Model
7531.134a
Intercept
627.813
GROUP
7531.134
Error
303990.776
Total
312019.073
Corrected Total 311521.910
df
4
1
4
237
242
241
Mean Square
1882.784
627.813
1882.784
1282.662
F
1.468
.489
1.468
Sig.
.213
.485
.213
a. R Squared = .024 (Adjusted R Squared = .008)
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
62
Rosita Suryaningsih
Multiple Comparisons
Dependent Variable: RETURN
Tukey HSD
(I) GROUP
1
2
3
4
5
Bonferroni
1
2
3
4
5
(J) GROUP
2
3
4
5
1
3
4
5
1
2
4
5
1
2
3
5
1
2
3
4
2
3
4
5
1
3
4
5
1
2
4
5
1
2
3
5
1
2
3
4
Mean
Difference
(I-J)
-9.3859
-6.0348
-9.8883
-17.2077*
9.3859
3.3511
-.5024
-7.8218
6.0348
-3.3511
-3.8535
-11.1728
9.8883
.5024
3.8535
-7.3193
17.2077*
7.8218
11.1728
7.3193
-9.3859
-6.0348
-9.8883
-17.2077
9.3859
3.3511
-.5024
-7.8218
6.0348
-3.3511
-3.8535
-11.1728
9.8883
.5024
3.8535
-7.3193
17.2077
7.8218
11.1728
7.3193
Std. Error
7.23708
7.12765
7.27626
7.31691
7.23708
7.20225
7.34934
7.38959
7.12765
7.20225
7.24161
7.28246
7.27626
7.34934
7.24161
7.42796
7.31691
7.38959
7.28246
7.42796
7.23708
7.12765
7.27626
7.31691
7.23708
7.20225
7.34934
7.38959
7.12765
7.20225
7.24161
7.28246
7.27626
7.34934
7.24161
7.42796
7.31691
7.38959
7.28246
7.42796
Sig.
.693
.916
.654
.133
.693
.990
1.000
.827
.916
.990
.984
.541
.654
1.000
.984
.862
.133
.827
.541
.862
1.000
1.000
1.000
.195
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
1.000
.195
1.000
1.000
1.000
85% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
-25.9972
7.2254
-22.3950
10.3253
-26.5896
6.8129
-34.0022
-.4131
-7.2254
25.9972
-13.1803
19.8824
-17.3714
16.3665
-24.7831
9.1396
-10.3253
22.3950
-19.8824
13.1803
-20.4752
12.7682
-27.8883
5.5426
-6.8129
26.5896
-16.3665
17.3714
-12.7682
20.4752
-24.3687
9.7301
.4131
34.0022
-9.1396
24.7831
-5.5426
27.8883
-9.7301
24.3687
-27.1185
8.3468
-23.4994
11.4297
-27.7170
7.9403
-35.1359
.7206
-8.3468
27.1185
-14.2962
20.9984
-18.5102
17.5053
-25.9281
10.2846
-11.4297
23.4994
-20.9984
14.2962
-21.5972
13.8902
-29.0166
6.6710
-7.9403
27.7170
-17.5053
18.5102
-13.8902
21.5972
-25.5197
10.8810
-.7206
35.1359
-10.2846
25.9281
-6.6710
29.0166
-10.8810
25.5197
Based on observed means.
*. The mean difference is s ignificant at the .15 level.
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta
63
RETURN
Subset
GROUP
Tukey
HSDa,b,c1
3
2
4
5
Sig.
N
50
51
48
47
46
1
-6.8915
-.8567
2.4944
2.9968
.656
2
10.3162
.542
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on Type III Sum of Squares
The error term is Mean Square(Error) = 1282.662.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 48.329.
b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of
1282.662.
the group sizes is used. Type I error levels are not
guaranteed.
c. Alpha = .15.
Hasil uji levene test pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai F test sebesar 1,642 dan
tidak signifikan pada tingkat signikansi 15%, yang mengindikasikan bahwa variance tidak
sama, yang berarti tidak menyalahi asumsi ANOVA. Oleh karena itu kita dapat melanjutkan
analisis. Dari output SPSS terlihat bahwa nilai F hitung untuk variabel intercept sebesar
0,489 dan tidak signifikan pada 0,15 begitu juga dengan variabel group dengan nilai F hitung
1,468 dan tidak signifikan pada 0,15. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
yang signifikan pada return saham harian di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian,
sehingga Ha2 ditolak.
