42 Rosita Suryaningsih PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK JAKARTA Rosita Suryaningsih Universitas Multimedia Nusantara [email protected] ABSTRACT The research, entitling “The Effect of Trading Day to The LQ-45 Stock Return at Jakarta Stock Exchange in 2002” was written to (1) analyze the impact of trading day to the stock return at Jakarta Stock Exchange, and (2) to compare the differences of stock return in every trading day from January to December 2002. The result of the research was Friday had only the effect to the daily stock return compare to the other five trading days in a week. The writer found that the rumors or issue at Jakarta Stock Exchange had become the main factor affected the stock return during the trading day. The other result found by having the difference test was only Friday had difference stock return than other trading days. Keywords: trading days, stock return I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan ekonomi suatu negara bisa membawa dampak ke berbagai hal misalnya meningkatnya pendapatan masyarakat, dan hal tersebut membuat masyarakat menjadi semakin jeli untuk menginvestasikan kelebihan dana yang dimilikinya. Hal ini juga ditunjang dengan semakin banyaknya pilihan bagi masyarakat untuk menginvestasikan dana yang dimilikinya. Hari kerja yang semula enam hari dan sekarang telah menjadi lima hari juga mempunyai dampak terhadap masyarakat dalam usahanya untuk mengelola dana yang dimilikinya agar mendapatkan return yang maksimal, sehingga kesejahteraan mereka juga meningkat. Mengenai perubahan hari kerja merupakan suatu fenomena yang menarik untuk diperhatikan karena ternyata memiliki dampak yang cukup besar ke berbagai bidang. Banyak opini yang berkembang di masyarakat bahwa hari Senin dan Jumat bukanlah hari dimana masyarakat mengerahkan semua kemampuannya untuk bekerja karena di hari Senin, pekerja belum tekun bekerja karena kondisi yang belum fit akibat baru pulang liburan dari hari Sabtu dan Minggu. Sementara itu pada hari Jumat para pekerja juga tidak konsentrasi dalam pekerjaannya karena mereka sudah mulai memikirkan liburan akhir pekan keesokan harinya. Oleh karena itu timbul opini di masyarakat bahwa hari dimana para pekerja bekerja dengan konsentrasi penuh adalah hari Rabu karena berada pada pertengahan minggu sehingga para pekerja bekerja pada kondisi prima. Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta 43 Terkait dengan proses pengalokasian dana masyarakat, pasar modal di Indonesia sejak tahun 1977 hingga sekarang telah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, terutama dilihat dari jumlah perusahaan (emiten) yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang selalu menunjukkan peningkatan, meskipun beberapa waktu yang lalu sempat menurun akibat terjadinya krisis moneter. Belakangan ini pasar modal menjadi salah satu alternatif yang banyak difavoritkan oleh masyarakat dalam menginvestasikan surplus dana yang dimilikinya. Hal ini dikarenakan pasar modal dianggap dapat memberikan tingkat return yang lebih tinggi dan ditambah lagi karena semakin menurunnya tingkat bunga deposito serta semakin tingginya tingkat pajak yang harus ditanggung oleh para deposan, sehingga banyak deposan yang mengalihkan dananya ke pasar modal. Dalam melakukan investasi melalui pasar modal setiap investor mempunyai pengharapan yang sama, yaitu suatu return yang positif atas dana yang telah diinvestasikannya, namun selalu terdapat kemungkinan sebaliknya, yaitu menderita return negatif. Untuk itu dalam melakukan investasi, investor harus cermat dalam menganalisa berbagai aspek yang mempengaruhi return saham yang mungkin akan diperolehnya di masa mendatang. Selama ini para investor mengambil keputusan berinvestasi dengan cara menganalisa kinerja dari emiten, seperti kinerja fundamental yang berupa laporan keuangan, perkembangan situasi dan kondisi ekonomi, politik dan sosial, dan rencana strategis perusahaan emiten di masa yang akan datang. Seiring dengan bertambahnya perusahaan emiten membuat semakin banyaknya pilihan bagi investor untuk mengalokasikan dananya, sehingga dalam pengambilan keputusan dan penyusunan strategi berinvestasi harus memperhatikan aspek-aspek lain yang mungkin akan mempengaruhi return yang akan diperolehnya, salah satunya adalah dengan memperhatikan pola return saham pada hari-hari perdagangan dalam seminggu. Return saham dipengaruhi oleh pola aktivitas perdagangan harian yang dilakukan oleh investor individual. Tinggi rendahnya aktivitas perdagangan di pasar modal akan mempengaruhi harga saham. Penelitian pola return saham di pasar modal menunjukkan hasil penelitian yang beraneka ragam. Penelitian terhadap pasar modal Amerika Serikat (Osborne, 1962; Cross, 1973; French, 1980; Gibbons dan Hess, 1981; Lakonishok dan Levi, 1982; Keim dan Stambaugh, 1984; Rogalski, 1984; Dimson dan Marsh, 1986; Miller, 1988; Rystrom dan Benson, 1989; Lakonishok dan Maberly, 1990; Dubois dan Louvet, 1996; Philip Hans Franses dan Richard Paap, 2000) menghasilkan kesimpulan yang sama dan saling konsisten dengan penelitianpenelitian terdahulu, yaitu dengan hasil bahwa return saham pada Pasar Modal Amerika Serikat pada hari perdagangan Senin selalu lebih rendah (return negatif) dibandingkan dengan return saham pada hari perdagangan lainnya. Return saham tertinggi terjadi pada hari perdagangan Jumat. Penelitian terhadap pola return saham harian juga telah banyak dilakukan di pasar modal di luar Amerika Serikat, seperti Pasar Modal Hong Kong, Singapura, Malaysia dan Philipina oleh Aggarwal dan Rivoli (1989); Pasar Modal Australia, Kanada, Jepang dan Inggris oleh Jaffe dan Westerfield (1985); Pasar Modal Paris oleh Solnik dan Bousquet (1990); Pasar Modal Jepang oleh Kato (1990); Pasar Modal Kuala Lumpur oleh Clave, Ibrahim dan Thomas (1998); Pasar Modal Jakarta oleh Wibisono, Sukirno, dan Sukamto (1996); Eduardus Tandelilin dan Algifari (1999); Pasar Modal Asia oleh Taufiq Choudhry (2000). Hasil penelitian dari pasar modal di luar Amerika Serikat menunjukkan hasil yang cenderung berbeda dengan hasil penelitian terhadap pasar modal di Amerika Serikat, yaitu menunjukkan return saham terendah cenderung terjadi pada hari perdagangan Selasa. Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 44 Rosita Suryaningsih Keanekaragaman argumentasi mengenai pola return saham pada setiap hari perdagangan yang dihasilkan dari beberapa penelitian terdahulu, baik penelitian yang dilakukan di pasar modal luar negeri maupun penelitian di Bursa Efek Jakarta menunjukkan bahwa hari perdagangan juga merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh para investor dalam melakukan investasi. Hal ini menjadikan fenomena ini menarik untuk diteliti, sehingga dilakukan penelitian mengenai “PENGARUH HARI PERDAGANGAN TERHADAP RETURN SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK JAKARTA”. B. Masalah Penelitian Dengan semakin banyaknya pilihan investasi dalam rangka mengalokasikan surplus dana yang terjadi di masyarakat, maka semakin banyak pula faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengambil keputusan berinvestasi, investor tidak hanya terpaku pada informasi fundamental emiten, rencana strategis emiten, aspek ekonomi, sosial dan politik. Banyak aspek-aspek lain yang perlu dijadikan perhatian, salah satunya adalah informasi mengenai pola return saham harian yang terbentuk oleh pasar. Berdasarkan latar belakang dan