Besarnya adjusted R squared = 0,008 yang berarti variabilitas return saham harian
yang dapat dijelaskan oleh variabilitas hari perdagangan sebesar 0,8%. Hasil Tukey HSD
maupun Bonferoni menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara return saham harian
pada setiap hari perdagangan.
Oleh karena tidak terdapat perbedaan antara return saham harian pada hari
perdagangan Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis maka berada pada satu subset kolom,
sedangkan return saham harian pada hari perdagangan Jumat berbeda dengan hari
perdagangan lainnya, maka ada pada subset sendiri di kolom kedua.
V.
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: (1)
Pengaruh hari perdagangan terhadap return saham di Bursa Efek Jakarta pada penelitian ini
dapat dilihat dari hasil uji koefisien regresi masing-masing variabel hari perdagangan. Tabel
4.5 menunjukkan nilai uji t masing-masing hari perdagangan, berdasarkan data tersebut
terbukti bahwa hari perdagangan Jumat signifikan secara statistik pada tingkat 15%,
sedangkan hari perdagangan Senin, Selasa, dan Kamis tidak signifikan secara statistik. Jadi
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
64
Rosita Suryaningsih
dapat disimpulkan bahwa selama periode penelitian variabel hari perdagangan tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap return saham harian.
Setelah dilakukan observasi oleh peneliti dengan menanyakan secara langsung kepada
para praktisi pasar modal, maka diperoleh informasi yang dapat menjelaskan hal tersebut,
yaitu selama periode penelitian terdapat beberapa faktor yang lebih dominan dalam
mempengaruhi return saham dibandingkan hari perdagangan. Isu atau rumor yang
dikeluarkan oleh pihak-pihak tertentu merupakan faktor yang paling dominan dalam
mempengaruhi return saham di bursa selama periode penelitian, dimana rumor tersebut
disampaikan oleh pihak-pihak yang tidak dapat dideteksi oleh para pelaku pasar modal.
Selain itu statement yang dikeluarkan oleh pihak-pihak tertentu termasuk pemerintah juga
sering kali dijadikan sebagai dasar pertimbangan bagi para pelaku pasar modal untuk
memutuskan apakah akan membeli atau menjual saham.
Faktor lain yang juga berpengaruh tetapi tidak terlalu dominan yaitu tingkat suku
bunga deposito. Selama periode penelitian tingkat suku bunga deposito berkisar di angka
15% sehingga masyarakat cenderung memilih untuk menanamkan kelebihan dana yang
dimilikinya ke dalam bentuk deposito karena resiko yang dihadapi lebih kecil dibandingkan
dengan jual beli saham. Hal ini juga yang membuat perdagangan saham di bursa menjadi lesu
selama periode penelitian.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka Ha1 yang menyatakan bahwa terdapat
pengaruh hari perdagangan terhadap return saham di Bursa Efek Jakarta selama periode
penelitian ditolak. Sedangkan kesimpulan ke (2) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada return saham harian di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian, sehingga Ha2 yang
menyatakan bahwa terdapat beda return saham di Bursa Efek Jakarta pada setiap hari
perdagangan selama periode penelitian ditolak.
B. Implikasi
Dari hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa variabel hari perdagangan tidak lagi
berpengaruh terhadap return saham harian di bursa. Hal ini disebabkan adanya faktor lain
yang lebih dominan yaitu isu atau rumor yang dikeluarkan oleh pihak-pihak tertentu.
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pelaku pasar
modal sehingga dapat bertindak dengan lebih bijaksana. Diharapkan para pelaku pasar modal
dapat menyadari bahwa trend terakhir yang berkembang yaitu faktor-faktor fundamental
yang pada periode sebelum penelitian menjadi faktor yang dominan dalam mempengaruhi
return saham harian, tetapi sekarang tidak lagi. Dengan penelitian ini juga diharapkan agar
informasi ini dapat bermanfaat bagi kepentingan para investor dalam mengambil keputusan
untuk berinvestasi.