uraian yang telah dipaparkan, maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah yang perlu diteliti dalam penelitian ini, yaitu: (1) Apakah terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return saham harian di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian ?, (2) Sejauh mana beda return saham pada setiap hari perdagangan di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian?. II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian terhadap pengaruh hari perdagangan terhadap return saham telah banyak dilakukan dengan hasil penelitian yang beraneka ragam. Penelitian mengenai hal tersebut dimulai oleh Cross (1973) yang melakukan penelitian mengenai tingkah laku dari tingkat pengembalian saham pada hari Senin dan Jumat. Penelitian memberikan hasil bahwa terjadi tingkat pengembalian saham yang negatif pada hari Senin, dimana penelitian ini menggunakan Standard and Poors 500 Index (S&P 500 Index) periode 1953 dan 1970. Hasil yang sama juga ditemukan oleh French (1980), yang melakukan penelitian terhadap Standard and Poors 500 Index (S&P Index) periode 1953-1977 bahwa terjadi tingkat pengembalian negatif pada hari Senin. Untuk empat hari lainnya sebagian besar dari hasil penelitiannya terjadi tingkat pengembalian yang positif. Gibbons dan Hess (1981) melakukan penelitian mengenai efek akhir pekan yang menemukan bahwa terjadi return negatif pada hari perdagangan Senin atas penelitiannya terhadap 30 saham Dow Jones Industrial Index. Walaupun menggunakan data yang berbeda, kesimpulan penelitiannya tetap mendukung penelitian sebelumnya. Keim dan Stambaugh (1984) menyatakan bahwa terjadi tingkat pengembalian negatif pada hari Senin dimana tingkat pengembalian meningkat sampai pada hari Jumat dan tingkat pengembalian pada hari Jumat yang tertinggi dibandingkan dengan hari lainnya. Penelitian ini menggunakan data dengan periode tahun 1928 sampai dengan 1982 atau selama 55 tahun. Penelitian ini masih mendukung penelitian sebelumnya. Penelitian oleh Jaffe dan Westerfield (1985) yang menyelidiki distribusi dari return saham untuk pasar modal di Australia, Kanada, Jepang, dan Inggris menemukan bahwa tingkat pengembalian hari Senin adalah negatif dan signifikan secara statistik serta tingkat pengembalian pada hari Jumat adalah positif dan signifikan secara statistik. Tingkat Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta 45 pengembalian terendah terjadi pada hari Selasa untuk pasar Australia dan Jepang, disamping itu dengan adanya perbedaan waktu (14 jam) terjadi korelasi antara tingkat pengembalian negatif pada hari Selasa di Tokyo dengan tingkat pengembalian negatif pada hari Senin di New York. Rystrom dan Benson (1989) menjelaskan mengapa return saham selalu negatif pada hari perdagangan Senin (Monday Effect) dari sisi psikologis investor. Hal tersebut terjadi menurut hasil penelitian mereka adalah disebabkan oleh sikap “tidak suka” (Bad Day) dari kebanyakan individu terhadap hari Senin, karena hari Senin merupakan hari pertama dari lima hari kerja, sehingga investor dipengaruhi oleh faktor emosi, perilaku psikologis dan mood dalam mengambil keputusan bahkan sampai melakukan tindakan yang tidak rasional. Solnik dan Bousquet (1990) yang melakukan penelitian pada bursa di Paris, memperlihatkan hasil bahwa terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return saham, yaitu return terendah juga terjadi pada hari perdagangan Selasa, sama seperti hasil penelitian yang dilakukan terhadap pasar modal di Jepang dan Australia. Lakonishok dan Maberly (1990) melakukan studi terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi return saham harian di New York Stock Exchange (NYSE). Dalam studi tersebut mereka menduga bahwa return saham di NYSE dipengaruhi oleh pola aktivitas perdagangan harian yang dilakukan oleh investor individual. Hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa hasrat individual melakukan transaksi pada hari perdagangan Senin relatif lebih tinggi dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya. Tingginya aktivitas perdagangan pada hari perdagangan Senin tersebut disebabkan oleh hasrat investor individual menjual saham lebih tinggi daripada hasrat investor individual membeli saham. Akibatnya harga saham cenderung rendah pada hari perdagangan Senin dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lakonishok dan Maberly (1990) konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Osborne (1962), Dimson dan Marsh (1986) menemukan bukti empiris bahwa hari perdagangan Senin banyak diwarnai aksi jual dibandingkan dengan aksi beli, akibatnya harga saham pada hari perdagangan Senin relatif lebih rendah dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya. Hasil penelitian yang dilakukan Miller (1988) memperkuat argumentasi mengenai kecenderungan return saham negatif (terendah) pada hari perdagangan Senin dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya. Abraham dan Ikenberry (1994), menyatakan bahwa apabila return saham pada hari perdagangan Jumat negatif, maka return saham pada hari perdagangan Senin juga akan negatif dan apabila return saham pada hari perdagangan Jumat positif, maka return saham pada hari perdagangan Senin akan positif. Dubois dan Louvet (1996) menyatakan bahwa return saham terendah terjadi pada hari pertama perdagangan dalam empat minggu, tetapi tidak selalu terjadi pada hari perdagangan Senin. Pada tahun 2000, Phillip Hans Franses dan Richard Paap melakukan penelitian terhadap Standard and Poors 500 Index (S&P Index 500), juga menghasilkan bahwa terdapat korelasi yang negatif pada return saham di hari perdagangan Senin. Penelitian terhadap pola return saham harian juga telah banyak dilakukan di pasar modal di luar Amerika Serikat. Aggarwal dan Rivoli (1989) melakukan penelitian terhadap pola return saham harian pada 4 Bursa Efek Asia, yaitu : Hong Kong, Singapura, Malaysia dan Philipina. Hasil penelitian menunjukkan adanya efek hari perdagangan (day-of-the-weekeffect) terhadap return saham pada empat bursa saham tersebut dengan return saham pada hari perdagangan Senin lebih rendah dibandingkan dengan return saham pada hari perdagangan lainnya. Kato (1990) melakukan penelitian terhadap perilaku return saham harian di Bursa Efek Jepang, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa efek akhir pekan (weekend effect) yang Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 46 Rosita Suryaningsih terjadi di Amerika Serikat (return saham hari perdagangan Senin lebih rendah dibandingkan dengan return saham pada hari perdagangan lainnya, dan bahkan cenderung negatif) terjadi di Jepang pada hari perdagangan Selasa. Hal ini diduga bahwa terdapat hubungan antara return saham di Bursa Efek Amerika Serikat (NYSE) dengan return saham di Bursa Efek Jepang (JSE). Untuk membuktikan dugaan ini digunakan pengujian terhadap koefisien korelasi return antara dua bursa efek tersebut selama periode penelitian. Dari hasil pengujian terhadap koefisien korelasi harga saham di kedua bursa saham tersebut diperoleh kesimpulan adanya korelasi yang sangat kuat antara return hari perdagangan sebelumnya (t=-1) di Amerika Serikat dan return hari perdagangan tutup sampai buka pada hari perdagangan berikutnya (t=0) di Jepang. Clave, Ibrahim, dan Thomas (1998) melakukan penelitian terhadap pengaruh hari perdagangan terhadap return saham pada Kuala Lumpur Stock Exchange. Bukti empiris menunjukkan bahwa return saham harian terendah terjadi pada hari perdagangan Senin dan return saham harian tertinggi terjadi pada hari perdagangan Kamis. Penelitian terhadap pola return saham harian di Bursa Efek Jakarta dilakukan oleh Wibisono, Sukirno, dan Sukamto (1996), ukuran return harian menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian, periode penelitian pada tahun 1989 sampai dengan tahun 1995, hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata return pasar harian saham selama periode penelitian adalah positif pada semua hari perdagangan, kecuali return pasar pada hari perdagangan Selasa. Pada hari perdagangan Selasa return saham di Bursa Efek Jakarta adalah negatif. Eduardus Tandelilin dan Algifari (1999), melakukan penelitian terhadap pengaruh hari perdagangan terhadap return saham di Bursa Efek Jakarta untuk periode Januari sampai dengan Desember 1996 terhadap 40 saham teraktif di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return saham, return saham terendah terjadi pada hari perdagangan Senin dan return saham tertinggi terjadi pada hari perdagangan Rabu; terdapat beda return saham pada hari perdagangan yang berbeda; dan terakhir, hasil penelitian menunjukkan terdapat abnormal return pada hari perdagangan Selasa dan Rabu. Aggarwal dan Tandon (1994), Alexakis dan Xanthakis (1995) dan Balaban (1995) menemukan bahwa terdapat perbedaan pengaruh hari perdagangan terhadap return saham yang berbeda untuk negara yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan tipe dan karakteristik pasar modal di negara masing-masing. Pada tahun 2000, Taufiq Choudhry melakukan penelitian terhadap pengaruh dari hari-hari dalam seminggu terhadap pasar modal di Asia, menemukan bahwa hari-hari dalam seminggu dapat mempengaruhi return saham. B. Istilah-istilah dalam Penelitian Untuk memperjelas penelitian yang akan dilakukan, maka penulis mencoba menguraikan beberapa istilah dan pengertiannya yang akan digunakan dalam pembahasan penelitian ini selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perbedaan persepsi mengenai istilah-istilah yang digunakan didalam penelitian ini. a. Pasar Modal dan Bursa Efek Pasar Modal merupakan suatu lembaga yang mempertemukan penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi penjualan maupun pembelian instrumen finansial seperti saham atau surat-surat berharga lainnya. Menurut Wai dan Patrick dalam sebuah makalah IMF, yaitu pengantar pasar modal (Anoraga dan Piji, 2001) menyebutkan 3 pengertian tentang pasar modal: (1) Definisi yang luas, pasar modal adalah kebutuhan sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan serta Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta 47 surat-surat berharga jangka panjang dan jangka pendek, primer, dan tidak langsung, (2) Definisi dalam arti menengah, pasar modal adalah semua pasar yang terorganisasi dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun) termasuk saham-saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotek, dan tabungan, serta deposito berjangka, (3) Definisi dalam arti sempit, pasar modal adalah pasar terorganisasi yang memperdagangkan saham-saham dan obligasi dengan memakai jasa makelar, komisioner, dan underwriter. Di Indonesia, pengertian pasar modal adalah sebagaimana tertuang didalam Keputusan Presiden (Keppres) No. 52 Tahun 1976 tentang pasar modal Bab I Pasal 1 dimana disebutkan: “Pasar modal adalah Bursa Efek seperti yang dimaksud dalam Undang-undang No. 15 Tahun 1952 (Lembaran Negara, Tahun 1952 No. 67):, yaitu pengantar pasar modal (Anoraga dan Piji, 2001). Berikut ini adalah pendapat Anoraga dan Piji (2001) tentang pengertian pasar modal: Pasar modal adalah bursa-bursa perdagangan di Indonesia yang didirikan untuk perdagangan uang dan efek. Sedangkan bursa adalah gedung atau ruang yang ditetapkan sebagai kantor dan tempat kegiatan perdagangan efek. Pengertian efek disini adalah setiap saham, obligasi atau bukti lainnya, termasuk sertifikat atau surat pengganti serta bukti sementara dari surat-surat tersebut, bukti return dan suratsurat jaminan, opsi obligasi, bukti penyertaan modal atau pinjaman lainnya, serta setiap alat yang lazim dikenal sebagai efek. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yaitu pengantar pasar modal (Anoraga dan Piji, 2001) disebutkan sebagai berikut: (a) Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka, (2) Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek, (3) Penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cata yang diatur dalam undangundang ini dan peraturan pelaksanaannya, (4) Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum, (5) Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Dengan diperdagangkannya saham atau surat berharga lainnya di pasar modal, berarti masyarakat, dalam hal ini investor diberi kesempatan untuk memiliki dan menikmati return yang akan diperoleh (expected return) dari transaksi perdagangan tersebut, namun tidak menutup kemungkinan akan mengalami kerugian (loss). Setiap orang yang terlibat dalam transaksi perdagangan tersebut pasti mengharapkan keuntungan (return) dan berusaha untuk menghindari risiko (risk averse), dimana sifat alami investor adalah risk averter. b. Perantara Perdagangan Efek Transaksi pembelian dan penjualan saham/efek yang dilakukan oleh investor hanya boleh diperdagangkan melalui perantara perdagangan efek. Sedangkan yang dimaksud dengan perantara perdagangan efek adalah makelar dan komisioner. Menurut Anoraga dan Piji (2001),“Makelar adalah makelar yang dimaksud dalam KUHP yang melakukan usaha di bidang pembelian dan penjualan efek untuk kepentingan orang lain dengan memperoleh imbalan”. Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 48 Rosita Suryaningsih “Komisioner adalah komisioner yang dimaksud dalam KUHP yang melakukan usaha di bidang pembelian dan atau penjualan efek untuk diri sendiri dan atau untuk orang lain dengan memperoleh imbalan” (Anoraga dan Piji, 2001). c. Investor Menurut Sudomo (1990), yang dimaksud dengan investor adalah individu atau unit ekonomi yang menanamkan tabungannya dalam bentuk asset dengan harapan memperoleh hasil atau return di masa yang akan datang. Dalam melakukan investasi, investor juga tidak lepas dari risk (resiko). Setiap jumlah yang diinvestasikan oleh investor mengandung Risk dan Return, karena itu investor harus mempertimbangkan berbagai informasi yang tersedia di pasar dan cermat dalam menentukan strategi serta keputusan investasinya. Menurut pendapat Weston, Besley, dan Brigham (1996:5) mengenai arti penting dari investasi didefinisikan sebagai berikut: “The three main function in the investment areas are (1) sales, (2) the analysis of individual securities, and (3) determination of the optimal max of securities for a given investor” d. Risk (Resiko) dan Return Resiko (risk) adalah penyimpangan dari imbalan yang diharapkan. Definisi resiko menurut Kertonegoro (1999:146) adalah sebagai berikut: “Resiko adalah derajat kemungkinan penyimpangan nilai portfolio mendatang dari nilai yang diharapkan atau diprakirakan” Return adalah imbalan yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang atas keputusan investasi yang dilakukan oleh seorang investor. Return saham menurut Gitman (2009:228) adalah: Return is the total gain or loss experience on an investment over a given period of time. If commonly measured as the change in value plus any cash distribution during period, expressed as a percentage of the beginning