Sehingga dalam memutuskan untuk menjual atau membeli saham, para pelaku pasar
modal harus melihat pada trend yang berkembang di pasar, selain harus tetap memperhatikan
faktor-faktor fundamental lainnya yang dapat mempengaruhi return saham harian.
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta
65
C. Saran untuk Penelitian Selanjutnya
Beberapa hal yang disarankan oleh peneliti untuk para peneliti selanjutnya, yaitu: (1)
Sebaiknya untuk penelitian yang akan datang dapat dilakukan dengan memperpanjang
periode penelitian, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih dapat digeneralisasi, (2)
Objek penelitian yang digunakan dapat diperbanyak, tidak hanya perusahaan yang sahamnya
masuk dalam LQ 45 sehingga data yang diperoleh dapat lebih mewakili perdagangan saham
yang terjadi di bursa.
VI.
REFERENSI
Abraham, Abraham, and David L. Ikenberry, “The Individual Investor and Weekend Effect”,
Journal of Financial and Quantitative Analysis,Vol. 29, No.2, June 1994.
Alexakis, P, and M. Xanthakis, “Day of the Week Effect on the Greek Stock Market”, Applied
Financial Economics, 10 (2), 177-184, 1995
Anoraga, Pandji, dan Piji Pakarti, “Pengantar Pasar Modal”, Jakarta, PT Rineka Cipta. ISBN:
979-518-273-0, 2001
Brusa, Liu, and Craigh Schulman, “The Weekend Effect, ‘Reverse’ Weekend Effect, and Firm
Size”, Journal of Business & Accounting, 27 (5) & (6), 2000.
Choudhry, Taufiq, “Day of-the-Week Effect in Emerging Asian Stock Markets: Evidence from
the GARCH Model”, Applied Financial Economics (AFE), Vol. 10, Iss. 3, 2000.
Clave, Ibrahim, and Thomas, “The Impact of Settlement Procedureson Day-of-the-Week
Effect: Evidence from Kualalumpur Stock Exchange”, Journal of Business Finance and
Accounting, April/May 1998.
Dimson, Elroy, and P. Louvet, “The Day-of-the-Week Effect: The International Evidence”,
Journal of Bankingand Finance, Vol. 20, 1996.
Dyl, Edward A., and Edwin D. Maberly, “A Possible Explaination of The Weekend Effect”,
Finance Analysis Journal, Vol. 44, 1988.
Fabozzi, Frank J. and Franco M., Capital Market 3rd ed, Prentice Hall, New Jersey,2003
Gibbson, Michail R., and Patrick Hess, “Day of The Week Effect and Asset Return”, Journal
of Business, Vol. 54, 1981.
Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Semarang, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2001.
Halim, A., Analisis Investasi 1st ed, Salemba Empat, Jakarta, 2003.
http://www.e-bursa.com
http://www.jsx.co.id
http://www.mainsaham.com
http://www.moneycrawled.com
Jaffe, J., dan R. Westerfield, “The Weekend Effect in Common Stock Returns: The
International Evidence”, Journal of Finance, 40 June 1985.
Kato, Kiyoshi, “Weekly Pattern in Japanese Stock Exchange”, Management Science, Vol.
36, No. 9, 1990.
Keim, D., dan Stambaugh, “a Further Investigation of the Weekend Effect in Stock Return”,
Journal of Finance, Vol. 39, July 1984, 819-835.
Lakonishok, Josef dan Edwin Maberly, “The Weekend Effect: Trading Patterns of Individual
and Institutional Investors”, Journal of Finance, Vol. 45, 1990.
Miller, E., “Why the Weekend Effect ?”, Journal of Portofolio Management, 14, 1988.
Santoso, Singgih, “SPSS Statistik Parametrik”, PT Gramedia, Jakarta, 2000.
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
66
Rosita Suryaningsih
Solnik, B., and L. Bousquet, “Day of the week effect on Paris Bourse”, Journal of Banking
and Finance, 14, 461-468, 1990.
Tandelilin, Eduardus, dan Algifari, “Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham di
Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 4, 1999.
Weston, Besley, and Eugene F., Brigham, “Essential of Managerial Finance”, Florida, The
Dryden Press, 1996.
Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010
Download