of period investment value. e. Saham Saham adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu atau institusi dalam suatu perusahaan, Anaroga dan Pakarti (2000). Apabila seorang investor membeli saham, maka ia akan menjadi pemilik dan disebut sebagai pemegang saham perusahaan tersebut. Menurut Fabozzi dan Modigliani (2003:228) saham adalah: “Equity securities represent an ownership interest in a corporation. Holders of equity securities are entitled to the earnings of the corporation when those earnings are distributed in the form of dividends”. Sedangkan harga saham adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham. Sementara itu nilai intrinsik adalah nilai saham yang seharusnya terjadi (Halim, 2003:16). Saham merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan go publik yang menjadi bukti kepemilikan perusahaan. Kemampuan dari perusahaan dalam memperoleh profit sangat menentukan perkembangan fluktuasi harga saham. Apabila perusahaan mampu mendapatkan profit yang relatif tinggi, maka sangat mungkin juga dividen yang dibayarkan relatif tinggi. Jika dividen yang dibayarkan relatif tinggi, maka dapat memberikan pengaruh positif terhadap harga saham, dan membuat investor tertarik untuk membelinya. Ketika investor tertarik untuk membelinya akan menyebabkan permintaan akan saham juga meningkat dan pada akhirnya harga saham menjadi meningkat juga (Halim, 2003:8). Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta 49 f. Harga Pembukaan (Opening Price) Harga pembukaan (opening price) adalah: “The range of prices at which the first bids and offers are made or the first transaction are completed on an exchange”, situs http://www.moneycrawled.com. Jadi harga pembukaan (opening price) adalah harga yang diminta oleh penjual dan pembeli atau harga yang terjadi pada transaksi pertama pada saat jam bursa dibuka. Pada dasarnya harga pembukaan (opening price) merupakan harga penutupan (closing price) hari perdagangan sebelumnya. g. Harga Penutupan (Closing Price) Harga penutupan (closing price) adalah “Price of the last transaction of a particular stock completed during a day’s trading session on an exchange”. situs http://www.moneycrawled.com. Jadi harga penutupan (closing price) adalah harga saham yang diminta oleh penjual dan pembeli pada saat akhir hari bursa atau harga yang terjadi pada transaksi terakhir pada hari perdagangan tersebut. Harga ini akan menjadi harga pembukaan (opening price) pada hari perdagangan berikutnya. h. Indeks LQ45 Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (Liquid) tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas sahamsaham tersebut mempertimbangkan kapitalisasi pasar. (1). Kriteria Pemilihan Saham Untuk Indeks LQ45 Untuk dapat masuk dalam pemilihan, suatu saham harus memenuhi kriteria-kriteria berikut ini: (1) Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di Pasar Reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir), (2) Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir), (3) Telah tercatat di BEJ selama paling sedikit 3 bulan, (4) Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah hari transaksi di pasar Reguler. (2). Evaluasi Indeks dan Penggantian Saham Bursa Efek Jakarta secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam penghitungan Indeks LQ45. Setiap 3 bulan review pergerakan ranking saham akan digunakan dalam kalkulasi Indeks LQ45. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi Indeks LQ 45, maka saham tersebut dikeluarkan dari penghitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria. (3). Hari Dasar Indeks LQ45 Indeks LQ45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997. Hari dasar untuk penghitungannya adalah 13 Juli 1994 dengan nilai dasar 100. Untuk seleksi awal digunakan data pasar dari Juli 1993 - Juni 1994, hingga terpilih 45 emiten yang meliputi 72% dari total kapitalisasi pasar dan 72,5% dari total nilai transaksi di pasar regular, situs http://www.jsx.co.id. C. Kerangka Pemikiran Keterkaitan antara variabel independen dengan variabel dependen dijelaskan dengan bagan sebagai berikut: Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 50 Rosita Suryaningsih X1 X2 X3 X4 X5 Y Keterangan : X1 : Hari perdagangan Senin X2 : Hari perdagangan Selasa X3 : Hari perdagangan Rabu X4 : Hari perdagangan Kamis X5 : Hari perdagangan Jumat Y : Return saham harian D. Perumusan Hipotesis Perbedaan karakteristik informasi yang masuk ke pasar dan psikologis investor dari hari perdagangan satu ke hari perdagangan lainnya akan berpengaruh terhadap perilaku investor pada hari perdagangan tersebut. Perilaku investor ini akan mewarnai aktivitas perdagangan saham yang mereka lakukan di pasar modal. Aktivitas perdagangan saham antara lain dapat tercermin melalui volume perdagangan. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa indikator-indikator aktivitas perdagangan ini berpengaruh secara signifikan terhadap return saham di pasar modal. Seiring dengan perubahan perilaku investor dalam melakukan aktivitas di bursa dari hari ke hari, maka perilaku tersebut akan berpengaruh terhadap pola return saham harian. Berdasarkan argumentasi ini dirumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut: Ha1: Terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return saham di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian. Pada penelitian sebelumnya menunjukkan bukti adanya kecenderungan emiten mengumumkan berita buruk (bad news) pada akhir pekan, sehingga pada hari perdagangan Senin harga saham relatif rendah. Sedangkan berita baik (good news) perusahaan biasanya diumumkan pada hari perdagangan. Hasil penelitian lainnya diperoleh bukti bahwa hasrat individu menjual saham pada hari perdagangan Senin lebih tinggi daripada hasrat membeli, sehingga pada hari perdagangan Senin harga saham relatif rendah dibandingkan dengan harga saham pada hari perdagangan lainnya. Ini menyebabkan return pada hari perdagangan Senin cenderung negatif. Berdasarkan argumentasi ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Ha2: Terdapat beda return saham di Bursa Efek Jakarta pada setiap hari perdagangan selama periode penelitian. Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta III. 51 METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan rancangan penelitian kausal komparatif. Metode penelitian kausal komparatif adalah suatu metode yang menjelaskan hubungan sebab akibat atau pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian mengenai pengaruh hari perdagangan terhadap return saham di Bursa Efek Jakarta ini adalah dengan melakukan penelitian terhadap saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta selama periode Januari 2002 sampai dengan Desember 2002. B. Variabel dan Pengukurannya Variabel independen dalam penelitian ini adalah “Hari Perdagangan”, yaitu hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah “return saham harian” (Rt), return saham harian dihitung berdasarkan perubahan harga saham dari harga penutupan saham kemarin (closing price) terhadap harga penutupan saham hari ini. C. Definisi Operasional Variabel Variabel independen yaitu hari perdagangan (trading days) didefinisikan sebagai harihari dalam seminggu dimana transaksi penjualan maupun pembelian saham dapat dilakukan, yaitu : hari perdagangan Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat, kecuali hari libur jatuh pada hari-hari tersebut atau hari yang diliburkan oleh kebijakan pemerintah yang jatuh pada harihari tersebut. Penelitian terhadap hari perdagangan Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Jumat dilakukan dengan variabel dummy (DSEN, DSEL, DRAB, DKAM, DJUM). Nilai DSEN : 1 untuk return saham pada hari perdagangan Senin dan 0 untuk return saham pada hari perdagangan yang lain Nilai DSEL : 1 untuk return saham pada hari perdagangan Selasa dan 0 untuk return saham pada hari perdagangan yang lain Nilai DRAB : 1 untuk return saham pada hari perdagangan Rabu dan 0 untuk return saham pada hari perdagangan yang lain Nilai DKAM : 1 untuk return saham pada hari perdagangan Kamis dan 0 untuk return saham pada hari perdagangan yang lain Nilai DJUM : 1 untuk return saham pada hari perdagangan Jumat dan 0 untuk return saham pada hari perdagangan yang lain Variabel dependen dalam penelitian ini adalah “return saham harian” (Rt), return saham harian dihitung berdasarkan perubahan harga saham dari harga penutupan saham kemarin (closing price) terhadap harga penutupan saham hari ini. Harga penutupan (closing price) adalah harga saham yang diminta oleh penjual dan pembeli pada saat akhir harga bursa atau harga yang terjadi pada transaksi terakhir pada hari perdagangan tersebut. Harga ini akan menjadi harga pembukaan (opening price) pada hari perdagangan berikutnya. Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 52 Rosita Suryaningsih D. Teknik Pengumpulan Data Sumber data penelitian yang digunakan adalah sumber data sekunder, dengan metode pengumpulan data Purposive Sampling Model Instance Sampling, yaitu teknik pengumpulan data dimana sebelumnya telah ditentukan tujuannya dan sudah ada rencananya, sampel data yang dipilih adalah data yang sering muncul dalam sebuah distribusi yang memiliki kekhususan/kekhasan. Sampel data diperoleh peneliti melalui data yang tersedia di Perpustakaan Bursa Efek Jakarta, data dari situs http://www.jsx.co.id; situs http://www.ebursa.com, dan data pendukung lainnya yang relevan dengan topik penelitian yang diambil peneliti dari berbagai sumber. Data yang digunakan yaitu data saham perusahaan yang termasuk dalam LQ-45 yang selalu listing selama periode Januari 2002 sampai dengan Desember 2002. Selama periode penelitian yaitu dari Januari 2002 sampai dengan Desember 2002 terdapat 242 hari perdagangan (trading days). E. Metode Analisis Data Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software windows SPSS versi 11.5. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dapat dilakukan dengan cara analisis grafik (normal probability plot). Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data yang sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2005). 2. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi masalah autokorelasi (Santoso, 2001). Menurut Santoso (2001), untuk mendeteksi apakah terdapat autokorelasi diantara beberapa independen variable dapat dilihat dari angka Durbin-Watson dengan keputusan sebagai berikut: (a) Angka D-W dibawah -2, berarti terdapat autokorelasi positif, (b) Angka D-W diantara -2 dengan +2, berarti tidak terdapat autokorelasi, (c) Angka D-W diatas +2, berarti terdapat autokorelasi negatif. 3. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada/tidaknya multikolinieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut: nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi dan menunjukkan terjadinya multikolinieritas. Nilai cutoff yang umum dipakai adalah nilai TOLERANCE 0.10 sama dengan nilai VIF diatas 10 menunjukkan terjadinya multikolinieritas (Ghozali, 2005). 4. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta 53 variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Untuk melakukan uji heteroskedastisitas digunakan uji Glejser. Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel bebas (Gujarati, 1995) didalam Ghozali (2005). Menurut Ghozali (2005), jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. 5. Uji Hipotesis Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah, untuk hipotesis pertama (Ha1), digunakan model regresi linear estimasi. Pengujian terhadap pengaruh hari perdagangan terhadap return saham dilakukan dengan menguji koefisien regresi masingmasing variabel dummy. Jika return yang diharapkan tidak dipengaruhi oleh hari perdagangan, maka koefisien regresinya (b0,b1,b2,b3,b4) tidak berbeda dengan nol (tidak signifikan). Berdasarkan variabel dependen dan variabel independen diatas, maka model umum regresi yang akan dibentuk dan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Rt = b0DSEN + b1DSEL + b2DRAB + b3DKAM + b4DJUM + et Dimana, Rt : Return saham pada hari perdagangan t DSEN,…DJUM : Variabel dummy untuk hari perdagangan Senin sampai dengan Jumat b0,b1,b2,b3,b4 : Koefisien regresi et : Error Return saham harian (Rt) untuk setiap saham yang digunakan dalam penelitian selama tahun 2002 dihitung dengan merata-ratakan return saham harian selama satu tahun perdagangan. Banyaknya saham yang digunakan sebagai sampel adalah 31 saham, sehingga pada setiap hari perdagangan terdapat 31 return saham. Pengujian hipotesis kedua (Ha2) dengan menggunakan analisis varians (ANOVA), yaitu menguji beda return saham harian antara hari perdagangan satu dengan hari perdagangan lainnya. Untuk menguji beda return rata-rata harian ini dilakukan dengan menggunakan pengujian terhadap nilai F statistik. Return harian antara hari perdagangan yang satu dengan hari perdagangan yang lain tidak sama jika nilai F statistik berbeda dengan nol atau nilai F statistik signifikan. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskriptif Return Saham Harian Hasil perhitungan statistik deskriptif return saham harian untuk semua saham yang digunakan dalam penelitan ini, yaitu sebanyak 31 saham selama periode penelitian disajikan sebagai berikut: Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 54 Rosita Suryaningsih Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Return Saham Harian Return Senin Selasa Rabu Kamis Jumat -6,8915 2,4944010 -0,856657 2,996847 10,316160 Std. Deviasi 41,19067 27,726062 41,623496 37,219625 27,638042 CV 1696,671 768,735 1732,515 1385,301 763,861 Minimum -167,30 -60,32258 -115,3226 -84,8387 -52,09677 Maksimum 84,68 60,62500 110,9677 83,5484 60,64516 Skewness -0,895 -0,243 -0,111 0,064 -0,266 50 48 51 47 46 Rata-rata Observasi (n) Statistik deskriptif return saham harian di Bursa Efek Jakarta seperti terdapat pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa return saham harian tertinggi terjadi pada hari perdagangan Jumat, yaitu 10,316160 dan terendah terjadi pada hari perdagangan Senin, yaitu -6,8915. Variabilitas return saham harian dapat diukur dari besarnya koefisien variasi. Koefisien variasi return saham harian tertinggi dapat dilihat pada Tabel 4.1 yaitu pada hari perdagangan Rabu sebesar 1732,515. Return rata-rata saham harian pada hari perdagangan Kamis lebih tinggi daripada return rata-rata saham harian pada hari perdagangan Selasa. Namun return rata-rata saham harian pada hari perdagangan Kamis memiliki tingkat variabilitas lebih besar dibandingkan dengan return rata-rata saham harian pada hari perdagangan Selasa, hal ini ditunjukkan oleh besarnya koefisien variasi masing-masing hari perdagangan tersebut. Koefisien variasi return saham harian pada hari perdagangan Kamis adalah 1385,301 sedangkan koefisien variasi return saham harian pada hari perdagangan Selasa adalah 768,735. Jika variabilitas return saham harian ini digunakan sebagai ukuran resiko, maka return saham harian pada hari perdagangan Kamis relatif lebih beresiko dibandingkan dengan return saham harian pada hari perdagangan Selasa. Distribusi return saham harian di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian dapat dilihat dari besarnya koefisien kemencengan (skewness). Koefisien kemencengan (skewness) return saham harian pada hari perdagangan Kamis lebih besar dari nol (positif), artinya sebagian besar return saham harian pada hari perdagangan Kamis lebih tinggi daripada return rata-ratanya. Koefisien kemencengan (skewness) return saham harian pada hari perdagangan Senin, Selasa, Rabu, dan Jumat lebih kecil daripada nol (negatif), artinya sebagian besar return saham harian pada hari perdagangan Senin, Selasa, Rabu, dan Jumat lebih rendah daripada return rata-ratanya. B. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, data terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Hasil pengujian normalitas data return saham harian pada periode penelitian disajikan sebagai berikut : Gambar 4.1 Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta 55 Hasil Pengujian Normalitas Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: RT 1. 00 Expected Cum Prob . 75 . 50 . 25 0. 00 0. 00 . 25 . 50 . 75 1. 00 Observed Cum Prob Dari Gambar 4.1, terlihat titik-titik data penelitian menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. C. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Hasil pengujian autokorelasi model regresi pada periode penelitian disajikan sebagai berikut: Tabel 4.2 Hasil Pengujian Autokorelasi Model Summary(b) Model Durbin-Watson 1 1.654 a Predictors: (Constant), DJUM, DKAM, DSEL, DSEN b Dependent Variable: RT Pada tabel 4.2 memperlihatkan angka D.W sebesar 1,654. Angka D-W tersebut berada diantara -2 dengan +2, sehingga dapat dinyatakan bahwa model regresi tidak terdapat problem autokorelasi. Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 56 Rosita Suryaningsih D. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Menurut Ghozali (2005), suatu model regresi bebas dari masalah multikolinieritas jika variabel independennya memiliki nilai VIP lebih kecil dari 10 atau nilai tolerancenya lebih besar dari 10%. Hasil pengujian multikolinieritas model regresi pada periode penelitian disajikan sebagai berikut: Tabel 4.3 Hasil Pengujian Multikolinieritas Coefficients(a) Model 1 Collinearity Statistics Tolerance VIF DSEN .636 1.571 DSEL .643 1.556 DKAM .646 1.548 DJUM .649 1.540 (Constant) a Dependent Variable: RT Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari hasil perhitungan nilai tolerance tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 10%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIP) juga menunjukkan hal yang sama yaitu tidak ada satu variabel bebas yang memiliki nilai VIP lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi. E. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari kesalahan satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk melakukan uji heteroskedastisitas digunakan uji Glejser. Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel bebas (Gujarati, 1995). Menurut Ghozali (2005), jika variabel bebas signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas model regresi pada periode penelitian disajikan sebagai berikut: Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta 57 Tabel 4.4 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model B 1 (Consta nt) Std. Error 30.127 3.251 DSEN -.531 4.621 DSEL -8.175 DKAM DJUM Standardize d Coefficient s t Sig. Beta 9.266 .000 -.009 -.115 .909 4.669 -.140 -1.751 .081 -.602 4.695 -.010 -.128 .898 -8.239 4.721 -.139 -1.745 .082 a Dependent Variable: ABSUT Berdasarkan hasil tampilan output SPSS pada tabel 4.4 dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel terikat nilai Absolut Ut (AbsUt). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya heteroskedastisitas. F. Uji Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham Hasil analisis regresi berganda yang menguji pengaruh variabel independen yaitu hari perdagangan (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat) terhadap variabel dependen yaitu return saham harian dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Berganda Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 58 Rosita Suryaningsih Variables Entered/Removedb Model 1 Variables Entered DJUM, DKAM, DSEL,a DSEN Variables Removed Method . Enter a. Tolerance = .000 lim its reached. b. Dependent Variable: RT Model Summary Model 1 R .155a R Square .024 Adjusted R Square .008 Std. Error of the Estimate 35.8142639 a. Predictors: (Constant), DJUM, DKAM, DSEL, DSEN Nilai R (koefisien korelasi) sebesar 0,155 menunjukkan adanya hubungan yang lemah (p<0,5) antara variabel independen dengan variabel dependen. Pengujian ini juga menghasilkan nilai adjusted R2 sebesar 0,8%. Hal tersebut menunjukkan bahwa 0,8% dari return saham harian dapat dijelaskan oleh hari perdagangan. Sedangkan sisanya sebesar 99,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya diluar model. ANOVAb Model 1 Regres sion Residual Total Sum of Squares 7531.134 303990.8 311521.9 df 4 237 241 Mean Square 1882.784 1282.662 F 1.468 Sig. .213a a. Predic tors: (Constant), DJUM, DKAM, DSEL, DSEN b. Dependent Variable: RT Hasil uji ANOVA atau F test yang dilakukan menunjukkan nilai F hitung sebesar 1.468 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,213. Karena tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05, maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi return saham harian atau dapat dikatakan bahwa semua variabel independen (hari perdagangan) secara bersama-sama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (return saham harian). Sehingga Ha1 ditolak, atau dapat dikatakan tidak terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return saham harian di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian. Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta 59 Coefficientsa Model 1 (Constant) DSEN DSEL DKAM DJUM Unstandardized Coefficients B Std. Error -.857 5.015 -6.035 7.128 3.351 7.202 3.854 7.242 11.173 7.282 Standardized Coefficients Beta -.068 .037 .042 .122 t -.171 -.847 .465 .532 1.534 Sig. .865 .398 .642 .595 .126 a. Dependent Variable: RT Excluded Variablesb Model 1 Beta In DRAB t a . Partial Correlation Sig. . . . Collinearity Statistics Tolerance .000 a. Predictors in the Model: (Constant), DJUM, DKAM, DSEL, DSEN b. Dependent Variable: RT Hasil analisis data yang terdapat pada tabel 4.5 menunjukkan pola return saham yang terbentuk dalam penelitian ini adalah bahwa return saham harian tertinggi terjadi pada hari perdagangan Jumat, yaitu sebesar 11,173 dan return saham harian terendah terjadi pada hari perdagangan Senin yaitu sebesar -6,035. Hasil penelitian ini terdapat kesamaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Eduardus Tandelilin dan Algifari terhadap return saham di Bursa Efek Jakarta periode tahun 1996, dimana sama-sama memperoleh bukti empiris bahwa return saham harian terendah terjadi pada hari perdagangan Senin. Hasil-hasil penelitian terdahulu juga banyak yang menunjukkan bahwa return saham pada hari perdagangan Senin adalah negatif. Hal ini terjadi karena adanya kecenderungan investor melakukan aksi jual pada hari perdagangan Senin daripada aksi beli, akibatnya harga saham pada hari perdagangan Senin relatif rendah dibandingkan dengan hari perdagangan lainnya, Dimson dan Marsh (1986). Hal ini juga bisa disebabkan adanya kecenderungan para emiten mengumumkan berita-berita buruk yang dialami perusahaan pada akhir minggu (weekend), sehingga berita-berita buruk yang diserap pasar pada akhir minggu akan mempengaruhi tindakan investor dalam mengambil keputusan investasinya pada hari perdagangan Senin. Pengaruh hari perdagangan terhadap return saham di Bursa Efek Jakarta pada penelitian ini dapat dilihat dari hasil uji koefisien regresi masing-masing variabel hari perdagangan. Tabel 4.5 menunjukkan nilai uji t masing-masing hari perdagangan, berdasarkan data tersebut terbukti bahwa hari perdagangan Jumat signifikan secara statistik Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 60 Rosita Suryaningsih pada tingkat 15%, sedangkan hari perdagangan Senin, Selasa, dan Kamis tidak signifikan secara statistik. Sementara hari perdagangan Rabu dianggap sebagai excluded variable dan secara otomatis tidak dimasukkan didalam pengujian oleh program SPSS karena dianggap variabel tersebut dapat merusak model regresi yang ada atau variabel tersebut sudah diwakili oleh variabel independen lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa hanya hari perdagangan Jumat saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap return saham harian di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian. Return saham pada hari perdagangan Senin negatif, artinya pada hari perdagangan Senin investor menderita kerugian (capital loss), akan tetapi kerugian tersebut tidak signifikan. Return saham pada hari perdagangan Selasa, Kamis, dan Jumat adalah positif, artinya investor akan memperoleh keuntungan (capital gain) pada hari perdagangan Selasa, Kamis, dan Jumat. Namun keuntungan yang diperoleh pada hari Selasa dan Kamis tidak signifikan, sedangkan pada hari Jumat keuntungan yang diperoleh signifikan. Jadi dapat disimpulkan bahwa selama periode penelitian variabel hari perdagangan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap return saham harian. Setelah dilakukan observasi oleh peneliti dengan menanyakan secara langsung kepada para praktisi pasar modal, maka diperoleh informasi yang dapat menjelaskan hal tersebut, yaitu selama periode penelitian terdapat beberapa faktor yang lebih dominan dalam mempengaruhi return saham dibandingkan hari perdagangan. Isu atau rumor yang dikeluarkan oleh pihak-pihak tertentu merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi return saham di bursa selama periode penelitian, dimana rumor tersebut disampaikan oleh pihak-pihak yang tidak dapat dideteksi oleh para pelaku pasar modal. Selain itu statement yang dikeluarkan oleh pihakpihak tertentu (misalnya: pemerintah) juga sering kali dijadikan sebagai dasar pertimbangan bagi para pelaku pasar modal untuk memutuskan apakah akan membeli atau menjual saham. Faktor lain yang juga berpengaruh yaitu tingkat suku bunga deposito. Selama periode penelitian tingkat suku bunga deposito berkisar di angka 15% sehingga masyarakat cenderung memilih untuk menanamkan kelebihan dana yang dimilikinya kedalam bentuk deposito karena resiko yang dihadapi lebih kecil dibandingkan dengan jual beli saham. Hal ini juga yang membuat perdagangan saham di bursa menjadi lesu selama periode penelitian. G. Uji Beda Return Saham pada Setiap Hari Perdagangan Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan return saham harian di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian. Pengujian terhadap beda return saham harian ini dilakukan dengan menggunakan Analysis of Variance (ANOVA). Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta 61 Tabel 4.6 Hasil Uji Beda Return Saham Harian a Le vene's Test of Equa lity of Error Va riances Dependent Variable: RE TURN F 1.642 df1 df2 237 4 Sig. .164 Tests the null hypothes is that t he error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Int ercept+GROUP Tests of Betw een-Subjects Effects Dependent Variable: RETURN Type III Sum Source of Squares Corrected Model 7531.134a Intercept 627.813 GROUP 7531.134 Error 303990.776 Total 312019.073 Corrected Total 311521.910 df 4 1 4 237 242 241 Mean Square 1882.784 627.813 1882.784 1282.662 F 1.468 .489 1.468 Sig. .213 .485 .213 a. R Squared = .024 (Adjusted R Squared = .008) Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 62 Rosita Suryaningsih Multiple Comparisons Dependent Variable: RETURN Tukey HSD (I) GROUP 1 2 3 4 5 Bonferroni 1 2 3 4 5 (J) GROUP 2 3 4 5 1 3 4 5 1 2 4 5 1 2 3 5 1 2 3 4 2 3 4 5 1 3 4 5 1 2 4 5 1 2 3 5 1 2 3 4 Mean Difference (I-J) -9.3859 -6.0348 -9.8883 -17.2077* 9.3859 3.3511 -.5024 -7.8218 6.0348 -3.3511 -3.8535 -11.1728 9.8883 .5024 3.8535 -7.3193 17.2077* 7.8218 11.1728 7.3193 -9.3859 -6.0348 -9.8883 -17.2077 9.3859 3.3511 -.5024 -7.8218 6.0348 -3.3511 -3.8535 -11.1728 9.8883 .5024 3.8535 -7.3193 17.2077 7.8218 11.1728 7.3193 Std. Error 7.23708 7.12765 7.27626 7.31691 7.23708 7.20225 7.34934 7.38959 7.12765 7.20225 7.24161 7.28246 7.27626 7.34934 7.24161 7.42796 7.31691 7.38959 7.28246 7.42796 7.23708 7.12765 7.27626 7.31691 7.23708 7.20225 7.34934 7.38959 7.12765 7.20225 7.24161 7.28246 7.27626 7.34934 7.24161 7.42796 7.31691 7.38959 7.28246 7.42796 Sig. .693 .916 .654 .133 .693 .990 1.000 .827 .916 .990 .984 .541 .654 1.000 .984 .862 .133 .827 .541 .862 1.000 1.000 1.000 .195 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 .195 1.000 1.000 1.000 85% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -25.9972 7.2254 -22.3950 10.3253 -26.5896 6.8129 -34.0022 -.4131 -7.2254 25.9972 -13.1803 19.8824 -17.3714 16.3665 -24.7831 9.1396 -10.3253 22.3950 -19.8824 13.1803 -20.4752 12.7682 -27.8883 5.5426 -6.8129 26.5896 -16.3665 17.3714 -12.7682 20.4752 -24.3687 9.7301 .4131 34.0022 -9.1396 24.7831 -5.5426 27.8883 -9.7301 24.3687 -27.1185 8.3468 -23.4994 11.4297 -27.7170 7.9403 -35.1359 .7206 -8.3468 27.1185 -14.2962 20.9984 -18.5102 17.5053 -25.9281 10.2846 -11.4297 23.4994 -20.9984 14.2962 -21.5972 13.8902 -29.0166 6.6710 -7.9403 27.7170 -17.5053 18.5102 -13.8902 21.5972 -25.5197 10.8810 -.7206 35.1359 -10.2846 25.9281 -6.6710 29.0166 -10.8810 25.5197 Based on observed means. *. The mean difference is s ignificant at the .15 level. Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta 63 RETURN Subset GROUP Tukey HSDa,b,c1 3 2 4 5 Sig. N 50 51 48 47 46 1 -6.8915 -.8567 2.4944 2.9968 .656 2 10.3162 .542 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 1282.662. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 48.329. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of 1282.662. the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c. Alpha = .15. Hasil uji levene test pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai F test sebesar 1,642 dan tidak signifikan pada tingkat signikansi 15%, yang mengindikasikan bahwa variance tidak sama, yang berarti tidak menyalahi asumsi ANOVA. Oleh karena itu kita dapat melanjutkan analisis. Dari output SPSS terlihat bahwa nilai F hitung untuk variabel intercept sebesar 0,489 dan tidak signifikan pada 0,15 begitu juga dengan variabel group dengan nilai F hitung 1,468 dan tidak signifikan pada 0,15. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada return saham harian di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian, sehingga Ha2 ditolak. Besarnya adjusted R squared = 0,008 yang berarti variabilitas return saham harian yang dapat dijelaskan oleh variabilitas hari perdagangan sebesar 0,8%. Hasil Tukey HSD maupun Bonferoni menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara return saham harian pada setiap hari perdagangan. Oleh karena tidak terdapat perbedaan antara return saham harian pada hari perdagangan Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis maka berada pada satu subset kolom, sedangkan return saham harian pada hari perdagangan Jumat berbeda dengan hari perdagangan lainnya, maka ada pada subset sendiri di kolom kedua. V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Pengaruh hari perdagangan terhadap return saham di Bursa Efek Jakarta pada penelitian ini dapat dilihat dari hasil uji koefisien regresi masing-masing variabel hari perdagangan. Tabel 4.5 menunjukkan nilai uji t masing-masing hari perdagangan, berdasarkan data tersebut terbukti bahwa hari perdagangan Jumat signifikan secara statistik pada tingkat 15%, sedangkan hari perdagangan Senin, Selasa, dan Kamis tidak signifikan secara statistik. Jadi Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 64 Rosita Suryaningsih dapat disimpulkan bahwa selama periode penelitian variabel hari perdagangan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap return saham harian. Setelah dilakukan observasi oleh peneliti dengan menanyakan secara langsung kepada para praktisi pasar modal, maka diperoleh informasi yang dapat menjelaskan hal tersebut, yaitu selama periode penelitian terdapat beberapa faktor yang lebih dominan dalam mempengaruhi return saham dibandingkan hari perdagangan. Isu atau rumor yang dikeluarkan oleh pihak-pihak tertentu merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi return saham di bursa selama periode penelitian, dimana rumor tersebut disampaikan oleh pihak-pihak yang tidak dapat dideteksi oleh para pelaku pasar modal. Selain itu statement yang dikeluarkan oleh pihak-pihak tertentu termasuk pemerintah juga sering kali dijadikan sebagai dasar pertimbangan bagi para pelaku pasar modal untuk memutuskan apakah akan membeli atau menjual saham. Faktor lain yang juga berpengaruh tetapi tidak terlalu dominan yaitu tingkat suku bunga deposito. Selama periode penelitian tingkat suku bunga deposito berkisar di angka 15% sehingga masyarakat cenderung memilih untuk menanamkan kelebihan dana yang dimilikinya ke dalam bentuk deposito karena resiko yang dihadapi lebih kecil dibandingkan dengan jual beli saham. Hal ini juga yang membuat perdagangan saham di bursa menjadi lesu selama periode penelitian. Berdasarkan pernyataan tersebut maka Ha1 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh hari perdagangan terhadap return saham di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian ditolak. Sedangkan kesimpulan ke (2) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada return saham harian di Bursa Efek Jakarta selama periode penelitian, sehingga Ha2 yang menyatakan bahwa terdapat beda return saham di Bursa Efek Jakarta pada setiap hari perdagangan selama periode penelitian ditolak. B. Implikasi Dari hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa variabel hari perdagangan tidak lagi berpengaruh terhadap return saham harian di bursa. Hal ini disebabkan adanya faktor lain yang lebih dominan yaitu isu atau rumor yang dikeluarkan oleh pihak-pihak tertentu. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para pelaku pasar modal sehingga dapat bertindak dengan lebih bijaksana. Diharapkan para pelaku pasar modal dapat menyadari bahwa trend terakhir yang berkembang yaitu faktor-faktor fundamental yang pada periode sebelum penelitian menjadi faktor yang dominan dalam mempengaruhi return saham harian, tetapi sekarang tidak lagi. Dengan penelitian ini juga diharapkan agar informasi ini dapat bermanfaat bagi kepentingan para investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi. Sehingga dalam memutuskan untuk menjual atau membeli saham, para pelaku pasar modal harus melihat pada trend yang berkembang di pasar, selain harus tetap memperhatikan faktor-faktor fundamental lainnya yang dapat mempengaruhi return saham harian. Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta 65 C. Saran untuk Penelitian Selanjutnya Beberapa hal yang disarankan oleh peneliti untuk para peneliti selanjutnya, yaitu: (1) Sebaiknya untuk penelitian yang akan datang dapat dilakukan dengan memperpanjang periode penelitian, sehingga dapat memberikan hasil yang lebih dapat digeneralisasi, (2) Objek penelitian yang digunakan dapat diperbanyak, tidak hanya perusahaan yang sahamnya masuk dalam LQ 45 sehingga data yang diperoleh dapat lebih mewakili perdagangan saham yang terjadi di bursa. VI. REFERENSI Abraham, Abraham, and David L. Ikenberry, “The Individual Investor and Weekend Effect”, Journal of Financial and Quantitative Analysis,Vol. 29, No.2, June 1994. Alexakis, P, and M. Xanthakis, “Day of the Week Effect on the Greek Stock Market”, Applied Financial Economics, 10 (2), 177-184, 1995 Anoraga, Pandji, dan Piji Pakarti, “Pengantar Pasar Modal”, Jakarta, PT Rineka Cipta. ISBN: 979-518-273-0, 2001 Brusa, Liu, and Craigh Schulman, “The Weekend Effect, ‘Reverse’ Weekend Effect, and Firm Size”, Journal of Business & Accounting, 27 (5) & (6), 2000. Choudhry, Taufiq, “Day of-the-Week Effect in Emerging Asian Stock Markets: Evidence from the GARCH Model”, Applied Financial Economics (AFE), Vol. 10, Iss. 3, 2000. Clave, Ibrahim, and Thomas, “The Impact of Settlement Procedureson Day-of-the-Week Effect: Evidence from Kualalumpur Stock Exchange”, Journal of Business Finance and Accounting, April/May 1998. Dimson, Elroy, and P. Louvet, “The Day-of-the-Week Effect: The International Evidence”, Journal of Bankingand Finance, Vol. 20, 1996. Dyl, Edward A., and Edwin D. Maberly, “A Possible Explaination of The Weekend Effect”, Finance Analysis Journal, Vol. 44, 1988. Fabozzi, Frank J. and Franco M., Capital Market 3rd ed, Prentice Hall, New Jersey,2003 Gibbson, Michail R., and Patrick Hess, “Day of The Week Effect and Asset Return”, Journal of Business, Vol. 54, 1981. Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2001. Halim, A., Analisis Investasi 1st ed, Salemba Empat, Jakarta, 2003. http://www.e-bursa.com http://www.jsx.co.id http://www.mainsaham.com http://www.moneycrawled.com Jaffe, J., dan R. Westerfield, “The Weekend Effect in Common Stock Returns: The International Evidence”, Journal of Finance, 40 June 1985. Kato, Kiyoshi, “Weekly Pattern in Japanese Stock Exchange”, Management Science, Vol. 36, No. 9, 1990. Keim, D., dan Stambaugh, “a Further Investigation of the Weekend Effect in Stock Return”, Journal of Finance, Vol. 39, July 1984, 819-835. Lakonishok, Josef dan Edwin Maberly, “The Weekend Effect: Trading Patterns of Individual and Institutional Investors”, Journal of Finance, Vol. 45, 1990. Miller, E., “Why the Weekend Effect ?”, Journal of Portofolio Management, 14, 1988. Santoso, Singgih, “SPSS Statistik Parametrik”, PT Gramedia, Jakarta, 2000. Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010 66 Rosita Suryaningsih Solnik, B., and L. Bousquet, “Day of the week effect on Paris Bourse”, Journal of Banking and Finance, 14, 461-468, 1990. Tandelilin, Eduardus, dan Algifari, “Pengaruh Hari Perdagangan Terhadap Return Saham di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 14, No. 4, 1999. Weston, Besley, and Eugene F., Brigham, “Essential of Managerial Finance”, Florida, The Dryden Press, 1996. Ultima Accounting Vol 2. No.1. Juni 2010